KONTRIBUSI KONSEP DIRI TERHADAP PERENCANAAN ARAH KARIR SISWA (Studi pada Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Padang Panjang)
NOFRITA*
ABSTRACT The 14-18 years old high school students begin to plan their future line including secondary school plan. The secondary school has been a concern of high school students and would be a big work that possibly determines their life and future. Many factors that contribute to students career direction plan, some of them are self-concept. The study is a quantitative one using the correlation analysis approach. Population including all students of XI grade in Padang Panjang Senior High School 1 that amount 165. Sample used is 116 students that taken by proportional random sampling technique considering the sex and field of study. The instrument used to collect data is the questionnaires that having a tested validity and reliability. Data analysis is using correlation and regression technique through SPSS program. The result of the study show that hypothesis above is significantly proved. The self-concept is contributing 16,9% towards students career direction plan. The results reveal that self-concept rate can not be ignored besides other variables that also considered to have same contribution. Therefore, it is hoped that the counseling teachers are able to improve the counseling programs through a more effective and creative activities. Keywords: self-concept, career direction plan.
* Staf Pengajar STKIP PGRI Padang Sumbar
1
2
I.
PENDAHULUAN Dunia kerja merupakan dunia yang sangat kompleks karena menyangkut
sumber kehidupan banyak orang dan mutlak dibutuhkan terutama bagi angkatan usia kerja produktif. Abad XXI yang dikenal dengan berbagai julukan, seperti: abad teknologi canggih (the age of hi tech), abad internet dan abad globalisasi ditandai dengan pesatnya perubahan di berbagai bidang kehidupan telah memaksa para pencari kerja bersaing secara ketat untuk masuk dunia kerja dan berkarir. Sebelum terjun ke dunia kerja individu senantiasa mempersiapkan diri terlebih dahulu di dunia pendidikan. Proses pada jalur pendidikan yang dilewati individu dari SD, SMP sampai SMA akan menjadi salah satu modal dasar dalam mencapai kesuksesan memasuki dunia kerja. A. Muri Yusuf (2002:58) menegaskan bahwa dunia pendidikan merupakan pre-occupation, dunia pendidikan adalah awal penentuan karir seseorang. Bimbingan karir yang merupakan bagian integral dari pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah pada dasarnya bertujuan untuk membantu para siswa memahami dirinya, memahami dunia kerja, karir dan lingkungan serta mengembangkan rencana dan membuat keputusan yang bermakna bagi masa depan mereka. Dengan kata lain, bimbingan karir merupakan salah satu tindakan preventif untuk mempersiapkan siswa dalam perencanaan arah karir mereka. Kemampuan seseorang mengelola diri sendiri, memahami orang lain dan lingkungan, berhubungan dengan orang lain dan lingkungannya, kecerdasan (intelligence) dan keahlian (expertise) diperlukan untuk mencapai keberhasilan. Di samping itu: bakat, minat, sifat-sifat dan sikap serta nilai-nilai yang terdapat pada seseorang yang tumbuh dan berkembang menurut pola dan irama perkembangan masing-masing
3
merupakan pilar penyangga lain yang menentukan sukses pribadi dan karir seseorang dalam kehidupannya. Tekad, semangat dan komitmen ingin berhasil merupakan akar lain yang menyangga pohon keberhasilan. Faktor-faktor genetika/keturunan, bakat dan keyakinan serta pendidikan juga merupakan akar. Lingkungan kerja diumpamakan sebagai cabang pohon keberhasilan dan rimbunnya daun merupakan lambang kesuksesan individu dalam karir dan kehidupannya (A. Muri Yusuf, 2002:12). Selanjutnya, menurut Super (dalam Osipow, 1983:153) “proposes the nation that people strive to implement their self-concept”, bekerja merupakan perwujudan konsep diri. Osipow (1983:176-177) mengemukakan beberapa penelitian yang berhubungan dengan konsep diri dan karir. Greenhaus (1971) melakukan penelitian untuk “attempted to isolate and examine a variable associated with self concept implementation in career”, menguji suatu variabel yang berhubungan dengan implementasi konsep diri dalam karir. Greenhaus memprediksi bahwa kesuksesan karir berhubungan dengan kesesuaian konsep diri dan jabatan. Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat dipahami bahwa konsep diri merupakan seperangkat instrumen pengendali mental yang dapat mempengaruhi kemampuan berfikir individu. Individu yang memiliki konsep diri positif akan menjadi individu yang mampu memandang dirinya secara positif, berani mengambil resiko, optimis, percaya diri dan antusias menatap arah dan tujuan hidup. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa konsep diri merupakan salah satu modal bagi individu dalam perencanaan arah karirnya. Namun, fenomena di lapangan menunjukkan kondisi di mana masih ditemukan: siswa yang bingung menentukan, apakah akan memasuki perguruan tinggi terlebih dahulu untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja atau
4
memasuki dunia kerja dengan berbekal ijazah SMA. Sementara, beberapa siswa lain yang sudah memutuskan untuk melanjutkan pendidikan mengalami kebingungan dalam menentukan jurusan yang akan diambil. Siswa terkesan tidak mampu menilai dan gagal memperoleh suatu pandangan yang jelas tentang dirinya sehingga mereka kebingungan dalam merencanakan masa depan dan berdampak terhadap pilihan pendidikan lanjutan. II.
KAJIAN TEORI Perencanaan arah karir merupakan salah satu segi dari keseluruhan proses
perkembangan individu yang berhubungan dengan perkembangan konsep diri. Winkel dan Sri Hastuti (2004:656) menyatakan bahwa konsep diri merupakan garis dasar yang berhubungan dengan berbagai pilihan yang dibuat individu dan menjadi benang merah dalam menyusun rencana masa depan. Rinny Soegiyoharto (http://www1.bpkpenabur.or.id) mengutip pendapat Super yang menyatakan bahwa pemilihan karir sangat berkaitan dengan konsep diri. Lebih jauh, Rinny mengungkapkan bahwa proses pembentukan konsep diri ditempuh secara bertahap sebagaimana proses perkembangan manusia. Pembentukkan konsep diri tersebut mulai nyata ketika anak memasuki usia remaja (14-15 tahun). Siswa SMA yang berusia 14-18 tahun, berada pada tahap di mana remaja mulai merencanakan garis besar masa depan dan dituntut untuk mampu menentukan satu diantara beberapa pilihan penting. Menurut konsep Super (Osipow,
1983:157)
“crystalization”,
individu
mempunyai
tugas-tugas
perkembangan pekerjaan yang harus dicapai dan usia 14-18 tahun merupakan masa di mana individu berada pada tahap preferensi atau memilih pekerjaan.
5
Siswa mulai dihadapkan pada beberapa pilihan, diantaranya: apakah akan memasuki perguruan tinggi terlebih dahulu untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja atau memasuki dunia kerja dengan berbekal ijazah SMA dan berbagai pilihan lainnya. Hurlock (1980:217) juga mengemukakan bahwa pada awal masa remaja, minat terhadap pakaian dan penampilan mulai beralih kepada minat terhadap karir. Selain itu, berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi dalam panduan pelayanan BK yang disusun oleh Prayitno, dkk (2002:11) dikemukakan sembilan tugas-tugas perkembangan siswa sekolah menengah umum/kejuruan, madrasah aliyah dan sederajatnya yang salah satunya berbunyi “mencapai kematangan dalam pilihan karir”. Dengan redaksi yang tidak jauh berbeda Hilgard, Atkinson & Atkinson (1975:99) mengungkapkan bahwa gambaran seseorang tentang dirinya mempunyai pengaruh terhadap pilihan yang dibuat, baik pilihan pendidikan maupun pilihan terhadap pekerjaan. Munandir (1996:208) mengungkapkan bahwa perencanaan arah karir adalah gambaran aktivitas seseorang berdasarkan pemahaman terhadap diri dan lingkungan untuk memasuki suatu
tatanan
kehidupan
di
masyarakat tertentu
yang selalu
berubah
perkembangannya. Siswa SMA dengan konsep diri akademik positif akan mampu menilai dan berhasil memperoleh suatu pandangan yang jelas tentang dirinya sehingga mereka akan mampu pula menilai peluang yang dapat diraih serta membuat komitmen terhadap perencanaan arah karir mereka. Konsep diri akademik yang positif menjadi kunci untuk memacu keberhasilan akademik siswa sehingga secara
6
langsung siswa yang bersangkutan akan mengakumulasikan konsep diri akademik positif tersebut dalam perencanaan arah karirnya. Santamaria (1991:7) merumuskan langkah-langkah perencanaan karir dengan ungkapan: Career planning is deliberate process of: knowing and understanding ourselves better, becoming aware of opportunities, choices and the consequences of our choices, identifying options, making decisions about options, developing goals and action plans that will keep us moving in the direction we want to go and programming work, education and related training and development experiences. Pendapat di atas menggambarkan bahwa perencanaan karir merupakan sebuah proses yang diawali dengan mengenal dan memahami diri sendiri, kemudian menyadari adanya peluang dan beragam pilihan dengan segala konsekwensinya, mengidentifikasi pilihan, membuat keputusan, mengembangkan tujuan dan rencana sampai memprogram pekerjaan, pendidikan dan pelatihan yang akan dibutuhkan di dunia kerja. Demikian halnya dengan perencanaan arah karir, individu akan melewati proses yang tidak begitu berbeda dengan perencanaan karir. Penekanannya, pada perencanaan arah karir individu merumuskan langkah-langkah yang akan ditempuh berkenaan dengan pendidikan lanjutan. Berdasarkan berbagai pendapat para ahli di atas, dapat dipahami bahwa konsep diri berperan penting dalam kesuksesan individu di dunia kerja. Oleh karena itu, sedini mungkin siswa SMA diharapkan mampu menilai dan dapat memperoleh suatu pandangan yang jelas tentang dirinya sehingga mereka akan mampu pula merumuskan perencanaan arah karir sesuai dengan kecendrungan karir yang akan ditekuninya.
7
III.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan analisis
korelasional. Populasi penelitian meliputi seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Padang Panjang yang terdaftar pada tahun ajaran 2008-2009 sebanyak 165 orang. Sampel penelitian berjumlah 116 orang. Penarikan sampel menggunakan teknik proportional random sampling dengan rumus Krejcie & Morgan, 1970; Udinsky, cs, 1981 (A. Muri Yusuf, 2005:214): s X 2 NP(1 P) : d 2 ( N 1) X 2 P(1 P) Keterangan: : besarnya sampel yang diinginkan s 2 : nilai chi square dengan derajat kebebasan (df) = 1 pada tingkat X kepercayaan yang diinginkan : jumlah populasi N : proporsi populasi (maksimum besarnya sampel akan di dapat apabila P P 0,5 : derajat ketelitian yang diterima dalam proporsi d Selanjutnya, ditetapkan jumlah sampel masing-masing kelompok dengan rumus (A. Muri Yusuf, 2005:202): sampel sub kelompok
jumlah masing - masing kelompok besar sampel jumlah total
Tabel 1. Distribusi Sampel Penelitian No 1 2
Jenis Kelamin Jurusan IPA IPS Jumlah
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
26 14 40
60 16 76
86 30 116
Instrumen penelitian adalah kuesioner. Kuesioner disusun melalui langkah-langkah berikut: 1. Kajian teori, 2. Menyusun kisi-kisi, 3. Membuat pernyataan sesuai kisi-kisi, 4. Penimbangan instrumen, 5. Uji coba instrumen, 6. Analisis hasil uji coba, 7. Pengumpulan data.
8
IV.
HASIL PENELITIAN
A. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Uji normalitas menggunakan teknik analisis Colmogorov-Smirnov Test dengan program SPSS versi 13 pada probabilitas = 0,05. Berikut hipotesis yang diajukan untuk uji normalitas: Ha : Data berdistribusi normal Ho: Data tidak berdistribusi normal Dasar pengambilan keputusan:
Jika skor Asymp. Sig. > = 0,05 maka Ha diterima, artinya data berdistribusi normal.
Jika skor Asymp. Sig. < = 0,05 maka Ha ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal. Skor Asymp. Sig. kedua variabel > = 0,05. Skor Asymp. Sig.
variabel konsep diri sebesar 0,418 dan variabel perencanaan arah karir siswa sebesar 0,872. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu syarat untuk analisis regresi sudah dapat dipenuhi. 2. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah data variabel konsep diri cenderung membentuk distribusi garis linear terhadap variabel perencanaan arah karir siswa. Berikut hipotesis yang diajukan untuk uji linearitas:
9
Ha : sebaran data variabel bebas membentuk garis linear terhadap variabel terikat. Ho
: sebaran data variabel bebas tidak membentuk garis linear terhadap variabel terikat.
Dasar pengambilan keputusan: Jika skor Asymp. Sig. > = 0,05 maka Ha diterima, artinya sebaran data variabel bebas membentuk garis linear terhadap variabel terikat. Jika skor Asymp. Sig. < = 0,05 maka Ha ditolak, artinya sebaran data variabel bebas tidak membentuk garis linear terhadap variabel terikat. Hasil perhitungan uji lineritas variabel konsep diri terhadap variabel perencanaan arah karir siswa menunjukkan skor Asymp. Sig. sebesar 0,628 pada = 0,05 dan taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa sebaran data variabel konsep diri membentuk garis linear terhadap variabel perencanaan arah karir siswa. B. Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah konsep diri (X) berkontribusi terhadap perencanaan arah karir siswa (Y). Hasil perhitungan koefisien korelasi dan regresi sederhana dengan program SPSS versi 13 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Hasil Analisis Korelasi Variabel X terhadap Variabel Y Model Summary Model 1
R ,411a
R Square ,169
a. Predictors: (Constant), Konsep Diri
Adjusted R Square ,162
Std. Error of the Estimate 8,80835
10
Tabel 3. Hasil Ringkasan ANOVA untuk Uji Signifikansi ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 1800,838 8844,912 10645,750
df 1 114 115
Mean Square 1800,838 77,587
F 23,211
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), Konsep Diri b. Dependent Variable: Perencanaan Arah Karir
Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Sederhana Variabel X terhadap Variabel Y Coefficients a
Model 1
(Constant) Konsep Diri
Unstandardized Coefficients B Std. Error 66,440 12,545 ,270 ,056
Standardized Coefficients Beta ,411
t 5,296 4,818
Sig. ,000 ,000
a. Dependent Variable: Perencanaan Arah Karir
Berdasarkan tabel 2, besarnya kontribusi konsep diri terhadap perencanaan arah karir siswa adalah 0,169 (rXY = 0,169 atau 16,9%). Pada tabel 3 dari uji anova atau Ftes, ternyata didapat Fhitung adalah 23,211 dengan tingkat signifikan 0,000. Probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi perencanaan arah karir siswa. Berdasarkan tabel 4, diperoleh gambaran persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = a + bX = 66,440 + 0,411X Konstanta sebesar 66,440 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel konsep diri, maka nilai kualitas perencanaan arah karir siswa adalah 66,440. Koefisien regresi sebesar 0,411 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor atau nilai konsep diri akan memberikan peningkatan skor sebesar 0,411.
11
Selanjutnya, uji t dilakukan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (perencanaan arah karir siswa). Kriteria uji koefisien regresi dari variabel konsep diri terhadap perencanaan arah karir sebagai berikut: Hipotesis dalam kalimat: Ha
: konsep diri berkontribusi secara signifikan terhadap perencanaan arah karir siswa.
Ho
: konsep diri tidak berkontribusi secara signifikan terhadap perencanaan arah karir siswa.
Hipotesis dalam bentuk statistik: Ha
: rXY 0
Ho
: rXY = 0
Dasar pengambilan keputusan:
Jika nilai thitung > nilai ttabel maka Ho ditolak, artinya koefisien regresi signifikan
Jika nilai thitung < nilai ttabel maka Ho diterima, artinya koefisien regresi tidak signifikan
Nilai thitung: Diambil pada tabel 4 Nilai thitung untuk variabel X = 4,818 Nilai ttabel:
Tingkat signifikansi ( ) = 0,05
dk (derajat kebebasan) = jumlah data (n) – 2 = 116 – 2 = 114
Uji dilakukan dua sisi, sehingga nilai ttabel = 1,980
Keputusan:
12
Karena nilai thitung > nilai ttabel atau 4,818 > 1,980 maka Ho ditolak. Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikan) pada tabel 4 terdapat nilai 0,000 atau probabilitas jauh di bawah 0,05 dan karena nilai thitung > nilai ttabel atau 4,818 > 1,980 maka Ho ditolak artinya koefisien regresi signifikan atau konsep diri berkontribusi secara signifikan terhadap perencanaan arah karir siswa sebesar 16,9%. V.
PEMBAHASAN Hasil analisis membuktikan bahwa terdapat kontribusi konsep diri yang
signifikan terhadap perencanaan arah karir siswa sebesar 16,9%. Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan terdahulu, kenyataan ini menuntut adanya kajian yang lebih serius karena konsep diri merupakan penyumbang dalam perencanaan arah karir siswa. Berdasarkan hal ini perlu dilakukan usaha yang lebih giat dalam peningkatan konsep diri yang mengarah pada perencanaan arah karir siswa. Sejalan dengan pendapat Winkel dan Sri Hastuti (2004:656) yang mengemukakan bahwa variabel konsep diri merupakan garis dasar yang berhubungan dengan berbagai pilihan yang dibuat dan menjadi benang merah dalam menyusun rencana masa depan. Salah satu pilihan dan masa depan yang dimaksud berkenaan dengan pilihan dan rencana pendidikan lanjutan yang akan ditekuni.
Selain
itu,
Rinny
Soegiyoharto
(http://www1.bpkpenabur.or.id)
mengutip pendapat Super yang menyatakan bahwa pemilihan karir sangat berkaitan dengan konsep diri. Demikian halnya, Hilgard, Atkinson & Atkinson (1975:99) yang mengungkapkan bahwa gambaran seseorang tentang dirinya berpengaruh terhadap pilihan pendidikan yang dibuat.
13
Dengan demikian, terbukti bahwa konsep diri yang meliputi: kondisi fisik, hubungan sosial, keadaan emosional dan kemampuan intelektual siswa adalah unsur-unsur yang berperan penting mempengaruhi siswa dalam merumuskan perencanaan akan pendidikan lanjutannya. VI.
KESIMPULAN Kontribusi konsep diri terhadap perencanaan arah karir siswa sebesar
16,9% yang berarti bahwa 83,1% ditentukan oleh variabel lain. Informasi ini memberikan keterangan bahwa variabel konsep diri berpengaruh terhadap perencanaan arah karir siswa. Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa konsep diri siswa SMAN 1 Padang Panjang diharapkan akan memberikan pengaruh yang positif dalam rangka perencanaan arah karir siswa. Penelitian ini merupakan penelitian awal yang belum bersifat kongklusif dalam memberikan pemecahan masalah secara tuntas namun setidaknya telah dapat mengemukakan alternatif untuk dapat dipertimbangkan setidak-tidaknya oleh guru pembimbing. BK pada setting sekolah sebagai salah satu sub-bidang dari bidang pembinaan siswa mempunyai fungsi yang khas dengan corak pelayanan yang bersifat psikis dibanding dengan sub-bidang lainnya. Bimbingan karir yang merupakan bagian integral dari pelayanan BK di sekolah diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan konsep diri yang tentu saja akan berpengaruh terhadap perencanaan arah karir siswa. Dengan demikian, upaya pengembangan konsep diri siswa SMAN 1 Padang Panjang harus tetap dilakukan guru pembimbing sebagaimana yang sudah dilakukan. Bahkan diharapkan guru pembimbing dapat mengembangkan program
14
pelayanan BK, khususnya program bimbingan bidang karir yang berkenaan dengan materi konsep diri dalam kaitan dengan perencanaan arah karir siswa. Pemberian materi yang berpatokan pada modul dengan jadwal masuk lokal 1 jam pelajaran perminggu oleh guru pembimbing diperluas melalui pengembangan program BK terkait materi konsep diri yang lebih efektif dan kreatif, menciptakan lingkungan yang kondusif, mengadakan dan melaksanakan berbagai kegiatan yang dapat membantu siswa mengembangkan konsep diri. Seperti: mengadakan out-bond, career day, konferensi karir, pemberian simulasi dan permainan (games), pengadaan papan yang berisi informasi karir dan berbagai pendekatan lainnya. Sehingga dengan berkembangnya konsep diri yang positif dan tingkat aspirasi pendidikan siswa yang realistis akan berdampak secara positif terhadap siswa dalam merencanakan pendidikan lanjutannya.
DAFTAR PUSTAKA A. Muri Yusuf. 2002. Kiat Sukses dalam Karir. Padang: Ghalia Indonesia. A. Muri Yusuf. 2005. Metodologi Penelitian: Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah. Padang: UNP Press. Hilgard, Ernest R., Atkinson, Richard C., Atkinson, Rita L.. 1975. Introduction to Psychology, Sixth Edition. USA: Harcourt Brace Jovanovich, Inc. Hurlock, Elizabeth B.. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo. 1999. Jakarta: Erlangga. Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta: Dirjen PT Depdikbud. Osipow, Samuel H.. 1983. Theories of Career Development. USA: Prentice-Hall, Inc. Prayitno dkk.. 2002. Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Rinny Soegiyoharto. Tanpa Tahun. Peran Orang Tua terhadap Karir Anak: Tidak Memaksa Anak ke Jurusan yang Tidak Disukainya, (Online), (http://www1.bpkpenabur.or.id, diakses 2 Februari 2008). Santamaria, Josefina O.. 1991. Career Planning Workbook, Manila: Recon Printing Press. Winkel dan Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
15