Kumpulan Modul Budidaya untuk Siswa Vokasi USAID Tropical Plants Curriculum Project Universitas Udayana Tim TPC Unud
This module is made possible by the generous support of the American people through the United States Agency for International Development (USAID). The contents are the responsibility of Texas A&M AgrilLfe and University of Udayana as the USAID Tropical Plant Cirriculum Project partners and do not necessarily reflect the views of USAID or the United States Government.
DISCLAIMER This publication is made possible by the generous support of the American people through the United States Agency for International Development (USAID). The contents are the responsibility of Texas A&M University and Udayana University as the USAID Tropical Plant Curriculum Project partners and do not necessarily reflect the views of USAID or the United States Government.
BUDIDAYA TANAMAN HIAS RAMAH LINGKUNGAN Oleh: Dr. Gede Wijana*, I Wayan Gede Wiryanata, S.Hut**, dan I Made Surya Adi Putera, SP*** Dewasa ini lahan pertanian dan lingkungannya ditengarai sudah mengalami kemerosotan ‘kesehatannya’. Penggunaan bahan-bahan kimia baik pupuk dan pestisida berlebih, pembuangan limbah non organic yang sembarangan sebagai bagian dari penyebabnya. Oleh karena itu, semua pihak mesti mulai menyelamatkan lahan pertanian dan lingkungannya dari ’bencana’ kerusakan. Salah satu caranya adalah menerapkan pertanian ‘go organic’ yaitu menggunakan sarana produksi berbasis organik,diantaranya menggunakan pupuk organik, pestisida organik, mengurangi penggunaan materi berbahan plastic atau menggunakan ulang limbah plastic,dll. Bertanam tanaman hias juga bisa secara go organic, misalnya menggunakan pot dari limbah wadah plastic, menggunakan pupuk dari limbah pertanian, dan menghindari menggunakan pestisida kimia. Wadah limbah plastic dimodifikasi menjadi pot-pot yang menarik, misalnya botol bekas minuman yang beraneka bentuk dan volume. Praktek:
Ambil botol bekas minuman dari berbagai jenis dan volume, potong bagian atas 1/3 bagian, gunakan bagian bawah. Modif bagian permukaan sehinga menjadi lebih seni-menarik misalnya dengan menyisir dan menjalinnya. Bagian pangkal dilobangi untuk membuang kelebihan air waktu penyiraman. Isi media campuran tanah+kompos+pasir/sekam (perbandingan volume 2+1+1). Tanami dengan bibit tanaman hias. Siram secukupnya, lalu tempatkan di halaman sekolah, rumah atau bangunan. Penempatan dapat diatur sedemikian rupa sehingga tampak lebih indah dan menarik, misalnya secara vertikultur. Buatkan rak-rak sesuai selera. Pelihara dengan memberikan pupuk dan penyiraman, serta singkirkan gulma yang ada.
*) Dosen Fakultas Pertanian & Magister Pertanian Lahan Kering Unud **) Mahasiswa Magister Pertanian Lahan Kering Unud ***) Guru SMKN Pertanian, Petang-Badung -Disanpaikan pada Peningkatan Keterampilan Siswa SMKN 1 Pertanian Petang-Badung, 21 Desember 2013
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif dan Generatif Oleh: Dr. Gede Wijana*, Mario RICHARDO HASIHOLAN SIMBOLON, SP **, dan I Made Surya Adi Putra, SP*** Perbanyakan tanaman bertujuan untuk menjadikan jumlah tanaman semakin banyak. Secara umum ada dua cara perbanyakan tanaman yaitu secara generative dan vegetative. Secara generative menggunakan biji atau benih hasil penyerbukan,sedangkan secara vegetative menggunakan bagian tanaman selain biji. Perbanyakan secara vegetative ada secara alami dan ada secara buatan. Perbanyakan tanaman secara alami tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia. Perbanyakan vegetative secara alami - Tunas adventif (cocor bebek, kesemek, kersen, cemara, dan sukun. - Pembentukan tunas (pakis haji (cycas rumphii), bamboo (bambusa sp), pisang (musa paradisiaca), nanas, palem, - Umbi lapis (bawang merah, bawang putih, bawang daun, bunga bakung dan bunga tulip) - Umbi batang (kentang, ubi jalar,caladium, gadung dan gambili) - Rhizome (lengkuas, jahe, kunyit, temulawak, dan lidah mertua) - Stolon (stroberi, rumput teki, rumput gajah, arbei dan rumput pantai) Perbanyakan vegetatif buatan 1). Teknik stek Stek atau cutting merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif yang dapat dilakukan menggunakan organ akar, batang, maupun daun tanaman. Tanaman yang distek, salah satu organ tanamannya dipotong dan bisa langsung ditanam pada media penanaman Teknik stek banyak dilakukan untuk memperbanyak tanaman hias dan buah, seperti anggur (Vitis vinivera), markisa (Passiflora edulis), sukun (Artocarpus communis), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), apel (Malus sylvestris), lada (Piper nigrum), dan vanili (Vanila planifolia). 2). Teknik cangkok Teknik cangkok (marcottage atau air layerage) banyak dilakukan untuk memperbanyak tanaman hias atau tanaman buah yang sulit diperbanyak dengan cara lain, seperti stek, biji, atau sambung. Tanaman yang biasa dicangkok umumnya memiliki kambium atau zat hijau daun, seperti mangga (Mangifera indica), sukun (Artocarpus communis), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), alpukat (Persea americana), dan lain-lain. Tanaman lain yang tidak berkambium dan bisa diperbanyak dengan sistem cangkok adalah salak dan jenis-jenis bambu. 3). Teknik penyusuan Penyusuan (approach grafting) merupakan cara penyambungan di mana batang bawah dan batang atas masing-masing tanaman masih berhubungan dengan perakarannya. Keuntungannya tingkat keberhasilan tinggi, tetapi pengerjaannya agak merepotkan, karena batang bawah harus selalu didekatkan kepada cabang pohon induk yang kebanyakan berbatang tinggi. Kerugiannya penyusuan hanya dapat dilakukan dalam jumlah terbatas, tidak sebanyak sambungan atau menempel dan akibat dari penyusuan bisa merusak tajuk pohon induk. Oleh karena itu penyusuan hanya dianjurkan terutama untuk perbanyakan tanaman yang sulit dengan cara sambungan dan okulasi, misalnya alpukat (Persea americana), belimbing (Averrhoa carambola), durian (Durio zibethinus). 4). Teknik okulasi Okulasi atau budding adalah teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif dengan cara menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan dilakukan dengan cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk, lalu dimasukkan atau ditempelkan di bagian batang bawah yang sebagian kulitnya telah dikelupas membentuk huruf T tegak, T terbalik, H, U tegak, atau U terbalik. Tempelan kedua tanaman tersebut diikat selama beberapa waktu sampai kedua bagian tanaman bergabung menjadi satu tanaman baru. Penyatuan kedua tanaman ini terjadi setelah tumbuh kalus dari kedua tanaman tersebut. Akibat pertumbuhan kalus ini akan terjadi perekatan atau penyambungan yang kuat. Contoh tanaman yang dapat diperbanyak dengan teknik okulasi yaitu : mangga (Mangifera indica), rambutan (Nephelium lappaceum), sirsak (Annona muricata), alpukat (Persea americana), dan jeruk (Citrus sp.). 5). Teknik sambung Teknik sambung merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif yang banyak dilakukan oleh para petani dan penangkar bibit buah-buahan. Teknik sambung dilakukan dengan menyambungkan atau menyisipkan batang atas ke batang bawah. Batang bawah yang digunakan bisa berasal dari biji, stek, bahkan tanaman yang sudah tua untuk diremajakan atau diganti dengan varietas baru. Contoh tanaman yang dapat diperbanyak dengan teknik okulasi yaitu : mangga (Mangifera indica), manggis (Garcinia mangostana), sirsak (Annona muricata), alpukat (Persea americana), dan jeruk (Citrus sp.). Praktek: 1. Mengidentifikasi cara perbanyakan beberapa sampel tanaman 2. Memahami makna daya tumbuh dan Menghitung kebutuhan benih/bibit
*) Dosen Fakultas Pertanian & Magister Pertanian Lahan Kering Unud, **) Mahasiswa Magister Pertanian Lahan Kering Unud, ***) Guru SMKN Pertanian, Petang-Badung -Disanpaikan pada Peningkatan Keterampilan Siswa SMKN Pertanian Petang-Badung, 22, 21, 27 dan 28 Desember 2013
(dikutif dari berbagai sumber)
PERHITUNGAN KEBUTUHAN BENIH Perhitungan Kebutuhan Benih Kebutuhan benih untuk penanaman tergantung dari jarak tanam, jumlah benih per lubang tanam, dan daya tumbuh benih. Berikut disampaikan contoh cara menghitung kebutuhan benih. diketahui : jarak tanam 80 cm x 20 cm. daya tumbuh benih jagung tersebut 85%, tentukan: (1) berapa butir benih yang diperlukan untuk luas 1 hektar bila ditanam 1 butir benih per lubang tanam. (2) bila diketahui bobot 1000 butir benih jagung adalah 250 g, tentukan bobot benih yang dibutuhkan untuk luas 1 hektar Jawab: Langkah untuk menjawab pertanyaan (1) adalah: - Hitung lubang tanam dengan cara mengalikan jumlah baris dan jumlah lubang dalam baris; dimana: jumlah baris tanaman = (100/0.8 + 1) = 126 baris jumlah lubang dalam baris = (100/0.2+1) = 501 lubang. Jumlah lubang tanam dalam 1 hektar adalah = 126 x 501 = 63000 lubang tanam. - Hitung jumlah benih dengan mengalikan jumlah lubang tanam dengan jumlah benih yang ditanam per lubang yaitu = 63000 x 1 butir = 63000 butir. - Kalikan kebutuhan benih tersebut dengan memperhitungkan daya tumbuhnya. Daya tumbuh 85% berarti tiap 100 butir benih yang akan tumbuh menjadi tanaman baru adalah 85 butir. Dengan demikian kebutuhan benih per hektar menjadi = 63000 * 100/85 = 74.117 butir. Langkah untuk menjawab pertanyaan (2) adalah: = 74.117/1000 * 250 g = 18.529 g = 18,529 kg per hektar
PERTAYAAN 1. BERAPA POPULASI JAGUNG SATU HEKTAR BILA JARAK TANAMNYA 80 CM X 20 CM? 2. BERAPA BUTIR DIBUTUHKAN BENIH PER HEKTAR JIKA SETIAP LUBANG DIISI DUA BENIH? 3. SEBUTKAN CONTOH TANAMAN YANG DIPERBANYAK DENGAN BIJI, STEK, CANGKOK, UMBI LAPIS, ANAKAN, UMBI BATANG!
(dikutif dari berbagai sumber)
PANCA USAHA TANI Oleh: Dr. Gede Wijana*, Ir Ketut Sunarka **, dan I Made Surya Adi Putra, SP***
Panca usaha tani adalah, 5 usaha petani agar mendapatkan hasil yang maksimal atau mendapatkan hasil yang berkualitas. Panca usaha tani terdiri dari: 1. Penggunaan bibit unggul Benih unggul merupakan benih yang telah dipilih dan dipilah agar menghasilkan kualitas yang baik dan tahan hama penyakit dan gangguan lainnya. Penggunaan bibit unggul merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi. 2. Pengolahan tanah yang baik dan pengaturan jarak tanam Tanah yang baik adalah tanah yang mampu menyediakan unsur-unsur hara secara lengkap. Selain harus mengandung zat organik dan anorganik, air dan udara, yang tidak kalah penting adalah pengolahan tanah yang bertujuan memperbaiki struktur tanah. Tanah yang gembur akibat pengolahan memiliki rongga-rongga yang cukup untuk menyimpan air dan udara. Kondisi ini juga menguntungkan bagi mikroorganisme tanah yang berperan dalam proses dekomposisi mineral dan zat organik tanah. Jarak tanam juga erlu diatur sesuai jenis tanaman dan besaran habitus/sosoknya untuk menghindari persaingan dan memudahkan emeliharaan dan panen. 3. Pemupukan yang tepat Pemupukan bertujuan untuk menggantikan hara yang hilang terbawa panen, volatilisasi, pencucian, fiksasi, dan sebagainya. 4. Pengendalian hama/penyakit dan gulma Pengendalian dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu mekanis, pengaturan sanitasi lingkungan atau ekologi, dan kimiawi. Pengendalian hama secara mekanis dilakukan dengan cara menangkap langsung hama yang ada. Pengendalian mekanis dilakukan bila populasi hama sedikit. Bila populasinya banyak, sebaiknya digunakan cara lain karena tidak efesien dalam hal waktu maupun tenaga kerja. Pengendalian lainnya adalah dengan pengaturan sanitasi lingkungan. Sanitasi yang baik dan terjaga mengurangi kemungkinan hama yang menyerang. Pengendalian secara kimiawi pun dapat dijadikan pilihan bila cara lain tidak mungkin dilakukan atau tidak dapat mengatasi hama. Artinya, bisa sudah dilakukan cara mekanis atau sanitasi lingkungan tetap saja hama menyerang tanaman maka cara kimia pun digunakan. Di pasaran sudah banyak dijual berbagai merek dan jenis pestisida untuk mengatasi hama anggrek. Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pestisida adalah dosis dan cara pemakaiannya. Bila dosis dan cara pemakainan salah, akan terjadi kerusakan pada komoditas pertanian maupun gangguan kesehatan manusia. Penggunaan pestisida relatif lebih praktis dan cepat cara kerjanya. Namun demikian, biaya yang diperlukan lebih besar dibandingkan cara mekanis maupun sanitasi lingkungan 5. Pengairan atau irigasi Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian, yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak. Irigasi merupakan usaha pengendalian, penyaluran dan pembagian air yang benar–benar diatur oleh manusia dan air benar–benar tunduk kepada manusia. Manfaat irigasi air tanah sebagai sumber air pertanian bagi petani pemakai air tanah, bagaimana mekanisme dan kontribusi pembayaran irigasi air tanah oleh petani pemakai air tanah.
Lakukan 5T: Tepat jenis, Tepat Dosis/konsentrasi, Tepat Cara, Tepat Waktu, Tepat Harga Praktek : 1. Mengidentifikasi peranan penerapan panca usaha tani pada tanaman dalam pot. 2. Melakukan penanaman lidah buaya di halaman sekolah dengan menerakan pasca usaha tani. *) Dosen Fakultas Pertanian & Magister Pertanian Lahan Kering Unud, **) Mahasiswa Magister Pertanian Lahan Kering Unud, ***) Guru SMKN Pertanian, Petang-Badung -Disanpaikan pada Peningkatan Keterampilan Siswa SMKN Pertanian Petang-Badung, 22, 21, 27 dan 28 Desember 2013
(dikutif dari berbagai sumber)
Budidaya Tanaman Lidah Buaya Budidaya Tanaman Lidah Buaya telah banyak dilakukan oleh petani di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memenuhi pasar ekspor terutama ke negara Jepang. Jepang adalah negara pengguna lidah buaya terbesar di dunia, kebutuhan akan lidah buaya segar mencapai 20 kontainer (300 ton/bulan). Kebutuhan ini dipasok oleh Brazil dan Thailand. Melihat kebutuhan pasar ekspor yang besar tersebut, maka budidaya lidah buaya merupakan usaha bisnis yang menggiurkan. Selain itu, Indonesia saat ini masih mengimpor hasil dari olahan lidah buaya seperti sabun, sampoe, powder dan olahan lainnya. Tanaman lidah buaya sangat cocok untuk dikembangkan di daerah tropis seperti Indonesia. Ada tiga jenis tanaman lidah buaya yang memiliki nilai komersial yang tinggi: antara lain Aloe barbandensis dari Amerika, Aloe ferox dari Afrika dan Aloe sinensis dari Asia (Cina). Aloe barbandensis adalah yang terbaik untuk dibudidayakan karena lebih tahan terhadap hama dan penyakit, ukurannya jauh lebih besar dibanding jenis lainnya.
Diagram Alur Budidaya Tanaman Lidah Buaya Cara Budidaya Tanaman Lidah Buaya Lahan disiapkan dengan dibajak dan di gemburkan terlebih dahulu kemudian di buat saluran drinase dan bedengan. Bendengan dibuat dengan ukuran 1 x 2 meter dan tinggi 30-40 cm dan panjang di sesuaikan dengan kondisi lahan. Pembibitan dilakukan cara vegetatif, bibit diambil dari tanaman induk berupa anakan dengan jalan dicongkel dan diusahakan agar akarnya tidak putus. Anakan yang telah di dapatkan ditanam dalam polibag. Lama pembibitan adalah 3-5 bulan. Bibit tanaman lidah buaya ditanam dalam lubang dengan kedalaman kurang lebih 10 cm. Pada waktu penamanan diusahakan agar tanaman lidah buaya tidak berhimpitan dan daun tidak patah. Pemeliharaan tanaman lidah buaya dilakukan dengan cara memasukan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 2-5 kg pada waktu 1-2 minggu sebelum ditanam. Kemudian setelah pasca tanam dapat diberikan pupuk Urea dan Furadan Lidah buaya sudah dapat dipanen pada umur 12-18 bulan setelah tanam. Panen berikutnya dilakukan setiap bulan. Pasca panen, pelepah lidah buaya di bawa ke tempat penyortiran. Setelah di sortir kemudian dibungkus dan selanjutnya dibawa ke tempat pemerosesan lebih lanjut. (dikutif dari berbagai sumber)