LAPORAN UMUM PELAKSANAAN PENDAMPINGAN DAN MONITORING SATUAN PENDIDIKAN DI 33 KABUPATEN/KOTA PADA 33 PROVINSI
PUSAT KURIKULUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007
ABSTRAK KEGIATAN PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) ATAU KURIKULUM SEKOLAH TAHUN 2007 Perubahan yang paling mendasar dalam bidang pendidikan di Indonesia antara lain yaitu perubahan kewenangan yang terkait dengan pengembangan kurikulum. Hal itu sejalan dengan ketetntuan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ketentuan tersebut selanjutnya dijabarkan secara operasional dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Pada intinya, ketentuan tersebut mengatur bahwa pengembangan kurikulum sekolah tidak lagi dilakukan secara sentralistik, tetapi diserahkan kepada sekolah bersama-sama dengan komite sekolah atau madrasah dan dikoordinasikan serta disupervisi oleh dinas pendidikan, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Untuk membantu sekolah dalam pengembangan KTSP, Pusat Kurikulum mengemban tugas untuk melakukan pendampingan dan sekaligus melakukan monitoring terhadap pengembangan dan implementasi KTSP. Tujuan kegiatan pendampingan tersebut yaitu memberikan pembekalan berupa konsep dan pola pengembangan KTSP kepada seluruh perangkat di tingkat sekolah dan dinas pendidikan. Kegiatan tersebut telah dilaksanakan di 33 kabupaten/kota pada 33 provinsi. Jumlah sekolah yang didampingi dalam kegaitan pendampingan KTSP adalah 210 sataun pendidikan yang terdiri dari PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK. Peserta kegiatan berjumlah 1881 orang yang terdiri atas pejabat dan staf dinas pendidikan kab/kota, pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru. Metode yang digunakan dalam kegiatan antara lain yaitu berupa “Focus Group Discussion (FGD)”, pengkajian, workshop, praktik yang dilaksanakan baik secara pleno, kelompok maupun individual. Temuan yang diperoleh dari kegiatan tersebut dibagi ke dalam dua kelompok temuan yang berupa dukungan dan kendala. Hal-hal yang berupa dukungan antara lain yaitu: (1) terdapat dinas pendidikan yang telah memiliki program dan anggaran untuk kegiatan sosialisasi dan pendampingan KTSP, (2) antusias yang tinggi dari peserta, (3) pada umumnya satuan pendidikan yang didampingi telah menyusun draf KTSP sekolah masing-masing kecuali satuan pendidikan PAUD, namum hasilnya masih perlu disempurnakan. Hal-hal yang berupa kendala yaitu: (1) sulit mengubah paradigma guru dalam pengembangan kurikulum, (2) pada umumnya satuan pendidikan memiliki kecendrungan menggunakan pola adopsi dari modelmodel yang diberikan oleh Pusat Kurikulum, (3) peserta masih kesulitan dalam memahami konsep-konsep pengembangan KTSP antara lain KKM, pengembangan silabus, pengembangan RPP, dan penilaian kelas, (4) terdapat Dinas pendidikan kabupaten/kota belum memiliki sistem yang jelas dalam sosialaisasi KTSP di kabupaten/kota masing-masing. Beranjak dari hasil temuan-temuan tersebut tampaknya perlu dilakukan kegiatan pendampingan KTSP yang lebih terencana dengan baik dan dilakukan secara intensif serta berkesinambungan sehingga seluruh penyelenggara pendidikan di satuan pendidikan memiliki konsep yang menyeluruh dan mendalam tentang KTSP.
Laporan Umum Kegiatan Pendampingan 2007
1
BAB I A. Pendahuluan Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, dan Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan, dan Nomor 24 tentang Pelaksanaannya, berdampak dalam penyelenggaraan pendidikan di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu hal yang sangat mendasar dari peraturan perundang-undangan tersebut adalah sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah diwajibkan mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan untuk PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik (Pasal 17 ayat 1) Suatu hal yang penting dicatat dan digaris bawahi dari perundang-undangan tersebut ialah bahwa penyusunan kurikulum tidak lagi disiapkan oleh pusat. Pusat hanya akan menyiapkan berbagai standar, standar pendidikan ini dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. Terdapat delapan standar pendidikan yaitu: Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan dan Standar Penilaian. Untuk mengembangkan dan menyusun kurikulum menjadi tanggung jawab sekolah yang lebih tahu kebutuhannya sendiri. Dan substansi isi kurikululum yang dikembangkan oleh satuan pendidikan disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang dalam penyusunannya mesti mengacu pada Standar Isi, dan Standar Kompetensi Lulusan serta mempertimbangkan karatersistik daerah/sekolah. Untuk membantu sekolah dalam pengemangan KTSP, maka Pusat kurikulum, sebagai salah satu pusat yang berada pada Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 salah satu tugas yang diembankannya adalah melakukan pendampingan dan sekaligus melakukan monitoring terhadap pelakasanaan pengembangan KTSP bersama dengan perguruan tinggi dan LPMP. Pendampingan yang dimaksud dilakukan melalui pemberian layanan profesional pengembangan KTSP kepada satuan pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Oleh karena itu, untuk mengantisipasi respon satuan pendidikan terhadap perubahan dan pengembangan program pendidikan melalui pengembangan kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran, maka dirasa perlu melakukan berbagai kegiatan persiapan agar pada saat KTSP dilaksanakan di semua sekolah yang dapat dimulai pada tahun ajaran 2006, semua pihak yang terkait telah memahami dan memiliki bekal yang cukup untuk mengimplementasikannya.
Laporan Umum Kegiatan Pendampingan 2007
2
Dengan memperhatikan berbagai hal di atas, maka Pusat Kurikulum Balitbang Departemen Pendidikan Nasional menyelenggarakan kegiatan pendampingan dan monitoring pelaksanaan penyusunan KTSP pada sekolah-sekolah di 33 kabupaten/kota dari 33 provinsi. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan Mendiknas saat wawancara di TVRI Nasional tanggal 13 Februari pukul 20.00 WIB, yang antara lain menyatakan bahwa; untuk kepentingan pendampingan dilakukan oleh Pusat Kurikulum bersama-sama dengan instansi lain yang terkait. Kegiatan pendampingan pengembangan KTSP dilaksanakan dalam dua kegaitan yang berkesinambungan yaitu kegiatan pendampingan dan kegaitan monitoring. Kegiatan pendampingan merupakan suatu kegiatan pemberian pembekalan berupa konsep dan pola penyusunan dan pengembangan KTSP kepada penyelenggara satuan pendidikan baik guru maupan kepala sekolah. Sedangkan kegiatan monitoring KTSP bertujuan untuk memberikan penguatan terhadap konsep-konsep pengembangan KTSP yang masih belum dipahami oleh satuan pendidikan, kegaitan ini diselenggarakan setelah 3 bulan kegaitan pendampingan.
B. Tujuan Tujuan kegiatan pendampingan penyusunan KTSP pada satuan pendidikan dasar yang terdiri dari 66 SD dan SMP yang tersebur pada 33 Kabupaten/kota di 33 Provinsi adalah: 1. Mensosialisasikan kebijakan dan program-program yang berkaitan dengan pengembangan KTSP di sekolah-sekolah yang ditunjuk oleh dinas pendidikan setempat. 2. Mensosialisasikan model-model yang telah dihasilkan Puskur sampai dengan tahun 2006 di sekolah-sekolah yang ditunjuk oleh dinas pendidikan setempat. 3. Menjaring masukan dan aspirasi dalam program pendampingan pengembangan KTSP dari dinas pendidikan kabupaten/kota. 4. Menyusun program pendampingan KTSP (jadwal, tempat, peserta) di masing-masing sekolah pada kabupaten/kota. 5. Satuan Pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK mampu menyusun KTSP setelah mengikuti kegiatan pendampingan KTSP. 6. Memonitor sekolah-sekolah yang disebutkan di atas dalam penyusunan KTSP.
C. Ruang Lingkup 1. Daerah dan Satuan Pendidikan Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK dilakukan di 33 kabupaten/kota pada 33 propinsi, jumlah sekolah yang didampingi dalam perincian setiap daerah adalah sebagai berikut: No. 1.
Provinsi DKI Jakarta
Kab/Kota Jakarta Barat
Laporan Umum Kegiatan Pendampingan 2007
1. 2. 3. 4. 5.
Sekolah KB Assalam dan TK Assalam TK Satria PAUD Raudatul Jannah SD N Percontohan Cengkareng Timur 07 Pagi SMP Negeri 45 Cengkareng, Jak-Bar
3
No.
Provinsi
Kab/Kota
Sekolah 6. SMA Negeri 84, Jakarta Barat 7. SMK Negeri 17, Palmerah, Jakarta Barat
2.
Banten
Kab. Tangerang
1. 2. 3. 4. 5. 6.
KB Binong Permai, Kab. Tangerang TK Islamic Village, Kab. Tangerang Sekolah Dasar Negeri Kadu I, Kab. Tangerang Sekolah Menengah Pertama Negeri I Curug SMA Negeri 1 Curug, Kab. Tangerang SMK Negeri 1 Panongan, Kab. Tangerang
3.
DI Yogyakarta
Kab. Kulonprogo
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
KB Tanjung Ria, Wates TPA Pelangi Nusa SKB, Wates TK Negeri Pembina, Wates SD Negeri 2, Wates SMP Negeri 2, Wates SMA Negeri 2, Wates SMK Negeri 1 Pengasi, Wates
4.
Jawa Barat
Kab. Ciamis
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
KB/TK Tunas Bangsa UPTD SKB Ciamis TK Negeri Pembina Kabupaten Ciamis TK Negeri Pembina Kec. Lumbung TK Negeri Kecamatan Panawangan SDN 3 Ciamis SMPN 1 Cikoneng SMAN 1 Cihaurbeuti SMK YPT (Yayasan Pend Teknologi)
5.
NTB
Kab. Bima
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelompok Bermain Ar-Rahman, Kab. Bima TK Negeri Pembina Belo, Kab. Bima Sekolah Dasar Negeri Inpres Rato Sila, Kab. Bima Sekolah Menengah Pertama Negeri I Monta SMA N 1 Belo, Kab. Bima SMK N 2 Bima, Kab. Bima
6.
Kalimantan Tengah
Kota. Singkawang
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
TPA Alamanda TK Pembina Singkawang Utara PAUD Al Islami SDN 17 Singkawang Tengah SMPN 4 Singkawang SMAN 2 Singkawang SMKN 1 Singkawang
7.
Gorontalo
Kab. Gorontalo
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelompok Bermain Samudra TK Pembina, Kab. Gorontalo SD Negeri 1 Limehe Timur, Kabupaten Gorontalo SMP Negeri 2 Limboto SMA Negeri 1 Limboto SMK Negeri 1 Limboto
8.
Sulawesi Selatan
Kab. Sopeng
1. 2. 3. 4. 5. 6.
TK Negeri Pembina Kab. Sopeng Kelompok Bermain Massita Sekolah Dasar Negeri Salotungo Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Sopeng SMA Negeri 2 Watansoppeng SMK Negeri 1 Watansoppeng
9.
Bangka Belitung
Kab. Bangka
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
TPA Madonas KB Cermat SKB TK Negeri Pembina SD Negeri 15 Parit Padang, Sungai Liat, Bangka SMP Negeri 4 Sungai Liat, Bangka SMA Negeri 1 Belinyu, Bangka SMK Negeri 2 Sungai Liat, Bangk
10.
Bengkulu
Kab. Kapahiyang
1. PAUD Taman Ceria 2. PAUD Widyakencana
Laporan Umum Kegiatan Pendampingan 2007
4
No.
Provinsi
Kab/Kota 3. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sekolah TK Dharma Bakti SDN 04 Kepahiyang SMPN 1 Kepahiyang SMAN 1 Kepahiyang SMKN 1 Kepahiyang KB Tunas Harapan TK Negeri Pembina, Pematang Siantar SD Negeri 122350, Pematang Siantar SMP Negeri 9, Pematang Siantar SMA Negeri 2 Pematang Siantar SMK Negeri 1, Pematang Siantar
11.
Sumatera Utara
Kota Pematang Siantar
12.
NTT
Timur Tengah Selatan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
TK Negeri Pembina TK Ora et Labora SD Inpres Taubneno SMP Negeri 3 SoE SMA Negeri 1 Mollo Selatan SMK Negeri 1 Soe
13.
Sulawesi Barat
Majene
1. 2. 3. 4. 5.
TK Negeri Pembina, Majene SD Negeri 24 Inpres Saleppa, Majene SMP Negeri 2, Majene SMA N 1 Pamboang SMK N 2 Majene
14.
NAD
Aceh Besar
1. 2. 3. 4. 5. 6.
TK PGRI TK Satu Atap SD Negeri Sibreh SMP Negeri 1 Sibreh SMA Negeri 1 Sukamakmur, Aceh Besar SMK 1 Masjid Raya
15.
Kalimantan Timur
Kota Tarakan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
TPA Sandhy Putra Kota Tarakan Play Group Sandhy Putra Kota Tarakan TK Negeri Pemina Kota Tarakan SDN 06 Kota Tarakan SMP Negeri 8 Kota Tarakan SMAN 1 Tarakan SMK N 2 Tarakan
16.
Bali
Karangasem
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
TK N Pembina Kab. Karangasem TK Bhayangkari TPA Tipiaguna Sekolah Dasar Negeri 6 Karangasem Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Amlapura SMA N 3 Amlapura SMK N 1 Manggis
17.
Jambi
Batanghari
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
TPA Riadusolihin KB Radini TK Pembina Muara Bulian SD Negeri SMP Negeri 3 Batanghari SMA Negeri 6 Batanghari SMK Negeri 1 Biromaru
18.
Sulawesi Utara
Bolaang Mongondow
1. 2. 3. 4. 5. 6.
TK. Totanoban TK. Melati SD N Komanggaan SMP N 1 Bolaang SMA N 1 Bolaang SMK N 1 Dumoga
19.
Maluku Utara
Halmahera Barat
1. 2. 3. 4. 5.
TK Negeri Pembina TK Pertiwi TK Getsemani Gamtala SD Negeri 1 Jailolo SMP N 1 Jailolo
Laporan Umum Kegiatan Pendampingan 2007
5
No.
Provinsi
Kab/Kota
Sekolah 6. SMA N 1 Jailolo 7. SMK N 1 Jailolo
20.
Riau
21.
Kalimantan Barat
22.
Papua
23.
Indragiri Hulu
Kota Waringin Timur
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
KB Assalam KB Insani TK Pembina Inhu SD Negeri No 006 Rengat SMP Negeri 1 Rengat SMA 1 Rengat SMK 1 Pasir Penyu
1. 2. 3. 4. 5. 6.
KB Cita Bunda TK Pembina SD Negeri 6 Sampit SMP Negeri 4 Sampit SMA Negeri 1 Sampit SMK Negeri 1 Sampit
Biak Numfor
1. 2. 3. 4. 5. 6.
KB Kobeoser TK Ade Irma Suryani SD Impres Mandala Barat SMP Negeri 1 Biak SMA Negeri 1 Biak SMK Negeri 1 Biak
Sumatera Barat
Tanah Datar
1. 2. 3. 4. 5.
TK Pembina Pertiwi Batusangkar SDN 06 Kp Baru Batusangkar SMPN 1 Rambatan SMAN 1 Padang Ganting SMKN 1 Lintau Buo
24.
Maluku
Seram Bagian Barat
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Paud Nusa Ina TK Pembina Kairatu SDN 3 Waimital SMPN 1 Seram Barat SMAN 1 Seram SMK Kecil Kelautan Kairatu
25.
Lampung
Lampung Selatan
4. 2. 3. 4. 5. 6.
TK Negeri Pembina Kalianda Kober Tunas Bangsa SDN III Weyrang SMPN 2 Kalianda SMAN 2 Kalianda SMKN 1 Kalianda
26.
Kalimantan Sel
Tapin
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
TKN Pembina Tapin KB Firdaus KB dan TPA Raudhatul Irsyad SDN Rantau Kiwa I SMPN 2 Rantau SMAN 1 Tapin SMKN 2 Marabahan
27.
Sumatera Selatan
Prabumulih
1. 2. 3. 4. 5.
TK Negeri Pembina Prabumulih SDN 80 Percontohan SMPN 9 Prabumulih SMAN 5 Prabumulih SMKN 1 Prabumulih
Laporan Umum Kegiatan Pendampingan 2007
6
No. 28.
Provinsi Irian Jaya Barat
Kab/Kota Kab. Sorong
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Sekolah TK Pertiwi, Sorong TK. YPK PNIL TK Aisiyah Aimas Paud Mawar PAUD Tama Bermain Teratai SDN SN Inpres 38 Sorong SMPN SMPN 3 Kabupaten Sorong SMAN 1 Aimas, Sorong SMKN 1 Aimas, Sorong
29.
Kepulaun Riau
Bintan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
PAUD Nusa Indah III Paud Alamanda TK Antam Kijang SDN No. 006 G. Kijang SMPN 2 Kijang SMAN 1 Gunung Kijang SMKN 1 Bintan
30.
Jawa Timur
Tulung Agung
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
PAUD “Anak Bangsa” PAUD “Permata” PAUD “Permata Hati Ibu” SDN 1 Bago SMPN 5 Tulungagung SMA 1 Kauman SMKN 2 Boyolangu
31.
Sulawesi Tengah
Donggala
1. TK AL Khairat 2. KB Harapan Kita 3. TPA Ceria 4. SDN 1 Labuan 5. SDN 2 Kalukukubula 6. SMPN 1 Biromaru 7. SMAN 1 Donggala 8. SMKN 1 Biromaru Donggala
32.
Sulawesi Tenggara
Muna
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
TK Negeri Pembina Raha TK Pertiwi TK Perwanida SDN 20 Kotabu Raha SMPN 1 Raha SMAN 2 Raha SMKN 1 Kusambi
33.
Jawa Tengah
Wonosobo
1. 2. 3. 4. 5.
KB Permata Hati SDN 1 Selomerto SMPN 2 Selomerto SMAN 1 Wonosobo SMKN 2 Wonosobo
Laporan Umum Kegiatan Pendampingan 2007
7
2. Materi KTSP Untuk Satuan Pendidikan
Materi UU Sisdiknas No.20 thn 2003 PP No.19 thn 2005 tentang SNP Renstra Depdiknas Kebijakan Dit TKSD 2006 Permen 22 Permen 23 Permen 24 Strategi Implementasi Permen 22, 23 & 24 Kebijakan PAUD Karakteristik Layanan PAUD Model Program Pembelajaran PAUD Model KTSP SD Model KTSP SMP Model KTSP SMA Model KTSP SMK Model Pengemb Silabus Model IPA dan IPS Terpadu Pengembangan RPP Kriteria Ketuntasan Minimal PAKEM Laporan Hasil Belajar Kata Kerja Operasional Model Tematik Model Muatan Lokal Model Pendidikan Keterampilan Hidup Model Pengembangan Diri Model Silabus Model Penilaian Kelas
Laporan Umum Kegiatan Pendampingan 2007
PAUD V V V V V V V V
Satuan Pendidikan SD SMP SMA SMK V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V
V V V V V V
V V V V V V V V V V
V V V
V V V
V
V
V
V V
V V V V V
V V
V V
V V
V V
V V
V V
V V
V V V
V V V
V V V
8
D. Strategi Pelaksanaan 1. Tahapan Kegaitan Pendampingan dan Monitoring KTSP tahun 2007 Untuk mengoptimalkan hasil yang dtugaskan pada Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional, maka dirancanglah langkahlangkah kegiatan seperti berikut ini: No.
Tahapan
Tujuan
1.
Menyusun Disain Kegiatan Pendampingan KTSP di Cisarua
Tersusunnya Disain Kegaitan Pendampingan
2.
Pemilihan materi/konten untuk setiap satuan pendidikan di Pusat Kurikulum
Terpilihnya Materi pendampingan untuk setiap satuan pendidikan
3.
Melakukan rapat koordinasi dengan dinas pendidikan kabupaten/kota, dalam hal ini dilakukan di 2 region (Yogyakarta dan Bali) Pelaksanaan pendampingan dalam penyusunan KTSP pada 33 Kabupaten/kota di 33 provinsi
Dirumuskannya kesepakatan dengan dinas pendidikan kab/kota tentang strategi pendampingan Satuan pendidikan memiliki kemampuan menyusun dan mengembangkan KTSP sesuai karater sekolah masing-masing Terjaringnya Observasi informasi Wawancara tentang dokumen Diskusi KTSP yang telah dibuat oleh setuan pendidikan
4.
5.
Pelaksanaan monitoring hasil pendampingan penyusunan KTSP pada 33 Kabupaten/kota di 33 provinsi
Laporan Umum Kegiatan Pendampingan 2007
Metode “Focus Group Discussion” (FGD) baik secara Pleno, berkelompok maupun individual. “Focus Group Discussion” (FGD) baik secara Pleno, berkelompok maupun individual. “Focus Group Discussion” (FGD) baik secara Pleno, berkelompok maupun individual. workshop
Unsur Yang Terlibat Puskur Balitbang
Puskur Balitbang
• Puskur • Kepala Dinas Pendidika n (33 Kabupaten/kota) • Puskur Balitbang • PAUD • SD • SMP • SMA • SMK • Puskur Balitbang • PAUD • SD • SMP • SMA • SMK
9
No.
Tahapan
Tujuan
6.
Persiapan Rapat koordinasi membahas hasil pendampingan penyusunan KTSP dengan dinas pendidikan dan satuan pendidikan di Pusat Kurikulum Pelaksanaan rapat koordinasi membahas hasil pendampingan penyusunan KTSP dengan satuan pendidikan di Cisarua
Dirumuskannya strategi pelaksanaan rapat koordinasi dangan dinas pendidikan dan satuan pendidikan Terjaringnya informasi pola penyebarluasan informasi tentang KTSP yang diterapkan oleh dinas pendidikan kab/kota Menilai KTSP yang dihasilkan oleh satuan pendidikan
7.
8.
Mengevalusai KTSP satuan pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK di Cisarua
9.
Pelaksanaan rapat koordinasi membahas hasil pendampingan penyusunan KTSP dengan satuan pendidikan SD, SMP, SMA, dan SMK di Cisarua
Terjaringnya informasi tentang kekuatan dan kendala yang dialami satuan pendidikan oleh satuan pendidikan
10
Penyusunan Laporan
Tersusunya laporan akhir pelaksanaan kegaitan pendampingan tahun 2007
Laporan Umum Kegiatan Pendampingan 2007
Metode “Focus Group Discussion” (FGD) baik secara Pleno, berkelompok maupun individual.
Unsur Yang Terlibat Puskur Balitbang
“Focus Group Discussion” (FGD) baik secara Pleno, berkelompok maupun individual.
• Puskur • Kepala Dinas Pendidika n (33 Kabupaten/kota)
“Focus Group Discussion” (FGD) baik secara Pleno, berkelompok maupun individual. “Focus Group Discussion” (FGD) baik secara Pleno, berkelompok maupun individual.
• Puskur Balitbang • Guru
• Puskur Balitbang • satuan pendidikan SD, SMP, SMA, dan SMK
Kerja Individual Puskur Balitbang
10
BAB II HASIL YANG DICAPAI
A. Gambaran Umum Hasil Pendampingan Kabupaten/Kota Pada 33 Provinsi
Pengembangan
KTSP
Di
33
Melihat kesiapan dan antusias dinas pendidikan kabupaten/kota dalam menyikapi Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sangat beragam. Hal ini terlihat pada saat penyelenggaraan kegiatan pendampingan ada dinas yang menambah jumlah peserta dari jumlah yang disepakati pada saat rapat koordinasi. Jumlah peserta yang disepakati adalah 57 orang dengan klasfikasi PAUD 9 orang, SD 7 orang, SMP 8 orang, SMA 16 orang, dan SMK 17 orang dan dinas juga menyediakan dana tambahan untuk kegiatan ini. Contoh di Kabupaten Tangerang peserta yang dilibatkan dalam pendampingan KTSP berjumlah 163 orang. Gambaran umum hasil pendampingan pengembangan KTSP dapat dilaksanakan sebagai mana yang diharapkan, walaupun masih terdapat sekolah yang belum dapat menangkap esensi dari penyusunan KTSP itu sendiri. Menurut para guru dan kepala sekolah kegaitan pendampingan pengembangan KTSP merupakan kegaitan yang yang sangat diharapkan, hal ini ditunjukkan oleh antusias para peserta dalam mengikuti kegaitan ini..
B. Gambaran Umum Hasil Monitoring Pendampingan Pengembangan KTSP Di 33 Kabupaten/Kota Pada 33 Provinsi Secara umum dapat digambarkan bahwa pelakasanaan kegitan monitoring hasil pendampingan pengembangan KTSP yang dilaksanakan di 33 kabupaten/kota pada 33 provinsi pada tahun 2007 dapat dikatakan berhasil. Hal ini kerena seluruh satuan pendidikan yang didampingi berjumlah 210 sekolah terdiri dari PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK telah menyusun draf KTSP sekolah masing-masing, kecuali satuan pendidikan PAUD. Namun demikian, jika melihat dokumen KTSP yang dihasilkan tersebut masih perlu disempurnakan lagi karena pada umumnya satuan pendidikan memiliki kecendrungan menggunakan pola adopsi dari model-model yang diberikan oleh Pusat Kurikulum. Dinas yang tanggap telah membuat perencanaan program sosialisasi pengembangan KTSP di kabupatennya dengan menyediakan dana dari APBD.
Laporan Umum Kegiatan Pendampingan 2007
11
C. Kendala-Kendala dan Harapan Dalam Pelaksanaan Pendampingan Pengembangan KTSP Dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan pengembangan KTSP ditemukan kendalakendala yang di alami oleh petugas pusat maupun oleh dinas pendidikan kabupaten/kota dan juga oleh para peserta. Di antara kendala yang di hadapi oleh petugas pusat adalah beratnya medan perjalanan yang ditempuh, terdapat beberapa daerah yang harus ditempuh dengan berbagai sarana tranportasi yaitu udara, darat, laut, dan angkutan ojek dalam satu kali perjalan sampai ke tempat tujuan. Kendala yang dihadapi oleh dinas pendidikan kabupaten/kota yang membantu terselenggaranya kegiatan pendampingan di masing-masing kabupaten/kota adalah sangat beragam sekali, misalnya kesulitan mencari tempat untuk penyelenggaraan kegaitan pendampingan KTSP, tidak ada listrik pada siang hari, dan tidak tersedianya sarana komputer dan in focus. Selama berlangsungnya kegiatan pendampingan penyusunan KTSP kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru dan kepala sekolah yang ditemukan di hampir setiap daerah adalah sebagai berikut: •
Dinas pendidikan kabupaten/kota belum mensosialisasikan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tentang Standar Isi, nomor 23 tentang Standan Kompetensi Lulusan, dan nomor 24 tentang Pelaksanaan pada seluruh satuan pendidikan di daerah masing-masing. Hal ini disebabka tidak adanya narasumber yang memahami konsep-konsep KTSP tersebut serta belum tersedianya anggaran yang dialokasikan untuk keperluan pendampingan KTSP.
•
Pada beberapa Dinas Pendidikan kabupaten/kota telah melakukan sosialisasi dengan pendekatan dengan cara memilih perwakilan dari sekolah-sekolah dalam satu gugus atau MGMP pada satuan pendidikan namun tidak melibatkan seluruh komponen sekolah.
•
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota belum memiliki jadwal yang terencana dalam mensosialisasikan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional.
•
Dinas Pendidikan kabupaten/kota kekurangan tenaga profesional mensosialisasikan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional dan merumuskan kurikulum sekolah
•
Pada umumnya satuan pendidikan masih kesulitan dalam mengembangkan visi, misi dan tujuan sekolah, dan terkesan sekolah mengcopy dari bahan yang telah diberikan Pusat Kurikulum dengan sedikit perubahan kalimatnya. Adakalanya antara visi, misi dan tujuan tidak singkron.
•
Para guru mengalami kesulitan dalam pengembangan silabus, terutama dalam menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator, merumuskan kegaitan pembelajaran untuk mencapai indikator, dan menentukan teknik penilaian untuk menilai indikator pencapaian hasil belajar.
•
Para guru mengalami kesulitan dalam menjabarkan silabus ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu dalam merumuskan tujuan, membuat langkah-
Laporan Umum Kegiatan Pendampingan 2007
untuk teknik
12
langkah kegiatan pembelajaran, dan merumuskan penilaian untuk menilaian pencapaian indikator dan membuat rubrik penilaian alasan mereka adalah karena kekurangan referensi yang dapat dijadikan sebagai acuan dan banyak menyita waktu dalam mengerjakannya •
Para guru hampir di semua satuan pendidikan mengalami kesulitan dalam menentukan kriteria ketuntasan minimil.
•
Kendala-kendala yang dihadapi di SD adalah tentang pendekatan pembelajaran tematik di kelas I, II, dan III sekolah dasar, hal ini karena pendekatan ini baru digulirkan dan guru masih kesulitan dalam menyusun perencaan pembejaran yang terpadu dari seluruh mata pelajaran dan menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar.
•
Kendala-kendala yang dihadapi di SMP adalah tentang pendekatan pembelajaran IPA dan IPS terpadu, hal ini karena pendekatan ini baru digulirkan dan guru masih kesulitan dalam menyusun perencanan pembejaran yang terpadu dari seluruh mata pelajaran dan menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar
•
Pada umumnya sekolah hanya mengadop silabus dari model-model yang diberikan oleh Pusat Kurikulum pada saat kegiatan pendampingan dan hanya sedikit sekolah yang memodifikasinya sendiri.
•
SK dan KD muatan lokal belum dirumuskan, konten yang diajarkan mengacu pada buku yang diterbitkan oleh dinas pendidikan provinsi.
•
Di Sekolah Dasar, pada umumnya sekolah yang didampingi telah menyusun kurikulum sekolah namun masih ditulis dengan tangan alasannya adalah karena tidak memiliki komputer dan tidak mampu mengoperasikan komputer. Dan sebagian sekolah lainnya menggunakan tenaga rental komputer dalam membuat kurikulum sekolah, dan hasil yang diambil hanya print outnya saja dan file/soft copy tidak diminta ke rental, sehingga ketika petugas Pusat Kurikulum memintas soft copy kurikulum sekolah, mereka tidak memilikinya.
•
Para guru dan pengambil kebijakan di satuan pendidikan terkesan menempatkan KTSP sebagai sekolah lebih pada tuntutan adminstratif, dan tidak berdampak dalam pelaksanaan KBM di kelas, dimana para guru cenderung menggunakan buku sebagai bahan satu-satunya untuk mengajar di depan kelas (khusus SD dan SMP)
•
Dalam membuat silabus baik SD maupun SMP masih kesulitan dalam menjabarkan SK dan KD ke dalam indikator pencapain hasil belajar, menentukan kriteria ketuntas belajar, menentukan teknik penilaian dan merumuskan kegiatan pembelajaran untuk mencapai indikator.
•
Baik SD maupun SMP sangat mengaharapkan kegiatan pendampingan ini tidak hanya bersifat sementara tetapi ada tindak lanjutnya
•
Khusus untuk sekolah dasar sangat mengharapkan silabus dan RPP untuk kelas I, II, dan III dibuatkan secara lengkap oleh Pusat Kurikulum, hal ini karena di SD adalah guru masih kurang memiliki pengetahuan yang cukup untuk membuat perencanaan pembelajaran.
Laporan Umum Kegiatan Pendampingan 2007
13