Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
KONDISI SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA YANG BEROPERASI DI JALAN PROF.Dr.M.YAMIN (Studi Di Kelurahan Akcaya Kecamatan Pontianak Selatan) RUTH NOVE CAHAYANI Z E 11108017 Strata (1) Program Studi Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
Abstrak Sosial yang merupakan segala perilaku manusia yang menggambarkan hubungan nonindividualis ini terjadi karena adanya interaksi sosial, dimana interaksi sosial ini merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara orang perorangan,antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Ekonomi merupakan cara-cara yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Pedagang kaki lima merupakan usaha kecil yang dilakukan oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah (gaji harian) dengan mempunyai modal yang terbatas. Dalam bidang ekonomi, pedagang kecil ini termasuk dalam sektor informal, dimana merupakan pekerjaan yang tidak tetap dan tidak terampil serta golongan-golongan yang tidak terkait pada aturanaturan hukum, hidup serba susah dan semi kriminil pada batas-batas tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan atau mengungkapkan motivasi dan strategi PKL dalam pemenuhan sosial ekonomi yang beroperasi di Jln.Prof.Dr.M.Yamin Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa para PKL memiliki motivasi dan strategi dalam memenuhi kebutuhan sosial ekonomi keluarganya. Kata kucinya : Sosial, Ekonomi, dan Pedagang kaki lima
1
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
Abstract Are all human social behavior which describes the relationship nonindividualist this happens because of the social interaction in which social activities are social interaction is a key condition social. Interaction the social activities are social relations are dynamic relation between individual persons between human groups. And between individual persons with the economic man was in some way by man and hid group to utilize limited resources to obtain various commodities and distribute them for consumption by the public. Street vendors are small businesses made by low income earners (daily pay) and have limited capital. In the economy, including small traders in the informal sector where jobs are not related to the legal rules paced life hard and semi criminal in certain limits. This study aimed to describe or reveal the motivations and strategies of street vendors in meeting socio-economics needs of operating in the Prof.Dr.M.Yamin. Methods used in this research showe that the vendors have the motivation and strategies in meeting socio-economics needs of their families. Key word: social, economy and the vendors
2
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
PENDAHULUAN
A. Identifikasi Masalah Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang
Kaki
Lima
yang berlalulintas. Para Pedagang
Yang
Kaki Lima yang menjual makanan
Beroperasi di Jalan Prof. Dr. M.
dan
Yamin (Studi di Kelurahan Akcaya
tempat yang ramai pembelinya
Kecamatan Pontianak Selatan), hal
serta
yang melatarbelakangi penelitian
ekonomi para PKL. Adapun yang
judul ini adalah Dengan banyaknya
menjadi pembatasan masalah yaitu
jumlah Pedagang Kaki Lima di
‘’Kondisi
Sosial
Sepanjang Jalan Prof. Dr. M.
Pedagang
Makanan
Yamin
beroperasi di Jalan Prof.Dr.M.
dapat
masalah bagi
menimbulkan pemerintah kota
minuman,
Yamin
maupun masalah bagi masyarakat
melihat
selalu
mencari
kondisi
sosial
Ekonomi yang
Kelurahan
Akcaya
Kecamatan Pontianak Selatan’’.
pengguna jalan maupun kendaraan
B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah
yang
pertama
Mendiskripsikan mengungkapkan
Mendiskripsikan
motivasi
mengungkapkan
beroperasi
Prof.Dr.M.Yamin,
strategi
dalam
PKL
sosial ekonomi yang berjualan di
di
Jalan
yang
kedua
pemenuhan
PKL
atau
dalam pemenuhan sosial ekonomi yang
atau
Jalan Prof.Dr.M.Yamin.
3
kebutuhan
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
C. Metode Penelitian Metode
yang
digunakan
misalnya
perilaku,
persepsi,
dalam penelitian ini adalah Jenis
motivasi, tindakan dan lain-lain,
penelitian yang digunakan dalam
secara holistik dan dengan cara
penelitian ini adalah Penelitian
deskripsi dalam bentuk kata-kata
yang bersifat deskriptif. Menurut
dan bahasa pada suatu konteks
Lexy J.Moleong (2007:6) yaitu
khusus yang alamiah dan dengan
penelitian yang bermaksud untuk
memanfaatkan
memahami fenomena tentang apa
alamiah.
yang dialami oleh subjek penelitian
4
berbagi
metode
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
TINJAUAN LITERATUR Sosial yang merupakan segala perilaku
manusia
menggambarkan
sosial menunjuk pada kegiatan yang
yang
ditunjukkan untuk persoalan yang
hubungan
nonindividualis
masyarakat
dimana
lingkup pekerjaan kesejahteraan sosial.
interaksi sosial ini merupakan syarat
Sedangkan ekonomi sendiri berasal
utama
aktivitas-aktivitas
dari Yunani yang berarti keluarga atau
sosial merupakan
rumah tangga dan “nomos” yaitu
sosial,
terjadinya
sosial. Interaksi
hubungan-hubungan
sosial
yang
kesejahteraan
dalam
bidang
interaksi
terjadi
oleh
karena
adanya
ini
dihadapi
yang
ruang
peraturan,aturan,umum,manajemen
dinamis menyangkut hubungan antara
rumah tangga. Berdasarkan beberapa
orang perorangan,antara kelompok-
pengertian
kelompok manusia, maupun antara
disimpulkan bahwa sosial ekonomi
orang perorangan dengan kelompok
adalah segala sesuatu yang berkaitan
manusia. Kata sosial berarti segala
dengan
sesuatu
masyarakat
yang
berkenaan
dengan
diatas,
maka
pemenuhan antara
lain
kebutuhan sandang,
masyarakat. Sedangkan dalam konsep
pangan,
sosiologi manusia seringkali disebut
kesehatan dan lain-lain. Pemenuhan
sebagai mahluk social yang artinya
kebutuhan tersebut berkaitan dengan
manusia tidak dapat hidup wajar tanpa
penghasilan.
adanya
cara-cara yang dilakukan oleh manusia
bantuan
disekitarnya.
orang
Ekonomi
merupakan
dan
secara
memanfaatkan sumber-sumber yang
bersamaan, seringkali dibahas secara
terbatas untuk memperoleh berbagai
terpisah. Pengertian dalam ilmu sosial
komoditi
menunjuk
untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
jarang
pada
dibahas
objeknya
yaitu
masyarakat. Sedangkan departemen
5
kelompoknya
pendidikan,
sosial
ekonomi
Pengertian
lain
perumahan,
dapat
dan
untuk
mendistribusikannya
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
Didalam kehidupan ekonomi, tidak
2. Ilmu Ekonomi Mikro adalah
adanya kehendak bersama menemukan
lebih
pernyatannya didalam bentuk tidak
keputusan-keputusan
adanya
yang
individu baik sektor rumah
dihayati bersama oleh seluruh elemen
tangga maupun perusahaan
masyarakat (common social demand).
dalam
mengalokasikan
Kebutuhan-kebutuhan
sumber
daya
permintaan
sosial
keagamaan,
memfokuskan
politik dan keindahan, pendek kata
memenuhi
semua kebutuhan cultural, memiliki
hiudupnya.
aspek ekonomi oleh karena semuanya
pada
untuk kebutuhan
Pedagang kaki lima (dalam
pada akhirnya menyatakan diri secara
Peraturan
terorganisasi hanya sebagai kebutuhan
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
ekonomi, yakni sebagai permintaan
2012
atau
secara
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima)
membicarakan
Pasal 1 No. 3 adalah upaya yang
tentang ekonomi secara otomatis kita
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
juga akan membicarakan mengenai
daerah, dunia usaha dan masyarakat
ilmu ekonomi dimana ilmu ekonomi
secara
merupakan sebuah ilmu kajian yang
pemenuhan
membahas dan mempelajari tentang
pengembangan usaha terhadap PKL
ekonomi itu sendiri. Secara umum
sehingga
ilmu ekonomi dibagi menjadi 2 yaitu:
berkembang baik kualitas maupun
demand
keseluruhan.
masyarakat Bila
keseluruhan
tentang
sinergis iklim
mampu
Penataan
dalam usaha
tumbuh
Negeri
dan
bentuk dan
dan
dan pemberdayaan pedagang kaki lima
yang menmpelajari perilaku sebagai
Tentang
Dalam
kuantitas usahanya. Tujuan penataan
1. Ilmu Ekonomi Makro adalah
ekonomi
Mentri
(dalam
Peraturan
Menteri
Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2012 Tentang Penataan dan
kehidupan ekonomi.
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima) Pasal 5 adalah: 6
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
a. Memberikan
kesempatan
menjangkau
ke
masa
depan.
berusaha bagi PKL melalui
Sedangkan faktor diluar diri dapat
penetapan
ditimbulkan oleh berbagai sumber,
lokasi
sesuai
dengan peruntukkannya. b. Menumbuhkan
bisa
dan
menjadi
pengaruh
pemimpin,
kolega atau faktor-faktor lain yang
mengembangkan kemampuan
karena
sangat kompleks. Tetapi baik faktor
usaha
usaha
PKL
intrinsik maupun faktor luar motivasi
ekonomi
timbul karena adanya ransangan(dalam
mikro yang tangguh dan
http://id.wikipedia.org/wiki/motivasi).
mandiri, dan
Strategi merupakan pendekatan secara
c. Untuk mewujudkan kota
keseluruhan yang berkaitan dengan
yang bersih, indah, tertib
pelaksaan gagasan, perencanaan, dan
dan aman dengan sarana
eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun
dan
waktu
prasarana
yang
perkotaan
memadai
dan
merupakan
(dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/strategi).
berwawasan lingkungan. Motivasi
tertentu
Didalam strategi yang baik terdapat
suatu
koordinasi tim kerja, memiliki tema,
proses psikologi yang mencerminkan
mengidentifikasi
interaksi
kebutuhan,
yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pesepsi dan keputusan yang terjadi
pelaksaan gagasan secara rasional,
pada diri seseorang. Motivasi sebagai
efisien dalam pendanaan dan memiliki
proses psikologis timbul diakibatkan
taktik untuk mencapai tujuan secara
oleh faktor didalam diri seseorang itu
efektif. Strategi dibedakan dengan
sendiri disebut intrinsik atau faktor
taktik yang memiliki taktik yang
diluar
faktor
memilki ruang lingkup yang lebih
diri
sempit dan waktu yang lebih singkat,
seseorang dapat berupa kepribadian,
walaupun pada umumnya orang sering
sikap, pengalaman dan pendidikan
kali mencampuradukkan kedua kata
atau berbagai harapan, cita-cita yang
tersebut. Menurut Daft (2002:307)
antara
diri
ekstrinsik.
sikap,
yang Faktor
disebut didalam
7
factor
pendukung
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
strategi adalah rencana tindakan yang
sebuah rencana belaka, namun strategi
menjabarkan alokasi sumber daya dan
haruslah sampai pada penerapannya,
aktifitas-aktifitas untuk menanggapi
sehingga
lingkungan dan membantu mencapai
bahwa
sasaran atau tujuan organisasi (dalam
hanya sebuah pola perencaan saja,
http://id.wikipedia.org/wiki/strategi).
namun bagaimana strategi tersebut
Strategi berdasarkan suatu tujuan dan
dapat
sebuah strategi tidak cukup hanyalah
8
demikianlah strategi
tidak
dikatakan semata-mata
dilaksanakan.
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
Pembangunan dapat diartikan sebagai
proses
atau
kerja yang tidak tertampung, mengalir
memperbaiki suatu keadaan melalui
dan mempercepat tumbuhnya sektor
berbagai tahap secara terencana dan
informal. Sektor informal mengganggu
berkesinambungan menurut Conyers
karena cenderung tumbuh dimana saja,
dan Hills; Jameson dan Wilber (dalam
sehingga mau tidak mau perlu di
Edi
Kemajuan
tertibkan. Dilain pihak amatlah besar
komponen
peran ekonomi, sosial dan politik
penting dalam pembangunan. Namun
sektor informal. Salah satu bentuk
demikian,
bukanlah
perdagangan informal yang penting
ekonomi.
adalah Pedagang Kaki Lima. Menurut
Suharto
ekonomi
memajukan
Akibatnya terjadi kelebihan tenaga
2005:3).
merupakan
pembangunan
semata-mata
fenomena
Pembangunan harus ditujukan lebih
Breman
dari sekedar peningkatan kemakmuran
Suryanto,http://id.wikipedia.org/wiki/p
manusia secara material dan finansial.
edagang kaki lima), pedagang kaki
Pembangunan
lima merupakan usaha kecil yang
harus
dipandang
(dalam
sebagai proses multi-dimensional yang
dilakukan
melibatkan reorganisasi dan reorientasi
berpenghasilan rendah (gaji harian)
sistem ekonomi dan sosial secara
dan mempunyai modal yang terbatas.
menyeluruh. Kota Pontianak sebagai
Dalam bidang ekonomi, pedagang
salah
kecil
satu
kota
berkembang
pesat
yang
ini
masyarakat
termasuk
dalam
yang
sektor
pusat
informal, dimana merupakan pekerjaan
perdagangan,
yang tidak tetap dan tidak terampil
pendidikan dan hiburan di wilayah
serta golongan-golongan yang tidak
Kalimantan Barat. Keadaan semacam
terkait pada aturan hukum, hidup serba
ini menyebabkan kebutuhan lapangan
susah dan semi kriminil pada batas-
kerja di perkotaan semakin tinggi.
batas
Seiring dengan hal tersebut, ternyata
mengenai
sektor formal tidak mampu menyerap
menunjukkan bahwa untuk masuk ke
seluruh pertambahan angkatan kerja.
sektor
pemerintahan,
sebagai
sedang
oleh
9
tertentu.
ini
Sejumlah
sektor
tidaklah
studi informal
sulit
selama
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
bersangkutan mempunyai akses kerja.
menentu dalam penghasilan dan jam
Hal ini dapat terjadi, karena sektor
kerja. Sektor informal merupakan
informal
suatu
mempunyai
karakteristik
sifat
yang
dan
fleksibel.
pekerjaan
berbagai
yang
kegiatan
mencakup
ekonomi
yang
Kenyataannya bahwa mereka yang
berskala kecil yang merupakan usaha
datang itu tanpa memiliki skill atau
sendiri,
keterampilan yang dibutuhkan atau
ekonomi dalam negeri dan tidak
diperlukan.
memerlukan
Selain
itu,
dengan
menggunakan
sumber
campur
tangan
banyaknya angkatan kerja yang datang
pemerintah. Melihat dari pengertian
sedangkan kesempatan kerja yang ada
dan kriteria dari pedagang kaki lima di
jauh lebih kecil, mengakibatkan upah
atas,
tergolong
tidak
kemungkinan untuk pengaturan suatu
mampu untuk memenuhi kebutuhan
kota akan mengalami kesulitan, karena
hidup mereka dari upah yang mereka
sektor ini tidak mempunyai ketentuan
peroleh. Ada pula yang berusaha
yang
sendiri di sektor informal sah dan
berdagang secara bebas. Hal ini dapat
maupun yang tidak sah yang sifatnya
dimengerti karena sektor ini tidak
sementara,
dapat
rendah
tidak
sehingga
menentu
dalam
maka
tepat,
sangatlah
disamping
menuntut
besar
itu
keterampilan
juga
dan
penghasilan dan jam kerja. Selain itu,
pendidikan formal yang tinggi dan
dengan banyaknya angkatan kerja
penghasilannya yang cukup memadai.
yang datang sedangkan kesempatan
Kesempatan kerja di sektor informal
kerja yang ada jauh lebih kecil,
pada umumnya menggunakan jam
mengakibatkan upah tergolong rendah
kerja yang tidak tetap/tidak pasti,
sehingga
untuk
sehingga seringkali terlihat pada waktu
memenuhi kebutuhan hidup mereka
tertentu mereka bekerja relatif lama,
dari upah yang mereka peroleh. Ada
akan tetapi dalam waktu yang lain
pula yang berusaha sendiri di sektor
mereka bekerja dalam waktu yang
informal sah dan maupun yang tidak
singkat. Di satu sisi pedagang kaki
sah yang sifatnya sementara, tidak
lima memberikan kontribusi yang
tidak
mampu
10
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
cukup
besar
kepada
pemerintah,
a. Kecilnya modal usaha
namun dalam waktu yang bersamaan
yang dimiliki.
keberadaan mereka juga dianggap
b. Rendahnya
menimbulkan
latarbelakang pendidikan
permasalahan
pemerintah
maupun
bagi
masyarakat
c. Rendahnya
lainnya. Terbukti dengan banyaknya keluhan
dari
masyarakat
keterampilan yang dimiliki.
dan
peringatan agar segera melakukan penertiban
secara
cepat.
2. Permasalahan
Oleh
dihadapi oleh Pemerintah
karenanya penertiban dan pendidikan keterampilan
Daerah
atau pembinaan dan
kesemerawutan kota.
bagi mereka agar menyadari bahwa
b. Mengurangi keindahan
aktivitasnya secara langsung akan
kota
mempengaruhi kehidupan orang lain
c. Menyebabkan
terlebih lagi akan suasana real tersebut dengan
kekumuhan kota
faktor
d. Menimbulkan
keindahan dan kenyaman. Terdapat pokok
yang
dua
keberadaan
a. Menyebabkan
perlu untuk memberikan kontribusi
dihubungkan
atas
pedagang kaki lima, yaitu:
melalui pemberdayaan PKL ini sangat
bila
yang
kerawanan
permasalahan
ditimbulkan
sosial,
kenyamanan lalu lintas
oleh
dan
mengganggu
keberadaan pedagang informal (dalam
aktivitas
:
pedagang
http://id.wikipedia.org/wiki/Pedagang_
memiliki tempat resmi.
kaki_lima), yaitu:
lain
yang
Permasalahan tersebut timbul
1. permasalahan dihadapi
ekonomi
oleh
dikarenakan pedagang kaki lima di
yang
Kota Pontianak Selatan khususnya di
pedagang
Kelurahan
kaki lima itu sendiri, yaitu: 11
Akcaya
umumnya
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
menggunakan fasilitas umum antara
semakin
lain trotoar, di atas parit pada ruas-ruas
jumlah pedagang kaki lima ini tidak
jalan utama, di depan pertokoan pada
terlepas dari berbagai faktor yang
pusat kawasan perdagangan, dan di
mendukung antara lain terbatasnya
lingkungan
tradisional.
lapangan kerja baru, krisis ekonomi
Pedagang kaki lima ini melakukan
yang berkepanjangan berdampak pada
kegiatan
pemutusan hubungan kerja, urbanisasi
pasar-pasar
usahanya
menggunakan
gerobak,
dengan lapak,
semakin
bertambah.
meningkat,
Meningkatnya
keterbatasan
bangunan semi permanen. Berbagai
kemampuan untuk memiliki tempat
upaya telah dilakukan pemerintah,
usaha yang tetap, penegakkan hukum
namun hasilnya belum memuaskan,
yang
bahkan ada kecenderungan penyebaran
dilaksanakannya operasi penertiban
semakin
secara berkelanjutan dan konsisten.
meluas
dan
jumlahnya
12
masih
lemah
serta
belum
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
PEMBAHASAN
A) Umur Usia bisa berpengaruh terhadap
berusia muda (dewasa+anak remaja)
daya tahan tubuh dalam hal bekerja
untuk mengetahui hasil wawancara
(berjualan). Orang yang cenderung
imforman mengenai usia dapat dilihat
berusia tua daya tahan tubuhnya sangat
pada tabel 3.1 berikut ini:
berbeda dengan orang yang masih
Tabel 3.1 Komposisi Informan (PKL) Menurut Kelompok Umur Keterangan Umur
Jumlah Informan
Persentase (%)
30-35
11
36,67
36-40
8
26,66
41 keatas
11
36,67
Jumlah
30
100
Sumber: Data Olahan,2012
Dari tabel 3.1 sebanyak 11
berumur 41 tahun keatas. Jadi dapat
informan atau 36,67% berumur 30-35
disimpulkan bahwa informan dalam
tahun, sebanyak 8 informan atau
penelitian ini berumur antara 30
26,66% berumur 36-40 tahun dan
sampai 41 tahun keatas karena pada
sebanyak 11 informan atau 36,67%
umur ini sudah cukup lama bekerja 13
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
dan sudah memiliki pengalaman dalam
persepsi yang diberikannya terhadap
berdagang/berjualan maupun membeli
PKL yang ada di Jalan ini.
serta
memberikan
B)
Jenis Kelamin Jenis
penilaian
kelamin
akan
mempunyai
menjual
dari
berbagai
macam
pengaruh terhadap keinginan untuk
keperluan dan kebutahan sehari-sehari.
menjual
Dalam hal ini laki-laki lebih dominan
sesuatu
dan
untuk
mendapatkan sesuatu. Antara laki-laki
melakukan
dan perempuan tentu berbeda daya jual
kebutuhan hidup sehari-hari.
Berdasarkan
aktifitas
berjualan
wawancara
laki. Jadi dapat disimpulkan di dalam
dengan informan diperoleh keterangan
penelitian ini sebagian besar informan
terdapat
sebanyak
berjenis
(26,66%)
yang
8
informan
laki-laki
karena
kelamin
aktifitas mereka yang banyak berjualan
perempuan dan sebanyak 22 informan
dan didukung pula dengan daya tahan
(73,33%) yang berjenis kelamin laki-
tubuh yang kuat untuk berjualan.
C)
berjenis
kelamin
Lamanya
Beroperasi
(Berjualan atau berdagang) Lamanya
beroperasi
mempunyai
pengaruh
pendapatan kebutuhan
PKL
informan
diperoleh
keterangan
terhadap
terdapat sebanyak 10 informan yang
untuk
memenuhi
berjualan selama 3 tahun, ada juga 8
sosial,
ekonomi
informan yang sudah lama berjualan
keluarganya dan juga mempunyai
selama 4 tahun. Ada 7 informan yang
pengaruh terhadap pengalaman dalam
berjualan selama 5 tahun dan ada juga
berjualan
5 informan yang sudah lama berjualan
Berdasarkan
ataupun wawancara
berdagang. dengan
selama 6 tahun.
14
Dapat disimpulkan
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
bahwa
ada
perbedaan
lamanya
informan yaitu sebanyak 30 informan.
berjualan dari jumlah keseluruhan II.
Motvasi
dan
Strategi
PKL
berjualan di Jln. Prof.M.Yamin Kota Pontianak sebagai salah
Jln.Prof.Dr.M.Yamin
yang menjadi
satu kota yang sedang berkembang
fokus kajian ini, yang ternyata dalam
pesat
aktivitasnya mempunyai karakteristik
mengalami
menyangkut
persoalan
yang
ketenagakerjaan
dan
tersendiri,
misalnya
tidak
pengangguran, hal ini tentunya akan
keterikatan
waktu
berakibat pada masalah sosial. Sebagai
mereka bebas melakukan aktivitas
contoh adalah berkembang pesatnya
dalam usahanya. Jumlah pedagang
sektor informal(pedagang kaki lima) di
kaki lima di Jalan ini hingga tahun
kerja
adanya sehingga
2011 mencapai 171 pedagang yang menjual
berbagai
jenis
barang
dagangan. Motivasi para pedagang kaki
Strategi yang dimilki oleh PKL pada
lima yang berdagang/berjualan di Jalan
saat berjualan adalah berjualan dengan
ini adalah mencari nafkah untuk
harga yang murah, barang dagangan
memenuhi kebutuhan hidup keluarga
yang halal, bersih dan yang penting
mereka
untuk
adalah mutu dagangannya. Setiap PKL
peningkatan dalam pendapatan sehari-
harus memiliki strategi dan bukan
hari untuk memenuhi kebutuhan sosial
sebuah strategi saja namun langsung
dan
diterapkan
sehari-hari
kebutuhan
serta
ekonomi.
Antara
dilapangan,
sehingga
pedagang yang satu dengan yang lain
mereka mendapat hasil yang lebih
memiliki modal yang berbeda, tapi
untuk pemenuhan kebutuhan sehari-
memiliki motivasi yang sama yaitu
hari.
untuk
nafkah/pendapatan
memiliki jam kerja yag tidak tentu,
dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
lama usahanya pun berbeda dan jenis
mencari
15
Pedagang
kaki
lima
juga
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
barang yang di dagangkan pun berbeda
dan tempat yang ramai, menempati
pula. Dilihat dari perbedaan tersebut
trotoar jalan, emperan kios atau toko.
sudah barang tentu akan menghasilkan
Pola berdagang seperti ini memang
pendapatan yang berbeda-beda dari
sangat menguntungkan karena tidak
setiap pedagang kaki lima, misalnya
mengeluarkan
PKL yang berjualan makanan dan
untuk membangun tempat berjualan.
minuman akan berbeda pendapatannya
Menghadapi permasalahan tersebut,
dengan pedagang yang hanya menjual
pemerintah kota telah membuat aturan
minuman. Para PKL juga berjualan
yang berkaitan dengan keberadaan
dilokasi yang dapat menimbulkan
PKL yang berjualan di sembarang
masalah bagi masyarakat pengguna
tempat dan mengganggu kelancaran
jalan maupun kendaraan yang berlalu
lalu lintas dan kesemerautan tata kota.
lintas, dengan pola berdagangnya yang
Jenis dagangan yang di perdagangkan.
membentangkan
tenda,
biaya
yang
banyak
menggelar
meja, gerobak di tempat yang terbuka
oleh PKL berupa makanan dan
yang berjualan makanan dan minuman
minuman. Para pedagang kebanyakan
yang berjualan dengan menggunakan
berdagang
gerobak
tenda adalah pedagang makanan siap
karena dinilai sangat praktis dan
saji seperti mie bakso,nasi goreng,mie
ekonomis,
goreng, dll dan minuman seperti jus,air
menggunakan
yang
berjualan
menggunakan gerobak pada umumnya
kelapa
dll. Dari hasil pengamatan sebagian
besar
PKL
bersal
Barat
dari
muda,air tetapi
menetap
di
mereka
tebu telah
Kalimantan
lama Barat
Pontianak adapula yang berasal dari
khususnya Kota Pontianak Kecamatan
Sulawesi,Jawa(madura,Jawa
Pontianak Selatan Kelurahan Akcaya.
Timur,Jawa Tengah) dan Sumatera.
Menurut Tina yang merupakan salah
Meskipun berasal dari luar Kalimantan
seorang masyarakat yang berjualan
16
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
mengatakan
dengan
adanya
kami
hari
senin-minggu
(7hari)
dalam
sebagai PKL dapat menjadi solusi
seminggu, sehingga tidak ada hari
pemenuhan
sehari-hari
libur bagi PKL. Sebagian besar PKL
dengan harga yang kapan saja dapat
berjualan mulai dari pukul 5 pagi
melambung
sampai 3 sore setiap harinya akan
kebutuhan
tinggi
dan
bagi
masyarakat yang memiliki daya beli
tetapi
ada
kelompok
PKL
rendah mendapatkan solusinya, karena
berjualan dari jam 4 sore sampai jam
walaupun saya seorang pedagang kaki
12 malam. Keberadaan PKL di Jalan
lima tapi saya juga merupakan salah
ini kurang tertata karena seringkali
satu konsumen. Kebayakan para PKL
menimbulkan
memanfaatkan hari kerja mulai dari
kemacetan, kumuh dan kurang rapih
dilihat dari ruang parkir yang
juga mengatakan “ selama ini kami
masalah
yang
seperti
memakan badan jalan utama. Kondisi
sebagai
ini menimbulkan padatnya aktivitas
perhatikan oleh Pemerintah Daerah‘’.
pada jalan utama, sehingga timbul
Selanjutnya Sulastri yang menjadi
ketidaknyamanan bagi pejalan kaki
tulang punggung keluarganya setelah
dan penguna jalan (berkendaraan)
suaminya
karena jalan yang penuh dengan PKL.
menghidupkan 2 orang putra putri
Selanjutnya dalam penelitian ini, juga
yang sedang duduk di bangku sekolah,
telah
dan
anak pertamanya di SMP dan anak
pengamatan dengan beberapa PKL dan
keduanya di SD. Menurut Ibu 2 anak
dianggap representatif mewakili para
ini, “saya selalu memberi semangat
PKL. Antara lain dengan PKL yang
pada diri saya sendiri untuk tetap terus
bernama Sulastri yang melakukan
berjuang untuk hidup dengan cara
kegiatan berjualan yang sudah berjalan
berjualan supaya anak-anak saya dapat
selama 4 tahun lamanya dan berada
menempuh
bersama dengan pedagang lainnya
keperguruan tinggi sehingga anak-
didepan sekolah diatas trotoar. Sulastri
anak saya tidak menjadi PKL seperti
dilakukan
wawancara
17
para PKL tidak pernah di
meninggal.
pendidikan
Sulastri
sampai
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
saya”. Motivasi Ibu 2 anak ini adalah
dapatkan sebesar 700rb per harinya,
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
tapi ini bukanlah pendapatan bersihnya
dan
karena
memenuhi
kebutuhan
anak-
akan
dibagi
lagi
untuk
anaknya dalam menempuh pendidikan
keperluan keluarga dan untuk membeli
serta
dan
barang-barang kebutuhan utama untuk
mengalami
berjualan. Hal senada di ungkapkan
peningkatan. Strategi yang digunakan
oleh Agus (baru 3 tahun beroperasi)
Ibu ini adalah selalu membersihkan
menjual
gerobak dagangannya sehingga terlihat
menggunakan gerobak yang terlihat
bersih,
meletakkan
biasa saja dan tidak memiliki warna
gorengannya pun selalu dibersihkan,
gerobak yang menarik. Bapak ini
dalam hal menggorengnya pun Ibu ini
memiliki 1 orang istri dan 3 anak yang
selalu cepat dalam arti setiap adanya
harus dipenuhi kebutuhan
pelanggang atau pembeli yang ingin
dari kebutuhan keluarga, pendidikan
membeli gorengannya selalu tersedia
dan kesehatan keluarganya. Bapak 3
dengan masih terasa hangat karena
anak ini memiliki motivasi yang
sebagian
hampir sama dengan Ibu Sulastri yaitu
kesehatan
kehidupan
keluarganya
keluarganya
tempat
untuk
besar
pelanggannya
ayam
menyukai gorengan yang masih terasa
berdagang
hangat. Pendapatan yang Ibu ini
anak-anaknya
untuk
kfc
dengan
hidupnya
menyekolahkan
sampai
keperguruan
tinggi jangan sampai seperti
membutuhkan fasilitas dan program
dirinya yang hanya berpendidikan
yang diberikan Pemerintah untuk dapat
SMA
mengembangkan dirinya serta teman-
saja,
mengungkapkan
Bapak
ini
ingin
juga
membuka
teman
PKL
yang
berjualan
di
lapangan pekerjaan bagi orang lain
Jln.Prof.Dr.M.Yamin sehingga mereka
yang
belum
memiliki keahlian lain atau dapat
Agus
meningkatkan kualitas mereka dapat
selanjutnya menyatakan bahwa kami
mengelola dagangannya dalam segi
sebagai
penjualan,
penggangguran
mendapatkan
atau
pekerjaan.
pedagang
kaki
lima
18
manajemen
keuangan
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
dalam
mengelola
makanan
atau
sehingga
terlihat
menarik
dll
masakan serta dalam hal penyajian
Strategi yang digunakan adalah selalu
berjualan(PKL)
membersihkan gerobak untuk brjualan,
Adapula Supriyadi (4 tahun)
yang
membeli
menjadi
yang
ayam
sebagai
bahan
yang
salah
satu
berkualitas.
PKL
utamanya yang selalu segar dan tidak
berjualan/berdagang martabak manis
pernah menjual barang dagangannya
dan
sisa kemarin untuk dijual hari ini,
menggunakan gerobak yang warnanya
kalaupun tidak habis keluarganyalah
telah pudar, menyatakan hal yang
yang
mengkonsumsinya,
sama dengan Ibu Sulastri dan Pak
sehingga tidak ada yang terbung sia-
Agus, yang menginginkan adanya
sia. Tapi dari sinilah Saya belajar,ujar
program
Pak Agus bahwa Saya harus membuat
Pemerintah
ayam yang lebih bervariasi lagi seperti
mengembangkan
ada rasa pedas, asin dan original
dagangan dan penghasilan yang di
sehingga orang tidak merasa bosan
peroleh dapat lebih meningkat lagi dari
karena rasanya itu-itu saja. Pendapatan
sebelumnya,
Bapak ini sebesar 750rb per harinya
keluarga kami terpenuhi (kebutuhan
dan itu juga bukan pendapatan bersih
social- ekonomi). Ada juga pedagang
karena
dengan
kaki lima yang bernama Pak Jamil (5
keperluan keluarga dan kebutuhan
tahun berjualan) mengatakan berjualan
untuk berdagang. Sehingga PKL ini
berdasarkan keahlian yang dimilkinya
dapat meningkatkan pendapatan untuk
yaitu
dirinya dan keluarganya serta orang
keahliannya itulah Bapak ini mulai
lain
mencari
berjualan. Namun, dengan gerobak
kerja(membuka lapangan pekerjaan)
yang seadanya, warna yang sudah
atau
kusam dan dipinjam dari tetangganya,
akan
akan
yang
yang
dibagi
lagi
sedang
baru
mau
memulai
19
martabak
yang agar
telur
diberikan
oleh
mereka
bisa
dirinya
sehingga
membuat
dengan
bakso,
melalui
kebutuhan
karena
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
karena untuk membeli gerobak baru
hidup sehari-hari keluarganya. Strategi
harganya cukup mahal. Namun Bapak
dalam berjual bakso ini adalah dengan
ini tetap semangat untuk berjualan,
membeli bahan utama yaitu daging
karena untuk memenuhi kebutuhan
sapi
dan
pendampingnya
seperti
perharinya
ini
belum
pendapatan
sayuran, daun bawang seledri dll yang
bersihnya karena akan tetap dibagi lagi
masih segar. Dalam membuat bakso
antara
selalu dengan tangan yang bersih
keperluan
(steril), penyajiannya tidak terlihat
Berdasarkan hasil pengumpulan data
asal-asalan. Bapak ini mengatakan
dari beberapa hasil wawancara dan
kalaupun baksonya hari ini tidak habis
pengamatan,
keluarganyalah
akan
sebagian besar sudah menyandarkan
mengkonsumsinya dan ketika besok
kehidupannya dari aktivitas usaha
akan
berdagangnya.
yang
berjualan
baksonya sehingga
lagi
lebih tidak
maka
sedikit ada
porsi
dibuatnya
yang
keperluan
keluarga
untuk
pada
dengan
berjualan.
dasarnya
Namun
PKL
dapat
di
peroleh juga gambaran dari berbagai
tersisa.
PKL
bahwa
mereka
ingin
Selanjutnya Bapak ini menyatakan
mendapatkan peningkatan dalam hal
bahwa setiap harinya harus pandai
usahanya, seperti ingin mengalami
membaca situasi, seperti musim hujan
peningkatan dalam segi manajemen
akan banyak pelanggan, musim panas
keuangan,
agak berkurang dan sama halnya bila
penyajian,
awal bulan akan banyak pelanggannya
makan/minuman,
memfasilitasi
san pada akhir bulan agak berkurang.
pengadaan
yang
Pendapatan Bapak ini perharinya tidak
sehingga
menentu tapi paling sedikit 600rb dan
berkualitas walaupun hanya pedagang
paling
kaki lima. Hal ini berarti sangat
besar
pendapatanya
700rb 20
mengelola
dagangan, mengelola
gerobak hasil
dagangan
baru mereka
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
membutuhkan
peran
penting
dari
berdagang untuk memenuhi kebutuhan
Pemerintah
Daerah,
terutama
Pemerintah
Kelurahan
Akcaya
sekedarnya paling tidak kebutuhan
Kecamatan Pontianak Selatan. Dapat
sehari-hari dapat terpenuhi terutama
juga dilihat bahwa dari beberapa PKL
untuk menyekolahkan anaknya.
hidup
keluarganya,
walaupun
memiliki motivasi yang sama yaitu
III.
Hasil
Wawancara
sangat kompleks. Tetapi baik faktor
dengan
intrinsik maupun faktor luar motivasi
Informan (PKL)
timbul karena adanya ransangan. 1)
A. Motivasi
Motivasi Pedagang Kaki Lima dalam
Motivasi
merupakan
suatu
berdagang atau berjualan adalah untuk
proses psikologi yang mencerminkan
mendapatkan uang untuk pemenuhan
interaksi
kebutuhan hidup sehari-hari seperti
antara
sikap,
kebutuhan,
pesepsi dan keputusan yang terjadi
untuk
pada diri seseorang. Motivasi sebagai
kesehatan keluarga, kebutuhan makan-
proses psikologis timbul diakibatkan
minum keluarga, kebutuhan pakaian,
oleh faktor didalam diri seseorang itu
dan rumah untuk keluarga yang harus
sendiri disebut intrinsik atau faktor
terpenuhi.
diluar
faktor
wawancara dengan informan mengenai
diri
apa motivasi yang dimiliki oleh PKL
seseorang dapat berupa kepribadian,
dalam berdagang atau berjualan di
sikap, pengalaman dan pendidikan
Jalan
atau berbagai harapan, cita-cita yang
menyatakan bahwa motivasi yang
menjangkau
depan.
mereka miliki adalah hanya untuk
Sedangkan faktor diluar diri dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari mulai
ditimbulkan oleh berbagai sumber,
dari
bisa
pemimpin,
keluarga seperti pendidikan,kesehatan
kolega atau faktor-faktor lain yang
dan lain-lain yang harus terpenuhi.
diri
ekstrinsik.
karena
yang Faktor
ke
disebut didalam
masa
pengaruh
21
pendidikan
ini,
anak-anaknya,
Berdasarkan
sebagian
pemenuhan
besar
kebutuhan
hasil
PKL
hidup
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
Ada juga yang memiliki motivasi ingin
psikologi pada diri setiap manusia. 2)
mengembangkan diri dari kemampuan
Motivasi Pedagang Kaki Lima yang
yang di miliki sehigga dapat membuka
berdagang atau berjualan di Jln.Prof.
lapangan pekerjaan juga untuk orang
Dr.M.Yamin hanya datang dari diri
lain. Motivasi yang dimiliki oleh PKL
sendiri dan keluarga saja belum ada
merupakan
karena
dari Pemerintah. Berdasarkan hasil
dengan adanya kebutuhan yang harus
wawancara dengan informan mengenai
dipenuhi maka merekapun mempunyai
para
motivasi untuk mengembangkan diri
berdagang
suatu
proses,
PKL
yang
berjualan
merasa
tidak
atau pernah
dan motivasi itu berasal dari proses mendapatkan
dari
hasil dari wawancara dengan informan
Pemerintah. Sebagian besar informan
motivasi yang PKL miliki saat ini
menyatakan
sudah
bahwa
motivasi
mereka
yang
cukup
mendukung
sebagai PKL saja selalu digusur oleh
dengan
pihak
karena menurut mereka kalau bukan
Pemerintah
bukannya
berjualan
diri
maupun memberikan solusi bagi PKL
memotivasikan untuk berusaha siapa
seperti
yang
lagi karena yang diharapkan dapat
berbagai
dukungan dari Pemerintah sama sekali
dagangan para PKL yang kurang laris
tidak pernah memberikan motivasi dan
atau kurang terlihat menarik dapat
dukungan kepada mereka. Motivasi
menjadi menarik. 3) Motivasi PKL
yang dari dalam diri sendiri sudah
yang datangnya dari proses psikologis
mereka miliki karena kepribadian,
dari dalam diri seseorang itu sendiri
sikap, pengalaman dan pendidikan
dan dari luar diri sendiri yang dapat
atau berbagai harapan, cita-cita yang
mendukung para PKL untuk terus
menjangkau masa depan yang para
tetap berjuang bagi keluarganya dari
PKL
hasil berdagang atau berjualan di
keluarganya.
strategis,
cara
tempat
menjual
Jln.Prof.Dr. M.Yamin. Berdasarkan 22
dan
berdagang
memberikan motivasi atau masukan
memberikan
sendiri
atau
mereka
inginkan
keluarga
untuk
yang
kehidupan
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
B. Strategi Lokasi pedagang kaki lima di
mengembangkan
potensi
yang
Jln. Prof. Dr.M.Yamin berada di badan
dimiliki. Berdasarkan hasil wawancara
jalan yang dapat memberikan nilai
dengan
informan
plus minus terhadap aktivitas mereka
tidaknya
strategi
dalam hal berjualan/berdagang. Para
berjualan, Sebagian besar informan
PKL menyatakan tidak ada strategi
yang berjualan makanan dan minuman
yang
beroperasi
menyatakan mereka tidak memiliki
(berjualan atau berdagang). 1) Suatu
strategi khusus untuk berjualan yang
kawasan dalam hal untuk berjualan
penting mereka berjualan dengan baik
yang baik dari segala hal seperti
dalam
tempat yang strategis tanpa merugikan
digunakan
orang lain seperti pengguna jalan
mengandung bahan-bahan selain yang
(berkendaraan)
kaki,
dapat dimakan dan dengan harga yang
kebersihan lingkungan juga terpelihara
sesuai sehingga pembeli tidak pergi
dengan tidak adanya sampah yang
tanpa membeli dagangan mereka dan
berserkkan
membuat
tentunya juga dengan berbagai variasi
kekumuhan,, Peningkatan PKL dari
dagangan yang dijual. Bahan-bahan
segi sosial ekonomi yang sangat
dagangannya pun selalu baru dan segar
dibutuhkan karena merupakan upaya
sehingga
untuk
dengan
dibodohi. 2) Strategi bagi PKL sangat
mendorong, memberikan motivasi dan
diperlukan dan dibutuhkan karena
membangkitkan
kesadaraan
akan
dengan
potensi
dimilikinya
serta
pekerjaan selain berjualan, PKL akan
berupaya untuk mengembangkannya.
memperoleh pendapatan yang cukup
Sehingga pemberdayaan PKL sangat
untuk memenuhi kebutuhan sosial,
diperlukan dalam hal memotivasi dan
ekonomi.
khusus
dalam
dan
yang
dapat
membangun
yang
pejalan
daya
23
arti
mengenai khusus
semua halal
pelanggan
berjualan
dalam
bahan
dan
yang
tidak
tidak
dan
Berdasarkan
ada
ada
merasa
memiliki
hasil
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
wawancara dengan informan mengenai
informan menyatakan bahwa mereka
selain berjualan adakah pekerjaan lain
tentunya harus memiliki perkerjaan
yang
mereka
kerjakan,
sebagian
24
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
lain
selain
berjualan
karena
mereka bekerja dalam waktu yang
pendapatan mereka berjualan tidak
singkat. Dilihat dari jam kerja yang
mencukupi
tidak
untuk
memenuhi
pasti
itulah
para
PKL
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-
mendapatkan pendapatan yang lebih
hari keluarganya. Ada yang bekerja
karena kapan saja bisa berjualan.
sebagai pembantu rumah tangga yang
Berdasarkan hasil wawancara dengan
hanya memasak, mencuci dan pulang
informan mengenai dari jam kerja
pada siang harinya sehingga pada sore
yang tidak pasti atau tidak tetap
harinya dapat berjualan kembali. Ada
pendapatan
juga yang bekerja sebagai pembuat
meningkat tetapi tidak terlalu tinggi,
layang-layang,
bisa dijadikan modal kembali untuk
menjadi
pemotong
para
berjualan
memenuhi kebutuhan hidup keluarnya
kebutuhan sehari-hari. Tetapi tidak
sehari-hari
setiap
semuanya
harinya
untuk
berjualan
rumput, semua mereka lakukan untuk
sehingga
dan
PKL
memenuhi
pendapatan
dari
dapatterpenuhi. 3) PKL yang berjualan
berjualan tetap meningkat kadang ada
pada umumnya menggunakan jam
juga turun dari hari biasanya. Hal ini
kerja yang tidak tetap/tidak pasti,
tergantung
sehingga seringkali terlihat pada waktu
konsumen yang membeli dagangan
tertentu mereka bekerja relatif lama
mereka.
akan tetapi dalam waktu yang lain
25
dari
banyak
tidaknya
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
PENUTUP
A.Kesimpulan
1.
dalam
kesehatan tapi ada juga diantara para
Pemenuhan Sosial Ekonomi
PKL yang berjualan karena mersa
di Jln. Prof.Dr.M.Yamin.
mempunyai keahlian membuat sesuatu
Motivasi
PKL
sehingga berani untuk berjualan. Dari Motivasi merupakan keinginan
hasil wawancara yang dilakukan oleh
atau dorongan yang timbul pada diri
peneliti terhadap 30 PKL sebagian
seseorang baik secara sadar maupun
besar PKL menyatakan motivasi yang
tidak sadar untuk melakukan sesuatu
miliki selama ini adalah untuk dapat
perbuatan
tertentu.
memenuhi kebutuhan sehari-hari mulai
Dilihat dari pengertian diatas Motivasi
dari kebutuhan sekolah, makan sehari-
PKL adalah datang dari diri sendiri
hari sampai kesehatan tapi ada juga
baik itu secara sadar atau tidak sadar,
diantara para PKL yang berjualan
namun dari motivasi itulah mereka
karena merasa mempunyai keahlian
memiliki tujuan untuk berjualan yaitu
membuat
untuk dapat memenuhi kebutuhan
untuk berjualan serta untuk mengalami
sehari-hari
peningkatan dari segi pendapatannya.
dengan
mulai
tujuan
dari
kebutuhan
sekolah, makan sehari-hari sampai
26
sesuatu sehingga berani
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
2.
dalam
dalam menghadapi harga barang yang
Pemenuhan Sosial Ekonomi
melambung tinggi adalah biasanya
di Jln. Prof.Dr.M.Yamin.
mereka
Strategi
PKL
memperkecil
barang
dagangan(potongannya seperti pisang, ubi,
Diantara PKL dan konsumen
keduanya
membutuhkan.
tetap dengan harga yang tinggi, tanpa
para PKL dan konsumen ada saling
mengurangi barang dagangannya dan
ataupun
porsi dagangannya serta tetap halal
ketergantungan, tetapi para PKL harus
tanpa
memiliki strategi tersendiri dalam
yang
PKL yang berjualan minuman, mereka
Dari hasil
dilakukan
cara-cara
konsumen. Tapi lain halnya dengan
bisa saja naik yang kadang-kadang
wawancara
menggunakan
berjualan yang tidak baik untuk para
melakukan usahanya dimana harga
dapat merugikan PKL.
goreng),
goreng,nasi goreng dan lain-lain), atau
diantara
membutuhkan
tahu
yang siap saji seperti mie bakso, mie
saling
Walaupun
dan
mengurangi porsi dagangan (makanan
tentu saja ada simbiosis mutualisme, dimana
tempe
biasanya
oleh
tidak
dapat
mengurangi
porsinya karena rasanya akan berbeda
peneliti terhadap 30 PKL Strategi yang
seperti PKL yang berjualan Jus buah,
dilakukan oleh pedagang kaki lima
mereka akan menaikan harga saja.
B.Saran-saran 1. Seharusnya PKL ini perlu diperhatikan
atau
dilakukan
pembinaan
yang
sifatnya
memberdayakan PKL
menjadi
kemampuan lebih
baik
yaitu dapat menciptakan lapangan pekerjaan
bagi
dirinya
sendiri,
keluarganya bahkan untuk orang lain.
para
2. Perlunya dukungan dari Pemerintah
karena
untuk para PKL sehingga para PKL ini
kehadiran PKL ada sisi positifnya
dapat
27
memberdayakan
dirinya,
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
keluarganya maupun orang lain. Para PKL memerlukan adanya penyediaan tempat yang lebih baik, bersih dan
dan
strategis nyaman dan aman sehingga
menguntungkan. Diharapkan dengan
jual beli dapat berlangsung dengan
adanya dukungan dari Pemerintah
baik, memberikan bekal atau ilmu bagi
lewat
instansi-instansi
para PKL dalam mengelola keuangan
yang
berwenang.
agar
membentuk kopersi yang khusus untuk
dapat
masukan
berputar,
atau
berdagang
memberikan
mengajarkan
yang
dan
pedagang
yang
saling
Pemerintah PKL
dapat
kaki lima, yang dibentuk
dapat
sendiri dari kumpulan PKL sehingga
menggugah selera para pembeli untuk
para PKL ini memiliki perkumpulan
membeli, cara memasak makanan
dan bisa mengembangkan diri dan
yang sudah ada tapi dikembangkan
dagangannya seperti memilih sendiri
lagi
memasak
orang-orang yang mengelola koperasi
menu yang lain sehingga para pembeli
PKL yang dapat di percaya dan dapat
tidak merasa bosan. Serta para PKL
juga menghubungkan koperasi dengan
inipun dapat diajarkan bagaimana cara
pihak-pihak
untuk
Pemerintahan
variasinya
baik
cara
pembeli
ataupun
memasarkan
menggunakan
dagangannya
yang agar
terkait
di
mudah
reklame-reklame,
mendapatkan bantuan modal untuk
dengan gerobak yang diberi warna-
berjualan dan berdagang sehingga para
warna yang mencolok sehingga para
pengangguran juga bisa membuka
PKL
dan
usahanya sendiri lewat koperasi ini
perputaran ekonomi yang meningkat
dan juga dapat membuka lapangan
dalam usahanya serta para pembeli
pekerjaan bagi orang lain yang tidak
juga merasa puas, karena disinilah
memiliki pekerjaan.
mengalami
perubahn
terjadi interaksi antara para pedagang
28
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
DAFTAR PUSTAKA
Huri, Daman dkk. 2008. Demokrasi dan
Kemiskinan.
Malang
Dokumen Pemerintah :
:
Peraturan Daerah (Perda) Nomor 15
Program Sekolah Demokrasi
Tahun 2005 tentang Ketertiban
Menno, S dkk. 1994. Antropologi
Umum pada Bab 4 tentang Tertib
Perkotaan. Jakarta : Raja Grafindo
Bangunan dan Usaha.
Persada
Peraturan
Moleong, J Lexy. 2000. Metodologi Penelitian
Kualitatif.
Bandung:
Tahun 2012 tentang Penataan
Bandung:
Sumber
Remaja Rosdakarya. Muslimin.
2004.
Masyarakat Kepribadian.
Negeri
dan
Pedoman
Pemberdayaan
Pedagang Kaki Lima.
Moleong, J Lexy. 2007. Metodologi Kualitatif.
Dalam
Republik Indonesia Nomor 41
Remaja Rosdakarya.
Penelitian
Mentri
referensi
dari
Website
2008.Modal
Sosial
Internet : Hubungan
dan Malang:
Suryanto.
Konsep
Pedagang Kaki Lima. Didownload
UMM
pada tanggal
Press.
31 Maret
dengan
2011 alamat:
http://suryanto.blog.unair.ac.id/200
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi (
8/12/19/modal-sosial-pedagang-
Suatu Pengantar). Jakarta : Raja
kaki-lima/
Grafindo Persada.
( diakses 31-03-2011 pukul 15.27)
Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik (Panduan Praktis Mengkaji
Wikipedia.
Pedagang
Kaki
Lima.
Masalah dan Kebijakan Sosial).
Didownload pada tanggal 31 Maret
Bandung : Alfabeta
2011 29
dengan
alamat
:
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
http://id.wikipedia.org/wiki/Pedaga
http://www.arvie13.com/2012/27/p
ng_kaki_lima
engertian-strategis.html
( diakses 31-03-2011 pukul 16.15)
Wikipedia.
Didownload
pada tanggal 27 Agustus 2012
Wikipedia. Strategi. Didownload pada
dengan
tanggal 27 Agustus 2012 dengan alamat
Motivasi.
alamat
:
http://www.arvie13.com/2012/27/p
:
engertian-motivasi.html
30
Sociodev, Jurnal Mahasiswa Ilmu Sosiatri, Volume 1 Nomor 1, Desember 2012
http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri
31