KONSEP KEPASTIAN HUKUM DALAM KEPEMILIKAN SATUAN RUMAH SUSUN BAGI KONSUMEN SUBEKTI* ABSTRACT One alternative that is ideal for the government in providing shelter for the residents of big cities in Indonesia to solve the problem of housing and housing needs in congested locations, especially in urban areas is the provision of flats. Many flats sticking problems on the surface. Problems in this article how the concept of legal certainty in the possession of the apartment units and how the concept of legal certainty in the possession of the apartment units can provide legal protection to consumers. The concept of the rule of law to protect the consumer in possession of the apartment units not only in the aspect of a certificate on apartment units for the owner alone but includes the first, aspect of licensing, which is the starting point. Second, aspects of land tenure, a decision point. Thirdly, the aspect of land certification, is a point product. After all requirements are met then carried issuance of ownership certificate apartment units. When all three aspects above are met then there is legal certainty and consequently the consumer as the owner of the apartment units receive legal protection. Keywords :Flats, legal certainty, legal protection. ABSTRAK Salah satu alternatif yang ideal bagi pemerintah dalam menyediakan tempat tinggal bagi warga kota-kota besar di Indonesia untuk memecahkan masalah kebutuhan permukiman dan perumahan pada lokasi yang padat, terutama pada daerah perkotaan adalah pengadaan rumah susun. Banyak permasalahan rumah susun yang mencuat di permukaan. Permasalahan dalam tulisan ini bagaimanakah konsep kepastian hukum dalam kepemilikan satuan rumah susun dan bagaimanakah konsep kepastian hukum dalam kepemilikan satuan rumah susun dapat memberi perlindungan hukum kepada konsumen. Konsep kepastian hukum untuk melindungi konsumen dalam kepemilikan satuan rumah susun tidak hanya pada aspek sertifikat atas satuan rumah susun bagi pemilik saja tetapi meliputi pertama, aspek perijinan, yang merupakan titik start. Kedua, aspek penguasaan tanah, merupakan titik decision. Ketiga, aspek sertifikasi tanah, merupakan titik product. Setelah semua persyaratan terpenuhi maka dilakukan penerbitan sertifikat hak milik atas satuan rumah susun. Apabila ketiga aspek di atas terpenuhi maka terdapat kepastian hukum dan konsekwensinya konsumen sebagai pemilik satuan rumah susun mendapat perlindungan hukum. Kata kunci : Rumah susun, kepastian hukum, perlindungan hukum. *Subekti, SH.,MH. Dosen Fakultas Hukum Universitas Dr. Soetomo
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 39
Perumahan sangat berpengaruh
PENDAHULUAN Pembangunan dalam sebuah
dalam
pembentukan
negara pada hakikatnya membutuh-
bangsa.
Perumahan
kan
yaitu
dilihat sebagai sarana kebutuhan
prediktibilitas, fairness, dan efisiensi.
hidup, tetapi perumahan merupakan
Dalam upaya mencapai tiga hal
salah satu kebutuhan dasar manusia,
tersebut
yang berfungsi dalam mendukung
tiga
hal
di
penting,
atas
maka
hukum
diberdayakan sebagai sebuah sarana
terselenggaranya
yang
keluarga,
akan
mampu
mendorong
kepribadian tidak
hanya
pendidikan,
persemaian
budaya,
proses-proses dalam pembangunan.
peningkatan kualitas generasi yang
Peran hukum menjadi sangat penting
akan
datang
ketika pembangunan
serta
menciptakan tatanan hidup
memberikan
dampak yang baik bagi kesejahteraan
Terkait
satu cita-cita
diri
hal
tersebut
maka
pembangunan perumahan dan pemu-
bangsa
kiman bertujuan untuk memenuhi
terwujudnya
kebutuhan rumah sebagai salah satu
masyarakat yang adil dan makmur
kebutuhan dasar manusia, dalam
berdasarkan Pancasila dan Undang-
rangka peningkatan dan pemerataan
Undang Dasar 1945, seiring dengan
kesejahteraan rakyat; mewujudkan
tujuan pembangunan nasional adalah
pemukiman
mewujudkan kesejahteraan lahir dan
lingkungan yang sehat, aman, teratur;
batin bagi seluruh rakyat Indonesia
memberi arah pada pertumbuhan
secara adil dan merata. Salah satu
wilayah dan persebaran penduduk
unsur pokok kesejahteraan rakyat
yang
adalah
kebutuhan
bangunan dibidang ekonomi, sosial,
merupakan
budaya dan bidang lainnya.
Indonesia
perjuangan
berjati
yang baik di dalam masyarakat.
masyarakat. Hal tersebut merupakan salah
dan
yaitu
terpenuhinya
perumahan,
yang
kebutuhan dasar bagi setiap warga
yang
rasional;
Dengan
layak
menunjang
demikian,
dalam
pem-
sasaran
negara Indonesia dan keluarganya,
pembangunan perumahan dan pemu-
sesuai
kiman adalah untuk menciptakan
harkat
sebagai manusia.
dan
martabatnya
lingkungan dan ruang hidup manusia
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 40
yang sesuai dengan kebutuhan hidup
kan masalah kebutuhan permukiman
yang hakiki, yaitu agar terpenuhinya
dan perumahan pada lokasi yang
kebutuhan akan keamanan, perlin-
padat,
dungan, ketenangan, pengembangan
perkotaan yang jumlah penduduk
diri, kesehatan dan keindahan serta
selalu meningkat adalah pengadaan
kebutuhan lainnya dalam pelestarian
rumah susun (selanjutnya disingkat
hidup manusiawi.
Rusun) karena tanah kian lama kian
Dalam
rangka
memenuhi
terutama
terbatas
serta
pada
daerah
sebagai
kebutuhan rakyat akan perumahan
pemerintah
dan
masyarakat perkotaan akan papan
pemukiman
yang
dapat
guna
upaya
terjangkau oleh masyarakat yang
yang
berpenghasilan rendah, pemerintah
yang
selalu dihadapkan pada permasa-
susun tentunya juga dapat menga-
lahan keterbatasan luas tanah yang
kibatkan
tersedia
pembangunan
sehingga menjadi lebih lega dan
terutama di daerah perkotaan yang
dalam hal ini juga membantu adanya
berpenduduk padat. Demi mening-
peremajaan
katkan daya guna dan hasil guna
makin hari maka daerah kumuh
tanah
berkurang dan selanjutnya menjadi
untuk
yang
jumlahnya
terbatas
layak
memenuhi
daerah
perumahan dan pemukiman, serta
teratur.
terutama
di
lingkungan
sehat. Pembangunan rumah
tersebut, terutama bagi pembangunan
mengefektifkan penggunaan tanah
dalam
terbukanya
dari
kota,
yang rapih,
Penggunaan
ruang
kota
sehingga
bersih, dan
lahan
untuk
daerah-daerah
yang
bangunan yang terus meningkat di
padat,
perlu
wilayah kota-kota besar menim-
adanya pengaturan, penataan dan
bulkan masalah di masa yang akan
penggunaan atas tanah, sehingga
datang. Tingginya tingkat kelahiran
bermanfaat bagi masyarakat banyak.
dan migrasi penduduk yang terbentur
berpenduduk
maka
Salah satu alternatif yang ideal
pada kenyataan bahwa lahan di
bagi pemerintah dalam menyediakan
perkotaan semakin terbatas dan nilai
tempat tinggal bagi warga kota-kota
lahan yang semakin meningkat serta
besar di Indonesia untuk memecah-
mayoritas penduduk dari tingkat
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 41
ekonomi
rendah,
menimbulkan
Imam Kuswahyono menam-
permukiman-permu-kiman padat di
bahkan
kawasan yang dianggap strategis
untuk perumahan dan permukiman di
yaitu kawasan pusat kota, industri
daerah perkotaan diperkirakan ±
dan perguruan tinggi.
7000 hektar pertahun.2
Alternatif pembangunan yang dianggap
paling
sesuai
dengan
bahwa
kebutuhan
tanah
Banyak
permasalahan rumah susun yang mencuat di permukaan, hal tersebut
kondisi di atas yaitu pembangunan
dikarenakan
kearah vertikal, dalam hal ini adalah
rumah susun yang tidak dibarengi
Rumah
dengan pengetahuan hukum yang
Susun.
Menurut
Arie
Hutagalung:
terkait
Pembangunan rumah susun merupakan salah satu alternatif pemecahan permasalahan kebutuhan perumahan dan pemukiman terutama di daerah perkotaan yang jumlah penduduknya terus meningkat karena pembangunan rumah susun dapat mengurangi penggunaan tanah, membuat ruang-ruang terbuka kota yang lebih lega dan dapat digunakan sebagai suatu cara peremajaan kota bagi daerah yang kumuh.1 Pembangunan rumah susun ini merupakan konsekwensi logis di kota besar terutama di kawasan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi. Kendala lain yang juga tidak
boleh
dilupakan
adalah
keterbatasan kemampuan ekonomi masyarakat.
dengan
kalangan
Arie S Hutagalung, Kondominium dan Permasalahannya, Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 1998, hal. 2
investasi
rumah
masyarakat
susun di luas.
Dan
pembangunan rumah susun yang semakin
berkembang
berbarengan
ini
dengan
tidak
kegiatan
pembangunannya oleh investor yang taat
hukum,
memperhatikan
mereka
tidak
aspek-aspek
yang
dikemudian hari akan menimbulkan permasalahan bagi konsumen atau penghuni
rumah susun
terutama
mengenai status kepemilikan hak atas tanah atas pembangunan rumah susun tersebut. Masalah yang terjadi yaitu
apabila
tanah
tempat
dibangunnya rumah susun tersebut berstatus
hak
tersebut
dipindahalihkan
orang 1
tingginya
lain,
milik
dan
bagaimana
tanah kepada status
kepemilikan para penghuni satuan 2
Ibid
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 42
rumah susun. Banyak permasalahan
hukum dalam kepemilikan satuan
rumah
rumah
susun
yang
mencuat
di
susun
permukaan, hal tersebut dikarenakan
perlindungan
tingginya investasi rumah susun yang
konsumen.
dapat
memberi
hukum
kepada
tidak dibarengi dengan pengetahuan hukum yang terkait dengan rumah
PEMBAHASAN
susun di kalangan masyarakat luas.
Secara umum terdapat dua hal
Dan pembangunan rumah susun yang
yang
semakin
tidak
pembangunan rumah susun yaitu
berbarengan dengan kegiatan pem-
kondisi perumahan perkotaan yang
bangunannya oleh investor yang taat
serba tidak memadai dan belum
hukum, mereka tidak memperhatikan
terbangunnya
aspek-aspek yang dikemudian hari
yang tanggap terhadap kebutuhan
akan
rumah. Kondisi perumahan yang
berkembang
menimbulkan
ini
permasalahan
melatarbelakangi
sistem
perumahan
bagi konsumen atau penghuni rumah
tidak
susun
status
tingginya angka kebutuhan peru-
kepemilikan hak atas tanah atas
mahan di satu sisi dan kelangkaan
pembangunan rumah susun tersebut.
tanah perkotaan di sisi lain.Kondisi
Masalah yang terjadi yaitu apabila
yang tidak berimbang ini menjadikan
tanah tempat dibangunnya rumah
Masyarakat Berpenghasilan Rendah
susun tersebut berstatus hak milik
tidak mampu mengakses kebutuhan
dan tanah tersebut dipindahalihkan
rumahnya secara formal, akibatnya
kepada orang lain, bagaimana status
muncul
kepemilikan para penghuni satuan
kiman informal yang tidak layak
rumah susun.
huni
terutama
mengenai
Berdasarkan hal tersebut di atas
maka
permasalahan
dalam
tulisan ini adalah bagaimanakah konsep
kepastian
hukum
dalam
kepemilikan satuan rumah susun dan bagaimanakah
konsep
kepastian
memadai
rencana
ditandai
kantong-kantong
atau
permukiman
dikenal liar
oleh
permu-
sebagai (squatter).
Permasalahan lain menurut Urip Santoso: Tumbuhnya rumah-rumah di stren kali dan stren kereta api, tumbuhnya pemukiman yang padat penghuninya dan atau
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 43
kumuh, baik yang berdiri di atas tanah haknya maupun yang berdiri di atas tanah hak pihak lain. Saat ini pengembangan wilayah kota cenderung masih bersifat horizontal.3 Pembangunan
rumah
susun
merupakan respon terhadap kebutuhan
rumah
Rumah
susun
bagi
masyarakat.
menjadi
alternatif
pilihan untuk penyediaan hunian kepada masyarakat yang menghuni pemukiman liar karena merupakan pilihan yang ideal bagi negara-negara berkembang. Daerah yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang tinggi memiliki permasalahan
perkotaan dengan penduduk di atas 1,5
juta
jiwa,
sehingga
akan
berdampak pada: 1) Peningkatan efisiensi penggunaan tanah, ruang dan daya tampung kota; 2) Peningkatan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan menengah-bawah dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh perkotaan; 3) Peningkatan efisiensi prasarana, sarana dan utilitas perkotaan; 4) Peningkatan produktivitas masyarakat dan daya saing kota; 5) Peningkatan pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat menengah-bawah; 6) Peningkatan penyerapan tenaga kerja dan pertubuhan ekonomi.
pada kurangnya ketersediaan hunian, Selain itu, agar pembangunan
ketidaklayakan hunian dan keterbatasan lahan. Hal ini membutuhkan suatu
konsep
pembangunan
perencanaan yang
tepat
dan agar
permasalahan hunian dapat terse-
Pembangunan rumah susun bertujuan untuk pemenuhan kebuRusun
yang
dituju,
berpenghasilan
yakni
masyarakat
menengah-bawah,
maka diperlukan upaya yang sinergis dan sistematis dari seluruh pemangku
lesaikan.
tuhan
Rusun mencapai kelompok sasaran
layak
huni
dan
terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan menengah-bawah di kawasan
kepentingan agar harga sewa/jual rusun dapat dijangkau oleh kelompok sasaran dimaksud. Melalui berbagai penciptaan iklim yang kondusif bagi berkembangnya pembangunan rusun. Sasaran pembangunan rusun juga
3
Urip Santoso, Pendaftaran dan Peralihan Hak atas Tanah, Kencana, Jakarta, 2010, hal. 76.
dilakukan melalui perbaikan sistem pasokan, antara lain berupa: silitasi pengadaan tanah bagi pembanguna
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 44
Rusun, berupa percepatan proses pembebasan dari sertifikasi tanah; percepatan proses perijinan; pengurangan/penangguhan/
pembebasan
biaya perijinan dan beban pajak, dukungan
pembiayaan
pembangunan
investasi
rusun.
Melalui
perbaikan dari sisi permintaan, antara lain berupa; peningkatan kapasitas daya beli dan kapasitas meminjam masyarakat, melalui upaya pemberdayaan masyarakat dan dukungan kebijakan
fiskal
yang
dapat
mendorong tumbuhnya pasar rusun di perkotaan. Pembangunanrusun di kawasan perkotaan didasarkan pada konsep pembangunan berkelanjutan, yang menempatkan manusia sebagai pusat pembangunan.
Dalam
pelaksana-
annya, menggunakan prinsip Tata Kelola
Pemerintahan
yang
baik
(good governence) dan Tata Kelola Perusahaan yang baik (corporate governance). Prinsip
dasar
pembangunan
Rusun meliputi: a. Keterpaduan: pembangunan Rusun dilaksanakan prinsip keterpaduan kawasan, sektor, antar pelaku, dan ketepaduan dengan sistem perkotaan;
b. Efisiensi dan Efektivitas: memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal, melalui peningkatan intensitas penggunaan lahan dan sumber daya lainnya c. Penegakan hukum: mewujudkan adanya kepastian hukum dalam bermukim bagi semua pihak, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan yang hidup ditengah masyarakat. d. Keseimbangan dan berkelanjutan: mengindahkan keseimbangan ekosistem dan kelestarian sumberdaya yang ada; e. Partisipasi: mendorong kerjasama dan kemitraan Pemerintah dengan badan usaha dan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam proses perencanaan, pembangunan, pengawasan, operasi dan pemeliharaan, serta pengelolaan rusun. f. Kesetaraan: menjamin adanya kesetaraan peluang bagi masyarakat berpenghasilan menengah-bawah untuk dapat menghuni rusun yang layak bagi peningkatan kesejahteraannya. g. Transparansi dan Akuntabilitas: menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah, badan usaha dan masyarakat melalui penyediaan informasi yang memadai, serta dapat mempertanggungjawaban kinerja pembangunan kepada seluruh pemangku kepentingan. Berdasarkan Pasal 1 angka 1UU No. 20 Tahun 2011, Rumah
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 45
Susun
adalah
gedung
di dalam kabupaten/kota yang sama
bertingkat yang dibangun dalam
dengan rumah susun komersial yang
suatu lingkungan yang terbagi dalam
bersangkutan.
bagian-bagian
bangunan
yang
distrukturkan
Dalam sistem Rumah Susun
secara fungsional, baik dalam arah
dikenal apa yang dinamakan :
horizontal
a. Bagian bersama Bagian bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuan rumah susun (sarusun), yang terdiri dari pondasi, sloof, dinding struktur utama, pintu masuk dan tangga darurat, jalan masuk dan keluar rumah susun, koridor dan selasar. b. Benda bersama Benda bersama adalah benda yang bukan bagian rumah susun untuk pemakaian bersama dan dimiliki bersama secara tidak terpisah, diantaranya adalah jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan gas (bagian hunian), saluran pembuangan air limbah, lift dan atau eskalator, taman dan pelataran parkir. c. Tanah bersama Tanah bersama adalah tanah yang digunakan atas hak bersama secara tidak terpisah yang diatasnya berdiri rumah susun d. Pertelaan Rincian batas yang tegas dan jelas masing-masing satuan rumah susun, bagian, benda dan tanah bersama yang diwujudkan dalam uraian tertulis dan gambar.
maupun
merupakan
vertikal
satuan-satuan
dan yang
masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan
bagian
bersama,
benda
bersama, dan tanah bersama. Pembangunan
rumah
susun
umum merupakan tanggung jawab pemerintah, yang dapat dilaksanakan oleh setiap orang dengan mendapatkan kemudahan dan/atau bantuan pemerintah dan juga oleh lembaga nirlaba
dan
badan
usaha.
Pembangunan rumah susun komersial dapat dilaksanakan oleh setiap orang, dimana pelaku pembangunan rumah
susun
komersial
tersebut
wajib untuk menyediakan rumah susun
umum
sekurang-kurangnya
20% dari total luas lantai rumah susun komersial yang dibangun. Kewajiban untuk membangun rumah susun
umum
tersebut
dapat
dilakukan di luar lokasi kawasan rumah susun komersial selama masih
Terkait dengan hak bersama atas bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama yang memiliki
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 46
hubungan erat dengan kepemilikan
susun adalah hak milik atas rumah
satuan unit rumah susun ini, Erwin
susun (HMRS), yakni kepemilikan
Kallo dkk., dalam buku berjudul
yang terpisah dari tanah bersama,
Panduan Hukum untuk Pemilik/
bagian bersama dan benda bersama.
Penghuni Rumah Susun (Kondo-
Dengan demikian, kepemilikan yang
minium, Apartement dan Rusunami)
dimaksud
menjelaskan bahwa:
perseorangan
Kepemilikan perseorangan ialah hak kepemilikan seseorang yang telah membeli satuan unit rumah susun. Unit di sini adalah ruangan dalam bentuk geometrik tiga dimensi yang dibatasi oleh dinding dan digunakan secara terpisah atau tidak secara bersama-sama. Hak perseorangan ini biasanya akan tergambar dalam pertelaan rumah susun. Pertelaan adalah penunjukan yang jelas atas batas masing-masing satuan rumah susun, bagian bersama, benda bersama, tanah bersama beserta nilai perbandingan proporsional (NPP) beserta uraiannya. Mengenai luas/ukuran unit satuan rumah susun (sarusun) akan terlihat dan diuraikan dalam sertifikat hak milik satuan rumah susun masing-masing pemilik.4
adalah yang
disimpulkan bahwa hak milik dalam UUPA
adalah
hak
terkuat
dan
terpenuh yang dimiliki orang atas tanah sedangkan yang dimaksud hak
didapat
dari
membeli satuan unit rumah susun (sarusun) Ada
empat
macam
rumah
susun : a. Rumah susun yang mewah, yang penghuninya sebaian besar tenaga asing b. Rumah susun golongan menengah yang dihuni oleh masyarakat berpenghasilan menengah keatas c. Rumah susun sederhana yang dihuni oleh masyarakat berpenghasilan menengah dan rendah d. Rumah susun murah yang dihuni oleh masyarakat berpenghasilan rendah ke bawah.5 Masalah
Dari uraian di atas dapat
kepemilikan
umumnya
tidak
kehidupan
sosial
berjalan
selaras
dengan kebijakan dari pemerintah sebab kondisi sosial berjalan begitu cepat sedangkan aturan umumnya mengikuti
perkembangan
dari
milik dalam undang-undang rumah 4
Erwin Kallo, Panduan Hukum Untuk Pemilik/Penghuni Rumah Susun, Jakarta, Minerva Athena Pressindo, 2009, hal. 59
5
Komaruddin, Menelusuri Pembangunan Perumahan dan Permukiman, Yayasan REI, Rakasindo, Jakarta, 1997, hal. 165
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 47
kondisi sosial tersebut. Faktor utama
kukan dengan kekuasaan maka jelas
dari
akan menimbulkan ekses sosial baru,
perubahan
tehnologi
dan
sosial
adalah
kemajuan
ilmu
sebagaimana
mata
uang
jika
pengetahuan, sebab kedua faktor itu
gambarnya dipisahkan dari salah satu
yang
perubahan
unsurnya maka mata uang tersebut
sosial di bidang ekonomi sehingga
adalah palsu. Oleh Satjipto dikakatan
menimbulkan
kalau hukum hanya digantungkan
mempengaruhi
disparitas tingkatan
kehidupan masyarakat yang pada
pada
gilirannya
di
formalnya saja, impor saja hukum
bidang hukum6. Hukum memang tak
dari negara asing, seperti hukum
bisa dilepaskan dari masyarakat, ada
perseroan
masyarakat ada hukum, seperti yang
kontrak
dikatakan oleh Cicero “ubi sicietas
angkutan dari Perancis dan lain-lain
ibi
maka hukum yang baru dan modern
akan
ius.”
berpengaruh
Artinya,
dimana
ada
struktur
sistem
dari dari
Belanda,
hukum
Amerika,
hukum
masyarakat di situ ada hukum.
sudah
Demikian
permasalahan apakah sesuai dengan
pula Van Apedoorn
menyatakan,”Hukum
terdapat
di
seluruh di dunia dimana terdapat
jadi
hukum
dan
legal,
nilai-nilai hukum masyarakat yang diatur tersebut.8
suatu masyarakat manusia”, yang
Harapannya,
intinya
oleh Teguh dikatakan supaya ada
berpengaruh
hukum
adalah warga masyarakat
maka
perlu
adanya
7
namun
terhadap
hukum
hukum
masyarakat
masyarakat . Jadi hukum ada karena
dengan
masyarakat ada, bila masyarakat tak
hukum tidak selalu berpengaruh
ada maka hukumpun tak akan ada
secara
seperti gambar mata uang antara
mustahil hukum malah mengaki-
hukum dan masyarakat yang tak bisa
batkan terjadi perilaku yang menyim-
terpisahkan, jika keduanya diper-
pang,
positif,
sebab
sengaja
namun
sesuai faktanya
maksudnya
warga
melawan
tidak
masya-rakat hukum
atau
6
Satjipto Rahardjo, Hukum, Masyarakat dan Pembangunan, Alumni, Bandung, 1980, hal. 21 7 Teguh Prasetyo, Hukum dan Sistem Hukum berdasarkan Pancasila, Media Perkasa, cet. 1. Yogyakarta, 2013, hal. 1.
mungkin mereka sama sekali tidak mengacuhkan hukum yang berlaku. 8
Satjipto Rahardjo, Op.cit, hal. 11.
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 48
Kadang-kadang
dijumpai
dalam
usia, tingkat kelahiran dan penurunan
secara
terang-
rasa kekeluargaan antar anggota
terangan dilanggar atau dilawan oleh
masyarakat sebagai akibat timbulnya
masyarakat,
tentu
urbanisasi dan modernisasi, sedang-
umumnya
kan perubahan budaya menyangkut
praktek
banyak
hukum
penyebabnya
sekali,
tetapi
disebabkan oleh terjadinya ketidak-
banyak
aspek
adilan atau pejabat sering menyalah-
seperti
seni,
gunakan kekuasaan sehingga sering
tehnologi,
dijumpai ketidakadilan di dalam
hukum, dan filsafat. Perubahan sosial
penerapan hukum dalam mengatasi
dan
pelanggaran.
berkaitan, tak ada masyarakat yang
Apabila hukum
ada
tertentu
kecenderungan diacuhkan
atau
dalam ilmu
pengetahuan,
peraturan-peraturan
perubahan
tidak
kehidupan,
budaya
memiliki
sebaliknya
tidak
saling
kebudayaan
dan
mungkin
ada
dilawan oleh warga masyarakat,
kebudayaan tanpa masyarakat10. Jadi
dapat
sama
dikatakan
hukum
tersebut
dengan hukum bahwa tak
mempunyai pengaruh yang negatif
mungkin
terhadap masyarakat, dengan demi-
hukum dan sebaliknya tak ada
kian hukum tersebut kurang berhasil
masyarakat yang tanpa diatur oleh
sebagai sarana untuk mengadakan
hukum, tetapi hukum merupakan
perubahan di dalam masyarakat.9
bagian dari budaya, sama persis
Perkembangan tehnologi dan ilmu
dengan
pengetahuan hukum
sangat ber-
bagian dari budaya. Budaya adalah
pengaruh juga terhadap perubahan
makro sistemnya sedangkan hukum,
sosial dan pada akhirnya terjadi
sosial, ekonomi, tehnologi, ilmu
perubahan budaya. Menurut Nanang
pengetahuan, politik dan lain-lain
Martono,”Antara perubahan sosial
merupakan bagian dari budaya.
dan
perubahan
pengertiannya.
budaya
sosial
masyarakat
yang
tanpa
merupakan
berbeda
Perubahan sosial
meliputi perubahan dalam perbedaan 9
ada
Suryono Soekanto, Beberapa Aspek Sosio Yuridis Masyarakat, Alumni, Bandung, 1983, hal. 91
10
Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial, Prespektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial, RajaGrafiindo Persada, Cet 2, Jakarta, 2012, hal. 12
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 49
Aspek diperhatikan
penting
yang
harus
Prosedur
dan
persyaratan
dalam pembangunan
peralihan hak atas tanah sebagaimana
satuan rumah susun adalah aspek
diatur dalam peraturan perundang-
tanah yang tunduk pada ketentuan
undangan yang berlaku bahwa dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun
setiap proses peralihan hak atas
1960
Dasar
tanah, harus dilakukan dengan dibuat
Pokok-Pokok Agraria (UUPA) dan
akta otentik oleh pejabat pembuat
aspek
akta
Tentang
satuan
Ketentuan
rumah
susun
tanah
(selanjutnya
sebagaimana diatur dalam Undang-
PPAT)
Undang Nomor 20 Tahun 2011
dalam Pasal 1 Nomor 7 Undang-
Tentang Rumah Susun.
Undang
Rumah
susun
merupakan
sebagaimana
disebut
Jabatan
tercantum
Notaris,
dan
didaftarkan di kantor pertanahan
alternatif pilihan perumahan di kota
kabupaten/kota
akibat keterbatasan lahan dan harga
terletak.
wilayah
tanah
lahan yang mahal, maka pendekatan
Dua bentuk peralihan Hak
yang dilakukan dalam pembangunan
Milik Atas Satuan Rumah Susun
adalah dengan memenuhi aspek-
dapat dijelaskan sebagai berikut:
aspek yang menjadi dasar pilihan masyarakat kelompok sasaran yaitu: 1. Aksesibilitas lokasi rumah susun terhadap fasilitas perkotaan, seperti lapangan pekerjaan, transportasi, pendidikan, perdagangan, kesehatan, perbelanjaan. 2. Status kepemilikan yang terjamin secara hukum 3. Harga yang terjangkau oleh masyarakat kelompok sasaran 4. Kelengkapan fasilitas baik didalam unit maupun untuk lingkungannya 5. Lingkungan yang teratur, bersih dan memenuhi syarat sebagai rumah layak
a. Beralih Pengertian beralih menunjuk pada berpindahnya Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun dari pemiliknya kepada pihak lain dikarenakan pemiliknya meninggal dunia atau berpindahnya Hak Miilik Atas Satuan Rumah Susun karena suatu pewarisan. Dengan meninggalnya pemilik satuan rumah susun, maka Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun secara yuridis berpindah kepada ahli warisnya. b. Pemindahan hak Pengertian pemindahan hak menunjuk pada berpindahnya Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun dari pemiliknya kepada pihak lain dikarenakan suatu
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 50
perbuatan hukum yang sengaja dilakukan dengan tujuan agar pihak lain tersebut mendapatkan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun. Adapun perbuatan hukum tersebut dapat berupa jual beli, tukar menukar, hibah, penyertaan dalam modal perusahaan, lelang.11 Pada Rumah
umumnya
jual
susun/Apartemen
beli antara
pelaku usaha (Pengembang perumahan) dengan konsumen, didasarkan pada perjanjian yang telah ditetapkan pelaku
secara
usaha
sepihak
(perjanjian
oleh baku/
standar). Perjanjian tersebut mengandung ketentuan yang berlaku umum (massal)
dan
konsumen
hanya
memiliki dua pilihan menyetujui atau menolak. Kekhawatiran yang muncul berkaitan dengan perjanjian baku dalam
jual
beli
Rumah Susun/
Apartemen adalah karena dicantumkannya klausul eksonerasi (exception clause).12
11
Hamzah Andi, I Wayan Suandra, B.A Manalu, Dasar-Dasar Hukum Perumahan, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hal 42 12 Arie S Hutagalung, Condominium dan Permasalahannya, Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta,1998, hal. 77
Berdasarkan Pasal 45 UndangUndang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun “Penguasaan satuan rumah susun dapat dilakukan dengan berbagai cara. Untuk satuan rumah susun umum dan satuan rumah susun komersial, penguasaan dapat
dilakukan
dengan
cara
dimiliki atau disewa. Penguasaan satuan rumah susun dengan cara-cara tersebut dapat dilakukan dengan perjanjian tertulis yang dibuat di hadapan pejabat yang berwenang. Perjanjian tertulis tersebut harus didaftarkan
pada
perhimpunan
pemilik dan penghuni satuan rumah susun (PPPSRS), yaitu badan hukum yang beranggotakan para pemilik atau penghuni satuan rumah susun. Menurut Pasal 42 mengenai Pemasaran disebutkan bahwa : (1) Pelaku pembangunan dapat melakukan pemasaran sebelum pembangunan rumah susun dilaksanakan. (2) Dalam hal pemasaran dilakukan sebelum pembangunan rumah susun dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaku pembangunan sekurang-kurangnya harus memiliki: a. kepastian peruntukan ruang; b. kepastian hak atas tanah;
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 51
c. kepastian status penguasaan rumah susun; d. perizinan pembangunan rumah susun; dan e. jaminan atas pembangunan rumah susun dari lembaga penjamin. f. Dalam hal pemasaran dilakukan sebelum pembangunan rumah susun sebagaimana dimaksud pada ayat (2), segala sesuatu yang dijanjikan oleh pelaku pembangunan dan/atau agen pemasaran mengikat sebagai perjanjian pengikatan jual beli (PPJB) bagi para pihak. Kemudian dalam Pasal 43 diatur :
(1) Proses jual beli, yang dilakukan sesudah pembangunan rumah susun selesai, dilakukan melalui akta jual beli (AJB). (2) Pembangunan rumah susun dinyatakan selesai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila telah diterbitkan: a. Sertifikat Laik Fungsi; dan b. Sertifikat Hak Milik satuan rumah susun atau Sertifikat kepemilikan Bangunan Gedung Sarusun (SKBG) satuan rumah susun. Undang-Undang
Nomor
20
Tahun 2011 Pasal 17 menyatakan bahwa rumah susun dapat dibangun di atas tanah : (a) hak milik; (b) hak
(1) Proses jual beli satuan rumah susun sebelum pembangunan rumah susun selesai dapat dilakukan melalui perjanjian pengikatan jual beli yang dibuat di hadapan notaris. (2) Perjanjian pengikatan jual beli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah memenuhi persyaratan kepastian atas: a. status kepemilikan tanah; b. kepemilikan IMB; c.ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum; d.keterbangunan paling sedikit 20% ( dua puluh persen); dan e. hal yang diperjanjikan. Sedangkan pada Pasal 44 diatur :
guna bangunan atau hak pakai atas tanah negara dan; (c) hak guna bangunan atau hak pakai di atas hak pengelolaan. Pengertian hak milik dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1960
Tentang
Ketentuan
Dasar Pokok-Pokok Agraria, diatur dalam Pasal 20 ayat (1) yang menyatakan “Hak milik adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah. Penjelasan Pasal 20 UUPA mengatakan bahwa hak milik adalah hak terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah. Terkuat dan terpenuh tersebut bermaksud
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 52
untuk membedakan dengan Hak
pembangunan rumah susun akan
Guna Usaha, Hak Guna Bangunan,
mengedepankan kepastian hukum,
Hak Pakai dan lain-lainnya, yaitu
senafas dengan Pasal 19 (1)Undang-
untuk menunjukkan bahwa diantara
Undang Nomor 5 Tahun 1960 yang
hak-hak
menyatakan
atas tanah
“Untuk
menjamin
dipunyai orang, hak miliklah yang
kepastian hukum oleh
pemerintah
terkuat dan terpenuh.
diadakan
tanah
Boedi
yang dapat
pendaftaran
di
Harsono
dalam
seluruh wilayah Republik Indonesia
berjudul
Hukum
menurut ketentuan-ketentuan yang
menjelaskan
diatur dengan Peraturan Pemerintah.”
bahwa Hak milik adalah hak turun
Pasal 3 Peraturan Pemerintah
temurun, terkuat dan terpenuh yang
Nomor 24 Tahun 1997 menyebutkan
dapat dipunyai orang atas tanah dan
bahwa
memberikan
adalah :
bukunya
yang
Agraria
Indonesia
kewenangan
untuk
mengunakannya bagi segala macam keperluan selama waktu yang tidak terbatas,
sepanjang
tidak
ada
larangan khusus untuk itu.13 Pasal 18 menyatakan : (a) Pemanfaatan barang milik negara/ daerah
berupa
tanah;
Pendayagunaan Selanjutnya
Pasal
atau
tanah 19
(b)
wakaf. ayat
(1)
menyatakan bahwa tanah sebagaimana yang dimaksud ayat (1) harus sudah diterbitkan hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hal ini memberikan 13
perhatian
bahwa
dalam
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Djambatan, Jakarta, 1997
tujuan
pendaftaran
tanah
a. Memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan. Untuk itu kepada pemegang haknya diberikan sertifikat sebagai surat tanda bukti haknya. b. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan jika mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun yang sudah terdaftar. Untuk penyajian data tersebut dilaksanakan oleh seksi tata usaha pendaftaran tanah kantor pertanahan
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 53
kabupaten/kotamadya yang dikenal sebagai daftar umum, yang terdiri atas peta pendaftaran tanah, daftar tanah, surat ukur, buku tanah dan daftar nama. Mengenai satuan
kepemilikan
rumah
susun,
atas
bentuk
kepemilikan yang dikenal adalah Sertifikat Hak Milik atas Satuan Rumah Susun (SHMRS). SHMRS adalah bentuk kepemilikan yang diberikan terhadap pemegang hak atas rumah susun. Bentuk hak milik atas rumah susun ini harus dibedakan dengan jenis hak milik rumah dan tanah pada umumnya. Pasal 46 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 menyatakan “Hak kepemilikan atas satuan rumah susun merupakan hak milik atas satuan rumah susun yang bersifat perseorangan yang terpisah dengan hak bersama atas bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama. Irawan Soerodjo mengatakan bahwa terdapat lima keuntungan dari terlaksananya
pendaftaran
tanah
yang baik, adalah :14
1. Memberikan rasa aman kepada pemegang hak atas tanah karena adanya kepastian hukum mengenai hak atas tanahnya, yang pada gilirannya akan memberikan rasa kemantapan dalam usahanya dan dapat meningkatkan produktifitas dalam pemanfaatan tanah tersebut 2. Berkurangnya sengketa atas tanah sehingga terdapat penghematan dalam biaya dan waktu bagi perorangan dari aspek mikro maupun bagi negara dari aspek makro 3. Mudah, murah dan kepastian atas suatu transaksi mengenai tanah. Peralihan hak perorangan atas tanah yang tidak terdaftar seringkali mengakibatkan biaya yang mahal dan menimbulkan ketidakpastian hukum 4. Meningkatkan investasi dengan menjadikan tanah sebagai jaminan guna memperoleh kredit jangka panjang. Pada umumnya lembaga perbankan menuntut adanya hak yang sah atas suatu jaminan sebelum kredit diberikan 5. Hasil pendaftaran tanah yang berupa data yuridis dan data fisik selain memberikan kepastian hukum juga dapat digunakan sebagai instrumen penetapan dan pengenaan pajak tanah Kelima
keuntungan
dari
terlaksananya
pendaftaran
tanah
yang baik tersebut jika disimpulkan 14
Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Hak Atas Tanah di Indonesia,Arkola, Jakarta, 2002, hal. 27
tujuannya adalah memberikan perlin-
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 54
dungan hukum kepada pemegang
Permohonan Ijin Mendirikan
hak atas tanah. Perolehan tanah
Bangunan diajukan oleh penye-
satuan rumah susun untuk subyek
lenggara pembangunan rumah
hukum adalah kegiatan perolehan
susun/pemohon kepada peme-
tanah dari awal sampai akhir yang
rintah
akhirnya bermuara pada tiga titik,
setempat. Hal ini sesuai dengan
yaitu start yaitu aspek perijinan, titik
Undang-Undang
decision yaitu aspek penguasaan
Tahun 2011 Tentang Rumah
tanah dan titik product, yaitu aspek
Susun.
pensertifikatan tanah.
/
kota
Nomor
20
c. Ijin Layak Huni
1. Titik start : aspek perijinan Pemohon
kabupaten
Pemerintah
penyelenggara
Daerah
akan
pem-
mengeluarkan ijin layak huni
bangunan satuan rumah susun
jika pelaksanaan pembangunan
mengajukan
rumah
perijinan,
yang
susun
dari
segi
meliputi:
arsitektur, konstruksi, instalasi
a. Ijin lokasi
dan
kelengkapan
Ijin lokasi berfungsi sebagai
lainnya
sarana
dalam
sesuai dengan ketentuan dan
penggunaan tanah. Tanah yang
persyaratan yang ditentukan
akan digunakan untuk penye-
dalam
lenggara pembangunan rumah
Bangunan. Diperolehnya ijin
susun
dan
layak huni merupakan salah
berdasar kepada tata ruang
satu syarat untuk penerbitan
wilayah (RTRW) yang telah
sertifikat hak milik atas satuan
ditetapkan
pemerintah
rumah susun yang bersang-
kabupaten/kota. Prosedur pero-
kutan. Proses permohonan ijin
lehan ijin lokasi diatur dalam
layak
Peraturan
dilaksanakan
pengendalian
harus
sesuai
oleh
Menteri
Agraria/
Kepala BPN Nomor 2 Tahun 1999.
telah
bangunan
Ijin
huni
benar-benar
Mendirikan
baru
dapat
setelah
rumah
susun selesai dibangun. 2. Titik Decision :
b. Ijin Mendirikan Bangunan
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 55
Aspek Penguasaan Tanah Tahap
undang-undang, para penghuni
lanjutan dari titik start (permo-
harus
honan) adalah aspek penguasaan
Lembaga yang dimaksud oleh
tanah
undang-undang harus berben-
yang
dengan
dapat
akta
dibuktikan
pemisahan
dan
menghimpun
diri.
tuk badan hukum, konsekuen-
perhimpunan sebagai berikut :
sinya harus memiliki anggaran
a. Akta pemisahan
dasar dan anggaran rumah
Akta
pemisahan
merupakan
tangga yang harus disahkan
tanda bukti pemisahan rumah
oleh
susun atas satuan rumah susun,
setempat, dalam hal ini adalah
yang meliputi bagian bersama,
Dinas Perumahan.
benda
bersama
dan
tanah
pemerintah
daerah
3. Titik Product : Aspek Sertifikasi
bersama. Penyelenggara pem-
Tanah
bangunan rumah susun wajib
Aspek
meminta pengesahan isi akta
sertifikasi tanah. Dalam tahap ini
yang
Kantor Pertanahan
bersangkutan
kepada
selanjutnya
Kabupaten /
pemerintah kota / kabupaten
Kota
setempat.
disahkan
telah terpenuhi, seperti sertifikat
oleh pejabat yang berwenang
hak atas tanah; sertifikat laik
harus
fungsi;
Kepala
Setelah
didaftarkan Kantor
kepada
Pertanahan
Kabupaten / Kota setempat dengan melampirkan sertifikat
memastikan
adalah
warkah
Mendirikan
persyaratan
lain;
Bangunan
Ijin (IMB);
adanya akta pemisahan Pertelaan Setelah
semua
persyaratan
hak atas tanah, ijin layak huni,
terpenuhi maka dilakukan penerbitan
ijin mendirikan bangunan dan
sertifikat hak
milik
lain-lain.
rumah
Hal
b. Perhimpunan Penghuni
susun.
atas satuan ini
menjamin
kepastian
Untuk memanfaatkan rumah
kepastian
hak
susun terutama bagian ber-
satuan rumah susun. Pengaturan
sama, benda bersama dan tanah
mengenai tata cara pembuatan buku
bersama maka sesuai dengan
tanah dan penerbitan sertifikat hak
atas
hukum
untuk dan
kepemilikan
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 56
milik atas satuan rumah susun diatur
rumah susun, hal ini ditujukan untuk
dalam
Badan
mencegah adanya kelalaian dikare-
Pertanahan Nasional Nomor 4 tahun
nakan perjanjian klausula baku yang
1989.
dibuat
Peraturan
Pada
Kepala
umumnya
jual
oleh
developer.
Bukti
beli
kepemilikan hak atas satuan rumah
Rumah susun antara pelaku usaha
susun yaitu dengan diterbitkannya
(Pengembang perumahan) dengan
Sertifikat Hak Milik Atas Satuan
konsumen, didasarkan pada perjan-
Rumah Susun yang terdiri dari
jian yang telah ditetapkan secara
Salinan buku tanah hak milik atas
sepihak oleh pelaku usaha (perjanjian
satuan rumah susun, salinan surat
baku/standar).
tersebut
ukur atas tanah bersama, gambar
mengandung ketentuan yang berlaku
denah satuan rumah susun yang
umum (massal) dan konsumen hanya
bersangkutan
memiliki dua pilihan menyetujui atau
menunjukkan tingkat rumah susun
menolak. Kekhawatiran yang muncul
dan lokasi atau tempat rumah susun
Perjanjian
berkaitan dengan perjanjian baku
yang
secara
Sebagaimana
dikemukakan
dalam jual beli rumah susun adalah
oleh
karena
klausul
mempunyai tugas suci dan luhur,
eksonerasi (exception clause).15 Dan
yakni keadilan dengan memberikan
kebanyakan
investor
hanya
kepada tiap-tiap orang, apa yang
mementingkan
aspek
keuntungan
berhak diterima, serta memerlukan
atau bonafit semata bagi perusahaan
peraturan tersendiri bagi tiap-tiap
mereka saja tanpa memperhatikan
kasus.
masalah yang terjadi dikemudian hari
tersebut,
maka
yang berdampak bagi para investor
membuat
apa
maupun penghuni
satuan rumah
algemene regels (peraturan/ketentuan
kepemilikan
umum); di mana peraturan/ketentuan
dicantumkannya
susun.
Dalam
terhadap
satuan
hal
rumah
susun
Aristoteles
jelas
Untuk
bahwa
hukum
terlaksananya hukum yang
hal harus
dinamakan
umum ini diperlukan masyarakat
diberikan kepastian hukum dengan
demi
diterbitkannya sertifikat atas satuan
adanya aturan-aturan hukum untuk
15
Arie S Hutagalung, Loc. Cit, hal. 2
kepastian
hukum.
Dengan
melindungi konsumen pemilik satuan
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 57
rumah susun, yang meliputi tidak
Beberapa ketentuan yang berke-
hanya pensertifikatan satuan rumah
naan dengan keadaan perjanjian
susun tetapi juga dimulai dari aspek
yang tidak seimbang, yaitu :
perijinan, aspek penguasaan tanah
Pertama, ajaran tentang Penyalah-
dan aspek sertifikasi tanah maka
gunaan Keadaan (Misbruik Van
ketiga
Omnstandigheden) sebagai alasan
peraturan
undanganyang
perundang-
mengatur
ketiga
untuk
pembatalan
perjanjian.
aspek tersebut harus pasti, karena
Kedua, Asas kebebasan berkon-
mengatur secara jelas dan logis. Jelas
trak, sebagaimana dianut di dalam
dalam artian tidak menimbulkan
KUHPerdata. Asas ini disebut
keragu-raguan (multitafsir), dan logis
dengan freedom of contract atau
dalam artian menjadi suatu sistem
laissez faire, yang di dalam Pasal
norma dengan norma lain, sehingga
1338 KUH Perdata dinyatakan
tidak berbenturan atau menimbulkan
”Semua perjanjian yang dibuat
konflik
norma.Terpenuhinya
hal
secara sah, berlaku halnya sebagai
tersebut
menyebabkan
peraturan
undang-undang bagi mereka yang
hukum dapat diterapkan sehingga
membuatnya.” Ketiga, Pasal 1338
berhasil menjamin banyak kepastian
ayat (3) KUH Perdata yang
hukum dalam masyarakat dalam hal
menyebutkan bahwa “Perjanjian
ini adalah konsumen pemilik satuan
harus dilaksanakan dengan iktikad
rumah susun dan hasil akhirnya
baik.”
adalah
yang dibuat secara semu atau
masyarakat
mendapat
perlindungan.
karena
Kesepakatan
tidak murni harus dianggap batal
Akan tetapi tidak jarang juga konsumen
Keempat,
mengalami perbuatan
Bentuk-bentuk
secara
yuridis.
Pasal
1321
kerugian
KUHPerdata menentukan Perjan-
pengembang.
jian yang bersifat semu atau tidak
perbuatan
yang
murni ialah perjanjian yang dibuat
merugikan konsumen, antara lain:
karena adanya kekhilafan (dwa-
a. Perjanjian jual beli rumah yang
ling), adanya paksaan (dwang,
tidak seimbang
dures)
dan
adanya
penipuan
(bedrog, misrepresentation).
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 58
b. Kualitas spesifikasi teknis rumah rendah; c. Fasilitas sosial dan fasilitas umum yang tidak standar; d. Keterlambatan serah terma rumah; e. Sertifikasi; f. Mutu bangunan; g. Informasi Marketing yang menyesatkan;
maksud pada ayat (2) tidak menghilangkan tanggung jawab pidana sebagaimana diatur dalam Undang undang. (4) Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh para pihak yang bersengketa.
h. Pengenaan biaya tambahan. Apabila
terjadi
Salah satu bentuk penyele-
perselisihan
antara konsumen perumahan dengan pihak pengembang selaku pelaku usaha, maka dapat ditempuh cara penyelesaiannya melalui pengadilan atau di luar pengadilan, sebagaimana
ditentutan
oleh
Pasal
45
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK): (1) Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum. (2) Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa. (3) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana di-
saian sengketa konsumen di luar pengadilan adalah melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (disingkat
BPSK)
dengan
acara
mediasi, konsiliasi dan arbitrasi. Ketentuan tentang hak dan kewajiban, klausula
perbuatan
yang
dilarang,
baku,
tanggung
jawab
pelaku usaha, mekanisme penyelesaian sengketa, ketentuan mengenai sanksi dari Undang Undang Tentang Perlindungan
Konsumen (UUPK)
dan ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata
yang
mengatur
tentang perikatan seperti Pasal 1320, 1321, 1365, 1338 serta ketentuan Pasal 383 KUHPidana merupakan bentuk-bentuk
dari
perlindungan
hukum terhadap konsumen perumahan dan pemukiman.
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 59
Bentuk-bentuk
yang
Undang Nomor 20 Tahun 2011, yaitu
merugikan konsumen dalam praktek
setiap orang dilarang menyewakan
antara lain adalah keterlambatan
atau
serah terima rumah, sertifikasi, mutu
satuan rumah susun umum kepada
bangunan, informasi marketing yang
pihak lain, kecuali apabila diperbo-
menyesatkan, fasos dan fasum atau
lehkan menurut undang-undang ini.
Pengenaan biaya tambahan;
Apabila hal di atas dilakukan maka
Upaya
perbuatan
hukum
yang
mengalihkan
kepemilikan
dapat
orang tersebut akan dipidana dengan
dilakukan oleh konsumen perumahan
pidana denda paling banyak Rp
dan pemukiman yang telah dirugikan
150.000.000; (seratus lima puluh juta
adalah dengan jalan memperkarakan
rupiah).
(menggugat) pengembang melalui
Lebih lanjut, larangan yang
pengadilan atau mengadukan kepada
berhubungan dengan satuan rumah
Badan
Sengketa
susun komersial, diatur dalam Pasal
Konsumen (BPSK) serta mengajukan
97 Undang-Undang Nomor 20 Tahun
tuntutan pidana berdasarkan Pasal
2011, yaitu setiap pelaku pem-
383 KUHPidana. Agar pengembang
bangunan rumah susun komersial
selaku
bidang
dilarang mengingkari kewajibannya
perumahan dan pemukiman dengan
untuk menyediakan rumah susun
itikad baik mematuhi segala aturan
umum sekurang-kurangnya 20% dari
yang telah ditetapkan dalam UUPK
total
dan menghindarkan diri dari praktek
komersial yang dibangun. Setiap
yang tidak terpuji. Disamping
itu
pelaku pembangunan rumah susun
apabila terjadi perselisihan maka
komersial yang mengingkari kewa-
dengan iktikad baik pula menyele-
jiban tersebut dapat dipidana dengan
saikannya melalui lembaga yang
pidana penjara paling lama 2 tahun
sudah disediakan yaitu BPSK atau
atau
Pengadilan.
20.000.000.000; (dua puluh milyar
Penyelesaian
pelaku
usaha
di
Larangan yang berhubungan dengan satuan rumah susun umum diatur dalam Pasal 103 Undang-
luas
denda
lantai
paling
rumah
banyak
susun
Rp
rupiah). Negara
melindungi segenap
bangsa Indonesia dalam penyeleng-
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 60
garaan
perumahan
melalui
rusun
kehidupan
-
perumahan
yang layak bagi
yang
sehat,
harmonis dan berkelanjutan.
membahagiakan
orang
perorang
sebab bila hukum hanya memba-
aman,
hagiakan orang perorang saja akan
Jadi
menyebabkan hukum dijadikan alat
negara memiliki tugas dan kewajiban
kepentingan.
dalam penyelenggaraan rusun yang
hukum hendaknya senantiasa merasa
layak bagi kehidupan yang sehat,
gelisah apabila hukum belum bisa
aman, harmonis dan berkelanjutan
membuat rakyat bahagia. Inilah yang
yang berarti tidak bersifat insidentil/
disebut
sementara.
progresif. Jadi para pengelola rusun
Dalam hal ini, perlu adanya
Para
penyelenggara
penyelenggara
hukum
umum hendaknya bisa membuat
upaya pemerintah dan rakyat bahu
regulasi
membahu dalam mengelola rusun
masyarakat, perlu hati-hati dalam
secara komprehensif sehingga rusun
melaksanakan hukum modern yang
akan tetap terjamin bangunannya
hanya
serta masyarakatnya juga berkem-
nalitas, beliau mengutip pendapat
bang dalam tingkat kehidupannya,
Lin Yu Tang , intelektual Cina yang
untuk itu perlu dicarikan model-
membedakan
model yang tepat dan berdaya guna
modern dan adanya tujuan yang lebih
dalam
besar dan itu perlu lebih berhati-hati
membangun
rusun
yang
bersifat fisik dan sosial.
yang
membahagiakan
mendasarkan
pada
rasionalitas
rasio-
hukum
dalam melaksanakan sistem hukum
Dalam mengupayakan pem-
yang rasionalitas. Hukum modern
bangunan yang berkelanjutan perlu
memang
ditopang
dari
hubungannya dengan hal-hal yang
pemerintah pusat juga regulasi tehnis
bersifat universal namun tujuan yang
dari
lebih
selain
Pemerintah
langsung
regulasi
Daerah
berhadapan
yang
perlu terutama dalam
besar
yaitu
kebahagiaan
dengan
masyarakat yang hendak dicapai
masyarakat. Dalam hal ini, Satjipto
perlu direnungkan dan diperhatikan
Rahardjo mengatakan bahwa hukum
sehingga hukum akan menjadi tidak
harus dapat membahagiakan semua orang/masyarakat,
bukan
hanya
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 61
kering dan masyarakat akan menjadi
bersifat partisipatif, yakni mengajak
bahagia.16
sebanyak
mungkin
partisipasi
melalui
kelompok
Mengenai hukum agar dapat
masyarakat
membahagiakan masyarakat selain
masyarakat
hukum tersebut bersifat progresif ,
masyarakat,
Mahfud MD menjelaskan bahwa
hukum
hukum juga harus responsif. Beliau
sentralisitik dalam arti penguasa
membedakan antara hukum responsif
lebih
dan hukum konservatif.
Produk
eksekutif dalam mengambil kepu-
hukum responsif/populisitik adalah
tusan hukum.17 Jadi hukum progresif
produk hukum yang mencerminkan
maupun
rasa keadilan dan memenuhi harapan
hukum bukan hanya sekedar aturan
masyarakat
namun benar-benar dapat mencapai
sedangkan
produk
dan
individu
dalam
sebaliknya
produk
ortodoks
bersifat
yang
mendominasi
responsif
terutama
menjadikan
hukum konservatif/ortodoks /elitis
tujuan
adalah produk hukum yang isinya
rakatnya, menurut Teguh Prasetyo,
lebih mencerminkan visi sosial elit
agar
politik, lebih mengarahkan keinginan
kehidupan masyarakat yang harmoni
pemerintah/penguasa , yang bersifat
dan teratur dalam kehidupan sosial
positivis-instrumentalis yakni menja-
diperlukan adanya sistem hukum.
dikan
Sistem
hukum
menjadi
alat
membahagiakan
hukum
dapat
hukum
masya-
menciptakan
menurut
beliau
pelaksanaan ideologi dan program
merupakan satu kesatuan yang terdiri
negara, antara hukum responsif dan
atas unsur-unsur yang saling bekaitan
ortodoks
satu
memiliki
sifat
yang
dengan
yang
lain
dan
berlawanan, hukum ortodoks lebih
pertentangan satu dengan yang lain,
tertutup terhadap tuntutan tuntutan
beliau juga menyitir pendapat dari
kelompok
maupun
Sudikno Mertokusumo bahwa sistem
masyarakat.
hukum berarti hukum iut merupakan
masyarakat
individu
di
Produk
hukum
responsif, 16
dalam
proses
yang
bersifat
satu kesatuan yang utuh yang terdiri
pembuatannya
dari bagian-bagian atau unsur-unsur
Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum Progresif, Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2010, hal. 37-39.
satu
dengan
yang
lain
saling
17
Ibid, hal. 25-26
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 62
berkaitan erat dan merupakan satu
kepemilikan satuan rumah susun
kesatuan dan bekerja sama untuk
tidak hanya pada aspek sertifikat
mencapi tujuan, selanjutnya beliau
atas satuan rumah susun bagi
menje-laskan bahwa sistem hukum
pemilik/konsumen
itu merupkan sistem yang terbuka
meliputi:
yang maksudnya unsur-unsur dalam
perijinan, yang merupakan titik
sistem tersebut dipengaruhi oleh
start. Pada aspek ini pemohon
faktor-faktor dari luar sistemnya ,
penyelenggara
begitu juga sebaliknya unsur-unsur
satuan rumah susun mengajukan
yang
perijinan,
ada dalam sistem hukum
saja
Pertama,
tetapi aspek
pembangunan
yang
meliputi
ijin
tersebut mempengaruhi faktor-faktor
lokasi, ijin mendirikan bangunan
di luar sistem, bahwa peraturan
dan ijin layak huni. Kedua, aspek
peraturan hukum itu terbuka untuk
penguasaan
ditafsirkan
oleh
titik decision. aspek penguasaan
karena itu hukum selalu mengalami
tanah dapat dibuktikan dengan
perkembangan mengikuti perkem-
akta pemisahan dan perhimpunan
bangan yang terjadi di luar sistem
penghuni. Ketiga, aspek sertifikasi
hukum tersebut.18
tanah, merupakan titik product.
secara
berbeda,
Jadi dalam sistem hukum yang terbuka hukum
memungkinkan progresif
dan
adanya resposif
tanah,
merupakan
Pada aspek ini Kantor Pertanahan Kabupaten / Kota memastikan persyaratan
telah
terpenuhi,
menjadikan sarana agar hukum dapat
seperti :
selalu menyesuaian dengan keadaan
1) Sertifikat hak atas tanah;
masyarakat sehingga adanya hukum
2) Sertifikat laik fungsi
menjadikan masyarakat bahagia.
3) Warkah lain; 4) Ijin Mendirikan (IMB)
KESIMPULAN a. Konsep kepastian hukum untuk melindungi 18
Bangunan
konsumen
dalam
Teguh Prasetyo, Hukum dan sistem Hukum berdasarkan Pancasila, Media Perkasa, cet.1, Yogyakarta, 2013, hal. 39-41
5) Adanya
akta
pemisahan
Pertelaan b. Setelah terpenuhi
semua maka
persyaratan dilakukan
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 63
penerbitan sertifikat hak milik
bina, baik di tingkat Daerah
atas satuan rumah susun. Apabila
maupun nasional, pelaku pem-
ketiga aspek di atas terpenuhi
bangunan rumah susun, pengelola
maka terdapat kepastian hukum
rumah
susun,
dan konsekwensinya pemilik atau
pemilik
dan
konsumen sebagai pemilik satuan
rumah susun (PPPSRS), juga
rumah
mendapat
menteri yang menyelenggarakan
perlindungan hukum dari aspek
pemerintahan di bidang peru-
kepemilikan.
aspek
mahan dan kawasan pemukiman
perjanjian (perdata) dan pidana,
hendaknya bisa bersinergi mela-
apabila
kukan tindakan yang menjadi
susun
Dari
konsumen
dirugikan
perhimpunan
penghuni
satuan
terhadap perbuatan pengembang
wewenangnya
atau pelaku usaha maka upaya
agar tidak timbul akibat yang
hukum yang dapat dilakukan oleh
merugikan para penghuni maupun
konsumen
pemilik rumah susun/konsumen
perumahan
dan
pemukiman yang telah dirugikan adalah
dengan
memperkarakan
masing-masing
rumah susun.
jalan
b. Konsep kepastian hukum yang
(menggugat)
terdiri dari aspek perijinan, aspek
pengembang melalui pengadilan
penguasaan
atau mengadukan kepada Badan
sertifikasi tanah
Penyelesaian Sengketa Konsumen
acuan
(BPSK)
masyarakat
serta
mengajukan
tanah
bagi
dan
aspek
dapat menjadi
pemerintah (pengelola
dan pem-
tuntutan pidana berdasarkan Pasal
bangunan satuan rumah susun)
383 KUHPidana.Selain itu Pasal
dalam
1320, 1321, 1365, 1338 juga
birokrasi pertanahan yang baik
merupakan bentuk perlindungan
dalam
terhadap
tanah satuan rumah susun, dengan
konsumen
pemilik
satuan rumah susun.
rangka
pengurusan
menciptakan
sertifikasi
adanya birokrasi yang baik maka
REKOMENDASI
dapat membentuk iklim investasi
a. Pemilik rumah susun, notaris,
yang baik pula.
Pemerintah Daerah sebagai Pem-
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 64
c. Hukum harus dapat membahagiakan
semua
masyarakat,
bukan
membahagiakan orang
atau
orang/ hanya
orang pelaku
perpem-
bangunan rumah susun saja tetapi
juga
bagi
penghuni
maupun pemilik rumah susun/ konsumen rumah susun sebab bila hukum hanya membahagiakan orang perorang saja akan
menyebabkan
dijadikan
sebagai
hukum alat
kepentingan.
DAFTAR PUSTAKA BUKU : Hutagalung S, Arie, Kondominium dan Permasalahannya, Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 1998 Hamzah,Andi dan I Wayan Suandra, B.A Manalu, Dasar-Dasar Hukum Perumahan, Rineka Cipta, Jakarta,2000 Harsono, Boedi, Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta, 2005 Kallo, Erwin, Panduan Hukum Untuk Pemilik / Penghuni Rumah Susun, Jakarta, Minerva Athena Pressindo, 2009
Kuswahyono, Imam, Hukum Rumah Susun suatu Bekal Pengantar Pemahaman, Bayu Media, Malang, 2004 Komaruddin, Menelusuri Pembangunan Perumahan dan Permukiman, Yayasan REI, Rakasindo, Jakarta, 1997 Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Pustaka LP3S Indonesia, cet.3, Jakarta, 2006 Martono, Nanang, Sosiologi Perubahan Sosial, Prespektif Klasik, Modern, Posmodern dan Poskolonial, RajaGrafindo Persada, Cet. 2, Jakarta, 2002. Prasetyo, Teguh, Hukum dan Sistem Hukum berdasarkan Pancasila, Media Perkasa, cet. 1. Yogyakarta, 2013 Rahardjo, Satjipto, Hukum, Masyarakat & Pembangunan, Alumni, Bandung, 1980 -------, Penegakan Hukum Progresif, Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2010 Santoso, Urip, Pendaftaran dan Peralihan Hak atas Tanah, Kencana, Jakarta, 2010 Soekanto, Soeryono, Beberapa Aspek Sosio Yuridis Masyarakat, Alumni, Bandung, 1983. Soerodjo Irawan, Kepastian Hukum Hak Atas Tanah di Indonesia,Arkola, Jakarta, 2002 Soepiadhy, Soetanto, Kepastian Hukum, Surabaya Pagi, Rabu, 4 April 2012 Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Terjemahan. Wacana Intelektual Press, Jakarta, 2008 Utrecht, E, dalam Sudiman Sidabukke, Kepastian Hukum Perolehan Hak atas Tanah bagi
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 65
Investor, Disertasi, Program Pascsarjana Universitas Brawijaya, Malang, 2007 Peraturan Perundang-undangan : Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/ 1998 Tentang Hak Asasi Manusia Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Ketentuan Dasar Pokok-Pokok Agraria Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Pemukiman Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 Tentang Rumah Susun Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 tahun 1989 Tentang Bentuk dan Tata Cara Pengisian serta Pendaftaran Akta Pemisahan Rumah Susun Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 tahun 1989 Tentang Bentuk dan Tata Cara Pembuatan Buku Tanah serta
Penerbitan Sertifikat Hak Milik atas Satuan Rumah Susun Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 tahun 1989 Tentang Bentuk dan Tata Cara Pembuatan Buku Tanah serta Penerbitan Sertifikat Hak Milik atas Satuan Rumah Susun Peraturan Walikota Surabaya Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Tarif Sewa Rumah Susun Sederhana Sewa Wonorejo, Penjaringansari II, Randu, Tanah Merah Tahap I, Penjaringansari III Pandugo, Pesapen dan Jambangan di Kota Surabaya Internet : www/http:Surabayakita.com/index.ph p? 3.000 KK Warga Surabaya Tunggu Jatah Rumah Susun, Kamis, 12 Januari 2012 www.usu.ac.id.R. Lisa Suryani dan Amy Marisa, “Aspek-aspek yang mempengaruhi Masalah Permukiman di perkotaan”, diunduh pada tanggal 23 Maret 2012 http://rahmiarrahman.blogspot.com/2 012/11/aspek-aspek-dalampembangunan-rumah.html, diunduh pada tanggal 15 April 2015 http://diiashinta.blogspot.com/2010/0 6/artikel-tentang-rumahsusun.html, diunduh Rabu, 15 April 2015
Jurnal, Makalah : Bungaran Hutapea, Sejarah Perkembangan Human Right Dahulu sampai Sekarang, Jurnal HAM Nomor 2, September 2005, Badan
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 66
Litbang Hukum dan HAM Depkumham, 2005 Hasan, Tandyo, Pembelian Satuan Rumah Susun Melalui Ikatan Jual Beli, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional 2014 dalam Rangka Dies Natalis Universitas Airlangga “Pembangunan Rumah Susun (Prospek, Problem, Kepastian Hukum dan Perlindungan Hukum)” pada tanggal 26 November 2014 Muliawan, Jarot W, Solusi Kepemilikan Satuan Rumah Susun yang Berkepastian Hukum, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional 2014 dalam Rangka Dies Natalis Universitas Airlangga “Pembangunan Rumah Susun (Prospek, Problem, Kepastian Hukum dan Perlindungan Hukum)” pada tanggal 26 November 2014 Sodiki, Achmad, Perlindungan Hukum dalam Pemilikan Satuan Rumah Susun, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional 2014 dalam Rangka Dies Natalis Universitas Airlangga “Pembangunan Rumah Susun (Prospek, Problem, Kepastian Hukum dan Perlindungan Hukum)” pada tanggal 26 November 2014
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 67
Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Hukum ______________________________________ 68