Modul ke:
Fakultas
ILKOM Program Studi
Periklanan
www.mercubuana.ac.id
Komunikasi dan Sistem Kemasyarakatan Desiana E. Pramesti, M.Si.
Abstract Masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan adalah fenomena kehidupan masyarakat manusia yang bertumbuh pada era industri. Dua tipe masyarakat ini memiliki pola-pola interaksi sosial yang khas. Karakteristik komunikasi masyarakat desa dan kota memberikan gambaran kepada kita menyangkut sistem sosial yang mendasari terbentuknya pola perilaku komunikasi pendudukkanya.
Pendahuluan
Komunikasi di dalam Masyarakat
Kita mengenal adanya masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Kedua wilayah tempat bermukimnya masyarakat dan manusia ini memiliki karakter jiwa manusia yang berbeda demikian halnya pola perilaku komunikasinya Pusat peradaban kehidupan masyarakat manusia yang kita kenal sebagai kota, berawal dari desa. Istilah kota dan desa merupakan terminologi yang muncul berkenaan dengan era Modernisasi. Suatu keadaan masyarakat pasca-agraris yang dalam komponennya dikenali dengan industrialisasi, urbanisasi, negara-bangsa, struktur-struktur birokrasi, pertumbuhan penduduk, struktur-struktur kelas baru, pasar-pasar kapitalis dunia, dan sistem baru komunikasi
(1) Pengertian Masyarakat Pedesaan dan Ciri-Ciri Komunikasinya Fenomena masyarakat pedesaan dan perkotaan dikenali melalui ciri-ciri pola perilaku komunikasinya. Masyarakat Pedesaan (1). Morfologi Masyarakat pedesaan memanfaatkan lahan secara agraris dengan keadaan bangunan pemukiman yang terpencar (jarang) (2). Jumlah Peduduk Wilayah pedesaan didiami sejumlah kecil penduduk dengan kepadatan rendah
Lanjutan : (3). Sistem Ekonomi Kegiatan matapencaharian pokok penduduk desa umumnya bergerak pada bidang pertanian dan perikanan (4). Sistem Sosial Budaya Interaksi sosial masyarakat pedesaan bersifat kekeluargaan, peribadi, homogen, dan gotong royong (5). Sistem Hukum Warga desa mengenal kesadaran bersama (collective conscience) berupa kepercayaan mengikat perasaan kelompok yang sifatnya ekstrim atau memaksa. Ketika terdapat penduduk desa melanggar ketentuan adat maka pelanggar dikenakan sanksi represif berupa hukuman pidana (Sapari Imam Asy’ari (Sosiologi Kota dan Desa, 1993:93)
Lanjutan : Sistem Komunikasi Pedesaan Komunikasi antarpersonal Komunikasi antarpersonal diartikan sebagai aktifitas penyampaian pesan-pesan antara dua orang maupun kelompok kecil orang dengan beberapa efek dan umpan balik Model komunikasi yang umumnya dijumpai dalam masyarakat pedesaan disebut juga sebagai Model Alir Satu Tahap (One Step Flow) Pola komunikasi face to face communication atau komunikasi antarpersonal menempatkan pemimpin opini atau pemuka pendapat (opinion leader) selaku orang-orang yang dapat mempengaruhi khalayak (Joseph A. Devito, Humman Communication, 1997 dalam Nurudin, 2003:132)
Lanjutan : Media Komunikasi Pedesaan
Realita Komunikasi Pedesaan
Saluran komunikasi yang dipergunakan dikenal sebagai media rakyat sebagai sarana penyampaian nilai-nilai pandangan hidup (sosialisasi) bagi warganya secara turuntemurun. Media ini memfasilitasi warganya untuk dapat saling berinteraksi dan saling bertukar informasi melalui mana media rakyat ini hadir dalam wujudnya ke dalam seni-seni pertunjukan tradisi atau seni rakyat (folk culture)
Perkembangan media massa khususnya telepon dan internet saat ini turut mempengaruhi pola komunikasi masyarakat pedesaan. Sekalipun sebaran teknologi komunikasi tersebut kenyataannya belum maksimal menjangkau pelosok pedesaan hingga wilayah pedalaman, sarana komunikasi ini berpeluang besar memberikan pencerahan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat manusia global
(2) Pengertian Masyarakat Perkotaan dan Ciri-Ciri Komunikasinya Masyarakat Perkotaan (1). Morfologi Jika desa mengenal ciri-ciri bangunan fisik yang berpencar maka di kota cara membangun pemukiman berjejal dan tinggi (mencakar langit). Namun kriteria ini tidak dapat dijadikan patokan sebab terdapat daerah-daerah di pinggiran kota membangun pemukiman mirip seperti bangunan di wilayah perkotaan. (2). Jumlah Penduduk Ukuran jumlah penduduk untuk dapat disebut kota juga mengandung kelemahan-kelemahan dalam artian sulit menetapkan angka mutlak. Namun kita dapat bedakan jika penduduk perkotaan memiliki kepadatan penduduk relatif banyak dibanding desa.
Lanjutan : (3). Sistem Ekonomi Masyarakat desa umumnya menyandarkan kegiatan ekonomi pada bidang pertanian atau agraria. Berbeda dengan penduduk kota yang menjalankan sistem matapencaharian pada kegiatan perdagangan industri, kegiatan pemerintahan, jasa-jasa pelayanan, dan kegiatan ekonomi di luar pertanian atau perikanan. (4). Sistem Sosial Budaya Pola-pola hubungan sosial (interaksi sosial) antar penduduknya bersifat kosmopolit, impersonal, sepintas lalu (super-ficial), terkotak-kotak.
Lanjutan : (5). Sistem Hukum Masyarakat kota tidak mengenal collective conscience melainkan kesepakatan-kesepakatan yang terjalin antar berbagai kelompok profesi. Hingga hukum yang menonjol berupa hukum perdata dengan sanksi restitutif. Seseorang yang melanggar aturan bersama ini perlu membayar ganti rugi kepada pihak yang dirugikan dalam rangka mengembalikan keseimbangan yang telah dilanggar (Sapari Imam Asy’ari, Sosiologi Kota dan Desa, 1993:93)
Lanjutan :
Sistem Komunikasi Perkotaan Masyarakat perkotaan umumnya dicirikan sebagai masyarakat dengan diferensiasi kompleks – dalam hal pembagian kerja dan waktu, serta posisi status maupun peran. Keadaan-keadaan ini turut membentuk sistem komunikasi yang dapat diandalkan guna mengakomodir hubungan-hubungan sosial dinamis sejurus dengan kebutuhan selaku masyarakat industri
Lanjutan : Pola-pola komunikasi massa dan komunikasi antarpersonal menjadi sistem komunikasi yang diperlukan masyarakat perkotaan Gejala komunikasi masyarakat kota serupa itu dapat dijelaskan melalui konsep Model Alir Dua Tahap (Two-Step Flow Model) Model ini menerangkan jika pesan-pesan media tidak seluruhnya mencapai khalayak secara langsung. Informasi sampai kepada pendengar dan penonton melalui tahapan. Pada tahap pertama, informasi terjadi melalui mass media kepada anggota-anggota masyarakat tertentu yaitu opinion leader yang berfungsi sebagai agen pentapis informasi. Pada tahap kedua, informasi yang telah dikonversi gate-keeper lantas diteruskan kepada khalayak ramai sehingga seluruh pesannya dapat dipahami secara utuh (Lazarsfeld dan Stanton, Communication Research, dalam Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, 2003:116)
Lanjutan : Media Komunikasi Perkotaan Penggunaan saluran komunikasi massa sebagai sarana berinteraksi warga kota mengandalkan peralatan mekanik yang mencakup semua alat-alat saluran yang dapat mencapai jumlah penerima yang luas, serentak, serta berkecepatan tinggi Saluran-saluran demikian :media cetak (surat kabar, majalah, tabloid, buku, dan materi cetakan lainnya), media audio visual (radio, film, dan televisi), dan media online Saluran komunikasi massa tersebut, beredar di tengah-tengah masyarakat perkotaan yang sifatnya umum atau ditujukan untuk konsumsi publik. Isi pesan dengan demikian berlangsung satu arah yaitu dengan feedback cenderung langka atau tertunda (delayed).
Lanjutan : Realita Komunikasi Perkotaan Suasana kehidupan antar warga di perkotaan berlangsung organis ketika setiap orang dapat saling memenuhi kebutuhan anggota masyarakat lainnya melalui mekanisme pembagian kerja berstratifikasi. Fenomena masyarakat industri menumbuhkan azas saling bergantung antar manusia yang sangat tinggi hingga menghadirkan realita kehidupan sosial perkotaan yang tampak dinamis dibanding penduduk desa. Institusi media massa menjawab keperluan-keperluan mobilitas demikian
Terima Kasih