KOMPOSISI KOMPOS SERESAH KEBUN RAYA PURWODADI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS BAYAM HIJAU DAN BAYAM MERAH Agung Sri Darmayanti 1) dan Abban Putri Fiqa 2) UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi, Jl. Raya Surabaya-Malang km. 65 Purwodadi, Pasuruan
[email protected] 1) dan
[email protected] 2)
ABSTRACT Treatment of compost on vegetable crops are very important to provide nutrients that plants need, because vegetables need a lot of organic nutrients to thrive and safe for human consumption. Purwodadi Botanic Garden have potential as a producer of high litter so it can be used to make compost varying quality. This research was conducted by select vak in Purwodadi botanical at produce a lot of litter from different plant species composition, then each of the six chosen litter composted and tested on two spinach, green and red. Control was compost which is marketed in the general that comes from compost unit of Brawijaya University. Each treatment was repeated 3 times and results recorded are the weight of wet and dry weight of spinach. Statistical data processing is done using a randomized block design and continued with duncan test with confidence level of 5%.The results that the root fresh weight of green spinach are significantly different results only in the treatment of compost from the vak VII (the smallest average was 1, 01 g) of compost from vak XXV and control. Stem fresh weight of green spinach are significantly different results only in the compost from vak VII (the smallest average of 9,33 g) of compost from the vak XXV and control. Leaf fresh weight and dry weight of stems, roots and leaves of green spinach there is no real difference between all treatments. Wet weight of red spinach leaves are significantly different results only in the compost treatment from vak VII and from vak XX (the smallest average of 1,05 g dan 0,53 g) of compost from the vak XXV and control. Red spinach leaf dry weight are significantly different results only in the compost treatment from vak XX and from vak VII (the smallest average of ,07 g dan 0,08 g) of compost from the vak XXV and control. Keywords : Compost, Productivity, Purwodadi Botanical Garden, Spinach
PENGANTAR
tanah.
Pemberian
bahan
organik
berpengaruh terhadap perbaikan sifat fisika Tanah mempunyai peranan penting
dan kimia tanah. Bahan organik yang
bagi tanaman karena menyediakan air dan
ditambahkan
unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman.
dekomposisi oleh mikroorganisme atau
Namun belakang ini, permasalahan yang
merupakan bahan organik yang telah
dihadapi tanah adalah produktivitas yang
terdekomposisi
rendah, hal ini disebabkan salah satunya
menyuburkan tanah seperti kompos.
oleh rendahnya kandungan organik dalam
akan
dan
mengalami
tinggal
proses
berperan
Kompos merupakan perombakan
diversivitas tanaman yang tinggi tentunya
bahan organik segar dari tanaman atau
menghasilkan seresah daun yang banyak
dedaunan yang sengaja dibuat atau dari
jenisnya. Setiap musim kemarau banyak
timbunan
tempat
jenis tanaman di kebun raya Purwodadi
sampah yang sudah berwarna hitam dan
yang memiliki sifat menggugurkan daun.
sudah tidak dapat dilihat lagi serat aslinya
Dari beberapa jenis yang terpilih, maka
dan tidak lagi panas karena proses
dibuatlah
fermentasinya telah usai ( Supari, 1999).
komposisi jenis seresah yang berbeda.
sampah
organik
di
kompos
Kompos
Dalam proses dekomposisi kompos akan
dengan
yang
dihasilkan
dekomposisi
dan
salah satu pupuk organik yang mampu
kandungan lignin yang rendah dari bahan
mendukung suatu pertumbuhan tanaman
organik
proses
dalam sistem pertanian organik. Spesies
dekomposisi (Sudrajat, 1998). Menurut
yang dipilih dalam penelitian ini adalah
Alvarez, et al. (1995) kompos berpengaruh
sayur bayam. Tanaman bayam adalah
secara langsung dengan melepaskan hara
sayuran umum yang sangat digemari
yang dikandungnya dan secara tidak
masyarakat Indonesia karena kandungan
langsung dengan mempengaruhi kapasitas
gizinya
tukar kation yang mempengaruhi serapan
termasuk family Amaranthaceae, marga
hara.
dapat
Amaranthus yang banyak mengandung air
merangsang
(herbaceous), tumbuh di atas permukaan
perubahan
mikroorganisme.
akan
Kompos
perubahan Nisbah
C/N
memudahkan
dalam
berpengaruh
positif
pertumbuhan
atau
tanah
yaitu
yang
daun
dari
oleh
terjadi
seresah
berbagai
sangat
merupakan
tinggi.
Bayam
yaitu
tanah. Bayam digolongkan menjadi 2
tanaman.
macam, bayam liar dan bayam budidaya.
Kompos dapat dibuat dengan berbagai
Bayam budidaya ada beberapa jenis, dua
campuran bahan atau sampah organik,
diantaranya adalah bayam berbatang dan
ataupun
berdaun hijau dan bayam berbatang dan
menghambat
dari
negatif
pertumbuhan
beberapa
jenis
seresah
berdaun merah yang merupakan golongan
tanaman. Kandungan senyawa kimia dapat
Amaranthus tricolor.
berbeda antar spesies tanaman dalam satu
Tujuan dari penelitian ini adalah
genus sekalipun. Oleh sebab itu, pemilihan
mengetahui pengaruh pemberian berbagai
jenis tanaman sebagai sumber bahan
komposisi kompos seresah daun yang
organik sangat perlu dilakukan dengan
berbeda-beda
memperhatikan kualitas serasahnya. Kebun
tanaman bayam hijau dan bayam merah
Raya
Purwodadi
yang
memiliki
terhadap
produktivitas
keringnya.
BAHAN DAN CARA KERJA
Tiap
perlakuan
diulang
sebanyak 3 kali dan hasil yang dicatat Penelitian dilakukan pada bulan
adalah berat basah dan berat kering
Juni sampai Agustus 2010. Penelitian
tanaman
dilakukan pada bedengan pembibitan di
dilakukan secara statistik menggunakan
Kebun Raya Purwodadi. Bedengan di bagi
rancangan acak kelompok dan analisa
menjadi 7 lajur ke samping sebagai
lanjutan dengan uji duncan dengan taraf
pemisah perlakuan dan masing-masing
kepercayaan
dibagi 3 ke belakang sebagai ulangan.
dilakukan
Tanah
Pengembangan
bedengan
sebelumnya
diolah
terlebih dahulu dan dicampur kompos
bayam.
5%. pada
Pengolahan
Analisis
data
kompos
Laboratorium Agribisnis
UPT
Tanaman
Pangan dan Hortikultura- Lawang.
dengan jumlah yang sama tiap perlakuan, ketujuh
perlakuan
pemberian
kompos
HASIL
dapat diuraikan sebagai berikut : No 1 2
Vak VII XX
3
XXIII
4
XXII
5
6
7
VI
XXV
Kontrol
Spesies Swietenia macrophylla Swietenia macrophylla Terminalia microphylla Diospyros malabarica Kigelia africana Lagerstroemia speciosa Ficus benjamina Swietenia macrophylla Syzygium javanicum Swietenia macrophylla Decaspermum sp. Swietenia macrophylla Acacia auriculiformis Chrysophylum cainito Syzygium javanicum Swietenia macrophylla Canarium vulgare Albizia saman Miletia xylocarpa Kompos yang diperjualbelikan dibuat oleh UPT Kompos Univ. Brawijaya
Hasil analisis laboratorium kompos dapat dilihat pada tabel 1 berikut Tabel 1. Kandungan Beberapa Unsur Hara Kompos Bahan Organik No Kompos %C %N C/N P205 K2O 1 vak VII 15,5 1 15,5 0,7 0,81 2 vak XX 16,4 1 16,8 0,64 0,86 vak 3 XXIII 15,9 0,9 17,7 0,69 0,79 vak 4 XXII 18,8 1 18,4 0,72 0,7 5 vak VI 16,6 1 16,9 0,8 0,73 vak 6 XXV 17,2 1,1 15,9 0,85 0,9 7 kontrol 17,8 1 17,6 0,81 0,88
Dari hasil analisis pengukuran unsur hara dalam kompos yang telah diperoleh, diketahui
kadar
unsur
C-Organik
menunjukkan nilai yang bervariasi, yang Selanjutnya tanah yang diberi kompos ditanami bayam, dan dijarangkan untuk diambil 5 tanaman sebagai sampel tiap ulangan. Setelah 2 bulan, bayam dipanen dan
diukur
berat
basah
dan
berat
terendah adalah kompos 1 (Vak VII) dan yang tertinggi adalah kompos 7 (control Dalam tabel 2 berikut diuraikan respon berat bayam hijau dan merah yang dipengaruhi oleh perlakuan, ada 4 respon
Ca 0,9 1,1 1 0,9 1 1,1 1,2
yaitu pada berat basah akar dan batang
disumbangkan oleh unsur hara tanah.
bayam hijau dan berat basah dan kering
Dapat dilihat pada tabel bahwa perlakuan 6
daun bayam merah
dan 7 (kontrol) memiliki kandungan
Tabel 2. Hasil Analisis Rata-rata Berat Bayam (gr)
phospor berturut-turut yaitu 0,85 dan
BAYAM HIJAU
0,81%, sedangkan kalium 0,9 dan 0,88 %
BAYAM MERAH
paling tinggi dibandingkan perlakuan lain.
DAUN B.basah B.kering
Grafik Berat Akar Bayam Hijau
Perl BATANG B.basah
1 1,01 a 9,33 a 1,05 a 0,67 a 2 1,63 ab 14,40 ab 0,53 a 0,08 a 3 1,91ab 14,93 ab 2,33 ab 1,37 ab 4 2,4433 ab 18,40 ab 2,13 ab 1,43 ab 5 2,67 ab 15,33 ab 2,67 ab 1,57 ab 6 9,25 b 43,43 b 4,67 b 2,20 b 7 9,08 b 45,93 b 3,15 b 2,00 b Keterangan : Notasi yang berbeda pada bagian belakang angka adalah hasil uji Duncan dan menunjukkan bahwa ada perbedaan nyata respon
10,0000
9,25
9,08
6
7
9,0000 8,0000 7,0000
Berat (gr)
AKAR B.basah
6,0000 5,0000 4,0000 3,0000 2,0000
2,44
2,67
4
5
1,91
1,63 1,01
1,0000 0,0000
PEMBAHASAN
1
2
3
Perlakuan
Kadar C yang rendah menyebabkan nilai
rasio
Sebenarnya
C/ kadar
N
menjadi C/N
yang
rendah.
AKAR B.basah
AKAR B.kering
Gambar 1. Grafik Berat Akar Bayam Hijau
rendah Begitu pula dengan berat basah
menandakan bahwa proses dekomposisi bahan penyusun kompos tersebut lebih baik, sehingga sifat kompos juga semakin baik dibandingkan kompos yang kadar
batang bayam hijau pada perlakuan 1 yang berbeda nyata dengan perlakuan 6 dan 7 (kontrol) yang dapat dilihat pada gambar 2.
C/N nya tinggi. Grafik Berat Batang Bayam Hijau
Dari hasil perhitungan berat basah
50
dan kering bayam hijau, perbedaan nyata
perlakuan 1 yang lebih kecil dibandingkan perlakuan 6 dan 7 (kontrol), dapat dilihat
40
Berat (gram)
ternyata ditemui pada berat basah akar
35 30 25
perlakuan 1 paling rendah, kemungkinan
0
1.
Padahal
nilai
hal ini dikarenakan pertumbuhan akar
15,33
14,40 14,93
15 10
gambar
18,40
20
C/N
pada
45,93 43,43
45
9,33
5
1
2
3
4
5
6
7
Perlakuan BATANG B.basah
BATANG B.kering
tanaman sangat dipengaruhi oleh besarnya unsur
phospor
dan
kalium
yang
Gambar 2. Grafik Berat Batang Bayam Hijau
Semakin tinggi kandungan hara
dari vak VII dan vak XX (hasil rata-rata
kompos
tinggi
paling kecil yaitu 1,05 gr dan 0,53 gr )
Nitrogen
yang
terhadap kompos dari vak XXV dan
pertumbuhan
atau
kontrol. Berat kering daun bayam merah
vegetatif
terdapat perbedaan nyata hasil hanya pada
seperti batang, daun, dan akar. Sedangkan
perlakuan kompos dari vak VII dan vak
phospor
untuk
XX (hasil rata-rata paling kecil yaitu 0,07
dan
gr dan 0,08 gr ) terhadap kompos dari vak
tanaman muda, mempercepat pembungaan,
XXV dan kontrol. Hasil pengamatan dapat
dan pemasakan buah (Novizan, 2002).
dilihat pada gambar 3.
NPK
maka
semakin
pertumbuhan tanaman. diperlukan
untuk
pembentukan
bagian-bagian
diserap
merangsang
tanaman
pertumbuhan
akar
Menurut Supardi (1976), adanya kalium
Grafik Berat Daun Bayam Merah
tersedia yang cukup dalam tanah menjamin
5
4,67
4,5
ketegaran tanaman, selanjutnya kalium
penyakit dan merangsang pertumbuhan akar.
Kalium
pengaruh
cenderung
buruk
dari
meniadakan
nitrogen
dan
Berat (gram)
membuat tanaman lebih tahan terhadap
4 3,5
3,15
3
2,67 2,33
2,5
1,5 1
pertumbuhan
jaringan
1,37
1,43
3
4
2,00
1,57
1,05 0,67
0,53
0,5
mempercepat
2,20
2,13
2
0,08
0 1
2
5
6
7
Perlakuan
meristem. Pertumbuhan pada tumbuhan
DAUN B.basah
DAUN B.kering
terjadi akibat kegiatan sel-sel pada jaringan meristem yang selalu membelah secara
Gambar 3. Grafik Berat Daun Bayam Merah
Fungsi
mitosis. Jaringan meristem terletak di
menyusun
ujung akar, ujung batang dan kambium,
untuk
sehingga
mempergiat
menyebabkan
memanjangnya
ujung akar dan ujung batang. Bayam merah memiliki respon
kalsium
klorofil,
metabolis sel
mendukung
adalah
untuk
dibutuhkan
enzim
karbohidrat,
serta
meristem
perkembangan
sehingga daun.
Sedangkan
kalium
yang berbeda karena perlakuan pemberian
membuka
dan
kompos. Respon justru ditunjukkan pada
sehingga pengaturan yang optimal akan
berat basah dan kering daun. Berat kering
mengendalikan transpirasi tanaman dan
ini merupakan banyaknya penimbunan
meningkatkan
karbohidrat, protein, dan vitamin serta
pembentukan
bahan-bahan organik lainnya. Berat basah
jumlah kandungan kalsium dan kalium
daun bayam merah terdapat perbedaan
perlakuan
nyata hasil hanya pada perlakuan kompos
1
mengatur
kegiatan
menutupkan
stomata,
proses
metabolisme
karbohidrat.
dan
2
lebih
Rata-rata
rendah
dibandingkan perlakuan 6 dan 7 (dapat
kurang sempurna dan kandungan unsur
dilihat pada tabel 1). Kandungan kalium
hara kurang terlengkapi dari unsur yang
yang cukup banyak juga pada perlakuan 6
terdapat pada tanaman yang lain.
dan 7 menyebabkan selisih berat basah dan berat kering daun bayam merah pada
KESIMPULAN
perlakuan ini cukup besar. Selisih berat ini menunjukkan besarnya kandungan air yang
Kompos
dapat
tersusun
oleh
hilang karena pemanasan. Adanya kalium
berbagai bahan organik salah satunya
yang
adalah seresah. Tiap seresah penyusun
cukup
pertumbuhan
akan
meningkatkan
akar
mempengaruhi
yang
absorpsi
air
akan sehingga
terjadi peningkatan kandungan air. Sedangkan
bila
kompos
mempunyai
pengaruh
yang
berbeda dalam menyusun sifat kompos. Sifat dan kandungan unsur hara kompos
melihat
jenis
yang berbeda juga menyebabkan beberapa
spesies penyusun kompos-kompos tersebut
respon
dapat
berikut.
pertumbuhan vegetatif tanaman, contohnya
yang
bayam. Bayam hijau menunjukkan respon
dilakukan oleh Rindyastuti, dkk. (2010)
pada berat basah akar dan batangnya akibat
terhadap kualitas seresah beberapa daun
kandungan unsur P dan K yang berbeda
family
Fabaceae
bahwa
dari kompos, sedangkan pada bayam
Miletia
xylocarpa
diperkirakan
akan
merah respon ditunjukkan pada berat basah
dekomposisi
yang
dan kering daun bayam akibat kandungan
cukup cepat karena kadar lignin yang
Ca dan K yang berbeda dari kompos.
cukup
rendah. Sedangkan Swietenia
Kompos dengan perlakuan paling buruk
macrophylla struktur daunnya banyak
adalah kompos yang secara dominan hanya
disusun oleh lapisan lilin yang sulit
tersusun
terdekomposisi. Penyusun kompos dari
Swietenia
vak XXV salah satunya adalah Miletia
mempunyai kandungan lilin dan ligninnya
xylocarpa
yang
dijelaskan
Berdasarkan
mengalami
hasil
proses
terdekomposisi
yang
sebagai penelitian
menyatakan
relatif
sehingga
mudah
pembentukan
yang
dari
besar
berbeda
1
terhadap
jenis
seresah
yaitu
macrophylla
yang
juga
sehingga
kurang
dapat
terkomposkan secara optimal.
komposnya lebih sempurna, sedangkan kompos yang berasal dari vak VII hanya tersusun dari 1 jenis seresah tanaman yaitu
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan
sehingga
pada tim peneliti dan pembantu peneliti
kemungkinan proses pendekomposisian
pada proyek program insentif Ristek
Swietenia
macrophylla
“Seleksi Serasah Tanaman Koleksi Kebun Raya
Purwodadi
dalam
Upaya
Menghasilkan Kompos Berkualitas Tingi”
Smith, S.E. 2003. What is lignin. http://www.wisegeek.com/what-islignin.htm. Diakses tanggal 16 Agustus 2010
DAFTAR PUSTAKA
Alvarez, M.A.B., S. Gagne and H. Antoun. 1995. Effect of Compost on Rhizospheremicroflora of the tomato and on theincident of the plant growth- promoting rhizobacteria. Applied and Enviromental Microbiology 61 (1) : 194 – 199 Nan, D. Kristian, dan Budi, S. 2005. Cara Tepat Membuat Kompos. Agromedia Pustaka. Jakarta Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta Rindyastuti, R., Darmayanti, A.S. 2010. Komposisi Kimia dan Estimasi Proses Dekomposisi Serasah 3 Spesies Familia Fabaceae di Kebun Raya Purwodadi. Disampaikan dalam seminar: Perspektif Biologi dalam Pengelolaan Sumber Daya Hayati, 12 Agustus 2010. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Sudrajat, R. 1998. Pedoman Teknis Penggunaan EM-4 untuk Pembuatan Kompos dari Daun dan Seresah Pohon di Kawasan Hutan. BTP. Surakarta Supardi, G. 1974. Sifat dan Ciri Tanah. Proyek Peningkatan/ Pengembangan Perguruan Tinggi. IPB. Bogor Supari, D. 1994. Tuntunan membangun Agribisnis : edisi pertama. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta Tan, K.H. 1997. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Gadjah Mada University. Yogyakarta Yusuf T.2009. Unsur Hara dan Fungsinya . http://tohariyusuf.wordpress.com/2009/ 04/04/unsur-hara-dan-fungsinya/. Diakses tanggal 20 Agustus 2010