LAMPIRAN 1 PENGOPERASIAN SPSS
Adapun langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan program SPSS adalah: 1. Perangkat lunak SPSS sudah terinstal pada komputer dan kemudian dibuka dengan: Klik tombol start, all program, SPSS for Windows, SPSS 12.0 for Windows. Akan tampil dilayar sebagai berikut:
2. Buka lembar kerja baru dari menu FILE, pilih NEW. Lalu klik DATA. Akan tampil di layar sebagai berikut:
3. Diberi nama variabel dan property yang diperlukan. Klik tab sheet Variable View yang ada di bagian kiri bawah. Tampilan Variable View dapat juga diambil dari menu VIEW lalu sub menu VARIABLE, atau langsung tekan CTRL + T. Akan tampil di layar sebagai beriku:
a. Name. Sesuai kasus, pointer di bawah kolom Name, dan klik ganda pada sel tersebut. Contoh: ketik “CurahHujan” pada baris pertama, dan “SPM” pada baris kedua. b. Type. Tipe data adalah numerik (kuantitatif). c. Width. Untuk keseragaman ketik 8. d. Decimal. Karena data numerik, maka ketik 2. Bagian lain dapat diabaikan. Untuk kembali ke Data View, klik tab Data View yang berada di kiri bawah atau tekan Ctrl + T. Akan tampil di layar sebagai berikut:
4. INPUT data. Data dimasukan pada lembar kerja Data View. Langkah-langkah: 1. Diletakkan pointer pada baris pertama yaitu pada variabel CurahHujan, kemudian isikan data Curah Hujan yang ada. 2. Dilakukan hal yang sama untuk variabel SPM 3. Setelah selesai lalu simpan.
Akan tampil di layar sebagai berikut:
5. Prosedur untuk memperoleh output SPSS adalah sebagai berikut: a. Klik Analyze b. Klik Correlate c. Klik Bivariate… d. Pindahkan variabel CurahHujan Dan variabel SPM ke variables dengan menekan tombol anak panah ke kanan. e. Klik pilihan Pearson pada kotak Correlation Coefficients f. Klik OK
Akan tampil di layar sebagai berikut:
Akan tampil hasil keluaran sebagai berikut:
LAMPIRAN 2 HASIL KELUARAN SPSS
A. Koefisien Korelasi Curah Hujan Dengan Konsentrasi SPM Correlations SPM SPM
CurahHujan
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 . 12 -.824** .001 12
CurahHujan -.824** .001 12 1 . 12
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Keterangan: N menunjukkan jumlah observasi/sampel sebanyak 12, sedangkan hubungan korelasi ditunjukkan oleh angka -.824(**) yang artinya besar korelasi yang terjadi antara variabel Curah Hujan dan SPM adalah sebesar r = -0,824.
B. Koefisien Korelasi Kendaraan Bermotor Dengan Konsentrasi SPM Correlations SPM SPM
Kenderaan
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 . 9 .477 .194 9
Kenderaan .477 .194 9 1 . 9
Keterangan: N menunjukkan jumlah observasi/sampel sebanyak 9, sedangkan hubungan
korelasi ditunjukkan oleh angka .477 yang artinya besar
korelasi yang terjadi antara variabel Kendaraan Bermotor dan Konsentrasi SPM adalah sebesar r = 0,477.
C. Koefisien Korelasi Kendaraan Bermotor Dengan Derajat Keasaman (Ph)
Correlations pH pH
kenderaan
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 . 9 -.484 .186 9
kenderaan -.484 .186 9 1 . 9
Keterangan: N menunjukkan jumlah observasi/sampel sebanyak 9, sedangkan hubungan korelasi ditunjukkan oleh angka -.484 yang artinya besar korelasi yang terjadi antara variabel Kendaraan Bermotor dan Derajat Keasaman (Ph) adalah sebesar r = -0,484.
D. Koefisien Korelasi Antara Konsentrasi Ion-Ion Kimia Air Hujan
Correlations pH Pearson Corr 1 Sig. (2-tailed) . N 9 DH Pearson Corr .075 Sig. (2-tailed) .847 N 9 Ca Pearson Corr .256 Sig. (2-tailed) .506 N 9 Mg Pearson Corr .204 Sig. (2-tailed) .598 N 9 Na Pearson Corr .346 Sig. (2-tailed) .362 N 9 K Pearson Corr .370 Sig. (2-tailed) .327 N 9 NH4 Pearson Corr .496 Sig. (2-tailed) .174 N 9 Cl Pearson Corr .269 Sig. (2-tailed) .484 N 9 SO4 Pearson Corr -.010 Sig. (2-tailed) .979 N 9 NO3 Pearson Corr -.029 Sig. (2-tailed) .942 N 9 Curah.H Pearson Corr -.142 Sig. (2-tailed) .715 N 9 pH
DH Ca Mg Na K NH4 Cl SO4 NO3 urah.Huja .075 .256 .204 .346 .370 .496 .269 -.010 -.029 -.142 .847 .506 .598 .362 .327 .174 .484 .979 .942 .715 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 1 .947** .953** .930** .903** .588 .952** .955** .872** -.436 . .000 .000 .000 .001 .096 .000 .000 .002 .241 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 .947** 1 .995** .986** .987** .612 .959** .857** .815** -.387 .000 . .000 .000 .000 .080 .000 .003 .007 .304 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 .953** .995** 1 .979** .974** .580 .953** .881** .795* -.403 .000 .000 . .000 .000 .102 .000 .002 .010 .283 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 .930** .986** .979** 1 .991** .700* .976** .866** .796* -.431 .000 .000 .000 . .000 .036 .000 .003 .010 .246 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 .903** .987** .974** .991** 1 .682* .959** .815** .800** -.373 .001 .000 .000 .000 . .043 .000 .007 .010 .323 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 .588 .612 .580 .700* .682* 1 .674* .635 .662 -.690* .096 .080 .102 .036 .043 . .046 .066 .052 .040 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 .952** .959** .953** .976** .959** .674* 1 .901** .857** -.342 .000 .000 .000 .000 .000 .046 . .001 .003 .368 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 .955** .857** .881** .866** .815** .635 .901** 1 .832** -.552 .000 .003 .002 .003 .007 .066 .001 . .005 .123 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 .872** .815** .795* .796* .800** .662 .857** .832** 1 -.320 .002 .007 .010 .010 .010 .052 .003 .005 . .401 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 -.436 -.387 -.403 -.431 -.373 -.690* -.342 -.552 -.320 1 .241 .304 .283 .246 .323 .040 .368 .123 .401 . 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41 TAHUN 1999 TANGGAL : 26 MEI 1999
BAKU MUTU UDARA AMBIEN NASIONAL
No.
Parameter
Waktu Pengukuran
Baku Mutu
1
SO2
1 Jam
900 ug/Nm
3
24 Jam
365 ug/Nm
3
1 Thn
60 ug/Nm
1 Jam
30.000 ug/Nm
3
10.000 ug/Nm
3
(Sulfur Dioksida)
Metode Analisis
Peralatan
Pararosanilin
Spektrofotometer
3
NDIR Analyzer 2
CO
(Karbon Monoksida)
3
-
1 Jam
400 ug/Nm
3
24 Jam
150 ug/Nm
3
1 Thn
100 ug/Nm
3
1 Jam
235 ug/Nm
3
(Oksidan)
1 Thn
50 ug/Nm
3
HC
3 Jam
160 ug/Nm
(Nitrogen Dioksida)
4
24 Jam 1 Thn
NO2
O3
NDIR
Saltzman
Spektrofotometer
Chemiluminescent
Spektrofotometer
Gas 5
3
Flame Ionization
(Hidro Karbon) 6
PM10
Chromatogarf 24 Jam
150 ug/Nm
PM2,5 (*)
24 Jam
65 ug/Nm
(Partikel < 2,5 um )
1 Thn
15 ug/Nm
TSP
24 Jam
230 ug/Nm
3
Gravimetric
Hi - Vol
3
Gravimetric
Hi - Vol
3
Gravimetric
Hi - Vol
Gravimetric
Hi - Vol
Gravimetric
Hi – Vol
(Partikel < 10 um )
7
8
(Debu)
1 Thn
90 ug/Nm
Pb
24 Jam
2 ug/Nm
(Timah Hitam)
1 Thn
1 ug/Nm
3
3
3 3
Ekstraktif Pengabuan
AAS
Gravimetric
Cannister
30 hari 9
Dustfall 2
10 Ton/km /Bulan (Debu Jatuh ) (Pemukiman) 2
20 Ton/km /Bulan
10
Total Fluorides (as F)
24 Jam 90 hari
3 ug/Nm
3
0,5 ug/Nm
3
Spesific Ion
Impinger atau
Electrode
Countinous Analyzer
2
40 u g/100 cm dari 11
Fluor Indeks
30 hari
Limed Filter Colourimetric
kertas limed filter
Paper Impinger atau
12
Khlorine &
24 Jam
150 ug/Nm
3
Spesific Ion
Khlorine Dioksida
13
Sulphat Indeks
30 hari
1 mg SO3/100 cm
3
Electrode
Countinous Analyzer
Colourimetric
Lead
Dari Lead Peroxida Candle Peroksida
Catatan : Nomor 10 s/d 13 Hanya di berlakukan untuk daerah/kawasan Industri Kimia Dasar Contoh : - Industri Petro Kimia - Industri Pembuatan Asam Sulfat. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE