LOGO KANTOR
PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KABUPATEN/KOTA …………………. PROVINSI ..................................
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Lambang_kabupaten_dan_kota_di_Indonesia
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA .................... DINAS PENDIDIKAN ................................ KABUPATEN/KOTA ...................................... ............................. 2016
TIM PENYUSUN PENGARAH: PENULIS: PENGOLAH DATA: DESAIN COVER:
ii
KATA PENGANTAR Buku “Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015/2016” ini merupakan salah satu cara melaksanakan analisis terhadap data pendidikan dasar dan menengah. Profil Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengintegrasikan data pendidikan dengan data nonpendidikan yang terkait dengan pendidikan. Profil Pendidikan Dasar dan Menengah ini menyajikan 4 Bab, yang terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab II Keadaan Nonpendidikan, Bab III Keadaan Pendidikan yang meliputi data pendidikan, indikator pendidikan, dan analisis indikator pendidikan, dan Bab IV Penutup yang berisi Simpulan dan Saran. Profil Pendidikan Dasar dan Menengah bersumber pada data pendidikan jenjang SD yang terdiri dari SD, MI, SDLB, dan Paket A; jenjang SMP yang terdiri dari SMP, MTs, SMPLB, dan Paket B; jenjang SM yang terdiri dari SMA, SMK, MA, SMALB, dan Paket C. Profil Pendidikan Dasar dan Menengah disusun dengan mendasarkan pada Visi Kementerian Pendidikan Tahun 2019 dan ditetapkan dalam 5 Misi khususnya pada Misi 2 dan Misi 3. Misi 2, yaitu mewujudkan akses yang meluas, merata, dan berkeadilan. Akses meluas yang terdiri dari 6 indikator, akses merata yang terdiri dari 4 indikator dan akses berkeadilan yang terdiri dari 3 indikator sehingga terdapat 13 indikator. Misi 3, yaitu mewujudkan pembelajaran yang bermutu. Mutu dirinci menjadi mutu siswa yang terdiri dari 6 indikator, mutu guru yang terdiri dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5 indikator sehingga terdapat 14 indikator. Dengan demikian, untuk mengetahui kinerja pendidikan dasar dan menengah digunakan komposit 2 kelompok indikator berdasarkan Misi 2 dan Misi 3 dengan 27 indikator. Buku Profil Pendidikan Dasar dan Menengah ini menghasilkan kinerja pendidikan berdasarkan Misi 2 akses dan Misi 3 mutu menurut jenjang pendidikan. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa kinerja misi 2 dengan nilai .. termasuk kategori ..... dirinci menjadi meluas sebesar ... termasuk kategori .... menjadi merata sebesar .... termasuk kategori ..... dan menjadi berkeadilan sebesar .... termasuk kategori ...... Kinerja misi 3 dengan nilai … termasuk kategori ..... dirinci menjadi mutu siswa sebesar ... termasuk kategori ...., mutu guru sebesar .... termasuk kategori ..... dan mutu prasarana sebesar ..... termasuk kategori ...... Selanjutnya, bila dilihat menurut jenjang pendidikan maka jenjang SD dengan nilai … termasuk kategori ...., jenjang SMP dengan nilai … termasuk kategori ....., dan jenjang SM dengan nilai …. termasuk kategori ....... sehingga dikdasmen dengan nilai …., termasuk kategori ....... Dengan demikian, kinerja Kabupaten/Kota ......... sebesar ....... termasuk kategori ....... Dengan melihat simpulan tersebut maka diberikan saran agar pada Misi 2 perlu ditingkatkan pada …… karena nilainya kurang dari 70, dengan indikator …… dan …… melalui cara …… dan ……., pada Misi 3 perlu ditingkatkan pada …… karena nilainya kurang dari 70 dengan indikator ………. dan ………… melalui cara …… dan …….. Berdasarkan analisis indikator maka kinerja pendidikan dasar dan menengah ini dapat dijadikan bahan informasi pendidikan yang berguna dan secara tidak langsung dapat sebagai bahan dalam penyusunan rencana dan program pembangunan pendidikan pada tahun mendatang dan penyusunan kebijakan mengenai pendidikan. Akhirnya, kami ucapkan banyak terima kepada tim penyusun buku ini sehingga buku iii
Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015/2016 dapat terlaksana. Mudah-‐ mudahan buku ini dapat digunakan secara maksimal dalam mengetahui permasalahan pendidikan yang ada dan untuk kemajuan pendidikan di masa mendatang.
iv
Penyusun
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR PETA/TABEL DAFTAR GRAFIK BAB I : PENDAHULUAN BAB II : KEADAAN NONPENDIDIKAN A. Administrasi Pemerintahan dan Demografi B. Tingkat Pendidikan Penduduk C. Ekonomi D. Sosial Budaya dan Agama BAB III : KEADAAN PENDIDIKAN A. Data Pendidikan B. Indikator Pendidikan C. Analisis Indikator BAB IV: PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA
v
Halaman
DAFTAR PETA/TABEL
BAB II Peta 2.1 BAB I Tabel 1.1 Tabel 1.2 BAB II Tabel 2.1 Tabel 2.2 BAB III Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 3.13 Tabel 3.14
Halaman
:
Peta Kabupaten/Kota
: :
Standar yang Digunakan untuk Menilai Masing-‐masing Indikator Jenis Kinerja Berdasarkan Kategori Wajar Dikdas 9 Tahun
: Penduduk, Usia Sekolah, Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk dan Usia Sekolah : Belanja Langsung Berdasarkan DPA SKPD Dinas Pendidikan : : : : : : : : : : : : : :
Data Prasarana Dikdasmen Data Sumber Daya Manusia Dikdasmen Kekurangan dan Kelebihan Prasarana Dikdasmen Guru menurut Kelayakan Mengajar Dikdasmen Ruang Kelas Milik menurut Kondisi Dikdasmen Perpustakaan menurut Kondisi Dikdasmen Ruang Usaha Kesehatan Sekolah menurut Kondisi Dikdasmen Tempat Olahraga menurut Kepemilikan Dikdasmen Laboratorium menurut Kondisi Dikdasmen Indikator Akses yang Merata, Meluas, dan Berkeadilan: Misi 2 Indikator Pembelajaran yang Bermutu: Misi 3 Indikator Pendidikan Berdasarkan Misi Pendidikan Niai Indikator Berdasarkan Misi Pendidikan Pencapaian Kinerja Dikdasmen
vi
BAB II Grafik 2.1 Grafik 2.2 Grafik 2.3 Grafik 2.4 Grafik 2.5 Grafik 2.6 BAB III Grafik 3.1 Grafik 3.2 Grafik 3.3 Grafik 3.4 Grafik 3.5 Grafik 3.6 Grafik 3.7 Grafik 3.8 Grafik 3.9 Grafik 3.10 Grafik 3.11 Grafik 3.12 Grafik 3.13 Grafik 3.14 Grafik 3.15 Grafik 3.16 Grafik 3.17 Grafik 3.18 Grafik 3.19 Grafik 3.20 Grafik 3.21 Grafik 3.22 Grafik 3.23 Grafik 3.24 Grafik 3.25 Grafik 3.26 Grafik 3.27 Grafik 3.28 Grafik 3.29
DAFTAR GRAFIK
Halaman
: : : : : :
Kepadatan Penduduk dan Penduduk Usia Sekolah Proporsi Penduduk Usia Sekolah Proporsi Tingkat Pendidikan Penduduk Keadaan Ekonomi Belanja Langsung menurut Jenjang Pendidikan Penduduk menurut Agama
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Prasarana Sekolah Dikdasmen Sumber Daya Manusia Dikdasmen Mengulang dan Putus Sekolah Guru Menurut Kelayakan Mengajar Ruang Kelas menurut Kondisi Perpustakaan menurut Kondisi Ruang Usaha Kesehatan Sekolah menurut Kondisi Tempat Olahraga menurut Kepemilikan Laboratorium menurut Kondisi Indikator Akses yang Merata (Rasio Pendidikan) Indikator Akses yang Merata (Persentase Prasarana) Indikator Akses yang Meluas (APK dan APM) Indikator Akses yang Berkeadilan (PG dan IPG APK) Indikator Pembelajaran Bermutu dari segi Siswa Indikator Pembelajaran Bermutu dari segi Guru Indikator Pembelajaran Bermutu dari segi Prasarana Nilai Indikator Jenjang SD Berdasarkan Misi 2 Akses Nilai Indikator Jenjang SMP Berdasarkan Misi 2 Akses Nilai Indikator Jenjang SM Berdasarkan Misi 2 Akses Nilai Indikator Dikdasmen Berdasarkan Misi 2 Akses Nilai Indikator Jenjang SD Berdasarkan Misi 3 Mutu Nilai Indikator Jenjang SMP Berdasarkan Misi 3 Mutu Nilai Indikator Jenjang SM Berdasarkan Misi 3 Mutu Nilai Indikator Dikdasmen Berdasarkan Misi 3 Mutu Kinerja SD Berdasarkan Misi 2 Akses dan 3 Mutu Kinerja SMP Berdasarkan Misi 2 Akses dan 3 Mutu Kinerja SM Berdasarkan Misi 2 Akses dan 3 Mutu Kinerja Dikdasmen Berdasarkan Misi 2 Akses dan 3 Mutu Kinerja Dikdasmen Berdasarkan Misi dan Jenjang Pendidikan
vii
BAB I PENDAHULUAN Profil Pendidikan Dasar dan Menengah (Profil Dikdasmen) disusun bersumber pada pengolahan instrumen Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah atau isian Profil Dikdasmen Kabupaten/Kota, Tahun 2016 yang menyajikan data pada Tahun 2015/2016. Profil Dikdasmen terdiri atas dua variabel, yaitu data dan indikator, dua jenis data, yaitu nonpendidikan dan pendidikan, dan dua jenis indikator, yaitu nonpendidikan dan pendidikan. Profil Dikdasmen mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) 2019, yaitu terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong. Berdasarkan visi Kemendikbud tersebut maka ditetapkan lima misi pendidikan dan kebudayaan yang terdapat dalam Rencana Strategi (renstra) Kemendikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2015-‐2019 yang terdiri dari lima misi pendidikan dan kebudayaan. Misi Pendidikan terdiri atas M1 adalah mewujudkan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang kuat, M2 adalah mewujudkan akses yang meluas, merata, dan berkeadilan, M3 adalah mewujudkan pembelajaran yang bermutu, M4 adalah mewujudkan pelestarian kebudayaan dan pengembangan bahasa, dan M5 adalah mewujudkan penguatan tata kelola serta peningkatan efektivitas birokrasi dan pelibatan publik. Data nonpendidikan membahas tentang empat hal, yaitu 1) administrasi pemerintahan dan demografi, 2) tingkat pendidikan penduduk termasuk tingkat kepandaian membaca/menulis, angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, dan penduduk miskin, 3) ekonomi termasuk APBD, PAD dan belanja langsung SKPD Dinas Pendidikan, dan 4) sosial budaya dan agama. Data pendidikan dirinci menjadi tiga, yaitu 1) data pendidikan, 2) indikator pendidikan, dan 3) analisis berdasarkan pada indikator pendidikan. Data pendidikan membahas tentang data dikdasmen. Dikdasmen terdiri dari tiga jenjang, yaitu sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah (SM) serta dilengkapi rangkuman dikdasmen. Variabel pendidikan yang dibahas dirinci menjadi prasarana sebanyak 7 variabel dan sumber daya manusia sebanyak 6 variabel. Prasarana pendidikan dimaksud adalah sekolah, rombongan belajar (kelas), ruang kelas, perpustakaan, ruang usaha kesehatan sekolah (UKS), tempat olahraga, dan laboratorium. Sumber daya manusia pendidikan adalah siswa baru, siswa, lulusan, guru, mengulang, dan putus sekolah. Indikator nonpendidikan terdiri dari kepadatan penduduk dan penduduk usia sekolah, proporsi penduduk usia sekolah, proporsi tingkat pendidikan penduduk, keadaan ekonomi, persentase biaya pendidikan, dan persentase penduduk menurut agama. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan Misi Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu M2 adalah mewujudkan akses yang meluas, merata, dan berkeadilan dan M3 adalah mewujudkan pembelajaran yang bermutu. Indikator pendidikan untuk misi 2 terdiri dari tiga jenis, yaitu akses merata, akses meluas, dan akses berkeadilan. Akses merata terdiri dari 6 indikator, yaitu 1) rasio siswa 1
per kelas (R-‐S/K), 2) rasio kelas per ruang kelas (R-‐K/RK), 3) persentase perpustakaan (%Perpus), 4) persentase ruang UKS (%RUKS), 5) persentase tempat olahraga (%TOR), dan 6) persentase laboratorium (%Lab). Akses meluas terdiri dari 4 indikator, yaitu 1) angka partisipasi murni (APM), 2) angka partisipasi kasar (APK), 3) tingkat pelayanan sekolah (TPS), dan 4) satuan biaya (SB). Akses berkeadilan terdiri dari 3 indikator, yaitu 1) perbedaan gender APK (PG APK), 2) indeks paritas gender APK (IPG APK), dan satuan biaya (SB). Dengan demikian, misi 2 menggunakan 13 indikator. Indikator pendidikan untuk misi 3 terdiri dari tiga jenis, yaitu mutu siswa, mutu guru, dan mutu prasarana dengan 5 indikator. Mutu siswa terdiri dari 7 indikator, yaitu 1) persentase siswa baru SD asal TK (%SB TK) (khusus SD), 2) angka masukan murni (AMM) (SD) atau angka melanjutkan (AM) (SMP dan SM), 3) angka mengulang (AU), 4) angka bertahan tingkat 5 (SD) atau angka bertahan (SMP dan SM), 5) angka lulusan (AL), 6) angka putus sekolah (APS), dan 7) rata-‐rata lama belajar (RLB). Mutu guru terdiri dari 3 indikator, yaitu (1) persentase guru layak (%GL), 2) persentase sertifikasi guru (%GS), dan 3) rasio siswa per guru (R-‐S/G). Mutu prasarana terdiri dari 5 indikator, yaitu 1) persentase akreditas A dan B (%SA-‐AB), 2) persentase ruang kelas baik (%RKb), 3) persentase perpustakaan baik (%Perpusb), 4) persentase ruang UKS baik (%RUKSb), , dan 5) persentase laboratorium baik (%Lab) (khusus SMP dan SM). Dengan demikian, misi 3 menggunakan 15 indikator. Tabel 1.1 Standar untuk Menentukan Nilai Masing-‐masing Indikator
Misi
No. Jenis Indikator 1 2 3 4 5 6
Mewujudkan Akses yang Meluas, Merata, 7 dan Berkeadilan 8 9 10 11 12 13 1 2 3
Mewujudkan Pembelajaran yang Bermutu
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Satuan
Akses yang Meluas Rasio Siswa per Kelas (R-‐S/K) Siswa Rasio Kelas per Ruang Kelas (R-‐K/RK) Kelas Persentase Perpustakaan (%Perpus) Persentase Persentase Ruang UKS (%RUKS) Persentase Persentase Tempat Olahraga (%TOR) Persentase Persentase Laboratorium (%Lab) Persentase Akses yang Merata Angka Masukan Kasar (AMK)/Angka Melanjutkan (AM) Persentase Angka Partisipasi Kasar (APK) Persentase Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) Siswa Satuan Biaya (SB) Rupiah Akses yang Berkeadilan Perbedaan Gender APK (PG APK) Persentase Indeks Paritas Gender APK (IPG APK) Indeks % Siswa Swasta (% S-‐Swt) Persentase Mutu dari segi Siswa Persentase Siswa Baru PAUD (%SB PAUD) Persentase Angka Mengulang (AU) Persentase Angka Bertahan Tk 5 (AB5 SD)/Angka Bertahan (AB Persentase SMP dan SM) Angka Lulusan (AL) Persentase Angka Putus Sekolah (APS) Persentase Rata2 Lama Belajar (RLB) Tahun Mutu dari segi Guru Persentase Guru Layak (% GL) Persentase Persentase Guru Sertifikasi (%GS) Persentase Rasio Siswa per Guru (R-‐S/G) Siswa Mutu dari segi Prasarana Persentase Sekolah Akreditasi A & B (%SA-‐AB) Persentase Persentase Ruang Kelas baik (%RKb) Persentase Persentase Perpustakaan baik (%Perpusb) Persentase Persentase Ruang UKS baik (%RUKSb) Persentase Persentase Laboratorium baik (%Labb) Persentase
SD
SMP
SM Dikdasmen Penjelasan
32 1 100 100 100 -‐
36 1 100 100 100 100
36 1 100 100 100 100
50 100 100 100 53 76 1000000 1250000
100 100 68 1500000
2
-‐ Permendikbud 23/2013, 24/2007 (SMA) & 40/2008 (SMK) 1 Ideal 100 Ideal 100 Ideal 100 Ideal 100 Ideal 100 Ideal 100 Ideal 61 Angka nasional 2015/2016 -‐ 80% dr BOS 2015
0 1 10
0 1 25
0 1 50
0 Ideal 1 Ideal -‐ Ideal
100 0
-‐ 0
-‐ 0
-‐ Ideal 0 Ideal
95
100
100
-‐ Ideal
100 0 6
100 0 3
100 0 3
100 Ideal 0 Ideal -‐ Ideal
100 100 16
100 100 15
100 100 12
100 Ideal 100 Ideal -‐ Angka nasional 2015/2016
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100
100 Ideal 100 Ideal 100 Ideal 100 Ideal 100 Ideal
Berdasarkan pada misi 2 dan misi 3 maka terdapat 27 jenis indikator pendidikan yang digunakan untuk menghasilkan kinerja dikdasmen berdasarkan komposit indikator tiap jenis dan tiap misi pendidikan. Misi 2 akses menggunakan komposit tiga jenis akses dan 13 indikator. Misi 3 mutu menggunakan komposit tiga jenis mutu dan 14 indikator, khusus SD karena adanya %SB PAUD, sedangkan SMP dan SM hanya 13 indikator. Masing-‐masing indikator misi 2 menurut jenis dan misi 3 menurut jenis memiliki nilai antara 1-‐100. Angka 1 yang terburuk dan 100 yang terbaik. Rata-‐rata dari masing-‐masing jenis dan misi merupakan nilai akses dan nilai mutu, sedangkan rata-‐rata nilai misi 2 dan 3 merupakan pencapaian kinerja pendidikan. Oleh karena indikator pendidikan berdasarkan misi 2 dan 3 memiliki satuan yang berbeda maka perlu dilakukan konversi menggunakan standar yang terdapat pada Tabel 1.1 sehingga kesemua indikator tersebut bisa disatukan. Selain itu, untuk mengetahui pencapaian kinerja dikdasmen disajikan jenis kinerja dengan mengambil kategori yang digunakan pada wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun (wajar dikdas 9 tahun), yaitu paripurna bila nilainya 95,00-‐100,00, utama bila nilainya 90,00-‐94,99, madya bila nilainya 85,00-‐89,99, pratama bila nilainya 80,00-‐84,99, dan kurang bila nilainya kurang dari 80,00. Jenis kinerja dimaksud disajikan pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Jenis Kinerja Berdasarkan Kategori Wajar Dikdas 9 Tahun
No. Jenis Kinerja 1 2 3 4 5
Paripurna Utama Madya Pratama Kurang
Nilai 95.00-‐100.00 90.00-‐94.99 85.00-‐89.99 80.00-‐84.99 kurang dari 80.00
3
BAB II KEADAAN NONPENDIDIKAN
Untuk memahami tentang keadaan nonpendidikan Kabupaten/Kota ............... maka yang pertama perlu diketahui adalah besarnya daerah. Besarnya daerah disajikan pada Peta 2.1 Kabupaten/Kota .................. Peta 2.1 Kabupaten/Kota ................
Sumber: .....................
A. Administrasi Pemerintahan dan Demografi Berdasarkan administrasi pemerintahan maka di Kabupaten/Kota ............... terdapat sejumlah .... kecamatan dan .... desa/kelurahan, dengan luas wilayah ....... km2. Penduduk usia sekolah Dikdasmen adalah usia 6 tahun sampai usia 18 tahun. Usia 6-‐7 tahun adalah usia penduduk masuk jenjang SD, usia 7-‐12 tahun adalah penduduk usia jenjang SD, usia 13-‐15 tahun adalah penduduk usia jenjang SMP, dan usia 16-‐18 tahun adalah penduduk usia jenjang SM. Berdasarkan Tabel 2.1 dan Grafik 2.1 maka jumlah penduduk Kabupaten/Kota ................. sebesar ........ orang dengan kepadatan penduduk sebesar ........orang per km2, sedangkan jumlah penduduk usia masuk SD usia 6-‐7 tahun sebesar ....... anak dengan rincian laki-‐laki sebesar ....... anak lebih besar/kecil daripada perempuan sebesar ........ anak sehingga kepadatan penduduk usia masuk SD sebesar ...... orang per km2. Jumlah penduduk usia 7-‐12 tahun sebesar ........ anak dengan rincian laki-‐ laki sebesar ....... anak lebih besar/kecil daripada perempuan sebesar ...... anak sehingga kepadatan usia 7-‐12 tahun sebesar ..... orang per km2. Jumlah penduduk usia 13-‐15 tahun sebesar ....... orang dengan rincian laki-‐laki sebesar ...... orang lebih besar/kecil daripada perempuan sebesar ..... orang, sehingga kepadatan usia 13-‐15 tahun sebesar ......orang per km2. Jumlah penduduk usia 16-‐18 tahun sebesar ...... orang dengan rincian laki-‐laki sebesar ...... orang lebih besar/kecil daripada perempuan sebesar ....... orang, sehingga kepadatan usia 16-‐18 tahun sebesar ...... orang per km2.
4
Tabel 2.1 Penduduk, Usia Sekolah, Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk dan Usia Sekolah Kabupaten/Kota ..................... Tahun 2015 No.
Variabel
1 2
Penduduk Penduduk 6-‐7 tahun a. Laki-‐laki b. Perempuan Penduduk 7-‐12 tahun a. Laki-‐laki b. Perempuan Penduduk 13-‐15 tahun a. Laki-‐laki b. Perempuan Penduduk 16-‐18 tahun a. Laki-‐laki b. Perempuan Luas Wilayah (Km2)
3
4
5
6
Jumlah 683,131 23,599 11,677 11,922 74,355 37,433 36,922 35,563 18,224 17,339 32,650 16,595 16,055 27,263
%
Kepadatan
100.00 3.45 49.48 50.52 10.88 50.34 49.66 5.21 51.24 48.76 4.78 50.83 49.17
25.06 0.87
Contoh supaya diganti
2.73
1.30
1.20
Sumber: ........................................................................
Grafik 2.1 Kepadatan Penduduk dan Penduduk Usia Sekolah Kabupaten/Kota .................... Tahun 2015 30.00 25.00
Contoh supaya diganti
25.06
20.00 15.00 10.00 5.00
2.73 0.87
1.30
1.20
Usia 1 3-‐15 tahun
Usia 1 6-‐18 tahun
-‐
Kepadatan Penduduk
Usia 6 -‐7 tahun Usia 7-‐12 tahun
Grafik 2.2 Proporsi Penduduk Usia Sekolah Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015 P6-‐7 th 3.45% P7-‐1 2 th 10.88%
Contoh supaya diganti
P13-‐1 5 th 5.21% P16-‐1 8 th 4.78%
Pusia l ainnya 75.68%
5
Berdasarkan Tabel 2.1 dan Grafik 2.2 diketahui proporsi penduduk usia sekolah terhadap penduduk usia seluruhnya Kabupaten/Kota .................. Proporsi penduduk usia masuk SD atau usia 6-‐7 tahun sebesar ......%, usia 7-‐12 tahun sebesar ......%, usia 13-‐15 tahun sebesar ......%, dan 16-‐18 tahun sebesar .......% sedangkan penduduk usia lainnya sebesar ......%. Dengan demikian, usia sekolah di dikdasmen hanya dari usia 7-‐12 tahun sampai 16-‐18 tahun sebesar ......% atau ........... orang. B. Tingkat Pendidikan Penduduk Tingkat pendidikan penduduk dirinci menjadi 9 kelompok, yaitu 1) tidak pernah sekolah, 2) tidak/belum tamat SD, 3) tamat SD, 4) tamat SMP, 5) tamat SMA, 6) tamat SMK, 7) tamat Diploma, 8) tamat Sarjana, dan 9) tidak terjawab. Berdasarkan Grafik 2.3 diketahui proporsi tingkat pendidikan penduduk Kabupaten/Kota ................... tidak pernah sekolah sebesar .... atau ....%, tidak/belum tamat SD sebesar ... atau ...%, tamat SD sebesar .... atau ...%, tamat SMP sebesar ..... atau ...%, tamat SMA sebesar ..... atau ...%, tamat SMK sebesar ..... atau ...%, tamat diploma sebesar ..... atau ...%, tamat sarjana sebesar ..... atau ...%, dan tidak terjawab sebesar ..... atau ...%. Dengan demikian, tingkat pendidikan penduduk terbesar adalah ............. dan terkecil adalah ........ Jadi, mayoritas tingkat pendidikan penduduk Kabupaten/Kota .......... adalah .......... Bila dilihat tingkat kepandaian membaca dan menulis maka penduduk yang dapat membaca dan menulis sebesar ........ orang atau .....%, sedangkan yang buta huruf sebesar ...... orang atau ....%. Grafik 2.3 Proporsi Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015 Tamat Diploma 1.71%
Tamat Sarjana 3.24%
Tamat SMK 1.59%
Tamat SMA 17.27%
Tidak Terjawab 0.00%
Contoh supaya diganti
Tidak pernah sekolah 14.39% Tidak/belum tamat SD 14.65%
Tamat SMP 18.15% Tamat SD 29.00%
Penduduk yang dapat membaca/menulis dirinci menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan pengangguran terbuka adalah mereka yang pernah maupun tidak pernah bekerja. Bukan angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lain-‐lain. Angkatan kerja dan bukan angkatan kerja Kabupaten/Kota .................. sebesar ............ orang. Angkatan kerja sebesar ........ orang atau ......% yang bekerja sebanyak ....... orang atau ........% dan pengangguran terbuka sebanyak ...... orang atau ....%. Bukan angkatan kerja sebesar ....... orang atau .....% dan terbesar adalah ............ sebesar ....... orang atau .....%
6
dan terkecil adalah ............ sebesar ...... orang atau .......%, dan ................ sebesar ....... orang atau .....%. Penduduk miskin di Kabupaten/Kota .............. sebesar .................. atau .. % dan lebih besar di ........ daripada di ................. masing-‐masing sebesar ... atau .. % dan ...... atau ..%. C. Ekonomi Ekonomi yang dimaksud dalam tulisan ini adalah 1) anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan 2) pendapatan asli daerah (PAD), sedangkan biaya langsung pendidikan berasal dari dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan mengenai program-‐program pendidikan. Grafik 2.4 menunjukkan kondisi ekonomi di Kabupaten/Kota .................. dengan APBD sebesar Rp.............................. ribu dan PAD sebesar Rp........................ribu Grafik 2.4 Keadaan Ekonomi Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015
10,000,000
Contoh supaya diganti
9,242,955
9,000,000 8,000,000
5,874,962
7,000,000 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000
2,000,000 1,000,000 0
APBD (Juta)
PAD (Juta)
Tabel 2.2 Belanja Langsung Berdasarkan DPA SKPD Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015 No. Jenjang Pendidikan
Jumlah
1 2 3 4 5 6
%
PAUD 421,658,787,845 63.51 PNF 3,092,690,300 0.47 SD 2,192,693,000 0.33 SMP 51,048,368,509 7.69 SM 107,590,749,423 16.21 Lainnya 78,293,752,504 11.79 Jumlah 663,877,041,581 100.00 Sumber: ...............................................................................
Contoh supaya diganti
Belanja langsung untuk program pendidikan yang berasal dari DPA SKPD Dinas Pendidikan terdiri dari PAUD, PNF, SD, SMP, SM, dan lainnya disajikan pada Tabel 2.2 dan Grafik 2.5. Belanja langsung untuk semua jenjang di Kabupaten/Kota .................. sebesar Rp.........................ribu. Dari anggaran tersebut, anggaran terbesar adalah pada jenjang 7
...... sebesar Rp..........................ribu atau ..........% dan terkecil adalah pada jenjang ...... sebesar Rp.................. ribu atau .....%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa untuk bidang pendidikan oleh pemerintah Kabupaten/Kota .................. prioritas diberikan pada jenjang pendidikan ... dalam rangka ............................................. sedangkan belanja lainnya sebesar Rp........................ribu atau .......% ternyata yang cukup besar/paling besar/kecil. Grafik 2.5 Biaya Pendidikan menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015 PAUD 0.73%
PNF 0.52%
Contoh supaya diganti
SD 12.11%
Lainnya 42.56% SMP 25.52%
SM 18.57%
D. Sosial Budaya dan Agama Kondisi sosial budaya dapat dilihat dari keagamaan dan kesehatan. Berdasarkan keagamaan maka terdapat enam jenis agama yang diakui, yaitu 1) Islam, 2) Protestan, 3) Katholik, 4) Hindu, 5) Budha, dan 6) Khonghucu. Grafik 2.6 menunjukkan jumlah penduduk di Kabupaten/Kota .................. yang beragama Islam sebesar ................... orang atau ......%, beragama Protestan sebesar .... orang atau ....%, beragama Katolik sebesar ......orang atau ....%, beragama Hindu, sebesar ......... orang atau ....%, beragama Budha sebesar ......... orang atau ....%, dan beragama Khonghucu sebesar ......... orang atau ....%. Dengan demikian, mayoritas penduduk beragama ..... karena yang terbesar dan agama ........ yang terkecil.
8
Grafik 2.6 Jumlah Penduduk menurut Agama Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015 2.99
0.86
0.19 0.02
50.01
45.93
Islam
Contoh supaya diganti
Protestan
Katolik
Hindu
Budha
Khonghucu
Berdasarkan kesehatan maka di Kabupaten/Kota .................. terdapat sejumlah .. rumah sakit, ... puskesmas, dan .... puskesmas pembantu. Bila ada ketentuan bahwa setiap kabupaten/kota harus memiliki rumah sakit maka rasio rumah sakit terhadap kabupaten/kota sebesar ..... , artinya kurang/sudah ideal karena ..... kurang dari 1/sudah sebesar 1 atau lebih. Selanjutnya, bila setiap kecamatan harus memiliki puskesmas maka rasio puskesmas terhadap kecamatan sebesar ....., artinya kurang/sudah ideal karena ..... kurang dari 1/sudah sebesar 1 atau lebih. Selanjutnya, bila setiap desa/kelurahan harus memiliki puskesmas pembantu maka rasio puskesmas pembantu terhadap kecamatan sebesar ....., artinya kurang/sudah ideal karena ..... kurang dari 1/sudah sebesar 1 atau lebih.
9
BAB III KEADAAN PENDIDIKAN
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahasan tentang keadaan pendidikan dirinci menjadi tiga jenis, yaitu 1) data pendidikan, 2) indikator pendidikan, dan 3) analisis indikator pendidikan. Ketiga jenis bahasan tersebut diberlakukan untuk tiga jenjang pendidikan, yaitu 1) Jenjang SD yang terdiri dari SD, Madrasah Ibtidaiyah (MI), SDLB, dan Paket A, 2) Jenjang SMP yang terdiri dari SMP, Madrasah Tsanawiyah (MTs), SMPLB, dan Paket B, dan 3) Jenjang SM yang terdiri dari Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), SMALB, dan Paket C. Kemudian ketiga jenjang tersebut dijumlahkan menjadi rangkuman dikdasmen. A. Data Pendidikan Data pendidikan yang dibahas terdiri dari tiga jenjang dan 13 satuan pendidikan, yaitu 1) SD, 2) MI, 3) SDLB, 4) Paket A, 5) SMP, 6) MTs, 7) SMPLB, 8) Paket B, 9) SMA, 10) MA, 11) SMK, 12) SMALB, dan 13) Paket C. Dalam bahasan berikutnya hanya dirinci menurut jenjang pendidikan, yaitu jenjang SD, jenjang SMP, dan jenjang SM serta rangkuman dikdasmen. Data dikdasmen yang disajikan diuraikan menjadi 13 variabel data pada tahun 2013/2014. Sebanyak 7 variabel pertama adalah prasarana yang terdiri dari sekolah, rombongan belajar (kelas), ruang kelas, perpustakaan, ruang UKS, tempat olahraga, dan laboratorium, sedangkan 6 variabel berikutnya adalah sumber daya manusia seperti siswa baru, siswa, lulusan, guru, mengulang, dan putus sekolah. Tabel 3.1 Data Prasarana Dikdasmen Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016
No. 1 2 3 4 5 6 7
Variabel
SD
SMP
SM
Dikdasmen
Sekolah 560 177 108 Rombongan Belajar 4,192 1,146 514 Ruang Kelas 3,694 1,077 430 Perpustakaan 249 102 22 Ruang UKS 219 69 11 Tempat Olahraga 58 20 8 Laboratorium 3 162 229 Sumber: .......................................................................
845 5,852 5,201 373 299 86 394
Contoh supaya diganti
Berdasarkan Tabel 3.1 di Kabupaten/Kota .................. terdapat jumlah sekolah dikdasmen sebesar .... buah dengan sekolah terbesar adalah jenjang ... sebesar .... sekolah dan terkecil adalah jenjang .... sebesar ... sekolah. Seperti satuan pendidikan di kabupaten/kota lainnya, ternyata makin tinggi jenjang pendidikan makin sedikit jumlah satuan pendidikan yang ada jika dibandingkan dengan jenjang pendidikan yang lebih rendah.
10
Grafik 3.1 Prasarana Sekolah Dikdasmen Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 Contoh supaya diganti
6,000 5,000
4,000 3,000 2,000 1,000
0 SD Sekolah Perpustakaan Laboratorium
SMP
SM
Rombongan Belajar Ruang UKS
Dikdasmen Ruang Kelas Tempat Olahraga
Tabel 3.2 Data Sumber Daya Manusia Dikdasmen Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 No. 1 2 3 4 5 6
Variabel SD SMP SM Dikdasmen Siswa Baru 17,453 12,366 7,029 36,848 Siswa 90,722 34,063 20,765 145,550 Lulusan 13,868 11,031 5,402 30,301 Guru 6,732 2,988 2,436 12,156 Mengulang 1,775 320 130 2,225 Putus Sekolah 311 270 166 747 Sumber: .............................................................................................
Contoh supaya diganti
Pada Tabel 3.1 dan 3.2 diketahui bahwa untuk menampung siswa jenjang SD sebesar ....., tersedia ..... sekolah dan ..... ruang kelas serta rombongan belajar sejumlah ...... Hal yang sama untuk menampung siswa jenjang SMP sebesar ..... orang, tersedia ... sekolah dan .... ruang kelas dengan jumlah rombongan belajar sebesar ..... Untuk menampung siswa jenjang SM sebesar ..... orang, tersedia sebesar ... sekolah dan ..... ruang kelas dengan jumlah rombongan belajar sebesar ..... Dengan demikian, untuk dikdasmen telah menampung sebanyak ..... orang di .... sekolah dan ...... ruang kelas dengan jumlah rombongan belajar sebesar ........ Dari Tabel 3.1 juga diketahui ruang kelas jenjang .. lebih kecil jika dibandingkan dengan rombongan belajar yang ada, sedangkan jenjang .. dengan kondisi sebaliknya. Bila satu rombongan belajar harus menggunakan satu ruang kelas maka masih terdapat kekurangan/kelebihan ruang kelas. Kondisi di Kabupaten/Kota .................. seperti disajikan pada Tabel 3.3, untuk jenjang SD kekurangan/kelebihan .... ruang kelas, jenjang SMP kekurangan/kelebihan .... ruang kelas, dan jenjang SM kekurangan/kelebihan .... ruang kelas, sehingga untuk dikdasmen kekurangan/kelebihan ..... ruang. Terjadinya kekurangan ruang kelas di jenjang ........ tersebut hendaknya dipenuhi dalam rangka meningkatkan akses yang merata, sehingga Misi 2 dapat tercapai sesuai dengan Rencana Strategi Kemendikbud 2019. Sebaliknya, jenjang pendidikan .... yang kelebihan ruang 11
kelas tidak dibiarkan kosong dan hendaknya dapat dimanfaatkan oleh semua anak yang belum bersekolah agar bersekolah, sehingga Misi 2 akses yang meluas dapat tercapai sesuai dengan Rencana Strategi Kemendikbud 2019. Grafik 3.2 Sumber Daya Manusia Dikdasmen Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016
160,000
Contoh supaya diganti
145,550
140,000 120,000 100,000 80,000
90,722
60,000
40,000 20,000
36,848
34,063 17,453 13,868 6,732
12,366 11,031 2,988
SD
SMP
20,765
30,301 12,156
7,029 5,402 2,436
0 Siswa Baru
SM
Siswa
Lulusan
Dikdasmen Guru
Tabel 3.3 Kekurangan dan kelebihan Prasarana Dikdasmen Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 No. 1 2 3 4 5
Variabel Ruang Kelas Perpustakaan Ruang UKS Tempat Olahraga Laboratorium
SD 498 311 341 502 557
SMP 69 75 108 157 15
SM 84 86 97 100 -‐121
Dikdasmen 651 472 546 759 451
Contoh supaya diganti
Hal yang sama untuk perpustakaan, ruang UKS, ruang komputer, tempat olahraga, dan laboratorium. Bila setiap sekolah harus memiliki perpustakaan, ruang UKS, tempat olahraga, dan laboratorium (khusus SM sebanyak 5 jenis laboratorium) maka di semua jenjang pendidikan masih terdapat kekurangan/kelebihan perpustakaan, ruang UKS, tempat olahraga, dan laboratorium. Berdasarkan pada Tabel 3.3. maka untuk jenjang SD Kabupaten/Kota .................. masih kekurangan/kelebihan ... perpustakaan, jenjang SMP kekurangan/kelebihan .. perpustakaan, dan jenjang SM kekurangan/kelebihan .. perpustakaan, sehingga dikdasmen masih kekurangan/kelebihan ... perpustakaan. Demikian juga dengan ruang UKS, jenjang SD kekurangan/kelebihan ... ruang UKS, jenjang SMP kekurangan/kelebihan ... ruang UKS, dan jenjang SM kekurangan/kelebihan ... ruang UKS, sehingga dikdasmen kekurangan/kelebihan ... ruang UKS. Hal yang sama dengan tempat olahraga, jenjang SD masih kekurangan/kelebihan ..... ruang, jenjang SMP masih kekurangan/kelebihan ... ruang, dan jenjang SM kekurangan/kelebihan .... ruang, sehingga dikdasmen kekurangan/kelebihan .... ruang. Untuk laboratorium, jenjang SD masih kekurangan/kelebihan ...... laboratorium, jenjang SMP masih kekurangan/kelebihan ... laboratorium dan jenjang SM kekurangan/kelebihan .... laboratorium sehingga dikdasmen kekurangan/kelebihan .... laboratorium. 12
Bila dibandingkan antara mengulang dan putus sekolah yang terdapat pada Tabel 3.2 dan Grafik 3.3 ternyata di Kabupaten/Kota .................. mengulang terbesar pada jenjang ... sebesar ... orang sedangkan mengulang terkecil pada jenjang ... sebesar .. orang sehingga jumlah mengulang di dikdasmen menjadi sebesar ..... orang. Putus sekolah yang terbesar terdapat pada jenjang .... sebesar ... orang sedangkan putus sekolah terkecil pada jenjang .... sebesar .. orang sehingga jumlah putus sekolah dikdasmen menjadi sebesar .... orang. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan maka mengulang yang besar pada jenjang ... harus segera ditanggulangi melalui program remedial. Hal yang sama untuk putus sekolah yang besar pada jenjang .... hendaknya ditanggulangi melalui program retrieval sehingga anak yang putus sekolah bisa kembali ke sekolah atau dapat masuk di program Paket A/B/C dalam rangka peningkatan mutu di tingkat SD/SMP/SM. Grafik 3.3 Mengulang dan Putus Sekolah Dikdasmen Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016
2,500 2,000
Contoh supaya diganti
2,225 1,775
1,500 1,000
747 311
500
320 270
130 166
0
SD
SMP
SM
Mengulang
Putus Sekolah
Dikdasmen
Kelayakan mengajar guru menggunakan Undang-‐Undang Nomor 14, Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UU 14/2005). Guru layak mengajar di tingkat SD, SMP dan SM adalah yang berijazah Sarjana atau Diploma IV dan yang lebih tinggi. Jumlah guru menurut kelayakan mengajar dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan Grafik 3.4. Jumlah guru di Kabupaten/Kota .................. layak mengajar yang terbaik terdapat di jenjang ... sebesar ...... orang, sedangkan guru layak terkecil terdapat di jenjang ... sebesar .... orang. Kecilnya guru layak di jenjang SD karena adanya peningkatan kualifikasi bahwa guru SD yang layak sebelumnya adalah mereka yang memiliki ijazah Diploma II. Sebaliknya, guru yang tidak layak mengajar terbesar di jenjang .. sebesar ..... orang dan yang terendah di jenjang ... sebesar ....... orang. Dengan demikian, untuk dikdasmen terdapat guru layak mengajar sebesar .... orang dan tidak layak sebesar ...... orang. Kondisi ini cukup memprihatinkan, untuk itu diperlukan upaya lebih lanjut dalam rangka penyetaraan guru agar sesuai dengan jenjang pendidikan yang dipersyaratkan pada UU No. 14/2005.
13
Tabel 3.4 Guru menurut Kelayakan Mengajar Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 No. Variabel 1 Layak 2 Tidak Layak Jumlah 1 % Layak 2 % Tidak Layak
SD SMP SM Dikdasmen Contoh 5,562 2,988 2,436 10,986 supaya 1,170 0 0 1,170 diganti 6,732 2,988 2,436 12,156 82.62 100.00 100.00 90.38 17.38 -‐ -‐ 9.62
Sumber: .....................................................................
Grafik 3.4 Guru menurut Kelayakan Mengajar Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 14,000
Contoh supaya diganti
12,156
12,000
10,986
10,000
8,000 6,000
6,732 5,562
4,000 2,000
2,988
2,436
2,436 1,170
0 SD
2,988
1,170
Layak
0
0
SMP
SM
Tidak L ayak
Jumlah
Dikdasmen
Tabel 3.5 Ruang Kelas menurut Kondisi Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 No. 1 2 3 4 5 1 2 3 3 5
Variabel SD SMP SM Dikdasmen Contoh Baik 2,960 849 364 4,173 supaya Rusak Ringan 410 150 40 600 diganti Rusak Sedang 302 75 16 393 Rusak Berat 21 2 9 32 Rusak Total 1 1 1 3 Jumlah 3,694 1,077 430 5,201 % Baik 80.13 78.83 84.65 80.23 % Rusak Ringan 11.10 13.93 9.30 11.54 % Rusak Sedang 8.18 6.96 3.72 7.56 % Rusak Berat 0.03 0.09 0.23 0.06 % Rusak Total 0.03 0.09 0.23 0.06 Sumber: ................................................................................
Ruang kelas sebagai prasarana penting sekolah terbagi dalam lima kondisi, yaitu baik, rusak ringan, rusak sedang, rusak berat, dan rusak total. Jumlah ruang kelas menurut kondisi terdapat pada Tabel 3.5 dan Grafik 3.5. Berdasarkan ruang kelas di Kabupaten/Kota .................., ternyata sebagian/semua jenjang pendidikan memiliki ruang kelas yang rusak berat. Jumlah ruang kelas baik terbesar di jenjang .. …… ruang, 14
sedangkan ruang kelas yang baik terkecil di jenjang .. sebesar …. ….. ruang. Untuk jumlah ruang kelas rusak ringan yang terbesar di jenjang .. sebesar …. ruang, sedangkan ruang kelas rusak ringan yang terkecildi jenjang .. sebesar ..… ruang. Jumlah ruang kelas rusak sedang yang terbesar di jenjang .. sebesar …. ruang, sedangkan ruang kelas rusak sedang yang terkecil di jenjang .. sebesar ..… ruang. Jumlah ruang kelas rusak berat yang terbesar di jenjang .. sebesar …. ruang, sedangkan ruang kelas rusak berat yang terkecil di jenjang .. sebesar ..… ruang. Sebaliknya, ruang kelas rusak total terbesar terdapat di jenjang ... sebesar ..... ruang dan terkecil terdapat di jenjang ..... sebesar ..... ruang. Jadi, untuk dikdasmen terdapat ruang kelas seluruhnya sebesar .... ruang dengan rincian ruang kelas baik sebesar ......... ruang, rusak ringan sebesar .... ruang, rusak sedang sebesar..... ruang, rusak berat sebesar ......... ruang, dan rusak total sebesar ...... ruang. Dengan kondisi seperti ini berarti, sebagian/semua sekolah masih membutuhkan rehabilitasi atau revitalisasi ruang kelas dengan jumlah yang bervariasi. Dengan demikian, dapat dikatakan makin tinggi jenjang pendidikan ternyata makin baik/buruk prasarana yang dimiliki. Hal ini dapat dimaklumi karena letak sekolah jenjang .. banyak yang berada di daerah kota/pinggiran dan yang mudah/sulit dijangkau.
Grafik 3.5 Ruang Kelas Menurut Kondisi Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 4,173
Dikdasmen
SMP
SD 0%
20% Rusak Ringan
39332 3
40 1691
364
SM
Baik
600
849
150
75 21
2,960
410
30221 1
40%
60%
Rusak Sedang
Contoh supaya diganti
80%
Rusak Berat
100% Rusak Total
Tabel 3.6 Perpustakaan menurut Kondisi Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 No. Variabel 1 Baik 2 Rusak Jumlah 1 % Baik 2 % Rusak
SD SMP SM Dikdasmen Contoh 248 97 22 367 supaya 1 5 0 6 diganti 249 102 22 373 99.60 95.10 100.00 98.39 0.40 4.90 -‐ 1.61
Prasarana sekolah yang juga penting adalah perpustakaan terbagi dalam kondisi baik dan rusak terdapat pada Tabel 3.6 dan Grafik 3.6. Berdasarkan perpustakaan di Kabupaten/Kota .................., ternyata sebaigan/semua jenjang pendidikan memiliki perpustakaan yang rusak. Jumlah perpustakaan yang baik terkecil di jenjang .. sebesar 15
…… % atau …… perpustakaan, sedangkan perpustakaan yang baik terbesar di jenjang … besar …. % atau ….. perpustakaan. Hal yang sama untuk jumlah perpustakaan yang rusak terbesar di jenjang .. sebesar …. % atau …. Perpustakaan, sedangkan perpustakaan yang rusak terkecil di jenjang .. sebesar .. % atau … perpustakaan. Grafik 3.6 Perpustakaan Menurut Kondisi Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016
400
Contoh supaya diganti
373
367
350 300
249
248
250 200 150
102
97
100 50
1
22
5
0
22
6
0 SD
SMP Baik
Rusak
Dikdasmen
Jumlah
Tabel 3.7 Ruang Usaha Kesehatan Sekolah menurut Kondisi Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 No. Variabel 1 Baik 2 Rusak Jumlah 1 % Baik 2 % Rusak
SM
SD SMP SM Dikdasmen Contoh 218 69 11 298 supaya 1 0 0 1 diganti 219 69 11 299 99.54 100.00 100.00 99.67 0.46 -‐ -‐ 0.33
Prasarana sekolah yang juga diperlukan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23, Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal (Permendikbud 23/2013) adalah ruang UKS juga terbagi dalam kondisi baik dan rusak yang terdapat pada Tabel 3.7 dan Grafik 3.7. Berdasarkan ruang UKS di Kabupaten/Kota .................., ternyata sebagian/semua jenjang pendidikan memiliki ruang UKS yang rusak. Jumlah ruang UKS baik terbesar di jenjang … sebesar …… …… ruang, sedangkan ruang UKS baik terkecil di jenjang .. sebesar …. ….. ruang. Hal yang sama untuk jumlah ruang UKS rusak terbesar di jenjang SD sebesar …. ….. ruang, sedangkan ruang UKS rusak terkecil di jenjang SM sebesar … … ruang.
16
Grafik 3.7 Ruang UKS Menurut Kondisi Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 Contoh supaya diganti
299
298
300 250
219
218
200 150
100
69
50
69
1
0
SD
SMP
11
0
11
1
0 SM
Baik
Rusak
Dikdasmen
Jumlah
Tabel 3.8 Tempat Olahraga Menurut Kepemilikan Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 No. Variabel 1 Milik 2 Bukan Milik Jumlah 1 % Baik 2 % Rusak
SD
SMP SM Dikdasmen 55 19 7 81 3 1 1 5 58 20 8 86 94.83 95.00 87.50 94.19 5.17 5.00 12.50 5.81
Contoh supaya diganti
Grafik 3.8 Tempat Olahraga Menurut Kepemilikan Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 Contoh supaya diganti
81
90 80 70
60
55
50 40 30
19
20
3
10
7
1
1
5
0 SD
SMP Milik
SM Bukan Milik
Dikdasmen
Prasarana sekolah yang juga diperlukan sesuai dengan Permendikbud 23/2013 adalah tempat olahraga menurut kepemilikan terbagi dalam milik dan bukan milik yang terdapat pada Tabel 3.8 dan Grafik 3.8. Berdasarkan tempat olahraga di Kabupaten/Kota .................., ternyata sebagian/semua jenjang pendidikan memiliki tempat olahraga yang bukan milik. Jumlah tempat olahraga milik terbesar di jenjang .. sebesar …………tempat, sedangkan tempat olahraga milik terkecil di jenjang .. sebesar …... tempat. Hal yang sama untuk jumlah tempat olahraga bukan milik terbesar di jenjang .. sebesar ….…. tempat, 17
sedangkan tempat olahraga bukan milik terkecil di jenjang .. yang rusak sebesar …… tempat. Tabel 3.9 Laboratorium Menurut Kondisi Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 No. Variabel SD SMP SM Dikdasmen Contoh 1 Baik 2 159 177 336 supaya 2 Rusak 1 3 52 55 diganti Jumlah 3 162 229 391 1 % Baik 66.67 98.15 77.29 85.93 2 % Rusak 33.33 1.85 22.71 14.07 Grafik 3.9 Laboratorium Menurut Kondisi Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 Contoh supaya diganti
394
400
338
350 300
229
250 200
162
159
177
150 100 50
52
2
1
3
56
3
0 SD
SMP
Baik
SM
Rusak
Jumlah
Dikdasmen
Prasarana sekolah yang juga diperlukan sesuai dengan Permendikbud 23/2013 adalah laboratorium juga terbagi dalam kondisi baik dan rusak terdapat pada Tabel 3.9 dan Grafik 3.9. Berdasarkan laboratorium di Kabupaten/Kota .................., ternyata sebagian/ semua jenjang pendidikan memiliki laboratorium yang rusak. Jumlah laboratorium baik terkecil di jenjang … sebesar ……… laboratorium, sedangkan laboratorium baik terbesar di jenjang …. sebesar …. ….. laboratorium. Hal yang sama untuk jumlah laboratorium rusak terbesar di jenjang … sebesar …. …. laboratorium, sedangkan laboratorium rusak terkecil di jenjang …. sebesar ..… laboratorium. B. Indikator Pendidikan Seperti yang dijelaskan sebelumnya maka indikator pendidikan yang digunakan disesuaikan dengan misi pendidikan 5K. 1. Mewujudlan Akses yang Meluas, Merata, dan Berkeadilan: Misi 2 Untuk mengetahui akses menjadi tiga jenis, yaitu meluas, merata, dan berkeadilan. Akses merata terdiri dari 6 indikator, yaitu rasio siswa per kelas (R-‐S/K), rasio kelas per 18
ruang kelas (R-‐K/RK), persentase perpustakaan (%perpus), persentase ruang UKS (%RUKS), persentase tempat olahraga (%TOR), dan persentase laboratorium(%Lab). Tabel 3.10 Indikator Akses yang Meluas, Merata, dan Berkeadilan Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Jenis Indikator
Satuan
Akses yang Meluas Rasio Siswa per Kelas (R-‐S/K) Rasio Kelas per Ruang Kelas (R-‐K/RK) % Perpustakaan % Ruang UKS % Tempat Olahraga % Laboratorium Akses yang Merata Angka Masukan Kasar (AMK)/Angka Melanjutkan (AM) Angka Partisipasi Kasar (APK) Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) Satuan Biaya (SB) Akses yang Berkeadilan Perbedaan Gender APK (PG APK) Indeks Paritas Gender APK (IPG APK) % Siswa Swasta (% S-‐Swt)
SD
SMP
SM
Dikdasmen
siswa kelas persentase persentase persentase persentase
22 1,13 44,46 39,11 10,36 0,54
30 1,06 57,63 38,98 11,30 91,53
40 1,21 20,37 10,19 7,41 42,41
25 1,13 44,14 35,38 10,18 30,85
persentase persentase siswa rupiah
47,27 122,01 34 594.055
89,17 95,57 73 4.002.483
63,61 63,78 128 4.336.883
-‐ 102,08 50 1.228.981
persentase indeks persentase
1,64 0,99 7,70
-‐2,64 1,03 22,92
3,29 0,95 36,20
0,71 0,99 15,34
Contoh supaya diganti
Grafik 3.10 Indikator Akses yang Meluas (Rasio Pendidikan) Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 Contoh supaya diganti
42.19
45
40 31.08
35 30 25
25.45 21.91
20 15 10 1.13
5
1.15
1.06
1.12
0 SD
SMP
SM
Rasio S/K
Rasio K/RK
Dikdasmen
Berdasarkan Permendiknas 23/2013, R-‐S/K jenjang SD sebesar 32, sedangkan jenjang SMP dan jenjang SM sebesar 36. Pada kenyataannya, R-‐S/K di Kabupaten/Kota .................. untuk jenjang SD sebesar ..., untuk jenjang SMP sebesar ..., dan untuk jenjang SM sebesar ... sehingga rata-‐rata dikdasmen sebesar .... siswa. Jenjang SD menggunakan sistem kelas sehingga terlihat perbedaannya dengan jenjang SMP maupun jenjang SM. Dengan demikian, efisiensi penggunaan kelas di jenjang SD sebesar .....% atau belum/sudah maksimal, penggunaan kelas untuk jenjang SMP sebesar ....% atau belum/sudah maksimal, sedangkan jenjang SM sebesar ...% atau belum/sudah maksimal. Hal ini menunjukkan makin tinggi jenjang sekolah makin kurang/lebih efisien dan kurang/lebih padat atau belum/sudah mencapai standar R-‐S/K. R-‐K/RK idealnya adalah 1. Pada kenyataannya R-‐K/RK di Kabupaten/Kota .................. bervariasi dari terkecil adalah jenjang ..... sebesar .... sampai yang terbesar adalah jenjang ..... sebesar .... Untuk jenjang SD terdapat .....% ruang kelas yang belum 19
digunakan untuk kegiatan belajar mengajar/digunakan lebih dari sekali untuk kegiatan belajar mengajar, jenjang SMP terdapat .....% ruang kelas yang belum digunakan untuk kegiatan belajar mengajar/digunakan lebih dari sekali untuk kegiatan belajar mengajar, dan jenjang SM sebesar ......% belum digunakan untuk kegiatan belajar mengajar/digunakan lebih dari sekali untuk kegiatan belajar mengajar. Khusus jenjang .., adanya ruang kelas yang belum digunakan untuk proses belajar mengajar dapat digunakan untuk menampung siswa agar partisipasi siswa bertambah, sehingga APK jenjang .... akan meningkat. Untuk R-‐K/RK dikdasmen sebesar ……. ternyata masih terdapat ……% ruang kelas yang belum digunakan untuk kegiatan belajar mengajar/digunakan lebih dari sekali untuk kegiatan belajar-‐mengajar. Grafik 3.11 Indikator Akses yang Meluas (Persentase Prasarana) Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
Contoh supaya diganti
91.53
57.63 44.46 39.11
42.41
38.98
46.63
44.14 35.38
20.37 11.30
10.36
10.19 7.41
0.54
SD % Perpustakaan
SMP % Ruang UKS
SM % Tempat Olahraga
10.18
Dikdasmen % L aboratorium
%Perpus idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, %Perpus di Kabupaten/Kota .................. bervariasi dari terkecil di jenjang .... sebesar ... % sampai yang terbesar di jenjang ..... sebesar ....%. Untuk jenjang SD terdapat .......% sekolah belum memiliki perpustakaan, jenjang SMP terdapat ..... % sekolah belum memiliki perpustakaan, dan jenjang SM terdapat .....% sekolah belum memiliki perpustakaan, sehingga dikdasmen yang belum mempunyai perpustakaan sebesar ... %. %RUKS idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, %RUKS di Kabupaten/Kota .................. bervariasi dari terkecil di jenjang .... sebesar ... % sampai yang terbesar di jenjang ..... sebesar ....%. Untuk jenjang SD terdapat .....% sekolah belum memiliki ruang UKS, jenjang SMP terdapat ..... % sekolah belum memiliki ruang UKS, dan jenjang SM terdapat .....% sekolah belum memiliki ruang UKS, sehingga dikdasmen yang belum mempunyai ruang UKS sebesar ... %. %TOR idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, %TOR di Kabupaten/Kota .................. bervariasi dari terkecil di jenjang .... sebesar ... % sampai yang terbesar di jenjang ..... sebesar .....%. Untuk jenjang SD terdapat .......% sekolah belum memiliki tempat olahraga, jenjang SMP terdapat ..... % sekolah belum memiliki tempat olahraga, dan jenjang SM terdapat .....% sekolah belum memiliki tempat olahraga, sehingga dikdasmen yang belum mempunyai tempat olahraga sebesar ... %. %Lab idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, %Lab di Kabupaten/Kota .................. bervariasi dari terkecil di jenjang .. sebesar .....% sampai yang terbesar di jenjang .. sebesar ......%. Untuk jenjang SD terdapat ....% sekolah belum memiliki laboratorium, 20
jenjang SMP terdapat ...% sekolah belum memiliki laboratorium, dan jenjang SM terdapat ....% sekolah belum memiliki laboratorium, sehingga dikdasmen masih kekurangan laboratorium sebesar ... %. Akses merata terdiri dari 4 indikator, yaitu angka masukan kasar (AMK)/angka melanjutkan (AM), angka partisipasi kasar (APK), tingkat pelayanan sekolah (TPS), dan satuan biaya (SB). Berdasarkan Tabel 3.10 dan Grafik 3.12 digunakan AMK, idealnya adalah 50% berarti mereka yang sekolah sesuai dengan usia masuk sekolah jenjang SD usia 6 dan 7 tahun. AMK jenjang SD belum diketahui idealnya. Besarnya AMK ini menunjukkan banyaknya orang tua yang telah memprioritaskan anaknya untuk bersekolah di jenjang SD dalam usia yang sesuai. Pada kenyataannya, AMK jenjang SD sebesar …..% cukup besar karena mencapai lebih besar dari 80%/sangat kecil karena tidak ada separuh. Lulusan jenjang SD dan SMP yang melanjutkan ke jenjang SMP dan SM idealnya adalah 100%. Lulusan jenjang SD yang melanjutkan ke jenjang SMP sebesar …..% kurang baik/sangat baik karena belum/telah mencapai 100% dan bahkan lebih. Lulusan jenjang SMP yang melanjutkan ke jenjang SM sebesar .....% sangat rendah/tinggi jika dibandingkan dengan yang melanjutkan ke jenjang SMP. Besarnya AM jenjang SMP dan SM juga akibat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi masa depan anaknya walaupun jumlah sekolah di jenjang SMP dan SM yang ada belum cukup memadai seperti halnya dengan jenjang SD. Namun, kondisi di Kabupaten/Kota .................. agak berbeda karena AM ke ...... lebih besar dari 100% karena adanya siswa dari daerah lain yang bersekolah di Kabupaten/Kota .................. atau sekolah terletak di daerah perbatasan. Selain itu, dapat dikatakan bahwa jenjang ..... di Kabupaten/Kota .................. termasuk sekolah favorit dengan melihat banyaknya siswa yang melanjutkan ke jenjang ..... di Kabupaten/Kota ....... Idealnya APK mendekati 100% bila anak usia sekolah bersekolah sesuai dengan usia resmi masuk jenjang SD dan tidak mengulang dan putus sekolah. Namun, pada kenyataannya masih banyak siswa yang mengulang dan putus sekolah sehingga APK menjadi lebih besar dari 100% terutama pada jenjang SD. Berdasarkan perhitungan APK, ternyata APK tertinggi terdapat pada jenjang …. sebesar …..% sedangkan yang terendah pada jenjang … sebesar …..%, sehingga dikdasmen sebesar …..% telah/belum mendekati 100%. Lebih rendahnya APK di jenjang ...... menunjukkan partisipasi yang rendah jika dibandingkan dengan jenjang lainnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jenjang ... mempunyai kondisi yang lebih baik jika dibandingkan dengan jenjang .. dan jenjang .. karena anak yang bersekolah di jenjang .. paling banyak jika dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya yang lebih tinggi. Akses yang merata dihitung dari TPS pada Kabupaten/Kota .................. terbesar adalah jenjang .... sebesar .... yang berarti pelayanan sekolah yang terburuk, sedangkan TPS terkecil adalah jenjang .... sebesar .... yang berarti pelayanan sekolah yang terbaik karena memberi kesempatan yang lebih besar kepada siswa untuk bersekolah. Akses yang meluas dapat dilihat dari SB terbesar adalah jenjang .... sebesar Rp............. dan terkecil pada jenjang ... sebesar Rp...................... Dengan demikian, akses yang merata Dikdasmen dilihat dari biaya sebesar Rp................... menunjukkan besarnya partisipasi pemerintah daerah dalam membiayai pendidikan. 21
Grafik 3.12 Indikator Akses yang Meluas (APK dan AMK/AM) Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 140,00
Contoh supaya diganti
122,01
120,00
102,08
95,57 89,17
100,00 80,00
63,78 63,61
60,00
47,27
40,00 20,00 0,00
0,00 SD
SMP
SM
APK
Dikdasmen AMK/AM
Akses berkeadilan terdiri dari 3 indikator, yaitu perbedaan gender APK (PG APK), indeks paritas gender APK (IPG APK), dan persentase siswa swasta (%S-‐Swt). Berdasarkan Tabel 3.10 dan Grafik 3.13, PG APK idealnya adalah 0, artinya tidak ada perbedaan antara laki-‐laki dan perempuan dan IPG APK idealnya 1, artinya sudah setara antara laki-‐laki dan perempuan. Pada kenyataannya, PG APK yang terbaik adalah pada jenjang .... sebesar ......% yang berarti laki-‐laki lebih baik/buruk daripada perempuan dan PG APK terburuk adalah pada jenjang .... sebesar ......% karena makin jauh dari angka 0 dan perempuan lebih baik/buruk daripada laki-‐laki. Dengan demikian, PG APK dikdasmen sebesar .....% dan perempuan lebih baik/buruk dari laki-‐laki. Grafik 3.13 Indikator Akses yang Berkeadilan (PG dan IPG APK) Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 4.00
Contoh supaya diganti
3.24
3.00 2.00
1.64 1.03
0.99
0.95
1.00
0.77
0.99
0.00 -‐1.00
SD
SMP
SM
Dikdasmen
-‐2.00 -‐3.00
-‐2 .39
PG A PK
IPG A PK
Sesuai dengan PG maka IPG APK yang terbaik juga pada jenjang ....... sebesar ....... yang berarti belum setara sedangkan jenjang ..... makin jauh dari setara sebesar ...... yang berarti laki/perempuan lebih diuntungkan. Dengan demikian, IPG APK dikdasmen mencapai ...... yang berarti belum setara dan laki-‐laki/perempuan lebih diuntungkan. Kesetaraan juga dilihat dari sekolah swasta dan negeri, makin besar nilainya berarti makin besar partisipasi masyarakat dalam membangun sekolah swasta dan disesuaikan dengan standar. Kesetaraan untuk memperoleh siswa terbesar pada jenjang ..... sebesar 22
......%, sedangkan terkecil pada jenjang ..... sebesar .....%. Dengan demikian, %S-‐Swt dikdasmen sebesar ....%, menunjukkan besarnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. 2. Mewujudkan Indikator Pembelajaran yang Bermutu: Misi 3 Untuk dapat melihat mutu pembelajaran maka dirinci menjadi tiga jenis, yaitu mutu siswa, mutu guru, dan mutu prasarana. Mutu siswa terdiri dari enam indikator, yaitu persentase siswa baru asal TK (%SB TK) (SD), angka mengulang (AU), angka bertahan tingkat 5 (AB5) SD atau angka bertahan (AB) SMP dan SM, angka lulusan (AL), angka putus sekolah (APS), dan rata-‐rata lama belajar (RLB). Berdasarkan Tabel 3.11 dan Grafik 3.14, %SB PAUD idealnya adalah 100%. Pada Contoh kenyataannya, %SB PAUD sebesar .....% cukup besar karena mencapai lebih besar dari supaya diganti 80%/sangat kecil karena tidak ada separuh. Tabel 3.11 Indikator Pembelajaran yang Bermutu: Misi 3 Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jenis Indikator Mutu dari segi Siswa % Siswa Baru TK (%SB TK) Angka Masukan Murni (AMM)/ Angka Melanjutkan (AM) Angka Mengulang (AU) Angka Bertahan tk 5 (AB5)/ Angka Bertahan (AB) Angka Lulusan (AL) Angka Putus Sekolah (APS) Rata2 Lama Belajar (RLB) Mutu dari segi Guru % Guru Layak (%GL) % Guru sertifikasi (%GS) Rasio Siswa per Guru (R-‐S/G) Mutu dari segi Prasarana % Sekolah Akreditasi A dan B (%SA-‐AB) % Ruang Kelas baik (%RKb) % Perpustakaan baik (%Perpusb) % Ruang UKS baik (%RUKSb) % Laboratorium baik (%Labb)
Satuan
SD
SMP
SM
Dikdasmen
persentase persentase persentase persentase persentase persentase tahun
69.12 43.89 1.97 99.20 99.06 0.35 6.12
-‐ 89.17 0.88 99.30 97.62 0.75 3.03
-‐ 63.72 0.65 99.23 94.77 0.83 3.02
-‐ -‐ 1.52 -‐ 97.75 0.51 -‐
persentase persentase siswa
82.62 15.30 13
85.27 16.73 11
86.78 17.86 9
84.11 16.16 12
persentase persentase persentase persentase persentase
65.71 80.13 99.60 99.54 0.36
44.63 78.83 95.10 100.00 98.15
41.67 84.65 100.00 100.00 77.29
58.22 80.23 98.39 99.67 85.79
AU idealnya adalah 0%. Pada kenyataannya, AU di jenjang ... yang terbaik dengan nilai terkecil sebesar ......% dan yang terburuk dengan nilai terbesar di jenjang .... sebesar ......%. Dengan demikian, AU dikdasmen sebesar ....%. AB5 jenjang SD idealnya adalah 95%, sedangkan AB jenjang SMP dan SM idealnya adalah 100% artinya tidak ada yang mengulang dan putus sekolah. Pada kenyataannya, AB5 jenjang SD sebesar ..... % belum/sudah/mendekati ideal, sedangkan AB jenjang SMP dan SM masing-‐masing sebesar ...% dan ...% belum/sudah/mendekati ideal. AL idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, AL di Kabupaten/Kota .................. yang terbesar terjadi di jenjang .... sebesar ......% dan terkecil pada jenjang ..... sebesar .......% sedangkan jenjang ...... sebesar ......%. Kecilnya AL di jenjang ... perlu menjadi perhatian pihak pemerintah karena biasanya lebih banyak yang lulus jika dibandingkan dengan jenjang lainnya. Dengan demikian, AL dikdasmen sebesar .....%.
23
Seperti halnya AU, APS idealnya adalah 0%. Pada kenyataanya, APS jenjang ..... yang terbaik dengan nilai terkecil sebesar .....% sedangkan jenjang ... yang terburuk dengan nilai terbesar sebesar ......%. Dengan demikian, APS Dikdasmen sebesar ......%. RLB SD idealnya adalah 6 tahun, RLB SMP dan SM idealnya adalah 3 tahun. Pada kenyataannya, RLB jenjang SD sebesar ... tahun belum/sudah ideal karena belum/sudah sesuai standar akibat siswa lulus tidak tepat waktu, adanya siswa mengulang, sehingga terdapat beberapa siswa lulus dalam waktu 6 tahun, 7 tahun, atau 8 tahun. Jenjang SMP dan jenjang SM masing-‐masing sebesar .... dan ........ tahun belum/sudah ideal karena belum/sudah sesuai standar akibat siswa lulus tidak tepat waktu, adanya siswa yang mengulang, sehingga terdapat beberapa siswa yang lulus dalam waktu 3 tahun, 4 tahun, atau 5 tahun. Grafik 3.14 Indikator Pembelajaran Bermutu dari Segi Siswa Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
99,30 99,20 99,23
97,80 99,06 95,47
Contoh supaya diganti
69,12
0,75 0,35 0,83
1,97 0,88 0,65 %SB PAUD
AU
AB5/AB
SD
SMP
AL
SM
APS
6,12 3,03 3,02 RLB
Mutu guru terdiri dari 3 indikator, yaitu persentase guru layak (%GL), persentase guru sertifikasi (%GS), dan rasio siswa per guru (R-‐S/G). Berdasarkan Tabel 3.12 dan Grafik 3.14, %GL idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, %GL tertinggi terdapat di jenjang .... sebesar ......% dan yang terkecil pada jenjang ... sebesar .......%. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan maka guru SD yang belum layak mengajar harus disetarakan dan merupakan kebijakan yang diprioritaskan oleh pemerintah Kabupaten/Kota ................... Namun, peningkatan kualitas guru lainnya juga harus dilaksanakan karena %GL tertinggi di jenjang ... sebesar .....% juga belum mencapai ideal atau kurang dari 100%. Oleh karena itu, perlu diprioritaskan agar guru dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga kelayakan mengajar guru akan meningkat. %GL dikdasmen hanya tercapai .......% belum/cukup tinggi karena belum mencapai 100% dari guru yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan penyetaraan sebesar ........% guru dikdasmen. Seperti halnya %GL, %GS idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, %GS tertinggi terdapat di jenjang .... sebesar ...% dan terkecil terdapat pada jenjang .... sebesar ...%. Oleh karena itu, untuk SD terdapat ....% guru yang perlu disertifikasi, untuk SMP terdapat ...% guru yang perlu sertifikasi, dan SM sebesar ...% guru yang perlu sertifikasi. %GS dikdasmen hanya tercapai ....% belum/cukup tinggi karena belum mencapai 100% dari guru yang ada. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan maka guru semua jenjang
24
yang belum sertifikasi harus diupayakan memperoleh sertifikasi dan merupakan kebijakan yang diprioritaskan oleh pemerintah Kabupaten/Kota ................... R-‐S/G belum ada idealnya, namun guru di jenjang SM harusnya lebih banyak daripada guru SMP karena bidang studi di SM lebih banyak daripada jenjang SMP, sedangkan guru jenjang SD adalah guru kelas sehingga seharusnya paling kecil. Pada kenyataannya, R-‐S/G di Kabupaten/Kota .......... bervariasi dari terkecil di jenjang ... sebesar ... sampai terbesar di jenjang ..... sebesar ..., dan rata-‐rata dikdasmen sebesar .... Bila digunakan standar SD sebesar 16, SMP sebesar 15, dan SM sebesar 12 maka untuk jenjang SD sebesar ... atau ..... % belum/sudah mencapai standar atau kekurangan/kelebihan guru, jenjang SMP sebesar .. atau .....% belum/sudah mencapai standar atau kekurangan/kelebihan guru, dan jenjang SM sebesar ... atau ...... % belum/sudah mencapai standar atau kekurangan/kelebihan guru. Grafik 3.15 Indikator Pembelajaran Bermutu dari Segi Guru Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 90.00
82.62
84.23
86.78
85.27 76.00
80.00
84.11 71.04
70.00
Contoh supaya diganti
60.00 50.00 40.00 30.00 20.00
15.30
17.86
16.73
16.16
10.00 0.00 SD
SMP
%GL
SM
%GS
R-‐S/G
Dikdasmen
Mutu prasarana terdiri dari 5 indikator, yaitu persentase sekolah dengan akreditasi A dan B (%SA-‐AB), persentase ruang kelas baik (%RKb), persentase perpustakaan baik (%Perpusb), persentase ruang UKS baik (%RUKSb), dan persentase laboratorium baik (%Labb). Dalam rangka meningkatkan kualitas prasarana pendidikan yang terdapat pada Tabel 3.11 dan Grafik 3.16 maka %SA-‐AB, %RKb, %Perpusb, %RUKSb, dan %Labb idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, %SA-‐AB bervariasi dari terkecil di jenjang ..... sebesar ...% sampai terbesar di jenjang ..... sebesar ...%, dengan demikian dikdasmen sebesar ....%. Oleh karena itu, untuk SD perlu akreditasi sebesar ...% sekolah, untuk SMP perlu akreditasi sebesar ....% sekolah dan untuk SM perlu akreditasi sebesar ....%, sehingga dikdasmen perlu akreditasi sebesar .....%. %RKb bervariasi dari terkecil di jenjang .... sebesar ......% sampai terbesar di jenjang ... sebesar ......%. Untuk itu, prioritas rehabilitasi hendaknya dilakukan pada jenjang ... yang terkecil, kemudian jenjang .... , sedangkan jenjang ... cukup baik karena mencapai lebih dari 75%. %Rkb dikdasmen mencapai .....% masih jauh dari 100% sehingga masih diperlukan rehabilitasi SD sebesar ......%, rehabilitasi SMP sebesar ....%, dan SM sebesar ...%. Oleh karena itu, diperlukan kepedulian pemerintah untuk melakukan rehabilitasi terhadap ruang kelas dikdasmen yang rusak berat sebesar ...%.
25
Seperti halnya ruang kelas, prasarana lainnya adalah perpustakaan, ruang UKS, dan laboratorium idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, %Perpusb terbaik pada jenjang ... sebesar .....% dan terburuk pada jenjang .... sebesar .....%, sehingga dikdasmen sebesar ...%, berarti masih diperlukan rehabilitasi SD sebesar ....%, SMP sebesar ....%, dan SM sebesar ...% dari sekolah yang ada. Bila mutu semua jenjang harus sama maka maka perlu kebijakan khusus dengan memberi prioritas rehabilitasi perpustakaan yang memiliki kerusakan paling besar. %RUKSb terbaik pada jenjang ... sebesar .....% dan terburuk pada jenjang .... sebesar .....%, sehingga dikdasmen sebesar ...%, berarti masih diperlukan rehabilitasi SD sebesar ....%, SMP sebesar ...%, dan SM sebesar ....% dari sekolah yang ada. Sebaliknya, %Labb terbaik pada jenjang ... sebesar ......% dan terkecil pada jenjang ... sebesar ...%, berarti masih diperlukan rehabilitasi dikdasmen sebesar ...% dari sekolah yang ada. Oleh karena itu, diperlukan kepedulian pemerintah khususnya Kabupaten/Kota .................. terhadap prasarana sekolah seperti perpustakaan, ruang UKS, dan laboratorium untuk melakukan rehabilitasi prasarana tersebut. Hal ini berarti peningkatan mutu prasarana di semua jenjang pendidikan masih perlu diupayakan. Grafik 3.16 Indikator Pembelajaran Bermutu dari Segi Prasarana Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
100.00 95.10 98.15
99.60 99.54 80.13
100.00 100.00 84.65
78.83
Contoh supaya diganti
99.67 98.39 80.23
77.29
85.79
65.71 58.22 44.63
41.67
0.36
SD
SMP %SA-‐AB
%RKb
SM %Perpusb
%RUKSb
Dikdasmen %Labb
C. Analisis Indikator Indikator misi 2 dan misi 3 digunakan untuk menilai kinerja program pembangunan pendidikan. Indikator misi 2 digunakan untuk menilai akses yang merata, meluas, dan berkeadilan yang dapat dicapai sedangkan indikator misi 3 digunakan untuk menilai pembelajaran yang bermutu yang dapat dicapai. Gabungan dari kedua misi dengan 28 indikator tersebut untuk menilai kinerja program pembangunan pendidikan dasar dan menengah. Indikator yang dapat dilakukan analisis untuk dikdasmen adalah yang dimiliki oleh ketiga jenjang tersebut. Indikator tersebut disajikan pada Tabel 3.12. Untuk indikator misi 2 dan misi 3 maka indikator yang tidak digunakan dalam analisis adalah APM (Misi 2 akses meluas) karena APM mengukur yang sama dengan APK, sehingga tidak terjadi duplikasi perhitungan.
26
Tabel 3.12 Indikator Pendidikan Berdasarkan Misi Pendidikan Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 Misi
INDIKATOR AKSES YANG MELUAS, MERATA, DAN BERKEADILAN MISI 2
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6
INDIKATOR PEMBELAJARA N YANG 7 BERMUTU: MISI 8 3 9 10 11 12 13 14
Jenis Indikator
SD
SMP
SM
Dikdasmen
Akses yang Meluas Rasio Siswa per Kelas (R-‐S/K) 22 30 40 15 Rasio Kelas per Ruang Kelas (R-‐K/RK) 1,13 1,06 1,21 1,13 Persentase Perpustakaan (%Perpus) 44,46 57,63 20,37 44,14 Persentase Ruang UKS (%RUKS) 39,11 38,98 10,19 35,38 Persentase Tempat Olahraga (%TOR) 10,36 11,30 7,41 10,18 Persentase Laboratorium (%Lab) 0,54 91,53 42,41 30,85 Akses yang Merata Angka Masukan Kasar (AMK)/Angka Melanjutkan (AM) 47,27 89,17 63,61 -‐ Angka Partisipasi Kasar (APK) 122,01 95,57 63,78 102,08 Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) 34 73 128 50 Satuan Biaya (SB) 594.055 4.002.483 4.336.883 1.228.981 Akses yang Berkeadilan Perbedaan Gender APK (PG APK) 1,64 -‐2,64 3,29 0,71 Indeks Paritas Gender APK (IPG APK) 0,99 1,03 0,95 0,99 % Siswa Swasta (% S-‐Swt) 7,70 22,92 36,20 15,34 Mutu dari segi Siswa Persentase Siswa Baru PAUD (%SB PAUD) 69,12 -‐ -‐ -‐ Angka Mengulang (AU) 1,97 0,88 0,65 1,52 Angka Bertahan Tk 5 (AB5 SD)/Angka Bertahan (AB 99,20 99,30 99,23 -‐ SMP dan SM) Angka Lulusan (AL) 99,06 97,80 95,47 97,94 Angka Putus Sekolah (APS) 0,35 0,75 0,83 0,51 Rata2 Lama Belajar (RLB) 6,12 3,03 3,02 -‐ Mutu dari segi Guru Persentase Guru Layak (% GL) 82,62 85,13 86,60 84,04 Persentase Guru Sertifikasi (%GS) 15,30 16,71 17,82 16,15 Rasio Siswa per Guru (R-‐S/G) 13 11 9 12 Mutu dari segi Prasarana Persentase Sekolah Akreditasi A & B (%SA-‐AB) 65,71 44,63 41,67 58,22 Persentase Ruang Kelas baik (%RKb) 80,13 78,83 84,65 80,23 Persentase Perpustakaan baik (%Perpusb) 99,60 95,10 100,00 98,39 Persentase Ruang UKS baik (%RUKSb) 99,54 100,00 100,00 99,67 Persentase Laboratorium baik (%Labb) 0,36 89,83 32,78 26,47
Contoh supaya diganti
Tabel 3.13 menunjukkan nilai setiap indikator setelah dikonversi menggunakan standar yang terdapat pada Tabel 1.1. Untuk mengetahui bagaimana mewujudkan misi 2 akses yang meluas, merata, dan berkeadilan serta mewujudkan misi 3 pembelajaran yang bermutu dapat dilihat dari besarnya nilai rata-‐rata misi 2 dan misi 3. Berdasarkan analisis dari misi 2 dan misi 3 tersebut maka nilai rata-‐rata misi 2 dan misi 3 merupakan pencapaian kinerja pendidikan. Indikator misi 2 yang mengalami konversi adalah R-‐S/K, R-‐K/RK, AMK SD, TPS, SB, PG APK, IPG APK, dan %S-‐Swt. Indikator misi 3 yang mengalami konversi adalah AB5 SD, RLB, dan R-‐S/G. Untuk nilai 0 maka hasilnya adalah 100 dikurangi nilainya. Indikator misi 2 akses yang merata setelah beberapa indikator mengalami konversi, R-‐ S/K jenjang SD menjadi ……., jenjang SMP menjadi ….., dan jenjang SM menjadi ……. Sehingga dikdasmen menjadi ...... R-‐K/RK jenjang SD menjadi ……., jenjang SMP menjadi ….., dan jenjang SM menjadi …… sehingga dikdasmen menjadi ...... Sebanyak empat indikator prasarana lainnya tidak mengalami konversi. %Perpus terbaik pada jenjang ….. sebesar ……… dan terburuk pada jenjang ……… sebesar ………., %RUKS terbaik pada jenjang ….. sebesar …… dan terburuk pada jenjang ……….. sebesar …….., %TOR terbaik pada jenjang ………… sebesar ……… dan terburuk pada jenjang ….. sebesar …... %Lab terbaik pada jenjang ………… sebesar ……… dan terburuk pada jenjang ….. sebesar …...
27
Tabel 3.13 Nilai Indikator menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten/Kota .................. Tahun 2014/2015 Misi
Mewujudkan Akses yang Meluas, Merata, dan Berkeadilan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6
Mewujudkan Pembelajaran yang Bermutu
7 8 9 10 11 12 13 14
Jenis Indikator
SD
Akses yang Meluas Rasio Siswa per Kelas (R-‐S/K) 100,00 Rasio Kelas per Ruang Kelas (R-‐K/RK) 88,12 Persentase Perpustakaan (%Perpus) 44,46 Persentase Ruang UKS (%RUKS) 39,11 Persentase Tempat Olahraga (%TOR) 10,36 Persentase Laboratorium (%Lab) 0,54 Akses yang Merata Angka Masukan Kasar (AMK)/Angka Melanjutkan (AM) 100,00 Angka Partisipasi Kasar (APK) 100,00 Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) 100,00 Satuan Biaya (SB) 59,41 Akses yang Berkeadilan Perbedaan Gender APK (PG APK) 98,36 Indeks Paritas Gender APK (IPG APK) 98,67 % Siswa Swasta (% S-‐Swt) 77,04 Mutu dari segi Siswa Persentase Siswa Baru PAUD (%SB PAUD) 69,12 Angka Mengulang (AU) 98,03 Angka Bertahan Tk 5 (AB5 SD)/Angka Bertahan (AB SMP dan SM) 100,00 Angka Lulusan (AL) 99,06 Angka Putus Sekolah (APS) 99,65 Rata2 Lama Belajar (RLB) 97,98 Mutu dari segi Guru Persentase Guru Layak (% GL) 82,62 Persentase Guru Sertifikasi (%GS) 15,30 Rasio Siswa per Guru (R-‐S/G) 84,23 Mutu dari segi Prasarana Persentase Sekolah Akreditasi A & B (%SA-‐AB) 65,71 Persentase Ruang Kelas baik (%RKb) 80,13 Persentase Perpustakaan baik (%Perpusb) 99,60 Persentase Ruang UKS baik (%RUKSb) 99,54 Persentase Laboratorium baik (%Labb) 0,36
SMP
SM
Dikdasmen
100,00 94,06 57,63 38,98 11,30 91,53
89,89 82,69 20,37 10,19 7,41 42,41
96,63 88,29 40,82 29,43 9,69 44,82
89,17 95,57 100,00 100,00
63,61 63,78 53,33 100,00
84,26 86,45 84,44 86,47
97,36 97,28 91,68
96,71 94,96 72,40
97,48 96,97 80,37
-‐ 99,12
-‐ 99,35
69,12 98,83
99,30 97,80 99,25 99,08
99,23 95,47 99,17 99,36
99,51 97,44 99,36 98,81
85,13 16,71 75,87
86,60 17,82 71,09
84,79 16,61 77,06
44,63 78,83 95,10 100,00 89,83
41,67 84,65 100,00 100,00 32,78
50,67 81,20 98,23 99,85 40,99
Contoh supaya diganti
Indikator misi 2 akses yang meluas setelah beberapa indikator mengalami konversi, AMK SD sebesar ……, sangat kecil karena kurang dari 50/cukup besar karena lebih dari 50, sedangkan AM SMP sebesar ………. lebih kecil/besar daripada AM SM sebesar …... APK terbaik adalah jenjang ….. sebesar ……. dan terkecil adalah jenjang …. sebesar ……, sedangkan dikdasmen sebesar ……. TPS jenjang SD menjadi ……, jenjang SMP menjadi ....., dan jenjang SM menjadi …….., sedangkan Dikdasmen menjadi …... SB jenjang SD menjadi ...., jenjang SMP menjadi ....., dan jenjang SM menjadi ......, sedangkan dikdasmen sebesar ……. sangat kecil/cukup besar yang berarti di semua jenjang anggaran pendidikan dari kabupaten/kota sangat kecil/cukup besar sehingga akses kurang/cukup meluas. Indikator misi 2 akses yang berkeadilan setelah beberapa indikator mengalami konversi, PG APK yang terbaik adalah jenjang ….. sebesar ….. dan jenjang ….. yang terburuk sebesar …… sedangkan dikdasmen sebesar ……. Hal yang sama, IPG APK yang terbaik adalah jenjang …… sebesar ……. dan terburuk adalah jenjang …… sebesar …. dengan dikdasmen sebesar ………. %S-‐Swt terbaik adalah jenjang ... sebesar ……. dan terkecil adalah jenjang …… sebesar …… sedangkan dikdasmen sebesar ……. Indikator misi 3 mutu dari segi siswa setelah beberapa indikator mengalami konversi, %SB PAUD SD sebesar ... sangat kecil karena kurang dari 50/cukup besar karena lebih dari 28
50. AU terbaik adalah jenjang …. sebesar …… dan terburuk adalah jenjang ….. sebesar, sedangkan dikdasmen sebesar …... AB5 SD sebesar ... dan AB SMP dan SM masing-‐masing sebesar .. dan .. AL terbaik adalah jenjang ……. sebesar …… dan terburuk jenjang ….. sebesar ……, sedangkan dikdasmen sebesar ……... APS terbaik adalah jenjang …. sebesar ……. dan terkecil adalah jenjang ….. sebesar ….. sedangkan dikdasmen sebesar ……. RLB terbaik adalah jenjang …… sebesar …… dan terkecil adalah jenjang ... sebesar ….. sedangkan dikdasmen sebesar …….. Indikator misi 3 mutu dari segi guru setelah beberapa indikator mengalami konversi, %GL terbaik adalah jenjang ….. sebesar ……… dan terburuk jenjang … sebesar ….., sedangkan dikdasmen sebesar ….... %GS terbaik adalah jenjang ….. sebesar ……… dan terburuk jenjang … sebesar ….., sedangkan dikdasmen sebesar ….... R-‐S/G dengan jenjang SD menjadi ...., jenjang SMP menjadi ..... dan jenjang SM menjadi ......, sedangkan dikdasmen menjadi...... Indikator misi 3 mutu dari segi prasarana maka %SA-‐AB terbaik adalah jenjang ... sebesar ... dan terburuk adalah jenjang ....... sebesar ...., sedangkan dikdasmen sebesar ...... %RKb terbaik adalah jenjang …. sebesar ….. dan terburuk adalah jenjang ….. sebesar ……, sedangkan dikdasmen sebesar ………. Sebaliknya, untuk %Perpusb terbaik adalah jenjang …. sebesar ….. dan terburuk adalah jenjang …. sebesar …… sedangkan dikdasmen sebesar ……%. %RUKSb jenjang ….. sebesar …. lebih besar daripada jenjang ….. sebesar ….., sedangkan dikdasmen sebesar ….... Sebaliknya, %Lab di jenjang SMP sebesar …… lebih besar/lebih kecil daripada jenjang SM sebesar …… sedangkan dikdasmen sebesar ……. Berdasarkan Tabel 3.14 dan Grafik 3.17 diketahui bahwa Kabupaten/Kota ……… untuk misi 2 akses yang terbaik adalah jenjang ....... sebesar ….. dan terburuk adalah jenjang ….. sebesar ……, sehingga untuk layanan dikdasmen tercapai sebesar …... termasuk kategori ....... Bila misi 2 dirinci menurut akses yang merata maka jenjang .... yang terbaik dan jenjang .. yang terburuk sehingga dikdasmen tercapai sebesar ..... termasuk kategori..... Bila dirinci menurut akses meluas maka jenjang .... yang terbaik dan jenjang ... yang terburuk sehingga dikdasmen tercapai sebesar .... termasuk kategori ..... Bila dirinci menurut akses berkeadilan maka jenjang .... yang terbaik dan jenjang ... yang terburuk sehingga dikdasmen tercapai sebesar .... termasuk kategori ..... Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa mewujudkan akses telah tercapai dalam kondisi kurang/pratama/madya/utama/paripurna. Tabel 3.14 Pencapaian Kinerja Dikdasmen Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016
Misi Akses a. Meluas b. Merata c. Berkeadilan Mutu a. Siswa b. Guru c. Prasarana Kinerja Jenis
SD 76,10 47,10 89,85 91,36 74,59 93,97 60,72 69,07 75,34 KURANG
SMP
SM
85,74 65,58 96,18 95,44 79,94 98,91 59,24 81,68 82,84 PRATAMA
29
66,79 42,16 70,18 88,02 76,28 98,52 58,51 71,82 71,53 KURANG
Dikdasmen 76,21 51,61 85,40 91,61 75,84 93,85 59,49 74,19 76,02 KURANG
Jenis
Contoh supaya diganti
KURANG KURANG MADYA UTAMA KURANG UTAMA KURANG KURANG KURANG
Misi 3 mutu yang terbaik adalah jenjang ....... sebesar ….. dan terburuk adalah jenjang ….. sebesar ……, sehingga untuk layanan dikdasmen tercapai sebesar …... termasuk kategori ....... Bila misi 3 dirinci dari segi siswa maka jenjang .... yang terbaik dan jenjang .. yang terburuk sehingga dikdasmen tercapai sebesar ..... termasuk kategori..... Bila dirinci dari segi guru maka jenjang .... yang terbaik dan jenjang ... yang terburuk, sehingga dikdasmen tercapai sebesar .... termasuk kategori ..... Bila dirinci dari segi prasarana maka jenjang .... yang terbaik dan jenjang ... yang terburuk sehingga dikdasmen tercapai sebesar .... termasuk kategori ..... Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa mewujudkan pembelajaran yang bermutu telah tercapai dalam kondisi kurang/pratama/madya/utama/paripurna. Dengan mengambil rata-‐rata misi 2 dan 3 maka dapat dilihat kinerja pendidikan dasar dan menengah menurut jenjang pendidikan. Jenjang SD mempunyai nilai terbaik untuk misi ..... dan nilai terburuk untuk misi ..., sehingga kinerja jenjang SD menjadi .... termasuk kategori ...... Jenjang SMP mempunyai nilai terbaik untuk misi .... dan nilai terburuk untuk misi .., sehingga kinerja jenjang SMP menjadi .... termasuk kategori ...... Jenjang pendidikan SM mempunyai nilai terbaik untuk misi ... dan nilai terburuk untuk misi ... , sehingga kinerja jenjang SM menjadi .... termasuk kategori ...... Dengan demikian, dikdasmen mempunyai nilai terbaik pada misi ... dan nilai terburuk untuk misi ... sehingga kinerja dikdasmen sebesar .... termasuk kinerja kategori ...... Berdasarkan analisis di atas, hasilnya menunjukkan bahwa jenjang …. yang terbaik dengan nilai sebesar ……. termasuk kategori …………… dan terburuk adalah jenjang … sebesar ….. termasuk kategori ……………….., sedangkan jenjang ... sebesar ...... termasuk kategori ...... sehingga untuk dikdasmen tercapai sebesar …….. termasuk kategori …………………. Grafik 3.17 sampai Grafik 3.20 menunjukkan nilai ke-‐13 indikator akses tiap jenjang setelah dilakukan konversi. Pada Grafik 3.17 nilai SD tersebut akan terlihat indikator yang paling baik adalah ....... sebesar ..... dan indikator yang paling buruk adalah ....... sebesar ...... Pada Grafik 3.18 nilai SMP tersebut akan terlihat indikator yang paling baik adalah ....... sebesar ..... dan indikator yang paling buruk adalah ....... sebesar ...... Pada Grafik 3.19 nilai SM tersebut akan terlihat indikator yang paling baik adalah ....... sebesar ..... dan indikator yang paling buruk adalah ....... sebesar ...... Pada Grafik 3.20 nilai dikdasmen tersebut akan terlihat indikator yang paling baik adalah ....... sebesar ..... dan indikator yang paling buruk adalah ....... sebesar ......
30
Grafik 3.17 Nilai Indikator Jenjang SD Berdasarkan Misi 2 Akses Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 100,00 R-‐S/K
100,00
% S-‐Swt
Contoh supaya diganti
88,12
R-‐K/RK
90,00
77,04
80,00
70,00
98,67
60,00
IPG APK
%Perpus
50,00 40,00
44,46
30,00 20,00
98,36
PG APK
10,00
%RUKS
39,11
0,00 0,54
10,36
59,41
SB
%TOR
TPS
%Lab
100,00
APK
AMK
100,00
100,00
Grafik 3.18 Nilai Indikator Jenjang SMP Berdasarkan Misi 2 Akses Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 1R-‐S/K 00,00
% S-‐Swt
Contoh supaya diganti
94,06
100,00
91,68
R-‐K/RK
90,00 80,00 70,00
97,28
60,00
IPG APK
%Perpus
50,00
57,63
40,00
30,00 20,00
9PG 7,36 APK
10,00
%RUKS
38,98
-‐ 11,30
SB
%TOR
100,00
TPS
%Lab
91,53
100,00
APK
AM
89,17
95,57
31
Grafik 3.19 Nilai Indikator Jenjang SM Berdasarkan Misi 2 Akses Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 89,89 R-‐S/K
Contoh supaya diganti
100,00
% S-‐Swt
R-‐K/RK 82,69
90,00
72,40
80,00 70,00
94,96
60,00
IPG APK
%Perpus
50,00 40,00
30,00 20,37
20,00 PG 96,71 APK
%RUKS
10,00 10,19
-‐
7,41
100,00
SB
%TOR 42,41 53,33
TPS
%Lab
63,61
63,78
APK
AM
Grafik 3.20 Nilai Indikator Dikdasmen Berdasarkan Misi 2 Akses Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 R-‐S/K 96,63 100,00 % S-‐Swt 80,37
Contoh supaya diganti
R-‐K/RK
90,00
88,29
80,00 70,00
96,97 IPG APK
60,00
%Perpus
50,00 40,00
40,82
30,00 20,00
9PG 7,48 APK
10,00
%RUKS
29,43
-‐ 9,69
8SB 6,47
%TOR 44,82
TPS 84,44
%Lab
APK 86,45
AMK/AM 84,26
Grafik 3.21 sampai Grafik 3.24 menunjukkan nilai ke-‐14 indikator mutu tiap jenjang pendidikan setelah dilakukan konversi. Pada Grafik 3.21 nilai SD tersebut akan terlihat indikator yang paling baik adalah ....... sebesar ..... dan indikator yang paling buruk adalah ....... sebesar ...... Pada Grafik 3.22 nilai SMP tersebut akan terlihat indikator yang paling baik adalah ....... sebesar ..... dan indikator yang paling buruk adalah ....... sebesar ...... Pada Grafik 3.23 nilai SM tersebut akan terlihat indikator yang paling baik adalah ....... sebesar ..... dan indikator yang paling buruk adalah ....... sebesar ...... Pada Grafik 3.24 nilai dikdasmen tersebut akan terlihat indikator yang paling baik adalah ....... sebesar ..... dan indikator yang paling buruk adalah ....... sebesar ...... 32
Grafik 3.21 Nilai Indikator Jenjang SD Berdasarkan Misi 3 Mutu Kabupaten/Kota .................. Tahun 2014/2015 %SB PAUD
98,03
100,00
%Labb
90,00 69,12 80,00
99,54
100,00
70,00
%RUKSb
Contoh supaya diganti
AU
AB5/AB
60,00 50,00 40,00 30,00
99,60 %Perpusb
99,06
AL
20,00 0,36 10,00
-‐
%RKb 80,13
APS 99,65 15,30
65,71
%SA-‐AB
RLB 97,98
82,62 %GL
R-‐S/G 84,23 %GS
Grafik 3.22 Nilai Indikator Jenjang SMP Berdasarkan Misi 3 Mutu Kabupaten/Kota .................. Tahun 2014/2015 9AU 9,12
99,30
Contoh supaya diganti
100,00
89,83
%Labb
AB
90,00 80,00 70,00
100,00
97,80
60,00
%RUKSb
AL
50,00 40,00 30,00
20,00 95,10 %Perpusb
APS
10,00
99,25
-‐
%RKb 78,83
16,71
RLB 99,08
44,63
%SA-‐AB
%GL 85,13 75,87
R-‐S/G
%GS
33
Grafik 3.23 Nilai Indikator Jenjang SM Berdasarkan Misi 3 Mutu Kabupaten/Kota .................. Tahun 2014/2015 9AU 9,35
99,23
100,00
%Labb
Contoh supaya diganti
AB
90,00 80,00 70,00
100,00
95,47
60,00
%RUKSb
AL
50,00 32,78 40,00 30,00 20,00
1%Perpusb 00,00
APS 99,17
10,00 -‐
%RKb 84,65
RLB
17,82 41,67
%SA-‐AB
99,36
%GL 86,60 71,09
R-‐S/G
%GS
Grafik 3.24 Nilai Indikator Dikdasmen Berdasarkan Misi 3 Mutu Kabupaten/Kota .................. Tahun 2014/2015 %SB PAUD
98,83
Contoh supaya diganti
100,00 %Labb
AU
90,00 69,12 80,00
99,85
99,51
70,00
%RUKSb 40,99
AB5/AB
60,00 50,00 40,00 30,00
98,23 %Perpusb
AL
20,00
97,44
10,00 -‐
81,20 %RKb
APS
99,36
16,61 50,67
%SA-‐AB
RLB 98,81 77,06 R-‐S/G
%GL 84,79 %GS
Grafik 3.25 sampai Grafik 3.28 menunjukkan kinerja pendidikan tiap jenjang pendidikan.
Kinerja SD berdasarkan misi akses dan mutu dapat lebih jelas terlihat menggunakan sarang laba-‐laba pada Grafik 3.25, menunjukkan bahwa misi .. yang terburuk sebesar ... dan misi .. yang terbaik sebesar ...... sehingga jenjang SD sebesar .... termasuk kategori .............
34
Grafik 3.25 Kinerja SD Berdasarkan Misi 2 Akses dan Misi 3 Mutu Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 Akses Meluas 100,00
Mutu Prasarana
80,00 47,10 60,00 69,07
Contoh supaya diganti
89,85 Akses Merata
40,00 20,00 0,00
60,72 Mutu Guru
Akses Berkeadilan 91,36 93,97
Mutu Siswa
Kinerja SMP berdasarkan misi akses dan mutu juga dapat lebih jelas terlihat menggunakan sarang laba-‐laba pada Grafik 3.26, menunjukkan bahwa misi ... yang terburuk sebesar ...... dan misi ... yang terbaik sebesar ........ sehingga jenjang SMP sebesar ....... termasuk dalam kategori ........ Grafik 3.26 Kinerja SMP Berdasarkan Misi 2 Akses dan Misi 3 Mutu Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 Akses Meluas 100,00
Contoh supaya diganti
65,58 80,00 81,68 Mutu Prasarana
96,18
60,00
Akses Merata
40,00 20,00 0,00
59,24 Mutu Guru
Akses Berkeadilan 95,44
98,91 Mutu Siswa
35
Kinerja SM berdasarkan misi akses dan mutu juga dapat lebih jelas terlihat menggunakan sarang laba-‐laba pada Grafik 3.27, menunjukkan bahwa misi ... yang terburuk sebesar ...... dan misi ... yang terbaik sebesar ........ sehingga kinerja SM sebesar .... termasuk kategori ...... Grafik 3.27 Kinerja SM Berdasarkan Misi 2 Akses dan Misi 3 Mutu Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 Akses Meluas 100,00
Contoh supaya diganti
80,00 Mutu Prasarana 71,82
60,0042,16 40,00
Akses Merata 70,18
20,00 0,00
58,51 Mutu Guru
Akses Berkeadilan 88,02 98,52 Mutu Siswa
Grafik 3.28 Kinerja Dikdasmen Berdasarkan Misi 2 Akses dan Misi 3 Mutu Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 Akses Meluas 100,00
Mutu Prasarana 74,19
80,00 51,61 60,00
Contoh supaya diganti
85,40 Akses Merata
40,00
20,00 0,00
59,49 Mutu Guru
Akses Berkeadilan 91,61 93,85 Mutu Siswa
Hal yang sama dengan jenjang pendidikan maka kinerja dikdasmen berdasarkan misi akses dan mutu dapat lebih jelas terlihat menggunakan sarang laba-‐laba pada Grafik 3.28, menunjukkan bahwa misi .. yang terburuk sebesar ..... termasuk kategori ...... dan misi .. yang terbaik sebesar ...... termasuk kategori ..... sehingga kinerja dikdasmen sebesar .... termasuk kategori ......
36
Grafik 3.29 Kinerja Dikdasmen Berdasarkan Misi dan Jenjang Pendidikan Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016 90,00 80,00
76,10 75,34 74,59
85,74 82,84 79,94
76,28 71,53 66,79
70,00
Contoh supaya diganti
75,84 76,21 76,02
60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00
0,00 SD
SMP Akses
SM Mutu
Kinerja
Dikdasmen
Grafik 3.29, menunjukkan kinerja dikdasmen menurut jenjang dan misi pendidikan. Hasilnya menunjukkan bahwa misi 2 akses sebesar ..... lebih baik/buruk daripada misi 3 mutu sebesar ...... Hal ini juga terlihat pada setiap jenjang pendidikan, seperti jenjang SD misi 2 akses lebih baik/buruk daripada misi 3 mutu sebesar .... jenjang SMP misi 2 akses lebih baik/buruk daripada misi 3 mutu sebesar .... jenjang SM misi 2 akses lebih baik/buruk daripada misi 3 mutu sebesar .... Dengan demikian, dikdasmen Kabupaten/Kota ...... tercapai sebesar ..... termasuk kategori ......
37
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa nilai terbaik adalah misi ........ dengan nilai dikdasmen sebesar ....... berarti termasuk kinerja kategori ........ Sebaliknya, nilai terburuk adalah misi .... dengan nilai dikdasmen sebesar .... berarti termasuk kinerja kategori ........ Bila dilihat menurut jenjang pendidikan maka yang terbaik adalah jenjang .... dengan nilai sebesar .... berarti termasuk kinerja kategori ............ Sebaliknya, nilai terburuk adalah jenjang .... dengan nilai dikdasmen sebesar ....... berarti termasuk kinerja kategori ...... Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja dikdasmen Kabupaten/Kota .......... sebesar ...... termasuk kinerja kategori. ........ B. Saran Berdasarkan simpulan di atas maka diberikan saran terhadap misi pendidikan yang termasuk kinerja kategori kurang atau nilainya kurang dari 70. Kinerja pendidikan di Kabupaten/Kota ....... sebesar ....... termasuk kategori ............, namun terdapat misi 2 akses jenis .... dan misi 3 mutu jenis .... yang termasuk kategori kurang. Oleh karena itu misi dan jenis yang termasuk kurang tersebut perlu ditingkatkan. Dalam rangka meningkatkan misi 2, akses yang meluas/akses yang merata/akses yang berkeadilan yang termasuk kategori kurang maka diperlukan peningkatan pada indikator yang memiliki nilai kurang dari 50, yaitu .........., ........., ........ dst. Peningkatan indikator .... dapat dilaksanakan melalui cara ............................... dst Dalam rangka meningkatkan misi 3, mutu siswa/mutu guru/mutu prasarana yang termasuk kategori kurang maka diperlukan peningkatan pada indikator yang memiliki nilai kurang dari 50, yaitu ....., ......., ........ dst. Peningkatan indikator .... dapat dilaksanakan melalui cara .............. dst. Dengan melakukan upaya seperti yang disebutkan sebelumnya maka diharapkan misi 2 dan 3 akan meningkat dan pada akhirnya kinerja dikdasmen Kabupaten/Kota ..... juga akan meningkat.
38
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2016. Kabupaten/Kota .................. Dalam Angka 2015, ..................... DPA SKPD Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015 (tidak diterbitkan) Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Undang-‐Undang Nomor 14, Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Permendiknas 24, Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Permendiknas 40, Tahun 2008 tentang tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-‐2019. Jakarta. Kementerian Pendidikan Nasional. 2013. Peraturan Mendikbud Nomor 23, Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota. Jakarta Pusat Data dan Statistik Pendidikan. 2015a. Keberhasilan Program Pembangunan Pendidikan, Tahun 2013/2014. Jakarta Pusat Data dan Statistik Pendidikan. 2015b. APK/APM TK, SD, SMP, SM, dan PT 2014/2015. Jakarta. Pusat Data dan Statistik Pendidikan. 2015b. Profil Dikdasmen Tahun 2014/2015. Jakarta
39