Risalah Pel1emuanIlmiah Penelitian dan Pengembangan ,'ItJlikasiIsotop dan Radias~2001
KONDISI OPTIMAL UNTUK PENENTUAN RADIOAKTIVITAS SERANGGA HAMA BERTANDA P-32 DENGAN MENGGUNAKAN PENCACAH SINTILASI CAIR Yarianto So*),Budi Susilo*) daDSinggih Sutrisno**) *) Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta **) Puslitbang Teknologi lsotop dan Radiasi, BATAN, Jakarta
ABSTRAK KONDISI OPTIMAL BERTANDA P-32 DENGAN
UNTUK PENENTUAN RADIOAKTIVITAS MENGGUNAKAN PENCACAH SINTILASI
CAIR.
SERANGGA HAMA Teknik perunut sangat
diperlukml dalmnprogrmnpengendalimlhamatanalnanterutamauntuk menentukanarabdan penyebarannya. Isotopradioaktif P-32 dapatdipakai sebagaipenandaserangga.Pencacdhsintilasi cair dapatdigunakanuntuk mengukur aktivitas serallgga harnabertandaP-32 secaraefektif. Penentuanoptimasi larutan pengelip atau sintilator dilakukan dengan sermlgkaianpercobaanberbagaikomposisi pelarut, pengelip primer PPO dan pengelipsekunderPOPOP.Berdasarkanbasil penelitimltelah diperolehkomposisipellgelipyang mempunyai efisiensipencacahan paling tinggi, yaitu pelarutP-XylenedenganpengelipprimerPPO 5 gram/1sertapengelip sekunderPOPOP0,5gram/1.
ABSTRACT THE OPTIMUM CONDmON FOR DETERMINATION OF RADIOACTMTY OF PEST INSECTS LABELLED WITH P-32 BY USING LIQUID SCINTILLATION COUNTER. Tracer technique is neededin the control programeof pest insectsespeciallyfor determining of its direction and dispersal.Radioisotopesof P-32 is frequently used for labeling of pest insects.Liquid Scintillation Counter can be used effectively for measuringradioactivity of pest insectslabelled by P-32. Optilnization of liquid compositions that consist of solvents,prilnary scintillation PPO and secondaryscintillation POPOP were determinedby examilJationof their compositions. Based on the researchresult obtained,composition of scintillator which had the highest efficiency, consistsofF-Xylene solvent,primary scintillation PPO (5 g/l) and secondaryscultillationPOPOP(D,Sg/l).
konvensional,antara lain ialah sistem deteksi untuk sampeldenganjurnlah yang besar lebih cepat, tidak mudahhilang terbawaoleh buill sisik yang mudahlepas Penandaan(labeling)seranggallama denganzat dari tubuh serangga, daD prosedur kerja lebih radioaktif dapat digunakan untuk mempelajari pola sederllana. penyebaran serangga hama dengan teknik perunut Isotop 32pyang merupakanpemancarf3"mumi dalam rangka pencegahan dan pemberantasannya. mempunyai beberapakelebihan,antara lain tenaganya Untuk mempelajari gerakaIl serang~ di la~g lebih besar (Emax= 1.71 MeV) sehingga akan sejumlah radioisotop tertentu seperti 2p, 35S, 4Na, 60CO,dan 1311dapatdicampur denganmedia makanan memudahkanpencacahan.Isotop 32pmempunyaiumur paro yang relatif pendek,yaitu 14,22 hari yang sangat atau melalui kontak dengan tubuh (pengolesan),dan menguntungkandari segi proteksi lingkungan yang penyuntikan. Teknik perunut radioisotop tentu saja digunakan dalam skala lapangan. Elirninasi 32p dari menuntutsistemdeteksiyang dapatdiandalkan,praktis tubuh harna seranggatidak hanya disebabkan oleh penggunaalUlyadan berefisiensitinggi. Disamping itu peluruhan itu sendiri tetapi juga disebabkan oleh masalah keselamatankerja serta penanganandampak eliminasi secara fisiologis. Bagian-bagianpokok dari lingkungan yang ditimbulkan juga menjadi prioritas utama. Dalam skala lapangan yang menggunakan tubuhhamaseranggadapatberkurangsecarafisiologis seperti terlepasnya sisik, kutikula, dan lain lain jumlah seranggayang relatif banyak dituntut sistem sehingga actasejumlah32pyang turut hilang. kerja yang cepatdengaIlakurasitinggi, sehingga sistem Teknik penandaan serangga hama dengan deteksiyang tepat sangatdiperlukan. radioisotop disamping untuk mempelajari gerakan Sistem pencacahsintilasi cair dengan medimn serangga halna di lapang sering digunakan untuk sintilator yang terdiri dari pelarut, pengelipprimer dan mempelajari kepadatan populasi, pola pemencaran, pengelip sekunder dengan komposisi yang tepat migrasi,danhubunganparasitdaDpredator. diharapkaIl dapat menjawab pennasalallantersebutdi Teknik pencacallansintilasi, sebagaimana semua atas. Dalam percobaan ini akan dioptimasikan metode yang digunakan untuk mengukur komposisi pengelip untuk mendapatkanpencacahan keradioaktivitasan, berdasar pacta interaksi radiasi yang berefisiensitinggi serta basil pencacahanyang nuklir denganmateri. Dalam pencacahini digunakan stabil. bahan sintilator yaitu ballaDyang akan memancarkan Penggunaanisotop radioaktif sebagai perunut kelipan (foton)jika berinteraksidenganpartikel radiasi. mempunyai keunggulan dibandingkan cara
PENDAHULUAN
361
Risalah Pertemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Aplikasi Isolop dan Radiasi,2001
Foton-foton ini kemudian oleh fotokatoda diubah menjadi elektron-elektron.PenggandaaIl elektrondalam multiplier akan manghasilkan pulsa listrik (1,2). BROSERdan KALLMAN dalam SCHRAM (7) pacta tahun 1947 memperkenaikan penggunaaIl pengelip organik untuk mendeteksielektron cepat. Pelarut ini bukan llaIlya berfungsi sebagaipelarutpengelip,naInun juga berfungsi sebagai medium perpindahantenaga yang baik. Sintilator cair terdiri dari pelarut, pengelip primer dan pengelipsekunder.Ketiga bal13l1campuran tersebutharus memenuhi syarat tertentu, yaitu dapat menangkap tenaga zarah f3", dapat secara efisien merubah tenaga tersebutmenjadi foton (kelipan), dan foton yang dihasilkan dapat dideteksi mengggunakan tabungpelipatgandafoton. Zarnh f3" yang dipancarkanakan menumbuk molekul pelarutdan menyerahkansebagaiantenaganya pacta molekul tersebut. Tenaga ini kemudian dipertukarkan diantara sesarna molekul pelarut. Penyerapan tenaga oleh suatu molekul akan menyebabkanmolekul tersebut tereksitasi. Molekul tereksitasi ini akan kembali ke keadaandasardengan memancarkan foton (kelipan). Pengelip merupakan molekul organik kompleks yang dapat menangkap tenaga yang dilepaskanoleh molekul-molekulpelarut. Pengelip yang tereksitasi mempunyaikecenderungan yang sangat besar untuk kembali ke keadaandasar sambil memancarkan foton (kelipan). Beberapa pengelip memancarkan cahaya dengan panjang gelombangyang terlalu pendekuntuk dapat dideteksi dengan tabung pelipatgaIlda foton. Oleh karena itu perlu ditambahkaIl pengelip sekunder sebagai penggeserpanjang gelombang sel1inggafoton yang dihasilkan sesuai dengan kemaInpuan tabung pelipatgaIldafoton. Efisiensi pencacahandapat berkurang karena adanyagejala pemadaman(quenching).Pemadaman ini dapatterjadi karenaadanyaoksigenataukotorandalam botol kering (dry via/) sebagaiwadall pelarut sintilasi. Efek pernadaIllanpactaspektrum f3"adalah pergeseran spektrurni1uorisensike arabtenagayang lebih rendah. Semakin besar pernadamanyang terjadi spektrum i1uorisensiakan semakin bergeserke kiri atauke ara1l tenagayang lebih rendall. Adanya oksigen yang terlarut dapat juga memadaInkaIlmolekul tereksitasipactaberbagaitingkat proses sintilasi. Oksigen dapat memadamkanpelarut tereksitasi (selanjuulya dinotasikaIl X*). Pernadarnan ini dapat dikurangi dengan menambah konsentrasi pengelip primer atau dengan mengurangikonsentrasi O2 yangterlarut. Dr. Donald Horrocks pacta tallun 1970 telall menemukanteknik H# Number (selaIljutllya disebut Bilangan H#) untuk mengukur besar pemadarnan. Jumlah pemadamandalam sampel dapat ditentukan denganmenganaiisisposisi ComptonEdge(CE). Harga bilangan H# adalall perbedaanantara titik spektrurn Compton dari standar yang tidak mengandung pernadam(titik kalibrasi dan tersimpandalarnmemori) dengantitik spektrumComptondaTisarnpelyang tidak diketahuijurnlah zat pernadamnya. Jurnlahpernadaman 362
yang terjadi ditentukandenganmenganalisispergeseran spektrumyang diakibatkan oleh pemadaman.Dalam bentukpersamaan, besarbilanganH# dapatdituliskan: H# = CEuq-CEq
dengan
c~ CEq
Comptonedge-unquenched Comptonedge-quenched
Efisiensi pencacahanadalah fungsi dati bilangan H#, dan secaramatematisdapatdituliskan: In(E) = AI + A2(H#) + A3(H#f + ~(H#)3 + AS(H#)4 + A.,(H#)S+ A7(H#)6 +Ag(H#)7
Konstanta-kontantaAI, A2, A3, ~, As, ~ A7,dan As hams dicari terlebih dahulu menggunakan metode Curve Smoothing by Polynomial Least ,S'quare. Misalnya dari percobaanada n pasangandata bilangall H# dan efisiensipencacahan(1::),maka secaramatriks hubungantersebutdapatdituliskan sebagaiberikut: .IHm I
I H;"+1
A1
A2
L 1-\2m Am+1
~LEi = ~\LEil-\
L LEiif'
dengaIl
n Hi LEi
m
jumlah pasangandata BilanganH# dataike i Ln (efisiensipencacahan datake-i) derajatpolinomial
Penyelesaianmatriks di alas dapat dilakukan den~ metodeeliminasiGauss. Pencacahsintilasi cair (LSC) tidak dipergunakan untukmencacahsampelbernpabiota hidup. Agar hama seranggadapatdicacah dalam keadaan hidup dengan pertimban~ untuk menghemattenaga atau efisiensi kerja perlu modifikasi tempat cacall botol kering (dry via/). MenurutLAMBREMONT dalam NASROH dan SUTRISNO (6) telah memodifikasi botol pencacah sehinggasampeltidak kontak langsungdenganlarutan medium. Hama seranggadiletakkan di dalam insert tube (tabung dalam) terisolasi yang berisi udara, ruan~ antara insert tube dan vial luar diisi den~ larutan medium. Hama seranggadiletakkan di dalam insert tube yang berisi udara. agar vial pencacahini dapat dipakai secara terns menerns tanpa terkontaminasioleh sampelbertanda,lnakahams dibuat sampletubeyang berfungsi sebagaiwadah (container) smnpelharnaseranggabertanda.Untuk lebih jelasnya, bagan botol kering tersebut dapat dilihat pada Gambar1. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendapatkan kondisi pencacahanllama seranggabertandaP-32 yang praktis atau relatif mudah dilaksanakan,berefisiensi tinggi sertaakurasipencacahanyangtinggi.
Risalah Pertemuan
Sample Tube (with
sample)
Ilmiah Peneli/ian
dan Pengembangan
,1IJlikaS/' Is%p
dan Radias~
2(X) 1
Untuk kalibrasi pencacah Beckman LS 180, dipergunakansumberstandar unquenched3Zp.Bahan yang digunakan dalaIn penelitian ini adalah larntan KHz3ZPO4, benzene(C~) daTiMerck, toluene (C7Hs) dari Merck, P-Xylene (CgH1o)dari Merck, PPO (C1sH11NO) dari Merck, POPOP (Cz4HI6NzOz) dari Merck, air suling dan kertas saTing.Sebelummemulai pengukuran atau pencacahan,terlebih dahulu hams dibuat prograIn instruksi sesuai dengan spesifikasi pencacahan. Percobaan optimasi komposisi sintilator cair.. Dry vial berisi pelarut (rnasing-rnasing adalah benzene, toluene dan P-Xylene) dan pengelip primer dengan konsentrasi 0, 1, 2, 3, ...14 gram/liter. Pada awal percobaan dilakukan pengukuran cacall latarnya (=B). Setiap dry vial yaitu di dalmD insert tube atau tabung pelnisah ditarnbahkan dengan larutan KH232pO4, kemudian dicacall (=G). Masing-lnasing dihitung efisiensi pencacahaiU1ya,
,\;:
YaItu
S
6"= -xlOO%
A Botol.kering {dry via/)Y'ang telah dimodifikasi
G-B A
xIOO%
dengan s
S
BAHAN DAN METODE
A G
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratoriwn Pengendalian Hama, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi, BAT AN, Pasar Jum'at Jakarta. Dalam penelitian ini digunakan tiga dosis radioaktivitas KH232PO4yaitu 155; 1110; dan 2220 dpm. sebagai model pengganti serangga hama bertanda KH232PO4 diIetakkan di dalam sampe tube YaIlg kemudian dimasukkan di dalam insert .tube (tabung dalam) terisolasi yang berisi udarn, ruangan antara insert tube dan vial luar diisi dengan larutan medium. Larutan P-32 sebagai model serangga llama YaIlg diletakkan di dalaIU insert tube yang berisi udara. Agar vial pencacall ini dapat dipakai secara terns menerns tanpa terkontaminasi oleh sampel bertanda, maka harus dibuat sample tube yang berfungsi sebagai wadah (container) sarnpel hama serangga bertanda (lihat Gambar 1). Instruluen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pencacall sintilasi cair Backman LS 1801. Pencacah sintilasi cair Beckman LS 1801 mencatat besaran bilangan H# secara otomatis setiap kali pencacahan. Untuk mengetahui aktivitas yang sesunggulmya dati suatu cuplikan maka terlebih dahulu harus dibuat kalibrasi efisiensi pencacahan terhadap bilangan H# menggunakan larutan standar yang jenisnya sanm dengan isotop radioaktif dalam cuplikan yang akan diukur. Selain itu dry vial yang dipakai harus mempunyai kesamaan jenis dan komposisi sintilator, jenis dan SUSunaIloptik dari d,y vial.
B
I!~:
=
Efisiensipencacahan, % Laju cacahneto,cpm Aktivitas sumberstandar,dpm Laju cacahgross,cpm Laju cacahlatar,cpm
Komposisisintilatoryang baik dari percobaandi atas kemudian ditambah pengelip sekunder POPOP dengan konsentrasi 0,1; 0,2; ...0,6 grani/liter. Selanjutnya ditentukan efisiensi pencacahan seperti prosedur di atas. Kalibrasi alat pencacah dilakukan denganstandarunquenched32p. Percobaan kalibrasi efisiensi pencacahan terhadap pemadaman. Dibuat sejumlah dry vial dengan komposisi sintilator sesuai dengan basil yang paling optimum dari percobaan sebelumnya. Sebagian besar dari dry vial tersebut ditambahkan zat pemadam ke dalam sampel tube-nya. Zat pemadam ini dapat berupa hama serangga yang tidak ditandai isotop radioaktif untuk memberikan efek pemadaman. Laju cacah latarnya diukur, kemudian masing-masing ditambahkan larutan standar KH232PO4dengan aktivitas 6.10-3 ~Ci (13.320 dpm) dan dicacall iagi, kemudian dihitung efisiensinya. Dalam pencacahan dicatat pula nilai-nilai Bilangan H# setiap kali pengukuran. Percobaan kestabilan pencacahan. Dilakukan pencacahan seperti prosedur percobaan kalibrasi efisiensi pencacahan terhadap pemadaman tersebut diatas, yang memakai komposisi sintilator optimum, dengan penambahan isotop radioaktif standar KH232PO4 dengan aktivitas 155; 1110; dan 2220 dpm.
363
u...~' --kesalaltan.
Risalah Pertemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Isalop dan Radiasi. 2{XJl
Kestabilan pencacahan dihitung berdasarkan simpangandari beberapakali pengukuran.
dengan, 8 : Simpanganpengukuran A : Aktivitas larutanstandar,dpm Ai : Aktivitas pengukuranke-i n : Jumlahpen~ Ralatnisbi = 8/A (%) Uji statistik dilakukan dengan Analisis Varian (ANOV A) dan Uji Beda Nyata/BNT (Honesly SignificantDifferent). BASIL DAN PEMBAHASAN Mula-mula dilakukan percobaan optimasi konsentrasi pengelip primer PPO dan jenis pelarut, denganbasil sepertipactaTabel 1. Efisiensi Pencacahan(%) BerdasarkanJenis Pelamt dan Konsentrasi Pengelip Primer
Tabel
(PPO)
dan P-Xylene temyata P-Xylene menghasilkan efisiensi pencacahan yang tidak berbeda nyata (P > 5%). Pengaruh terbadap efisiensi pencacahan ini nampak jelas setelah ditambah dengan pengelip primer PPO. Pelamt memegang peranan penting sebagai media perpindahan tenaga (trasfer energi) dari tenaga kinetik partikel ~- ke tenaga eksitasi pengelip Y*. Probabilitas pembentukan excimer (dinotasikan ID*), yaitu basil tumbukan molekul tereksitasi CX*) dengan molekul tak tereksitasi CX), untuk pelamt P-Xylene (d=O,14) lebih kecil daripada Toluene (d=O,37) dan Benzene (d=O,57). .Jumlah excimer ini akan mempengaruhi efisiensi pencacallan karena akan mengurangi Colon pendaran yang dibasilkan. Penambahan pengelip sekunder POPOP dengan konsentrasi tertentu pacta pelamt PXylene dan pengelip primer PPO 5 gr/l akan meningkatkan efisiensi. Efisiensi pencacahan sebagai fungsi konsentrasi POPOP dapat dilihat pactaTabel 2. Kalibrasi Efisiensi Pencacahan terhadap Bilangan H#. Adanya pemadaman (quenching) ,yang
jumlahnya berbeda untuk setiap dry vial, maka wltuk menentukan efisiensi pencacahan llams dibuat kalibrnsi efisiensi pencacahansellingga data yang diberikan lebih akurat. Dari deret standar yang dibuat, diukur efisiensi pencacahandan Bilangan H#-nya dan kemudian dibuat kalibrasi efisiensi pencacahan.
Tabel2. Pengaruh Penambahan POPOP efisiensiPencacahan
terhadap
(%)un~p~l~t Konsentrasi E:fisiensip~~c.~~ahan PPO (g/l) Benzene Toluene P-Xylene
5
646, 75,1 76,5 781, 80,3 81,1
6 7
81,1 811
83,3 83,3
84,3 84,3
8 9
81,0 80,9 80,4
83,2 82,8 82,5 82,3 82,0 81,9 81,5
84,2 84,0 83,8
0
2 3 4
10 11 12 13 14
.
80,1 80.0 79,3 78,8
5% BNT Pelarut 16,3 lnteraksi tidak nyata KK
"
"
65,6 76,6 791, 81,4 83,0 83,3
66,2 76,8 80,0 82,8 83,9 84,4
83,7 83,6 833 , 83,0
1% tidak nyata tidak nyata
In(&)= 4,46021+ 2,121201.10-3 .~#) -3,612768.10.5. (H#Y +2,720158.10.7. (H#) -7,95557.10-1°.(H#)4-7,01331.10.13. (H#)s+ 8,370557.10-15. (H#)6 -1,220865.10.17.(H#)7
12,43%
Efisiensi yang terbesardaTi basil percobaanini ialah kombmasi pelarut P xylene dan konsentrasi pengelip primer PPO sebesar5 gram/liter. Efisiensi yang dihasilkan adalah (84,42 :t 0,541) % (Tabel 1). Diantaraketiga macampelarut,yaitu Benzene,Toluene
364
Data penelitian kalibrasi efisiensi pencacahan terhadap Bilangan H# dapat dilihat pacta Tabel 3. Berdasarkandata tesebut dicari hubungan efisiensi pencacahandan Bilangan H# dengan menggunakan metode curve smoothing by polynomial least square denganbasilsebagaiberikut:
dengan: E
H#
efisiensipencacahan BilanganH#
RisalahPeltemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan )oJlikasi Isotop dan Radias~ 200 t
Tabel3. Efisiensi pencacahansebagaifungsi Bilangan
KESIMPULAN
H# Bilangan H# 51 78 90 109
126 170
201 258 271 292
301
Efisiensi Pencacahan (%) 90,48 90,44 90,41 90,35 90,26 90,06 89,81 88,98 88,6 88,07 87,66
Percobaan Stabilitas Pencacahan. Stabilitas pengukuran (setelah dikalibrasi) untuk pencacah sintilasi call dapat dilihat pada Tabel 4. Aktivitas larutanstandaryang dipakaiadalah: a. 155 dpm b. 1110dpm c. 2220 dpm Tabel4. Stabilitaspengukuranpencacallsintilasi cair
Berdasarkanbasil penelitian. dapat disimpulkan bahwa efisiensipencacahansintilasi yang paling tinggi diperoleh pacta komposisi pelarut P-Xylene dengan pengelipprimer PPO5 gram/I sertapengelip sekunder POPOP0,5 gram/l. Tidak actaperbedaanyang nyata pengaruhjells pelarut benzene,toluene dan p. xylene terlmdapefisiensipencacallan.
DAFTAR PUSTAKA 1. Birks, J.B., "Scintillation Counter", PergamonPress Lill, London,1954.,25-30p. 2. Kallman, FM, "The Basic ProcessingOccuring in the Liquid Scintillation", North Western University, 1973,56-80p. 3. Schram, E., Lombaert, R., Organic Scintillation Detectors Elsevier Publishing Co., New York, 120-126p.
4. Thing, P. "Principles and Perfonnance of the Beckman Nuclear Education System for Alfa, Beta and GammaSystem",Beckman Instmmen Inc., California1971,250-300p. 5.
, "LS 1801, 3801, 5801 Series Liquid Scintillation System", Beckman Operating Manual, California, 1985,556-60 p.
6. Nasroh, A., and Sutrisno S., "Some Aspects of Brown Platltllopper-Rice Plant Relationships Development of Isotop Techniques", PAIRBAT AN, Jakarta,1985. 7. SchramE, 1963,"Organic Scintillation Detectors", ElsevierPublishingCo. 8. Steel, R.G.D, Tome, I.H., "Principles and Procedures of statistics a Biometrical Approach",Mc GrawHill InternationalEditions, 1981(336-372). Stabilitas pencacahan yang diidentifikasikan dengansimpangandati beberapakali pengukuranrelatif stabil. Karenasering dituntut untuk pengukurandengan aktivitas SaIlgatkecil, lnaka dituntut sistempengukuran dengan stabilitas yang tinggi untuk menghindari kesaialIan.
365
Risalah Perlemuan
Ilmiah Penelilian
dan Pengembangan
AplikaSio IsolOp dan RadiaSl; ZOO I
DISKUSI
RIJANTI
S.
1. Apakah dengall iradiasi SeraIlggabeberapalnacam dosis tersebut tidak mempengaru11imorfologis/ phsychologisdari SeraIlggatersebut? 2. Radiasidilakukanpadaraseapa? SINGGIH SUTRISNO 1. Dosis radiasi mempengaruhimorfologis (fisiologi) bila dosis yang diberikan relatif tinggi, untuk dosis mandulkemsakanitu/relatif rendahkurangdari 5%. 2. Radiasidilakukanpactastadiumpupaumur 9 hari. A. NASROH K. Dry vial lebih mudah dapat dibuat tanpa larutan sintilator yang lnallal, karena sebagai pengganti digtnlakan air yang diukur adalall kerlipan sebagai akibat proses chenentor bila kita buat mengenai H2O. PertanyaanSc'lya adalah bagaimanahila botol kering disimpan, apakah larutan sintilation tidak msak ? Berapalamaketahanancar tersebut?
366
2. Karena sebelummengenaicar sintilator beta 11aruS melalui "tunner tube" bahan inner tube apa yang paling baik ? Imler tube akan mengurangi banyaknya(intensitas)betayang terukur? 3. Disimpulkan ballwa dianjurkan penggunaandosis 90 Grey,akan tetapipadaFl kemandulannyahanya 91%. Mengapatidak dianjurkan penggunaandosis lebih tinggi (110 Gray) yang menghasilkan kemandulansarnpai100%padaF I-nya. SINGGIHSUTRISNO 1. Belum actapenelitian apakaJl sintilator dapat rusak dalam penyimpanan, namun bila disimpan pacta temperauif refrigator akan memperlambat kerusakan. 2. Bahan inner tube yang baik belum karni teliti namun dalam penelitian ini dignakan Flint glass. 3. Dosis 90 Gray dianjllfkan untuk pernandulan serangga sebab pertimbangan utama tingkat kemandulan pactaP & F 1 sekitar 90% dan nilai daya saing yang relatiftinggi 0,57 PactaP untuk dosis 110 Gray nilai daya sang kawin lebih rendah 0,53 dan 0,4 rnasing-masing pactaP dan Fl.