Judul
Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam Kerinci Seblat
Pelaksana
Konsorsium Perkumpulan WALESTRA (WALESTRA, ICS & CFES)
Fokus Area
Mitigasi Berbasis Lahan
Kerangka Presentasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Deskripsi Kegiatan Tujuan & Output Capaian Tahun Pertama Dukungan Stakeholders Tantangan Lessons Learned & Best Practices Strategi Keberlanjutan
Deskripsi Kegiatan • JUDUL : Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam Kerinci Seblat. • LEMBAGA PELAKSANA : Pekumpulan Walestra, ICS Solok Selatan & CFES Indonesia. • FOKUS AREA : Mitigasi Berbasis Lahan. • LOKASI : Provinsi Jambi di Kab. Sarolangun & Kab. Kerinci serta Provinsi Sumatera Barat di Kabupaten Solok Selatan. • WAKTU PELAKSANAAN : 1 April 2016 – 31 Maret 2018 (24 Bulan). • TOTAL PENDANAAN : Rp. 3.274.690.000,-
LATAR BELAKANG : Lokasi Proyek berada di Landscape TNKS yang ditetapkan Melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. 192/KPS-II/1996 Tahun 1996, dengan luas hampir 1,386 juta hektar . Data terakhir dari Balai Besar TNKS, total kawasan yang telah dirambah seluas 41.303 Ha dan kawasan yang paling banyak dirambah berada di Kerinci yaitu seluas 28.255 Ha. Di lokasi Proyek (Bentang Alam TNKS), kawasan hutan produksi seluas sekitar 338.000 hektar yang berpotensi untuk terjadinya pelepasan karbon jika terjadi aktivitas alih-fungsi kawasan untuk pembangunan komersial (HTI, HPH, Tambang, dan perkebunan kelapa sawit skala besar). Konservasi hutan berbasis masyarakat yang dapat mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di bentang alam Kerinci.
PETA LOKASI PROYEK :
Tujuan & Output Tujuan
Output
Indikator
Menyelamatkan bentang alam Kerinci Seblat melalui skema perhutanan sosial sebagai upaya untuk mendukung mitigasi perubahan iklim serta mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK)
Output 1: Dipertahankannya tutupan hutan minimal 7.000 hektar yang dikelola melalui skema perhutanan sosial (Hutan Desa atau Hutan Adat) sehingga berkontribusi pada penyelamatan karbon stok 818.720 Ton C per tahun
• Terbitnya 4 SK Bupati tentang pengukuhan hutan adat (2 SK pada lokasi yang sekarang sedang difasilitasi dan 2 SK pada lokasi baru). • Terbitnya 6 SK PAK HD dari Menteri LHK (4 SK pada lokasi yang sekarang sedang difasilitasi dan 2 SK pada lokasi baru). • Terbitnya 6 SK HPHD dari Gubernur (4 SK pada lokasi yang sekarang sedang difasilitasi dan 2 SK pada lokasi baru). • 7.000 hektar hutan di 10 desa site akan terlindungi melalui pelaksanaan SMART Patrol, 24 kali patroli di setiap desa selama durasi proyek (1 kali perbulan di setiap desa)
Output 2: Terehabilitasinya lahan kritis di lansekap TNKS minimal seluas 500 hektar melaui pengembangan tanaman kehidupan dan kehutanan (agroforestry) berbasis keruangan mikro desa di lokasi proyek sehingga dalam lima tahun kedepan berpotensi menyimpan stok karbon minimal 58.445 Ton C per tahun
• 10 Desa lokasi proyek memiliki dokumen rencana tata ruang mikro untuk mendukung pemanfaatan lahan secara berkelanjutan yang ditetapkandengan peraturan desa. • 500 hektar lahan kritis di lokasi proyek terehabilitasi sehingga diharapkan berkontribusi mengikat emisi minimal 58.445 Ton C per tahun, setara 266.959,30 Ton CO2_e per tahun
Tujuan Menyelamatkan bentang alam Kerinci Seblat melalui skema perhutanan sosial sebagai upaya untuk mendukung mitigasi perubahan iklim serta mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK)
Output
Indikator
Output 3: • Tersedia dokumen studi kewirausahaan Meningkatnya ekonomi masyarakat berbasis • Tersedia dokumen laporan pelatihan untuk potensi hasil hutan non kayu melalui penguatan kapasitas kelompok pengembangan 10 kelompok ekonomi • Tersedia 10 Bussines Plan pengembangan produk produktif di lokasi proyek HHBK oleh 10 kelompok di lokasi proyek. • 10 kelompok ekonomi produktif mendapatkan bantuan modal kerja.
Output 4: Meningkatnya kesadaran masyarakat melalui Kampanye dan advokasi Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat secara lestari dan berkelanjutan
• • • • •
Tersedia 500 eksemplar leaflet Tersedia 1.000 eksemplar kalender Tersedia 500 eksemplar Poster Tersedia 300 eksemplar buku Tersedia 200 copy film dokumenter tentang mitigasi perubahan iklim • Tersedia laporan Sosialisasi berkala tentang isu perubahan iklim • Tersedia laporan lomba tentang issu mitigasi perubahan iklim.
Capaian Tahun Pertama 1.
Output 1;
Dokumen Final Pengajuan Pengelolaan Hutan Adat telah diajaukan ke Pemda Kabupaten Kerinci (Desa Mukai Tinggi, Talang Tinggi dan Pengasi Baru serta Wilayah Kerapaten Adat Pulau Tengah): Saat ini menunggu Tindak Lanjut dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci. 2 Dokumen Final Usulan Pengelolaan Hutan Nagarai di Solok selatan Siap untuk diajakukan ke KLHK; Saat ini menunggu proses di Pemerintah Daerah untuk melakukan revisi dan mengeluarkan pengeantar ke KLHK 12 Lokasi di 3 Kabupaten melaksanakan Patroli secara rutin di setiap bulannya. Melalui dukungan ICCTF dan Co-Funding maka terdapat 12.909.43 Hektar yang dikelola oleh Masyarakat yang secara rutin dilakukan Patroli yang merupakan salah satu upaya mitigasi perubahan iklim yang dilakukan oleh masyarakat adat/lokal.
Output II • Setiap Lokasi Proyek telah memiliki Rencana Tata Ruang Mikro desa yang dibangun secara partisipatif berikut peta tematiknya yang diperkuat dengan Peraturan Desa/HN • 7 Pusat Pembibitan di lokasi yang didukung ICCTF akan distribuskan kepada masyarakat untuk merehabilitasi lahan terlantar dan hak komunal (HA/HN)
Output III • Enam dan dari 10 desa telah teridentifikasi usaha-usaha yang akan dikembangakan, 4 desa lainnya masih dalam proses kesepakatan kelompok untuk komoditi yang akan di kembangkan dan membuat rencana bisnisnya. • Kelompok-Kelompok masyarakat telah terlatih dalam mengembangkan usaha melalui pelatihan kewirausahaan yang dilaksanakan.
Output IV Upaya-upaya penyadartahuan terus dilakukan melalui sosisaliasi ke sekolah dan media media publikasi
Dukungan Stakeholders • Stakeholders yang terlibat dan perannya Pemkab Kabupaten Kerinci dan Solok Selatan ; Koordinasi dan Konsultasi Terkait dengan Perdes agar sesuai dengan Aturan yang berlaku. Dinas Kehutanan dan KPHP; Kordinasi dan konsultasi tentang pengelolaan dan Kelembagaan di Tingkat Tapak. FFI – Merangin Project; Mitra konsorsium. • Dana in-kind dan potensial in-kind tahun berikutnya KPHA/LPHN akan terus melakukan Patroli dari dukungan Project (Perlengkapan Patroli termasuk GPS) Kelompok-kelompok usaha akan berkembang dari dukungan project (alat-alat produksi dari hulu sampai hillir) • Dukungan stakeholders lainnya yang diperlukan Upaya Peningkatan Kapasitas Terhadap Kelompok Pengelola HA/HN Peningkatan Kapasitas terhadap Kelompom Usaha dan jaringan pasar Perluasan inisiatif mendorong Pengelolaan Kawasan HA/HN di lokasi potensial Upaya-upaya penyadartahuan perlu dilakukan secara inten
Tantangan
Penggunaan Pola APBN (MAK, Pengadaan dan Pajak) Penyesuaian Jadwal Aktifitas Project dengan Aktifitas masyarakat Perubahan Pengelolaan terkait kewenangan Kehutanan; UU No 32 Tahun 2014. Keinginan desa-desa sempadan untuk difasilitasi tentangan proses yang dilakukan. Pembuktian untuk masa yang akan yang datang Perhutan Sosial merupakan solusi terbaik untuk pendekatan pembangunan kehutanan
Lessons Learned & Best Practices Perhutanan Sosial Merupakan Upaya Pengelolaan Kehutanan yang mengedeapankan kearifan lokal, mempertahankan adat dan budaya di lokasi proyek Patroli Berbasis Masyarakat salah satu Model Baru dan Pembelajaran yang baik bagi masyarakat dalam mengamankan kawasan hutan adat Setiap Lokasi Project dapat mengidentifikasi segala potensi yang ada di sekitar wilayahnya. Setiap Lokasi Proyek memiliki Peta desa yang berguna untuk Pembangunan di Desa termasuk juga tentang Rencana Tata Ruang Desa yang dapat disenergiskan dengan RPJMDes dan Pembangunan di Daerah. Penyadartahuan tentang perubahan iklim bagi masyarakat dan tingkatan pelajar mampu menggugah kesadaran terkait dengan mempertahankan hutan dan lingkungan sebagai upaya mitigasi perubahan iklim
Strategi Keberlanjutan Dengan Fasilitasi tentang Rencana Tata Ruang Mikro Desa Pembangunan di desa terkhusus pengelolaan kawasasan Hutan Adat dimasukan ke dalam RPJMDes.
Pengelolaan hutan Adat dapat dianggarkan melalaui dana Desa serta Anggaran Daerah Kabupaten.
Di luar lokasi desa yang diusulkan dalam usulan pendanaan ini, masih terbuka luas potensi untuk scaling-up dan replikasi aktivitas proyek terkait mendorong perluasan intervensi terkait perhutanan sosial, peningkatan ekonomi produktif berbasis potensi sumberdaya alam lokal, rehabilitasi lahan kritis serta upaya peningkatan penyadartahuan masyarakat terkait issu perubahan iklim. Terkhusus pada lokasi-lokasi yang telah didorong ke dalam PIAPS.