Konsep Happenstance LearningUntuk Pemecahan Masalah Bimbingan Karir di Sekolah (Oleh : Samisih)
Konsep Happenstance Learning Untuk Pemecahan Masalah Bimbingan Karir di Sekolah Oleh : Samisih ABSTRAK Permasalahan pendidikan dinegara kita mulai dari kerusakan gedung sanpai pada mutu pendidikan kita yag tidak layak sampai dengan kualitas pendidikan yang kurang juga terutama dirisaukan dengan masalah tenaga kerja yang tidak tertampung oleh lapangan pekerjaan yang memadai. Pemerintah merasa perlu menggalakkan SMK untuk menjadikan generasi muda lebih kretif menciptakan lapangan kerja bukan mencari lapangan kerja untuk mengatasi pangangguran yang sulit terpecahkan selama ini. Salah satu cara adalah sistem permagangan yang disebut sistem ganda. Sistem ini bertujuan menjawab tuntunan agar terwujud kesesuaian antara keluaran dunia pendidikan dan kebutuhan dunia kerja. Pelaksanaan gagasan ini bukan tanpa kendala masih adanya faktor budaya dan kesiapan sistem dalam praktek didunia industry. Tantangan bagi peseta didik secara akademis dan intelektusl perlu dipersiapkan untuk menghadapi dunia kerja. Teori Happenstance Learning ( teori belajar kebetulan ) dapat menjawab kebutuhan siswa akan bimbingan karir. Happenstance learning percaya bahwa hal-hal yang terjadi dalam hidup individu seperti peristiwa-peristiwa yang tidak dapat diramalkan bisa menjadi sebuah keuntugan apabila individu mampu bereaksi secara positif dengan mengembangkan keterampilan kritis, dan konselor dapat mengarahkan kien untuk mengubah pengalaman-pengalaman masa lalu menjadi peluang untuk belajar eksplorasi. Ada lima komponen konseling dalam menggunakan Happentance Learning : (1) Orientasi harapan konseli, (2) Mengidentifikasi harapan klien sebagai permulaan (3) Gunakan pengalaman sukses klien di masa lalu dengan peristiwa yang tidak direncanakan sebagai dasar untuk tindakan saat ini, (4) Menyadarkan klien untuk mengenali peluang potensial, (5) mengatasi Blok to Action (mengatasi keyakinan disfungsional yang menghalangi tindakan yang konstruktif).
A. Latar Belakang / Fenomena Bimbingan karir di Sekolah Saat ini kita sedang berada pada keadaan perubahan dan dinamika yang sedemikian cepat di hampir segala bidang: politik, ekonomi, budaya,pendidikan dan kemasyarakatan lainnya, terutama pada abad kedua Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 1 Tahun 2013
57
Konsep Happenstance LearningUntuk Pemecahan Masalah Bimbingan Karir di Sekolah (Oleh : Samisih)
puluh satu ini. Perubahan itu terjadi pula di negara di seluruh dunia. Dewasa ini, kita mengalami perubahan besar. Kita mengamati isu-isu kemasyarakatan yang berdimensi sosial ekonomi politik di aspek pemerintahan, hak asasi manusia, kebebasan dan keterbukaan pers, demokratisasi, keuangan negara, perburuhan, hukum pertanahan dan sebagainya, sedang timbul dan berkembang. Di samping itu, kita hidup di zaman globalisasi sehingga satu masalah dalam negeri bisa mengundang perhatian dan sorotan dunia. Kita juga tidak bisa mengelakkan diri dari dampak kejadian-kejadian di luar negeri. Terutama saat ini Negara kita selain risau dengan permasalahan pendidikan mulai dari gedung sekolah yang tidak layak sampai dengan kualitas pendidikan yang kurang juga terutama dirisaukan dengan masalah tenaga kerja yang tidak tertampung oleh lapangan pekerjaan yang memadai. Pemerintah merasa perlu menggalakkan SMK untuk menjadikan generasi muda lebih kreatif menciptakan lapangan kerja bukan mencari lapangan kerja untuk mengatasi pengangguran yang sulit terpecahkan selama ini. Dilibatkannya sektor pendidikan adalah satu cara untuk mendekatkan dunia pendidikan dan dunia kerja adalah sistem permagangan yang disebut sistem ganda. Sistem ini bertujuan menjawab tuntutan agar terwujud kesesuaian antara keluaran dunia pendidikan dan kebutuhan dunia kerja. Ini merupakan gagasan kerterkaitan dan kesepaduan (link-and-match) yang menggabungkan pelajaran teori di sekolah dan berpraktik langsung di industri. Kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja, artinya dirancang memenuhi kebutuhan nyata yang ada di dunia kerja. Namun, masih harus dilihat bagaimana pelaksanaan gagasan ini mengingat faktor budaya dan sejumlah kendala, terutama kesiapan sistem dan praktik-praktik dunia industri yang selama ini umumnya bersifat tertutup. Bimbingan (dan konseling) di sekolah-sekolah kita merupakan profesi yang sedang bertumbuh dan berkembang. Usianya belum seberapa jika
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 1 Tahun 2013
58
Konsep Happenstance LearningUntuk Pemecahan Masalah Bimbingan Karir di Sekolah (Oleh : Samisih)
dibandingkan dengan usia profesi ini yang kira-kira hampir seabad. Hal yang tidak menguntungkan, adalah bahwa bimbingan kebetulan berada di zaman yang cepat berubah, dan memasuki abad ke-21 dengan perubahan makin cepat. Sebagai profesi, bimbingan tanggap akan perubahan-perubahan kemasyarakatan yang sedang terjadi dan bakal terjadi. Di pihaknya, konselor selaku pelaku dan penggerak sistem bimbingan adalah orang mesti peka akan tperubahan itu dan melakukan langkah relevan yang perlu. Bimbingan, termasuk bimbingan karier, harus melakukan penyesuaian kalau ingin berhasil menunaikan misi dan tugasnya. Namun, masyarakat, pendidikan
dan
bimbingan
pun
kelihatan
tidak
mudah
mengikuti
perkembangan yang cepat dan memasuki zaman baru yang akan datang itu. Pendidikan dan bimbingan mengalami masalah dalam melakukan. Dengan demikian situasinya dilematis antara dua pilihan, yaitu tuntutan perubahan keadaan dan kesiapan menghadapinya yang kelihatan belum dimiliki bimbingan. Issunya bukan pilihan menghadapi atau tidak menghadapi, melainkan bagaimana menghadapi perubahan itu dengan tetap berpijak pada landasan kemasyarakatan dan kebudayaan setempat. Dengan latar keadaan perkembangan dunia kerja seperti baru dipaparkan, bagaimana agaknya arah kecenderungan dan masa depan bimbingan umumnya, khususnya bimbingan karier di sini? Secara umum dapat dikatakan bahwa bimbingan karier akan makin diperlukan dan peranannya makin besar. Pengembangan pendidikan akan lebih diarahkan untuk pencapaian tujuan pengembangan sumber daya manusia yang bermutu. Beban tugas guru di bidang pengajaran makin besar maka peranan bimbingan akan lebih besar dalam pengembangan individu. Pengembangan itu khususnya adalah mengenai segi sikap, nilai dan untuk membantu memajukan kondisi emosional siswa sebagai salah satu faktor bagi keefektifan belajarnya.Ini menyiratkan peranan baru pendidikan, dan peranan baru bimbingan. Sekolah rupanya harus lebih berorientasi ke karier dan
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 1 Tahun 2013
59
Konsep Happenstance LearningUntuk Pemecahan Masalah Bimbingan Karir di Sekolah (Oleh : Samisih)
kurikulumnya harus lebih gayut dengan perkembangan dan tuntutan dunia karier. Lalu bagaimanakah seharusnya para konselor menjawab tantangan ini. Fakta bahwa peserta didik ternyata selain secara akademis dan intelektual perlu dipersiapkan untuk menghadapi dunia kerja, selain tentu saja dukungan semua pihak terkait peran konselor sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan peserta didik secara psikis agar siap menghadapi tantangan dunia kerja. Kecenderungan masa depan yang menyangkut lapangan pekerjaan akan menarik perhatian dan menjadi kepentingan siswa-siswa sekolah menengah, dan konselor sekolah mesti siap dengan informasi tentang arah kecenderungan itu untuk memuaskan kebutuhan mereka. Konselor akan menghadapi tugas konseling yang makin banyak dengan masalah yang ditangani makin beragam. Konselor perlu membantu siswa untuk siap menghadapi kehidupan yang penuh persaingan dan tekanan. Konselor pun akan menghadapi bahwa orangtua dan masyarakat makin perlu dilibatkan dalam usaha-usaha bantuan terhadap siswa ini, bahkan mereka sendiri memerlukan bantuan konseling. Kesiapan dalam hal kemampuan dan keterampilan konseling adalah penting, tetapi yang lebih utama adalah kesiapan psikologis. Ini semua berarti bahwa konselor masa depan dituntut untuk menguasai keahlian yang lebih tinggi. Prosedur-prosedur bantuan yang dikuasainya sekarang tidak memadai untuk menghadapi tugas yang akan datang. Selanjutnya bimbingan karir seperti apa yang harus diberikan konselor untuk menghadapi tantangan ini? Dalam hal ini penulis berusaha memberikan pandangan tentang teori Happenstance learning yang dikembangkan Krumboltz yang akan dibahas dalam pembahasan berikut. B. Konsep Happenstance Learning
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 1 Tahun 2013
60
Konsep Happenstance LearningUntuk Pemecahan Masalah Bimbingan Karir di Sekolah (Oleh : Samisih)
Mengapa Happenstance Learning? Karena pada zaman yang selalu dalam segala hal berubah dengan cepat, teori Happenstance Learning ( teori belajar kebetulan) dapat menjawab kebutuhan siswa akan bimbingan karir. Happenstance learning percaya bahwa hal-hal yang terjadi dalam hidup individu seperti peristiwa-peristiwa yang tidak dapat diramalkan bisa menjadi sebuah keuntungan apabila individu mampu bereaksi secara positif dengan mengembangkan keterampilan kritis, dan konselor dapat mengarahkan klien untuk mengubah pengalaman-pengalaman masa lalu menjadi peluang untuk belajar eksplorasi. a. Kecurigaan : belajar menyelidiki semua peluang yang ada b. Ketekunan : mencari jalan apabila berhadapan dengan rintangan c. Flexible: belajar untuk mengatasi berbagai keadaan dan peristiwa d. Optimis : sikap positif dalam mengejar peluang baru e. Mengambil resiko : diperlukan ketika menghadapi peristiwa tak terduga Tujuan dari konseling karir dengan mengedepankan happenstance adalah: 1. Untuk membantu klien belajar untuk mengambil tindakan untuk mencapai yang lebih memuaskan. Karir dan kehidupan pribadi-bukan untuk membuat keputusan karir tunggal. 2. Penilaian
digunakan
untuk
merangsang
belajar,
bukan
untuk
mencocokkan beberapa karakteristik pribadi dengan karakteristik pekerjaan. 3. Klien belajar untuk terlibat dalam tindakan eksplorasi sebagai cara yang tidak direncanakan menguntungkan menghasilkan peristiwa. 4. Keberhasilan konseling dinilai oleh apa yang klien selesaikan dalam dunia nyata di luar sesi konseling.
C. Pelaksanaan Happenstance Learning Happenstance direncanakan merupakan
learning
percaya
komponen lazim
Peristiwa
yang
tidak
serta
diperlukan
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 1 Tahun 2013
61
Konsep Happenstance LearningUntuk Pemecahan Masalah Bimbingan Karir di Sekolah (Oleh : Samisih)
untuk setiap karir. Setiap orang harus
tindakanmelibatkan beberapa
mengevaluasiapakah
potensi biaya. Risiko
bodoh harus
dihindari tetapi memberikan
manfaat potensial
risiko. Setiap yang bernilai
dihindari. Kesalahan tidak kesempatanuntuk
dapat belajar.
Ada tiga langkah dalam mengendalikan peristiwa yang tidak direncanakan: 1. Sebelum terjadi
peristiwa yang
individumerencanakan
tindakan
tidak
direncanakan,
yang memposisikan sekirannyaakan
dialaminya. 2. Pada kesempatan tersebut, individu tetap waspada dan peka untuk mengenali peluang potensial. 3. Setelah Peristiwa
tersebut, individu
melakukan tindakan yang
memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan dari peristiwa itu. Krumboltz menyatakan banyak
pengalaman
seseorang yang
tindakannya diaktifkanuntuk menciptakan dan mendapatkan keuntungan dariperistiwa yang tidak direncanakan. Salah
satu
kegiatan
penting
selama
konseling
adalah
perencanaankolaboratif . Konseli mungkin dapat membuatperjanjian seperti ini: a. Saya akan meminta ibuku untuk menceritakan kisah bagaimana dia kebetulan bekerja di tempat ia bekerja. b. Untuk satu hari saya akan mencatat semua yang saya lakukan dalam pekerjaan saya dan tingkat kepuasan yang saya dapatkan dari setiap tugas. Sayaakan membuat satu panggilan telepon ke perusahaan yang potensial
dan
meminta
untuk
menjadwalkan
janji.
Ketika setiap sesi konseling berakhir, klien harus telah merumuskan dan berjanji untukmengambil setidaknya satu tindakan yang relevan dalam kehidupan sendiri sebelum sesi konseling berikutnya. Tugas konselor karir adalah untuk membantu konseli menggunakan pekerjaan apa pun sebagai pengalaman belajar. Dalam sesi konseling konselor dapat member contoh pertanyaan-pertanyaan yang bisa ditanyakan
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 1 Tahun 2013
62
Konsep Happenstance LearningUntuk Pemecahan Masalah Bimbingan Karir di Sekolah (Oleh : Samisih)
konseli pada dirinya untuk lebih menjelaskan pengalaman apa yang telah didapatkannya ketika berusaha dan mendapatkan pekerjaan: a. Tindakan apa yang paling mungkin dilakukan untuk menghasilkan tawaran pekerjaan langsung? b. Ketika mendapatkan pekerjaan sementara, apa yang dapat dipelajari dari pengalaman itu? c. Kekhawatiran apa yang sering dialami para pekerja lain? d. Apa kekhawatiran manajer? e. Bagaimana cara yang mungkin dapat dilakukan seorang karyawan untuk lebih membantu dengan manajer? Setiap pekerjaan melibatkan banyak pengalaman belajar , tetapi beberapa inisiatif darikaryawan untuk melakukan tugas baru dan asing dapat mengakibatkan tanggung jawab yang lebih besar danbayaran yang lebih tinggi. Teori Belajar kebetulan memiliki implikasi penting bagi perilaku setiap orangdalam masyarakat kita. Ada lima komponen konseling dalam menggunakan Happenstance Learning. Komponen-komponen ini tidak selalu harus berurutan setiap langkah karena mungkin terjadi dalam urutan yang berbeda dengan klien yang berbeda. 1. Orientasi Harapan Konseling Orientasi ini dapat terjadi baik pada awal konseling atau pada waktu ketika setiap masalah muncul. Tujuan: Siapkan konselidalam proses konseling bahwa di mana peristiwa yang tidak direncanakan adalah normaldan perlu komponen. Laporan orientasi mungkin bisa meliputi: a) Kecemasan tentang perencanaan masa depan adalah normal dan dapat digantikan oleh rasa petualangan. b) Tujuan
dari
konseling
adalah
untuk
membantu
konseli
menciptakan kehidupan yang lebih memuaskan untuk diri
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 1 Tahun 2013
63
Konsep Happenstance LearningUntuk Pemecahan Masalah Bimbingan Karir di Sekolah (Oleh : Samisih)
sendiri.Sebuah kehidupan yang memuaskan terdiri dari banyak komponen: pekerjaan, keluarga, hubungan, hobi, komunitas keterlibatan, olahraga, makanan, makna, afiliasi, hiburan, musik, seni. c) Jalur karir adalah proses belajar seumur hidup yang mengharuskan Konseli
untuk
membuat
keputusan
yang
tak
terhitung
dalam menanggapi kejadian tak terduga. d) Tidak ada yang bisa memprediksi karir masa depan-semua orang dipengaruhi oleh banyak peristiwayang tidak direncanakan. e) Tugas kita adalah untuk memfasilitasi belajar konseli untuk membuat dan mendapatkan keuntungan dari masa depan yang direncanakan dan peristiwa yang tidak direncanakan . 2. Mengidentifikasi harapan klien sebagai permulaan Tujuan: membantu mengidentifikasi apa yang akan membuat hidupmereka lebih memuaskan. Tindakan konselor dapat dilihat dalam contoh-contoh seperti berikut: -
Katakan "Ceritakan apa yang ada di pikiran Anda."
-
Dengarkan secara aktif.
-
Pastikan konseli tahu bahwa Anda memahami situasi dan perasaan mereka.
-
Tanyakan "Bisakah Anda menjelaskan kegiatan dalam hidup Anda di mana Anda merasa berenergi?"
-
Tanyakan "Bagaimana Anda kebetulan menemukan kegiatan yang berenergi?"
3. Gunakan pengalaman sukses klien di masa lalu dengan peristiwa yang tidak direncanakan sebagai dasar untuk tindakan saat ini. Tujuan: Memberdayakan klien untuk melihat bahwa kesuksesan masa lalu mereka
mengandung
pelajaran
untuk
melakukan
tindakan.
Konselor dapat meminta klien untuk menceritakan sebuah cerita tentang
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 1 Tahun 2013
64
Konsep Happenstance LearningUntuk Pemecahan Masalah Bimbingan Karir di Sekolah (Oleh : Samisih)
bagaimana suatu peristiwa yang tidak direncanakan telah mempengaruhi hidup atau karir mereka dan kemudian memperoleh jawaban atas pertanyaan seperti ini: -
Apa yang telah Anda lakukan ketika anda dalam peristiwa yang mempengaruhi hidup anda itu?
-
Bagaimana Anda mengenali kesempatan?
-
Setelah
peristiwa
tersebut,
apa
yang
Anda
lakukan
untuk
memanfaatkannya? -
Apaketerampilan baru yang harus anda pelajari?
-
Bagaimana Anda melakukan kontak dengan orang-orang penting itu?
-
Bagaimana orang lain belajar tentang minat dan keterampilan?
-
Jadi apa tindakan sejenis yang bisa Anda ambil sekarang?
4. Menyadarkan klien untuk mengenali peluang potensial. Tujuan: membantu konseli belajar untuk membingkai ulang peristiwa yang tidak direncanakan menjadi peluang karir.Pertanyaanyang bisa diajukan Konselor meliputi: -
Ceritakan peristiwa kebetulan yang seperti apa yang ingin anda alami?
-
Tindakan apa yang dapat anda lakukan untuk meningkatkan kemungkinan anda mengalami peristiwa yang diinginkan?
-
Bagaimana hidup Anda berubah jika Anda bertindak?
-
Bagaimana hidup Anda berubah jika Anda tidak melakukan apapun?
5. Mengatasi Blok to Action Tujuan: membantu konseli untuk mengatasi keyakinan disfungsional yang menghalangi tindakan yang konstruktif. Konselor dapat mengajukan pertanyaan seperti berikut: -
Apa yang Anda percaya yang menghentikan Anda dari melakukan apa yang ingin anda lakukan?
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 1 Tahun 2013
65
Konsep Happenstance LearningUntuk Pemecahan Masalah Bimbingan Karir di Sekolah (Oleh : Samisih)
-
Apa yang Anda percaya adalah langkah pertama yang dapat Anda ambil sekarang untuk bergerak lebih dekat dengan apa yang Anda inginkan?
-
Apa yang Anda percaya yang menghentikan Anda dari mengambil langkah pertama?
-
Bagaimana kehidupan Anda menjadi lebih memuaskan jika Anda memutuskan untuk mengambil tindakan yang tepat?
-
Tindakan apa yang akan Anda ambil sebelum kita bertemu berikutnya?
Mengevaluasi hasil dari konseling. Konseling tidak harus dievaluasi sebab apa yang dibutuhkan telah diberikan selama wawancara konseling itu sendiri. Tujuan dari konseling Happenstance Learning adalah memiliki dampakpada bagaimana klien berpikir, merasa, dan bertindak di dunia nyata setelah sesi konseling selesai.Oleh karena itu untuk mengevaluasi efek konseling, konselor perlu mengetahui sejauh mana pikiran klien, perasaan, dan perilaku di dunia nyata telah berubah. Mungkincara menilai bahwa konseling telah berhasil akan mencakup: a. Bila klien menyatakan puas dengan peningkatan kehidupan mereka meningkat. b. Bila klien mampu melakukan tindakan yang menyebabkan
peristiwa
yang tidak direncanakan menjadi cenderung menguntungkan. c. Ketika klien mengambil keuntungan dari kesempatan belajar baru. d. Ketika klien mengatasi hambatan internal dan eksternal untuk bertindak.
DAFTAR RUJUKAN
Krumboltz, 2008.Journalof career assessment : happenstance learning theory : original published online
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 1 Tahun 2013
66
Konsep Happenstance LearningUntuk Pemecahan Masalah Bimbingan Karir di Sekolah (Oleh : Samisih)
Biodata Penulis Nama
: Dra. Samisih, M.Pd.
Pendidikan
: S1 IKIP Yogyakarta S2 UNS Surakarta
Pengalaman Pekerjaan : Sebagai staf pengajar Dpk pada FKIP UTP Surakarta sejak Tahun 1983- sekarang Alamat Kantor
: FKIP UTP Surakarta Jl. M. Walanda Maramis No.31
Cengklik Surakarta Telp./Fac. : 0271854188
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 13 No. 1 Tahun 2013
67