ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
KORELASI KARAKTER GURU BIMBINGAN KONSELING,DORONGAN ORANG TUA TERHADAP PRILAKU SISWA KELAS VIII MTS ALMUDDAKIR BANJARMASIN Hairinah Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin Email:
[email protected] Abstrak Karakter merupakan kebijakan yang ditanamkan pendidik dengan cara memasukkan materi dan nilai yang mempunyai relevansi dalam membangun sistem berpikir dan berprilaku anak. Siswa dalam kehidupannya selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Siswa yang mengalami kesulitan dapat ditolong dengan memberikan layanan bimbingan konseling yang sebaik-baiknya. Melalui program layanan bimbingan konseling diharapkan akan membantu berbagai masalah yang dihadapi siswa sehingga dengan kemampuannya sendiri akan dapat mengatasi permasalahan permasalahan dan dapat membuat keputusan dalam hidupnya dan dapat membantu memperbaiki prilaku siswa. Adolf Heuken (2002:14) mengemukakan bahwa "karakter adalah suatu pola kebiasaan perbuatan seseorang baik jasmani, rohani dan emosinya yang ditatanya dalam caranya yang khas, dibawah beraneka pengaruh dari luar". Metode deskriftif kuantitatif dengan teknik korelasional berlandaskan pada filsafat positivism, teknik purposive random sampling, data didapat melalui angket yang telah diberi skor, analisis data bersifat kuantitatif. rancangan Penelitian : a. Menyebar angket, b. hasil dianalisis dan diambil kesimpulan, c. Interprestasikan hasil analisis, d. analisis persentasi, e. proses analisis data menggunakan pola pengukuran yaitu eksperimen yang memiliki pengakuan dan unit-unit eksprimen namun tidak menggunakan penempatan secara acak. Hasil perhitungan dengan menggunakan korelasi pearson correlation, menghasilkan angka korelasi antara variabel karakter guru bimbingan konseling dengan dengan dukungan orangtua terhadap perilaku siswa di Madrasah Tsanawiyah Almuddakir Banjarmasin adalah sebesar 0,453. Nilai taraf signifikan pearson correlation ternyata r hitung 0,453 lebih besar dari r tabel untuk taraf kepercayaan 5% (0,279), yakni : 0,453> 0,279. Artinya bahwa apabila semakin baik karakter guru bimbingan konseling diberikan maka semakin baik hasil perilaku siswa. Kata Kunci : Karakter, Guru Bimbngan dan Konseling, Orang Tua, Prilaku
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
14
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
A.
hanya dapat dilihat dan dinilai jika
PENDAHULUAN Bimbingan
adalah
“proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing
dapat
mengembangkan
kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan
sarana
yang
ada
dan
dapat
dikembangkan, berdasarkan norma-norma
pemberian melalui
adalah
“proses
yang
dilakukan
bantuan wawancara
konseling
oleh
seorang ahli (disebut konselor) kepada individu
yang
mengalami
salah
sesuatu
satu
sedang
masalah
(disebut
konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli”. (Prayitno 2013:105). Pengertian Perilaku menurut Plato dan Aristoteles mengartikan perilaku manusia
sebagai
hakikat
benar-benar
telah
diwujudkan. Pengertian karakter masing-masing ahli mempunyai pendapat yang berbeda, namun
pada
dasarnya
unsur
yang
dikemukakan adalah sama. (Vita Mind 2003: 42) mengatakan bahwa "karakter adalah suatu kecenderungan yang terdiri dari temperamen, sifat, dan kebutuhan yang relatif lebih menetap dan tak mudah diubah-ubah serta menjadi ciri khas sosok
yang berlaku”. (Prayitno 2013:99). Konseling
perbuatannya
jiwa
serta
prosesnya sampai akhir, dapat dipahami sebagai bagian dari ilmu akhlak, karena hakikat jiwa dan proses aplikasi jiwa berbentuk perbuatan yang konkret, seperti adanya motivasi dan minat berbuat, yang
kepribadian seseorang". “Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau keperibadian seseorang
yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap, dan
bertindak”
(Puskur
Kemdiknas,
2010:3). Dari
pengertian
tersebut
dapat
diambil kesimpulan karakter merupakan kebijakan
yang
ditanamkan
pendidik
dengan cara memasukkan materi dan nilai yang
mempunyai
membangun berprilaku diajarkan
relevansi
sistem anak.
berpikir
Karakter
melalui
ini
dalam dan dapat
pengenalan,
pemahaman, serta himbauan yang pada
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
15
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
akhirnya anak mampu mempraktikkan
24) bahwa:Upaya bimbingan konseling
dan memaknainya.
memungkinkan
siswa
mengenal
dan
Siswa dalam kehidupannya selalu
menerima diri sendiri serta mengenal dan
berusaha untuk memenuhi kebutuhannya
menerima lingkungannya secara positif
baik di dalam maupun di luar lingkungan
dan dinamis serta mampu mengambil
sekolah. Apabila kebutuhan siswa itu
keputusan, mengarahkan dan mewujudkan
tidak dapat terpenuhi akan menyebabkan
dirinya sendiri sesuai dengan peranan
suatu permasalahan dalam kehidupannya,
yang diinginkan di masa depan.
yang akan terbawa sampai ke sekolah,
Berdasarkan permasalahan tersebut
sehingga akan mengganggu konsentrasi
maka untuk mengungkap apakah ada
belajar. Bahkan kebutuhan itu tidak
korelasi yang positip antara karakter guru
terpenuhi
bimbingan
bisa
menimbulkan
bentuk-
bentuk tingkah laku yang menyimpang.
konseling
terhadap
siswa
dengan Perilaku khususnya siswa kelas di
Dalam rangka membantu mengatasi
kelas VIII/A Tsanawiyah Al Muddakir
permasalahan tersebut, bimbingan dan
Banjarmasin Tahun,Pelajaran 2003/2004
konseling di sekolah memegang peranan
perlu diadakan penelitian
penting. Siswa yang mengalami kesulitan
B.
dapat
ditolong
layanan
dengan
Heuken
(2002:14)
mengemukakan bahwa "karakter adalah
sebaik-baiknya. Melalui program layanan
suatu pola kebiasaan perbuatan seseorang
bimbingan konseling diharapkan akan
baik jasmani, rohani dan emosinya yang
membantu
yang
ditatanya dalam caranya yang khas,
dengan
dibawah beraneka pengaruh dari luar".
dapat
Daniel (2002: 17) mengatakan bahwa
permasalahan
"karakter adalah suatu dasar perasaan
berbagai siswa
kemampuannya mengatasi
konseling
Adolf
yang
dihadapi
bimbingan
memberikan
TEORI
masalah
sehingga sendiri
permasalahan
akan
dan dapat membuat keputusan dalam hidupnya
dan
dapat
membantu
yang mendasari perbuatan seseorang". Tesaurus,
2008:229
Orang
memperbaiki prilaku siswa. Hal ini sesuai
berkarakter berarti orang yang memiliki
dengan pendapat Elida Prayitno (1997:
watak, budi pekerti, atau akhlak. Dengan
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
16
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
makna seperti ini, karakter identik dengan
membangun
kepribadian atau akhlak. Kepribadian
berprilaku
merupakan ciri atau karakteristik atau
diajarkan
sifat khas dari diri seseorang yang
pemahaman, serta himbauan yang pada
bersumber dari bentukan-bentukan yang
akhirnya anak mampu mempraktikkan
diterima
dan memaknainya.
dari
lingkungan,
misalnya
keluarga pada masa kecil dan bawaan
C.
sejak lahir.
anak.
berpikir
Karakter
ini
melalui
dan dapat
pengenalan,
METODELOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam
Menurut Thomas Lickona, karakter mulia
sistem
meliputi
pengetahuan
penelitian ini adalah metode deskriftif
tentang
kuantitatif dengan teknik korelasional.
kebaikan, lalu menimbulkan komitmen
Teknik korelasional, yaitu penelitian yang
terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-
sifatnya
benar melakukan kebaikan, dengan kata
terdapat antara dua variable atau lebih.
lain, karakter mengacu pada serangkaian
Sedangkan metode kuantitatif menurut
pengetahuan, sikap dan motivasi, serta
Sugiyono (2011: 18) adalah Metode
perilaku dan keterampialn.
penelitian “Karakter
Koesoema,2007:80 adalah
watak,
tabiat,
sebagai
kuantitatif metode
hubungan
dapat
yang
diartikan
penelitian
yang
atau
berlandaskan pada filsafat positivism,
yang terbentuk
digunakan untuk meneliti pada populasi
dari hasil internalisasi berbagai kebijakan
atau sampel tertentu, teknik pengambilan
yang diyakini dan digunakan sebagai
sampel pada umumnya dilakukan secara
landasan untuk cara pandang, berfikir,
randum, pengumpulan data menggunakan
bersikap,
instrumen penelitian, analisis data bersifat
keperibadian seseorang
dan
akhlak,
melukiskan
bertindak”
(Puskur
Kemdiknas, 2010:3). Dari
kuantitatif atau statistik dengan tujuan
pengertian
tersebut
dapat
diambil kesimpulan karakter merupakan kebijakan
yang
ditanamkan
pendidik
untuk
menguji
hipotesis
yang telah
ditetepkan. Dari pengertian diatas dapat ditarik
dengan cara memasukkan materi dan nilai
kesimpulan
yang
kuantitatif yaitu suatu bentuk penelitian
mempunyai
relevansi
dalam
bahwa
metode
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
deskriptif
17
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
yang berdasarkan data yang dikumpulkan selama
penelitian
secara
e. Proses analisis data menggunakan
sistematis
pola pengukuran yaitu eksperimen
menganai fakta-fakta dan sifat-sifat dari
yang memiliki pengakuan dan
obyek yang diteliti terlibat, kemudian
unit-unit eksprimen namun tidak
diinterperitasikan dasarkan teori-teori dan
menggunakan penempatan secara
literatur-literatur yang sling berhubungan.
acak.
Metode ini bertujuan memberikan gambaran yang cukup jelas atas masalah
2. Populasi dan Sampel a. Populasi Penelitian
yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti
Populasi adalah merupakan
memperoleh data dengan menggunakan
hal yang sangat penting dalam
angket yang telah diberi skor, dimana data
penelitian
tersebut nantinya akan dihitung secara
manyangkut hal apa saja yang
statistik.
menjadi subyek dalam penelitian. Menurut
1. Rancangan Penelitian a. Peneliti
mengadakan
penelitian
daengan menyebar angket
dan diambil kesimpulan
analisis
sehingga
“Populasi
obyek
hasil dapat
yang
merupakan yang
atau
wilayah
terdiri
subyek
atas yang
terhadap perilaku siswa.
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
guru BK, Dorongan orang tua
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas
agar
VIII dengan jumlah 50 orang
mudah dianalisis dan disimpulkan
siswa di Madrasah Tsanawiyah Al
maka
Muddakir Banjarmasin.
analisis
yangdikumpulkan
(2014:117)
mempunyai karakteristik tertentu
mengetahui bagaimana karakter
d. Data
populasi
Sugiyono
generalisasi
b. Setelah data terkumpul dianalisis
c. Mengenterprestasikan
karena
peneliti
menggunakan
yang
menghasilkan
b. Sampel Penelitian
analisis persentasi.
Teknik sampel
pengambilan
digunakan
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
dalam
18
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
penelitian
ini
adalah
A. Per Kelas = 46
teknik
purvosive random sampling yaitu
x 92 = 100
B.
teknik penentuan sampel dengan
50 x 92 = 46
pertimbangan tertentu dan teknik
100
ini pengambilan sampelnya secara acak,
dimana
individu
atau
Jadi jumlah sampel 46 + 46 =
bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota
sampel.
Menurut
Sugiyono
(2011:81)
”Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Karena
menggunakan
teknik purposive random sampling maka
banyak
digunakan perkelas.
sampel
adalah
46
Sampel
yang orang
92 Alasan peneliti memilih siswa kelas VIII Madrasyah Tsanawiyah Almuddakir Banjarmasin karena kelas VII adalah siwa yang baru masuk, sedangkan
kelas
IX
sedang
menghadapi
ujian
akhir
sekolah
(UAN). 3. Alat Pengumpulan Data a. Observasi Teknik ini dilakukan dengan
didapat
menggunakan tabel Krecjie, yang
pengamatan
langsung
terhadap
menyatakan apabila populasi 100
situasi
lapangan,
meliputi
maka sampel 92, maka masing-
pengamatan tentang pelaksanaan
masing sampel untuk kalas harus
pendidikan
proposional
bagaimana
sesuai
dengan
di
karakter karakter
populasi. Karena jumlah siswa
terhadap perilaku siswa.
dalam satu kelas adalah 50 orang
b. Angket Berskala
guru
serta BK
Dalam penelitian bidang
maka,
pendidikan, teknik yang lazim digunakan adalah menggunakan 50
instrumen
atau
angket
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
yang
19
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
sempurna,/Kuesioner
/Angket.
Likert digunakan untuk mengukur
Kuesioner atau angket berskala
sikap,
adalah
seseorang atau sekelompok orang
yang
seperangkat disusun
pertanyaan
secara
logis,
tentang
pendapat
dan
fenomena
persepsi
atau
gejala
sistematis tentang konsep yang
sosial yang terjadi, hal ini secara
menerangkan
spesifik
tentang
variabel-
telah
ditetapkan
oleh
variabel yang diteliti. Penyebaran
peneliti, yang selanjutnya disebut
kuesioner/ angket kepada subyek
variabel penelitian. Sebagai tolok
penelitian
ukur untuk menyusun item-item
bertujuan
untuk
memperoleh data atau informasi
pertanyaan atau pernyataan
mengenai masalah penelitian yang
yang berhubungan dengan variabel
menggambarkan variabel-variabel
penelitian.
yang diteliti.
pernyataan akan dijawab oleh
Guna untuk memperoleh data yang di menjawab diajukan
oleh
peneliti,
atau
responden berbentuk skala Likert
butuhkan demi
permasalahan
Pertanyaan
yang mempunyai gradasi dari
yang
sangat positif dan sangat negatif
maka
yang diungkapkan melalui kata-
dilakukan pengumpulan data di
kata sebagai berikut:
lapangan dengan menggunakan teknik
Angket.
Angket
yakni
daftar pernyataan yang tertulis untuk memperoleh data tentang dorongan orang tua di kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah
Al
Muddakir Banjarmasin. Adapun
SS = S = TS = STS =
Sangat Setuju dinilai 4 Setuju dinilai 3 Tidak Setuju dinilai 2 Sangat Tidak Setuju dinilai 1 Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara jenis
karakter guru bimbingan konseling,
pengukuran yang digunakan dalam
dorongan orang tua terhadap perilaku
penelitian
dengan
siswa merupakan faktor eksternal dari
menggunakan Skala Likert. Skala
yang mempengaruhi perilaku. Tujuan
ini
Skala/
Keterangan:
adalah
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
20
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
bimbingan konseling tersebut secara
berperan penting atau yang sangat
umum adalah untuk meningkatkan
utama dalam perilaku diri siswa.
potensi diri siswa. Apabila bimbingan
Penelitian
ini
bermaksud
konseling ini menurut persepsi siswa
mengetahui korelasi karakter guru
bermanfaat, maka bimbingan konseling
Bimbingan X,sebagai X1, dorongan
yang
orang
diberikan
memberikan
diharapkan
kontribusi
dapat
terhadap
tua.dan
Karakter
bimbingan,dorongan
peningkatan potensi diri siswa.
terhadap
perilaku
guru
orang siswa
tua sebagai
X2,sedangkan perilaku siswa sebagai Karaktar Guru BK X
Dorongan Orang Tua X1
variable Y D.
HASIL Dengan memperhatikan besarnya
Perilaku siswa Y
rxy
yaitu
0.453
,
kemudian
dikonsultasikan dengan tabel pedoman
Karakter guru BK Dokongan orang tua X2
interpretasi nilai r, karena nilai rxy adalah 0,453yang berada pada kisaran antara 0,40-0,70 ini berarti korelasi positif antara variabel X , X1 dan variabel Y itu termasuk korelasi yang sedang atau
Kerangka konseptual penelitian Dari
gambaran
kerangka
cukup.
konseptual diatas peneliti akan meneliti
Sebelum memberikan interpretasi
tentang korelasi antara karakter guru
yang dikonsultasikan dengan tabel nilai r,
bimbingan konseling, dorongan orang
maka terlebih dahulu harus dirumuskan
tua
hipotesis alternative (Ha) dan hipotesis
terhadap perilaku siswa. Adapun
variabel penelitian ini adalah karakter
nolnya (Ha).
guru bimbingan konseling. Dorongan
Ha : Ada korelasi positif yang
orang tua dan perilaku siswa. Hasil
signifikan antara variabel X (karakter
penelitian
guru
menunjukkan
bahwa
bimbingan
konseling),
drongan
karakter guru bimbingan konseling
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
21
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
orangtua variabel X1 dengan variabel Y
didasarkan pada besarnya nilai r hitung
(perilaku siswa).
yang lebih besar dari r tabel 0,453> 0,279.
Ha : Ada korelasi positif yang
Dilihat dari hasil analisis penelitian
signifikan antara variabel X (karakter
yang menunjukkan hubungan yang sedang
guru bimbingan konseling), variabel X1
atau cukup
dengan variabel Y (perilaku siswa).
guru
Hasil
perhitungan
menggunakan
dengan
korelasi
pearson
dari pelaksanaan karakter
bimbingan
konseling kelompok
dengan perilaku siswa di Madrasah Tsanawiyah
Almuddakir
Banjarmasin
correlation, menghasilkan angka korelasi
yang hubungannya positif searah, maka
antara variabel karakter guru bimbingan
dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila
konseling
dukungan
semakin baik karakter guru bimbingan
orangtua terhadap perilaku siswa di
konseling diberikan maka semakin baik
Madrasah
hasil perilaku siswa.
dengan
dengan
Tsanawiyah
Almuddakir
adalah
sebesar0,453
Hal ini sesuai dengan tujuan dari
Berdasarkan nilai taraf signifikan pearson
karakter guru bimbingan konseling yang
correlation ternyata r hitung 0,453 lebih
sudah di jelaskan pada bab II, mengenai
besar dari r tabel untuk taraf kepercayaan
pemberian
5% (0,279), hal ini menunjukkan bahwa
untuk
terdapat korelasi yang signifikan (sedang
mengekspresikan
atau
bakat, minat dan potensi yang ada dalam
Banjarmasin
cukup)
antara
karakter
guru
bimbngan konseling dengan dukungan ordngtua alam di Madrasah Tsanawiyah Almuddakir Banjarmasin Tingkat hubungan atau korelasi yang dinilai sedang atau cukup antara pelaksanaan guru bimbingan konseling dengan
perlaku
Tsanawiyah
siswa
Almuddakir
di
kesempatan
memperbaiki diri
kepada
siswa
perilaku
dan
sesuai
dengan
dirinya. DAFTAR PUSTAKA Abdullah Munir. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pedagogia. 2010. Arikunto,S. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:PT Rineka Cipta. 2000.
Madrasah
Banjarmasin
Baharudin, 2008. Teori Belajardan Pembelajaran. Yogyakarta: ArRuzz Media
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
22
ISSN 2460-9722 JURNAL MAHASISWA BK AN-NUR Volume : 1. Nomor : 1. Tahun 2015
Elida Prayitno. Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Depdikbud dirjen Dikti PPLPTK. 1997.
Jakarta: Grasindo
Hamdani Hamid. Pendidikan Karakter Islam. Pustaka Setia . Bandung. 2013.
Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Rahayu, Aprianti. 2013. Kepercayaan Diri. Jakarta Barat: PT INDEKS
Muhammad Ali. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algessendo. Bandung. 2008.
Tohri, Muhammad. 2007. Belajardan Pembelajaran. STKIP Hamzanwadi
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia Suharsimi Arikunto. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 1989. Vita Mind. Misteri Perilaku. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum. 2003. (Puskur Kemdiknas, 2010:3). Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia Tim
FKIP UNISKA (2010). Buku Pedoman Penulisan Skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling. Banjarmasin: FKIP UNISKA
Dipublikasikan oleh : Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
23