KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa dan Minangkabau)
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1
Program Studi Ilmu Komunikasi
ARIKA HESTIANA L100100095
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU
Arika Hestiana
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi Dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015
ABSTRAK Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi dalam hidupnya. Komunikasi dibutuhkan untuk berinteraksi dengan sesamanya. Terlebih komunikasi antarbudaya yang melibatkan dua kebudayaan yang berbeda. Dua kebudayaan yang disatukan dalam sebuah pernikahan memerlukan pemahaman yang lebih untuk mencapai komunikasi yang efektif. Subyek dalam penelitian ini adalah orang berdarah Jawa yang menikah dengan orang berdarah Minangkabau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi antarbudaya dalam proses asimilasi pernikahan Jawa dan Minangkabau. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif digunakan untuk lebih mendalami informasi dari subjek yang diteliti. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa komunikasi antarbudaya dalam proses asimilasi pernikahan Jawa dan Minangkabau adalah meleburnya budaya minoritas (Jawa) mengikuti budaya mayoritas (Minangkabau), toleransi dan sikap menghargai antara dua budaya, dan menjadikan agama sebagai pegangan utama dalam kehidupan. Kata kunci: komunikasi antarbudaya, proses asimilasi, pernikahan Jawa dan Minangkabau.
membutuhkan
A. PENDAHULUAN Pada adalah
hakikatnya,
makhluk
sosial
manusia yang
komunikasi
dalam
hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi bahwasanya
komunikasi
berhubungan
dengan
kebutuhan manusia dan terpenuhinya kebutuhan
berinteraksi
sesamanya.
Kebutuhan
tersebut dapat mempengaruhi tujuan hidup tiap individu.
dengan ini
dapat
Dalam
konteks
komunikasi
antarbudaya ini, cara setiap orang
terpenuhi melalui pertukaran pesan
berkomunikasi
yang berfungsi sebagai jembatan untuk
oleh
menghubungkan antar individu yang
aturan dan norma masing-masing.
berakibat akan terisolasi apabila tidak
Budaya
bertanggung
berkomunikasi.
seluruh
perbendaharaan
Kondisi tersebut tidak dapat dielakkan, ketika dengan
karena seseorang orang
pada
dasarnya,
berkomunikasi lain
sangat
dipengaruhi
budayanya, mencakup bahasa,
komunikasi dimiliki
maupun
setiap
jawab
perilaku
makna
orang.
atas
yang
Sehingga,
perbedaan perilaku komunikasi yang
berpotensi
dimiliki orang yang berbeda budaya
memunculkan gap (kesenjangan) di
akan menimbulkan kesulitan dalam
antara kedua belah pihak. Hal tersebut
berinteraksi.
disebabkan karena budaya setiap orang
adanya perbedaan ekspektasi budaya
selalu berbeda dengan orang lain,
masing-masing. Perbedaan ekspektasi
bahkan sekecil apapun perbedaannya.
budaya tersebut dapat menimbulkan
Budaya yang berbeda memiliki sistem
kesalahpahaman
nilai, norma dan adat yang berbeda
berkomunikasi.
pula. Oleh karena itu, perbedaan
menyebabkan tidak lancarnya proses komunikasi.
Hal
itu
dikarenakan
dalam Kesalahpahaman
Kesalahpahaman sering terjadi ketika
seseorang
berkomunikasi
keluarga besar. Kondisi ini mau tidak mau
akan
memunculkan
sebuah
dengan orang lain yang memiliki
kesepakatan untuk mengakui salah
perbedaan budaya. Masalah utamanya
satu pihak yang dominan di keluarga
adalah
setiap
individu
cenderung
tersebut. Bahkan bisa juga kedua
bahwa
budayanya
budaya yang ada dalam keluarga
merupakan sesuatu keharusan yang
tersebut mengalami proses asimilasi
mutlak tanpa harus diperdebatkan lagi
yaitu meleburnya budaya minoritas ke
(Mulyana & Rakhmat, 2003: vii). Oleh
dalam
karena itu, setiap orang menggunakan
mungkin kedua budaya dapat berjalan
budayanya sebagai parameter untuk
beriringan.
menganggap
mengukur budaya-budaya yang lain. Salah
satu
perbedaan
fenomena budaya
ini
tentang adalah
pernikahan antar suku. Pernikahan
budaya
Walaupun pernikahan
beda
mayoritas.
Atau
keluarga
dengan
suku
sering
mengalami interaksi, bukan berarti komunikasi dapat berjalan dengan
antarsuku
lancar. Salah satu contohnya adalah
timbulnya
interaksi dari keluarga pernikahan
dalam
beda suku dengan keluarga besarnya.
berkomunikasi. Kesalahpahaman ini
Misalnya pernikahan beda suku antara
biasanya melibatkan seluruh anggota
Jawa dan China, pernikahan
keluarga, baik suami,
Batak
memungkinkan kesalahpahaman
istri, anak
bahkan melibatkan seluruh anggota
Toba
dan
Tionghoa,
atau
pernikahan Jawa dan Minangkabau.
Mereka
harus
saling
beradaptasi
sama. Oleh karena itu, komunikasi
dengan budaya keluarga yang sangat
antarbudaya
berbeda.
membantu seseorang jika suatu saat
Di
Indonesia,
komunikasi keluarga
antar
fenomena
budaya
pernikahan
beda
dalam suku
menarik untuk diteliti lebih lanjut. Terutama
untuk
melibatkan
suku
dominan
dan
contohnya
keluarga
yang
yang sama-sama bertolak
pernikahan
belakang, suku
Jawa
dengan suku Minangkabau.
Laswell adalah proses penyampaian komunikan
terlibat proses komunikasi dengan orang yang beda budaya. Komunikasi antarbudaya yang paling utama ditandai dengan sumber dan penerima pesannya berasal dari budaya yang berbeda (Mulyana & Rakhmat,
2003:
antarbudaya
21).
Komunikasi
didefinisikan
sebagai
atara orang-orang yang mempunyai
Proses komunikasi menurut
dari
untuk
komunikasi yang melibatkan interaksi
B. TINJAUAN PUSTAKA
pesan
diperlukan
kepada
komunikator melalui media yang dapat menimbulkan efek tertentu. Dalam sebuah proses komunikasi, komunikasi antar pribadi tidak hanya dilakukan dengan seseorang yang mempunyai latar belakang adat dan budaya yang
persepsi
berbeda
tentang
sebuah
budaya dan simbol-simbol yang cukup berbeda
dalam
berkomunikasi
(Samovar, 2010: 13). Komunikasi antarbudaya sangat diperlukan setiap individu untuk berinteraksi dengan individu lain agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman
berkomunikasi
Pernikahan adalah bersatunya pribadi
yang
berbeda
dan
keduanya memiliki sistem keyakinan yang dianut yang berdasar pada latar belakang
budaya
sebagai
tempat
dimana
individu tinggal serta pengalamannya
teoritis terjadi. Kemungkinan besar, asimilasi merupakan tujuan sepanjang hidup para imigran (Mulyana, 2005: 139). C. METODE PENELITIAN Metode menggunakan
Asimilasi adalah suatu proses sosial antara dua atau lebih individu atau bahkan suatu kelompok saling pola
kelakuan
yang
ditunjukkan setiap individu sehingga membentuk satu kelompok yang baru. Di dalam proses asimilasi, akan terjadi peleburan
kebudayaan.
Sehingga
menyebabkan pihak-pihak atau warga dari
kelompok
yang
tengah
berasimilasi tersebut akan merasakan adanya
kebudayaan
bersama.
dari proses akulturasi yang secara
(Ati, 1999: 15).
menerima
milik
Asimilasi merupakan derajat tertinggi
dengan budaya yang berbeda.
dua
dirasa
tunggal
yang
penelitian penelitian
ini
kualitatif
dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mempunyai tujuan memahami sebuah fenomena di bidang sosial dengan cara alami yang mengutamakan interaksi komunikasi
oleh
peneliti
dengan
peristiwa yang diteliti (Moelong, 2005: 9).
Dalam
penelitian
kualitatif,
keikutsertaan peneliti yang mendalam sangat penting agar bisa memahami tingkah
laku
subyek
penelitian.
Metode kualitatif digunakan untuk
lebih mendalami informasi dari subyek
selama melakukan observasi. Catatan
penelitian.
ini
Pengumpulan
data
dalam
penelitian ini dikumpulkan melalui tiga cara, yaitu wawancara, observasi, dan
catatan
menggunakan
lapangan.
Penulis
wawancara
secara
semistruktur atau wawancara terarah. peneliti menggunakan interview guide. agar wawancara tetap terfokus pada permasalahan yang akan diteliti. Pada penelitian ini, peneliti disebut covert atau tertutup, peneliti hanya
berperan
sebagai
observer.
Subyek peneliti tidak sadar dengan kehadiran peneliti sehingga subyek tidak mengetahui bahwa ia sedang diobservasi (Kriyantono, 2010: 111). Peneliti
menggunakan
catatan
lapangan yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti
berguna
untuk
melihat
dan
mendengar apa yang dilakukan subyek penelitian
selama
dilakukannya
observasi. 1. Teknik Analisis Data Teknik
analisis
dalam
menurut
(2013)
dibagi
data
Sugiyono menjadi
3
tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. a.
Reduksi Data Tahap ini adalah proses pemilihan
data
dilakukan selama
yang
terus-menerus berlangsungnya
penelitian membuat memberikan
dengan
cara
ringkasan, kode,
menelusuri
tema,
dan
pasangan. Walaupun dilahirkan dan
menyusun ringkasan. b.
dibesarkan dalam adat Minangkabau,
Penyajian Data Pada tahap ini, peneliti mulai memilih-milih data dan
dimasukkan
dalam
beberapa kategori untuk dibentuk
dalam
bentuk
tetapi pernikahan dilakukan dengan adat Jawa karena pasangannya berasal dari Jawa dan lingkungan tempat tinggal juga asli orang Jawa sehingga menghormati
Verifikasi Data Setelah
Kesediaan
penyajian
data
di
tempat
yang
tahap
memang
verifikasi ini
data.
untuk
tinggal
bersama keluarga besar pasangannya
selesai, selanjutnya adalah
Tahap
budaya
tinggalnya sekarang.
matriks. c.
adanya toleransi dari masing-masing
berbudaya harus
Minangkabau
dilakukan.
Orang
digunakan
dengan budaya Minangkabau memang
peneliti untuk melihat hasil
mengharuskan anggota keluarga baru
analisis
yang telah menikah untuk tinggal
untuk
mendapatkan kesimpulan. D. PEMBAHASAN
bersama dengan keluarga besar. Hal ini merupakan budaya yang dilakukan orang Minangkabau dari dulu. Karena
Di dalam sebuah pernikahan, salah satu yang terpenting adalah
saat
akan
menikah,
pihak
perempuanlah yang melamar pihak
laki-laki maka secara otomatis mereka
Minangkabau yang menjadi budaya
harus mengikuti aturan yang ada di
mayoritas di keluarga tersebut. Budaya
keluarga tersebut.
minoritas ini dengan sendirinya akan
Tradisi lainnya adalah suami yang
beristrikan
perempuan
Minangkabau, suami harus mengikuti dimana istrinya tinggal baik tinggal berdua bersama sang istri maupun tinggal
bersama
keluarga
besar
tergantikan oleh budaya mayoritas. Di samping itu, budaya mayoritas juga tidak
peranan
penting
menghilangkan
kebudayaan yang telah diajarkan sejak lahir,
salah
satunya
adalah
mengajarkan bahasa ibu kepada anak.
istrinya. Perempuan di Minangkabau memiliki
ingin
Bahasa
Indonesia,
dalam
Minangkabau, dan Jawa digunakan
keluarga. Dominasi perempuan dalam
untuk berkomunikasi dengan keluarga.
budaya Minangkabau tidak terlepas
Tujuannnya
agar
anak
dari sistem kekerabatan yang dianut
kebingungan
ketika
berkomunikasi
yaitu matrilineal.
dengan
Proses asimilasi menyebabkan meleburnya budaya minoritas untuk mengikuti Peleburan meleburnya
budaya ini
mayoritas.
dibuktikan
budaya
Jawa
dengan sebagai
budaya minoritas ke dalam budaya
lingkungan
tidak
sekitar
dan
keluarga besarnya. Komunikasi
pada
keluarga
tersebut tetap berjalan dengan lancar karena adanya:
1. Toleransi
dan
saling
menghargai
budaya
Minangkabau menggambarkan toleransi
2. Mempelajari budaya baru Budaya
b. Keluarga
Minangkabau
tetap
dipertahankan di antaranya dengan:
ketika
pernikahan
dilakukan
dengan
adat
Jawa. 1. Tetap
menggunakan
bahasa
Minangkabau.
budaya tidak menghambat
2. Mengajarkan
anak
budaya
dan
tentang bahasa
Minangkabau. 3. Melakukan perkumpulan dalam Ikatan
Keluarga
Minang
Purwodadi (IKMP).
keharmonisan
dalam
berkomunikasi
karena
pegangan
dalam
utama
kehidupan adalah agama meskipun
masih
menjalankan adat leluhur.
E. PENUTUP
2. Saran
1. Kesimpulan Penelitian
c. Perbedaan latar belakang
ini
a. Bagi Subjek mendapatkan
hasil bahwa: a. Meleburnya
(Minangkabau).
pasangan
yang menikah dengan orang budaya
minoritas (Jawa) mengikuti budaya
Diharapkan
mayoritas
berbeda mempelajari
budaya
mau
lebih
dalam
tentang budaya yang dimiliki oleh
pasangannya
agar
memperkecil
terjadinya
kesalahpahaman
dan
mempercepat
terjadinya
proses asimilasi antara suku
lain
akan
menciptakan
komunikasi yang baik. F. PERSANTUNAN 1. Bapak Agus Triyono, M. Si
Jawa dan Minangkabau.
selaku pembimbing I yang
b. Bagi
telah
Penelitian
Selanjutnya
acuan
dan
membantu penyusunan skripsi
Penelitian diharapkan
membimbing
ini
dapat
bagi
hingga selesai.
menjadi
2. Ibu Nieldya Nofandrilla, MA,
penelitian
selaku pembimbing II yang
selanjutnya
yang
telah
membimbing
dan
berhubungan dengan proses
membantu penyusunan skripsi
asimilasi dalam pernikahan
hingga selesai.
beda budaya.
3. Ikatan
c. Bagi Masyarakat
Minang
Purwodadi (IKMP).
Diharapkan
tidak
mempermasalahkan perbedaan
Keluarga
DAFTAR PUSTAKA
budaya
dalam
sebuah
pernikahan,
karena
Konflik Pernikahan Cina -
dengan
saling
menghargai
Jawa. Yogyakarta: Tarawang
dan menghormati kebudayaan
Ati, A. W. 1999. Menguji Cinta:
Press.
Kriyantono, Rakhmat. 2006. Teknik Praktis
Riset
Komunikasi.
Jakarta:
Kencana
Prenada
Media Group. Liliweri,
Alo.
Gatra-Gatra Antarbudaya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bandung:
Antarbudaya. PT
Remaja
Bandung.
Remaja Rosdakarya.
Samovar,
Larry
Komunikasi
A.
Dkk.
Lintas
2010. Budaya.
Jakarta: Salemba Humanika.
Moelong. 2005. Metode Penelitian Kualitatif.
Komunikasi
Rosdakarya.
2011.
Komunikasi
Mulyana, D., dan Rakhmat, J. 2003.
PT
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan
Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung. PT Alfabeta
Bandung.