Minimnya Pemanfaatan Museum Sebagai Sumber / Laboratorium Belajar di Kabupaten Grobogan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Grobogan merupakan suatu daerah yang memiliki perjalanan
sejarah
yang
panjang,
sehingga
menciptakan
suatu
kebudayaan yang hingga kini harus tetap terjaga dan terpelihara keasliannya. Cap sebagai kota yang bersejarah bukanlah sekedar ucapan semata, melainkan terbukti dengan keberadaan warisan cagar budaya yang menunjukkan jati diri Kabupaten Grobogan. Dengan adanya bangunan-bangunan dan benda-benda yang memenuhi kriteria sebagai benda cagar budaya. Bangunan-bangunan tersebut meliputi Kodim ( Pada zaman belanda sebagai distribusi logistik perang ), Pendopo Kabupaten, gedung SMP Negeri 1 Purwodadi, gedung Wisuda Budaya, SMP Kristen, Kantor Kawedanan Kradenan. Untuk menjaga kelestarian cagar budaya diperlukan suatu sarana tertentu. Demikian halnya dengan Kabupaten Grobogan, seiring dengan banyak ditemukannya benda-benda antik / kuno oleh masyarakat, yang kemudian menurut arkeolog benda tersebut termasuk dalam kategori BCB (Benda Cagar Budaya). Kemudian tercetuslah ide oleh pemerintah daerah Kabupaten Grobogan untuk mendirikan sebuah museum yang di beri nama “Museum Lokal Purwodadi”. Namun seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern minat masyarakat Kabupaten Grobogan untuk menggali pengetahuan tentang sejarah dan warisan budaya kian menurun. Khususnyan para pelajar yang seharusnya dapat memanfaatkan museum sebagai sumber
/laboratorium belajar justru lebih memilih untuk memanfaatkan teknologi modern sebagai penunjang pembelajaran mereka. Padahal jika pelajar lebih memanfaatkan museum sebagai sumber / laboratorium dalam penunjang pembelajaran mereka selain mendapatkan ilmu pengetahuan juga dapat melihat langsung sumber ilmu pengetahuan tersebut. Mengapa hal itu harus terjadi ? Apakah kondisi ini dapat dijadikan sebagai petunjuk bahwa pelajar saat ini kurang memanfaatkan museum sebagai sumber / laboratorium belajar di Kabupaten Grobogan ? Apa yang menyebabkan mereka kurang memanfaatkan museum sebagai sumber / laboratorium belajar di Kabupaten Grobogan ? B. Rumusan Masalah Adapun masalah yang akan diuraikan dalam penelitian ini adalah 1. Sejauh mana tingkat pemanfaatan museum sebagai sumber / laboratorium belajar di Kabupaten Grobogan 2. Apa penyebab minimnya pemanfaatan museum sebagi sumber / laboratorium belajar di Kabupaten Grobogan 3. Mengapa museum Lokal Purwodadi kurang diminati oleh pelajar 4. Apa penyebab pelajar kurang berminat untuk mengunjungi Museum Lokal Purwodadi 5.
Apa langkah Pemerintah Daerah untuk menumbuhkan minat pelajar terhadap Museum Lokal Purwodadi
C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui sejauh mana tingkat pemanfaatan Museum sebagai sumber / laboratorium belajar di Kabupaten Grobogan 2. Mengetahui apa penyebab minimnya pemanfaatan Museum / laboratorium belajar di Kabupaten Grobogan
3. Mengetahui mengapa Museum Lokal Purwodadi kurang diminati oleh pelajar 4. Mengetahui
apa
penyebab
pelajar
kurang
berminat
untuk
mengunjungi Museum Lokal Purwodadi 5. Mengetahui apa langkah Pemerintah Daerah untuk menumbuhkan minat pelajar terhadap Museum Lokal Purwodadi
D. Landasan Teori 1. Pengertian Museum Kata “museum” berasal dari bahasa latin “Museion”
yang
artinya “ candi para dewi muse ”. Dulu orang Yunani Kuno membangun sebuah candi kecil bagi sembilan dewi muse, ank-anak Dewa Zeus yang tugas utamanya adalah menghibur. Dalam perkembangannya museion m,enjadi tempat kerja ahli-ahli pikir zaman Yunani kuno, seperti sekolahnya Pythagoras dan Platho. Dianggapnya tempat penyelidikan dan pendidikan filsafat sebagai ruang lingkup ilmu dan kesenian adalah tempat pembuktian diri terhadap ke sembilan Dewi Muse tadi. Museum yang tertua sebagai pusat
ilmu
dan
kesenian
adalah
yang
pernah
terdapat
di
Iskandarsyah. Lama kelamaan gedung museum tersebut yang pada mulanya tempat pengumpulan benda-benda dan alat-alat yang diperlukan bagi penyelidikan ilmu dan kesenian. Pada masa sekarang museum merupakan sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan pengembangannya merawat,
terbuka
menghubungkan,
untuk dan
umum,
yang
memamerkan
memperoleh, untuk
tujuan
pendidikan dan kesenangan ,barang-barang pembuktian manusia dan
lingkungan ( menurut definisi ICOM= International Consil Of museum ). 2. Sejarah Museum a. Museum Internasional Lembaga museum yang tertua di dunia dirintis oleh Ptolemaeus I sekitar 300 tahun sebelum masehi di kota Iskandaria, Mesir. Setelah jatuhnya kota Athena, maka kota Iskandaria tampil sebagai pusat perdagangan. Gedung utamanya,sekitar tahun 2500 SM telah memiliki koleksi 500.000 gulungan kertas papirus yang berisi tulisan ilmiah. Di sana para pakar perpustakaan bekerja dan mendapat gaji dari raja. b. Museum Indonesia Sejarah museum di Indonesia dirintis oleh G.E. Rumphius pada tahun 1648. pada waktu itu ia sebagai pegawai kompeni Belanda di Ambon. Untuk melengkapi isi museum yang didirikannya, ia mengangkut banyak buku dari Nederland pada tahun 1663. Bangunan museum yang didirikannya telah lenyap, dulu bernama “Het Ambonsche Rariteiten Kabinet” ( Ruangan Penyimpanan Benda-benda Aneh atau Langka dari Ambon ). 3. Macam-macam Museum a. Museum Geologi b. Museum Purbakala c. Museum Tekstil d. Museum Wayang e. Museum Perjuangan, dan masih banyak lagi 4. Manfaat Museum a. Sebagai tempat untuk benda cagar budaya.
penyimpanan dan pemeliharaan benda-
b. Sebagai dokumen dan penelitian masyarakat. c. Pusat penyaluran ilmu pengetahuan. d. Pusat pemiknatan karya seni. e. Pusat perkenalan kebudayaan antar daerah dan antar bangsa. f. Objek wisata. g. Media pembinaan pendidikan,kesenian,dan ilmu pengetahuan. h. Suaka alam dan suaka budaya. i. Cermin sejarah manusia, alam, dan kebudayaan. j.
Sarana bertaqwa dan bersyukur pada Tuhan yang Maha Esa.
k. Sebagai media referensi dalam pencarian data. E. Proses Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara kepada penguus Museum Lokal Purwodadi,para pelajar, an para guru. Responden
yang
terpilih
adalah
responden
yang
memenuhi
syarat,antara lain : tinggal di wilayah Grobogan, pelajar SMP/ SMA, guru SD/ SMP / SMA. Pemilihan responden dilakukan secara acak dan tanpa pembatasan jumlah. Meskipun demikian, penyebarannya tetap merata, meliputi berbagai lapisan remaja dan guru, yaitu pelajar SMP Negeri dan Swasta, pelajar SMA Negeri dan Swasta, pelajar SMK Negeri dan Swasta, Guru SD, Guru SMP Negeri dan Swasta, Guru SMA Negeri dan Swasta, Guru SMK Negeri dan Swasta. 1. Lokasi Penelitian Pengambilan lokasi responden di lakukan secara acak meliputi Kecamatan Ngaringan, Wirosari, Kradenan, Tawangharjo, Purwodadi. 2. Cara Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan melalui beberapa cara, yaitu : wawancara dan observasi 3. Cara Menganalisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara data-data yang diperoleh di klasifikasikan sesuai dengan pertanyaan / pembahasan. Berdasarkan klasifikasi, data-data tersebut dapat disimpulkan apa saja yang mempengaruhi kurang minatnya pelajar terhadap museum dan halhal apa saja yang kurang dijadikkannya museum sebagai sumber/ laboratorium belajar bagi siswa.
F. Sistematika Penelitian ini terdiri dari 4 Bab. Bab satu merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan masalah tujuan penelitian, landasan teori, proses penelitian, dan sistematika. Bab dua berisi hasil penelitian. Bab tiga berisi pembahasan. Dan, Bab 4 berisi kesimpulan dan saran.
BAB II HASIL PENELITIAN A. Hasil Observasi a. Kondisi Museum Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan. Museum Lokal Purwodadi yang terletak di jalan Pemuda no 35 kompleks Kantor Pendidikan
Nasional
Kabupaten
Grobogan
kondisinya
sangat
memprihatinkan. Hampir seluruh benda bersejarah yang menjadi aset museum tidak terawat. Halaman terlihat tampak kumuh dan sangat tidak terawat banyak kubangan-kubangan air di halaman sebelah selatan, rumput-rumput tumbuh liar di sekeliling museum dan lantaipun penuh debu. Pada saat pengunjung datang harus masuk melalui pintu sebelah selatan. Museum tersebut sebenarnya cukup menarik karena berisi barang-barang yang bersejarah seperti keramik cina, alat musik gamelan, koleksi wayang kulit, koleksi wayang golek, guci cina, lingga yoni dari batu putih, benda-benda perunggu seperti gelang, rantai lampu, pusaka majapahit, meriam, lesung kuno, luku atau garu, kayu jati tertua di Grobogan yang berumur ribuan tahun dan fosil-fosil kerang laut (bukti bahwa daerah Grobogan pada masa glasial masih berupa lautan), rahang stegodon (gajah purba), artefak berlatar belakang agama Hindhu dari batu kapur (arca-arca, peripih), batu merah, pipisan. Karena kepedulian salah satu anggota DPR terhadap Museum Lokal Purwodadi, rencananya museum itu akan di pindah. Segala sesuatunya sudah siap dan sudah di pertimbangkan dari mulai biaya pemindahan hingga pemeliharaan kedepan dan tempatnya pun sudah siap tempatnya di gedung bekas rumah dinas Bupati Grobogan. Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan letaknya yang strategis
sehingga dapat dengan mudah di akses oleh pengunjung. Tetapi ada satu yang masih menjadi ganjalan dari tersukseskannya pemindahan museum tersebut yaitu surat keputusan dari _ belum di terima oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan sehingga rencana yang sudah di susun matang tersebut urung dilakukan. b. Tingkat Pemanfaatan Museum Letak museum yang kurang strategis mengakibatkan museum tersebut susah di akses oleh masyarakat umum, sehingga hanya orang-orang yang tahu keberadaan museum itu saja yang datang ke Museum Lokal Purwodadi atau para pelajar yang datang ke museum untuk tujuan penelitiaan, itupun hanya segelintir saja. Pelajar sekarang lebih suka duduk berjam-jam di muka komputer dam mengakses internet untuk memcari bahan referensi ketimbang harus membuangbung waktu di ruangan museum. Sebenarnya itu adalah masalah yang kompleks, yang seharusnya dapat di atasi, ruangan museum yang terkesan kuno bisa menjadi menarik apabila pengemasannya pun dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menarik pelajar untuk datang ke sana. c. Penyebab Minimnya Pemanfaatan Museum Jika kita membicarakan tentang minimnya pemanfaatan Museum Lokal Purwodadi pasti tak lepas dari kondisi fisik museum itu sendiri, selain itu sikap Pemerintah Derah Kabupaten Grobogan sekarang yang terbilang pasif juga dapat digolonggkan sebagai penyebab
minimnya
pemanfaatan
Museum
Lokal
Purwodadi.
Meskipun tempatnya kecil jika kondisinya tertata rapi, bersih dan terawat pasti Museum Lokal Purwodadi juga akan di manfaatkan oleh masyarakat terutama pelajar untuk bahan referensinya. Dan jika
semua itu di imbangi dengan sosialisasi yang dapat menari pengunjung, maka bukan mustahil Museum Lokal Purwodadi akan banyak di cari oleh masyarakat terutama pelajar d. Penyebab Museum Kurang Diminati Penyebab museum kurang diminati adalah karena letaknya yang kurang strategis dan banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa di Purwodadi terdapat museum, padahal museum tersebut dibangun tahun 1974. Selain itu kurangnya sosialisasi dari pengurus museum juga menjadi penyebab hal tersebut. Oleh karena itu alangkah baiknya apabila sosialisasi terus di jalankan dalam mengenalkan museum tersebut agar masyarakat umum mengetahui keberadaanya. e. Langkah Pemerintah Daerah Dalam Menumbuhkan Minat Pelajar Terhadap Museum Langkah Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan untuk menumbuhkan minat pelajar terhadap Museum Lokal Purwodadi terbilang sudah maksimal. Pasalnya dulu ketika pertama kali museum itu didirikan pemerintah telah mencanangkan program-progaram yang bertujuan perkenalan terhadap Museum Lokal Purwodadi. Salah satunya adalah dengan program “ Museum Masuk Sekolah” cara kerja program tersebut adalah dengan cara mengadakan bimbingan dan memperkenalkan Museum Loal Purwodadi kepada guru-guru di Kabupaten
Grobogan,
yang
selanjutnya
guru-guru
tersebut
menyampaikannya kepada anak didiknya. Tetapi program pemerintah itu seolah berhenti ditengah jalan karena sedikit sekali pelajar yang menanggapinya. Akhirnya Pemerintah Kabupaten Grobogan berhenti total untuk mengadakan sosialisasi, hanya saja jika ada orang yang ingin berkunjung saja baru di layani. Kondisi demikian yang berlarutlarut akhirnya membuat museum itu terabaikan, tidak ada lagi anggaran dari APBD Kabupaten Grobogan yang khusus untuk biaya
perawatan Museum Lokal Purwodadi. Setelah sekian tahun berlalu sekarang baru disadari bahwa aset itu harus di rawat dan dikembangkan. Maka Pemerintah Kabupaten telah berencana untuk mengembalikan porduktifitas Museum Lokal Purwodadi dengan cara merencanakan pemindahan Museum Lokal Purwodadi ke tempat yang lebih strategis, yaitu bekas rumah dinas Bupati Grobogan.
B. Hasil Wawancara Berdasarkan hasil wawancara dengan 50 orang pelajar diperoleh data sebagai berikut, (1) 0,5% pelajar tahu akan keberadaan museum dan pernah mengunjunginya, (2) 55% tahu akan keberadaan museum tetapi tidak pernah mengunjunginya, (3) 44,2% tidak tahu akan keberadaan museum, (4) 0,3% acuh tak acuh akan keberadaan museum. Berdasarkan hasil wawancara dengan 20 orang guru di Kabupaten Grobogan diperoleh data sebagai berikut, (1) 65% guru tahu akan keberadaan museum dan pernah kesana, (2)
30% guru tahu akan
keberadaan museum tetapi tidak pernah mengunjungi, (3) 5% guru tidak tahu akan keberadaan museum.
BAB III PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa beberapa pelajar di Kabupaten Grobogan kurang memanfaatkan Museum Lokal Purwodadi sebagai sumber / laboratorium belajar. Hal ini didasarkan pada : A. Hasil Observasi B. Hasil Wawancara Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan diketahui bahwa memang pemanfaatan museum sebagai sumber / laboratorium belajar sangat minim. Hal ini di sebabkan karena kurangnya kesadaran dan pengertian dari pelajar bahwa keberadaan museum sangat penting bagi pendidikan.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh sebagai berikut : 1. Keinginan pelajar untuk menggunakan musium sebagai sumber / laboratorium sangatlah minim. 2. ecara umum, pelajar di Kabupaten kurang berminat terhadap Museum Lokal Purwodadi. 3. Berdasarkan hasil wawancara, mereka kurang berminat terhadap museum lokal Purwodadi karena hal-hal berikut 3.1. Kurangnya sosialisasi dari pengurus musem 3.2. Letak museum kurang strategis 3.3. Keadaan museum yg kotor dan tidak terawat.
B. Saran-saran Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas,peneliti menyarankan : 1. Sebaiknya, sedini mungkin Museum Lokal Purwodadi diperkenalkan dengan cara melanjutkan program Museum Masuk Sekolah 2. Hendaknya ada usaha dari pemerintah untuk membuat wadah khusus guna menampung usaha-usaha pelestarian museum
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, Neni Utami.2008.Jalan-jalan Yuk Ke Museum.Jakarta:Gramedia Kusumo, Pratameng.1990.Menimba Ilmu Dari Museum.Jakarta: Gramedia