KORPORASI DALAM KEJAHATAN EKONOMI DIERAGLOBALISASI
Winarno Budyatmojo Abstract
Globalization besides giving utilites for man kind life also araising negative side effectsuch as crime globalization and theincreaseof crime qualityandquantity, justlike economycrime as wellas corporation crime. Implementation ofpenal sanction is very urgent infacing economic crime as ifs able to constraint nation's developmentprogram.
Keywords: Globalization, Economic crime, Penal Sanction
A.
Pendahuluan
Pengaruh era globalisasi di segala bidang kehidupan masyarakat di masa kini tak dapat dielakkan dan sudah dirasakan akibatnya hampir di seluruh negara, terutama di negara berkembang pada umumnya. Pengaruh tersebut ada yang berdampak positifdan ada yang berdampak negatif. Pengaruh positif antara lain, meningkatnya hubungan masyarakat internasional yang semakin pesat di bidang perekonomian pada umumnya dan bidang perdagangan pada khususnya serta bidang teknologidan ilmu pengetahuan. Sedangkan yang berdampak negatif antara lain meningkatnya lalu lintas tindak pidana lintas territorial antara negara yang satu dengan negara yang lain di samping melahirkan berbagai bentuk kejahatan dengan mengambil bentuk atau modus operandi baru selaras dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan teknologi. (Winarno Budyatmojo, 1999:36). Khususnya dalam bidang ekonomi, kemunculan globalisasi tidak terlepas dari adanya keinginan yang kuat dari negara-negara maju yang menghendaki adanya sistem transaksi perdagangan internasional yang terbebaskan dari sistem protektonis dari masing-masing negara. Kemudian meluas dan merambah pada hampir semua kehidupan, mulai dari budaya, politik, sistem pertahanan, bahkan dan kejahatan dan hukumpun juga sudah mengalami proses intemasionalisasi yang menembus batas-batas suatu wilayahnegara. Kejahatan ekonomi merupakan ciri dan senantiasa melekat pada negara-negara yang sudah maju (modern) atau sedang mengalami perkembangan ke arah modernisasi. Kejahatan ekonomi mempunyai dimensi, ruang lingkup, dan dampak yang sangat luas dan dapat melampaui batas-batas tentorial. Kejahatan ekonomi ini sering kalidiungkapkan dalam berbagai istilah,antara lain
94 Yustisia Edisi Nomor 74 Mei - Agustus 2008
economic crime, crime as business, business
crime, dan abuse of economic power, juga socio economic crime.
Munculnya bentuk kejahatan di atas pada dasamya tidak dapat terlepaskan dengan sasaran pembangunan itu sendiri, yaitu bidang ekonomi. Bahkan bidang ekonomi sangat memegang peranan dalam terjadinya kejahatan (ekonomi). Seperti diakui oleh Kongres PBB ke-7 di Milan 1985 yang membicarakan tentang: "NewDimentions of Crimi nalityand Crime Prevention inthe Contexof Devel opment: Challenges for the Future, salah satu pertimbangan dari agenda ke-3, antara lain disebutkan bahwa "Crimewas conceptualizedas a socialproduct, a phenomenon generatedby a mul tiplicity of causes, among which, in the view of a number of delegations, economic factors played a majororeven predominantrule(United Nations Re port, 1986:98). Pada kongres sebelumnya, yakni Kongres PBB keempat tahun 1970 di Kyoto tentang pencegahan kejahatan dan pembinaan para pelaku (Forth UnitedNation Congres on the Prevention of Crimeand the TreatmentofOffenders) tidak dapat menetapkan dengan pasti hubungan antara kejahatan dan perkembangan (development), sehingga menurut kongres, tidak beralasasn bahwa perkembangan masyarakat mencegah terjadinya kejahatan dan sebaliknya bahwa perkembangan itu menyebabkan kejahatan. Akan tetapi, kongres mengakui bahwa beberapa aspek penting dari perkembangan masyarakat dianggap potensiil sebagai kriminogen, mempunyai kemungkinan untuk menimbulkan kejahatan. Aspek ini ialah urbanisasi, industrialisasi, pertambahan penduduk, perpindahan penduduk setempat, mobilitas sosial dan perubahan teknologi. Hal inidianggap demikian karena mempunyai pengaruh secara tidak langsung terhadap sikap tindak dari berbagai golongan
Korporasi dalam Kejahatan Ekonomi