816
Unmas Denpasar
KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DALAM BISNIS IKAN ASAP DI PROPINSI SULAWESI UTARA, INDONESIA Daisy I.E Sundah1, Leonard Tawalujan2, Diana R.S Maramis3 1
Program Studi Manajemen Bisnis, Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Manado,
[email protected] 2 Program Studi Produksi, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Manado,
[email protected] 3 Program Studi Manajemen Pemasaran, Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Manado,
[email protected]
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi para nelayan tradisional di Sulawesi Utara, Indonesia dalam penggunaan teknologi ramah lingkungan dan kemampuan kewirausahaan untuk menciptakan nilai-nilai baru / inovasi dalam bisnis ikan asap. Penelitian ini diharapkan pula dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan tradisional di Teluk Manado. Oleh karena itu, penelitian ini telah mengidentifikasikan kompetensi kewirausahaan dan mempromosikan teknologi pengasapan ikan ramah lingkungan dalam manajemen bisnis ikan asap di Sulawesi Utara, Indonesia. Metodologi penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed method) dengan mengintegrasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan jelas secara berurutan. Teknik “snowball sampling”, kuesioner, dan wawancara telah digunakan untuk mengumpulkan data dari 36 produsen ikan asap yang berasal dari Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, dan Kota Bitung. Analisis deskriptif telah digunakan dalam menganalisis data penelitian ini. Data kualitatif dikumpulkan dengan menggunakan wawancara pada 9 informan. Para informan dipilih dengan menggunakan metode “purposive sampling”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi manajerial, kompetensi teknis, kompetensi pemasaran, kompetensi hubungan manusia merupakan kompetensi yang secara signifikan penting dalam manajemen bisnis ikan asap di Provinsi Sulawesi Utara. Selain itu pula, sikap kerja yang seyogyanya melekat pada setiap pengusaha yang sukses adalah: sikap inovatif, sikap berani mengambil resiko, sikap kreatif, sikap disiplin, sikap mampu bekerja sama tim, sikap jujur, sikap tekun, dan sikap hemat. Hasil penelitian ini juga memperkenalkan teknologi pengasapan ikan ramah lingkungan dalam pengolahan produk ikan asap. Penelitian ini menemukan bahwa mesin pengasapan ikan akan mengurangi polusi udara dan menghasilkan asap cair. Ada 3 tahapan dalam pengolahan ikan asap ramah lingkungan yaitu: (1) tungku, (2) instalasi aliran asap, (3) tangki kondensor. Proses pengasapan dimulai dengan memasukkan ikan ke dalam tungku yang telah dilengkapi dengan rak-rak. Selanjutnya, bahan bakar dimasukkan ke dalam tungku dan dibakar. Setelah bahan bakar dibakar, maka pasokan oksigen di dalam tungku dikendalikan, sehingga asap yang biasanya menyebabkan polusi udara dapat dikonversi menjadi asap cair dengan menggunakan kondensor. Keywords: Kesejahteraan, Kewirausahaan.
Teknologi
Ramah
Lingkungan,
Bisnis,
Kompetensi,
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
817
Unmas Denpasar
ABSTRACT The purpose of this study is to improve the competence of traditional fishermen from North Sulawesi, Indonesia, in the use of clean technology and associated entrepreneurial abilities to create new values/innovations in the smoke fish business. This research is also expected to improve the welfare of traditional fishermen in the Manado Bay Region of North Sulawesi. The study has identified entrepreneurship competence and promoting clean technology in the business management of smoked fish at North Sulawesi, Indonesia. This study has used a mixed method as its methodology by integrating both quantitative and qualitative approaches in a sequential. The technique of snowball sampling, questionnaire, and interviews have been used in collecting data from 36 producers of smoked fish from Manado City, North Minahasa Regency, and Bitung City. A descriptive analysis has been used in analysing this data. The qualitative data was collected through interviews of 9 informants. These informants were selected using the purposive sampling method. The results showed that managerial competence, technical competence, marketing competence, human relations competence are all significantly important competencies for successful business management of smoked fish in North Sulawesi Province., Indonesia. Moreover, the spesific working traits and behaviour required in the enterpreneur are that they are: innovative, risk taking, creative, diciplined, capable of working as a team, honest, diligent, and thrifty. The results also highlighted the importance of clean technology in processing smoke fish products. This study found that a smoked fish machine reduced air pollution and produced liquid smoke. There are 3 stages in processing smoked fish, namely: (1) furnaces, (2) the application of the smoke stream, (3) the condenser tank. The evaporation process begins by placing fish onto shelves in the furnace. Then fuel is put into the furnace and burned. Once the fuel is burned, the supply of oxygen in the furnace is controlled, so that the smoke which usually causes air pollution can be converted into liquid smoke using a condenser. Keywords: Welfare, Clean Technology, Business, Competence, Entrepreneurship. PENDAHULUAN Strategi pembangunan di Indonesia bertujuan untuk mengupayakan peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. Hasil penelitian yang dilakukan di Teluk Manado menemukan bahwa pembangunan kawasan pesisir, perubahan lingkungan hidup, dan perilaku adaptasi diidentifikasikan mempengaruhi kesejahteraan nelayan tradisional secara positif dan signifikan (Sundah, Suman, Soemarno, dan Kindangen, 2013). Sinergisitas keempat variabel tersebut belum nyata terjadi sehingga Gambar 1 memperlihatkan hampir seluruh kecamatan mengalami peningkatan jumlah keluarga miskin dan hanya kecamatan Wenang yang mengalami penurunan.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
818
Unmas Denpasar
1600 1353
Bunaken*
3588 2495
Tuminting* Singkil
3290 2185
Mapanget
3403 2749
Tikala
1983
TAHUN 2011
TAHUN 2006
4294
1428 1675
Wenang*
2384 1879
Wanea 585 360
Sario*
1941 1060
Malalayang* Total
22513
15739
0
5000
10000
15000
20000
25000
Sumber data: Hasil olahan Data BPS Kota Manado tahun 2011& 2014 Catatan: * Letak geografis Kecamatan-kecamatan di Kawasan Pesisir Teluk Manado Gambar 1. Jumlah Keluarga Miskin per Kecamatan Tahun 2006 & 2011 Memang tingkat kesejahteraan nelayan tradisional di Teluk Manado ditemukan masih rendah (Sundah, 2014). Jika dijumlahkan secara keseluruhan keluarga miskin di Kota Manado pada tahun 2011 yang berjumlah 22.513, maka hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan sebanyak 30,09% (6774 keluarga miskin) dibandingkan pada tahun 2006 yang baru berjumlah 15.739 keluarga miskin. ‘Paradoks’ hasil pelaksanaan pembangunan kawasan pesisir di Teluk Manado menunjukkan disatu sisi, menciptakan dampak positif bagi kehidupan masyarakat dengan meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir sedangkan disisi yang lain, telah menciptakan dampak negatif bagi nelayan tradisional (Sundah, 2014). Kualitas nelayan tradisional di Teluk Manado pada kenyataannya tidak diimbangi dengan program dan kualitas keterampilan yang ditawarkan oleh Pemerintah Kota Manado (baik jumlah dan jenisnya) (Sundah, 2014). Pada akhirnya, para nelayan tradisional masih kesulitan untuk meningkatkan kesejahteraannya, walaupun tersedia kesempatan kerja bagi mereka di Teluk Manado. Bisnis pengawetan ikan dengan cara pengasapan sudah lama dilakukan oleh para pengusaha ikan di Sulawesi Utara. Para pengusaha biasanya melakukan pengasapan ikan dalam jumlah yang besar dengan biaya yang tinggi sehingga tidak memungkinkan bagi nelayan tradisional melakukan kegiatan usaha tersebut. Demikian juga, para produsen belum dapat mengendalikan serta memanfaatkan asap untuk produk yang bermanfaat lainnya. Penelitian ini berupaya untuk menghasilkan teknologi pengasapan yang lebih efisien berupa mesin pengasapan yang mudah digunakan oleh kelompok nelayan tradisional. Hal ini akan sangat bermanfaat guna memberikan nilai tambah pada hasil tangkapan ikan sehingga pendapatan para nelayan tradisional dapat ditingkatkan. Demikian pula, proses pengasapan Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
819
Unmas Denpasar
yang memakan waktu cukup lama dan membutuhkan modal yang besar menyebabkan produsen menawarkan harga kepada konsumen menjadi semakin mahal dari tahun ke tahun. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat dewasa ini telah mempengaruhi lajunya persaingan dalam dunia usaha. Organisasi seyogyanya dapat mengitegrasikan sejumlah keahlian atau teknologi sehingga menjadikan sebagai suatu kekuatan bersaing yang kuat dan unik sehingga dapat memberikan kontribusi pada nilai-nilai tertentu dan menambah kekuatan/kemampuan untuk masuk ke pasar yang baru (Prahalad dan Hamel, 1990). Oleh sebab itu, pengintegrasian dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap individu yang mengarahkan kepada kinerja dan direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan profesinya perlu dilakukan (Robert, 2001). Dengan demikian, setiap individu yang memiliki kompetensi tertentu akan memilki gambaran tentang apa yang harus diketahui atau dilakukan agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik (Hutapea dan Thoha, 2008), sehingga semakin kompeten seseorang maka kinerja yang dihasilkan akan semakin superior dan efektif (Pribadi, 2004). Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketengakerjaan menetapkan bahwa kompetensi kerja merupakan kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Keberhasilan suatu kegiatan bisnis tidak terlepas dengan adanya penguasaan kompetensi tertentu yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut. Pada umumnya, wirausaha yang sukses adalah mereka yang memiliki kompetensi (Fithri dan Sari, 2012). Beberapa penelitian telah menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kompetensi yang dimiliki seseorang terhadap kinerja perusahaan (Absah, 2008; Purwanto, Idrus, Ratnawati, dan Sudarma, 2011). Namun demikian, Rumasukun, Rante, Wambrauw, dan Bharanti (2015) kompetensi karyawan tidaklah cukup untuk meningkatkan kinerja karyawan tanpa disertai dengan motivasi karyawan dan komitmen yang tinggi dari perusahaan. Bahkan, kompetensi seseorang akan dapat termanfaatkan dengan baik apabila seseorang memiliki keyakinan dan nilai-nilai; keterampilan; pengalaman; karakteristik kepribadian; motivasi; emosional; intelektual dan budaya organisasi (Abdullah, 2013). Memang kompetensi memiliki pengaruh langsung yang lebih dominan terhadap kinerja karyawan dibandingkan dengan fungsi kepemimpinan dan budaya organsiasi (Manik dan Coenraad, 2015), sedangkan kompetensi yang bernilai, langka, sulit ditiru, dan sulit digantikan merupakan faktor-faktor yang menjadi sumber keunggulan suatu perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya secara berkesinambungan (Barney, 1991). Hal ini pula yang menjadikan kompetensi sebagai suatu kekuatan yang tidak dapat dengan mudah ditandingi atau ditiru oleh para pesaing (David, 2002). Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa kinerja suatu organisasi akan ditentukan oleh penguasaan kompetensi - terutama yang bernilai, langka dan sulit ditiru -, komitmen pada tugas dan komitmen pimpinan perusahaan yang didasari dengan motivasi yang tinggi untuk mencapai target/tujuan yang menghasilkan keuntungan bagi organisasi. Selain itu, kompetensi akan merupakan kemampuan setiap individu berupa: pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan tertentu dengan berbagai pengalaman yang dimilikinya sehingga memperkuat kompetensi yang telah dimilikinya.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
820
Unmas Denpasar
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian produk terapan ini adalah metode penelitian kombinasi yang disingkat “metkom” atau ‘mixed method’ yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif dengan model ‘sequential explanatory’ (pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama dan diikuti dengan pengumpulan data dan analisis data kualitatif pada tahap kedua guna memperkuat hasil penelitian kuantitatif (Sugiyono, 2012). Waktu pengumpulan data menggunakan “Cross Section” yaitu data dikumpulkan pada waktu tertentu, yaitu selama bulan 3 bulan yaitu: pada bulan April – Juli. Tidak tersedianya data populasi pengusaha ikan asap di Sulawesi Utara, sehingga teknik pengambilan data penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan teknik “snowball sampling” atau bola salju. Cara penelusuran pengusaha ikan asap dijelaskan pada Gambar 1.
A
C
Minaesa, Talawaan Bajo
Pakowa
F Kema 1 E Girian Atas /kampung Loyang
D B
G
Girian Bawah
Sindulang 1
/kampung Bakasang
Tumaluntung
Gambar 2. Teknik Bola Salju atau “Snowball Sampling” Gambar 2 menjelaskan tentang teknik pengambilan data dengan menggunakan “snowball sampling” dan tempat pengambilan data yang pertama ditetapkan secara “purposive” (pengusaha ikan asap yang sudah lama dikenal oleh masyarakat telah menjalani bisnis ikan asap), sedangkan sampel ke dua dan seterusnya ditetapkan berdasarkan informasi yang diperoleh dari responden sebelumnya. Ukuran sampel ini telah menunjukkan ukuran yang lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 dan sudah memadai bagi kebanyakan penelitian (Ferdinand, 2013). Tabel 1. Data Jumlah Pengusaha Ikan Asap di Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Bitung No
I
2
Lokasi Penelitian
Jumlah Pengusaha
Kota/Kabupaten
Desa/Kelurahan
Kota Manado:
1. Sindulang 1
2
2. Pakowa
1
Kabupaten
3. Minaesa, Talawaan Bajo
9
Minahasa Utara
4. Kema
1
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
821
Unmas Denpasar
3
Kota Bitung
5. Tumaluntung, Kauditan
3
6. Girian Bawah
4
7. Girian Atas
16 Total 36
Sumber Data: Hasil Olahan, 2016
Hasil uji validitas diperoleh hasil yang valid, dimana 38 item pernyataan memperoleh nilai r product moment > 0,32 sesuai dengan jumlah 36 responden. Hasil uji reliabilitas untuk variabel kompetensi kewirausahaan dengan 38 item pertanyaan/pernyataan diperoleh nilai 0,999 yang mendekati 1 dan telah melebihi Cronbach’s Alpha 0,80 yang berarti reliabel. Adapun definisi operasional penelitian kompetensi kewirausahaan yaitu: Kompetensi kewirausahaan merupakan kemampuan kerja pemilik usaha/bisnis yang meliputi pengetahuan dan keterampilan dalam manajerial, kompetensi teknis, kompetensi pemasaran, kompetensi finansial, kompetensi membina hubungan, dan sikap kerja kewirausahaan. Adapun kisi-kisi instrumen dijelaskan dalam Tabel 2. Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Variabel Kompetensi Kewirausahaan No
Indikator
1
Kompetensi pengetahuan dan keterampilan manajerial
Definisi Operasional a. Perencanaan: kemampuan untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang meliputi: merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
Item Pernyataan 1. Mampu merencanakan pembelian bahan baku dengan kualitas yang terbaik. 2. Mampu merencanakan persediaan bahan baku agar produksi tetap berjalan lancar. 3. Mampu merencanakan agar produksi ikan asap sesuai dengan permintaan pasar (pelanggan/konsumen). 4. Mampu merencanakan pengiriman produk dengan tepat waktu kepada konsumen/pelanggan. 5. Mampu merencanakan penawaran harga produk yang lebih murah. 6. Mampu merencanakan dan menentukan waktu dan tempat penjualan produk 7. Mampu memperhitungkan modal kerja usaha agar dapat berproduksi dengan lancar.
b. Pengorganisasian: Kemampuan 8. Mampu menentukan orang yang bertanggung jawab dalam setiap kegiatan bisnis yang untuk menentukan orang-orang akan dilaksanakan. yang bertanggung jawab atas kegiatan yang telah direncanakan. c. Pengarahan merupakan peran pimpinan orgasnisasi untuk memberikan motivasi agar rencana yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.
9. Mampu memberikan pengarahan/ motivasi kepada para karyawan agar pekerjaan dapat
d. . Pengendalian: Kemampuan untuk mengarahkan agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
10. Mampu memperhatikan kegiatan yang dilakukan dan mengambil keputusan yang tepat serta melakukan tindakan perbaikanmenentukan orang yang bertanggung jawab dalam setiap kegiatan.
diselesaikan dengan tuntas.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
822
Unmas Denpasar
II
Kompetensi Teknis
Kemampuan untuk melakukan 11. Mampu melakukan pembersihan dan pengaturan ikan untuk pengasapan dengan mudah kegiatan-kegiatan dalam proses Pengasapan Ikan /Kegiatan- 12. Mampu melakukan pengasapan ikan dengan baik/menjaga proses pengasapan agar produk ikan asap dapat matang dengan sempurna. kegiatan teknis pengasapan ikan . 13. Mampu melakukan pengepakan produk ikan asap sehingga produk tidak mudah rusak.
III
Kompetensi Pemasaran
Kemampuan untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam proses pembuatan ikan asap
14. Mampu melakukan pengiriman/penempatan produk di pasar/tempat penjualan tertentu sehingga mudah dijangkau/diterima oleh konsumen dengan tepat waktu. 15. Mampu menampilkan keunggulan/nilai-nilai yang baru dan menjual produk kepada konsumen dengan mudah. 16. Mampu menjual produk dengan harga yang bersaing 17. Mampu memanfaatkan media promosi untuk kelancaran pemasaran produk.
IV
Kompetensi Finansial
Kemampuan untuk mengelolah keuangan perusahaan agar tercipta efisiensi
18. Mampu untuk menghasilkan sumber modal sendiri untuk membiayai usaha/bisnis ini. 19. Mampu mencari sumber-sumber pembiayaan/modal untuk membiayai usaha/bisnis ini. 20. Mampu mengatur keuangan agar usaha/bisnis ini berjalan dengan lancar
V
Kompetensi “human
relations”
Kemampuan untuk membina 21. Mampu membina hubungan yang baik kepada karyawan/pelanggan/pemasok hubungan dengan pihak lainnya agar /pemberi pinjaman/modal. bermanfaat bagi karyawan dan organisasi, serta kegiatan bisnis,. 22. Mampu menciptakan suasana/lingkungan kerja yang nyaman bagi para karyawan /konsumen agar mereka dapat bekerja/bernegosiasi dengan maksimal/baik. 23. Mampu mengutamakan kemanfaatan secara bersama dalam hubungan bisnis untuk menciptakan nilai-nilai baru dari produk yang dihasilkan.. 24. Mampu berorientasi pada pencarian solusi atas masalah dalam hubungan bisnis
V
Sikap Kerja Wirausaha: a. Inovatif: kemampuan untuk Kemampuan yang mendukung pengembangan ideditunjukkan dalam ide baru dan mengupayakan setiap tindakan bisnis penggunaan teknologi baru. yang dilakukan b. Berani mengmbil resiko: Kemampuan memiliki keberanian mengambil resiko untuk memasuki pasar baru dan melaksanakan cara-cara pemasaran baru.
25. Mampu mendukung pengembangan ide-ide baru dalam bisnis. 26. Mampu mengupayakan penggunaan teknologi baru.
27. Memiliki keberanian mengambil resiko memasuki pasar baru. 28. Memilki keberanian untuk melaksanakan cara pemasaran baru.
Catatan: Konsep operasional kompetensi kewirausahaan dikembangkan dari teori-teori dan hasil penelitian tentang kompetensi dan kewirausahaan serta Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Variabel Kompetensi Kewirausahaan No
Indikator
Definisi Operasional
Item Pernyataan
c. Kreatif: Kemampuan untuk 29. Mampu berusaha untuk mencari peluang-peluang baru dalam bisnis. mencari peluang-peluang baru dalam bisnis, aktif menyesuaikan 30. Aktif menyesuaikan dengan perubahan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. dengan perubahan kebutuhan 31. Aktif mencari informasi tentang bisnis ikan asap. konsumen, dan mencari informasi Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
823
Unmas Denpasar
tentang bisnis ikan asap. . d. Disiplin: Kemampuan untuk menepati setiap ketentuan yang telah disepakati dalam kegiatan bisnis.
32. Berupaya untuk menepati setiap ketentuan yang telah disepakati dalam kegiatan bisnis
e. Kerjasama tim: Kemampuan untuk mendukung/melaksanakan kerjasama tim dengan para karyawan dalam kegiatan bisnis.
33. Mendukung/melaksanakan kerjasama dalam tim dengan para karyawan untuk melaksanakan berbagai kegiatan bisnis yang tidak bertentangan dengan aturan.
g. Kejujuran: Kemampuan untuk 34. Mengutamakan kejujuran dalam melaksanakan kegiatan bisnis mengutamakan tindakan yang 35. Mampu mengembangkan produk ikan asap yang didasarkan pada nilai kejujuran. terbuka dan jelas dalam setiap transaksi bisnis dan membangun nilai-nilai yang jujur dalam pengembangan produk ikan asap. h. Ketekunan: Kemampuan untuk memperhatikan setiap kegiatan dan memenuhi kebutuhan akan kegiatan/pekerjaan yang dilakukan i. Hemat: Kemampuan untuk menyimpan sebagian dari keuntungan bagi kegiatankegiatan pengembangan bisnis yang bermanfaat.
36.Mampu memperhatikan setiap kegiatan dan memenuhi kebutuhan setiapp tugas/kegiatan/pekerjaan.
37. Mampu menyisipkan sebagian dari keuntungan untuk disimpan/ditabung. 38. Mampu melakukan efisiensi penggunaan bahan-bahan dalam proses pengasapan ikan.
Catatan: Konsep operasional kompetensi kewirausahaan dikembangkan dari teori-teori dan hasil penelitian tentang kompetensi dan kewirausahaan serta Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Pengusaha Ikan Asap di Kota Manado, Kabupaten Minahasa, dan Kota Bitung. Sebagian besar para pengusaha ikan asap yang telah lama menekuni usaha ini. Bahkan ada yang telah lebih dari 50 tahun menjalani profesi sebagai pengusaha ikan asap yakni 55 – 63 tahun berjumlah 1 responden. Sebagian besar para pengusaha ikan asap yang telah menekuni usaha ini sebesar 63, 89% yakni: 10 – 18 tahun sebanyak 11 pengusaha (30,56%) dan 19 – 27 tahun sebanyak 12 pengusaha (33,33%). Sebagian besar dari pengusaha ikan asap ini menyatakan bahwa pengetahuan dan keterampilan, serta sikap kerja kewirausahaan telah mereka pelajari dari para orang tua mereka.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa kompetensi kewirausahaan telah terbentuk lama sehingga menjadi sangat relevan untuk dipelajari dalam penelitian ini.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
824
Unmas Denpasar
Kompetensi Kewirausahaan dalam Manajemen Bisnis Ikan Asap Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 36 responden di Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, dan Kota Bitung yang menunjukkan secara berturut-turut bahwa kompetensi yang dibutuhkan oleh pengusaha dalam menjalankan bisnis ikan asap yaitu: (1) Kompetensi Human Relations; (2) Sikap Kerja Kewirausahaan; (3) Kompetensi Finansial; (4) Kompetensi Teknis; (5) Kompetensi Manajerial; dan (6) Kompetensi pemasaran.
2. SIKAP KERJA KEWIRAUSAHAAN
96,2
1. KOMPETENSI HUMAN RELATIONS
99,2
3. KOMPETENSI FINANSIAL
95,9
6. KOMPETENSI PEMASARAN
85,7
4. KOMPETENSI TEKNIS
93,3
5. KOMPETENSI MANAJERIAL
93,1 75
80
85
90
95
100
105
Sumber data: Hasil Olahan Data, 2016 Gambar 2. Kompetensi Kewirausahaan Bisnis Ikan Asap
Gambar 2 menunjukkan bahwa menurut persepsi para pengusaha ikan asap, kompetensi membangun hubungan dengan pihak lain merupakan kompetensi yang paling penting dalam menjalankan bisnis ikan asap, dengan total skor sebesar 99,2. Kompetensi membina hubungan “human relations” yang dimaksudkan dalam kegiatan bisnis ikan asap yaitu: mampu membina hubungan yang baik dengan para karyawan/pekerja, pelanggan, para pemasok bahan baku, dan para pemberi pinjaman/modal. Disamping itu pula, para pengusaha mampu menciptakan suasana/lingkungan kerja yang nyaman bagi diri sendiri dan para karyawan agar mereka mampu bekerja secara maksimal. Demikian juga mampu mengutamakan kemanfaatan dari setiap hubungan untuk menciptakan nilai-nilai baru atas produk yang dihasilkan dan berorientasi pada pencarian solusi atas masalah yang dihadapi dalam hubungan bisnis. Hal ini sejalan dengan Wibowo (2007) yang berpendapat bahwa kompetensi berkomunikasi (communication competency) (Wu, 2009), dan kompetensi interpersonal (interpersonal competency) dan kompetensi layanan konsumen (client service competency) merupakan kompetensi yang penting dalam membangun hubungan bisnis. Suryana (2003) dan Suryana (2006) telah mengemukakan pula bahwa kompetensi “human skills” atau kompetensi hubungan dengan orang lain merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha yaitu: supel, mudah bergaul, simpati, dan empati kepada orang lain; selain “decision making skills” yaitu: kemampuan untuk menganalisis situasi dan merumuskan berbagai masalah untuk dicarikan alternatif pemecahan masalah; dan keterampilan mengelolah waktu (time managerial skills). Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
825
Unmas Denpasar
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sikap kerja kewirausahaan merupakan hal yang penting pada urutan yang ke dua dengan skor 96,2. Sikap kerja kewirausahaan dalam bisnis ikan asap dalam penelitian ini, yaitu: inovatif, berani mengambil resiko, kreatif, disiplin, kerjasama tim, jujur, tekun dan hemat. Mahfud, T dan Pardjono. (2012). mengemukakan bahwa tidak mungkin seseorang dapat mengelola sebuah usaha hanya berbekal kemampuan pengetahuan dan keterampilan saja tanpa memiliki sikap kewirausahaan seperti: kreatif dan inovatif, mandiri, berani mengambil resiko, disiplin. Vitale, Gigliearno, dan Miles (2003) mengemukakan pula bahwa karakteristik sikap kewirausahaan yang seyogyanya dimiliki oleh pengelola bisnis yaitu: inovatif; proaktif; dan berani mengambil resiko. Tanpa budaya disiplin, tidak ada masa depan, tidak ada respek dan tidak ada kemajuan (Kasali, 2010). Hal ini dapat diartikan pula, jika dalam pengelolaan usaha ada budaya disiplin, maka akan ada masa depan, akan ada respek, dan akan ada kemajuan. Salah satu kekuatan yang penting menurut Hasan (2011) untuk membangun budaya usaha yang kuat demi mencapai kesuksesan adalah membangun disiplin dan efisiensi. Selain itu pula, penguasaan kompetensi kewirausahaan seyogyanya dilengkapi dengan sifat jujur, inovatif, keberanian dan tangkas dalam menghadapi resiko (Suryana, 2003) Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa kompetensi keuangan memperoleh urutan ke tiga dengan nilai skor sebesar 95,9. Hal ini sejalan dengan Suryana (2006) yang mengemukakan bahwa salah satu komponen utama dalam pengukuran kompetensi kewirausahaan adalah: kompetensi keuangan (Financial Competence), disamping itu juga kompetensi teknis (technical competence); kompetensi pemasaran (marketing competence). Namun hasil penelitian ini menemukan bahwa kompetensi teknis mendapatkan urutan ke empat dengan nilai skor 93,3 sedangkan kompetensi pemasaran mendapatkan nilai skor 85,7. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kompetensi manajerial merupakan kompetensi yang penting, dan berada pada urutan yang ke tiga dengan skor (93,1). Kompetensi manajerial menurut persepsi para pengusaha untuk melakukan perencanaan terhadap aktivitas yang akan dilakukan, baik dimulai dari perencanaan bahan baku ikan/persediaannya sampai dengan proses pengasapan dan distribusi produk, serta perencanaan penggunaan modal kerja. Suryana (2003) mengemukakan pula bahwa keterampilan manajerial atau “managerial skills” merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh pengusaha. Bahkan, Wibowo (2007) lebih menekankan pada kompetensi perencanaan (planning competency) yang seharusnya menjadi kompetensi penting untuk keberhasilan suatu usaha. Selanjutnya, Wu (2009) mengemukakan bahwa kompetensi seorang wirausaha yaitu: (1) kemampuan menganalisis secara sistematis; (2) kemampuan untuk mengambil peluang dan mengelola sumberdaya yang dimiliki; (3) kemampuan untuk menemukan kebutuhan eksternal dan internal dari konsumen; dan (4) kemampuan untuk belajar dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki; (5) kemampuan berkomunikasi. Kewirausahaan diartikan sebagai pengendali perekonomian suatu bangsa dan intinya menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang adalah (Suryana, 2003). Seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan yang bersifat kreatif dan inovatif, kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda; kemampuan untuk memulai usaha; Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
826
Unmas Denpasar
kemampuan untuk mencari peluang; kemampuan untuk membuat sesuatu yang baru; dan kemampuan untuk menanggung resiko; kemampuan untuk mengembangkan ide, serta mengelola sumberdaya yang tersedia (Soegoto, 2009). Proses kreatif dan inovatif tersebut hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan, yaitu: orang-orang yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif (energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil beda), dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka akan tantangan) (Suryana, 2003). Kewirausahaan juga merupakan sikap dan perilaku seseorang yang selain inovatif, memiliki inisiatif, dan mampu mengambil resiko, juga berperilaku antisipatif, dan berorientasi pada keuntungan (Isa, 2011). Teknologi Pengasapan Ramah Lingkungan Produk perikanan memiliki karakteristik mudah busuk dan bersifat musiman, sehingga untuk sampai ke konsumen diperlukan suatu sistem manajemen rantai pasok yang baik dan memadai (Retnowati, Sukmawati, Nurani, 2014). Pengawetan merupakan salah satu cara agar hasil perikanan dapat termanfaatkan dengan maksimal dan salah satunya adalah pengawetan dengan cara pengasapan. Proses pengasapan ramah lingkungan yang dilakukan dalam penelitian ini yakni dengan cara mengendalikan asap (sebelumnya bisa mencemarkan lingkungan) dengan proses destilasi dan bahkan dapat menghasilkan asap cair. Panas yang digunakan untuk mengurangi kadar air pada ikan, karena asap itu kontak langsung dengan ikan sehingga asap itu berfungsi sebagai pengawet dan pemberi citra rasa yang khusus. Pada proses ini sabut kelapa yang melalui proses pembakaran tertutup sebanyak 5 kg dan waktu proses pembakaran selama 95menit dan Ikan cakalang sudah matang (masak). Untuk proses pembakaran pintu tungku dibuka, sabut kelapa yang digunakan 11 kg dan waktu pembakaran 210 menit. Dari hasil pengamatan, peneliti mencatat bahwa hasil pengujian dan memperoleh data pada tabel 1 dan dari gambar grafik 5, terlihat bahwa seiring penambahan waktu untuk pembakaran terbuka lebih lama ikan masak, tapi setelah masak kadar air lebih kecil. Untuk pembakaran tertutup waktu lebih cepat dan kadar air pada ikan lebih besar tapi asap cair yang dihasilkan lebih banyak. Temperaturbagia n dalam T1 = 140oC Temperaturbagian luar Plat baja T2 = 33oC
Gambar 3. Tungku pemanggang ikan cakalang
Gambar 4. Perpindahan kalor lewat dinding plat baja
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
827
Unmas Denpasar
Gambar 5. Pembakaran dimana pintu tungku
Gambar 6. Ikan cakalang sedang dijepit
Terbuka Terbuka0c
Tertutup0c
40 130 120 110 100 95 90 80 75 70 60
30 110 140 140 120 80
Tabel 1.Pembakaran Tertutup dan terbuka
Gambar 5. Grafik Tempratur dan waktu
SIMPULAN Kompetensi kewirausahaan merupakan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh seseorang dalam melakukan kegiatan bisnis. Kompetensi kewirausahaan dalam manajemen bisnis ikan asap di Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Bitung meliputi: kompetensi manajerial, kompetensi kegiatan teknis, kompetensi pemasaran, kompetensi keuangan, kompetensi membina hubungan, sedangkan sikap kerja kewirausahaan meliputi: inovatif, berani mengambil resiko, kreatif, disiplin, kerjasama tim, kerjasama tim. ketekunan, dan hemat. Indikator-indikator untuk mengukur kompetensi akan berbeda-beda sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam melaksanakan suatu tugas/pekerjaan/kegiatan tertentu dalam suatu organisasi/perusahaan. Namun demikian, unsur pengetahuan, keterampilan, dan sikap memang merupakan faktor-faktor yang penting untuk memenuhi kebutuhan suatu kompetensi dalam pekerjaan/tugas/kegiatan/usaha tertentu. Sikap inovatif, kreatif, disiplin, jujur, hemat/mengutamakan efisiensi, ketekunan, berani mengambil resiko, dan kerjasama tim merupakan faktor-faktor penting yang melengkapi penguasaan pengetahuan dan keterampilan tertentu sesuai dengan bidang usaha yang ditekuni Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
828
Unmas Denpasar
dalam kompetensi kewirausahaan. Disamping itu pula, pengalaman merupakan salah satu unsur penting dalam keberhasilan suatu bisnis untuk melengkapi/membangun/memperkaya pengetahuan, keterampilan, sikap yang dimiliki oleh para pengusaha. Alat pengasapan ikan dapat menghasilkan produk ikan asap yang ramah lingkungan dengan lebih efisiensi dan bermanfaat untuk menghasilkan asap cair yang dapat digunakan untuk pengawetan ikan dengan lebih alami. UCAPAN TERIMA KASIH Tim Peneliti menyampaikan terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia yang telah mendanai penelitian ini, dan kepada Politeknik Negeri Manado melalui Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah memberikan masukkan dan saran sehingga penelitian ini boleh dilaksanakan dengan baik dan lancar. DAFTAR PUSTAKA Absah, Y. 2008. Kompetensi: Sumberdaya Pendorong Keunggulan Bersaing Perusahaan. Jurnal Manajemen Bisnis. 1. (3). 109-116 Abdullah, M. M. 2013. Manajemen Bisnis Syariah. Aswaja. Yogyakarta. Barney, J.B. 1991. Firm Resources and Sustained Competitive Advantage. Journal of Management. 17. (1): 99-120 David, F. R. 2002. Manajemen Strategis: Konsep. Edisi Bahasa Indonesia. Terjemahan: Alexander Sindoro. Prenhallindo. Jakarta. Fithri, P dan Sari, A. F. 2012. Analisis Kompetensi Kewirausahaan Industri Kecil Suku Cadang di Kota Padang. Jurnal Optimasi Sistem Industri. 11. (2): 279-292. Ferdinand, A. 2013. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Edisi Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Holman, J.P. 1988. Perpindahan Kalor. Edisi Keenam. Terjemahan. Penerbit: Erlangga. Jakarta. Hasan, I. 2011. Penguatan Kompetensi Kewirausahaan dan Daya Saing UKM Komoditi Unggulan Ekspor di Propinsi Aceh. Jurnal Infokop. 19: 38-52. Hutapea, T., dan Thoha, N. 2008. Kompetensi Plus. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Isa, M. 2011. Analisis Kompetensi Kewirausahaan, Orientasi Kewirausahaan, dan Kinerja Industri Mebel. Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis. 15. (2): 159-168. Kasali, R. 2010. Myelin: Mobilisasi Intangibles Menjadi Kekuatan Perubahan. Gramedia. Jakarta. Manik, E dan Coenraad, D. P. 2015. Pengaruh fungsi kepemimpinan, kompetensi, dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai pada Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (DJEBTKE). Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Entrepreneurship. 9. 1: 56-67. Mahfud, T dan Pardjono. (2012). Praksis Pembelajaran Kewirausahaan Pada Unit Produksi Jasa Boga. Jurnal Pendidikan Vokasi. 2. (1): 27-40 Prihadi. 2004. Manajemen Sumberdaya Manusia. Bandung. PT Remaja Rosdakarya, PT Refika Aditama. Prahalad, C.K., dan Hamel. 1990. Strategic Intent. Harvard Business Review. May-June:6376 Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
829
Unmas Denpasar
Purwanto, E., Idrus, M.S., Ratnawati, K., dan sudarma, M. 2011. Kinerja Perusahaan Terkait dengan Teknologi Informasi, Lingkungan, dan Kompetensi. Jurnal Aplikasi Manajemen. 91. 31 Mei 2011: 901-909 Robert, A R. 2001. Competence Human Resource. Yogyakarta. Gajah Mada University Press. Rizaldy, W., dan Setiawan, A. 2015. Kompetensi dan Kualitas Layanan Karyawan Terhadap Keselamatan Penerbangan. Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi dan Logistik. 1. (2): 177-192 Retnowati, H., A. Sukmawati, dan T. W. Nurani, 2014. Strategi peningkatan kinerja dalam rantai pasok ikan layur melalui pengembangan modal insani di pelabuhanratu. Jurnal Manajemen IKM. 9. (2). 140-149 Rumasukun, S.F.A., Rante, Y., Wambrauw, O.O., dan Bharanti, B. E. (2015). The influence of Human Resource Management Strategy on Employee Performance With The Mediation of Work Motivation, Organisational Commitment, and Work Culture: Study at the Official of Management of Communication and Information Technology of Papua Province. International Journal of Business and Management Invention. 4. (8): 15-27. Sundah, D.I.E., A. Suman, Soemarno, P. Kindangen, 2013. How coastal development, environmental change, and adaptive behaviour affects fishermen’s welfare? (A study of traditional fishermen from the coastal area of Manado Bay, Indenesia). IOSR-Journal of humanities and social science. 17,(4), 24-34. Sundah, D.I.E. 2014. Model Pembangunan Kawasan Pesisir bagi kesejahteraan nelayan tradisional di Teluk Manado (Studi pada nelayan tradisional di Teluk Manado). Disertasi. Universitas Brawijaya. Malang. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Alfabeta, Bandung. Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses. Salemba Empat: Jakarta. Suharto, 1991. Teknologi pengawetan pangan. Penerbit rineka cipta. Malang. Soegoto, E. S. 2009. Enterpreneurship: Menjadi Pebisnis Ulung. PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia. Jakarta. Suryana. 2006. Kewirausahaan. Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta Vitale, R., Gigliearno, J., dan Miles, M. 2003. Enterpreneural Orientation, Market Orientation in Established and Startup Firms. http://www.uic.edu/cba/ies/2003/papers. Warr, P dan Jusuf, A. A. 2013. World foof prices and poverty in Indonesia. Australian Journal of Agricultural and Resource Economics. 58: 1-21 Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Wu, W.W. 2009. A Competency-based Model for Success of an Enterpreneur Startup. Jurnal of WSEAS Transaction on Business and Economics. 6. (6): 279-29
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016