yakni sebaiknya sasaran program BUMP diberikan pembekalan materi, pendampingan dan konsultasi baik sebelum dan setelah mengadopsi BUMP. Kegiatan diseminasi program BUMP sebaiknya dilakukan dengan melibatkan institusi internal seperti pemerintah daerah dan lembaga formal penyuluhan, maupun institusi eksternal seperti Balai Penelitian, Perguruan Tinggi, Institusi Swasta/LSM dan dinas. Kegiatan diseminasi kepada masyarakat petani disesuaikan dengan karakteristik masyarakat petani. Salah satu metode yang efektif digunakan adalah komunikasi interpersonal memanfaatkan peran dan fungsi TPL, Tokoh masyarakat dan konsultan. Sedangkan komunikasi antar stakeholder yang berkaitan dengan BUMP dapat dilakukan dengan membangun jaringan komunikasi memanfaatkan teknologi informatika, seperti internet. Serta perlu dilakukan evaluasi sebelum melakukan diseminasi BUMP. Evaluasi dilakukan baik pada perencanaan maupun pelaksanaan. Evaluasi tersebut dilakukan guna memperoleh penilaian antara konsep BUMP dengan pelaksanaan di lapang, sehingga hasil dari evaluasi di setiap tahap tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dan menyusun strategi dalam memperbaiki kekurangan yang ada demi mewujudkan tujuan BUMP yang seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA Arifin, B. 2005. Pembangunan Pertanian: Paradigma Kebijakan dan Strategi Revitalisasi. Jakarta: PT Grasindo. David, F.R. 2012. Strategic Management. 12ndEd. New Jersey: Pearson Education. Edward, III., George, C. 1980. Implementing Public Policy. Congressional Quarterly Inc. Washington DC. Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Surakarta: UNS Press. Mardikanto, T. 2011. Respon Masyarakat Terhadap Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Sebagai Inovasi Kelembagaan untuk Pemberdayaan Kelompok Tani. Laporan Pelaksanaan Hibah Kompetensi. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
khususnya petani. Selain itu, strategi tersebut dapat mengantisipasi ancaman dari tidak adanya jaminan keberlanjutan program pendampingan dan konsultasi kepada pelaku BUMP maupun kelembagaan ekonomi petani yang ada di Temanggung. Karena secara tidak langsung, mahasiswa maupun perusahaan (yang mengadakan CSR kepada masyarakat binaan) dapat menggantikan peranan tersebut. Pemantapan petani terhadap BUMP melalui kegiatan Pendidikan, Pelatihan dan Manajemen Organisasi di BUMP yang telah ada (W1,W4,W5;T3,T5,T6) (Skor TAS 3,667). Kegiatan DIKLAT dan manajemen organisasi BUMP dapat dilaksanakan dengan model magang. Magang merupakan suatu model diklat dengan kegiatan praktek kerja untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan manajerial dalam proses bisnis mulai dari produksi, pengendalian mutu dan pemasaran. Kegiatan magang mendorong motivasi petani non BUMP dalam berbisnis dengan bergabung ke dalam pengelolaan BUMP. Hal tersebut bertujuan agar petani memperoleh pengetahuan dan pengalaman mengelola kelembagaan ekonomi secara baik dan benar. Evaluasi dan penilaian kinerja petani non BUMP yang mengikuti kegiatan tersebut diapresiasikan dalam bentuk sertifikat. Hasil akhir yang diharapkan dari kegiatan tersebut, yakni petani non BUMP tersebut dapat membentuk BUMP baru di wilayahnya berbekal pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari kegiatan pendidikan, pelatihan dan manajemen organisasi tersebut.
Berdasarkan hasil penilaian dengan Matriks QSP diperoleh prioritas strategi diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung adalah Konsolidasi seluruh stakeholder dengan mengkomunikasikan pesan, informasi, kebijakan tentang BUMP secara kontinyu melalui pemanfaatan media tradisional, cetak, dan elektronik dengan nilai total daya tarik sebesar 6,002. SIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan kekuatan utama dalam diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung adalah adanya kemauan untuk mandiri, kreatif, berbisnis dan maju dari petani, kelemahan utama dalam diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung adalah rendahnya kualitas SDM (paradigma dan orientasi usahatani masih subsisten), peluang utama dalam diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung adalah perkembangan teknologi yang semakin canggih dan adanya Undang-undang Nomor 19 Tahun 2013, serta ancaman utama dalam diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung adalah terbatasnya jumlah jaringan komunikasi/internet dan agen media informasi di daerah perdesaan. Matriks SWOT menghasilkan 8 alternatif strategi. Prioritas strategi yang dapat diterapkan adalah konsolidasi seluruh stakeholder dengan mengkomunikasikan pesan, informasi, kebijakan tentang BUMP secara kontinyu melalui pemanfaatan media tradisional, cetak, dan elektronik dengan skor TAS 6,002. Adapun rekomendasi yang dapat diberikan dalam diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung
Tabel 5. Alternatif Strategi berdasarkan Matriks SWOT pada Diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung Internal
Eksternal
Opportunities(O) 1) Perkembangan teknologi yang semakin canggih 2) Adanya Undang-undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani memperkuat keberadaan BUMP 3) Adanya Kebijakan OVOP (One Village One Product)/ Satu desa Satu Produk 4) Adanya pembelajaran FMA pada sebagian besar wilayah di Kabupaten Temanggung 5) Adanya Lembaga Kemitraan yang dapat menjalin kerjasama
Threats (T) 1) Terbatasnya jumlah menara jaringan komunikasi/internet dan agen media informasi di daerah perdesaan 2) Adanya dinamika permintaan pasar 3) Tidak ada jaminan keberlanjutan program dari pemerintah 4) Kondisi politik dan ekonomi dalam negeri yang tidak stabil mempengaruhi iklim investasi terhadap BUMP 5) Belum optimalnya pemahaman pengaturan perundang-undang 6) Belum ada keterpaduan antar sektor dalam menunjang BUMP
Strenght (S) 1) Adanya kemauan untuk mandiri, kreatif, berbisnis dan maju dari petani 2) Adanya pertemuan rutin yang diadakan BAPELUH bersama Tim Penyuluh Lapang 3) Adanya kelembagaan penyuluhan pertanian baik ditingkat kabupaten, kecamatan, dan desa 4) Adanya persepsi positif dari pelaku BUMP terhadap keberadaan BUMP 5) Adanya Rencana Kerja BAPELUH untuk penyebaran BUMP di Kabupaten Temanggung 6) Adanya respon positif dan minat dari sebagian petani non BUMP terhadap BUMP Strategi S-O 1. Melibatkan petani (pelaku BUMP dan alumnus UP-FMA) dan TPL dalam kegiatan diseminasi BUMP (S1,S2,S3,S4,S5,S6;O3,O4,O5) 2. Pemanfaatan IT untuk mensinergikan kelembagaan formal (penyuluhan) dengan kelembagaan lokal dan lembaga kemitraan dalam diseminasi BUMP (S1,S3,S4,S5,S6;O1,O2,O5)
Weakness (W) 1) Kurangnya pemahaman dan pengetahuan SDM terkait dengan konsep, bentuk, tugas dan fungsi pada BUMP 2) Rendahnya kualitas SDM (paradigma dan orientasi usahatani masih subsisten) 3) Terbatasnya permodalan pengembangan usaha dan sarana prasarana BUMP 4) Kurangnya koordinasi, pembinaan, pengawasan rutin dan periodik terhadap BUMP 5) Terbatasnya sosialisasi BUMP kepada masyarakat petani
Strategi S-T Bekerjasama dengan Perguruan tinggi dan mitra usaha dalam membangun program KKN, KKL, Magang Mahasiswa, serta CSR terkait menyebarluaskan gagasan tentang BUMP kepada masyarakat petani (S1,S4,S5,S6;T3,T6) Mengoptimalkan fungsi dan peran TPL dalam penyebaran pesan, informasi terkait kelembagaan ekonomi maupun pemberdayaan petani di desa binaan (S2,S3;T1,T2,T4,T5)
Strategi W-T 1. Pemantapan petani terhadap BUMP melalui kegiatan Pendidikan, Pelatihan dan Manajemen Organisasi pada BUMP yang telah ada (W1,W4,W5; T3,T5,T6) 2. Pemberian materi success story BUMP dalam bentuk kegiatan Sarasehan, FGD, Seminar, Talkshow dan Temu Bisnis tentang BUMP yang dilakukan secara periodik (W1,W2,W3;T1,T2,T4).
1.
2.
Strategi W-O 1. Konsolidasi seluruh stakeholder dengan mengkomunikasikan pesan, informasi, kebijakan tentang BUMP secara kontinyu melalui pemanfaatan media tradisional, cetak, dan elektronik (W1,W4,W5;O1,O3,O4,O5)) 2. Sosialisasi BUMP dan perundang-undangan BUMP kepada semua stakeholder melalui pertemuan langsung menggunakan media lisan, cetak dan terproyeksi (W2,W3;O1,O2)
Sumber : Analisis Data Primer, 2014 Strategi tersebut secara tidak langsung mendorong setiap sektor untuk ikut terlibat. Perguruan tinggi, perusahaan baik negeri maupun swasta yang melakukan CSR bersama dengan pemerintah dan pemerintah daerah Kabupaten
Temanggung khususnya BAPELUH, ikut berpartisipasi dalam program. Kegiatan tersebut tidak hanya mengusung pengabdian masyarakat tetapi sebagai penyebar agen, wadah dalam menyebarkan informasi dan teknologi BUMP kepada masyarakat
Pemanfaatan IT untuk mensinergikan kelembagaan formal (penyuluhan) dengan kelembagaan lokal dan lembaga kemitraan dalam diseminasi BUMP (S1,S3,S4,S5,S6; O1,O2,O5) (Skor TAS 5,980). Strategi tersebut merupakan upaya diseminasi BUMP dengan memanfaatkan kelembagaan formal (penyuluhan), kelembagaan lokal dan lembaga kemitraan sebagai pelaku dan wadah dari diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung. Penyuluh berperan sebagai sumber informasi, fasilitator, motivator, dan pendamping kelembagaan lokal dan petani dalam akses informasi dan proses uji coba teknologi baru (BUMP), dan penghubung dengan stakeholder terkait. Kelembagaan lokal berperan sebagai media forum, penyaring informasi, inovator pelaksana uji coba teknologi baru (BUMP), sumber informasi terdekat, valid, dan mutakhir, serta sebagai penghubung dan pengembang jaringan komunikasi dengan stakeholders terkait pemasaran hasil pertanian. Lembaga kemitraan berperan sebagai lembaga yang melakukan fungsi perencanaan, bimbingan dan pelayanan sarana produksi, kredit, pengolahan hasil dan pemasaran hasil dan pemasaran hasil bagi usaha tani yang dibimbingnya. Model diseminasi BUMP yang dapat diterapkan adalah berbasis IT (informasi teknologi). Dengan kata lain, memanfaatkan teknologi untuk menhubungkan jaringan komunikasi antara lembaga penyuluh dengan lembaga lokal dan lembaga mitra agar sinergis. Konsolidasi seluruh stakeholder dengan
mengkomunikasikan pesan, informasi, kebijakan tentang BUMP secara kontinyu melalui pemanfaatan media tradisional, cetak, dan elektronik(W1,W4,W5;O1,O3,O4,O 5) (Skor TAS 6,002). Strategi diseminasi melalui konsolidasi seluruh stakeholder dan memanfaatkan berbagai media, dapat mengurangi ketidaktahuan atau ketidakpahaman petani terhadap BUMP. Hal tersebut dapat terwujud mengingat bahwa media cetak berupa petunjuk teknis BUMP yang berbentuk buku dapat disimpan dan dibaca berulang-ulang dan kapan saja oleh sasaran. Selain itu, strategi tersebut dapat memperluas jangkauan sosialisasi BUMP kepada masyarakat di Kabupaten Temanggung dengan memanfaatkan media elektronik seperti radio lokal maupun tv lokal. Dampak dari meluasnya informasi tersebut akan memperluas sebaran BUMP di Kabupaten Temanggung. Bekerjasama dengan Perguruan tinggi dan mitra usaha dalam membangun program KKN, KKL, Magang Mahasiswa, serta CSR terkait menyebarluaskan gagasan tentang BUMP kepada masyarakat petani (S1,S4,S5,S6;T3,T6) (Skor TAS 4,368).
Tabel 4. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) dalam Diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6
Faktor Eksternal Utama Peluang Perkembangan teknologi yang semakin canggih Adanya Undang-undang Nomor 19 Tahun 2013 memperkuat keberadaan BUMP Adanya Kebijakan OVOP (One Village One Product)/Satu desa Satu Produk Adanya pembelajaran FMA pada sebagian besar wilayah di Kabupaten Temanggung Adanya Lembaga Kemitraan yang dapat menjalin kerjasama Ancaman Terbatasnya jumlah menara jaringan komunikasi/internet dan agen media informasi di daerah perdesaan Adanya dinamika permintaan pasar Tidak ada jaminan keberlanjutan program dari pemerintah Kondisi politik dan ekonomi dalam negeri yang tidak stabil mempengaruhi iklim investasi terhadap BUMP Belum optimalnya pemahaman pengaturan perundang-undang Belum ada keterpaduan antar sektor dalam menunjang BUMP Total
Bobot
Peringkat
Skor
0,111
2,5
0,278
0,111
2,5
0,278
0,069 0,097
1,5 2,0
0,104 0,194
0,056
1,5
0,083
0,167
3,0
0,500
0,083 0,083 0,056
1,5 1,5 1,0
0,125 0,125 0,056
0,056 0,111 1,000
1,0 2,0
0,056 0,222 2,021
Sumber : Analisis Data Primer, 2014 Nilai kumulatif matriks EFE pada diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung adalah 2,021. Nilai matriks IFE tersebut mengidentifikasi bahwa faktor eksternal berada dalam posisi lemah karena total skor pembobotan kurang dari 2,5 (David, 2012). Hal tersebut menunjukkan bahwa Tim FEATI Kabupaten Temanggung belum mampu memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dalam diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung. Alternatif strategi dalam diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung berdasarkan Matriks SWOT yakni terdapat 8 (delapan) alternatif strategi. Adapun alternatif strategi tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Penentuan Prioritas Strategi Diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung Alternatif strategi dalam diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung berdasarkan Matriks SWOT menghasilkan 8 alternatif
strategi. 2 Informan pakar masingmasing memilih 4 alternatif strategi. Berdasarkan hasil wawancara dengan para pakar diperoleh 5 (Lima) alternatif strategi terpilih sebagai berikut. Melibatkan petani (pelaku BUMP dan alumnus UP-FMA) dan TPL dalam kegiatan diseminasi BUMP(S1,S2,S3,S4,S5,S6;O3,O4,O 5) (Skor TAS 4,894) Strategi tersebut merupakan upaya diseminasi BUMP dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia sebagai komunikator atau pelaku diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung. Strategi tersebut dapat terwujud dengan melibatkan TPL dan Petani sebagai komunikator atau penyampai pesan yang terkait dengan BUMP. Sebelum TPL dan Petani terjun ke masyarakat untuk menyebarkan BUMP, perlu pelatihan berkomunikasi yang baik dan benar, agar pesan, informasi yang disampaikan dapat mencapai tujuan diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung.
Tabel 2. Identifikasi Faktor-faktor Eksternal dalam Diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung No 1
Faktor Eksternal Teknologi
2
Ekonomi
3
Politik, Pemerintah, dan Hukum
4
Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan
Peluang 1) Perkembangan teknologi yang semakin canggih
-
Ancaman 1) Terbatasnya jumlah menara jaringan komunikasi/internet dan agen media informasi di daerah perdesaan 1) Adanya dinamika permintaan pasar
1) Adanya Undang-undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani memperkuat keberadaan BUMP 2) Adanya Kebijakan OVOP (One Village One Product)/Satu desa Satu Produk 3) Adanya pembelajaran FMA pada sebagian besar wilayah di Kabupaten Temanggung 1) Adanya Lembaga Kemitraan yang dapat menjalin kerjasama
1) Tidak ada jaminan keberlanjutan program dari pemerintah 2) Kondisi politik dan ekonomi dalam negeri yang tidak stabil mempengaruhi iklim investasi terhadap BUMP 3) Belum optimalnya pemahaman pengaturan perundang-undang
1) Belum ada keterpaduan antar sektor dalam menunjang BUMP
Sumber : Analisis Data Primer, 2014 Perumusan Alternatif Strategi dalam Diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung Nilai kumulatif matriks IFE (Tabel 3) pada diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung adalah 2,726. Nilai matriks IFE tersebut mengidentifikasi bahwa faktor internal berada dalam posisi kuat karena di atas 2,5 (David, 2012). Hal
ini menunjukkan bahwa Tim FEATI Kabupaten Temanggung mampu memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan dalam diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung. Sedangkan Nilai kumulatif matriks EFE (Tabel 4) pada diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung adalah 2,021.
Tabel 3. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dalam Diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung No 1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5
Faktor Internal Utama Kekuatan Adanya kemauan untuk mandiri, kreatif, berbisnis dan maju dari petani
Bobot
Peringkat
Skor
0,123
4,0
0,493
Adanya pertemuan rutin yang diadakan BAPELUH bersama Tim Penyuluh Lapang Adanya kelembagaan penyuluhan pertanian baik ditingkat kabupaten, kecamatan, dan desa Adanya persepsi positif dari pelaku BUMP terhadap keberadaan BUMP Adanya Rencana Kerja dari BAPELUH untuk penyebaran BUMP di Kabupaten Temanggung Adanya respon positif dan minat dari sebagian petani non BUMP terhadap BUMP Kelemahan Kurangnya pemahaman dan pengetahuan SDM terkait dengan konsep, bentuk, tugas dan fungsi pada BUMP Rendahnya kualitas SDM (paradigma dan orientasi usahatani masih subsisten) Terbatasnya permodalan pengembangan usaha dan sarana prasarana BUMP Kurangnya koordinasi, pembinaan dan pengawasan rutin dan periodik terhadap BUMP Terbatasnya sosialisasi BUMP kepada masyarakat petani Total
0,110
4,0
0,438
0,055
3,0
0,164
0,068 0,082
3,5 3,5
0,240 0,288
0,110
4,0
0,438
0,096
1,5
0,144
0,096 0,096 0,096
1 1,5 1,5
0,096 0,144 0,144
0,068 1,000
2
0,137 2,726
Sumber : Analisis Data Primer, 2014
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum BUMP di Kabupaten Temanggung BUMP di Kecamatan Kledung yakni PT Kledung Agro Lestari (KAL). PT Kledung Agro Lestari (KAL) beralamat di Desa Kledung, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung. PT KAL telah berdiri pada tanggal 20 Desember 2012. Dengan akta notaris No.2 tanggal 9 Juli 2012 AHU-65348.AH.01.01. Tahun 2012. Usaha yang dijalan oleh PT KAL adalah pembibitan kentang dan tanaman eksotik. BUMP di Kecamatan Tembarak yakni PT Agro Bangkit Mastani (ABM). PT ABM mengalami perubahan jenis usaha. Pada awalnya usaha ternak domba, kini PT ABM mulai merintis kembali usaha pembibitan burung puyuh untuk mempertahankan keberadaan perseroan. Hal tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa usaha pembibitan burung puyuh jauh menjanjikan.
BUMP di Kecamatan Ngadirejo yakni Pra Koperasi Tani Sindoro Makmur Sentosa (SMS). Pra Koperasi Tani Sindoro Makmur Sentosa (SMS) berdiri pada 8 Oktober 2012 bertempat di Balai Desa Mangunsari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Akta pendirian Asosiasi No.3 tanggal 9 Juli 2012. Untuk akta pendirian koperasi sedang dalam proses karena adanya perubahan undang-undang. Jumlah anggota koperasi hingga tahun 2014 adalah 103 anggota. Faktor Internal dan Eksternal dalam Diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung Adapun analisis lingkungan internal dalam diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan untuk analisis lingkungan eksternal dalam diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Identifikasi Faktor-faktor Internal dalam Diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung No 1
Faktor Internal Sumber Daya (Manusia, Fisik, Organisasional)
Kekuatan 1)Adanya kemauan untuk mandiri, kreatif, berbisnis dan maju dari petani
2
Keuangan
-
3
Komunikasi
1)Adanya pertemuan rutin yang diadakan BAPELUH bersama Tim Penyuluh Lapang 2)Adanya kelembagaan penyuluhan pertanian baik ditingkat kabupaten, kecamatan, dan desa
4
Disposisi/ Sikap
1)Adanya persepsi baik dari pengelola BUMP terhadap keberadaan BUMP 2)Adanya Rencana Kerja dari BAPELUH untuk penyebaran BUMP di Kabupaten Temanggung 3)Adanya respon positif dan minat dari sebagian petani non program terhadap BUMP
Sumber : Analisis Data Primer, 2014
Kelemahan 1)Kurangnya pemahaman dan pengetahuan SDM terkait dengan konsep, bentuk, tugas dan fungsi pada BUMP 2)Rendahnya kualitas SDM (paradigma dan orientasi usahatani masih subsisten) 1)Terbatasnya permodalan pengembangan usaha dan sarana prasarana BUMP 1)Kurangnya koordinasi, pembinaan dan pengawasan rutin dan periodik terkait kinerja BUMP 2)Terbatasnya sosialisasi BUMP kepada masyarakat petani -
di ketiga desa melainkan berkembang di desa lainnya.
dapat
METODE PENELITIAN Metode dasar dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan teknik survei. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Temanggung dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Temanggung merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang dipercaya untuk melaksanakan kegiatan P3TIP/FEATI selain Magelang, Batang dan Brebes. Meskipun program tersebut telah closed update pada juni 2012, Kabupaten Temanggung tetap berkomitmen terhadap keberlanjutan program pemberdayaan petani melalui peresmian BUMP. Metode penentuan responden dilakukan dengan tiga tahap. Tahap I (identifikasi faktor internal dan faktor eksternal) terdiri dari 3 pejabat TIM P3TIP/FEATI, 1 pejabat Badan Pelaksana Penyuluhan (BAPELUH) Kabupaten Temanggung, 1 pejabat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Temanggung, dan 4 Pengelola BUMP di Kabupaten Temanggung. Tahap II (Skor pada Matriks IFE, EFE dan Pencocokan Matriks SWOT) terdiri dari 1 pejabat TIM P3TIP/FEATI, dan 1 pejabat BAPPEDA Kabupaten Temanggung. Tahap III (Pembobotan dan Nilai Daya Tarik dalam Matriks QSP) terdiri dari 1 Pejabat TIM P3TIP/FEATI dan 1 pejabat BAPPEDA Kabupaten Temanggung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari
data pokok mengenai identitas informan, faktor internal, eksternal dalam diseminasi, pemilihan alternatif strategi berdasarkan Matriks SWOT dan penentuan daya tarik pada matrik QSP. Data sekunder yang digunakan terdiri dari data pendukung RPJMD Kabupaten Temanggung TA 20132018, Kajian Pengembangan Ekonomi Lokal Partisipatif kabupaten Temanggung Tahun 2013, Kabupaten Temanggung dalam angka Tahun 2012, Pedoman Pelaksanaan Kegiatan FMA tingkat Desa serta FMA tingkat Kabupaten, Perkembangan FMA Kabupaten Temanggung tahun 2012, Keputusan Bupati Temanggung tentang Kegiatan FMA Kabupaten Tahun 2013, Profil Kelembagaan Ekonomi Petani Pelaksana FMA Kabupaten Tahun 2012, Rencana Usaha Strategis Koperasi Sindoro Makmur Sentosa 2013 – 2015. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode Analisis Data Metode Analisis data pada analisis faktor internal dan eksternal yakni menggunakan Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan Matriks EFE (External Factor Evaluation). Alat analisis data yang digunakan pada perumusan alternatif strategi yakni Matriks SWOT. Sedangkan pada penentuan prioritas strategi menggunakan analisis data berupa Matriks QSP (Quantitative Strategic Planning Matrix).
PENDAHULUAN Peningkatan kesejahteraan petani merupakan salah satu target utama dalam pembangunan pertanian. Hal tersebut juga tercantum pada RENSTRA Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014 yang menyatakan bahwa terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor dan kesejahteraan petani. Pembangunan pertanian tidak sekedar mengikuti falsafah supply oriented melainkan juga demand driven yang berorientasi pada pasar (Arifin, 2005: 17). Upaya yang dilakukan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Tahun 2010-2014 untuk mewujudkan visi pembangunan pertanian adalah melalui program pemantapan sistem penyuluhan pertanian. Menurut Mardikanto (2009:109) penyuluhan pertanian sebagai proses pemberdayaan masyarakat (petani), memiliki tujuan utama yang tidak terbatas pada terciptanya “better farming, better business, dan better living”. Penyuluhan juga memfasilitasi masyarakat dalam mengadopsi teknik produksi dan pemasaran demi peningkatan pendapatan. Pemberdayaan masyarakat (petani) dilakukan dengan adanya inovasi kelembagaan petani dalam bentuk Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Menurut Mardikanto (2011:23) BUMP merupakan badan usaha yang dibentuk, dikelola oleh petani, dengan tujuan untuk memperbaiki mutu budidaya dan pengelolaan usahatani demi terwujudnya peningkatan produktivitas, nilai tambah produk,
dan perbaikan pendapatan usahatani, perbaikan daya tawar dan kemampuan membangun kemitraan yang sinergis, maju, inovatif dan berkelanjutan. Secara konseptual, BUMP dapat menjadi alat dalam mengubah pola pikir pelaku utama dan pelaku usaha untuk berusahatani dengan orientasi pada pasar dan bisnis. BUMP sebagai hal yang inovatif, dirintis pula oleh Tim Program Pemberdayaan Petani Melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP/FEATI) di Kabupaten Temanggung. Kabupaten Temanggung merupakan salah satu lokasi dari pilot project P3TIP/FEATI di Jawa Tengah. BUMP di Kabupaten Temanggung merupakan hasil dari P3TIP/FEATI dengan konsep pembelajaran FMA (Farmers Managed Extension Activities) tingkat Kabupaten. Pembentukan BUMP di Kabupaten Temanggung bertujuan untuk mengatasi permasalahan kondisi kelembagaan petani yang masih lemah akibat banyaknya kelompok tani kurang memahami konsepsi dan pendekataan partisipatif serta kurangnya pemahaman mengenai kegiatan agribisnis berorientasi pasar atau bisnis. Jumlah BUMP di Kabupaten Temanggung masih sedikit yakni baru terbentuk 3 (tiga) BUMP. Tiga BUMP tersebut berkembang di tiga desa, padahal jumlah desa peserta P3TIP/FEATI dengan konsep pembelajaran FMA adalah 40 desa. Oleh karena itu, perlu adanya upaya guna mengetahui faktor kekuatan, kelemahan dan peluang, ancaman, untuk menyebarluaskan BUMP agar tidak hanya berkembang
STRATEGI DISEMINASI BADAN USAHA MILIK PETANI (BUMP) DI KABUPATEN TEMANGGUNG Widyaastuti, Nuning Setyowati, Hanifah Ihsaniyati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax.(0271) 637457 Email:
[email protected] Telp. 08567285899 Abstract: The aims of the research were indentify internal and external factors, an alternative strategy, and the priority strategy can applied to dissemination of BUMP in Temanggung Regency. The descriptive analytic was based method of the reasearch. The research location was in Temanggung Regency because it was one region in Central Java which is trusted to implement P3TIP/FEATI Program and committed to sustainabiliting the farmers empowerment through the farmers' economic institutions (BUMP). The data were collected using primary and secondary data. The data analysthat used is (1) Matriks Internal Factor Evaluation (IFE), (2) Matriks External Factor Evaluation (EFE), (3) Matriks SWOT, (4) Matriks QSP. The results showed a major strengths is the willingness to be independent, creative, doing business and advanced from the farmers, major weakness is the low quality of human resources (paradigms and orientation of subsistence farming), major opportunity are the development of technology increasingly of advanced and the presence of Law No. 19 of 2013 about the protection and empowerment farmers, the major threats is insufficient number of communication networks / internet and media agency of information in rural areas. An alternative strategy based on SWOT matrix is 8 (eight). Priority strategy that can be applied in the dissemination BUMP in the Temanggung Regency is Consolidation of all stakeholders by communicating messages, information, policy on BUMP continuously through the use of traditional media, print, and electronic with a total attractiveness score is 6.002. Keywords: Dissemination, Strategy, Farmers-Owned Enterprises, FEATI, SWOT Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, alternatif strategi dan menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung. Metode dasar penelitian adalah deskriptif analitis. Lokasi penelitian yaitu Kabupaten Temanggung karena merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang dipercaya untuk melaksanakan Program P3TIP/FEATI dan berkomitmen terhadap keberlanjutan program pemberdayaan petani melalui peresmian lembaga perekonomian petani yakni BUMP. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah (1) Matriks Internal Factor Evaluation (IFE), (2) Matriks External Factor Evaluation (EFE), (3) Matriks SWOT, (4) Matriks QSP. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan utama adalah Adanya kemauan untuk mandiri, kreatif, berbisnis dan maju dari petani, kelemahan utama adalah Rendahnya kualitas SDM (paradigma dan orientasi usahatani masih subsisten), peluang utama adalah Perkembangan teknologi yang semakin canggih, dan Adanya Undang-undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani, ancaman utama adalah terbatasnya jumlah jaringan komunikasi/internet dan agen media informasi di daerah perdesaan. Alternatif strategi berdasarkan Matriks SWOT yakni 8 (delapan). Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam diseminasi BUMP di Kabupaten Temanggung yakni Konsolidasi seluruh stakeholder dengan mengkomunikasikan pesan, informasi, kebijakan tentang BUMP secara kontinyu melalui pemanfaatan media tradisional, cetak, dan elektronik, dengan nilai total daya tarik sebesar 6,002. Kata Kunci: Strategi, diseminasi, BUMP, FEATI, SWOT