THE 5TH URECOL P R OCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
KONSEP KEBEBASAN DAN TOLERANSI BERAGAMA DALAM ISLAM
Ari Mulyono, Muhammad Rasyied Awwabien Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email:
[email protected], Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email:
[email protected]
Abstract
Indonesia adalah bangsa yang majemuk dalam suku, agama, dan budaya. Perbedaan suku, agama, dan budaya sering kali diwarnai dengan adanya perpecahan, permusuhan dan perusakan, sehingga banyak menimbulkan korban jiwa di antara mereka. Hal yang serupa pernah terjadi di zaman Nabi Muhammad, manusia yang majemuk bisa hidup berdampingan. Pokok pemasalahannya adalah bagaimana dia menjalankan kebebasan dan toleransi beragama sehingga masyarakat bisa hidup tenang. Penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan pendekatan historis, sedang analisis menggunakan metode deskriptif. Kebebasan beragama yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika berdakwah, beliau tidak memaksa seorangpun yang didakwahinya untuk masuk Islam, Sedangkan dalam bertoleransi beliau tidak pernah mengajarkan agar tidak mengganggu orang kafir yang beribadah, tidak merusak bangunannya cukup mempersolahkannya saja. Sehingga perilaku yang telah dilakukan Muhammad memiliki maslahat yang cukup besar baik untuk individu, masyarakat, maupun umat Islam sendiri. Kata kunci: bergama, kebebasan, toleransi
PENDAHULUAN
Pada masa kehidupan Nabi Muhammad SAW, umat Islam hidup berdampingan dengan banyak agama, suku dan budaya. Mereka saling tolongmenolong, rukun, dan penuh kedamaian. Sebagai contoh bagaimana Islam mengajarkan kebebasan dan toleransi beragama, dalam suatu hadits menyatakan bahwa suatu ketika Nabi Muhammad SAW pernah berdiri untuk menghormati jenazah seorang Yahudi yang melewatinya lalu ditanya kenapa beliau berdiri. Beliau menjawab “apakah dia tidak seorang manusia?” (Bukhari, 2013). Dari hadits tersebut dapat dipahami bahwa rasul bertoleransi dengan berdiri menghormati jenazah
Peradaban Islam mempunyai tradisi kebebasan dan toleransi keagamaan yang mengagumkan, yang tidak pernah dikenal oleh peradaban lain yang juga berpijak kepada agama. Dimana pemeluk agama yang meyakini bahwa agamanya benar dan aqidahnya lurus, kemudian dia diberi kesempatan untuk memimpin, dan meduduki kursi kepemerintahan, kesempatan itu tidak membuatnya zalim atau menyimpang dari garis-garis keadilan, atau tidak menjadikan dia memaksa manusia untuk mengikuti agamanya, maka tradisi semacam ini sangat berbeda dimata orang lain.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
572
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL P R OCEEDING
18 February 2017
tasamuh yaitu menjaga hubungan baik dankerjasama antar umat beragama dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 86, Al-An’am ayat 108 dan Al-Ankabut ayat 46, kemudian implikasinya terhadap pendidikan agama islam adalah perlu diadakannya pendidikan agama yang inklusif dan humanis. Dalam penelitian ini, peneliti juga menambahkan bahwa dalam pendidikan agama islam perlu adanya studi perbandingan pendidikan agama Islam dan diperlukannya kurikulum yang Humanistik. b. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Fathor Rahman dalam skripsinya, “Pluralitas dan Kebebasan Beragama dalam Piagam Madinah”.Dalam penelitian tersebut memaparkan bagaimana munculnya konsep pluralismeyang lahir dari perjanjian antara kaum Muslimin dengan YahudiNasrani kemudian berimplikasi secara sinergis pada lahirnya konsep kebebasan beragamadi dunia Islam. c. Buku Islam, Konstitusi dan Hak Asasi Manusia: Problematika Hak Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan yang ditulis oleh Ahmad Suaedy merupakan hasil penelitian yang dibukukan. Buku ini melihat bahwa pada level masyarakat muncul kecenderungan radikalisasi paham keagamaan dan semakin tidak toleran dengan orang yang berbeda. Proses radikalisasi ini mendapat ruang yang cukup lebar sejak masa reformasi di Indonesia. Hal ini disebabkan karena kesalahan pemahaman tugas negarauntuk melindungi hak-hak rakyatnya dengan bersikap netral dan objektif, dan atau disebabkan lemahnya komitmen para aparat dalam menjamin, melindungi, dan menciptakan rasa damai antar penghayat agama. Dalam tinjauan teoritis ini mengacu pada beberapa hal yang berkaitan dengan penelitan yang dilakukan, antara lain : a. Kebebasan Secara bahasa kebebasan berasal dari kata bebas, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bebas berarti lepas sama sekali,
seseorang meskipun dia seorang Yahudi. Islam adalah agama eksklusif, tapi tetap menjunjung tinggi toleransi, bahkan dalam sejarah peradaban Islam, orangorang Yahudi, Kristen, Majusi dan agama-agama lain berabad-abad hidup damai di bawah naungan negara Islam. Indonesia adalah bangsa yang majemuk dalam suku, agama, dan budaya. Di masa sekarang kebebasan dan toleransi beragama di dunia sudah memudar. Kehidupan beragama banyak diwarnai dengan diskriminasi, intimidasi dan genosida. Ketika umat Islam yang menjadi kelompok mayoritas di suatu daerah kalimat kebebasan dan toleransi disuarakan, namun jika mereka menjadi minoritas kalimat penindasan yang berlaku bagi mereka. Sebagai contoh, kasus penyerangan umat Islam ketika merayakan Idul Fitri di Tolikara, kasus penistaan agama, terorisme, dan sebagainya. Untuk itu, berangkat dari fenomena yang telah dipaparkan diatas, terdapat kesenjangan kehidupan beragama di zaman Nabi Muhammad SAW dan zaman sekarang. Tulisan ini akan mengulas secara historis bagaimana Rasulullah SAW begitu jelasnya membangun pondasi kebebasan dan toleransi antar umat beragama. KAJIAN LITERATUR Hasil dari pengamatan penulis ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Diantaranya adalah : a. Sebuah tesis yang di tulis oleh Achmad Faidhani, Alumni Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang tahun 2006 bersama PUSLIT IAIN Walisongo, dengan karyanya yang berjudul “Konsep Al-Qur’an Tentang Tasamuh (Toleransi) dan Implementasinya Terhadap Pendidikan Agama Islam”. Dalam penelitian ini di dalamnya membahas tentang konsep Al-Qur’an tentang
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
573
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL P R OCEEDING
18 February 2017
merdeka. Secara istilah kebebasan yaitu, Dalam arti luas kebebasan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang menyangkut semua urusan mulai dari sekecil-kecilnya sampai sebesar-besarnya sesuai keinginan, baik individu maupun kelompok namun tidak bertentangan dengan norma-norma, aturan-aturan, dan perundang-undangan yang berlaku (Yatimin, 2007). Kebebasan beragama merupakan suatu keadaan dimana setiap pemeluk agama dapat melaksanakan peribadatan sesuai keyakinan atas agamanya tersebut dengan rasa aman. Menurut definisi umum, kebebasan adalah seseorang (atau orang-orang) yang bebas (atau tidak bebas) dari suatu batasan (atau serangkaian batasan) untuk dilakukan (atau untuk tidak dilakukan). Dalil kebebasan agama dalam Al-Qur’an terdapat pada surat Al-Baqarah ayat 256 dan Al-Kahfi ayat 29. b. Toleransi Akar kata toleransi berasal dari bahasa latin tolerare bertahan ataumemikul. Toleran disini diartikan dengan saling memikul walaupekerjaan itu tidak disukai, atau memberi tempat bagi orang lainwalaupun keduanya tidak sependapat (Siagian, 1993). Dengan demikian, toleransimenunjuk pada suatu kerelaan untuk menerima kenyataan adanya oranglain yang berbeda. Dengan demikian, toleransi menunjuk pada suatu kerelaan untuk menerima kenyataan adanya orang lain yang berbeda. Dalam ajaran agama Islam, toleransi merupakan salah satu nilai yang diajarkan kepada kaum muslim. Dalam ajaran agama Islam, toleransi sejajar dengan ajaran fundamental yang lain, seperti kasih sayang (rahmah), kebijaksanaan (hikmah), kemaslahatan universal (almaslahahal-ammah) dan keadilan. Amirullah Syarbini berpendapat (2011: 20-21) bahwa tujuan toleransi umat beragama adalah: i. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan masing-masing agama. Masing-masing agama, dengan
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
kenyataan adanya agama lain, akan semakin mendorong untuk menghayati dan sekaligus memperdalam ajaran agamanya serta semakin berusaha untuk mengamalkan ajaran-ajaranagamanya. ii. Mewujudkan stabilitas nasional yang mantab. Dengan adanya toleransi umat beragama, secara praktis ketegangan-ketegangan yang ditimbulkan karna perbedaan peham yang berpangkal pada keyakinan keagamaan dapat dihindari. Apabila kehidupan beragama rukun dan saling menghormati, maka setabilitas Negara akan terjaga. iii. Menjunjung dan menyukseskan pembangunan. Usaha pembangunan akan sukses apabila didukung dan ditopang oleh segenap lapisan masyarakat. Sedangkan jika umat beragama selalu bertikai dan saling menodai, tentu tidak dapat mengarahkan kegiatan untuk mendukung serta membangun pembangunan, bahkan dapat berakibat sebaliknya. iv. Memelihara dan mempererat persaudaraan. Rasa kebersamaan dan kebangsaan akan terpelihara dan terbina dengan baik, apabila kepentingan pribadi dan golongan dapat dikurangi. Dalil toleransi beragama dalam AlQur’an terdapat dalam surat AlMumtahanah ayat keempat dan AlKafirun ayat 1-6. c. Sejarah Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji secara sistematis keseluruhan perkembangan proses perubahan dinamika kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupannya yang terjadi di masa lampau.
Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup. Masa lampau
574
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL P R OCEEDING
18 February 2017
diajarkan berdasarkan keperluan peradaban. Rekonstruksi sejarah yang dilakukan mengenal adanya teori yang berkaitan dengan sebab akibat, eksplanasi, objektivitas, dan subjektivitas. iv. Memiliki Metode: Metode merupakan cara yang teratur dan terpikir baik untuk mencapai suatu maksud. Setiap ilmu tentu memiliki tujuan. Tujuan dalam ilmu sejarah adalah menjelaskan perkembangan atau perubahan kehidupan masyarakat. Metode dalam ilmu sejarah diperlukan untuk menjelaskan perkembangan atau perubahan secara benar. Dalam sejarah dikenal metode sejarah guna mencari kebenaran sejarah. Sehingga seorang sejarawan harus lebih berhatihati dalam menarik kesimpulan jangan terlalu berani tetapi sewajarnya saja. v. Mempunyai Generalisasi: Studi dari suatu ilmu selalu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan tersebut menjadi kesimpulan umum atau generalisasi. Jadi generalisasi merupakan sebuah kesimpulan umum dari pengamatan dan pemahaman penulis. METODE PENELITIAN Penelitian ini disusun berdasarkan pada kajian pustaka (library research) (Husaini usman, 2001). Oleh karena itu penelitian ini menekankan pada penguasaan logika, pengalaman, serta ketajaman pandangan ( Imam Barnadib , 1994). Pendekatan penelitian ini dengan menggunakan pendekatan historis. Yang dimaksud dengan historis yaitu pendekatan yang menyatakan bahwa menyelidiki perkembangan peristiwa dan kejadian di masa lampau,kejadian dan peristiwa yang berhubungan dengan manusia, yakni menyangkut perubahan yang nyata di dalam kehidupan manusia.( Imam Barnadib , 1994) Sumber data primer terdiri dari karyakarya yang ditulis oleh para intelektual yang berkaitan dengan tema utama dalam penelitian ini yaitu buku tentang sejarah
itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sehingga, sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan datang. Ciri-ciri atau karakteristik sejarah sebagai ilmu menurut Kuntowijoyo (1995: 43) sebagai berikut: i. Bersifat Empiris: Empiris berasal dari kata Yunani emperia artinya pengalaman, percobaan, penemuan, pengamatan yang dilakukan. Bersifat empiris sebab sejarah melakukan kajian pada peristiwa yang sungguh terjadi di masa lampau. Sejarah akan sangat tergantung pada pengalaman dan aktivitas nyata manusia yang direkam dalam dokumen. Untuk selanjutnya dokumen tersebut diteliti oleh para sejarawan untuk menemukan fakta yang akan diinterpretasi/ditafsirkan menjadi tulisan sejarah. Sejarah hanya meninggalkan jejak berupa dokumen. ii. Memiliki Objek: Objek sejarah yaitu perubahan atau perkembangan aktivitas manusia dalam dimensi waktu (masa lampau). Waktu merupakan unsur penting dalam sejarah. Waktu dalam hal ini adalah waktu lampau sehingga asal mula maupun latar belakang menjadi pembahasan utama dalam kajian sejarah. iii. Memiliki Teori: Teori merupakan pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa. Teori dalam sejarah berisi satu kumpulan tentang kaidah-kaidah pokok suatu ilmu. Teori tersebut
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
575
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL P R OCEEDING
18 February 2017
kehidupan Nabi Muhammad Ar-Rahiqul Makhtum. Sedangkan sumber sekunder penelitian ini berupa catatan, traskrip, buku, Surat kabar, majalah, artikel yang berkaitan dengan judul. Untuk memecahkan dan menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang, dilakukan dengan langkahlangkah pengumpulan data, membuat kesimpulan tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif situasi, maka metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik data kualitatif. (Mohammad Ali, 2005) Pada dasarnya proses analisis data dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data dilakukan dengan melalui beberapa tahap yaitu: Reduksi Data, Sajian Data, dan Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi. (Sutopo, 2006)
Charter atau Piagam Madinah. Umat juga diperintahkan untuk tidak mengolok-olok peribadahan orang kafir, mengganggu dan membantu ibadah mereka. Tidak ada satu keadilan pun, juga perbuatan baik dan menjalin silaturahim yang terlupakan, kecuali semuanya telah diperintahkan oleh Allah Azza wa Jalla dalam ayat yang mulia ini. Dan tidak ada sedikit pun kekejian dan kemungkaran yang berkait dengan hak-hak Allah SWT, juga kezhaliman terhadap makhluk dalam masalah darah, harta, serta kehormatan mereka, kecuali semuanya telah dilarang oleh Allah Azza wa Jalla. Allah Ta’ala mengingatkan para hamba-Nya agar memperhatikan perintah-perintah Allah ini, memperhatikan kebaikan dan manfaatnya lalu melaksanakannya. Allah Azza wa Jalla juga mengingatkan agar memperhatikan keburukan dan bahaya yang terdapat dalam larangan-larangan Allah tersebut, lalu menjauhinya. Sebagian besar hukum-hukum dalam syari’at ini mempunyai kemaslahatan yang murni. Keimanan dan tauhid merupakan kemaslahatan yang murni, kemaslahatan untuk hati, ruh, badan, kehidupan dunia dan akhirat. Sedangkan kesyirikan dan kekufuran, bahaya dan mafsadatnya murni, yang menyebabkan keburukan bagi hati, badan, dunia, dan akhirat. Kebebasan dan toleransi beragama yang Rasulullah SAW sangatlah patut untuk diteladani. Perilaku ini setidak-tidaknya membawa maslahat yang banyak antara lain: a. Maslahat untuk individu Dengan adanya toleransi dan kebebasan beragama yang telah dijalankan oleh Rasulullah SAW, seseorang akan merasakan ketenangan, kenyamanan dan kedamaian dalam urusan ibadahnya. Tanpa takut akan gangguan yang membahayakan dirinya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Nabi Muhammad diutus bukan hanya untuk sekelompok orang tertentu melainkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia bahkan alam semesta. Oleh karenanya ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah hal-hal yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sekaligus menjaga harkat dan martabat manusia. Salah satu nilai-nilai kemanusiaan lain yang dijaga adalah jaminan kebebasan beragama. Kebebasan beragama yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika berdakwah, beliau tidak memaksa seorangpun yang di dakwahinya untuk masuk Islam. Sejumlah peristiwa di kehidupan Nabi Muhammad SAW membuktikan bahwa adalah beliau seorang pemimpin agama yang tidak memaksakan kehendaknya untuk mengajak orang lain memeluk agama yang dibawanya. Bahkan Nabi Muhammad memberikan kebebasan memeluk agama. Tidak hanya menjamin kebebasan memeluk agama, Nabi Muhammad pun menjamin kebebasan beragama atau melaksanakan ibadah masing-masing pemeluk agama. Jaminan tersebut tertuang dalam perjanjian seluruh penduduk Yatsrib (Madīnah) yang kemudian dikenal dengan nama Madīnah
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
b. Maslahat untuk masyarakat Setiap orang sudah sepatutnya menanamkan pada dirinya sifat toleransi, serta menerapkannya dalam kehidupan sosial bermasyarakat, terutama di daerah
576
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL P R OCEEDING
18 February 2017
yang di dalamnya terdapat berbagai jenis kepercayaan atau agama. Sikap toleransi antar umat beragama merupakan salah satu solusi untuk mengatasi terjadinya perpecahan diantara umat. Melihat kembali Piagam Madinah, golongan minoritas mendapatkan perlindungan dari penguasa dan dapat menjalin hubungan dengan masyarakat Muslim yang mayoritas dengan baik dalam melaksanakan berbagai aktivitasnya. Kesepakatan yang telah disetujui oleh pihak muslim dan kafir memuat tentang perlindungan kebebasan beragama dan beribadah, kedudukan yang sama sebagai warga masyarakat, persamaan hak dan kewajiban, dan persamaan di muka hukum. Piagam Madinah memuat nilai-nilai yang sangat penting, terutama dalam hal kesetaraan antarwarga, kebebasan beragama dan jaminan keamanan. Muatan piagam ini menggambarkan hubungan antara Islam dengan agama dan masyarakat yang lain diletakkan dalam bingkai ketatanegaraan dan undang-undang, untuk menata kehidupan sosial politik masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat kebebasan dan toleransi beragama akan menimbulakan rasa saling tolong menolong dalam mempertahankan wilayah dan menghadapi orang yang ingin menyerang wilayah tersebut. Selain itu, sosok pemimpin negara dalam kehidupan toleransi dan kebebasan beragama lebih ditokohkan, dijunjung martabatnya dan diakui sebagai pihak yang bisa meredam dan menyelesaikan perselisihan.
dari gencatan senjata yang ditulis pada Perjanjian Hudaibiyah yaitu: 1) Masuk Islamnya para raja, seperti: Raja Najasyi, Raja Bahrain dan Raja Oman serta saudaranya. 2) Masuk Islamnya para tokoh Quraisy seperti Khalid bin Walid, Amru bin Ash, dan Utsman bin Thalhah. 3) Kekuasaan umat Islam diakui dunia 4) Fathu Makkah Ajaran Islam yang diterapkan oleh Nabi SAW sangatlah sempurna dan beradab. Namun ada batasan-batasan seorang muslim dalam menjalankan kebebasan dan toleransi beragama yaitu: a. Memusuhi dan membenci aqidah mereka karena Allah. b. Tidak menjadikan mereka sebagai pemimpin. c. Tidak membantu dan mengganggu mereka dalam urusan pelaksanaan ibadah d. Memerangi mereka jika mereka melakukan penyerangan atau mengumumkan perang kepada kaum muslimin. e. Berbuat adil dan baik kepada mereka hanya dalam urusan manusiawi dan duniawi seperti, jual-beli, saling memberi hadiah, memberi makan, dan hal-hal yang tidak bertentangan dengan aqidah umat Islam. SIMPULAN Dari pemaparan penelitian diatas maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut: a. Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan kebebasan beragama, beliau tidak pernah memaksa seseorangpun untuk masuk Islam setelah mendakwahinya. b. Sedangkan dalam bertoleransi beliau tidak pernah mengajarkan agar tidak mengganggu orang kafir yang beribadah, tidak merusak bangunannya tidak membantunya cukup dibiarkan saja. Beliau membolehkan urusan dengan mereka dalam hal manusiawi dan duniawi seperti, jual-beli, saling memberi hadiah, memberi makan, dan hal-hal
c. Maslahat untuk agama Islam sendiri Jika wilayah yang dihuni oleh umat Islam penuh dengan ketenangan dan kedamaian, maka dakwah akan semakin lebih mudah untuk dilakukan. Dengan melihat kembali Perjanjian Hudaibiyah, kegiatan dakwah semakin gencar dilakukan, pengiriman surat ajakan masuk Islam juga dilakukan kepada para penguasa kerajaan atau negara lain. Hasil
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
577
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL P R OCEEDING
yang tidak bertentangan dengan aqidah umat Islam.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka.
REFERENSI
Al-Qur’anul Karim Terjemahan Depag.
Rohidin. 2015 “Konstruksi Baru Kebebasan Beragama”. Yogyakarta: FH UII Press.
Abdullah,Yatimin. 2007. Study Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta:Amzah. Ali,
Shafiyurahman. 2002.Ar-Rahiqul Makhtum. Beirut: Darul Hilal.
Mohammad. 1985. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi.Bandung: Angkasa.
Siagian. 1993. Indonesia. Wacana.
Ali, Mohammad. 2005.Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Jakarta: PT LKIS Pelangi Aksara.
Agama-agama di Semarang: Satya
Suryabrata, Sumadi. 1991. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Rajawali.
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Bina Aksara.
Sutopo, H. B. 2006. Metode penelitian kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Baghawi, Imam. 1997. Tafsir AlBaghawi. Beirut: Daru Ihyait Turats.
Suyuthi, Imam. 2014. Asbabun Nuzul. Kairo: Darul Fajr lit Turats.
Barnadib, Imam. 1994. Filsafat Pendidikan : Sistem dan Metode. Yogyakarta: Andi Offset.
Syarbini,Amirulloh dkk. 2011. AlQur’an dan Kerukunan Hidup Umat Beragama Bandung:Quanta.
Bukhari, Imam. 2013. Shahih Bukhari. Beirut: Daru Ihyait Turats. Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya,
THE 5TH URECOL PROCEEDING
UAD, Yogyakarta
18 February 2017
Usman, Husaini & Purnomo S. Akbar. 2001. Metodologi Penelitian Sosial.Jakarta: Bumi Aksara.
578
ISBN 978-979-3812-42-7