Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
KONTRIBUSI KEMAMPUAN GURU MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PERSAMAAN KUADRAT PADA SISWA SMA NEGERI 1 PANGKAL PINANG (THE CONTRIBUTION OF TEACHER EDUCATION COMPETENCIES ON STUDENTS LEARNING OUTCOME IN QUADRATIC EQUATIONS AT SMA NEGERI 1 PANGKAL PINANG) Haholongan Simanjuntak Universitas Terbuka, Kompleks Perkantoran dan Pemukiman Terpadu Jln. Pulau Bangka Pangkalpinang 33100 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung e-mail:
[email protected] Diterima tanggal: 3/11/2012; Dikembalikan untuk revisi tanggal: 26/11/2012; Disetujui tanggal: 8/02/2013 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kontribusi kemampuan guru, dan 2) kecenderungan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Pangkalpinang. Populasi penelitian meliputi seluruh peserta didik kelas X yang terdiri atas 4 kelas dan diambil secara acak dua kelas sebagai sampel berjumlah 61 siswa. Studi ini menggunakan dua jenis instrumen, yaitu instrumen untuk menjaring data hasil belajar matematika persamaan kuadrat (Y) dan instrumen untuk menjaring data kemampuan guru melaksanakan pembelajaran (X). Data kemampuan guru (X) dijaring dengan skala Likert yang instrumennya disusun sesuai dengan kisi-kisi terdiri atas 30 soal. Data hasil belajar matematika siswa (Y) dijaring dengan tes pilihan ganda. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat kontribusi sumbangan kemampuan sebesar 49% dalam melaksanakan pembelajaran terhadap hasil belajar persamaan kuadrat pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pangkalpinang. Hasil uji kecenderungan variabel X dan Y menunjukkan bahwa kemampuan guru melaksanakan pembelajaran ditinjau dari persepsi siswa tergolong cukup baik dan hasil belajar matematika tergolong dalam kategori cukup dan baik. Kata kunci: kemampuan guru, hasil belajar, persamaan kuadrat, Matematika, dan SMA. Abstract: This research aims are to determine: 1) the contribution of teacher competencies; and 2) trends in students learning outcomes and students perception on learning quadratic equations. The population in this research comprises of all students in class X with a stratified sampling of 61 people taken randomly. The study uses two kinds of instruments, which consist of an instrument to collect data of learning outcomes in quadratic equation (Y) and an instrument to collect data of teacher education competencies (X) that are captured with a Likert scale of 30 questions. The result of the research concludes: 1) teachers education competencies contribute 49% to the quadratic equation learning outcome of students at SMA Negeri 1 Pangkalpinang; 2) students learning outcomes in quadratic equation are classified as adequate and good; 3) students evaluation on teachers ability to carry out the education process is relatively good. The research implicates that it is necessary to have a good coordination between the Education Ministry, LPMP and P4TK to improve mathematic teachers competencies by conducting courses/ seminars/workshops on pedagogical skills, mastery of teaching materials and instructional media, as well as the ability to select and use the right teaching methods. Keywords: teacher competence, learning outcome, quadratic equation, Math, senior secondary school.
94
Haholongan Simanjuntak, Kontribusi Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Persamaan Kuadrat pada Siswa SMA Negeri 1 Pangkal Pinang
Pendahuluan
Faktor lain dalam peningkatan hasil belajar
Hasil belajar merupakan hal yang penting untuk
siswa SMA dalam bidang Matematika adalah
dikaji, sebab hasil belajar merupakan salah satu
kemampuan dari guru itu sendiri. Seorang guru
indikator kualitas pendidikan. Sehubungan dengan
di hara pkan mem ilik i 4 kom pete nsi sesuai
hasil belajar, Djemari (1984) dalam penelitiannya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16
me ngem ukak an b ahwa ha sil bela jar sang at
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan
memerlukan motivasi belajar. Hasil belajar terus
Kompetensi Pendidik, yaitu: kompetensi peda-
dipermasalahkan, karena menyangkut manusia
godik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan eksiste nsinya, dima na m anusia m em-
dan kompetensi profesional. Dengan adanya 4
butuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk
kompetensi tersebut, diharapkan mutu peng-
memenuhi kebutuhannya dan mengatasi per-
ajaran Matematika dan mutu lulusan SMA, siap
masalahan hidupnya. Segala tuntutan ini dapat
melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih
dipenuhi melalui pendidikan. Sebagaimana hal di
tinggi (perguruan tinggi) dan masuk ke dunia
atas, Soejadi (2000) menyatakan bahwa kualitas
ker ja. Sala h sa tu m ater i pe laja ran (pok ok
pendidikan dan pengajaran yang diberikan guru
bahasan) yang terdapat dalam kurikulum Mate-
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, makin tinggi
matika SMA yaitu persamaan kuadrat. Persamaan
ti ngka t pe ndid ikan gur u, m akin bai k mutu
kua drat ini penting dik uasa i si swa di SMA
pendidikan dan pengajaran yang diterima anak
dikarenakan materi persamaan kuadrat ini juga
didik dan makin tinggi pula derajat masyarakat.
dipelajari di bangku perkuliahan (perguruan tinggi)
Matematika bagi masyarakat Indonesia pada
seperti jurusan Ekonomi (fungsi permintaan dan
umumnya dianggap sebagai ilmu yang sulit untuk
penawaran), jurusan Teknik, jurusan Fisika, dan
dipelajari. Siswa kurang menguasai konsep-
lain sebagainya. Karena begitu pentingnya pokok
konsep dasar Matematika sehingga kemampuan
ba hasa n pe rsam aan kua drat mak a pe neli ti
penguasaan Matem atik apun rend ah. Hal ini
merasa perlu untuk mengetahui sejauh mana
sesuai dengan pendapat Ruseffendi (2002) yang
prestasi hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri I
menyatakan bahwa Matematika bagi anak-anak
Pangkalpinang tentang persamaan kuadrat. Hasil
mer upakan pelaj aran y ang t idak d isenangi,
survei pendahuluan ke SMA Negeri I Pangkal-
bahkan yang paling dibenci. Berbagai keluhan
pinang menunjukkan bahwa hasil belajar Mate-
masyarakat sudah sering terdengar, mulai dari
matika dari tahun ke tahun belum menunjukkan
keluhan bahwa nilai rata-rata UN siswa rendah,
hasil memuaskan.
hasil UMPTN bidang studi Matematika rendah dan
Dari latar belakang yang dikemukakan di atas,
minat belajar Matematika siswa juga rendah.
masalah yang diteliti dalam penelitian ini dapat
Dalam hal ini yang sering menjadi bulan-bulanan
dirumuskan sebagai berikut: 1) berapa besarkah
yaitu kurikulum dan guru. Dosen Matematika
kontrib usi kema mpua n guru m elak sana kan
menyalahkan guru-guru Matematika di SMA, guru-
pembelajaran terhadap hasil belajar persamaan
guru Matematika di SMA menyalahkan guru-guru
kuadrat?; 2) bagaimanakah kategori kecende-
Matematika di SMP. Guru-guru Matematika di SMP
rungan hasil belajar persamaan kuadrat siswa
menyalahkan guru-guru Matematika di sekolah
kelas X SMA Negeri 1 Pangkalpinang tersebut?;
dasar.
dan 3) bagaimanakah kategori kecenderungan
Menurut Soe djad i (2 000) fak tor- fakt or
per sepsi si swa terhadap kem ampuan g uru
penyebab kesulitan belajar Matematika siswa
melaksanakan pembelajaran persamaan kuadrat?
yaitu: 1) faktor internal (yang bersumber dari diri
Terkait dengan perumusan masalah tersebut,
siswa) antara lain sikap, perkembangan kognitif,
tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui:
ke mamp uan sisw a (m emba ca, mend enga r,
1)
aritmatika, menalar dan melihat ruang) dan jenis
me laksanak an p embe laja ran terhadap hasil
kelamin; dan 2) faktor eksternal (bersumber dari
bel ajar
luar diri siswa) antara lain metode pengajaran,
kecenderungan hasil belajar siswa kelas X SMA
materi Matematika, dan lingkungan sosial.
Ne geri 1 Pangk alpi nang; d an 3 ) ka tegori
besa rnya
kontrib usi
per sama an
kecende rung an
kema mpua n
k uadr at;
p erse psi
2)
sisw a
guru
k ateg ori
te rhad ap
95
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
kemampuan guru melaksanakan pembelajaran
psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
persamaan kuadrat.
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni: 1) gerakan
Kajian Literatur
refleks; 2) keterampilan gerakan dasar; 3) ke-
Hakikat Hasil Belajar
mampuan perseptual; 4) keharmonisan atau
Belajar memegang peranan penting di dalam
ketepatan; 5) gerakan keterampilan kompleks;
perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan,
dan 6) gerakan ekspresif dan interpretatif.
tujuan, ke prib adia n, d an b ahka n pe rsep si
Dari uraian di atas hasil belajar ini diperoleh
manusia. Slameto (2010) merumuskan tentang
siswa setelah mengikuti proses belajar-mengajar.
pengertian belajar, yaitu suatu proses usaha yang
Hasil belajar diperoleh melalui hasil belajar
dilakukan individu untuk memperoleh suatu
intelektual, sikap, dan keterampilan. Dengan
perubahan tingkah laku yang baru secara kese-
demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil yang
luruhan sebagai hasil pengalaman individu itu
di maksud a dala h ha sil bela jar sisw a ma ta
sendiri dal am i nter aksi dengan ling kung an.
pelajaran Matematika dengan standar kompe-
Perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh
tensinya persamaan kuadrat yang diperoleh
proses pengalaman. Dari pengalaman yang satu
melalui tes. Dari hasil tersebut dapat dikatakan
ke pengalaman yang lain akan menyebabkan
berprestasi baik manakala siswa mempunyai nilai
proses perubahan. Perubahan ini tidak hanya
yang tinggi, Sebaliknya, dikatakan berprestasi
berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan
rendah jika siswa mendapat nilai rendah dan hasil
melainkan juga kecakapan, keterampilan, sikap,
belajar tersebut dinilai melalui ranah kognitif, yakni
pengertian, harga diri, minat, watak dan penye-
aspek pengetahuan, pemahaman, dan pene-
suaian diri. “Belajar tidak hanya mata pelajaran,
rapan. Sementara itu, Surya (2004) mengemu-
melainkan juga penyusunan, kebiasaan, persepsi,
kakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan
kesenangan atau minat, penyesuaian sosial,
tingkah laku individu. Individu akan memperoleh
bermacam-macam keterampilan lain dan cita-cita”
tingkah laku yang baru, menetap, fungsional,
(Hamalik, 2001). Dengan demikian, seseorang
positif, disadari dan sebagainya.
dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada diri orang yang belajar akibat adanya latihan dan
Silabus Matematika SMA Pokok Bahasan
pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.
Persamaan Kuadrat
Menurut Sudjana (2004) pengertian hasil belajar
Standar Kompetensi sebagaimana dipersyaratkan
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
yait u memecahkan masala h yang berka itan
siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.
dengan fungsi, persamaan dan fungsi kuadrat
Kingsley (1970) membagi tiga macam hasil
serta pertidaksamaan kuadrat (Tabel 1).
belajar, yakni: a) keterampilan dan kebiasaan; b) pengetahuan dan pengertian; serta c) sikap
Kemampuan Guru Melaksanakan
dan cita-cita. Hasil belajar dari Bloom (2001),
Pembelajaran
secara garis besar membagi menjadi tiga ranah,
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
kognit if
b elaj ar
dan Kompetensi Guru disebutkan bahwa setiap
intelektual yang terdiri atas enam aspek, yaitu:
guru wajib memenuhi standar kualitas akademik
1) pengetahuan atau ingatan; 2) pemahaman;
da n kompet ensi gur u y ang berl aku seca ra
3) aplikasi; 4) analisis; 5) evaluasi; dan 6)
nasiona l. G uru- guru yang bel um m emenuhi
kreativitas. Kedua aspek pertama disebut kognitif
kualifikasi akademik diploma empat (D-IV) atau
tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya
sarjana akan diatur dengan peraturan menteri
termasuk kognitif tingkat tinggi.
tersendiri. Ada 2 (dua) kualifikasi akademik guru,
b er-k enaa n
de ngan
hasil
Selanjutnya, ranah afektif berkenaan dengan
yaitu kualifikasi guru melalui pendidikan formal dan
sikap, terdiri atas lima aspek, yakni: 1) pene-
kua lifi kasi gur u me lalui uj i ke laya kan dan
rimaan; 2) jawaban atau reaksi; 3) penilaian;
kesetaraan dimana hal itu dijelaskan dengan
4) organisasi dan 5) internalisasi. Adapun ranah
kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk
96
Haholongan Simanjuntak, Kontribusi Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Persamaan Kuadrat pada Siswa SMA Negeri 1 Pangkal Pinang
Tabel 1. Memecahkan Masalah yang Berkaitan dengan Fungsi, Persamaan dan Fungsi Kuadrat serta Pertidaksamaan Kuadrat Kompetensi Dasar
Indikator
Menentukan akar-akar persamaan kuadrat
Materi Pembelajaran
Penyelesaian persamaan kuadrat
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Mencari akarakar persamaan kuadrat (PK) dengan memfaktorkan
Metode: -Tugas Individu -Tugas Kelompok - Ulangan
Mencari akarakar persamaan kuadrat (PK) dengan rumus
Bentuk Instrumen: - Kuiz - Pilihan Ganda - Uraian
Menghitung jumlah dan hasil kali akar PK dari hasil penyelesaian PK
Menggunakan sifat dan aturan tentang persamaan dan pertidaksamaan kuadrat
Menggunakan rumus jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat
Rumus jumlah dan hasil kali akar persamaan kuadrat
Menentukan hubungan antara jumlah dan hasil kali akar dengan koefisien PK Merumuskan hubungan antara jumlah dan hasil kali akar dengan koefisien PK Membuktikan rumus jumlah dan hasil kali akar PK Menggunakan rumus jumlah dan hasil kali akar PK dalam perhitungan Membedakan jenis-jenis akar PK melalui contoh-contoh
Membedakan jenis-jenis akar persamaan kuadrat
Jenis akar persamaan kuadrat
Mengidentifikasi hubungan antara jenis akar PK dan nilai diskriminan Merumuskan hubungan antara jenis akar PK dan nilai Diskriminan Menyelidiki jenis akar PK kuadrat
Waktu
4 x 45
Sumber Belajar Sumber: - Buku Paket - Buku Referensi lain Alat: - Laptop - LCD
Metode: -Tugas Individu -Tugas Kelompok - Ulangan
Sumber: - Buku Paket -Buku Referensi lain
4 x 45 Bentuk Instrumen: - Kuiz - Tes Tertulis PG - Tes Tertulis Uraian
Alat: - Laptop - LCD
Metode: - Tugas individu - Tugas kelompok - Ulangan Bentuk Instrumen: - Kuiz - Tes tertulis PG - Tes tertulis uraian
Sumber : - Buku paket -Buku referensi lain 2 x 45
Alat : - Laptop - LCD
Sumber : (Depdiknas, 2004)
97
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-
dimiliki seorang pendidik agar mampu meng-
bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi
utamakan kepentingan yang berkaitan dengan
belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat
pembelajarannya daripada kepentingan dirinya
diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan.
sendiri. Seorang guru dalam proses pembelajaran
Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang
harus bisa mengesampingkan/memilah-milah
memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh
mana yang lebih penting untuk diselesaikan dalam
perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk
pembelajaran dan mana yang belum terlalu
melaksanakannya. Peraturan Menteri Pendidikan
penting untuk diselesaikan. Dalam hal ini, kom-
Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
petensi yang sesuai dengan Permendiknas, yakni
Kualifikasi dan Kompetensi Guru dipersyaratkan
guru diharapkan mampu menguasai materi,
guru mempunyai 4 kompetensi, yaitu: 1) kompe-
struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
tensi pedagogik, yakni kemampuan guru dalam
mendukung mata pelajaran yang diampu.
memahami peserta didik, merancang dan melak-
Me nurut Hudoyo (20 01) “sa tu-satunya
sanakan pembelajaran yang baik, mengevaluasi
jaminan agar seorang guru tetap up to date, yaitu
hasil belajar peserta didik, dan mengembangkan
kalau ia mempunyai minat dalam motivasi untuk
dan membimbing peserta didik untuk menemukan
senantiasa menyerap, menerima ilmu penge-
berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi
tahuan yang baru dan sel alu b erke mbang”.
ped agogi k me liput i: (a) mamp u me maha mi
Selanjutnya, dalam rangkaian penelitian terhadap
peserta didik secara mendalam; (b) mampu
sekelompok siswa mengenai guru yang dianggap
merancang pembelajaran; (c) mampu melak-
baik dan disukai, yaitu guru yang: a) bersifat
sanakan pembelajaran; (d) mampu merancang
ramah dan bersedia memahami setiap orang; b)
dan melaksanakan evaluasi pembelajaran; dan
bersifat sabar suka membantu memberi perasaan
(e) mam pu m emba ntu pese rta didi k untuk
tenang; c) adil tidak memihak dan tegas; d) cerdas
me ngga li
be rbag ai
dan mempunyai minat yang berbagai ragam (luas);
potensinya; 2) Kompetensi Kepribadian, meliputi:
d an
e) memiliki rasa humor dan kesegaran pergaulan;
a) ber tind ak sesua i d enga n norma agam a,
dan f) memperhatikan tingkah laku dan lahiriah
huk um,
yang menarik.
sosi al,
m enge mba ngka n
dan
kebudaya an
nasional
Indonesia; b) menampilkan diri sebagai pribadi
Dari semua penjelasan di atas, fakta me-
yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
nunjukkan bahwa teori didaktik meletakkan
peserta didik dan masyarakat; c) menampilkan diri
berbagai tanggung jawab di pundak seorang guru,
sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
di samping tugasnya mengajarkan suatu penge-
dan berwibawa; d) menunjukkan etos kerja,
ta huan kep ada sisw a. Guru har us m enja di
tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
pembimbing dan penyuluh yang memelihara dan
guru, dan rasa percaya diri; 3) Kompetensi Sosial,
mengarahkan perkembangan pribadi siswanya
yakni kompetensi yang berhubungan dengan
dan guru harus bisa menjadi orang tua mereka di
lingkungan masyarakat. Seorang pendidik harus
dalam mempelaja ri dan me ngarahkan serta
mam pu
membangun kepribadian siswa sesuai dengan
b erintera ksi
ma syar akat
deng an
b aik
(li ngkungan di luar
kepa da
sek olah).
jati diri Bangsa Indonesia.
Kompetensi sosial seorang guru meliputi: a)
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan
bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak
dengan studi ini antara lain: 1) Muslikah (2012)
diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,
menganalisis peningkatan hasil belajar siswa
agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga,
kelas X-2 SMAN 7 Malang tentang persamaan
dan status sosial ekonomi; b) berkomunikasi
kuadrat melalui pembelajaran Kooperatif Tipe
secara efektif, empatik, dan santun dengan
Team Assisted Individualization (TAI). Hasil
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua,
penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
da n ma syar akat ; c) ber adap tasi di temp at
Matematika untuk materi Persamaan Kuadrat
bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
dengan meng guna kan Mode l Pe mbel ajar an
yang memiliki keragaman sosial budaya; dan 4)
Cooperative Type Team Assisted Individualization
Kompetensi Profesional. yakni kompetensi yang
(TAI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
98
Haholongan Simanjuntak, Kontribusi Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Persamaan Kuadrat pada Siswa SMA Negeri 1 Pangkal Pinang
X-2 SMAN 7 Malang; dan 2) Dyah (2009) meng-
persamaan kuadrat siswa kelas X SMA Negeri 1
analisis penerapan Learning Cycle dan Mind Mapping
Pangkalpinang. Desain penelitian sebagai berikut:
dalam pembelajaran persamaan kuadrat untuk
X
meningkatkan kreativitas siswa kelas X SMA Negeri 1 Karangbinangun. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Learning Cycle dan Mind Mapping dapat meningkatkan kreativitas siswa.
Keterangan : X = Kemampuan guru melaksanakan pembel-
Penulis menyarankan agar Learning Cycle dan Mind Mapping tidak hanya diterapkan pada pembel-
ajaran Y = Hasil belajar Matematika pada persamaan
ajaran persamaan kuadrat tetapi juga diterapkan pada pembelajaran yang lain.
Y R
kuadrat R = Besarnya kontribusi yang akan diukur
Hipotesis Penelitian
Gambar 1. Paradigma Penelitian (Sugiyono,
Berdasarkan kerangka teori, dapat dirumuskan
2007)
hipotesis penelitian sebagai berikut. Pertama, Hipotesis Nihil: tidak terdapat kontribusi yang
Penelit ian di lakukan di SMA Ne geri 1
berarti antara kemampuan guru melaksanakan
Pangkalp inang, pa da bulan D esem ber 2 011
pembelajaran terhadap hasil belajar persamaan
sampai pada bulan Pebruari 2012. Kegiatan
kuadra t pa da siswa ke las X SM A Ne geri I
selama berada pada interval waktu tersebut
Pangkalpinang. Kedua, Hipotesis Kerja: terdapat
meliputi survei awal untuk mengetahui keadaan
kontribusi yang berarti antara kemampuan guru
pop ulasi, p enyusuna n pr oposal p enel itia n,
me laksanak an p embe laja ran terhadap hasil
pengajuan proposal, izin penelitian, dan uji coba
belajar persamaan kuadrat pada siswa kelas X
instrumen.
SMA Negeri I Pangkalpinang. Hipotesis Statistik yang akan diuji yaitu: Ho :
1 = 0
Populasi survei ini merupakan hasil survei pendahuluan pada SMA Negeri 1 Pangkalpinang,
dan
Ha :
1 > 0
populasi kelas X sebanyak 4 kelas. Dari empat kelas diacak 2 kelas (50%) untuk dijadikan sampel
Metode Penelitian
penelitian, dan teracak kelas X-1 dengan jumlah
Penelitian ini dilakukan dengan cara survei dengan
siswa 31 orang dan kelas X-4 dengan jumlah siswa
menggunakan metode deskriptif. Metode survei
30 orang, sehingga jumlah subjek penelitian
deskriptif
adalah suatu metode penelitian yang
sebanyak 61 orang. Pada saat penelitian, 3 (tiga)
mengambil sampel dari populasi dan mengguna-
orang siswa tidak hadir, sehingga jumlah nyata
kan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.
sampel penelitian sebanyak 58 orang.
Da ta d an i nfor masi yang di kump ulka n da ri
Studi ini menggunakan dua macam instrumen,
responden kemudian diolah dan hasilnya akan
yaitu instrumen untuk menjaring data hasil belajar
dipaparkan secara deskriptif dan pada akhirnya
Matematika persamaan kuadrat (Y) dan instrumen
dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan
untuk menjaring data kemampuan guru melak-
pada awal penelitian (Ridwan, 2007).
sanakan pembelajaran (X). Data untuk variabel X
Dalam penelitian ini peneliti berusaha mende skri psik an a tau menggam bark an t enta ng
dijaring dengan angket dan data variabel Y dijaring dengan tes pilihan ganda.
Tabel 1. Pilihan Jawaban Angket Variabel X
Pilihan
Pernyataan
Positif
Negatif
SS
sangat setuju/sangat sering
4
1
S
setuju/sering
3
2
TS atau J
tidak setuju/jarang
2
3
STS atau TP
sangat tidak setuju/tidak pernah
1
4
99
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
Teknik pengumpulan data untuk kemampuan
berguna untuk mendiskriptifkan kemampuan guru
guru melaksanakan pembelajaran (X) dijaring
melaksanakan pembelajaran dan penguasaan
dengan menggunakan angket model skala Likert
siswa t enta ng p ersa maan kua drat . Analisis
yang terdiri dari empat pilihan jawaban (Sugiyono,
deskriptif digunakan juga untuk menghitung skor
2007). Pengembangan instrumen penelitian untuk
ter tingg i, skor ter endah, rata -rata ( mean) ,
angket disusun sesuai dengan kisi-kisi dari angket
simpangan baku (SD) yang ditampilkan dalam
yang terdiri dari 30 butir.
bentuk tabel. Kemudian untuk menguji per-
Adapun kisi-kisi instrumen variabel kemampuan guru melaksanakan pembelajaran (X) dapat
syaratan analisis dan uji linieritas dan keberartian regresi digunakan statistik parametrik.
dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Variabel X
No.
Indikator
Nomor Item
Jumlah
1
Kemampuan membuka pelajaran
1,2,3,4
4
2
Sikap guru dalam proses pembelajaran
5,6,7
3
3
Penguasaan materi pelajaran
8,9,10,11,12,15
6
4
Proses pembelajaran
13,14,16
3
5
Penggunaan media pembelajaran
17,18,19,20
4
6
Evaluasi pembelajaran
21,22,23,24
4
7
Kemampuan menutup pelajaran
25,26,27
3
Jumlah
27
Kemudian teknik pengumpulan data untuk
Sebelum melakukan penelitian, instrumen
hasil belajar matematika persamaan kuadrat (Y)
yang digunakan terlebih dahulu diujicobakan
dijaring dengan tes pilihan ganda yang terdiri dari
dengan menggunakan pendapat dari Arikunto
satu pilihan jawaban dan tiga pengecoh. Adapun
(2008). Uji coba instrumen yang dilakukan: 1) vali-
kisi-kisi tes hasil belajar dapat dilihat seperti pada
ditas butir tes persamaan kuadrat. Berdasarkan
Tabel 3.
hasil uji coba validitas, diketahui bahwa dari 40 k emud ian
item soal ternyata 29 item dinyatakan valid dan
dianalisis dengan menggunakan metode analisis
Dat a ya ng
t elah
ter kump ul
11 item tidak valid, sehingga jumlah item yang
deskriptif. Analisis deskriptif merupakan metode
digunakan untuk menjaring data dari penelitian
analisis yang bertujuan mendiskripsikan atau
adalah 29 item soal; 2) indeks kesukaran butir
menjelaskan sesuatu hal apa adanya (Irawan,
tes. Hasil perhitungan menyimpulkan sebanyak 29
2003). Analisis deskriptif dalam penelitian ini
soal memenuhi syarat dari 40 butir soal yang
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar (Y)
No.
Indikator
Jumlah
1
Pengertian persamaan kuadrat
31
1
2
Cara Penyelesaian P.K.
1,2,3,4,5,6,7,8
8
3
Menentukan sifat dari akar persamaan kuadrat
9,10,11,12,13,14,15,16,17,18
10
4
Membentuk persamaan kuadrat baru
32,33,34,35,36,37,38,39,40,
9
5
Penyelesaian persamaan kuadrat
20,21,22,23,24,25,26,27,28, 29,30
11
6
Menentukan garis singgung kurva
19
1
Jumlah butir soal
100
Nomor Item
29
Haholongan Simanjuntak, Kontribusi Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Persamaan Kuadrat pada Siswa SMA Negeri 1 Pangkal Pinang
diujicobakan; 3) daya pembeda butir tes. Hasil
Hasil Penelitian dan Pembahasan
perhitungan daya beda butir soal, didapat 29 butir
Berdasarkan hasil pengolahan data, berikut akan
soal memenuhi syarat; 4) realibilitas tes hasil
diuraikan deskripsi data tingkat kecenderungan
belajar. Hasil uji reliabilitas tes hasil belajar Y
masing-masing variabel penelitian, uji persyaratan
menyimpulkan terpenuhinya persyaratan relia-
analisis, dan pengujian hipotesis.
bilitas, dengan r11 sebesar 0,89 tergolong sangat tinggi; 5) validitas angket, berdasarkan hasil
Kemampuan Guru Melaksanakan
perhitungan validitas butir angket didapat dari 35
Pembelajaran
angket yang diujicobakan ternyata 27 butir
Berd asarkan data y ang di peroleh dari hasil
memenuhi syarat (valid) dan 8 butir tidak Valid;
penelitian dengan jumlah responden 58 peserta
6) reliabilitas angket, diperoleh r11=0,812 sehingga
didik, terdapat skor tertinggi 104 dan skor
reliabilitas angket termasuk dalam kategori sangat
terendah 56, dengan rata-rata skor (mean) 82,810
tinggi; dan 7) normalitas, ini dimaksudkan untuk
dan simpangan baku (SD) 9,778. Ringkasan hasil
mem erik sa a paka h da ta v aria bel pene liti an
perhitungan distribusi frekuensi terdapat pada
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini
Tabel 4.
dilakukan dengan menggunakan rumus ChiKua drat
2
d enga n ta raf sig nifi kan 5%
Hasil Belajar Matematika Persamaan Kuadrat
0,05 ; 8) linieritas dan keberartian, hasil dari
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden
Fh dikonsultasikan dengan
Ftabel. Jika Fh > Ftabel
sebanyak 58 orang, terdapat skor tertinggi 85 dan
pada taraf signifikan 5% maka garis regresi adalah
skor terendah 65, dengan rata-rata (Mean) 74,397
linier dengan demikian model linieritas diterima;
dan simpangan baku (SD) 5,951. Ringkasan hasil
dan 9) teknik analisis data dan kecenderungan
pehitungan distribusi frekuensi variabel Y dapat
variabel penelitian X dan Y.
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kemampuan Guru
Banyak Kelas
Interval Kelas
1 2 3 4 5 6 7
s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d
56 63 70 77 84 91 98 Jumlah
62 69 76 83 90 97 104
ˆ Y
Melaksanakan Pembelajaran
Frekuensi Absolute 3 3 8 18 12 10 4 58
Frekuensi Relative 5,172% 5,172% 13,739% 31,034% 20,690% 17,241% 6,897% 100,000%
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar Matematika PK (Y)
Banyak Kelas
Interval Kelas
Frekuensi Absolute
Frekuensi Relatif
1
56
s/d
63
0
0%
2
62 s/d
68
5
8,621 %
3
69
s/d
74
23
39,655 %
4
75
s/d
80
23
39,655 %
5
81 s/d
86
7
12,069 %
6
87
92
0
0%
58
100 %
s/d Jumlah
101
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
Uji Persyaratan Analisis
samaan regresi yang perlu diuji kelinieritasan dan
Untuk dapat menggunakan statistik parametrik
keberartiannya masing-masing. Selanjutnya,
dalam rangka uji hipotesis, salah satu syarat yang
pada Tabel 7 disajikan ringkasan analisis varians
harus dipenuhi adalah uji normalitas data. Hal ini
yang menguji kelinieran dan keberartian per-
dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya
sa maan
data setiap variabel penelitian. Rumus yang
persamaan kuadrat Y atas kemampuan guru
digunakan adalah Chi-Kuadrat (
2 ).
reg resi
hasil
bela jar
mate mati ka
Syarat
melaksanaka n pembelajaran (X). Hasil Per-
h < t, dengan taraf
hitungan persamaan regresi Y atas X diperoleh:
signifikan 5% dan derajat kebebasan sebesar
ˆ = 39,101 + 0,426 X. Y Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa Ftabel dengan
normal dipenuhi jika
2
2
95%. Ringkasan analisis normalitas untuk setiap data variabel penelitian seperti pada Tabel 6.
db (28:28) pada taraf signifikan 5% adalah 1,87
Tabel 6. Ringkasan Analisis Uji Normalitas Variabel Penelitian
Variabel
2t =
2h
Dk
5%
Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran (X)
5
5,6046
11,070
Hasil belajar matematika persamaan kuadrat (Y)
5
4,7628
11,070
Dari Tabel 6 diketahui bahwa persyaratan normalitas data setiap variabel penelitian
2
sedangkan Fhitung yang diperoleh 1,068. Ternyata
h
F hitung < F t abel (1,068<1,87), sehingga dapat
< 2 t pada taraf signifikan 5%. Dapat disimpulkan
disimpulkan bahwa persamaan regresi Y = 39,101
bahwa data variabel kemampuan guru melak-
+ 0,426 X2 adalah linier. Selanjutnya, untuk uji
sanakan pembelajaran (X) dan Hasil Belajar
keberartian regresi Ftabel dengan dk (1:58) pada
Ma tema tika per sama an kuad rat (Y), yai tu
taraf signifikan 5% adalah 4,02, sedangkan Fhitung
berdistribusi normal.
yang diperoleh sebesar 22,256. Ternyata Fhitung > Ftabel (22,256 > 4,02), sehingga dapat disimpulkan
Uji Linieritas dan Keberartian Regresi
bahwa persamaan regresinya adalah berarti.
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui linier atau
Dengan demikian, koefisien arah persamaan
tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan
regresi Y atas X mempunyai hubungan yang linier
variabel terikat. Hal ini dilakukan untuk memenuhi
dan berarti pada taraf signifikan 5%.
syarat dalam rangka menggunakan teknik analisis parametrik untuk menguji hipotesis penelitian.
Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesis yang diuji, yaitu
Setelah persyaratan uji normalitas, uji kelinieran
kontrib usi kema mpua n guru m elak sana kan
da n ke bera rtia n di penuhi, kemudian dap at
pembelajaran. Oleh karena itu, ada dua per-
dilakukan pengujian hipotesis dengan statistik
Tabel 7. Ringkasan Analisis Varians untuk Persamaan Regresi
102
Sumber varians
Db
JK
RJK
Total
58
323075
Regresi (a)
1
319534,914
319534,914
Regresi (a/b)
1
1006,79
1006,79
Residu (S)
56
2533,296
45,237
Tuna Cocok (TC)
28
1308,296
46,725
Galat
28
1225
43,75
Fh
Ft 5%
22,256
4,02
1,068
1,87
Haholongan Simanjuntak, Kontribusi Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Persamaan Kuadrat pada Siswa SMA Negeri 1 Pangkal Pinang
parametrik. Untuk mengetahui besarnya kontri-
Menguji Kecenderungan Variabel Penelitian X
busi kemampuan guru melaksanakan pembel-
dan Y
aj aran ter hada p ha sil bela jar Mate mati ka
Hasil perhitungan variabel kemampuan guru
Persamaan Kuadrat dilakukan dengan terlebih
me laksanak an p embe laj aran dan ringkasan
dahulu menghitung hubungan keduanya, dimana
analisis dapat diamati pada Tabel 8.
hubungan kedua variabel ini akan dihitung dengan
Dar i Ta bel 8 di keta hui bahw a 16 ora ng
statistik parametrik dari korelasi product moment
(27,59%) berada pada kategori baik dan 38 orang
Pearson dan kemudian dilanjutkan dengan uji-t
(65,52%) p ada kat egori cukup b aik. D apat
guna mengetahui keberartiannya. Hipotesis Nihil
disimpulkan bahwa kemampuan guru melak-
berbunyi, tidak terdapat hubungan yang linier dan
sanakan pembelajaran ditinjau dari persepsi
berarti antara kemampuan guru melaksanakan
siswa tergolong pada kategori cukup baik.
pembelajaran (X) dengan hasil belajar Matematika
Dengan menggunakan 29 butir tes hasil
Persamaan Kuadrat (Y): Ho: 2 = 0 dan Ha: 2 >0.
belajar Matematika Persamaan Kuadrat yang teruji
Berdasarkan perhitungan dengan menggu-
persyaratannya, skor tertinggi idealnya 100 dan
nakan teknik korelasi product moment, diperoleh
terendah 29. Setelah dihitung diketahui mean
harga koefisi en korel asi yang menunjukkan
ideal sebesar 64,5 dan standar deviasi ideal
hubungan antara kemampuan guru melaksanakan
sebesar 11,8. Hasil perhitungan dengan meng-
pembelajaran (X) dengan hasil belajar Matematika
gunaka n Mi dan Sdi menunjukkan bahwa
Persamaan Kuadrat (Y) sebesar rxy = 0,70 dengan
sebanyak 7 orang (12,07%)
rtabel = 0,266 pada taraf signifikan 5%. Berdasarkan
dan 51 orang (87,93%) pada kategori cukup baik,
hasil ini diketahui besarnya kontribusi variabel
sehingga disimpulkan variabel ini tergolong pada
kemampuan guru melaksanakan pembelajaran (X)
kategori cukup baik. Lebih jelas dapat diamati
terhadap hasil belajar Matematika Persamaan
pada Tabel 9.
2
2
pada kategori baik
Kuadrat (Y) sebesar R= (rxy) = (0 ,70) = 0,49. Ini
Berdasarkan hasil analisis data berikut ini
berarti bahwa besarnya sumbangan X terhadap
disajikan temuan penelitian dalam bentuk laporan
Y sebesar 49% atau terdapat 49% kontribusi
kuantitatif maupun bentuk kualitatif, yaitu: 1)
kemampuan guru terhadap peningkatan hasil
terdapat kontribusi sebesar 49% kemampuan
belajar Matematika Persamaan Kuadrat, sisanya
guru melaksanakan pembelajaran terhadap hasil
(51%) terdapat variabel-variabel lain yang dapat
belajar Matematika pada persamaan kuadrat; 2)
memberikan kontribusi terhadap peningkatan
kecende rung an
hasil belajar Matematika Persamaan Kuadrat.
Pe rsam aan Kuad rat siswa cende rung cuk up
Dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (Ho: 2 =
(87,93%) dan 12,07% pada kategori baik; dan 3)
0) ditolak. Dengan demikian, hipotesis penelitian
per sepsi siswa t erha dap kema mpua n guru
(Ha:
2 >0)
yang di ajuk an, yait u te rdap at
hasil
bel ajar
melaksanakan pembelajaran persamaan kuadrat
kontribusi yang berarti antara kemampuan guru
termasuk kategori cukup (65,52%)
melaksanakan pembelajaran (X) dengan hasil
yang tergolong kategori baik.
belajar Matematika Persamaan Kuadrat (Y), teruji kebenarannya dan dapat diterima.
Mat emat ika
dan 27,59%
Dari hasil analisis data dapat dijelaskan bahwa: 1) terdapat kontribusi 49% kemampuan
Tabel 8. Kecenderungan Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran
No 1
>
2
68
3
46
4
Frekuensi Absolut
Frekuensi Relatif (%)
Kategori
16
27,59
Baik
89
38
65,52
Cukup
67
4
6,9
Kurang
0
0
Jelek
58
100
Interval 89 s.d s.d < Jumlah
46
103
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
Tabel 9. Kecenderungan Variabel Hasil Belajar Matematika Persamaan Kuadrat (Y)
Frekwensi Absolut
Frekwensi Relatif (%)
Kategori
7
12,07
Baik
63 s.d 81
51
87,93
Cukup
45 s.d 62
0
0
Kurang
0
0
Jelek
58
100
No
Interval
1
>
2 3 4
<
81
45
Jumlah
guru melaksanakan pembelajaran terhadap hasil
Simpulan dan Saran
belajar Matematika Persamaan Kuadrat pada
Simpulan
siswa kelas X SMA Negeri 1 Pangkalpinang. Hal
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan
ini memberikan arti bahwa terdapat hubungan
dapat diambil simpula n sebagai berikut: 1)
li nier dan ber arti ant ara kema mpua n guru
terdapat hubungan yang linier dan berarti antara
melaksanakan pembelajaran dengan hasil belajar
kemampuan guru melaksanakan pembelajaran
siswa dalam Matematika Persamaan Kuadrat.
dengan hasil belajar Matematika siswa pada
Apabila semakin baik kemampuan guru dalam
persamaan kuadrat, dengan indeks korelasi 0,7.
pelaksanaan pembelajaran, maka akan semakin
Di samping itu, terdapat kontribusi yang berarti
baik
pula hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri
antara kemampuan guru melaksanakan pem-
1 Pangkalpinang dalam Matematika Persamaan
belajaran dengan hasil belajar Matematika pada
Kuadrat atau kemampuan guru dalam melak-
persamaan kuadrat, dengan besar kontribusinya
sanakan pembelajaran semakin tinggi, maka akan
49%. Kemampuan guru-gur u melaksa nakan
semakin tinggi pula prestasi hasil belajar siswa
pembelajaran Matematika pada kelas X SMA
kelas X SMA Negeri 1 Pangkalpinang dalam
Negeri 1 Pangkalpinang, cenderung cukup baik;
Matematika Persamaan Kuadrat; 2) hasil belajar
dsn 2) hasil belajar Matematika pada persamaan
Matematika Persamaan Kuadrat siswa X SMA
kuadrat kelas X SMA Negeri 1 Pangkalpinang,
Negeri 1 Pangkalpinang kategori cukup (87,93 %)
cenderung cukup baik.
dan 12,07% pada kategori baik, maksudnya 58
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan
orang siswa kelas X SMA Negeri 1 Pangkalpinang
penelitian, berimplikasi sebagai berikut: 1) dengan
terdapat 51 orang siswa yang hasil belajarnya
dit erim anya hip otesis p enel itia n da n be sar
te rmasuk k ateg ori cukup, sisanya 7 ora ng
sumbangan variabel kemampuan guru melak-
termasuk kategori baik. Hasil ini menunjukkan
sa naka n pe mbel ajar an sebe sar 49%, per lu
bahwa siswa kelas X SMA Negeri 1 Pangkalpinang
kiranya menjadi pertimbangan bagi pihak sekolah
dapat mengikuti matapelajaran Matematika pokok
khususnya guru-guru SMA Negeri 1 Pangkalpinang
bahasan persamaan kuadrat di kelas; dan 3)
untuk lebih meningkatkan kemampuan atau
persepsi siswa kelas X SMA Negeri 1 Pangkal-
kompetensi profesional dan kompetensi peda-
pinang terhadap kemampuan guru melaksanakan
gogik, baik dalam penguasaaan materi maupun
pembelajaran Matematika Persamaan Kuadrat
dalam hal mengajar di kelas agar penguasaan
termasuk kategori cukup (65,52%) dan 27,59%
Matematika para siswanya dapat meningkat; dan
siswa mengatakan kategori baik. Hasil ini hampir
2) terdapat 16 orang siswa (27,59%) berada
semua siswa kelas X SMA Negeri 1 Pangkalpinang
pada kategori baik dan 38 orang (38%) pada
menyatakan bahwa kemampuan guru Matematika
kateg ori cukup baik. Jadi kemampuan guru
SMA Negeri 1 Pangkalpinang cukup baik dalam
melaksanakan pembelajaran ditinjau dari persepsi
mengajarkan materi persamaan kuadrat.
siswa tergolong pada kategori cukup baik; 3) hasil perhitungan dengan menggunakan Mi dan Sdi menunjukkan bahwa sebanyak 7 orang (12,07%) pada kategori baik dan 51 orang (87,93%) pada
104
Haholongan Simanjuntak, Kontribusi Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Persamaan Kuadrat pada Siswa SMA Negeri 1 Pangkal Pinang
kat egor i cukup baik , se hing ga v aria bel ini
meningkatkan kemampuan guru melaksanakan
tergolong pada kategori cukup baik.
pembelajaran diharapkan Kemdikbud/LPMP/P4TK untuk memberikan duk ungan dan perhatian
Saran
secara maksimal terhadap pentingnya kemam-
Berdasarkan simpulan hasil penelitian, dapat
pua n
diajukan tiga saran sebagai berikut: 1) dalam
kemampuan memilih dan menggunakan media
upaya meningkatkan penguasaan persamaan
pembelajaran, dan kemampuan melaksanakan
kuadrat peserta didik diharapkan ada kegiatan/
evaluasi belajar, yakni dengan cara melaksanakan
program yang dilakukan secara terkoordinasi
penataran-penataran dan peningkatan pendi-
antara Dinas Pendi dik an/L PMP/ P4TK unt uk
dikan guru; dan Dinas Pendidikan/LPMP/P4TK
meningkatkan kemampuan guru-guru bidang
perlu memberikan reward (hadiah) kepada guru-
studi Matematika, misalnya mengadakan seminar/
guru yang telah melaksanakan pembelajaran
workshop tentang metode belajar mengajar,
dengan cukup baik, agar para guru termotivasi
penggunaan media elektronik dan fasilitas sarana
untuk selalu mempertahankan, bahkan mening-
belajar mengajar serta penggunaan strategi
katkan kemampuannya yang sudah cukup baik
belajar mengajar yang tepat; dan 2) dalam upaya
tersebut.
pr ofesiona l,
k emam puan
ped agog ik,
Pusaka Acuan Arikunto Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bloom, Benjamin S. e.a. 2001. A.Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: A Revision of Bloom”s of Education Objectives. New York: Logman. Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Silabus Matematika Sekolah Menengah Atas Djemari. 1984. Tesis. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Presentasi Belajar Mahasiswa IKIP Yogyakarta. FPS IKIPYogyakarta (tidak dipublikasikan). Dyah, Endah Wahyuning, E.S. 2009. Hasil Penelitian: Penerapan Learning Cycle and Mind dalam Pembelajaran Persamaan Kuadrat untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas X SMA Negeri Karangbinangun. FMIPA Universitas Negeri Malang. Hamalik, Oemar. 2001. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: CV. Mandar Madu. Hudoyo H. 2001. Pengembangan Kurikulum Matematika dan Pelaksanaannya di Depan Kelas. Surabaya: Usaha Nasional. Irawan. 2003. Logika dan Prosedur Penelitian. STIA LAN: Press. Gorry H, Kingsley. 1970. The Nature and Conditions of Learning.3rd ed Englewood Cliffs, N.J.: PrenticeHall, 530p. Muslikah T. 2012. Hasil Penelitian: Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) di kelas X-2 SMAN. 7 Malang pada materi Persamaan Kuadrat. FKIP Universitas Muhammadiyah Malang. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik Ridwan. 2007. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Ruseffendi. E.T. 2002. Dasar-dasar Matematika Modern untuk guru. Bandung: Tarsito.
105
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 1, Maret 2013
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Karya. Soedjadi R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Sudjana, Nana . 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya offset. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung. CV.Alfabeta. Surya M. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Publisher Pustaka Bani Quraisy.
106