KOMPOSISI VEGETASI HUTAN MANGROVE DI PANTAI MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG PROVINSI JAWA TENGAH
NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana SI Program Studi Biologi
Diajukan oleh:
NICO SYAWALA A 420 080 092
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
Naskah Publikasi 2013 KOMPOSISI VEGETASI HUTAN MANGROVE DESA MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG PROVINSI JAWA TENGAH Nico Syawala Pogram Studi Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Hutan Mangrove merupakan salah satu komunitas tumbuhan yang hidup di kawasan pinggiran pantai yang berperan mencegah abrasi dan intrusi air laut ke arah daratan, serta mempertahankan keberadaan spesies hewan laut penghuni kawasan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi vegetasi hutan mangrove di Desa Mojo Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan di pesisir pantai Mojo Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Metode penelitian menggunakan sembilan petak contoh yang masing-masing dengan jarak 0-10m, 30-40m, dan 50-60m. Pada masing-masing jarak terdapat tiga petak ukur dengan ukuran 2x2m untuk menentukan fase semai, 5x5m untuk menentukan fase pancang dan 10x10m untuk menentukan fase pohon. Parameter penelitian yang di ukur adalah jumlah vegetasi mangrove pada setiap fase, identifikasi jenis mangrove pada setiap fase, dan kerapatan, frekuensi, dominasi, dan indek keragaman tanaman pada setiap fase. Hasil penelitian pada jarak 0-10m hanya di temukan tanaman mangrove pada fase pancang (ukuran 5x5m) antara lain Rhizophora mucronata 12 tegakan dan Avicennia marina 4 tegakan. Pada jarak 30-40m hanya di temukan tanaman mangrove pada fase pancang (ukuran 5x5m), Rhizophora mucronata 18 tegakan dan Avicennia marina 6 tegakan. Pada jarak 50-60m di temukan tanaman manrove pada fase semai (ukuran 2x2m) antara lain Rhizophora mucronata 28 tegakan dan Avicennia marina 8 tegakan, fase pancang (ukuran 5mx5m), Rhizophora mucronata 32 tegakan dan Avicennia marina 13 tegakan, dan fase pohon (ukuran 10mx10m), Rhizophora mucronata 47 pohon dan Avicennia marina 5 pohon. Total tanaman pada fase pancang Rhizophora mucronata 28 tegakan dan Avicennia marina 8 tegakan, pada fase semai Rhizophora mucronata 62 tegakan dan Avicennia marina 23 tegakan, pada fase pohon Rhizophora mucronata 47 tegakan dan Avicennia marina 5 tegakan. Kesimpulan menunjukan bahwa Vegetasi mangrove di Pantai Mojo (Rhizophora mucronata) dan Api-api hitam (Avicennia marina). Kerapatan pohon pada lokasi penelitian berkisar 500-70.000 pohon/ha dan keanekaragaman jenis vegetasi mangrove di Pantai Mojo tergolong rendah. Kata Kunci: Vegetasi hutan mangrove, Rhizophora mucronata, Avicennia marina pelindung lingkungan memiliki peran
Pendahuluan Hutan
Mangrove
merupakan
yang
amat
penting
dalam
aspek
salah satu komunitas tumbuhan yang
ekonomi dan ekologi bagi lingkungan
hidup di kawasan pinggiran pantai.
sekitarnya.
Ekosistem mangrove,
sebagai
habitat bagi berbagai jenis satwa liar,
sumber daya alam maupun sebagai
seperti primata, reptilia dan aves. Selain
baik
Program Studi FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Mangrove
merupakan
1
Komposisi Vegetasi Hutan Mangrove Desa Mojo…. sebagai tempat berlindung dan mencari
liana, 44 spesies epifit, dan satu spesies
makan,
sikas (Bengen, 2001).
mangrove
juga
merupakan
tempat berkembang biak bagi burung
Permasalahan utama pada habitat
air. Bagi berbagai jenis ikan dan udang,
mangrove bersumber dari berbagai
perairan mangrove merupakan tempat
tekanan yang menyebabkan luas hutan
ideal sebagai daerah asuhan, tempat
mengrove semakin berkurang anatra
mencari makan dan tempat pembesaran
lain oleh kegiatan tambak, atau berbagi
anak.
kegiatan pengusahaan hutan yang tidak Berdasarkan luasnya kawasan,
bertanggung jawab (Bengen, 2000).
hutan mangrove Indonesia merupakan
Pertambahan penduduk terutama di
hutan mangrove terluas di dunia yaitu ±
daerah pantai mengakibatkan adanya
2,5 juta hektar melebihi Brazil 1,3 juta
perubahan
ha, Nigeria 1,1 juta ha dan Australia
pemanfaatan sumber daya alam secara
0,97 ha (Noor dkk, 1999). Namun
berlebihan, sehingga hutan mengrove
demikian, kondisi mangrove Indonesia
dengan cepat menipis dan rusak di
baik secara kualitatif dan kuantitatif
seluruh daerah tropis. Menipisnya hutan
terus menurun dari tahun ke tahun. Pada
mangrove menjadi perhatian serius
tahun
negara
1982,
hutan
mangrove
di
tataguna
lahan
berkembang,
dan
termasuk
Indonesia tercatat seluas 5.209.543 ha
Indonesia, dalam masalah lingkungan
sedangkan pada tahun 1993 menjadi
dan ekonomi (Anonim d, 1993).
2.496.185 juta ha, terjadi penurunan
Peranan hutan Mangrove sangat
luasan hutan mangrove sekitar 47,92 %.
besar bagi kehidupan darat maupun laut
Di Provinsi Jawa Tengah memiliki
karena mampu mencegah abrasi dan
kawasan berpotensi mangrove seluas
intrusi air laut ke arah daratan, serta
76.929, 14 hektar yang sebagian besar
mempertahankan keberadaan spesies
99 % terletak di luar kawasan hutan dan
hewan
1% terletak di dalam kawasan hutan.
mangrove. Oleh karena itu kawasan
Mangrove
tersebut
di
Indonesia
dikenal
laut
perlu
penghuni
dilestarikan.
kawasan
Upaya
keragaman jenis yang tinggi. Ekosistem
pelestarian kawasan ini telah dilakukan
hutan mangrove di Indonesia memiliki
di Pantai Utara Kabupaten Pemalang
keanekaragaman
salah satunya di kawasan rehabilitasi
kurang
lebih
202
spesies yang terdiri atas 89 spesies
mangrove Desa Mojo.
pohon, 5 spesies palem, 19 spesies Program Studi FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Nico Syawala Desa Mojo terletak di Kecamatan
Penelitian mengenai ekologi di
Ulujami Kabupaten Pemalang, Jawa
kawasan hutan mangrove Desa Mojo
Tengah. Kabupaten Pemalang terletak
Kecamatan Ulujami telah dilakukan
o
pada posisi antara 109 17’ 30’’ Bujur
oleh dua peneliti yakni Purwaningtiyas
Timur-109o 40’ 30’’ Bujur Timur dan
(2005)
antara 06o 52’ 30’’ Lintang Selatan – 7o
Menurut
20’ 11’’ Lintang Selatan. Di sebelah
Purwaningtiyas (2005) mengenai jenis
timur berbatasan dengan Kabupaten
pohon yang ditanam dan berbagai
Pekalongan, di sebelah barat berbatasan
faktor lingkungan yang berpengaruh,
dengan Kabupaten Tegal, di sebelah
komposisi jenis pohon pada tahun
uatara berbatasan dengan Laut Jawa,
tanam 2000, 2001, dan 2002, jenis yang
sedangkan di sebelah Selatan dengan
ditemukan antara lain
Kabuapaten
mucronata, Avicennia alba, Avicennia
Purbalingga
atau
dan
Rakhmasari
(2011).
hasil
Rhizophora
Banyumas (Saraswati, 2004). Luas
marina
wilayah kabupaten Pemalang kurang
Rhizophora mucronata dan Avicennia
lebih 113.271 hektar, iklim tropis
alba terdapat di tiap tahun tanam
dengan suhu rata-rata 26,05oC dengan
sedangkan
kondisi tanah alluvial atau tanah hasil
Sonneratia caseolaris hanya di jumpai
pengendapan lumpur sungai dataran
pada tahun tanam 2001.
rendah di berbagai kecamatan, salah
dan
penelitian
Sonneratia
Avicennia
Menurut
caseolaris.
marina
hasil
dan
penelitian
satunya kecamatan Ulujami (Iman,
Rakhmasari (2011) tentang komposisi
2011).
hutan mangrove pada tahun tanam
Pantai
Utara
di
Kabupaten
2001, 2002, dan 2003, jenis mangrove
Pemalang telah terkena abrasi sejauh
yang ditemukan beragam namun lebih
kurang lebih 2 km dari garis pantai dan
didominasi oleh Rhizophora mucronata
intrusi air laut sudah dirasakan oleh
(nilai dominasi relatif 87,77%).
wilayah sekitarnya. Rehabilitasi Pantai utara
ini
telah
dilakukan
Untuk mengetahui perkembangan
dengan
komposisi jenis yang terdapat pada
menanam bibit bakau setiap tahunnya
kawasan rehabilitasi mangrove di desa
dan sampai sekarang telah dilakukan
Mojo maka perlu diadakan penelitian
kurang lebih 16 tahun.
lebih lanjut. Berdasarkan latar belakang di
Program Studi FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
atas,
maka
peneliti
tertarik 3
Komposisi Vegetasi Hutan Mangrove Desa Mojo…. mengambil
judul
”KOMPOSISI
menggunakan metode kuadrat plot.
VEGETASI HUTAN MANGROVE DI
Metode
PANTAI
menghitung nilai penting jenis dalam
MOJO
KECAMATAN
ULUJAMI
KABUPATEN
PEMALANG
PROVINSI
memiliki
Mekanisme pengambilan data sebagai berikut: 1.
Metode Penelitian Penelitian
ini
dilaksanakan
Menarik meteran ke arah laut dengan posisi awal yang telah
bulan Oktober 2012 dan dilakukan di
diberi
Kawasan Hutan Mangrove Desa Mojo
pengecatan pohon).
Kecamatan
Ulujami
Kabupaten
2.
Pemalang Jawa Tengah Sebelum pengumpulan
mengadakan data,
(patok
Menentukan
atau
blok
(petak
dan kanan garis transek berbentuk
dilakukan
bujursangkar dengan ukuran : a.
keseluruhan kawasan hutan dengan
hutan
b.
secara
5 x 5 m untuk pengamatan fase pancang (sapling);
fisiognomi serta keadaan pasang surut
c.
daerah setempat dan lain sebagainya Pengambilan sampel dilakukan
10 x 10 m untuk pengamatan fase pohon;
tujuan untuk melihat secara umum tegakan
tanda
contoh/petak ukur) di sebelah kiri
pengamatan lapangan yang meliputi
komposisi
tujuan
suatu tegakan komunitas hutan.
JAWA
TENGAH”.
ini
2 x 2 m untuk pengamatan fase semai (anakan).
Mengidentifikasi
setiap
secara purposive sampling dengan
mangrove
ada.
pertimbangan
belum ada di ketahui nama jenis
kerapatan
vegetasi
3.
yang
Apabila
dilihat secara fisiognomi (kenampakan
vegetasi
tanaman dari luar). Setelan itu, dibuat
ditemukan, ambil bagian ranting
garis transek yang memotong tegak
yang lengkap dengan daun, bunga
lurus garis pantai ke arah darat (yang
dan buahnya. Bagian tersebut
ditumbuhi mangrove). Pengambilan
selanjutnya
sampel dilakukan pada jarak antara 0-
berdasarkan
10 meter, 30-40 meter, dan 50-60
dimasukan
meter dari zone belakang mangrove ke
plastik
arah garis pantai. Dari setiap transek,
keterangan;
data
vegetasi
diambil
mangrove
jenis
yang
dipisahkan jenisnya kedalam
dan
diberi
dan kantong label
dengan
Program Studi FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
4
Nico Syawala 4.
Mengukur
diameter
setinggi
dada
mengukur
pohon
dengan
lingkaran
cara pohon,
kemudian dihitung dengan rumus Diameter = keliling pohon / 3,14; 5.
Mengukur suhu dan kelembaban pada setiap petak atau plot;
6.
Setiap data yang telah terkumpul dan
teridentifikasi
langsung Gambar 1. Rancangan penelitian
dicatat dalam tabel pengamatan
yang akan dilakukan
(Kaunang dan Joi, 2009). Rancangan penelitian adalah sebuah rencana yang rinci (detil), yang diperlukan
untuk
penelitian.
melaksanakan
Untuk
A. Metode pengumpulan data 1.
Metode eksperimen Metode
mengetahui
eksperimen
komposisi vegetasi Mangrove di Desa
digunakan
Mojo dilakukan penelitian dengan
data yaitu melakukan penelitian
cara:
langsung di Desa Mojo untuk mengetahui
Mengambil sampel pada jarak
mangrove
ke
arah
garis
memperoleh
komposisi
dan
struktur vegetasi hutan mangrove.
antara 0-10 meter, 30-40 meter, dan 50-60 meter dari zone belakang
untuk
2.
Metode kepustakaan Metode
pantai
kepustakaan
kemudian menentukan blok (petak
merupakaan metode bantu dalam
contoh/petak ukur) di sebelah kiri dan
mencari materi dari buku-buku
kanan
atau sumber yang dikutip secara
garis
transek
berbentuk
bujursangkar dengan ukuran :
langsung maupun tidak langsung
1.
10 x 10 m untuk pengamatan fase
metode
pohon;
melengkapi tinjauan pustaka dan
5 x 5 m untuk pengamatan fase
pembahasan.
2.
pancang (sapling); 3.
2 x 2 m untuk pengamatan fase semai (anakan).
3.
ini
untuk
Metode dokumentasi Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat keterangan
Program Studi FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
digunakan
yang
telah 5
Komposisi Vegetasi Hutan Mangrove Desa Mojo…. didokumentasikan dan mengambil dokumentasi
peneliti
dengan
4.
mengunakan kamera.
(FR) FR =
B. Analisis Data Data yang telah ditabulasi kemudian
Frekuensi relatif suatu jenis
dianalisis
5.
menggunakan
Dominansi suatu jenis (D). D hanya dihitung untuk tingkat
metode analisis vegetasi sehingga
pohon.
didapatkan struktur dan komposisi
D=
vegetasi mangrove. Menurut Onrizal
6.
Dominansi relatif suatu jenis
(2008), perhitungan besarnya nilai
(DR)
kuantatif
DR =
parameter
x100%
vegetasi,
x100%
khususnya dalam penentuan indeks nilai
penting,
dilakukan
dengan
7.
formula berikut ini:
Indeks Nilai Penting (INP) a.
Untuk tingkat pohon adalah INP = KR + FR + DR
1. Kerapatan suatu jenis (K)
b.
K=
Untuk tingkat semai, pancang dan tumbuhan bawah adalah
2.
Kerapatan relatif suatu jenis (KR) KR =
INP = KR + FR Hasil
x100%
Tabel 1. Tabel Pengamatan dan Hasil Perhitungan Vegetasi Mangrove Desa
3.
Frekuensi suatu jenis (F)
Mojo
F=
Program Studi FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
6
Nico Syawala Jarak dari No
garis
Fase
Jumlah
.
pantai
tanaman
tanaman
Fase
Jenis tanaman
tanaman
(m) 1
0-10
Fase
12
Rhizopora mucronata
4
Avicennia marina
18
Rhizopora mucronata
6
Avicennia marina
Fase semai
28
Rhizopora mucronata
(2m x 2m)
8
Avicennia marina
Pancang (5m x 5m) 2
30-40
Fase Pancang (5m x 5m)
3
50-60
Fase
Pancang
Semai
Pohon
Jumlah Total
KR
F
FR
D
DR
INP
28
70.000/ha
77,8%
0,1
50%
-
-
127,8%
8
20.000/ha
22,2%
0,1
50%
-
-
72,2%
62
8267/ha
72,9%
0,3
50%
-
-
122,9%
23
3067/ha
27,1%
0,3
50%
-
-
77,1%
47
4700/ha
90,4%
0,1
50%
1
50%
190,4%
5
500/ha
29,6%
0,1
50%
1
50%
129,6%
Keragaman
tanaman
32
Pancang
13
(5m x 5m) Fase pohon
47
(10m x
5
10m)
mucronata 47 pohon Pembahasan
dan Avicennia
marina 5 pohon. Sehingga total tanaman
Pada tabel 1. dapat dijelaskan bahwa
Indeks
K
pada
panjang
0-10m
pada fase pancang untuk Rhizophora
hanya
mucronata 28 tegakan dan Avicennia
ditemukan tanaman mangrove pada fase
marina 8 tegakan, pada fase semai untuk
pancang (ukuran 5mx5m) antara lain
Rhizophora mucronata 62 tegakan dan
Rhizophora mucronata 12 tegakan dan
Avicennia marina 23 tegakan, pada fase
Avicennia marina 4 tegakan. Begitu pula
pohon Rhizophora mucronata 47 tegakan
panjang 30-40m hanya ditemukan tanaman
dan Avicennia marina 5 tegakan.
mangrove pada fase pancang (ukuran 5mx5m)
antara
lain
Rhizophora
Berdasarkan hasil penelitian di pantai Mojo, Rhizopora mucronata lebih
mucronata 18 tegakan dan Avicennia
dominan
marina
pada
karena memang hanya bibit Rhizopora
tanaman
mucronata yang ditanam oleh masyarakat
(ukuran
dengan kerja sama Oisca-Tokio Marine.
6
panjang
tegakan.
50-60m
mangrove
pada
2mx2m)
antara
Sedangkan
ditemukan fase
semai
lain
Rhizophora
daripada
Rhizopora
Avicennia
mucronata
marina
menjadi
bibit
mucronata 28 tegakan dan Avicennia
rehabilitasi hutan mengrove di Pantai
marina 8 tegakan, fase pancang (ukuran
Mojo
5mx5m)
Rhizophora
merupakan daerah pertambakan dimana
mucronata 32 tegakan dan Avicennia
kawasan hutan mangrove yang sekarang
marina 13 tegakan, dan fase pohon
merupakan hasil penanaman kembali.
(ukuran 10mx10m) antara lain Rhizophora
Kelebihan
antara
lain
Program Studi FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
karena
awalnya
tanaman
ini
daerah
ini
adalah
akar 7
1
1
1,6
Komposisi Vegetasi Hutan Mangrove Desa Mojo…. Rhizopora mucronata mampu menahan
penutupan tajuk, dan semakin sedikit celah
abrasi,
bisa
terbentuk sehingga lantai hutan semakin
digunakan sebagai bangunan rumah, selain
tertutup oleh tajuk pohon, maka kondisi
itu
dan
hutan semakin baik. Menurut Ningsih
membusuk akan menjadi plankton untuk
(2008), hal tersebut dapat membentuk
makanan ikan. Selain itu menurut Agus
iklim mikro di dalam hutan yang relatif
dkk
mucronata
baik sehingga memperkecil tumbuhnya
merupakan mangrove yang cocok untuk
vegetasi luar yang berkembang di hutan
ditanam
mangrove sehingga kelestarian mangrove
batang
juga
tanaman
daunnya
(2003),
di
juga
yang
Rhizopora
kawasan
jatuh
Pantai
Mojo
dikarenakan kondisi lahan yang lanau berpasir, tingkat salinitas 10%o, temperatur 33oC dengan curah hujan 1000-3000. Tanaman
Avicennia
marina
bisa tumbuh dengan stabil. Perbandingan mengenai
jenis
mangrove
di
hasil
penelitian
komposisi kawasan
vegetasi rehabilitasi
tumbuh dengan sendirinya oleh adanya
mangrove di Desa Mojo pada tahun 2005
buah yang jatuh terbawa arus karena
terdapat empat jenis tanaman mangrove
masyarakat
menanam
yang ditemukan, diantaranya Rhizopora
mangrove Avicennia marina di daerah
mucronata, Avicennia marina, Avicennia
pertambakan mereka yang dekat dengan
alba dan Sonneratia caseolaris. Dari
kawasan mangrove di Pantai Mojo. Hal ini
masing-masing tanaman tersebut hanya
sesuai dengan pernyataan Marsono dan
Rhizopora
mucronata
Setyono
dominan
(Purwaningtiyas,
2005).
marina berasal dari biji yang terbawa oleh
Sedangkan
pada
hanya
arus air sehingga jenis mangrove ini bukan
terdapat tiga jenis tanaman mangrove yang
merupakan tanaman pokok melainkan
ditemukan,
tanaman ikutan. Dengan demikian jenis
mucronata,
tanaman mangrove yang dominan pada
Avicennia
pantai Mojo yaitu Rhizopora mucronata.
tanaman
banyak
(2003),
yang
kehadiran
Avicennia
Pengukuran kerapatan mangrove
mucronata
yang
tahun
2010
diantaranya Avicennia alba. tersebut yang
Dari
paling
Rhizopora marina
dan
masing-masing
hanya paling
Rhizopora dominan
dari jarak 0 m sampai 60 m dari garis
(Riasmitha, 2010). Sedangkan pada tahun
pantai menunjukkan semakin jauh jarak
2012 terdapat dua jenis tanaman mangrove
dari garis pantai maka kerapatan mangrove
yang ditemukan, diantaranya Rhizopora
semakin
meningkat
mucronata dan Avicennia marina. Dari
kerapatan pohon, semakin tinggi tingkat
masing-masing tanaman tersebut hanya
tinggi.
Semakin
Program Studi FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
8
Nico Syawala Rhizopora
mucronata
yang
paling
dominan.
vegetasi, jenis Rhizophora mucronata mempunyai kerapatan lebih tinggi yaitu
Berdasarkan hasil identifikasi dan
sebesar 8267 pancang/ha dari total 11.334
pengamatan lapangan terhadap mangrove
pancang/ha untuk fase pancang. Indeks
yang tumbuh di hutan mangrove Pantai
keragaman pada fase ini yaitu 1 yang
Pesantren pada 9 petak ukur ditemukan
menunjukkan tingkat keragaman yang
jenis
cukup
vegetasi
mangrove
antara
lain
Rhizophora mucronata dan Api-api hitam
untuk
struktur
komunitas.
(Avicennia marina).
Pada
Hasil identifikasi dan pengamatan
kemantapan
mangrove
fase antara
semai
ditemukan
lain
Rhizophora
lapangan terhadap mangrove yang tumbuh
mucronata sebanyak 28 tegakan, dan Api-
fase
api hitam (Avicennia marina) sebanyak 8
pohon
antara
lain
Rhizophora
mucronata sebanyak 47 pohon, dan Api-
tegakan.
api hitam (Avicennia marina) sebanyak 5
mangrove yang diamati dan teridentifikasi
pohon.
tumbuhan
berjumlah 36 tegakan. Dari hasil analisis
mangrove yang di amati dan didentifikasi
vegetasi, jenis Rhizophora mucronata
berjumlah 52 pohon pada fase pohon. Dari
mempunyai kerapatan lebih tinggi yaitu
hasil analisis vegetasi, jenis Rhizophora
sebesar 70.000 semai/ha dari total 90.000
mucronata mempunyai kerapatan lebih
semai/ha
tinggi yaitu sebesar 4700 pohon/ha dari
keragaman pada fase ini yaitu 1 yang
total 5200 pohon/ha untuk fase pohon.
menunjukkan tingkat keragaman yang
Indeks keragaman pada fase ini yaitu 1,6
cukup
yang menunjukkan tingkat keragaman
komunitas.
Total
keseluruhan
yang cukup untuk kemantapan struktur komunitas.
Total
untuk
untuk
keseluruhan
fase
tumbuhan
semai.
kemantapan
Indeks
struktur
Pada hasil penelitian fase semai hanya ditemukan pada jarak 50m-60m dari
Sedangkan
pancang
garis pantai dengan jumlah kerapatan
Rhizophora
individu yang rendah. Menurut Ningsih
mucronata sebanyak 62 tegakan, dan Api-
(2008), hal ini dikarenakan tajuk yang
api hitam (Avicennia marina) sebanyak 23
terbentuk pada jarak ini sudah cukup rapat
tegakan.
tumbuhan
sehingga menghalangi cahaya matahari
mangrove yang di amati dan teridentifikasi
yang masuk, hal ini menguntungkan
berjumlah 85 tegakan. Dari hasil analisis
pertumbuhan semai kecambah mangrove
ditemukan
pada
antara
Total
fase
lain
keseluruhan
Program Studi FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
9
Komposisi Vegetasi Hutan Mangrove Desa Mojo…. yang membutuhkan intensitas cahaya yang
(Rhizophora mucronata) dan Api-api
rendah
hitam (Avicennia marina).
untuk
mengoptimalkan
pertumbuhannya.
2. Kerapatan
Dari ketiga fase di atas, komposisi
penelitian
jenis vegetasi mangrove yang ditemukan
pohon/ha.
antara lain Rhizophora mucronata dan
pohon berkisar
3. Keanekaragaman
Api-api hitam (Avicennia marina) dengan
mangrove
didominasi Rhizophora mucronata pada
tergolong rendah.
semua fase. Kerapatan pohon pada lokasi penelitian berkisar 500-70.000 pohon/ha. Nilai keragaman tersebut berkisar 1-1,6. Semakin tinggi nilai keragaman menunjukkan semakin mantap komunitas tersebut. Menurut Barbour et al (1987), nilai keragaman antara 0-2 tergolong rendah,
2-3
tergolong
sedang,
dan
pada
di
lokasi
500-70.000
jenis
vegetasi
Pantai
Pesantren
Saran 1. Perlu adanya peraturan yang jelas dari PEMDA 2. Pengawasan secara rutin untuk menghindari penebangan liar 3. Penyulaman
dilakukan
secara
terus-menerus 4. Masyarakat
harus
punya
rasa
keanekaragaman > 3 tergolong tinggi.
memiliki terhadap hutan mangrove
Oleh
di Pantai Pesantren
karena
itu,
keanekaragaman
di
Pantai
komunitas
Mojo
tergolong
rendah.
Daftar Pustaka Anonim
Vegetasi mangroe di pantai Mojo
d.
1993.
Strategi
Pengelolaan
Nasional
Mangrove Jakarta:
di
meiliki INP tinggi yaitu antara 70%-195%.
Indonesia.
Kerjasama
Hal ini didukung oleh penelitian Setyawan
Kementrian Negara Lingkungan
dkk (2004), anak pohon yang memiliki
Hidup,
INP yang tinggi merupakan genus yang
Lembaga
sama yaitu Rhizophora sp, Avicennia sp,
Indonesia (LIPI), dan Departemen
dan Soneratia sp. Hal ini disebabkan
Dalam Negeri.
Departemen
Kehutanan,
Ilmu
Pengetahuan
pohon-pohon tersebut telah mapan dan mampu beregenerasi melahirkan keturunan dengan jumlah melimpah.
Bengen, D. G. 2000. Mangrove Surga yang Terkoyak. Trubus: 31.
Kesimpulan 1. Vegetasi mangrove yang terdapat di Pantai
Pesantren
antara
lain
Program Studi FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Bengen, D. G. 2001. Pedoman Tekhnis Pengenalan
dan
Pengelolaan
10 2
Nico Syawala Ekosistem Mangrove. Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir Laut IPB.
Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove. Sumatra:
Iman, Bustanul. 2011. Analisis Vegetasi
Universitas
Sumatra
Utara.
Mangrove di Daerah Ekowisata Pantai
Blendung
Kecamatan
Purwaningtyas, M. 2005. Komposisi Jenis
Pemalang 7
Pohon dan Plankton serta Faktor
Provinsi Jawa Tengah. Skripsi.
Lingkungan yang Berpengaruh di
Surakarta: UMS.
Kawasan
Ulujami
Kabupaten
Rehabilitas
Mangrove
Desa Mojo Kabupaten Pemalang. Kaunang, Tinny D dan Joi Daniel Kimbal. 2009.
Komposisi
Vegetasi
Hutan
dan Struktur Mangrove
Skripsi.
Yogyakarta:
Fakulas
Kehutanan UGM.
di
Taman Nasional Bunaken Sulawesi
Rakhmasari,
Riasmitha
Indah.
2011.
Utara. Manado: Jurnal Agritek
Rehabilitasi Hutan Mangrove di
Vol. 17 No. 6.
Desa Mojo Kecamatan Ulujami Kabupaten
Marsono, D dan Setyono Soemarsono. 1993.
Pendekatan
Ekologis
Yogyakarta:
Pemalang. Jurusan
Skripsi. Perikanan
Fakultas Pertanian UGM.
Rehabilitasi Kawasan Mangrove: Studi Kasus di Pantai Pemalang. Yogyakarta: Nasional
Hasil
Simposium
Rehabilitasi
Dan
Konservasi Tanaman Mangrove.
Saraswati, Adinda Arimbi. 2004. Konsep Pengelolaan
Hutan Mangrove Sebagai Bagian
Pesisir
(Studi Kasus Kecamatan Ulujami, Kabupaten Tengah).
Ningsih, Sri Susanti. 2008. Inventarisasi
Ekosistem
Pemalang, Jurnal
Jawa
Tekhnologi
Lingkungan P3TL-BPPT 5 (3): 205-211.
Dari Upaya Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabupaten Deli Serdang. Tesis.
Medan:
Universitas
Sumatera Utara. Program Studi FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Setyawan, A.D., Indrowuryanto, Wiryanto, Winarno, dan Susilowati. 2004. Tumbuhan Mangrove Di Pesisir
11
Komposisi Vegetasi Hutan Mangrove Desa Mojo…. Jawa Tengah: 2. Komposisi dan Struktur
Vegetasi.
Jurnal
Biodiversitas Vol. 6, No. 3: 194198.
Program Studi FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
12