PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KREATIVITAS PENDAMPING DALAM PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI PAROKI ST. MARIA TAK BERCELA NANGGULAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Theresia Sri Rahayu NIM: 111124018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus yang telah mendampingiku sampai dapat menyelesaikan skripsi ini, Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan, orangtuaku yang selalu mendoakan dan mendukungku, saudara-saudaraku, sahabat dan teman-temanku, para pembimbingku dan almamaterku tercinta.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Tetap berusaha meskipun sulit dan janganlah mudah putus asa, semua akan indah pada waktunya.”
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Judul skripsi KREATIVITAS PENDAMPING DALAM PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI PAROKI ST. MARIA TAK BERCELA NANGGULAN YOGYAKARTA. Pemilihan judul ini bertitik tolak dari pengamatan penulis terhadap Pendampingan Iman Anak yang selama ini sangat memprihatinkan. Kegiatannya yang dilakukan monoton dan pendampingnya yang kurang memanfaatkan sarana prasarana, sehingga anak-anak menjadi bosan dan malas mengikuti kegiatan PIA. PIA merupakan salah satu bentuk karya pewartaan Gereja untuk memperdalam iman dan membantu anak semakin masuk dan terlibat dalam hidup menggereja. Bertitik tolak dari kenyataan, skripsi ini dimaksudkan untuk membantu pendamping PIA supaya memiliki banyak kreativitas. Kreativitas memiliki banyak manfaat bagi pendamping, seperti pendamping diajak kreatif dalam memilih lagu dengan menggunakan gerakan, atau pendamping mengajak anak untuk membuat karya seperti doa kemudian dihias. Dengan begitu pendamping diharapkan untuk lebih aktif dan kreatif lagi dalam mendampingi Pendampingan Iman Anak di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan. Persoalan pokok skripsi ini, bagaimana meningkatkan pelaksanaan pendampingan Iman Anak secara kreatif, sehingga anak tidak merasa bosan. Anak diajarkan bagaimana cara bersosialisasi dan berdinamika dengan teman seiman supaya anak tidak minder. Anak semakin percaya diri dan lebih terlibat dalam hidup menggereja. Menanggapi permasalahan di atas, penulis menggunakan buku-buku dan sumber lain yang relevan serta diperkaya refleksi pribadi. Data mengenai kreativitas pendamping dan keikutsertaan anak dalam Pendampingan Iman Anak diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara oleh penulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Pendampingan Iman Anak di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan perlu ditingkatkan. Maka, untuk dapat meningkatkan pelaksanaan Pendampingan Iman Anak, penulis mengusulkan Program Satuan Pelaksanaan (SP). Model ini dianggap cocok untuk pelaksanaan hidup pribadi pendamping. Dengan demikian, pendamping PIA dan anak-anak dapat terbantu dalam melaksanakan dan menghayati imannya serta mewujudkan harapan mereka untuk semakin mengenal Kerajaan Allah.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT This undergraduate thesis entitled FACILITATOR CREATIVITY IN CHILDREN FAITH FORMATION AT ST. MARIA TAK BERCELA NANGGULAN PARISH YOGYAKARTA. This tittle is selected based on the author’s observation towards the children faith formation which is extremely concerning. The children faith formation activity is monotonous and the facilitator is using less infrastructure, so children become bored and lazy to follow. Children faith formation is one form of Church kerygma to faith deepen and help the children to be more participate and involved the church life. Based on the fact, this thesis is mean to help children faith formation facilitators to have a lot of creativity. The facilitators will gain more benefits of the creativity, for example in choosing songs and movement or making a prayer and then decorated it. Therefore the facilitator is expected to be more active and creative in facilitating children faith formation at St. Maria Tak Bercela Nanggulan Parish. The main issue of this undergraduate thesis is how to improve the implementation children faith formation creatively, so that children does not feel bored. The children are taught to sosialize and interact with their friends in faith so they do not feel inferior. The children are being more confident and involed in the church life. Responding to the issue above, the author used a literature study and any other resources which where relevant and also enriched with personal reflection. Data about the creativity for the facilitators and children participation in children faith formation are obtained through direct observations and interviews. The results showed that the implementation of children faith formation in St. Maria Tak Bercela Nanggulan Parish needs to be improved. Then, in order to improve the children faith formation implementation, the author proposes an Implementation Units Program. This model is considered suitable for the facilitators private life implementation. Thus, the children faith formation facilitators and the children can be helped to be able to carry out and deepen their faith and also can realize their hope to know more the Kingdom of God.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa Yang Maha Kasih karena rahmat dan kasih-Nya, skripsi dengan judul KREATIVITAS PENDAMPING DALAM MENGIKUTI PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI PAROKI NANGGULAN YOGYAKARTA ini dapat terselesaikan dengan baik. Tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan untuk Program Studi Pendidikan Agama Katolik. Skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis dengan penuh rasa syukur mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J., selaku dosen pembimbing utama, yang telah meluangkan
waktu
dalam
membimbing
dengan
penuh
kesabaran,
memberikan saran dan kritik kepada penulis dalam menuangkan gagasan sehingga penulis dapat termotivasi dalam menyelesaikan skripsi. 2.
Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik (DPA) dan dosen penguji kedua, yang telah memberikan semangat dan nasehat kepada penulis dalam mempertanggung jawabkan skripsi ini dengan penuh kesabaran.
3.
Y. H. Bintang Nusantara, SFK., M.Hum., selaku dosen penguji ketiga, yang selalu memberikan dorongan penulis.
4.
Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed., selaku Kaprodi, yang telah bersedia memberi dukungan, perhatian, motivasi kepada penulis selama berproses di Prodi PAK.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Semua dosen-dosen PAK, yang sudah membantu penulis dalam menuntut ilmu di Universitas Sanata Dharma.
6.
Pastor Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan yang mengijinkan dan mendukung penulis dalam melaksanakan penelitian.
7.
Para pendamping Iman Anak Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan yang sudah memberikan semangat, dan membantu sebagai narasumber sehingga penelitian dapat terselesaikan dengan lancar.
8.
Bapak F. Suwandi dan Ibu Martha Musirah, selaku orangtua penulis yang selalu mendampingi, memberi kasih sayang dan membantu penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.
9.
Kakak tersayang Y. Teguh Susanto dan Adek tersayang V. Angelia, Om dan Tante yang selalu menghibur penulis.
10. Laurentinus Anang, Maria Jajar A, Agnes Jajar A, Yustinus Tyasmanto, Stefani Bui, Willibrodus Bayu P, Agnes Fajar Uly, Agnes Shinta yang tidak henti-hentinya memberikan harapan, motivasi, bantuan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman mahasiswa khususnya angkatan 2011 terima kasih atas canda tawanya dan dukungannya, semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis senantiasa mendapat berkat dan rahmat yang melimpah dari Allah Yang Maha Kuasa.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv HALAMAN MOTTO .........................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT.......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................
x
DAFTAR ISI....................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................xviii BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................
1
A. Latar Belakang .....................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.................................................................................
5
C. Tujuan Penulisan...................................................................................
5
D. Manfaat Penulisan.................................................................................
5
E. Metode Penulisan..................................................................................
6
F. Sistematika Penulisan ...........................................................................
6
BAB II. KREATIVITAS PENDAMPING BAGI KETERLIBATAN ANAK DALAM MENGIKUTI PENDAMPINGAN IMAN ANAK ...............
8
A. Pendampingan Iman Anak....................................................................
8
1. Pendampingan ..................................................................................
8
a. Pendampingan yang Total dan Integral ......................................
8
b. Metode Pendampingan ...............................................................
9
c. Tujuan Pendampingan ................................................................ 10 d. Dasar Pendampingan .................................................................. 11 2. Iman.................................................................................................. 12 a. Pengertian Iman Secara Umum .................................................. 12
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Pengertian Iman Kristiani ........................................................... 13 3. Anak ................................................................................................. 15 a. Anak di dalam Keluarga ............................................................. 15 b. Anak-anak Zaman Sekarang ....................................................... 16 4. Mengenal Ciri-ciri Pendampingan dalam Pendampingan Iman Anak .............................................................. 17 a. Gembira ...................................................................................... 17 b. Bebas .......................................................................................... 18 c. Bermain ...................................................................................... 18 d. Mendalam ................................................................................... 19 e. Beriman ...................................................................................... 19 f. Menjemaat .................................................................................. 20 5. Rangkuman Pendampingan Iman Anak .......................................... 21 B. Kreativitas Pendamping ........................................................................ 23 1. Kreativitas ....................................................................................... 23 2. Pendamping ..................................................................................... 23 a. Pengertian Pendamping .............................................................. 23 b. Ciri Khas Pendamping ................................................................ 25 c. Spiritualitas Pendamping ............................................................ 25 3. Manfaat Pendampingan Kreatif bagi Anak ..................................... 26 4. Mengenal Macam-macam Kreativitas ............................................ 27 a. Gerak Lagu ................................................................................. 27 b. Bercerita ..................................................................................... 27 c. Permainan ................................................................................... 28 d. Alat Peraga ................................................................................. 29 e. Aktivitas Seni ............................................................................. 29 5. Keterlibatan Anak ........................................................................... 30 a. Keterlibatan dalam Hidup Umat ................................................. 30 b. Paguyuban Anak ......................................................................... 31 6. Rangkuman Kreativitas Pendamping bagi Keterlibatan Anak ........ 31
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III. PENELITIAN TENTANG KREATIVITAS PENDAMPING DALAM PENDAMPINGAN IMAN ANAK ..................................... 34 A. Gambaran Umum Paroki Santa Maria Tak Bercela Nanggulan ......... 34 1. Sejarah Singkat Paroki Santa Maria Tak Bercela Nanggulan ......... 34 2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Paroki Santa Maria Tak Bercela Nanggulan ....................................................................................... 38 a. Visi ............................................................................................. 38 b. Misi ............................................................................................. 38 3. Gambaran Kegiatan Pendampingan Iman Anak (Pia) di Paroki Santa Maria Tak Bercela Nanggulan ........................................................ 38 B. Metodologi Penelitian .......................................................................... 39 1. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 40 2. Rumusan Permasalahan ................................................................... 41 3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 41 4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 42 5. Jenis Penelitian ................................................................................ 42 6. Variabel Penelitian .......................................................................... 43 7. Instrumen Penelitian ........................................................................ 44 8. Responden Penelitian ...................................................................... 45 9. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 45 10. Teknik Analisis Data ....................................................................... 46 C. Laporan Hasil Penelitian Kreativitas Pendamping dalam Pendampingan Iman Anak di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan ..................... 46 1. Kreativitas Pendamping dalam Pelaksanaan PIA ........................... 47 a. Kreativitas Pendamping PIA ...................................................... 47 b. Pentingnya Kreativitas dalam Pendampingan PIA ..................... 48 c. Kepentingan Pendamping PIA di Paroki .................................... 48 d. Ciri-ciri Pendampingan PIA yang Sudah Dilaksanakan di Paroki ...................................................................................... 49 e. Pelaksanaan Pendampingan dalam Segi Waktu ......................... 50 f. Peranan Iman secara Umum bagi Anak Usia Dini ..................... 50 2. Keterlibatan Anak dalam Mengikuti Kegiatan ................................ 51
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Keterlibatan Anak dalam Hidup Menggereja ............................. 51 b. Keterlibatan Anak dalam Pendampingan PIA ............................ 52 c. Paguyuban yang ada di Paroki ................................................... 52 3. Kendala yang dialami dalam Pendampingan Iman ......................... 53 a. Kendala bagi Orangtua ............................................................... 53 b. Kendala bagi Pendamping .......................................................... 54 c. Harapan untuk Kegiatan PIA ...................................................... 54 D. Pembahasan Hasil Penelitian Kreativitas Pendamping dalam Pendampingan Iman Anak di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan ............................................................................................ 56 1. Kreativitas Pendamping dalam Pelaksanaan PIA ........................... 56 a. Kreativitas Pendamping .............................................................. 56 b. Pentingnya Kreativitas dalam PIA ............................................. 57 c. Pentingnya Pendamping PIA di Paroki ...................................... 57 d. Ciri-ciri Pendampingan PIA yang Sudah Dilaksanakan di Paroki ...................................................................................... 58 e. Waktu Pelaksanaan Pendampingan dari Segi Waktu ................. 58 f. Peranan Iman secara Umum bagi Anak Usia Dini ..................... 59 2. Keterlibatan Anak dalam Mengikuti Kegiatan ................................ 60 a. Keterlibatan Anak dalam Hidup Menggereja ............................. 60 b. Keterlibatan Anak Mengikuti Pendampingan Iman ................... 61 3. Kendala dalam Pendamping Iman ................................................... 62 a. Kendala yang Dialami Orangtua ................................................ 62 b. Kendala yang Dialami Pendamping ........................................... 62 c. Harapan untuk Kegiatan PIA ...................................................... 63 E. Kesimpulan Penelitian ......................................................................... 63 F. Hal-hal yang Mendukung dan Menghambat Penelitian ....................... 66 BAB IV.USULAN PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PENDAMPINGAN IMAN ANAK YANG KREATIV DI PAROKI ST. MARIA TAK BERCELA NANGGULAN .................................. 67 A. Latar Belakang sebagai peningkatan kualitas pendamping ................. 67 B. Tujuan Program ................................................................................... 68
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Usulan Program ................................................................................... 69 D. Bentuk Program ................................................................................... 70 E. Matriks Program .................................................................................. 71 F. Contoh Satuan Persiapan Program ....................................................... 74 BAB V. PENUTUP ............................................................................................ 78 A. Kesimpulan .......................................................................................... 78 B. Saran .................................................................................................... 80 1. Bagi Gereja ..................................................................................... 80 2. Bagi Pendamping Pendampingan Iman Anak ................................. 81 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 82 Daftar Tabel Variabel ......................................................................................... 43 LAMPIRAN........................................................................................................ 83 Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian ................................................................. (1) Lampiran 2: Surat Keterangan Tanda Bukti Penelitian ............................... (2) Lampiran 3: Hasil Wawancara..................................................................... (3)
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departmen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja CT:
Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang Katekese Masa Kini, 16 Oktober 1979.
DV:
Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, 18 November 1965
EN:
Evangelii Nuntiandi, Imbauan Apostolik Bapa Suci Paulus VI tentang Karya Pewartaan Injil pada Jaman Modern, 8 Desember 1975.
C. Singkatan Lain Art.
: Artikel
bdk.
: Bandingkan
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HP
: Handphone
Komkat
: Komisi Kataketik
KWI
: Konferensi Waligereja Indonesia
Mgr
: Monsignor/Monsiyur
OMK
: Orang Muda Katolik
PAUD
: Pendidikan Anak Usia Dini
PIA
: Pendampingan Iman Anak
RO
: Responden Orangtua
RP
: Responden Pendamping
SD
: Sekolah Dasar
SJ
: Serikat Jesus
SP
: Satuan Pertemuan
St
: Santo/Santa
TK
: Taman Kanak-kanak
VCD
: Video Compact Disc
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tugas dan kewajiban Gereja yang utama adalah mewartakan kabar keselamatan dan suka cita kepada semua orang, seperti yang diajarkan Yesus kepada para rasul “...Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarilah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ku-perintahkan kepadamu “ (Mat 28:19-20), Tugas perutusan ini merupakan tanggung jawab Gereja dalam melaksanakan tugas mengajar yang telah dilaksanakan sebelumnya oleh para rasul. Sabda
Yesus
menghalang-halangi
yang berbunyi mereka
datang
“Biarlah
anak-anak
kepada-Ku...”
(Mat
itu,
janganlah
19:14),
Yesus
menghendaki anak-anak dekat dengan-Nya. Gereja juga mengikuti Sabda-Nya dengan mewujudkannya melalui kegiatan Pendampingan Iman Anak (PIA). Kegiatan ini bertujuan supaya anak-anak lebih mengenal keselamatan dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara Pendampingan Iman Anak (PIA) seperti berdoa bersama, memuji Tuhan dengan cara
bernyanyi
bersama,
membaca
Kitab
Suci,
mendengarkan
cerita,
menggambar, permainan, mewarnai gambar, melipat kertas, perlombaan dan masih banyak lagi. Semua kegiatan itu diajarkan untuk membantu anak menemukan nilai-nilai imannya sendiri. Pendampingan Iman Anak (PIA) merupakan tanggung jawab seluruh umat beriman dan terutama para pendamping. Pendamping PIA bertugas untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mendampingi seluruh kegiatan PIA. Peran pendamping dalam kegiatan PIA begitu besar, terutama dalam mendampingi iman anak. Iman harus diajarkan sejak dini, supaya anak dapat mengembangkan imannya secara penuh. Pendamping PIA bertugas mendampingi anak untuk mengenal Kristus dan mengajarkan perbuatan yang mendasar bagaimana perbuatan baik dan buruk. Sehingga iman anak dapat berkembang secara agama Katolik (Komkat KWI, 2008:19-25). Pendampingan Iman Anak yang utama dan pertama adalah orangtua. Dalam pelaksanaannya, orangtua bekerja keras secara sinergis dan seimbang dengan para Pendampingan Iman Anak di sekolah, di paroki dan di masyarakat. Pendampingan Iman Anak harus memperhatikan martabat dan hak-hak anak (Bagiyowinadi, 2009:196). Pendampingan Iman Anak (PIA) merupakan tanggung jawab orangtua yang merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anak mereka. Namun orangtua juga memerlukan bantuan orang lain untuk mendidik anak-anak mereka. Kadang orangtua tidak dapat melakukan Pendampingan Iman secara maksimal kepada anaknya dikarenakan kesibukan yang mereka kerjakan atau kurang pengetahuan akan iman katolik. Berdasarkan survey yang diadakan oleh Keuskupan Agung Semarang pada tahun 2005, diketahui bahwa banyak orangtua yang menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja, sehingga anak kurang terdampingi. Oleh karena itu tujuan diadakannya PIA adalah untuk membantu orangtua Kristiani dalam mendampingi iman dan membimbing anak-anaknya yang sedang berkembang menuju masa remaja dalam iman dan kepribadiannya secara bertahap dan bertanggung jawab (Komkat KWI, 2008:19-25).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Tantangan zaman anak sering kali dipandang sebagai harapan bagi bangsa. Mereka menjadi tumpuhan Gereja di masa depan. Mereka sedang dalam proses perkembangan, mereka sedang membangun identitas diri. Perkembangan zaman memberi tantanganyang tidak sedikit bagi perkembangan anak dan remaja. Beberapa persoalan masa sekarang yang ikut mempengaruhi perkembangan anak. Dampak negatif kemajuan teknologi yang dimonitori oleh media komunikasi mempunyai pengaruh yang besar pada perkembangan anak. Di satu pihak berkembangnya media komunikasi memberikan banyak peluang untuk pengembangan anak, seperti kemudahan untuk mengakses data yang diperlukan untuk belajar. Di lain pihak media komunikasi menghadirkan arus-arus baru pada anak seperti konsumerisme, hedonisme dan materialisme. Hadirnya media komunikasi sering juga berakibat pada kurangnya personalnya relasi anak dan orangtua, ataupun anak menjadi terlalu sibuk dengan dirinya sendiri. Pada saat seperti ini komunikasi personal yang ditandai dengan perjumpaan digantikan dengan komunikasi melalui media yang lebih mementingkan efektivitas dari pada sisi personal (Nota Pastoral, 2008:17-18)
Dari pengalaman selama mendampingi PIA di Paroki Nanggulan, penulis menemukan banyak kendala. Kendala yang penulis rasakan adalah ketika diadakan Pendampingan Iman Anak sepulang dari misa banyak orangtua yang langsung mengajak pulang, di sini terlihat bila orangtua kurang memperhatikan kebutuhan rohani anak tersebut. Selain itu rata-rata pendamping juga ibu-ibu dan orang muda jarang mendampingi, sehingga anak bosan bila harus mendengarkan ibu-ibu tanpa ada selingan. Kreativitas pendamping sangat dibutuhkan dalam mendampingi anak agar anak dapat mengembangkan potensinya dan dapat lebih mudah mengenal Tuhan. Keterbatasan kreativitas kadang membuat pendamping merasa bingung dalam mendampingi. Sarana yang belum tersedia di Paroki atau tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pendamping diadakan. Kadang pula modul-modul, buku panduan, buku teknik permainan, buku cerita bergambar dan lagu baru untu anak yang belum di kembangkan di Gereja karena semuanya terbatas. Kita semua para pendamping pasti memiliki kreativitas masing-masing pula. Tetapi semua itu keterbatasan karena kita tidak mempunyai imajinasi mulai dari hal yang terkecil terlebih dahulu seperti memanfaatkan kertas untuk membuat pesawat terbang (Bagiyowinadi, 2009:108). Pastor Paroki Nanggulan saat ini Pastor Contantinus Hadianta Pr membantu memberikan saran bagi orangtua agar anaknya dilibatkan dalam Pendampingan Iman Anak. Karena bagaimana pun juga orangtua akan mengikuti apa yang dikatakan pastornya untuk kebaikan bersama. Karena bila Pastor Paroki Nanggulan tidak ikut dalam sosialisasi, umat pasti tidak menghiraukan iman anaknya, mereka akan menekankan kepada anaknya supaya belajar di rumah saja. Ini adalah salah satu kendala juga agar pastor Paroki Nanggulan juga memperhatikan orangtua yang memiliki anak usia dini (4-10 tahun) agar apa yang akan dicapai ke depan berhasil. Sebenarnya pastor Paroki Nanggulan, pengurus Gereja dan orangtua yang memiliki anak usia 4-10 tahun dapat bekerjasama agar terinformasikan dengan baik. Dan juga sebagai orangtua dalam Gereja Katolik juga harus diberi pengarahan dan gambaran apa yang saat ini dibutuhkan oleh anak dan apa gunanya pendamping PIA, agar mereka mempunyai gambaran akan Pendampingan Iman Anak itu penting bagi mereka. Bertitik tolak dari apa yang sudah ditemukan di atas, penulis memilih judul skripsi: KREATIVITAS PENDAMPING DALAM KETERLIBATAN ANAK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
MENGIKUTI PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI PAROKI ST. MARIA TAK BERCELA NANGGULAN YOGYAKARTA.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan di atas, permasalahan yang akan dibahas dirumuskan sebagai berikut: 1.
Apa yang dimaksud dengan kreativitas pendamping PIA?
2.
Bagaimana pelaksanaan PIA di Nanggulan?
3.
Usaha apa yang di butuhkan agar pendamping Kreatif di dalam PIA di Paroki Nanggulan?
C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan-rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan penulisan sebagai beriku: 1.
Mendiskripsikan kreativitas pendamping PIA.
2.
Mendiskripsikan pelaksanaan PIA di Nanggulan.
3.
Mengusulkan model pendampingan yang kreatif di Paroki Nanggulan.
D. Manfaat Penulisan Berdasarkan pemaparan tujuan di atas, manfaat-manfaat yang dapat diambil sebagai berikut: 1.
Penulis ingin mengetahui apa sebenarnya yang membuat minat anak dalam mengikuti Sekolah Minggu hanya sedikit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2.
Supaya Pendampingan Iman Anak ini tetap ada di setiap lingkungan dan berjalan dengan baik.
3.
Bagi pendamping menjadi sebuah motivasi, dan menggerakkan hati setiap orangtua akan pentingnya Pendampingan Iman Anak.
4.
Agar pendamping semakin kreatif dan membuat anak-anak semakin semangat dalam kegiatan PIA.
E. Metode Penulisan Dalam penulisan ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Untuk mengumpulkan data digunakan metode kualitatif yaitu dengan menggunakan wawancara pendamping dan orang tua PIA yang ada di Paroki Nanggulan Yogyakarta. Selain itu penulis juga mengembangkannya dengan bantuan buku-buku pendukung.
F. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II Berisi kajian pustaka dan menjabarkan pengertian-pengertiannya yang mendukung penulisan skripsi, yakni menyangkut kreativitas pendamping PIA dan keterlibatan anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB III metode penelitian, tujuan penelitian, instrumen penelitian, responden, waktu pelaksanaan, variabel, laporan hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. BAB IV berisikan usulan program sebagai upaya mengembangkan kreativitas pendamping dan minat anak dalam mengikuti PIA. BAB V Bab ini berisikan kesimpulan dan saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II KREATIVITAS PENDAMPING BAGI KETERLIBATAN ANAK DALAM MENGIKUTI PENDAMPINGAN IMAN ANAK
A. Pendampingan Iman Anak 1.
Pendampingan Pendampingan adalah tindakan atau proses pelaksanaan formatio iman di
tengah umat. Dalam proses itu ada semacam kurikulum, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi, tujuan, bahan pendampingan, dan cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pendampingan untuk pencapaian tuhuan pendampingan tersebut.
a.
Pendampingan yang Total dan Integral Thomas Groome mengembangkan sebuah pendampingan yang total dan
integral (total community catechesis). Pendamping yang total dan integral adalah pendampingan iman atau pendampingan iman yang dijalankan dengan melibatkan seluruh potensi umat dan segala macam kegiatan umat di Paroki. Yang dimaksud potensi umat adalah keluarga, paroki, sekolah, dan komunitas-komunitas basis. Mereka merencanakan dan berusaha menggerakan setiap anggota dengan segala potensinya untuk bersama-sama mengajar dan memajukan perkembangan iman. Sedangkan perkembangan umat di Paroki adalah segala kegiatan yang ada di Paroki, baik menyangkut pewartaan, liturgi, pelayanan sosial, maupun gerakangerakan pesekutuan dan kesaksian umat. Menurut Groome, kegiatan-kegiatan itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
selalu bernilai kateketis, yakni mengantar umat pada perkembangan iman. Yang dimaksud bernilai kateketis adalah kegiatan paroki, entah liturgi, gerakan persekutuan umat,ataupun pelayanan sosial umat mempunyai peranan yang pokok dalam pengembangan iman umat. Perkembangan iman umat bukan hanya buah karya katekese melainkan juga seluruh kegiatan inti Gereja, entah liturgi, persekutuan, ataupun pelayanan Gereja (Dewan Karya Pastoral 2014: 56).
b. Metode Pendampingan Metode yang memiliki arah bagi pengembangan dan penghayatan iman adalah metode yang meliputi selebrasi, edukasi, refleksi, dan aksi. 1) Selebrasi: bentuk-bentuk pendampingan yang bersifat merayakan iman, misalnya dengan mengadakan perayaan Ekaristi Kaum Muda (EKM), festival budaya dan iman, dan perayaan-perayaan lain yang bersifat devosional. Harapannya, melalui perayaan iman, umat semakin didukung dan dikembangkan penghayatan imannya. 2) Edukasi: brntuk-bentuk pendampingan yang bersifat pembelajaran, pendalaman materi, seminar, ceramah, atau kursus, misalnya Kursus Kompendium Katekismus Gereja Katolik (KKGK), Khursus Evangelisasi Pribadi (KEP) atau sekolah Evangelisai Pribadi (SEP), khursus teologi bagi awam, pembelajaran YOUCAT (Youth Catechism, Katekismus Populer untuk Orang Muda) Indonesia, dan pelatihan pemuda lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Tujuan metode edukasi ini agar orang Katolik semakin memahami imannya. 3) Refleksi: bentuk-bentuk pendampingan yang bersifat memperdalam penghayatan dan sikap iman, entah dengan rekoleksi, sarasehan, dan pertemuan-pertemuan berkelanjutan, misalnya kegiatan rekoleksi pasutri, sarasehan Kitab Suci, dan temu-temu renewell yang bersifat semakin mengakrabkan
dan
mempererat.
Refleksi
lebih
dilakukan
untuk
kepentingan tindak lanjut dan memperdalam hal-hal yang belum tersentuh dari pendampingan yang bersifat edukatif. 4) Aksi: bentuk-bentuk pendampingan yang bersifat konkret, ada tindakan nyata, dan berdampak sosial secara langsung, misalnya pembuatan “demplot” (demo plot) untuk pertanian organik, penanaman dan reboisasi, dan bedah rumah warga yang tidak mampu. Pada intinya, pendamping yang bersifat aksi lebih mengutamakan tindakan nyata dan proses belajar iman melalui pengalaman langsung (Dewan Karya Pastoral, 2014: 57-58).
c. Tujuan Pendampingan Pendampingan bertujuan untuk membantu seseorang dalam mendapatkan ilmu pengetahuan, informasi, kecakapan, sikap, perbuatan, dan perilaku hidup memadai dalam segi-segi pokok yang berhubungan dengan hidup pribadi dalam kebersamaan dengan orang lain dan peran mereka dalam masyarakat, bangsa dan dunia (Mangunharjana, 1986: 26).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Tujuan, aims, purposes, objectives,goals, tergets pendampingan adalah titik yang diarah dan hendak dicapai lewat usaha pendampingan. Tujuan pendamping memberi tekanan khusus kepada latihan metode dan melatih kecakapan. Dengan demikian pendamping yang dibayangkan tidak bermaksud sekedar memuaskan keingin tahu, tetapi pengembangan daya pikir, daya cari, daya menyampaikan ilmu, pengetahuan dan informasi, tetapi juga kecakapan
untuk
mengembangkan
ilmu,
menambah
pengetahuan,
dan
mendapatkan informasi baru. Pendamping yang dibayangkan tidak hanya mengarah kepada akumulasi ilmu pengetahuan dan informasi, tetapi kemampuan untuk mencari dan mengolah lebih lanjut. Pendampingan yang dibayangkan tidak hanya membekali para muda-mudi dengan isi, tetapi ketrampilan mendapatkan dan mengolah isi yang baru. Pendamping tidak hanya bertujuan menyajikan bahan untuk dipelajari, tetapi juga sikap dan kemampuan bagaimana cara belajar. Singkatnya pendamping yang dibayangkan bukan sekedar memberi “ikan untuk dimakan”, “kail untuk menangkap ikan”. Bukan hanya “belajar untuk mempelajari sesuatu”, tetapi “belajar bagaimana cara belajar dan belajar lebih lanjut” (Mangunhardjana; 1986:27-28).
d. Dasar Pendampingan Dalam masyarakat yang cepat berubah, proses belajar tidak dapat berhenti. Karena sekali orang berhenti belajar, maka dia langsung ketinggalan jaman dan tidak mampu memenuhi tuntutannya. Proses belajar harus terjadi terus-menerus, berlangsung seumur hidup. Maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pendidikan tidak cukup lagi kalau hanya memberi ilmu pengetahuan, tetapi juga memperkembangkan kecakapan ability, ketrampilan, Iskills, dan sikap, attitudes, bahkan spiritualitas, spirituality, kepada para belajar, agar dapat terus-menerus belajar selama hidup. Jadi pendidikan, harus memusatkan perhatian pada usaha untuk menyediakan bahan pelajaran dan membantu pengembangan hal-hal yang dituntut agar orang dapat belajar selama hidup. Pendidikan menjadi jembatan antara sumber-sumber ilmu pengetahuan dan para pelajar, dengan tujuan agar pada waktunya para pelajar dapat menemukan sumber-sumber sendiri dan mampu mengambil manfaat dari sana (Mangunhardjana;1986:39-40).
2.
Iman Iman adalah hubungan antara manusia dengan Allah yang menuju pada
keselamatan manusia. Bagi manusia iman menjadi sesuatu yang penting dalam hidupnya, karena iman menunjuk kita ke arah yang lebih baik, sehingga dibutuhkan pengalaman iman dalam hidup manusia, maka dari itu kita perlu mengetahui: a.
Pengertian Iman Secara Umum Menurut Amalorpavadas (1972: 17) iman adalah pertemuan pribadi yang
mendalam dengan Allah yang hidup, di mana manusia menyerahkan diri dengan penuh cinta kepadanya. Dengan demikian iman pertama-tama merupakan suatu peristiwa hubungan atau perjumpaan secara pribadi antara manusia dengan Allah. Jadi dapat dikatakan bahwa iman merupakan pertemuan pribadi yang mendalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dengan Allah yang hidup di mana terjadi suatu penerimaan akan kehadiran Allah dan penyerahan diri seutuhnya kepada kehendak Allah atas hidup kita. Dalam buku ilmu kateketik dikatakan bahwa seorang beriman adalah: orang yang menerima dan mau tunduk serta berserah kepada Allah, mempercayakan diri sungguh kepada Allah, menerima bahwa Allah adalah kebenaran. Menaruh sandaran kepada-Nya dan bukan dirinya sendiri, dan dengan demikian menjadi teguh dan benar oleh karena keteguhan dan kebenaran Allah (Amalorpavadas, 1972: 17).
Beriman di sini berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Manusia akan mencapai iman yang mendalam ketika manusia membangun komitmen dan berserah diri seutuhnya kepada Allah. Menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya adalah kehendak-Nya. Apabila manusia membiasakan diri untuk berdoa dan berbuat sesuai dengan kehendak Allah maka hidupnya akan semakin terarah pada kebaikan dan akan senantiasa beroleh keselamatan. Maka dapat disimpulkan: seseorang dikatakan beriman bila percaya, berkomitmen, dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, sehingga ia akan senantiasa hidup seturut kehendak-Nya dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi laranganNya.
b. Pengertian Iman Kristiani Iman merupakan jawaban manusia terhadap wahyu Allah, dalam iman kristiani telah dinyatakan lewat pewahyuan Allah dalam diri Yesus Kristus, maka dalam agama Kristiani diakui bahwa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
1) Iman sebagai Jawaban Manusia terhadap Wahyu Allah Allah mewahyukan diri-Nya kepada manusia lewat perjalanan sejarah memulai perantara para nabi. Dan setelah berkali-kali mengalami kegagalan, akhirnya Allah mengutus Putra-Nya (DV, art 4). Allah telah membuktikan kasih-Nya
yang begitu besar dengan
melaksanakan janji-Nya melalui wahyu yang telah menjadi sejarah untuk keselamatan bagi umat manusia. Dalam hal ini Allah menentukan manusia untuk datang kepada Allah sebagai jawaban tawaran untuk peroleh keselamatan dari Allah. Jawaban manusia tersebut dilaksanakan melalui kepercayaan tentang kebenaran wahyu Allah dalam diri Yesus. Iman diungkapkan, dijalani dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terbentuk suatu sikap yang lebih baik, lebih adil dan damai. Dengan demikian terbentuk rasa persaudaraan yang berdasarkan cinta kasih Allah.
2) Iman sebagai Penyerahan Diri Manusia kepada Allah Allah
mewahyukan
diri-Nya
kepada
manusia
dengan
maksud
menampakkan dan membuka diri-Nya sendiri serta kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia (DV, art 6). Kebaikan yang telah diberikan Allah kepada umat manusia tampak dalam diri Yesus Kristus sebagai pemenuhan janji Allah. Yesus Kristus merupakan perwahyuan Allah yang adalah perantara agar manusia dapat bersatu dengan Allah. Allah telah begitu baik kepada manusia sehingga rela memberikan Putra tunggal-Nya untuk menebus dosa manusia, oleh karena itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
manusia wajib membalas kebaikan yang datang dari Allah melalui ketaatan iman dengan menyerahkan diri sepenuhnya. Kepada Allah (DV, art 4). Hendaknya segala tindakan dan perilaku yang dilakukan manusia mencerminkan sebagai anak-anak Allah (Konsili Vatikan II, 1993: 318). Manusia yang dengan suka rela memberikan dirinya kepada Allah sebagai pernyataan iman dan kepercayaannya. Konsili Vatikan II, yaitu Dokumen tentang “Wahyu Ilahi” DV, art 5 yang berbunyi : “Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan “ketaatan Iman”(Rom,16:26; lih Rom1:5; 2Kor 10:5-6) demikian manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan , “ketaatan akal budi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan “ dan dengan sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikaruniakan oleh-Nya.
3.
Anak
a.
Anak di dalam Keluarga Anak mengalami pengaruh dan keadaan yang melingkupinya. Entah
lingkup kota, pedesaan, mereka dikelilingi orangtua, saudara-saudari, kakek nenek, teman-teman dan semua yang ada di sekitarnya. Anak-anak juga dipengaruhi oleh pandangan-pandangan dan sikap hidup mereka cara hidup mereka, hubungan mereka dengan satu dan yang lain, dalam menghadapi masalah, masyarakat sekelilingnya, dan hubungan dengan Tuhan sekali pun. Semua membawa dampak dan pengaruh yang berbeda. Hubungan orang tua dan anak yang kokoh, konsisten, terpusat pada Kristus dan berdasarkan kasih, akan menolong anak-anak untuk mengakui bahwa mereka dikasihi, diterima, dan dimengerti. Dikasihi orang tua dapat menanamkan, bahkan tidak sekedar mengajarkan injil “Kabar Baik”. Inilah yang dapat dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
untuk membedakan anak-anak yan mengikuti Kristus dari mereka yang tidak mengikuti Kristus (Komkat KWI, 2006:48).
b. Anak –anak Zaman Sekarang Saat ini anak-anak hidup di dunia yang sibuk dan penuh persaingan. Informasi dan teknologi melaju dengan cepat, sehingga hidup manusia cenderung juga berputar dengan sangat cepat. Anak-anak mudah menjadi bosan, terkadang kehilangan arah, tertekan, mudah berprasangka dan sulit mencari pertimbangan. Mereka memang lebih berani berpendapat, berkreasi, lebih cerdas, lebih cepat bertindak. Tetapi mereka juga lebih sering mengalami keputus asaan, depresi, dan kebosanan. Oleh sebab itu di hadapan anak orangtua harus selalu berusaha hidup dengan benar, sehingga memberi pengharapan kepada generasi masa kini yang sedang tumbuh dalam era budaya yang cenderung menuju kehancuran (Komisi KWI, 2006:45). Keadaan seperti itu perlu diperhatikan dalam kegiatan pendidikan dan pendamping, tentu saja bidang Pendampingan Iman Anak tidak terkecualikan. Karena saat ini anak-anak sudah terbiasa dengan alat-alat elektronik seperti radio, televisi, video, computer dll. Alat permainan bermacam-macam seperti bahan bacaan, buku bergambar yang sangat mempengaruhi pribadi anak tersebut. Kita juga dapat melihat adanya kesenjangan keadaan antara anak-anak yang kaya dan tidak kaya. Penderitaan batin dialami oleh anak-anak yang tidak dapat menikmati kemudahan seperti teman-teman yang lainnya. Sehingga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan anak karena moralitas hidup di sekelompok masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
khusus, misalnya kemanusiaan karena sikapnya yang “asal menang” serakah, menindas, tidak jujur, dsb. Kemajuan teknologi mulai memupuk sifat individualisme dalam diri anak. Rasa kekeluargaan terancam. Anak mulai acuh tak acuh pada urusan orang lain. Urusanmu urusanmu, urusanku-urusanku. Uruslah urusanmu sendiri. Jangan kita saling mengganggu. Karena itu, orangtua hendaknya membantu anak-anak agar mereka mampu mengatasi egoisme mereka. Kemajuan teknologi mengakibatkan persaingan yang kurang sehat. Mereka saling membanggakan dirinya sendiri, kekayaan sendiri, kelebihannya sendiri, tanpa memperhatikan bela rasa anak lain (Komkat KWI, 2006:24).
4.
Mengenal Ciri-ciri Pendamping dalam Pendampingan Iman Anak Dalam mendampingi anak-anak mengikuti PIA, pendamping harus
memahami ciri khas Pendampingan Iman Anak. Kegiatan Pendampingan Iman Anak (PIA) mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan sekolah formal. Perbedaannya lebih kepada suasananya yang diciptakan dalam Pendampingan Iman Anak. Maka dari itu pendamping harus memperhatikan 6 ciri yang khas yaitu: a.
Gembira Suasana gembira perlu menjadi ciri kelompok. Suasana gembira melekat
pada sifat anak-anak bila berkumpul. Di mana anak-anak berkumpul, di situlah kegembiraan muncul. Maka kelompok perlu menyenangkan, menggembirakan, menarik, sehingga anak-anak merasa krasan dan selalu ingin berkumpul lagi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
bersama teman-teman menggembirakan. Pendamping perlu berusaha sekuat tenaga, membuat suasana supaya tidak membosankan. Menyanyi bersama, bermain bersama-sama, mendengarkan cerita, berdoa bersama, itu semua menyenangkan dan menggembirakan. Dengan demikian warta gembira Yesus Kristus juga akan dirasakan oleh mereka sebagai yang menggembirakan, sebab beriman memang menggembirakan (Sugiarti, 1999: 18-19) b. Bebas Kebebasan merupakan unsur terpenting untuk beriman. Pendamping kelompok PIA ingin membantu anak-anak menyadari iman yang telah mereka miliki, maka suasana yang “ mem-bebaskan” perlu dipunyai oleh kelompok ini. Unsur keterpaksaan perlu dibuang jauh-jauh. Jika di sekolah anak-anak selalu merasa diabsen, kiranya di dalam kelompok PIA anak-anak perlu merasa bahwa kehadiran mereka tidak dipaksa (karena absen), melainkan karena mau dan senang hadir. Dengan suasana yang demikian, anak dijauhkan dari rasa gelisah, takut. Yang sering membuat anak gelisah dan takut ialah ujian, absensi, dan nilai. Memang hal tersebut ada maknanya sendiri di dalam lingkungan sekolah, namun di dalam sekolah PIA bukan pada tempatnya. Pengikutnya pada kelompok PIA hendaknya suasana yang menyenangkan, simpatiknya pendamping dan suasana kebebasan yang dapat dirasakan (Sugiarti, 1999:19). c.
Bermain Sesuai dengan umur anak, pertemuan-pertemuan di dalam kelompok ini
tentunya perlu memperhatikan unsur bermain. Anak umur 4-10 tahun senang sekali bermain-main. Kehidupan mereka tidak dapat dipisahkan dari bermain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Bermain merupakan aktivitas yang mendatangkan rasa puas. Dengan bermain, kreativitas juga berkembang. Sosialisasi meningkat, wawasan menjadi lebih luas. Pikiran, perasaan, kehendak keterampilan, sikap yang baik diperkembangkan. Kegiatan bermain dapat dipikirkan kembali, direfleksikan, dan dikaitkan dengan Pendampingan. Dengan refleksi, anak dapat melihat arti, maksud dari permainan bagi diri mereka sendiri dan bagi teman-temannya yang akhirnya akan membantu anak membentuk sikap dan pribadinya (Sugiarti, 1999:19). d. Mendalam Kegiatan atau permainan yang dilaksanakan di dalam kelompok PIA perlu terpilih, perlu diseleksi. Pendampingan perlu memilih kegiatan yang akhirnya dapat dilihat bersama secara mendalam, tidak sekedar bermain. Setelah satu permainan atau kegiatan selesai dilaksanakan, pedampingan bersama anak-anak kelihat kembali perasaan-perasaan tersebut, mengapa gembira, mengapa kecewa dst. Merefleksikan pengalaman seperti itu perlu di dalam Pendampingan anak (Sugiarti, 1999:19). e.
Beriman Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh kelompok PIA, ciri iman
tidak boleh dilupakan. Ciri ini dapat dimunculkan sedikit demi sedikit melalui tahap perkenalan dan perkembangan kehidupan kristiani anak-anak. Kehidupan kristiani berarti kehidupan yang berpola pribadi Yesus Kristus. Dengan memperkenalkan pribadi Yesus Kristus, anak diharapkan dapat makin membentuk hidupnya seperti yang dicita-citakan oleh Yesus. Pikiran, perasaan, kehendak, wawasan, dan perilaku Yesus Kristus. Kecuali itu kehidupan anak perlu makin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
bertumpu pada Yesus Kristus. Maka perhatianYesus perlu makin menjadi perhatian anak-anak. Keprihatinan dan wawasan Yesus perlu makin menjadi keprihatinan dan wawasan anak-anak. Misalnya perhatian Yesus secara khusus kepada orang-orang yang menderita, terlupakan dan miskin, perlu makin menjadi perhatian anak-anak, beriman berarti makin mengikuti Yesus secara penuh (Sugiarti, 1999:19). f.
Menjemaat Beriman dilaksanakan secara pribadi dan bersama-sama. Beriman tidak
dilaksanakan sendirian. Beriman juga tumbuh di dalam hidup bersama dengan orang lain, di dalam kelompok orang-orang beriman, di dalam jemaat. Belajar hidup berteman dengan baik, belajar saling memahami, belajar bekerja sama, belajar saling memaafkan. Terlaksana pula di dalam kelompok PIA. Iklim itu pulalah yang melihat anak-anak di dalam menjemaat, hidup bersama dengan orang-orang lain dalam beriman. Dengan latihan-latihan dan pengalaman di dalam kelompok PIA, anak-anak terlatih hidup bersama didalam jemaat. Anak-anak terlatih mampu berkomunikasi, menemukan pengalamannya sendiri dengan pengalaman teman. Mereka mengalami bahwa hidup bermain bersama-sama menyenangkan dan menggembirakan. Pengalaman ini dapat menumbuhkan benih kemampuan terlibat dengan umat di lingkungan, Paroki mereka dan di masyarakat mereka. Pengalaman mengenai Gereja, jemaat beriman kristiani, jemaat yang beriman akan Yesus Kristus, tumbuh secara nyata dan dialami sebagai yang makin bermakna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Beberapa ciri suasana kelompok tersebut perlu diketahui oleh para pendamping, sehingga tujuan dan arah yang ingin dicapai dapat lebih jelas. Dan perlu ada kesan dan pengalaman, bahwa kegiatan kelompok PIA memang khas, bermakna, lain dari pada kelompok di sekolah (Sugiarti, 1999:20).
5.
Rangkuman Pendampingan Iman Anak Pendampingan
Iman
anak
sangat
diperlukan
bagi
anak
untuk
perkembangan iman anak sendiri. Kata pendampingan juga di sini menjelaskan bahwa seseorang pendamping tidak boleh menggiring sesuai selera mereka tetapi mendampingi dalam kehidupannya sambil memberi kesaksian tentang kehadiran Allah. Banyak manfaat yang kita dapat yaitu kita dapat menemukan pengetahuan atau informasi baru, data memecahkan masalah dalam diri kita atau pun dalam pekerjaan, sehingga kita mendapatkan hal baru dan dapat kita perbaiki. Pendampingan menekankan pada pengembangan manusia dari segi praktis yaitu pengembangan sikap, kemampuan dan kecakapan. Sedangkan pendamping adalah seseorang yang karenanya tidak boleh menggiring ke arah yang sesuai selera kebutuhannya sendiri, tetapi mendampingi dalam menelusuri kehidupannya dengan masalah dan tantangannya sambil memberi kesaksiannya tentang kehadiran dan kedekatan. Dengan bagitu kegiatan akan semakin lengkap bila iman dalam diri kita harus kita hayati dan kita jaga. Iman secara umum adalah pertemuan pribadi yang mendalam dengan Allah yang hidup, dimana manusia menyerahkan diri dengan penuh cinta kepadanya. Iman dalam diri mulai kita biasakan sejak dini, supaya anak dapat mengerti apa manfaat iman dan apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
harus kita lakukan untuk lebih memperdalam iman. Anak jaman dahulu dengan anak jaman sekarang sangat berbeda, anak jaman sekarang banyak dipengaruhi oleh pandangan-pandangan dan sikap hidup mereka, hubungan mereka satu dengan yang lain dan hubungan dengan Tuhan. Pendampingan Iman Anak ialah proses dan usaha orang dewasa untuk membantu anak-anak muda agar mereka mampu menghormati dan mengasihi Allah. Gereja memiliki tanggung jawab terhadap anak-anak yang suatu saat menjadi penerus Gereja. Iman anak perlu dipupuk mulai dari dini kegiatan ini dikenal dengan nama Pendampingan Iman Anak (PIA). Kegiatan PIA adalah suatu bentuk pendampingan untuk membimbing dan mengembangkan hidup anak terutama anak katolik yang sudah maupun yang belum dibaptis. Kegiatan PIA ini dilatar belakangi oleh Gereja yang melihat bahwa anak-anak merupakan masa depan Gereja yang nantinya akan menjadi generasi penerus Gereja. Mengingatkan masa depan Gereja sangat ditentukan oleh pendampingan generasi muda yang dipersiapkan sejenak masa anak-anak mereka. Pada dasarnya PIA adalah tanggung jawab orangtua, namun orangtua juga memerlukan bantuan orang lain untuk mendampingi anak-anak mereka, maka dibuatlah kelompok pendamping yang diikuti oleh banyak anak-anak dan dikelola oleh para pendamping yang mendedikasikan dirinya untuk kegiatan ini. PIA bukanlah kegiatan yang menakutkan atau memiliki banyak tuntutan seperti di sekolahan formal, namun PIA adalah kegiatan yang santai namun mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
B. Kreativitas Pendamping 1.
Kreativitas Kreativitas
adalah
kemampuan
untuk
membuat
kombinasi
baru,
berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Sesungguhnya apa yang diciptakan tidak perlu hal-hal yang baru sama sekali, tetapi gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Seperti pengalaman kita selama sekolah atau pun pengalaman pendamping selama ini kami perbarui dengan gerakan membuat sendiri atau pun diganti sedikit agar dapat menarik (Munandar, 2004: 47). Kreativitas dengan melahirkan/ menciptakan sesuatu yang sama sekali baru, barang kali trlalu sulit. Namun kita bisa melakukan inovasi dengan memperhatikan 3 (3N) langkah yaitu: Niten mengamati dan memperhatikan, artinya mau mempelajari polanya, unsur-unsurnya, niru mencontoh dari yang sudah ada, tetapi tidak berhenti sampai disini, karena bila sama persis tidak ada bedanya dengan menyalin/mencontoh persis, nambahi memberikan nilai tambah dan hal-hal yang menurut kita perlu dimasukan.
2.
Pendamping
a.
Pengertian Pendamping Pendamping berasal dari kata dasar “damping”. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia, damping mempunyai arti dekat, karib, atau akrab. Sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
arti kata “mendampingi” dalam pendamping diartikan sebagai “menyertai” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 234). Pendamping sebagai pendamping di sini menjelaskan bahwa untuk mencegah kita mengarahkan dan “memaksakan kehendak”. Pendamping adalah seorang pendamping, yang karenanya tidak boleh mengarahkan ke arah yang sesuai selera kebutuhannya sendiri tetapi mendampingi dalam menelusuri kehidupannya dengan masalah dan tantangannya sambil memberi kesaksiannya tentang kehadiran dan kedekatan Allah sebagai pendamping utama. Dengan belajar dari kisah Emaus (Luk 24:13-35), seorang pendamping berjalan dengan seiring dengan kaum muda menggumuli masalah mereka, dengan bertanya dan mendengarkan penuh perhatian dan kesadaran menjelaskan dan membuka pikiran mereka pada saat yang tepat dan akhirnya mempertemukan mereka dengan pribadi Kristus sendiri. Berdasarkan definisi di atas dapat dipahami bahwa pendamping merupakan teman seperti seorang sahabat dekat, sehingga dalam pendamping dapat diartikan sejajar atau tidak ada batasan dan bawahan. Terjadi karena kesetaraan, kerjasama, dan kebersamaan antara yang mendampingi dan didampingi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pendamping tidak ada senioritas ataupun penggojlokan, yang ada adalah kerjasama timbal balik untuk meraih tujuan yang sudah direncanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Ciri Khas Pendamping Pendamping mempunyai ciri khas bahwa seseorang yang didampingi atau mendapatkan pendamping merupakan pribadi yang bebas dan berdiri sendiri. Mereka bukanlah penerimaan pasif yang dapat menerima materi dan menelan mentah-mentah apa yang diberikan oleh pendamping. Tetapi pendamping harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan kekeluargaan sehingga tercipta kesejajaran antara pendamping dan peserta. Kesejajaran berarti tidak ada batasan dan bawahan, sehingga terjadi kesetaraan, kerjasama, dan kebersamaan yang harmonis antara pendamping dan yang didampingi. Selain itu, pendamping merupakan alat yang dapat menolong peserta dalam mengembangkan potensi mereka, sehingga orang lain dapat tumbuh dan mengembangkan potensi yang dimiliki dengan baik (Mayerof, 1993: 53).
c.
Spiritualitas pendamping Menjadi saksi Injil, menjadi pendamping PIA berarti siap menjadi saksi
iman, terlebih bagi anak-anak yang kita dampingi. Kesaksia itu ditujukan pertama-tama melalui sikap, kata-kata, dan perilaku kita yang selaras dengan ajaran Kristus sendiri. Tentu kita berpikir untuk mendampingi anak-anak baru nanti bila kita sudah “sempurna”., karena sepanjang waktu kita akan berjuang terus. Tetapi setidaknya kesadaran ini akan memacu kita untuk menjadi kesaksian Kristus, terlebih di hadapan anak-anak (Bagiyowinadi, 2009:66 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3.
Manfaat Pendamping Kreatif bagi Anak Kreativitas atau berpikir kreatif, sebagai kemampuan untuk melihat
bermacam-macam kemungkinan penyelesaian masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal (Guilford, 1957:154). Di sekolah yang terutama dilatih adalah pengetahuan, ingatan, dan pemikiran yang logis atau penalaran yaitu kemapuan menemukan satu jawaban yang paling tepat terhadap masalah yang diberikan berdasarkan informasi yang tersedia. Pemikiran kreatif perlu dilatih, karena membuat anak lancar dan luwes dalam berpikir, mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu melahirkan banyak gagasan. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. Ini tampak sekali jika kita mengamati anak-anak yang sedang asik bermain dengan balok-balok kayu atau bahan-bahan permainan konstruktif lainnya. Dari wawancara dengan tokoh-tokoh yang telah mendapat penghargaan karena berhasil menciptakan suatu yang bermakna, yaitu para ilmuwan dan ahli penemu, ternyata kepuasan amat berperan. Kepada mereka ditanyakan: apakah yang mendorong mereka sehingga tanpa pamrih memberikan begitu banyak waktu dan tenaga sehingga sering juga mengorbankan kehidupan yang mewah agar menciptakan sesuatu, kebanyakan dari mereka menjawab “Karena hal itu memberikan kepuasan pribadi yang tak terhingga” (Biondi, 1972:126).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
4.
Mengenal Macam-macam Kreativitas Sebagai pendamping PIA harus memiliki kreativitas agar anak tidak
bosan. Dalam mengikuti kegiatan anak akan semangat untuk hadir dalam PIA. Kegian PIA, pasti tidak jauh dari kegiatan bernyanyi menggunakan gerak dan lagu, bercerita menggunakan bahasa sederhana, permainan supaya tidak bosan, alat peraga, dan aktivitas seni (Bagiyowinadi, 2009: 98-105).
a.
Gerak Lagu Suasana
gembira
di
PIA
sungguh
dirasakan
ketika
nyanyian
didendangkan, apalagi bila diiringi dengan musik. Hanya saja nyanyian itu perlu disertai gerakan, diikuti oleh anak-anak, sehingga suasana menjadi hidup. Gerak lagu ini bisa diciptakan sendiri, tetapi dengan tetap memperhatikan keterkaitannya dengan syair/kata-kata yang dinyanyikan. Dilain pihak pemilihan lagu sedapat mungkin disesuaikan dengan tema pertemuan. Setidaknya ada lagu pembukaan untuk menggembirakan suasana, lalu dibagian aktivitas bisa dimasukan lagu (baru) yang mendukung pesan Injil yang diwartakan.
b. Bercerita Bercerita sangat diminati oleh anak-anak. Saat mendengar cerita, anakanak dibawa masuk dalam kisah dan petualangan si tokoh cerita. Melalui cerita, pesan-pesan Injil dapat disampaikan secara lebih konkret, sebab sudah terintegrasi dalam konteks situasi. Kekuatan cerita terjadi pada konflik/persoalan sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
membuat pendengar ingin tahu kelanjutannya. Tanpa konflik atau persoalan, cerita terasa datar dan kurang menarik. Dalam hal itu sebenarnya disebut kisah, bukan cerita dalam arti sesungguhnya. Tentu cerita untuk anak-anak tidaklah sepelik seperti novel atau cerita detektif untuk dikonsumsi orang dewasa. Cerita yang menarik tentunya juga perlu disampaikan dengan cara yang menarik pula. Maka seorang pendamping yang hendak bercerita pasti menguasai detail urutan-urutan ceritanya dan mencoba menyampaikannya dengan kata-kata sendiri (jadi tidak terpancang pada teks di buku cerita). Cerita juga dibawakan dengan penuh penghayatan, dengan intonasi dan kalau bisa seperti dalang dengan suara yang berbeda-beda saat mengucapkan langsung si tokoh cerita. Sangat baik bila penyampaian cerita didukung dengan alat peraga yang sesuai seperti boneka.
c.
Permainan Permainan dan dinamika kelompok menciptakan suasana gembira di
antara anak-anak permainan juga mengakrapkan mereka satu sama lain. Tentu dalam bina iman ini permainan tidaklah berhenti sebatas bermain dan gembira melainkan sarana mewartakan sabda Tuhan. Permainan bisa dimanfaatkan untuk menerapkan pesan Injil, visualisasi Kitab Suci, atau pun sebagai sarana untuk menggali pengalaman anak. Maka permainan pun tetap perlu dipilih yang berkaitan dengan pesan Injil dan setelahnya anak-anak diajak menggali menemukan pengalaman iman dari permainan itu (tentu tetap disesuaikan dengan usia mereka).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
d. Alat Peraga Alat peraga sangat mendukung kegiatan Pendampingan Iman Anak. Sebab dengan alat peraga itu, anak-anak tidak hanya mendengarkan suara pendamping, tetapi
melihat
alat
peraganya,
bahkan
mungkin
ikut
memegang
dan
mempraktekkan alat peraga itu. Dengan demikian ingatan anak menjadi lebih kuat dibandingkan sekedar mendengarkan. Selain itu, dengan alat peraga cerita ataupun Firman Tuhan dapat disampaikan dengan lebih menarik. Alat peraga bisa boneka atau VCD panggung boneka bisa gambar kubus, koran dan majalah. Saat bercerita pendamping dapat sambil menunjukan gambarnya. Kiranya semua gambar/foto ini perlu ditempel pada kertas ukuran tertentu sehingga bisa disimpan dengan baik dan sewaktu-waktu bisa dimanfaatkan. Bisa juga membuat kostum dari koran bekas, membuat kotak pasir dengan ukuran tertentu, dari pasir itu bisa dibentuk sungai, jalan, bukit dan ditancapi dengan model rumah, orang, binatang, dsb. Tentu pendamping juga terampil menggunakan alat peraga.
e.
Aktivitas Seni Selain aneka keterampilan, kiranya juga bernilai mendayagunakan segala
potensi dan bakat seni para pendamping bina iman (juga dengan bantuan orang lain). Sebab di dalam kegiatan bina iman dimungkinkan anak-anak dalam bentuk drama, puisi, bahkan tarian. Demikian pula potensi dan kreativitas anak-anak ini bisa dipersembahkan dalam acara paroki maupun misa Natal/Paskah untuk anakanak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Hal yang sangat niscaya pernah dilakukan anak-anak ketika mereka menampilkan bakat dan talenta mereka dalam bentuk tablo, tarian, drama, vocal group, yang ditampilkan dalam acara paroki, visualisasi sengsara Tuhan, atau misa anak-anak. Praktis beberapa minggu mereka harus berlatih dan barangkali juga acara bina iman mereka “tergusur” dengan jadwal latihan atraksi itu. Aktivitas seni sebagai persiapan untuk dipersembahkan dalam misa anak-anak atau pun cara lain, perlu dilihat sebagai ungkapan iman mereka juga untuk memuliakan Tuhan dengan seluruh tubuh (bdk. 1Kor 6:20). Melalui aktivitas seni itu mereka juga mau mengkomunikasikan iman mereka dengan mensyukuri anugerah talenta yang telah mereka terima dan kembangkan. Dan untuk ini semua peran serta pendamping, terlebih yang memiliki minat dan bakat di bidang seni sangatlah diharapkan.
5.
Keterlibatan Anak
a.
Keterlibatan dalam Hidup Umat Anak sejak awal merasakan bahwa mereka merupakan bagian dari umat.
Iman mereka merupakan bagian dari iman seluruh umat beriman. Mereka mengalami bahwa mereka bukan hanya objek (diam saja mendengarkan), tetapi di kehidupan umat mereka sebagai subjek (ikut serta/terlibat) dalam kehidupan umat. Keikutsertaan anak dalam kehidupan umat ini dapat dimulai dari keterlibatan di lingkungan maupun dalam perayaan liturgi Gereja, seperti ambil bagian sebagai putra/i altar, lektor, anggota koor, pembawa persembahan, dll (Nota Pastoral, 2008: 30).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b. Paguyuban Anak Melalui paguyuban-paguyuban seperti PIA, putra-putri altar, serta wadah kegiatan anak yang lain, belajar untuk membangun Gereja sebagai persekutuan. Paguyuban-paguyuban itu tidak sekedar menjadi tempat mereka menerima pengajaran dan pendampingan dari umat yang lebih dewasa, tetapi juga menjadi kesempatan untuk terlibat dalam pengembangan iman pribadi mereka. Mereka dapat mengekspresikan iman mereka dengan cara-cara yang menyentuh hati mereka. Mereka mulai merasakan diikutsertakan sebagai anggota paguyuban, ketika suara mereka didengarkan, ketika mereka dilibatkan dalam perencanaan kegiatan, paguyuban ini juga menjadi kesempatan bagi mereka untuk terlibat sebagai pendamping bagi adik-adik yang lebih kecil (Nota Pastoral, 2008: 37-38). Keikutsertaan dalam tugas misi Gereja juga dapat dimulai melalui paguyuban ini. Serikat anak misioner misalnya mengajak anak sejak awal mengembangkan semangat missioner di lingkungan mereka. Mereka terlibat dalam karya misi Gereja, baik melalui doa-doa, melalui sikap hidup sehari-hari maupun melalui pengumpulan derma bagi anak lain yang membutuhkan. Dengan menjadi saksi iman di tengah-tengah mereka ikut serta dalam tugas perutusan Gereja.
6.
Rangkuman Kreativitas Pendamping bagi Keterlibatan Anak Kreativitas
adalah
kemampuan
untuk
membuat
kombinasi
baru
berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Sebagai pendamping harus memiliki kreativitas agar dalam melaksanakan kegiatan tidak merasa bosan. Ciri khas pendamping adalah harus dapat menciptakan suasana yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
menyenangkan dan kekeluargaan sehingga tercipta kesejajaran antara pendamping dan peserta. Tujuan pendamping dapat membantu seseorang dalam mendapatkan ilmu pengetahuan, informasi, sikap, perbuatan, dan sikap perilaku hidup. Banyak manfaatnya bagi pendamping yang memiliki kreativitas, karena dalam kehidupan belajar mengajar kreativitas merupakan kebutuhan manusia. Sistem kebutuhan manusia mempengaruhi kreativitas dari individu yang berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan diri. Orang yang sehat mental, yang bebas dari hambatanhambatan dapat mewujudkan diri sepenuhnya. Kreativitas dalam kehidupan kita tidak perlu hal yang baru, tetapi gabungan dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya yang diperbarui atau ditambahkan supaya menjadi hal yang menarik. Tentunya sebagai seorang pendamping.
Pendamping
bertujuan
untuk
membantu
seseorang
dalam
mendapatkan informasi yang berhubungan dengan hidup pribadi dalam kebersamaan dengan orang lain dan peran dalam masyarakat. Tujuan pendamping juga membantu seseorang meningkatkan kualitas pribadinya dengan memberikan sesuatu yang positif dan bermanfaat. Macam-macam kreativitas bisa membuat suasana tidak tegang. Dengan menggunakan gerak lagu yang diiringi musik, suasana menjadi hidup dan lagu dapat disesuaikan dengan tema pertemuan. Bercerita juga diberi variasi supaya lebih menarik dengan alat peraga seperti boneka atau membuat wayangwayangan. Sebagai pendamping juga harus menguasai cerita tersebut supaya pesan dapat tersampaikan dengan baik dan anak dapat menyerap isi cerita tersebut. Supaya kegiatan PIA tidak membosankan, pendamping juga mengajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
anak-anak untuk berkreasi dengan cara membuat kerajinan tangan seperti, anak membuat layang-layang sendiri dengan menghias sesuai dengan tema. Permainan dapat menciptakan suasana gembira dan akrab satu sama lain. Permainan dapat dimanfaatkan untuk menerapkan pesan injil dan sebagai sarana menggali pengalaman anak. Keterlibatan anak juga dipandang sebagai subjek dalam pendampingan iman berpangkal dari pendekatan menyeluruh dan melibatkan banyak pihak dalam Pendampingan Iman Anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III PENELITIAN TENTANG KREATIVITAS PENDAMPING DALAM PENDAMPINGAN IMAN ANAK
A. Gambaran Umum Paroki Santa Maria Tak Bercela Nanggulan Pada bab ini, penulis akan membahas gambaran umum umat tentang Paroki Santa Perawan Maria Tak Bercela Nanggulan. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan Pendampingan Iman Anak di Paroki Santa Maria Tak Bercela
Nanggulan
penulis
mengadakan
penelitian
sederhana
dengan
menggunakan wawancara tersruktur. Penelitian ditujukan kepada pendamping dan orangtua anak. Selanjutnya akan diuraikan mengenai Pendampingan Iman Anak yang terjadi di Paroki Santa Perawan Maria Tak Bercela Nanggulan, Keuskupan Agung Semarang dan pembahasan hasil penelitian.
1.
Sejarah Singkat Paroki Santa Maria Tak Bercela Nanggulan Berdasarkan buku benih-benih iman umat Nanggulan menyejarah, dapat
disimpulkan sejarah Paroki Santa Maria Tak Bercela Nanggulan. Mengikuti perjalanan sejarah umat Katolik di Nanggulan terlihat bahwa campur tangan Tuhan terjadi melalui banyak cara dan banyak orang. Ternyata di tempat ini (Nanggulan) dipertemukan dua arus besar pewartaan misi yaitu Misi yang bersumber dari Mendut kemudian Boro dan (Kenteng) Nanggulan, dan Misi yang tahun-tahun berikutnya mengalir kuat dari Yogyakarta (Kotabaru) lanjut Gubug/Sedayu
kemudian
Wijilan
(Nanggulan).
Oleh
karena
itu
tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
mengherankan jumlah umat Katolik semakin bertambah dan semakin menuntut perhatian secara khusus. Hal ini dibaca oleh Romo FX. Satiman, SJ dan dikuatkan oleh Romo J. Prenthaler, SJ untuk diwujudkan dengan membuat suatu pusat pelayanan yang ditandai dengan mendirikan bangunan Gereja di Nanggulan (1936). Sejarah juga menunjukkan kuatnya kerelaan tokoh-tokoh pendahulu dalam mewujudkan munculnya Gereja di Nanggulan. Gagasan awal untuk mendirikan gedung Gereja ini muncul dari pemikiran Bapak Sebastianus Sutodimedjodi wilayah Nanggulan. Gagasan ini ternyata didukung oleh seluruh umat Nanggulan pada waktu itu. Gayung bersambut, ternyata gagasan itu mendapat tanggapan yang baik dari Romo Prenthaler, SJ. selaku Romo Kepala Paroki Boro. Pada tahun 1934, Romo Prenthaler, SJ. menugasi Romo F.X. Satiman, SJ., Romo pembantu Paroki Boroyang memang bertugas di wilayah Nanggulan hampir 5 tahun untuk membeli sebidang tanah di kawasan Nanggulan. Sebelum membeli tanah yang dimaksud, Romo F.X. Satiman, SJ. membahasnya bersama Bapak Sutodimedjo, Mbah Pait, serta Bapak Setrodrono. Beliau minta ijin kepada Ndara Wedana Kawedanan Nanggulan seorang pribumi, namun keinginan Beliau ditolak. Untuk itu Beliau menjawab (kira-kira begini), ”Saya orang pribumi, mengapa saya tidak diperbolehkan membeli dan memiliki tanah di negeriku sendiri?” Merasa diperlakukan kurang adil, maka Bapak Sebastianus Sutodimedjo seorang abdi Dalem Kraton Ngayogyahadiningrat bersama Romo F.X. Satiman, SJ. menghadap Sri Sultan Hamengku Buwono VIII untuk melaporkan hambatan dalam pembelian tanah untuk gedung Gereja Katolik di Nanggulan. Sri Sultan Hamengku Buwono VIII memperhatikan keluhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
tersebut dengan memberi surat untuk dibawa ke Gubernur Adam. Pada tahun 1935 keinginan memiliki sebidang tanah untuk gedung Gereja di kawasan Nanggulan terkabulkan. Bapak Adi Asmoro putera Bapak Setrodrono dengan suka rela menyediakan tanahnya di Karang seluas 4.000 meter persegi dengan harga 34 gelo. Status tanah tersebut atas nama Gereja Katolik Boro. Bapak Adi Asmoro bertempat tinggal dekat Kawedanan Nanggulan (kini Kecamatan Nanggulan). Tidak lama kemudian di atas tanah tersebut didirikan brak untuk pembangunan gedung Gereja. Namun, berhubung belum ada ijin dari pemerintah kolonial Belanda, brak tersebut buru-buru dibongkar. Hambatan perijinan ini timbul karena pihak pemerintah kolonial Belanda lebih cenderung pada penyebaran Agama Kristen Protestan. Masalah yang dihadapi ini kemudian oleh Romo F.X. Satiman, SJ. dilaporkan kepada Romo Strater, SJ. di Gereja Kota Baru.Atas laporan ini kemudian Romo F. Strater, SJ. berkenan membantu menguruskan ijin pendirian gedung Gereja dari pemerintah kolonial Belanda, dan beliau berhasil memperoleh ijin untuk mendirikan gedung Gereja Katolik di Pedukuhan Karang. Dengan ijin tersebut pembangunan gedung Gereja dimulai. Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 13 Januari 1936. Biaya pembangunan semua ditanggung oleh pihak Keuskupan Batavia. Orang-orang yang juga ambil bagian dalam pembangunan Gereja Nanggulan diantaranya adalah Bapak Prawirokoro sebagai pelaksana dan penyedia material. Untuk masalah birokrasi juga terlibat di dalamnya Bapak B. Sinangjoyo sebagai satu-satunya orang katolik yang bekerja di pemerintahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gereja yang berdiri di Karang ini diberi nama Gereja Katolik Santa Perawan Maria Tak Bercela. Gedung gereja ini diberkati oleh Bapa Uskup Mgr. P.J. Willekens, SJ, Vikaris Apostolik Batavia (Keuskupan Batavia) pada tanggal 5 Juli 1936. Ekaristi pemberkatan ini dihadiri oleh 1.500 umat. Sedangkan peringatan Santa Pelindungnya, Santa Perawan Maria Tak Bercela jatuh pada tanggal 8 Desember. Paroki ini memiliki 4 wilayah yaitu wilayah Kembang yang memiliki 5 lingkungan, wilayah Giripurwo memiliki 4 lingkungan, wilayah Wijimulyo memiliki 5 lingkungan, wilayah Jatisrono memiliki 5 wilayah dan 1 Stasi Santa Maria Fatima Pelem Dukuh. Paroki Santa Maria ini memiliki beberapa macam kegiatan setiap tahunnya dan salah satunya adalah PIA (Pendampingan Iman Anak) yang diadakan setiap minggu di lingkungan masing-masing. Kegiatan PIA ini dari jaman saya kecil sudah ada sampai sekarang. Begitu banyak anak-anak kecil yang terlibat dalam sekolah minggu ini, apalagi ketika hari besar. Mereka sangat antusias dalam mengikuti kegiatan PIA ketika hari besar karena banyak hal yang tidak diduga sebelumnya. Setiap tahunnya pendamping akan mengadakan acara yang berbedabeda untuk memeriahkan acara terasebut. Begitu senang melihat anak-anak mengikuti kegiatan ini ( Benih-benih iman umat Nanggulan, 2006:10-11).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2.
Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Paroki Santa Maria Tak Bercela Nanggulan Penulis mengutip visi dan misi ini dari buku program kerja paroki dan
rancangan anggaran penerimaan biaya angsuran inventasi Paroki St. Perawan Maria Tak Bercela Nanggulan. a.
Visi Umat Allah Paroki Santa Maria Tak Bercela Nanggulan, dalam bimbingan
Roh Kudus semakin menjadi persekutuan paguyuban-paguyuban murid-murid Yesus Kristus yang menghadirkan Kerajaan Allah agar semakin signifikan dan relevan bagi warganya dan masyarakat.
b. Misi Dalam konteks masyarakat Indonesia yang sedang berjuang menuju tata hidup bersama yang baru, adil, demokratis dan damai sejahtera, umat Paroki Nanggulan terlibat secara aktif membangun habitus baru berdasarkan semangat Injili dengan beriman mendalam dan tangguh.
3.
Gambaran Kegiatan Pendampingan Iman Anak (PIA) di Paroki Santa Maria Tak Bercela Nanggulan Gambaran pendampingan iman saat ini sangat menyedihkan. Karena
banyak lingkungan-lingkungan yang tidak ada kegiatan pendampingan iman dan kendalanya adalah tidak ada dorongan dari orangtua dalam perkembangan iman anaknya. Karena bila tidak ada dorongan dari orangtuanya anak juga tidak akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
mengerti apa maksud dari kegiatan tersebut. Guru pertama dan utama anak adalah orangtua, dan bila anak tidak berkembang dalam iman itu dikarenakan kurangnya perhatian orangtua terhadap perkembangan iman anaknya. Tidak hanya itu, setiap lingkungan harusnya mendukung kegiatan tersebut dengan cara memberi masukan, perhatian, dan dorongan agar yang remaja mau mendampingi adikadiknya. Dalam kenyataan yang saya alami, sama sekali kurang adanya perhatian dari lingkungan dan pengurus lingkungan sehingga anak yang tidak dilatih sejak dini iman dan mentalnya susah dikembangkan karena anak tidak mempunyai kepercayaan diri. Sebagai pendamping PIA tidak harus orang yang pintar dalam segala hal, tetapi niat dan kerelaan dalam diri sudah cukup untuk menjadi pendamping. Dengan demikian kegiatan PIA akan berjalan baik dengan seiring berjalannya waktu, karena jika ada kemauan pasti ada jalan. Seperti membaca buku dan mendapat masukan dari orang yang berpengalaman, sedikit demi sedikit pasti ada kemajuan dalam kegiatan tersebut. Tidak sengaja pula kita juga akan mencoba berfikir kreatif. Tetapi kemauan itu tidak berkembang di Paroki kami dan kegiatan ini mulai fakum kembali.
B. Metodologi Penelitian Penelitian ini sebagai upaya awal untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai Pendampingan Iman Anak
dan permasalahannya. Pada
bagian ini, peneliti akan memaparkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jenis penelitian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
variabel penelitian, instrumen penelitian, populasi dan sampel penelitian, tempat dan waktu penelitian, dan teknik analisis data. 1.
Latar Belakang Penelitian Pendampingan Iman Anak (PIA) merupakan tanggung jawab seluruh
orangtua dalam keluarga karena orangtua yang memulai pendidikan dari awal untuk anaknya. Sehingga dapat dilanjutkan untuk memupuk iman anak di Gereja melalui pendamping. Pendamping PIA bertugas untuk mendampingi seluruh kegiatan PIA, peran pendamping dalam kegitaan PIA begitu besar, terutama dalam mendampingi iman anak yang sedang berkembang saat ini terutama di Paroki Nanggulan. Iman harus diajarkan sejak dini, supaya anak dapat mengembangkan imannya secara penuh. Pendamping PIA bertugas mendampingi anak untuk mengenal Kristus dan mengajarkan perbuatan yang mendasar bagaimana perbuatan baik dan buruk. Dari pengalaman penulis dalam mendampingi PIA di Paroki Nanggulan, penulis menemukan banyak keunikan. Keunikan yang penulis rasakan adalah ketika diadakan Pendampingan Iman Anak sepulang dari Ekaristi banyak orangtua yang langsung mengajak pulang, di sini terlihat bila orangtua kurang memperhatikan
kebutuhan
rohani
anak
tersebut.
Selain
itu
rata-rata
pendampingnya adalah ibu-ibu dan orang muda jarang terlibat dalam mendampingi PIA. Selain itu karena suasana yang sangat monoton membuat anak-anak mengalami kebosanan dalam mengikuti pendampingan iman anak. Kreativitas pendamping sangat dibutuhkan dalam mendampingi anak agar anak dapat mengembangkan potensinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Pastor Paroki Nanggulan perlu membantu memberikan saran bagi orangtua agar anaknya dilibatkan dalam Pendampingan Iman Anak. Sebagai umat Kristiani kerjasama antara Pastor paroki dan orang tua perlu ditingkatkan agar dapat memberikan perhatian secara khusus pada anak-anak yang adalah masa depan
Gereja.
Maka
dengan
demikian
anak-anak
akan
mendapatkan
pendampingan serta arahan akan masa depan imannya yang nantinya akan menjadi bekal bagi kelangsungan hidupnya di kemudian hari. Ini adalah salah satu kendala juga agar pastor Paroki Nanggulan juga memperhatikan orangtua yang memiliki anak usia dini agar apa yang akan dicapai ke depan berhasil.
2.
Rumusan Permasalahan Bertolak dari latar belakang di atas, penulis mencoba merumuskan
permasalahan sebagai berikut: a.
Apa saja persoalan yang dihadapi pendamping dalam Pendampingan Iman Anak?
b.
Bentuk kreativitas macam apa yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas pendamping?
c.
Harapan apa yang diinginkan para pendamping guna mengembangkan kreativitas dalam Pendampingan Iman Anak demi perkembangan iman anak?
3.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:
a.
Mengetahui persoalan para pendamping dalam Pendampingan Iman Anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b.
Menemukan bentuk-bentuk kreativitas yang diperlukan untuk mendampingi iman anak.
c.
Mengetahui
harapan
para
pendamping
dalam
rangka
peningkatan/
pengembangan kreativitas dalam Pendampingan Iman Anak.
4.
Manfaat Penelitian
a.
Menentukan peta dinamika pelaksanaan PIA baik untuk paroki dan orangtua beserta permasalahannya.
b.
Membantu pendamping meningkatkan efektifitas pendamping.
c.
Menjaga kontinyuitas Pendampingan Iman Anak.
5.
Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif.
Moleong (2011: 6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif memandang manusia sebagai instrumen utama dan mengutamakan proses dari pada hasil penelitian (Moleong, 2011: 11). Melalui penelitian kualitatif, penulis dapat mengenal orang (subyek) secara pribadi. Latar belakang alamiah yang mengharuskan penulis terlibat langsung dalam proses penelitian menjadi suatu tantangan tersendiri untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
berproses bersama responden di mana penelitian diadakan dan menyesuaikan dengan kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan.
6.
Variabel Penelitian Aspek-aspek yang akan diteliti yakni berhubungan dengan kreativitas
Pendamping Iman Anak dan keterlibatan anak dalam mengikuti Pendampingan Iman Anak di Paroki Santa Maria Tak Bercela Nanggulan.
Tabel Variabel Penelitian No (1) 1
Variabel (2) Kreativitas pendamping dalam Pendampingan Iman Anak.
a. b. c. d. e. f. g.
2
Keterlibatan anak dalam mengikuti Pendampingan Iman Anak.
a. b. c.
Indikator (3) Memahami iman anak secara umum. Pentingnya Pendampingan Iman Anak. Manfaat Pendampingan Iman Anak yang kreatif. Mengenal ciri-ciri pendamping dalam Pendampingan Iman Anak. Kreativitas pendamping dan pendalaman iman anak. Keterbatasan pendamping dalam proses Pendampingan Iman Anak. Harapan akan proses Pendampingan Iman Anak. Keterlibatan dalam pengembang iman. Paguyuban anak yang ada. Harapan ke depan demi kebaikan iman anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
7.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat pengumpulan data. Pada penelitian
ini alat pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan wawancara terstruktur yang berupa rancangan pertanyaan.
Sebelum
melakukan
wawancara
penulis
sudah
melakukan
pengamatan. Pengamatan yang dilakukan untuk memperoleh data secara sistematik terhadap gejala yang tampak dari objek penelitian. Penulis melakukan pengamatan langsung dalam arti bahwa observer berada bersama objek yang diselidiki terjadi atau berlangsungnya peristiwa (Nawawi, 1985: 100). Dalam wawancara, pertanyaan-pertanyaan interaktif yang disusun hanya sebagai acuan untuk mencapai tujuan penelitian sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut. Subjek penelitian dalam wawancara ini adalah para pendamping dan orangtua anak di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan. Hasil wawancara akan direkam dengan menggunakan alat bantu Handpone (Hp), supaya penulis dapat berkonsentrasi pada proses wawancara. Sehingga tidak harus berhenti menulis jawaban-jawaban dari subjek. Hasil rekaman kemudian ditulis kembali dalam bentuk print out sebagai dokumen kemudian penulis meminta tanda tangan kepada responden sebagai bukti sudah melakukan wawancara bukan rekayasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
8.
Responden Penelitian Jumlah keseluruhan pendamping PIA dan orangtua ± adalah 100 orang.
Penulis mengambil responden 5 pendamping dan 10 orangtua anak dari jumlah pendamping dan orangtua yang ada secara keseluruhan di paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan. Jadi jumlah sampel dari penelitian ini ada 15 responden. Pengambilan sampelnya dilakukan dengan sampel bertujuan atau purposive sample. Tujuan saya mengambil 5 pendamping yang aktif adalah untuk membantu saya dalam penelitian supaya lebih akurat di lapangan. Sedangkan 10 orangtua yang saya ambil adalah orangtua yang mempunyai anak seumuran SD dan TK yang tidak terlalu aktif dalam pendampingan iman. Sehingga penulis mengerti penyebab atau masalah yang dihadapi anak ataupun pendamping di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan. Purposive sample atau sample bertujuan adalah tehnik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014: 68). Purposive sample didasarkan atas informasi yang mendahului tentang keadaan populasi dan informasinya tidak diragukan lagi (Sutrisno Hadi, 2014: 191).
9.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari. Tempat pelaksanaan
penelitian adalah di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
10. Teknik Analisis Data Moleong (2011: 280) mendefinisikan analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari sumber yakni wawancara. Setelah mendapat data, penulis mengadakan redaksi data dengan melakukan abstraksi. Abstrak merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pertanyaanpertanyaan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Selanjutnya penulisan mengkategorisasikan serta melakukan koding. Sebagai tahap terakhir, penulisan melakukan pemeriksaan data kembali setelah itu menafsirkan data dan memaknai dalam bentuk teori yang sesungguhnya berdasarkan hasil penelitian (Moleong, 2011:247).
C. Laporan Hasil Penelitian Kreativitas Pendamping dalam Pendampingan Iman Anak di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan Pada bagian ini akan dilaporkan hasil penelitian wawancara dan pembahasan yang akan disajikan secara berurutan bertitik tolak pada variabel penelitian yang diungkap seperti tercantum pada tabel di atas. Jumlah responden yang penulis wawancarai berjumlah 15 orang. Diantaranya, responden orangtua (RO)10 orang (60%) yang mempunyai anak TKSD. Responden pendamping (RP) 5 orang (40%) yang ada di Paroki. Penelitian ini dilaksanakan selama ± 2 minggu pada tanggal 01 Februari sampai dengan 15 Februari 2016. Penulis melakukan wawancara dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
berkunjung ke rumah-rumah responden secara bergilir. Durasi wawancara ± 15 menit–25 menit. Pada bagian ini akan disampaikan laporan hasil penelitian kreativitas pendamping bagi keterlibatan anak dalam mengikuti Pendampingan Iman Anak di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan menurut pertanyaan wawancara terstruktur berdasarkan variabel-variabel penelitian yang diungkap.
1.
Kreativitas Pendamping dalam Pelaksanaan PIA Variabel ini mencakup beberapa pertanyaan yang berfungsi untuk
mendapatkan gambaran bagaimana iman anak di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan.
a.
Kreativitas Pendamping PIA Berdasarkan hasil wawancara, terhadap pertanyaan tentang kreatif atau
tidaknya pendamping, menurut (RO2, RO4, RO5, RO6, RO7, RO8, RP13, RP15) kurang kreatif. Tetapi ada juga beberapa responden yang mengatakan bahwa sudah kreatif dan lumayan, seperti yang diungkapkan oleh RO2 “supaya anak tidak bosan.” Pendamping kadang mengajak anak untuk terlibat seperti mewarnai gambar santo-santa, permainan, meruncing seperti membuat kerajinan tangan, bercerita, mengajak menempel gambar, bernyanyi dengan gerakan. Di samping anak menerima ilmunya mengenai iman, motorik anak juga terasah. Motorik halus dan motorik kasarnya, anak diajak mewarnai berhubungan dengan motorik halus tapi jika dia meruncing dia berhubungan dengan motorik kasar sehingga anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
menjadi senang dan semangat dalam mengikuti kegiatan PIA. Di rumah, anak juga dapat bercerita dengan orangtuanya selama kegiatan.” Tetapi dari sisi yang diungkapkan oleh pendamping RP12 “bahwa sebetulnya saya selaku pendamping sudah mempunyai bekal dalam kreativitas. Tetapi, karena kurang dukungan atau kesadaran dari pendamping lain maka, pendamping mengalami kesulitan dalam proses pendamping ini.”
b. Pentingnya Kreativitas dalam Pendamping PIA Berdasarkan
hasil
wawancara,
terdapat
manfaat
kreativitas
bagi
pendamping, (RO1 yang dikuatkan oleh RO2, RO3, RO4, RO5, RO6, RO7, RO9, RO10, RP11, RP12, RP13, RP14 dan RP15) semua menjawab ada manfaatnya. Banyak alasan yang diungkapkan sehingga dapat menjadi masukan kepada pendamping paroki. Kreativitas sangat penting, seperti yang diungkapkan oleh RO3 “penting untuk anak, supaya semakin aktif dalam hidup menggereja, dalam kegiatan menjadi gembira.” Anak dapat belajar dan bermain bersama teman sebayanya yang seiman (saling berkomunikasi). Anak juga dapat terhindar dari kejenuhan pada saat pertemuan/ kegiatan.
c.
Kepentingan Pendamping PIA di Paroki Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar orangtua dan pendamping
menjawab sangat penting demi iman (RO1 dikuatkan dengan RO2, RO3, RO5,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
RO6, RO10, RP11, RP12, RP13). Banyak orangtua yang setuju di Paroki, karena mereka sudah mempercayakan anaknya kepada pendamping paroki. Tujuan utama orangtua adalah supaya anaknya dapat rajin ke Gereja bertemu dengan teman yang seiman dari berbagai wilayah dan imannya semakin bertumbuh sesuai dengan perkembangan anak. Seperti yang diungkapkan oleh RO5 “sangat penting sekali, karena sebagai orangtua pasti mendukung perkembangan anaknya sampai remaja. Anak juga lebih mendalami imannya sejak dini dengan agama yang dianut. Karena di sekitar desa tempat tinggal mayoritas beragama muslim. Sehingga dengan adanya PIA, membantu orangtua dalam menguatkan imannya, dan anak tidak minder bila berada di luar lingkungan Gereja.”
d. Ciri-ciri Pendamping PIA yang Sudah Dilaksanakan di Paroki Berdasarkan hasil wawancara, ciri-ciri pendamping PIA sebagian besar adalah orangtua dan pendamping PIA menjawab dengan bernyanyi menggunakan gerakan RO1, RO3, RO5-RO10 dan yang dikuatkan dengan RP11-RP14. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa anak diajak bermain, mendengarkan firman Tuhan dan saling berkumpul dengan saudara seiman. Kegiatan ini sangat membantu orangtua dalam perkembangan iman anak. Pendamping juga mengajak anak untuk mendengarkan bacaan Kitab Suci dan menjelaskannya dengan bahasa anak. Anak diajak untuk bersama-sama meresapi bacaan dengan cara bermain kemudian peneguhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
e.
Pelaksanaan Pendamping dalam Segi Waktu Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar orangtua dan pendamping
menjawab belum maksimal RO2, didukung oleh RO4, RO5, RO7, RP12, RP14, RP13. Karena Pendampingan Iman Anak pada zaman sekarang ini sedang mengalami kemacetan dengan berbagai alasan sehingga waktu yang dipergunakan belum maksimal, dan kurangnya pendamping yang mau ikut terlibat aktif dalam mendampingi, khususnya yang muda. Menurut RO2 “waktu yang dipergunakan belum maksimal, karena pengadaan PIA bersamaan dengan perayaan Ekaristi di Gereja. Sehingga, orangtua menjadi tidak nyaman untuk mengikuti perayaan Ekaristi dan cemas terhadap anak-anak mereka. Sebetulnya semua dapat dikendalikan jika orangtua sedang mengikuti perayaan Ekaristi. Dengan mendampingi untuk mengikuti tata cara perayaan Ekaristi di dalam Gereja. Tetapi tergantung dari orangtua, bisa atau tidak dalam mengajarkan anak dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Alasannya supaya anak dapat terlibat dalam perayaan Ekaristi. Dari berbagai pendapat yang penulis terima, hal ini dapat menjadi masukan bagi pendamping di Paroki. Karena tanpa adanya pendapat dari umat, kegiatan ini pasti tidak akan berjalan dan tidak akan tahu apa yang harus diperbaiki.”
f.
Peranan Iman secara Umum bagi Anak Usia Dini Berdasarkan hasil wawancara tentang pemahaman iman, ada bermacam-
macam jawaban dari ada orangtua dan pendamping. Sebagian besar menjawab bahwa iman itu berdoa dan mengenal Tuhan (RO1 didukung oleh RO2, RO3,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
RO4, RO5, RO7, RO9, RO10, RP12, RP13, RP14, RP15). Seperti yang diungkapkan oleh RO3 “iman adalah yakin dan percaya bahwa Yesus adalah Sang Juru Selamat yang selalu mendampingi, menjaga kita dalam situasi apa pun. Sehingga kita sebagai umatnya harus berusaha meneladani ajarannya seperti dalam Kitab Suci. Untuk anak, pengetahuan akan iman dapat ditanamkan dengan mengajak anak mengikuti kegiatan agama seperti perayaan Ekaristi, doa lingkungan, latihan koor, dan mengenalkan ajaran-ajaran Yesus.”
2.
Keterlibatan Anak dalam Mengikuti Kegiatan
a.
Keterlibatan Anak dalam Hidup Menggereja Berdasarkan hasil wawancara pendamping PIA sebagian orangtua dan
pendamping menjawab bahwa anak sudah terlibat dalam hidup menggereja. Jawaban tersebut karena motivasi (RO1 didukung oleh RO2, RO5, RO10, RP14). Maksudnya karena termotivasi dari salah satu anak ingin menjadi Romo atau Uskup, sehingga anak dapat mengikuti perayaan Ekaristi dengan tenang di dalam Gereja. Salah satu orangtua menganggap anak sudah terlibat dalam kegiatan Gereja dalam arti terlibat mengikuti perjamuan Ekaristi setiap minggu atau jika ada misa di lingkungan, kadang ada juga misa anak dan keikutsertaan anak dalam tugas koor. Ada juga pendamping yang berpendapat bahwa, kurangnya kesadaran dari orangtua untuk memperhatikan anaknya. Sebagai contoh orangtua jarang untuk mengajak anak pergi ke Gereja karena jarak yang ditempuh terlalu jauh. Sebagian dari orangtua sudah ada yang berusaha mengajak anaknya untuk pergi ke Gereja akan tetapi anak tersebut tidak ingin ke Gereja, karena malas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
b. Keterlibat Anak dalam Pendamping PIA Berdasarkan hasil wawancara, mengenai keterlibatan anak dalam kegiatan PIA, sebagian besar dari orangtua menjawab bahwa anak mereka sudah terlibat dalam kegiatan PIA, dan anak pun mengikuti kegiatan PIA dengan senang hati dan gembira (RO1, RO5, RO6, RO9, RP11, RP12, RP13, RP15). Anak selalu terlibat dalam kegiatan pendampingan iman, karena pendamping berusaha menyapa dan mengajak anak-anak untuk berdinamika. Jika ada orangtua yang menjawab tidak adanya keterlibatan anak dalam kegiatan PIA, berarti orangtua tidak mengetahui atau kurangnya informasi mengenai kegiatan Pendampingan Iman Anak. Pada umumnya apabila orangtua sudah pergi ke Gereja sore, mereka malas untuk menghantarkan anaknya pada hari Minggu pagi untuk mengikuti kegiatan PIA. Akan tetapi jika di lingkungan ada partisipasi dari para pendamping PIA, maka pendamping PIA dapat terlaksana, meskipun tidak semua wilayah ada Pendampingan Iman Anak.
c.
Paguyuban yang ada di Paroki Paguyuban yang ada di Paroki sangat penting untuk perkembangan iman
setiap orang, dari paguyuban ini setiap orang akan semakin mengerti apa pengaruhnya bagi kehidupan kita. Misalnya, Pendampingan Iman Anak dapat membantu orangtua untuk membentuk iman anak supaya semakin berkembang sesuai kebutuhannya, dan anak juga dapat berkumpul dengan saudara yang seiman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Berdasarkan hasil wawancara dari pendamping dan orangtua, banyak sekali paguyuban yang ada di Paroki hanya saja di pusatkan untuk anak dan hampir semuanya difokuskan pada kegiatan PIA, PAUD dan misdinar. Semua sudah dibedakan berdasarkan batas-batas umur tertentu usia Taman Kanak-kanak dan jenjang Sekolah Dasar (4-10) masih mengikuti PIA. Berhubung sekarang Paroki sudah membentuk PAUD, sehingga anak balita diikutsertakan dalam PAUD yang ada di Paroki setiap hari Minggu bersamaan dengan misa siang. PAUD diadakan setiap 2x pertemuan dalam 1 bulan yaitu setiap Minggu kedua dan keempat.
PAUD didampingi oleh ibu-ibu guru TK Sang Timur yang
dahulunya memegang PIA di Paroki. Saat ini PIA akan mulai dihidupkan kembali di Paroki, karena selama ini di Paroki kegiatan PIA hanya pada masa natal dan paskah. Kendalanya berasal dari pendamping PIA dari Paroki yang kurang kompak. Penulis menyampaikan sesuai hasil wawancara bahwa kemacetan dikarenakan kurangnya dukungan dari teman-teman muda lainnya.
3.
Kendala yang Dialami dalam Pendampingan Iman
a.
Kendala bagi Orangtua Berdasarkan hasil wawancara pendamping PIA sebagian besar orangtua
mengatakan kurangnya pendamping muda (RO1, RO2, RO3, RO4, didukung oleh RO5, RO6, RO9) dalam penempatannya belum diatur sehingga kurang kondusif karena balita dan anak-anak jadi satu. Kesibukan orangtua masing-masing juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
berbeda seperti bekerja, jauhnya jarak dari rumah ke gereja dan keterbatasan transportasi. Seperti yang diungkapkan oleh RO3 “kendalanya bagi orangtua itu, karena kita tidak tahu jadwal dan waktu sehingga orangtua mau menyesuaikan, materi juga harus diperhatikan, kurikulumnya harus diperhatikan, dapat menumbuhkan minat anak dalam pendalaman iman, menambah wawasan anak. Sehingga orangtua juga mengerti manfaatnya dan juga membantu pelajaran agama di sekolah. Tempat jangan dicampur dengan SD, karena anak balita dan SD cara penyampaiannya berbeda.”
b. Kendala bagi Pendamping Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar pendamping (RP11, RP12, RP13, RP14, RP15) berpendapat bahwa pendaming PIA belum melibatkan temanteman OMK Paroki. Pendamping merasa kualahan sehingga kegiatan kurang berjalan dengan baik. Pendamping mengakui bahwa banyak kendala yang dihadapi, seperti kurang kompaknya pendamping dalam pelaksanaan PIA. Sehingga kegiatan tidak berjalan seperti yang diharapkan oleh pendamping. Pendamping mengakui bahwa sarana-prasarana juga belum ada sehingga anak kurang tertarik dalam mengikuti kegiatan ini.
c.
Harapan untuk Kegiatan PIA Hasil wawancara mengungkapkan bahwa semua orang dan pendamping,
(RO1 didukung oleh RO2, RO3, RO4, RO5, RO7, RO9, RO10, RP12, RP13,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
RP14, RP15) mengharapkan kegiatan diadakan kembali secara rutin demi perkembangan iman anak mereka. Sebagai usulan kegiatan 2 minggu sekali atau satu bulan sekali pertemuan. Orangtua sangat merindukan demi perkembangan iman anak mereka. Oangtua juga menyarankan bahwa diadakan regenerasi pendamping, yang muda ditambah supaya kegiatan bisa memiliki spirit baru. Supaya orang muda juga dapat berkreasi bersama anak PIA. Materi juga diperhatikan supaya orangtua dapat mengikuti perkembangan iman anak. Dari pendampingnya merindukan pertemuan rutin untuk rapat dengan begitu kegiatan akan berjalan dengan baik. Sarana prasarana memang kurang, maka diharapkan ada yang bisa memainkan musik sehingga kegiatan menjadi lebih meriah, tidak hanya menggunakan musik dari laptop. Di samping itu, RO2 menggungkapkan “kalau bisa kegiatan PIA mempunyai metode pengajaran yang membuat anak-anak tertarik seperti panggung boneka pasti anak akan senang dan merasa penasaran apa yang akan ditampilkan. Materi pembelajarannya disesuaikan dengan tahun liturgi jadi ada hubungan dengan Ekaristi hanya saja dibuat model menarik anak-anak. Untuk pendampingnya kalau bisa wajah-wajah baru, yang muda-muda supaya anak juga lebih semangat dalam kegiatan. Karena anak sudah bisa menilai karakter pendamping bila sudah kenal.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
D. Pembahasan
Hasil
Penelitian
Kreativitas
Pendamping
dalam
Pendampingan Iman Anak di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan Pada bagian ini disampaikan pembahasan hasil penelitian tentang kreativitas pendamping dalam Pendampingan Iman Anak di Paroki St.Maria Tak Bercela Nanggulan. Dalam pembahasan ini penulis membaginya sesuai dengan urutan variabel penelitian sesuai yang telah diuraikan di atas dan disusun dengan dukungan berbagai sumber serta pemahaman dari penulis sendiri.
1.
Kreativitas Pendamping dalam Pelaksanaan PIA Kreativitas merupakan hal yang penting karena sebagai acuan bagi
pendamping supaya memiliki hal yang baru dan membuat anak bersemangat dan senang dalam mengikuti kegiatan. Secara umum kegiatan akan berlangsung bila disertai dengan keterlibatan pendamping dan anak dalam kegiatan tersebut dan didukung oleh orangtua mereka masing-masing.
a.
Kreativitas Pendamping Pendamping berperan sebagai fasilitator untuk anak dalam pendamping.
Pendamping harus mempersiapkan semua materi dan sarana-prasarananya. Berkembang tidaknya kegiatan tergantung pendamping, karena bila anak tidak diarahkan dan diajak tidak akan berjalan sesuai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara, (63%) pendamping mengatakan kreatif, sementara (47%) mengatakan pendamping kurang atau belum kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
b. Pentingnya Kreativitas dalam PIA Dari hasil wawancara kreativitas sangat bermanfaat untuk anak, karena anak usia dini itu senang dengan kreasi baru. Sehingga anak tidak cepat bosan dan merasa penasaran sehingga mulai tertarik untuk mengikuti pendamping yang bervariasi. Dengan begitu anak menjadi semangat dalam mengikuti pendamping. Semua responden mendukung dengan adanya kreativitas, karena anak semakin terlatih untuk berkarya dan menemukan Tuhan dengan caranya sendiri didampingi oleh pendamping. Tidak hanya itu, tetapi anak juga diajarkan untuk bersosialisasi dengan teman seiman dengan cara berdinamika dalam permainan.
c.
Pentingnya Pendamping PIA di Paroki Berdasarkan hasil wawancara (62%) diperoleh informasi yang mengatakan
bahwa kegiatan PIA sangat penting dan (38%) menjawab penting dilaksanakan di Paroki karena Paroki adalah pusat perkembangan iman. Iman anak akan berkembang sesuai dengan usia mereka. Dengan begitu anak juga dapat bersosialisasi bersama saudara seiman dari bermacam-macam lingkungan. Mereka tidak merasa sendiri karena kebanyakan di sekitar rumahnya mayoritas beragama muslim. Seyogyanya kegiatan PIA tidak hanya dipusatkan di Paroki, tetapi perlu diadakan di tingkat lingkungan atau wilayah. Materi dari Paroki belum ada tetapi bila Paroki mendapat materi dari keuskupan, maka akan diberikan melalui ketua lingkungan. Jadi pendampingan iman sementara ini hanya berjalan bila ada materi dari keuskupan. Itulah kelemahan pendamping saat ini, dan kurangnya kesadaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
dari pemuda lingkungan atau OMK Paroki. Mereka tidak mau ikut terlibat dalam mengurusi PIA, hanya mementingkan organisasi OMK saja. Sebetulnya banyak orangtua yang mendukung kegiatan ini, hanya saja kurang ada kerjasama antara pendamping dengan orangtua PIA. Sehingga disini terjadi kesalah pahaman pengertian dan saling menyalahkan orangtua maupun pendampingnya. Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan pendamping dan kesibukan orangtua masing-masing anak. Maka sangat di sayangkan bahwa kegiatan PIA di Paroki tidak ada, apa lagi hanya hari besar saja.
d. Ciri-ciri Pendamping PIA yang Sudah Dilaksanakan di Paroki Dari hasil wawancara ada berbagai macam kegiatan yang sudah dilaksanakan, banyak orangtua yang menyebutkan ciri-cirinya seperti bernyanyi menggunakan gerakan, permainan, mendengarkan bacaan Kitab Suci sehingga anak merasa senang dan gembira (87%). Yang lain mengatakan bahwa kegiatan santai karena kegiatan ini berbeda dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga anak tidak merasa jenuh. Kegiatan ini juga dapat membantu anak untuk dapat bergaul dan memupuk rasa percaya diri anak, karena kegiatannya menyenangkan anak menjadi cepat akrab dengan teman barunya dan tidak malumalu.
e.
Waktu Pelaksanaan Pendamping dari Segi Waktu Setiap kegiatan harus ada pembagian waktu sehingga anak juga tidak
jenuh dalam kegiatan. Dari hasil wawancara yang saya dapat waktunya kurang/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
belum maksimal (61%) karena kegiatan pendampingan di Paroki tidak ada atau jadwalnya kurang jelas. Orangtua sebetulnya mau mengikutkan anak dalam kegiatan pendamping karena informasi kurang jelas, maka orangtua juga merasa kebingungan. Ada juga yang mengatakan bahwa anak tidak terbiasa mengikuti perayaan Ekaristi karena kegiatan yang bersamaan dengan perayaan Ekaristi. Di samping itu, jumlah pendampingnya terbatas padahal anak yang didampingi banyak. Orangtua mendukung waktu pelaksanaan kegiatan berlangsung selama 1,5-2 jam, (39%). Hal ini menghindari supaya tidak terjadi kebosanan.
f.
Peranan Iman secara Umum bagi Anak Usia Dini Sebagai orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, lebih-
lebih di lingkungan masyarakat yang mayoritas beragama muslim. Sehingga anak akan minder dan kadang dikucilkan, dengan begitu tugas pertama dan utama perkembangan iman anak adalah orangtua. Orangtua mengungkapkan bahwa hidup beriman anak secara umum dengan cara mengajarkan anak mengenal Tuhan dengan cara mengajak berdoa (80%), mengajak anak doa rosario, Ekaristi dan menceritakan sedikit pemahaman tentang Tuhan Yesus sebagai penyelamat. Seperti yang diungkapkan oleh RO8 “bahwa iman adalah sesuatu yang tidak bisa diukur ke dalamannya dalam hati manusia. Hasil dari iman itulah yang akan terlihat dalam bentuk perbuatan. Iman pada anak sudah ditanamkan Tuhan sejak dilahirkan. Kami sebagai orangtua berkewajiban menumbuhkan keimanan mereka agar lebih besar dan besar lagi. Keluarga tentu memberi pengaruh terhadap iman dan pengetahuan akan katolik. Keluarga juga mengajarkan doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
yang sederhana untuk anaknya agar anak mengerti doa-doa secara umum yang diajarkan Yesus kepada kita umat-Nya. Seperti Firman Tuhan tentang perumpamaan seorang penabur benih yang menaburkan benihnya di pinggir jalan, tanah berbatu, semak duri atau tanah yang baik. Begitu pula keluarga menjadi tempat bagi pertumbuhan iman anak.”
2.
Keterlibatan Anak dalam Mengikuti Kegiatan Di usia mereka yang masih anak-anak sangat baik bahwa anak dibekali
sesuatu yang bermanfaat dan mereka juga menyukainya tanpa paksaan dari orangtuanya, itu akan menjadi bekal di masa dewasanya. Bila anak senang mengikuti kegiatan, bisa juga diadakan di lingkungan tidak harus di Gereja saja. Semua memang butuh proses dan dukungan dari orangtua, kemudian lingkungan yang mendukung keaktifan anak pasti anak akan senang.
a.
Keterlibatan Anak dalam Hidup Menggereja Seusia TK dan SD anak memang belum terlibat dalam tugas menggereja
tetapi penulis mengarahkan dalam kegiatannya keikutsertaannya dalam hidup menggereja. Seperti anak rajin pergi ke Gereja setiap minggu mengikuti perayaan Ekaristi, anak rajin mengikuti doa lingkungan atau koor. Dari hasil wawancara anak kurang terlibat aktif (35%) karena hanya peserta, dulu pernah ada perayaan Ekaristi anak dan yang tugas koor juga anak tetapi sekarang tidak, harusnya guru agama pihak sekolah berkoordinasi dengan pengurus Gereja supaya anak yang bersekolah di negeri ikut terlibat dalam kegiatan Gereja. Kadang juga anak kurang kesadaran untuk pergi ke Gereja, anak jadi lebih senang menonton televisi atau bermain dengan teman dari pada ke Gereja. Di samping itu, (30%) orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kurang
disadari
perkembangan
iman
anak
dikarenakan
sibuk
dengan
pekerjaannya. Tetapi di sisi lain ada juga yang mengatakan sudah terlibat karena motivasi (35%) anak ikut orangtua latihan koor, doa lingkungan, mengikuti Ekaristi lingkungan. Mereka sudah termasuk terlibat karena orangtua mendidik anaknya supaya dia terbiasa dan mengerti cara berdoa yang baik. Semua berawal dari keluarga, ada salah satu orangtua yang bercerita bahwa anaknya ingin menjadi Romo, Uskup dari situlah anak mulai diajarkan untuk mengikuti perayaan Ekaristi dengan tenang.
b. Keterlibatan Anak Mengikuti Pendamping Iman Dalam kegiatan Pendampingan Iman Anak, pendamping mengusahakan untuk menyapa semua anak supaya mereka dapat terlibat dalam kegiatan. Suasana yang santai membuat anak menjadi nyaman mengikuti jalannya kegiatan. Seperti yang dikemukakan oleh orangtua, dari hasil wawancara anak terlibat aktif (84%), karena pendamping memperhatikan setiap anak dalam kegiatan. Kegiatan bermain, bernyanyi, mendengarkan sabda dan berdinamika bersama membuat anak menjadi senang. Anak juga dapat belajar dan semakin percaya diri bila ditunjuk untuk memimpin doa. Meskipun beberapa anak masih malu-malu, tetapi lama kelamaan anak akan terbiasa dengan kegiatan ini. Adapun pendapat yang berbeda dari orangtua, sebanyak (16%) mengatakan tidak aktif, karena kegiatan pendampingan sekarang macet sehingga anak menjadi pasif dalam berbagai kegiatan. Seperti yang sudah diungkap oleh penulis sebelumnya, jika kegiatan PIA di Paroki hanya diadakan ketika hari besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
saja, karena kebanyakan dari orangtua memiliki keperluan lain sehingga anak tidak diikutsertakan dalam acara tersebut.
3.
Kendala dalam Pendampingan Iman
a.
Kendala yang Dialami Orangtua Banyak kendala yang dihadapi orangtua, salah satunya kesibukan orangtua
dalam bekerja, sehingga anak kurang diperhatikan. Banyak (18%) dari orangtua yang tidak mengetahui jadwal Pendampingan Iman Anak. Maka kita perlu kerjasama antara pendamping dengan orangtua, agar kegiatan dapat berjalan dengan baik. Ada (50%) dari orangtua mengatakan bahwa kurang regenerasi pendamping terutama kaum pemuda. Kebanyakan ketika kegiatan pendampingan sedang berlangsung, pendamping kurang memperhatikan anak-anak, karena masih banyak anak yang sedang main sendiri dan lari-lari di sekitar aula.
b. Kendala yang Dialami Pendamping Bagi pendamping kendalanya adalah menyangkut pendampingnya sendiri yang kurang kerjasama dan kurang dukungan dari OMK Paroki. Sehingga pendamping merasa kuwalahan dalam pendamping. Kerjasama dengan orangtua juga mempengaruhi perkembangan kegiatan ini, sesuai pengalaman dari hasil wawancara orangtua kurang melibatkan anaknya, karena ketika ada acara sudah diumumkan di Gereja anak yang berkumpul sangat sedikit sehingga persediaan makanan yang jumlahnya besar tersisa banyak. Inilah salah satu kekecewaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
pendamping. Selama ini pendamping juga sudah mencoba untuk membuat yang lebih baik.
c.
Harapan untuk Kegiatan PIA Setiap kegiatan pasti menginginkan hal yang terbaik dan berkembang
menjadi lebih baik. Semua orangtua mengharapkan kegiatan PIA diadakan setiap minggunya di Paroki atau rutin 2 minggu sekali. Meskipun kegiatan tidak setiap hari ada, yang penting rutin tiap bulannya dan memberikan informasi yang jelas pada orangtua setiap lingkungan. Dalam pendamping, materi diperhatikan supaya jelas arah dan tujuan pendamping. Karena dengan cara memperhatikan materi, kegiatan pasti akan membuahkan hasil yang manis. Dengan begitu orangtua beserta pendamping dapat lebih mudah mengontrol sampai mana pengetahuan anak-anak mengenai iman mereka. Pendamping juga diharapkan dapat bekerjasama dengan masalah materi, supaya dapat mempermudah merangkai materi dan metode apa yang akan diberikan.
E. Kesimpulan Penelitian Pendampingan Iman Anak sangat penting dilaksanakan di Paroki untuk membantu orangtua dalam perkembangan iman. Untuk mendukung peran itu dibutuhkan semangat dan kreativitas pendamping dalam proses pendamping. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kreativitas pendamping sangat penting bagi keterlibatan anak dalam mengikuti Pendampingan Iman Anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
bagi perkembangan iman sejak dini. Dengan pendamping yang kreatif anak semakin tertarik dalam mengikuti kegiatan ini, karena anak seusia TK dan SD (410)senang berkreasi sehingga mereka juga dapat belajar untuk menciptakan sesuatu yang baru. Dengan begitu pola pikir anak akan semakin lama semakin berkembang dan bagus untuk perkembangan diusia yang masih dini. Tetapi yang terjadi saat ini di Paroki St. Maria pendamping belum terlalu kreatif, dalam menggunakan sarana pendamping, sehingga kegiatan hanya asal jalan. Dari pendamping juga ada yang mengatakan bahwa kurang ada kekompakan antar pendamping sehingga kegiatan saat ini mengalami kemacetan. Dalam kegiatan PIA kelas kecil dan besar masih dicampur jadi satu sehingga kegiatan kurang kondusif. Maka dari itu, pendamping perlu memilahmilah kelas kecil dan besar supaya proses pendampingan lebih efektif. Di sini pendamping juga diajak untuk lebih giat lagi dalam memilah-milah materi yang akan diberikan. Kendala pendamping saat ini adalah materi yang kurang jelas arahnya dan sarana yang kurang. Setiap kegiatan, pendamping menyapa hangat semua anak yang datang dan mengajak mereka berdinamika bersama. Suasana menjadi senang karena Pendampingan Iman ini berbeda dengan pelajaran di sekolah. Semua anak terlibat aktif dan ketika pendalaman iman mereka mengikutinya. Dari segi waktu yang kurang maksimal, banyak yang berpendapat bahwa jangan bersamaan dengan perayaan Ekaristi, karena anak juga perlu mengikuti perayaan Ekaristi. Dengan berbagai macam alasan yang berbeda dari orangtua, pendamping menjadi serba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
salah. Penulis mengamati, di sini kurang kerjasama antara pendamping dan orangtua anak, sehingga mereka saling menyalahkan. Dalam kegiatan ini tujuannya adalah membantu orangtua untuk memperdalam iman anak supaya mereka mengetahui, siapa yang kita teladani dan mengajarkan doa-doa yang umum kepada mereka. Inilah landasan pendidikan yang berbeda dengan mereka belajar di sekolah. Anak-anak seusia TK dan SD, bila sudah terlibat aktif dalam kegiatan itu sudah baik. Dalam Pendampingan Iman Anak, anak sudah terlibat aktif karena pendamping memperhatikan setiap anak, sehingga anak mulai tersapa dan tidak terasingkan. Banyak manfaat yang dapat dilakukan bagi anak dalam kegiatan ini, seperti adalah membantu anak untuk belajar bersosialisasi dan mental anak semakin percaya diri. Meskipun banyak kendala yang harus dilalui, semangat anak dalam mengikuti kegiatan ini tidak pernah habis, pendamping juga mau mengusahakan supaya PIA dapat berjalan lagi di Paroki. Dengan demikian tujuan penelitian secara umum sudah tercapai dari hasil wawancara yang sudah diolah yaitu menemukan faktor pendukung dan penghambat dalam Pendampingan Iman Anak. Penulis menemukan berbagai macam masalah yang hanya terpendam, sehingga kegiatan sempat berhenti. Bila saja pendamping dapat bekerja sama dengan orangtua dan pastor Paroki, pasti kegiatan akan berjalan lebih baik lagi. Penulis menemukan banyak inspirasi dari pendamping yang tidak tersampaikan dan sangat disayangkan. Karena sebagai pendamping perlu memiliki banyak kreasi untuk membuat anak senang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
F. Hal-hal yang Mendukung dan Menghambat Penelitian Untuk
melakukan
wawancara
penulis
menemukan
hambatan,
hambatannya adalah karena responden yang sudah ditentukan tidak mau diwawancarai, ada juga orangtua yang bekerja sehingga penulis kesulitan untuk menemuinya. Faktor yang mendukung penulis dalam penelitian adalah tanggapan baik dari pastor Paroki yang mendukung dengan penelitian saya dan tanggapan baik dari responden pada saat saya berkunjung. Banyak hal yang dapat diperoleh dari kunjungan sekaligus wawancara, mulai dari unek-unek orangtua dan masalah yang ada sampai dengan masukan yang positif dari orangtua (kerinduan orangtua) untuk perkembangan iman anak mereka. Penulis mendapatkan informasi yang sangat banyak yang dapat menjadi masukan bagi pendamping dan pastor Paroki. Hal ini yang mendorong pribadi penulis untuk semangat dalam melaksanakan penelitian. Pada faktor penghambat yang pertama, responden tidak semua mau diwawancarai karena mereka tidak pernah atau jarang mengikutkan anaknya dalam Pendampingan Iman Anak, takut salah dalam beralasan lain. Dengan begitu penulis memberikan penjelasan bagi responden untuk mau diwawancarai. Faktor penghambat yang kedua cuaca yang tidak menentu kadang hujan, waktu dan jarak tempat lokasi responden jauh dan penulis harus mencari terlebih dahulu karena lebih dari satu lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB IV USULAN PROGRAM KEGIATAN MENINGKATKAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI PAROKI ST. MARIA TAK BERCELA NANGGULAN
Pada bab IV ini penulis akan menjabarkan sumbangan pemikiran berupa usulan program untuk meningkatkan pelaksanaan Pendampingan Iman Anak yang berada di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan. Usulan program tersebut merupakan tindaklanjut dari hasil penelitian pada bab III. Usulan pemikiran program tersebut akan dijabarkan dengan rincian meliputi latar belakang program, tujuan program, usulan program, bentuk program, matriks program dan satuan persiapan program.
A. Latar Belakang Sebagai Peningkatan Kualitas Pendamping Melihat hasil penelitian pada bab sebelumnya, yang mana terdapat keinginan yang kuat dari responden untuk tetap mengadakan kegiatan Pendampingan Iman Anak di Paroki, maka penulis akan memberikan usulan pemikiran
kegiatan
berupa
materi-materi
untuk
menunjang
kegiatan
Pendampingan Iman Anak sehingga pendamping dapat tetap mendampingi dengan materi yang disediakan. Dilihat dari latar belakang dan situasi responden berkaitan langsung dengan materi yang belum terlalu jelas arahnya. Hidup beriman dan memaknai ajaran Gereja akan semakin membantu usaha Gereja dalam upaya mengembangkan iman anak sejak dini. Oleh karena itu, bagian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
akan menjawab kebutuhan responden dan umat secara umum mengenai pembuatan satuan pelaksanaan menjadi lebih kreatif dibantu dengan materi, metode dan sarana prasarana yang akan dikemas. Untuk lebih mendalami isi, pendamping juga disarankan untuk terlibat kreatif dalam mendampingi, karena penulis akan memberikan contoh bermacam-macam sarana yang perlu digunakan agar Pendampingan Iman Anak semakin menarik dan tidak membosankan dengan harapan semua pendamping dan anak-anak di Paroki ini mampu menghayati iman dalam upaya menuntun perkembangan iman anak saat ini.
B. Tujuan Program Untuk lebih memahami isi dan maksud program, penulis akan menjabarkan tujuan program. Adapun tujuan program tersebut adalah sebagai berikut. Pendamping paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan dapat memahami pentingnya pembuatan satuan pertemuan sebelum mendampingi. 1.
Supaya pendamping mempunyai acuan untuk mempersiapkan bahan, metode dan sarana pendamping, sehingga arah pendamping terdukung.
2.
Supaya pendamping semakin siap dalam pendamping, pendamping juga dapat berkreasi bersama anak-anak PIA paroki menggunakan kreativitasnya masing-masing.
3.
Pendamping diajak untuk membuat sarana prasarana secara sederhana guna mencapai tujuan dalam materi yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
4.
Supaya dengan adanya Satuan Pertemuan ini dapat terbantu arah pendamping juga dapat lebih fokus.
C. Usulan Program Pada bagian ini penulis akan memberikan usulan program sebagai tindak lanjut dari kebutuhan umat berdasarkan hasil penelitian. Tujuan program ini adalah untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dialami oleh pendamping PIA Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan. Dalam mengusahakan kegiatan PIA dengan menggunakan media dan sarana prasarana yang ada di Paroki, terutama tentang bagaimana memilih metode dan media yang tepat dalam Pendampingan Iman Anak, sehingga pendamping dianjurkan semakin kreatif. Adapun tema yang akan menjadi pendalaman bersama adalah “Menjadi terang dalam keluarga, Gereja dan masyarakat sekitar melalui cinta kasih kepada sesama”. Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, kiranya tema ini akan membantu meningkatkan tanggung jawab pendamping atas tugasnya untuk mengembangkan iman anak. Pada bab sebelumnya telah diketahui bahwa hampir seluruh responden menginginkan supaya kegiatan PIA diadakan di Paroki atau di wilayah supaya tercipta Kerajaan Allah ada di mana-mana. Pernyataan yang diberikan oleh responden
sangat
baik bila ditanggapi
dengan
melaksanakan
kegiatan
Pendampingan Iman Anak demi berkembangnya iman sebagai penerus Gereja yang ditujukan kepada seluruh umat paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan. Dalam upaya menanamkan iman dan kesadaran pada pribadi anak, maka akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
diusulkan juga pembuatan alat peraga setiap pendamping atau memanfaatkan sarana prasarana yang telah disediakan di paroki seperti menonton film, menggunakan alat musik dan alat yang lainnya. Oleh karena itu, dalam upaya semakin menyadarkan pendamping dan anak secara umum mengenai tugasnya mengembangkan iman anak sejak dini, maka akan diusulkan kegiatan yang akan memacu dan memotivasi anak untuk terus melakukan kegiatan pendampingan iman yang sudah dilaksanakan.
D. Bentuk Program Berdasarkan pada pemikiran sebelumnya, usulan program yang ditujukan kepada responden pendamping secara umum memberi usulan sarana pendamping yang kreatif. Di lihat dari usia responden pendamping secara umum, dapat dikatakan responden secara umum sudah memiliki bayangan yang kreatif hanya saja kurang terbuka dan kurang kerjasama antar pendamping. Oleh karena itu, langkah yang diambil penulis untuk menyentuh pribadi para pendamping agar mau berusaha memanfaatkan hal yang mudah tetapi membuat anak senang, yakni memanfaatkan sarana prasarana yang ada di Paroki atau tempat di mana kegiatan dilaksanakan. Bentuk program yang diusulkan ini diharapkan akan semakin menambah wawasan responden pendamping secara umum mengenai sarana pendamping yang kreatif dan semakin memotivasi untuk terus menciptakan hal yang baru sebagai ungkapan perkembangan iman anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
E. Matriks Program Tema Umum
: Mengembangkan kreativitas pendamping dengan menggunakan metode bercerita serta didukung oleh gerak dan lagu dalam Pendampingan Iman Anak
Tujuan Umum
: Dengan adanya kreativitas pendamping anak dapat mengenal cerita dan gerak lagu supaya mereka dapat dengan mudah mengenal Tuhan lewat cerita dan gerak lagu yang disampaikan pendamping.
Tujuan Khusus
: Supaya anak dapat lebih mudah memahami isi cerita dengan bahasa yang sederhana, serta dibantu dengan gerak lagu sebagi pendukung dalam membangun suasana yang gembira.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
No
Judul Pertemuan
Tujuan Pertemuan
Uraian Materi
Metode
Sarana
Sumber Bahan
Waktu
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1.
Kreativitas pendamping PIA dalam menyampaikan sebuah cerita bagi anak
Agar anak dengan mudah memahami isi cerita serta dengan mudah diterapkan dalam kehidupan
Pendamping membawakan cerita dengan menggunakan boneka tangan, agar anak tertarik dalam mendengarkan serta melihat dalam cerita
Agar anak dapat mengenal cerita, dan terbiasa dalam mencintai sebuah cerita
Menggunakan Kitab Suci boneka tangan, iringan musik
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
No
2.
Judul Pertemuan
Membangkit kan semangat anak melalui gerak lagu
Tujuan Pertemuan
Agar anak semakin mengenal lagu-lagu rohani, dapat menyanyikannya, serta mencontoh gerakan yang terdapat dalam lagu tersebut.
Uraian Pertemuan
Metode
Dengan dikenalkannya gerak dan lagu, anak diajak untuk lebih bersemangat untuk memuliakan Tuhan.
Pendamping mangenalkan gerak dan lagu, serta mengajak anak-anak untuk bernyanyi dan bergoyang bersama, agar dapat menciptakan suasana yang lebih santai.
Sarana
Teks lagu, gerakan yang diciptakan oleh pendamping di sesuaikan dengan lagu yang ada, gitar dan gimbe.
Sumber Bahan
Waktu
Teks lagu dan gerakan yang di 60 ciptakan oleh menit pendamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Contoh Satuan Persiapan Program 1.
Satuan Pertemuan
a.
Tema
: Mengikuti Teladan Bunda Maria
b.
Judul
: “Kreativitas pendamping PIA dalam menyampaikan sebuah cerita bagi anak”
c.
Tujuan
: Agar anak dapat mengenal cerita, dan terbiasa dalam mencintai sebuah cerita.
d.
Materi
: agar anak dengan mudah diterapkan dalam kehidupan.
e.
Metode
: Pendamping membawakan cerita dengan menggunakan boneka tangan, agar anak tertarik dalam mendengarkan serta melihat dalam cerita.
f.
Sumber Bahan
: Kitab Suci
g.
Sarana
: Menggunakan boneka tangan, iringan musik
h.
Pengembangan Langkah-langkah : 1) Nyanyian pembuka: Salam Jumpa Salam jumpa untuk semua Apa kabar engkau di sana Ku harap engkau baik-baik saja Aku, kamu, kita semua. (**kita di sini tuk berbagi cinta, membuka hati tuk semua.hoho…..bergandeng tangan sambil bergoyang) Kita rayakan kebersamaan ini dalam Tuhan……..**2x 1, 2, 3 kita berkumpul semua (mengunakan gerakan meniru pendamping)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2) Doa Pembukaan : Tuhan Yesus yang baik, terimakasih atas berkat-Mu hari ini. Sekarang kami mau belajar mengenal dan memahami Bunda Maria. Bukalah hati kami, agar kami dapat mengenal, memahami dan mencintai Bunda Maria. Amin (amak menirukan). 3) Penyajian Kisah: Adik-adik terkasih, kita lahir dari seorang ibu, dan Maria adalah orangtua dari Tuhan Yesus, jadi hari ini kita mau meneladani Bunda Maria. Mari kita dengar kisahnya dari Injil Luk 1:36-38 yang mengisahkan tentang bunda maria. Cerita kitab suci,,,,,,,,, Dan sesungguhnya Elisabet keponakanMu, akan melahirkan seorang putera dalam masa tuaNya. Sebab Allah tak ada yang tak mungkin,”kata malaikat itu. Lalu Maria menundukan kepalanya dan berkata:”Lihat-lah hamba
Tuhan.
Terjadilah
padaKu
menurut
perkataanmu,
yang
artinya,”Allah boleh berbuat apa saja kepadaku. Sebab akulah hambaNya.” Maka Lenyaplah malaekat itu. (menggunakan Boneka Tangan)
a) Pendalaman Kisah: Adik-adik kisah tadi menceritakan tentang siapa? Siapa yang mau menceritakan kembali kisah tadi? Apa yang bisa kita ambil dari kisah tadi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
b) Pendalaman Iman Pesan Injil: Adik-adik bagaimana perasaan kalian ketika melihat ibu kalian repot di rumah? Mengajak adik-adik untuk menghormati orangtua khususnya ibu. c) Latihan Pengetrapan: Anak-anak diajak melihat gambar Bunda Maria dan mewarnainya. d) Doa Permohonan: Doa untuk orangtua: Yesus yang baik, terima kasih Engkau telah memberikan papa dan mama yang baik, saying dan perhatian kepada kami semua. Berkati mereka supaya selalu sehat dan bahagia. Amin (Anak-anak menirukan pendamping) Doa untuk teman-teman: Yesus yang baik, ajarilah kami untuk bergaul dan bersahabat dengan baik. Semoga persahabatan antara kami berguna untuk diri kami dan diri teman-teman kami. Amin (Anak-anak menirukan pendamping)
Doa untuk orang-orang yang menderita: Tuhan Yesus yang baik, Engkau mengajarkan kepada kami untuk mencintai dan memperhatikan orang-orang yang menderita di sekitar kami. Maka ajarilah kami untuk peduli kepada sesama khususnya mereka yang menderita. Berkatilah mereka selalu agar mereka tetap berharap pada-Mu. Amin (Anak-anak menirukan pendamping)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tugas: Sampai di rumah cium orangtua dan minta maaf, mengucapkan terimakasih atas segala jasanya. e) Doa Penutup: Tuhan Yesus yang manis terimakasih atas penyertaan-Mu selama pertemuan ini. Semoga apa yang kami pelajari tentang Bunda Maria dapat kami terapkan dalam hidup kami sehari-hari secara khusus mengenai keteladanannya sebagai Bunda Allah. Sekarang kami mau pulang, berkati dan sertailah kami dalam perjalanan, agar dapat sampai tujuan dengan selamat. Amin (Anak-anak menirukan pendamping)
f) Nyanyian Penutup : Kasih Ibu Kasih ibu kepada beta Tak terhingga sepanjang masa Hanya memberi tak harap kembali Bagai sang surya menyinari dunia (menggunakan gerakan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
BAB V PENUTUP
Pada bagian ini disampaikan dua bagian pokok yaitu kesimpulan dan saran berkaitan dengan “Kreativitas Pendamping Bagi Keterlibatan Anak dalam Mengikuti Pendampingan Iman Anak di Paroki Nanggulan Yogyakarta”.
A. Kesimpulan Pada bagian ini akan disampaikan beberapa pokok pikiran dari uraian sebelumnya bahwa Pendampingan Iman Anak (PIA) adalah salah satu bentuk perkenalan iman yang diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia balita usia 4-10 tahun yang sudah dibaptis secara Katolik, di mana pada usia tersebut anak sudah mulai memasuki lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar. Pendampingan Iman Anak (PIA) diadakan untuk membimbing dan mengembangkan hidup anak, terutama dalam hidup beriman. Gereja secara khusus memberi perhatian bagi perkembangan iman anak, karena hal ini sesuai dengan kehendak Kristus sendiri. Tujuan Pendampingan Iman Anak (PIA) sendirilah adalah agar anak-anak memiliki sikap iman Kristiani dan bangga atas iman mereka, memiliki wawasan yang luas akan iman sesuai umur mereka sehingga dapat mengungkapkan dan mewujudkan imannya itu dalam kehidupan sehari-hari sesuai umur mereka. Pendampingan Iman Anak (PIA) dengan adanya kreativitas pendamping, akan menjadikan pendampingan semakin hidup dan anak tidak cepat bosan dalam mengikuti kegiatan. Penggunaan sarana prasarana yang ada akan membantu anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
dalam menghayati iman sehingga anak memperoleh pengalaman baru. Tidak dipungkiri zaman sekarang ini banyak media dan sarana yang kita dapat secara mudah misalnya buku cerita bergambar, audio visual yang dapat kita cari melalui internet dan kita dapat menonton film, pembuatan alat peraga menggunakan barang bekas, alat musik yang sudah tersedia di Gereja dapat kita manfaatkan untuk membuat mereka menjadi senang. Dengan banyaknya sarana yang ada, anak akan semakin tertarik dan meninggalkan hal yang menurut mereka membosankan. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi agar kegiatan PIA menjadi semakin menarik, sehingga apa yang disampaikan tetap mampu menyentuh hati anak- anak zaman sekarang. Berdasarkan hasil penelitian pendamping PIA di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan, yang berkaitan dengan kreativitas anak ditemukan bahwa, para pendamping PIA memiliki kerinduan untuk mendampingi kegiatan PIA secara kreatif, namun untuk melaksanakannya pendamping masih mengalami kendala. Pertama karena pendamping mengalami kendala dalam pendampingnya sendiri dan kurangnya pendamping muda, yang kedua pendamping masih kesulitan dalam penyusunan materi karena pendamping mengikuti bacaan hari minggu menggunakan teks Ekaristi. Ada juga masalah yang lainnya seperti: kerjasama dengan orangtua juga sangat mempengaruhi perkembangan kegiatan ini. Sesuai dari pengalaman hasil wawancara, orangtua kurang melibatkan anaknya karena ketika ada acara yang sudah diumumkan di Gereja anak yang datang sangat sedikit sehingga persediaan makanan yang jumlahnya besar tersisa banyak, inilah salah satu kekecewaan pendamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Beranjak dari hal tersebut penulis menyusun sebuah program untuk mengatasi kendala yang dialami oleh para pendamping di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan berkaitan dengan kreativitasnya. Program ini diharapkan dapat membantu para pendamping PIA dalam upaya mendampingi kegiatan dengan kreatif memanfaatkan sarana prasarana yang ada, sehingga kegiatan PIA dapat berjalan dengan lancar dan efektif, dalam artian anak-anak tertarik dan pesanpesan yang ada dapat tersampaikan.
B. Saran 1.
Bagi Gereja Dalam rangka pendamping PIA yang kreatif, penulis menyarankan agar
gereja
menyediakan
fasilitas
yang
dapat
menunjang
atau
mendukung
pengembangan dalam pendamping PIA secara kreatif. Fasilitas yang diharapkan seperti alat musik dan pemainnya sehingga kegiatan menjadi semakin hidup. Ada juga sarana prasarana yang menunjang seperti modul satu tahun sebagai pegangan, buku dongeng tentang santo-santa atau cerita yang berbau inspiratif. Disamping itu gereja juga memberi dukungan dan perhatian, seperti membantu dalam usulan kegiatan. Perhatian dalam arti memberi solusi dan jalan keluar untuk setiap kegiatan sehingga setiap pendamping tidak mengalami kesulitan dan dewan paroki mengetahuinya sehingga dapat membantu. Dengan begitu ada kesempatan bagi para pendamping untuk membuat kreativitas dengan metodenya masingmasing dalam proses Pendampingan Iman Anak. Kegiatan PIA juga di sarankan setiap lingkungan atau wilayah diadakan sehingga kegiatan dapat berjalan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
pantauan yang ada di gereja. Dengan demikian pendamping PIA menggunakan sarana prasarana yang kreatif dalam membantu menggali pengalaman anak melalui kehidupan nyata dialami oleh anak.
2.
Bagi Pendamping Pendampingan Iman Anak Pelayanan yang dilakukan oleh pendamping PIA merupakan sumbangan
yang sangat berharga bagi Gereja. Zaman sekarang banyak anak yang sudah mengenal internet (gatget) dari situ pendamping juga harus dapat memanfaatkan alat-alat tersebut untuk membuat anak tertarik. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada pendamping PIA agar selalu membuka diri terhadap perkembangan zaman, dan perkembangan anak-anak PIA agar terjadi komunikasi iman antara pendamping dan anak-anak PIA. Penulis juga menyarankan agar para pendamping PIA bisa bekerjasama antar pendamping, dan diadakan pengkaderan lagu supaya pendamping lebih banyak pengalaman yang didapat. Kreativitasnya dapar bertambah apalgi untuk dapat menggunakan cara baru seperti anak diajak untuk bermain drama, membuat kerajinan seperti layang-layang di hias sesuai dengan kreasi mereka tetapi tidak keluar dari tema, dalam proses kegiatan PIA sehingga anak-anak memiliki kesan yang menarik dan menyenangkan dalam mengikuti kegiatan PIA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Banawirama, S.J. (1986). Pustaka Teologi. Wahyu Iman Kebatinan. Yogyakarta: Kanisius. Didik Bagiyowinadi, F.X. Pr. (2009). Bekal Untuk Pendamping Bina Iman Anak. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. Dewan karya astoral KAS, (2014). Formatio Iman Berjenjang. Yogyakarta: PT. Kanisus Franz-Magnis, Suseno S.J. (2014). Iman dan Hati Nurani. Jakarta: Obor. Maria, Goretti. AK. Ed. (1999). "Pendamping Iman Anak." Diktat mata Kuliah Pendampingan Iman Anak Bagi Mahasiswa Semester IV. Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Hadari, Nawawi Dr.H. (1985). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hadi Sutrisno Prof. Drs. MA. (2004). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. Jacobs, Tom. (1992). Silabus Pendidikan Agama Katolik. Yogyakarta: Kanisius. Komisi Kateketik KWI. (2006). Pendidikan Anak Dalam Keluarga. Semarang: Kanisius. Konsili Vatikan II. (1993). Dei Verbum Dalam Dokumen Konsili Vatikan II. Terj R. Hardawiryana. S.J, Jakarta: Obor. Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II. (1973). Lumen Gentium. Flores: Nusa Indah. Lexy J. Moleong, M.A. Dr. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Mangunhardjana SJ. A.M (1986). Pembinaan Arti dan Metodenya. Yogyakrta: Kanisius. Magunhardjana, A.M.SJ. (1986). Pendampingan Kaum Muda. Yogyakarta: Kanisius. Mayeroff, Milton. (1993). Mendampingi Untuk Membubuhkan. Yogyakarta: Kanisius. Nota Pastoral Keuskupan Agung Semarang. (2008). "Melinbatkan Anak dan Remaja Untuk Pengembangan Umat". Semarang: Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang. Paroki St. Perawan Maria Tak Bernoda Nanggulan. (2011). Program Kerja Dan Rancangan Anggaran penerimaan Dan Rancangan Anggaran Investasi. Nanggulan: Paroki St. Perawan Maria Tak Bernoda Nanggulan. Paroki St. Perawan Maria Tak Bernoda Nanggulan. (2006). Benih-Benih Iman Umat Nanggulan Menyejarah. Nanggulan: Paroki St. Perawan Maria Tak Bernoda Nanggulan. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Menejemen. bandung: Alfabeta. Suharsimi, Arikunto, Dr. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Huijber, Theo OSC. (1982). Manusia Mencari Allah. Yogyakarta: Yayasan Kanisius. Tangdilintin, Philip. (1984). Pembinaan Generasi Muda Visi dan Latihan. Jakarta : Obor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Utami Munandar, S.C. (1990). Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HASIL DARI WAWANCARA
NO Kode 1 Nama Umur Lingkungan Pekerjaan Jabatan
RO1 Ibu Rere 33 Ngrojo Ibu Rumah Tangga Orang Tua Anak
1.
Apakah pendampingan dalam PIA pendamping sudah kreatif ? “Kreatif, karena pendampingnya itu gurunya sendiri di sekolah.”
2.
Adakah manfaatnya kreativitas dalam pendampingan PIA ? “Pasti ada, menurut saya itu supaya anak tidak jenuh karena sudah 6 hari sekolah, selama PIA diajari bernyanyi, berdoa anak akan senang. Apalagi anak senang berkumpul dengan saudara seiman dan bisa lebih mendalami imannya.”
3.
Menurut anda Pendampingan PIA penting atau tidak dilaksanakan dalam Paroki ? “Sangat penting untuk anak dapat mengenal Tuhan sejak dini. Dia mengerti bahwa dia itu anak siapa dalam arti hidup beriman, dan anak bisa mengenal doa sejak dini. Karena yang saya amati anak ikut PIA dan tidak pernah ikut pasti akan berbeda dalam cara berdoa dan pengetahuannya.”
4.
Menurut anda seperti apa ciri-ciri Pendampingan PIA yang sudah dilaksanakan di Paroki? “ Ciri-cirinya membuat anak tidak bosan, karena anak terlibat dalam bernyanyi, mendengarkan cerita rool play sehingga anak senang.”
5.
Menurut anda apakah waktunya sudah maksimal atau belum dalam pendampingan ? “Cukup, tapi pendampingnya kurang. Karena pendampingnya kan ibu gurunya sendiri mungkin anak jaadi bosan dan lari kesana kemari. OMK kurang terlibat dan anak pasti akan tertarik bila ada orang-orang baru.” (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Menurut anda beriman secara umum itu seperti apa, khususnya untuk anak? “Menurut saya Iman bagi anak itu lebih pada pengenalan siapa itu Tuhan. Anak diajarkan untuk berdoa yang sederhana bagaimana dan saya sebagai orang tua mengajarkan berdoa yang baik. Meskipun jarang kegereja tetapi anak harus diajarkan sejak dini melalui keluarga supaya imannya anak lebih mantap.”
7.
Bagaimana keterlibatan anak dalam hidup menggereja? “Anak saya sejauh ini sudah terlibat dalam mengikuti misa digereja, doa lingkungan dan dalam kegiatan PIA.”
8.
Apakah anak sungguh terlibat dalam Pendampingan PIA ? “ Bagi anak saya sudah terlibat, karena anak jadi semangat apalagi berkumpul dengan teman yang seiman.
9.
Ada berapa jenis paguyuban yang ada di Paroki? “Saya mengamati banyak paguyuban di Gereja tetapi yang khusus anak ada PIA dan sekarang ditambah ada PAUD di Paroki.”
10.
Kendala apa saja yang anda alami dalam mendampingi atau mengikuti perkembangan anak dalam pendampingan PIA? “ Kendalanya yang saya amati yaitu pendamping yang muda tidak ada, sehingga anak bosan dan ribut pendampingnya itu-itu saja dan pendampingnya gurunya sendiri di TK. Kadang anak lari kesana kemari dibiarkan sehingga kurang nyaman. Penempatannya juga kurang maksimal karena antara anak yang balita dan TK dengan anak SD kelas besar dicampur jadi satu sehingga tidak kondusif.”
Harapannya kegiatan PIA diadakan di Paroki secara rutin, tidak harus setiap minggu. Kemudian pendamping muda ditambah lagi supaya dalam kegiatan anak lebih terarah. Pembagian usia juga mohon diusahakan supaya anak dapat mengikuti dengan baik, Komentar, Tanggapan, Tambahan Informasi dan Persetujuan dari responden ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… (4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
……………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………........................... Yang terhormat,
Ibu Rere
(5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Kode 2 Nama Umur Lingkungan Pekerjaan Jabatan
RO2 Ibu Crisyani 36 Kenteng Ibu Rumah Tangga Orang Tua Anak
1.
Apakah pendampingan dalam PIA pendamping sudah kreatif ? “Belum kreatif menurut saya, karena yang ngajar selama ini 2 orang kadang-kadang itu pun gurunya sendiri di TK dan ternyata PAUD. Kadang orang tua bingung PIA ada atau tidak tidak jelas dimana tempatnya, seharusnya dilingkungan juga diberi tahu minggu keberapa supaya orang tua juga ikut berpartisi pasi mengajak anaknya mengikuti PIA. Saat ini anak hanya mengikuti PIA yang ada dilingkungan. Anak pernah mengikuti PAUD yang ada di Paroki tetapi disana banyak mainan sehingga anak menjadi terganggu, sebenarnya tujuannya benar supaya anak tidak berlarian kesana kemari tetapi anak jadi tidak mau mendengarkan guru itu membicarakan apa.”
2.
Adakah manfaatnya kreativitas dalam pendampingan PIA ? “Kalau bagi pendampingnya ada, supaya anak tidak bosan. Anak saya kadang diajak untuk mewarnai, permainan ada, meruncing, bercerita, mengajak menempel bernyanyi. Disamping anak menerima ilmunya mengenai iman, motoric anak juga terasah. Motoric halus dan motoric kasarnya, misalnya anak mewarnai berhubungan dengan motoric halus tapi jika dia meruncing dia berhubungan dengan motoric kasar sehingga anak menjadi senang dan semangat dalam kumpul PIA. Dirumah juga bisa bercerita dengan orang tuanya.”
3.
Menurut anda Pendampingan PIA penting atau tidak dilaksanakan dalam Paroki ? “Sangat Penting, karena di Gereja kan banyak anak dari lingkungan manamana sehingga anak juga banyak semakin teman yang seiman. Anak dapat bersosialisasi jadi tidak malu. Anak juga dapat diajak untuk belajar berkreasi dan peka terhadap lingkungan, misalnya kerja bakti atau menanam tanaman, membuang sampah ditempatnya kepekaan anak dapat diasah.” (6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
Menurut anda seperti apa ciri-ciri Pendampingan PIA yang sudah dilaksanakan di Paroki? “Yang saya amati dalam kegiatan ciri-cirinya anak menjadi Gembira, senang bertemu dengan teman yang baru. Anak juga dapat bersosialisasi karena temannya dari berbagai lingkungan jadi lebih percaya diri.”
5.
Menurut anda apakah waktunya sudah maksimal atau belum dalam pendampingan ? “Menurut saya belum, karena Pengadaan PIA bersamaan dengan misa digereja sehingga orang tua jadi tidak nyaman mengikuti misa dan pasti kepikiran anaknya nakal atau tidak, nangis atau tidak. Sebetulnya benar bila anak mengikuti PIA orang tua misa tetapi tidak semua anak dapat dikendalikan. Lebih baik anak didampingi dan diajarkan untuk mengikuti misa didalam Gereja saja. Hanya tergantung orang tua bisa atau tidak mengajarkan supaya anak mengikuti misa. Menurut saya waktu yang tepat sesudah misa atau sore hari supaya anak dapat bisa terlibat dalam misa.”
6.
Menurut anda beriman secara umum itu seperti apa, khususnya untuk anak? “Kita sebagai orang tua dapat mengenalkan dasar-dasar doa untuk anak Romo kawulo,Bapa kami, salam maria, anak mengenal tanda salib dan pengenalan ciptaan bagaimana manusia diciptakan dari tanah anak pasti penasaran.”
7.
Bagaimana keterlibatan anak dalam hidup menggereja? “Anak ikut terlibat, waktu ikut misa dan anak saya juga mempunyai citacita menjadi Romo Uskup sehingga anak jadi termotivasi dan rajin ke Gereja ikut serta dalam misa hingga selesai ikut doa lingkungan juga.”
8.
Apakah anak-anak sungguh terlibat dalam Pendampingan PIA ? “ Anak saya terlibat aktif, tetapi selama anak saya pernah dibuli oleh temannya anak saya jadi tidak mau ikut serta dalam PIA tetapi di Gereja mau ikut. Kadang saya sebagai orang tua bingung tetapi supaya anak mau ikut orang tua menemani anak atau menitipkan anak kepada pendamping.”
9.
Ada berapa jenis paguyuban yang ada di Paroki? “ Sekarang yang saya tau ditambah PAUD, PIA ada, misdinar.” (7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10.
Kendala apa saja yang anda alami dalam mendampingi atau mengikuti perkembangan anak dalam pendampingan PIA? “Kendalanya bagi orang tua itu, karena kita tidak tau jadwal dan waktu sehingga orang tua mau menyesuaikan, materi juga harus diperhatikan, kurikulumnya harus diperhatikan, dapat menumbuhkan minat anak dalam pendalaman iman, menambah wawasan anak. Sehingga orang tua juga mengerti manfaatnya dan juga membantu pelajaran agama di sekolah. Tempat jangan di campur dengan SD, karena anak balita dan SD cara penyampaiannya berbeda Pendampingnya juga jangan hanya guru TK tetapi orang muda juga karena anak menjadi bosan juga bila guru sendiri karena apa yang diterapkan guru di sekolah diterapkan di PIA.”
Harapannya kegiatan diadakan setelah misa, supaya anak juga dapat belajar mengikuti perayaan ekaristi. Kegiatan diadakan di Paroki dan kalau bisa di Wilayang juga ada, supaya yang jauh dari gereja juga bisa mengikuti Pembinaan. Yang terpenting adalah materi yang diberikan harus jelas/ mengikuti kalender liturgi dan pendampinya kalau bisa ada yang muda. Dan juga informasi kegiatan juga kalau bisa di tempel dan diumumkan sewaktu pengumuman. Komentar, Tanggapan, Tambahan Informasi dan Persetujuan dari responden .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Yang terhormat,
Ibu Crisyani
(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Kode 3 Nama Umur Lingkungan Pekerjaan Jabatan
1.
2.
RO3 Ibu Maryani 31 tahun Ngrojo Guru Ibu Anak
Apakah pendampingan dalam PIA pendamping sudah kreatif ? “Menurut saya dalam pendampingan PIA sudah lumayan kreatif, hanya mungkin perlu adanya inovasi-inovasi baru agar anak menjadi semangat, gembira dalam mengikuti kegiatan PIA. Misalnya pertemuan pertama memperkenalkan Santo-Santa, anak mendengarkan, kemudian dilanjutkan Tanya jawab. Pertemuan kedua Tanya jawab (kuis) berhadiah sederhana tentang hal-hal menggereja: siapa nama Romo/pastur kita? Dll. Dalam pendampingan PIA mungkin diperlukan juga adanya penjadwalan bagi pendamping PIA (bergantian) agar anak tidak jenuh dengan hanya pendamping itu-itu saja.” Adakah manfaatnya kreativitas dalam pendampingan PIA ? “Manfaatnya menurut saya untuk memacu anak semakin aktif dalam hidup menggereja, dalam kegiatan yang dilaksanakan juga anak menjadi gembira. Dan anak juga akan belajar dan bermain bersama teman sebayanya (saling berkomunikasi). ”
3.
Menurut anda Pendampingan PIA penting atau tidak dilaksanakan dalam Paroki ? “Menurut saya, pendampingan PIA sangatlah penting karena menanamkan iman pada diri anak dimulai sejak dini. Mulai dari orang tua (keluarga), tetapi baik juga diadakan dilingkungan. Sedangkan PIA di PAroki lebih baik bila dijadwalkan. Sehingga tidak harus ada pendampingan PIA setiap minggu di Paroki. ”
4.
Menurut anda seperti apa ciri-ciri Pendampingan PIA yang sudah dilaksanakan di Paroki? “Sejauh yang saya tahu, pendampingan PIA di Paroki sudah bagus berjalan baik. Anak menjadi senang karena berkumpul dengan saudara seiman, diajarkan bernyanyi rohani, permainan suasanya santai.”
(9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Menurut anda apakah waktunya sudah maksimal atau belum dalam pendampingan ? “ Menurut saya, pendamping PIA yang berjalan sudah bagus, saya berpendapat seperti itu karena pendamping PIA maupun orang tua peserta mungkin memiliki waktu libur di hari minggu saja, dan bersama mereka mengikuti Ekaristi di Gereja.”
6.
Menurut anda beriman secara umum itu seperti apa, khususnya untuk anak? “Menurut saya, iman adalah yakin dan percaya bahwa Yesus adalah sang juru selamat yang selalu mendampingi, menjaga kita dalam situasi apa pun. Sehingga kita sebagai umatnya harus berusaha meneladani ajarannya seperti dalam Kitab Suci. Untuk anak, pengetahuan akan iman dapat ditanamkan dengan mengajak anak mengikuti kegiatan agama; misalnya doa lingkungan, latihan koor, ke Gereja setiap minggu dan sedikit demi sedikit mengenalkan ajaran-ajaran Yesus.”
7.
Bagaimana keterlibatan anak dalam hidup menggereja? “Keterlibatan anak dalam menggereja akan berjalan baik jika orang tua selalu mengajak, mengarahkan dan terus mendampingi dalam setiap kegiatan. Jadi menurut saya dalam hal ini terlihat orang tua harus mampu menjadi figure hidup menggereja yang baik bagi anak-anaknya.”
8.
Apakah anak-anak sungguh terlibat dalam Pendampingan PIA ? “Menurut saya belum terlibat sepenuhnya. Hal ini terlihat dari masih banyaknya anak–anak di lingkungan yang belum digiatkan untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan PIA. Mungkin kurang keasadaran dari orang tua juga, karena sibuk bekerja atau urusan lain seperti saya juga bisa.”
9.
Ada berapa jenis paguyuban yang ada di Paroki? “Paguyubannya latihan Koor, ibadah rutin malam kamis, Rosario, PIA.”
10.
Kendala apa saja yang anda alami dalam mendampingi atau mengikuti perkembangan anak dalam pendampingan PIA? “Kegiatan kami sebagai orang tua padat, libur hanya hari minggu, tetapi antusias anak pada kegiatan PIA yang kurang kreatif (monoton) sehingga anak tidak terlalau tertarik. Mungkin harus ada kegiatan yang melibatkan anak agar anak juga lebih diperhatikan lagi. Atau dari sekolah anak dapat (10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilibatkan dalam tugas di gereja. Seperti koor anak waktu hari besar, dulu sempat ada tetapi anak saya masih kecil dan sekarang sepertinya sudah jarang lagi. ” Harapannya pendamping lebih kreatif dalam penyampaian pendalaman, supaya tidak terlalu monoton. Kalau bisa materi disesuaikan dengan kalender liturgi dan menggunakan bahsa yang sederhana untuk anak. Pendamping muda belum ada, sarana prasarana mohon di gunakan supaya anak tidak bosan. Komentar, Tanggapan, Tambahan Informasi dan Persetujuan dari responden .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Yang terhormat,
Ibu Maryani
(11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Kode 4 Nama Umur Lingkungan Pekerjaan Jabatan
RO4 Ibu Cecilia Emi 35 tahun Stan Wira Usaha Orang tua anak
1.
Apakah pendampingan dalam PIA pendamping sudah kreatif ? “Yang saya amati kurang kreatif, dan infonya tidak tau kadang ada kadang juga tidak ada. Anak saya jadi tidak tertarik dengan PIA sudah tidak semangat lagi jadinya.”
2.
Adakah manfaatnya kreativitas dalam pendampingan PIA ? “Manfaatnya menurut saya ada, karena dengan adanya kreatifitas dalam pendampingan PIA anak-anak menjadi semangat tidak bosan. ”
3.
Menurut anda Pendampingan PIA penting atau tidak dilaksanakan dalam Paroki? “Menurut saya pendampingan di Paroki penting, karena dengan adanya PIA anak-anak lebih terbimbing dan terarah dalam iman dan rohaninya. Sehingga iman anak semakin berkembang dan membantu orang tua dalam perkembangan iman anaknya.”
4.
Menurut anda seperti apa ciri-ciri Pendampingan PIA yang sudah dilaksanakan di Paroki? “Yang saya amati pendampingan PIA yang sudah berjalan kurang menyenangkan. Sehingga anak menjadi bosan dan kadang jadi malas mengikuti PIA karena kurang kreatif juga dari pendampingnya. ”
5.
Menurut anda apakah waktunya sudah maksimal atau belum dalam pendampingan ? “Dalam waktunya kurang maksimal, karena sudah jarang ada PIA dan pendampingnya juga kurang.”
6.
Menurut anda beriman secara umum itu seperti apa, khususnya untuk anak? (12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Iman bagi anak menurut saya bagaimana kita sebagai orang tua membimbing, mengarahkan dan menanamkan kepada anak tentang imankatolik dengan cara berdoa, bersikap yang baik dengan teman, sikap baik di gereja dan untuk lebih mengenal Tuhan Yesus sebagai sang juru selamat.” 7.
Bagaimana keterlibatan anak dalam hidup menggereja? “Kalau anak saya kurang terlibat dengan berbagai alasan, dan anak masih sulit untuk diajak terlibat karena kurangnya kesadaran anak.”
8.
Apakah anak-anak sungguh terlibat dalam Pendampingan PIA ? “Kalau anak saya memang kurang terlibat karena jadwal yang tidak menentu jadi orang tua juga sempat bingung.”
9.
Ada berapa jenis paguyuban yang ada di Paroki? “yang saya tahu ada PIA, Misdinar, OMK, sekarang juga ada PAUD.”
10.
Kendala apa saja yang anda alami dalam mendampingi atau mengikuti perkembangan anak dalam pendampingan PIA? “Kendalanya anak kurang kesadarannya, kemudian jarak rumah dan gereja jauh sehingga kami sebagai orang tua kadang tidak sempat mengantar, saat ini diwilayah juga kosong sehingga anak jadi tidak aktif lagi.”
Harapan untuk kegiatan PIA kalau bisa di Lingkungan atau Wilayah juga ada, karena jarak Gereja dari rumah jauh sehingga bila anak tidak mengikuti pembinaan di Gereja anak dapat mengikuti di wilayah. Supaya kegiatan tidak monoton dianjurkan selain mendengarkan bacaan Kitab Suci, anak diajak untuk membuat alat peraga atau kerajinan tangan supaya anak juga merasa senang tidak hanya mewarnai. Komentar, Tanggapan, Tambahan Informasi dan Persetujuan dari responden .................................................................................................................................... .................................................................................................................... Yang terhormat,
Ibu Cecilia Emi (13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO 5
Kode Nama Umur Lingkungan Pekerjaan Jabatan
RO5 Ibu Pipit 29 Miri Ibu rumah tangga Orang tua anak
1.
Apakah pendampingan dalam PIA pendamping sudah kreatif ? “Selama saya mengamati kurang kreatif, karena kegiatan PIA di Paroki tidak rutin sehingga anak kadang kecewa ko tidak ada PIA.”
2.
Adakah manfaatnya kreativitas dalam pendampingan PIA ? “Manfaatnya pasti ada, supaya anak juga ikut kreatif dalam tindakannya. Anak menjadi lebih berkembang dan pasti akan menemukan jadi dirinya. Anak jadi percaya diri mudah bergaul dengan teman seimannya.”
3.
Menurut anda Pendampingan PIA penting atau tidak dilaksanakan dalam Paroki? “Sangat penting sekali, karena sebagai orang tua pasti mendukung perkembangan anaknya sampai remaja. Anak juga lebih mendalami imannya sejak dini dengan agama yang dianut. Karena di sekitar desa mayoritas Muslim dengan adanya PIA dapat membantu orang tua dalam menguatkan iman anak. Sehingga anak tidak minder bila berada di luar lingkungan gereja. ”
4.
Menurut anda seperti apa ciri-ciri Pendampingan PIA yang sudah dilaksanakan di Paroki? “Yang saya amati pasti anak akan senang dan gembira dengan adanya kegiatan PIA, karena anak diajak untuk mendengarkan Firman Tuhan diselingi dengan bernyanyi dan bermain. Kadang sepulang dari PIA ada bingkisan kecil seperti kue anak menjadi semangat.”
5.
Menurut anda apakah waktunya sudah maksimal atau belum dalam pendampingan ? “Belum maksimal, tetapi sebetulnya bila diadakan seminggu sekali pasti cukup.”
(14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Menurut anda beriman secara umum itu seperti apa, khususnya untuk anak? “Bagi saya anak bisa berdoa dan anak mengerti teladan Yesus seperti apa dan anak diajarkan untuk menerapkan dalam kehidupannya. Dari orang tua juga mengajak anak untuk belajar berdoa dan yakin akan imannya.”
7.
Bagaimana keterlibatan anak dalam hidup menggereja? “Anak sudah terlibat dalam hidup menggereja, seperti mengikuti misa doa lingkungan. Tetapi suatu ketika dalam pemberkatan anak dan anak-anak sudah maju tetapi romo mengatakan tidak ada pemberkatan anak dari situ kadang anak sedikit kecewa.”
8.
Apakah anak-anak sungguh terlibat dalam Pendampingan PIA ? “Anak sangat terlibat bila ada kegiatan PIA karena anak merawsa senang dapat berkumpul denagan teman yang seiman. Anak juga merupakan generasi penerus menggantikan orang tua.” Ada berapa jenis paguyuban yang ada di Paroki? “Menurut saya banyak ya paguyuban, tetapi kalau untuk anak ya PIA sekarang ditambah PAUD”.
9.
10.
Kendala apa saja yang anda alami dalam mendampingi atau mengikuti perkembangan anak dalam pendampingan PIA? “Kendalanya kadang anak sudah mau berangkat ikut PIA ternyata PIA tidak ada, karena jauh dari gereja juga jadi informasi kurang.”
Harapan kepedannya PIA kalau ada di wilayah juga diadakan dan juga informasi kegiatan juga kalau bisa di tempel dan diumumkan sewaktu pengumuman. Kegiatannya kalau ada kuis Kitab Suci supaya dapat membantu anak dalam memahami bacaan Kitab Suci. Komentar, Tanggapan, Tambahan Informasi dan Persetujuan dari responden .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... Yang terhormat,
Ibu Pipit (15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO Kode 6 Nama Umur Lingkungan Pekerjaan Jabatan
1.
RO6 Bapak Agus Sularto 47 Wijilan Wira Usaha Orang tua Anak
Apakah pendampingan dalam PIA pendamping sudah kreatif ? “Kurang kreatif, kadang ada untuk penyemangat anak kadang anak bosan. Tetapi saran saya materinya diperjelas lagi supaya orang tua juga dapat memantau sejauh mana anak sudah mengerti tentang kehidupan menggereja tidak hanya mainan dan bernyanyi saja.”
2. Adakah manfaatnya kreativitas dalam pendampingan PIA ? “Jelas ada manfaatnya, karena begini anak sayakan usil tetapi bila ada hal baru anak saya senang. Dan supaya anak juga ikut kreatif dalam tindakannya, otaknya ikut berkembang. Anak juga dapat menemukan jati dirinya dengan cara bergaul karena di Paroki banyak teman dari berbagai macam wilayah anak jadi tidak minder.” 3. Menurut anda Pendampingan PIA penting atau tidak dilaksanakan dalam Paroki? “Sangatlah penting bila diadakan di Paroki, karena kan anak semakin bersemangat dalam hidup menggereja. Imannya juga semakin terarah dengan suasana baru, teman baru, pendamping baru. Menurut saya sangat penting.” 4. Menurut anda seperti apa ciri-ciri Pendampingan PIA yang sudah dilaksanakan di Paroki? “Selama saya mendampingi anak saya, anak menjadi gembira suasana menyenangkannya. Anak diajak untuk bernyanyi lagu rohani anak dengan gerakan, belajar berdoa membuat tanda salib dengan nyanyian, mendengarkan cerita dari Kitab Suci dan sharing sehingga diterapkan dalam kehidupan anak. ”
(16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Menurut anda apakah waktunya sudah maksimal atau belum dalam pendampingan ? “Sebetulnya waktunya cukup bila seminggu sekali, tetapi karena di Paroki informasinya tidak terlalu jelas jadi waktu belum maksimal. Mungkin dari pihak paroki memberikan informasi kepada setiap lingkungan saja saat rapat ketua lingkungan sehingga lebih efisien juga.” 6. Menurut anda beriman secara umum itu seperti apa, khususnya untuk anak ? “Iman anak menurut saya, anak dapat mengerti perbuatan yang baik dan tidak. Anak juga dapat diajarkan untuk mengerti teladan Yesus itu untuk apa dan diterapkan untuk anak. Dari orang tua juga perlu memperkenalkan terlebih dahulu Yesus itu seperti apa.” 7. Bagaimana keterlibatan anak dalam hidup menggereja? “Anak tidak terlalu terlibat. Soalnya kadang anak saya susah untuk diajak ke gereja, tetapi kalau ada perkumpulan latian koor untuk Natal atau paskah dia senang. Jadi anak belum mempunyai kesadaran.” 8. Apakah anak-anak sungguh terlibat dalam Pendampingan PIA ? “Kalau anak sana senang kalau ada PIA, jadi anak terlibat aktif dan orang tua sangat mendukung.” 9. Ada berapa jenis paguyuban yang ada di Paroki? “Paguyuban yang khusus anak ya, ada PIA, Misdinar, PAUD sekarang juga ada.” 10. Kendala apa saja yang anda alami dalam mendampingi atau mengikuti perkembangan anak dalam pendampingan PIA? “Kadang anak malah tidak mau diajak ke gereja karena tidak ada PIA, anak jadi malas. Dan orang tua juga sudah usahakan mengajak anak ke Gereja. Jadwal PIA kurang jelas minggu keberapa karena sekarang ada PAUD jadi orang tua sempat bingung anak mau diikutkan atau tidak.”
Harapan kedepan pendampingan PIA diadakan rutin, karena anak saya sangat antusias dalam kegiatan tersebut. Kalau bisa anak diajarkan untuk menghapal doadoa seperti Aku percaya, dan belajar doa Rosario karena kadang orang tua kurang (17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
telaten. Kegiatannya juga kalau bisa menggunakan bahasa yang sederhana, supaya anak mudah mengerti. Kerajinan tangan juga sangat di perlukan untuk anak semakin berimajinasi. Komentar, Tanggapan, Tambahan Informasi dan Persetujuan dari responden .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................
Yang terhormat,
Bapak Agus sularto
(18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO Kode 7 Nama Umur Lingkungan Pekerjaan Jabatan
RO7 Ibu Ninik 52 Wijilan Ibu Rumah tangga Orang tua anak
1. Apakah pendampingan dalam PIA pendamping sudah kreatif ? “Belum kreatif yang saya amati, sehingga anak tidak terlalu senang. Kegiatannya itu-itu saja mewarnai, menyanyi. Anak saya menjadi kurang tertarik, kadang kreatif kadang tidak jadi anak juga tidak senang.” 2. Adakah manfaatnya kreativitas dalam pendampingan PIA ? “Kalau manfaat pasti ada, jadi supaya anak lebih berani karena mendapat teman baru yang seiman pasti anak senang. Anak juga lebih semangat berdoa dan orang tua sangat mendukung.” 3. Menurut anda Pendampingan PIA penting atau tidak dilaksanakan dalam Paroki? “Penting mbak, karena sebagai orang tua merasa terbantu dalam perkembangan iman anak. Kita sebagai orang tua bisa mengawasi anak dalam hubungan dengan sesama umat katolik, anak semakin semangat. ” 4. Menurut anda seperti apa ciri-ciri Pendampingan PIA yang sudah dilaksanakan di Paroki? “Ciri-cirinya ya, anak senang diajarnya nayanyi dengan gerakan, belajar berdoa, anak nyaman dengan lingkungan yang seiman.” 5. Menurut anda apakah waktunya sudah maksimal atau belum dalam pendampingan ? “Menurut saya, belum maksimal karena belum ada lagi PIA.” 6. Menurut anda beriman secara umum itu seperti apa, khususnya untuk anak? “Mengenalkan iman bagi anak mulai dari kecil, anak bisa belajar berdoa kadang saya ajak doa lingkungan keliling itu supaya anak mengenal doadoa.” (19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Bagaimana keterlibatan anak dalam hidup menggereja? “Anak saya belum terlibat aktif, karena agak jauh dari gereja dan saya tidak punya kendaraan. Transportrasi juga sekarang sususah.” 8. Apakah anak-anak sungguh terlibat dalam Pendampingan PIA ? “Anak saya tidak terlalu terlibat, kalau diparoki karena jauh, tetapi bila ada di lingkungan atau wilayah orang tua mendukung.” 9. Ada berapa jenis paguyuban yang ada di Paroki? “Yang saya tahu ya PIA sama Misdinar kalau anak” 10. Kendala apa saja yang anda alami dalam mendampingi atau mengikuti perkembangan anak dalam pendampingan PIA? “Kendalanya bagi orang tua karena jauh dari rumah, kemudian tidak ada kendaraan pribadi, Kalau bisa ada PIA di Wilayah.” Harapan kedepan, kalau bisa diadakan di wilayah atau lingkungan saja berhubung jauh dari gereja, saya juga tidak memiliki kendaraan pribadi. kegiatan juga lebih di beri variasi supaya anak tidak bosan seperti kerajinan atau kreasi yang lain. Komentar, Tanggapan, Tambahan Informasi dan Persetujuan dari responden .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Yang terhormat,
Ibu Ninik
(20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Kode 8 Nama Umur Lingkungan Pekerjaan Jabatan
RO8 Ibu M. Indah 36 Wijilan Perawat Orang Tua anak
1. Apakah pendampingan dalam PIA pendamping sudah kreatif ? “Menurut saya cukup kreatif namun masih perlu ditingkatkan dengan media media terbaru seperti video dan animasi yang menarik bagi anakanak.” 2. Adakah manfaatnya kreativitas dalam pendampingan PIA ? “Tentu ada, untuk menarik minat anggota PIA untuk selalu hadir. Semakin kreatif dan bervariasi model pendampingan anak diharapkan akan semakin menarik dan menyenangkan bagi peserta pendampingan.” 3. Menurut anda Pendampingan PIA penting atau tidak dilaksanakan dalam Paroki ? “Sangat penting, karena PIA adalah masa depan gereja. Iman anak tumbuh dan berawal dari usia anak-anak ini yang akan mempengaruhi pandangan terhadap iman katolik di masa yang akan datang. Masa sekarang ini ibaratnya sebagai pondasi keimanan orang muda katolik untuk masa yang akan datang.” 4. Menurut anda seperti apa ciri-ciri Pendampingan PIA yang sudah dilaksanakan di Paroki? “ Yang saya amati, ciri-ciri pendampingan PIA tentu ada pertemuan dan didampingi oleh pendamping katolik dewasa, ada kegiatan pendalaman iman Katolik sehingga anak terlibatan dalam kegiatan tersebut. Kegiatannya juga membuat anak semakin semangat dan gembira karena diselingi dengan permainan dan macam-macam kegiatan.”
(21)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Menurut anda apakah waktunya sudah maksimal atau belum dalam pendampingan ? “Bagi saya waktu pendampingan belum maksimal, akan lebih baik jika dilakukan pada pagi hari sebelum jam Sembilan atau setelah jam 4 sore karena waktu seperti itu adalah saat yang menyenangkan bagi anak untuk bermain dan belajar. 6. Menurut anda beriman secara umum itu seperti apa, khususnya untuk anak? “Iman adalah sesuatu yang tidak bisa diukur kedalamannya dalam hati manusia. Hasil dari iman itulah yang akan terlihat dalam bentuk perbuatan. Iman pada anak sudah ditanamkan Tuhan sejak dilahirkan. Kami sebagai orang tua berkewajiban menumbuhkan keimanan mereka agar lebih besar dan besar lagi. Keluarga tentu memberi pengaruh terhadap iman dan pengetahuan akan Katolik. Keluarga juga mengajarkan doa yang sederhana untuk anaknya agar anak mengerti doa-doa secara umum yang diajarkan Yesus kepada kita umatnya. Keluarga bisa menjadi, pinggir jalan, tanah berbatu, semak duri atau tanah yang baik bagi pertumbuhan iman anak.” 7. Bagaimana keterlibatan anak dalam hidup menggereja? “Keterlibatan anak selama ini baru sebatas pasif. Artinya belum sampai ke keterlibatan aktif sebagai petugas gereja dan sebagainya. Mungkin pihak sekolah dalam hal ini guru agama bisa memberikan peran kepada anak menjadi petugas gereja. Seperti dulu pernah ada koor natal pasti anak akan senang dapat terlibat koor dengan lagu-lagu natal.” 8. Apakah anak-anak sungguh terlibat dalam Pendampingan PIA ? “Anak-anak sungguh terlibat dengan mengikuti kegiatan yang ada. Karena anak saya sendiri sangat antusia bila ada PIA di gereja maupun di lingkungan bila ada.” 9. Ada berapa jenis paguyuban yang ada di Paroki? “Yang saya ketahui PIA, Misdinar, OMK.”
(22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Kendala apa saja yang anda alami dalam mendampingi atau mengikuti perkembangan anak dalam pendampingan PIA? “Kendala yang ada adalah waktu bagi orang tua untuk mengikuti perkembangan dalam pembimbingan PIA dikarenakan pekerjaan, gereja dengan rumah jaraknya juga jauh, kadang informasi kurang jelas di Paroki tentang pendalaman iman anak.” Harapannya kegiatan diadakan rutin meskin pun tidak setiap minggu. Dan setiap hari besar diadakan kegiatan seperti lomba, pentas anak atau natalan bersama pasti anak akan senang dan mengenang kegiatan itu sampai dewasa. Materi dan sarananya perlu diperhatikan supaya suasana menjadi hidup dan tidak monoton. Komentar/Tanggapan, Tambahan Informasi dan Persetujuan dari responden .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
Yang terhormat
Ibu M.Indah
(23)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Kode 9 Nama Umur Lingkungan Pekerjaan Jabatan
RO9 Ibu Katarina Puji astute 33 Setan Ibu rumah tangga Orang tua anak
1. Apakah pendampingan dalam PIA pendamping sudah kreatif ? “Menurut saya Kreatif, soalnya diajari nyanyi pakai gerakan, ada mewarnai tetapi mohon pendamping memberi bekal yang lain seperti kerajianan tangan atau cinta lingkungkungan. Supaya anak juga sadar akan menjaga lingkungannya.” 2. Adakah manfaatnya kreativitas dalam pendampingan PIA ? “Kalau untuk perkembangan anak pasti ada, apalagi tentang mengenal Yesus dan memperdalam Iman. Dengan adanya kreativitas anak menjadi senang dan tidak bosan.” 3. Menurut anda Pendampingan PIA penting atau tidak dilaksanakan dalam Paroki? “Penting, soalnya memotivasi anak jadi semangat kegereja bertemu dengan teman sebaya dan seiman. Iman anak semakin berkembang dalam mengenal Kristus. ” 4. Menurut anda seperti apa ciri-ciri Pendampingan PIA yang sudah dilaksanakan di Paroki? “Yang saya lihat setiap PIA itu, pendampingnya ramah, menyambut anak dengan hangat sehingga anak semakin tersapa dan tidak malu. Anak juga senang diajak nyanyi ada gerakannya, bermain dengan teman baru dan mendengarkan Firman Tuhan.” 5. Menurut anda apakah waktunya sudah maksimal atau belum dalam pendampingan ? “Menurut saya sudah maksimal, hanya saja jangan bersamaan dengan misa. Diadakan waktu khusus sehingga tidak mengganggu konsentrasi orang tua, bisa setelah misa atau sore hari.”
(24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Menurut anda beriman secara umum itu seperti apa, khususnya untuk anak? “Kalau bagi saya iman untuk anak itu mengenalkan doa sedini mungkin, orang tua memberi pengertian untuk anak siapa Tuhan itu. Dan anak juga ikut terlibat dalam perayaan ekaristi.” 7. Bagaimana keterlibatan anak dalam hidup menggereja? “Keterlibatan dalam menggereja anak saya belum terlalu terlibat, mungkin hanya misa saja. Karena dulu sekolah di TK Sangtimur dia aktif ikut kegiatan di gereja, tetapi karena SD di Negri jadi belum terlibat. Kurang sapaan juga dari pastor parokinya bagi anak yang bersekolah di Negri dan jauh dari Gereja.” 8. Apakah anak-anak sungguh terlibat dalam Pendampingan PIA ? “Orang tua mengusahakan anak terlibat dalam PIA. Apalagi untuk perkembangan anak pasti orang tua mendukung. Karena dengan adanya PIA anak juga semangat dan senang sekali, anak jadi tambah rajin karena mempunyai wadah sendiri.” 9. Ada berapa jenis paguyuban yang ada di Paroki? “Ada PIa, Misdinar, OMK itu mbak.” 10. Kendala apa saja yang anda alami dalam mendampingi atau mengikuti perkembangan anak dalam pendampingan PIA? “ Kendalanya jauh dari gereja, kurangnya informasi tentang PIA kapan dimana kurang jelas, waktunya yang tidak menentu juga membuat orang tua kebingungan.”
Harapannya kegiatan diadakan rutin, kalau bisa di Wilayah atau Lingkungan juga ada. Anak-anak diajarkan nyanyi karena anak sekarang lagu anak-anak jarang dimengerti apa lagi lagu rohani. Harapannya anak bisa mengerti lagu rohani seperti apa, lagu anak seperti apa tidak hanya lagu-lagu pop yang belum sesuai usia mereka. Materi dan sarananya mohon di pergunakan supaya tidak monoton.
(25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Komentar, Tanggapan, Tambahan Informasi dan Persetujuan dari responden .................................................................................................................................... ................................................................................................................................ Yang terhormat,
Ibu Katarina Puji
(26)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Kode 10 Nama Umur Lingkungan Pekerjaan Jabatan
RO10 Bapak Tri Wahyudi 35 Mboto Karyawan Swasta Orang tua anak
1. Apakah pendampingan dalam PIA pendamping sudah kreatif ? “Bagus mbak, anak diajak menggungting, memperkenalkan gambar santo santa mewarnai. Anak perlu ada model-model baru dalam pendampingan.” 2. Adakah manfaatnya kreativitas dalam pendampingan PIA ? “Ada, seperti mental anak jadi ndak minder lagi, anak jadi berani berekspresi seperti nyanyi. Anak juga lebih percaya diri karena diajak bermain mengenal Yesus dan tindakannya.” 3. Menurut anda Pendampingan PIA penting atau tidak dilaksanakan dalam Paroki ? “Penting banget, karena bisa mengalihkan perhatian anak untuk semangat ke gereja. Anak senang ada kegiatan Pia dan orang tua sangat mendukung bila tidak ada halangan.” 4. Menurut anda seperti apa ciri-ciri Pendampingan PIA yang sudah dilaksanakan di Paroki? “Yang penting ada permainan, bernyanyi, mendengarkan cerita dari Kitab Suci. Yang penting tidak seperti pembelajaran disekolah lagi, karena kalau seperti pelajaran disekolah anak jenuh dan jadi bosan.” 5. Menurut anda apakah waktunya sudah maksimal atau belum dalam pendampingan ? “Untuk waktunya bila dilakukan seminggu sekali ya menurut saya 2jam cukup.”
6. Menurut anda beriman secara umum itu seperti apa, khususnya untuk anak? (27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Untuk anak menurut saya sebagai orang tua ya ikut kegereja misa dari awal sampai akhir kalau bisa, ibadah mengenal doa-doa yang sederhana.” 7. Bagaimana keterlibatan anak dalam hidup menggereja? “Anak saya terlibat dalam mengikuti misa, doa lingkungan anak terlibat.” 8. Apakah anak-anak sungguh terlibat dalam Pendampingan PIA ? “Kalau anak saya belum terlibat, karena kan PIA di waktu yang bersamaan dengan misa jadi anak saya selalu ikut misa didalam.” 9. Ada berapa jenis paguyuban yang ada di Paroki? “Paguyuban banyak mbak ada WK, Legiomaria, tapi yang khusus anak ya PIA itu sama misdinar.” 10. Kendala apa saja yang anda alami dalam mendampingi atau mengikuti perkembangan anak dalam pendampingan PIA? “Kendalanya itu waktunya PIA jangan disamakan dengan misa, karena ada yang orang tua sudah kegereja tapi mau mengikutkan anak minngu siang kadang malas, kalau bisa juga PIA setelah misa atau sore hari jadi anak juga diajarkan untuk mengikuti misa. Kalau bisa dilingkungan-lingkungan dihidupkan lagi. ” Harapan waktu jangan bersamaan dengan misa, karena anak juga harus dibiasakan dengan perayaan Ekaristi. Kegiatannya juga jangan hanya nyanyi dengarkan bacaan tetapi juga berkreasi supaya anak juga bisa mengeluarkan bakatnya. Dalam materi juga jangan hanya membaca bacaan tetapi menggunakan alat peraga supaya anak tidak mengantuk dan tidak bosan. Pendamping muda mohon juga di tambah supaya pendamping tua tidak kualahan dalam mendampingi. Komentar, Tanggapan, Tambahan Informasi dan Persetujuan dari responden .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ............................................................................................................................... Yang terhormat,
Bapak Tri Wahyudi (28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Kode 11 Nama Umur Lingkungan Pekerjaan Jabatan
RP11 Agnes Evita L 28 Ngemplak Guru Agama Pendamping PIA
1. Apakah pendampingan dalam PIA pendamping sudah kreatif ? “Menurut saya sudah cukup maksimal, hanya masih harus diperbanyak latihan lagi. Kurang ada kejelasan arah dan tujuan materi yang digunakan, pendamping juga sempat binggung. Bacaan Kitab suci mengikuti misa sehingga pendamping bingung dalam penyampaiannya. Dari paroki juga belum ada pembahasan tentang materi akan dibuat seperti apa.” 2. Adakah manfaatnya kreativitas dalam pendampingan PIA ? “Sangat bermanfaat sekali, karena kan anak sudah bersekolah dari senin sampai sabtu. dengan adanya kreativitas di PIA anak akan bersemangat dan tidak akan jenuh.” 3. Menurut anda Pendampingan PIA penting atau tidak dilaksanakan dalam Paroki? “Sangat penting, supaya anak itu dapat belajar bersosialisasi dengan teman lain dan Iman anak akan selalu tumbuh sesuai dengan kebutuhannya.” 4. Menurut anda seperti apa ciri-ciri Pendampingan PIA yang sudah dilaksanakan di Paroki? “Ciri-cirinya berkumpul bersama, santai, bernyanyi bersama, belajar bersama, pendamping berusaha membuat susasana menjadi nyaman anak akan senang.” 5. Menurut anda apakah waktunya sudah maksimal atau belum dalam pendampingan ? “Sudah maksimal bila diadakan seminggu sekali. Tetapi karena sekarang jarang ada PIA waktu kurang maksimal.” 6. Menurut anda beriman secara umum itu seperti apa, khususnya untuk anak? (29)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Iman anak adalah landasan pendidikan (Iman, perilaku, budi pekerti) dimulai dari keluarga. Bina iman adalah mutlak tugas orang dewasa, tugas gereja agar mereka dating kepada Yesus.” 7. Bagaimana keterlibatan anak dalam hidup menggereja? “Anak belum begitu terlibat(kesadaran dari orang tua kurang). Banyak orang tua yang sibuk dengan kegiatannya sendiri.” 8. Apakah anak-anak sungguh terlibat dalam Pendampingan PIA ? “Ya, anak sangat antusias mengikuti pendampingan. Apa lagi mengikuti koor untuk natal dan paskah anak semakin senang dan banyak yang hadir/ ikut saerta dalam koor natal dan paskah.” 9. Ada berapa jenis paguyuban yang ada di Paroki? “Banyak, tetapi yang untuk anak PIA dan Paud.” 10. Kendala apa saja yang anda alami dalam mendampingi atau mengikuti perkembangan anak dalam pendampingan PIA? “Kendalanya banyak sebetulnya seperti sarana-prasarana belum ada, keaktifan pendamping kurang jadi kadang itu-itu saja, dukungan dari pastor Paroki.” Harapannnya kegiatan ada rutin seperti dulu, pendamping juga kumpul rutin setiap bulannya. Kalau bisa penambahan pendamping muda. Sarana yang sudah di sediakan harap di pergunakan seperti alat musik dan tape. Materi juga pendamping harus memperhatikan supaya kita dapat menyesusaikan sarananya. Bagi usulan untuk membangun pendampingan mohon pendamping juga harus mau menerima saran dari yang lain. Komentar, Tanggapan, Tambahan Informasi dan Persetujuan dari responden .................................................................................................................................... ................................................................................................................................ Yang terhormat,
Agnes Evita (30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Kode 12 Nama Umur Lingkungan Pekerjaan Jabatan
RP12 Agnes Sinta 24 Wijilan Kuliah Pendamping PIA
1. Apakah pendampingan dalam PIA pendamping sudah kreatif ? “Sebetulnya saya selaku pendamping sudah mempunyai bekal dalam kreativitas. Tetapi karena kurang dukungan atau kesadaran dari pendamping lain maka, saya selaku pendamping mengalami kesulitan dalam proses pendampingan ini.” 2. Adakah manfaatnya kreativitas dalam pendampingan PIA ? “Menurut saya sangat bermanfaat, tetapi karena pendamping PIA kurang jadi kreativitas itu tidak berjalan dengan maksimal. Apalagi yang kita lihat di Paroki banyak yang berbeda usia sehingga kami pendamping mengalami kualahan.” 3. Menurut anda Pendampingan PIA penting atau tidak dilaksanakan dalam Paroki ? “Sebenarnya sangatlah penting, tetapi karena banyak kendala seperti penjadwalan yang sudah diadakan tetapi pendamping dari lingkungan tibatiba tidak hadir dikarenakan banyak urusanlain, sehingga PIA saya yang mengurusi sendiri jika teman yang lain juga tidak hadir. Kadang juga pendamping yang sepuh saja yang mengurusi. Dari sinilah pendampingan PIA kurang jelas arahnya.” 4. Menurut anda seperti apa ciri-ciri Pendampingan PIA yang sudah dilaksanakan di Paroki? “Ciri-ciri bagi pendamping ya menciptakan suasana gembira. Karena dalam pendampingan PIA ini kami pendamping mengajak anak untuk berdinamika bersama, bernyanyi dengan gerakan, permainan sehingga anak tidak bosa bila banyak selingan. Dan yang paling terpenting anak mendengarkan Sabda Tuhan dan sedikit penjelasan.” 5. Menurut anda apakah waktunya sudah maksimal atau belum dalam pendampingan ? (31)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Waktunya menurut saya kurang maksaimal. Karena selama ini PIA di Paroki mengalami kemacetan karena pendamping lingkungan. Pendamping lingkungan kurangnnya kesadaran dalam keterlibatan mendampingi anak. Meskipun sudah ditunjuk mereka tidak hadir mungkin yang saya lihat belum ada minat, sehingga pendamping Paroki kualahan.” 6. Menurut anda beriman secara umum itu seperti apa, khususnya untuk anak? “Menurut saya yang penting anak mempunyai landasan iman sejak dini. Anak dapat mengenal siapa Tuhan itu, sehingga menjadi bekal hidup anak sampai bertumbuhnya usia mereka seperti itu.” 7. Bagaimana keterlibatan anak dalam hidup menggereja? “Menurut saya, belum terlalu terlibat semua. Karena tergantung dari orang tua anak yang memiliki banyak kesibukan, sehingga kurang diperhatikan.” 8. Apakah anak-anak sungguh terlibat dalam Pendampingan PIA ? “Rata-rata kalau saya amati anak pasti terlibat dalam kegiatan PIA. Sebagai pendamping pasti akan mengajak dan mengarahkan anak untuk berdinamika bersama.” 9. Ada berapa jenis paguyuban yang ada di Paroki? “Kalau untuk anak PIA, Misdinar, dan sekarang PAUD.” 10. Kendala apa saja yang anda alami dalam mendampingi atau mengikuti perkembangan anak dalam pendampingan PIA? “Kendalanya kurangnya sarana, kurang ada kesadaran dari pendamping lingkungan dan Orang tua, kadang juga antara pendamping tua dan muda kurang bisa menyatu, sehingga kreativitas tidak berjalan dengan baik. ” Harapan sesama pendamping mohon kerjasamanya, pendamping sepuh jangan seenaknya dengan pendamping yang muda, sesama pendamping harus membuat materi bersama sesuai dengan usia mereka, supaya anak dapat meresapi isi dalam pertemuan yang kita berikan. Kalau bisa pendamping dikumpulkan membuat kreativitas bersama untuk meramaikan pertemuan.
(32)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Komentar, Tanggapan, Tambahan Informasi dan Persetujuan dari responden .................................................................................................................................... ................................................................................................................................. Yang terhormat,
Agnes Sinta
(33)