Kutipan dan Catatan Kaki A. Kutipan Dalam penulisan-penulisan ilmiah, baik penulisan artikel-artikel ilmiah, karya-karya tulis, maupun penulisan skripsi dan disertasi, seringkali dipergunakan kutipan-kutipan untuk menegaskan isi uraian, atau untuk membuktikan apa yang dikatakan. Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seseorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik yang terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah. Walaupun kutipan atas pendapat seseorang ahli itu perkenankan tidak berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan. Penulis harus bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak mempergunakan kutipan supaya karangannya jangan dianggap sebagai suatu himpunan berbagai macam pendapat. Kutipankutipan berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapatnya itu. 1. Jenis Kutipan Menurut jenisnya, kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tak langsung. Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. Sebaliknya, kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat seseorang pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari dari pendapat tersebut.
Penampilan kutipan, sebagai pertanggungjawaban moral penulis dalam hubungannya dengan kelazimannya dalam karang mengarang, mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. Jika nama pengarang ditulis sebelum bunyi kutipan, ketentuannya sebagai berikut. Buatlah dahulu pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan, kemudian tulislah nama akhir pengarang, berikutnya cantumkan tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung, baru kutipan ditampilkan, baik dengan kalimat langsung maupun dengan kalimat tidak langsung. Contoh : Dalam
hal
pengasapan
ini,
Suhadi
(1952:34)
mengatakan,
pengasapan ikan dengan menaikkan suhu semaksimal mungkin mendapatkan ikan…. b. Jika nama pengarang dituliskan sesudah bunyi kutipan, ketentuannya sebagai berikut. Buatlah dulu pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan, kemudian tulislah nama akhir pengarang, berikutnya cantumkan tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung, dan akhirnya diberi titik. Contoh : Lebih tegas lagi, dikatakan bahwa amoniak dikirimkan secara kontinu untuk memenuhi keperluan PT. Petro Kimia Gresik dan diekspor ke Filipina, India, Thailand, Korea Selatan, dan Jepang (Subandi, 1987:40).
c. Untuk acuan dengan dua pengarang, cantumkanlah nama akhir kedua pengarang ; lebih dari dua orang pengarang, gunakanlah singkatan dkk (dan kawan-kawan) sesudah nama akhir pengarang yang diacu. Dalam hal penempatan pengarang, ketentuan (a) dan (b) berlaku juga untuk (c). Contoh : Kuesienor adalah suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan tentang suatu hal (Sumardjan dan Koentjaraningrat, 1997:63). d. Jika ada beberapa karya terbitan tahun yang sama dari seorang pengarang, gunakanlah huruf a,b,c, dan seterusnya di belakang tahun terbit di dalam kurung sebagai pembela. Contoh : Selanjutnya, Supardi (1980:72) berpendapat…. e. Jika
beberapa
pengarang
yang
diacu
bersama,
nama-nama
pengarang dan tahun terbit buku itu ditulis dalam satu kurung. Tanda titik koma (;) memisahkan nama satu pengarang dengan pengarang lainnya. Contoh : …. dalam pembangunan ekonomi (Rahman, 1997:8;Anwar, 1979:10; Wirawan, 1989:12). f. Jika pustaka acuan tidak mempunyai tahun terbit, tuliskan tanpa tahun di dalam kurung sesudah penyebutan nama pengarang. Contoh :
…. dana moneter internasional (Wardhana, tanpa tahun:117). 2. Cara Menulis Kutipan a. Kutipan Langsung Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengutipan secara langsung. 1) Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris ditempatkan dalam teks dapat diapit tanda petik dengan jarak yang sama dengan baris dalam teks, yaitu dua spasi. Contoh : Bachtiar (1978:76) berpendapat, “Para anggota birokrasi itu sesungguhnya diatur oleh lebih dari satu sistem budaya”.
2) Kutipan langsung yang terdiri dari lima baris atau lebih ditempatkan di bawah baris terakhir teks yang mendahuluinya, dengan jarak 2,5 spasi. Kutipan itu ditik tanpa tanda petik dengan jarak satu spasi dan menjorok masuk sekitar lima ketukan, baik di sebelah kiri maupun di sebelah kanan. Contoh : Selanjutnya, Suhono (1985:43) menyebutkan jenis dan ciri-ciri ular sebagai berikut : Di pulau Jawa dikenal 110 jenis ular, baik yang berbisa maupun yang tidak berbisa. Ular berbisa dengan taring di muka berjumlah 30 jenis, 18 jenis diantaranya terdiri atas ular-
ular laut. Hingga kini didapatkan 12 ular berbisa yang hidup di darat…. 3) Jika sumber acuan dalam bahasa asing, sebaiknya bagian yang dikutip diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia sebagai kutipan tak langsung. Jika terpaksa harus dikutip langsung, pernyataan dalam bahasa asing itu digarisbawahi atau diketik dengan huruf miring jika menggunakan komputer. Contoh : Pengaruh sastra dalam kehidupan manusia seperti terlihat dalam pernyataan William (1977:2) “The analogy between woman and the earth as sources of life has always inspired the myth and poem of men....” b. Kutipan tidak langsung Dalam kutipan tak langsung inti atau sari pendapat itu yang dikemukakan. Sebab itu kutipan boleh menggunakan tanda kutip. Kutipan itu diintegrasikan dengan teks jarak antara baris dan dua spasi. Contoh Kutipan disertai dengan catatan kaki Dalam Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan disebutkan bahwa “unsure pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya”.1 1
Dendy Sugiono (Penangg.Jwb). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2004), hlm.23
Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia disebutkan bahwa : Ragam bahasa standar memiliki sifat kemnatapan dinamis, yang berupakaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak bisa berubah setiap saat. Kaidah pembentukan kata yang menerbitkan perasaan dan perumusan dengan taat asas harus menghasilkan bentuk perajin dan perusak dan bukan pengrajin atau pengrusak.2
Ketaatasasan ragam baku ini dalam penulisan ilmiah perlu dilaksanakan secara konsisten sehingga menghasilkan ekspresi pemikiran yang objektif
2
Anton Moeliono (ed). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka, 1988). hlm.13 B. Catatan Kaki Dalam karangan ilmiah biasanya diperlukan cara yang lazim disebut catatan kaki. Catatan kaki merupakan keterangan-keterangan atas teks karangan yang bersangkutan. Catatn ini digunakan untuk (a) menunjang fakta, konsep, dan gagasn atau memberikan informasi tentang sumber data, gagasan, dan lain-lain yang relevan dan (b) untuk memberikan penjelasan tambahan tentang suatu masalah yang dikemukakan dalam teks atau untuk menjelaskan definisi istilah secara lebih cermat. Bagian yang akan diterangkan itu diberikan nomor 1,2,3 dan seterusnya di belakangnya. Nomor itu dinaikkan setengah spasi tanpa jarak ketukan. Catatan kaki diletakkan di bagian bawah halaman dengan dibatasi garis sepanjang sepuluh pukulan dari pias kiri, jarak dari garis pembatas ke catatan kaki dua spasi. Nomor catatan kaki dinaikkan setengah spasi di depan penjelasannya dan diberi kurung tutup. Penomoran catatan kaki
diurutkan dalam setiap bab. Jika berganti bab, penomoran catatan kaki dimulai dari satu lagi. Contoh : …. Wajib belajar bagi usia sekolah1. sebagai tindak lanjut, mulai dikumpulkan data anak-anak asuh2 yang perlu diberi bantuan biaya pendidikannya. Selain
catatan
kaki,
ada
juga
keterangan
tambahan
yang
ditempatkan pada akhir bab, yakni pada halaman tersendiri yang berjudul “CATATAN”. Penomoran catatan di dalam teks serta penulisan penomoran catatan di dalam halaman “CATATAN” sama dengan penulisan catatan kaki di atas. Contoh : Di Filipina pada tahun 1936 didirikan Lembaga Bahasa Nasional (Suriang Wikang Pambarisa Aspillera, 1970 : Yabes, 1970 ; Surabaya 1974). Pada halaman “CATATAN” ditulis sebagai berikut : 2)
Badan ini pada saat pendiriannya bernama Nasional Language Insitute,
sedangkan terjemahan Inggris yang resmi sekarang adalah Insitute of National Language.
1 2
Pidato Presiden Soeharto dalam Peringatan Hardiknas 1984. Anak usia sekolah yang tidak mampu membiayai pendidikannya.
1. Penulisan Catatan Kaki a. Catatan kaki dipisahkan tiga spasi dari naskah halaman yang sama. b. Antar catatan kaki dipisahkan dengan satu spasi c. Catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi d. Catatan kaki diketik sejajar dengan margin e. Catatan kaki jenis karangan ilmiah, diberi nomor urut mulai dari nomor satu untuk catatan kaki pertama pada awal bab berlanjut hingga akhir bab. Pada setiap awal bab baru berikutnya catatan kaki dimulai dari nomor satu. Laporan atau karangan tanpa bab, catatan kaki ditulis pada akhir karangan. f. Nomor urut angka arab dan tidak diberi tanda apapun g. Nomor urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya, misalnya font 10
Catatan kaki yang merupakan rujukan atau data pustaka ditulis berdasarkan cara berikut ini : 1. Nama pengarang tanpa di balik urutannya atau sama dengan nama pengarang yang tertulis pada buku diikuti koma 2. Jika nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki mencantumkan gelar tersebut. 3. Judul karangan dicetak miring, tidak diikuti koma 4. Nama penerbit dan angka tahun diapit tanda kurung diikuti koma 5. Nomor halaman dapat disingkat hlm atau h. Angka nomor halaman diakhiri titik (.).
Contoh penulisan : 1
William N.Dunn, Analisis Kebijaksanaan Publik, terj. Muhajir Darwin, (Yogyakarta: Hanindita, 2001), 20-32 2
abraham H.Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2, terj. Nurul Imam, (Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1994), 1-40 3
Dr. Albert Wijaya, “Pembangunan Pemukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Ibukota,|” dalam Prof. Ir. Eko Budiharjo, MSc.(Ed), Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung, Alumni, 1992), 121 – 124. 4
Drs. Cosmas Batubara, “Kebijaksanaan Pembangunan Nasional: Sebuah Sumbang Saran,” dalam Prof. Ir. Eko Budiharjo, MSc(Ed), Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung: Alumni, 1992) 91 – 103.
2. Ibid Singkatan ini digunakan untuk memendekkan penulisan informasi pustaka dalam catatan kaki. Penulisan harus memperhatikan persyaratan baku yang sudah lazim. a. Ibid 1) Ibid singkatan dari ibidum berarti ditempat yang sama dengan di atasnya. 2) Ibid ditulis di bawah catatan kaki yang mendahuluinya 3) Ibid tidak dipakai apabila telah ada
catatan kaki lain yang
menyelinginya. 4) Ibid diketik atau ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri titik. 5) Apabila referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman lain , urutan penulisan: Ibid, koma, jilid, halaman.
Contoh : 1
Peg C.Neuhauser, Legenda Manfaatnya Bagi Perusahaan, terj. Teguh Rahardja, (Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1994), 13 – 34. 2
Ibid
3
Ibid, 53 – 62
4
Hernowo, Mengikat Makna, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 109 – 130
5
Ibid, 133 – 145
6
Jeff Madura, Pengantar Bisnis, terj. Sayorini W.R. Salib, Ph.D. (Jakarta, Salemba Empat), 2 - 11 7
Ibid
8
Ibid. 12 2.Op. Cit (Opere Citato) (1) Op Cit singkatan kata Opere Citato berarti dalam karya yang disebut (2) Merujuk sumber yang telah disebutkan dan diselingi dengan sumber lain (3) Ditulis dengan huruf capital pada awal suku kata, dicetak miring, setiap suku diikuti titik (4) Urutan penulisan, nama pengarang, nama panggilan nama famili, Op. Cit. nama buku, halaman. Contoh: Satipto Rahardjo. Hukum Masyarakat dan Pembangunan (Bandung :Alumni, 1976),hlm. 11
Daniel
Golemans
Emotional
Inteligence
(Jakarta
:Garamedia,
2001),hlm 161. Bobby Deporter & Mike Hernacki. Quantum Business, terj.Basyarah Nasution. (Bandung :Kaifa,2000),hlm 63-87. Rahardjo. Op.Cit.,125 Goleman. Op. Cit. Deporter & Mike Hernacki. Op.Cit. 203-238 3. Loc.Cit. (Loco Citato) a. Loc.Cit singkatan Loco Citato, berarti di tempat yang sudah disebutkan b. Merujuk sumber data yang sama berupa buku kumpulan esai, jurnal, ensiklopedi, atau majalah; dan telah diselingi sumber lain c. Kutipan bersumber pada halaman yang sama kata loc.cit tidak diikuti nomor halaman. d. Jika halaman berbeda kata loc.cit diikuti nomor halaman, dan e. Menyebutkan nama keluarga pengarang Contoh : 1
Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikkulum Berbasis Kompetensi,” Kongres Bahasa Indonesia VIII, ( Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), 1 – 15. 2
Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurum Imm, (Jakarta: Pustaka Binaman Presindo, 1994), 1 – 40. 3
Suwandi, Loc.cit.
4
Adnan Buyung Nasution, S.H., Beberpa Aspek Hukum dalam Masalah Pertanahan dan Pemukiman di Kota Besar, dalam Prof. Ir. Eko Budiharjo, MSc.(Ed), Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung: Alumni, 1992), 5
Suwandi, Loc.Cit. Nasution, Loc.Cit.
6
Contoh Penulisan ibid, op.cit, dan loc.cit dalam teks
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, mahasiswa perlu memperhatikan kompetensi dirinya, yang mencakup pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak berdasarkan
kompetensi
yang
berkarakteristik:
(1)
kompetensi dinamis, (2) kompetensi yang berkembang dari waktu
ke
waktu,
(3)
kompetensi
ketrampilan
dan
pengetahuan yang mereka butuhkan untuk profresinya, dan (4) kompetensi yang terukur target pencapaiannya.
1
Jika
pengembangan kompetensi ini difokuskan pada bidang studi mahasiswa
dan
berlangsung
baik
dan
terukur
dapat
dipastikan bahwa salah satu atau beberapa kecerdasan sari tujuh kecerdasan Howard Gardner (kecerdasan linguistic, kecerdasan logis matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kenistetik, kecerdasan intrapribadi, kecerdasan spiritual)2 yang diperkaya dengan berbagai jenis kecerdasan lainnya akan dapat menghasilkan pemikiran inovatif; yaitu keinovatifan kreatif yang spesifik, inovasi yang berkarakteristik, sosialekonomis, berkepribadian, berprilaku komunikatif,
berkeuntungan
relative,
kompleksitas,
menghasilkan informasi dan kreatifitas berkelanjutan, dan kreatifitas baru yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. 3
1
Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikkulum Berbasis
1
Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikkulum Berbasis Kompetensi,” Kongres Bahasa Indonesia VIII, ( Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), 1 – 15. 1 Sarwiji Suwandi, ”Peran Guru 2
Daniel Goleman, Emotional Intelligence, (Jakarta: Gramedia, 20010, h. 43 – 156
3
Dahmir Dahlan, “Aktualisasi Diri Dosen” Jurnal Ilmu. Pendidikan Parameter Universitas Negeri Jakarta No.24 Th. XXII, Desember 2005.
DAFTAR PUSTAKA Arifin, E. Zaenal. 2000. Dasar-dasar penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta : Gramedia. Hs, Widjon. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta : Grasindo. Keraf. Gorys 1993. Komposisi. Ende : Nusa Indah.