Kualitas Pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) Kota Semarang Ellys Kusuma Wardani, Sundarso, Hardi Warsono Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Abstract : Semarang is a city that has a dense population. The number of residents who live or occupy the city of Semarang make the problems that must be faced by the City of Semarang one of them is the problem of congestion. Based on data from the Central Bureau of Statistics of Semarang, Semarang number of motor vehicles until the year 2013 has increased, which consists of 11,111,071 1,572,652 motorcycles and four-wheeled vehicles. To minimize traffic congestion in the city of Semarang then made mass transport is Bus Rapid Trans (BRT), which until now has operated 4 koridor.Tujuan of this study was to analyze the quality of service Bus Rapid Trans (BRT) in Semarang based Theory by Zeithaml et al (1990) namely the quality of service can be measured from the 5 dimensions, namely: Tangible (Tangible), Reliability (reliability), Responsiveness (Responsiveness), Assurance (Guarantee), and empathy (Empathy) Data collection was conducted through field surveys and interviews from some of the informants related that BLU head BRT, passengers from the public and officers BRT, Based on the analysis and the results showed that the Quality Service Bus Rapid Trans (BRT) in the city of Semarang is less well characterized by a decrease in the number of passengers BRT in 2013, this indicates if people do not make the BRT as the main mode of transportation in the city of Semarang, based on the 5dimensional indicator Parasuraman that of the 5 dimensions are 3-dimensional result is not good so it can be concluded that the quality of the ministry is still kurangbaik BRT is direct evidence dimensions (tangibles), Reliability (responsiveness) and empathy (Emphaty ), and these factors are becoming inhibitors, and the driver of the decline in the number of passengers BRT in 2013, the authors suggestion that the improvement and increase the number of shelters BRT, re-evaluation of the tariff system for BRT, socialize etiquette to people who can facilitate the purchase of tickets, and the scheduled departure and arrival BRT should be more flexibility so that people can more easily access under any circumstances. Keywords: BRT Trans Semarang, Service Quality, Service Quality Dimensions, Number of Passengers
Jurnal kualitas pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) di Kota Semarang[Type text]
Page 1
Semarang merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia yangmenjadi
terhadapmoda transportasi umum semakin kian bertambah.
ibukota dari Provinsi Jawa Tengah , dengan
Transportasi
merupakan
salah
satu
berbagai ikon wisata terkenal
komponen utama dalam sistem kehidupan,sistem
seperti Lawang sewu, Tugu muda, museum
pemerintahan
Mandala Bakhti, Kawasan Kota Lama,dan salah
kemasyarakatan.Kondisi
sosial
satu museum terbesar di Jawa Tengah yaitu
suatuwilayah
pengarah
terhadap
museum Jawa TengahRonggowarsito maka kota
kinerja
wilayah
tersebut.
Semarang layak untuk menjadi salah satu pilihan
Tingkatkepadatan
penduduk akan
memiliki
tempatwisata bagi para wisatawan local maupun
pengarah
signifikan
terhadap
asing. Dengan potensi local dari kotaSemarang
kemampuantransportasi
melayani
kebutuhan
tersebut membuat perekonomian kota Semarang
masyarakat.
daerah
perkotaan,
menjadi maju danberkembang pesat dan hal ini
kecenderungan yangterjadi adalah meningkatnya
membuat
jumlah penduduk yang tinggi karena tingkat
para
penduduk
kota
Semarang
maupunpendatang menjadi bertambah setiap tahunnya,
hal
ini
dibutuhkannyaarmada memadai
untuk
tentu
memenuhi
yang
memiliki
transportasi
di
Pada
sistem demografi
kelahiran maupun urbanisasi.
memicu
transportasi
dan
Sejumlah aktivitas perkotaan yang ada di
kotaSemarang
menjadikan
tingginya
kebutuhan
peningkatan dari zona internal maupun eksternal
transportasi bagi parapenduduk kota semarang.
kota semarang. Peningkatan pergerakan ini
Sedangkan kondisi yang sebenarnya bahwa
tentunya
membutuhkan
armadatransportasi umum yang ada di kota
angkutan
umum yang
semarang
efisien.Hingga saat ini pelayanan angkutan
belum
tercukupi
dibandingkan
dukungan
sistem
handai, cepat
dan
denganjumlah penduduk yang juga
masih
umum yang ada di kota Semarang masih belum
terbatas
moda
menunjukkan adanya pelisanan yang baik sesuai
transportasi.Dengan demikian dapat disimpulkan
permintaan pergerakan. Perencanaan sistem
bahwa
angkutan umum kota Semarang yang kurang
dalam
hal
kebutuhan
kepemilikan
aras
penumpang
Jurnal kualitas pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) di Kota Semarang[Type text]
Page 2
tertata dengan baik merupakan salah satu
besar, jalan yang rusak, terminal yang tidak
penyebab pelayanan yang kurang baik. Kota
mendukung dan permasalahan lainnya masih
Semarang juga menghadapi problem klasik
menjadi berita yang didengar hampir setiap hari.
transportasi, yakni kemacetan lalu lintas dan
Berbagai permasalahan seperti pertumbuhan
buruknya fasilitas angkutan umum. (Suara
jumlah kendaraan yang jauh meninggalkan
Merdcfea,2006).
pertumbuhan jalan serta pertumbuhan pusat
Kemacetan merupakan masalah utama
kegiatan yang tidak seiring dengan peningkatan
yang sering dihadapi oleh sejumlah perkotaan di
kapasitas
Indonesia. Kemacetan transportasi yang terjadi
disebabkan oleh adanya jumlah kendaraan yang
di perkotaan Seolah-olah menjadi ciri kota itu
berlebih atau terlalu banyak yang beroperasi di
sendiri. Tidak bisa dipisahkan antara keberadaan
suatu tempat.Jumlah kendaraan yang terlalu
kota dengan kemacetan yang terjadi. Berbagai
banyak ini dikarenakan terus bertambahnya
usaha telah dilakukan untuk mengatasi masalah
kendaraan
kemacetan yang terjadi di kota, namun belum
kendaraan didominasi oleh kendaraan pribadi,
ada suatu solusi yang efektif untuk mengatasi
semakin banyak para pengguna kendaraan
masalah kemacetan tersebut. Kota Semarang
pribadi
termasuk
masalah
kendaraan yang sudah ada sebelumnya. Secara
terutama
matematis akan terjadi penumpukan kendaraan
kota
transportasi
yang
yang
mengalami
cukup
pelik,
transportasi darat. Transportasi darat adalah salah satu sektor yang sangat penting bagi pertumbuhan
ekonomi
dari
suatu wilayah
bahkan suatu negara. Apabila transportasi darat lancar
maka
akan
mendorong
efisiensi
dan
pembukaan akses.Kemacetan
yang
tanpa
ada
beroperasi.Penambahan
pengurangan
jumlah
yang beroperasi. Berdasarkan data dari Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Tengah, jumlah kendaraan pribadi di Jawa Tengah adalah sebagai berikut: Tabel 1.1
pergerakan barang dan jasa. Sayangnya berbagai
Jumlah Kendaraan Pribadi di Jawa Tengah
permasalahan di sektor angkutan darat hingga
Tahun 2009-2013
saat ini masih bermunculan. Kemacetan di kota Jurnal kualitas pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) di Kota Semarang[Type text]
Page 3
Beralasan dari berbagai hal tersebut
NO
Tahun
SPM
MOBIL PRIBADI
1
2009
7.421.603
1.168.623
sehingga pemerintah pusat melalui Dinas
2.
2010
8.290.689
1.262.101
Perhubungan
3.
2011
9,139,555
1.341.588
sebuah mode angkutan massal yaitu Bus Rapid
4.
2012
10,068,461
1.452.768
Trans (BRT) atau yang lebih dikenal dengan
5.
2013
11,111,071
1.572.652
sebutan Busway di beberapa kota yang telah
mengajukan
penyelenggaraan
menjalankan sistem ini. Sistem moda angkutan Sumber Data Polda Ditlantas Unit Laka 2009-
missal BRT ini memiliki sistem kerja yang terintegrasi
2013 Berdasarkan
data
diatas
jumlah
kendaraan pribadi baik Sepeda Motor maupun Mobil Pribadi dari tahun 2009- 2013 terus meningkat jumlahnya. Jumlah kendaraan pribadi sepeda motor tahun 2009 sebanyak 7.421.603 dan jumlah kendaraan mobil pribadi tahun 2009sebanyak
1.168.623
mengalami
peningkatan hingga tahun 2013 yaitu sebanyak
tersebut dapat memacu tingkat kemacetan serta dapat
menyebabkan
kecelakaan
di
Kota
Semarang. Berikut ini adalah data kecelakaan Lalu Linas dari Polda Jateng dari tahun 2009 2013 :
setiap
koridor
yang
telah
dibangun di setiap trayek perjalanan angkutan umum
yang
padat
penumpang
sehingga
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para penumpang akan moda angkutan umum dalam kota. Namun pada kenyataannya di lapangan masih
banyak
penerapan
BRT
yang
penyelenggaraannya masih belum optimal di beberapa kota. Keberadaan
11.111.071 untuk kendaraan sepeda motor dan sebanyak 1.572.652 untuk mobil pribadi. Hal
di
pendukung
transportasi
pergerakan
sebagai
masyarakat
akan
memberikan implikasi positif terhadap semakin meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan suatu kota. Namun, perkembangan transportasi sampai saat ini tidak hanya memberikan implikasi positif tetapi juga implikasi negatif, Seperti kecelakaan
kemacetan, lalulintas.
Jurnal kualitas pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) di Kota Semarang[Type text]
kesemrawutan, Dalam
dan
Rencana Page 4
Pembangunan Jangka Panjang Kota Semarang
Bus Rapid Trans yang seharusnya memiliki
Tahun 2005 - 2025 disebutkan bahwa salah Satu
kecepatan berkapasitas tinggi seperti yang telah
misi
ada
Kota
Semarang
adalah
mewujudkan
di
kota
atau
negara
lain
karena
pertumbuhan ekonomi yang efisien, produktif,
menyesuaikan kondisi lapangan di Semarang
dan merata dengan arah pembangunan menuju
yang masih belum siap secara infrastruktur dan
struktur Ekonomi kota. Struktur ekonomi kota
sarana prasarananya.(Wikipedia)
adalah terbangunnya struktur perekonomian kota
BRT Trans Semarang merupakan model
yang kokoh dimana perdagangan dan jasa
transportasi
massal
baru
yang
dicoba
menjadi basis aktivitas perekonomian yang
penerapannya juga pada beberapa kota besar di
didukung oleh aktivitas perekonomian lainnya.
Indonesia dengan nama umum yang kita ketahui
Bus Rapid Transatau disingkat dengan
busway. Paling sedikit ada 6 kota yang telah
BRT adalah sebuah sistem bus yang cepat,
menerapkan model transportasi massal ini,
aman,
dari
tentunya dengan segala keadaan yang terjadi
infrastruktur, kendaraan dan jadwal.Memberikan
sejak diresmikannya pada 2 Mei tahun 2009
sebuah
yang bertepatan pada HUT Kota Semarang yang
nyaman
dan
fasilitas
tepat
angkutan
waktu
umum
yang
pelayanannya lebih baik dari angkutan umum
ke-
lainnya.Bus Rapid Trans memakai sebagian
memberikan
nama dari rapid transit yang mendeskripsikan
masyarakat
Sebuah transportasi rel berkapasitas tinggi atau
(Mangkang - Penggaron) yang tetap bertahan
kita bisa menyebutnya right-of-way .Namun
hingga
ironisnya kecepatan dari bus rapid transit tidak
pengembangan nampaknya menjadi salah satu
mengikutsertakan kecepatan dari bus-bus BRT.
bagian sorotan yang perlu didiskusikannya
Kecepatan transit tipikal dari sistem BRT rata-
bersama.
rata
dari
19-48
km/jam
dimana
462
di
Halaman sumbangsih meskipun
saat
Menurut
ini.
Balai
Kota,
tersendiri dengan
Mencermati
keterangan
1
telah kepada koridor
dari
sisi
Kepada
mengkomparasikan dengan permukaan jalan.
Dishubkominfo kota Semarang, Andi Wandono
Sehingga tidak sesuai dengan nama nya yaitu
mengatakan, bahwa operasional BRT pada saat
Jurnal kualitas pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) di Kota Semarang[Type text]
Page 5
itu hanya untuk 1-2 hari saja yaitu sabtu dan
hukum terutama Keppres 80 Tahun 2003 tentang
minggu, pengoperasian selanjutnya menunggu
Pedoman
penyempurnaan infrastruktur dan konsorium
pemerintah. Pemerintah kota beranggapan tidak
operator. Pada hari pertama pengoperasian BRT
mengeluarkan dana apapun terutama subsidi.
di Kota Semarang pada saat itu , penumpang
Kemudian berlanjut dengan Surat Keputusan
tidak dipungut biaya ( Suara Merdeka, 2009).
Walikota Semarang Nomor : 551.2/238/2010
Terdapat sepuluh bus yang melayani rute
tanggal 15 Juni 2010 tentang penetapan UPTD
Mangkang-Penggaron PP. empat bus berangkat
Terminal Mangkang sebagai Badan Layanan
dari
bus
Umum selaku pengelola BRT Trans Semarang.
berangkat dari terminal Penggaron.Sementara
Hal ini terjadi dengan adanya evaluasi guna
dua bus lainnya diberangkatkan dari Balai Kota
perbaikan pengelolaan yang terjadi pada BRT
setelah menjalani upacara peresmian.
Trans Semarang.Mengutip salah satu pendapat
terminal
Mangkang
dan
empat
Pengadaan
Barang/Jasa
oleh
Sejak awal diuji cobakan, pengelolaan
direktur LSM Public Policy Intensive Studies
dan operasional dipegang oleh operator atau
(Pupolis), Bhre Maharsa Quartaris.Pengelolaan
konsorsium.
BRT yang dilakukan
PerjanjianNomor
Dengan :
551-2/
dasar
Surat
060
tanggal
pemkot selama ini
didelegasikan kepada sebuah lembaga dalam
17September 2009 maka pengelolaan serta
bentuk
operasional dikendalikan oleh operator atau
pendelegasian
dalam hal ini oleh PT Trans Semarang.
dipertanyakan.Sebab, selain harus mendapat
Penunjukkan
oleh
persetujuan terlebih dahulu dari DPRD juga
pemerintah kota pada operator atau dalam hal ini
belum dibentuknya Badan Layanan Umum
PT Trans Semarang. Pengelolaan dengan sistem
Daerah (BLUD) yang mengayomi Konsorsium
sewa
tersebut.
menyewa
langsung
terjadi
dilakukan
antara
PT
Trans
Semarang dan Pemerintah Kota Semarang.
konsorsium.Namun
Pada
semacam
dasarnya,
itu
dia
menilai
masih
pengelolaan
perlu
jasa
Pemerintah Kota menyatakan bahwa penunjukan
transportasi umum memang perlu diarahkan ke
langsung tersebut bukanlah suatu pelanggaran
dalam bentuk BLUD (Badan Layanan Umum
Jurnal kualitas pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) di Kota Semarang[Type text]
Page 6
Daerah).
Sejak
seharusnya anggaran
awal,
telah yang
pemerintah
mengkalkulasikan
beban
bus lane, mesin tiket, rambu lalu lintas dll); promosi;
pengawasan;
petugas
ticketing;
dipikul.
Penyediaan
regulasi; evaluasi dan pengembangan; serta
beban
pemerintah
pembayaran Biaya operasi kendaraan (BOK).
sedangkan penyediaan sarana prasarana BRT
Sedangkan fungsi dari PT Trans Semarang yaitu
menjadi tanggung jawab operator. Maka dengan
sebagai operator atau pelaksana opcrasional
dibentuknya BLU UPTD Terminal Mangkang di
antara
bawah Dishubkominfo Kota Semarang sejak 15
jumlah, jadwal dan spm; memelihara dan
Juni 2010 pengelolaan BRT Trans Semarang
perawatan
yang
sewa
kenyamanan sesuai spm); menjamin keamanan
dihentikan dan diganti kontrak jasa. Pemilihan
dan kenyamanan penumpang; serta menggaji
operator dilakukan dengan lelang tender yang
sopir dan keamanan bus.
infrastruktur
harus
kota
menjadi
awalnya
menggunakan
sistem
akhirnya kembali PT Trans Semarang sebagai operatornya.
pengoperasian
bus
armada
(kebersihan,
sesuai
kelayakan,
Berdasarkan data Dishubkominfo Kota Semarang, evaluasi pengelolaan BRT trans
Maka Keputusan
lain:
dengan
Walikota
keluarnya
2011. KM Tempuh BRT mengalami penurunan
551.2/238/2010 tanggal 15 Juni 2010 tentang
dari 180.000 menjadi 90.810, yang akhirnya
penetapan UPTD Terminal Mangkang sebagai
berkolerasi
dengan
Badan Layanan Umum selaku pengelola BRT
penumpang
dari
Trans Semarang hal tersebut dapat diminimalisir
108.447.Begitu pulapada pendapatan yang juga
terjadi.
lah
menurun dari Rp 372.163.500 menjadi Rp
fungsi
333.676.500. Namun uniknya BOK atau beban
Terminal
operasional kendaraan turun drastis dari Rp.
Mangkang, memiliki fungsi sebagai pengelola
1.120.092.000 menjadi Rp 563.022.000 yang
BRT
:
menjadikan subsidi pun turun drastis dari Rp.
menyediakan dan memelihara prasarana (shelter,
747.928.500 menjadi Rp 229.345.500. Salah
mengetahui
itu,
masyarakat
pembagian
masing-masing.
dengan
peran
UPTD
ranah
kerja
Nomor
Semarang per bulan Oktober 2010 hingga Maret
:
Untuk
Semarang
Surat
perlu dan
BLU
antara
lain
Jurnal kualitas pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) di Kota Semarang[Type text]
penurunan 123.438
jumlah menjadi
Page 7
satu penyebab yang terjadi adalah jumlah
Oktober
56231
157,594
213,825
armada. Jumlah bus yang beroperasi dari
November
52404
155,171
207,575
Oktober hingga Desember 2010 berjumlah 20
Desember
44728
181,062
225,790
armada namun pada bulan Januari hingga bulan
Rata-Rata
2,264,832
Maret 2011 jumlah bus yang beroperasi hanya
Sumber : kantor BRT Kota Semarang
14 armada.
Tahun 2013
Penurunan jumlah penumpang BRT kota
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui
Semarang mulai terlihat antara periode Januari -
bahwa teridentifikasi beberapa masalah yang
Desember 2013 dapat dilihat dari Tabel berikut
menjadi penyebab terjadinya penurunan
Tabel 1.3
penumpang pada moda angkutan umum Bus
Jumlah penumpang Bus Rapid Trans (BRT) Semarang
Rapid Trans(BRT), oleh karena itu sangat diperlukan suatu strategi yaitu dengan
Periode Januari-Desember 2013
memperbaiki dan menyempurnakan kualitas pelayanan dari BRT itu sendiriselain itu
Jumlah Penumpang
Total
Pelajar
Umum
Penumpang
keberadaan BRT yang sebenarnya sangat
Januari
36536
129,600
166,136
membantu kebutuhan masyarakat akan dalam kota
Februari
34793
113,279
148,072
dengan sosialisasi yang baik dan meningkatnya
Maret
31457
141,019
172,476
kualitas pelayanan dari Bus Rapid Trans (BRT)
April
33956
135,545
169,501
maka akan menarik minat penumpang untuk
Mei
33630
147,437
181,067
menggunakan barang atau jasa yang disediakan
Juni
26740
153,614
180,354
oleh pemerintah. Oleh karena itu untuk
Mi
38668
156,089
194,757
mengetahui pengarah kualitas pelayanan dan
Agustus
28323
175,851
204,174
sosialisasiterhadap menurunnya jumlah
September
49713
151,392
201,105
penumpang BRT, maka penulis mengambil judul
Bulan
Jumlah
pemerintah harus melakukan sosialisasi terhadap
Jurnal kualitas pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) di Kota Semarang[Type text]
Page 8
penelitian “Kualitas Pelayanan Bus Rapid Trans (BRT)di kota Semarang”.
Pendekatan
kualitatif
yang
juga
disebut dengan pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan
METODE
cara bertatap muka langsung dan berinteraksi
Di
dalam
meggunakan
penelitian
pendekatan
ini
penulis
dengan orang-orang di tempat penelitian
yang
(McMillan & Schumacher, 2003). Penelitian
cenderung
kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis
kualitatif
bersifat deskriptif dan
menggunakan analisis dengan pendekatan
penelitian
induktif.
(perspektif
diperoleh melalui prosedur statistik atau
subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian
bentuk hitungan lainnya ( Strauss & Corbin,
kualitatif.
2003).
Proses
dan
makna
Landasan teori dimanfaatkan
yang
temuan-temuannya
Sekalipun
demikian, penelitian
yang
sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dikumpulkan
dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan
memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu
teori juga bermanfaat untuk memberikan
penghitungan.
gambaran umum tentang latar penelitian dan
dari
data
tidak
kualitatif
HASIL
sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
1.1.1
Terdapat perbedaan mendasar antara peran
Kualitas layanan adalah bentuk aktualisasi
landasan
teori
Bukti langsung (tangible)
dalam penelitian
nyata secara fisik dapatterlihatatau digunakan
kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam
oleh pegawai sesuai dengan penggunaan dan
penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari
pemanfaatannyayang dapat dirasakan membantu
teori
pelayanan
menuju data,
dan
berakhir
pada
yang
diterima
oleh
orang
penerimaan atau penolakan terhadap teori
yangmenginginkan pelayanan, sehingga puas
yang digunakan; sedangkan dalam penelitian
atas pelayanan yang dirasakan, yangsekaligus
kualitatif
menunjukkan prestasi kerja atas pemberian
peneliti
bertolak
dari
data,
memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan
pelayanan
penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
2001:32).
yang
Jurnal kualitas pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) di Kota Semarang[Type text]
diberikan(Parasuraman,
Page 9
yang
Pada suatu bentuk kualitas pelayanan
perusahaan biasanyaberupa bagaimana cara
diperhatikanperusahaan,
memaksimalkan kondisi, fasilitas, kemampuan,
makaterdapat
suatu dimensi yang disebut dengan tangibles
maupunperangkat
atau bukti langsung. Buktilangsung disini dapat
menghasilkan
diartikan
kemampuan
secarabaik yang dirasakan baik perusahaan
perusahaan atauprodusen dalam menunjukkan
maupun konsumen karena orang yangmelihat
eksistensi
pelayanan yang ditunjukkan perusahaan tersebut
sebagai
bagaimana
atau
kemampuannya
berhadapanlangsung
dengan
ketika
konsumen.
dapat
lainnya
suatu
dinilai
sehingga
bentuk
dapat
timbale
langsungbagaimana
perusahaan
olehkonsumen secara langsung, akan tetapi
mendapatkan timbalbalik secara langsung pula
dapat dirasakan dampaknya secaralangsung dari
oleh konsumen
yang
telah
dilakukan
perusahaan
1.1.2
tersebut.
dan
pada
kinerja
Tangibles disini tidak dapat diraba atau dilihat
hal-hal
tersebut
balik
akhirnya
Daya tanggap (Responsiviness)
Definisi daya tanggap menurut Tjiptono
Tangible atau bukti langsung berupa
(2007) yaitu keinginan para staf dan karyawan
pelayanan-pelayanan yang dirasakanlangsung
untuk
oleh
diperhatikan
memberikan pelayanan dengan tanggap.Tanggap
perusahaan atau konsumenuntuk meningkatkan
disini dapat diartikan bagaimana bentuk respon
prestasi kerja perusahaan sehingga mampu
perusahaan
menghasilkankualitas
terbaiknya
berhubungan dengan konsumen. Respon yang
(2005:
dimaksud sebaik-baiknya cara perusahaan dalam
49)mengungkapkan bahwa prestasi kerja yang
menerima entah itu permintaan, keluhan, saran,
ditunjukkan oleh individu sumberdayamanusia,
kritik, complain, dan sebagainya atas produk
menjadi
atau bahkan pelayanan yang diterima oleh
konsumen
terhadap
benar-benar
pelayanan
konsumen.
penilaian
Arisutha
dalam
mengaplikasikan
membantu
para
terhadap
pelanggan
segala
hal-hal
dan
yang
aktivitas kerjanya yang dapat dinilai dari bentuk
konsumen
pelayanan
fisik
penjelasan yang bijaksana, mendetail, membina,
pelayanan
fisik
yang yang
ditunjukkan.Bentuk dimaksudkan
dalam
Hal
ini
memerlukan
adanya
mengarahkan dan membujuk agar menyikapi
Jurnal kualitas pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) di Kota Semarang[Type text]
Page 10
segala bentuk-bentuk prosedur dan mekanisme
meliputi kesigapan karyawan dalam melayani
kerja yang berlaku dalam suatu organisasi,
pelanggan,
sehingga bentuk pelayanan mendapat respon
menangani transaksi serta penanganan keluhan
positif (Parasuraman, 2001). Kegiatan melayani
dan komplen pelanggan. Menurut Parasuraman
konsumen dengan sebaik-baiknya dalam sebuah
dalam Hamdani 2006, daya tanggap merupakan
organisasi atau perusahaan tidak sekedar tentang
suatu
kehandalan perusahaan, tapi lebih ke yang
memberikan pelayanan secara cepat (responsif)
bagaimana
cara
dan
konsumen
dalam
perusahaan bentuk
menanggapi
apapun.
Ketika
kecepatan
kebijakan
tepat
karyawan
untuk
kepada
dalam
membantu
pelanggan
dan
dengan
penyampaian informasi yang jelas.
perusahaan menanggapi keluhan, saran atau
Daya tanggap (responsivennes) para
permintaan yang dilayangkan konsumen dengan
petugas BRT
segera dan sebaik-baiknya maka respon positif
melayani penumpang mulai dari pembelian
juga akan ditunjukkan konsumen terhadap
karcis
perusahaan.
menggunakan
Dan
feedback
yang
didapat
bagi
Semarang terlihat pada saat
para dan
penumpang masih
yang
bingung
baru dalam
perusahaan dapat dirasakan ketika konsumen
penggunaan smart card di bantu oleh petugas
tersebut
dengan sabar dan ramah, selain itu petugas
entah
mengkonsumsi
produknya
kembali atau bahkan banyak konsumen baru
penjaga
yang
berada
yang bisa jadi mendapatkan rekomendasi dari
memberikan
konsumen yang pernah menggunakan produk
jurusan dan jalur BRT yang di lalui sehinggan
tersebut sebelumnya.
masyarakat tidak perlu khawatir dan bingung
informasi
d
shelter
yang
jelas
selalu tentang
Daya tanggap adalah keinginan para staf
harus menggunakan jalur apa dan kemana arah
atau pegawai dalam memberikan pelayanan
tujuannya, selain itu petugas BRT selalu sigap
kepada
tanggap.
dan tanggap dalam membantu penumpang yang
Responsiveness meliputi kesigapan karyawan
sudah tua dan disable (penyandang cacat) pada
dalam membantu pelanggan dan memberikan
saat akan naik ke BRT hingga turun dari Bus.
pelayanan yang cepat dan tanggap, yang
Selain itu masyarakat juga bisa setiap saat
masyarakat
dengan
Jurnal kualitas pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) di Kota Semarang[Type text]
Page 11
menanyakan arah dan tujuan BRT, an juga bagi
pelayanan
para wisatawan yang baru pertama kali ke
masyarakat, sehingga memberi dampak positif
semarang bisa mendapatkan informasi mengenai
atas pelayanan tersebut.
tempat wisata dan pusat kota Semarang berbeda
Dimensi kehandalan (reliability) dalam indikator
jika menggunakan angkutan umum lainnya yang
kualitas pelayanan merupakan hal penting dan
bisa
dan
vital bagi perusahaan dalam menunjukkan
memanfaatkan penumpang yang baru pertama
kinerjanya karena kehandalan merupakan bentuk
kali ke semarang.
ciri khas atau karakteristik dari pegawai yang
1.1.3
memiliki prestasi kerja tinggi (Zoeldhan, 2012).
menyusahkan
penumpang
Kehandalan (Reliability) Dalam melayani konsumen sebauk-
Banyak
yang
belum
perusahaan
dimengerti
yang
oleh
berlomba-lomba
baiknya dan akhirnya bisa memberikan suatu
memperbaiki dimensi kehandalan dalam kinerja
kepuasan konsumen tak bisa terlepas dari
mereka. Kehandalan yang dimaksud dapat
kehandalan atau reliability dari perusahaan
meliputi bagaimana kualitas kinerja karyawan,
tersebut dalam menunjukkan kualitas terbaiknya
kehandalan dalam menggunakan skill mereka
sehingga konsumen merasa puas dan tidak
saat melayani konsumen, dan sebagainya
merasa keliru telah menggunakan produk dari
1.1.4
perusahaan
tersebut.
Sedangkan
definisi
Jaminan (Assurance ) Jaminan ( assurance) merupakan adanya
kehandalan atau reliability itu sendiri menurut
jaminan
Parasuraman (2001) adalah setiap pegawai
memberikan
memiliki kemampuan yang handal, mengetahui
kemampuan SDM, rasa aman selama berurusan
mengenai
dengan
mekanisme
seluk kerja,
belum
prosedur
memperbaiki
kerja, berbagai
bahwa
jasa
keamanan
karywan,
yang yang
kesabaran
ditawarkan meliputi
karyawan,
dukungan pimpinan terhadap staf.
kekurangan atau penyimpangan yang tidak
Definisi assurance atau jaminan itu
sesuai dengan prosedur kerja dan mampu
sendiri
Menurut
Abbas
menunjukkan, mengarahkan dan memberikan
mendefinisikan asuransi adalah kemauan untuk
arahan yang benar kepada setiap bentuk
menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit)
Jurnal kualitas pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) di Kota Semarang[Type text]
Salim
(2007:1)
Page 12
yang sudah pasti sebagai pengganti/substitusi
keamanan
kerugian-kerugian besar yang belum terjadi.
menurunkan penumpang pada shelter dan keluar
Sedangkan menurut pasal 246 Kitab Undang-
masuk BRT secara tertib dan didampingi oleh
undang Hukum Dagang (KUHD), assurance
petugas, selain itu dengan adanya Bus BRT
atau jaminan adalah suatu persetujuan, dimana
sangat memberikan dampak positif yang sangat
penanggung kerugian diri kepada tertanggung,
signifikan bagi transportasi umum dalam kota di
dengan
mengganti
Semarang, dimana BRT memberikan pelayanan
kerugian karena kehilangan kerugian atau tidak
yang berbeda dari angkutan umum lainnya dari
diperolehnya suatu keuntungan yang diharapkan,
sarana
yang dapat diderita karena peristiwa yangtidak
kenyamanan, keamanan, biaya yang terjangkau
diketahui lebih dahulu.
bagi segala kalangan, selain itu untuk saat ini
Menurut Zeithaml dkk (1990) untuk dimensi
semua jalur penting sudah dapat diakses BRT
Assurance (jaminan), terdiri atas indikator :
dengan dibukanya koridor baru yaitu koridor 4
mendapat
premi,untuk
dan
penumpang
prasaranan
BRT
yang
dengan
memadai,
Petugas memberikan jaminan
sehingga masyarakat dapat mengakses semua
tepat waktu dalam pelayanan
jalur dengan BRT.
Petugas memberikan jaminan biaya dalam pelayanan
para
Petugas memberikan jaminan
1.1.5
Emphaty Empathy adalah pemberian perhatian
secara individu dari unit penyedia pelayanan dalam hal ini adalah Badan Layanan Umum
legalitas dalam pelayanan BRT Kota Semarang, sehingga bagaimana
Petugas memberikan jaminan kepastian biaya dalam pelayanan
piham penyedia pelayanan bisa memahami kebutuhan
pelanggan
baik
dari
segi
keterjangkauan tarif bagi masyarakat, cara yang Jaminan (asurrance) pada Bus BRT dapat dilihat melalui kualitas keamanan yang
dilakukan
pihak
meningkatkan
penyedia kualitas
layanan
dalam
pelayanan
bagi
diberikan oleh para petugas yang menjamin Jurnal kualitas pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) di Kota Semarang[Type text]
Page 13
masyarakat dan evaluasi kinerja pegawai untuk
karyawan atau yangmelayani dan yang dilayani
meningkatkan kinerja pelayanan
atau konsumen agar tercipta suatu hubungan
Definisi
empati
dalam
pemasaran
yangbalance atau selaras dalam perusahaan
menurut Nursodik (2010) adalah perhatian
tersebut.Intinya dalam setiap pelayanan yang
secara individual yang diberikan perusahaan
dilakukan sangat diperlukan adanyakehadiran
kepada pelanggan seperti kemudahan dalam
empati terhadap segala hal didalamnya. Ketika
menghubungi
konsumenmembutuhkan pelayanan apapun dari
perusahaan,
karyawan
untuk
pelanggan,
dan
kemampuan
berkomunikasi
dengan
perusahaan maka perusahaan memberikansuatu
pelanggannya.
pelayanan yang sebaik-baiknya dengan berbagai
Pelayanan akan berjalan dengan lancar dan
prosedur yang ada.Sedangkan konsumen yang
berkualitas
yang
minta dilayani juga seharusnya memahami
memiliki
danmengerti dengan berbagai kondisi yang ada
kebutuhan
apabila
setiap
berkepentingandengan adanya
rasa
pihak
pelayanan
empati
(empathy)
dalam
di
perusahaan
dengan
tidakmemaksakan
menyelesaikanatau mengurus atau memiliki
kehendak yang berlebihan sehingga tercipta
komitmen
hubungan
yang
sama
terhadap
pelayanan(Parasuraman, 2001: 40). Sedangkan mengatakan
bahwa
pelayanan adalah
adanya
suatu
perhatian,
keseriusan, simpatik, pengertian dan keterlibatan pihak-pihak
Kesimpulan Bus Rapid Trans (BRT) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Busway di beberapa
dan
kota yang telah menjalankan sistem ini. Sistem
melakukan aktivitas pelayanan sesuai dengan
moda angkutan missal BRT ini memiliki sistem
tingkat pengertian dan pemahaman dari masing-
kerja yang terintegrasi di setiap koridor yang
masing pihak tersebut. Empatimembutuhkan
telah dibangun di setiap trayek perjalanan
adanya saling mengerti satu sama lain antara
angkutan
untuk
berkepentingan
KESIMPULAN DAN SARAN
dengan
pelayanan
yang
antara
(2012)
dalam
suatu
salingmengerti
perusahaan dengan konsumen.
Zoeldhan empati
yang
mengembangkan
umum
yang
Jurnal kualitas pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) di Kota Semarang[Type text]
padat
penumpang Page 14
sehingga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakt lebih nyaman menunggu
para penumpang akan moda angkutan umum
dan lebih aman
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) di kota semarang dinyatakan kurang
baik
karena
dari
lima
dimensi
2. Evaluasi mengenai sistem satu tarif untuk tarif BRT DAFTAR PUSTAKA
Arief , (2007), pemasaran jasa dan kualitas
Parasuraman tentang kualitas pelayanan ada tiga
pelayanan . malang : bayu media dimensi yang dinyatakan kurang baik dan hal ini
publishing. yang
mempengaruhi
menurunnya
jumlah
Jaka, Nur. (2009). Intisari Ekonomi. Jakarta:
penumpang BRT pada tahun 2013
Gramedia.
Saran telah
Lukman , sampara, (1999), manajemen
disampaikan, maka saran yang diberikan untuk
kualitas pelayanan, STIA- LAN
meningkatkan kualitas pelayanan BRT Trans
Prss, Jakarta
Berdasarkan
Semarang pelayanan,
simpulan
berdasarkan oleh
memberikan
saran
yang
dimensi
karena untuk
kualitas
itu
peneliti
meningkatkan
pelayanan guna untuk mencapai kepuasan
Moenir,
H.A.S
,
(2001),
manajemen
pelayanan umum di Indonesia, Bina Aksara, Jakarta. Parasuraman A , VA zeitamal and LL Berry,
masyarakat sebagai pengguna layanan jasa
(1985) , a conceptual model of BRT Semarang peneliti memberikan beberapa
service quality and its
implication
rekomendasi antara lain :
1. Penambahan
shelter
pada
titik
keramaian pada setiap koridor dan pembagunan nyaman
shelter sehingga
yang
lebih
membuat
for future research , journal of marketing . vol . 49. FullSukamto, Slamet. dkk. (2007). Ekonomi SMA Kelas XII. Bandung: Yudhistira.
Jurnal kualitas pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) di Kota Semarang[Type text]
Page 15
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5
Yamit, zulian ,( 2002), manajemen kualitas
tahun 2004 tentang Rencana tata
produk
ruang
Yogyakarta
Wilayah
(RTRW)
Semarang
Tahun 2000
Bidang
Hukum
Kota
dan
jasa,
ekonisia,
– 2010. Badan
PerencanaanPembangunan
daerah
Kota Semarang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kota
Semarang
Tahun
20052010.www.semarang.go.id,
(9
September 2009). Sugiyono,
(2002),
metode
penelitian
administrasi, bandung :alpabheta. Santoso, edi , “ reformasi birokasi : peningkatan
mutu
pelayanan
public”, dalam Teguh Yuwono Saefullah, A, Djadja , (1999), “ konsep dan metode pelayanan umum yang baik“, dalam publicjurnal ilmu sosial dan ilmu politik , vol.1 No. 1,oktober Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 2007.
Jurnal kualitas pelayanan Bus Rapid Trans (BRT) di Kota Semarang[Type text]
Page 16