Lampiran 1. Ringkasan Pengkajian Keamanan Pangan Jagung PRG MON event 88017 I. Pendahuluan Jagung PRG event MON 88017 merupakan jagung produk rekayasa genetik dari perusahaan Monsanto. Jagung PRG event MON 88017 memproduksi protein 5-enolpyruvylshikimate-3-phosphate synthase dari Agrobacterium sp. strain CP4 (CP4 EPSPS) yang memberikan toleransi terhadap herbisida glifosat, dan protein Cry3Bb1 dari Bacillus thuringiensis (subspecies kumamotoensis) yang telah dimodifikasi yang bertanggung jawab dalam ketahanan terhadap serangga Coleoptera khususnya corn rootworm (Diabrotica spp; Diabrotica barberi yang disebut northern corn rootworm dan D. virgifera yang dikenal dengan nama western corn rootworm). Jagung PRG event MON 88017 disetujui di Amerika Serikat tahun 2005 oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) dan Badan Pengawas Pangan dan Obat Amerika Serikat (US FDA). Jagung PRG event MON 88017 telah memperoleh sertifikat keamanan lingkungan di Argentina, Brazil, Kanada, Jepang dan Amerika Serikat dan sertifikat keamanan pangan/pakan di Australia, Brasil, Kanada, Kolombia, Uni Eropa, Jepang, Korea, Meksiko, Filipina, Federasi Rusia, Singapura, Afrika Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat. Pengkajian keamanan pangan jagung PRG event MON 88017 dilakukan berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.03.1.23.03.12.1563 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengkajian Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik yang telah diubah oleh Peraturan Kepala Badan POM Nomor 19 Tahun 2016 dan surat penugasan Ketua Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik kepada Wakil Ketua Bidang Keamanan Pangan KKH PRG Nomor B-38/KKH PRG/04/2016 tanggal 26 April 2016 perihal Penugasan Pengkajian Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG) Komoditas Jagung PRG event MON 88017. TTKH telah melakukan pengkajian keamanan pangan jagung PRG event MON 88017 berdasarkan informasi genetik dan informasi keamanan pangan yang terdiri atas kesepadanan substansial, alergenisitas, dan toksisitas sebagaimana diuraikan di bawah ini. II. Informasi Genetik II.1. Elemen Genetik Jagung PRG event MON 88017 mengandung dua gen interes, promoter dan terminator yaitu: 1. Gen cry3Bb1 dan cp4 epsps. Gen cry3Bb1 menyandi protein Cry3Bb1 yang bertanggung jawab dalam ketahanan terhadap serangga Coleoptera khususnya corn rootworm (Diabrotica spp; Diabrotica barberi yang disebut northern corn rootworm dan D. virgifera yang dikenal dengan nama western corn rootworm); sedangkan gen cp4 epsps menyandi protein CP4 EPSPS alami yang berfungsi untuk toleransi terhadap herbisida glifosat. 2. Promoter E35S untuk gen cry3Bb1 dan P-ract1 untuk gen cp4 epsps.
3
3. Terminator epsps.
untuk gen cry3Bb1 dan NOS untuk gen cp4
II.2. Sumber Gen Gen cry3Bb1 berasal dari bakteri tanah Bacillus thuringiensis subsp. kumamotoensis strain EG4691. Promoter E35S berasal dari cauliflower mosaic virus. gen hsp17.3 yang menyandi protein heat shock pada gandum (Triticum aestivum). Gen cp4 epsps diisolasi dari Agrobacterium sp strain CP4. Promoter P-ract1 berasal dari gen penyandi protein actin dari tanaman padi. Terminator NOS (nopaline synthase) berasal dari bakteri Agrobacterium tumefaciens. II.3. Sistem Transformasi Jagung PRG event MON 88017 dirakit melalui metode transformasi yang dimediasi oleh Agrobacterium tumefaciens pada eksplan embrio belum masak dari jagung hibrida galur LH198 menggunakan vektor plasmid PVZMIR39. Plasmid PV-ZMIR39 tersebut membawa gen cry3Bb1 dengan promoter Cauliflower mosaic virus (CaMV) E35S, dan terminator serta gen cp4 epsps dengan promoter P-ract1 dan terminator NOS. II.4. Stabilitas Genetik Data dari analisis Southern Blot menunjukkan bahwa jagung PRG event MON 88017 mengandung satu kopi sisipan gen cry3Bb1 dan cp4 epsps. Selain itu, melalui analisis Southern Blot ditemukan hasil yang penting yaitu tidak dideteksinya fragmen backbone dari plasmid PV-ZMIR39. Hasil analisis segregasi dan stabilitas jagung PRG event MON 88017 menunjukkan bahwa gen cry3Bb1 dan gen cp4 epsps stabil sampai 7 generasi; serta pewarisan sifat mengikuti prinsip segregasi Mendel. Berdasarkan kajian informasi genetik dapat disimpulkan bahwa: 1. Jagung PRG event MON 88017 mengandung satu kopi sisipan gen cry3Bb1 dan cp4 epsps; 2. Jagung PRG event MON 88017 tidak mengandung fragmen backbone dari plasmid PV-ZMIR39; 3. Gen interes cry3Bb1 dan cp4 epsps yang diintroduksikan ke jagung PRG event MON 88017 masih stabil sampai 7 generasi dan diwariskan mengikuti hukum Mendel;
4
III. Informasi Keamanan Pangan III.1 Kesepadanan Substansial Pengkajian kesepadanan substansial dari jagung PRG event MON 88017 dilakukan dengan mempelajari dokumen berikut: Evaluation of the Composition of Forage and Grain Collected from MON 88017 Corn Grown in 2002 U.S. Field Trials (Melinda C. McCann, William A. Trujillo, and Roy Sorbet, Monsanto Company Product Safety Center, 800 North Lindbergh Blvd, St. Louis, MO 63167, September 12, 2003, MSL #18661) Materi yang digunakan untuk uji kesepadanan substansial adalah tanaman jagung PRG event MON 88017, jagung non PRG sebagai kontrol, dan empat jenis jagung hibrida komersial non PRG lainnya sebagai pembanding. Jagung ditanam di tiga lokasi masing-masing di negara bagian Iowa (IA), Illinois (Il) dan Nebraska (NE) di USA selama musim tanam tahun 2002. Di setiap lokasi, jagung ditanam mengikuti rancangan randomized complete block design dengan tiga ulangan per lokasi. Semua tanaman memperoleh perlakuan dan aplikasi herbisida Roundup UltraMAX. Setelah dipanen, komposisi biji jagung (grain) dan seluruh bagian tanaman jagung (forage) dianalisis di laboratorium Covance Laboratories Inc. 3301 Kinsman Boulevard Madison, WI 53704. Covance Laboratories sudah mengikuti EPA (Environmental Protection Agency) GLP Standards, dan 40 CFR 160. Biji jagung dianalisis untuk kadar proksimat (air, protein, lemak, abu, dan karbohidrat dihitung by-difference), ADF (acid detergent fiber), NDF (neutral detergent fiber), TDF (total dietary fiber), asam amino, asam lemak, mineral (kalsium, tembaga, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, natrium, dan seng), vitamin (B1, B2, B6, E, niasin, dan asam folat), anti gizi (asam fitat dan rafinosa), dan metabolit sekunder (furfural, asam ferulat, dan asam pkumarat). Tanaman jagung dianalisis untuk kadar proksimat (air, protein, lemak, abu, dan karbohidrat dihitung by-difference), ADF, NDF, dan mineral (kalsium dan fosfor). Hasil analisis komposisi baik untuk biji jagung maupun untuk tanaman jagung menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata antara jagung PRG event MON 88017 dengan jagung non PRG kontrol maupun dengan jagung komersial lainnya. Pada umumnya komposisi jagung PRG event MON 88017 masuk ke dalam kisaran komposisi jagung hibrida komersial. Berdasarkan hasil pengkajian kesepadanan substansial di atas dapat disimpulkan bahwa jagung PRG event MON 88017 sepadan secara substansial dengan jagung non PRG. III.2. Alergenisitas Keamanan protein CP4 EPSPS dan Cry3Bb1 telah dikaji dan disetujui oleh US FDA. Pengkajian alergenisitas protein CP4 EPSPS dan Cry3Bb1 dilakukan dengan analisis bioinformatika, konsentrasi protein, dan stabilitas protein.
5
III.2.1. Analisis Bioinformatika Analisis bioinformatika kemiripan sekuen protein Cry3Bb1 dan CP4 EPSPS dilakukan menggunakan database protein (AD4, ALLPEPTIDES, TOXIN5) dengan perangkat FASTA. Hasilnya menunjukkan, tidak ada kemiripan (homologi struktural dan/atau fungsional) antara kedua protein dengan protein alergen pada database. Pemeriksaan dari delapan asam amino berurutan tidak menunjukkan kesamaan yang signifikan antara protein Cry3Bb1 dan CP4 EPSPS dengan alergen yang berkaitan. Untuk data kemiripan dengan toksin, kesamaan terbesar yang diamati adalah terhadap protein kristal pestisida Cry3Bb (Nomor akses Q06117), sebuah isoform protein Cry3Bb1 yang diproduksi oleh Bacillus thuringiensis. Selain itu tidak ada kesamaan struktural antara protein Cry3Bb1 dan setiap protein toksin yang diketahui aktif secara farmakologi dan dikenal relevan dengan kesehatan manusia atau hewan. III.2.2 Konsentrasi Protein CP4 EPSPS dan Cry3Bb1 Kadar protein CP4 EPSPS dan Cry3Bb1 pada jaringan jagung PRG event MON 88017 ditentukan menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Kadar protein CP4 EPSPS dan Cry3Bb1 didalam biji jagung PRG event MON 88017 ditemukan masing-masing sebesar 0,00144% dan 0,01199% dari total protein jagung. Dalam hal ini, kedua protein hasil ekspresi mewakili bagian yang sangat kecil dari total protein dalam biji jagung event MON 88017. III.2.3 Stabilitas Protein Stabilitas protein CP4 EPSPS dan Cry3Bb1 diuji daya cernanya secara in vitro menggunakan simulasi cairan lambung (SGF) dan simulasi cairan usus (SIF). Jumlah protein CP4 EPSPS dan Cry3Bb1 yang dihasilkan oleh tanaman jagung sangat sedikit, sehingga untuk keperluan pengujian stabilitas protein digunakan protein yang diproduksi pada Escherichia coli. Karakterisasi protein CP4 EPSPS dan Cry3Bb1 yang diekspresikan di dalam tanaman dan bakteri E. coli dilakukan melalui SDS PAGE, Western Blot, analisis sekuen N-terminal, analisis glikosilasi, analisis aktivitas, dan penentuan massa menggunakan MALDITOF-MS. Hasil analisis menunjukkan kesamaan protein yang diproduksi tanaman jagung PRG event MON 88017 dan E. coli. (Bonner et al, 2003 a dan Bonner et al, 2003 b). Berdasarkan analisis SDS PAGE dan Western Blot, 98% protein CP4 EPSPS pada kondisi simulasi cairan lambung (SGF), terdegradasi dalam waktu 15 detik dan aktivitasnya turun dibawah 10%. Sedangkan dalam kondisi simulasi cairan usus (SIF), 50% protein CP4 EPSPS terdegradasi dalam waktu kurang dari 10 menit (Harrison et al., 1996).
6
Berdasarkan analisis SDS PAGE dan Western Blot menunjukkan bahwa 99,8% protein Cry3Bb1 terdegradasi di SGF dalam waktu 15 detik, dan 99,5% protein Cry3Bb1 terdegradasi di SIF dalam waktu 1 menit. Berdasarkan pengkajian analisis bioinformatika, konsentrasi protein dan stabilitas protein dapat disimpulkan bahwa protein CP4 EPSPS dan Cry3Bb1 tidak menunjukkan kesamaan struktur dan fungsi dengan alergen, konsentrasinya sangat kecil, dan mudah dicerna. Oleh karena itu, kedua protein tidak menunjukkan adanya potensi menimbulkan alergi.
III.3 Toksisitas Pengujian toksisitas telah dilakukan terhadap protein CP4 EPSPS dan Cry3Bb1 yang dihasilkan oleh jagung PRG event MON 88017 di laboratorium yang menerapkan GLP. III.3.1 Toksisitas Akut Protein CP4 EPSPS Jumlah protein CP4 EPSPS yang dihasilkan oleh tanaman jagung sangat sedikit, sehingga untuk keperluan pengujian toksisitas akut protein digunakan protein yang diproduksi pada E. coli. Hasil analisis menunjukkan kesamaan protein yang diproduksi tanaman jagung PRG event MON 88017 dan E. coli. (Bonner et al, 2003 b). Pengujian toksisitas akut protein CP4 EPSPS telah dilakukan dan hasilnya telah dilaporkan (Harrison et al, 1996). Bahan yang diuji berupa protein CP4 EPSPS murni yang dilarutkan dalam larutan dapar Nabikarbonat 50 mM. Sebagai kontrol digunakan bovine serum albumin (BSA) yang juga dilarutkan dalam larutan dapar Na-bikarbonat 50 mM. Hewan percobaan yang digunakan adalah 50 ekor mencit (Albino mice) jantan strain CD-1 berumur sekitar 5,5 minggu dengan berat badan sekitar 25,2 - 29,8 g dan 50 ekor mencit betina strain CD-1 berumur sekitar 7 minggu dengan berat badan sekitar 22,7 - 27,2 g; berasal dari Charles River Breeding Laboratory, Portage, MI. Semua mencit ditempatkan dalam kandang stainless steel secara individual, baik selama masa aklimatisasi maupun selama studi dilaksanakan. Semua kandang ditempatkan dalam ruangan dengan suhu 22 25oC, dengan pencahayaan selama 12 jam terang 12 jam gelap. Ransum yang berupa Purina Certified Rodent Chow # 5002 (Purina Mill, Inc.), diberikan secara ad libitum selama pengujian berlangsung. Air minum yang juga diberikan secara ad libitum selama studi berlangsung berupa air keran (St Louis public water supply). Sebanyak 50 ekor mencit jantan dan 50 ekor betina dibagi menjadi lima kelompok: kelompok 1 diberi cekokan larutan dapar Na-bikarbonat 50 mM, dengan dosis 33,33 ml/kg BB; kelompok 2 diberi cekokan larutan BSA, dengan dosis 363 mg/kg BB; kelompok 3 diberi cekokan larutan protein CP4 EPSPS, dengan dosis 40 mg/kg BB; kelompok 4 diberi
7
cekokan larutan protein CP4 EPSPS, dengan dosis 100 mg/kg BB; dan kelompok 5 diberi cekokan larutan protein CP4 EPSPS, dengan dosis 400 mg/kg BB. Pemberian bahan uji atau kontrol hanya dilakukan sekali, yaitu pada hari ke-1 dan pengujian berlangsung selama 8 hari. Pengamatan terhadap adanya kematian atau mencit yang sakit dilakukan sehari dua kali, yaitu pada pagi dan sore hari, selama pengujian berlangsung. Observasi secara detil untuk memeriksa adanya tandatanda keracunan dilakukan pada hari ke-7. Penimbangan berat badan dilakukan dua kali yaitu pada hari ke-0 dan hari ke-7. Pengamatan jumlah konsumsi ransum dilakukan setiap hari, mulai hari ke-1 sampai hari ke-7. Pada hari ke-8 atau ke-9 semua mencit dimatikan, kemudian dilakukan pengamatan terhadap organ dalam (gross necropsy). Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada semua kelompok: (1) tidak terdapat mencit yang mati selama percobaan berlangsung; (2) tidak terdapat kelainan klinis pada mencit; (3) tidak ditemukan perbedaan nyata dalam hal jumlah konsumsi ransum dan berat badan antar kelompok; (4) tidak ditemukan adanya kelainan pada organ dalam mencit. Berdasarkan pengujian tersebut disimpulkan bahwa tidak terdapat efek toksik pada mencit akibat pemberian protein CP4 EPSPS sampai dosis 400 mg/kg BB. III.3.2 Toksisitas Akut Protein Cry3Bb1 Jumlah protein Cry3Bb1 yang dihasilkan oleh tanaman jagung sangat sedikit, sehingga untuk keperluan pengujian toksisitas akut protein digunakan protein yang diproduksi pada E. coli. Hasil analisis menunjukkan kesamaan protein yang diproduksi tanaman jagung PRG event MON 88017 dan E. coli. (Bonner et al, 2003 a). Pengujian toksisitas akut protein Cry3Bb1 telah dilakukan dan hasilnya telah dilaporkan (Kaempfe and Bonner, 2003). Bahan yang diuji berupa protein Cry3Bb1 murni yang dilarutkan dalam larutan dapar Na-bikarbonat 50 mM. Sebagai kontrol digunakan bovine serum albumin (BSA) yang juga dilarutkan dalam larutan dapar Na-bikarbonat 50 mM. Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit jantan dan betina (Albino mice) strain CD-1 dengan berat badan sekitar 25-35 g, berasal dari Charles River Breeding Laboratory, Portage, MI. Semua mencit ditempatkan dalam kandang stainless steel secara individual, baik selama masa aklimatisasi maupun selama studi dilaksanakan. Semua kandang ditempatkan dalam ruangan dengan suhu 22 25 oC, dengan pencahayaan selama 12 jam terang 12 jam gelap, kelembaban 50 ± 20%. Ransum yang berupa Purina Certified Rodent Meal # 5002 (Purina Mill, Inc.) diberikan secara ad libitum selama pengujian berlangsung. Air minum yang juga diberikan secara ad libitum selama studi berlangsung berupa air keran.
8
Sebanyak 20 ekor mencit jantan dan 20 ekor mencit betina dibagi masingmasing menjadi dua kelompok: kelompok 1 diberi cekokan larutan BSA 3000 mg/kg BB (33.3 ml/kg BB) dalam larutan dapar Na-bikarbonat; dan kelompok 2 diberi cekokan larutan protein Cry3Bb1 dengan dosis 3000 mg/kg BB (33.3 ml/kg BB) dalam larutan dapar Na-bikarbonat. Pemberian bahan uji atau kontrol hanya dilakukan sekali, yaitu pada hari ke-1 dan pengujian berlangsung selama 14 hari. Pengamatan terhadap adanya kematian atau mencit yang sakit dilakukan setiap hari, selama pengujian berlangsung. Penimbangan berat badan dan pengamatan jumlah konsumsi ransum dilakukan tiga kali yaitu pada hari ke-0, 7 dan 14. Pada hari ke-14 semua mencit dimatikan, kemudian dilakukan pengamatan terhadap organ dalam (gross necropsy). Hasil pengujian menunjukkan bahwa: (1) tidak terdapat mencit yang mati selama percobaan berlangsung; (2) tidak terdapat kelainan klinis pada mencit; (3) tidak ditemukan perbedaan nyata dalam hal jumlah konsumsi ransum dan berat badan kedua kelompok; (4) tidak ditemukan adanya kelainan pada organ dalam mencit. Berdasarkan pengujian tersebut disimpulkan bahwa tidak terdapat efek toksik pada mencit akibat pemberian protein Cry3Bb1 sampai dosis 3000 mg/kg BB. IV. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengkajian tentang informasi genetik, kesepadanan substansial, alergenisitas, dan toksisitas disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Jagung PRG event MON 88017 mengandung satu kopi sisipan gen cry3Bb1 dan cp4 epsps; tidak mengandung fragmen backbone dari plasmid PV-ZMIR39; gen interes cry3Bb1 dan cp4 epsps yang diintroduksikan ke jagung PRG event MON 88017 masih stabil sampai 7 generasi dan diwariskan mengikuti hukum Mendel. 2. Jagung PRG event MON 88017 sepadan secara substansial dengan jagung non PRG; tidak menunjukkan adanya potensi menimbulkan alergi; dan termasuk ke dalam golongan bahan yang tidak toksik. 3. TTKH menilai bahwa jagung PRG event MON 88017 yang diajukan adalah aman untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan. 4. Apabila kemudian ditemukan data dan informasi baru yang tidak sesuai dengan data keamanan pangan yang diperoleh hingga saat ini, maka status keamanan pangan jagung PRG event MON 88017 perlu dikaji ulang. 5. Apabila setelah ditetapkan aman pangan, kemudian produk tersebut terbukti menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia maka pemohon wajib melakukan tindakan pengendalian dan penanggulangan, serta menarik jagung PRG event MON 88017 dari peredaran. 6. Jagung PRG event MON 88017 tidak boleh digunakan sebagai pakan ternak sampai memperoleh sertifikat aman pakan.
9
7. Jagung PRG event MON 88017 tidak boleh dibudidayakan sampai ditetapkan aman lingkungan. III. Daftar Acuan Bonner HKS, T Ganguly, AP Vaughn and RE Hileman, 2003a. Assessment of the Physicochemical and Functional Equivalence of the Cry3Bb1.pvzmir39 Protein Produced in Grain of MON 88017 Corn to the E. coli-Produced Cry3Bb1.pvzmir39 Protein. Report no. MSL-18816. Performing Laboratory: Monsanto Company, Product Characterization Center, 800 North Lindbergh Boulevard, Saint Louis, Missouri 63167. Report Completed on November 21, 2003. Bonner HKS, T Ganguly, AP Vaughn, JL Lee and RE Hileman, 2003b. Assessment of the Physicochemical and Functional Equivalence of the CP4 EPSPS Protein Produced in Grain of MON 88017 Corn and the E. coli-Produced CP4 EPSPS Protein. Laboratory Proiect ID. MSL Number: 18815 Performing Laboratory: Monsanto Company, Product Characterization Center, 800 North Lindbergh Boulevard, Saint Louis, Missouri 63167. Report Completed on November 19, 2003. Harrison LA, MR Bailey, MW Naylor, JE Ream, BG Hammond, DL Nida, BL Burlette, TE Nickson, TA Mitsky, ML Taylor, RL Fuchs, and SR. Padgette, 1996. The expressed protein in glyphosate-tolerant soybean, 5-enolypyruvylshikimate-3-phosphate synthase from Agrobacterium sp. Strain CP4, is rapidly digested in vitro and is not toxic to acutely gavaged mice. J Nutr, 126: 728-740. Kaempfe T A., H.K.S. Bonner. 2003. An acute oral toxicity study in mice with E. Coli produced Cry3Bb1.pvzmir39 protein. Report no. MSL-18711. Job/Project no. SB-2003-002.Performing Laboratory: Monsanto Company, Product Characterization Center, 800 North Lindbergh Boulevard, Saint Louis, Missouri 63167. Report Completed onSeptember 26, 2003. Melinda C. McCann, William A. Trujillo, and Roy Sorbet. 2003. Evaluation of the Composition of Forage and Grain Collected from MON 88017 Corn Grown in 2002 U.S. Field Trials. Monsanto Company Product Safety Center, 800 North Lindbergh Blvd, St. Louis, MO 63167, September 12, 2003, MSL #18661)
10
Lampiran 2. Tim Kecil Tim Teknis Keamanan Hayati (TTKH) Bidang Keamanan Pangan dan TTKH Bidang Keamanan Pangan.
Tim Kecil TTKH Bidang Keamanan Pangan 1. Informasi Genetik Dr. M. Herman Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan - Balai Besar BIOGEN, Balitbang Pertanian, Kementerian Pertanian 2. Keamanan Pangan Kesepadanan Substansial Prof. Dr. Ir. Dedi Fardiaz, M.Sc. Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan - Institut Pertanian Bogor Alergenisitas Prof. Dr. Ir. Maggy T. Suhartono Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan - Institut Pertanian Bogor Toksisitas - Prof. Dr. Ir. Deddy Muchtadi, MS Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan - Institut Pertanian Bogor - Dr. Ir. Endang Prangdimurti, M.Si Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan - Institut Pertanian Bogor 3. Produksi dan Peredaran Badan POM Tim Teknis Keamanan Hayati (TTKH) Bidang Keamanan Pangan Koordinator : Ir. Tetty Helfery Sihombing, MP (Badan POM) Wakil Koordinator: Yusra Egayanti, S.Si, Apt. (BPOM) Anggota : 1. Prof. Dr. Ir. Deddy Muchtadi, MS (Fak. Teknologi Pertanian, IPB) 2. Prof. Dr. Ir, Maggy T Suhaftono, MS (Fak.Teknologi Pertanian, IPB) 3. Prof. Dr. Ir. Dedi Fardiaz, MSc (Fak Teknologi pertanian, IPB) 4. Dr. Dahrul Syah (Fak. Teknologi pertanian, IPB) 5. Dr. Maksum Radji, M. Biomed (FMIPA, UI) 6. Prof. Dr. Muhammad Herman (MASBIOPI) 7. Dr. Tri Joko Santoso (BB Biogen, Kementerian Pertanian) 8. Dr. Rer. Nat. Wien Kusharyoto (Pusat Bioteknologi, LIPI) 9. Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, MS (Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, UGM) 10. Danang Waluyo, M.Eng (Balai Pengkajian Teknologi, BPPT) 11. Dra. Mariana Raini, M.Kes., Apt (Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan)
11
Lampiran 3. Daftar Hadir 1. Tanggal Review
: 27 April 2016 (Tim Kecil TTKH Bidang Keamanan Pangan)
TTKH Prof. Dr. Deddy Muchtadi, MS
IPB, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan IPB, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan IPB, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan BB Biogen, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan IPB, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan Badan POM, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan Badan POM, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan
Prof. Dr. Dedi Fardiaz, M.Sc. Prof. Dr. Maggy T. Suhartono Dr. M. Herman Dr. Ir. Endang Prangdimurti, M.Si Ir. Tetty Helfery Sihombing, MP Yusra Egayanti, S.Si. Apt.
2. Tanggal Review
: 24 November 2016 (Tim Kecil TTKH Bidang Keamanan Pangan)
TTKH Prof. Dr. Dedi Fardiaz, M.Sc.
IPB, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan IPB, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan IPB, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan BB Biogen, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan IPB, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan Badan POM, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan
Prof. Dr. Deddy Muchtadi, MS Prof. Dr. Maggy T. Suhartono Dr. M. Herman Dr. Ir. Endang Prangdimurti, M.Si Yusra Egayanti, S.Si. Apt.
12
3. Tanggal Review
: 17 April 2017 (Pleno TTKH Bidang Keamanan Pangan)
TTKH Prof. Dr. Dedi Fardiaz, M.Sc.
IPB, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan IPB, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan IPB, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan BB Biogen, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan IPB, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan IPB, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan BB Biogen, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan Pusat Bioteknologi, LIPI, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan UGM, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan BPPT, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan Badan Litbang Kesehatan, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan Badan POM, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan Badan POM, Anggota TTKH Bidang Keamanan Pangan
Prof. Dr. Deddy Muchtadi, MS Prof. Dr. Maggy T. Suhartono Dr. M. Herman Dr. Ir. Endang Prangdimurti, M.Si Dr. Dahrul Syah Dr. Tri Joko Santoso Dr. Rer. Nat. Wien Kusharyoto Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, MS Danang Waluyo, M.Eng Dra. Mariana Raini, M.Kes., Apt Dra. Elin Herlina, Apt.,MP. Yusra Egayanti, S.Si. Apt.
13