873
Unmas Denpasar
KORELASI SIKAP TERHADAP SAINS DAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UNMAS DENPASAR Ida Bagus Ari Arjaya Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahasaraswati Denpasar email:
[email protected] ABSTRAK Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk menganalisis korelasi antara sikap terhadap sains dengan hasil belajar mahasiswa, 2) untuk menganalisis korelasi antara kecemasan dengan hasil belajar mahasiswa, Penelitian ini termasuk penelitian korelasional yang mencari hubungan antara variabel bebas yaitu sikap terhadap sains dan tingkat kecemasan terhadap hasil belajar statistika biologi mahasiswa. Teknik pengambilan sampel di dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dimana sampel dalam penelitian ini adalah 35 orang mahasiswa yang mengikuti matakuliah statistika biologi Jurusan Pendidikan Biologi Unmas Denpasar. Penelitian ini menggunakan kuisioner tingkat kecemasan mahasiswa (Anxiety Self-Rating Scale) yang mengacu pada instrumen yang dikembangkan oleh Komor (1999), instrumen sikap mahasiswa terhadap sains (Attitudes Toward Science Scale) yang dikembangkan oleh Smith et.al (2012), dan instrumen hasil belajar mahasiswa yang berupa essay. Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi Product Moment Pearson dan ANAVA Satu Jalur dengan menggunakan Uji LSD (Least Significant Different). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) terdapat korelasi antara sikap terhadap sains terhadap hasil belajar mahasiswa (r=738), 2) terdapat korelasi yang kuat antara tingkat kecemasan dengan hasil belajar mahasiswa (r=0,821). Hasil analisis komparatif lebih lanjut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan diantara masing-masing tingkat kecemasan terhadap hasil belajar mahasiswa. Kata kunci:Sikap Terhadap Sains, Tingkat Kecemasan, Hasil Belajar ABSTRACT The aim of this research are 1) to analyze the correlation between the attitude of science towards students’ learning outcome, 2) to analyze correlation between anxiety towards students’ learning outcome. This research is categorized into correlational which finds the correlation between independent variable, an attitude of science and the level of anxiety toward the result of students’ earning outcome on biology statistics. Technique used in collecting the sample is purposive sampling in which 35 students in biology statistics course of Biology Education Department of Unmas are involved as the sample. The instruments which were administrated in this research were Anxiety Self-Rating Scale (adopted from Komor, 1999), Attitudes toward Science Scale (adopted from Smith, et.al, 2012), and students’ learning outcome in the form of Essay. The research data were analyzed by using Pearson Product Moment correlational analysis and One way Anava by using LSD test (Least Significant Different). The result shows that 1) there is correlation between the attitude of science towards students’ learning outcome (r=738), 2) there is high correlation between anxiety towards students’ learning outcome (r=0,821). Further, the result of comparative analysis shows that there is significant differentiation among the levels of anxieties toward students’ learning outcome. Kata kunci:Attitudes Towards Science,Level of Anxiety, Learning Outcome Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
874
Unmas Denpasar
PENDAHULUAN Dewasa ini paradigma pembelajaran konstruktivistik yaitu sistem pembelajaran yang menggali pengetahuan pebelajar secara aktif melalui berbagai jenis model pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa (student centered). Sebagai fokus pembelajaran setiap siswa adalah unik dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Adalah tugas guru untuk mengembangkan segenap kemampuan siswa secara efektif di dalam proses belajar mengajar. Dalam tingkatan yang lebih tinggi yaitu pada jenjang perguruan tinggi diagnosis awal mengenai berbagai jenis faktor yang mempengaruhi mahasiswa di dalam proses perkuliahan sangatlah penting untuk mencapai capaian pembelajaran (learning outcome) yang telah dirancang sebelumnya. Faktor-faktor seperti tingkat kecemasan (level of anxiety), motivasi belajar, sosial ekonomi, gender, gaya belajar, pemilihan media pembelajaran dan berbagai jenis faktor lainnya menjadi suatu hal yang mutlak untuk dipertimbangkan untuk mengembangkan ketiga jenis kompetensi mahasiswa yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tingkat kecemasan mahasiswa merupakan salah satu aspek yang jarang untuk dikaji secara lebih mendalam di dalam proses pembelajaran maupun proses perkuliahan. Tingkat kecemasan mahasiswa berbanding terbalik dengan tingkat kepercayaan diri mahasiswa di dalam mengikuti mata kuliah tertentu. Rasa cemas umumnya bersifat intern dari dalam diri mahasiswa tersebut. Rasa cemas tersebut dapat berasal dari ketidakmampuan mahasiswa untuk mengukur kemampuan dirinya (self directed learning) yang sebenarnya atau rendahnya motivasi mahasiswa untuk mencapai target yang ditetapkan oleh pengajar, dalam hal ini dosen. Mahasiswa dengan tingkat kecemasan yang tinggi secara teoritis akan memiliki hasil belajar yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki tingkat kecemasan yang rendah. Dengan melakukan diagnosis tingkat kecemasan mahasiswa lebih awal, maka dosen dapat menentukan skala prioritasnya di dalam menangani mahasiswa yang bermasalah dengan menggunakan berbagai jenis pendekatan, baik secara teknis dengan menggunakan berbagai jenis strategi, model, metode, maupun pemilihan media pembelajaran, maupun pendekatan di didalam berinteraksi dengan mahasiswa tersebut. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari (Saputra, 2009). Sebagai integral dari IPA Biologi merupakan cabang ilmu yang berorientasi pada penyelidikan-penyelidikan ilmiah (scientific methods) untuk membangun suatu konsep atau melakukan verifikasi teori. Dampaknya sikap terhadap sains (student attitudes towards science) juga merupakan salah satu faktor pendorong siswa untuk mempelajari Biologi. Sikap terhadap sains menjadi sangat penting karena investigasi merupakan kegiatan substantif dalam proses pembelajaran Biologi. Sikap terhadap sains yang baik mendorong siswa untuk berpikir secara logis mengikuti alur berpikir logiko-hipotetiko-verifikatif. Sikap terhadap sains adalah perasaan, kepercayaan yang dimiliki oleh siswa untuk memulai suatu aktivitas sains, proses belajar mengajar sains di sekolah, dan dampak sains di dalam kehidupan bermasyarakat (Osborne, 2003). Lebih lanjut hasil penelitian Fooley & McPhee (2008) mengungkapkan bahwa sikap siswa terhadap sains pada kelas yang berbasis aktivitas hand’s onmenunjukkan pemahaman yang lebih baik Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
875
Unmas Denpasar
mengenai hakikat sains (nature of science) dibandingkan dengan kelas yang berbasis text book. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1) Untuk menganalisis hubungan antara sikap terhadap sains dengan hasil belajar mahasiswa, 2) Untuk menganalisis hubungan antara kecemasan dengan hasil belajar mahasiswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian korelasional yang meneliti hubungan beberapa buah variabel di dalam penelitian, Terdapat dua buah variabel di dalam penelitian ini. Variabel bebas penelitian terdiri dari tingkat kecemasan dan sikap mahasiswa terhadap sains. Sedangkan Variabel terikat di dalam penelitian ini adalah hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah statistika biologi. Dengan demikian terdapat tiga buah instrumen yang dipergunakan di dalam penelitian ini yaitu 1) instrumen tingkat kecemasan mahasiswa (Anxiety Self-Rating Scale) yang mengacu pada instrumen yang dikembangkan oleh Komor (1999) dengan menggunakan 5 item Skala Likert yaitu (Tidak Pernah, Pernah, Kadang-Kadang, Sering, dan Selalu), 2) instrumen sikap mahasiswa terhadap sains yang digunakan di dalam penelitian ini mengacu kepada instrumen yang dikembangkan oleh Smith et.al (2012) yaitu Attitudes Toward Science Scale (ATS) dengan menggunakan 5 item Skala Likert yaitu (Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Netral, Setuju, dan Sangat Setuju), 3) Sedangkan instrumen hasil belajar mahasiswa menggunakan soal tipe essay yang mengacu kepada capaian pembelajaran mata kuliah. Penetapan sampel di dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yang merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008). Sedangkan sampel dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi yang mengikuti mata kuliah Statistika Biologi, yaitu sejumlah 35 orang mahasiswa. Selanjutnya masing-masing data hasil kuisioner akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Korelasi Product Moment Pearson. Selain analisis korelasi, khusus untuk data tingkat kecemasan siswa akan dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan teknik analisis inferensial yaitu ANAVA satu jalur untuk mengetahui perbedaan hasil belajar mahasiswa terkait dengan tingkat kecemasannya. Seluruh analisis data di dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 17 for Windows. HASIL DAN PEMBAHASAN Korelasi Antara Sikap terhadap Sains dengan Hasil Belajar Mahasiswa Hasil belajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting di dalam pembelajaran karena dapat memberikan gambaran mengenai perkembangan belajar maupun kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa. Sikap terhadap sains merupakan salah satu sikap yang mendasari seseorang untuk berpikir ilmiah. Yaitu berpikir dengan menggunakan penalaran metode ilmiah. Adapun hasil analisis korelasi antara sikap terhadap sains terhadap hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi dapat dilihat pada Tabel 01. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
876
Unmas Denpasar
Tabel 01. Hasil Analisis Korelasi Antara Sikap Terhadap Sains Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Correlations SIKAP SIKAP
UAS
Pearson Correlation
.738**
1
Sig. (2-tailed)
.000
N UAS
Pearson Correlation
35
35
**
1
.738
Sig. (2-tailed)
.000
N
35
35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan Tabel 01, dapat diketahui bahwa terdapat korelasi yang kuat antara sikap terhadap sains dengan hasil belajar mahasiswa (r=0,738). Sikap terhadap sains yang positif dapat meningkatkan self confidence mahasiswa di dalam proses perkuliahan, karena biologi merupakan bagian dari sains itu sendiri. Self confident tersebut juga didorong keyakinan (belief) bahwa belajar biologi (sains) itu sangat mudah, menyenangkan, dan bahkan mahasiswa akan merasa tertantang untuk menyelesaikan tugas berikutnya Smith et.al(2012).Self confident yang didorong oleh keyakinan yang kuat akan mengarahkan mahasiswa untuk berusaha sebaik mungkin untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Sikap terhadap sains mahasiswa tidak terlepas dari peranan dosen sebagai pengajarnya. Pengajar (dosen) yang secara aktif mendukung dan memberikan reinforcement di dalam proses pembelajaran akan mampu mengembangkan kepercayaaan diri dan sikap positif mahasiswa terhadap sains (Yager, 2010). Korelasi Antara Tingkat Kecemasan Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Adapun hasil analisis korelasi Product Moment Pearson antara tingkat kecemasan terhadap hasil belajar mahasiswa dapat diuraikan pada Tabel 02. Tabel 02. Hasil Analisis Korelasi Tingkat Kecemasan Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Correlations UAS UAS
ANXIETY
Pearson Correlation
1
.821**
Sig. (2-tailed) N ANXIETY
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.000 35
35
**
1
.821
.000 35
35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil analisis tabel 02. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara tingkat kecemasan terhadap hasil belajar mahasiswa (r=0,821). Hasil analisis ini mengindikasikan bahwa mahasiswa yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi akan Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
877
Unmas Denpasar
memiliki hasil belajar yang kurang, dan demikian pula sebaliknya. Dalam penelitiannya Dobson (2012) menyatakan bahwa siswa yang memiliki masalah kecemasan cenderung memperlihatkan hasil belajar, self-efficacy, dan self-concept yang sangat rendah. Tingkat kecemasan yang rendah adalah hal yang wajar di dalam mengikuti setiap matakuliah. Namun apabila terdapat mahasiswa yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi, hal ini tentu saja akan merusak dan menggangu kemampuan akademik mahasiswa (Hubberty, 2012). Jenis kecemasan mahasiswa dapat bersifat social anxiety maupun academic anxiety. Jika mahasiswa memiliki social anxiety yang sangat tinggi maka ia tidak akan mampu berkolaborasi dengan baik di dalam mengerjakan tugas kelompok. Social anxietyini lebih lanjut dapat mendorong academic anxiety yang menyangkut rendahnya kepercayaan diri seseorang untuk mencapai tujuan tertentu di dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tesebut maka perlu untuk diimplementasikan model pembelajaran self regulated learning yang dapat meningkatkan kepercayan diri dan motivasi mahasiswa secara intrinsik (Ader & Erktin, 2010). Tiap level dari tingkat kecemasan mahasiswa akan memiliki pengaruh yang berbedabeda terhadap hasil belajar mahasiswa. Untuk menganalisis hal tersebut maka dilakukan Uji ANAVA dengan hasil yang dapat diuraikan pada Tabel 03. Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:UAS Source
df
Mean Square
Corrected Model Intercept ANXIETY Error
3 1 3 31
Total
35
Corrected Total
34
F
Sig.
382.420 23.792 208471.515 12969.805 382.420 23.792 16.074
.000 .000 .000
a. R Squared = .697 (Adjusted R Squared = .668)
Berdasarkan hasil analisis Tabel 03, oleh karena p=0,000 < α = 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan diantara masing-masing level tingkat kecemasan terhadap hasil belajar mahasiswa. Untuk mengetahui secara lebih detail perbandingan dari masing-masing tingkat kecemasan dalam kaitannya dengan hasil belajar mahasiswa maka dilakukan uji post hoc dengan menggunakan Least Significance Difference (LSD). Adapun Hasil uji LSD tersebut dapat ditampilkan pada Tabel 04. Tabel 04. Hasil Uji LSD Pengaruh Tingkat Kecemasan Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Multiple Comparisons UAS LSD (I) ANXIETY 2.00
(J) ANXIETY
95% Confidence Interval Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
*
1.90675
.000
-11.3769
-3.5993
-10.2024
*
1.90675
.000
-14.0912
-6.3135
-14.3611
*
1.76789
.000
-17.9667
-10.7555
2.00
7.4881*
1.90675
.000
3.5993
11.3769
4.00
-2.7143
2.14300
.215
-7.0850
1.6564
3.00 4.00 5.00
3.00
Mean Difference (I-J) -7.4881
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
878
Unmas Denpasar
4.00
5.00
5.00
-6.8730*
2.02044
.002
2.00
*
1.90675
3.00
2.7143
2.14300
5.00
* *
3.00
6.8730*
4.00
*
2.00
10.2024 -4.1587
14.3611 4.1587
-10.9937
-2.7523
.000
6.3135
14.0912
.215
-1.6564
7.0850
2.02044
.048
-8.2794
-.0380
1.76789
.000
10.7555
17.9667
2.02044
.002
2.7523
10.9937
2.02044
.048
.0380
8.2794
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 16.074. *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Berdasarkan hasil analisis uji LSD yang terdapat pada Tabel 04, maka dapat dilihat bahwa terdapat perbandingan yang signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa antara tingkat kecemasan high anxiety (2.00) dengan tingkat kecemasan yang lain yaitu moderate anxiety (3,00), mild anxiety (4.00) dan low anxiety (5.00) dengan nilai p=0,000 < α = 0,005. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa yang memiliki tingkat kecemasan yang sangat tinggi memiliki hasil belajar yang lebih rendah dibanding dengan mahasiswa yang memiliki tingkat kecemasan lainnya. Dari hasil analisis Uji LSD juga dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan moderate anxiety (3,00) dengan mild anxiety (4.00). Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki tingkat kecemasan moderate anxiety (3,00) dengan mild anxiety (4.00) yaitu dengan nilai p=0,215> α = 0,005. Namun perbandingan antara tingkat kecemasan mahasiswa moderate anxiety (3,00) dengan low anxiety (5.00) menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan yaitu p=0,000<α = 0,005. Perbedaan hasil belajar yang sangat signifikan antara mahasiswa yang high anxiety dengan tingkat kecemasan lainnya disebabkan oleh tingkat kesadaran dan motivasi mahasiswa yang masih rendah di dalam mencapai target belajarnya. Vanin (2008) menegaskan bahwa siswa yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi sangat diperngaruhi oleh hasil buruk yang ia peroleh di masa lalu maupun kekhawatiran mengenai apa yang akan terjadi di masa depan. Disisi lain pendapat yang senada juga diungkapkan oleh Cowden (2010), yaitu dampak negatif dari kecemasan di dalam proses pembelajaran adalah mengganggu perhatian, interpretasi, ingatan, dan proses belajar siswa. Tingkat kekhawatiran yang sangat ekstrim ini jika diimbangi dengan usaha yang baik di dalam perkuliahan akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Namun hal ini akan berdampak buruk terhadap hasil belajar mahasiswa apabila tidak disertai dengan usaha dan self consciousness yang cukup. SIMPULAN Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut; 1) Terdapat korelasi yang kuat antara sikap terhadap sains dengan hasil belajar mahasiswa (r=0,738). 2) bahwa terdapat korelasi yang kuat antara tingkat kecemasan terhadap hasil belajar mahasiswa (r=0,821). Lebih lanjut berdasarkan hasil analisis uji LSD menunjukkan bahwa terdapat perbandingan yang signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa antara Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
879
Unmas Denpasar
tingkat kecemasan high anxiety (2.00) dengan tingkat kecemasan yang lain yaitu moderate anxiety (3,00), mild anxiety (4.00) dan low anxiety (5.00) dengan nilai p=0,000 < α = 0,005. SARAN 1) Perlu dikaji lebih lanjut mengenai hubungan korelasional ataupun kausal antara tingkat kecemasan mahasiswa dan sikap mahasiswa terhadap sains dengan variabelvariabel lain yang terkait seperti keterampilan proses (performance assessment), self regulated, dan self confident mahasiswa. 2) Perlu diintegrasikan aspek yang dapat mengakomodasi tingkat kecemasan mahasiswa dan sikap terhadap sains mahasiswa dalam sebuah model pembelajaran. Model pembelajaran tersebut dapat dikembangkan secara simultan dengan pengembangan karakter (character building) mahasiswa sehingga tidak hanya hanya bermanfaat untuk proses mental mahasiswa di dalam berpikir tetapi juga bermanfaat bagi domain afektif mahasiswa. Jenis penelitian lain seperti time series juga sangat penting untuk dikaji mengenai persistensi tingkat kecemasan mahasiswa di dalam proses perkuliahan, karena umumnya peneliti hanya melihat tingkat kecemasan mahasiswa dalam interval waktu yang pendek DAFTAR PUSTAKA Ader, E., & Erktin, E. (2010). Coping as self-regulation of anxiety: A model for math achievement in high-stakes tests. Cognition, Brain, Behavior, 14, 311–332. Retrieved from http://www.cbbjournal.ro/. Cowden, P. (2010). Communication and Conflict: Anxiety and Learning. Research in Higher Education Journal,9. Dobson, C.(2012). Effects Of Academic Anxiety On The Performance Of Students With And Without Learning Disablities And How Students Can Cope With Anxiety At School.Michigan. Northern Michigan University. Retrieved fromhttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uac t=8&ved=0ahUKEwjMko7Iu9rOAhXBqY8KHRVvC18QFggeMAA&url=https%3A %2F%2Fwww.nmu.edu%2Feducation%2Fsites%2FDrupalEducation%2Ffiles%2FUs erFiles%2FDobson_Cassie_MP.pdf&usg=AFQjCNETwcC_ZW7RlBORsqzB7qDqS UMK9A&sig2=FL1jpp56TGd5RsiCHYs82g. Fooley,B.J. & McPhee C.(2008).Students’ Attitudes towards Science in Classes Using Hands-On or Textbook Based Curriculum.Northridge:California State University. Huberty, T. J. (2009). Test and performance anxiety. Principal Leadership, 10, 12–16. Retrieved from http://www.nasponline.org. Osborne, J. (2003).Attitudes towards science: a review of the literature and its implications. International Journal of Science Education Vol. 25, No. 9. London: University of London. Saputra, I G. E. (2009).Pengaruh Model Pembelajaran Berorientasi NOS (Nature Of Science) Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 SingarajaTahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi (tidak dipublikasikan). Singaraja: Undiksha. Smith, M.C., David.A.W., Nigorahon H. (2012).A Structural Analysis of the Attitudes Toward Science Scale: Attitudes and Beliefs About Science as a Multi-Dimensional Composition Sugiyono.(2008).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung: CV. Alfabeta. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
880
Unmas Denpasar
Vanin, J. R. (2008). Overview ofAnxiety andthe Anxiety Disorders Anxiety Disorders (Pp. 118): Springer. Yager, R&Akcay, H.(2010).The Impact of a Science/technology/Society Teaching Approach on Student Learning in Five Domain. Journal Science Education Technology.19, 602-611
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016