Laju Penempelan Teritip Pada Jenis Bahan Tiang Dermaga Yang Berbeda
Wenu Mahuri Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Arief Pratomo Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Fadhliyah Idris Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2013 – 23 Februari 2014 dipesisir perairan Pulau Buton Kabupaten Bintan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju penempelan teritip (Balanus sp.) pada jenis bahan tiang dermaga yang berbeda. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dan metode survey. Data yang diperoleh terdiri dari data primer dan sekunder. Data-data tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk tabel dan grafik, kemudian dianalisis secara statistik dengan One-way Anova Test yang dilanjutkan dengan menggunakan uji lanjut Beda Nyata Jujur. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh hasil bahwa penempelan teritip terjadi terlebih dahulu pada jenis bahan beton dan kayu dan diikuti bahan besi. Kelimpahan rata – rata teritip (Balanus sp.) pada jenis bahan kayu yaitu 440,33, beton yaitu 180,66, dan besi yaitu 144,03 individu per meter persegi. Laju penempelan rata-rata teritip (Balanus sp.) pada bahan material kayu yaitu 16,05, beton yaitu 8,7, besi yaitu 7,94 individu per meter persegi per satu hari. Setelah dilakukan pengujian analisis statistik, diperoleh hasil F hitung (20,06) lebih besar dari pada F table 5% (5,14) dan 1% (10,92) sehingga menyatakan adanya perbedaan sangat nyata pada laju penempelan teritip pada jenis bahan tiang dermaga yang berbeda. Selanjutnya setelah dilakukan pengujian lanjut diperoleh hasil perbedaan laju penempelan teritip (Balanus sp.) yang sangat nyata antara jenis bahan material kayu dengan beton maupun kayu dengan besi, sedangkan antara jenis bahan material beton dengan besi tidak memiliki perbedaan yang nyata. Kata Kunci : Teritip (Balanus sp.), Kelimpahan Teritip, Laju Penempelan Teritip, Jenis Bahan Tiang Dermaga
1
IN CARANG RIVER WATERS KOTA REBAH TANJUNGPINANG CITY RIAU ARCHIPELAGO PROVINCE
Wenu Mahuri Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Arief Pratomo Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected]
Fadliyah Idris Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRACT The research was conducted on 27th December 2013 – 23th February 2014 in coastal waters of Buton island of Buton, Bintan district. The research aim to determine the rate attachment of barnacles (Balanus sp) on the type different material of dock pole. The method used was experimental method and survey by measuring parameters of the quality coastal waters in insitu method. The analysis used statically analyzing test of One-Way ANOVA with Honestly Significance Difference (posthoc test). Based on analysis, the result of attachment barnacles(Balanus sp) occurred firstly on concrete and wood followed by iron. The average abundance of barnacles (Balanus sp) on wood was 440.33 ind/m 2, concrete was 180.66 ind/m2 and iron was 144.03 ind/m2 .The average rate of attachment barnacles (Balanus sp.), on wood was 16.05 ind/m2 per day, concrete was 8.7 ind/m2 per day and iron was 7.94 ind/m2 per day. Statistical analysis test with ANOVA obtained the result of F counted (20.06) is greater than the F table 5% (5.14) and 1% (10.92) that indicated there was significant difference from attached rate of Bernacle (Balanus sp) on the type different material of dock pole. The result of posthoc test with Honestly Significance Difference method indicated the result of differences rate attachment barnacles (Balanus sp) between wood and concrete material was the highly significance difference , while between concrete and iron materials did not have substantial difference. Keyword : Barnacle (Balanus sp.), The Average Of Barnacles, Attached Rate Of Barnacle, Different Types Of Dock Pole
2
keadaan permukaan dari masing-masing
PENDAHULUAN Perairan Bintan Pesisir merupakan
bahan tersebut. Untuk itu maka perlu
suatu perairan yang terletak di kawasan
dilakukan
penelitian
terhadap
laju
Kabupaten Bintan. Pada perairan tersebut
penempelan teritip (Balanus sp.) pada jenis
terdapat beberapa bangunan pantai seperti
bahan material tiang dermaga yang berbeda.
halnya industri perikanan, dermaga maupun pelabuhan, dan berbagai bangunan pantai
Tujuan Penelitian
lainnya. Di bangunan tersebut terdapat biota
Tujuan dari penelitian ini adalah
yang hidupnya menempel pada permukaan
untuk mengetahui laju penempelan teritip
tiang maupun dinding bangunan tersebut
(Balanus sp.) dengan melihat perbedaan
baik yang terendam maupun terdedah di
kelimpahannya pada jenis bahan tiang
permukaan laut. Penempelan biota tersebut
dermaga yang berbeda (beton, besi dan
menimbulkan pengotoran biologis yang
kayu).
disebut dengan biofouling. Salah satu biota laut yang hidupnya menempel pada substrat
Manfaat Penelitian
yang diinginkannya serta dapat merusakkan
Manfaat penelitian ini diharapkan
substrat yang ditumpanginya adalah Teritip
diharapkan
dapat
(Balanus sp.). Sudah sejak lama teritip
informasi
merupakan masalah yang sangat serius,
dermaga sebagai subtrat yang paling disukai
karena memiliki sifat yang dapat merusak
oleh teritip (Balanus sp.) serta dapat berguna
dan memperpendek umur suatu bangunan.
sebagai
mengenai
bermanfaat jenis
sebagai
bahan
tiang
bahan rujukan bagi penelitian
terhadap teritip diwilayah lain’ Berkaitan
dengan
penempelan
teritip, substrat penempel merupakan faktor biologis
yang
berpengaruh
terhadap
TINJAUAN PUSTAKA
penempelan teritip. Ini berkaitan dengan
Teritip merupakan Cirripedia yang
bahan dari keadaan permukaan substratum
termasuk dalam keluarga hewan laut yang
(Hutagalung, 1982). Namun keberhasilan
bersifat
teritip pada suatu substrat masih dipengaruhi
1974). Dalam bahasa internasional, teritip
faktor
seperti
dikenal dengan nama Barnacle. Susunan
gelombang, arus dan kecerahan (Darsono
sistematika teritip menurut Ermaitis (1984)
dan Hutomo, 1983).
adalah: Phylum Arthropoda, Sub phylum
lingkungan
Pada
perairan
perairan
Bintan
sesil
atau
menetap
(Barnes,
Pesisir
Mandibulata, Kelas Crustacea, Sub kelas
terdapat beberapa jenis bahan material tiang
Cirripedia, Ordo Thoracica, Sub ordo
dermaga yang berbeda yaitu tiang dermaga
Balanomorpha, Famili Balanidae , Genus
yang berbahan beton, besi maupun kayu.
Balanus, Spesies Balanus sp.
Berbedanya jenis bahan material dari tiang dermaga tersebut tentunya berbeda pula
3
Teritip adalah invertebrata yang
(Hutagalung,
1982),
teritip
cenderung
hidup di laut, dimana kehidupannya melalui
menempel pada substrat yang kasar, yang
dua stadium yaitu stadium larva yang
memiliki retakan atau celah-celah. Teritip
bersifat planktonis dan stadium dewasa yang
biasanya hidupnya di bagian teratas zona
bersifat menempel. Stadium larva terbagi
pasang surut, mulai dari pasang tertinggi
dua yakni larva nauplii dan larva cypris
hingga pada kedudukan rata-rata pasang
(Romimohtarto, 1977). Teritip (Balanus sp.)
surut. Peristiwa pasang surut air laut
hidupnya di bagian zona pasang surut, mulai
mengakibatkan adanya
dari pasang tertinggi hingga pada kedudukan
terdedah pada kehidupan teritip.
rata-rata pasang surut. Proses penempelan
perbedaan masa
Kecepatan arus menentukan kondisi
cypris dimulai dengan bergerak turun ke
habitat
substrat. Jika akan menempel didahului
Khususnya pada teritip kecepatan arus yang
dengan
pemilihan
tinggi menyebabkan berkurangnya larva
substrat dengan menggunakan antenulanya.
cypris yang dapat bertahan menetap. Selain
Penempelan ini tidak selalu dilakukan pada
itu laut yang memiliki gelombang yang
substrat
besar
proses
yang
seleksi
pertama
atau
dijumpai.
Pada
substrat ya yang cocok larva akan menempel
dapat
suatu
menghalangi
perairan.
proses
Dampak
ekonomis
yang
(1982),
ditimbulkan dari teritip cenderung mengarah
teritip
pada dampak yang bersifat negatif terhadap
sangat dipengaruhi oleh kondisi oseanografis
semua jenis substratum yang ditempelinya
antara lain pasang surut, kecerahan, cahaya,
ataupun ditumpanginya, namun selain itu
arus dan gelombang. Selain itu, sifat fisik
kehidupan teritip juga memiliki dampak
dari substrat, sifat kimia substrat, persediaan
yang bersifat positif.
Penempelan
Hutagalung
juga
dari
penempelan larva cypris pada substratnya.
dan kemudian diikuti proses metamorfosis. Menurut
alamiah
dan
perkembangan
makanan dan ruang juga mempengaruhi kehidupan teritip.
METODE PENELITIAN
Suhu adalah ukuran derajat panas atau
dingin
suatu
benda.
Penelitian ini akan dilaksanakan
Temperatur
pada bulan Desember 2013 - Februari 2014,
merupakan faktor pembatas bagi teritip.
dan lokasi pengamatan yaitu di Perairan
Cahaya merupakan faktor penting dalam
Bintan Pesisir tepatnya di pesisir Pulau
menentukan menetap atau tidaknya teritip
Buton.
pada substrat. Berkaitan
dengan
penempelan
Alat dan Bahan
teritip, substrat penempel merupakan faktor biologis
yang
berpengaruh
Adapun bahan yang digunakan
terhadap
pada penelitian ini adalah: Sampel teritip
penempelan teritip. Ini berkaitan dengan
(Balanus sp.). Peralatan yang digunakan
bahan dari keadaan permukaan substratum
adalah beberapa jenis bahan tiang dermaga
4
yang berbeda yang terdiri dari : Besi, Beton, dan
kayu
meteran,
spidol
Penentuan lokasi
permanen,
penggaris, martil, obeng ( - ), pahat besi, tang, tali plastik, tisu gulung, paku dan
Persiapan alat dan bahan
kamera digital serta alat pengukur parameter kualitas
perairan
yaitu
secchi
disc,
Perancangan Percobaan
thermometer, current drogue, pH indicator, DO
meter,
Wave
pole
dan Pemberian Perlakuan (Perbedaan Jenis Bahan Media Substrat, Yaitu : Besi, Beton dan Kayu)
Handrefraktometer.
Metode Penelitian Metode
yang
digunakan
pada
penelitian ini adalah metode eksperimental,
Peletakkan Posisi Media Substrat
yaitu mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2010 dalam Gigih, 2013).
Pengambilan data jumlah teritip tiap 1(Satu) kali pengamatan
Untuk pengamatan sampel penelitian dilakukan
dengan
langsung
pada
substrat
yang
cara
diamati
secara
masing-masing
media
telah
ada,
data
Pengambilan data Parameter lingkungan perairan
yang
dikumpulkan sebagian besar merupakan data primer. Untuk melihat laju penempelan teritip
(Balanus
sp.)
ini
Pengumpulan data dan Hasil pengamatan
dilakukan
pengamatan selama 9 (sembilan) minggu dengan
periode
pengamatan
atau
yaitu
1
selang (satu)
waktu Analisa data secara statistik
minggu.
Sedangkan untuk pengamatan parameter kualitas secara
lingkungan langsung
di
perairan
dilakukan
Kesimpulan
lokasi
penelitian
Gambar . Alur metode penelitian
sebanyak 3 (tiga) kali pengamatan yaitu pada minggu awal, tengah, dan akhir masa pengamatan.
Selanjutnya
data
yang
Penentuan lokasi penelitian
diperoleh di sajikan dalam bentuk tabel dan
Lokasi untuk pengamatan ditentukan
olah serta diuji secara statistik.
dengan cara purposive sampling yaitu menentukan
lokasi
pengamatan
dengan
berbagai pertimbangan khusus sehingga
5
menentukan lokasi tersebut layak untuk
permukaan bahan kayu mengikuti alur
dijadikan lokasi pengamatan. Dari survey
permukaan bahan kayu tersebut.
prapenelitian yang dilakukan, pada Perairan Bintan Pesisir terdapat beberapa bangunan dermaga,
dimana
Pengamatan Teritip
tiang dari bangunan
Untuk pengamatan teritip (Balanus
dermaga tersebut ada yang terbuat dari
sp.) dilalukan secara langsung pada masing-
bahan kayu, besi maupun beton serta pada
masing jenis bahan tiang dermaga yang ada,
dinding tiang dermaga tersebut banyak
Waktu pengamatan teritip dilakukan pada
ditempeli oleh teritip (Balanus sp.), hal ini
saat surut terendah dengan cara melihat dan
lah yang membuat Peneliti memilih lokasi
menghitung jumlah individu teritip yang
ini sebagai lokasi untuk pengamatan.
menempel pada petakan yang telah ada pada masing-masing bahan dalam tiap 1 (satu) kali pengamatan, dimana waktu pengamatan
Persiapan Sebelum
proses
pengamatan
yaitu sebanyak 63 hari dengan periode atau
dilakukan, terlebih dulu persiapkan media
selang waktu pengamatan 1(satu) minggu,
substrat dalam keadaan baru dengan jenis
sehingga banyak pengamatan yang ada yaitu
bahan yang berbeda yang terdiri dari besi,
9 kali pengamatan.
beton, dan kayu. Dimana media substrat ini nantinya akan dijadikan sebagai media substrat
tempat
teritip
(Balanus
Pengamatan Parameter Kualitas Perairan
sp.)
Pengamatan
parameter
kualitas
menempel. Masing-masing bahan yang ada
perairan diperoleh dengan cara melakukan
diberi petakan pada bagian permukaannya
pengukuran dari masing-masing parameter
dengan ukuran 30x30 cm sebanyak 3(tiga)
yang akan diukur dengan menggunakan alat
buah (Ariadi, 2010).
yang telah ditentukan. Sebaiknya sebelum
Pada media substrat yang terbuat dari
melakukan pengukuran parameter kualitas
bahan beton dan besi, petakan dibuat dengan
perairan dilakukan terlebih dahulu kalibrasi
menggunakan
yang
alat pengukuran guna untuk meminimalisir
digariskan pada bagian permukaan bahan
kesalahan data kualitas perairan tersebut.
yang berbentuk bujursangkar dengan ukuran
Pengamatan parameter kualitas perairan ini
30x30 cm. Sedangkan pada media substrat
dilakukan pada minggu awal, tengah, dan
yang terbuat dari bahan kayu, petakan dibuat
akhir
dengan
ini
sebanyak 3 (tiga) kali pada setiap masing-
dikarenakan bahan kayu tidak memiliki
masing pengukuran kualitas perairan yang
permukaan yang berbidang datar. Tali
dilakukan.
spidol
menggunakan
permanen
tali.
Hal
tersebut sebelumnya sudah dibuat berbentuk
penelitian
Alat
untuk
dengan
pengulangan
mengukur
kecerahan
bujursangkar dengan ukuran 30x30 cm,
perairan yaitu dengan menggunakan secchi
selanjutnya tali tersebut ditempel pada
disc, untuk mengukur suhu menggunakan
6
thermometer, kecepatan arus menggunakan
rata-rata
current
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
drogue,
menggunakan
pengukuran
pH
meter,
pH
pengukuran
untuk
persatu
melihat
kali
pengamatan
bagaimana
grafik
dan
laju
salinitas dengan menggunakan Handrefrakto
penempelan teritip dari minggu ke minggu.
meter, mengukur pasang surut dan tinggi
Selanjutnya data nilai rata-rata persatu
gelombang menggunakan wave pole, dan
petakan pada masing-masing media substrat
pengukuran oksigen terlarut menggunakan
diolah secara statistik dengan Rancangan
DO meter.
Acak Lengkap (RAL) serta dilanjutkan dengan menggunakan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf α = 5% .
Analisis Data Data
yang
diperoleh
dari
hasil
Sedangkan untuk data kualitas perairan
pengamatan jumlah individu teritip yang
disajikan secara kualitatif dalam bentuk
menempel pada masing-masing jenis bahan
tabel dan dianalisis secara deskriptif.
material tiang dermaga yang ada dan diurutkan berdasarkan waktu pengamatan,
HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian data jumlah individu tersebut di hitung
kelimpahannya
ukuran
yang terletak pada Perairan Bintan Pesisir
inividu per meter persegi. Adapun formula
Kabupaten Bintan. Di sekeliling pulau
atau
untuk
tersebut terdapat beberapa bangunan pantai
menghitung kelimpahan menurut (English
seperti halnya industri perikanan, dermaga
et al, 1994 dalam Ariadi, 2010) yaitu :
maupun pelabuhan, dan berbagai bangunan
rumus
yang
dengan
Pulau Buton merupakan sebuah pulau
digunakan
pantai
= X 10.000
lainnya
yang
digunakan
untuk Pada
beraktifitas
masyarakat
setempat.
permukaan
bangunan
pantai
tersebut
Dimana 10.000 merupakan konversi ke
terdapat biota yang hidupnya menempel
meter.
yang disebut dengan teritip (Balanus sp.), Setelah itu dari data kelimpahan
dimana penempelan tersebut menimbulkan
tersebut dihitung nilai laju penempelannya.
dampak pengotoran biologis yang pada
Adapun formula yang digunakan untuk
akhirnya dapat merusak bangunan tersebut.
menghitung laju penempelan teritip adalah:
Data laju penempelan teritip yang diperoleh tersebut kemudian dihitung nilai
7
penempelan 8,7 individu per meter persegi
Parameter Kualitas Perairan
per satu hari, dan yang paling rendah laju N Parameter o 1
Kecerahan (m)
2
Suhu (0C)
Kecepatan 3 arus (cm/dtk) Tinggi 4 gelombang (cm)
Alat yang di gunakan Secchi disc Thermo meter
n
Kisa ran 3 2,22 3,05 3 27,6 30,2 3 3,18 5,96
Current drough
5
Salinitas (‰)
6
Pasang surut (cm)
6
pH (unit)
pH meter
Penempelan teritip baru mulai terjadi 28,6
pada minggu ke 4(empat),
hal ini bisa
dikarenakan pada masa minggu pertama
4,62
melakukan proses penyeleksian substrat
33,91
maupun proses pengikatan diri terhadap 3
23 26
substrat sehingga baru adanya penempelan
25
pada minggu ke 4(empat). Penempelan 3 3
DO meter
7 DO (mg/L)
Pembahasan
2,75
sampai minggu ketiga larva teritip sedang 3 11,6 59,2
Wave pole Hand refracto meter Wave pole
penempelannya adalah pada
Ratarata
3
160 174 6,9 7,9 7,1 8,2
167
teritip terjadi terlebih dahulu pada jenis material beton dan kayu yaitu masing-
7,24
masing telah ditempeli teritip sejak minggu 7,72
ke 4(empat), sedangkan untuk material besi baru ditempeli teritip pada minggu ke
Kelimpahan
dan
Laju
5(lima). Perbedaan proses penempelan yang
Penempelan
terjadi ini dikarenakan pada kayu dan beton
Teritip (Balanus sp.) teritip
lebih mudah untuk larva teritip melakukan
(Balanus sp.) terbanyak yakni pada bahan
proses pengikatan diri dibandingkan pada
material kayu, dengan jumlah rata-rata
besi, hal ini dikarenakan permukaan kayu
kelimpahan teritip 440,33 individu per meter
dan beton memiliki tekstur yang lebih kasar
persegi, diikuti oleh bahan material beton
dibandingkan dengan besi.
kelimpahan
dengan
rata-rata
rata
–
rata
kelimpahan
Laju
180,66
penempelan
teritip
terbesar
individu per meter persegi, dan yang paling
diantara 3(tiga) jenis material yang ada yaitu
rendah pada bahan material besi, yaitu
terdapat pada bahan material kayu, dengan
144,03 individu per meter persegi.
jumlah rata-rata laju penempelan teritip
Sedangkan untuk laju penempelan
16,05 individu per meter persegi per satu
teritip (Balanus sp.), dari tabel di atas dapat
hari, diikuti oleh bahan material beton
dilihat bahwa rata – rata laju penempelan
dengan
teritip (Balanus sp.) terbanyak yakni pada
individu per meter persegi per satu hari, dan
bahan material kayu, dengan jumlah rata-
yang paling rendah laju penempelannya
rata laju penempelan teritip 16,05 individu
adalah pada bahan material besi, yaitu 7,94
per meter persegi per satu hari, diikuti oleh
individu per meter persegi per satu hari.
bahan material beton, dengan rata-rata laju
8
rata-rata
laju
penempelan
8,7
Seperti
yang
oleh
maupun kayu tersebut ternyata berbeda
Hutagalung (1982) dalam Almudzni (2012)
sangat nyata, karena dari hasil perhitungan
berkaitan
teritip,
didapat hasil F hitung (20,06) lebih besar
substrat penempel merupakan faktor biologis
dari pada F table 5% (5,14) dan 1% (10,92),
yang berpengaruh terhadap penempelan
berarti hipotesis pertama diterima dimana
teritip
dari
adanya perbedaan laju penempelan teritip
permukaan substratum. Oleh karena itu,
(Balanus sp.) antara ketiga bahan material
dapat dikatakan bahwa adanya perbedaan
dan disimpulkan bahwa laju penempelan
laju penempelan teritip (Balanus sp.) yang
teritip (Balanus sp.) yang terjadi antara
terjadi
bahan material beton, besi dan kayu memilki
dengan
berkaitan
dikatakan
penempelan
dengan
dikarenakan
keadaan
adanya
perbedaan
permukaan substrat dari masing-masing
perbedaan sangat nyata.
ketiga bahan material tersebut, dimana
Setelah
didapatkan
hasil
melalui
bahan material kayu memiliki tekstur yang
pengujian dengan One-way Anova Test yang
paling disukai oleh teritip (Balanus sp.)
menyatakan adanya perbedaan sangat nyata
yaitu bertekstur kasar, retak, dan bercelah.
dari laju penempelan teritip (Balanus sp.),
Sedangkan diantara bahan material beton
selanjutnya
dan besi, beton memiliki tekstur yang lebih
dengan menggunakan uji lanjut Beda Nyata
kasar dan berlubang dibandingkan besi,
Jujur guna untuk mengetahui perbedaan laju
sehingga hal ini membuat bahan material
penempelan antara masing-masing bahan
dari kayu menempati posisi teratas dari nilai
material.
laju penempela teritip (Balanus sp.) perhari
dilakukan
Dari uji lanjut
pengujian
lanjut
yang dilakukan,
nya dan setelah itu diikuti oleh bahan
diperoleh hasil bahwa terjadi perbedaan laju
material beton, serta bahan material besi di
penempelan teritip (Balanus sp.)
urutan terakhir.
sangat nyata antara jenis bahan material
pernyataan
Hal ini
yang
membenarkan
dikatakan
yang
oleh
kayu dengan beton maupun kayu dengan
McConnaughey dan Zottoli (1983) dalam
besi, sedangkan antara jenis bahan material
Almudzni (2012) yaitu berdasarkan sifat
beton dengan besi tidak memiliki perbedaan
fisik substrat, teritip cenderung menempel
yang nyata.
pada substrat yang kasar, yang memiliki retakan atau celah-celah. Pada umumnya,
KESIMPULAN DAN SARAN
larva cypris memilih batu karang yang
Laju penempelan teritip (Balanus sp.)
bersih, kasar, dan berlubang sampai ke
pada masing-masing bahan material yang
permukaan yang licin untuk menempel.
diamati di lokasi penelitian memiliki nilai
Setelah dilakukan pengujian analisis statistik
dengan
One-way
Anova
yang bervariasi. Laju Penempelan teritip
Test
tertinggi pada bahan material kayu, diikuti
(lampiran 3) antara data laju penempelan
oleh bahan material beton dan yang paling
teritip pada bahan material beton, besi
rendah laju penempelannya adalah pada
9
bahan material besi. Setelah dianalisi secara statistik
dengan
One-way
Anova
TPI Purnama Kota Dumai, Skripsi, Universitas Riau, Pekanbaru.
Test
diperoleh nilai F hitung lebih besar dari nilai
Ermaitis, 1984, Beberapa Catatan tentang Marga Teritip (Cirripedia), http://www.slideshare.net/trisroja/ose ana-ix396-101, 20 Agustus 2013.
F tabel baik itu 5% maupun 1 %, oleh karena itu laju penempelan teritip pada bahan material beton, besi maupun kayu tersebut dinyatakan berbeda sangat nyata, sehingga
Lubis, E., 2012, Pelabuhan Perikanan, PT penerbit IPB Press, Bogor.
hipotesis pertama diterima dimana adanya perbedaan laju penempelan kelimpahan
Mahuri, W, 2012, Keadaan Umum Perairan Laut Kelurahan Tanjung Uban Utara Kecamatan Bintan Utara Provinsi Kepulauan Riau, Laporan Praktek Lapang, UMRAH, Tanjungpinang.
teritip (Balanus sp.) pada jenis bahan material yang berbeda. Dari pengujian uji lanjut yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa terjadi perbedaan laju penempelan teritip (Balanus
Nybakken, J., W., 1988, Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis, PT Gramedia, Jakarta.
sp.) yang sangat nyata antara jenis bahan material kayu dengan beton maupun kayu dengan besi, sedangkan antara jenis bahan
Suwignyo, S., Widigdo, B., Wardiatno, Y., dan Krisanti, M., 2005, Avertebrata Air Jilid 1, Penebar Sawadaya, Jakarta.
material beton dengan besi tidak memiliki perbedaan yang nyata. Pada
penelitian
menggambarkan
ini
hanya
bagaimana
laju
Wijayanti, G. W., 2013, Penelitian Eksperimen, http://gigihnamaku.blogspot.com/201 3/04/penelitian-eksperimen.html, 20 November 2013.
penempelan teritip (Balanus sp.) pada jenis bahan material tiang dermaga yang berbeda di perairan pesisir Pulau Buton. Disarankan untuk
dilakukan
penelitian
lanjutan Wibisono, M., S., 2005, Pengantar Ilmu Kelautan, PT Grasindo, Jakarta.
mengenai kelimpahan dan keragaman jenis teritip (Balanus sp.) yang menempel pada bahan material bangunan pantai yang ada.
Yoga, Prasetyo, 1997, Pengaruh kemiringan substrat asbes terhadap kelimpahan Teritip (Balanidae) di perairan Jepara, Undergraduate Thesis, FMIPA-UNDIP, Semarang.
DAFTAR PUSTAKA Almudzni, 2012. Klasifikasi dan Ekologi Teritip (Barnacle) Dipandang dari Parameter Fisika Laut, Http: //almudzni.blogspot.com/html, 23 November 2013. Ariadi, R. F., 2010, Kelimpahan Teritip (Balanus spp) Pada Tiang Pelabuhan
10