ISSN 2087-7633
KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010
KERJASAMA
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK
KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010
ISSN
: 2087 – 7633
Ukuran Buku:
17 Cm x 24 Cm
Naskah: Badan Pusat Statistik (BPS)
Gambar Kulit: Badan Pusat Statistik (BPS)
Diterbitkan oleh: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP dan PA) Dicetak oleh: CV. Asprindo Pelangi Nusa Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
iii
SAMBUTAN ______________________________________________________________ Perkembangan yang terjadi selama beberapa dasawarsa ini, ditandai dengan semakin pentingnya informasi dan pengelolaan data di dalam banyak aspek kehidupan manusia. Tuntutan publik terhadap peningkatan kinerja pemerintah juga semakin tinggi, sehingga pada akhirnya pengelolaan data dan informasi yang baik menjadi suatu keharusan bagi pemerintah. Para pengambil keputusan atau perencana memerlukan data dan informasi dalam menyusun perencanaan untuk pencapaian tujuan organisasi. Minimnya data baik secara kuantitas maupun kualitas, tidak akan menghasilkan analisa yang mendalam tentang suatu masalah dan tidak akan cukup kuat bila dijadikan sebagai bahan pengambilan keputusan atau perencanaan. Dalam upaya penyediaan informasi gender dan anak, maka disusunlah publikasi ini, yang merupakan hasil kerjasama antara KPP dan PA dengan BPS. Melalui publikasi ini dapat diketahui kondisi perempuan dan anak di berbagai bidang pembangunan. Publikasi ini sangat bermanfaat sebagai bahan perencanaan dan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan yang responsif gender dan peduli anak. Dengan tersusunnya publikasi ini, disampaikan apresiasi dan penghargaan kepada tim penyusun atas upaya dan kerjasamanya. Diharapkan publikasi ini dapat diterbitkan secara rutin untuk mengetahui perkembangan atau perubahan yang terjadi pada perempuan dan anak di Indonesia. Jakarta, 3 Desember 2010 Menteri Negara PP dan PA Republik Indonesia
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
iv
KATA PENGANTAR ______________________________________________________________ Publikasi Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010 menyajikan informasi tentang berbagai indikator sosial di Indonesia tahun 2010 yang telah terpilah antara perempuan dan laki-laki. Sebagian besar data yang digunakan dalam publikasi ini adalah bersumber dari sensus atau survei yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, yaitu antara lain hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009, hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2009, dan dari Proyeksi Penduduk hasil Sensus Penduduk tahun 2000. Upaya penyediaan informasi ini merupakan kerja sama antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Data yang disajikan mencakup beberapa aspek kehidupan perempuan dan anak di Indonesia pada tahun 2009, diharapkan dapat digunakan sebagai dasar evaluasi keberhasilan pelaksanaan pembangunan sumber daya manusia yang dibedakan antara perempuan dan laki-laki, utamanya yang berkaitan dengan masalah kependudukan, kerumah tanggaan, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sektor publik, perumahan dan lingkungan, serta anak terlantar dan anak cacat. Penghargaan yang tinggi disampaikan kepada tim yang telah menyelesaikan publikasi ini dan diharapkan tanggapan, kritik, dan saran dari semua pihak untuk lebih mendayagunakan publikasi ini. Jakarta, 3 Desember 2010 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
v
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
vi
ORGANISASI PENULISAN ______________________________________________________________ Penanggung Jawab: S Happy Hardjo, M Ec Ir. Lies Rosdianty, M.Si Editor: Gantjang Amannullah, MA Ir. FB. Didiek Santosa Ida Eridawaty H, S.Si Nona Iriana, S.Si, M.Si Penulis: Nona Iriana, S.Si, M.Si Ida Eridawaty H, S.Si Yaya Setiadi, SST, MM Gaib Hakiki, SE Tini Suhartini, S.Si Koriatun, M.Stat Pengolah Data: Ahmad Azhari, S.Si Dhani Arief Hartanto, SST Setting: Maria Ulfa, SST Gaib Hakiki, SE
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
vii
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
viii
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
ix
DAFTAR ISI ______________________________________________________________ SAMBUTAN KATA PENGANTAR ORGANISASI PENULISAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I.
1.1 1.2 1.3
PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Sistematika Penyajian
iv v vii ix xi xv 1 1 3 3
BAB II. 2.1 2.2 2.3 2.3.1 2.3.2 2.3.3 2.4
KEPENDUDUKAN Penduduk Indonesia Penduduk Golongan Muda (0-17 Tahun) Penduduk Golongan Dewasa Penduduk Pra Lansia (45-59 Tahun) Penduduk Lansia (60+ Tahun) Penduduk Produktif Rasio Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah
7 8 11 12 12 12 13 14
BAB III. 3.1 3.2 3.2. 3.3.
RUMAH TANGGA Kepala Rumah Tangga Anggota Rumah Tangga Status Perkawinan Status Pekerjaan
17 17 19 21 24
BAB IV. 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7
PENDIDIKAN Angka Melek Huruf Penduduk yang Tidak/Belum Pernah Sekolah Angka Partisipasi Sekolah (APS) Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Kasar (APK) Putus Sekolah Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
29 30 34 35 38 40 41 43
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
x
4.8 4.9
Pendidikan bagi Anak-Anak Usia 0-6 Tahun (PAUD) Akte Kelahiran
44 46
BAB V. 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5
KESEHATAN Derajat Kesehatan Penduduk Fertilitas (Tingkat Kelahiran) Pemberian ASI dan Imunisasi Status Kesehatan Penduduk Pelayanan Kesehatan
49 49 51 53 58 62
BAB VI. 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6 6.7
KETENAGAKERJAAN Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Pengangguran Penduduk yang Bekerja Lapangan Pekerjaan Status Pekerjaan Tingkat Pendidikan Penduduk yang Bekerja Pekerja Anak
65 66 67 70 71 73 74 75
BAB VII. 7.1 7.2 7.3 7.4
SEKTOR PUBLIK Politik dan Legislatif Eksekutif Yudikatif Pegawai Negeri Sipil (PNS)
79 79 80 82 83
BAB VIII. 8.1 8.2 8.3
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Kualitas Rumah Tinggal Kelengkapan Fasilitas Pokok Rumah Akses pada Informasi
85 86 89 91
BAB IX. 9.1 9.2
ANAK PENYANDANG CACAT DAN ANAK TELANTAR Anak Penyandang Cacat Anak Telantar
95 95 99
LAMPIRAN TABEL
109
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
xi
DAFTAR GAMBAR ______________________________________________________________ Gambar 2.1 Piramida Penduduk Indonesia, 2009 (Perkotaan)
9
Gambar 2.2 Piramida Penduduk Indonesia, 2009 (Perdesaan)
10
Gambar 2.3 Piramida Penduduk Indonesia, 2009 (Perkotaan + Perdesaan)
10
Gambar 2.4 Persentase Luas Wilayah dan Penduduk menurut Pulau/ Kepulauan, 2009
15
Gambar 3.1 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
18
Gambar 3.2 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Rata-Rata Jumlah, Anggota RumahTangga 2009
20
Gambar 3.3 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Status Perkawinan, 2009
22
Gambar 3.4 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga yang Bekerja dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
25
Gambar 3.5 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga yang Bekerja dan Status Pekerjaan, 2009
26
Gambar 4.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas dan 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Jenis Kelamin, 2009
31
Gambar 4.2 Persentase Penduduk Berumur 7-17 Tahun yang Melek Huruf menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
33
Gambar 4.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas yang Belum/Tidak Pernah Sekolah menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
35
Gambar 4.4 Angka Partisipasi Sekolah (APS) 7-12 Tahun, 13-15 Tahun dan 16-18 Tahun menurut Jenis Kelamin, 2009
37
Gambar 4.5 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A, SMP/MTs/ Paket B dan SM/MA/Paket C menurut Jenis Kelamin, 2009
38
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
xii
Gambar 4.6 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A, SMP/MTs/ Paket B dan SM/MA/Paket C menurut Jenis Kelamin, 2009
40
Gambar 5.1 Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup menurut Jenis Kelamin, 2009
50
Gambar 5.2 Rata-rata Anak Lahir Hidup menurut Daerah Tempat Tinggal dan Kelompok Umur, 2009
53
Gambar 5.3 Persentase Balita Berumur 2-4 Tahun yang Pernah Diberi ASI menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
54
Gambar 5.4 Rata-rata Lama Pemberian ASI tanpa Makanan Tambahan dan ASI dengan Makanan Tambahan menurut Daerah Tempat Tinggal, 2009
56
Gambar 5.5 Persentase Balita yang Pernah Diimunisasi menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
57
Gambar 5.6 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Mengobati Sendiri menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
60
Gambar 5.7 Persentase Penduduk yang Mengobati Sendiri menurut Jenis Kelamin dan Jenis Obat yang Digunakan, 2009
61
Gambar 6.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk Berumur 15+ menurut Jenis Kelamin, 2009
66
Gambar 6.2 TPT Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2009
69
Gambar 6.3 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Seminggu yang Lalu menurut Jenis Kelamin dan Lapangan Pekerjaan Utama, 2009
72
Gambar 6.4 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Seminggu yang Lalu menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, 2009
73
Gambar 6.5 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2009
75
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
xiii
Gambar 7.1 Persentase Anggota MPR, DPR, dan DPD menurut Jenis Kelamin, 2009
80
Gambar 7.2 Banyaknya Menteri pada Kementerian di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II menurut Jenis Kelamin, 2009-2014
81
Gambar 7.3 Banyaknya Pimpinan pada Mahkamah Agung menurut Jenis Kelamin, 2009
82
Gambar 7.4 Banyaknya Pimpinan KPK menurut Jenis Kelamin, 2009
82
Gambar 7.5 Banyaknya Pimpinan Mahkamah Konstitusi menurut Jenis Kelamin, 2009
82
Gambar 7.6 Banyaknya Pimpinan Komisi Yudisial menurut Jenis Kelamin, 2009
83
Gambar 7.7 Jumlah PNS yang Menduduki Jabatan Eselon 1-5 menurut Jenis Kelamin, 2010
84
Gambar 8.1 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Beberapa Indikator Kualitas Perumahan,2009 Gambar 8.2 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Beberapa Fasilitas Perumahan, 2009
88
Gambar 8.3 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Fasilitas Teknologi Informasi menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Jenis Fasilitas, 2009
92
Gambar 8.4 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Fasilitas Internet menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Lokasi/Media Akses Internet, 2009
93
Gambar 9.1 Persentase Penyandang Cacat Berumur 5 Tahun ke Atas menurut Partisipasi Sekolah dan Kelompok Umur, 2009 Gambar 9.2 Persentase Anak Berumur 5-17 Tahun menurut Kategori Ketelantaran, 2009
99
Gambar 9.3 Persentase Anak Telantar Berumur 10-17 Tahun menurut Kegiatan Seminggu yang Lalu, 2009
91
103 105
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
xiv
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
xv
DAFTAR TABEL ______________________________________________________________
Tabel 2.1 Distribusi Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, 2009
11
Tabel 2.2 Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur Sekolah, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, 2009
16
Tabel 3.1 Persentase Rumah Tangga menurut Daerah Tempat Tinggal, Kelompok Umur, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Status Perkawinan, 2009
23
Tabel 4.1 Angka Putus Sekolah Tingkat SD, SMP dan SM menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin, dan Kelompok Umur, 2009
42
Tabel 4.2 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2009
44
Tabel 4.3 Persentase Anak Berumur 0-6 Tahun yang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2009
45
Tabel 4.4 Persentase Anak Berumur 0-6 Tahun menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin, dan Apakah Mempunyai Akte Kelahiran, 2009
47
Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Perempuan dan Anak Lahir Hidup menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
52
Tabel 5.2 Persentase Balita 12-23 Bulan yang Pernah Mendapat ASI Saja 6 Bulan atau Lebih menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
55
Tabel 5.3 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Terganggu Aktivitasnya Sehari-hari menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
58
Tabel 5.4 Persentase Anak Berumur 17 Tahun ke Bawah yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan Terganggu Aktifitas Sehari-hari menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
59
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
xvi
Tabel 5.5 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan di Fasilitas Kesehatan menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
62
Tabel 5.6 Persentase Balita menurut Penolong Kelahiran Terakhir, Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
63
Tabel 6.1 Tingkat Pengangguran Terbuka Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2009
68
Tabel 6.2 Persentase Penduduk Berumur 15+ menurut Jenis Kegiatan Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin, 2009
71
Tabel 6.3 Persentase Penduduk Berumur 10-17 Tahun yang Bekerja Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009
77
Tabel 9.1 Perkiraan Jumlah (ribuan) dan Persentase Penyandang Cacat menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
97
Tabel 9.2 Perkiraan Jumlah (ribuan) dan Persentase Penyandang
98
Cacat menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, 2009 Tabel 9.3 Variabel-variabel untuk Menentukan Derajat Ketelantaran
101
Tabel 9.4 Perkiraan Jumlah dalam (ribuan) dan Persentase Anak menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin dan Kategori Ketelantaran, 2009
101
Tabel 9.5 Persentase Anak Berumur 7-17 Tahun menurut Kategori Ketelantaran,Daerah Tempat Tinggal dan Partisipasi Sekolah, 2009
104
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
xvii
_____________________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya harus memberikan keadilan dan kemakmuran
kepada semua masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, kepada yang kaya maupun yang miskin. Namun disadari bahwa keterlibatan perempuan dalam proses pembangunan, sebagian masih belum maksimal, sebagai contoh dari 30 orang menteri yang memimpin kementerian pada periode 2009-2014, sebanyak 26 orang adalah lakilaki dan hanya 4 orang perempuan. Kemudian dari setiap 100 orang kepala desa, sebanyak 96 orang adalah laki-laki dan hanya 4 orang perempuan (Statistik Podes, 2008).
Padahal dari sebanyak 231,4 juta penduduk Indonesia pada tahun 2009,
sekitar 50 persennya adalah perempuan atau sex ratio-nya 100,2 (Statistik Indonesia, 2009). Gambaran di atas mengindikasikan masih adanya pembedaan peran antara laki-laki dan perempuan. Pembedaan peran, status tanggung jawab, dan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan seperti ini sering menciptakan ketidakadilan, misalnya rata-rata upah pekerja perempuan di sektor industri pengolahan dengan pendidikan lulusan universitas hanya 2,56 juta rupiah, jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki, 3,99 juta rupiah (BPS, Sakernas Februari 2009). Sehingga hal ini dapat dikatakan terdapat ketidakadilan gender.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
1
_____________________________________________________________________________________
Istilah “Gender” digunakan untuk menjelaskan perbedaan peran perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan.
Gender adalah
pembedaan peran, kedudukan, tanggung jawab, dan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas menurut norma, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan masyarakat. Contoh laki-laki lebih pantas menjadi pemimpin masyarakat, sementara perempuan lebih pas melakukan pekerjaan rumah tangga.
Namun
“Gender” tidak sama dengan kodrat. Kodrat adalah sesuatu yang ditetapkan oleh Tuhan YME, sehingga manusia tidak mampu untuk merubah atau menolak. Sementara itu, kodrat bersifat universal, misalnya melahirkan, menstruasi dan menyusui adalah kodrat bagi perempuan, sementara mempunyai sperma adalah kodrat bagi laki-laki. Ketidakadilan gender merupakan kondisi tidak adil akibat dari sistem dan struktur sosial, sehingga perempuan maupun laki-laki menjadi korban dari pada sistem tersebut. Laki-laki dan perempuan berbeda hanya karena kodrat antara laki-laki dan perempuan berbeda. Keadilan gender akan dapat terjadi jika tercipta suatu kondisi di mana porsi dan siklus sosial perempuan dan laki-laki setara, serasi, seimbang dan harmonis. Pengarus Utamaan Gender (PUG) adalah strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional. PUG ditujukan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender yang merupakan upaya untuk menegakkan hak-hak perempuan dan laki-laki atas kesempatan yang sama, pengakuan yang sama dan penghargaan yang sama di masyarakat. Karenanya perlu dibentuk mekanisme untuk formulasi kebijakan dan program yang responsif gender, yaitu program yang dilakukan untuk mengakomodir
2
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
kebutuhan laki-laki dan perempuan dengan ketersediaan DATA TERPILAH sehingga intervensi yang dilakukan dapat tepat sasaran.
1.2
Tujuan Menyimak latar belakang penyusunan publikasi ini, maka tujuan disusunnya
publikasi ini adalah untuk menyajikan data terpilah yang dapat menginformasikan lebih jelas kondisi perempuan dibanding laki-laki yang terkait dengan masalah kependudukan, masalah kerumahtanggaan, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sektor publik, serta perumahan dan lingkungan. Data tentang anak yang berkaitan dengan hak anak seperti pendidikan, kesehatan dan dilengkapi dengan anak terlantar dan penyandang cacat.
1.3
Sistematika Penyajian Secara sistematis publikasi ini disajikan dalam sembilan bab, pada masing-
masing bab menerangkan bahasan yang berbeda. Bab pertama disajikan pendahuluan, yang berisi latar belakang penyusunan publikasi, maksud dan tujuan, serta sistematika penyajiannya. Delapan bab berikutnya secara berturut-turut menyajikan gambaran mengenai kondisi perempuan dibandingkan laki-laki, dan anakanak umur 0-17 tahun di Indonesia, pada beberapa bab dapat disajikan sampai dengan level provinsi. Bab kedua menerangkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah kependudukan, yang terdiri dari potret kependudukan Indonesia hasil proyeksi penduduk berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2000, yang dirinci menurut provinsi dan jenis kelamin. Pada bab ini juga diterangkan struktur umur penduduk menurut jenis
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
3
_____________________________________________________________________________________
kelamin yang disajikan dalam bentuk piramida penduduk dan dibedakan menurut daerah perkotaan maupun pedesaan. Dalam bab ini juga diterangkan secara khusus penduduk golongan muda, yaitu umur 0-17 tahun yang juga dibedakan menurut kelompok umur, diantaranya umur 0-4 tahun, 5-6 tahun, 7-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-17 tahun, serta menurut jenis kelamin dan daerah tempat tinggal. Pada bab ini, bahasan khusus untuk penduduk golongan dewasa juga disajikan menurut kelompok umur lima tahunan dan jenis kelamin. Penyajian lainnya adalah penduduk laki-laki maupun perempuan yang dibedakan menurut kelompok umur produktif (15-64 tahun), kelompok umur anak-anak (0-14 tahun), dan kelompok umur lansia (65 tahun atau lebih). Secara umum juga dijelaskan bahwa Pulau Jawa, yang luas wilayahnya terdiri dari 6,8 persen atas keseluruhan luas wilayah Indonesia, namun ternyata mempunyai jumlah penduduk sebanyak 57,7 persen dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia. Bab ketiga membahas karakteristik kepala rumah tangga berdasarkan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Berdasarkan hasil Susenas 2009, secara nasional persentase kepala rumah tangga perempuan ada sebanyak 14,17 persen. Pada umumnya jumlah anggota rumah tangga dengan kepala rumah tangga laki-laki lebih banyak daripada kepala rumah tangga perempuan dengan perbandingan 4 berbanding 3. Dilihat dari status perkawinan kepala rumah tangga, sebagian besar kepala rumah tangga perempuan berstatus cerai, baik cerai hidup (14,08 persen) ataupun cerai mati (69,70 persen). Sedangkan kepala rumah tangga laki-laki sebagian besar berstatus kawin (94,64 persen). Ada sebanyak 60,54 persen kepala rumah tangga perempuan yang bekerja, lebih rendah dari persentase kepala rumah tangga laki-laki yang bekerja (lebih dari 90 persen)
4
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Pada bab keempat diterangkan masalah pendidikan penduduk Indonesia, yang meliputi angka melek huruf penduduk laki-laki dibandingkan penduduk perempuan, untuk kelompok umur 10 tahun ke atas maupun 15 tahun ke atas. Selanjutnya diterangkan tentang penduduk umur 10 tahun ke atas yang tidak atau pernah bersekolah, dimana untuk laki-laki hanya 3,84 persen sementara untuk perempuan mencapai 9,41 persen. Bahasan berikutnya adalah menerangkan tentang angka partisipasi sekolah untuk umur 7-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-18 tahun. Untuk kelompok umur 7-12 tahun dan 13-15 tahun menunjukkan partisipasi sekolah perempuan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki, sementara untuk kelompok umur 16-18 tahun menunjukkan hal yang sebaliknya. Pada bab ini juga dibahas angka partisipasi murni dan angka partisipasi kasar, serta angka putus sekolah, di mana diterangkan bahwa angka putus sekolah menunjukkan angka yang makin tinggi sejalan dengan tingginya jenjang pendidikan. Salah satu hal penting ditunjukkan pada bahasan pada bab ini adalah bahwa angka putus sekolah penduduk umur 16-18 tahun adalah lebih tinggi laki-laki dibandingkan perempuan, sedangkan untuk mereka yang tinggal di daerah pedesaan menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan di daerah perkotaan. Selain itu, ditunjukkan pula pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk umur 15 tahun ke atas dan pendidikan usia dini untuk anak umur 0-6 tahun. Bab kelima membahas masalah kesehatan penduduk Indonesia, meliputi angka kematian bayi, angka harapan hidup, tingkat kelahiran, pemberian ASI dan imunisasi, serta status kesehatan penduduk yang diukur dengan ada tidaknya keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu meliputi beberapa jenis penyakit, seperti panas, batuk, pilek, asma/napas sesak, diare, sakit kepala, sakit gigi, dan keluhan kesehatan lainnya. Bahasan juga meliputi tingkat kesakitan, yaitu bagi mereka yang mengalami keluhan
kesehatan
dan
terganggu
kegiatan
sehari-harinya,
yang
secara
umum diterangkan bahwa persentase penduduk yang sakit lebih banyak laki-laki
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
5
_____________________________________________________________________________________
dibandingkan perempuan.
Bahasan pada bab ini diakhiri dengan menerangkan
tentang persentase balita menurut penolong kelahiran terakhir, di mana untuk daerah pedesaan masih cukup marak kejadian balita yang kelahirannya ditolong oleh dukun, yaitu mencapai lebih dari 31 persen. Bab keenam membahas masalah ketenagakerjaan, di mana sumber data utamanya adalah dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional. Pada bab ini diterangkan tentang tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), di mana secara umum TPAK laki-laki (83,65 persen) jauh lebih tinggi dibandingkan TPAK perempuan (hanya 50,99 persen), hal ini karena adanya peran ganda perempuan, selain bekerja juga harus mengasuh dan membesarkan anak-anak. Bahasan dilanjutkan dengan menerangkan tentang penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja, lapangan pekerjaan serta status pekerjaannya. Selain itu, diterangkan pula tentang tingkat pendidikan penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja dan juga tentang tingkat pengangguran. Pada bab ketujuh dibahas tentang sektor publik, yaitu menerangkan peranan perempuan dibandingkan laki-laki berkaitan dengan masalah politik, legislatif, dan eksekutif, serta yudikatif. Juga diterangkan tentang keterlibatan mereka sebagai pegawai negeri sipil. Pada bab delapan diterangkan tentang perumahan dan lingkungan, yang meliputi kualitas rumah tinggal dan kelengkapan fasilitas pokok rumah yang ditempati oleh rumah tangga yang dikepalai oleh laki-laki maupun rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan. Pada bab terakhir diuraikan tentang anak penyandang cacat dan anak telantar, yang meliputi jumlah penyandang cacat menurut kelompok umur dan partisipasi sekolah juga jumlah anak telantar menurut kelompok umur dan partisipasi sekolah.
6
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
KEPENDUDUKAN
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan pembangunan, penduduk merupakan faktor penentu, karena tidak hanya berperan sebagai perilaku tetapi juga sebagai sasaran pembangunan. Oleh karena itu, pengelolaan penduduk perlu diarahkan pada pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas, serta pengarahan mobilitas sehingga mempunyai ciri-ciri dan karakteristik yang menunjang kegiatan pembangunan. Permasalahan kependudukan seperti jumlah, komposisi, dan distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin harus selalu dipantau perkembangannya. Informasi yang dipilah berdasarkan jenis kelamin dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai seberapa besar jumlah penduduk perempuan dan laki-laki. Di sisi lain, informasi mengenai jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dapat memberikan gambaran berapa jumlah penduduk yang termasuk dalam penduduk golongan muda atau golongan tua. Perkiraan jumlah penduduk Indonesia tahun 2009 yang digunakan sebagai dasar untuk penyusunan tabulasi hasil Susenas 2009 adalah sebesar 230,87 juta jiwa. Perkiraan jumlah penduduk ini dihitung berdasarkan Proyeksi Penduduk hasil Sensus Penduduk (SP) 2000.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
7
_____________________________________________________________________________________
2.1
Penduduk Indonesia Salah satu cara yang biasa digunakan untuk menggambarkan komposisi
penduduk menurut jenis kelamin dan golongan umur adalah dengan piramida penduduk, Piramida penduduk menunjukkan dengan jelas distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, nampak pada Gambar 2.1 - 2.3 bahwa penduduk Indonesia selain dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian juga dipengaruhi oleh adanya migrasi masuk dan keluar. Secara umum penduduk perempuan lebih banyak dibanding laki-laki, hal yang sama terjadi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Namun untuk kelompok umur 0-19 tahun dan kelompok umur 50-59 tahun jumlah penduduk laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan. Secara nasional sex ratio penduduk Indonesia adalah 98,15. Ini berarti bahwa dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki-laki. Bagi sebagian penduduk utamanya penduduk usia produktif, masih beranggapan bahwa daerah perkotaan jauh lebih menarik dibandingkan daerah perdesaan, terbukti dari Gambar 2.1 dan 2.2 yang memperlihatkan bahwa penduduk umur 20-24 dan 25-29 tahun lebih banyak berada di daerah perkotaan baik penduduk laki-laki (17,41 persen) maupun perempuan (17,71 persen) dibandingkan di daerah perdesaan yang hanya 14,56 persen penduduk laki-laki dan 15,22 persen penduduk perempuan. Hal ini sejalan dengan anggapan bahwa kesempatan kerja di daerah perkotaan jauh lebih banyak dibandingkan dengan kesempatan kerja di daerah perdesaan sehingga penduduk usia kerja lebih banyak berada di daerah perkotaan. Sementara itu komposisi penduduk Indonesia berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin, yang digambarkan dalam bentuk piramida penduduk menunjukkan bahwa frekuensi terbesar untuk penduduk laki-laki maupun perempuan berada pada
8
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
kelompok umur 5-9 dan 10-14 tahun (Gambar 2.3). Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kelahiran pada periode 5 dan 10 tahun yang lalu cukup tinggi. Berdasarkan angka mutlaknya diperoleh angka ketergantungan (dependency ratio) penduduk Indonesia sebesar 52,92. Artinya, setiap 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun) menanggung sekitar 53 orang penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas). Semakin besar angka ketergantungan, maka semakin besar pula beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif, hal ini dapat menjadi hambatan dalam upaya perkembangan daerah. Gambar 2.1
Piramida Penduduk Indonesia, 2009 (Perkotaan)
+75
1,34
70-74 65-69
1,57
1,80
Laki-laki
60-64
2,04
2,52
55-59
Perempuan
2,63
3,93
50-54
Kelompok Umur
1,78
1,28
3,73
5,31
45-49
5,26
6,09
40-44
6,39
6,90
7,21
35-39
7,80
8,22
30-34
7,89
8,26
25-29
9,01
20-24
9,12
8,40
15-19
8,59
9,06
10-14
8,76
9,49
5-9
8,71
9,81
0-4
9,15
9,38 12
11
10
8,60 9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Persentase/Percentage Persentase
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
9
_____________________________________________________________________________________
Gambar 2.2
Piramida Penduduk Indonesia, 2009 (Perdesaan)
+75
1,84
70-74 65-69
1,98
2,15
Laki-laki
60-64
2,49
2,93
55-59
Perempuan
3,15
3,91
50-54
Kelompok Umur
2,22
1,62
3,81
5,16
45-49
5,04
5,97
40-44
6,40
6,53
35-39
6,82
7,39
30-34
7,96
6,98
25-29
7,67
7,61
20-24
8,17
6,95
15-19
7,05
9,11
8,16
10-14 11,16 5-9
9,89
10,96
0-4
10,17 9,74
12
11
9,03
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Persentase/Percentage Persentase
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Gambar 2.3
Piramida Penduduk Indonesia, 2009 (Perkotaan + Perdesaan)
+75
1,60
70-74 65-69
1,78
1,98
Laki-laki
60-64
2,27
2,73
55-59
Perempuan
2,90
3,92
50-54
Kelompok Umur
2,01
1,46
3,77
5,23
45-49
5,15
6,03
40-44
6,39
6,71
35-39
7,00
7,59
30-34
8,08
7,42
25-29
7,95
8,28
20-24
8,63
7,65
15-19
7,79
9,09
10-14
10,35
5-9
10,40
0-4
8,45 9,32 9,67
9,56 12
11
10
8,82 9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Persentase/Percentage Persentase
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
10
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
2.2
Penduduk Golongan Muda (0-17 Tahun) Penduduk golongan usia muda, yaitu penduduk yang berumur 17 tahun ke
bawah. Di Indonesia jumlahnya mencapai 34,53 persen atau sepertiga lebih dari total penduduk Indonesia. Jika dirinci menurut jenis kelamin, nampak bahwa penduduk usia muda laki-laki lebih banyak dibandingkan penduduk usia muda perempuan yaitu 36.00 persen untuk laki-laki dan 33,09 persen untuk perempuan, atau sex ratio-nya adalah 106,85 yaitu dari setiap 100 penduduk usia muda perempuan terdapat 107 penduduk usia muda laki-laki. Tabel 2.1 Kelompok umur (tahun) (1)
Distribusi Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, 2009 Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
0-4 5-6 7-12 13-15 16-17 Jumlah (0-17 tahun)
9,38 3,64 11,77 5,66 3,79
8,60 3,42 10,84 5,35 3,61
8,99 3,53 11,30 5,51 3,70
9,74 4,03 13,66 6,43 3,81
9,03 3,79 12,32 5,71 3,41
9,38 3,91 12,99 6,07 3,61
9,56 3,84 12,74 6,06 3,80
8,82 3,61 11,61 5,54 3,51
9,19 3,73 12,17 5,80 3,65
34,24
31,82
33,03
37,67
34,26
35,95
36,00
33,09
34,53
18-44 45-59 ≥60 Jumlah (18+ tahun)
43,47 15,34 6,94
44,77 15,37 8,03
44,13 15,35 7,49
38,75 15,05 8,53
40,66 15,26 9,83
39,71 15,15 9,19
41,04 15,19 7,76
42,65 15,31 8,96
41,85 15,25 8,37
65,76
68,18
66,97
62,33
65,74
64,05
64,00
66,91
65,47
Total
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Jumlah
55 281 295
56 337 821
111 619 116 59 076 876 60 172 437
119 249 313 114 358 171 116 510 258 230 868 429
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
11
_____________________________________________________________________________________
2.3
Penduduk Golongan Dewasa Penduduk golongan dewasa adalah penduduk yang berumur 18 tahun ke
atas. Di Indonesia persentasenya mencapai 65,47 persen dari total seluruh penduduk Indonesia. Sedangkan jika dirinci menurut jenis kelamin penduduk dewasa perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki yaitu 66,91 persen berbanding 64,00 persen. Penduduk dewasa perempuan di perkotaan persentasenya mencapai 68,18 persen sedangkan laki-laki hanya 65,76 persen, sementara jumlah penduduk dewasa perempuan di perdesaan jumlahnya mencapai 65,74 persen sedangkan laki-laki hanya 62,33 persen.
2.3.1
Penduduk Pra Lansia (45-59 Tahun) Penduduk pra lansia adalah penduduk yang berumur 45-59 tahun. Pada
kelompok ini tidak ada perbedaan yang berarti antara laki-laki dan perempuan baik di daerah perkotaan maupun di perdesaan, semuanya berkisar di angka 15 persen.
2.3.2
Penduduk Lansia (60+ Tahun) Penduduk Lansia adalah penduduk yang berumur 60 tahun ke atas.
Pada golongan umur ini jumlahnya tidak lagi sebanyak golongan umur di bawahnya. Hal menarik yang dapat dilihat dari penduduk golongan ini adalah bahwa semua penduduk lansia baik di perkotaan maupun di perdesaan, jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki. Penduduk perempuan di perkotaan ada sebanyak 8,03 persen sedangkan penduduk laki-laki hanya 6,94 persen, demikian pula dengan keadaan di perdesaan dimana penduduk perempuan ada sebanyak 9,83 persen dan laki-laki hanya 8,53 persen.
12
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
2.3.3
Penduduk Produktif Komposisi penduduk yang dipilah menurut golongan usia produktif (15-64
tahun) dan tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas), terlihat bahwa 29,06 persen penduduk Indonesia berusia muda (umur 0-14 tahun), 65,39 persen yang termasuk usia produktif (umur 15-64 tahun), dan hanya 5,55 persen yang berumur 65 tahun lebih. Proporsi penduduk usia produktif tertinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta (71,47 persen) dan terendah di Nusa Tenggara Timur (57,38 persen). Hal ini menunjukkan bahwa angka ketergantungan di DKI Jakarta lebih rendah dibandingkan di Nusa Tenggara Timur. Proporsi penduduk usia muda tidak produktif tertinggi berada di Nusa Tenggara Timur (37,25 persen) dan terendah di DI Yogyakarta (21,64 persen). Sebaliknya penduduk usia tua tidak produktif tertinggi di Provinsi DI Yogyakarta (10,50 persen) dan terendah di Papua (1,09 persen).
Tingginya persentase
penduduk usia muda tidak produktif di Nusa Tenggara Timur menunjukkan bahwa provinsi tersebut didominasi penduduk usia muda, sehingga kebijakan dan programprogram pembangunan seyogyanya difokuskan pada aspek-aspek yang berkaitan bagi penduduk usia muda. Sebaliknya sedikit penduduk usia tua di Provinsi Papua mengindikasikan program-program kesehatan dan pendidikan di provinsi ini masih harus lebih ditingkatkan lagi. Dilihat menurut jenis kelamin, komposisi penduduk produktif ternyata lebih banyak penduduk perempuannya dibandingkan penduduk laki-laki yaitu 66,12 persen berbanding 64,55 persen.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
13
_____________________________________________________________________________________
2.4
Rasio Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Salah satu indikator (petunjuk) pertumbuhan suatu bangsa tercermin dari
peningkatan persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Di negara maju sebagian besar penduduknya tinggal di daerah perkotaan. Keadaan di Indonesia merupakan kebalikannya, yaitu sebagian besar penduduknya tinggal di perdesaan. Namun demikian, penduduk yang tinggal di daerah perkotaan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Pada tahun 1980 penduduk perkotaan sebesar 22,4 persen
meningkat menjadi 30,9 persen pada tahun 1990 dan 48,3 persen pada tahun 2009. Jumlah penduduk Indonesia menurut Susenas 2009 adalah 230 868 429 orang. Dengan luas wilayah sekitar 1,9 juta kilometer persegi maka untuk setiap luas wilayah 1 kilometer persegi rata-rata dihuni oleh 121 orang penduduk. Pada tahun 1999, rata-rata banyaknya (kepadatan) penduduk per kilometer persegi masih 108 orang, sedangkan tahun 1980 dan 1990 (Sensus Penduduk), kepadatannya masih sebesar 77 dan 93 orang. Persebaran penduduk pada tahun 2009, baik antar pulau maupun antar daerah tampaknya masih timpang walaupun program transmigrasi masih terus berlangsung. Pulau Jawa yang luas wilayahnya hanya 129,4 ribu kilometer persegi dihuni oleh 133,1 juta penduduk. Sebaliknya Maluku dan Papua yang luasnya 495,0 ribu kilometer persegi hanya dihuni oleh 5,1 juta penduduk. Namun demikian, tingkat ketimpangannya sudah jauh menurun dibandingkan keadaan pada periode 1971-1980. Dilihat dari kepadatan penduduknya (Gambar 2.4), ada indikasi bahwa kawasan Indonesia bagian timur pertumbuhannya relatif lamban dibandingkan kawasan Indonesia bagian barat, terutama bila dibandingkan dengan pulau Jawa.
14
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Lain lagi halnya dengan komposisi penduduk dilihat menurut luas wilayah (pulau), maka terlihat suatu ketimpangan yang sangat besar antara penduduk yang mendiami pulau Jawa dengan penduduk yang mendiami pulau Papua. Pulau Jawa yang luasnya hanya 6,9 persen dari keseluruhan luas Indonesia didiami oleh 58,9 persen dari seluruh penduduk Indonesia, hal ini terjadi karena sejak dahulu Pulau Jawa terkenal karena kesuburannya, selain itu semua fasilitas (pendidikan, kesehatan, industri, dan lainnya) ada di Pulau Jawa sehingga menarik banyak penduduk dari manapun untuk datang ke Pulau Jawa. Gambar 2.4
Persentase Luas Wilayah dan Penduduk menurut Pulau/Kepulauan, 2009
60
57,7
50
Persen
40 30
28,5 25,2
25,9
21,4
20 9,9 10
6,8
3,8
5,4
5,9
7,3 2,2
0 Sumatera
Jawa
Nusa Kalimantan Tenggara Wilayah Penduduk
Sulawesi
Maluku & Papua
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Jika dilihat menurut banyaknya penduduk yang mendiami provinsi-provinsi di Indonesia, maka akan terlihat bahwa provinsi yang paling banyak penduduknya adalah Provinsi Jawa Barat (18,15 persen) kemudian Jawa Timur (15,65 persen) dan Jawa Tengah (14,01 persen) sementara provinsi yang penduduknya paling sedikit adalah
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
15
_____________________________________________________________________________________
Papua Barat (0,31 persen), Gorontalo (0,39 persen), dan Maluku Utara (0,42 persen), Banyaknya penduduk yang mendiami provinsi Jawa barat kemungkinan besar disebabkan Jawa Barat adalah daerah penyangga ibukota DKI Jakarta dimana banyak sekali penduduk yang bekerja di DKI Jakarta berdomisili di sekitar Jakarta yaitu Jawa Barat dan Banten. Jika dilihat menurut kelompok umur pada jenjang pendidikan SD (7-12 tahun), SMP (13-15 tahun), dan SMA (16-18 tahun) tidak terlihat adanya perbedaan yang cukup berarti antara laki-laki dan perempuan dimana laki-laki lebih banyak sekitar 1 persen dibandingkan perempuan. Demikian pula halnya jika dilihat menurut daerah tempat tinggal, dimana di daerah perkotaan penduduk laki-laki lebih banyak dibanding perempuan walaupun bedanya hanya 1 persen untuk masing-masing kelompok umur. Namun, tidak demikian halnya dengan di daerah perdesaan dimana perbedaannya cukup banyak antara laki-laki dan perempuan yaitu di atas 2 persen untuk semua kelompok umur. Tabel 2.2
Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur Sekolah, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, 2009
Perkotaan
Perkotaan + Perdesaan
Perdesaan
Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
7-12 13-15 16-18
51,58 50,95 50,63
48,42 49,05 49,37
52,11 52,51 52,13
47,89 47,49 47,87
51,87 51,79 51,39
48,13 48,21 48,61
Sumber : BPS RI – Susenas, 2009
16
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
RUMAH TANGGA
Dalam bab ini akan dibahas mengenai karakteristik kepala rumah tangga lakilaki dan perempuan, mulai dari persentase kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, status perkawinan dan status pekerjaan. Definisi rumah tangga yang biasa digunakan adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan tempat tinggal dan biasa tinggal bersama serta pengelolaan kebutuhan sehari-hari menjadi satu. Definisi rumah tangga berbeda dengan definisi keluarga, dalam masyarakat umum keluarga identik dengan kartu keluarga dan dalam satu keluarga biasanya terdiri dari bapak, ibu dan anak. Dalam satu rumah tangga bisa terdiri dari lebih satu keluarga.
3.1
Kepala Rumah Tangga Di dalam rumah tangga biasanya ditunjuk seorang yang bertanggungjawab
sebagai kepala rumah tangga. Umumnya di masyarakat kepala rumah tangga atau keluarga adalah laki-laki, namun ada juga kepala rumah tangga perempuan. Kepala rumah tangga adalah seseorang/penduduk berumur 10 tahun ke atas dari sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari dari rumah tangga tersebut atau orang yang dianggap/ditunjuk sebagai kepala rumah tangga.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
17
_____________________________________________________________________________________
Berdasarkan data Susenas 2009 kepala rumah tangga laki-laki sebanyak 85,83 persen dan perempuan yang menjadi kepala rumah tangga hanya 14,17 persen. Gambar 4.1 menunjukkan bahwa kepala rumah tangga laki-laki jauh lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan kepala rumah tangga perempuan. Hal ini terjadi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Jika kita bandingkan antara daerah perkotaan dan perdesaan persentase kepala rumah tangga perempuan, di daerah perkotaan lebih tinggi satu persen dibandingkan daerah perdesaan. Gambar 3.1
Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
100 86,51
85,11
85,83
80
Persen
60
40
20
14,89
14,17
13,49
0 Perkotaan
Perdesaan Laki-laki
Perkotaan + Perdesaan Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
18
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi dengan persentase kepala rumah tangga perempuan yang paling tertinggi yaitu 21,59 persen dibandingkan dengan provinsi lainnya. Sedangkan perempuan yang menjadi kepala rumah tangga di Provinsi Riau hanya 9,79 persen, merupakan persentase paling rendah dibandingkan provinsi lainnya. (Lampiran Tabel 3.1) Untuk daerah perdesaan, persentase kepala rumah tangga perempuan dengan persentase tertinggi yaitu 21,51 persen adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat, sedangkan daerah perkotaan adalah Provinsi DI Yogyakarta sebesar 22,09 persen.
3.2.
Anggota Rumah Tangga Pada umumnya dalam satu rumah tangga akan mempunyai kepala rumah
tangga dan anggota rumah tangga bila anggota rumah tangga terdiri lebih dari satu orang. Jika dalam satu rumah tangga hanya ada satu orang anggota rumah tangga maka anggota rumah tangga tersebut merangkap sebagai kepala rumah tangga. Hasil Susenas 2009 menunjukkan bahwa rata-rata banyaknya anggota rumah tangga adalah 3,92 atau 4 orang. Jumlah anggota rumah tangga dengan kepala rumah tangga laki-laki lebih banyak dibandingkan kepala rumah tangga perempuan. Rata-rata anggota rumah tangga kepala rumah tangga laki-laki adalah 4 orang, sedangkan kepala rumah tangga perempuan adalah 3 orang.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
19
_____________________________________________________________________________________
Gambar 3.2
Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Rata-Rata Jumlah Anggota Rumah Tangga, 2009
50 45,03 42,71
40
41,52 37,69
36,86
30,59
Persen
30
20,29
20 15,50
10
6,58
14,21
6,40
2,61
0 1
2-3 Laki-laki
Perempuan
4-5
6+
Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Rumah tangga dengan kepala rumah tangga laki-laki yang anggota rumah tangganya sebanyak 4-5 orang ada sebanyak 46,00 persen, sedangkan kepala rumah tangga perempuan sebanyak 20,28 persen. Pada rumah tangga dengan anggota rumah tangga sebanyak 2-3 orang terlihat bahwa rumah tangga dengan kepala rumah tangga perempuan lebih tinggi persentasenya dibandingkan laki-laki. Pada gambar tersebut juga terlihat bahwa kepala rumah tangga laki-laki dengan anggota rumah tangganya lebih dari 5 orang persentasenya jauh lebih tinggi dibandingkan kepala rumah tangga perempuan yaitu 15,50 persen berbanding 6,40 persen. Pola yang berbeda terjadi pada rumah tangga yang anggotanya hanya satu, yaitu dirinya sendiri. Pada rumah tangga tersebut, persentase kepala rumah tangga perempuan jauh lebih tinggi dibanding kepala rumah tangga laki-laki. Kepala rumah tangga perempuan yang tinggal sendiri 30,59 persen, sedankan kepala rumah tangga laki-laki hanya 2,61 persen.
20
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Tingginya persentase perempuan yang menjadi kepala rumah tangga kemungkinan karena kemandiriannya. Di daerah perkotaan terdapat 28,55 persen kepala rumah tangga perempuan yang tinggal sendiri, hal ini kemungkinan karena mereka adalah perempuan muda yang bekerja atau sekolah. Sementara itu di daerah perdesaan, kepala rumah tangga perempuan yang tinggal sendiri ada sebanyak 32,71 persen yang kemungkinan mereka adalah perempuan tua.
3.2.
Status Perkawinan Status perkawinan untuk penduduk berumur 10 tahun ke atas yang menjadi
kepala rumah tangga menunjukkan 2,87 persen berstatus belum kawin, 82,41 persen berstatus kawin, 2,65 persen berstatus cerai hidup dan 12,07 persen berstatus cerai mati. Dari hasil Susenas 2009, persentase tertinggi status perkawinan kepala rumah tangga adalah berstatus kawin. Persentase tertinggi kepala rumah tangga dengan status kawin sebagian besar adalah kepala rumah tangga laki-laki yang mencapai 94,64 persen. Perempuan yang menjadi kepala rumah tangga bila dilihat menurut status perkawinan sebagian besar adalah berstatus cerai, baik cerai hidup (14,08 persen) maupun cerai mati (69,70 persen). Fenomena ini menunjukkan bahwa perempuan menjadi kepala rumah tangga jika sudah tidak mempunyai suami atau berstatus cerai. Hal ini menunjukkan, bila perempuan masih bersuami, sangat kecil kemungkinannya menjadi kepala rumah tangga. Keadaan ini berhubungan erat dengan budaya patrialisme yang ada di negeri ini, yaitu suami merupakan kepala rumah tangga, meskipun yang menopang biaya hidup sehari-hari rumah tangga adalah isteri.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
21
_____________________________________________________________________________________
Gambar 3.3
Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Status Perkawinan, 2009
100
94,64 82,41
80 69,70
Persen
60
40
20
14,08 2,04
12,07
8,32
7,90 2,87
0,76
2,65
2,56
0 Belum kawin Laki-laki
Kawin Perempuan
Cerai Hidup
Cerai Mati
Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Perbandingan menurut kelompok umur memperlihatkan bahwa kepala rumah tangga laki-laki pada semua kelompok umur umumnya berstatus kawin, sedangkan kepala rumah tangga perempuan terdapat perbedaan status perkawinan per kelompok umur. Pada kepala rumah tangga yang berumur 10-24 tahun terdapat 45,69 berstatus belum kawin. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan yang berstatus kawin (52,44 persen). Pada kelompok ini, perempuan yang menjadi kepala rumah tangga jauh lebih tinggi persentasenya dibandingkan kepala rumah tangga laki-laki, 83,53 persen berbanding 33,79 persen. Pada kelompok umur 25-44 tahun, perempuan yang menjadi kepala rumah tangga paling banyak berstatus cerai mati (31,73 persen). Persentase kepala rumah tangga perempuan yang berstatus cerai hidup sedikit lebih rendah dari cerai mati, yaitu 29,69 persen. Pada kelompok umur yang lebih tua, yaitu 45-59 tahun dan 60 tahun ke atas, persentase kepala rumah tangga perempuan yang
22
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
berstatus cerai mati semakin tinggi, yaitu 73,59 persen dan 91,47 persen. Pola ini sama pada daerah perkotaan dan perdesaan. Tabel 3.1
Daerah Tempat Tinggal (1)
Persentase Rumah Tangga menurut Daerah Tempat Tinggal, Kelompok Umur, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Status Perkawinan, 2009 Laki-laki
Kelompok
Perempuan Total
Umur Belum kawin
Kawin
Cerai hidup Cerai mati
Total Belum kawin
Kawin
Cerai hidup Cerai mati
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
10-24
52,43
47,39
0,08
0,10
100,00
91,63
4,11
3,30
0,97
100,00
25-44
3,03
95,89
0,72
0,36
100,00
21,24
20,57
30,22
27,97
100,00
45-59
0,63
96,22
0,91
2,23
100,00
3,23
6,52
17,38
72,88
100,00
60+
0,31
88,37
0,84
10,48
100,00
1,35
2,08
5,04
91,52
100,00
Total
3,15
93,62
0,79
2,45
100,00
12,58
7,45
14,25
65,72
100,00
10-24
11,15
88,38
0,29
0,18
100,00
42,37
37,71
15,46
4,46
100,00
25-44
1,28
97,49
0,69
0,54
100,00
5,73
29,32
29,11
35,83
100,00
45-59
0,40
96,47
0,78
2,36
100,00
2,30
6,72
16,62
74,36
100,00
60+
0,28
89,56
0,82
9,34
100,00
1,18
1,85
5,55
91,43
100,00
Total
1,02
95,59
0,73
2,66
100,00
3,03
9,23
13,91
73,83
100,00
Perkotaan +
10-24
33,79
65,89
0,18
0,14
100,00
83,53
9,63
5,29
1,55
100,00
Perdesaan
25-44
2,13
96,71
0,70
0,45
100,00
13,82
24,75
29,69
31,73
100,00
45-59
0,51
96,35
0,84
2,30
100,00
2,78
6,62
17,01
73,59
100,00
60+
0,29
89,04
0,83
9,84
100,00
1,26
1,96
5,32
91,47
100,00
Total
2,04
94,64
0,76
2,56
100,00
7,90
8,32
14,08
69,70
100,00
Perkotaan
Perdesaan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Hal yang menarik untuk dilihat adalah perbandingan kepala rumah tangga perempuan antar daerah pada kelompok umur 10-24. Di daerah perkotaan, mayoritas (91,63 persen) mereka berstatus belum kawin, sedangkan di daerah perdesaan hanya setengahnya (42,37 persen) berstatus belum kawin. Sebaliknya, mereka yang berstatus kawin, cerai hidup ataupun cerai mati di perdesaan jauh lebih banyak dibandingkan di daerah perkotaan.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
23
_____________________________________________________________________________________
3.3
Status Pekerjaan Pada umumnya dalam sebuah rumah tangga yang bertanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga adalah kepala rumah tangga. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut kepala rumah tangga harus mempunyai pendapatan, yang diperoleh dengan bekerja. Dari hasil Susenas 2009, kepala rumah tangga yang bekerja ada sebanyak 87,74 persen. Lebih dari 90 persen kepala rumah tangga lakilaki bekerja, sedangkan kepala rumah tangga perempuan yang bekerja hanya 60,54 persen. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga kepala rumah tangga perempuan yang tidak bekerja menggantungkan hidupnya kepada orang lain (39,46 persen). Gambar 3.4
Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga yang Bekerja dan Daerah Tempat Tinggal, 2009 94,80
100
90,92
89,46
92,23 87,74
84,36 80 66,03 60,54 55,24
Persen
60
40
20
0 Perkotaan Laki-laki
Perdesaan Perempuan
Perkotaan + Perdesaan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
24
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Persentase kepala rumah tangga perempuan yang tidak bekerja di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan. Keadaan ini dapat disebabkan karena kepala rumah tangga perempuan yang bekerja di daerah perkotaan dengan status belum kawin persentasenya lebih tinggi (12,58 persen) dibandingkan dengan yang di perdesaan (3,03 persen). Pada umumnya sebagian besar perempuan tersebut masih sekolah dan tinggal sendiri. Pada sebagian besar provinsi, kepala rumah tangga perempuan yang bekerja berkisar antara 40 sampai dengan 70 persen. Provinsi Papua Barat dan Papua merupakan provinsi dengan persentase paling tinggi yaitu 78,61 persen dan 78,27 persen untuk kepala rumah tangga perempuan yang bekerja. Persentase yang terendah diantara provinsi lainnya untuk kepala rumah tangga perempuan yang bekerja adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu 48,19 persen. Kepala rumah tangga perempuan yang bekerja di daerah perdesaan mencapai 80 persen, Provinsi Papua Barat (86,79 persen) dan Papua (87,95 persen) merupakan provinsi dengan persentase paling tinggi dibandingkan provinsi lainnya, sedangkan provinsi dengan persentase paling rendah adalah Provinsi Kepulauan Riau (28,29 persen). Untuk daerah
perkotaan, Provinsi Bali merupakan provinsi dengan
persentase paling tinggi kepala rumah tangga perempuan yang bekerja dibandingkan dengan provinsi lainnya yaitu 73,93 persen, dan yang paling rendah adalah Provinsi Kalimantan Barat (44,42 persen). Status pekerjaan menunjukkan kedudukan dalam bekerja. Status pekerjaan secara umum terbagi menjadi dua, yaitu pengusaha dan pekerja. Pengusaha dibagi menjadi 3 kategori, yaitu berusaha sendiri, berusaha dibantu pekerja tidak dibayar, dan berusaha dibantu pekerja dibayar. Sementara itu pekerja dibagi menjadi 3 kategori, pekerja tidak dibayar, pekerja bebas, dan buruh/karyawan. Status pekerjaan dapat juga memperlihatkan tingkat pendapatan. Pekerja yang berusaha dengan dibantu oleh pekerja/buruh dibayar umumnya adalah pengusaha yang pendapatannya lebih stabil
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
25
_____________________________________________________________________________________
dibandingkan dengan status pekerjaan berusaha sendiri dan berusaha dengan dibantu oleh pekerja/buruh tidak dibayar. Sementara itu, buruh/karyawan pendapatannya lebih baik dibanding pekerja bebas. Kepala rumah tangga perempuan yang bekerja paling banyak berstatus berusaha sendiri (38,14 persen), sedangkan kepala rumah tangga laki-laki paling banyak bekerja berstatus sebagai buruh/karyawan (32,45 persen). Artinya kepala rumah tangga perempuan ini bekerja sendiri tanpa dibantu orang lain, baik anggota rumah tangga ataupun orang lain. Biasanya pendapatan yang diperoleh tidak tetap dan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja. Gambar 3.5
Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga yang Bekerja dan Status Pekerjaan, 2009
40
38.14
32.45
30
Persen
24.77
25.38 21.74
21.35
20 13.39 11.66
10 4.78 3.59
1.78 0.96
0
Laki-laki
Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
26
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Bila melihat antara kepala rumah tangga perempuan dan laki-laki yang bekerja, kepala rumah tangga perempuan persentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan kepala rumah tangga laki-laki hanya pada status berusaha sendiri, pekerja bebas dan pekerja keluarga. Pada status pekerjaan berusaha dibantu buruh tetap, berusaha dibantu buruh tidak tetap dan status buruh/karyawan, kepala rumah tangga laki-laki persentasenya lebih tinggi dari perempuan. Pola ini terjadi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum kepala rumah tangga laki-laki yang bekerja lebih baik status pekerjaannya dibandingkan kepala rumah tangga perempuan yang bekerja. Kepala rumah tangga perempuan yang bekerja dengan status berusaha sendiri di Provinsi Sulawesi Barat mencapai 51,42 persen dan merupakan persentase tertinggi dibandingkan provinsi lainnya. Status pekerjaan buruh/karyawan di Provinsi Riau dengan persentase sebesar 53,56 merupakan persentase paling tinggi dari provinsi lainnya untuk kepala rumah tangga perempuan yang bekerja. Untuk pekerja bebas yang paling tinggi persentasenya dibandingkan provinsi lain adalah pada Provinsi NTB dengan persentase sebesar 33,54 persen dan untuk pekerja keluarga/ pekerja tak dibayar persentase tertinggi adalah Provinsi Papua (5,59 persen). Provinsi yang paling tinggi persentase status pekerjaan berusaha dengan buruh tidak tetap dari kepala rumah tangga perempuan persentase paling tinggi adalah Nusa Tenggara Timur (44,44 persen), sedangkan yang berusaha dengan buruh tetap adalah Gorontalo dengan persentase sebesar 5,91.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
27
_____________________________________________________________________________________
28
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
PENDIDIKAN
Salah satu keberhasilan pembangunan suatu negara, tidak terlepas dari dukungan sumber daya manusia yang berkualitas. SDM yang berkualitas salah satunya dapat diukur dari kualitas pendidikan masyarakatnya. Indikator pendidikan seperti kemampuan membaca dan menulis, partisipasi sekolah, angka putus sekolah dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan merupakan angka yang dapat menunjukkan tingkat kualitas sumber daya manusia. Semakin meningkatnya pendidikan masyarakat semakin berkualitas masyarakatnya dan akan semakin baik tingkat kesejahteraannya, karena dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas akan lebih optimal berpartisipasi dalam pembangunan menuju kesejahteraan bangsa. Meningkatkan pendidikan masyarakat telah dicanangkan oleh pemerintah dalam berbagai program dengan membuka kesempatan dan memberikan akses serta menyediakan sarana dan prasarana dalam bidang pendidikan kepada masyarakat untuk memperoleh pendidikan. Program GNOTA, wajib belajar 6 tahun yang diikuti wajib belajar 9 tahun, serta program BOS merupakan usaha pemerintah untuk mendukung semakin baik dan meningkatnya kualitas SDM di tanah air. Kesempatan memperoleh pendidikan diberikan kepada seluruh masyarakat baik laki-laki maupun perempuan, karena pembangunan yang akan dilaksanakan oleh
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
29
_____________________________________________________________________________________
SDM yang berkualitas tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan. Dengan jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari laki-laki, maka peran perempuan tidak bisa dipandang sebelah mata. Tanpa mengesampingkan peran laki-laki dalam rumah tangga sebagai kepala rumahtangga dan yang bertanggung jawab terhadap keluarga, maka peran perempuan dalam keluarga untuk menciptakan kader-kader bangsa memegang peranan yang sangat penting sebagai ibu dari anak-anak. Ibu yang berkualitas diharapkan akan menghasilkan anak-anak yang lebih berkualitas. Bagaimana peran dan kedudukan perempuan dalam memperoleh akses, juga peran serta dalam pembangunan khususnya dalam bidang pendidikan serta sampai seberapa jauh pendidikan telah diakses oleh perempuan dan anak akan diulas pada bab ini. Data dan informasi ini diharapkan dapat mengidentifikasi kondisi dan perkembangan keadaan perempuan dan laki-laki serta anak yang akan lebih memberi informasi dan membantu para pengambil keputusan untuk kebijakan pemerintah agar tepat sasaran dalam memberdaya peran perempuan dalam pembangunan juga dalam mengevaluasi dampak intervensi pembangunan terhadap perempuan dan laki-laki termasuk anak.
4.1
Angka Melek Huruf Kemampuan membaca dan menulis merupakan kemampuan dasar dari
penduduk dalam upaya meningkatkan kualitas dan hidup yang lebih sejahtera. Dengan kemampuan membaca dan menulis semakin terbuka kesempatan untuk menambah pengetahuan dan mendapatkan informasi. Tingkat kemampuan membaca dan menulis dari penduduk dapat dilihat dari angka melek huruf. Program
pemerintah
yang
mendukung
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat melalui program pendidikan untuk mengurangi bahkan menghilangkan
30
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
penduduk yang buta huruf antara lain dengan diadakan program pembinaan perpustakaan dan pengembangan budaya bangsa untuk menumbuhkan minat dan kegemaran membaca, yaitu dengan mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dengan tujuan memelihara kemampuan membaca masyarakat yang telah terbebas dari buta huruf sehingga tidak kembali buta huruf. Program lainnya yang sudah berjalan dalam upaya pemberantasan buta huruf adalah program pemberantasan buta aksara dan program keaksaraan fungsional. Kemampuan membaca dan menulis penduduk perempuan dan laki-laki dapat dilihat dari angka melek huruf atau kebalikannya yaitu angka buta huruf. Tahun 2009, angka melek huruf secara nasional sudah mencapai 93,41 persen untuk penduduk berumur 10 tahun ke atas dan 92,58 persen untuk penduduk berumur 15 tahun ke atas. Gambar 4.1 100
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas dan 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf menurut Jenis Kelamin, 2009 96,12 90,80
93,41
95,65 89,68
92,58
80
Persen
60
40
20
0 10 tahun ke atas Laki-laki
15 tahun ke atas Perempuan
Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
31
_____________________________________________________________________________________
Angka melek huruf laki-laki lebih tinggi dibandingkan angka melek huruf perempuan baik pada penduduk umur 10 tahun ke atas maupun umur 15 tahun ke atas. Persentase penduduk laki-laki berumur 10 tahun ke atas sudah mampu membaca dan menulis sebesar 96,12 persen sedangkan penduduk perempuan persentasenya masih lebih rendah yaitu hanya sebesar 90,80 persen. Hal yang sama terjadi pada penduduk berumur 15 tahun ke atas. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa tingkat kemampuan membaca dan menulis laki-laki masih lebih baik dibandingkan perempuan walaupun perbedaan tersebut tidak terlalu besar. Bila melihat kemampuan membaca dan menulis antar provinsi baik untuk penduduk berumur 10 tahun ke atas maupun 15 tahun ke atas, penduduk laki-laki persentasenya masih lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan. Pada Provinsi Sulawesi Barat walaupun persentasenya relatif hampir sama, tetapi penduduk perempuan berumur 15 tahun ke atas yang melek huruf lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan laki-laki yaitu 95,77 persen berbanding 95,66 persen (Lampiran Tabel 4.2). Provinsi Sulawesi Utara merupakan provinsi yang persentasenya penduduk melek hurufnya paling tinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya. Sedangkan provinsi dengan persentase penduduk yang melek hurufnya paling rendah adalah Provinsi Papua. Persentase penduduk di daerah perkotaan sudah lebih banyak yang melek huruf dibandingkan dengan penduduk daerah perdesaan akan tetapi perbedaan antara penduduk laki-laki dan perempuan secara umum polanya sama, angka melek huruf laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan angka melek huruf perempuan. Masih rendahnya angka melek huruf perempuan dibandingkan dengan angka melek huruf laki-laki menunjukkan bahwa masih perlu ditingkatkannya program pemberantasan buta huruf untuk perempuan agar semakin menurun perempuan yang masih buta huruf. Semakin meningkatnya perempuan yang melek huruf akan semakin
32
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
membuka peluang perempuan untuk memperoleh wawasan dan informasi yang lebih luas sehingga menciptakan semakin banyaknya perempuan yang berkualitas. Semakin banyaknya perempuan yang berkualitas diharapkan akan dapat menghasilkan generasi yang lebih baik. Dari perempuan yang berkualitas akan lahir anak-anak generasi penerus bangsa yang lebih baik dan berkualitas. Anak merupakan aset bangsa yang akan menjadi modal dan sumber pembangunan yang akan datang. Dengan kualitas yang baik anak-anak generasi penerus akan menjadi SDM yang baik dan berkualitas dalam pembangunan bangsa. Kemampuan membaca dan menulis penduduk berumur 7-17 tahun atau penduduk yang tergolong anak pada tahun 2009 adalah sebesar 96,94 persen. Kemampuan membaca dan menulis anak perempuan lebih baik dibandingkan dengan anak laki-laki, hal ini dapat dilihat dari persentase melek huruf anak perempuan sebesar 97,27 persen dan anak laki-laki sebesar 96,64 persen. Gambar 4.2
Persentase Penduduk Berumur 7-17 Tahun yang Melek Huruf menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
100 98,24
98,69 98,46
95,31
96,05 95,66
96,64
97,27
96,94
80
Persen
60
40
20
0 Perkotaan Laki-laki
Perdesaan Perempuan
Perkotaan+Perdesaan
Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
33
_____________________________________________________________________________________
Pola yang sama terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan dimana persentase penduduk perempuan berumur 7-17 tahun yang melek huruf lebih tinggi dibandingkan penduduk laki-laki berumur 7-17 tahun. Di daerah perkotaan penduduk berumur 7-17 tahun yang melek huruf lebih baik bila dibandingkan dengan yang di perdesaan. Hasil Susenas 2009 menunjukkan bahwa penduduk berumur 7-17 tahun yang melek huruf pada semua provinsi telah mencapai lebih dari 90 persen, hanya Provinsi Papua Barat yang baru mencapai 88,60 persen dan Papua 75 persen. Secara umum penduduk perempuan berumur 7-17 tahun yang melek huruf persentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki, namun pada Provinsi Kepulauan Riau, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua persentase penduduk laki-laki yang melek huruf lebih tinggi dibanding perempuan.
4.2
Penduduk yang Tidak/Belum Pernah Sekolah Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang belum atau tidak
pernah sekolah menunjukkan bahwa masih adanya penduduk yang belum memperoleh kesempatan pendidikan. Ada sebanyak 6,67 persen penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah dengan 9,41 persen penduduk perempuan dan 3,84 persen penduduk laki-laki. Tingginya persentase penduduk perempuan yang tidak dan belum pernah sekolah dibandingkan dengan penduduk lakilaki menunjukkan bahwa masih banyak penduduk perempuan yang belum atau tidak menikmati pendidikan yang seharusnya menjadi hak setiap warga.
34
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Gambar 4.3
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas yang Belum/ Tidak Pernah Sekolah menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
14
12,77
12
Persen
9,41
9,26
10
8
6,67 5,88
5,63
6 3,96
3,84
4 1,96 2
0 Perkotaan Laki-laki
Perdesaan Perempuan
Perkotaan+Perdesaan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Pada semua provinsi penduduk perempuan yang belum/tidak pernah sekolah lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Persentase paling tinggi penduduk perempuan maupun laki-laki yang belum/tidak pernah sekolah adalah Provinsi Papua dan Nusa Tenggara Barat dengan persentase sebesar 25,72 persen untuk laki-laki dan 36,01 persen untuk perempuan di Provinsi Papua, serta 9,75 persen untuk laki-laki dan 20,06 persen untuk perempuan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lampiran Tabel 4.4).
4.3
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk usia sekolah yang telah mendapat kesempatan untuk mengecap
pendidikan dapat dilihat dari persentase penduduk yang masih bersekolah atau tingkat partisipasi sekolah.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
35
_____________________________________________________________________________________
Tingginya angka partisipasi sekolah menunjukkan keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan sekolah khususnya dalam melihat jangkauan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Angka partisipasi sekolah memberikan gambaran secara umum tentang persentase anak kelompok umur tertentu yang sedang bersekolah, tanpa memperhatikan jenjang pendidikan yang sedang diikuti. APS biasanya diterapkan untuk kelompok umur sekolah mulai dari jenjang pendidikan SD (7-12 tahun), SLTP (13-15 tahun), dan SLTA (16-18 tahun). Angka partisipasi sekolah anak-anak pada kelompok umur 7-12 tahun pada umumnya sudah diatas 95 persen, hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.4 dimana angka partisipasi sekolah perempuan lebih tinggi (98,24 persen) dibandingkan angka partisipasi sekolah laki-laki (97,68 persen). Pada kelompok 13-15 tahun angka partisipasi sekolah masih berkisar 80 persen. Pada kelompok umur ini walaupun persentasenya tidak jauh berbeda akan tetapi angka partisipasi sekolah perempuan masih lebih tinggi yaitu 86,65 persen dibandingkan dengan angka partisipasi laki-laki sebesar 84,38 persen. Angka partisipasi sekolah pada kelompok umur 16-18 tahun atau pada tingkat sekolah menengah berkisar 50 persen dimana angka partisipasi sekolah laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yaitu 55,90 persen berbanding 54,37 persen. Tingkat partisipasi sekolah perempuan pada pendidikan dasar yaitu umur 7-12 tahun dan 13-15 tahun lebih tinggi dibandingkan laki-laki, sedangkan pada umur 16-1 tahun atau tingkat sekolah menengah yaitu SMA/SMK angka partisipasi sekolah laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa pada tingkat pendidikan dasar atau pada era satu dasa warsa kebelakang dan pada saat program pendidikan wajib belajar 9 tahun mulai dicanangkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan antara laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan.
36
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Gambar 4.4
Angka Partisipasi Sekolah (APS) 7-12 Tahun, 13-15 Tahun dan 16-18 Tahun menurut Jenis Kelamin, 2009
100 97,68
98,24 97,95
80
84,38
86,65
85,47
Persen
60 55,90
54,37
55,16
40
20
0 7-12
13-15 Laki-laki
Perempuan
16-18 Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Secara umum Angka Partisipasi Sekolah umur 7-12 tahun perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, namun ada beberapa provinsi yang mempunyai pola berbeda dimana APS 7-12 tahun laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan yaitu pada Provinsi Bali, Kalimantan Barat , Kalimantan Tengah, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat (Lampiran Tabel 4.5). APS umur 13-15 tahun laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan hanya terdapat pada 6 provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten, Bali, Kalimantan Barat, Papua dan Papua Barat. Sedangkan APS umur 16-18 tahun walaupun secara umum persentase laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan, akan tetapi provinsi yang APS perempuannya lebih tinggi dari APS laki-laki ada sebanyak 17 provinsi dari 33 provinsi.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
37
_____________________________________________________________________________________
4.4
Angka Partisipasi Murni (APM) Salah satu tujuan dari program MDGs yang menyangkut program pendidikan
adalah mencapai pendidikan dasar untuk semua. Target ini dilihat melalui APM pada tingkat pendidikan dasar yaitu SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/Paket B . Angka partisipasi murni merupakan proporsi jumlah anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pedidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan. Angka ini dapat digunakan untuk melihat penduduk usia sekolah yang dapat bersekolah tepat waktu. Gambar 4.5 100
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B dan SM/MA/Paket C menurut Jenis Kelamin, 2009 94,49
94,24
94,37
80 66,79
68,12
67,43
Persen
60 45,97
44,20
45,11
40
20
0 SD/MI/Paket A Laki-laki
SMP/MTs/Paket B Perempuan
SM/MA/Paket C Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
38
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Penduduk perempuan umur 7-12 tahun yang bersekolah tepat waktu di jenjang SD sebesar 94,24 persen dan penduduk laki-lakinya sebesar 94,49 persen. Persentase antara perempuan dan laki-laki pada jenjang pendidikan dasar ini relatif tidak berbeda. Sedangkan pada tingkat SMP, walaupun persentasenya masih sekitar 60 persen akan tetapi APM perempuan yaitu 68,12 persen lebih tinggi dibandingkan APM laki-laki (66,79 persen). Pada Gambar 4.5. dapat dilihat bahwa pada pendidikan dasar, perempuan dan laki-laki memperoleh dan memanfaatkan
kesempatan yang sama dalam
pendidikan. Hanya pada tingkat sekolah menengah persentase laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yaitu 45,97 persen berbanding 44,20 persen APM pada tingkat SD antara laki-laki dan perempuan relatif hampir sama, keadaan ini juga terjadi pada semua provinsi. Provinsi Aceh merupakan provinsi dengan APM tertinggi yaitu 96,95 dimana APM perempuan (96,96) sedikit lebih tinggi dibandingkan APM laki-laki (96,95). Provinsi dengan APM terendah dibandingkan dengan
provinsi lainnya adalah Provinsi Papua yaitu 76,09 (laki-laki 76,67 dan
perempuan 75,39) (Lampiran tabel 4.6) Pada tingkat SMP, APM perempuan lebih tinggi dari APM laki-laki, kecuali pada 12 provinsi yang berbeda dimana APM laki-laki lebih tinggi dibandingkan APM perempuan. Provinsi yang APM perempuannya lebih tinggi dibandingkan dengan APM laki-laki pada tingkat SM hanya ada sebanyak 14 provinsi.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
39
_____________________________________________________________________________________
4.5
Angka Partisipasi Kasar (APK) Jika seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu maka nilai APM
akan mencapai 100 persen. Nilai APK bisa lebih tinggi dari nilai APM, maka nilai APK dapat melebihi angka 100 persen, karena nilai APK menyangkut anak di luar usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. APK dapat digunakan untuk melihat tingkat partisipasi masyarakat dalam mengenyam pendidikan pada jenjang pendidikan yang sesuai. Pada jenjang SD, APK sudah lebih dari 100 persen yaitu mencapai 110,42 persen. Ini menunjukkan bahwa penduduk yang bersekolah di SD lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk usia sekolah dasar (7-12 tahun). Persentase APK ini dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan dalam memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK pada tingkat SD antara penduduk perempuan dan laki-laki hampir sama yaitu 110,45 persen dan 110,38 persen. Gambar 4.6 120
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B dan SM/MA/Paket C menurut Jenis Kelamin, 2009 110,38 110,45 110,42
100 80,02
82,57
81,25
Persen
80 62,47
62,63 62,55
60
40
20
0 SD/MI/Paket A Laki-laki
SMP/MTs/Paket B Perempuan
SM/MA/Paket C Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
40
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Pada jenjang SMP, angka partisipasi kasar mencapai 81,25 persen, dengan APK penduduk perempuan sebesar 82,57 persen dan untuk penduduk laki-laki hanya 80,02 persen. Pada Gambar 4.6 terlihat bahwa angka partisipasi kasar perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan laki-laki, pada semua jenjang pendidikan. APK pada tingkat SD pada semua provinsi telah mencapai lebih dari 100 persen hanya pada Provinsi Papua persentasenya baru mencapai 90 persen. Pada tingkat SD maupun SMP sebagian besar provinsi APK perempuannya lebih tinggi dibandingak dengan APK laki-laki. Pada tingkat SM, APK laki-laki lebih tinggi dibandingkan APK perempuan akan tetapi hal ini terjadi hanya pada beberapa provinsi (11 provinsi), sebagian besar provinsi APK perempuannya lebih tinggi dari APK lakilaki (Lampiran Tabel 4.7).
4.6
Putus Sekolah Putus sekolah salah satunya disebabkan karena penduduk yang seharusnya
masih bersekolah dan harus menamatkan pendidikan tidak mampu atau tidak meneruskan pendidikan hingga tamat sampai jenjang pendidikan tertentu. Keadaan ini dapat terjadi karena berbagai masalah. Angka putus sekolah atau penduduk yang tidak menamatkan sekolah dapat disebabkan karena berbagai alasan. Angka putus sekolah dapat dijadikan indikator yang menunjukkan tingkat kegagalan sistem pendidikan menurut jenjangnya, yaitu mulai tingkat SD, SMP dan SM. Untuk penduduk umur 7-12 tahun, tingkat putus sekolahnya adalah sebesar 0,43 persen artinya setiap 10 000 orang penduduk umur 7-12 tahun ada sebanyak 43 orang yang putus sekolah. Angka putus sekolah semakin tinggi seiring dengan semakin naiknya usia yaitu sebesar 3,19 persen untuk penduduk umur 13-15 tahun dan 8,44 persen untuk penduduk umur 16-18 tahun.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
41
_____________________________________________________________________________________
Tabel 4.1
Angka Putus Sekolah Tingkat SD, SMP dan SM menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin, dan Kelompok Umur, 2009
Daerah Tempat
Jenis Kelamin
Tinggal
Kelompok Umur (Tahun) 7-12
13-15
16-18
(3)
(4)
(5)
Laki-laki
0,42
3,12
6,28
Perempuan
0,38
3,14
5,36
Laki-laki + Perempuan
0,40
3,13
5,82
Perdesaan
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
0,41 0,49 0,45
3,35 3,14 3,25
12,29 9,26 11,05
Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
0,42 0,44 0,43
3,25 3,14 3,19
9,38 7,44 8,44
(1) Perkotaan
(2)
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Pada kelompok umur 7-12 tahun atau penduduk usia sekolah dasar, angka putus sekolah antara perempuan dan laki-laki adalah 0.44 persen dan 0,42 persen. Terlihat bahwa pada kelompok umur 7-12 tahun angka putus sekolah penduduk perempuan lebih tinggi dibandingkan penduduk laki-laki. Pola yang sama terjadi pada daerah perdesaan, sedangkan di daerah perkotaan polanya berbeda dimana penduduk laki-laki lebih tinggi angka putus sekolahnya dibandingkan penduduk perempuan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka angka putus sekolah juga lebih tinggi. Pada kelompok umur 13-15 tahun angka putus sekolah sebesar 3,19 persen. Secara umum angka putus sekolah laki-laki pada kelompok umur 13-15 lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Bila dilihat menurut daerah tempat tinggal pola antara daerah perkotaan dan perdesan berbeda, di daerah perkotaan angka putus sekolah perempuan lebih tinggi dari laki-laki sedangkan di daerah perdesaan angka putus sekolah laki-laki yang lebih tinggi.
42
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Angka putus sekolah pada kelompok umur 16-18 tahun adalah sebesar 8,44 persen, pada kelompok umur ini angka putus sekolah semakin tinggi dibandingkan dengan kelompok umur 7-12 tahun dan 13-15 tahun. Angka putus sekolah penduduk laki-laki (9,3 persen) lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan (7,44 persen). Di daerah perkotaan maupun perdesaan angka putus sekolah mempunyai pola yang sama dimana angka putus sekolah laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan angka putus sekolah perempuan.
4.7
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Gambaran mengenai kualitas sumber daya manusia salah satunya dapat
dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
Semakin tinggi tingkat
pendidikan penduduknya semakin baik tingkat kesejahteraannya. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk dapat menggambarkan tingkat kualitas sumber daya manusia baik penduduk perempuan maupun penduduk laki-laki, selengkapnya disajikan pada Tabel 4.2. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk berumur 15 tahun ke atas dengan persentase paling tinggi pada jenjang SD yaitu 29,31 persen dan persentase yang paling rendah adalah pada jenjang perguruan tinggi yaitu 6,40 persen. Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa penduduk perempuan yang menamatkan pendidikan dari jenjang pendidikan dasar (SD) hingga jenjang pendidikan tertinggi yaitu PT, persentasenya masih lebih rendah dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Keadaan ini menunjukkan bahwa pendidikan penduduk laki-laki masih lebih baik dibandingkan pendidikan penduduk perempuan khususnya pada jenjang pendidikan tinggi. Hal ini juga menggambarkan bahwa kualitas penduduk laki-laki masih lebih baik dibandingkan dengan perempuan.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
43
_____________________________________________________________________________________
Tabel 4.2
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2009.
Daerah Tempat Tinggal
Jenis Kelamin
(1)
(2)
Perkotaan
Perdesaan
Tidak/ Belum Belum Sekolah Tamat SD (3) (4)
Jenjang Pendidikan SD/ SMP/ Sederajat Sederajat (5) (6)
SM/ Sederajat (7)
PT (8)
Jumlah (9)
Laki-laki
2,15
9,02
21,73
21,50
34,95
10,64
100,00
Perempuan
6,54
10,99
23,48
21,24
27,96
9,79
100,00
Laki-laki + Perempuan
4,40
10,03
22,63
21,37
31,37
10,20
100,00
Laki-laki
6,38
19,07
36,85
19,73
15,18
2,79
100,00
Perempuan
14,42
20,05
34,85
17,07
11,02
2,59
100,00
Laki-laki + Perempuan
10,52
19,57
35,82
18,36
13,04
2,69
100,00
4,29
14,10
29,37
20,61
24,96
6,67
100,00
10,54
15,59
29,25
19,12
19,37
6,13
100,00
7,50
14,86
29,31
19,85
22,09
6,40
100,00
Perkotaan + Perdesaan Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
4.8
Pendidikan bagi Anak-Anak Usia 0-6 Tahun (PAUD) Memperoleh pendidikan merupakan salah satu hak azasi manusia yang telah
menjadi komitmen global. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. PAUD diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar. Pendidikan PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal. nonformal dan informal seperti, Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) dan lainnya. Pendidikan anak pra sekolah dilakukan melalui pemberian rangsangan
44
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak Usia Dini dikelompokkan menurut umur dimana umur 0-2 tahun adalah pendidikan pra sekolah seperti Pos PAUD, pada kelompok 3-4 tahun pendidikan pra sekolah yang tergolong pada kelompok umur ini adalah play group dan sejenisnya. Untuk kelompok umur 5-6 tahun, Taman Kanak-kanak dan RA termasuk dalam kelompok ini. Tabel 4.3. menunjukkan bahwa anak umur 0-6 tahun yang mengikuti pendidikan pra sekolah ada sebanyak 13,07 persen, anak perempuan lebih tinggi persentasenya yaitu 13,58 persen dibandingkan dengan anak laki-laki 12,59 persen. hal ini terjadi pada semua kelompok umur. Pada kelompok umur 5-6 tahun ada sebanyak 27,22 persen yang mengikuti pendidikan pra sekolah sedangkan pada kelompok 0-2 tahun hanya ada sebanyak 0,89 persen. Tabel 4.3
Persentase Anak Berumur 0-6 Tahun yang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2009
Daerah Tempat Tinggal
Jenis Kelamin
(1)
(2)
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
Kelompok Umur (Tahun) 0–2
3–4
5–6
3–6
0–6
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Laki-laki
0,91
20,58
33,24
26,66
15,41
Perempuan
1,43
22,15
33,77
27,78
16,45
Laki-laki + Perempuan
1,16
21,34
33,5
27,21
15,91
Laki-laki
0,59
12,33
21,73
16,91
10,1
Perempuan
0,72
14,76
22,15
18,38
11,06
Laki-laki + Perempuan
0,65
13,51
21,93
17,63
10,57
Laki-laki
0,75
16,16
26,99
21,4
12,59
Perempuan
1,05
18,19
27,46
22,71
13,58
Laki-laki + Perempuan
0,89
17,15
27,22
22,04
13,07
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
45
_____________________________________________________________________________________
Semakin tinggi angka PAUD menunjukkan semakin banyak anak yang menikmati pendidikan pra sekolah, menggambarkan semakin banyak keluarga yang mampu dan sadar pentingnya pendidikan pra sekolah. Bagi anak umur 3-6 tahun dimaksudkan untuk belajar bersosialisasi dan mengenal lingkungan sambil bermain. Pada umur 0-6 tahun untuk anak yang mengecap pendidikan antara laki-laki dan perempuan tidak terdapat perbedaan. Pada sebagian besar provinsi penduduk yang mengikuti pendidikan pra sekolah pada kelompok umur 5-6 tahun mempunyai persentase paling tinggi dibandingkan dengan kelompok umur lainnya, hanya pada 5 (lima) provinsi yang persentase penduduk yang mengikuti pendidikan pra sekolah mempunyai persentase paling tinggi di kelompok umur 3-4 tahun. Dari 5 (lima) provinsi tersebut yang mempunyai persentase paling tinggi adalah Provinsi DI Yogyakarta sebesar 51,36 persen (Lampiran Tabel 4.9) Provinsi Bangka Belitung, DI Yogyakarta dan Maluku mempunyai persentase paling tinggi pada kelompok umur 3-4 tahun dibandingkan kelompok umur lainnya untuk penduduk laki-laki yang mengikuti pendidikan pra sekolah. Sedangkan penduduk perempuan yang mengikuti pendidikan pra sekolah pada kelompok umur 3-4 tahun dengan persentase paling tinggi dibandingkan kelompok umur lainnya adalah Provinsi Sumatera Selatan, Banten, DI Yogyakarta, Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat.
4.9
Akte Kelahiran Pada UU Perlindungan Anak (No 23 tahun 2002) tercantum bahwa setiap
anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan. Identitas diri setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya yang dituangkan dalam akte kelahiran. Data mengenai akte kelahiran untuk penduduk berumur 0-6 tahun diperoleh dari hasil Susenas 2009 modul pendidikan dan sosial budaya.
46
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Persentase penduduk berumur 0-6 tahun yang mempunyai akte kelahiran sebanyak 55,65 persen, persentase ini tidak berbeda antara laki-laki dan perempuan. Keadaan yang sama terjadi pada daerah perkotaan maupun perdesaan. Hanya persentase penduduk berumur 0-6 tahun yang mempunyai akte kelahiran di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan di daerah perdesaan Masih tingginya anak umur 0-6 tahun yang belum mempunyai akte kelahiran yaitu 44,35 persen menunjukkan masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memberikan perlindungan kepada anak dengan memberikan identitas dan kewarganegaraan secara hukum. Tabel 4.4
Persentase Anak Berumur 0-6 Tahun menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin, dan Apakah Mempunyai Akte Kelahiran, 2009 Akte Kelahiran
Daerah Tempat Tinggal
Jenis Kelamin
Dapat Ditunjukkan
Tidak Dapat Ditunjukkan
Tidak Punya
Tidak Tahu
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Laki-laki
44,31
23,58
30,48
1,63
100,00
Perempuan
44,32
24,49
29,41
1,78
100,00
Laki-laki + Perempuan
44,31
24,02
29,96
1,70
100,00
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
26,99 26,33 26,67
13,66 13,76 13,71
56,78 57,30 57,03
2,56 2,61 2,58
100,00 100,00 100,00
Perkotaan + Perdesaan Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
35,13 34,74 34,94
18,32 18,78 18,54
44,43 44,26 44,35
2,13 2,22 2,17
100,00 100,00 100,00
Perkotaan
Perdesaan
Jumlah (7)
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
47
_____________________________________________________________________________________
48
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
KESEHATAN
Pembangunan bidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Melalui upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain: angka kematian bayi, angka harapan hidup, tingkat kelahiran (fertilitas), pemberian ASI dan imunisasi, status kesehatan penduduk, dan pelayanan kesehatan.
5.1
Derajat Kesehatan Penduduk Berdasarkan hasil proyeksi penduduk Indonesia 2005-2025, angka kematian
bayi pada tahun 2009 adalah 26, ini artinya ada sebanyak 26 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup. Jika dibedakan menurut jenis kelamin, angka kematian bayi laki-laki lebih tinggi dibandingkan bayi perempuan, yaitu 30 kematian bayi laki-laki per 1000 kelahiran hidup bayi laki-laki berbanding 22 kematian bayi perempuan per 1000 kelahiran hidup bayi perempuan. Angka harapan hidup penduduk Indonesia pada tahun 2009 adalah 70,7 tahun. Ini berarti bahwa bayi yang lahir pada tahun 2009 diperkirakan rata-rata akan dapat hidup selama 70,7 tahun dengan asumsi besarnya angka kematian atau kondisi Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
49
_____________________________________________________________________________________
kesehatan menurut umur tidak berubah. Jika dirinci menurut jenis kelamin, ternyata angka harapan hidup pada waktu lahir dari penduduk perempuan jauh lebih tinggi dibandingkan penduduk laki-laki. Angka harapan hidup dari penduduk perempuan Indonesia pada tahun 2009 adalah 72,7 tahun sedangkan angka harapan hidup dari penduduk laki-laki adalah 68,8 tahun. Gambar 5.1
Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup menurut Jenis Kelamin, 2009
100
72,70
80 68,80
70,70
Persen
60
40
30,00
26,20 22,10
20
0 Angka Kematian Bayi Laki-laki
Perempuan
Angka Harapan Hidup Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Proyeksi Penduduk 2005-2025
Sementara itu, angka kematian bayi dan angka harapan hidup menurut provinsi, dapat dilihat pada lampiran Tabel 5.1. Dari hasil proyeksi, provinsi dengan angka kematian bayi tertinggi pada tahun 2009 adalah Nusa Tenggara Barat sebesar 41,9 kematian per 1 000 kelahiran hidup, sedangkan yang terendah di DKI Jakarta yaitu 8,1 kematian per 1 000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk angka harapan hidup, provinsi dengan angka harapan hidup tertinggi pada tahun 2009 adalah DKI Jakarta yaitu 76 tahun dan terendah yaitu Nusa Tenggara Barat yaitu 66,7 tahun.
50
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
5.2.
Fertilitas (Tingkat Kelahiran) Anak Lahir Hidup (ALH) atau paritas yang paling mudah digunakan adalah
paritas menurut umur ibu. Paritas adalah ukuran fertilitas dari suatu kohor yang mengukur fertilitas yang telah dicapai oleh wanita dari kelompok
umur
yang
berbeda-beda sampai dengan waktu pencacahan, misalnya wanita yang pada tahun 1999 berumur 20-24 tahun, akan berumur 30-34 tahun pada tahun 2009 maka perbedaan paritas rata-rata wanita umur 20-24 tahun pada tahun 1999 dengan paritas rata-rata wanita umur 30-34 tahun pada tahun 2009 merupakan rata-rata jumlah anak yang dilahirkan pada periode tahun 1999-2009 oleh wanita berumur 20-24 tahun pada tahun 1999. Jika fertilitas konstan, maka paritas rata-rata dari wanita pada akhir masa reproduksinya biasanya pada umur 49 tahun, sama dengan angka kelahiran total (TFR). Dengan kata lain, jumlah anak paripurna (completed family size) sama dengan jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita yang mengikuti angka fertilitas menurut umur yang ada pada saat ini selama masa reproduksinya. Jika fertilitas menurun, maka jumlah anak paripurna akan lebih besar daripada angka fertilitas total pada saat tertentu. Ada dua ukuran yang dapat dipakai untuk menganalisis paritas, yaitu rata-rata ALH dan rata-rata paritas lengkap (rata-rata paritas wanita umur 45-49 tahun). Analisis untuk ukuran pertama adalah melihat rata-rata paritas menurut kelompok umur ibu sebagai pendekatan untuk melihat perbandingan tingkat fertilitas. Dari data pada Tabel 5.1 tampak bahwa rata-rata ALH pada kelompok umur muda (15-19 tahun) adalah yang terendah, mengingat peristiwa kelahiran pada wanita kelompok umur tersebut masih rendah. Hal ini disebabkan kebanyakan dari mereka belum lama melangsungkan perkawinan.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
51
_____________________________________________________________________________________
Tabel 5.1 Kelompok
Jumlah Penduduk Perempuan dan Anak Lahir Hidup menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, 2009 Jumlah Penduduk Perempuan
Anak Lahir Hidup (ALH)
Umur
Perkotaan
Perdesaan
Total
Perkotaan
Perdesaan
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
15-19
4 933 254
4 910 447
9 843 701
127 974
365 093
493 067
20-24
4 837 836
4 243 235
9 081 071
1 816 630
2 754 904
4 571 534
25-29
5 136 207
4 916 019
10 052 226
5 463 462
6 887 302
12 350 764
30-34
4 652 754
4 614 214
9 264 968
8 209 327
9 963 271
18 172 598
35-39
4 629 905
4 786 965
9 416 870
10 908 742
13 300 011
24 208 753
40-44
4 059 585
4 101 935
8 161 520
11 497 583
13 430 244
24 927 827
45-49
3 597 208
3 852 278
7 449 486
11 877 391
14 411 066
26 288 457
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Asumsinya, semakin tua umur seorang wanita, semakin tinggi rata-rata ALH karena semakin mendekati masa akhir reproduksinya. Selain itu, dari data pada Tabel 5.1 dapat juga diketahui besarnya rata-rata paritas lengkap, yaitu banyaknya ALH dari wanita umur 45-49 tahun dibagi dengan banyaknya wanita umur 45-49 tahun dan diperoleh rata-rata paritas lengkap sebesar 3,53 (Gambar 5.2). Hal ini dapat dikatakan bahwa pada tahun 2009 tingkat kelahiran total (TFR) di Indonesia adalah sekitar 3,53 anak per wanita. Rata-rata anak lahir hidup wanita pernah kawin 15-49 tahun dapat dilihat pada lampiran Tabel 5.2.
52
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Gambar 5.2
Rata-rata Anak Lahir Hidup menurut Daerah Tempat Tinggal dan Kelompok Umur, 2009
4
3,74 3,53 3,30
3,27 3,05
3
2,83
2,78 2,57 2,36 2,16 1,96
2
1,77 1,40 1,23 1,06
1 0,65 0,38
0,50
0,07 0,05 0,03
0 15-19
20-24 Perkotaan
25-29
30-34 Perdesaan
35-39
40-44
45-49
Perkotaan + Perdesaan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
5.3.
Pemberian ASI dan Imunisasi Salah satu faktor penting pertumbuhan dan perkembangan balita adalah
pemberian air susu ibu (ASI), karena ASI merupakan zat makanan yang paling dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi, selain itu ASI juga mengandung zat pembentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit. Hasil Susenas tahun 2009 menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat 13 184 199 balita umur 2-4 tahun, hampir 94 persen diantaranya pernah diberi ASI. Ini artinya masih ada sebanyak 6 persen balita umur 2-4 tahun yang tidak pernah diberi ASI. Jika dirinci menurut jenis kelamin ternyata balita perempuan umur 2-4 tahun yang
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
53
_____________________________________________________________________________________
paling banyak menerima asupan ASI dibandingkan balita laki-laki. Sedangkan menurut daerah tempat tinggal, balita umur 2-4 tahun yang tinggal di perdesaan menerima asupan ASI lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan balita yang tinggal di perkotaan (95,20 persen berbanding 92,42 persen). Gambar 5.3
Persentase Balita Berumur 2-4 Tahun yang Pernah Diberi ASI menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
100
92,11
92,76
92,42
94,86
95,56
95,20
93,57
94,25
93,90
80
Persen
60
40
20
0
Perkotaan Laki-laki
Perdesaan Perempuan
Perkotaan + Perdesaan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Bila dilihat menurut provinsi, persentase balita 2-4 tahun yang pernah diberi ASI baik balita laki-laki maupun perempuan yang terendah terdapat di Provinsi Kepulauan Riau, sedangkan yang tertinggi di Provinsi DI Yogyakarta untuk balita lakilaki (96,85 persen) dan di Provinsi Sulawesi Barat (98,45 persen). Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran Tabel 5.3.
54
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Pemberian ASI eksklusif (diberi ASI saja 6 bulan atau lebih) pada kelompok balita 12-23 bulan secara nasional mencapai 31,67 persen. Lamanya pemberian ASI eksklusif balita perempuan lebih tinggi dibandingkan balita laki-laki. (33,18 persen berbanding 30,29 persen). Sedangkan menurut daerah tempat tinggal, balita di perdesaan lebih tinggi dibandingkan balita di perkotaan (32,81 persen berbanding 30,45 persen) (Tabel 5.2). Tabel 5.2
Persentase Balita 12-23 Bulan yang Pernah Mendapat ASI Saja 6 Bulan atau Lebih menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
Daerah Tempat Tinggal (1)
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki + Perempuan
(2)
(3)
(4)
29,34 31,19 30,29
31,67 34,57 33,18
30,45 32,81 31,67
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Jika dilihat menurut provinsi, pemberian ASI eksklusif tertinggi terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 50,18 persen untuk balita laki-laki dan di Provinsi Nusa Tenggara Barat 55,45 persen untuk balita perempuan. Sedangkan pemberian ASI eksklusif terendah terdapat di Provinsi Lampung untuk balita laki-laki (17,01 persen) dan di Provinsi Banten untuk balita perempuan (20,98 persen). (Lampiran Tabel 5.3). Secara rata-rata balita yang memperoleh ASI di Indonesia selama 16,16 bulan. Menurut jenis kelamin tidak ada perbedaan lamanya pemberian ASI antara balita laki-laki dan perempuan, sedangkan menurut daerah tempat tinggal, balita yang mendapatkan ASI di perdesaan lebih lama sebulan dibandingkan dengan di perkotaan
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
55
_____________________________________________________________________________________
(Lampiran Tabel 5.5). Lamanya pemberian ASI yang lebih dari setahun menunjukkan tingginya tingkat kesadaran ibu-ibu akan pentingnya ASI, namun demikian pola pemberian ASI saja (tanpa makanan tambahan) belum memenuhi kategori ASI eksklusif, dimana pemberian ASI tanpa makanan tambahan hanya mencapai 4,03 bulan dari yang seharusnya 6 bulan (Gambar 5.4). Gambar 5.4
Rata-rata Lama Pemberian ASI tanpa Makanan Tambahan dan ASI dengan Makanan Tambahan menurut Daerah Tempat Tinggal, 2009
15 12,63
12,13
11,56
Bulan
10
5
3,91
4,13
4,03
0 Perkotaan
Perdesaan
ASI tanpa Makanan Tambahan
Perkotaan + Perdesaan
ASI dengan Makanan Tambahan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Pada lampiran Tabel 5.3 terlihat bahwa rata-rata lama pemberian ASI tertinggi baik balita laki-laki dan balita perempuan terdapat di Provinsi Kalimantan Barat, sedangkan yang terendah untuk balita laki-laki terdapat di Provinsi Lampung (13,38 persen) dan untuk balita perempuan terdapat di Provinsi Maluku (13,39 persen).
56
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Untuk mencegah berbagai penyakit menular, pemerintah memberikan beberapa antigen untuk balita dan anak-anak. Adapun antigen yang dianggap penting adalah BCG, DPT, Polio, dan Campak untuk mencegah penyakit yang biasanya menyerang anak-anak yang diduga dapat menyebabkan kematian. Dari data Susenas 2009, diketahui bahwa 93,78 persen balita pernah diberi imunisasi. Menurut jenis kelamin angka persentasenya tidak jauh berbeda antara laki-laki dan perempuan, sedangkan menurut daerah tempat tinggal balita yang pernah diimunisasi lebih tinggi angka persentase di perkotaan dibandingkan dengan di perdesaan (Gambar 5.5). Persentase balita yang pernah diimunisasi per provinsi dapat dilihat pada Lampiran Tabel 5.4. Gambar 5.5
Persentase Balita yang Pernah Diimunisasi menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
100 96,44
96,07 92,26
91,59 91,53
91,56
93,89 93,67
93,78
80
Persen
60
40
20
0 Perkotaan Laki-laki
Perdesaan Perempuan
Perkotaan + Perdesaan Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
57
_____________________________________________________________________________________
5.4.
Status Kesehatan Penduduk Status kesehatan penduduk memberikan gambaran mengenai kondisi
kesehatan penduduk dan biasanya dapat dilihat melalui indikator angka kesakitan, yaitu persentase penduduk yang mengalami gangguan kesehatan hingga mengganggu aktifitas sehari-harinya. Dari hasil Susenas 2009 menunjukkan bahwa dari 77 756 290 penduduk Indonesia yang mempunyai keluhan kesehatan, sebanyak 18,63 persen diantaranya terganggu aktifitas sehari-hari. Persentase angka kesakitan lebih tinggi laki-laki (18,89 persen) dibandingkan perempuan (18,38 persen). Menurut daerah tempat tinggal terdapat perbedaan yang cukup jauh antara daerah perkotaan dan perdesaan, angka kesakitan di daerah perdesaan lebih besar yaitu 19,99 persen dibandingkan daerah perkotaan sebesar 17,18 persen (Tabel 5.3). Persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan dan terganggu aktifitas sehari-hari menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran Tabel 5.5. Tabel 5.3
Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Terganggu Aktivitasnya Sehari-hari menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
Daerah Tempat Tinggal
Jenis Kelamin Laki-laki (2)
Perempuan (3)
Laki-laki + Perempuan (4)
Perkotaan
17,48
16,89
17,18
Perdesaan
20,21
19,78
19,99
Perkotaan + Perdesaan
18,89
18,38
18,63
(1)
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
58
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Pada kelompok anak (penduduk berumur 17 tahun ke bawah) secara nasional angka kesakitan mencapai 20,17 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan angka kesakitan penduduk Indonesia. Menurut jenis kelamin angka kesakitan anak laki-laki berumur 17 tahun ke bawah lebih tinggi dibandingkan anak perempuan, sedangkan menurut daerah tempat tinggal angka kesakitan anak berumur 17 tahun ke bawah di perkotaan tidak jauh berbeda dengan di perdesaan. Untuk angka kesakitan per provinsi dapat dilihat pada Lampiran Tabel 5.6. Tabel 5.4
Persentase Anak Berumur 17 Tahun ke Bawah yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan Terganggu Aktifitas Sehari-hari menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
Daerah Tempat Tinggal (1)
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki + Perempuan
(2)
(3)
(4)
20,43 20,13 20,27
20,01 20,11 20,06
20,22 20,12 20,17
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Tiga jenis keluhan kesehatan terbesar persentasenya adalah batuk (49,56 persen), pilek (47,86 persen), dan panas (38,65 persen), sedangkan keluhan lainnya menempati urutan keempat yaitu sebesar 31,67 persen. Menurut jenis kelamin penduduk laki-laki lebih tinggi persentasenya dibandingkan perempuan untuk ketiga jenis keluhan. Persentase penduduk menurut jenis keluhan terbesar dapat dilihat pada Lampiran Tabel 5.9. Jika dilihat menurut komposisi jenis kelamin, persentase penduduk yang mengobati sendiri saat mengalami keluhan kesehatan, laki-laki lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan perempuan, yaitu 69,34 persen berbanding 67,52
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
59
_____________________________________________________________________________________
persen. Ini mengindikasikan bahwa saat mengalami keluhan kesehatan laki-laki lebih banyak mengobati dirinya sendiri dibandingkan dengan perempuan. Jika dilihat menurut
daerah tempat tinggal, penduduk di perdesaan lebih tinggi persentase
mengobati sendiri dibandingkan dengan di perkotaan saat mengalami keluhan kesehatan (69,74 persen berbanding 66,93 persen). Tabel persentase penduduk yang mengobati sendiri menurut provinsi, daerah tempat tinggal, dan jenis kelamin dapat dilihat pada Lampiran Tabel 5.7. Gambar 5.6
Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Mengobati Sendiri menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
100
80
70,46 68,10
69,34
69,06 65,81
67,52
66,93
69,74
68,41
Persen
60
40
20
0 Laki-laki Perkotaan
Perempuan Perdesaan
Laki-laki + Perempuan
Perkotaan + Perdesaan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Dari penduduk yang mengobati sendiri baik laki-laki maupun perempuan lebih tinggi persentase yang menggunakan obat modern dibandingkan obat tradisional yaitu sekitar 91 persen untuk obat modern dan sekitar 24 persen untuk obat tradisional. Lampiran Tabel 5.8 menunjukkan angka persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan dan penggunaan obat menurut provinsi.
60
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Gambar 5.7
Persentase Penduduk yang Mengobati Sendiri menurut Jenis Kelamin dan Jenis Obat yang Digunakan, 2009
45
91.12 91.15 91.13
40 35 30
Persen
24.05 24.44 24.24 25 20 15 10
5.46
5.27
5.36
5 0 Obat Tradisional Laki-Laki
Obat Modern Perempuan
Lainnya Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Fasilitas kesehatan bagi yang berobat jalan, persentase tertinggi berturut-turut adalah puskesmas (34,00 persen), praktek dokter (27,20 persen), dan petugas tenaga kesehatan (24,47 persen) (Tabel 5.5). Bila dilihat menurut daerah tempat tinggal, penduduk di perdesaan paling banyak berobat jalan ke puskesmas (36,57 persen), kemudian ke praktek petugas kesehatan (32,18 persen), dan praktek dokter (19,09 persen). Sedangkan penduduk di perkotaan paling banyak berobat jalan ke praktek dokter (35,86 persen), lalu ke puskesmas (31,25 persen) dan praktek petugas kesehatan (16,22 persen).
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
61
_____________________________________________________________________________________
Tabel 5.5
Persentase Penduduk yang Berobat Jalan di Fasilitas Kesehatan menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009
Tempat Fasilitas Kesehatan (1)
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Rumah Sakit Pemerintah
7,13
6,76
6,94
5,04
4,58
4,80
6,05
5,64
5,84
Rumah Sakit Swasta
5,24
4,92
5,07
1,98
1,99
1,98
3,55
3,41
3,48
Praktek Dokter
37,23
34,61
35,86
19,32
18,88
19,09
27,93
26,52
27,20
Puskesmas
29,90
32,48
31,25
35,74
37,35
36,57
32,93
34,99
34,00
Petugas Tenaga Kesehatan
15,87
16,54
16,22
32,45
31,92
32,18
24,48
24,46
24,47
Praktek Batra
1,83
1,70
1,76
2,07
2,00
2,04
1,95
1,86
1,90
Dukun Bersalin
0,30
0,24
0,27
0,24
0,59
0,42
0,27
0,42
0,35
Lainnya
2,49
2,74
2,62
3,17
2,67
2,91
2,84
2,71
2,77
Jumlah
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009 Keterangan : L = Laki-laki P = Perempuan
5.5.
Pelayanan Kesehatan Ketersediaan pelayanan kesehatan reproduksi diupayakan agar persalinan di
tolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya). Pada tahun 2009 jumlah balita yang dilahirkan sebanyak 21 217 507 jiwa, 61,24 persen diantaranya ditolong oleh bidan, dan yang ditolong oleh dokter hanya mencapai 15,28 persen. Bila dilihat menurut daerah tempat tinggal, penolong kelahiran baik di daerah perkotaan maupun di perdesaan, bidan menduduki urutan pertama sebagai penolong kelahiran, yaitu 66,04 persen di perkotaan dan 56,94 persen di perdesaan. Dan urutan kedua penolong kelahiran bayi di perkotaan ditangani oleh dokter (23,25 persen)
62
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
sedangkan di perdesaan ditangani oleh dukun (31,70 persen). Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat di Tabel 5.6. Persentase balita menurut provinsi dapat dilihat pada lampiran Tabel 9. Tabel 5.6
Persentase Balita menurut Penolong Kelahiran, Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2009 Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
Penolong Kelahiran Terakhir
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Dokter
23,89
22,58
23,25
8,33
7,91
8,12
15,70
14,82
15,28
Bidan
65,73
66,37
66,04
57,04
56,83
56,94
61,16
61,33
61,24
Tenaga Paramedis
0,70
0,63
0,66
0,94
0,97
0,96
0,83
0,81
0,82
Dukun
9,32
10,07
9,68
31,45
31,95
31,70
20,96
21,64
21,29
Famili/Keluarga
0,30
0,26
0,28
2,00
2,12
2,06
1,19
1,24
1,29
Lainnya
0,06
0,11
0,08
0,24
0,21
0,22
0,15
0,16
0,16
Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
5 184 870
4 845 701
10 030 571
5 752 955
5 433 981
11 186 936
(N)
10 937 825 10 279 682 21 217 507
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009 Keterangan : L = Laki-laki P = Perempuan
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
63
_____________________________________________________________________________________
64
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
KETENAGAKERJAAN
Ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek penting untuk menggambarkan kesejahteraan masyarakat, tidak hanya untuk mencapai kepuasan individu, tetapi juga untuk memenuhi perekonomian rumah tangga dan kesejahteraan seluruh masyarakat. Pada suatu kelompok masyarakat, sebagian besar dari mereka, utamanya yang telah memasuki usia kerja, diharapkan terlibat di lapangan kerja tertentu atau aktif dalam kegiatan perekonomian.
Penduduk yang telah memasuki usia kerja dapat
dikelompokkan menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Kelompok angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan penduduk yang menganggur/ pengangguran. Banyaknya penduduk yang bekerja manunjukkan banyaknya penduduk yang mampu secara ekonomi untuk menghasilkan barang dan jasa, yang secara tidak langsung menunjukkan juga banyaknya penduduk yang mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Di Indonesia, data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) adalah keterangan perorangan dari setiap anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun ke atas. Meskipun demikian, informasi yang disajikan dalam publikasi ini hanya informasi dari penduduk berumur 15 tahun ke atas.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
65
_____________________________________________________________________________________
6.1
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah proporsi penduduk yang
termasuk angkatan kerja, yakni mereka yang bekerja dan pengangguran terhadap penduduk usia kerja (15 tahun ke atas). Secara nasional terlihat bahwa pada tahun 2009 TPAK laki-laki (83,65 persen) lebih tinggi dibandingkan TPAK perempuan (50,99 persen). Fenomena ini umum terjadi, karena pada umumnya perempuan menyandang peran ganda, yaitu selain aktif dalam kegiatan perekonomian mereka juga didalam mengasuh anak-anak mereka.
dituntut untuk berperan
Namun apabila diklasifikasikan menurut
daerah tempat tinggal, TPAK untuk daerah perdesaan lebih tinggi (69,32 persen) dibandingkan TPAK daerah perkotaan (64,58 persen). Hal ini umumnya terjadi pada sektor informal, dimana di daerah perdesaan pada umumnya anggota rumah tangga membantu kepala keluarga dalam melakukan pekerjaan pokoknya sebagai pekerja keluarga baik dibayar/tidak dibayar. Gambar 6.1
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk Berumur 15+ menurut Jenis Kelamin, 2009
100 83,65 80
Persen
67,23
60
50,99
40
20
0 Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Sakernas, 2009
66
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
6.2
Tingkat Pengangguran Merupakan suatu hal yang umum terjadi di hampir setiap daerah, bahwa
peningkatan penawaran tenaga kerja tidak selalu diikuti peningkatan yang memadai pada permintaan tenaga kerja atau kesempatan kerja. Dengan demikian mereka yang tidak mendapatkan penawaran bekerja akan menjadi pengangguran. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang termasuk ke dalam kelompok pengangguran terbuka. Yang dikategorikan dalam pengangguran terbuka adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan usaha, atau mereka yang sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja walaupun sudah mempunyai pekerjaan, dan mereka yang tidak mencari pekerjaan karena sudah tidak mungkin mendapatkan pekerjaan. Secara Nasional, pada tahun 2009 terdapat 8 962 617 orang yang termasuk Pengangguran Terbuka, dengan TPT sebesar 7,87 persen. Jika dibedakan menurut jenis kelamin, ternyata TPT perempuan (8,47 persen) lebih besar dan TPT laki-laki (7,51 persen). Begitu juga apabila dibedakan menurut daerah tempat tinggal, ternyata TPT di daerah perkotaan (10,66 persen) lebih besar daripada TPT daerah perdesaan (5,82 persen). Tingkat pengangguran selain berbeda menurut jenis kelamin dan daerah tempat tinggal, ternyata juga berbeda menurut kelompok umur. Tabel 6.1. berikut menunjukkan bahwa dengan berjalannya usia, semakin tua kelompok umur maka TPT akan semakin kecil.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
67
_____________________________________________________________________________________
Tabel 6.1
Tingkat Pengangguran Terbuka Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2009 Jenis Kelamin
Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
(1)
(2)
(3)
(4)
15-19
26,64
28,88
27,54
20-24
18,56
19,31
18,85
25-29
9,35
11,12
10,00
30-34
4,89
6,43
5,46
35-39
3,62
4,60
4,00
40-44
3,12
3,60
3,31
45-49
3,01
3,06
3,03
50-54
2,76
2,27
2,58
55-59
2,85
1,88
2,49
60-64
0,90
0,79
0,86
Jumlah
7,51
8,47
7,87
Sumber : BPS RI - Sakernas, 2009
TPT ternyata juga berbeda menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, TPT tertinggi adalah mereka yang memiliki pendidikan tertinggi SMTA kejuruan, yaitu mencapai 14,59 persen pada tahun 2009, kemudian disusul oleh SMTA umum (14,50 persen), dan akademi/diploma I, II, III sebesar 13,66 persen. Hal menarik yang juga perlu disimak adalah kaitannya antara TPT dengan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Untuk laki-laki dominasi TPT adalah mereka yang tamat
SMTA
kejuruan,
yaitu sebesar 13,50 persen. Hal berbeda terdapat pada TPT tertinggi perempuan yaitu
68
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
didominasi oleh mereka yang tamat SMTA umum (18,26 persen), diikuti oleh mereka yang tamat SMTA kejuruan (17,06 persen) dan tamat universitas (S1, S2, S3) sebesar 16,98 persen. Gambar 6.2
TPT Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2009
20
18,26 17,06
16,98 16,28
15
13,50
Persen
12,59 10,52
10,24
9,23
10 7,92
5,05
4,67
5 3,02 2,34 1,5 1,43
0 0
1
2 3 4 5 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Laki-laki
Sumber
:
Keterangan :
6
7
Perempuan
BPS RI - Sakernas, 2009 0 = Tidak/belum pernah sekolah 1 = Tidak/belum tamat SD 2 = Sekolah Dasar 3 = SLTP
4 = SMTA Umum 5 = SMTA Kejuruan 6 = Diploma I/II/III 7 = Universitas
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
69
_____________________________________________________________________________________
6.3
Penduduk yang Bekerja Jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas pada tahun 2009 berjumlah
169 328 208 jiwa, dari jumlah tersebut sebesar 113 833 280 jiwa (67,23 persen) adalah termasuk angkatan kerja. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi. Apabila dibedakan menurut daerah tempat tinggal, ternyata penduduk berumur 15 tahun ke atas di daerah perdesaan yang bekerja sebanyak 61 671 806 jiwa (65,29 persen), sedangkan untuk daerah perkotaan sebesar 43 198 667 jiwa (57,70 persen). Penduduk laki-laki berumur 15 tahun ke atas yang bekerja sebanyak 77,37 persen,
sedangkan untuk penduduk perempuan hanya sebanyak 46,68 persen.
Penduduk laki-laki berumur 15 tahun ke atas yang menganggur lebih besar (6,28 persen) daripada perempuan (4,32 persen). Hal serupa juga terjadi pada penduduk berumur 15 tahun ke atas yang mempunyai kegiatan utama seminggu yang lalu bersekolah, yaitu sebesar 8,37 persen untuk laki-laki dan sebesar 7,94 persen untuk perempuan, sedangkan untuk penduduk berumur 15 tahun ke atas yang mempunyai kegiatan utama seminggu yang lalu mengurus rumah tangga didominasi perempuan (sebesar 37,35 persen) dibandingkan laki-laki (sebesar 1,82 persen) hal yang umum terjadi dimana pada umumnya perempuan sebagai pekerja domestik.
70
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Tabel 6.2
Persentase Penduduk Berumur 15+ menurut Jenis Kegiatan Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin, 2009 Jenis Kelamin
Penduduk Usia Kerja
Kegiatan Seminggu yang Lalu
Laki-laki
Perempuan
(1)
(2)
(3)
(4)
77,37
46,68
Pengangguran
6,28
4,32
Sekolah
8,37
7,94
Mengurus Rumah Tangga
1,83
37,35
Lainnya
6,15
3,71
Angkatan Kerja
Bukan Angkatan Kerja
Bekerja
Sumber : BPS RI - Sakernas, 2009
6.4
Lapangan Pekerjaan Komposisi penyebaran jumlah pekerja di suatu wilayah menurut lapangan
pekerjaannya menunjukkan pada sisi mana kegiatan ekonomi wilayah tersebut bertumpu. Pada tahun 2009 secara nasional, terlihat bahwa sebagian besar penduduk yang tinggal di daerah perkotaan, yaitu 70,35 persen (dibandingkan yang tinggal di daerah pedesaan hanya 29,84 persen) bertumpu pada sektor industri, sektor perdagangan, serta sektor jasa-jasa. Sektor pertanian masih merupakan sektor yang sangat dominan bagi lapangan pekerjaan utama di daerah perdesaan, yaitu sebesar 60,08 persen, apabila dibandingkan daerah perkotaan (sebesar 10,55 persen) yang bertumpu pada sektor industri, perdagangan, dan sektor jasa kemasyarakatan.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
71
_____________________________________________________________________________________
Secara nasional, peran perempuan pada sektor Industri pengolahan, perdagangan, serta sektor jasa kemasyarakatan tersebut cukup besar yaitu masingmasing sebesar 14,14 persen, 28,18 persen, dan 15,59 persen, dibandingkan dengan laki-laki yang masing-masing sebesar 11,09 persen, 16,50 persen, dan 11,99 persen. Gambar 6.3
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Seminggu yang Lalu menurut Jenis Kelamin dan Lapangan Pekerjaan Utama, 2009
50
45,68 40,22
40
Persen
33,19
30
20
16,65
16,50 11,99
11,09 8,22
10 1,56
0,31 0,06
0,41
8,49
1,74 1,61 1,29
0,39
0,58
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Lapangan Pekerjaan Utama Laki-laki
Perempuan
Sumber : BPS RI – Sakernas 2009 Keterangan : 1 = Pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan 2 = Pertambangan dan Penggalian 3 = Industri Pengolahan 4 = Listrik, Gas, dan Air 5 = Bangunan/konstruksi 6 = Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel 7 = Angkutan, pergudangan, dan Komunikasi 8 = Keuangnan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan 9 = Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan
72
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
6.5
Status Pekerjaan Secara nasional, pada tahun 2009 penduduk perempuan berumur 15 tahun
ke atas yang mempunyai pekerjaan sebagai ”Pekerja Keluarga” menempati posisi tertinggi, yaitu sebesar 32,43 persen, sedangkan laki-laki hanya sebesar 8,14 persen. Untuk pekerja yang berstatus ”Buruh/Karyawan/Pegawai” penduduk
perempuan
berumur 15 tahun ke atas menempati posisi kedua yaitu sebesar 26,36 persen, sedangkan untuk laki-laki sebesar 28,62 persen. Status pekerjaan ”Berusaha Dibantu Buruh Tetap/Buruh Dibayar” menempati posisi terendah, yaitu hanya sebesar 1,30 persen untuk penduduk perempuan berumur 15 tahun ke atas, sedangkan untuk lakilaki sebesar 3,86 persen. Gambar 6.4
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Seminggu yang Lalu menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, 2009
40
32,43 28,62 26,36
30
Persen
25,25 21,13 18,33
20
13,82
10
8,14
7,25 5,74 5,38
3,86
2,38
1,30
0 1
2
3 4 5 Status Pekerjaan Utama Laki-laki
Sumber
6
7
Perempuan
: BPS RI - Sakernas, 2009
Keterangan : 1 = Berusaha sendiri 2 = Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar 3 = Berusaha dibantu buruh tetap 4 = Buruh/Karyawan/Pegawai
5 = Pekerja bebas di pertanian 6 = Pekerja bebas di non pertanian 7 = Pekerja keluarga
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
73
_____________________________________________________________________________________
Kondisi ini merupakan gambaran dari keadaan ketenagakerjaan di Indonesia, dimana kaum perempuan berumur 15 tahun ke atas pada umumnya memiliki kegiatan mengurus rumah tangga (37,35 persen), dan untuk membantu menambah penghasilan biasanya para anggota rumah tangga ikut serta bekerja membantu kepala rumah tangga sebagai ”Pekerja Keluarga” .
6.6
Tingkat Pendidikan Penduduk yang Bekerja Pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk berumur 15 tahun ke atas
yang bekerja selama seminggu yang lalu sangat penting diketahui untuk melihat seberapa jauh mutu pekerja di suatu daerah. Secara Nasional, pada tahun 2009 sebagian besar (28,27 persen) penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja selama seminggu yang lalu hanya berpendidikan tamat SD. Untuk perempuan angkanya mencapai 27,61 persen, sedangkan untuk laki-laki angkanya mencapai 28,67 persen. Mutu pekerja yang berpendidikan universitas (S1, S2, S3) mencapai angka 4,44 persen, dimana untuk perempuan 4,72 persen dan laki-laki mencapai angka sebesar 4,27 persen. Persentase terendah untuk penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja selama seminggu yang lalu adalah pekerja yang berpendidikan tertinggi tamat Akademi/Diploma I, II, II yang hanya mencapai angka 2,66 persen, terdiri 3,71 persen perempuan dan 2,02 persen laki-laki.
74
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Gambar 6.5
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2009 28,67
30
27,61
20,69 19,63
20
17,23
Persen
16,62 15,19
11,8 8,91
8,71
10
6,14 4,07
3,71
4,27
4,72
2,02
0 0
1
2 3 4 5 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Laki-laki
6
7
Perempuan
Sumber : BPS RI - Sakernas, 2009 Keterangan:
6.7.
0 = Tidak/belum pernah sekolah 1 = Tidak/belum tamat SD 2 = Sekolah Dasar 3 = SLTP
4 = SMTA Umum 5 = SMTA Kejuruan 6 = Diploma I/II/III 7 = Universitas
Pekerja Anak Dalam perkembangan ketenagakerjaan di Indonesia, pekerja anak
merupakan salah satu fenomena sosial yang eksistensi permasalahannya masih terus berlangsung bahkan menjadi semakin kompleks. Keterlibatan anak-anak dalam kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak disebabkan antara lain oleh kemiskinan yang terjadi di dalam keluarga. Secara langsung maupun tidak langsung keterlibatan pekerja anak telah memberikan kontribusi di dalam ekonomi keluarga. Namun, kondisi yang demikian justru membatasi hak-hak anak itu sendiri karena bekerja bukanlah kewajiban seorang anak.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
75
_____________________________________________________________________________________
Konsep pekerja anak yang digunakan adalah penduduk umur 10-17 tahun yang melakukan kegiatan/pekerjaan dengan maksud untuk memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam secara terus menerus dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi). Pada Tabel 6.3. dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 sebagian besar pekerja anak di Indonesia adalah pekerja anak laki-laki yakni sebesar 60,88 persen, sedangkan pekerja anak perempuan sebesar 39,12 persen. Jika dilihat menurut provinsi, pada tahun 2009 terdapat 5 provinsi yang memiliki persentase pekerja anak perempuan di atas 44 persen, yaitu Provinsi DKI Jakarta (65,37 persen), Bali (48,78 persen), Jawa Barat (46,38 persen), Banten (45,85 persen), dan DI Yogyakarta (44,26 persen). Khusus untuk DKI Jakarta merupakan satu-satunya provinsi dengan proporsi pekerja anak perempuan (65,37 persen) lebih tinggi dari pekerja anak laki-laki (34,63 persen). Untuk pekerja anak laki-laki terdapat 5 provinsi yang persentasenya di atas 71 persen, yaitu Gorontalo (79,80 persen), Lampung ( 74,24 persen), Sulawesi Utara ( 73,35 persen), Jambi (71,76 persen), dan Sulawesi Tengah (71,66 persen).
76
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Tabel 6.3
Persentase Penduduk Berumur 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009 Provinsi (1)
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Jumlah
(2)
(3)
(4)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua
66,18 59,01 66,68 69,86 65,45 71,76 66,62 70,89 65,60 74,24 34,63 53,62 54,15 60,33 55,74 62,06 51,22 59,59 61,84 57,82 64,35 58,84 60,11 73,35 79,80 71,66 67,36 68,65 67,34 60,95 67,15 59,69 56,01
33,82 40,99 33,32 30,14 34,55 28,24 33,38 29,11 34,40 25,76 65,37 46,38 45,85 39,67 44,26 37,94 48,78 40,41 38,16 42,18 35,65 41,16 39,89 26,65 20,20 28,34 32,64 31,35 32,66 39,05 32,85 40,31 43,99
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Indonesia
60,88
39,12
100,00
Sumber : BPS RI - Sakernas, 2009
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
77
_____________________________________________________________________________________
78
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
SEKTOR PUBLIK
Negara Indonesia mengatur hak dan kewajiban yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu, persamaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan juga ditegaskan dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1984 tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita. Dengan demikian, perempuan diberikan kebebasan dan kesempatan yang sama dengan laki laki dalam berperan di semua bidang dan sektor. Tidak hanya di ranah domestik, peranan perempuan juga telah diakui di sektor publik. Hal itu tampak pada partisipasi perempuan yang menjadi anggota di badan legislatif, eksekutif maupun yudikatif serta partai politik.
7.1
Politik dan Legislatif Kesadaran berpolitik kaum perempuan ditandai dengan banyaknya
perempuan yang menjadi anggota legislatif, baik sebagai anggota DPR, MPR maupun sebagai anggota DPD. Pada periode 2009-2014, perempuan yang menjadi anggota DPR sebanyak 100 orang dari 560 anggota DPR (sekitar 18 persen). Sementara itu perempuan yang menjadi anggota MPR ada sebanyak 136 orang atau sekitar 20 persen terhadap total anggota MPR (692 orang).
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
79
_____________________________________________________________________________________
Di partai politik, perempuan banyak berasal dari Partai Demokrat (34 orang), hal ini bisa dimaklumi karena partai ini merupakan partai pemenang pemilu. Secara persentase, perempuan dari partai PKB paling tinggi persentasenya (25 persen), sedangkan yang terendah pada partai PKS, hanya 3 persen. Dari perwakian daerah, terdapat 27 persen perempuan dan 73 persen laki-laki. Nilai persentase perempuan di badan legislatif ini paling tinggi dibandingkan badan legislatif lainnya. Gambar 7.1
Persentase Anggota MPR, DPR, dan DPD menurut Jenis Kelamin, 2009
100% 90% 80% 70% 60%
73
80
82
20
18
50% 40% 30% 20% 10%
27
0% Anggota MPR
Anggota DPR Perempuan
Anggota DPD
Laki-laki
Sumber : Website DPR – RI
7.2
Eksekutif Menteri merupakan orang pilihan Presiden yang mempunyai keahlian khusus
dapat membantu Presiden menjalani roda pemerintahan. Dari 30 kementerian yang dibentuk presiden, terdapat satu kementerian yang khusus menangani perempuan, yaitu Kementerian Pemberdayaan Perempuan yang dipimpin oleh Menteri Perempuan.
80
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Dari 29 kementerian sisanya, hanya 3 kementerian yang dipimpin oleh Menteri Perempuan, yaitu Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan (Ketua Bappenas), dan Kementerian Kesehatan. Gambar 7.2
Banyaknya Menteri pada Kementerian di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II menurut Jenis Kelamin, 2009-2014
Sumber : Website DPR – RI
Pada tahun 2007, telah terjadi sejarah baru dengan lahirnya gubernur perempuan di Provinsi Banten, dan hanya satu-satunya perempuan yang menjadi gubernur. Di tingkat kabupaten/kota, hanya terdapat 8 orang bupati atau walikota perempuan dari 400 kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Jumlah ini terlihat lebih banyak dibandingkan dengan perempuan yang menjadi gubernur. Namun secara persentase, perempuan yang menjadi gubernur lebih besar dibandingkan perempuan yang menjadi bupati/walikota, yaitu 3 persen berbanding 1,8 persen. Di tingkat desa/kelurahan, umumnya kepala desa/lurah adalah laki-laki. Perempuan yang menjadi kepala desa/lurah hanya sebesar 4 persen. Tingkat pendidikan tidak mempengaruhi seseorang menjadi kepala desa/lurah. Namun demikian sebagian besar kepala desa/lurah, baik laki-laki maupun perempuan berpendidikan minimal SMA atau SMTA.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
81
_____________________________________________________________________________________
7.3
Yudikatif Lembaga yudikatif yang terdiri dari Mahkamah Agung (MA), Mahkamah
Konstitusi (MK), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Komisi Yudisial (KY) merupakan lembaga yang belum responsif gender. Di 4 (empat) lembaga ini, hanya 1 (satu) yang mempunyai pemimpin perempuan, yaitu MK. Dari 9 pimpinan MK hanya 1 perempuan. Gambar 7.3
Banyaknya Pimpinan pada Mahkamah Agung menurut Jenis Kelamin, 2009
Sumber : Website DPR – RI
Gambar 7.4
Banyaknya Pimpinan KPK menurut Jenis Kelamin, 2009
Sumber : Website DPR – RI
Gambar 7.5
Banyaknya Pimpinan Mahkamah Konstitusi menurut Jenis Kelamin, 2009
Sumber : Website DPR – RI
82
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Gambar 7.6
Banyaknya Pimpinan Komisi Yudisial menurut Jenis Kelamin, 2009
Sumber : Website DPR – RI
7.4
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Peran perempuan dalam pemerintahan terlihat dari banyak perempuan yang
menjadi pejabat struktural mulai dari eselon V (terendah) sampai dengan eselon I (tertinggi). Pada Mei 2010 jumlah PNS sebanyak 4 732 472 orang, 46 persen diantaranya adalah perempuan. Dilihat berdasarkan tingkat pendidikannya, persentase perempuan yang bependidikan tinggi (S1 ke atas) tidak jauh berbeda dengan PNS lakilaki, yaitu 31,2 persen berbanding 33,14 persen. Begitu pula bila dilihat dari kelompok umur. Bila diasumsikan bahwa kelompok umur 29-60 tahun merupakan umur yang mungkin menjadi pejabat struktural, persentase pada kelompok umur tersebut tidak berbeda jauh yaitu persentase perempuan sebesar 95,31 persen, sedangkan laki-laki sebesar 96,83 persen. Namun demikian, jumlah yang hampir seimbang tersebut tidak memudahkan perempuan untuk menduduki jabatan struktural. Secara umum pejabat struktural di lingkungan PNS hanya 5 persen (236 582 orang), baik laki-laki maupun perempuan. Sebagian besar pejabat struktural didominasi oleh kaum laki-laki. Perempuan yang menjadi pejabat struktural hanya 22 persen. Semakin tinggi jabatan semakin kecil persentase perempuan yang menduduki jabatan tersebut. Dari 554 pejabat eselon I hanya 49 orang perempuan (8,8 persen), untuk pejabat eselon II, III, IV dan V perempuan masing-masing sebanyak 539 (7,5 persen), 6 123 (15,2 persen), 43 067 (24,3 persen) dan 2 759 (23,8 persen).
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
83
_____________________________________________________________________________________
Gambar 7.7
Jumlah PNS yang Menduduki Jabatan Eselon 1-5 menurut Jenis Kelamin, 2010
100 90 80 70 60 91.2
92.5
8.8
7.5
Eselon 1
Eselon 2
75.7
76.2
24.3
23.8
Eselon 4
Eselon 5
84.8
50 40 30 20 10
15.2
0 Eselon 3 Perempuan
Laki-laki
Sumber : Website DPR – RI
84
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
Manusia dan alam lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial, merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Lingkungan fisik dapat berupa alam sekitar yang alamiah, maupun buatan manusia. Alam sekitar yang kelihatannya sangat alamiah, kadang sewaktu-waktu dapat menjadi sangat ganas. Untuk itu, manusia menciptakan tempat perlindungan berupa rumah atau tempat tinggal. Manusia sebagai makhluk sosial, secara alamiah pula mempunyai keinginan untuk hidup bersama dengan orang Iain sehingga berkumpul pula beberapa bangunan rumah tinggal dan terbentuklah suatu pemukiman rumah penduduk. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, permintaan terhadap rumah akan terus meningkat karena rumah merupakan kebutuhan dasar bagi manusia disamping pakaian dan makanan. Meningkatnya permintaan rumah harus diimbangi dengan penyediaan akan kebutuhan perumahan bagi penduduk. Informasi tentang perumahan menjadi penting untuk melihat sejauh mana masyarakat telah menikmati rumah. Rumah tinggal merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sepanjang hidupnya selain kebutuhan sandang dan pangan. Sehingga rumah dapat dikatakan sebagai kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh manusia agar dapat terus bertahan hidup. Jika kebutuhan primer tersebut tidak dapat dipenuhi, maka mereka akan sangat sulit untuk dapat hidup secara layak.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
85
_____________________________________________________________________________________
Rumah, selain sebagai tempat untuk berteduh dan berlindung, baik disaat hujan maupun panas, juga diperlukan untuk memberi rasa aman bagi penghuninya dari gangguan yang tidak diinginkan. Selain itu, rumah juga merupakan tempat berkumpul bagi para penghuninya, dan biasanya mereka merupakan suatu ikatan keluarga. Lebih jauh lagi, rumah juga dapat dijadikan sebagai salah satu indikator kesejahteraan pemiliknya. Semakin baik fasilitas yang dimiliki, dapat diasumsikan semakin baik pula tingkat kesejahteraan penghuninya. Beberapa fasilitas perumahan yang dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan rumah tangga adalah luas lantai rumah, sumber air minum, fasilitas tempat buang air besar, dan tempat pembuangan kotoran (tinja).
8.1
Kualitas Rumah Tinggal Rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga serta
sebagai tempat untuk menghabiskan sebagian besar waktunya. Karenanya, kondisi rumah sangat berperan dalam menentukan tingkat kesejahteraan para penghuninya. Rumah yang tidak sehat dapat menjadi media penularan penyakit bagi anggota rumah tangga yang menghuninya atau bahkan para tetangga di sekitarnya. Salah satu ukuran yang digunakan untuk menilai kondisi kesehatan perumahan diantaranya adalah luas lantai rumah atau tempat tinggal (dalam meter persegi). Luas lantai rumah tempat tinggal selain digunakan sebagai indikator untuk menilai kemampuan sosial masyarakat, secara tidak langsung juga dapat dikaitkan dengan sistem kesehatan lingkungan keluarga atau tempat tinggal (perumahan). Selain luas lantai, jenis lantai juga dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat kualitas perumahan. Semakin baik kualitas lantai perumahan dapat diasumsikan semakin membaik pula tingkat kesejahteraan penghuninya. Rumah tangga dengan jenis lantai keramik atau marmer menggambarkan bahwa penghuninya
86
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik dari pada rumah tangga yang menggunakan jenis lantai semen, ubin, atau tanah. Selain itu, jenis lantai rumah juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan penghuninya. Semakin banyak rumah tangga yang mendiami rumah dengan jenis lantai tanah, maka akan terpengaruh pada rendahnya derajat kesehatan masyarakat, karena lantai tanah dapat menjadi media yang subur bagi timbulnya kuman penyakit dan media penularan bagi jenis penyakit tertentu, seperti diare, cacingan dan penyakit kulit. Pada tahun 2009 ada sebanyak 17,38 persen rumah tangga yang menempati rumah tinggal dengan luas lantai per kapita kurang dari 9 m2, untuk rumah tangga yang dikepalai laki-laki sebesar 18,58 persen diantaranya memiliki luas lantai kurang dari 9 m2, sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 10,14 persen. Propinsi Papua merupakan daerah dengan persentase terbesar (57,39 persen), hal ini berarti bahwa sebanyak 57,39 persen rumah tangga di Papua menempati rumah tinggal dengan luas lantai kurang dari 9 m2, dimana untuk rumah tangga yang dikepalai laki-laki sebesar 59,08 persen diantaranya memiliki luas lantai kurang dari 9 m2, sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 39,09 persen. Selain itu, pada tahun 2009 terdapat sebanyak 11,95 persen rumah tangga yang mendiami rumah tinggal dengan lantai tanah, dimana sebesar 11,5 persen adalah rumah tangga yang dikepalai laki-laki dan sebesar 14,64 persen adalah rumah tangga yang dikepalai perempuan. Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan daerah dengan persentase rumah tangga yang berlantai tanah terbesar (40,39 persen), dimana untuk rumah tangga yang dikepalai laki-laki sebesar 39,45 persen diantaranya dengan lantai tanah, sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 45,94 persen.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
87
_____________________________________________________________________________________
Gambar 8.1
Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Beberapa Indikator Kualitas Perumahan, 2009
100 96,41 96,28 96,38 80 67,40
66,88 63,73
Persen
60
40
18,58
17,38
20
14,64 11,50
10,14
11,95
0 Luas Lantai < 9 m2 Laki-laki
Lantai Tanah Perempuan
Atap Layak
Dinding Permanen
Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Rumah tangga yang menempati rumah dengan atap yang layak, yaitu terbuat dari beton, genteng, sirap, seng, dan asbes sebanyak 96,38 persen, dimana sebesar 96,41 persen adalah rumah tangga yang dikepalai laki-laki dan sebesar 96,28 persen adalah rumah tangga yang dikepalai perempuan. Propinsi Yogyakarta merupakan daerah dengan persentase rumah tangga yang menggunakan atap yang layak terbesar (99,92 persen) , dimana untuk rumah tangga yang dikepalai laki-laki hampir semuanya (99,90 persen) diantaranya dengan atap yang layak, sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan semuanya (100 persen) menggunakan atap yang layak. Sementara itu rumah tangga yang menempati rumah dengan dinding permanen, yaitu dinding yang terbuat dari tembok sebanyak 66,88 persen, dimana sebesar 67,40 persen adalah rumah tangga yang dikepalai laki-laki dan sebesar 63,73 persen adalah rumah tangga yang dikepalai perempuan. Propinsi DKI Jakarta merupakan daerah dengan persentase rumah tangga yang menggunakan dinding
88
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
permanen terbesar (91,92 persen) , dimana untuk rumah tangga yang dikepalai lakilaki sebesar 91,87 persen diantaranya dengan dinding permanen, sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 92,20 persen.
8.2.
Kelengkapan Fasilitas Pokok Rumah Kelengkapan fasilitas pokok suatu rumah akan menentukan nyaman atau
tidaknya suatu rumah tinggal, yang juga menentukan kualitas suatu rumah tinggal. Fasilitas pokok yang penting agar suatu rumah menjadi nyaman dan sehat untuk dijadikan tempat tinggal antara lain adalah tersedianya sarana penerangan listrik, air bersih, serta jamban dengan tangki septik. Secara Nasional, pada tahun 2009 ada sebanyak 93,54 persen rumah tangga yang menggunakan listrik sebagai sumber penerangannya, untuk rumah tangga yang dikepalai laki-laki sebesar 93,61 persen di antaranya menggunakan listrik sebagai sumber penerangannya, sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 93,11 persen. Propinsi DKI Jakarta merupakan daerah dengan persentase terbesar (99,57 persen) hal ini berarti bahwa hampir semua rumah tangga di DKI Jakarta menempati
rumah
tinggal
dengan
menggunakan
listrik
sebagai
sumber
penerangannya, dimana untuk rumah tangga yang dikepalai laki-laki sebesar 99,55 persen diantaranya menggunakan listrik sebagai sumber penerangan, sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 99,70 persen. Air bersih (yaitu air yang sumbernya berasal dari air sumur bor/pompa, sumur terlindung, mata air terlindung yang jarak ke tempat penampungan kotoran/tinja terdekat 10 meter atau lebih) merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari. Ketersediaan dalam jumlah yang cukup, terutama untuk keperluan minum dan masak, merupakan tujuan dari program penyediaan air
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
89
_____________________________________________________________________________________
bersih yang terus menerus diupayakan pemerintah. Pada tahun 2009, secara Nasional ada sebanyak 53,70 persen rumah tangga yang dapat menikmati air minum bersih, untuk rumah tangga yang dikepalai laki-laki sebesar 53,68 persen diantaranya dapat menikmati air minum bersih, sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 53,83 persen. Sistem pembuangan kotoran atau air besar manusia sangat erat kaitannya dengan kondisi lingkungan dan resiko penularan suatu penyakit, khususnya penyakit saluran pencernaan. Klasifikasi sarana pembuangan kotoran dilakukan berdasarkan atas tingkat resiko pencemaran yang mungkin ditimbulkan. Masalah kondisi lingkungan tempat pembuangan kotoran manusia tidak terlepas dari aspek kepemilikan terhadap sarana yang digunakan, terutama dikaitkan dengan tanggung jawab dalam pemeliharaan dan kebersihan sarana. Fasilitas rumah tinggal yang berkaitan dengan hal tersebut adalah ketersediaan jamban sendiri dengan tangki septik. Pada tahun 2009, secara nasional ada sebanyak 73,56 persen rumah tangga yang menggunakan jamban sendiri dengan tangki septik. Rumah tangga yang menggunakan jamban sendiri dengan tangki septic antara yang dikepalai oleh laki-laki dan perempuan persentasenya tidak jauh berbeda yaitu 73,44 persen dan 74,34 persen. Persentase ini menunjukkan cukup banyak rumah tangga diluar kondisi tersebut dapat disebabkan karena tinggalnya di pulaupulau atau di bantaran sungai, yang langsung membuang kotoran ke laut atau ke sungai.
90
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Gambar 8.2
Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Beberapa Fasilitas Perumahan, 2009
100 93,61
93,11
93,54
80 73,44
74,34
73,56
Persen
60 53,68
53,83
53,70
40
20
0 Penerangan Listrik
Laki-laki
Air Minum Bersih
Perempuan
Jamban Sendiri dengan Tangki Septik
Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
8.3.
Akses pada Informasi Seiring dengan semakin majunya perkembangan teknologi, alat komunikasi
seperti telepon, telepon selular (handphone), dan komputer menjadi salah satu fasilitas perumahan yang sangat pesat pertumbuhannya. Berdasarkan data Susenas 2009, hanya sekitar 10,36 persen rumah tangga di Indonesia yang memiliki telepon rumah, dimana untuk rumah tangga yang dikepalai laki-laki sebesar 10,48 persen diantaranya menggunakan telepon rumah, sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 9,62 persen. Untuk rumah tangga yang memiliki telepon selular ada sebesar 61,84 persen rumah tangga yang memilikinya, sebesar 63,99 persen rumah tangga diantaranya dikepalai laki-laki,
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
91
_____________________________________________________________________________________
sedangkan rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 48,75 persen. Secara nasional rumah tangga yang memiliki Desktop/PC sebesar 8,40 persen, dimana untuk rumah tangga yang dikepalai laki-laki sebesar 8,76 persen diantaranya memiliki Desktop/PC, sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 6,18 persen. Untuk rumah tangga yang memiliki Laptop/Notebook sebesar 5,27 persen, sebesar 5,40 persen rumah tangga diantaranya dikepalai laki-laki, sedangkan rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 4,49 persen. Gambar 8.3
Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Fasilitas Teknologi Informasi menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Jenis Fasilitas, 2009
80
63,99
61,84
60
Persen
48,75
40
20 10,48 9,62
10,36
8,76 6,18
8,40 5,40
4,49 5,27
0 Telepon Rumah
Telepon Seluler
Laki-laki
Perempuan
Desktop/PC
Laptop/Notebook
Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Persentase rumah tangga yang paling sedikit satu anggota rumah tangganya mengakses internet tertinggi melalui warnet yaitu sebesar 6,69 persen, sebesar 6,68 persen rumah tangga diantaranya dikepalai laki-laki, sedangkan rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 6,79 persen. Penggunaan internet di kantor menempati
92
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
urutan kedua setelah warnet yaitu sebesar 3,41 persen, dimana sebesar 3,55 persen rumah tangga diantaranya dikepalai laki-laki, sedangkan rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 2,55 persen.
Akses internet rumah tangga melalui sekolah
menempati urutan ketiga yaitu sebesar 2,86 persen, untuk rumah tangga yang dikepalai laki-laki sebesar 2,89 persen, sedangkan rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 2,70 persen. Akses internet melalui komputer di rumah masih cukup rendah, yaitu 2,74 persen, dimana
untuk rumah tangga yang dikepalai laki-laki sebesar 2,83 persen,
sementara rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 2,21 persen. Untuk akses internet melalui media lainnya (kafe, hotel, dsb) merupakan yang terendah yaitu sebesar 0,94 persen, dimana rumah tangga yang dikepalai laki-laki sebesar 0,95 persen dan rumah tangga yang dikepalai perempuan sebesar 0,92 persen. Gambar 8.4
Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Fasilitas Internet menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga dan Lokasi/Media Akses Internet, 2009
8 6,68 6,79 6,69
Persen
6
3,55
4 2,83
3,41 2,89
2,74
2,55
2,21
2,70 2,86
2 0,95 0,92 0,94
0 Rumah
Warnet Laki-laki
Kantor Perempuan
Sekolah
Lainnya
Laki-laki + Perempuan
Sumber : BPS RI - Susenas, 2009
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
93
_____________________________________________________________________________________
94
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
ANAK PENYANDANG CACAT DAN ANAK TELANTAR 9.1
Anak Penyandang Cacat Dalam UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, pasal 1 ayat (1)
didefinisikan bahwa anak adalah seseorang yang belum berumur 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Untuk data anak penyandang cacat, dalam bab ini anak datanya dibagi dalam 2 kelompok umur, yaitu balita (0 - 4 tahun) yang selanjutnya masuk kelompok balita dan kelompok umur 5-17 tahun. Khusus pengertian anak adalah penduduk berumur 5 -17 tahun yang belum kawin. Dengan demikian, anak penyandang cacat dapat didefinisikan sebagai penduduk berumur 5-17 tahun yang belum kawin dan mempunyai kelainan fisik dan/atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara selayaknya. Setiap anak penyandang cacat berhak mendapat hak kehidupan yang layak dan fasilitas yang sama dimanapun dia bertempat tinggal. sebagaimana tertuang dalam DEKLARASI HAK PENYANDANG CACAT yang dicetuskan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan resolusi 3447 tanggal 9 Desember 1975 di New York, yang menyebutkan bahwa ”Penyandang cacat berhak untuk hidup dengan keluarga atau orang tua angkat mereka dan untuk berpartisipasi dalam semua kegiatan sosial, kreatif, atau rekreasi”.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
95
_____________________________________________________________________________________
Kecacatan (disabilitas) dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu: 1) Kecacatan akibat kecelakaan, meliputi korban peperangan, kerusuhan, kecelakaan kerja/industri, kecelakaan lalu lintas serta kecelakaan lainnya; 2) Cacat sejak lahir atau ketika dalam kandungan, termasuk golongan ini adalah mereka yang menderita cacat akibat penyakit keturunan; 3) Cacat yang disebabkan oleh penyakit, seperti penyakit polio, penyakit kelamin, penyakit TBC, penyakit kusta, diabetes, dan lain-lain. Pada Tabel 9.1 memperlihatkan bahwa secara umum perkiraan jumlah penyandang cacat untuk penduduk laki-laki lebih banyak daripada perempuan, baik di daerah perkotaan maupun di perdesaan. Penyandang cacat penduduk laki-laki diperkirakan sebesar 0,99 persen dari jumlah penduduk di Indonesia, sedangkan penyandang cacat penduduk perempuan diperkirakan sebesar 0,85 persen. Apabila diperhatikan berdasarkan tipe daerah, sebagian besar penyandang cacat berada di perdesaan baik untuk penduduk laki-laki maupun perempuan. Penyandang cacat penduduk perempuan di perdesaan sekitar 0,94 persen, sedangkan di perkotaan hanya sebesar 0,76 persen. Sementara itu penyandang cacat penduduk laki-laki di perdesaan sekitar 1,07 persen, sedangkan di perkotaan hanya sebesar 0,90 persen.
96
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Tabel 9.1 Perkiraan Jumlah (Ribuan) dan Persentase Penyandang Cacat menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2009 Jenis Kelamin
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
500,30
630,50
1 130,80
55 281,30
59 076,90
114 358,20
0,90
1,07
0,99
428,30
567,70
996,00
56 337,80
60 172,40
116 510,30
0,76
0,94
0,85
928,60
1 198,20
2 126,80
111 619,10
119 249,30
230 868,40
0,83
1,00
0,92
Laki-laki (L) Jumlah Penyandang Cacat (000) Jumlah Penduduk (000) % Penyandang Cacat Terhadap Jumlah Penduduk Perempuan (P) Jumlah Penyandang Cacat (000) Jumlah Penduduk (000) % Penyandang Cacat Terhadap Jumlah Penduduk L+P Jumlah Penyandang Cacat (000) Jumlah Penduduk (000) % Penyandang Cacat Terhadap Jumlah Penduduk
Sumber : BPS RI - Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan, 2009
Penyandang cacat pada kelompok umur balita (0-4 tahun) dan anak-anak (5-17 tahun) mempunyai persentase yang lebih rendah bila dibandingkan pada kelompok umur lainnya (Tabel 9.2). Namun demikian persentase anak umur 5-17 tahun penyandang cacat lebih tinggi dibandingkan balita (0-4 tahun), yaitu 18,16 persen berbanding 2,48 persen. Hal ini kemungkinan kecacatan pada anak berumur 517 tahun lebih disebabkan akibat kecelakaan atau penyakit yang diderita (seperti polio), disamping kecacatan akibat bawaan sejak lahir.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
97
_____________________________________________________________________________________
Secara absolut anak penyandang cacat lebih banyak ditemukan di perdesaan (sekitar 210,0 ribu) daripada di perkotaan (sekitar 176,2 ribu), walaupun secara persentase di perkotaan lebih besar (18,97 persen) daripada di perdesaan (17,53 persen). Tabel 9.2
Perkiraan Jumlah (dalam ribuan) dan Persentase Penyandang Cacat menurut Kelompok Umur dan Daerah Tempat Tinggal, 2009
Kelompok Umur
Perkotaan (K)
Perdesaan (D)
K+D
(Tahun)
Jumlah (000)
%
Jumlah (000)
%
Jumlah (000)
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
0 – 4
20,5
2,21
32,3
2,7
52,7
2,48
5 – 17
176,2
18,97
210
17,53
386,2
18,16
18 – 30
191,2
20,59
242,1
20,21
433,3
20,37
31 – 59
336,3
36,22
382,1
31,89
718,4
33,78
60 +
204,4
22,01
331,8
27,69
536,2
25,21
928,60
100,00
1 198,20
100,00
2 126,80
100,00
Jumlah
Sumber : BPS RI - Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan, 2009
Pada Gambar 9.1 memperlihatkan persentase penyandang cacat berumur 5 tahun ke atas menurut partisipasi sekolah dan kelompok umur. Berdasarkan gambar tersebut persentase anak penyandang cacat pada kelompok umur 5-6 tahun yang tidak/belum pernah sekolah sangat mendominasi, yaitu mencapai 82,68 persen, sedangkan yang masih sekolah hanya 16,82 persen dan sudah tidak sekolah lagi relatif kecil, yaitu hanya 0,50 persen. Sementara itu persentase anak penyandang cacat pada kelompok umur 7 – 24 tahun yang tidak/belum pernah sekolah dan tidak sekolah lagi hampir seimbang, yaitu sekitar 39,47 persen dan 36,15 persen, sedangkan anak penyandang cacat yang masih sekolah pada kelompok umur yang sama hanya sekitar 24,38 persen.
98
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
_____________________________________________________________________________________
Gambar 9.1
Persentase Penyandang Cacat Berumur 5 Tahun ke Atas menurut Partisipasi Sekolah dan Kelompok Umur, 2009
100 82,68 80 65,03
Persen
60
39,47 36,15
40
34,88
24,38 20
16,82
0,50
0,09
0 5-6 Tidak/Belum Pernah Sekolah
7-24 Masih Sekolah
25+ Tidak Sekolah Lagi
Sumber : BPS RI - Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan, 2009
9.2
Anak Telantar Anak merupakan generasi penerus dalam upaya mewujudkan cita-cita
bangsa yang mempunyai peranan untuk menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan. Agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia, serta upaya perlindungan dalam mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya tanpa diskriminasi. Sejalan dengan hal tersebut, maka pemerintah telah berupaya mencanangkan berbagai program dan kebijakan yang mendukung pemenuhan hak-hak anak tanpa diskriminasi dalam prioritas nasional di bidang Kesejahteraan Rakyat. Keberadaan
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
99
_____________________________________________________________________________________
orang tua, kondisi ekonomi dan lingkungan mempengaruhi perkembangan anak dalam proses pertumbuhannya. Salah satu permasalahan anak berkaitan dengan kurang/tidak terpenuhinya kebutuhan anak secara wajar, baik kebutuhan fisik, mental spiritual dan sosial dikenal dengan istilah anak telantar (UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak). Keterbatasan yang dimiliki seorang anak dalam proses tumbuh kembangnya berdampak pada perlunya perlindungan anak. Perlindungan anak didefinisikan sebagai segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak atas hakhaknya agar dapat hidup, tumbuh kembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Berbagai problematika anak menjadi perhatian serius dari pemerintah, dalam hal ini ditunjukkan dengan adanya UU Perlindungan Anak dan Lembaga Komisi Perlindungan Anak. Secara struktural, penanganan anak terintegrasi di berbagai lembaga pemerintahan negara diantaranya Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Pendidikan Nasional. Dalam rangka mengidentifikasi apakah seorang anak dapat dikategorikan sebagai anak telantar atau tidak telantar, maka digunakan kriteria ketelantaran berdasarkan variabel-variabel pokok yang berkaitan dengan tingkat pemenuhan kebutuhan dasar, yaitu mencakup tingkat pemenuhan kebutuhan akan makanan pokok, lauk pauk yang berprotein tinggi, pakaian dan kebutuhan sosial yang meliputi pendidikan dasar, tempat tetap untuk tidur, keluhan kesehatan dan keberadaan ayah/bapak kandung. Pemilihan jenis variabel kriteria ketelantaran tersebut berdasarkan kriteria hasil uji validitas variabel Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pada tahun 2002 yang merupakan kegiatan Studi Identifikasi Variabel Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Hasil studi tersebut mengidentifikasi beberapa kriteria untuk indikator anak telantar,
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
100
_____________________________________________________________________________________
lansia telantar maupun rumah tidak layak huni. Dari hasil kesepakatan antara BPS RI dan Kemensos dibuat kriteria baru berdasarkan kriteria lama yang disempurnakan dan penggunaan kriteria baru dimulai sejak Susenas 2003. Berikut ini disajikan tabel yang berisi variabel-variabel untuk menentukan derajat ketelantaran. Tabel 9.3. Variabel-variabel untuk Menentukan Derajat Ketelantaran
1.
Jenis Indikator
Jenis Variabel
(1)
(2)
Balita Telantar (Balita : penduduk usia 0 – 4 tahun) Note: Kriteria 3 dan 4 tidak berlaku bagi balita usia 0-1 tahun
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
2.
Anak Telantar (Anak : penduduk usia 5-17 thn dan belum kawin)
1.
Note: Kriteria 1 tidak berlaku bagi anak usia 5-6 tahun
4. 5.
2. 3.
6. 7. 8. 3.
Rumah Tidak Layak Huni
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tidak pernah diberi Air Susu Ibu (ASI) Tidak mempunyai Bapak dan ibu kandung lagi Makan makanan pokok kurang dari 14 kali dalam seminggu Makan lauk pauk berprotein tinggi (nabati atau hewani); nabati 3 kali, hewani 2 kali atau kombinasi 4,2 dalam seminggu Ibu balita yang bertanggung jawab terhadap anak ini bekerja selama seminggu terakhir Bila balita sakit tidak diobati Anak dititipkan/diasuh oleh orang lain (tetangga, lainnya atau ditinggal sendiri) selama seminggu terakhir Tidak/belum pernah sekolah atau tdk sekolah lagi dan tidak tamat pendidikan dasar (wajar 9 tahun), sesuaikan dengan umur Makan makanan pokok kurang dari 14 kali dalam seminggu Makan lauk pauk berprotein tinggi (nabati atau hewani); nabati 3 kali, hewani 2 kali atau kombinasi 4,2 dalam seminggu Memiliki pakaian kurang dari 4 stel Tidak mempunyai tempat tetap untuk tidur (BV R7a=2 atau R7a=1, R7b=2 atau R7a=1, R7b=1 dan R7c=1) Bila sakit tidak di obati Yatim piatu atau bapak kandung bukan art (BIV kol(12)=3 dan kol (13)=3 atau kol (12) Bpk=2 atau 3) Bekerja/membantu memperoleh penghasilan (penduduk < 15 tahun) 2
Luas lantai per kapita - perkotaan : < 4 m - perdesaan : < 10 m Jenis atap rumah terbuat dari daun/lainnya Jenis dinding rumah terbuat dari bambu/lainnya Jenis lantai tanah Tidak mempunyai fasilitas buang air besar (WC sendiri) Sumber penerangan bukan listrik Jarak sumber air minum utama ke tempat pembuangan kotoran/tinja kurang dari 10 m
2
Jika memenuhi : 1 (satu) kriteria : Tidak telantar 2 (dua) kriteria : Hampir telantar Lebih dari 2 kriteria : Telantar
Sumber : BPS RI - Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan, 2009
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
101
_____________________________________________________________________________________
Pada Tabel 9.4 terlihat bahwa persentase anak hampir telantar dua kali lebih tinggi dibandingkan anak telantar. Keadaan ini terjadi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Dari jumlah sekitar 3,1 juta anak telantar, mayoritas anak telantar terkonsentrasi di daerah perdesaan yaitu sebesar 76,2 persen (sekitar 2,4 juta anak) dan sisanya di daerah perkotaan sebesar 26,9 persen (sekitar 720 ribu anak). Tabel 9.4 Daerah Tempat Tinggal
Perkiraan Jumlah (ribuan) dan Persentase Anak menurut Daerah Tempat Tinggal, Jenis Kelamin dan Kategori Ketelantaran, 2009 Jenis Kelamin
D
K+D
Sumber
Hampir Telantar
Tidak Telantar
%
%
Jumlah Anak (000)
(6)
(7)
(8)
(9)
9,8
11 966,60
87,18
13 726,20
100,00
1 216,90
9,35
11 499,40
88,31
13 021,40
100,00
2,69
2 561,50
9,58
23 466,00
87,73
26 747,60
100,00
1 343,30
8,16
2 520,40
15,31
12 596,30
76,53
16 460,00
100,00
P
1 052,40
7,03
2 093,20
13,99
11 818,50
78,98
14 964,20
100,00
L+P
2 395,70
7,62
4 613,70
14,68
24 414,80
77,69
31 424,20
100,00
L
1 758,20
5,82
3 865,00
12,8
24 562,90
81,37
30 186,20
100,00
P
1 357,60
4,85
3 310,10
11,83
23 317,80
83,32
27 985,50
100,00
L+P
3 115,80
5,36
7 175,20
12,33
47 880,80
82,31
58 171,70
100,00
%
Jumlah (000)
(2)
(3)
(4)
L
414,90
3,02
1 344,60
P
305,10
2,34
L+P
720,10
L
(1) K
Telantar Jumlah (000)
%
Jumlah (000)
(5)
: BPS RI - Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan, 2009
Keterangan : K = Perkotaan D = Perdesaan L = Laki-laki P = Perempuan
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
102
_____________________________________________________________________________________
Gambar 9.2
Persentase Anak Berumur 5-17 Tahun menurut Kategori Ketelantaran, 2006 dan 2009
100 82,09
82,31
80
Persen
60
40
20
11,82 6,08
12,33
5,36
0 Telantar
Hampir Telantar 2006
Tidak Telantar
2009
Sumber : BPS RI - Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan, 2009
Pada tahun 2009 diperkiraan anak telantar sebesar 58,2 juta anak, dimana sekitar 3,1 juta anak (5,36 persen) termasuk kategori anak telantar, selanjutnya sekitar 7,2 juta anak atau 12,33 persen dikategorikan anak hampir telantar dan 47,9 juta anak (82,31 persen) termasuk kategori anak tidak telantar. Persentase anak telantar pada tahun 2009 ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2006. Meskipun persentase anak telantar mengalami penurunan, namun persentase anak yang termasuk kategori hampir telantar mengalami kenaikan selama tahun 20062009, yaitu dari 11,82 persen pada 2006 menjadi 12,33 persen pada 2009. Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah karena anak hampir telantar sangat berpotensi untuk menjadi anak telantar.
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
103
_____________________________________________________________________________________
Tabel 9.5
Persentase Anak Berumur 7-17 Tahun menurut Kategori Ketelantaran, Daerah Tempat Tinggal dan Partisipasi Sekolah, 2009
Kategori Ketelantaran
Daerah Tempat Tinggal
Tidak/Belum Pernah Sekolah
Masih Bersekolah
Tidak Bersekolah Lagi
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Telantar
Perkotaan (K) Perdesaan (D) K+D
4,18 10,47 8,99
66,36 65,95 66,05
29,46 23,58 24,96
100,00 100,00 100,00
Hampir Telantar
Perkotaan (K) Perdesaan (D) K+D
1,80 2,44 2,21
80,88 81,15 81,05
17,32 16,41 16,74
100,00 100,00 100,00
Tidak Telantar
Perkotaan (K) Perdesaan (D) K+D
0,26 0,35 0,31
93,96 90,65 92,27
5,78 9,00 7,42
100,00 100,00 100,00
Jumlah Anak
Perkotaan (K) Perdesaan (D) K+D
0,51 1,43 1,01
91,94 87,36 89,47
7,55 11,20 9,52
100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS RI - Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan, 2009
Anak telantar berumur 7-17 tahun yang menikmati pendidikan masih sangat terbatas. Berdasarkan tipe daerah, persentase anak telantar dan anak hampir telantar yang tidak/belum pernah sekolah di perdesaan sekitar dua kali lipat lebih tinggi bila dibandingkan di perkotaan. Namun demikian, tidak terdapat perbedaan yang berarti mengenai persentase anak tidak telantar antara daerah perkotaan dan perdesaan (Tabel 9.5). Apabila diperhatikan berdasarkan provinsi, ternyata persentase tertinggi anak telantar berumur 7-17 tahun tidak/belum pernah sekolah terdapat di provinsi Papua (42,13 persen) dan persentase terendah di provinsi Kepulauan Riau (2,17 persen). Sementara itu, persentase tertinggi anak telantar yang tidak bersekolah terdapat di Kepulauan Bangka Belitung, yaitu 70,99 persen. Jika dilihat pada setiap provinsi
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
104
_____________________________________________________________________________________
ternyata Aceh mempunyai sebaran yang cukup baik untuk partisipasi sekolah bagi anak telantar karena sebagian besar anak telantar masih bersekolah (82,72 persen), sedangkan yang tidak/belum sekolah hanya sekitar 3,07 persen dan yang sudah tidak bersekolah lagi sebesar 14,22 persen. Dilihat menurut kegiatan seminggu terakhir, terdapat 46,17 persen anak telantar sekolah, 34,45 persen bekerja, 4,95 persen mengurus rumah tangga dan 14,43 persen melakukan kegiatan lainnya. Dalam data ini apabila seminggu yang lalu melakukan bekerja dikategorikan dalam bekerja. Anak telantar yang sekolah mungkin saja juga bekerja sehingga cukup banyak anak yang bekerja meskipun anak yang masih sekolah cukup tinggi. Gambar 9.3
Persentase Anak Telantar Berumur 10-17 Tahun menurut Kegiatan Seminggu yang Lalu, 2009 14,43 4,95
34,45
46,17
Bekerja
Sekolah
Mengurus Rumah Tangga
Lainnya
Sumber : BPS RI - Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan, 2009
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
105
_____________________________________________________________________________________
Sementara itu, persentase anak telantar berumur 10-17 tahun yang bekerja selama seminggu terakhir banyak ditemui di provinsi Bali. Hal ini kemungkinan disebabkan Bali merupakan obyek wisata yang dominan, sehingga banyak anak telantar yang mencari rezeki di tempat-tempat obyek wisata tersebut kemudian disusul oleh Sulawesi Tenggara (53,36 persen) dan Papua (52,20 persen). Di provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sebaran untuk kegiatan utama bagi anak telantar tidak cukup baik karena hampir 63,98 persen anak telantar bekerja, sedangkan yang sekolah relatif cukup kecil, yaitu 9,55 persen. Sementara itu di DI Yogyakarta sekitar 65,04 persen anak telantar masih bersekolah dan hanya 18,96 persen saja yang bekerja.
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
106
_____________________________________________________________________________________
LAMPIRAN TABEL
Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010------------------------------------------------------------------------
107
_____________________________________________________________________________________
-----------------------------------------------------------------------Kondisi Perempuan dan Anak di Indonesia, 2010
108
Tabel 2.1. Persentase Penduduk menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009 Provinsi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
(1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Indonesia
L
P
L+P
(2) 48,73 49,36 48,98 51,39 51,27 50,18 49,94 50,74 50,78 50,67 49,05 49,96 50,72 49,06 48,59 48,63 49,97 47,40 49,50 49,95 50,11 49,25 51,43 50,52 50,40 50,84 48,12 50,46 49,43 50,14 50,70 51,72 50,96
(3) 51,27 50,64 51,02 48,61 48,73 49,82 50,06 49,26 49,22 49,33 50,95 50,04 49,28 50,94 51,41 51,37 50,03 52,60 50,50 50,05 49,89 50,75 48,57 49,48 49,60 49,16 51,88 49,54 50,57 49,86 49,30 48,28 49,04
(4) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
49,53
50,47
100,00
Tabel 2.2. Persentase Penduduk 7-12 Tahun menurut Provinsi dan Daerah Tempat Tinggal, 2009 Perkotaan
Provinsi
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
L (2) 51,22 52,14 49,33 53,85 49,16 51,02 52,10 51,42 53,25 50,30 51,23 51,37 51,95 51,62 51,26 53,17 53,93 53,40 51,78 50,52 49,02 49,88 50,05 51,48 49,87 49,21 51,22 49,64 52,67 51,01 54,90 57,62 52,57
P (3) 48,78 47,86 50,67 46,15 50,84 48,98 47,90 48,58 46,75 49,70 48,77 48,63 48,05 48,38 48,74 46,83 46,07 46,60 48,22 49,48 50,98 50,12 49,95 48,52 50,13 50,79 48,78 50,36 47,33 48,99 45,10 42,38 47,43
L+P (4) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
L (5) 53,98 51,66 51,82 52,94 51,60 53,60 53,30 50,97 53,14 49,89 52,31 52,23 54,79 50,90 52,33 52,22 53,47 51,65 50,85 51,26 51,50 52,59 52,02 51,29 53,58 52,60 48,88 52,26 53,11 52,57 46,57 55,66
P (6) 46,02 48,34 48,18 47,06 48,40 46,40 46,70 49,03 46,86 50,11 47,69 47,77 45,21 49,10 47,67 47,78 46,53 48,35 49,15 48,74 48,50 47,41 47,98 48,71 46,42 47,40 51,12 47,74 46,89 47,43 53,43 44,34
L+P (7) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
L (8) 53,27 51,86 51,07 53,39 50,86 52,70 52,87 51,09 53,19 50,11 51,23 51,78 52,10 52,73 51,07 52,80 53,20 53,45 51,67 50,77 50,56 50,85 51,09 51,79 51,04 52,38 52,33 49,10 52,37 52,66 53,16 49,64 55,12
P (9) 46,73 48,14 48,93 46,61 49,14 47,30 47,13 48,91 46,81 49,89 48,77 48,22 47,90 47,27 48,93 47,20 46,80 46,55 48,33 49,23 49,44 49,15 48,91 48,21 48,96 47,62 47,67 50,90 47,63 47,34 46,84 50,36 44,88
L+P (10) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
51,58
48,42
100,00
52,11
47,89
100,00
51,87
48,13
100,00
(1)
Tabel 2.3. Persentase Penduduk 13-15 Tahun menurut Provinsi dan Daerah Tempat Tinggal, 2009 Perkotaan
Provinsi
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
L (2) 53,05 50,93 48,27 50,88 48,13 49,42 48,75 50,66 50,11 51,55 51,46 50,12 52,33 53,29 52,02 49,81 52,92 49,33 50,55 51,52 49,14 53,49 51,20 48,48 53,63 47,09 44,54 53,50 59,74 51,91 47,72 57,33 50,88
P (3) 46,95 49,07 51,73 49,12 51,87 50,58 51,25 49,34 49,89 48,45 48,54 49,88 47,67 46,71 47,98 50,19 47,08 50,67 49,45 48,48 50,86 46,51 48,80 51,52 46,37 52,91 55,46 46,50 40,26 48,09 52,28 42,67 49,12
L+P (4) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
L (5) 52,05 52,26 48,33 53,83 49,87 51,32 51,32 52,27 50,63 67,57 52,66 52,26 52,77 54,70 51,80 54,54 51,23 53,66 50,96 50,42 49,84 53,21 54,88 52,22 50,47 53,12 53,90 52,65 51,41 53,87 53,00 54,15
P (6) 47,95 47,74 51,67 46,17 50,13 48,68 48,68 47,73 49,37 32,43 47,34 47,74 47,23 45,30 48,20 45,46 48,77 46,34 49,04 49,58 50,16 46,79 45,12 47,78 49,53 46,88 46,10 47,35 48,59 46,13 47,00 45,85
L+P (7) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
L (8) 52,30 51,69 48,31 52,47 49,34 50,57 50,38 51,86 50,40 60,73 51,46 51,22 52,30 53,10 53,42 50,75 53,65 50,45 53,11 51,12 49,99 51,31 52,00 52,21 52,48 49,42 51,34 53,78 55,11 51,55 52,28 54,24 53,53
P (9) 47,70 48,31 51,69 47,53 50,66 49,43 49,62 48,14 49,60 39,27 48,54 48,78 47,70 46,90 46,58 49,25 46,35 49,55 46,89 48,88 50,01 48,69 48,00 47,79 47,52 50,58 48,66 46,22 44,89 48,45 47,72 45,76 46,47
L+P (10) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
50,95
49,05
100,00
52,51
47,49
100,00
51,79
48,21
100,00
(1)
Tabel 2.4. Persentase Penduduk 16-18 Tahun menurut Provinsi dan Daerah Tempat Tinggal, 2009 Perkotaan
Provinsi
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
L (2) 50,07 52,59 47,20 52,39 46,77 47,98 52,53 50,48 50,22 50,57 45,68 53,44 50,95 46,16 50,63 52,24 49,85 48,21 50,50 47,57 52,88 45,67 48,65 51,24 48,20 46,89 50,99 46,84 47,19 41,28 43,64 52,52 57,17
P (3) 49,93 47,41 52,80 47,61 53,23 52,02 47,47 49,52 49,78 49,43 54,32 46,56 49,05 53,84 49,37 47,76 50,15 51,79 49,50 52,43 47,12 54,33 51,35 48,76 51,80 53,11 49,01 53,16 52,81 58,72 56,36 47,48 42,83
L+P (4) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
L (5) 49,54 49,87 48,74 52,39 50,12 52,45 54,60 55,14 52,66 56,61 52,08 52,68 55,50 52,37 56,07 54,51 49,49 53,01 50,93 53,27 53,92 51,29 52,25 52,31 49,78 51,71 48,71 54,17 46,80 51,41 54,14 53,32
P (6) 50,46 50,13 51,26 47,61 49,88 47,55 45,40 44,86 47,34 43,39 47,92 47,32 44,50 47,63 43,93 45,49 50,51 46,99 49,07 46,73 46,08 48,71 47,75 47,69 50,22 48,29 51,29 45,83 53,20 48,59 45,86 46,68
L+P (7) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
L (8) 49,68 51,13 48,20 52,39 48,96 50,61 53,77 53,79 51,57 54,13 45,68 52,89 51,77 49,42 51,50 53,88 51,68 48,91 52,41 49,89 53,15 50,60 49,73 51,80 51,23 48,79 51,52 48,11 51,43 45,06 49,08 53,66 54,27
P (9) 50,32 48,87 51,80 47,61 51,04 49,39 46,23 46,21 48,43 45,87 54,32 47,11 48,23 50,58 48,50 46,12 48,32 51,09 47,59 50,11 46,85 49,40 50,27 48,20 48,77 51,21 48,48 51,89 48,57 54,94 50,92 46,34 45,73
L+P (10) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
50,63
49,37
100,00
52,13
47,87
100,00
51,39
48,61
100,00
(1)
Tabel 2.5. Sex Ratio, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk per KM 2, 2009 Provinsi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
(1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Indonesia
Sex Ratio (2) 97,48 96,00 105,74 100,73 99,76 103,17 102,72 103,02 105,21 96,26 99,83 96,31 94,50 94,68 102,93 99,88 90,11 98,00 99,80 100,43 97,03 105,88 102,10 103,41 92,74 97,75 101,62 101,86 100,56 102,84 103,93 107,13 98,15 49,53
Keterangan: *) Sumber dari Ditjen PUM Kemendagri kondisi Mei 2010
Luas Wilayah (3) 72.981,23 42.012,89 87.023,66 8.201,72 50.058,16 91.592,43 16.424,06 19.919,33 34.623,80 664,01 35.377,76 9.662,92 32.800,69 3.133,15 47.799,75 5.780,06 18.572,32 48.718,10 147.307,00 153.564,50 38.744,23 204.534,34 13.851,64 11.257,07 61.841,29 46.717,48 16.787,18 38.067,70 46.914,03 31.982,50 319.036,05 97.024,27 1.910.931,32 50,47
Kepadatan per KM2 (4) 179 107 65 191 57 79 63 88 224 13.454 1.184 1.076 986 1.088 756 615 250 90 32 16 89 15 163 80 42 168 62 61 29 30 6 7 121 100
Tabel 3.1. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin KRT, 2009 Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
Provinsi L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
(1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
(2) 83,08 84,35 83,43 90,23 85,65 88,65 87,12 85,12 86,66 85,85 84,84 87,30 88,10 83,13 77,91 82,84 90,55 78,30 84,80 88,56 90,27 85,35 91,07 85,06 87,48 86,28 81,23 80,54 83,45 84,43 83,46 88,53 86,70
(3) 16,92 15,65 16,57 9,77 14,35 11,35 12,88 14,88 13,34 14,15 15,16 12,70 11,90 16,87 22,09 17,16 9,45 21,70 15,20 11,44 9,73 14,65 8,93 14,94 12,52 13,72 18,77 19,46 16,55 15,57 16,54 11,47 13,30
(4) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
(5) 78,12 84,96 84,06 90,18 84,94 89,76 91,21 89,84 90,76 91,20 87,14 87,51 86,20 85,23 83,82 92,94 78,49 85,96 90,39 90,86 85,56 92,22 90,02 91,20 90,57 82,44 87,90 83,45 89,08 92,16 92,38 92,10
(6) 21,88 15,04 15,94 9,82 15,06 10,24 8,79 10,16 9,24 8,80 12,86 12,49 13,80 14,77 16,18 7,06 21,51 14,04 9,61 9,14 14,44 7,78 9,98 8,80 9,43 17,56 12,10 16,55 10,92 7,84 7,62 7,90
(7) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
(8) 79,51 84,68 83,84 90,21 85,32 89,41 89,68 87,57 89,33 89,81 84,84 87,23 87,87 84,72 80,36 83,34 91,56 78,41 85,76 89,89 90,66 85,47 91,51 87,87 90,03 89,67 82,04 85,51 83,45 87,85 89,58 91,52 90,51
(9) 20,49 15,32 16,16 9,79 14,68 10,59 10,32 12,43 10,67 10,19 15,16 12,77 12,13 15,28 19,64 16,66 8,44 21,59 14,24 10,11 9,34 14,53 8,49 12,13 9,97 10,33 17,96 14,49 16,55 12,15 10,42 8,48 9,49
(10) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
INDONESIA
85,11
14,89
100,00
86,51
13,49
100,00
85,83
14,17
100,00
Tabel 3.2. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Banyaknya Anggota Rumah Tangga, 2009 Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+Perempuan
Provinsi 1 (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
2-3
4-5
(2) 2,43 1,59 2,48 2,09 3,59 2,06 1,66 3,30 2,41 1,92 4,28 2,15 3,22 2,58 9,29 2,53 3,72 2,63 2,72 2,44 2,74 3,40 3,38 3,03 0,71 2,65 2,62 2,59 1,92 2,30 2,08 2,44 3,11
(3) 30,07 29,02 30,13 31,82 38,89 34,84 32,65 36,14 30,96 36,65 35,98 39,93 31,16 39,69 40,94 42,35 37,36 40,26 24,87 31,71 38,74 39,42 34,47 39,42 32,35 30,43 28,59 26,05 25,56 23,63 25,57 38,03 33,53
(4) 44,94 45,20 43,26 47,07 44,39 47,69 48,22 45,75 52,05 47,18 43,95 45,72 45,49 45,84 40,69 43,78 43,10 43,23 40,34 46,09 45,62 45,14 44,37 45,13 47,82 45,66 43,78 41,61 45,57 40,77 42,04 40,99 40,07
(5) 22,56 24,19 24,14 19,02 13,14 15,42 17,47 14,81 14,58 14,25 15,79 12,20 20,13 11,89 9,08 11,34 15,82 13,88 32,07 19,76 12,90 12,03 17,79 12,42 19,12 21,26 25,00 29,74 26,95 33,31 30,31 18,54 23,29
6
Total
1
2-3
(6) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
(7) 27,58 23,61 28,22 18,94 21,01 23,37 18,54 30,40 30,56 26,73 22,07 34,64 23,82 35,93 51,62 34,65 47,87 23,15 18,17 21,38 26,94 31,78 23,05 30,90 15,76 25,49 25,01 17,80 19,20 20,30 18,33 16,97 23,56
(8) 42,91 43,60 42,00 40,92 40,23 46,12 46,66 42,15 40,98 43,84 40,63 41,65 40,69 42,93 32,03 42,20 38,06 54,56 44,68 43,52 50,57 42,98 42,99 47,80 52,20 45,44 42,40 45,29 43,09 40,93 39,00 48,48 46,89
2,61
36,86
45,03
15,50 100,00
4-5 (9) 22,57 24,70 20,96 28,89 27,84 23,54 25,71 19,90 23,53 23,29 24,56 18,37 25,93 16,97 12,75 18,95 10,57 19,71 25,67 24,94 17,57 19,11 23,45 14,95 25,18 21,51 21,52 24,59 26,31 24,64 26,35 26,45 16,90
30,59 42,71
20,29
6
Total
1
2-3
4-5
(11) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
(12) 7,58 4,96 6,64 3,74 6,15 4,31 3,40 6,67 5,42 4,44 6,97 6,30 5,72 7,67 17,61 7,88 7,44 7,06 4,92 4,35 5,00 7,53 5,05 6,41 2,21 5,01 6,64 4,80 4,78 4,48 3,77 3,67 5,05
(13) 32,70 31,25 32,04 32,71 39,09 36,03 34,09 36,89 32,03 37,38 36,68 40,15 32,31 40,18 39,19 42,33 37,42 43,35 27,69 32,90 39,85 39,94 35,19 40,43 34,33 31,98 31,07 28,84 28,46 25,73 26,97 38,92 34,80
(14) 40,36 42,06 39,65 45,29 41,96 45,13 45,90 42,54 49,00 44,75 41,01 42,23 43,12 41,43 35,20 39,64 40,35 38,15 38,25 43,95 43,00 41,36 42,59 41,47 45,56 43,17 39,79 39,14 42,38 38,81 40,41 39,76 37,87
(15) 19,36 21,73 21,66 18,25 12,81 14,52 16,61 13,90 13,55 13,42 15,33 11,33 18,85 10,71 8,01 10,15 14,78 11,44 29,14 18,79 12,16 11,18 17,17 11,69 17,90 19,84 22,50 27,22 24,37 30,98 28,85 17,65 22,28
6,40 100,00
6,58
37,69
41,52
14,21 100,00
(10) 6,94 8,09 8,83 11,25 10,92 6,98 9,09 7,55 4,93 6,13 12,75 5,33 9,55 4,17 3,60 4,19 3,50 2,58 11,47 10,17 4,92 6,14 10,50 6,36 6,87 7,55 11,07 12,32 11,40 14,14 16,32 8,10 12,65
6
Total (16) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Tabel 3.4. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin KRT yang Bekerja, dan Daerah Tempat Tinggal, 2009 Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
Provinsi L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
(1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
(2) 91,30 90,23 88,21 91,82 92,06 91,97 89,22 90,64 91,55 90,44 88,10 89,12 92,26 89,02 81,04 89,87 93,14 87,82 89,39 87,26 92,40 90,69 91,35 88,01 92,45 91,62 85,75 91,33 91,82 86,24 90,91 91,91 90,21
(3) 53,54 58,05 52,11 57,87 71,36 58,74 56,01 47,35 60,10 56,25 56,35 48,24 60,49 56,87 57,07 57,41 73,92 58,02 52,58 44,42 58,39 51,75 58,22 50,68 64,39 56,65 45,66 61,74 59,61 55,07 53,39 55,64 66,92
(4) 84,91 85,19 82,23 88,51 89,09 88,20 84,94 84,20 87,35 85,60 83,28 83,93 88,47 83,59 75,75 84,30 91,32 81,35 83,79 82,36 89,09 84,98 88,39 82,43 88,93 86,82 78,22 85,57 86,49 81,39 84,70 87,75 87,11
(5) 95,48 95,11 93,57 96,38 97,91 96,33 96,55 94,66 96,63 95,52 93,65 94,77 94,42 94,41 93,94 94,57 93,39 95,42 95,86 97,80 95,85 96,18 94,34 96,06 96,85 93,73 95,40 96,19 94,87 97,21 98,80 97,79
(6) 62,79 78,25 63,94 66,29 28,29 70,18 80,01 49,33 75,36 64,48 53,40 59,41 65,64 79,72 66,91 79,91 68,70 83,31 79,07 82,08 70,72 65,97 54,93 69,69 74,61 55,56 75,50 79,50 74,41 78,90 87,95 86,79
(7) 88,33 92,57 88,85 93,43 87,43 93,65 95,09 90,05 94,66 92,79 88,47 90,36 90,45 92,24 89,56 93,54 88,08 93,72 94,25 96,37 92,22 93,83 90,40 93,74 94,75 87,03 93,00 93,43 92,64 95,78 97,97 96,92
(8) 94,26 92,88 91,73 94,11 94,80 94,96 93,89 92,78 94,91 94,26 88,10 91,02 93,23 91,86 85,80 91,97 93,75 91,06 94,41 93,56 95,97 93,73 93,21 91,68 94,95 95,80 91,16 94,16 95,18 92,68 95,48 97,32 95,65
(9) 60,65 68,76 59,74 62,10 50,63 66,30 68,85 48,19 68,71 61,51 56,35 50,42 60,06 60,96 62,79 62,15 76,04 64,21 77,73 68,41 73,68 62,87 60,93 52,65 67,59 69,61 52,19 69,50 74,89 67,87 66,92 78,27 78,61
(10) 87,37 89,18 86,56 90,97 88,31 91,93 91,31 87,24 92,12 90,92 83,28 85,84 89,21 87,13 81,28 87,01 92,26 85,27 92,03 91,02 93,89 89,25 90,47 86,94 92,22 93,09 84,16 90,58 91,82 89,66 92,50 95,71 94,04
INDONESIA
89,46
55,24
84,36
94,80
66,03
90,92
92,23
60,54
87,74
Tabel 3.5.1. Persentase Rumahtangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Status Pekerjaan KRT, 2009 Laki-laki
(1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
(2) 33,73 23,97 31,42 32,37 30,36 25,29 25,89 23,51 29,48 44,60 24,02 26,59 20,03 14,96 20,84 27,83 14,80 20,23 21,87 24,80 30,69 27,82 29,83 38,65 29,30 29,46 28,30 34,49 29,19 33,10 30,67 28,86 26,41
Berusaha dibantu buruh tdk tetap/ buruh tdk bayar (3) 23,65 25,23 22,44 11,56 25,58 35,31 34,59 36,19 13,83 2,78 6,91 16,83 30,08 30,89 28,56 14,53 28,99 32,29 52,35 36,39 27,84 25,81 12,60 11,24 35,86 34,89 37,52 19,99 37,76 36,06 32,88 30,03 44,91
INDONESIA
24,77
25,38
Provinsi
Berusaha sendiri
Berusaha dibantu Buruh/karyawan/ buruh tetap/buruh pegawai dibayar (4) (5) 6,96 27,50 5,49 37,04 5,93 26,75 7,31 41,35 5,93 30,74 3,83 30,07 4,96 26,00 4,14 24,16 7,80 39,91 2,73 42,94 6,49 57,41 4,49 35,24 4,56 27,16 5,26 33,68 5,08 29,96 4,22 44,12 4,02 40,05 4,22 22,55 2,71 18,64 3,82 28,79 4,35 29,50 5,15 33,72 3,73 48,30 4,86 32,32 4,83 23,15 4,89 26,34 4,58 24,47 5,86 29,52 5,24 22,76 2,64 24,75 5,64 23,00 2,40 33,83 1,87 20,04 4,78
32,45
Pekerja bebas
Pekerja tdk dibayar
(6) 7,32 7,60 12,61 6,32 6,92 4,76 7,90 11,08 8,54 6,76 4,53 16,14 17,10 12,87 14,35 8,90 10,74 19,33 2,59 4,78 6,57 7,01 5,11 12,47 6,15 3,27 4,60 9,83 4,15 3,07 6,44 4,36 2,40
(7) 0,84 0,67 0,86 1,09 0,47 0,73 0,66 0,92 0,43 0,19 0,64 0,71 1,06 2,34 1,21 0,40 1,41 1,38 1,83 1,42 1,05 0,49 0,42 0,45 0,70 1,15 0,52 0,31 0,88 0,38 1,37 0,51 4,36
11,66
0,96
Tabel 3.5.2. Persentase Rumahtangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Status Pekerjaan KRT, 2009 Perempuan
(1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
(2) 43,29 43,13 45,89 49,46 49,24 41,96 34,06 39,39 45,02 36,50 34,95 35,15 36,59 31,44 37,26 36,51 31,74 29,69 37,64 46,01 44,65 43,81 49,86 43,57 42,52 35,17 45,57 46,46 51,42 43,47 35,47 44,69 41,50
Berusaha dibantu buruh tdk tetap/ buruh tdk bayar (3) 23,59 27,34 19,90 12,80 17,64 26,26 30,72 29,12 10,94 2,07 8,59 14,03 21,67 26,45 21,39 11,95 15,85 22,61 44,44 30,03 27,47 26,84 11,20 10,49 26,04 30,88 34,90 12,85 25,22 30,19 25,57 27,27 34,09
INDONESIA
38,14
21,35
Provinsi
Berusaha sendiri
Berusaha dibantu Buruh/karyawan/ buruh tetap/buruh pegawai dibayar (4) (5) 4,34 16,95 3,96 17,87 2,87 17,52 3,83 25,85 3,48 18,71 2,45 23,51 2,99 21,06 3,20 18,74 3,82 27,74 1,83 53,56 4,77 47,22 3,22 25,83 3,53 19,28 3,66 28,17 5,23 17,56 2,06 34,67 5,59 36,06 2,14 10,27 1,07 9,86 2,45 15,11 2,79 17,68 2,82 18,49 1,56 32,85 3,42 30,70 1,82 20,37 2,27 20,93 1,81 13,15 5,91 27,97 1,09 12,49 1,89 19,65 5,67 24,32 0,57 23,20 2,14 13,59 3,59
21,74
Pekerja bebas
Pekerja tdk dibayar
(6) 10,82 6,69 11,88 5,94 10,23 4,38 9,33 7,60 9,14 5,93 4,38 20,40 17,16 7,28 16,40 13,30 8,98 33,54 3,64 4,28 4,99 6,95 3,47 10,82 8,31 6,76 3,75 6,80 7,20 2,73 7,05 2,66 3,09
(7) 1,01 1,01 1,95 2,12 0,70 1,43 1,83 1,95 3,35 0,11 0,09 1,38 1,77 2,99 2,17 1,51 1,77 1,75 3,35 2,12 2,42 1,09 1,07 1,01 0,94 4,00 0,82 0,00 2,59 2,08 1,93 1,60 5,59
13,39
1,78
Tabel 4.1. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas yang Melek Huruf menurut Provinsi, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, 2009
Perkotaan
Provinsi
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
L (2) 99,40 99,37 99,36 99,29 98,86 99,19 99,24 98,94 98,51 99,07 99,56 98,69 96,59 97,35 97,00 98,93 96,48 91,22 98,44 97,48 99,22 99,17 99,19 99,67 99,67 96,94 98,83 97,92 95,65 99,43 99,59 98,67 99,45
P (3) 98,71 98,03 98,78 98,38 96,00 97,95 97,46 95,29 95,75 97,66 98,48 96,25 90,33 91,26 91,36 96,48 88,42 80,64 96,78 91,66 97,15 97,87 97,37 99,44 98,60 93,93 96,16 97,88 91,65 99,17 97,47 96,87 97,46
L+P (4) 99,05 98,68 99,06 98,85 97,41 98,55 98,33 97,09 97,11 98,37 99,01 97,47 93,38 94,22 94,09 97,71 92,36 85,50 97,60 94,59 98,17 98,50 98,30 99,55 99,13 95,35 97,44 97,90 93,63 99,29 98,50 97,80 98,47
L (5) 97,76 98,28 97,92 98,76 98,08 98,20 96,95 97,07 97,28 98,57 97,04 92,90 92,62 90,52 96,48 89,89 87,35 90,13 93,74 98,33 96,70 96,87 99,25 96,68 88,96 94,67 95,28 90,19 98,15 97,13 70,22 94,39
P (6) 94,37 94,80 94,62 96,74 92,80 95,54 90,95 91,37 92,00 89,68 92,92 83,48 78,23 78,30 92,44 76,58 75,17 85,78 85,33 96,52 91,46 93,76 98,85 94,16 82,33 87,75 95,45 83,55 96,23 93,17 58,09 88,37
L+P (7) 95,99 96,50 96,21 97,77 95,43 96,88 94,00 94,29 94,73 94,41 94,95 88,02 85,17 84,17 94,49 83,18 80,77 87,90 89,50 97,43 94,04 95,37 99,05 95,45 85,45 91,15 95,36 86,87 97,19 95,20 64,33 91,49
L (8) 98,24 98,79 98,42 99,03 98,34 98,58 97,74 97,56 97,85 98,82 99,56 98,02 94,71 95,67 93,69 97,96 93,67 89,01 91,66 94,81 98,63 97,72 98,30 99,43 97,32 91,56 95,66 96,11 92,04 98,49 97,86 76,93 95,90
P (9) 95,62 96,32 96,07 97,56 93,85 96,51 93,33 92,46 93,85 93,97 98,48 94,88 86,82 86,58 84,65 94,89 83,46 77,51 87,76 87,10 96,74 94,15 96,00 99,11 95,15 86,10 89,81 96,25 86,35 97,08 94,54 67,24 91,17
L+P (10) 96,87 97,53 97,21 98,31 96,07 97,53 95,54 95,05 95,87 96,46 99,01 96,44 90,64 90,98 89,01 96,44 88,48 82,80 89,66 90,94 97,68 95,90 97,18 99,27 96,25 88,67 92,66 96,18 89,19 97,77 96,22 72,23 93,60
INDONESIA
98,08
94,48
96,25
94,26
87,29
90,71
96,12
90,80
93,41
(1)
Tabel 4.2. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Melek Huruf menurut Provinsi, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin Perkotaan
Provinsi
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
L (2) 99,34 99,33 99,39 99,34 98,71 99,11 99,23 98,85 98,36 98,97 99,59 98,54 96,18 97,13 96,70 98,87 96,07 89,90 98,29 97,15 99,10 99,14 99,15 99,66 99,67 96,68 98,77 97,77 94,95 99,33 99,53 98,55 99,36
P (3) 98,55 97,80 98,64 98,19 95,49 97,69 97,08 94,69 95,35 97,43 98,34 95,82 89,25 90,59 90,48 96,02 87,35 78,43 96,37 90,71 96,81 97,64 97,08 99,37 98,44 93,16 95,81 97,66 90,90 99,06 97,15 96,68 97,25
L+P (4) 98,93 98,54 99,01 98,78 97,07 98,38 98,12 96,73 96,82 98,19 98,94 97,18 92,59 93,73 93,46 97,45 91,56 83,61 97,31 93,93 97,95 98,36 98,14 99,51 99,05 94,82 97,23 97,71 92,87 99,18 98,30 97,64 98,31
L (5) 97,36 97,95 97,58 98,56 97,79 97,96 96,54 96,70 97,01 98,39 96,59 91,91 91,84 89,34 95,95 88,66 84,87 88,35 92,90 98,18 96,32 96,64 99,25 96,30 87,05 93,74 94,67 88,72 97,86 96,77 67,88 93,94
P (6) 93,53 93,94 93,77 96,29 91,71 94,92 89,63 90,13 90,98 88,65 91,97 81,43 76,47 76,10 91,13 74,01 71,61 83,47 83,22 96,01 90,39 92,92 98,73 93,31 79,80 85,78 94,82 80,85 95,61 92,29 54,63 86,80
L+P (7) 95,33 95,88 95,59 97,43 94,73 96,44 93,14 93,49 94,09 93,74 94,22 86,43 83,76 82,38 93,55 81,23 77,54 85,81 88,00 97,09 93,28 94,84 99,00 94,84 83,15 89,63 94,75 84,75 96,72 94,56 61,34 90,53
L (8) 97,95 98,61 98,24 98,95 98,09 98,41 97,46 97,27 97,65 98,68 99,59 97,76 94,02 95,26 92,96 97,74 92,92 87,07 90,24 94,13 98,50 97,49 98,19 99,43 97,04 90,29 94,97 95,66 90,87 98,26 97,62 75,52 95,57
P (9) 94,99 95,79 95,50 97,25 92,97 96,04 92,35 91,41 93,16 93,38 98,34 94,25 85,26 85,53 83,09 94,14 81,80 74,56 85,85 85,35 96,29 93,45 95,51 99,02 94,50 84,19 88,28 95,77 84,41 96,63 93,88 64,89 90,13
L+P (10) 96,39 97,15 96,81 98,11 95,51 97,21 94,90 94,37 95,41 96,08 98,94 95,98 89,46 90,18 87,80 95,95 87,22 80,18 87,96 89,70 97,39 95,41 96,89 99,22 95,78 87,02 91,51 95,71 87,59 97,42 95,74 70,29 92,94
INDONESIA
97,88
93,86
95,82
93,46
85,62
89,42
95,65
89,68
92,58
(1)
Tabel 4.3. Persentase Penduduk Berumur 7-17 Tahun yang Melek Huruf menurut Provinsi, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, 2009 Perkotaan
Provinsi
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
L (2) 97,91 98,39 96,53 97,47 99,20 96,13 97,00 98,25 98,58 98,62 99,05 98,43 97,57 98,68 98,70 98,60 98,80 95,17 98,44 97,90 98,98 97,99 99,12 99,13 96,30 97,82 95,38 95,26 98,24 98,87 96,78 98,65 97,96
P (3) 98,38 98,84 98,11 98,94 99,58 98,48 99,14 98,70 99,16 99,24 99,65 98,27 98,24 99,13 100,00 99,28 98,82 94,95 98,47 97,31 99,00 98,70 99,15 99,93 99,38 98,74 97,15 95,62 97,86 98,00 98,56 96,37 92,33
L+P (4) 98,14 98,61 97,35 98,17 99,39 97,34 98,08 98,47 98,86 98,93 99,35 98,35 97,90 98,89 99,33 98,93 98,81 95,06 98,46 97,61 98,99 98,34 99,13 99,52 97,84 98,28 96,29 95,43 98,05 98,44 97,66 97,57 95,56
L (5) 95,31 96,12 93,90 96,54 98,11 94,16 95,34 96,02 94,78 96,09 96,30 94,40 97,59 98,38 97,83 96,52 93,24 90,76 94,00 95,83 96,00 96,33 96,74 93,57 93,79 92,97 90,82 93,51 95,25 93,04 70,85 88,02
P (6) 95,68 97,08 95,88 97,09 97,36 96,35 97,09 97,04 96,73 96,79 96,80 95,24 98,11 99,37 98,01 96,96 95,00 91,77 94,45 96,67 97,45 96,95 98,22 94,26 94,87 94,72 91,91 94,47 95,22 92,03 68,24 83,47
L+P (7) 95,49 96,58 94,88 96,80 97,78 95,25 96,17 96,50 95,69 96,43 96,54 94,80 97,84 98,83 97,92 96,73 94,08 91,24 94,22 96,24 96,70 96,63 97,43 93,91 94,31 93,80 91,34 93,97 95,23 92,56 69,68 85,73
L (8) 95,98 97,10 94,72 96,99 98,59 94,76 95,94 97,05 96,16 96,76 99,05 97,51 96,13 98,11 98,58 98,20 97,82 94,01 91,93 95,04 96,82 96,78 97,96 97,73 94,37 94,54 93,64 92,19 94,46 96,12 93,99 75,96 91,23
P (9) 96,40 97,83 96,60 97,99 98,49 97,04 97,89 97,83 97,65 97,45 99,65 97,65 96,90 98,60 99,78 98,62 98,03 94,98 92,83 95,22 97,44 97,96 98,29 98,96 95,76 95,62 95,48 93,03 95,22 95,90 93,78 73,85 85,76
L+P (10) 96,18 97,45 95,66 97,46 98,54 95,90 96,89 97,42 96,87 97,09 99,35 97,58 96,50 98,35 99,15 98,41 97,92 94,48 92,36 95,13 97,12 97,35 98,12 98,32 95,06 95,07 94,54 92,59 94,83 96,01 93,89 75,00 88,60
INDONESIA
98,24
98,69
98,46
95,31
96,05
95,66
96,64
97,27
96,94
(1)
Tabel 4.4. Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas yang Tidak/Belum Pernah Sekolah menurut Provinsi, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, 2009 Perkotaan
Provinsi
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
L (2) 0,91 0,54 0,44 0,85 1,76 1,25 0,83 1,69 0,61 1,82 0,91 1,68 2,19 3,02 2,24 2,4 3,44 7,6 1,32 3,45 1,2 1,23 1,15 0,47 0,88 0,19 2,67 3,44 1,78 0,31 0,33 1,59 0,46
P (3) 2,12 1,81 1,11 2,19 3,89 4,99 2,56 4,84 2,46 5,14 3,09 5,06 6,35 9,28 8,46 7,69 11,57 17,09 2,88 9,99 3,17 2,02 3,19 0,58 1,14 1,36 5,21 6,82 4,69 0,98 2,54 3,49 1,05
L+P (4) 1,53 1,19 0,78 1,51 2,83 3,15 1,72 3,29 1,56 3,5 2,03 3,37 4,25 6,23 5,44 5,13 7,6 12,72 2,11 6,69 2,19 1,64 2,15 0,52 1,01 0,78 4,01 5,15 3,3 0,66 1,46 2,51 0,75
L (5) 2,96 1,86 1,72 2,69 2,94 2,89 2,9 5,06 3,27 3,46 3,77 4,32 5,83 7,34 8,33 9,83 11,37 7,85 7,99 2,03 2,66 4,27 0,98 2,46 2,96 9,98 7,73 4,73 3,65 3,56 33,17 4,74
P (6) 7,22 5,44 4,17 5,84 13,4 8,9 6,27 11,09 8,35 9,38 9,74 11,11 14,68 21,79 19,8 23,75 22,29 12,02 16,97 4,64 7,9 7,94 1,31 2,73 5,59 15,73 13,92 10,84 6,44 7,39 46,06 10,86
L+P (7) 5,19 3,69 2,98 4,24 7,83 5,91 4,57 7,97 5,77 6,35 6,8 7,67 10,41 14,83 14,29 16,85 17,27 9,99 12,51 3,34 5,33 6,04 1,14 2,59 4,25 13,02 10,82 7,84 5,05 5,43 39,43 7,69
L (8) 2,36 1,24 1,27 1,77 2,34 2,36 2,11 3,49 2,36 3,03 0,91 2,53 3,03 4,45 4,05 5,43 6,17 9,75 6,65 6,7 1,74 2,07 2,35 0,76 1,97 2,37 7,6 6,27 4,04 2,76 2,6 25,72 3,46
P (9) 5,76 3,73 3,1 4,03 8,29 7,62 4,78 8,01 6,2 8,2 3,09 6,99 8,22 12,05 13,25 13,92 16,67 20,06 10,38 15,01 4,13 5,43 5 0,98 2,2 4,65 12,31 11,47 9,33 4,87 5,84 36,01 7,84
L+P (10) 4,13 2,51 2,21 2,87 5,23 5,01 3,45 5,73 4,28 5,58 2,03 4,77 5,61 8,37 8,79 9,82 11,51 15,32 8,56 10,87 2,94 3,79 3,64 0,87 2,08 3,49 10,09 8,87 6,75 3,84 4,21 30,72 5,59
INDONESIA
1,96
5,88
3,96
5,63
12,77
9,26
3,84
9,41
6,67
(1)
Tabel 4.5. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Pendidikan Formal dan Non Formal 7-12 Tahun, 13-15 Tahun, dan 16-18 Tahun menurut Provinsi, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2009 7-12
Provinsi
13-15
16-18
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
L (2) 98,83 98,51 97,54 98,03 98,66 97,41 97,26 96,56 97,96 98,35 98,68 98,05 97,69 98,61 99,51 98,30 98,55 97,78 95,28 97,01 98,71 97,15 98,19 97,51 95,59 97,10 95,93 95,26 97,37 97,73 97,00 76,67 94,37
P (3) 99,35 98,92 98,52 99,15 99,23 98,84 98,41 97,29 99,17 98,73 99,47 98,39 98,04 99,02 99,81 98,86 98,48 98,52 96,74 96,87 98,28 98,04 98,66 98,17 97,46 97,34 97,19 96,20 98,04 98,04 96,68 75,39 92,34
L+P (4) 99,07 98,70 98,02 98,55 98,95 98,11 97,80 96,90 98,53 98,53 99,06 98,22 97,85 98,80 99,65 98,57 98,52 98,12 95,99 96,94 98,50 97,59 98,42 97,82 96,55 97,22 96,53 95,71 97,69 97,87 96,85 76,09 93,35
L (5) 93,15 90,30 86,13 90,84 90,52 83,41 81,35 76,36 86,29 83,71 91,43 80,81 81,08 82,84 91,50 87,40 90,40 85,38 77,17 84,55 84,49 79,34 90,41 84,41 77,63 80,43 79,86 77,06 84,22 90,77 89,95 75,47 88,77
P (6) 95,57 92,64 91,28 92,40 92,41 86,74 88,02 83,65 88,67 88,30 90,04 82,96 80,63 86,50 95,59 88,69 86,15 86,24 81,67 83,27 88,79 80,35 92,78 92,77 84,80 86,69 82,04 77,12 90,35 93,28 90,10 71,63 88,37
L+P (7) 94,31 91,43 88,79 91,58 91,26 85,10 84,65 79,98 87,47 85,92 90,75 81,85 80,86 84,59 93,42 88,00 88,43 85,81 79,28 83,92 86,64 79,83 91,55 88,40 80,94 83,41 80,96 77,09 87,20 91,98 90,02 73,68 88,59
L (8) 70,53 65,13 61,87 62,48 53,41 53,77 53,01 44,54 57,40 50,79 69,13 48,76 53,91 53,53 74,23 61,15 66,76 60,57 45,22 49,01 53,41 49,96 62,61 53,06 47,73 47,36 51,34 39,93 59,33 67,78 65,70 51,77 61,79
P (9) 74,92 67,60 68,38 65,50 77,85 56,43 55,27 48,99 60,42 50,04 55,14 45,15 45,35 52,09 70,34 55,57 62,28 53,42 50,97 50,65 53,93 48,88 65,51 60,31 49,73 51,35 51,98 47,44 59,04 75,96 61,15 42,46 53,50
L+P (10) 72,74 66,34 65,25 63,92 64,62 55,13 54,12 46,70 58,80 50,44 61,53 47,06 49,96 52,84 72,26 58,44 64,59 56,92 47,95 49,83 53,65 49,43 64,07 56,56 48,77 49,30 51,67 43,58 59,19 72,28 63,38 47,51 57,95
INDONESIA
97,68
98,24
97,95
84,38
86,65
85,47
55,90
54,37
55,16
(1)
Tabel 4.6. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, dan SM menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009
SD/MI/Paket A
Provinsi
SMP/MTs/Paket B
SM/MA/Paket C
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
L (2) 96,95 94,36 94,57 95,08 92,77 94,75 93,71 92,28 94,79 95,52 94,30 94,73 94,04 95,94 93,41 95,45 95,98 94,92 92,15 94,26 96,76 94,77 93,82 91,90 90,31 93,27 92,37 92,62 94,98 93,58 93,99 76,67 92,94
P (3) 96,96 94,58 94,93 96,03 95,08 95,36 93,49 92,78 95,20 94,04 93,82 94,38 94,10 95,28 95,45 95,08 93,86 94,57 92,80 93,66 95,52 94,19 93,67 91,91 90,48 92,67 92,15 92,94 94,40 95,27 92,72 75,39 89,59
L+P (4) 96,95 94,46 94,75 95,52 93,92 95,05 93,61 92,52 94,98 94,79 94,07 94,56 94,07 95,63 94,38 95,27 94,99 94,75 92,46 93,96 96,14 94,49 93,74 91,90 90,40 92,98 92,27 92,77 94,71 94,38 93,39 76,09 91,25
L (5) 77,53 73,54 65,24 71,79 72,82 64,59 63,10 50,87 67,85 70,25 73,56 67,26 60,09 67,87 70,60 69,95 69,11 70,29 47,58 55,07 59,15 59,40 70,63 65,21 49,36 57,93 62,02 52,14 65,24 70,07 67,55 51,59 49,55
P (6) 77,25 74,94 69,83 69,22 72,08 68,19 68,68 55,36 71,86 68,01 70,38 68,60 59,28 71,63 80,71 69,83 65,37 72,37 53,19 55,86 62,02 61,77 73,62 68,31 57,34 62,74 61,46 54,84 67,72 72,99 63,23 46,19 48,41
L+P (7) 77,40 74,21 67,61 70,57 72,53 66,42 65,86 53,10 69,84 69,17 72,02 67,91 59,69 69,67 75,34 69,90 67,38 71,32 50,21 55,45 60,59 60,56 72,06 66,69 53,05 60,22 61,74 53,35 66,45 71,48 65,49 49,08 49,03
L (8) 61,13 55,08 50,11 49,20 44,58 42,54 40,67 36,00 47,92 42,51 56,98 41,16 40,25 44,95 60,31 51,25 58,79 52,94 31,43 36,21 39,51 35,53 50,70 48,18 36,85 38,65 42,58 29,92 47,57 57,28 53,19 37,70 50,96
P (9) 63,08 55,53 58,59 54,62 63,85 46,80 45,40 40,39 50,25 40,17 44,93 35,70 37,03 44,08 57,11 45,09 54,00 44,28 37,15 36,59 39,00 35,88 55,47 52,90 39,96 40,44 41,50 37,12 48,26 61,48 50,34 33,49 34,96
L+P (10) 62,12 55,30 54,50 51,78 53,42 44,71 43,01 38,13 48,99 41,43 50,43 38,59 38,77 44,53 58,69 48,26 56,48 48,51 34,15 36,40 39,27 35,71 53,10 50,46 38,47 39,52 42,03 33,41 47,90 59,58 51,74 35,77 43,55
INDONESIA
94,49
94,24
94,37
66,79
68,12
67,43
45,97
44,20
45,11
(1)
Tabel 4.7. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, dan SM/MA/Paket C menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009
SD/MI/Paket A
Provinsi
SMP/MTs/Paket B
SM/MA/Paket C
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
L (2) 110,50 112,51 110,61 110,21 111,32 111,93 115,55 112,82 109,24 109,36 107,75 106,94 112,57 112,52 109,93 109,19 110,43 108,53 115,68 115,13 115,30 113,96 111,60 117,81 109,18 115,34 107,25 111,63 113,61 114,61 112,16 90,98 121,00
P (3) 113,20 113,29 110,00 111,38 115,58 112,76 115,97 114,89 111,83 108,80 109,70 108,51 111,81 111,47 112,40 108,51 111,33 107,51 113,14 113,09 114,22 111,04 109,25 115,78 106,90 112,18 107,87 113,74 113,74 114,44 115,34 91,66 114,05
L+P (4) 111,77 112,89 110,31 110,76 113,44 112,34 115,75 113,79 110,46 109,09 108,70 107,69 112,21 112,02 111,10 108,86 110,85 108,06 114,45 114,13 114,77 112,53 110,45 116,83 108,02 113,79 107,54 112,63 113,67 114,53 113,65 91,28 117,50
L (5) 88,15 89,30 79,19 88,20 89,60 78,28 77,15 70,64 83,43 82,01 89,09 79,02 74,62 77,83 89,91 82,83 77,27 83,31 66,39 71,33 75,89 74,86 87,36 80,15 63,95 73,00 75,93 65,53 80,40 85,29 84,00 63,88 64,97
P (6) 89,19 90,20 82,93 81,98 96,09 80,94 84,50 71,89 85,50 83,52 86,12 82,04 70,66 83,26 95,36 86,25 78,62 88,62 73,94 74,48 78,58 78,64 90,29 84,46 78,99 80,76 77,13 71,02 83,72 83,73 79,28 51,98 67,86
L+P (7) 88,65 89,74 81,13 85,24 92,15 79,63 80,78 71,26 84,45 82,74 87,65 80,49 72,67 80,42 92,47 84,42 77,90 85,94 69,93 72,87 77,24 76,70 88,77 82,21 70,90 76,69 76,54 68,00 82,02 84,53 81,75 58,35 66,29
L (8) 81,42 73,08 67,17 68,70 61,27 58,82 57,52 53,82 64,84 57,18 76,80 53,09 56,79 61,17 82,93 68,65 88,44 64,88 48,11 52,48 50,90 52,86 75,25 65,63 57,41 56,65 61,34 50,60 66,51 88,74 74,14 55,91 69,34
P (9) 84,24 73,65 81,06 76,60 81,94 64,10 65,10 63,61 70,06 64,61 61,31 50,25 58,67 60,50 73,84 64,15 78,39 56,88 55,98 55,12 55,79 56,01 77,82 78,15 61,06 62,19 64,14 53,29 72,79 90,80 71,37 48,62 53,60
L+P (10) 82,84 73,36 74,37 72,46 70,75 61,51 61,27 58,56 67,25 60,62 68,38 51,75 57,66 60,85 78,33 66,47 83,59 60,79 51,85 53,80 53,19 54,42 76,54 71,67 59,30 59,35 62,78 51,91 69,55 89,87 72,73 52,57 62,04
INDONESIA
110,38
110,45
110,42
80,02
82,57
81,25
62,47
62,63
62,55
(1)
Tabel 4.8
Persentase Penduduk Berumur 0-6 Tahun yang Mengikuti Pendidikan Pra Sekolah menurut Provinsi, Jenis Kelamin, dan Kelompok Umur, 2009 Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+Perempuan
Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
0-2
3-4
5-6
3-6
0-6
0-2
3-4
5-6
3-6
0-6
0-2
3-4
5-6
3-6
0-6
(2) 0,70 0,55 0,41 0,75 0,29 0,58 0,22 0,73 1,38 0,30 1,28 0,52 0,67 0,82 10,04 0,98 0,00 0,35 0,47 0,11 0,62 0,60 0,02 2,03 1,59 0,20 0,47 0,57 0,21 0,53 0,73 0,85 0,09
(3) 10,15 8,91 8,48 6,72 12,50 12,28 9,11 20,28 9,29 12,27 24,03 12,33 13,52 22,68 52,60 30,30 8,78 18,99 9,64 6,89 7,98 21,56 13,28 14,87 27,29 9,93 13,84 18,05 9,31 10,58 9,51 5,47 6,31
(4) 20,15 16,44 24,64 23,15 25,74 20,84 10,25 19,90 22,00 23,44 39,74 27,13 15,77 32,62 44,29 49,28 33,71 26,60 15,11 9,23 23,21 33,09 21,04 14,62 38,62 22,32 22,00 22,06 16,85 7,06 9,24 7,54 7,53
(5) 14,99 12,50 16,02 14,40 18,30 16,15 9,71 20,10 15,31 17,61 31,43 19,45 14,58 27,47 48,76 39,63 21,01 22,51 12,49 8,02 15,45 27,02 17,04 14,73 33,03 15,97 17,93 19,96 12,96 8,70 9,38 6,50 6,91
(6) 9,05 7,44 9,34 8,39 8,71 9,45 5,72 11,63 9,23 9,83 17,69 11,50 8,80 15,84 32,40 22,31 12,28 12,83 7,67 4,95 9,83 16,12 9,86 9,66 19,92 9,54 10,63 11,85 7,75 5,51 6,01 4,49 4,29
(2) 0,52 0,68 0,76 0,44 0,73 0,84 0,96 2,12 0,29 0,25 1,93 0,68 1,47 0,81 11,17 1,90 0,00 0,23 0,58 0,12 0,51 0,42 0,31 4,48 4,02 0,62 0,47 1,59 0,03 0,59 0,59 0,17 0,00
(3) 12,68 10,08 7,63 9,19 12,58 13,66 16,92 15,25 13,77 11,78 22,49 15,25 15,83 24,57 50,08 34,32 10,80 18,18 11,12 4,87 8,48 19,41 15,57 20,71 31,33 12,96 14,95 22,72 13,68 9,37 9,60 6,58 3,89
(4) 18,53 15,27 24,34 25,45 28,84 20,68 10,68 23,59 19,00 23,04 38,38 26,57 15,08 34,07 43,88 51,32 27,25 26,44 13,75 6,86 19,78 33,35 27,40 16,84 40,51 23,89 23,18 15,52 16,04 9,73 12,46 6,62 12,19
(5) 15,51 12,48 15,58 17,06 20,65 17,08 13,75 19,29 16,24 17,14 30,22 20,84 15,49 29,29 47,15 42,79 18,96 21,84 12,40 5,88 14,08 26,00 21,30 18,78 35,82 18,37 18,99 19,09 14,77 9,55 11,04 6,60 8,43
(6) 9,39 7,50 9,29 10,40 12,20 10,11 8,49 11,72 9,90 9,66 17,20 12,25 9,57 17,22 31,25 25,07 10,96 12,28 7,58 3,62 9,33 15,14 12,33 13,57 22,54 11,53 11,35 12,20 8,56 5,89 6,99 4,28 5,13
(2) 0,61 0,62 0,57 0,61 0,48 0,70 0,58 1,40 0,90 0,27 1,61 0,60 1,06 0,82 10,62 1,42 0,00 0,29 0,53 0,12 0,57 0,51 0,16 3,13 2,78 0,40 0,47 1,04 0,12 0,56 0,66 0,52 0,04
(3) 11,40 9,49 8,07 7,90 12,54 12,90 13,04 17,90 11,45 12,02 23,28 13,74 14,65 23,58 51,36 32,29 9,71 18,60 10,39 5,92 8,23 20,51 14,37 17,80 29,30 11,42 14,38 20,23 11,46 10,02 9,56 6,00 5,18
(4) 19,35 15,87 24,50 24,29 27,53 20,76 10,46 21,69 20,56 23,24 39,06 26,85 15,44 33,33 44,08 50,30 30,71 26,53 14,48 8,03 21,49 33,22 24,08 15,66 39,53 23,10 22,57 18,83 16,47 8,24 10,88 7,09 9,98
(5) 15,25 12,49 15,81 15,69 19,58 16,58 11,70 19,71 15,76 17,38 30,83 20,13 15,02 28,35 47,96 41,20 20,07 22,19 12,44 6,97 14,77 26,52 19,08 16,69 34,39 17,16 18,45 19,54 13,83 9,09 10,20 6,55 7,67
(6) 9,22 7,47 9,31 9,34 10,43 9,76 7,07 11,67 9,54 9,74 17,44 11,87 9,17 16,51 31,82 23,66 11,67 12,57 7,63 4,29 9,58 15,64 11,05 11,50 21,20 10,50 10,98 12,01 8,14 5,69 6,49 4,39 4,71
0,75
16,16
26,99
21,40
12,59
1,05
18,19
27,46
22,71
13,58
0,89
17,15
27,22
22,04
13,07
Tabel 5.1. Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup menurut Provinsi, 2009 Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
Angka Kematian Bayi (2) 31,7 22,1 25,5 21,3 20,1 26,3 24,4 25,5 27,7 23,9 8,1 26,3 30,7 19,9 8,3 23,6 12,7 41,9 30,1 26,9 22,0 32,9 17,8 10,9 29,7 33,9 26,6 26,6 28,2 30,9 33,1 29,7 30,5 26,2
Angka Harapan Hidup (3) 69,2 71,9 70,9 72,1 72,5 70,7 71,2 70,9 70,3 71,3 76,0 70,7 69,5 72,5 75,8 71,4 74,2 66,7 69,6 70,5 71,9 68,9 73,0 74,8 69,8 68,6 70,6 70,6 70,2 69,4 68,9 69,8 69,5 70,7
Tabel 5.2. Rata-rata Angka Lahir Hidup Wanita Pernah Kawin 15-49 Tahun menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2009
Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
Rata-rata ALH Wanita pernah kawin 15-49 Perkotaan + Perkotaan Perdesaan Perdesaan (5) (6) (7) 2,54 2,79 2,72 2,61 3,15 2,90 2,37 2,88 2,71 2,35 2,60 2,48 2,05 2,63 2,32 2,29 2,45 2,40 2,49 2,56 2,54 2,11 2,42 2,27 2,43 2,47 2,46 2,36 2,42 2,40 2,00 2,00 2,29 2,41 2,34 2,34 2,84 2,54 2,22 2,24 2,23 1,89 1,85 1,88 2,00 2,01 2,01 1,97 2,22 2,08 2,34 2,56 2,47 2,52 3,16 3,05 2,46 2,51 2,50 2,14 2,33 2,27 2,17 2,34 2,27 2,20 2,34 2,25 2,10 2,16 2,14 2,27 2,62 2,51 2,28 2,67 2,59 2,43 2,64 2,57 2,97 3,08 3,05 2,64 2,90 2,84 2,55 3,25 3,06 2,44 2,96 2,81 2,24 2,53 2,47 2,68 2,63 2,64
2,23
2,45
2,34
Tabel 5.3. Persentase Balita 2-4 Tahun Pernaqh Mendapat ASI, Balita 12-23 Bulan Pernah Mendapat ASI 6 Bulan atau Lebih, Ratarata Lama Pemberian ASI (Bulan) menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
L (2) 95,30 92,87 96,09 92,85 75,04 94,23 92,74 87,84 95,75 94,04 92,80 94,09 93,19 95,40 96,85 92,09 92,55 95,97 95,77 90,16 93,00 93,93 92,72 87,72 93,22 92,35 94,84 95,08 95,98 95,87 93,55 91,61 94,20
P (3) 95,87 92,05 96,60 92,54 85,64 95,36 92,94 88,07 97,11 95,50 91,36 95,25 92,17 96,87 97,79 92,73 96,35 97,69 96,00 91,65 92,31 95,92 91,85 90,17 91,87 91,92 96,26 98,45 95,79 94,13 94,36 91,04 95,10
L+P (4) 95,58 92,47 96,33 92,71 80,62 94,74 92,84 87,95 96,39 94,77 92,09 94,66 92,69 96,11 97,31 92,40 94,33 96,77 95,88 90,88 92,66 94,91 92,31 88,92 92,54 92,15 95,52 96,65 95,88 95,06 93,94 91,33 94,64
Balita 12-23 Bulan Pernah Mendapat ASI 6 Bulan atau Lebih L P L+P (5) (6) (7) 24,64 28,14 26,25 27,61 31,53 29,56 44,98 41,10 42,98 34,13 31,56 32,93 31,87 25,64 29,03 37,32 34,44 35,91 40,55 48,99 44,10 32,63 42,02 37,16 25,70 37,46 31,60 17,01 26,87 20,53 31,54 30,07 30,87 28,36 34,63 31,40 21,92 20,98 21,49 43,14 33,49 38,35 26,57 30,03 28,24 23,79 26,46 25,09 17,67 29,06 22,95 47,70 55,45 51,49 50,18 47,85 49,11 25,63 34,88 30,07 34,67 35,23 34,92 36,40 32,85 34,62 36,32 38,70 37,51 31,88 30,23 31,15 26,41 28,43 27,40 48,36 53,98 51,21 36,73 41,98 39,18 27,01 24,28 25,64 49,75 55,21 52,04 44,14 42,75 43,48 26,62 33,82 30,14 44,06 30,81 37,37 31,35 32,86 32,06
INDONESIA
93,57
94,25
93,90
30,29
Provinsi (1)
Balita 2-4 Tahun Pernah Mendapat ASI
33,18
31,67
Rata-rata Lama Pemberian ASI (Bulan) L (8) 16,02 13,93 16,15 15,57 16,62 16,32 16,23 15,69 14,23 13,38 13,65 16,83 17,43 16,97 15,76 15,08 15,70 17,18 15,94 19,08 17,57 17,11 15,94 14,04 16,53 15,24 16,22 16,44 17,12 13,69 14,16 15,61 15,95
P (9) 15,96 14,13 16,09 15,74 16,53 16,99 15,88 16,14 15,01 17,35 13,73 16,84 17,49 16,92 16,12 15,02 16,12 17,01 15,85 18,60 18,44 17,07 15,78 15,39 17,09 15,68 16,34 16,59 17,16 13,39 13,66 15,42 15,90
L+P (10) 15,99 14,03 16,12 15,65 16,58 16,65 16,07 15,91 14,61 15,47 13,69 16,83 17,46 16,94 15,94 15,05 15,90 17,10 15,90 18,85 17,98 17,09 15,86 14,69 16,80 15,45 16,28 16,51 17,14 13,55 13,92 15,52 15,92
16,08
16,24
16,16
Tabel 5.4. Persentase Balita yang Pernah Diberi Imunisasi menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009 Laki-Laki
Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
BCG (2) 85,32 83,17 89,80 89,48 91,60 89,17 93,39 91,10 93,60 94,60 97,17 93,83 90,50 97,28 99,42 93,13 98,08 96,33 90,51 84,32 90,18 87,17 96,13 97,13 92,94 86,75 90,36 80,67 89,69 79,43 81,42 74,11 90,56
DPT (3) 83,87 80,11 87,10 86,39 89,34 86,26 90,46 88,40 90,84 92,07 94,46 91,26 88,19 94,26 97,07 90,12 94,60 91,65 88,23 81,22 88,00 84,06 94,06 93,33 89,76 83,86 86,94 77,74 86,98 77,64 79,10 72,26 89,59
92,03
89,22
Perempuan
Polio Campak (4) (5) 85,98 74,93 83,98 69,31 87,00 72,74 87,58 75,44 90,24 76,90 85,93 76,74 89,38 77,23 87,61 78,18 91,04 79,38 90,91 79,37 93,51 79,02 92,00 79,25 90,30 70,86 94,63 81,38 97,30 84,45 91,32 77,61 94,62 83,69 92,49 80,78 88,34 78,75 81,54 72,43 88,34 78,89 83,90 71,13 94,21 83,52 92,83 81,47 89,84 77,72 84,65 72,43 87,24 75,01 80,12 70,75 87,26 78,58 80,46 70,32 83,40 73,52 73,97 63,43 89,47 78,73 90,01
77,15
BCG (6) 85,32 82,07 87,62 88,77 90,53 88,14 92,33 89,70 93,81 94,25 97,05 93,67 92,71 96,50 99,00 93,74 97,65 97,26 90,83 83,90 90,42 87,54 95,62 96,39 92,96 85,59 90,19 76,56 90,33 79,46 81,86 69,98 86,47
DPT (7) 82,44 80,30 83,97 87,39 87,24 85,09 90,08 87,24 90,60 90,71 94,40 90,96 89,35 93,33 96,18 90,49 95,46 93,48 88,53 81,06 88,45 83,71 92,03 93,89 89,29 82,88 87,41 74,91 87,42 77,01 79,73 68,22 84,89
91,77
88,94
Laki-laki + Perempuan
Polio Campak (8) (9) 85,00 73,19 84,93 69,26 83,93 71,08 87,44 75,14 89,30 79,66 86,23 74,03 90,24 77,12 86,97 75,40 89,43 79,89 90,66 78,87 93,76 79,04 91,99 79,37 90,93 76,25 93,43 81,43 96,73 82,79 91,06 78,61 95,68 82,12 92,35 81,28 88,67 78,77 82,40 70,70 89,53 79,64 84,18 71,80 91,58 81,13 92,91 81,00 88,92 79,23 84,41 73,14 87,41 77,04 75,93 67,90 87,55 78,65 80,31 68,79 83,89 73,63 70,75 61,78 85,47 75,80 89,78
77,37
BCG (10) 85,32 82,63 88,76 89,15 91,10 88,70 92,87 90,43 93,70 94,42 97,11 93,75 91,58 96,91 99,21 93,43 97,88 96,77 90,67 84,12 90,30 87,36 95,88 96,78 92,95 86,19 90,28 78,78 90,01 79,45 81,63 72,11 88,56
DPT (11) 83,17 80,21 85,60 86,85 88,36 85,72 90,27 87,85 90,73 91,40 94,43 91,11 88,75 93,82 96,62 90,30 95,00 92,52 88,38 81,14 88,21 83,88 93,08 93,59 89,53 83,39 87,17 76,44 87,20 77,34 79,41 70,30 87,29
91,90
89,08
Polio Campak (12) (13) 85,50 74,08 84,45 69,28 85,53 71,94 87,52 75,30 89,80 78,19 86,07 75,50 89,80 77,18 87,30 76,85 90,30 79,61 90,79 79,12 93,63 79,03 92,00 79,31 90,61 73,49 94,06 81,40 97,01 83,61 91,19 78,10 95,12 82,96 92,42 81,02 88,51 78,76 81,96 71,58 88,91 79,25 84,04 71,46 92,95 82,37 92,87 81,25 89,39 78,46 84,53 72,77 87,32 75,99 78,19 69,44 87,40 78,62 80,39 69,60 83,64 73,57 72,41 62,63 87,52 77,29 89,90
77,26
Tabel 5.5. Persentase Penduduk dan Anak Berumur 17 Tahun ke Bawah yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan Terganggu Aktivitas Seharihari menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009 Penduduk Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
Laki-laki
Perempuan
(2) 20,26 17,96 19,95 17,53 21,05 17,16 15,33 24,12 19,02 18,84 18,52 18,29 19,69 16,60 17,69 18,43 23,34 20,76 31,73 19,61 17,07 19,57 17,24 24,85 29,43 26,08 19,32 23,34 22,90 24,34 21,13 18,46 19,82 18,89
(3) 22,37 17,12 18,41 17,33 21,70 16,09 15,26 24,08 18,65 18,14 16,94 17,00 19,41 16,48 17,77 17,91 23,57 21,17 32,52 19,65 17,27 18,81 17,41 24,04 27,74 25,98 18,85 23,14 23,66 24,25 21,98 17,17 19,42 18,38
Laki-laki + Perempuan (4) 21,34 17,53 19,17 17,43 21,36 16,63 15,30 24,10 18,84 18,49 17,71 17,65 19,55 16,54 17,73 18,16 23,46 20,98 32,13 19,63 17,17 19,18 17,32 24,45 28,59 26,03 19,08 23,24 23,28 24,30 21,55 17,84 19,62 18,63
Anak Berumur 17 tahun ke Bawah Laki-laki + Laki-laki Perempuan Perempuan (5) (6) (7) 20,26 21,34 20,78 16,76 15,87 16,33 18,46 17,69 18,08 18,03 17,55 17,81 15,49 14,72 15,12 14,27 15,19 14,72 17,83 17,82 17,82 19,19 18,09 18,65 24,31 24,84 24,56 23,49 26,03 24,71 23,17 23,19 23,18 19,64 19,34 19,50 19,82 19,28 19,56 21,56 22,31 21,92 21,77 21,46 21,62 21,01 21,62 21,30 23,28 22,29 22,81 18,75 19,54 19,13 30,68 30,75 30,72 19,21 18,94 19,08 18,60 17,97 18,29 21,37 21,10 21,24 21,10 20,84 20,97 25,35 26,00 25,66 26,50 26,65 26,57 19,56 19,15 19,36 21,73 22,51 22,11 31,73 31,13 31,43 23,57 21,60 22,64 25,12 25,09 25,11 21,82 22,15 21,98 19,59 21,22 20,39 16,47 17,10 16,76 20,27 20,06 20,17
Tabel 5.6. Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan Jenis Keluhan Terbesar menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009 Laki-laki
Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
Batuk (2) 47,40 46,38 46,48 53,87 60,95 45,79 49,40 48,29 45,69 57,21 62,04 51,64 53,91 53,90 59,13 53,21 50,12 49,25 66,04 50,11 48,69 53,68 52,01 53,05 47,99 42,35 38,19 41,66 40,49 57,91 44,77 54,35 54,36
Pilek (3) 42,07 40,59 42,70 51,68 60,30 39,82 47,95 44,62 46,29 56,34 57,12 51,16 50,98 54,19 59,10 50,52 49,37 50,61 62,15 45,56 48,67 47,92 50,82 50,58 34,42 35,49 34,37 39,87 35,54 45,48 24,49 50,66 45,68
Panas Lainnya (4) (5) 44,53 30,03 47,69 32,44 46,89 32,69 45,25 21,77 57,36 18,30 39,58 30,81 34,17 28,94 39,84 37,66 33,48 32,51 36,69 29,61 42,67 23,54 41,99 30,66 41,67 27,96 34,42 31,75 26,32 30,83 37,42 29,23 49,90 30,91 46,80 36,60 51,60 27,09 39,97 26,57 38,82 18,35 40,57 24,49 38,87 24,71 42,83 26,41 65,85 23,31 44,47 31,76 39,91 30,54 42,16 27,65 45,80 24,19 48,54 28,67 44,81 26,77 41,31 29,04 48,11 36,69
Batuk (6) 42,41 42,43 40,34 50,25 54,37 40,16 43,39 43,96 40,69 51,91 57,02 46,61 49,05 48,98 52,52 47,46 45,00 41,66 64,71 43,43 46,31 48,04 47,60 49,49 44,03 38,37 32,21 36,93 33,95 51,11 41,47 51,70 47,10
Pilek (7) 40,59 39,30 39,64 48,79 51,73 37,39 43,40 41,28 42,90 50,01 52,83 46,55 47,46 51,01 53,95 45,84 45,12 43,57 61,67 43,17 47,92 42,83 46,61 48,49 31,92 32,50 29,89 36,38 30,29 43,02 25,17 49,55 45,92
Panas Lainnya (8) (9) 39,68 36,15 43,41 34,85 44,43 37,87 42,32 24,40 51,68 25,13 35,47 32,19 31,38 34,15 35,42 39,38 31,15 33,91 32,97 35,10 37,63 28,84 37,45 35,42 38,10 33,46 31,04 35,63 23,64 35,82 33,26 34,39 45,94 35,59 41,11 41,29 50,98 28,62 36,35 29,17 37,05 21,54 36,20 29,89 34,67 28,00 39,15 29,91 61,70 24,01 40,68 34,76 34,30 33,62 35,42 32,58 40,93 29,36 42,72 34,11 41,96 27,83 38,23 29,73 42,92 42,60
Batuk (10) 44,67 44,36 43,35 52,10 57,61 43,00 46,36 46,12 43,21 54,58 59,44 49,13 51,47 51,34 55,68 50,21 47,53 45,21 65,35 46,68 47,48 50,76 49,80 51,27 46,02 40,36 35,04 39,29 37,05 54,40 43,09 53,07 50,68
Pilek (11) 41,26 39,93 41,14 50,27 55,95 38,62 45,65 42,94 44,61 53,20 54,90 48,85 49,21 52,54 56,42 48,08 47,22 46,86 61,90 44,33 48,29 45,28 48,71 49,53 33,18 33,99 32,01 38,12 32,77 44,21 24,83 50,12 45,80
Panas Lainnya (12) (13) 41,88 33,37 45,50 33,67 45,64 35,33 43,82 23,05 54,48 21,77 37,54 31,49 32,76 31,58 37,62 38,52 32,32 33,20 34,85 32,33 40,06 26,28 39,72 33,04 39,87 30,72 32,66 33,77 24,92 33,43 35,25 31,92 47,90 33,28 43,76 39,10 51,28 27,88 38,11 27,90 37,92 19,97 38,31 27,28 36,76 26,36 40,98 28,16 63,79 23,66 42,57 33,26 36,96 32,16 38,78 30,12 43,24 26,91 45,54 31,48 43,35 27,31 39,82 29,37 45,48 39,69
52,18
49,85
40,71
47,05
45,96
36,69
49,56
47,86
38,65
29,44
33,79
31,67
Tabel 5.7. Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan Mengobati Sendiri menurut Provinsi, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, 2009 Perkotaan
Provinsi
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
L (2) 71,24 66,72 54,75 75,68 70,55 65,00 80,68 66,63 70,89 66,96 62,31 69,53 72,22 65,31 64,87 66,10 62,17 68,36 71,66 69,05 78,85 83,50 69,67 68,29 76,69 77,32 65,05 69,01 75,77 85,76 83,81 65,52 65,45
P (3) 71,05 66,07 52,67 72,65 66,01 64,30 78,71 65,98 68,66 66,26 61,26 66,38 68,00 62,83 59,09 64,40 60,91 65,87 68,10 72,28 77,21 80,48 69,10 67,05 73,76 76,32 64,43 72,11 75,24 83,76 82,99 63,17 65,12
L+P (4) 71,14 66,39 53,69 74,22 68,22 64,64 79,67 66,29 69,82 66,61 61,76 67,97 70,14 64,01 61,86 65,21 61,53 67,05 69,90 70,71 78,02 81,92 69,38 67,65 75,25 76,81 64,73 70,61 75,48 84,78 83,37 64,40 65,28
L (5) 72,24 72,99 65,45 75,89 57,52 77,31 75,19 72,20 69,36 72,87 73,30 80,82 63,99 64,96 65,53 57,03 70,18 62,52 79,92 77,94 84,40 68,52 72,65 87,83 77,85 69,56 72,91 74,80 80,96 83,39 52,89 67,19
P (6) 71,93 74,00 63,21 74,30 67,02 79,08 74,39 71,78 71,05 70,40 70,20 82,47 63,36 62,60 63,56 53,91 67,09 59,93 77,97 77,62 82,77 69,20 73,46 87,31 76,97 68,79 71,32 71,46 79,15 85,07 52,55 59,88
L+P (7) 72,07 73,51 64,30 75,11 62,29 78,17 74,79 71,99 70,20 71,65 71,73 81,67 63,66 63,73 64,51 55,45 68,52 61,17 78,92 77,78 83,56 68,86 73,05 87,57 77,41 69,15 72,12 73,05 80,01 84,23 52,73 63,53
L (8) 71,99 70,43 62,31 75,79 64,00 73,95 77,54 69,51 69,88 71,32 62,31 71,11 75,54 64,64 64,90 65,82 59,76 69,38 64,01 77,15 78,24 84,02 69,24 70,87 84,81 77,74 68,15 71,84 75,02 82,11 83,51 55,55 66,58
P (9) 71,72 70,80 60,14 73,56 66,51 74,67 76,29 68,87 70,27 69,28 61,26 68,02 73,94 63,10 60,39 63,98 57,65 66,57 61,15 76,53 77,49 81,80 69,14 70,70 83,77 76,84 67,47 71,55 72,34 80,13 84,41 54,73 61,78
L+P (10) 71,84 70,62 61,20 74,70 65,27 74,31 76,91 69,19 70,07 70,31 61,76 69,57 74,74 63,84 62,55 64,86 58,69 67,88 62,53 76,83 77,86 82,87 69,19 70,79 84,29 77,29 67,79 71,69 73,61 81,09 83,97 55,16 64,15
INDONESIA
68,10
65,81
66,93
70,46
69,06
69,74
69,34
67,52
68,41
(1)
Tabel 5.8. Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan dan Penggunaan Obat menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2009 Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
Obat Modern (2) 89,81 90,31 79,87 91,51 91,60 91,03 90,43 93,96 87,69 89,86 93,37 94,59 93,30 92,30 88,66 89,84 81,38 89,23 83,82 91,24 91,05 96,41 91,29 92,70 96,93 93,16 89,86 88,90 89,89 87,53 85,00 72,25 84,58 91,12
Laki-laki Obat Tradisional (3) 33,52 24,55 41,65 29,04 23,37 27,95 30,78 22,63 32,02 22,97 14,75 17,74 20,53 20,40 18,74 29,42 42,92 24,99 33,63 25,64 22,14 17,90 20,94 12,80 18,63 20,50 25,46 26,46 22,84 32,11 43,01 50,17 33,24 24,05
Lainnya (4) 5,37 5,25 5,81 6,04 5,12 6,35 8,13 7,33 6,77 8,40 4,93 3,44 5,12 5,88 7,66 6,28 4,93 3,18 7,28 7,72 7,91 2,83 4,78 5,10 5,29 4,72 3,74 8,63 4,14 5,99 5,10 9,05 7,08 5,46
Obat Modern (5) 89,39 89,83 79,98 90,41 87,70 91,85 90,28 94,30 89,35 89,61 92,39 94,99 94,99 91,79 86,75 90,35 80,21 89,69 85,15 91,47 91,87 96,64 91,56 93,58 97,19 92,57 89,97 88,73 88,70 87,72 86,37 70,89 85,07 91,15
Perempuan Obat Tradisional (6) 34,21 24,77 41,23 30,23 25,77 27,74 31,24 23,08 31,42 23,40 16,63 17,34 19,46 22,78 24,51 27,95 47,35 24,22 32,93 26,97 22,33 17,98 19,56 12,85 18,10 20,70 26,88 26,93 24,00 30,90 40,78 51,02 33,76 24,44
Lainnya (7) 6,10 5,03 4,92 7,10 4,75 4,84 7,39 7,78 5,28 9,51 4,79 3,21 4,68 6,40 7,57 5,22 4,56 2,21 7,49 7,13 6,92 2,98 4,85 5,60 4,40 4,51 3,79 9,02 4,63 5,72 5,16 8,79 5,70 5,27
Laki-laki + Perempuan Obat Obat Lainnya Modern Tradisional (8) (9) (10) 89,58 33,90 5,77 90,06 24,66 5,14 79,93 41,44 5,36 90,98 29,61 6,55 89,58 24,61 4,93 91,44 27,85 5,60 90,36 31,01 7,76 94,13 22,86 7,55 88,51 31,72 6,03 89,74 23,18 8,94 92,87 15,71 4,86 94,79 17,55 3,33 94,14 20,00 4,90 92,04 21,63 6,15 87,70 21,64 7,61 90,11 28,66 5,73 80,80 45,12 4,75 89,47 24,58 2,67 84,49 33,28 7,39 91,36 26,32 7,42 91,47 22,24 7,41 96,53 17,94 2,91 91,43 20,25 4,82 93,14 12,82 5,35 97,06 18,36 4,85 92,87 20,60 4,61 89,92 26,20 3,77 88,82 26,69 8,83 89,28 23,44 4,39 87,62 31,49 5,85 85,70 41,87 5,13 71,60 50,58 8,92 84,82 33,49 6,41 91,13 24,24 5,36
Tabel 5.9.a. Persentase Balita menurut Provinsi, Daerah Tempat Tinggal, dan Penolong Kelahiran, 2009 Perkotaan Provinsi
Dokter
Bidan
(1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
(2) 16,50 20,35 24,90 22,40 34,60 14,79 24,97 22,60 23,81 14,56 35,44 18,75 23,53 21,06 44,78 25,05 46,39 13,04 19,19 13,61 8,80 20,23 27,22 44,63 27,60 21,48 21,18 8,59 14,85 21,04 25,53 32,04 22,25
(3) 79,46 77,32 71,66 71,95 61,59 72,04 68,65 72,87 72,18 75,30 62,00 61,01 64,07 70,12 53,60 69,32 52,67 66,49 58,43 71,27 67,36 69,58 65,05 43,63 57,90 54,45 67,68 54,96 59,67 51,74 53,57 53,46 58,92
INDONESIA
23,25
66,04
Penolong Kelahiran Tenaga Paramedis Dukun Lain (4) (5) 0,64 3,15 0,21 1,96 1,01 1,72 0,35 4,57 0,48 3,33 0,33 12,48 0,48 5,51 1,22 3,20 0,57 2,75 0,76 9,06 0,69 1,70 0,69 19,28 0,55 11,76 0,50 8,25 1,62 0,37 5,08 0,31 0,64 0,73 18,87 1,11 14,98 0,81 14,21 4,99 18,38 0,65 9,01 0,62 6,41 1,00 10,38 2,54 11,21 6,39 15,38 1,12 9,42 0,96 35,50 0,34 24,14 1,33 23,98 0,25 20,08 4,73 3,22 2,47 15,28 0,66
9,68
Famili/ Keluarga (6) 0,24 0,14 0,51 0,35 0,21 0,38 0,11 0,69 0,16 0,11 0,17 0,02 0,07 0,04 0,84 5,44 0,06 0,47 0,44 0,62 0,14 0,74 2,29 0,61 1,00 1,91 0,56 6,32 0,74 0,28
Jumlah
Lainnya
TT
(7) 0,02 0,18 0,38 0,15 0,16 0,05 0,09 0,08 0,01 0,13 0,04 0,85 0,03 0,08 0,08 0,23 0,23 0,34
(8) -
(8) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
0,08
-
100,00
Tabel 5.9.b. Persentase Balita menurut Provinsi, Daerah Tempat Tinggal, dan Penolong Kelahiran, 2009 Perdesaan Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
Dokter
Bidan
(2) 5,80 6,96 13,54 8,09 4,90 5,92 6,39 9,88 7,63 6,89 7,08 3,19 10,65 21,15 12,60 25,90 4,87 4,74 4,23 3,75 6,74 8,85 21,16 7,70 5,57 5,87 4,01 3,25 3,20 3,07 6,03 8,80
(3) 75,37 73,95 70,05 60,22 69,86 55,55 61,38 65,10 71,13 63,28 47,63 35,28 66,87 72,93 64,69 65,69 60,36 38,27 42,37 47,32 57,99 59,75 54,19 42,85 49,24 53,02 34,50 37,75 28,16 30,12 26,45 36,89
8,12
56,94
Penolong Kelahiran Tenaga Paramedis Dukun Lain (4) (5) 0,55 17,20 0,79 14,59 0,97 14,73 0,90 30,01 1,07 23,92 0,80 37,38 0,98 30,28 0,36 23,69 1,00 19,54 1,19 27,96 0,63 44,53 0,23 60,87 0,27 21,97 5,59 0,59 21,66 0,37 4,89 0,33 33,40 1,54 45,19 2,94 48,74 2,39 45,91 0,59 34,16 2,59 27,88 2,47 21,07 1,64 46,35 3,00 37,90 0,73 36,42 1,13 54,98 1,03 57,37 1,42 65,14 2,06 60,29 3,50 18,47 6,75 31,39 0,96
31,70
Famili/ Keluarga (6) 1,04 3,19 0,54 0,18 0,24 0,27 0,77 0,68 0,63 0,53 0,06 0,12 0,18 0,33 3,10 0,96 9,70 1,54 0,54 0,33 0,87 0,82 1,39 4,08 3,54 4,81 0,50 1,81 4,34 44,05 14,80 2,06
Jumlah
Lainnya
TT
(7) 0,03 0,51 0,13 0,60 0,08 0,21 0,29 0,08 0,15 0,06 0,31 0,07 0,34 0,14 0,05 0,07 0,55 0,18 0,09 0,19 0,06 0,25 0,07 0,20 0,43 0,58 0,10 0,29 0,12 1,50 1,37
(8) 0,04 0,04 -
(9) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
0,22
0,00
100,00
Tabel 5.9.c. Persentase Balita menurut Provinsi, Daerah Tempat Tinggal, dan Penolong Kelahiran, 2009 Perkotaan + Perdesaan Provinsi
Dokter
Bidan
(1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
(2) 8,77 12,74 17,29 15,67 21,46 8,86 13,70 15,86 12,88 8,88 35,44 13,97 15,60 15,53 36,86 18,84 37,70 8,07 6,98 6,70 5,59 12,48 20,75 31,40 13,79 8,60 10,84 5,45 5,61 7,39 9,16 12,31 12,25
(3) 76,51 75,41 70,58 66,43 65,25 61,00 64,24 68,75 71,47 66,40 62,00 55,54 52,84 68,39 60,08 67,01 58,19 62,76 41,40 49,98 54,62 62,92 63,18 49,58 47,46 50,23 57,78 40,93 42,22 33,69 36,48 32,97 42,53
INDONESIA
15,28
61,24
Penolong Kelahiran Tenaga Paramedis Dukun Lain (4) (5) 0,58 13,30 0,54 9,14 0,99 10,44 0,61 16,53 0,74 12,44 0,65 29,15 0,78 20,53 0,76 14,06 0,86 14,10 1,08 23,05 0,69 1,70 0,67 29,62 0,42 30,91 0,38 15,53 2,95 0,48 13,35 0,33 2,44 0,49 27,71 1,47 40,51 2,38 39,65 3,34 35,88 0,61 23,47 1,31 13,98 1,83 16,41 1,92 35,59 3,64 33,63 0,86 27,64 1,07 48,85 0,89 50,60 1,40 55,48 1,57 49,39 3,80 14,79 5,65 27,26 0,82
21,29
Famili/ Keluarga (6) 0,82 1,87 0,53 0,27 0,11 0,25 0,62 0,41 0,65 0,43 0,11 0,13 0,06 0,13 0,18 1,32 0,91 9,04 1,15 0,51 0,38 0,71 0,52 1,19 3,74 2,59 3,30 0,61 1,83 3,32 34,94 11,20 1,22
Jumlah
Lainnya
TT
(7) 0,02 0,30 0,14 0,48 0,10 0,13 0,15 0,05 0,15 0,05 0,08 0,17 0,04 0,11 0,14 0,02 0,06 0,60 0,14 0,06 0,15 0,08 0,24 0,05 0,16 0,29 0,40 0,08 0,22 0,09 1,19 1,11
(8) 0,02 0,02 -
(9) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
0,16
0,00
100,00
Tabel 6.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk Berumur 15 + menurut Propinsi, Jenis Kelamin, dan Daerah Tempat Tinggal, Sakernas Agustus 2009 Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
L (2) 79,79 83,36 79,53 84,55 84,04 84,48 84,58 84,53 84,73 85,68 82,90 83,15 83,04 82,69 80,26 84,69 85,11 82,62 84,16 87,28 87,70 87,43 85,03 83,51 84,62 86,57 81,97 84,32 85,25 79,20 80,57 86,91 84,14
83,65
Jenis Kelamin P L+P (3) (4) 45,70 62,50 55,32 69,14 49,70 64,19 37,22 62,08 46,54 64,58 48,10 66,65 51,88 68,31 43,17 65,06 55,27 70,18 49,06 67,77 51,21 66,60 42,43 62,89 44,16 63,74 56,29 69,27 60,19 70,23 54,31 69,25 70,47 77,82 56,38 68,66 60,46 72,09 59,34 73,45 53,08 71,22 55,93 71,61 41,38 64,41 39,84 62,05 42,80 63,77 51,27 69,27 44,94 62,48 51,91 68,07 56,10 70,39 51,44 65,44 47,48 64,19 67,73 77,75 50,96 68,52
50,99
67,23
Daerah Tempat Tinggal Perkotaan Perdesaan (5) (6) 60,85 63,26 64,37 73,15 59,41 66,48 60,19 62,98 69,01 47,63 61,95 68,61 62,01 71,71 63,65 66,18 64,21 72,69 64,05 68,88 66,60 62,15 63,71 64,52 62,62 67,12 70,79 66,48 75,82 65,87 71,63 75,40 80,33 66,92 69,77 59,57 74,67 62,90 77,58 64,08 74,41 66,02 75,22 63,26 65,78 63,94 60,82 62,43 64,30 61,43 71,47 61,00 63,27 60,79 69,90 60,84 73,19 59,04 68,18 59,69 66,06 61,38 82,16 61,80 71,49
64,58
69,32
Tabel 6.2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Berumur 15 + menurut Propinsi, Jenis Kelamin, dan Daerah Tempat Tinggal, Sakernas Agustus 2009
Provinsi
L (1) (2) Aceh 7,52 Sumatera Utara 7,04 Sumatera Barat 7,43 Riau 6,87 Kepulauan Riau 7,56 Jambi 5,18 Sumatera Selatan 7,68 Kepulauan Bangka Belitung 4,93 Bengkulu 4,33 Lampung 5,29 DKI Jakarta 11,31 Jawa Barat 10,13 Banten 13,80 Jawa Tengah 7,75 DI Yogyakarta 6,72 Jawa Timur 5,34 Bali 3,66 Nusa Tenggara Barat 6,58 Nusa Tenggara Timur 2,85 Kalimantan Barat 5,80 Kalimantan Tengah 4,22 Kalimantan Selatan 5,85 Kalimantan Timur 11,54 Sulawesi Utara 6,52 Gorontalo 3,62 Sulawesi Tengah 3,61 Sulawesi Selatan 7,80 Sulawesi Barat 3,91 Sulawesi Tenggara 3,45 Maluku 8,62 Maluku Utara 4,94 Papua 3,81 Papua Barat 6,95 INDONESIA
7,51
Jenis Kelamin P (3) 10,74 10,52 8,79 12,80 9,03 6,18 7,50 8,81 6,25 9,03 13,42 12,60 17,21 6,74 5,05 4,70 2,49 5,84 5,48 4,89 5,35 7,14 9,20 19,31 10,40 8,63 10,70 5,49 6,62 13,63 9,92 4,46 8,69
8,47
L+P (4) 8,71 8,45 7,97 8,56 8,11 5,54 7,61 6,14 5,08 6,62 12,15 10,96 14,97 7,33 6,00 5,08 3,13 6,25 3,97 5,44 4,62 6,36 10,83 10,56 5,89 5,43 8,90 4,51 4,74 10,57 6,76 4,08 7,56
7,87
Daerah Tempat Tinggal Perkotaan Perdesaan (5) (6) 9,50 8,36 12,20 5,69 11,92 6,28 12,44 6,80 8,38 6,63 6,97 5,00 14,02 4,62 8,06 4,68 8,97 3,63 10,20 5,62 12,15 12,59 9,17 15,56 14,12 9,31 6,00 7,48 4,07 7,69 3,39 4,04 2,24 8,71 4,74 10,21 2,95 9,44 4,17 8,53 3,12 8,22 5,31 12,82 8,55 12,94 8,94 7,52 5,26 8,82 4,61 11,40 7,62 6,17 4,15 10,86 3,25 15,99 8,56 11,47 5,00 12,29 2,43 14,91 4,75
10,66
5,82
Tabel 6.3. Persentase Penduduk Berumur 15 + Yang Bekerja Selama seminggu yang Lalu menurut Propinsi, Jenis Kelamin, dan Daerah Tempat Tinggal, Sakernas Jenis Kelamin Daerah Tempat Tinggal Provinsi L P L+P Perkotaan Perdesaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Aceh 73,79 40,79 57,05 55,07 57,97 Sumatera Utara 77,49 49,50 63,30 56,52 68,99 Sumatera Barat 73,62 45,34 59,08 52,33 62,31 Riau 78,74 32,46 56,77 52,71 58,69 Kepulauan Riau 77,68 42,34 59,34 63,23 44,47 Jambi 80,10 45,12 62,96 57,63 65,19 Sumatera Selatan 78,08 47,99 63,11 53,31 68,39 Kepulauan Bangka Belitung 80,36 39,37 61,06 58,53 63,08 Bengkulu 81,06 51,82 66,61 58,45 70,04 Lampung 81,15 44,63 63,29 57,51 65,01 DKI Jakarta 73,52 44,34 58,51 58,51 Jawa Barat 74,73 37,08 56,00 54,33 57,87 Banten 71,58 36,56 54,19 54,49 53,78 Jawa Tengah 76,29 52,50 64,19 60,87 66,54 DI Yogyakarta 74,87 57,15 66,01 61,51 72,74 Jawa Timur 80,17 51,76 65,73 60,81 69,20 Bali 81,99 68,72 75,39 72,35 78,52 Nusa Tenggara Barat 77,19 53,09 64,36 61,09 66,46 Nusa Tenggara Timur 81,76 57,15 69,22 53,49 72,47 Kalimantan Barat 82,21 56,44 69,45 56,96 74,34 Kalimantan Tengah 84,00 50,24 67,92 58,61 72,09 Kalimantan Selatan 82,32 51,93 67,06 60,59 71,22 Kalimantan Timur 75,22 37,57 57,44 55,15 60,16 Sulawesi Utara 78,06 32,15 55,50 55,66 55,39 Gorontalo 81,56 38,35 60,01 57,74 60,92 Sulawesi Tengah 83,45 46,85 65,51 56,01 68,18 Sulawesi Selatan 75,58 40,13 56,92 54,04 58,44 Sulawesi Barat 81,03 49,06 65,00 57,04 67,00 Sulawesi Tenggara 82,31 52,39 67,05 54,23 70,81 Maluku 72,38 44,42 58,52 49,60 62,35 Maluku Utara 76,59 42,77 59,85 52,85 62,75 Papua 83,60 64,71 74,58 53,84 80,16 Papua Barat 78,30 46,53 63,34 52,58 68,10 INDONESIA
77,37
46,68
61,93
57,70
65,29
Tabel 6.4.1. Persentase Penduduk Berumur 15 + Yang Bekerja Selama seminggu yang Lalu menurut Propinsi, Jenis Kelamin, dan Lapangan Pekerjaan Utama, Sakernas Agustus 2009 Laki-laki Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Aceh 48,10 0,83 3,57 0,30 9,36 14,56 6,53 0,67 16,08 100,00 Sumatera Utara 46,00 0,60 8,81 0,26 8,45 15,93 8,77 1,31 9,88 100,00 Sumatera Barat 46,32 1,77 5,32 0,30 7,07 17,49 8,67 1,37 11,69 100,00 Riau 51,61 2,82 6,26 0,57 6,58 13,56 6,26 1,40 10,93 100,00 Kepulauan Riau 16,45 2,15 20,60 0,86 9,49 18,52 13,12 3,26 15,56 100,00 Jambi 56,47 2,23 3,72 0,18 5,99 12,29 7,00 0,98 11,15 100,00 Sumatera Selatan 61,64 1,17 4,57 0,22 5,83 10,50 7,44 0,62 8,00 100,00 Kepulauan Bangka Belitung 30,26 27,53 4,08 0,23 6,84 13,88 3,90 1,45 11,83 100,00 Bengkulu 58,69 1,22 3,25 0,31 6,21 10,72 6,35 0,87 12,38 100,00 Lampung 55,42 0,99 8,83 0,12 6,78 12,53 5,70 0,68 8,95 100,00 DKI Jakarta 0,89 0,55 15,60 0,38 6,99 33,95 13,67 7,38 20,58 100,00 Jawa Barat 25,23 0,81 16,31 0,37 8,43 21,80 11,55 1,85 13,64 100,00 Banten 20,51 1,05 21,19 0,61 6,50 21,90 12,22 3,01 13,01 100,00 Jawa Tengah 38,85 1,10 14,43 0,24 10,97 16,14 6,68 1,10 10,49 100,00 DI Yogyakarta 28,37 1,32 11,85 0,16 13,07 19,64 6,49 3,20 15,89 100,00 Jawa Timur 43,97 1,04 11,29 0,24 8,25 15,35 7,48 1,23 11,14 100,00 Bali 32,71 0,49 13,18 0,49 10,62 19,01 6,57 2,55 14,39 100,00 Nusa Tenggara Barat 45,34 1,98 7,96 0,55 8,14 10,89 10,53 1,06 13,55 100,00 Nusa Tenggara Timur 67,92 1,79 2,64 0,20 4,46 5,01 7,11 0,75 10,13 100,00 Kalimantan Barat 59,90 4,50 3,94 0,16 6,27 10,77 4,41 0,63 9,43 100,00 Kalimantan Tengah 59,39 6,89 2,71 0,19 6,08 7,94 5,79 0,83 10,19 100,00 Kalimantan Selatan 42,95 5,34 5,82 0,24 7,09 16,61 7,69 0,98 13,28 100,00 Kalimantan Timur 37,18 7,96 6,07 0,46 9,08 15,70 7,43 1,90 14,21 100,00 Sulawesi Utara 42,01 2,66 6,47 0,53 10,09 10,53 12,95 1,63 13,12 100,00 Gorontalo 46,88 2,27 6,37 0,18 9,70 10,53 12,05 0,85 11,16 100,00 Sulawesi Tengah 63,40 1,59 3,78 0,13 5,59 8,01 5,92 0,70 10,87 100,00 Sulawesi Selatan 51,71 0,77 6,05 0,39 7,97 14,29 8,44 1,38 8,99 100,00 Sulawesi Barat 66,43 0,44 4,75 0,22 5,49 6,98 4,99 0,42 10,28 100,00 Sulawesi Tenggara 52,96 3,72 4,73 0,30 6,53 9,01 8,16 0,89 13,71 100,00 Maluku 56,68 0,46 6,58 0,36 6,98 8,04 7,92 0,90 12,09 100,00 Maluku Utara 59,03 2,19 2,17 0,97 6,01 5,54 9,56 0,56 13,97 100,00 Papua 70,71 1,77 2,09 0,21 3,07 5,84 5,53 0,62 10,16 100,00 Papua Barat 54,69 4,50 4,27 0,32 6,99 6,39 6,99 0,75 15,11 100,00 INDONESIA 40,22 1,56 11,09 0,31 8,22 16,50 8,49 1,61 11,99 100,00 *) 1. Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air 5. Bangunan 6. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel 7. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 8. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan 9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
Tabel 6.4.2. Persentase Penduduk Berumur 15 + Yang Bekerja Selama seminggu yang Lalu menurut Propinsi, Jenis Kelamin, dan Lapangan Pekerjaan Utama, Sakernas Agustus 2009 Perempuan Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Aceh 50,29 0,24 6,58 0,09 0,36 16,49 0,92 0,52 24,50 100,00 Sumatera Utara 47,81 0,09 8,50 0,03 0,19 26,31 0,86 0,66 15,54 100,00 Sumatera Barat 43,95 0,49 8,46 0,08 0,32 25,78 1,24 1,27 18,41 100,00 Riau 39,75 0,31 4,40 0,20 0,17 30,51 0,88 1,82 21,95 100,00 Kepulauan Riau 7,71 0,48 32,91 0,17 0,28 28,72 4,63 1,03 24,06 100,00 Jambi 52,86 0,64 2,54 0,07 0,24 22,79 1,41 0,87 18,59 100,00 Sumatera Selatan 56,25 0,15 5,38 0,02 0,25 20,52 1,91 0,78 14,74 100,00 Kepulauan Bangka Belitung 33,61 5,23 6,91 0,18 0,51 30,65 1,21 1,09 20,60 100,00 Bengkulu 63,73 0,82 2,63 0,02 0,15 17,74 0,70 0,63 13,58 100,00 Lampung 51,35 0,05 8,80 0,03 0,05 27,61 0,60 0,60 10,92 100,00 DKI Jakarta 0,19 0,19 17,18 0,12 0,95 41,34 3,58 5,76 30,69 100,00 Jawa Barat 25,07 0,09 22,01 0,03 0,22 32,91 2,30 1,01 16,37 100,00 Banten 19,34 0,01 25,92 0,08 0,19 34,67 2,09 1,49 16,22 100,00 Jawa Tengah 34,49 0,31 20,07 0,04 0,21 29,91 1,00 0,80 13,17 100,00 DI Yogyakarta 32,37 0,46 13,39 0,10 0,59 29,76 1,57 1,71 20,05 100,00 Jawa Timur 41,38 0,28 13,96 0,02 0,24 27,90 1,65 0,89 13,69 100,00 Bali 36,08 0,29 15,62 0,14 2,47 29,50 1,30 1,88 12,72 100,00 Nusa Tenggara Barat 44,44 1,29 14,50 0,04 0,48 26,30 1,33 0,30 11,33 100,00 Nusa Tenggara Timur 68,48 1,45 11,18 0,01 0,08 9,52 0,33 0,38 8,57 100,00 Kalimantan Barat 67,95 0,66 3,18 0,02 0,20 15,22 0,52 0,57 11,68 100,00 Kalimantan Tengah 60,36 0,66 3,46 0,05 0,25 19,92 0,79 0,56 13,95 100,00 Kalimantan Selatan 42,21 0,66 8,05 0,07 0,17 30,56 0,98 0,86 16,44 100,00 Kalimantan Timur 30,15 1,40 5,23 0,08 0,68 35,15 1,61 1,91 23,79 100,00 Sulawesi Utara 23,55 0,15 5,23 0,18 0,37 38,34 2,21 2,08 27,88 100,00 Gorontalo 28,08 0,13 10,55 0,03 0,40 29,15 0,55 1,25 29,85 100,00 Sulawesi Tengah 51,19 0,31 3,89 0,05 0,41 25,22 0,22 0,37 18,33 100,00 Sulawesi Selatan 45,21 0,16 7,69 0,08 0,56 29,03 1,34 0,85 15,07 100,00 Sulawesi Barat 53,51 0,21 9,01 0,09 0,04 22,62 0,39 0,22 13,91 100,00 Sulawesi Tenggara 52,77 1,40 6,11 0,08 0,23 22,16 0,89 0,45 15,91 100,00 Maluku 55,62 0,38 6,33 0,09 0,38 20,24 0,33 0,60 16,02 100,00 Maluku Utara 58,17 0,85 2,22 0,60 0,61 18,53 1,30 0,24 17,48 100,00 Papua 79,35 0,26 1,30 0,00 0,18 11,61 0,22 0,59 6,49 100,00 Papua Barat 60,20 0,24 2,72 0,11 0,57 17,96 0,73 0,12 17,36 100,00 INDONESIA 38,79 0,35 14,14 0,05 0,33 28,18 1,48 1,10 15,59 100,00 *) 1. Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air 5. Bangunan 6. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel 7. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 8. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan 9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
Tabel 6.4.3. Persentase Penduduk Berumur 15 + Yang Bekerja Selama seminggu yang Lalu menurut Propinsi, Jenis Kelamin, dan Lapangan Pekerjaan Utama, Sakernas Agustus 2009 Laki-laki+Perempuan Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Aceh 48,89 0,62 4,66 0,23 6,09 15,26 4,50 0,62 19,13 100,00 Sumatera Utara 46,72 0,40 8,69 0,17 5,18 20,04 5,64 1,05 12,12 100,00 Sumatera Barat 45,39 1,27 6,56 0,21 4,41 20,76 5,74 1,33 14,34 100,00 Riau 48,39 2,14 5,75 0,47 4,84 18,16 4,80 1,52 13,92 100,00 Kepulauan Riau 13,21 1,53 25,16 0,60 6,08 22,30 9,97 2,44 18,71 100,00 Jambi 55,20 1,67 3,31 0,14 3,97 15,97 5,03 0,94 13,76 100,00 Sumatera Selatan 59,60 0,79 4,87 0,15 3,72 14,29 5,35 0,68 10,55 100,00 Kepulauan Bangka Belitung 31,28 20,76 4,94 0,22 4,92 18,97 3,09 1,34 14,49 100,00 Bengkulu 60,63 1,06 3,01 0,20 3,88 13,42 4,18 0,78 12,84 100,00 Lampung 54,02 0,66 8,82 0,09 4,46 17,73 3,94 0,65 9,63 100,00 DKI Jakarta 0,62 0,41 16,22 0,28 4,64 36,83 9,73 6,75 24,52 100,00 Jawa Barat 25,18 0,58 18,18 0,26 5,73 25,46 8,50 1,58 14,54 100,00 Banten 20,12 0,70 22,77 0,43 4,39 26,18 8,83 2,50 14,08 100,00 Jawa Tengah 37,04 0,77 16,78 0,16 6,49 21,86 4,32 0,98 11,60 100,00 DI Yogyakarta 30,10 0,95 12,51 0,14 7,67 24,02 4,36 2,56 17,69 100,00 Jawa Timur 42,93 0,74 12,36 0,15 5,05 20,37 5,15 1,09 12,16 100,00 Bali 34,24 0,40 14,28 0,33 6,92 23,77 4,18 2,25 13,63 100,00 Nusa Tenggara Barat 44,94 1,68 10,83 0,33 4,78 17,65 6,50 0,72 12,57 100,00 Nusa Tenggara Timur 68,15 1,65 6,23 0,12 2,62 6,90 4,26 0,60 9,48 100,00 Kalimantan Barat 63,14 2,96 3,63 0,10 3,83 12,56 2,85 0,61 10,34 100,00 Kalimantan Tengah 59,73 4,70 2,98 0,14 4,03 12,16 4,03 0,74 11,51 100,00 Kalimantan Selatan 42,66 3,52 6,69 0,18 4,40 22,04 5,08 0,93 14,51 100,00 Kalimantan Timur 35,01 5,93 5,81 0,34 6,49 21,71 5,63 1,90 17,17 100,00 Sulawesi Utara 36,76 1,95 6,12 0,43 7,32 18,45 9,89 1,76 17,32 100,00 Gorontalo 40,89 1,59 7,70 0,13 6,74 16,47 8,39 0,98 17,12 100,00 Sulawesi Tengah 59,12 1,14 3,82 0,10 3,78 14,04 3,92 0,58 13,49 100,00 Sulawesi Selatan 49,30 0,54 6,66 0,27 5,22 19,76 5,80 1,18 11,25 100,00 Sulawesi Barat 61,54 0,35 6,36 0,17 3,43 12,90 3,25 0,34 11,65 100,00 Sulawesi Tenggara 52,89 2,80 5,28 0,21 4,02 14,25 5,26 0,71 14,59 100,00 Maluku 56,28 0,43 6,49 0,26 4,50 12,63 5,06 0,79 13,57 100,00 Maluku Utara 58,73 1,71 2,19 0,84 4,10 10,13 6,64 0,45 15,21 100,00 Papua 74,29 1,14 1,76 0,12 1,87 8,23 3,33 0,61 8,64 100,00 Papua Barat 56,60 3,02 3,74 0,25 4,77 10,39 4,82 0,53 15,89 100,00 INDONESIA 39,68 1,10 12,24 0,21 5,23 20,93 5,83 1,42 13,35 100,00 *) 1. Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air 5. Bangunan 6. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel 7. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 8. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan 9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
Tabel 6.4.4. Persentase Penduduk Berumur 15 + Yang Bekerja Selama seminggu yang Lalu menurut Propinsi, Jenis Kelamin, dan Lapangan Pekerjaan Utama, Sakernas Agustus 2009 Perkotaan Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Aceh 17,74 0,51 6,04 0,52 7,41 23,43 6,28 1,40 36,68 100,00 Sumatera Utara 11,94 0,31 14,19 0,30 8,37 33,75 9,37 2,12 19,65 100,00 Sumatera Barat 10,66 0,55 7,19 0,54 6,43 34,69 10,07 3,14 26,73 100,00 Riau 8,58 4,08 8,70 0,96 8,71 32,63 7,31 4,26 24,77 100,00 Kepulauan Riau 5,50 1,44 28,98 0,71 6,35 23,44 11,29 2,83 19,45 100,00 Jambi 14,09 1,20 5,25 0,27 7,38 29,61 10,44 2,46 29,30 100,00 Sumatera Selatan 12,28 1,09 8,62 0,38 8,31 31,67 11,75 2,03 23,86 100,00 Kepulauan Bangka Belitung 10,28 15,31 6,53 0,39 8,39 27,52 5,00 2,47 24,11 100,00 Bengkulu 15,45 1,29 3,85 0,56 7,91 29,13 9,05 2,46 30,30 100,00 Lampung 11,89 0,09 8,66 0,18 7,51 36,18 8,84 2,23 24,42 100,00 DKI Jakarta 0,62 0,41 16,22 0,28 4,64 36,83 9,73 6,75 24,52 100,00 Jawa Barat 8,04 0,46 22,11 0,34 5,57 30,24 10,46 2,56 20,23 100,00 Banten 3,21 0,46 29,16 0,60 3,67 30,02 10,48 3,85 18,56 100,00 Jawa Tengah 13,48 0,39 22,13 0,28 6,08 30,99 6,42 1,80 18,43 100,00 DI Yogyakarta 13,35 0,93 14,62 0,25 7,35 31,74 5,41 3,33 23,03 100,00 Jawa Timur 15,58 0,35 17,20 0,30 5,47 30,44 8,38 2,18 20,11 100,00 Bali 12,92 0,18 15,80 0,56 7,72 33,41 5,94 3,39 20,09 100,00 Nusa Tenggara Barat 21,33 0,99 12,00 0,62 6,70 26,50 9,16 1,56 21,15 100,00 Nusa Tenggara Timur 10,49 0,51 5,50 0,45 6,11 27,67 11,66 2,93 34,69 100,00 Kalimantan Barat 15,10 1,22 7,11 0,25 9,07 31,07 7,14 1,89 27,16 100,00 Kalimantan Tengah 16,95 2,61 4,30 0,35 7,73 28,15 8,38 2,29 29,24 100,00 Kalimantan Selatan 8,16 3,76 7,85 0,35 5,58 36,68 8,88 2,29 26,45 100,00 Kalimantan Timur 9,94 6,39 8,35 0,54 8,69 31,48 8,12 3,19 23,31 100,00 Sulawesi Utara 12,18 1,32 7,01 0,61 9,03 26,95 14,07 2,89 25,95 100,00 Gorontalo 8,97 0,66 8,75 0,11 8,49 27,58 13,57 1,92 29,95 100,00 Sulawesi Tengah 9,06 0,78 3,96 0,17 6,19 29,54 8,47 1,78 40,04 100,00 Sulawesi Selatan 10,07 0,54 9,12 0,67 8,12 36,40 8,77 3,08 23,23 100,00 Sulawesi Barat 24,30 0,24 8,45 0,50 7,99 24,76 6,72 0,82 26,24 100,00 Sulawesi Tenggara 8,93 2,81 5,10 0,52 6,14 28,38 10,56 2,71 34,86 100,00 Maluku 8,85 0,78 3,09 0,62 7,83 27,81 10,76 2,82 37,43 100,00 Maluku Utara 14,64 1,50 2,22 2,19 7,12 21,19 14,58 1,11 35,45 100,00 Papua 6,19 2,46 3,10 0,54 6,27 30,58 13,40 3,37 34,09 100,00 Papua Barat 12,01 7,31 3,50 0,50 7,25 19,01 11,72 1,56 37,13 100,00 INDONESIA 10,55 0,80 17,13 0,37 6,16 31,40 8,93 2,85 21,81 100,00 *) 1. Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air 5. Bangunan 6. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel 7. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 8. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan 9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
Tabel 6.4.5. Persentase Penduduk Berumur 15 + Yang Bekerja Selama seminggu yang Lalu menurut Propinsi, Jenis Kelamin, dan Lapangan Pekerjaan Utama, Sakernas Agustus 2009 Perdesaan Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Aceh 62,59 0,66 4,06 0,10 5,51 11,68 3,71 0,27 11,42 100,00 Sumatera Utara 70,63 0,45 4,91 0,08 2,98 10,62 3,07 0,32 6,95 100,00 Sumatera Barat 59,33 1,55 6,30 0,08 3,60 15,17 4,00 0,60 9,37 100,00 Riau 65,37 1,31 4,49 0,26 3,20 12,00 3,73 0,35 9,30 100,00 Kepulauan Riau 55,09 2,01 4,39 4,60 16,08 2,85 0,29 14,67 100,00 Jambi 70,42 1,84 2,59 0,09 2,71 10,93 3,03 0,38 8,01 100,00 Sumatera Selatan 79,50 0,66 3,30 0,05 1,78 6,98 2,66 0,11 4,95 100,00 Kepulauan Bangka Belitung 46,77 24,79 3,77 0,09 2,35 12,66 1,67 0,51 7,40 100,00 Bengkulu 76,50 0,98 2,72 0,07 2,47 7,90 2,47 0,19 6,71 100,00 Lampung 65,10 0,81 8,86 0,07 3,66 12,88 2,65 0,23 5,73 100,00 DKI Jakarta Jawa Barat 43,19 0,70 14,06 0,17 5,89 20,44 6,45 0,54 8,56 100,00 Banten 44,40 1,04 13,60 0,20 5,42 20,66 6,45 0,57 7,66 100,00 Jawa Tengah 52,32 1,02 13,31 0,08 6,76 15,94 2,96 0,44 7,17 100,00 DI Yogyakarta 51,24 0,98 9,86 8,07 14,28 3,03 1,58 10,96 100,00 Jawa Timur 59,88 0,98 9,36 0,06 4,78 14,13 3,15 0,42 7,24 100,00 Bali 54,54 0,60 12,84 0,12 6,16 14,59 2,51 1,16 7,49 100,00 Nusa Tenggara Barat 58,87 2,09 10,15 0,15 3,64 12,43 4,92 0,23 7,51 100,00 Nusa Tenggara Timur 76,94 1,82 6,34 0,07 2,09 3,74 3,13 0,24 5,64 100,00 Kalimantan Barat 77,55 3,48 2,59 0,06 2,25 7,00 1,56 0,22 5,29 100,00 Kalimantan Tengah 75,28 5,45 2,50 0,06 2,68 6,34 2,45 0,17 5,07 100,00 Kalimantan Selatan 61,56 3,39 6,06 0,08 3,75 14,02 3,00 0,19 7,96 100,00 Kalimantan Timur 62,44 5,43 3,04 0,13 4,08 11,02 2,91 0,50 10,45 100,00 Sulawesi Utara 52,73 2,35 5,54 0,31 6,21 12,92 7,18 1,03 11,72 100,00 Gorontalo 53,04 1,95 7,31 0,14 6,07 12,23 6,41 0,62 12,23 100,00 Sulawesi Tengah 70,65 1,23 3,79 0,09 3,22 10,47 2,88 0,31 7,38 100,00 Sulawesi Selatan 68,42 0,54 5,46 0,08 3,81 11,65 4,36 0,26 5,41 100,00 Sulawesi Barat 69,51 0,37 5,92 0,10 2,45 10,37 2,50 0,24 8,53 100,00 Sulawesi Tenggara 62,76 2,79 5,32 0,15 3,54 11,07 4,08 0,26 10,03 100,00 Maluku 72,48 0,31 7,64 0,13 3,36 7,45 3,12 0,09 5,42 100,00 Maluku Utara 74,09 1,79 2,17 0,37 3,05 6,28 3,87 0,22 8,16 100,00 Papua 86,60 0,90 1,52 0,05 1,08 4,19 1,51 0,11 4,04 100,00 Papua Barat 71,81 1,56 3,82 0,16 3,92 7,44 2,47 0,17 8,64 100,00 INDONESIA 60,08 1,32 8,82 0,10 4,58 13,59 3,67 0,41 7,43 100,00 *) 1. Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air 5. Bangunan 6. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel 7. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi 8. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan 9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
Tabel 6.5.1. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Provinsi dan Status Pekerjaan Utama, (Agustus 2009) Perkotaan Status Pekerjaan Utama Provinsi
Berusaha sendiri
(1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
(2) 21,87 23,91 25,22 26,98 20,62 24,70 29,40 28,26 18,33 27,48 23,81 24,33 24,61 22,46 17,76 22,25 23,04 25,22 19,56 24,10 20,90 26,15 18,17 31,22 30,20 23,15 18,83 27,86 21,10 30,60 25,64 19,33 25,77
INDONESIA
23,41
Berusaha dibantu Berusaha dibantu Buruh/ buruh tidak tetap/ buruh tetap/ Karyawan/ Buruh tidak buruh dibayar Pegawai (3) (4) (5) 11,83 5,61 45,33 10,97 4,60 43,70 13,78 4,69 38,46 8,23 5,80 47,54 7,06 3,29 62,09 10,22 4,55 46,33 9,83 3,05 44,11 8,48 6,53 46,24 13,31 5,94 43,89 11,52 3,40 39,52 7,47 4,20 57,72 10,57 3,59 46,16 7,17 3,26 57,00 14,75 3,85 38,05 15,12 4,16 42,76 14,03 3,43 40,03 13,88 4,06 41,87 14,77 3,07 28,20 11,81 4,08 50,60 10,24 3,62 47,03 10,59 3,44 50,83 10,67 5,04 41,91 9,16 3,69 58,62 7,65 3,33 45,33 7,38 5,33 44,73 11,35 4,52 48,69 12,90 3,46 48,29 12,04 4,62 43,07 11,20 3,54 50,17 7,62 4,46 47,33 11,44 2,71 49,62 5,55 4,11 59,60 4,80 2,77 58,97 11,54
3,83
45,27
Pekerja bebas di pertanian (6) 0,78 1,53 1,35 0,77 0,43 1,29 0,63 0,32 1,64 1,75 0,04 2,51 0,33 3,36 2,81 4,11 1,17 6,63 0,37 0,78 0,75 0,57 0,94 1,49 1,45 0,56 1,07 1,29 0,81 0,04 0,15 0,39 0,17
Pekerja bebas di non pertanian (7) 3,15 5,02 6,69 4,06 3,30 4,87 3,45 4,67 6,23 6,96 2,01 7,10 2,83 8,04 7,44 5,56 5,57 9,80 3,07 4,42 2,73 4,51 3,40 5,81 5,34 3,06 4,92 2,40 3,25 2,48 1,23 2,69 2,05
2,20
5,57
Pekerja keluarga
Total
(8) 11,44 10,27 9,82 6,62 3,21 8,04 9,54 5,50 10,66 9,37 4,75 5,74 4,79 9,50 9,95 10,59 10,41 12,31 10,51 9,81 10,76 11,14 6,02 5,18 5,57 8,66 10,53 8,72 9,93 7,48 9,21 8,33 5,48
(9) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
8,19
100,00
Tabel 6.5.2. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Provinsi dan Status Pekerjaan Utama, (Agustus 2009) Perdesaan Status Pekerjaan Utama Provinsi
Berusaha sendiri
(1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
(2) 19,96 17,59 21,84 27,86 45,17 21,89 15,81 28,36 15,25 14,52 21,71 22,07 16,06 10,00 14,89 14,82 17,24 12,51 16,79 16,50 20,98 22,27 30,03 24,23 18,75 16,82 18,64 17,30 21,45 23,89 14,91 16,31
INDONESIA
17,73
Berusaha dibantu Berusaha dibantu Buruh/ buruh tidak tetap/ buruh tetap/ Karyawan/ Buruh tidak buruh dibayar Pegawai (3) (4) (5) 22,35 3,48 25,34 25,39 2,28 16,69 24,32 3,34 15,02 17,07 3,53 25,17 7,52 1,60 24,65 23,98 3,28 20,15 29,86 1,52 13,74 14,68 4,95 24,62 30,71 1,71 11,52 29,91 1,72 12,58 23,63 2,53 17,10 23,80 2,13 22,85 28,43 1,73 14,32 34,78 1,46 19,41 28,73 2,51 14,09 28,47 1,79 16,62 26,35 2,52 10,40 37,21 1,01 8,19 30,26 1,63 14,44 29,55 1,74 18,91 24,51 2,21 18,56 25,06 1,57 26,47 17,73 5,37 20,52 21,56 2,43 17,87 31,06 2,60 12,05 32,80 2,63 12,34 30,97 1,92 15,56 28,37 2,08 15,52 27,99 1,48 10,99 27,92 1,99 12,63 32,87 0,49 9,22 33,65 1,39 16,14 27,48
2,24
15,50
Pekerja bebas di pertanian (6) 3,96 7,01 10,42 8,24 6,83 6,27 4,79 5,16 5,72 6,99 12,87 9,25 8,70 2,99 10,14 5,69 14,09 1,15 2,31 2,62 5,89 2,49 7,46 8,88 5,29 6,00 3,88 1,42 0,60 3,95 0,81 1,95
Pekerja bebas di non pertanian (7) 2,39 3,21 4,70 2,55 3,72 1,81 1,40 8,29 2,72 5,27 9,22 7,29 8,36 7,94 5,25 5,48 7,73 1,43 1,25 1,54 3,64 1,45 5,89 8,57 2,10 2,07 1,68 2,16 0,72 1,39 0,28 1,59
7,99
5,29
Pekerja keluarga
Total
(8) 22,53 27,82 20,37 15,58 10,50 22,62 32,88 13,94 32,37 29,00 12,93 12,60 22,39 23,41 24,38 27,13 21,67 38,50 33,32 29,14 24,21 20,69 13,01 16,45 28,16 27,35 27,35 33,16 36,77 28,22 41,42 28,98
(9) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
23,77
100,00
Tabel 6.5.3. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Provinsi dan Status Pekerjaan Utama, (Agustus 2009) Laki-laki Status Pekerjaan Utama Provinsi
Berusaha sendiri
(1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
(2) 23,12 20,97 24,81 28,84 26,45 25,30 21,58 28,41 18,98 18,34 26,21 25,06 25,53 17,68 13,67 17,79 17,54 19,74 13,51 20,86 19,40 23,88 21,05 31,09 28,65 21,67 18,55 21,02 19,76 26,43 27,64 18,29 21,56
INDONESIA
21,13
Berusaha dibantu Berusaha dibantu Buruh/ buruh tidak tetap/ buruh tetap/ Karyawan/ Buruh tidak buruh dibayar Pegawai (3) (4) (5) 22,79 5,70 32,87 22,76 4,30 31,36 24,97 5,04 21,86 16,76 5,17 32,11 7,35 4,08 54,64 24,97 5,00 28,46 31,99 2,66 23,58 13,27 7,49 35,69 35,06 3,85 21,44 32,16 2,72 19,01 7,35 5,50 56,15 19,19 3,84 31,40 14,80 3,58 42,65 28,48 3,49 23,23 27,10 3,88 34,07 28,31 3,90 24,80 26,87 4,01 32,73 29,01 4,06 20,13 44,46 2,11 16,45 33,30 3,00 25,71 31,88 2,90 30,14 23,66 4,23 29,96 19,80 3,28 45,23 15,47 5,84 28,59 21,72 4,00 22,18 34,16 3,99 18,58 32,83 4,02 24,80 35,09 3,52 22,45 31,57 3,39 23,64 30,78 3,36 21,64 28,05 3,11 23,42 42,80 1,58 21,04 34,15 2,35 30,07 25,25
3,86
28,62
Pekerja bebas di pertanian (6) 3,04 5,33 8,27 7,00 1,70 5,06 4,01 3,10 4,60 6,63 0,06 7,56 4,22 6,85 2,64 7,97 3,38 7,84 1,05 2,32 2,35 4,19 1,99 6,25 8,75 5,12 3,50 3,24 1,37 0,53 4,24 0,89 2,10
Pekerja bebas di non pertanian (7) 3,22 5,07 6,62 3,65 4,05 3,40 2,61 8,42 5,27 7,56 2,42 9,97 6,23 11,97 12,01 7,70 7,56 10,24 2,57 2,72 2,60 5,21 3,08 7,26 8,50 3,07 3,89 2,57 3,38 1,66 1,76 0,85 2,31
5,74
7,25
Pekerja keluarga
Total
(8) 9,25 10,22 8,44 6,48 1,71 7,81 13,56 3,63 10,80 13,58 2,29 2,97 2,99 8,30 6,64 9,53 7,91 8,97 19,86 12,08 10,72 8,88 5,58 5,51 6,19 13,41 12,42 12,11 16,89 15,60 11,78 14,55 7,46
(9) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
8,14
100,00
Tabel 6.5.4. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Provinsi dan Status Pekerjaan Utama, (Agustus 2009) Perempuan Status Pekerjaan Utama Provinsi
Berusaha sendiri
(1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
(2) 16,00 18,95 19,73 24,26 21,01 17,75 16,94 28,10 11,35 15,10 20,06 18,97 19,68 19,85 15,21 17,57 20,38 20,78 13,34 14,94 14,49 21,13 18,07 29,01 19,95 15,68 15,67 19,03 15,33 19,39 18,31 11,77 13,34
INDONESIA
18,33
Berusaha dibantu Berusaha dibantu Buruh/ buruh tidak tetap/ buruh tetap/ Karyawan/ Buruh tidak buruh dibayar Pegawai (3) (4) (5) 12,72 1,37 28,93 14,57 1,59 22,12 15,67 1,72 21,55 8,18 1,65 31,18 6,75 1,23 59,03 11,57 1,10 24,93 10,69 0,86 21,33 9,25 1,32 29,47 11,98 1,13 17,52 14,54 0,84 16,64 7,65 2,16 60,18 12,36 1,52 33,19 12,41 1,24 43,65 15,42 1,25 24,24 19,50 1,76 30,29 15,31 1,32 22,83 14,71 1,56 24,37 13,15 1,01 13,00 19,25 0,46 10,13 14,26 0,73 16,39 10,90 0,90 22,42 13,26 1,62 21,90 9,94 1,34 38,87 9,47 1,34 34,58 8,95 1,59 31,89 14,79 1,05 19,52 15,18 1,01 22,96 15,39 0,55 17,06 15,63 0,78 19,20 9,60 0,38 17,91 15,65 0,49 19,92 8,75 0,28 11,12 11,47 0,59 21,30 13,82
1,30
26,36
Pekerja bebas di pertanian (6) 2,89 3,95 7,13 3,34 0,97 4,67 2,81 3,12 4,76 4,50 0,00 7,56 3,53 6,25 3,22 7,64 3,61 15,79 1,04 1,42 1,69 3,71 0,99 2,24 2,73 3,07 5,88 3,74 1,20 0,34 0,64 0,54 0,36
Pekerja bebas di non pertanian (7) 1,56 2,24 3,19 1,24 2,19 1,23 1,00 2,94 1,02 1,94 1,37 4,40 1,54 3,00 1,98 1,88 3,07 6,28 0,38 0,89 0,50 1,96 1,12 2,32 5,93 0,82 1,49 0,54 0,82 0,35 0,61 0,35 0,55
5,38
2,38
Pekerja keluarga
Total
(8) 36,52 36,58 31,00 30,15 8,82 38,74 46,36 25,80 52,24 46,44 8,59 22,00 17,95 29,99 28,04 33,45 32,30 30,00 55,39 51,38 49,10 36,42 29,67 21,04 28,97 45,07 37,81 43,69 47,03 52,03 44,38 67,19 52,39
(9) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
32,43
100,00
Tabel 6.5.5. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Provinsi dan Status Pekerjaan Utama, (Agustus 2009) Laki-laki+Perempuan Status Pekerjaan Utama Provinsi
Berusaha sendiri
(1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
(2) 20,54 20,17 22,81 27,60 24,44 22,65 19,83 28,31 16,05 17,22 23,81 23,05 23,57 18,58 14,33 17,70 18,83 20,20 13,44 18,48 17,67 22,81 20,13 30,50 25,88 19,57 17,48 20,27 18,00 23,78 24,34 15,59 18,72
INDONESIA
20,07
Berusaha dibantu Berusaha dibantu Buruh/ buruh tidak tetap/ buruh tetap/ Karyawan/ Buruh tidak buruh dibayar Pegawai (3) (4) (5) 19,14 4,13 31,44 19,51 3,23 27,70 21,30 3,73 21,74 14,43 4,21 31,86 7,13 3,03 56,27 20,26 3,63 27,22 23,93 1,98 22,73 12,05 5,62 33,80 26,19 2,81 19,94 26,08 2,07 18,19 7,47 4,20 57,72 16,94 3,08 31,99 14,00 2,80 42,99 23,05 2,56 23,65 23,81 2,96 32,44 23,10 2,86 24,01 21,35 2,90 28,94 22,05 2,72 17,00 33,86 1,42 13,79 25,64 2,09 21,96 24,50 2,19 27,43 19,61 3,22 26,82 16,75 2,68 43,27 13,76 4,56 30,29 17,65 3,23 25,28 27,37 2,96 18,91 26,28 2,90 24,11 27,63 2,39 20,41 25,22 2,35 21,87 22,81 2,24 20,24 23,66 2,18 22,18 28,69 1,04 16,93 26,31 1,74 27,03 20,91
2,89
27,76
Pekerja bebas di pertanian (6) 2,99 4,78 7,82 6,01 1,43 4,92 3,56 3,11 4,66 5,90 0,04 7,56 3,99 6,60 2,89 7,84 3,48 11,33 1,04 1,96 2,12 4,01 1,68 5,11 6,83 4,40 4,38 3,43 1,30 0,46 2,97 0,75 1,49
Pekerja bebas di non pertanian (7) 2,62 3,95 5,27 3,00 3,36 2,64 2,00 6,76 3,64 5,62 2,01 8,14 4,66 8,24 7,67 5,37 5,52 8,50 1,65 1,98 1,86 3,95 2,47 5,86 7,68 2,28 3,00 1,80 2,36 1,17 1,35 0,65 1,71
5,61
5,41
Pekerja keluarga
Total
(8) 19,14 20,67 17,34 12,90 4,34 18,68 25,97 10,36 26,73 24,91 4,75 9,24 8,00 17,32 15,90 19,11 18,97 18,20 34,80 27,90 24,24 19,59 13,02 9,93 13,45 24,51 21,84 24,07 28,90 29,31 23,31 36,36 23,00
(9) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
17,35
100,00
Tabel 6.6.1. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang lalu Menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (Agustus 2009) Laki-laki Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
SMU
Tidak/Belum pernah bersekolah
Tidak/Belum tamat SD
Sekolah Dasar
SLTP
(2)
(3)
(4)
(5)
Umum
Kejuruan
Diploma I, II, III, /Akademi
Universitas
Total
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
2,25 1,15 1,28 1,46 2,29 2,89 1,52 2,74 2,27 2,30 0,45 2,26 2,65 4,60 3,92 6,19 6,22 12,04 7,78 5,71 1,61 1,60 2,13 0,31 1,12 2,32 7,77 6,73 4,65 2,13 2,48 34,43 8,00
12,64 13,48 22,49 15,87 12,14 18,37 21,30 23,21 18,79 21,97 5,06 14,12 17,13 17,50 12,41 18,41 13,13 22,52 28,82 26,74 15,20 22,86 14,73 17,36 42,82 18,44 21,18 28,51 19,20 18,44 18,96 12,91 16,43
23,79 22,67 21,49 26,55 17,07 27,90 30,59 28,64 23,76 27,55 13,04 36,45 25,14 35,08 18,90 29,36 20,24 20,73 29,60 25,63 35,42 30,10 21,74 23,25 24,15 32,42 23,58 25,45 21,84 25,00 24,51 13,46 20,49
23,66 25,61 22,18 22,76 16,36 21,92 19,52 17,71 22,82 23,21 19,81 17,49 18,82 19,67 20,28 19,18 17,19 17,59 14,51 19,56 22,80 19,85 19,39 22,90 14,66 21,17 18,88 16,44 21,16 19,72 20,65 14,49 18,94
25,48 20,70 17,12 19,08 24,05 15,78 16,76 13,69 17,63 13,16 25,70 13,64 16,72 10,48 15,94 12,62 23,43 16,74 10,01 13,57 15,49 14,50 21,36 21,46 9,11 14,23 16,66 11,79 20,64 21,15 21,10 14,46 18,29
4,41 11,52 9,77 8,28 16,44 7,08 6,26 8,92 8,03 7,19 19,73 9,18 12,29 7,84 16,10 9,08 9,46 4,25 4,90 4,88 4,38 5,90 12,74 7,70 4,49 5,70 5,96 5,70 4,95 7,57 4,74 5,32 9,45
2,46 1,43 2,24 2,06 4,90 2,06 1,51 2,13 1,80 1,72 4,54 2,28 2,37 1,86 4,31 1,28 4,07 1,58 1,75 1,94 1,94 1,88 2,54 1,62 1,02 1,73 1,24 1,83 2,27 1,78 2,04 1,76 2,34
5,31 3,44 3,44 3,93 6,75 4,00 2,54 2,96 4,90 2,89 11,67 4,59 4,89 2,96 8,15 3,88 6,25 4,56 2,63 1,97 3,15 3,30 5,36 5,41 2,64 3,99 4,73 3,55 5,31 4,21 5,51 3,18 6,07
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
4,07
17,23
28,67
19,63
15,19
8,91
2,02
4,27
100,00
Tabel 6.6.2. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang lalu Menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (Agustus 2009) Perempuan Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
Tidak/Belum pernah bersekolah
Tidak/Belum tamat SD
Sekolah Dasar
SLTP
(2)
(3)
(4)
(5)
SMU Umum (6)
Kejuruan (7)
Diploma I, II, III, /Akademi
Universitas
Total
(8)
(9)
(10)
5,00 3,16 2,18 3,41 1,78 6,39 2,90 5,99 4,56 4,80 1,21 4,70 4,61 10,12 10,07 13,38 14,66 23,66 10,58 13,10 2,14 3,56 4,34 0,35 1,25 3,54 9,76 11,80 9,54 3,54 2,68 51,84 22,16
16,09 18,29 25,77 19,31 11,00 25,51 24,79 27,49 26,80 28,01 8,15 17,32 19,73 21,13 14,80 22,04 17,95 22,45 28,26 30,50 21,21 28,44 19,01 14,66 31,71 21,11 21,59 29,24 22,52 22,01 26,88 14,79 20,57
25,15 23,19 19,37 22,55 11,30 25,01 31,65 24,11 23,47 27,18 18,57 34,68 25,24 32,06 19,89 28,11 22,55 21,80 34,34 23,31 34,65 27,91 21,21 19,18 23,71 32,59 22,69 24,52 22,52 27,04 26,72 10,08 20,11
18,18 21,02 18,82 18,02 12,30 14,82 15,12 13,58 18,66 19,97 20,02 17,00 20,08 16,31 17,67 14,91 15,37 14,67 12,22 15,78 18,35 16,30 15,41 19,10 13,40 16,21 16,57 13,70 17,62 16,33 15,04 9,94 12,23
17,45 18,29 14,20 17,62 27,66 12,47 12,59 12,76 12,95 9,31 17,98 11,33 14,20 8,68 12,20 9,76 13,81 9,57 7,20 8,92 11,61 11,82 16,99 20,93 13,97 11,27 14,10 9,26 13,64 16,35 13,66 6,15 11,01
3,06 8,41 7,57 5,50 24,73 6,10 4,43 7,71 4,53 5,09 15,13 6,10 8,26 5,21 12,53 4,99 7,09 2,32 3,19 3,51 2,95 4,87 9,89 11,21 6,73 4,77 4,53 4,44 3,79 5,13 3,35 3,10 4,95
8,15 3,64 6,18 7,04 5,99 4,91 4,05 5,30 4,37 3,12 7,21 4,10 3,69 3,00 5,15 2,27 4,03 2,65 2,27 2,84 4,14 3,06 5,64 4,21 3,98 4,97 3,88 3,46 6,22 4,67 5,36 1,46 4,28
6,92 3,99 5,91 6,56 5,24 4,78 4,47 3,08 4,65 2,53 11,74 4,76 4,19 3,50 7,69 4,54 4,54 2,87 1,94 2,04 4,95 4,03 7,50 10,36 5,24 5,53 6,88 3,58 4,15 4,93 6,32 2,64 4,70
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
8,71
20,69
27,61
16,62
11,80
6,14
3,71
4,72
100,00
Tabel 6.6.3. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang lalu Menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (Agustus 2009) Laki-laki+Perempuan Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
Tidak/Belum pernah bersekolah
(2)
Tidak/Belum tamat SD (3)
Sekolah Dasar (4)
SLTP (5)
Umum (6)
SMU Kejuruan (7)
Diploma I, II, III, /Akademi (8)
Universitas
Total
(9)
(10)
3,25 1,95 1,63 1,99 2,10 4,12 2,04 3,72 3,15 3,16 0,74 3,06 3,31 6,89 6,58 9,07 10,05 17,14 8,96 8,68 1,80 2,36 2,81 0,32 1,16 2,75 8,51 8,65 6,60 2,66 2,55 41,64 12,90
13,89 15,39 23,78 16,80 11,72 20,88 22,62 24,51 21,87 24,05 6,27 15,17 18,00 19,01 13,44 19,86 15,32 22,49 28,58 28,25 17,32 25,03 16,06 16,59 39,28 19,37 21,33 28,79 20,52 19,79 21,76 13,69 17,86
24,28 22,87 20,65 25,46 14,93 26,89 30,99 27,27 23,65 27,42 15,20 35,87 25,17 33,82 19,33 28,86 21,29 21,20 31,59 24,70 35,15 29,25 21,58 22,09 24,01 32,48 23,25 25,09 22,11 25,77 25,29 12,06 20,36
21,67 23,79 20,85 21,47 14,86 19,42 17,86 16,45 21,22 22,10 19,89 17,33 19,24 18,27 19,15 17,47 16,37 16,31 13,55 18,04 21,23 18,47 18,16 21,82 14,26 19,43 18,02 15,41 19,75 18,45 18,67 12,60 16,62
22,57 19,74 15,97 18,69 25,39 14,62 15,18 13,41 15,83 11,83 22,69 12,88 15,88 9,73 14,32 11,48 19,07 13,59 8,83 11,70 14,13 13,46 20,01 21,31 10,66 13,19 15,71 10,83 17,85 19,34 18,47 11,02 15,77
3,92 10,29 8,90 7,53 19,51 6,74 5,57 8,55 6,68 6,46 17,94 8,16 10,94 6,75 14,55 7,44 8,39 3,40 4,18 4,33 3,88 5,50 11,86 8,70 5,20 5,38 5,43 5,22 4,49 6,65 4,25 4,40 7,89
4,52 2,31 3,79 3,41 5,30 3,06 2,47 3,09 2,79 2,20 5,58 2,88 2,81 2,33 4,67 1,68 4,05 2,05 1,97 2,30 2,72 2,34 3,50 2,36 1,96 2,87 2,22 2,45 3,84 2,87 3,21 1,64 3,01
5,90 3,66 4,41 4,64 6,19 4,28 3,27 2,99 4,81 2,77 11,70 4,64 4,65 3,18 7,95 4,14 5,47 3,82 2,34 2,00 3,78 3,58 6,02 6,82 3,47 4,53 5,53 3,56 4,84 4,48 5,80 2,96 5,60
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
5,83
18,54
28,27
18,49
13,90
7,86
2,66
4,44
100,00
Tabel 8.1. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin KRT, dan Luas Lantai per Meter Persegi Perkapita, 2009 Laki-laki Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
2
Perempuan
2
< 9 M per Kapita (2) 24,88 24,00 21,87 19,68 25,71 17,89 28,08 15,04 22,01 12,06 41,30 19,49 21,67 5,27 7,48 9,37 22,52 34,27 44,43 24,93 22,34 21,41 23,11 30,43 32,40 26,78 18,04 30,65 23,22 32,67 22,15 59,08 28,45
> 9 M per Kapita (3) 75,12 76,00 78,13 80,32 74,29 82,11 71,92 84,96 77,99 87,94 58,70 80,51 78,33 94,73 92,52 90,63 77,48 65,73 55,57 75,07 77,66 78,59 76,89 69,57 67,60 73,22 81,96 69,35 76,78 67,33 77,85 40,92 71,55
18,58
81,42
2
(4) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
< 9 M per Kapita (5) 11,38 10,12 9,59 13,67 23,38 9,59 19,30 6,79 13,04 5,87 27,21 9,57 12,16 3,12 4,88 5,24 12,66 24,88 27,64 13,81 10,39 11,88 18,06 13,21 16,00 14,32 9,64 16,02 15,54 22,64 12,60 39,09 15,70
> 9 M per Kapita (6) 88,62 89,88 90,41 86,33 76,62 90,41 80,70 93,21 86,96 94,13 72,79 90,43 87,84 96,88 95,12 94,76 87,34 75,12 72,36 86,19 89,61 88,12 81,94 86,79 84,00 85,68 90,36 83,98 84,46 77,36 87,40 60,91 84,30
100,00
10,14
89,86
Total
Laki-laki+Perempuan
2
2
(7) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
< 9 M per Kapita (8) 22,11 21,88 19,89 19,09 25,36 17,01 27,17 14,01 21,05 11,43 39,17 18,22 20,52 4,94 6,97 8,68 21,69 32,24 42,04 23,80 21,23 20,03 22,68 28,34 30,77 25,49 16,53 28,53 21,95 31,46 21,15 57,39 27,25
> 9 M2 per Kapita (9) 77,89 78,12 80,11 80,91 74,64 82,99 72,83 85,99 78,95 88,57 60,83 81,78 79,48 95,06 93,03 91,32 78,31 67,76 57,96 76,20 78,77 79,97 77,32 71,66 69,23 74,51 83,47 71,47 78,05 68,54 78,85 42,61 72,75
(10) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
100,00
17,38
82,62
100,00
Total
Total
Tabel 8.2. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Jenis Lantai Terluas, 2009 Laki-laki Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
Lantai Bukan Tanah (2) 90,86 95,07 97,29 94,76 97,72 93,50 90,77 97,82 92,89 83,21 97,05 94,60 90,57 75,96 91,31 82,79 95,05 91,93 60,54 97,26 96,26 98,12 97,00 91,31 92,76 91,65 96,57 92,96 89,45 81,96 77,79 68,37 91,31 88,50
Lantai Tanah (3) 9,14 4,93 2,71 5,24 2,28 6,50 9,23 2,18 7,11 16,79 2,95 5,40 9,43 24,04 8,69 17,21 4,95 8,07 39,46 2,74 3,74 1,88 3,00 8,69 7,24 8,35 3,43 7,04 10,55 18,04 22,21 31,63 8,69 11,50
Perempuan
(4) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lantai Bukan Tanah (5) 88,91 95,48 97,31 96,12 98,76 94,08 92,78 98,06 95,89 83,77 96,57 93,07 86,19 69,04 88,30 77,17 94,07 86,93 54,06 98,20 96,68 98,92 96,81 92,38 94,12 92,19 96,88 94,51 93,26 83,78 82,31 77,75 94,38
Lantai Tanah (6) 11,09 4,52 2,69 3,88 1,24 5,92 7,22 1,94 4,11 16,23 3,43 6,93 13,81 30,96 11,70 22,83 5,93 13,07 45,94 1,80 3,32 1,08 3,19 7,62 5,88 7,81 3,12 5,49 6,74 16,22 17,69 22,25 5,62
100,00
85,36
14,64
Total
Laki-laki+Perempuan
(7) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lantai Bukan Tanah (8) 90,46 95,13 97,30 94,89 97,87 93,56 90,98 97,85 93,21 83,27 96,98 94,40 90,04 74,90 90,72 81,85 94,96 90,85 59,61 97,36 96,30 98,24 96,98 91,44 92,89 91,71 96,62 93,18 90,08 82,18 78,26 69,17 91,60
Lantai Tanah (9) 9,54 4,87 2,70 5,11 2,13 6,44 9,02 2,15 6,79 16,73 3,02 5,60 9,96 25,10 9,28 18,15 5,04 9,15 40,39 2,64 3,70 1,76 3,02 8,56 7,11 8,29 3,38 6,82 9,92 17,82 21,74 30,83 8,40
(10) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
100,00
88,05
11,95
100,00
Total
Total
Tabel 8.3. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Jenis Atap Terluas, 2009 Laki-laki Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
(2) 87,33 94,36 97,71 96,75 91,40 96,58 95,13 97,10 99,36 99,59 99,76 99,74 97,47 99,89 99,90 99,87 99,42 95,35 75,77 90,06 94,18 82,25 97,95 93,84 84,72 78,31 92,26 75,19 76,43 77,85 84,80 58,16 93,54
Atap Tidak Layak (3) 12,69 5,65 2,30 3,25 8,60 3,42 4,87 2,89 0,64 0,41 0,23 0,26 2,52 0,11 0,10 0,12 0,58 4,66 24,23 9,94 5,82 17,75 2,05 6,16 15,27 21,68 7,74 24,81 23,57 22,15 15,20 41,84 6,45
INDONESIA
96,41
3,58
Atap Layak
Perempuan
Laki-laki+Perempuan Total
Atap Layak
(5) 78,37 95,18 98,65 97,28 94,23 98,28 93,92 97,92 99,63 99,32 99,56 99,36 96,63 99,81 100,01 99,80 98,87 93,99 74,27 85,95 90,10 75,77 97,16 96,20 88,51 81,15 93,21 73,92 77,21 78,56 88,96 72,81 92,23
Atap Tidak Layak (6) 21,63 4,81 1,34 2,72 5,76 1,72 6,09 2,09 0,37 0,68 0,42 0,65 3,36 0,18 0,00 0,20 1,13 6,02 25,73 14,05 9,90 24,23 2,84 3,80 11,49 18,85 6,78 26,08 22,79 21,44 11,04 27,19 7,77
(7) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
96,28
3,73
100,00
Total
Atap Layak
(4) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
(8) 85,48 94,48 97,86 96,79 91,82 96,77 95,00 97,21 99,39 99,56 99,75 99,69 97,38 99,89 99,92 99,86 99,38 95,05 75,54 89,65 93,79 81,30 97,89 94,12 85,11 78,62 92,43 75,01 76,56 77,93 85,24 59,41 93,42
Atap Tidak Layak (9) 14,52 5,51 2,14 3,21 8,18 3,24 5,00 2,79 0,61 0,43 0,26 0,31 2,63 0,12 0,08 0,14 0,62 4,95 24,45 10,36 6,20 18,70 2,12 5,87 14,89 21,39 7,56 24,99 23,44 22,06 14,77 40,60 6,58
(10) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
96,38
3,61
100,00
Total
Tabel 8.4. Persentase Rumahtangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Jenis Dinding Terluas, 2009 Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+Perempuan
Provinsi Tembok Kayu Bambu Lainnya Total (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
(2) 41,72 51,73 70,25 50,31 50,15 50,97 48,84 65,36 59,87 64,93 91,87 80,05 81,01 71,06 88,57 80,31 94,03 69,17 28,72 52,84 18,29 15,67 30,23 63,79 60,05 45,03 35,81 27,91 36,35 68,57 67,00 24,00 52,02
(3) 56,14 42,08 28,11 48,33 47,70 48,01 48,54 33,71 35,84 22,24 7,28 2,78 3,32 21,25 4,41 10,65 2,14 10,80 11,87 43,74 80,98 83,68 69,30 30,08 21,13 51,88 45,03 61,04 59,30 25,15 27,75 71,97 43,61
(4) 1,52 5,50 1,31 0,22 0,11 0,75 1,92 0,35 4,01 11,80 0,20 17,04 15,42 7,33 6,86 8,52 3,50 19,62 35,87 0,59 0,42 0,44 0,23 4,94 18,28 2,71 9,30 5,21 3,31 2,50 3,82 0,65 1,38
INDONESIA
67,40
22,50
8,89
(5) 0,61 0,69 0,33 1,14 2,03 0,28 0,69 0,59 0,28 1,02 0,64 0,13 0,25 0,36 0,15 0,52 0,33 0,41 23,55 2,82 0,32 0,21 0,23 1,19 0,55 0,38 9,86 5,85 1,04 3,78 1,43 3,38 2,99
Tembok Kayu Bambu Lainnya Total
(6) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
(7) 31,18 46,45 68,55 48,24 50,43 50,04 43,58 59,29 59,37 66,64 92,20 73,33 76,72 63,87 83,78 75,40 93,62 68,72 28,92 50,45 17,46 11,52 27,14 67,47 68,59 49,98 32,25 25,20 31,97 68,08 72,84 31,50 54,68
(8) 65,33 47,66 29,58 50,26 47,84 48,89 53,00 39,36 36,46 20,20 7,34 2,92 3,25 24,09 5,28 10,71 2,74 6,46 8,82 46,92 81,35 87,56 72,21 28,01 13,66 46,87 47,03 60,03 60,17 25,08 23,16 63,00 40,79
(9) 2,53 5,16 1,52 0,09 0,05 0,83 2,17 0,12 3,86 12,98 0,12 23,65 19,74 11,65 10,70 13,34 3,30 24,12 37,00 0,47 0,47 0,36 0,40 3,06 17,33 2,12 10,37 5,93 6,32 2,14 2,15 1,35 0,72
1,22 100,00
63,73
22,65 12,25
(10) 0,96 0,73 0,36 1,41 1,68 0,24 1,25 1,23 0,31 0,18 0,34 0,10 0,29 0,40 0,24 0,55 0,35 0,69 25,26 2,15 0,72 0,56 0,25 1,45 0,42 1,03 10,34 8,84 1,55 4,71 1,85 4,15 3,81
(11) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1,37 100,00
Tembok Kayu Bambu Lainnya Total (12) 39,56 50,92 69,97 50,11 50,19 50,87 48,30 64,60 59,82 65,11 91,92 79,19 80,49 69,96 87,63 79,49 94,00 69,07 28,75 52,60 18,21 15,07 29,97 64,24 60,90 45,54 35,17 27,52 35,62 68,51 67,61 24,64 52,27
(13) 58,02 42,94 28,35 48,52 47,72 48,10 49,00 34,41 35,91 22,03 7,29 2,80 3,31 21,68 4,58 10,66 2,19 9,86 11,43 44,06 81,01 84,24 69,55 29,83 20,38 51,36 45,39 60,89 59,45 25,14 27,28 71,21 43,34
(14) 1,73 5,45 1,35 0,20 0,10 0,76 1,95 0,32 3,99 11,92 0,19 17,88 15,94 7,99 7,62 9,32 3,48 20,59 36,03 0,58 0,42 0,43 0,25 4,71 18,18 2,65 9,49 5,31 3,81 2,46 3,64 0,71 1,32
66,88 22,52
9,36
(15) 0,69 0,69 0,33 1,17 1,98 0,28 0,75 0,67 0,28 0,93 0,60 0,13 0,26 0,36 0,17 0,53 0,33 0,47 23,79 2,76 0,35 0,26 0,23 1,22 0,53 0,45 9,94 6,28 1,12 3,89 1,48 3,44 3,07
(16) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1,24 100,00
Tabel 8.5. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Menggunakan Listrik dan Air Bersih, 2009 Laki-laki Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
Menggunakan Listrik (2) 92,56 93,31 90,47 89,05 94,78 86,06 88,14 94,42 87,32 88,46 99,55 98,83 97,46 98,96 99,30 98,73 97,69 90,58 46,14 74,94 77,81 94,22 94,61 95,70 79,89 78,08 90,66 82,53 81,70 73,09 72,00 41,79 69,34 93,61
Perempuan
Laki-laki+Perempuan
Menggunakan Air Bersih (3) 32,80 58,30 48,69 25,23 47,81 40,09 43,75 39,52 35,09 42,54 44,83 54,98 47,95 65,40 62,64 64,73 59,30 50,91 44,64 15,41 38,69 55,99 51,50 46,29 46,95 52,11 57,18 44,68 59,54 57,70 41,51 22,07 28,30
Menggunakan Listrik (4) 87,38 92,06 86,46 84,96 83,93 84,05 87,14 90,90 84,68 86,26 99,70 97,94 95,65 97,92 99,04 98,07 96,90 86,32 46,36 79,10 74,45 91,07 95,10 95,32 82,90 81,25 89,10 80,74 76,23 74,52 76,70 53,47 65,61
Menggunakan Air Bersih (5) 31,04 58,65 46,87 24,10 47,66 40,39 46,75 41,23 31,72 40,49 46,85 56,45 46,55 62,31 51,78 62,21 50,48 44,62 42,33 10,11 33,11 57,95 57,87 46,65 56,30 54,33 55,50 55,74 58,39 60,65 54,54 31,31 31,13
53,68
93,11
53,83
Menggunakan Listrik (6) 91,49 93,11 89,83 88,65 93,19 85,85 88,04 93,99 87,04 88,24 99,57 98,72 97,24 98,80 99,26 98,61 97,63 89,65 46,17 75,36 77,49 93,76 94,65 95,66 80,20 78,41 90,38 82,27 80,79 73,25 72,49 42,78 68,98 93,54
Menggunakan Air Bersih (7) 32,44 58,35 48,39 25,12 47,79 40,13 44,06 39,73 34,73 42,33 45,14 55,17 47,78 64,93 60,51 64,31 58,56 49,55 44,32 14,87 38,16 56,27 52,04 46,34 47,88 52,34 56,88 46,29 59,35 58,06 42,86 22,85 28,57 53,70
Tabel 8.6. Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Jamban Sendiri menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Tempat Pembuangan Akhir, 2009 Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
Tangki/ SPAL (2) 41,72 51,73 70,25 50,31 50,15 50,97 48,84 65,36 59,87 64,93 91,87 80,05 81,01 71,06 88,57 80,31 94,03 69,17 28,72 52,84 18,29 15,67 30,23 63,79 60,05 45,03 35,81 27,91 36,35 68,57 67,00 24,00 52,02 67,40
Laki-laki Sungai/ Kolam/ Lobang danau/ sawah tanah laut (3) (4) (5) 56,14 1,52 0,61 42,08 5,50 0,69 28,11 1,31 0,33 48,33 0,22 1,14 47,70 0,11 2,03 48,01 0,75 0,28 48,54 1,92 0,69 33,71 0,35 0,59 35,84 4,01 0,28 22,24 11,80 1,02 7,28 0,20 0,64 2,78 17,04 0,13 3,32 15,42 0,25 21,25 7,33 0,36 4,41 6,86 0,15 10,65 8,52 0,52 2,14 3,50 0,33 10,80 19,62 0,41 11,87 35,87 23,55 43,74 0,59 2,82 80,98 0,42 0,32 83,68 0,44 0,21 69,30 0,23 0,23 30,08 4,94 1,19 21,13 18,28 0,55 51,88 2,71 0,38 45,03 9,30 9,86 61,04 5,21 5,85 59,30 3,31 1,04 25,15 2,50 3,78 27,75 3,82 1,43 71,97 0,65 3,38 43,61 1,38 2,99 22,50 8,89 1,22
Total (6) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Tangki/ SPAL (7) 31,18 46,45 68,55 48,24 50,43 50,04 43,58 59,29 59,37 66,64 92,20 73,33 76,72 63,87 83,78 75,40 93,62 68,72 28,92 50,45 17,46 11,52 27,14 67,47 68,59 49,98 32,25 25,20 31,97 68,08 72,84 31,50 54,68 63,73
Perempuan Sungai/ Kolam/ Lobang danau/ sawah tanah laut (8) (9) (10) 65,33 2,53 0,96 47,66 5,16 0,73 29,58 1,52 0,36 50,26 0,09 1,41 47,84 0,05 1,68 48,89 0,83 0,24 53,00 2,17 1,25 39,36 0,12 1,23 36,46 3,86 0,31 20,20 12,98 0,18 7,34 0,12 0,34 2,92 23,65 0,10 3,25 19,74 0,29 24,09 11,65 0,40 5,28 10,70 0,24 10,71 13,34 0,55 2,74 3,30 0,35 6,46 24,12 0,69 8,82 37,00 25,26 46,92 0,47 2,15 81,35 0,47 0,72 87,56 0,36 0,56 72,21 0,40 0,25 28,01 3,06 1,45 13,66 17,33 0,42 46,87 2,12 1,03 47,03 10,37 10,34 60,03 5,93 8,84 60,17 6,32 1,55 25,08 2,14 4,71 23,16 2,15 1,85 63,00 1,35 4,15 40,79 0,72 3,81 22,65 12,25 1,37
Total (11) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Tangki/ SPAL (12) 39,56 50,92 69,97 50,11 50,19 50,87 48,30 64,60 59,82 65,11 91,92 79,19 80,49 69,96 87,63 79,49 94,00 69,07 28,75 52,60 18,21 15,07 29,97 64,24 60,90 45,54 35,17 27,52 35,62 68,51 67,61 24,64 52,27 66,88
Laki-laki+Perempuan Sungai Kolam/ Lobang Total / sawah tanah danau/ (13) (14) (15) (16) 58,02 1,73 0,69 100,00 42,94 5,45 0,69 100,00 28,35 1,35 0,33 100,00 48,52 0,20 1,17 100,00 47,72 0,10 1,98 100,00 48,10 0,76 0,28 100,00 49,00 1,95 0,75 100,00 34,41 0,32 0,67 100,00 35,91 3,99 0,28 100,00 22,03 11,92 0,93 100,00 7,29 0,19 0,60 100,00 2,80 17,88 0,13 100,00 3,31 15,94 0,26 100,00 21,68 7,99 0,36 100,00 4,58 7,62 0,17 100,00 10,66 9,32 0,53 100,00 2,19 3,48 0,33 100,00 9,86 20,59 0,47 100,00 11,43 36,03 23,79 100,00 44,06 0,58 2,76 100,00 81,01 0,42 0,35 100,00 84,24 0,43 0,26 100,00 69,55 0,25 0,23 100,00 29,83 4,71 1,22 100,00 20,38 18,18 0,53 100,00 51,36 2,65 0,45 100,00 45,39 9,49 9,94 100,00 60,89 5,31 6,28 100,00 59,45 3,81 1,12 100,00 25,14 2,46 3,89 100,00 27,28 3,64 1,48 100,00 71,21 0,71 3,44 100,00 43,34 1,32 3,07 100,00 22,52 9,36 1,24 100,00
Tabel 8.7. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Keberaadan Telepon di Rumah dan HP, 2009 Laki-laki Provinsi Ada Telepon Rumah (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
(2) 5,15 9,23 10,69 8,78 10,64 5,60 8,08 6,79 6,88 6,31 32,15 12,58 12,53 7,11 12,99 10,90 14,67 4,59 3,75 6,35 7,79 8,47 15,64 10,13 6,64 4,29 11,79 3,78 5,19 6,32 4,88 4,91 7,80
INDONESIA
10,48
Perempuan Ada Telepon Seluler (3)
Laki-laki+Perempuan
Ada Telepon Rumah (4)
Ada Telepon Seluler (5)
Ada Telepon Rumah (6)
Ada Telepon Seluler (7)
64,57 68,83 67,77 80,95 85,69 67,66 59,80 76,98 67,23 60,85 89,82 63,52 67,21 60,22 73,44 61,28 75,65 48,46 37,02 55,60 63,13 74,42 84,56 61,60 55,01 50,61 67,79 55,55 59,53 41,53 41,53 30,91 48,03
2,20 11,27 8,62 8,17 6,64 4,98 9,81 6,85 5,69 6,58 35,68 9,88 9,59 6,26 13,30 10,07 11,73 2,18 3,60 5,58 6,38 7,68 12,52 10,86 12,16 4,91 10,48 5,89 4,90 7,94 5,50 5,75 8,91
43,52 53,85 54,78 66,77 80,51 49,21 49,86 54,27 52,11 48,44 81,29 44,06 51,22 42,56 59,29 44,72 59,40 39,84 33,62 48,09 43,56 54,35 71,14 52,98 48,96 47,59 56,40 50,41 49,87 38,66 48,44 35,90 40,30
4,54 9,54 10,36 8,72 10,05 5,54 8,26 6,80 6,75 6,34 32,68 12,24 12,17 6,98 13,05 10,76 14,42 4,07 3,72 6,27 7,65 8,35 15,38 10,22 7,19 4,35 11,56 4,08 5,14 6,52 4,95 4,98 7,90
60,25 66,53 65,67 79,56 84,93 65,71 58,78 74,16 65,62 59,59 88,52 61,04 65,27 57,53 70,66 58,52 74,27 46,60 36,54 54,84 61,30 71,50 83,42 60,55 54,41 50,29 65,74 54,81 57,93 41,18 42,25 31,33 47,30
63,99
9,62
48,75
10,36
61,84
Tabel 8.8. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Keberaadan Komputer Desktop/PC dan Laptop/Notebook, 2009 Laki-laki Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
Ada Komputer Desktop/PC (2)
Perempuan
Ada Laptop/ Notebook (3)
Ada Komputer Desktop/PC (4)
Laki-laki+Perempuan
Ada Laptop/ Notebook (5)
Ada Komputer Desktop/PC (6)
Ada Laptop/ Notebook (7)
6,74 7,40 8,81 10,66 11,57 6,66 7,44 9,72 10,30 4,22 20,72 9,87 12,57 6,73 19,01 8,16 11,83 4,30 4,50 5,27 6,72 6,91 14,53 8,28 7,85 4,67 5,87 4,77 5,62 5,16 5,80 7,82 5,85
5,78 4,63 5,94 8,20 7,65 4,47 4,30 7,66 7,77 1,98 15,80 5,13 7,22 2,76 12,81 4,52 7,68 3,33 3,52 4,45 5,01 4,45 11,94 7,79 7,41 3,70 5,23 5,14 5,50 4,56 5,28 8,01 6,82
3,83 5,65 6,29 8,66 8,01 4,03 7,10 4,42 12,12 4,59 18,59 6,17 8,16 3,68 19,11 5,38 8,89 2,80 3,79 3,59 4,44 4,20 9,73 5,70 8,67 4,87 3,16 4,83 4,63 5,32 5,21 10,03 6,40
2,81 3,99 5,42 8,00 5,53 3,88 3,71 4,43 8,88 3,12 15,18 3,64 3,63 2,10 16,77 3,79 7,50 1,67 2,81 3,10 2,71 4,30 7,41 6,57 9,71 3,48 4,38 3,81 5,46 2,89 5,39 10,21 9,50
6,15 7,13 8,40 10,47 11,04 6,38 7,41 9,06 10,50 4,26 20,39 9,40 12,04 6,26 19,03 7,69 11,58 3,97 4,40 5,10 6,51 6,52 14,12 7,97 7,93 4,69 5,38 4,77 5,46 5,18 5,74 8,01 5,90
5,17 4,54 5,86 8,18 7,34 4,40 4,24 7,26 7,89 2,10 15,71 4,94 6,79 2,66 13,59 4,40 7,66 2,97 3,42 4,31 4,79 4,43 11,56 7,65 7,64 3,68 5,07 4,95 5,50 4,35 5,29 8,20 7,08
8,76
5,40
6,18
4,49
8,40
5,27
Tabel 8.9. Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Keberadaan Art yang Mengakses Internet, 2009 Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+Perempuan
Provinsi Warnet
(1) (2) Aceh 4,58 Sumatera Utara 5,38 Sumatera Barat 8,48 Riau 5,88 Kepulauan Riau 5,92 Jambi 4,00 Sumatera Selatan 5,84 Kepulauan Bangka Belitung 5,71 Bengkulu 6,14 Lampung 2,62 DKI Jakarta 15,75 Jawa Barat 7,15 Banten 5,55 Jawa Tengah 6,41 DI Yogyakarta 20,04 Jawa Timur 7,39 Bali 6,52 Nusa Tenggara Barat 3,64 Nusa Tenggara Timur 1,95 Kalimantan Barat 4,45 Kalimantan Tengah 2,93 Kalimantan Selatan 6,11 Kalimantan Timur 8,37 Sulawesi Utara 6,27 Gorontalo 5,72 Sulawesi Tengah 3,34 Sulawesi Selatan 6,20 Sulawesi Barat 1,01 Sulawesi Tenggara 3,70 Maluku 4,91 Maluku Utara 3,28 Papua 1,94 Papua Barat 1,72 INDONESIA
6,68
Kantor
Sekolah
Rumah
Lainnya
Warnet
Kantor
Sekolah
Rumah
Lainnya
Warnet
Kantor
Sekolah
Rumah
Lainnya
(3) 3,21 1,78 3,90 4,40 5,75 2,06 2,35 2,68 2,55 1,20 15,20 4,05 5,16 2,01 6,97 2,96 3,94 1,85 1,74 2,10 2,08 3,08 8,15 3,30 3,03 1,35 2,38 1,01 2,28 1,58 2,34 2,83 5,12
(4) 1,63 1,83 3,28 3,24 2,54 1,26 1,91 2,59 2,02 1,39 6,54 3,40 2,46 3,35 9,04 3,22 2,57 1,46 0,62 1,27 0,64 1,50 3,79 2,16 1,88 0,90 1,66 1,49 0,77 0,47 0,82 0,83 1,68
(5) 1,54 1,45 2,71 3,44 3,32 1,37 1,68 2,10 2,43 0,91 11,88 3,58 3,79 1,50 5,91 2,37 3,24 1,48 1,00 1,59 1,92 3,09 6,09 3,28 1,22 0,92 2,39 1,33 1,95 0,98 1,10 1,57 2,01
(6) 0,54 0,20 0,31 0,48 1,01 0,38 0,45 0,48 0,84 0,31 8,43 0,61 3,26 0,51 1,41 0,42 0,59 0,37 0,10 0,35 0,36 0,60 1,02 1,08 0,49 0,37 0,55 0,23 0,52 1,59 0,21 2,37 0,53
(8) 4,58 4,25 10,36 7,91 4,57 5,19 7,31 3,95 9,02 6,30 13,31 6,65 5,18 5,64 21,43 6,66 6,73 5,29 3,17 4,75 4,63 6,12 8,08 9,67 8,55 5,75 6,94 1,08 3,94 6,27 6,78 1,51 4,87
(9) 1,05 1,76 2,03 2,51 4,58 1,22 2,19 1,73 1,13 1,41 16,29 2,73 1,67 1,20 5,60 1,77 3,29 0,58 1,30 1,47 0,64 2,17 4,23 2,81 4,06 1,81 1,67 0,95 2,22 0,78 1,57 2,76 5,51
(10) 1,38 0,99 3,30 6,01 1,28 1,43 2,95 1,13 1,72 1,27 6,90 2,54 1,48 2,68 11,18 2,75 2,28 1,75 0,55 0,89 0,35 1,08 1,72 3,87 2,30 1,20 2,35 1,85 0,97 0,70 2,26 1,65 0,45
(11) 0,37 1,63 2,71 1,47 3,15 0,94 2,09 2,50 1,17 3,55 11,67 2,28 1,67 0,90 5,96 1,65 3,79 0,93 0,88 1,54 0,85 2,16 3,39 2,56 3,25 0,71 1,97 0,54 1,61 0,78 0,45 1,06 0,95
(12) 0,15 0,15 0,20 1,22 0,38 0,25 0,37 0,42 2,00 0,45 9,51 0,49 1,66 0,51 2,16 0,31 0,31 0,24 0,08 0,34 0,49 0,80 0,71 1,70 0,14 0,20 0,68 1,35 0,63 2,13 0,09 2,94 2,95
(14) 4,58 5,21 8,78 6,08 5,72 4,13 5,99 5,49 6,45 2,99 15,38 7,08 5,51 6,29 20,31 7,27 6,54 4,00 2,12 4,48 3,08 6,11 8,35 6,68 6,00 3,59 6,34 1,02 3,74 5,08 3,64 1,90 2,02
(15) 2,77 1,78 3,59 4,22 5,58 1,97 2,33 2,56 2,40 1,22 15,36 3,88 4,74 1,88 6,70 2,76 3,89 1,57 1,67 2,03 1,94 2,95 7,82 3,24 3,13 1,40 2,25 1,00 2,27 1,48 2,26 2,83 5,16
(16) 1,58 1,70 3,29 3,51 2,35 1,28 2,02 2,41 1,99 1,37 6,59 3,29 2,34 3,25 9,46 3,14 2,55 1,52 0,61 1,23 0,61 1,44 3,62 2,37 1,92 0,93 1,78 1,54 0,80 0,50 0,97 0,90 1,57
(17) 1,30 1,48 2,71 3,25 3,30 1,33 1,72 2,15 2,30 1,18 11,85 3,41 3,53 1,40 5,92 2,25 3,29 1,36 0,98 1,58 1,82 2,95 5,86 3,19 1,43 0,90 2,32 1,22 1,89 0,95 1,03 1,53 1,91
(18) 0,46 0,19 0,29 0,55 0,91 0,36 0,44 0,48 0,97 0,32 8,59 0,59 3,07 0,51 1,56 0,40 0,57 0,34 0,09 0,35 0,37 0,63 0,99 1,16 0,45 0,35 0,58 0,39 0,54 1,65 0,20 2,42 0,76
3,55
2,89
2,83
0,95
6,79
2,55
2,70
2,21
0,92
6,69
3,41
2,86
2,74
0,94
Tabel 9.1. Persentase Anak Telantar Berumur 7-17 Tahun menurut Provinsi dan Partisipasi Sekolah, 2009
Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
(2) 3,07 3,91 5,99 3,89 2,17 4,65 6,05 4,96 8,53 3,44 4,58 5,56 8,05 11,67 8,35 16,47 3,14 5,58 11,10 5,96 3,77 6,77 2,98 5,31 8,23 7,29 7,51 5,48 7,27 6,15 42,13 13,89 8,99
(3) 82,72 77,05 64,82 72,72 53,07 64,72 64,60 24,05 60,72 61,84 61,95 65,93 55,72 74,49 64,09 65,39 70,95 74,13 65,33 72,09 51,91 72,92 66,16 53,43 60,90 58,12 59,81 71,77 72,52 76,39 51,24 69,03 66,05
Tidak Bersekolah Lagi (4) 14,22 19,04 29,19 23,38 44,77 30,63 29,35 70,99 30,75 34,72 33,47 28,51 36,23 13,84 27,56 18,14 25,92 20,29 23,58 21,95 44,32 20,31 30,86 41,26 30,87 34,59 32,67 22,75 20,20 17,46 6,63 17,08 24,96
8,99
66,05
24,96
Tidak/blm Masih pernah sekolah Bersekolah
Total (5) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Tabel 9.2. Persentase Anak Telantar Berumur 7-17 Tahun menurut Provinsi dan Kegiatan Utama Seminggu Terakhir, 2009 Provinsi (1) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat INDONESIA
(2) 23,71 45,37 33,60 26,07 46,92 33,59 31,19 63,98 25,32 42,77 21,28 18,42 19,49 34,85 18,96 31,83 72,94 45,59 28,78 36,84 36,97 49,98 16,90 21,37 31,37 39,83 49,39 43,26 53,36 30,88 27,79 52,20 26,17
(3) 64,61 42,75 43,89 54,30 42,55 50,55 48,52 9,55 51,92 39,23 51,53 49,70 52,24 34,80 65,04 45,42 25,59 43,13 56,82 43,91 49,55 32,91 60,75 51,80 42,74 41,63 33,55 37,77 33,46 52,84 56,43 35,36 50,62
Mengurus Ruta (4) 2,92 2,63 6,19 4,05 3,05 3,72 9,58 4,11 6,67 7,71 0,86 6,05 4,37 6,63 0,00 4,18 0,00 1,49 6,89 5,10 2,12 2,86 5,25 8,64 10,02 8,75 6,11 4,21 4,56 7,78 5,30 2,00 3,70
34,45
46,17
4,95
Bekerja
Sekolah
Lainnya
Total
(5) 8,76 9,26 16,32 15,58 7,48 12,13 10,71 22,36 16,09 10,29 26,33 25,83 23,90 23,73 16,00 18,58 1,47 9,79 7,52 14,15 11,37 14,25 17,10 18,19 15,87 9,79 10,96 14,76 8,62 8,50 10,48 10,44 19,52
(6) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
14,43
100,00