LAMPIRAN
Lampiran 1. Panduan Wawancara
Wawancara dengan Pejabat Humas dan Dokumentasi Badan Narkotika Nasional : 1. Adakah program khusus dari BNN dan Kemenkum HAM untuk mencegah peredaran narkoba di dalm lingkungan lapas? 2. Strategi apa yang digunakan? 3. Media yang digunakan dalam kampanye pemeberantasan narkoba di dalam lapas khususnya kepada sipir apa saja? 4. Kendala yang dihadapi apa saja? 5. Apakah program tersebut berhasil? 6. Apakah para sipir juga turut serta melaksanakan program tersebut? 7. Humas BNN itu seperti apa? Wawancara dengan petugas Lapas: 1. Apakah BNN pernah melakukan kampanye pencegahan peredaran narkoba di dalam lembaga pemasyarakatan? 2. Selama kampanye berlangsung apakah para petugas lapas menerapkan program tersebut? 3. Media apa saja yang digunakan BNN selama kampanye berlangsung di dalam lapas? 4. Apakah para petugas lapas menyetujui program kampanye yang diberikan BNN?
Lampiran 2. Transkrip Hasil Wawancara Narasumber, Khrisna Anggara, SH, Msi (Kepala Sub Bagian Ro Um Settama Humas BNN), Tanggal 5 Oktober 2012 Peneliti: Apa yang menjadi target utama BNN? Informan: Koorbisnis BNN dibagi menjadi 3 hal, yaitu 1. Upaya pemberantasan, BNN selalu mengupayakan penegakan hukum dengan memburu, membongkar jaringan sindikat pengedar narkoba. 2. Upaya Pencegahan, BNN terjun langsung ke masyarakat melakukan tindakan pencegahan narkoba dengan cara melakukan kegiatan kampanye dalam bentuk penyuluhan, pameran, dll. 3. Upaya Rehabilitasi, BNN mengobati para pelaku penyalahgunaan narkoba secara humanis, ini diperuntukkan bagi mereka yang sukarela datang ke panti rehab dan tidak akan dipidana. Lain hal jika ia tertangkap tangan sedang mengedarkan atau mengkonsumsi narkoba proses hukum harus tetap berjalan. Peneliti: Apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang ancaman bagi BNN ini? Informan: Dukungan penuh dari pemerintah, komitmen dari lembaga legislative dan eksekutif tinggi, bisa dilihat dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan. Seperti UU no. 35, dalam UU tersebut BNN memiliki kewenangan operasional. Lembaga Legislatif secara bertahap memberikan dukungan anggaran operasional yang semakin meningkat. Kelemahannya ego sektoral tinggi di setiap kementerian lembaga pemerintah kita yang di dalamnya juga memiliki fungsi untuk melakukakan upaya pencegahan peredaran narkoba. Idealnya karena memarangi hal yang sama akan lebih efektif jika bahu-membahu namun di setiap instansi ada kalanya enggan untuk berkomunikasi, membaur, karena masing-masing lembaga ingin menonjol.
Peluangnya, tingkat pemahaman di kalangan masyarakat terus meningkat ini membantu pihak BNN dalam bersikap positif membuat kegiatan yang menyadarkan sesama anggota masyarakat. Peneliti: Apa yang menjadi motivasi BNN untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan Humas BNN? Informan: Humas BNN berupaya melakukan kegiatan sesuai anggaran yang ada dan tidak selalu ketergantungan dengan anggaran, karena sebagai Humas harus flexible program-program yang seperti apa yang bisa dilakukan untuk menjangkau
masyarakat
dalam
upaya
mengkampanyekan
bahaya
penyalahgunaan narkoba. Peneliti: Sejak kapan BNN mengkampanyekan suatu program? Informan: Kampanye sudah ada sejak BNN berdiri. Dulu karena keterbatasan personil dan dana juga bentuk kampanyenya juga berbeda, sehingga masyarakat belum begitu mengetahui. Saat ini anggaran dan personil memadai sehingga leluasa dalam menyusun program-program kampanye. Peneliti: apa yang dimaksud kampanye sendiri menurut bapak? Informan: Kampanye adalah upaya penyampaian informasi yang melibatkan masyarakat luas, berupaya menyampaikan program-program organisasi dengan output yang diharapkan adalah masyarakat menjadi paham inti pesan yang ingin disampaikan organisasi dan mau melaksanakan ajakan dalam berpartisipasi aktif di dalamnya. Peneliti: Apa yang dilakukan pihak BNN dalam mencegah peredaran narkoba di dalam lembaga pemasyarakatan? Informan: dalam mencegah peredaran narkoba di dalam lapas, kita bekerjasama dengan kementerian hukum dan ham bentuk kerjasama ini tertuang dalam bentuk MoU yang ditandatangani oleh Kepala BNN saat itu bapak Gories Mere dan Menteri Hukum dan HAM, Amir Syamsuddin. Pihak
BNN dan Kemenkumham bahu-membahu mencegah peredaran gelap narkoba di dalam penjara. Peneliti: Apakah ada strategi sendiri dari BNN untuk membentuk pola pikir supaya para petugas sipir penjara ini menjadi petugas yang tertib menjalankan tugasnya? Informan: Upaya yang kita lakukan bisa dalam bentuk sosialisasi berupa seminar pendidikan dan pelatihan. Disini kita kumpulkan para kepala sipir/rutan/lapas, dalam seminar tersebut kita beritahu gambaran efek negative apa saja apabila mereka turut terlibat mengedarkan narkoba di dalam lapas. Hukuman yang didapat apabila tertangkap tangan turut mengedarkan dan mengkonsumsi narkoba bisa dengan pemecatan dan sanksi pidana, dan ini sanksi ini tegas seperti yang dikatakan oleh bapak Menkumham kita, Amir Syamuddin. Peneliti: Bagaimana caranya mengatasi peredaran gelap narkoba di lapas? Informan: BNN dan Kemenkumham bekerjasama dalam mengatasi peredaran gelap narkoba di lapas, dengan dikukuhkannya Satgas P4GN diharapkan akan memberikan penguatan terhadap akuntabilitas petugas khususnya petugas pengamanan Lapas / Rutan, karena peran petugas di lapangan sangat krusial agar terciptanya suasana yang aman dan tertib. Pemberantasan narkoba cukup sulit di Lapas / Rutan karena berbagai hal diantaranya banyaknya penghuni adalah pecandu dan bandar narkoba. Hampir 50 persen penghuni adalah pecandu narkoba karena itu sangat relevan apabila dibentuk satgas P4GN yang fungsinya mengatasi gangguan keamanan dan ketertiban penyalahgunaan narkoba. Peneliti: Bagaimana memilih personil Satgas P4GN? Informan: Memilih personil satgas P4GN di dalam lapas tentunya personil yang di dalamnya merupakan petugas lapas itu sendiri. Namun sistem kerja dalam
pengawasan
dan
pengarahan
sebelumnya
dari
BNN
dan
Kemenkumham. Selama operasi yang dilakukan satgas P4GN di beberapa
Lapas / Rutan di Jakarta berhasil mengamankan sejumlah barang yang dilarang berada di dalam Lapas dan Rutan. Peneliti: aktivitas apa saja yang dilakukan satgas P4GN? Informan: Selain melakukan razia, tim satgas P4GN juga melakukan pemeriksaan narkotika terhadap pegawai Lapas. pemeriksaan ini bukan diambil dari tes urine saja namun dari rambut pegawai Lapas. Tes rambut ini mampu mendeteksi seseorang yang menggunakan narkotika. Apabila hasil tes terbukti ada pegawai yang positif mengkonsumsi narkotika, maka akan ditindak tegas secara administrasi. Apabila terbukti
ada pegawai yang mengkonsumsi
narkotika maka tindakan tegas berupa pemecatan dan sanksi pidana. Pengawasan serta pencegahan peredaran gelap narkoba di lapas atau rutan ini sebagai wujud konkret pelaksanaan P4GN. Peneliti: Bagaimana penyusunan rencana pelaksanaan program P4GN? Informan:
Penyusunan
rencana
merupakan
implementasi
pelaksanaan
perjanjian kerjasama dan juga merupakan aksi bersanma antara Satgas P4GN bersama BNN yang meliputi langkah preventif, prefektif dan represif dalam upaya P4GN. Seperti yang telah diketahui antara Kemenkumham dan BNN telah melakukan MoU atau perjanjian kerjasama yang ditandatangani pada tanggal 6 Desember 2011 lalu. Agar ada regulasi yang jelas dan tegas mengenai teknis pelaksanaan operasi P4GN masing-masing lembaga tetap menghormati tugas dan kewenangan masing-masing. Kedua belah pihak juga sepakat bahwa implementasi pelaksanaan kerjasama tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa aspek: Pertama; integrative dan kordinatif, yaitu melibatkan unsur Kementerian Hukum dan HAM dengan BNN yang merupakan satu kesatuan yang saling memahami peran dan kewenangan masing-masing. Kedua; profesionalisme dan proporsionalitas, yaitu keterlibatan unsur-unsur dalam pelaksanaan kegiatan harus diarahkan pada tujuan keberhasilan kegiatan sesuai dengan batas kewenangan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Ketiga; mengutamakan penanganan yang bersifat preventif dan represif.
Keempat; efektif dan efesien, yang memperhatikan keseimbangan antara hasil dengan upaya sarana yang digunakan. Kelima; Pelaksanaan kegiatan harus bersifat proaktif, transparan dan akuntabel. Peneliti: Media apa yang digunakan selama kampanye berlangsung? Informan: Kami menaruh poster di dalam lapas yang bertujuan untuk para pegawai lapas dan para penghuninya paham mengenai dampak yang dihasilkan apabila turut mengedarkan narkoba di dalam Lapas. Peneliti: Apakah ada hambatan yang terjadi yang tidak sesuai dengan perencanaan program? Informan: Ada beberapa kendala teknis yang kami hadapi dalam melaksanakan kampanye pencegahan peredaran narkotika di Jakarta. Misalnya kendala teknis di lapangan, komunikasi yang terhambat dengan beberapa para petugas ketika melalui tahap persiapan untuk kegiatan kampanye ini. Adanya perbedaan culture menyebabkan miss persepsi dalam proses komunikasi, sehingga di lapangan sering terjadi adanya bentrokan antara para petugas dan penghuni lapas yang merasa terganggu dengan adanya kegiatan ini. Peneliti: Bagaimana tahapan evaluasi yang dilakukan? Informan: Evaluasi kegiatan kampanye pencegahan ini itu pasti dilakukan karena untuk mengukur sejauh mana program tersebut berjalan sesuai rencana awal, tepat sasaran atau tidak. Evaluasi biasanya dilakukan oleh pihak internal BNN, kita mengadakan briefing evaluasi bagaimana pelaksanaan kegiatan kampanye kemarin? Apa yang menjadi kendalanya? Kekurangan kita apa saja selama program tersebut berjalan? Dengan harapan kejadian tersebut tidak terulang lagi. Cara mengatasi kendala tersebut dengan mengadakan komunikasi dari internal BNN dan pihak Kemenkumham supaya program kerjasama ini berjalan dengan baik sesuai dengan harapan. Peneliti: Adakah cara lain untuk melakukan evaluasi program?
Informan: Dengan cara perbandingan kepada lapas lain, misalnya kenapa lapas / rutan cipinang pencapaian targetnya tinggi tapi lapas salemba tidak? Ya kita Tanya bagaimana cara atau teknis yang digunakan seperti apa kepada para petugas P4GN. Maka dengan evaluasi yang dilakukan kita mempunyai tolak ukur keberhasilan untuk menjadi fondasi apakah program kampanye yang telah diinstruksikan oleh BNN dan Kemenkumham telah berhasil atau tidak.
Narasumber, Bapak Drs. Sumirat Dwiyanto (Kepala Bagian Humas BNN), Tanggal 5 Oktober 2012 Peneliti: Strategi apa yang digunakan BNN untuk mencegah peredaran narkoba di dalam Lapas? Key Informan: Strategi yang dilakukan dari BNN ialah membentuk pola pikir yang diinginkan agar para sipir tersebut menjadi lebih bertanggung jawab akan tugas negara yang diembannya untuk mengamankan situasi yang kondusif, bebas narkoba dan segala transaksi haram lainnya di dalam lapas. Banyak hal yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan untuk kampanye pencegahan peredaran narkoba di dalam lapas ini. Hal yang mendasar
yang
harus
dilakukan
adalah
koordinasi
dengan
pihak
Kemenkumham maupun pihak internal BNN sendiri. Selain itu diperlukan konsep kegiatan yang efektif dan inovatif agar program kampanye ini berhasil. Komunikasi yang baik dari pihak Humas kepada pihak Kemenkumham ini merupakan salah satu wujud MoU antara BNN dan Kemenkumham untuk mewujudkan Lapas bersih dari peredaran gelap narkoba. Peneliti: Cara apa yang dilakukan untuk mengetahui para petugas Lapas turt mengkonsumsi narkoba atau tidak? Key Informan: dengan melakukan tes rambut dapat dideteksi penggunaan narkoba untuk jangka waktu yang lama. Sedangkan untuk tes urine dilakukan agar dapat diketahui dengan cepat positif dan negatifnya kandungan narkoba. Jika BNN menemukan pengguna akan diselidiki lebih lanjut dan direhabilitasi.
Peneliti: Kampanye apa yang dilakukan? Key Informan: Kampanye untuk para petugas sipir, kita menggunakan cara seperti seminar kepada kalapas, yang nantinya bisa diterapkan kepada para bawahannya. Kita juga membentuk kader anti narkoba di dalam lapas, hal ini nantinya sebagai corongnya informasi dari BNN yang disampaikan kepada kader tersebut yang nantinya akan disampaikan kepada para sipir lainnya. Peneliti: Bagaimana cara membentuk kader anti narkoba di dalam Lapas? Key Informan: dengan membentuk Kader Anti Narkoba, salah satu program Humas BNN yaitu membentuk kader anti narkoba di lapas. Syarat menjadi kader anti narkoba ini adalah harus paling berpengaruh diantara kelompoknya agar bisa memberikan pengaruh positif bagi lingkungan di dalam Lapas. Pengkaderan dan penyuluhan anti narkoba dan HIV/Aids ini merupakan salah satu program kerja BNN. Tujuannya untuk mengantisipasi dan mengingatkan kepada semua pihak khususnya di dalam lapas untuk tidak terpengaruh dan terperangkap dalam jaringan peredaran narkoba.
Narasumber, Petugas Sipir Penjara di Jakarta, Tanggal 18 September 2012 Peneliti: Selama program kampanye berjalan, bagaimana cara membuktikan para petugas ikut mengkonsumsi narkoba atau tidak? Informan: tes urine dan tes rambut diadakan untuk mengecek para pegawai di dalam lapas ini apakah turut mengkonsumsi narkoba atau tidak. Selama adanya program ini belum pernah ada petugas lapas cipinang ini yang terbukti mengkonsumsi narkoba. Peneliti: Bagaimana menurut bapak tentang strategi kampanye yang dilakukan BNN dan Kemenkumham? Informan: Saya sebenarnya tidak tahu terlalu banyak mengenai program kampanye apa saja yang dilakukan BNN, selama ini memang ada penyuluhan
yang dilakukan BNN dan Kemenkumham. Ya… kita sebagai bawahan ikut atasan aja gimana baiknya. Peneliti: Menurut bapak bagaimana kerjasama yang dilakukan BNN dan Kemenkumham? Informan: Sejauh ini kerjasama yang dilakukan baik akan tetapi implementasi saat operasi mendadak yang dilakukan wamenkumham dan BNN terkadang membuat para petugas dan napi tidak nyaman. Peneliti: Kendala apa saja yang dihadapi para petugas P4GN saat razia? Informan: Razia yang dilakukan satgas P4GN selama ini dilakukan secara manual karena keterbatasan peralatan canggih dan sumber daya manusia yang ada. Selama satu bulan terakhir, tim satgas P4GN berhasil mengamankan sejumlah barang yang dilarang berada di dalam lapas dan rutan. Barang bukti yang ditemukan seperti, 188 handphone dalam berbagai merk, satu tablet, gunting sebanyak 6 buah, paku dan benda terlarang lainnya. Selain melakukan razia, tim satgas P4GN juga melakukan pemeriksaan narkotika terhadap pegawai Lapas se-Jakarta. Pemeriksaan ini bukan diambil dari tes urine namun dari rambut pegawai, karena alat yang digunakan mampu mendeteksi seseorang yang menggunakan narkotika. Apabila hasil tes membuktikan ada pegawai lapas yang positif mengkonsumsi narkotika, segera ditindak tegas secara administratif. Namun, apabila tertangkap tangan maka sanksi berupa administratif dan pidana. Peneliti: apa ada kendala teknis di lapangan saat razia? Informan: Ada beberapa kendala teknis yang kami hadapi dalam melaksanakan kampanye pencegahan peredaran narkotika di Jakarta. Misalnya kendala teknis di lapangan, komunikasi yang terhambat dengan beberapa para petugas ketika melalui tahap persiapan untuk kegiatan kampanye ini. Adanya perbedaan culture menyebabkan miss persepsi dalam proses komunikasi, sehingga di lapangan sering terjadi adanya bentrokan antara para petugas dan penghuni lapas yang merasa terganggu dengan adanya kegiatan ini. Berbicara mengenai
kendala yang dihadapi namun tidak lantas membuat para satgas P4GN jera, mereka tetap harus menjalankan program BNN dan Kemenkumham untuk mencegah peredaran gelap narkoba di dalam lapas. Kami akan terus melakukan koordinasi dengan pihak BNN untuk mensukseskan program Indonesia bebas narkoba. Kendala yang kami hadapi adalah adanya kesalahpahaman antara petugas dengan para penghuni lapas, sehingga keributan sering terjadi. Ada yang menolak untuk diperiksa karena merasa terganggu kenyamanannya.
Lampiran 3. Berita Terkait Supir dan Narkotika
Sumber:
http://metropolitan.inilah.com/rea d/detail/1882402/terlibat-narkobasipir-cipinang-terancam-dipecat
Sumber :
http://www.tempo.co/read/news/2012/08/19/0584 24478/Sipir-Diduga-Jadi-Pemasok-Narkoba-diPenjara
Sumber :
http://regional.kompas.com/read/2012/04/0 5/21111374/Sipir.di.LP.Pekanbaru.Lindung i.Bandar.Narkotika
Lampiran 4. Foto Dokumentasi BNN
Penyuluhan kepada petugas sipir
Penandatanganan MoU BNN dan Kemenkumham oleh Menteri Amir Syamsuddin dan Gorries Mere
Menteri Hukum dan HAM saat mengadakan Breakfast Meeting untuk mensosialisasikan kerjasama BNN dengan Kemenkumham.
Kemenkumham memberikan statement kerjasama BNN dengan lembaganya sukses
Pemeriksaan urine oleh petugas BNN
Pengarahan oleh Kalapas Cipinang Zulkifli didampingi petugas BNN sebelum dilakukan tes urine kepada para petugas lapas.
Contoh Poster 1
Contoh Poster 2
Contoh Poster 3
Seminar Pembentukan Satgas P4GN
Seminar Sosialisasi program P4GN
Direktur Kamtib Ditjen PAS, Wibowo Joko Harjono bersama Victor Pudjiadi selaku Direktur advokasi pada Deputi Pencegahan BNN
Direktur Kamtib Ditjen PAS, Wibowo Joko Harjono bersama Victor Pudjiadi selaku Direktur advokasi pada Deputi Pencegahan BNN membahas tindak lanjut kerjasama upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan peredaran gelap narkoba (P4GN) di Lapas dan Rutan.
Buku Pedoman P4GN
Tes Urine
Poster 4
Leaflet Jenis-Jenis Narkoba dan Ancaman Hukuman
Brosur Ketentuan Wajib Lapor Bagi Pecandu
Contoh Poster 5
Leaflet Jenis dan Efek Samping Narkoba
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elninaro. Metode Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011 Cutlip, Scott M., Allen H. Center Broom, Glen M. Broom. Effective Public Relations Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009 Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010 Effendy, Onong Uhjana. Kamus Komunikasi. Bandung: CV Mandar Maju, 2000 Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press. 2008 Handayaningrat, Soewarno. Administrasi Pemerintahan dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: Gunung Agung, 2002 Hasan, Erliana. Komunikasi Pemerintahan. Jakarta: Refika Aditama, 2005 Istijanto, Aplikasi Praktis Riset Pemasaran, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005 Kasali, Rhenald. Manajemen Public Relations; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 2004 Kriyantono, Rahmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 2009
Kusumastuti, Frida. Dasar-Dasar Humas. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004 Kuswadi dan Ema Mutiara. DELTA: Delapan Langkah dan Tujuh Alat Statistik dalam Peningkatan Mutu Berbasis Komputer. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2004 Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001 Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara: Jakarta. 2007 Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008. Panduan Umum Humas Pemerintah. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika RI, Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah, 2008 Prawito, Ph.D Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS. 2007 Putra, I gusti Ngurah. Manajemen Hubungan Masyarakat. Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1999 Rahmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 2009 Ruslan, Rosady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002 Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010
Salam, Dharma Setyawan. Manajemen Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Djambatan, 2004 Sedarmayanti, . Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Rafika Aditama, 2010 Sekretariat Bakohumas. Pengertian Humas dalam Bakohumas No. 1, Agustus 1980 Sugiyono. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. 2005 Widjaja, A.W. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta, 2000 Yin, Robert K. Studi Kasus Desain dan Metode, Terjemahan: M. Djauzi Mudzakir. Jakarta: PT Rajawali Pers. 2008 Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2004
Internet: www.bnn.go.id http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1882402/terlibat-narkoba-sipircipinang-terancam-dipecat http://www.tempo.co/read/news/2012/08/19/058424478/Sipir-Diduga-JadiPemasok-Narkoba-di-Penjara
http://regional.kompas.com/read/2012/04/05/21111374/Sipir.di.LP.Pekanbaru.Lin dungi.Bandar.Narkotika http://news.okezone.com/read/2012/11/29/339/725203/menkumham-klaim kerjasama-dengan-bnn-sukses. http://nasional.kompas.com/read/2012/04/03/19565589/BNNKemenkumham.Kerjasama. http://bnnkgarut.wordpress.com/category/arti-logo/ http://www.politikindonesia.com/index.php?k=politik&i=33586
Riwayat Hidup Nama Tempat, tanggal lahir Alamat
Agama Email
: Prista Desfia : Jakarta, 14 May 1986 : Komplek Polri ex Asrama Brimob rt 004/02 No 28 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan : Islam :
[email protected]
Pendidikan Formal Tahun 1992-1998 SD Pertiwi Bangdes Tahun 1998-2001 Pondok Pesantren Assyafi’iyah Jatiwaringin Pondok Gede Tahun 2001-2004 SMU Bina Bangsa Sejahtera Bogor Jawa Barat Tahun 2005-2009 Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Bahasa Jerman Tahun 2010-2012 Universitas Mercu Buana Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations Pengalaman
Relawan untuk “1001 Buku Red Card to Illiteracy” Jakarta tahun 2006 Bergabung dalam IKPD FIB UI (Ikatan Kekerabatan Program Diploma Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia) tahun 2006
Pengalaman Kerja
Magang kerja di PT Duta Visual Nusantara (Trans 7) sebagai staff operasional HRD tahun 2008 Magang kerja di Museum Nasional Jakarta sebagai Penerjemah Bahasa Jerman tahun 2008 Magang kerja di Kementrian Luar Negeri sebagai Staff Operasional di Direktorat Informasi dan Media tahun 2009 Call Centre di Infomedia tahun 2009 Staff HRD di Kalrez Petroleum tahun 2010