KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PENATAAN ARSITEKTUR DAN INFORMASI KINERJA DALAM RKA‐K/L 2016
Jakarta, 10 Februari 2015
Dalam rangka penguatan penganggaran berbasis kinerja, dilakukan penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam RKA‐KL, dan akan diterapkan mulai perencanaan penganggaran TA 2016. (Pasal 24 PMK No.136/PMK.02/2014 tentang Juksunlah RKA‐K/L)
2
OUTPUT DAN OUTCOME PERLU DITATA KARENA BELUM MENCERMINKAN KUALITAS BELANJA K/L Hasil Evaluasi Kinerja Tahun 2012 180% 163,94%
1. Jumlah output terlalu banyak (output tahun 2012 berjumlah 11.702)
160% 140%
2. Banyak output bersifat administratif, bukan substantif mis: laporan dan dokumen (jenis ini teridentifikasi sekitar 3.879 output dengan pagu sebesar Rp45,1 triliun)
120% 100% 80%
88,86% 79,37%
60% 35,97%
40% 20% 0% Penyerapan Konsistensi Pencapaian Anggaran (ketepatan Keluaran waktu)
Analisis atas seluruh output dalam RKAK/L 2012:
Efisiensi
3. Banyak output yang berkarakteristik input, misalnya kendaraan, komputer, gedung (teridentifikasi sekitar 360 jenis output dengan pagu sebesar Rp168,3 triliun) 4. Target output tidak jelas – baik bagi yang menyusun maupun bagi yang mengevaluasi (lihat tabel data anomali sejumlah 2.141 kasus)
3
Penataan ADIK dilakukan dengan menggunakan konsep dasar Logic Model (LM)
YOU/WE INPUT What we have
AKTIVITAS
OUTPUT
What we do
What we produce/ deliver
OUTCOME
COSTUMER Mengubah kesadaran
Mengubah kebiasaan
Bisa Sadar Paham Tahu
Status Biasa Mau
Mengubah kondisi
Konsep dasar Logic Model (LM) = alat bantu untuk merumuskan outcome dan output level atas yang memiliki benang merah dengan otcome dan output level di bawahnya
4
Contoh Logic Model Sederhana “Liburan Keluarga” Input Anggota Keluarga Anggaran
Proses
Output
Outcome
Mengendarai mobil menuju Bumi Perkemahan
Tiba di bumi perkemahan
Setiap anggota keluarga saling memahami satu sama lain
Membangun tenda
Tenda yang didirikan
Memasak
Sajian masakan
Mobil Peralatan kemah
Ikatan keluarga yang kuat
5
KONSEP LOGIC MODEL (1) PMK No.136/PMK.02/2014 Tentang Petunjuk Penyusunan Dan Penelaahan RKA K/L
PROGRAM
Arsitektur RKA K/L berbasis pada hasil (Outcome)
Outcome
Indikator
Target
Output
Indikator
Target
Aktivitas Input
“Suatu outcome akan dicapai apabila telah tersedia atau diproduksi output yang diperlukan. Untuk menghasilkan suatu output diperlukan serangkaian aktivitas dimana dalam melaksanakan berbagai aktivitas dimaksud diperlukan berbagai sumberdaya (input)”. 6
KONSEP LOGIC MODEL (2) Sasaran pembangunan nasional (impact)
NASIONAL Ouput
Sasaran strategis K/L (outcome/impact)
Sasaran program (outcome)
Sasaran kegiatan (output)
Proses / Aktivitas
Input
K/L
ESELON I
ESELON II
Input
Input
Input
Aktivitas
Aktivitas
Aktivitas
Outcome
Indikator Target
Indikator Target
Ouput
Outcome
Indikator Target
Indikator Target
Ouput
Outcome
Indikator Target
Indikator Target
Kemen Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kemen Keuangan (DJA) menggunakan pendekatan LM dalam menyusun dokumen perencanaan dan penganggaran dengan tujuan memperkuat hubungan antara outcome, output, aktivitas, dan input. 7
RUMUSAN OUTCOME & OUTPUT K/L*) HARUS MERUJUK KE VISI & MISI PRESIDEN
*) OUTPUT DENGAN PERSPEKTIF KELUAR
8
9
"Tugas kita semua dan utama adalah menjalankan visi dan misi Presiden. Tidak ada lagi yang namanya visi dan misi menteri. Karena yang ada hanya program operasional menteri. Sekali lagi yang ada program operasional menteri" Rapat perdana kabinet kerja di kantor presiden, Jakarta, Senin (27/10/2014).
10
HAL‐HAL YANG AKAN DILAKUKAN KE DEPAN Menyempurnakan rumusan output dan outcome dalam dokumen RKA‐KL: • Rumusan outcome & output K/L menyempurnakan referensi rumusan sasaran strategis dalam Formulir 1 RKA‐KL • Rumusan outcome & output Eselon I menghapus referensi rumusan sasaran strategis dan menyempurnakan sasaran program dalam Formulir 2 RKA‐KL
FORMULIR 1 : RKA LEVEL KL FORMULIR 2 : RKA LEVEL ESELON 1 FORMULIR 3 : RKA SATKER 11
LANGKAH‐LANGKAH PENATAAN ADIK (1) • Rumuskan sasaran strategis (outcome K/L) dengan memperhatikan: – Visi & misi K/L (di bawah Kabinet Kerja) – Tugas dan fungsi K/L (di bawah Kabinet Kerja) • Analisis sasaran strategis (existing) dalam Formulir 1 Aplikasi RKA‐KL 2015: – Klasifikasikan mana outcome yang berorientasi keluar dan yang berorientasi ke dalam – Sesuaikan dengan Rencana Strategis K/L 2015‐2019 – Sesuaikan dengan visi & misi K/L – Sesuaikan dengan tugas dan fungsi K/L – Buat outcome dengan rumusan yang lebih umum – Lengkapi dengan indikator outcome 12
LANGKAH‐LANGKAH PENATAAN ADIK (2) • Rumuskan sasaran program (outcome Eselon I) dengan memperhatikan: – Visi & misi Eselon I – Tugas dan fungsi Eselon I • Analisis “hasil” (existing) dalam Formulir 2 Aplikasi RKA‐KL 2015: – Klasifikasikan output berorientasi keluar dan output berorientasi ke dalam – Sesuaikan dengan Rencana Strategis Eselon I K/L 2015‐2019 – Sesuaikan dengan visi & misi Eselon I K/L – Sesuaikan dengan tugas dan fungsi Eselon I K/L – Buat output dengan rumusan yang lebih umum – Lengkapi dengan indikator output
13
CONTOH PENATAAN ADIK KEMENTERIAN KEUANGAN (KONSEP TOP DOWN)
14
VISI & MISI KEMENTERIAN KEUANGAN KMK 36/KMK.01/2014 tentang Cetak Biru Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan Tahun 2014-2025
Visi Kementerian Keuangan: “Menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif di abad ke‐21” Untuk mewujudkan visi tersebut, Kementerian Keuangan mempunyai 5 misi: a. Mencapai tingkat kepatuhan pajak, bea dan cukai yang tinggi melalui pelayanan prima dan penegakan hukum yang ketat; b. Menerapkan kebijakan fiskal yang prudent; c. Mengelola neraca keuangan pusat dengan risiko minimum; d. Memastikan dana pendapatan didistribusikan secara efisien dan efektif; e. Menarik dan mempertahankan talent terbaik di kelasnya dengan menawarkan proposisi nilai pegawai yang kompetitif. Pasal 8 UU N0. 17/2003 tentang Keuangan Negara: Menteri Keuangan mendapat penugasan dari Presiden: pelaksanaan kekuasan atas pengelolaan fiskal 15
STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN
16
LOGIC MODEL (LM) KEMENKEU • Tusi utama Kemenkeu adalah dalam bidang fiskal sebagai dasar pengelolaan APBN (pendapatan, belanja, dan pembiayaan), dan pengelolaan kekayaan negara.
DJPK DJPB
DJPU
• Setjen, Itjen, dan BPPK sebagai supporting unit bagi pencapaian fungsi fiskal, pendapatan, anggaran belanja, pembiayaan dan pengelolaan kekayaan negara melaksanakan fungsi Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan.
DJA
BELANJA
KEBIJAKAN FISKAL
PENGELOLAAN KEKAYAAN NEGARA
BKF
PENDAPATAN DJBC
DJKN
ITJEN
PEMBIAYAAN
DJA
SETJEN
DJP
DJKN
• Kemenkeu memiliki 6 Tema : 1) Fiskal, 2) Pendapatan, 3) Belanja, 4) Pembiayaan, 5) Pengelolaan Kekayaan Negara, 6) Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan.
BPPK
17
OUTCOME & OUTPUT KEMENTERIAN KEUANGAN OUTCOME
OUTPUT
1. Kebijakan fiskal yang berkualitas.
Rekomendasi Kebijakan Fiskal
2. Meningkatnya penerimaan negara
1. 2. 3. 4. 5. 6.
3. Belanja negara yang optimal dan efisien
1. Alokasi APBN yang tepat dan efisien 2. Layanan perbendaharaan negara. 3. Layanan Desentralisasi Fiskal
4. Pembiayaan APBN yang optimal
Pengelolaan utang
5. Optimalisasi pengelolaan kekayaan negara
Layanan pengelolaan kekayaan negara yang berkualitas
OUTCOME
OUTPUT INTERNAL
Organisasi Kementerian Keuangan yang Profesional dan Akuntabel
1. Layanan Organisasi dan Manajemen Kinerja 2. Layanan TIK yang terintegrasi 3. Layanan Perencanaan dan Pengembangan SDM 4. Layanan Pengelolaan Keuangan 5. Program diklat yang akomodatif 6 . Layanan Pengawasan Internal. 7 . Layanan Tugas Teknis lainnya.
Layanan perpajakan Layanan kepabeanan dan cukai. Kebijakan PNBP Pengurusan penyelesaian piutang Negara Layanan lelang Layanan Pemanfaatan Kekayaan Negara.
18
PENYEMPURNAAN FORMULIR 1 RKA‐KL: SASARAN STRATEGIS K/L DALAM RKA‐KL VS OUTCOME LOGIC MODEL FORMULIR 1 RKA‐KL RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA A. KEMENTERIAN :
(015) KEMENTERIAN KEUANGAN Menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif di abad ke‐21
B. VISI :
C. MISI :
RUMUSAN LOGIC MODEL
Mencapai tingkat kepatuhan pajak, bea dan cukai yang tinggi melalui 1 pelayanan prima dan penegakan hukum yang ketat. 2 Menerapkan kebijakan fiskal yang prudent. 3 Mengelola neraca keuangan pusat dengan risiko minimum Memastikan dana pendapatan didistribusikan secara efisien dan 4 efektif. Menarik dan mempertahankan talent terbaik di kelasnya dengan 5 menawarkan proposisi nilai pegawai yang kompetitif.
D. SASARAN STRATEGIS
OUTCOME KL 1 Tingkat pendapatan yang optimal Tingkat kepercayaan stakeholders yang tinggi dan citra yang 2 meningkat yang didukung oleh tingkat pelayanan yang handal 3 Tingkat kepatuhan wajib pajak, kepabeanan, dan cukai yang tinggi Alokasi belanja negara yang tepat sasaran, tepat waktu, efektif, 4 efisien dan akuntabel Tata kelola yang yang tertib transparan, dan akuntabel dalam 5 pelaksanaan belanja negara. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pengelolaan hubungan 6 keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan daerah Terciptanya tata kelola yang tertib sesuai peraturan perundang‐ undangan, transparan, kredibel, akuntabel, dan profesional dalam 7 pelaksanaan hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Terpenuhinya pembiayaan APBN melalui utang secara tepat waktu, 8 cukup, dan efisien. Terciptanya kepercayaan para pemangku kepentingan (investor, 9 kreditor, dan pelaku pasar lainnya) terhadap pengelolaan utang yang transparan, akuntabel, dan kredibel. 10 Terciptanya struktur portofolio utang yang optimal. 11 Terciptanya pasar SBN yang dalam, aktif, dan likuid. 12 Efisiensi dan akurasi pelaksanaan belanja negara. 13 Optimalisasi pengelolaan kas. Optimalisasi tingkat pengembalian dana di bidang investasi dan 14 pembiayaan lainnya. Peningkatan pelayanan masyarakat melalui penyempurnaan 15 pengelolaan BLU. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan 16 negara. Terciptanya sistem perbendaharaan negara yang modern, handal 17 dan terpadu. Terlaksananya perencanaan kebutuhan barang milik negara yang 18 optimal Terlaksananya penatausahaan kekayaan negara yang handal dan 19 akuntabel Terwujudnya pemanfaatan BMN berdasarkan prinsip the highest and 20 best use Tercapainya peningkatan kualitas pelayanan pengelolaan kekayaan 21 negara 22 Terwujudnya database nilai kekayaan negara yang kredibel Terwujudnya regulator bidang pasar modal dan lembaga keuangan 23 yang amanah dan profesional 24
Kebijakan fiskal yang berkualitas Meningkatnya penerimaan negara
Belanja negara yang optimal dan efisien
Pembiayaan APBN yang optimal
Optimalisasi pengelolaan kekayaan negara
Terwujudnya pasar modal dan lembaga keuangan non bank sebagai sumber pendanaan yang mudah diakses, efisien dan kompetitif.
Terwujudnya pasar modal dan lembaga keuangan non bank sebagai 25 sarana investasi yang menarik dan kondusif dan sarana pengelolaan risiko yang handal. Terwujudnya industri pasar modal dan lembaga keuangan non bank 26 yang stabil, resilience dan liquid. Tersedianya kerangka regulasi yang menjamin adanya kepastian 27 hukum, keadilan dan keterbukaan (fairness and transparency). Tersedianya infrastruktur pasar modal dan lembaga keuangan non 28 bank yang kredibel, dapat diandalkan dan berstandar internasional. 29 Terwujudnya SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi
Organisasi Kementerian Keuangan yang Profesional dan Akuntabel
30 Terwujudnya organisasi yang handal dan modern 31 Terwujudnya good governance 32 Terwujudnya dan termanfaatkannya TIK yang terintegrasi 33 Tercapainya akuntabilitas laporan keuangan
19
VISI & MISI DJA DITURUNKAN DARI VISI & MISI MENKEU VISI Memacu pengelolaan APBN yang berkualitas untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan. MISI • Memacu kualitas pengelolaan APBN dari perencanaan, penyusunan, hingga pelaporan; • Menggunakan monitoring dan evaluasi secara efektif untuk meningkatkan kualitas perencanaan; • Mendorong kerjasama dengan stakeholders dalam rangka pemberdayaan di keseluruhan proses; • Terus‐menerus meningkatkan kualitas sistem dan proses penganggaran; • Membangun kapabilitas SDM dan organisasi internal. KMK 36/KMK.01/2014 tentang Cetak Biru Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan Tahun 2014‐2025 Tugas : Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran. Fungsi : • perumusan kebijakan di bidang penganggaran; • pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaran; • penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penganggaran; • pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penganggaran; • pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Anggaran. 20
OUTCOME DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN OUTCOME 1 Ketepatan anggaran bagi Pengguna Anggaran dalam mewujudkan target Pemerintah. Indikator: Jumlah revisi anggaran (kali) “Hasil” dalam aplikasi RKA‐KL
OUTCOME 2 PNBP yang optimal Indikator: Jumlah PNBP (Rp)
21
OUTPUT DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN OUTPUT 1 • Alokasi anggaran yang akurat bagi pendanaan program Pemerintah Indikator: • Jumlah alokasi anggaran untuk program dengan kriteria informasi kinerja yang baik (%) • Deviasi antara target dan realisasi capaian output (%)
OUTPUT 2 Regulasi PNBP yang efektif Indikator: • Jumlah regulasi PNBP yang diterbitkan (buah) • Akurasi target penerimaan (%)
22
PENYEMPURNAAN FORMULIR 2 RKA‐KL: OUTCOME ESELON I DALAM RKA‐KL vs LOGIC MODEL FORMULIR 2‐3 RKA‐KL RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI A. KEMENTERIAN :
(015) KEMENTERIAN KEUANGAN
B. UNIT ORGANISASI
(03) DITJEN ANGGARAN
RUMUSAN LOGIC MODEL
Memacu pengelolaan APBN yang berkualitas untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
B. VISI : Mengembangkan Kebijakan Fiskal yang Sehat, Berkelanjutan, Hati‐hati (Prudent), dan Bertanggungjawab
C. MISI :
1 2 3 4 5
D. SASARAN STRATEGIS
Memacu kualitas pengelolaan APBN dari perencanaan, penyusunan, hingga pelaporan; Menggunakan monitoring dan evaluasi secara efektif untuk meningkatkan kualitas perencanaan; Mendorong kerjasama dengan stakeholders dalam rangka pemberdayaan di keseluruhan proses; Terus‐menerus meningkatkan kualitas sistem dan proses penganggaran; Membangun kapabilitas SDM dan organisasi internal.
OUTCOME ESELON I 1 Tingkat pendapatan yang optimal 2
Tingkat kepercayaan stakeholders yang tinggi dan citra yang meningkat yang didukung oleh tingkat pelayanan yang handal
3
Tingkat kepatuhan wajib pajak, kepabeanan, dan cukai yang tinggi
PNBP yang optimal
Alokasi belanja negara yang tepat sasaran, tepat waktu, efektif, efisien dan akuntabel Tata kelola yang yang tertib transparan, dan akuntabel dalam 5 pelaksanaan belanja negara.
Ketepatan anggaran bagi Pengguna Anggaran dalam mewujudkan target Pemerintah.
4
6 s.d. 28
HASIL (OUTCOME)
Terlaksananya fungsi penganggaran sesuai dengan peraturan perundang‐undangan dan kebijakan Pemerintah
INDIKATOR KINERJAUTAMA PROGRAM
‐
OUTPUT ESELON 1 Indikator
Alokasi anggaran yang akurat bagi pendanaan program Pemerintah 1.
Jumlah alokasi anggaran untuk program dengan kriteria informasi kinerja yang baik (%)
2.
Deviasi antara target dan realisasi capaian output (%)
1. 2.
Jumlah regulasi PNBP yang diterbitkan (buah) Akurasi target penerimaan (%)
Regulasi PNBP yang efektif Indikator
NOMENKLATUR KEGIATAN
Pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (ABPP) Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain‐Lain (BSBL) Penyusunan Rancangan APBN Pengelolaan PNBP dan Subsidi Pengembangan Sistem Penganggaran Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Anggaran Harmonisasi Peraturan Penganggaran
23
Tabel Yang Harus Dilengkapi Isinya... FORM 1: RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN KEUANGAN ANGGARAN (Rp), TARGET DAN REALISASI KINERJA
KINERJA TARGET/PAGU 2015
2016
2017
2018
2019
OUTCOME:
Meningkatnya penerimaan negara Indikator: Tax Ratio (%) Jumlah PNBP (Rp) ‐‐‐ OUTPUT:
Layanan perpajakan Indikator: ‐ Rasio realisasi penerimaan perpajakan dengan targetnya (%) ‐ ‐‐‐ AKTIVITAS: Menyusun target penerimaan perpajakan Mengadministrasikan penerimaan perpajakan dari WP ‐‐‐
INPUT:
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐
‐
‐
‐
Sumberdaya Manusia Gedung dan Bangunan Peralatan dan Mesin Bahan perkantoran Norma/Standar/Pedoman/Ketentuan Dukungan Anggaran Jakarta, Juli 2014 MENTERI KEUANGAN SELAKU PENGGUNA ANGGARAN,
NAMA PEJABAT
24
FORMULIR 1 RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA NO
SEMULA (EKSISTING)
MENJADI (USULAN PENATAAN ADIK)
1
KEMENTERIAN
Diisi sesuai dengan nomenklatur K/L yang baru
2
VISI
Diisi dengan visi K/L yang baru, jika ada
3
MISI
Diisi dengan misi K/L yang baru, jika ada
4
SASARAN STRATEGIS (33 SS, termasuk SS Bapepam‐LK)
SASARAN STRATEGIS Diisi dengan Sasaran Strategis (=Outcome K/L) sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis
5
‐
INDIKATOR OUTCOME K/L *) Diisi dengan indikator Sasaran Strategis
6
‐
OUTPUT K/L *) Diisi dengan Output K/L
7
‐
INDIKATOR OUTPUT K/L *) Diisi dengan indikator Output K/L
*) Belum ada dalam Formulir 1 eksisting. 25
FORMULIR 2 RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI NO
SEMULA (EKSISTING)
MENJADI (USULAN PENATAAN ADIK)
1
KEMENTERIAN
Baris ini diusulkan dihapus, agar tampilannya hanya fokus ke Eselon 1
2
UNIT ORGANISASI
Diisi nomenklatur Eselon I sesuai dengan nomenklatur yang baru
3
VISI
Diisi dengan visi Eselon I yang baru, jika ada
4
MISI
Diisi dengan misi eselon I yang baru, jika ada
5
SASARAN STRATEGIS
Baris ini diusulkan dihapus, agar tampilannya hanya fokus ke Eselon 1
6
PROGRAM
Diisi dengan nama program‐program Eselon I
7
HASIL (OUTCOME)
SASARAN PROGRAM Diisi dengan Sasaran Program (=Outcome Eselon I) sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis
8
INDIKATOR KINERJA UTAMA PROGRAM
INDIKATOR OUTCOME ESELON I *) Diisi dengan indikator Sasaran Program
9
‐
OUTPUT ESELON I *) Diisi dengan Output Eselon I
10
‐
INDIKATOR ESELON I *) Diisi dengan indikator Output Eselon I
*) Belum ada dalam Formulir 1 eksisting.
26
PENYEMPURNAAN KPJM DAN REVIEW ANGKA DASAR •
Penataan ADIK dalam RKA‐K/L akan diikuti dengan penyempurnaan pengisian prakiraan maju: Rumusan output dan outcome dalam ADIK harus dapat dituangkan dalam alokasi jangka menengah (prakiraan maju); Prakiraan maju disusun pada level program dengan pendekatan top down.
•
Untuk menjamin agar target output dan outcome sebagaimana tertuang dalam Renstra dapat tercapai, prakiraan maju yang telah disampaikan masing‐masing K/L harus direview dengan menggunakan konsep logic model untuk menghasilkan angka dasar tahun berikutnya. Review baseline akan dilakukan dengan menggunakan tabel tambahan penataan ADIK (fokus pada output dan outcome); Meningkatkan peran budget analyst dalam mereview usulan anggaran.
27
TERIMA KASIH
28