KOMPARASI KEUNGGULAN PRESTASI AKADEMIK SISWA ANTARA SEKOLAH UNGGULAN DAN MADRASAH UNGGULAN (STUDI PADA SMA NEGERI 8 JAKARTA DAN MA NEGERI 4 JAKARTA)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Muhammad Yusuf Badrulael NIM. 1111018200033
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK Muhammad Yusuf Badrulael, NIM: (1111018200033), Komparasi Keunggulan Prestasi Akademik Siswa Antara Sekolah Unggulan dan Madrasah Unggulan (Studi pada SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 Jakarta), Skripsi Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengkomparasikan prestasi akademik siswa di SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 Jakarta, dengan melihat dari dimensi input, proses, dan output sekolah dan madrasah dalam rangka memaksimalkan prestasi akademik siswa dan berupaya untuk bersaing di tingkat global. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dan dianalisa dengan pendekatan analisis deskriptif yakni menggambarkan dan menginterpretasikan arti data yang terkumpul dalam sebuah predikat yang menunjuk pada pernyataan keadaan atau kualitas. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumen, wawancara, dan observasi. Hasil penelitian ini mengungkapkan beberapa hal penting: pertama, perolehan prestasi akademik siswa dipengaruhi oleh kualitas input siswa. Kedua, proses pembelajaran di sekolah dan madrasah memberikan dampak yang besar terhadap prestasi akademik siswa. Ketiga, peran kegiatan ekstrakurikuler akademik yakni study club/science club baik di SMAN 8 Jakarta maupun di MAN 4 Jakarta dijadikan sebagai salah satu wadah yang menarik bagi siswa untuk menambah wawasan ilmiah. Keempat, daya saing alumnus SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta di PTLN menunjukkan kestabilan selama kurun waktu lima tahun terakhir. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan terutama yang berkaitan dengan prestasi sekolah/madrasah di DKI Jakarta dan menjadi sumber informasi dan referensi bagi penyedia layanan pendidikan maupun pengguna layanan pendidikan. Kata kunci: Komparasi Sekolah dan Madrasah, Keunggulan Prestasi Akademik Siswa, Daya Saing Global
i
ABSTRACT Muhammad Yusuf Badrulael, NIM: (1111018200033), A Comparison of Students’ Academic Achievement between Best Qualified School and Madrasah in Jakarta (A Comparative Study at SMAN 8 Jakarta and MAN 4 Jakarta), a Scientific Research Paper for Degree of S. Pd. (Strata One) in Tarbiyah and Teachers’ Training Faculty of Syarif Hidayatullah Jakarta State Islamic University, 2015. This research aimed to describe and compare students’ academic achievement at SMAN 8 Jakarta and MAN 4 Jakarta by analyzing the teaching-learning input, process, and output of the two schools in a way to maximize students’ academic achievement and competitive quality in the global era. Research methodology that was used in this research was qualitative research and analyzed with descriptive analytic approach which describes and interprets the collected data into research statements which represent a description of whole data situation and quality. The techniques for collecting data in this research were documentation, interview, and observation. The result of this research shows four important things. First, the result of students’ academic achievement is influenced by the quality of students’ input. Second, teaching-learning process at school and madrasah gives a great effect on students’ academic achievement. Third, the role of academic extracurricular activities such as study club/science club at both SMAN 8 Jakarta and MAN 4 Jakarta becomes as an interesting means for students to enrich their scientific knowledge. Fourth, a competitive quality of post-graduate students at SMAN 8 Jakarta and MAN 4 Jakarta at PTLN shows stability during the last five years. Hopefully, this research gives wide information about students’ academic achievement in DKI Jakarta and becomes as a reference for both educational service providers and users. Keywords: A Comparison of School and Madrasah, Best Qualified Student Academic Achievement, Global Competitive Quality.
ii
KATA PENGANTAR Peningkatan kualitas sekolah merupakan suatu hal yang perlu direncanakan dan dilaksanakan. Sekolah berkualitas akan melahirkan lulusan yang berkualitas, baik kualitas dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Para alumni sekolah tersebut akan membawa semangat pendidikan dalam rangka pembangunan bangsa. Berbagai program sekolah dalam mewujudkan sekolah berkualitas mendorong sekolah agar menyiapkan peserta didik mampu menjawab tantangan zaman. Gelombang era globalisasi saat ini dirasa sangat kuat, bahkan tidak lama lagi Indonesia akan menjadi pemeran dalam AFTA (ASEAN Free Trade Area) di akhir tahun 2015. AFTA mewadahi banyak bidang seperti ekonomi, budaya, politik, dan sosial (pendidikan). Maka dari itu, peran pendidikan terutama pendidikan menengah dipacu untuk mampu menyiapkan para lulusan yang siap bersaing menghadapi hal tersebut. Kerjasama multilateral sektor pendidikan oleh pemerintah akan lebih ditingkatkan. Pada saat AFTA berjalan, maka arus persaingan akademik lintas negara ASEAN semakin terbuka lebar. Sekolah-sekolah dari luar negeri akan banyak melakukan perbandingan kualitas pendidikan melalui kompetisi ilmiah dan membandingkan hasil UN di Indonesia. Satuan pendidikan menengah sangat berpengaruh terhadap kesiapan pelajar Indonesia dalam bersaing di tingkat pendidikan menengah dan tinggi. Mereka merupakan generasi penerus bangsa yang siap menghadapi tantangan global. Perbandingan antara sekolah umum dan madrasah aliyah dalam proses penyelenggaraan pendidikan, menjadi menarik ketika kedua satuan pendidikan ini berpacu menghasilkan lulusan bermutu. Alur kerja sekolah terdiri atas input, proses, dan output. Di samping itu, manajemen sekolah yang baik ditandai dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta evaluasi dengan melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman (SWOT) secara periodik. Hingga akhirnya, peran SDM dan sarana pendukung sekolah memberi inspirasi bagi kita dalam meningkatkan kualitas sekolah. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi para pemerhati pendidikan, penentu kebijakan di lingkungan dinas pendidikan iii
kabupaten/kota dan provinsi, pengawas sekolah, serta kepala sekolah. Tujuannya adalah untuk mengembangkan sekolah, baik pengembangan lembaga maupun peningkatan kualitas seluruh sumber daya manusia yang ada di sekolah untuk berprestasi dan berdaya saing di tingkat lokal, nasional, regional, maupun internasional. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Prof. Dr. Husni Rahim sebagai Dosen Pembimbing Skripsi I, yang selalu memberikan bimbingan selama penulis mengerjakan skripsi ini. 4. Dr. Hasyim Asy`ari, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi II dan selaku Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Drs. Tulus Winardi, SH., M.Si. selaku kepala SMAN 8 Jakarta dan Dra. Nurlaelah, M.Pd. selaku kepala MAN 4 Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Para wakil kepala sekolah/madrasah, dewan guru, staf tata usaha, serta siswa/i SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu proses penelitian skripsi ini. 7. Kedua orang tua; Ibu Maemunah dan Drs. Suherman yang tiada hentihentinya memberikan do’a, motivasi, dan materi kepada penulis. 8. Adik-adikku; Muhammad Hasbi Assidiqqi, Ellsha Rosmaida, Rezza Roselita, dan Muhammad Yudha el-Shahrezza, sepupu, saudara, dan temanteman. 9. Herwandi (paman) yang selalu memberikan motivasi untuk fokus menyelesaikan skripsi. 10. Kawan-kawan Manajemen Pendidikan 2011, especially to Rudini Irawan, Affan Setiadi, dan Ogy Ubaydhillah. 11. Sugiarti yang senantiasa mengingatkan dan mendukung dalam penyelesaian skripsi. iv
12. Untuk semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan, terima kasih atas segala bantuannya dan maaf telah merepotkan.
Semoga Skripsi ini bermanfaat. Jakarta, 11 September 2015 Penulis
M. Yusuf Badrulael
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ KATA PENGANTAR .............................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................. DAFTAR TABEL .................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
i iii vi x xiii xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................
7
C. Pembatasan Masalah ......................................................................
7
D. Perumusan Masalah .......................................................................
8
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................
8
F. Kegunaan Penelitian .......................................................................
8
BAB II KAJIAN TEORI A. Prestasi Belajar Siswa .................................................................... 10 1. Pengertian Prestasi Belajar Siswa ............................................ 10 2. Macam-macam Prestasi Belajar Siswa ..................................... 11 3. Karakteristik Siswa Berprestasi ............................................... 12 4. Faktor-faktor Pendukung Prestasi Belajar Siswa ...................... 15 5. Faktor-faktor Penghambat Prestasi Belajar Siswa ................... 16 6. Menuju Sekolah Berprestasi .................................................... 18 7. Kepala Sekolah Visioner .......................................................... 19 8. Lingkungan Pendidikan ........................................................... 20 B. Sekolah Unggul .............................................................................. 21 1. Pengertian Sekolah Unggul ....................................................... 22 2. Karakteristik Sekolah Unggul ................................................... 23 3. Model Sekolah Unggul ............................................................ 26
vi
C. Pembentukan Citra Sekolah/Madrasah Unggul ............................. 28 1. Sekolah dan Madrasah di Indonesia ......................................... 29 2. Membentuk Citra Sekolah ........................................................ 30 D. Sekolah di Persaingan Global ........................................................ 32 E. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 33 F. Kerangka Berpikir ........................................................................... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 35 B. Metode Penelitian ........................................................................... 35 C. Sumber Data ................................................................................... 36 D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 37 E. Teknik Analisa Data ........................................................................ 39 F. Kisi-kisi Instrumen Wawancara ...................................................... 42 G. Kisi-kisi Instrumen Observasi Kelas ............................................... 46 H. Kisi-kisi Instrumen Observasi Sekolah/Madrasah .......................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMAN 8 Jakarta ............................................... 49 1. Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Jakarta ............................... 49 a) Sejarah Singkat ................................................................... 49 b) Visi, Misi dan Kebijakan Mutu .......................................... 50 c) Keorganisasian, Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan 51 d) Data Kelas, Prodi, dan Siswa ............................................. 53 e) Ekstrakurikuler ................................................................... 54 f) Sarana dan Prasarana .......................................................... 54 2. Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta ........................................... 56 a) Sejarah Singkat ................................................................... 56 b) Visi, Misi dan Kebijakan Mutu .......................................... 56 c) Keorganisasian, Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan ..................................................................... 58 vii
d) Data Kelas, Prodi, dan Siswa ....................................... 59 e) Ekstrakurikuler ............................................................. 60 f) Sarana dan Prasarana .................................................... 61 B. Deskripsi dan Analisa Data ............................................................ 62 1. SMAN 8 Jakarta a. Pengembangan Prestasi SMAN 8 Jakarta .................... 62 1) Input Siswa ............................................................. 62 2) Sarana dan Prasarana .............................................. 65 3) Kurikulum ............................................................... 66 4) Tenaga Pendidik ..................................................... 67 5) Sumber Belajar ....................................................... 68 6) Dana ........................................................................ 69 7) Dukungan Sekolah ................................................... 70 8) Strategi Pengembangan .......................................... 71 9) Koordinasi ............................................................... 72 10) Proses KBM ............................................................ 73 11) Pengembangan Siswa ............................................. 75 12) Motivasi Siswa ....................................................... 77 13) Bimbingan dan Konseling ...................................... 78 14) Kinerja Guru ........................................................... 79 15) Prestasi .................................................................... 80 b. Keunggulan SMAN 8 Jakarta ...................................... 81 c. Prestasi Akademik Siswa SMAN 8 Jakarta ................. 84 2. MAN 4 Jakarta a. Pengembangan Prestasi MAN 4 Jakarta ...................... 90 1) Input Siswa ............................................................. 90 2) Sarana dan Prasarana .............................................. 92 3) Kurikulum ............................................................... 93 4) Tenaga Pendidik ..................................................... 94 5) Sumber Belajar ....................................................... 95 6) Dana ........................................................................ 96 viii
7) Dukungan Sekolah ................................................... 97 8) Strategi Pengembangan .......................................... 98 9) Koordinasi ............................................................... 100 10) Proses KBM ............................................................ 100 11) Pengembangan Siswa ............................................. 102 12) Motivasi Siswa ....................................................... 103 13) Bimbingan dan Konseling ...................................... 104 14) Kinerja Guru ........................................................... 106 15) Prestasi .................................................................... 107 b. Keunggulan MAN 4 Jakarta ......................................... 108 c. Prestasi Akademik Siswa MAN 4 Jakarta .................... 111 3. Komparasi Prestasi Akademik Siswa SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta ......................................................................... 117 a. Komparasi Hasil UN Program Studi IPA ........................... 117 b. Komparasi Hasil UN Program Studi IPS ........................... 123 c. Komparasi Final UN IPA dan IPS antara SMAN 8 Jakarta Dan MAN 4 Jakarta ............................................................ 130 d. Komparasi Prestasi Kompetisi Ilmiah dan Kecakapan Bahasa-Keagamaan ............................................................ 133 e. Komparasi Sebaran Para Alumni SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta selama 5 Tahun Terakhir .................... 139 C. Temuan Penelitian .......................................................................... 143
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 146 B. Saran ............................................................................................... 147
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Wawancara
42
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Belajar Siswa di
44
Kelas Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Observasi Mengajar Guru di Kelas
46
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Observasi Sekolah/Madrasah
48
Tabel 4.1
Keorganisasian SMA Negeri 8 Jakarta TP. 2014-2015
51
Tabel 4.2
Data Tenaga Pendidik SMA Negeri 8 Jakarta
52
Tabel 4.3
Data Tenaga Kependidikan SMAN 8 Jakarta
52
Tabel 4.4
Data Kelas, Prodi, dan Siswa Tahun Pelajaran 2014-2015
53
Tabel 4.5
Keorganisasisasian MA Negeri 4 Jakarta TP.2014-2015
58
Tabel 4.6
Data Tenaga Pendidik MA Negeri 4 Jakarta
58
Tabel 4.7
Data Tenaga Kependidikan SMAN 8 Jakarta
59
Tabel 4.8
Data kelas, Prodi, dan Siswa Tahun Pelajaran 2014-2015
59
Tabel 4.9
Daftar Nama Ekstrakurikuler MA Negeri 4 Jakarta
60
Tabel 4.10
Kuota PPDB SMA Jalur Prestasi
64
Tabel 4.11
Hasil Nilai Rata-rata UN Program Studi IPA SMAN 8
84
Jakarta Tabel 4.12
Hasil Nilai Rata-rata UN Program Studi IPS SMAN 8
87
Jakarta Tabel 4.13
Prestasi Siswa pada Kegiatan Lomba Akademik (SMAN 8 Jakarta)
x
89
Tabel 4.14
Hasil Nilai Rata-rata UN Program Studi IPA MAN 4
111
Jakarta
Tabel 4.15
Hasil Nilai Rata-rata UN Program Studi IPS MAN 4
114
Jakarta Tabel 4.16
Prestasi Siswa pada Kegiatan Lomba Akademik (MAN 4
116
Jakarta) Tabel 4.17
Komparasi Hasil UN Matpel Bahasa Indonesia Prodi IPA
117
antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Tabel 4.18
Komparasi Hasil UN Matpel Bahasa Inggris Prodi IPA
119
antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Tabel 4.19
Komparasi Hasil UN Matpel Matematika Prodi IPA antara
120
SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Tabel 4.20
Komparasi Hasil UN Matpel Fisika Prodi IPA antara
121
SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Tabel 4.21
Komparasi Hasil UN Matpel Kimia Prodi IPA antara
122
SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Tabel 4.22
Komparasi Hasil UN Matpel Biologi Prodi IPA antara
123
SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Tabel 4.23
Komparasi Hasil UN Matpel Bahasa Indonesia Prodi IPS
123
antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Tabel 4.24
Komparasi Hasil UN Matpel Bahasa Inggris Prodi IPS
125
antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Tabel 4.25
Komparasi Hasil UN Matpel Matematika Prodi IPS
126
antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Tabel 4.26
Komparasi Hasil UN Matpel Ekonomi Prodi IPS antara
127
SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Tabel 4.27
Komparasi Hasil UN Matpel Sosiologi Prodi IPS antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta
xi
128
Tabel 4.28
Komparasi Hasil UN Matpel Geografi Prodi IPS antara
129
SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Tabel 4.29
Komparasi Final UN IPA dan IPS antara SMAN 8 Jakarta
130
dan MAN 4 Jakarta Tabel 4.30
Komparasi Prestasi Kompetisi Ilmiah di Olimpiade
133
Nasional Tabel 4.31
Komparasi Prestasi Siswa di Olimpiade Internasional
134
Tabel 4.32
Komparasi Prestasi Siswa di Bidang Bahasa-Keagamaan
135
Tabel 4.33
Perbandingan Sebaran Para Alumni SMAN 8 Jakarta dan
139
MAN 4 Jakarta selama 5 tahun terakhir Tabel 4.34
Perbandingan Sebaran Para Alumni di Perguruan Tinggi Luar Negeri antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta
xii
142
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 4.1
Hasil Seleksi Sementara PPDB DKI Jakarta 2015
63
SMAN 8 Jakarta Gambar 4.2
Ruang bimbingan dan konseling SMAN 8 Jakarta
78
Gambar 4.3
Buku bimbingan dan konseling SMAN 8 Jakarta
78
Gambar 4.4
Pergerakan Hasil Nilai Rata-rata UN 2011-2015
85
Program Studi IPA SMAN 8 Jakarta Gambar 4.5
Nilai Rata-rata Hasil UN Prodi IPA SMAN 8 Jakarta
86
Selama 5 Tahun Terakhir Gambar 4.6
Pergerakan Hasil Nilai Rata-rata UN 2011-2015
87
Program Studi IPS SMAN 8 Jakarta Gambar 4.7
Nilai Rata-rata Hasil UN Prodi IPS SMAN 8 Jakarta
88
Selama 5 Tahun Terakhir Gambar 4.8
Pergerakan Hasil Nilai Rata-rata UN 2011-2015
112
Program Studi IPA MAN 4 Jakarta Gambar 4.9
Nilai Rata-rata Hasil UN Prodi IPA MAN 4 Jakarta
113
Selama 5 Tahun Terakhir Gambar 4.10
Pergerakan Hasil Nilai Rata-rata UN 2011-2015
114
Program Studi IPS MAN 4 Jakarta Gambar 4.11
Nilai Rata-rata Hasil UN Prodi IPS MAN 4 Jakarta Selama 5 Tahun Terakhir
xiii
115
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Hasil Wawancara dengan Kepala SMAN 8 Jakarta (Waka. Humas)
Lampiran 2
Hasil Wawancara dengan Waka. Bidang Kesiswaan SMAN 8 Jakarta
Lampiran 3
Hasil Wawancara dengan Waka. Bidang Kurikulum SMAN 8 Jakarta
Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7
Hasil Wawancara dengan Siswa SMAN 8 Jakarta
Hasil Wawancara dengan Guru SMAN 8 Jakarta
Lampiran 8
Hasil Wawancara dengan Tata Usaha SMAN 8 Jakarta
Lampiran 9
Hasil Hasil Wawancara dengan Kepala MAN 4 Jakarta
Lampiran 10
Hasil Wawancara dengan Waka. Bidang Kesiswaan MAN 4 Jakarta
Lampiran 11
Hasil Wawancara dengan Waka. Bidang Kurikulum MAN 4 Jakarta
Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15
Hasil Wawancara dengan Siswa MAN 4 Jakarta
Hasil Wawancara dengan Guru MAN 4 Jakarta
Lampiran 16
Hasil Wawancara dengan Tata Usaha MAN 4 Jakarta
Lampiran 17
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dan Guru Mengajar di SMAN 8 Jakarta
Lampiran 18
Hasil Observasi Fasilitas SMAN 8 Jakarta
Lampiran 19
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dan Guru Mengajar di MAN 4 Jakarta
Lampiran 20
Hasil Observasi Fasilitas MAN 4 Jakarta
Lampiran 21
Prestasi Akademik Siswa di Olimpiade Nasional SMAN 8 Jakarta
Lampiran 22
Prestasi Akademik Siswa di Olimpiade Internasional SMAN 8 Jakarta
Lampiran 23
Prestasi Siswa di Bidang Bahasa-Keagamaan SMAN 8 Jakarta
Lampiran 24
Prestasi Akademik Siswa di Olimpiade Nasional MAN 4 Jakarta
Lampiran 25
Prestasi Siswa di Bidang Bahasa-Keagamaan MAN 4 Jakarta
Lampiran 26
Indikator Kesiapan Sekolah dan Madrasah dari Prestasi xiv
Lampiran 27
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 28
Surat Izin Pra Penelitian SMAN 8 Jakarta
Lampiran 29
Surat Izin Pra Penelitian MAN 4 Jakarta
Lampiran 30
Surat Izin Penelitian SMAN 8 Jakarta
Lampiran 31
Surat Keterangan Telah Penelitian di SMAN 8 Jakarta
Lampiran 32
Surat Keterangan Telah Penelitian di MAN 4 Jakarta
Lampiran 33
Lembar Uji Referensi
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar bagi seseorang dalam pengembangan jenjang kehidupannya saat ini dan masa depan. Aspek dasar pendidikan yang berupa citacita menjadi insan mandiri, cerdas dan luhur budi pekertinya membawa tonggak perjuangan untuk mengubah masa depan menjadi lebih baik. Sebagai bagian penting dalam pembangunan bangsa, pendidikan menjadi alat untuk meraih pengakuan dunia, terlebih jika pendidikan tersebut ternilai sangat baik. Studi tentang berhasilnya pembangunan suatu bangsa dapat dilihat pada tingkat kualitas manusia, dan diukur dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam hal ini, Khusna Mardhiyah berpendapat bahwa: IPM menggambarkan status kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup saat lahir, taraf pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf penduduk dewasa, dan gabungan angka partisipasi kasar jenjang pendidikan dasar, menengah, tinggi serta taraf perekonomian penduduk. IPM dapat ditinjau melalui pendapatan domestik bruto (PDB) perkapita dengan kemampuan daya beli (Purchasing Power Parity).1 Human Development Report tahun 2013 menunjukkan bahwa IPM Indonesia meningkat dari 0,617 (posisi ke 124 dari 187 negara) di tahun 2011 menjadi 0,684 pada tahun 2013 dan menempatkan Indonesia di peringkat 108 dari 187 negara.2 Demikian juga dengan Global Competitiveness Index (GCI) yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF), daya saing Indonesia mengalami peningkatan dari peringkat 50 pada tahun 2012-2013 menjadi peringkat ke-38 dari 148 negara pada tahun 2013-2014.3 Laporan tersebut memberi arti bahwa faktor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi berperan besar dalam penggerak laju pertumbuhan IPM Indonesia. Kenaikan daya saing tersebut mengacu pada tiga indikator utama, yaitu:
Khusna Mardhiyah, “Studi Komparasi Kualitas Pelayanan Pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Rembang dan Madrasah Aliyah Negeri Rembang”, Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro, Jawa Tengah, 2012, h. 1. 2 An Indonesia HDI values and rank changes in the 2014 Human Development Report, (UNDP, 2014), p. 2. 3 Klaus Schwab, The Global Competitiveness Report 2013–2014 Full Data Edition, (Geneva: World Economic Forum, 2013), p. 15. 1
1
2
1. Persyaratan dasar yang mencakup kesehatan dan pendidikan dasar; 2. Kenaikan taraf harapan hidup dan peningkatan kualitas pendidikan; dan 3. Inovasi kualitas dan kuantitas pendidikan, yang dipacu melalui program
rehabilitasi sarana fisik sekolah, pendistribusian dana BOS, dan peningkatan kualitas dosen dan guru.4 Kemajuan pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan di era global. Indonesia tergabung dalam perjanjian AFTA (ASEAN Free Trade Area). Perjanjian ini membuat sektor riil dan non riil menjadi mudah dan terbuka antar negara ASEAN. Partisipasi Indonesia dalam MEA yakni mewujudkan cita-cita kawasan ekonomi ASEAN menjadi wilayah berdaya saing tinggi, menjadi kawasan yang mendorong pembangunan, serta menjadi motor bagi perekonomian di dunia. Maka dari itu, pemerintah membuat kebijakan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Indonesia dituntut menyiapkan SDM yang siap bersaing. Pendidikan memberikan kontribusi penting terhadap peningkatan daya saing nasional, terutama dengan perbaikan akses dan mutu pendidikan dasar-menengah, kualitas sistem pendidikan, serta kerja sama penelitian dan pengembangan perguruan tinggi dengan dunia industri. Para pelajar di sekolah-sekolah di Indonesia merupakan pemeran dalam persaingan yang dimaksud. Kebijakan pemerintah dan upaya sekolah harus terus bersinergi dalam membentuk karakter siswa yang cerdas, kompetitif, dan berkarakter. Menurut Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah 2013, visi Indonesia tahun 2025 adalah mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan menjadi kekuatan 12 besar dunia di tahun 2025 dan 8 besar dunia di tahun 2045 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan. Tentunya visi ini menjadi tujuan dan sebagai pondasi dalam langkah-langkah untuk mencapainya. Pendidikan di sekolah berperan aktif dalam pembentukan bibit-bibit unggul SDM Indonesia. Sekolah sebagai tempat bernaungnya pribadi-pribadi terpelajar dan terdidik diupayakan mampu merencanakan dan melaksanakan
4
Mardiyah, loc.cit., h. 3.
3
bersama mengenai performa pendidikan dan pembangunan human capital bangsa. Sebagaimana IPM yang telah disebutkan sebelumnya, pendidikan mampu menunjang ekonomi nasional melalui SDM yang unggul dan kompetitif. Maka dari itu, pendidikan perlu mendapat perhatian lebih di samping kesehatan dan ekonomi. Pendidikan menengah atas merupakan jenjang yang mampu memberikan nilai untuk menyumbang SDM produktif. Selain itu, para lulusannya juga dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri. Dalam rangka memberikan pengertian yang lebih lengkap, undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 menegaskan bahwa pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.5 Sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal yang berada dibawah pengelolaan Kementerian Pendidikan Nasional,
sedangkan
Madrasah
Aliyah
(MA)
dan
Madrasah
Aliyah
Kejuruan/Keagamaan (MAK) merupakan lembaga pendidikan formal di bawah pengelolaan Kementerian Agama. Lembaga turunan dari kementerian-kementerian tersebut ataupun kementerian lain, telah tertuang dalam UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 yakni dalam rangka untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.6 Selain itu, pendidikan juga harus bermutu sesuai dengan amanat undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab IV Pasal 5 ayat 1 tentang Hak Dan Kewajiban Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat, dan Pemerintah, menyebutkan bahwa, “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.7 Maka dari itu, tidak cukup hanya kuantitas yang diutamakan, namun kualitas pendidikan pun perlu ditingkatkan untuk menjamin pendidikan bermutu.
5
An., Undang-undang tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004, (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004), h. 12. 6 Ibid., h. 7. 7 Ibid., h. 8.
4
Ibu kota negara yakni Provinsi DKI Jakarta, selain berperan sebagai pusat pemerintahan, pusat ekonomi nasional, dan juga sebagai tempat pengukuran indikator prestasi nasional pendidikan melalui sekolah/madrasah unggulan. SMAN 8 Jakarta adalah satu dari sekian banyak sekolah favorit/unggulan di Jakarta. Dari tahun ke tahun prestasi siswanya sangat tinggi hingga menembus kancah lintas negara. Sedangkan di tingkat madrasah aliyah, MAN 4 Jakarta pernah menjadi madrasah model nasional.8 Madrasah ini juga pernah menjadi juara umum pada olimpiade sains madrasah tingkat provinsi di tahun 2013. Maka dari itu, sekolah lain di dalam dan luar Jakarta tak jarang mengadakan studi banding terhadap sekolah-sekolah unggulan di Jakarta tersebut untuk dijadikan ukuran dalam pengembangan pendidikan di sekolahnya. Sekolah unggulan seolah menjadi oase di padang pasir. Para orang tua yang mengerti tentang sekolah berkualitas unggul seakan berlomba-dapatkan nama anaknya tercatat di sekolah tersebut. Hal ini wajar jika melihat hukum penawaran ekonomi dengan diagram Demand dan Supply, yang berarti jika suatu sekolah unggul berjumlah sedikit dan sangat potensial, sedangkan siswa yang ingin terdaftar di sekolah tersebut jumlahnya sangat banyak, maka mereka akan berjuang untuk terdaftar dalam buku induk sekolah tersebut. Tujuannya tak lain adalah untuk mendapatkan pelayanan dan mutu yang sesuai bahkan melebihi harapan. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Jakarta dan Madrasah Aliyah (MA) Negeri 4 Jakarta merupakan sekolah yang berkategori unggulan. Hampir setiap tahunnya sekolah tersebut selalu mendapat penghargaan baik dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional bahkan internasional dari bidang akademik maupun non akademik. Prestasi akademik siswa SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta berhasil meluluskan siswanya sebesar 100% di tahun 2014. SMAN 8 Jakarta termasuk ke
M. Munir, Madrasah@Indonesia, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah –Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2014), h.51. Atas berbagai prestasi yang membanggakan, maka pada tahun 1998 MAN 4 Jakarta ditetapkan sebagai MAN Model untuk DKI Jakarta oleh Menteri Agama RI sesuai Surat Keputusan Dirjen Binbaga Islam tertanggal 20 Februari 1998. Pada tahun 2007 MAN 4 Jakarta memperoleh sertifikat Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO dari Sucofindo. Dan pada tahun 2008 MAN 4 Jakarta berstatus Madrasah Standar Nasional (MSN). 8
5
dalam kategori peringkat tertinggi UN di Jakarta.9 Sedangkan MAN 4 Jakarta terus berusaha meningkatkan kinerja SDMnya. Hasil rata-rata UN di setiap program studi adalah A dan B.10 Dahulu, madrasah aliyah dipandang sebelah mata dan menjadi pilihan kedua jika tidak lulus seleksi di SMA/SMK. Namun, saat ini peran madrasah aliyah telah disejajarkan dengan SMA/SMK. Meskipun berada di naungan Kementerian Agama, namun fungsi sebagai satuan pendidikan nasional tetap dijunjung tinggi. Bila dilihat dari segi kelulusan, maka tidak diragukan lagi kinerja para guru SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta dalam mendukung prestasi akademik para siswa. Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk SMAN 8 Jakarta memberlakukan sistem NEM tertinggi tiap awal tahun pelajaran baru, sehingga siswa yang berada di sekolah tersebut memang sudah tergolong siswa pilihan. Seleksi pun melalui sistem PPDB (Penerimaan Siswa Didik Baru) secara online. Berbeda dengan MAN 4 Jakarta, madrasah aliyah ini menggunakan tes sebagai pintu masuknya, sehingga tidak melihat NEM tertinggi, namun melalui tes ini NEM berapapun bisa berkompetisi menjadi yang terbaik. Jadi, intake siswa masing-masing sekolah sudah melalui teknik filterisasi. Pengaruh the best input dan the best process menentukan besar tidaknya mutu lulusan. Sekolah-madrasah unggulan tersebut tentu punya banyak SDM profesional, manajemen yang baik serta koordinasi yang tepat, sehingga segudang prestasi berhasil diraihnya, baik itu tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional hingga internasional. Sekolah unggulan perlu menata dan terus memperbaiki sistem pembelajaran agar tetap berjalan optimal, dan memperkaya pengetahuan siswasiswa pilihan. Angka partisipasi kasar (APK) pada jenjang pendidikan menengah di DKI Jakarta sampai dengan tahun 2013 sejumlah 93,79 dan angka partisipasi murni (APM) sejumlah 77,9111. Jumlah ini menyatakan bahwa tingkat partisipasi masyarakat Jakarta dan sekitarnya dalam menyekolahkan anaknya di jenjang
9
Rachmi, Nilai UN SMAN 8 Tertinggi se-Jakarta, 2015, (poskotanews.com). An. Nilai UN Tahun Pelajaran 2014/2015 MAN 4 Jakarta, (Jakarta: MAN 4 Jakarta,
10
2014). 11
Yul Yunazwin Nazarudin, dkk., Final APK-APM Gab 1213, (Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan-Kemdikbud, 2013), h. 4.
6
pendidikan dasar dan menengah tergolong tinggi. Selain sekolah sebagai pencetak siswa bibit unggul, dukungan pemerintah daerah melalui dinas pendidikan DKI Jakarta melalui program-program peningkatan mutu di sekolah, seperti pengadaan dan perawatan laboratorium, media, perpustakaan, dan sarana serta prasarana lainnya, turut mendorong pendidikan ke arah lebih baik. Indikator kesiapan SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta untuk dikomparasi dapat dilihat dari dimensi input, proses, dan output. Dimensi input yakni input siswa, laboratorium IPA, IPS dan komputer, penggunaan kurikulum 2013, tenaga pendidik berijazah S1 dan S2, perpustakaan, dan sumber dana berasal dari BOS dan BOP.
Kemudian dimensi proses untuk pengembangan prestasi siswa yakni
pelatihan kepada guru, perencanaan (Raker dan Rakor), peninjauan mutu (RTM), ekskul akademik (study club/science club), kerjasama sister school, dan BK. Di samping itu, dimensi output yakni kinerja guru, kompetisi ilmiah siswa, hasil ujian nasional, dan sebaran lulusan di PTN, PTS, dan PTLN. Lebih jauh tentang indikator kesiapan sekolah dan madrasah dari prestasi dapat dilihat di Lampiran 26. Berdasarkan tabel dimensi kualitas menurut Owlia and Aspinwall dan Waugh dalam Khodayari, setidaknya kualitas pendidikan memenuhi enam aspek, yaitu: academic resources (kelengkapan akademis), competence (keahlian manajemen, guru dan staf), attitude (pembimbingan), content (isi pembelajaran), reability and responsivensess (keandalan dan ketanggapan), dan assurance and empathy (keyakinan dan empati)12. Penelitian ini berusaha untuk menjelaskan sampai sejauh mana kualitas layanan pendidikan yang telah diberikan oleh sekolah dan madrasah sebagai penyedia layanan pendidikan kepada pengguna layanan (peserta didik) hingga berprestasi. Oleh karena itu, penulis perlu meneliti dan mengomparasikan tentang prestasi pendidikan di SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 jakarta, dan mengidentifikasi atas keunggulan dan kelemahan antara dua sekolah tersebut agar mampu bersaing ke kancah global.
12
Faranak Khodayari and Behnaz Khodayari, Service Quality in Higher Education, Interdisciplinary Journal of Research in Business, Vol. 1, 2011, p. 39.
7
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas, dapat ditemukan beberapa poin permasalahan, diantaranya: 1. Pelaksanaan visi dan misi sekolah/madrasah belum optimal sehingga siswa kurang produktif dalam prestasi. 2. Koordinasi pimpinan dan personel sekolah belum berjalan baik membuat keterbatasan dalam efektifnya program sekolah. 3. Terbatasnya dana membuat pengadaan, perawatan sarana-prasarana, dan program sekolah belum terpenuhi dengan baik. 4. Lingkungan sekolah kurang kondusif membuat minat belajar siswa kurang optimal. 5. Program pengajaran belum optimal membuat pencapaian akademik siswa menjadi rendah. 6. Fungsi bimbingan dan konseling (BK) belum maksimal sehingga motivasi belajar siswa rendah. 7. Sistem evaluasi belum maksimal membuat tingkat kompetisi akademik antar siswa belum maksimal. 8. Belum optimalnya dukungan sekolah/madrasah dalam meningkatkan prestasi akademik siswa. 9. Rendahnya daya saing para lulusan sekolah dalam menghadapi era globalisasi sehingga kompetisi dengan para lulusan sekolah tingkat global terbilang minim.
C. Pembatasan Masalah Untuk terarahnya penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi pada: 1. Belum optimalnya dukungan sekolah/madrasah dalam meningkatkan prestasi akademik siswa. 2. Rendahnya daya saing para lulusan sekolah dalam menghadapi era globalisasi sehingga kompetisi dengan para lulusan sekolah tingkat global terbilang minim.
8
Berdasarkan pembatasan tersebut, kita dapat mengidentifikasi prestasi akademik siswa dan menghasilkan para lulusan sekolah/madrasah yang berkualitas. Di samping itu, mereka mampu bersaing dengan para lulusan sekolah di negara lain guna menjadi mahasiswa di perguruan tinggi dalam dan luar negeri terbaik, dan kelak menjadi tenaga kerja terdidik yang unggul.
D. Perumusan Masalah Dari permasalahan tersebut dapat dirumuskan permasalahan penelitian yakni: “Bagaimana komparasi keunggulan prestasi akademik siswa di SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta dalam bersaing menghadapi tantangan global?”
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menjelaskan perolehan prestasi akademik siswa di SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 Jakarta; 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi prestasi akademik siswa di SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 Jakarta; 3. Menjelaskan strategi SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 Jakarta untuk menghadapi tantangan global; 4. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat prestasi akademik siswa di SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 Jakarta.
F. Kegunaan Penelitian Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan terutama yang berkaitan dengan prestasi sekolah/madrasah di DKI Jakarta dan menjadi sumber informasi dan referensi bagi penyedia layanan pendidikan maupun pengguna layanan pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan ilmu khususnya prestasi di sekolah menengah atas atau
9
madrasah aliyah, juga sebagai studi komparasi antara teori dan praktik serta sebagai dasar lebih lanjut bagi penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan saran kepada pihak sekolah atau madrasah. Dengan demikian dapat menjadi dasar pedoman untuk mengarahkan sekolah atau madrasah dan seluruh bagian yang ada didalamnya ke arah pemenuhan kebutuhan siswa sebagai pengguna layanan pendidikan. Sekolah atau madrasah sangat diharapkan dapat memberikan peningkatan kualitas layanan pendidikan dan perbaikan melalui evaluasi dan perencanaan, yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kualitas pendidikan nasional.
BAB II KAJIAN TEORI Persoalan prestasi akademik siswa menyita banyak perhatian dan dari berbagai latar belakang, mulai dari masyarakat, praktisi pendidikan, pemerintah bahkan negara lain. Semua melihat dari berbagai perspektif yang berbeda berdasarkan latar belakang dan tujuan masing-masing. Namun berbagai pandangan tersebut bertumpu pada satu pertanyaan, bagaimana cara sekolah untuk bermutu dan bersaing di kancah internasional? Bab ini akan membahas tentang keunggulan prestasi siswa di sekolah yang menegaskan untuk mewujudkan SDM Indonesia unggul dalam bersaing menghadapi tantangan global.
A. Prestasi Belajar Siswa 1. Pengertian Prestasi Belajar Siswa Kata
prestasi
diidentikkan
dengan
jajaran
trofi,
piagam
penghargaan, serta plakat-plakat. Prestasi yang membanggakan sering dipublikasikan oleh sekolah melalui etalase pameran, bahkan termuat dalam media cetak maupun elektronik. Menurut Kamur Besar Bahasa Indonesia, “prestasi adalah hasil yg telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb.).”13 Berdasarkan pengertian tersebut, maka sifat prestasi berupa final, sebab segenap usaha telah dilakukan dan menghasilkan suatu bentuk penghargaan. Sedangkan menurut Muhibbin Syah, “prestasi adalah perubahan segenap ranah psikologis sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.”14
Pernyataan ini bermakna bahwa penyebab terbesar
prestasi adalah dengan berlangsungnya pembelajaran yang dilakukan baik di lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, maupun lingkungan sosial.
13 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. 4, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 895. 14 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, cet. 3, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), h. 192.
10
11
Berdasarkan
beberapa
pengertian
di
atas,
penulis
dapat
menyimpulkan bahwa prestasi adalah hasil dari kegiatan pembelajaran baik dari kegiatan pelatihan oleh sekolah, luar sekolah, maupun individu. Siswa yang mengalami pembelajaran berarti ia sedang berupaya melakukan perubahan-perubahan dalam kehidupannya. Pembelajaran oleh siswa dapat berasal dari lingkungan belajar di sekolah, lingkungan keluarga, maupun dari lingkungan teman sejawat. Belajar menurut Dimyati dan Mudjiono adalah “proses internal yang kompleks. Kompleksitas yang dimaksud adalah seluruh proses mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.”15 Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, prestasi dengan belajar merupakan dua hal yang saling berhubungan. Maka prestasi diperoleh dari belajar yang dapat mengubah sikap secara kualitas lebih baik dari kemampuan yang dimiliki sebelumnya. Kemampuan baru ini diperoleh karena adanya pengalaman yang mengacu pada penguasaan ilmu, kecakapan, dan kebiasaan.
2. Macam-Macam Prestasi Belajar Siswa Pemahaman tentang prestasi belajar dibagi menjadi dua macam, yakni akademik dan non akademik. Prestasi akademik merupakan hasil pengukuran belajar berdasarkan nilai kognitif dan afektif. Penilaian pada ranah kognitif yakni berdasarkan penguasaan konsep, prinsip dan teori. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (UH), ulangan tengah semester (UTS), ulangan akhir semester (UAS), ujian sekolah (US) dan ujian nasional (UN), ataupun dapat dilihat dari perlombaan akademik seperti
kompetisi
sains
dan
olimpiade.
Berbeda
dengan
kognitif/pengetahuan yang hasilnya dapat segera diketahui, penilaian sikap agak sulit dilakukan. Akan tetapi dapat diperoleh melalui instrumen berupa skala sikap, observasi, wawancara, dan lain sebagainya. Prestasi akademik 15
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, cet. 3, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006), h. 18.
12
melibatkan banyak komponen seperti tenaga pendidik, ketersediaan bahan pustaka, dan pembentukan budaya sekolah. Sedangkan prestasi non akademik merupakan hasil belajar dari keterampilan. Penemuan prestasi ini diukur dari tingkat kualitas kerja keras dan ketekunan. Sekolah biasanya memiliki program organisasi intra sekolah (OSIS) dan ekstrakurikuler sebagai tempat penggalian bakat dan minat siswa dalam pengembangan prestasi non akademik. Baik prestasi akademik maupun non akademik, tingkat efektivitas pembelajaran dapat diketahui oleh para pendidik dengan menggunakan patokan atau ukuran tertentu untuk dicapai pada waktu tertentu. Pengukuran dapat melalui tes maupun nontes disesuaikan dengan bentuk apa yang diberikan ketika proses pembelajaran.
3. Karakteristik Siswa Berprestasi Semenjak manusia baru dilahirkan ke dunia, Allah SWT telah menganugerahkan berbagai kelebihan kepada manusia. Seperti yang diungkapkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an bahwa, “manusia dianugerahi instink (garizah), indera, akal (kecerdasan), nurani (kalbu), dan lain-lain.”16 Siswa merupakan individu yang khas, yakni setiap siswa memiliki tingkat kecerdasan dan sikap yang berbeda-beda., Banyak hal yang memengaruhi tingkat IQ siswa seperti pekerjaan orang tua, lingkungan belajar, serta teman sepermainan. Dalam hal ini, Philip R.E Verson dalam buku Oemar Hamalik menyatakan bahwa “pada hakikatnya perbedaanperbedaan individu adalah perbedaan-perbedaan dalam kesiapan belajar.”17 Pernyataan ini mengartikan bahwa siswa membawa motivasi dirinya dengan motif tertentu dan kesiapan tertentu. Siswa yang berfokus pada nilai yang tinggi, maka ia akan rajin dalam belajar bahkan menambah waktu belajar di sekolah. Ia berkomitmen untuk meminimalisir ketidakhadirannya di sekolah dan menghindari pelanggaran tata tertib di sekolah. Di samping Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tafsir Al-Qur’an Tematik, cet. 1, (Jakarta: Kamil Pustaka, 2014), h. 203. 17 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Dan Mengajar, cet. 6, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), h. 17. 16
13
itu, peran orang tua dalam membimbing anak juga ditekankan agar mereka mendapat asuhan yang baik dan di sekolah dibina dengan berbagai ilmu pengetahuan. Sekolah
sebagai
lingkungan
belajar
menyiapkan
sistem
pembelajaran untuk mencapai perkembangan secara optimal bagi tiap individu sesuai dengan kapasitas dan kecenderungan mental mereka. Berhubungan dengan hal tersebut, Ratna dan Dany mengungkapkan bahwa “kecakapan potensial siswa dapat dibagai menjadi dua bagian yaitu kecakapan dasar umum (inteligensi atau kecerdasan) dan kecakapan dasar khusus (bakat atau aptitudes).”18 Inteligensi menurut C.P. Chaplin dalam Ratna dan Dany mengartikan bahwa “inteligensi sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.”19 Menurut pendapat Virget tersebut mengungkapkan bahwa perlu diadakan sejumlah riset dalam menyiapkan suatu program untuk anak berbakat. Sebelum program akselserasi dihentikan oleh pemerintah, sekolah dibolehkan untuk membuka kelas akselerasi, yakni terdapat kelas percepatan bagi siswa berkategori berbakat. Terdapat perbedaan perilaku belajar antara anak biasa dan anak berbakat, sebab anak berbakat memiliki tingkat inteligensi lebih tinggi dibanding anak pada umumnya. Siswa berbakat belajar dengan motivasi, fasilitas, dan lingkungan yang ada di sekolah. Mereka memerlukan pelayanan khusus, yakni memerlukan pelayanan akademik yang lebih memadai, menantang, dan lengkap. Jika tidak tersedianya hal-hal tersebut, maka daya pikir dan kemampuan siswa berbakat tersebut dikhawatirkan pada arah yang negatif (underachievement). Maka dari itu, sekolah perlu menyiapkan program yang bisa mengakomodir anak berbakat agar potensinya bisa dimunculkan, misalnya dengan ekstrakurikuler study club.
18
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-teori Dasar Psikologi Pendidikan, cet. 1, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2011), h. 231. 19 Ibid.
14
Pada umumnya, anak berbakat cenderung berprestasi. Namun, anak biasa pun memungkinkan untuk memperoleh prestasi yang setara. Sejalan dengan hal tersebut, pakar desain metodologi Edward Matchett yang dikutip oleh Shinta Rahmawati dalam buku Mencetak Anak Cerdas dan Kreatif bahwa, “tidak benar anggapan bahwa kejeniusan sebagai sesuatu yang tidak dapat dicapai, karena itu merupakan faktor pembawaan. Kejeniusan memang dilahirkan, tapi itu dilahirkan bersama setiap orang.”20 Oleh sebab itu, baik anak yang berkategori biasa pun sebenarnya bisa mencapai prestasi. Hanya saja, perlu adanya penumbuhan dorongan dalam diri siswa untuk menggapai prestasi. Namun, tidak semua anak dapat berprestasi di sekolah. Bila ketidakberhasilan tersebut disebabkan oleh kemampuan anak yang kurang merupakan hal yang lumrah. Akan tetapi, jika kemampuan yang baik menghasilkan prestasi yang rendah, maka ada sesuatu yang salah dan perlu penanganan. Menurut Fetty Ernawati, “keberbakatan harus ditunjukkan dalam suatu prestasi, sehingga siswa yang tidak berprestasi tidak akan dikategorikan sebagai anak berbakat.”21 Pengukuran inteligensi seseorang dapat dilakukan dengan Tes Binot Simon yakni dengan menggunakan rumus IQ= MA: CA x 100.22 Yaitu berarti perbandingan kecerdasan itu=umur mental (berdasar hasil tes akademik) dibagi dengan umur kronologis (usia siswa). Setiap siswa memiliki motivasi dalam belajar. Baik itu berasal dari dalam diri sendiri (internal) maupun dari faktor luar (eksternal) siswa. Salah satu faktor internal yakni kemauan untuk berprestasi. Siswa dengan kemauan yang kuat untuk berprestasi, cenderung memiliki motivasi belajar yang tinggi, sebab ia tahu fungsi usaha dan hasil yang akan diperoleh. Sedangkan pada faktor eksternal, peluang untuk bekerja di tempat berpenghasilan tinggi atau berkuliah di universitas terbaik merupakan 20
Shinta Rahmawati (ed.), Mencetak Anak Cerdas dan Kreatif, Cet. 2, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2001), h. 173. 21 Fetty Ernawati, “Keberbakatan Akademik dan Prestasi Akademik”, Jurnal At-Tarbawi, Vol.5, 2007, h.28. 22 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Rineka Cipta), h. 147-148.
15
dorongan yang kuat untuk membuktikan kalau ia mampu menggapainya. Waktu dalam belajar juga menjadi penentu dalam mencapai kesuksesan dalam prestasi. Siswa yang memiliki jam lebih lama untuk belajar dan berlatih, akan berpenampilan aktif ketika proses KBM di sekolah. Oleh karena itu, baik siswa berbakat atau pun siswa biasa, perlu memiliki motivasi belajar yang tinggi agar mampu meningkatkan personal branding value. Jadi, perbedaan antara siswa berbakat dan biasa terletak pada motivasi, faktor lingkungan, dan kebiasaan dalam belajar.
4. Faktor-Faktor Pendukung Prestasi Belajar Siswa Upaya mengubah perilaku seseorang merupakan hal yang sulit karena diperlukan sinergi dari dalam dan luar diri. Di saat peserta didik belajar, peran pendidik mengoptimalkan topik belajar dengan menyentuh aspek psikologis. Maka dari itu, belajar membutuhkan proses yang panjang dan kontinu. Dalam menunjang hal tersebut, pendidik telah merumuskan segala hal yang akan terjadi di kelas melalui Satuan Acara Pembelajaran (SAP). Di sanalah tersusun materi ajar, rencana belajar, metode apa yang digunakan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Belajar berarti berubah. Sifat perubahan yang tidak nampak (intangible) menjadi sulit ternilai namun dapat dilihat berdasarkan tingkah laku. Perubahan tersebut yang dianggap penting dan mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar (prestasi). Berdasarkan hal tersebut berikut ini faktor-faktor mempengaruhi kualitas prestasi siswa: 1) Sistem evaluasi yang digunakan oleh sekolah; 2) Pengaruh lingkungan pendidikan; 3) Latar belakang sosial-ekonomi keluarga; serta 4) Kemampuan dasar kognitif siswa.23 Sedangkan menurut Muhibbin Syah, berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik siswa: 23
Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu, cet.4, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), h.18.
16
1) Faktor internal, yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa; 2) Faktor eksternal, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa; 3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.24 Pembelajaran yang telah terlaksana dengan baik, maka selanjutnya dilakukan evaluasi. Evaluasi merupakan langkah akhir dalam memberi gambaran tentang ukuran pemahaman siswa setelah melalui proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Selain itu, pengaruh lingkungan pendidikan turut menentukan prestasi siswa di sekolah. Latar belakang sosial-ekonomi keluarga juga memberikan dampak besar terhadap perkembangan siswa. Selain itu, kemampuan dasar siswa membawa kemudahan dalam menjalankan misinya sesuai cita-cita yang diharapkan, seperti tingkat IQ, emosional anak, dan motivasi belajar.
5. Faktor–Faktor Penghambat Prestasi Belajar Siswa Dalam rangka mengatasi penghambat prestasi siswa, perlu diketahui aspek dasar penyebabnya. Seperti yang dikutip dari Syaiful Bahri Djamarah, berikut ini beberapa faktor yang menghambat prestasi siswa, yakni: 1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/inteligensi peserta didik; 2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap; 3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga).25 Berdasarkan informasi tersebut, tiga ranah di atas dapat memengaruhi prestasi siswa, baik akademik maupun non akademik. Sedangkan untuk mengatasinya, Syaiful Bahri Djamarah mengungkapkan enam tahapan yakni sebagai berikut. 1) Pengumpulan data, dengan melakukan pengumpulan informasi melalui teknik wawancara dan dokumentasi.
24
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Ed. Revisi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 145-
146. 25
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, cet. 3, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 235.
17
2) Pengolahan data, yakni dengan melakukan penganalisisan dari data yang terkumpul. 3) Diagnosis,
merupakan
keputusan
mengenai
hasil
dari
pengolahan data. 4) Prognosis. Pada tahapan ini dilakukan kegiatan penyusunan program dan penetapan ramalan tentang tindakan yang akan dilakukan. 5) Treatment, yakni pemberian bantuan ke peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar. 6) Evaluasi yakni menilai dari treatment yang telah diberikan.26 Sementara itu, Sudarwin Danim mengemukakan bahwa sulitnya siswa untuk berprestasi, antara lain: 1) Resistansi pengguna 2) Hambatan intuisi 3) Kendala untuk menentukan fokus dan mencapai prestasi belajar siswa 4) Keterbatasan kewenangan sekolah 5) Konsentrasi kepala sekolah 6) Keterbatasan sumber-sumber27 Guru yang berperan langsung sebagai pendidik juga menentukan kualitas belajar. Siswa yang menerima pembelajaran merasa kurang nyaman dengan gaya mengajar guru akan kesulitan menyerap pelajaran. Hal ini dipertegas oleh Munif Chatib bahwa “Kegagalan siswa menyerap informasi dari gurunya disebabkan oleh ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa.”28 Hal ini menunjukkan bahwa gaya mengajar guru turut menentukan prestasi akademik siswa. Hambatan-hambatan belajar dan penyebab lulusan bermutu di atas sebaiknya menjadi bahan evaluasi bagi sekolah untuk diperhatikan agar
26
Ibid., h.250-254. Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, cet. 3, (Jakarta: Sinar Grafika Offset), h. 63. 28 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia, cet.4, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2009), h. 100. 27
18
mutu sekolah tetap baik dan terjaga. Maka dari itu, kepala sekolah perlu berinisiatif dalam mengelola sekolahnya.
6. Menuju Sekolah Berprestasi Sekolah memiliki visi, misi, tujuan, sasaran, dan program tertentu dalam buku Rencana Kegiatan Sekolah (RKS). RKS terhimpun dengan salah satunya berupa program yang bersifat mendirikan potensi akademik siswa. Program itu diwujudkan untuk menjawab tantangan perlombaan berbasis kognitif siswa, seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan program kebahasaan. Perlombaan akademis tersebut dapat menjadi tolok ukur sekolah dalam mengukur diri. Sebab, di sana dapat dilihat mutu dari pelajaran yang telah diajarkan ke peserta didik, bahkan dapat pula sebagai perbandingan kualitas pendidikan antar sekolah. Siswa berbakat maupun yang dibentuk dari proses belajar di sekolah harus berada dalam budaya belajar dan lingkungan belajar yang memadai. Situasi belajar yang kondusif, nyaman, dan aman turut membangun karakter cerdas
dan
kompetitif.
Melalui
situasi
tersebut,
siswa
dapat
mengembangkan potensi masing-masing. Bila ingin sukses dalam perlombaan OSN maka ia cenderung lebih sering berkunjung ke perpustakaan sekolah untuk berlatih dan membaca pustaka terkait. Budaya belajar yang baik, didukung fasilitas yang mumpuni akan lebih maksimal dalam pembelajaran. Hal tersebut membawa respon positif untuk meraih prestasi. Seperti peribahasa mengatakan “Bagai air mencari jenisnya”, yang bermakna berusaha untuk mencari ilmu dengan tidak berhenti-henti dan berusaha dengan tidak mengenal jerih payah. Jika budaya belajar sudah ditanamkan, maka seluruh komponen sekolah akan bergerak untuk berprestasi.
19
7. Kepala Sekolah Visioner Kepala sekolah sebagai administrator sekolah berperan sangat penting dalam keberhasilan/efektivitas sekolah. Pendidikan yang saat ini ditantang pada era globalisasi dan perdagangan bebas harus bermutu baik proses maupun personelnya. Untuk itu, menurut Sudarwan Danim bahwa, “kepala sekolah harus mampu menampilkan kepemimpinan tim bersama wakil kepala sekolah, demikian juga guru dan staf lainnya.”29 Selain itu, kepala sekolah juga harus mampu menunjukkan performa komunikasi ke organisasi pendidikan, pendidikan lanjut, masyarakat, orang tua, komite, dan dunia usaha-dunia industri (dudi) sehingga mampu menampilkan peningkatan prestasi akademik siswa. Menurut Robert J. Starratt, fungsi kepala sekolah adalah sebagai berikut. “Hal yang lebih dibutuhkan adalah kepemimpinan substansialkepemipinan yang memiliki ide-ide, visi, komitmen terhadap nilainilai kemanusiaan yang dipegang teguh, yang dapat diterjemahkan ke dalam program-program pendidikan jangka panjang dan struktur institusi yang manusiawi.”30 Hasil riset yang berkaitan dengan pengaruh tidak langsung kepala sekolah terhadap pencapaian siswa yakni: 1) Efek kepemimpinan kepala sekolah paling nyata dari usahausahanya untuk memengaruhi guru dan berinteraksi langsung dengan siswa dalam aktivitas pengajaran. 2) Kepala sekolah yang bekerja di sekolah yang memiliki pencapaian siswa tinggi sebab memberi kesempatan kepada guru untuk mengambil keputusan bagi kelasnya. 3) Perubahan sekolah dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan kepala sekolah. 4) Sekolah-sekolah dengan populasi besar memiliki elemen pemimpin kuat yang berkomitmen terhadap pendidikan. 5) Kepala sekolah memengaruhi pencapaian siswa melalui pengaruhnya terhadap iklim sekolah dan melalui gaya kepemimpinannya.31 29
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 211. An., Buku Menghadirkan Pemimpin Visioner, Terj. dari Leaders with Vision, The Quest for School Renewal oleh Robert J. Starratt, (Jakarta: Kanisius, 2007), h. 22. 31 Siti Mahyuni, Buku Kualitas Kepala Sekolah yang Efektif, Terj. dari Qualities of Effective Principals oleh James H. Stronge et.al., (Jakarta: Indeks, 2007), h. 135. 30
20
Selain itu, sosok kepala sekolah harus aktif berkomunikasi kepada para bawahan menggunakan metode tertentu. Berikut ini paparan pendekatan komunikasi organisasi menurut Arni Muhammad: 1) Pendekatan makro; yakni organisasi dipandang sebagai suatu strukur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. 2) Pendekatan mikro; yakni memfokuskan kepada komunikasi dalam unit dan subunit pada suatu organisasi.32
8. Lingkungan Pendidikan Lingkungan berperan penting dalam pemberian pengalmaan pembentukan karakter. Lingkungan pendidikan menurut Abdul Kadir, yakni segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa benda mati, makhluk hidup, ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat terhadap individu.33 Terdapat tiga macam lingkungan pendidikan yang berpengaruh terhadap siswa yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. a. Lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan bagian lingkungan pendidikan. Keluarga memberikan dasar-dasar ajaran bagi seseorang. Peran orang tua memegang hal penting dalam pengajaran tersebut. Orang tua sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak-anaknya berupaya menanamkan nilai-nilai pengajaran hidup baginya. Sebab sebelum anak keluar lebih jauh dari lingkungan keluarga, interaksi pertama meraka adalah dengan orang tua. Peran orang tua sangat mempengaruhi kepribadian anak, mereka harus menanamkan kebaikan dan membiasakannya secara terus-menerus agar anak dapat tumbuh dan
32
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, cet. 12, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.75-
77. 33
Abdul Kadir, Dasar-dasar Pendidikan, cet. 1, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h.157.
21
berkembang menjadi manusia yang berkepribadian baik dan juga dapat berprestasi di sekolahnya. b. Lingkungan sekolah. Sekolah sebagai pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga yang menyelenggarakan sistem pendidikan yang terstruktur dan pengelolaannya lebih ketat. Sebagaimana sekolah menurut Azra dalam Abdul Kadir yakni pendidikan di sekolah, biasanya disebut sebagai pendidikan formal karena ia adalah pendidikan yang mempunyai dasar, tujuan, isi, metode, alat-alatnya disusun secara eksplisit, sistematis dan distandarisasikan.34 c. Lingkungan masyarakat. Dalam proses belajarnya, anak membutuhkan segala hal yang dapat mendukung pencapaian prestasinya. Melalui sosialisasi dengan teman sebaya dan ke masyarakat, siswa dituntut dapat hidup bersosial seperti mengikuti organisasi kepemudaan dan koperasi. Menurut Abdul Kadir, masyarakat memikul tanggung jawab dalam membina, mengajak kepada kebaikan, dan melarang kegiatan-kegiatan yang dapat merusak dirinya dan orang lain.35
B. Sekolah Unggul Sekolah yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan lomba nasional maupun internasional dan siswanya berhasil menjadi pemenang dapat dikategorikan sebagai sekolah unggul. Namun, sistem pendidikan di sekolah yang memberi nilai lebih terhadap pemenuhan kesempatan dan pemerataan kepada siswa belum dikatakan sebagai pemberi layanan pada siswa berprestasi. Hal tersebut disebabkan karena perbedaan inteligensi antara siswa biasa dan siswa berbakat. Maka dari itu, untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa berbakat tersebut, diperlukan sekolah khusus yakni dikenal sebagai “sekolah unggulan”.
34
Ibid., h. 163. Ibid., h. 168.
35
22
1. Pengertian Sekolah Unggul Sekolah unggul adalah sekolah yang diselenggarakan untuk melayani kebutuhan siswa-siswa berbakat maupun biasa dalam memenuhi kebutuhan akademik dan nonakademiknya. Berdasarkan sudut pandang tersebut, sekolah unggulan harus memiliki karakteristik keunggulan pada siswa, sarana, lingkungan belajar, kepala sekolah, guru, kurikulum, rentang waktu belajar, proses belajar mengajar, bimbingan penyuluhan dan pembinaan kepemimpinan.36 Sejalan dengan pendapat tersebut, Husni Rahim dalam mengartikan madrasah unggul memiliki empat syarat utama, yakni: (a) ketersediaan tenaga kependidikan yang profesional, (b) kelengkapan sarana dan prasarana, pengelolaan dengan manajemen profesional yang modern, dan (c) adanya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan dunia modern.37 Dalam hal ini, Allison Zmuda et.al menyatakan “An excellent school must promote high academic achievement and an excellent school must ensure equity.”38 Jadi, sekolah unggul adalah sekolah yang sudah memenuhi standar nasional pendidikan (SNP) yang diperkaya dengan keunggulan mutu tertentu yang berasal dari kepemimpinan, pengorganisasian, tata kelola, SDM, kurikulum, intake siswa, sarana-prasarana, prestasi akademik dan non akademik, pendanaan serta lulusan yang berprestasi tinggi. Dalam hal ini Nanang Fattah memaparkan prinsip-prinsip manajemen sekolah unggul, sebagai berikut. 1) Perubahan harus dipahami secara sistematik; 2) Perubahan dalam manajemen sekolah (SBM) berkaitan dengan output yang dikehendaki (kinerja sekolah); 3) SBM sebagai suatu sistem pendidikan antara sekolah dan Pemda Kabupaten; Depdikbud dalam Suahrtono dan Ngadirun, “Penyelenggaraan Program Kelas-kelas Unggulan Di Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Purworejo”, Laporan Penelitian, (Jakarta; Lembaga Penelitian Universitas Terbuka, 2003), h. 7. 37 An, “Madrasah Model Upaya Tingkatkan Kualitas Pendidikan Islam”, Kliping MasalahMasalah Aktual Di Bidang Pendidikan, Jakarta: Subbag Humas UIN Syarif Hidayatullah, 2002, h. 106. 38 Allison Zmuda, et.al., Transforming Schools: Creating a Culture of Continuous Improvement, (United States of America: ASCD, 2004), p.71. 36
23
4) Masyarakat sebagai partisipan di dalam sistem pengelolaan sekolah.39 Sekolah unggul dirancang untuk memberikan pelayanan belajar yang memadai bagi siswa yang benar-benar mempunyai kemampuan yang lebih dari rata-ratanya. Pemberian pelayanan pembelajaran tersebut dilakukan supaya potensi anak dapat berkembang dengan optimal. Masalah pendidikan yang serius di negara kita karena rendahnya mutu pendidikan. Dengan semakin dekatnya kerjasama perdagangan bebas antara pemerintah dengan sejumlah negara yang tergabung dalam AFTA, maka satuan pendidikan terutama pendidikan menengah perlu memperbaiki sektor yang lemah. Wayan Koster berpendapat bahwa, “Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu faktor yang menghambat penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi tuntutan pembangunan bangsa di berbagai bidang.”40 Sekolah unggulan dikembangkan untuk mencapai keunggulan dalam keluaran (output) pendidikannya sehingga mampu untuk bersaing dengan mahasiswa-mahasiswa di lembaga pendidikan luar negeri.. Untuk mencapainya, maka diperlukan sinergi berupa intake siswa, tenaga pendidikan dan kependidikan, serta sistem pendidikan serta proses pembelajaran yang terintegrasi.
2. Karakteristik Sekolah Unggul Berdasarkan petunjuk pelaksanaan sekolah unggulan
yang
dikeluarkan oleh pemerintah, sekolah unggulan harus memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Masukan (input) diseleksi secara ketat dengan menggunakan kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan; 2. Sarana dan prasarana menunjang untuk pemenuhan kebutuhan belajar dan penyaluran minat dan bakat siswa; 3. Lingkungan belajar yang kondusif untuk berkembangnya potensi keunggulan menjadi keunggulan nyata; 39 Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan; Dalam Konteks Penerapan MBS, cet. 1, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012), h. 114. 40 Wayan Koster, “Analisis Komparatif Antara Sekolah Efektif dengan Sekolah Tidak Efektif”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 031, 2001, h. 470-471.
24
4. Memiliki guru dan tenaga kependidikan yang unggul,baik dari segi penguasaan materi pelajaran, metode mengajar, maupun komitmen dalam melaksanakan tugas; 5. Kurikulum yang diperkaya, yakni melakukan pengembangan dan improvisasi kurikulum secara maksimal sesuai dengan tuntutan belajar; 6. Rentang waktu belajar sekolah yang lebih panjang dibandingkan sekolah lain dan tersedianya asrama yang memadai; 7. Proses belajar mengajar yang berkualitas dan hasilnya selalu dapat dipertanggungjawabkan kepada siswa, lembaga, maupun masyarakat; 8. Adanya perlakuan tambahan di luar kurikulum, program pengayaan dan perluasan, pengajaran remedial, pelayanan bimbingan dan konseling yang berkualitas, pembinaan kreativitas, dan disiplin, sistem asrama dan kegiatan ekstrakurikuler dan lainnya; 9. Pembinaan kemampuan kepemimpinan yang menyatu dalam keseluruhan sistem pembinaan siswa melalui praktik langsung dalam kehidupan sehari-hari, bukan sebagai materi pelajaran.41 Pada dasarnya, sekolah unggulan dan non unggulan tidak bergantung pada sekolah negeri ataupun swasa. Sekolah/madrasah negeri pada masa ini tidak lagi memberlakukan biaya masuk kepada siswa karena kebijakan sekolah gratis oleh pemerintah. Setiap sekolah unggulan biasanya memiliki standar mutu tertentu yang tidak terbatas pada kriteria input siswa, melainkan juga standar dalam proses belajar seterusnya selama di sekolah itu. Standar ini tidak hanya meliputi standar akademis, melainkan juga hubungan sosial dalam sekolah itu. Jerome S. Arcaro membuat diagram bangunan sekolah bermutu sebagai berikut.
41
Suhartono dan Ngadirun, loc.cit., h. 9-10.
25
Perbaikan Berkelanjutan
Komitmen
Pengukuran
Keterlibatan Total
Fokus pada Kustomer
Sekolah Bermutu Total
Gambar 2. Karakteristik Sekolah Unggul42
Menurut Suryadi, indikator sekolah unggul/bermutu adalah sebagai berikut:43 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7.
Sekolah Bermutu Masukan yang tepat Semangat kerja tinggi Gairah motivasi belajar tinggi Penggunaan biaya, waktu, fasilitas, tenaga yang proporsional Kepercayaan berbagai pihak Tamatan yang bermutu Keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Sekolah Tidak Bermutu Masukan yang banyak Pelaksanaan kerja santai Aktivitas belajar santai Boros memakai sumbersumber Kurang peduli terhadap lingkungan Lulusan hasil katrol Keluaran tidak produktif
42 Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan danTata Langkah Penerapan, cet. 6, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 39. 43 Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah, (Sarana Panca Karya Nusa, 2009), h. 231.
26
Sedangkan indikator mutu menurut Firdaus Basuni yakni “mutu pendidikan dapat diukur dari relevansinya dengan kebutuhan masyarakat, cepat tidaknya lulusan memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai serta kemampuan seseorang didalam mengatasi berbagai persoalan hidup.”44 Di samping itu, Jaap Schrens mengemukakan beberapa faktor tentang sekolah bermutu yakni diantaranya: a. Kepemimpinan pendidikan yang kuat; b.Penekanan pada perolehan keterampilan dasar; c. Lingkungan yang rapi dan aman; d.Harapan pencapaian murid yang tinggi e. Penilaian tentang kemajuan murid.45 Menurut Cut Zahri Harun, ada tiga hal yang menunjang SDM yang unggul melalui program pendidikan bermutu dengan daya pendukung PBM yakni: “(1) man; (2) money; (3) materials;, dan terdapat (4) methods; (5) machines; and (6) markets sebagai sumber daya pendidikan lainnya.”46
3. Model Sekolah Unggul Transformasi
pendidikan
yang
terjadi,
mengubah
metode
pengajaran yang teacher centered menjadi student centered but teacher as facilitator and confirmer, dan sudah waktunya setiap lembaga pendidikan mempunyai sumber belajar yang memadai. Hal ini diperkuat oleh Suwendi yang dikutip oleh Jejen Musfah bahwa hanyalah informasi yang diolah dengan baik akan menghasilkan pengetahuan (knowledge), dan hanyalah pengetahuan yang diolah dengan baik akan menghasilkan kearifan atau kebijaksanaan (wisdom).47 Sekolah unggul memiliki standar dan sistem
Firdaus Basuni, “Akreditasi terhadap Kinerja Pendidik dan Hasil Ujian Nasional Madrasah”, Jurnal Evaluasi, Vol.1, h. 4. 45 Abas Al-Jauhari, Buku Peningkatan Mutu Sekolah, Terj. dari Improving School Effectivenes oleh Jaap Schrens, (United Nations, 2000), h.38-39. 46 Cut Zahri Harun, “Sumber Daya Pendidikan Merupakan Penunjang Utama dalam Menghasilkan Manusia Unggul melalui Program Sekolah Binaan,” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No.73, 2008, h. 621. 47 Jejen Musfah (ed.), Pendidikan Holistik; Pendekatan Lintas Perspektif, (Tangerang: FITK Press, 2011), h. 334. 44
27
tertentu seperti sumber-sumber belajar yang dapat menggali potensi siswa agar optimal. Beberapa indikator yang menunjukkan sekolah berpenampilan unggul yaitu sekolah memiliki visi dan misi untuk meraih prestasi/mutu yang tinggi, semua personel sekolah memiliki komitmen yang tinggi untuk berprestasi, adanya program pengadaan staf sesuai dengan perkembangan Iptek, adanya kendali mutu yang terus menerus (quality control), adanya perbaikan mutu yang berkelanjutan (continous quality improvement), serta adanya komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua murid dan masyarakat.48 Model sekolah yang baik menurut Hedley Beare, adalah sebagai berikut. “model should be consistent with what is known about understanding leadership, especially those aspects concerned with ensuring clarity, consensus and commitment to the purposes of the school, the unification of people around values, responsibility and authority at the school level, the sharing of leader ship roles, and implementing the vision for a school in policies, plans, budgets, and processes so that day to day activities ara shaped by the vision.”49 Dalam pengertian lain yakni model sekolah yang baik harus konsisten dengan apa yang diketahui tentang pemahaman kepemimpinan, terutama yang berkaitan dengan aspek kebutuhan dunia usaha, dunia kerja, dan pendidikan, konsensus dan komitmen terhadap tujuan sekolah, pengorganisasian orang-orang yang berkepentingan, tanggung jawab dan kewenangan di tingkat sekolah, berbagi peran pemimpin dalam unit, dan melaksanakan visi untuk sekolah dalam kebijakan, rencana, anggaran, dan proses sehingga suatu saat mencapai visi yang dirumuskan. Pengembangan sekolah di Indonesia mengacu pada tiga konsep yaitu pengembangan manajemen sekolah, pengembangan misi dan visi sekolah, serta pengembangan fasilitas.50 Pemecahan masalah nasional melalui sekolah unggulan dan pemenangan persaingan, menuntut dimilikinya sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya yang 48
Nanang Fattah, loc.cit. Hedley Beare, et.al., Creating an Excellent School; Some New Management Techniques,(London: Routledge, 1989), p. 149. 50 Iif Khairu dan Sofyan, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan Nasional, (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2010), h. 109. 49
28
disertai dengan kepemilikan moral.51 Masalah tersebut dapat diperbaiki dengan pendidikan bermutu. Mutu pendidikan tidak lepas dari kajian mengenai bagaimana sebuah sekolah dapat dikelola secara efektif, efisien, dan berkeadilan untuk mewujudkan mutu pendidikan berdasar pada tujuan pendidikan nasional. Menurut Idris M. Noor, setelah proses pendidikan di sekolah unggul selesai, maka para lulusannya diharapkan agar: “a) kompetensi sesuai dengan standar lulusan dan diperkaya dengan standar kompetensi, b) daya saing komparatif tinggi yang dibuktikan dengan kemampuan menampilkan keunggulan lokal di tingkat daerah, wilayah, nasional bahkan internasional, c) kemampuan bersaing dalam berbagai lomba tingkat daerah, wilayah, nasional bahkan internasional, d) kemampuan melanjutkan studi bersaing ke luar negeri, e) kemampuan berbahasa asing, f) kemampuan berperan aktif dalam sosio-kultural di masyarakat, dan g) kemampuan menggunakan dan mengembangkan teknologi komunikasi dan informasi secara global.”52
C. Pembentukan Citra Sekolah/Madrasah Unggul Masyarakat saat ini sudah pandai mencari tahu informasi sekolah terbaik dari kemajuan teknologi informasi. Kemudahan akses yang ditawarkan memudahkan berbagai informasi tentang keberhasilan sekolah dengan berbagai prestasinya. Berikut ini beberapa pemikiran yang dapat sebagai pertimbangan bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya: a. b. c. d.
Pengakuan SMA/MA unggulan atau biasa; Kualitas guru dan siswa-siswanya; Kemanan sekolah dalam menunjang stabilitas belajar-mengajar; Fasilitas sekolah yang menunjang perkembangan kecerdasan dan prestasi anak; dan e. Ragam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.53 Sekolah yang baik dan urung diinginkan siswa perlu menunjukkan kelebihan/kekuatannya, bukan kekurangannya. Dalam hal ini, Cyril Poster 51
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 289. 52 Idris HM Noor, “Evaluasi Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, 2011, h. 255256. 53 Aischa Revaldi, Memilih Sekolah untuk Anak, Cet. 1, (Solo: Inti Medina, 2010), h. 169.
29
mengungkapkan bahwa, “Citra sekolah adalah memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, modal, dana, personal dengan cara yang akan memaksimalkan prioritasnya.”54 Berdasarkan pernyataan tersebut, pelayanan pendidikan di sekolah membawa dampak baik dengan prestasi yang diraih melalui siswa dan dapat meningkatkan reputasi sekolah. Penjelasan lebih lanjut tentang pembentukan citra sekolah/madrasah unggul adalah sebagai berikut. 1. Sekolah dan Madrasah di Indonesia Di Indonesia, terdapat dua jenis sekolah yang dikelola oleh dua kementerian, yakni sekolah umum oleh Kemendikbud dan madrasah oleh Kemenag. Sekolah umum mengadopsi seluruh peraturan pemerintah secara menyeluruh dari Kemendikbud, sedangkan Kemenag memiliki aturan tambahan untuk diadaptasi di madrasah yang asalnya dari Kemendibud. Madrasah telah menampilkan identitasnya sebagai lembaga pendidikan Islam sejak sekitar awal abad ke-20.55 Sekolah berbasis agama cenderung mencerminkan visi dan misi kehidupan dari didikan orang tua kepada anak. Sebagaimana yang telah diketahui jika sekolah agama merupakan keterpaduan antara ilmu sains dan agama. Madrasah aliyah adalah contoh sekolah Islam yang murni basisnya agama. Kelebihannya pelajaran fasih membaca Al-Qur’an dan bahasa Arab lebih ditekankan. Dalam muatan kurikulum mata pelajarannya pun bermuatan spiritual. Peningkatan kualitas sekolah merupakan hal yang perlu difokuskan untuk direncanakan. Sekolah yang memiliki kualitas unggul tentu menjadi magnet perhatian orang tua dan para siswa. Banyak sekali faktor yang mampu mewujudkan sekolah berkualitas unggul, diantaranya adalah faktor input siswa, faktor profesionalitas tenaga pendidik dan kependidikan, serta manajemen efektif. Apabila faktor-faktor tersebut berjalan efektif, maka dapat dikroscek melalui sejumlah tes tertulis (akademik) maupun perlombaan (non akademik) akan maksimal. 54 Cyril Poster, Gerakan Menciptakan Sekolah Unggul, (Jakarta: Lembaga Indonesia Adidaya, 2000), h. 243. 55 Azyumardi Azra, Sejarah Perkembangan Madrasah, cet. 2, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2000), h. 176.
30
Sinergi sekolah dalam meningkatkan kualitas siswa dapat terletak baik dari segi pembangunan pengetahuan dan keterampilan siswa. Pembangunan
pengetahuan
dapat
dilakukan
dengan
mewujudkan
pembelajaran efektif dan menyenangkan. Sedangkan pembangunan keterampilan perlu didukung oleh sarana dan prasarana sekolah. Dukungan dari pihak yang berkepentingan (stakeholder) baik pemerintah, pengawas eksternal, orang tua, dan masyarakat juga dibutuhkan dalam mencapai kolaborasi pembelajaran bermutu.
2. Membentuk Citra Sekolah Sekolah dapat membuat sendiri peraturan untuk membawa sekolah menuju prestasi yang diinginkan. Dalam kaitannya dalam hal prestasi, manajemen berbasis sekolah memberi arti dalam hal support dan pendayagunaan seluruh komponen sekolah. Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
secara
profesional
menyediakan
bahan
ajar
yang
menampilkan refleksi tujuan pembelajaran, sarana dan prasarana sekolah memadai dan terawat, serta masyarakat yang peduli akan pendidikan di sekolah. Pemerintah memiliki program akreditasi sekolah, yaitu dengan mengkategorikan sekolah pada sekolah standar nasional (SSN), sekolah rintisan, dan sekolah potensial.56 Sekolah standar nasional merupakan sekolah yang telah mencapai standar minimal dalam hal ketersediaan fasilitas dan kualifikasi akademik dan non akademik yang dimiliki oleh sekolah. Penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan semua komponen ini harus sesuai dengan perundang-undangan pendidikan yang berlaku dalam mencapai prestasi sekolah setinggi-tingginya. Prestasi-prestasi yang dicapai oleh peserta didik, bukan menunggu tapi dikondisikan untuk muncul, yakni dengan cara penyusunan strategi MBS di sekolah dengan memanfaatkan berbagai kreativitas tenaga pendidik dan kependidikan serta peserta didik. 56
Ikbal Barlian, Manajemen Berbasis Sekolah; Menuju Sekolah Berprestasi, cet. 1, (Jakarta: Erlangga, 2012), h.5.
31
Kepala sekolah bersama-sama warga sekolah lainnya merumuskan kondisi riil sekolah, baik mengenai kelebihan dan kelemahan yang dimiliki sekolah, maupun peluang dan ancaman yang dihadapi oleh sekolah. Sedangkan menurut penulis, citra sekolah/madrasah dapat diketahui sebagai berikut: Pertama, pengakuan SMA/MA unggulan atau biasa. Sekolah yang menunjukkan performa pendidikan terbaik akan memunculkan minat orang tua dalam list penilaian sekolah untuk studi anaknya. Kedua, kualitas guru dan siswa-siswanya. Pada pertimbangan ini, profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan dibutuhkan. Hal tersebut dapat ditunjukkan melalui penelaahan dari riwayat pendidikan, pengalaman pendidikan, seberapa banyak diklat yang diikuti dan prestasi selama menjadi tenaga pendidik. Ketiga, keamanan sekolah dalam menunjang stabilitas belajarmengajar. Suasana kondusif dan aman serta iklim sekolah yang nyaman membuat siapapun merasa tenteram bila berada di dalamnya, begitu pun di sekolah. Keempat, fasilitas sekolah yang menunjang perkembangan kecerdasan dan prestasi anak. Kelengkapan sarana dan prasarana sekolah menjadi pertimbangan selanjutnya. Bila fasilitas sekolah memadai dan terawat sebagaimana mestinya, serta bukti nyata prestasi siswa, masyarakat tambah yakin bahwa sekolah tersebut dapat memanfaatkannya dengan optimal. Kelima, ragam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Ragam kegiatan ekstrakurikuler membutuhkan keterampilan, ketangkasan, dan kerja sama. Ekstrakurikuler yang selalu memenangi sejumlah perlombaan membawa nama baik sekolah dan menarik minat siswa. Selain lima hal tersebut, penilaian atas lokasi sekolah dan lingkungan, sarana fisik, visi dan misi sekolah, profil pendidik, kurikulum pembelajaran, ketertiban dan kebersihan sekolah, keterampilan skolastik, dan rekap prestasi serta keberhasilan alumninya.
32
D. Sekolah di Persaingan Global Para lulusan yang menjadi calon tenaga kerja harus siap menghadapi persaingan global. Meskipun lulusan SMA/MA tidak diwajibkan untuk menjadi pekerja/ wirausahawan, namun perlu ada langkah persiapan. Di akhir tahun 2015, masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) akan berdampak besar terhadap dunia pendidikan serta ekonomi secara umum. Dhrikul Hakim telah merumuskan makna strategi pendidikan unggul dalam menyongsong pasar tunggal ASEAN 2015 yakni sebagai berikut. “Kebutuhan akan pendidikan dan sumberdaya manusia yang unggulkompetitif bagi bangsa Indonesia adalah prasarat mutlak agar bisa menjadi the winner di era pasar tunggal Asean. Keunggulan sumber daya manusia ini pada gilirannya akan menjadi pilar utama atas keunggulan bangsa dalam hal kualitas dan kuantitas segala produk bangsa Indonesia baik ekonomi,budaya maupun iptek.”57
Berdasarkan pendapat para ahli tentang sekolah bermutu dan persiapan menghadapi ekonomi bebas, maka sekolah harus dapat meningkatkan performanya dan menyiapkan para siswa untuk bersaing di era MEA yang dimulai di akhir tahun 2015. Berikut langkah-langkah strategis sekolah dalam bersaing: 1) Kondisikan dan pastikan bahwa lebih dari setengah komponen organisasi memiliki keunggulan bersaing; 2) Selalu memperbarui misi, program, dan strategi; 3) Kritis terhadap berbagai strategi yang diterapkan dan peka terhadap strategi baru yang diterapkan oleh para pesaing; 4) Berorientasi pada kepuasan pengguna layanan jasa pendidikan; 5) Belajar pada kegagalan dan berguru pada kesuksesan orang lain; 6) Tidak memberi bilai berlebih terhadap diri sendiri dan selalu menghargai setiap dukungan orang lain; 7) Selalu berada pada waktu yang tepat, bersama orang yang tepat dan di tempat yang tepat; 8) Cermat dalam memanfaatkan peluang dan dalam menguasai sumber-sumber informasi; 9) Selalu menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan; 10) Efisien dalam menggunakan waktu, tenaga, pikiran dan dana.58 57
Dhikrul Hakim, “Makna Strategi Pendidikan Unggul Menyongsong Pasar Tunggal Asean 2015”, literature review, Jawa Timur, h. 5. 58 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Cet. 1, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2011), h.224-225.
33
E. PENELITIAN TERDAHULU Hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan judul penelitian yang penulis ajukan ternyata tidak ditemukan. Berbagai perpustakaan yang pernah penulis telusuri yakni: 1. Perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 2. Perpustakaan pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 3. Perpustakaan Universitas Terbuka Pondok Cabe; 4. Perpustakaan utama Universitas Negeri Jakarta; 5. Internet. Berbagai perpustakaan baik offline maupun online telah penulis telusuri, namun tidak ditemukan hasil yang similar dengan judul yang diajukan. Maka dari itu, penelitian ini mengawali komparasi prestasi antara sekolah menengah atas (SMAN 8 Jakarta) dan madrasah aliyah (MAN 4 Jakarta) di Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
34
F. KERANGKA BERPIKIR INPUT
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kondisi Nyata Prestasi Akademik Siswa Belum optimalnya penerapan visi sekolah. Koordinasi internal sekolah belum berjalan baik. Terbatasnya dana. Kurangnya minat/motivasi belajar siswa. Program pengajaran belum optimal. Belum optimalnya tugas/pelayanan BK. Sistem evaluasi belum maksimal. Belum optimalnya dukungan sekolah. Rendahnya daya saing siswa dan alumni.
PROSES
OUTPUT
Masalah
Strategi
Hasil
Rendahnya daya saing kompetisi akademik siswa dan alumni baik di sekolah maupun di madrasah.
1. Meningkatkan mutu KBM melalui berbagai inovasi dan kreativitas pembelajaran. 2. Memfasilitasi siswa dengan ekskul akademik study club. 3. Melakukan kerja sama. Seperti: Sister School dan pertukaran pelajar. 4. Mensosialisasikan nilai visi dan misi sekolah. 5. Mengadakan diklat secara berkala kepada tenaga pendidik dan kependidikan. 6. Manajemen sekolah/madrasah yang efektif. 7. Menjaga sinergi antar lini sekolah. 8. Membudayakan berbahasa Inggris di sekolah. 9. Memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi.
Menghasilkan lulusan/alumni yang memiliki daya saing tinggi.
FEEDBACK
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta. SMAN 8 Jakarta dipilih sebagai objek penelitian sebab prestasi yang rata-rata sangat tinggi di tingkat SMAN se-DKI Jakarta. Pada tahun 2014, sekolah ini menempati urutan teratas nilai UN tertinggi di Jakarta. Selain itu, siswa-siswinya tergolong cerdas dan kompetitif sehingga sesuai dengan judul penelitian ini (Komparasi Keunggulan Prestasi Siswa). SMAN 8 Jakarta berlokasi di Jalan Taman Bukit Duri, Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Di samping itu, MAN 4 Jakarta sebagai poros madrasah aliyah model tingkat nasional juga menunjukkan diri dengan prestasiprestasi yang berhasil diraih baik tingkat nasional maupun internasional, berbagai trofi berjajar rapi di etalase madrasah, dan hampir tiap tahunnya selalu bertambah. Madrasah ini berada di Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian yakni selama empat bulan, dari bulan Mei hingga bulan Agustus 2015.
B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pilihan dalam menjelaskan makna atau hakikat dari pembatasan masalah yang diteliti. Oleh karena itu, dalam pendekatan kualitatif peneliti dituntut memiliki ketajaman dan kecermatan mengamati, mencatat suatu proses dan aktivitas yang nampak dalam kenyataan, serta menganalisisnya dalam suatu kesatuan yang bermakna. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisa deskriptif. Deskriptif karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan tentang prestasi siswa di kedua sekolah yang diteliti dalam bentuk narasi. Penelitian deskriptif menyusun penelitian secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Alasan penulis 35
36
menggunakan metode tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan kebijakan sekolah dan madrasah untuk unggul di prestasi akademik. Dalam hal ini, penulis memaparkan pengembangan prestasi, laporan ujian nasional (UN) selama lima tahun terakhir, prestasi akademik lainnya, dan sebaran para alumni sekolah dan madrasah. Secara umum, informasi juga didapat berdasarkan sumber-sumber terkait dengan mencatat, menganalisa situasi dan kondisi yang terdapat pada objek penelitian. Dengan menggunakan metode ini, peneliti berkeinginan untuk mengungkapkan secara menyeluruh tentang upaya keunggulan sekolah untuk berkompetisi di kancah internasional sekaligus mengungkapkan mutu sekolah di SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta.
C. Sumber Data Menurut Suharsimi Arikunto, ada tiga jenis sumber data, yakni person (orang), place (tempat), dan paper (kertas atau dokumen).59 Adapun yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder dengan penjelasan sebagai berikut. 1. Data primer adalah data yang bersumber dari informan secara langsung yang ditemui di lapangan atau lokasi penelitian.60 Dalam penelitian ini, sumber data berasal dari key information berupa dokumen-dokumen dan wawancara di SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta, yakni sebagai berikut. a. Dokumen-dokumen
sekolah
(data
tenaga
pendidik
dan
kependidikan, buku panduan akademik, laporan nilai prestasi akademik dan laporan prestasi nonakademik sekolah/madrasah). b. Hasil wawancara dari: 1) Kelompok pimpinan sekolah (Kepala Sekolah SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum);
59
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 114. Sugiyono, Metodologi Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 225. 60
37
2) Pelayanan sekolah (Tata Usaha); 3) Guru
yang
membina
siswa
mengikuti
kompetisi
ilmiah/akademik (olimpiade, UN, dan kecakapan bahasakeagamaan); 4) Siswa yang berprestasi. c. Hasil observasi (lingkungan sekolah dan madrasah, kelas, dan fasilitas). 2. Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data/informasi kepada peneliti yang diperoleh dari pihak lain selain dari sumber primer, dan berfungsi sebagai data pendukung penelitian.61 Adapun data sekunder dalam penelitian ini berasal dari buku psikologi belajar, belajar dan pembelajaran, daya saing pendidikan nasional, manajemen sekolah, transformasi sekolah, manajemen mutu, penjaminan mutu pendidikan, kepemimpinan kepala sekolah, komunikasi organisasi, sekolah unggul, manajemen berbasis sekolah, pendidikan holistik, dan sejarah madrasah. Kemudian dari jurnal tentang terkait dengan sekolah efektif, sumber daya pendidikan, dan akreditasi sekolah. Di samping itu, data sekunder berasal dari laporan-laporan penelitian tentang pengembangan kelas/sekolah unggul, evaluasi penyelenggaraan sekolah, dan strategi pendidikan dalam menyambut pasar bebas ASEAN.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Hal ini dilakukan untuk menanyakan atau mengamati informan sehingga diperoleh suatu informasi. Oleh karena itu, teknik yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut. 1. Wawancara
61
Ibid.
38
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi antara pewawancara dengan informan. Penulis melakukan wawancara dengan metode depth interview. Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai pelaksanaan pengembangan prestasi akademik siswa secara lebih mendalam. Hal ini bertujuan untuk menggali informasi langsung dari informan tentang program penerapan pengembangan prestasi akademik siswa di sekolah/madrasah berdasarkan studi dokumen yang telah dilakukan. Teknik ini digunakan untuk mewawancarai kelompok pimpinan sekolah (kepala sekolah, wakil kesiswaan, wakil kurikulum), seorang petugas tata usaha, dua orang guru yang membina siswa mengikuti kompetisi ilmiah dan kecakapan bahasa-keagamaan, serta siswa yang berprestasi sebanyak dua orang. Adapun data yang dicari untuk mengetahui pengembangan prestasi siswa di sekolah dan madrasah, yakni input siswa, sarana-prasarana, kurikulum, tenaga pendidik, sumber belajar, dana, pengembangan program, koordinasi, kegiatan belajar dan mengajar, BK, dan prestasi siswa.
2. Observasi Observasi adalah pengamatan terhadap objek baik secara langsung maupun tidak langsung.62 Pengumpulan data dengan teknik observasi ini dimaksudkan untuk mengamati objek yang diteliti untuk mendapatkan data di lapangan. Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan langsung ke SMAN 8 dan Jakarta MAN 4 Jakarta dalam rangka memperoleh data lingkungan sekolah, kegiatan KBM di kelas dan fasilitas sekolah/madrasah. Pemantauan lingkungan sekolah dilakukan dengan teknik anecdotal record, yakni mencatat perilaku yang khas, unik, dan penting.63 Observasi KBM di kelas dilakukan untuk melihat kondisi siswa ketika belajar dan mengamati aktivitas mengajar guru. Observasi KBM dilakukan pada proses 62
Hadeli, Metode Penelitian Kendidikan, cet. 1, (Tangerang Selatan: PT Ciputat Press, 2006), h. 85. 63 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h.133.
39
pembelajaran di SMAN 8 Jakarta (Prodi IPA dan IPS) dan MAN 4 Jakarta (Prodi IPA, IPS, AGAMA, dan BAHASA). Sedangkan observasi fasilitas sekolah/madrasah dengan mengamati keadaan ruang kelas, laboratorium IPA/IPS, perpustakaan, laboratorium komputer, dan alat-alat keterampilan.
3. Studi Dokumen Studi dokumen merupakan pencarian data awal untuk melihat keadaan/ suatu kondisi. Studi dokumen adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumendokumen.64 Adapun data dari studi ini berkaitan dengan data pendidik/tenaga kependidikan, buku panduan akademik, dan laporan hasil kegiatan pendidikan untuk mengetahui perkembangan prestasi akademik di SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta.
E. Teknik Analisa Data Analisa data adalah proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi secara sistematis dengan memilih data penting yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain.65 Setelah semua data dari lapangan terkumpul, maka penulis akan mengolah data tersebut dengan menggunakan analisis deskriptif-kualitatif, yaitu suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data yang terkumpul dalam sebuah predikat yang menunjuk pada pernyataan keadaan atau kualitas.66 Dalam teknik analisa data kualitatif ini, penulis mengemukakan enam proses analisa data yakni sebagai berikut. 1. Kategorisasi Data Data yang besar dan kompleks perlu dikelola dengan baik. Data yang diperoleh dari penelitian, lalu dilakukan kategorisasi data. Hal ini
64
Ibid., h. 143. Sugiyono, loc.cit., h. 244. 66 Arikunto, loc.cit., h. 269. 65
40
dimaksudkan untuk pengklasifikasian dalam menyusun informasi yang penting dan dipisahkan menurut kebutuhan analisa data. Pengkategorian data oleh penulis dibagi menjadi empat yakni kateogri pengembangan prestasi, kategori ujian nasional, kategori hasil kompetisi ilmiah, kategori kecakapan bahasa-keagamaan, dan kategori sebaran alumnus. 2. Reduksi Data Inti dari reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.67 Penulis mereduksi segala informasi yang diperoleh dengan cara merangkum, memilih data mana yang penting, kemudian data tersebut dikategorikan sesuai dengan fokus penelitian. Data yang direduksi tersebut akan memberikan gambaran yang lebih mendalam mengenai pengembangan prestasi dan hasil komparasi prestasi akademik siswa. 3. Validasi Validasi merupakan langkah dalam melihat ketataurutan melalui metode triangulasi. Triangulasi adalah penggunaan dua atau lebih sumber untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang suatu fenomena yang akan diteliti.68 4. Hubungan Pada prinsipnya, hubungan data adalah mengelola keterkaitan data yang sudah serumpun dalam bentuk tulisan dan alur kategori yang jelas. Informasi yang ada di lapangan dikemukakan keterhubungannya dengan hasil wawancara dan dari hasil pengamatan. Tujuan dari analisis hubungan data yakni untuk menyelidiki informasi dari ada/tidaknya hubungan. Bila terdapat hubungan, maka dapat diperoleh kejelasan tentang suatu peristiwa yang meyakinkan ataupun tidak meyakinkan.
67
Sugiyono, loc.cit., h. 247. Hendriansyah, op.cit., h. 201.
68
41
5. Analisa Seiring dengan berjalannya penelitian, maka data yang diperoleh semakin bertambah, sehingga semua data hasil penelitian yang telah terkumpul kemudian diperiksa kembali kebenarannya dengan menganalisis data tersebut. Hal ini dilakukan agar hasil penelitian atau gambaran suatu objek yang diteliti menjadi lebih jelas. 6. Kesimpulan Langkah keenam dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada sub dimensi/indikator pada instrumen wawancara, pernyataanpernyataan dari observasi, dan dari rumusan masalah. 7. Penyajian Data Setelah pengkategorian, reduksi, validasi, hubungan, analisa, dan kesimpulan, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.69 Hal ini akan memudahkan penulis untuk memahami apa yang terjadi berdasarkan fakta dan data yang ditemukan. Hasil dari wawancara, penulis melakukan pemaknaan maksud dari topik yang dibahas. Sedangkan pada observasi, penulis melakukan kesimpulan atas fakta yang ada di lapangan. Selanjutnya, penulis menyajikan data hasil wawancara dan studi dokumen yang telah dimaknai dan disimpulkan secara deskriptif sehingga dapat dilihat adanya keterkaitan secara keseluruhan.
69
Sugiyono, loc.cit., h. 249.
42
F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kisi-kisi instrumen penelitian ini disusun untuk mengetahui pelaksanaan pengembangan prestasi di SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta. Adapun kisi-kisi dalam instrumen ini yaitu sebagai berikut: Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Prestasi Akademik Siswa Dimensi
Sub Dimensi/Indikator 1. Input siswa
a. Input
2. Saranaprasarana 3. Kurikulum 4. Tenaga pendidik 5. Sumber belajar
6. Dana
1. Perencanaan penerimaan peserta didik baru; 2. Proses rekrutmen peserta didik; 3. Ukuran terterimanya peserta didik; 4. Persyaratan menjadi peserta didik; 5. Proses seleksi siswa. Kelengkapan sarana-prasarana. Program kurikuler, intrakurikuler, ekstrakurikuler. Kondisi/status guru. Perpustakaan, multimedia, internet. 1. Nominal biaya dalam mengelola sekolah; 2. Perencanaan anggaran
Banyaknya No. Butir Butir Pertanyaan 5
6
5
7
8
9 2
11, 23
1
12
1
17
1
24 4
4 29
43
3.
4.
1. 7. Dukungan sekolah/madras ah
2. 1.
8. Strategi Pengembangan
2. 3.
1. 2. b. Proses
9. Koordinasi 3.
10. Proses KBM
11. Pengembangan siswa
1.
pendidikan sekolah/madrasah; Anggaran khusus pengembangan prestasi siswa; Peran TU dalam mengatasi keuangan sekolah/madrasah. Pengembangan program sekolah/madrasah; Pengembangan kompetensi guru. Strategi pengembangan prestasi; Program pembinaan siswa; Penyiapan siswa ke pendidikan tinggi. Hambatan dan solusi; Pilar-pilar pengembangan sekolah/madrasah; Peran TU dalam penyuksesan layanan pendidikan. Penguasaan materi guru, metode mengajar, hubungan sosial guru-siswa, manajemen kelas. Program sekolah dalam berdaya saing dan strategi
30
31
13 2 26 2
3
16
20 3
3
14
32
1
21
1 2
44
2.
1. 12. Motivasi siswa 2. 1. 13. Bimbingan dan konseling
2. 1.
14. Kinerja guru c. Ouput
2. 1.
15. Prestasi
2.
pengembangan prestasi siswa; Persiapan untuk kegiatan pembelajaran. Penerapan disiplin bagi siswa; Motivasi belajar. Penugasan yang disukai siswa; Pembimbingan siswa berprestasi. Status sertifikasi pendidik; Penerapan disiplin guru. Penghargaan prestasi siswa Pelaporan prestasi siswa
25 10 2 15 22 2 27 18 2 19 28 2 33
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi Kelas (Aktivitas Belajar Siswa di Kelas)
No
Aspek yang Diamati
Keterangan
I
Pra Pembelajaran
Penulis melakukan pengamatan secara
II
1. Tempat duduk masing-masing siswa
langsung dan mendeskripsikan aktivitas
2. Kesiapan menerima pembelajaran
belajar siswa di saat pra pembelajaran. Penulis melakukan pengamatan secara
Kegiatan Awal Pelajaran
langsung dan mendeskripsikan aktivitas
1. Menjawab pertanyaan guru 2. Mendengarkan
penjelasan
tentang belajar siswa di saat kegiatan awal
kompetensi yang hendak dicapai
pelajaran.
45
III
Penulis melakukan pengamatan secara
Kegiatan Inti Pembelajaran
langsung dan mendeskripsikan aktivitas
A. Materi Pelajaran 1. Memperhatikan
penjelasan
materi belajar siswa di saat kegiatan inti pelajaran, diantaranya memerhatikan
pelajaran 2. Bertanya saat proses penjelasan materi
penjelasan
materi,
mengemukakan
3. Interaksi antar siswa
pendapat ketika diberi kesempatan,
4. Interaksi antar siswa-guru, siswa-materi ketekunan dalam mempelajari sumber yang ditentukan guru, mengerjakan soal
pelajaran B. Pendekatan/Strategi
oleh yang diberikan guru, dan mengajukan pertanyaan.
Belajar
Guru 1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar 2. Mengemukakan
pendapat
ketika
diberikan kesempatan 3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru 4. Mengikuti proses pembelajaran C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/ Sumber Belajar oleh Guru 1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang digunakan guru 2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran 3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru D. Penilaian Proses oleh Guru 1. Mengerjakan
tugas/latihan
yang
diberikan guru 2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar E. Penggunaan Bahasa
46
1. Mengemukakan pendapat 2. Mengajukan pertanyaan IV
Penulis melakukan pengamatan secara
Penutup
langsung dan mendeskripsikan aktivitas Keterlibatan
memberi belajar siswa di saat kegiatan menutup
dalam
pelajaran
rangkuman/kesimpulan
yakni
keterlibatan
dalam
memberi rangkuman/kesimpulan.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Observasi Kelas (Mengajar Guru di Kelas) No
Aspek yang Diamati
Deskripsi
I
Pra Pembelajaran
Penulis melakukan pengamatan secara
1. Pengaturan tempat duduk masing-
langsung dan mendeskripsikan aktivitas guru di saat pra pembelajaran
masing siswa 2. Pengondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran II
Kegiatan Membuka Pelajaran
Penulis melakukan pengamatan secara
1. Mengajukan pertanyaan/apersepsi
langsung dan mendeskripsikan aktivitas
2. Memberikan
penjelasan
tentang guru di saat membuka pelajaran
kompetensi yang hendak dicapai III
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan Materi Pelajaran 1. Memberikan pelajaran
penjelasan
Penulis melakukan pengamatan secara langsung dan mendeskripsikan aktivitas materi guru di saat kegiatan inti pelajaran, diantaranya
memberikan
penjelasan
2. Mengajukan pertanyaan saat proses materi pelajaran, memberikan respon penjelasan materi
terhadap pertanyaan dan jawaban siswa,
3. Memfasilitasi adanya interaksi antar kesesuaian media dengan materi dan siswa
strategi,
melakukan
penilaian,
dan
47
4. Memfasilitasi interaksi antara siswa- ketepatan penggunaan bahasa sesuai guru, siswa-materi pelajaran
kaidah.
B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Melaksanakan pembelajaran aktif 2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 3. Memberikan respon terhadap pertanyaan dan jawaban siswa 4. Memotivasi siswa untuk bertanya C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/ Sumber Belajar 1. Kemampuan
menggunakan
media
pembelajaran 2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi 3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan LKS D. Penilaian Proses 1. Memberikan tugas/latihan 2. Melakukan penilaian E. Penggunaan Bahasa 1. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan perkembangan peserta didik 2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah Penutup
Penulis melakukan pengamatan secara
1. Melakukan konfirmasi
langsung dan mendeskripsikan aktivitas
IV
2. Memberikan kesimpulan dan tindak guru di saat menutup pelajaran. lanjut
48
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Observasi Sekolah/Madrasah STATUS
SARANA
NO.
SEKOLAH
BAIK
SEDANG melakukan
KET.
TIDAK BAIK
1.
Ruang Kelas
Penulis
2.
Masjid/Musholla
langsung terhadap fasilitas/sarana dan
3.
Perpustakaan
prasarana
Lapangan Olah
sekolah/madrasah,
Raga
penilaian yakni berdasarkan status
Alat-alat Kesenian
baik, sedang, atau tidak baik.
4. 5. 6.
7.
8.
Alat-alat Keterampilan Laboratorium MIPA Laboratorium Komputer
9.
Laboratorium IPS
10.
UKS
yang
pengamatan
ada dan
di
melakukan
BAB IV HASIL PENELITIAN
G. Gambaran Umum 1. Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Jakarta a) Sejarah Singkat SMA Negeri 8 Jakarta dibuka/ didirikan pada tanggal 1 Agustus 1958 di Taman Slamet Rijadi Jakarta dengan nama SMA Negeri VIII/ABC dengan Sp. Menteri P.D.K. tanggal 21 Agustus 1958 No. 26/SK/B.111. Pada bulan Januari 1959 dilakukan pemindahan tempat atau gedung sekolah di SMP Negeri III Jakarta, Jl. Manggarai Utara IV/6 Jatinegara. Dan pada tanggal 30 Maret 1971 SMA Negeri 8 Jakarta berdiri di Jalan Taman Bukitduri Tebet dan diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin.70 Secara singkat perjalanan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.71 1) Tahun 1971 s.d. 1984 Masa yang panjang dan kerja keras menapak mencari jati diri. 2) Tahun 1984 s.d. 1989 Mencanangkan diri sebagai lembaga pendidikan yang taat aturan, bebas dari perkelahian/ tawuran antar pelajar, dan
menjadikan
sekolah
sebagai Pusat Sumber Belajar. 3) Tahun 1989 s.d. 1994 Menciptakan suasana kerja-sama yang harmonis antar semua warga sekolah untuk meraih prestasi di bidang akademis dan non akademis.
70
An., Sejarah Singkat SMAN 8 Jakarta, 2015, (http://sman8jkt.sch.id). Ibid.
71
49
50
4) Tahun 1994 s.d. 1996 SMA Negeri 8 Jakarta ditetapkan dan ditunjuk oleh Kanwil Depdikbud DKI Jakarta sebagai “Sekolah Unggulan dan Plus” tingkat Provinsi. 5) Tahun 1994 s.d. 2000 Menempatkan diri pada peringkat/papan atas tingkat propinsi maupun nasional dalam Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) dan Ujian Masuk Pergruan Tinggi Negeri (UMPTN),
sekaligus
mengembangkan bentuk pelayanan dengan membuka “Program Akselerasi (Percepatan Belajar 2 tahun dari program 3 tahun).” 6) Tahun 2002 s.d. 2003 Menjadi piloting Kurikulum 2004. 7) Tahun 2004 Dimulai
Rintisan
Kelas
Internasional
dan
menjadi
Pusat Sumber Belajar Astronomi. 8) Tahun 2005 s.d. 2006 Peringkat UAN terbaik SMA Negeri se-Jakarta. 9) Tahun 2006 s.d. 2007 Ditunjuk oleh Direktorat Pendidikan Menengah Umum sebagai sekolah rintisan bertaraf Internasional. Kelas Internasional resmi menjadi center dan penggunaan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
b) Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu 1. Visi SMAN 8 Jakarta “MENJADI SMA BERTARAF INTERNASIONAL YANG MEMILIKI KESEIMBANGAN
DALAM
PEMBINAAN
AKADEMIS
DAN
KEPRIBADIAN.”
2. Misi SMAN 8 Jakarta 1) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang bersifat interaktif, inspiratif,
menyenangkan
menanatang
berpartisipasi secara aktif dan kreatif.
peserta
didik
untuk
51
2) Melaksanakan kegiatan pembinaan kepribadian yang meliputi keimanan dan akhlak mulia. 3) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan minat dan bakat berbasis kebutuhan dan berorientasi pada prestasi. 4) Melaksanakan tata kelola sekolah efisien, efektif, transparan serta dapat dipertanggungjawabkan.
3. Kebijakan Mutu S : Senantiasa sempurna dalam Input, Proses, Output dan Outcome M : Memenuhi kebutuhan dan tutuntan Stake Holder A : Ajak semua bersinergi N : Nilai-nilai profesionalisme dijunjung tinggi D : Dapatkan keunggulan imtaq dan iptek E : Efektif dan efisien dalam bekerja L : Loyal pada sekolah
c) Keorganisasian, Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan Tabel 4.1 Keorganisasian SMA Negeri 8 Jakarta TP. 2014-2015 No
Jabatan
1
Kepala Sekolah
Nama Drs. Tulus Winardi, SH.,
Jenis Kelamin L L
M.Si. 2
Ketua Komite
HR. Bambang Tutoko,
Sekolah
Ph.D.
3
Ka. Subbag TU
Drs. Sunardi, MM.
4
Waka. Kurikulum
5
L L
Heri Budi Prasetya, S.Pd.
Waka. Kesiswaan
L
L Roni Saputra, S.Pd.
P
52
6
Waka. Sarana &
L Teguh Priyanto, S.Pd.
Prasarana 7
Waka. Humas
L
Waridin, S.Pd., M.Hum.
1) Tenaga Pendidik Tabel 4.2 Data Tenaga Pendidik SMA Negeri 8 Jakarta NO.
STATUS
JUMLAH
1
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
49
2
Honorer (Non PNS)
29
Jumlah
78
2) Tenaga Kependidikan Tabel 4.3 Data Tenaga Kependidikan SMAN 8 Jakarta NO.
STATUS
JUMLAH
1
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
9
2
Honorer (Non PNS)
29
Jumlah
38
53
d) Data Kelas, Prodi, dan Siswa Tabel 4.4 Data Kelas, Prodi, dan Siswa Tahun Pelajaran 2014-2015 Kelas
Prodi
X
MIPA
8
X
IPS
1
Romb.
Rasio
Belajar
Kelas 36
Jumlah Siswa L
P
Jml
121
167 288
6
30
140
184 324
36
9
Jumlah XI
MIPA
9
36
XI
IPS
1
2
32
34
XI
MIPA
1
4
3
7
11
146
219 365
113
142 255
Akselerasi Jumlah XII
IPA
8
32
XII
IPS
1
7
22
29
XII
IPA
1
7
5
12
XII Science IPA
2
23
23
46
IPS
1
0
2
2
13
150
194 344
Akselerasi
XII Humanity Jumlah Siswa AFS XII
IPA
XII
IPS
2 2
Jumlah Jumlah Seluruhnya
33
423
612 1.035
54
e) Ekstrakurikuler 1) Study Club (SC) 2) Dance (Cosmic) 3) Paduan Suara 4) Vocal Group 5) Teater 6) Tari Tradisional 7) Band 8) Musik Klasik 9) Perangkat Kolintang 10) Gamelan 11) Rampak Gendang 12) Sepak Bola (8 FC) 13) Basket 14) Hand Ball 15) Badminton 16) Capoeira 17) Baseball (Bukit Duri Beavers) 18) Taekwondo 19) Silat 20) Japan Club
f) Sarana dan Prasarana Secara umum sarana fisik yang dimiliki sebagai berikut: 1) Ruang belajar ber-AC 2) Ruang Laboratorium IPA a. Laboratorium Fisika b. Laboratorium Biologi c. Laboratorium Kimia 3) Laboratorium Komputer 4) Laboratorium Bahasa
55
5) Ruang Audio Visual a. AV Grande b. AV IPS c. AV Matematika 6) Sasana Krida (Auditorium) 7) Ruang Kepala Sekolah 8) Ruang Wakasek 9) Ruang Komite Sekolah 10) Ruang Guru 11) Ruang Tata Usaha 12) Ruang Perpustakaan 13) Ruang BP / BK 14) Ruang MGMP 15) Lapangan Olahraga 16) Ruang makan guru & karyawan 17) Ruang Koperasi Sekolah 18) Kantin Sekolah 19) Masjid Darul Irfan SMA Negeri 8 Jakarta 20) Unit Kesehatan Sekolah (UKS) 21) Ruang OSIS 22) WC dan Kamar mandi 23) Ruang Gudang 24) Ruang Musik 25) Studio Band 26) Ruang Study Club 27) Ruang Radio Sekolah (Tower)
56
2. Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta a) Sejarah Singkat Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta adalah Lembaga Pendidikan tingkat SLTA yang berwawasan global dengan ciri khas Keislaman. MAN 4 Jakarta mengacu pada kebutuhan nasional akan sumber daya manusia yang unggul dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) dan dibekali dengan Iman dan Takwa (IMTAK) sebagai Madrasah Aliyah yang didirikan pada tahun 1992 hasil alih fungsi dari PGAN 28 sesuai dengan Keputusan Menteri Agama RI nomor 64 tahun 1992 tanggal 29 April 1992. Pada tahun 1998 MAN 4 Jakarta atas berbagai prestasi yang diraih sehingga ditetapkan sebagai MAN Model untuk DKI Jakarta oleh Menteri Agama RI sesuai Surat Keputusan Dirjen Binbaga Islam tanggal 20 Februari 1998. Dan pada tahun 2008 MAN 4 Jakarta menjadi Madrasah Standar Nasional (MSN), seiring dengan perkembangan dunia pendidikan dan UU Sistem Pendidikan Nasional, maka pada tahun 2010 MAN 4 Jakarta ditetapkan sebagai Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI) sesuai Surat Keputusan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta. Namun sesuai Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) maka kini MAN 4 Jakarta tidak lagi berstatus sebagai Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional (RMBI).72
b) Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu 1. Visi MAN 4 Jakarta "PENGEMBANG PENDIDIKAN ISLAMI UNGGUL DALAM PRESTASI"
72
Hasanudin, Sejarah Singkat MAN 4 Jakarta, 2015, (http://man4jkt.kemenag.go.id).
57
2. Misi MAN 4 Jakarta 1) Menjadikan agama Islam sebagai ruh dan sumber nilai pengembangan madrasah. 2) Mengembangkan proses belajar mengajar (PBM) dengan bernuansa Islam. 3) Menjadikan orang tua peserta didik dan masyarakat sebagai mitra dan modal kerja madrasah. 4) Menjalin kerjasama dengan masyarakat, lingkungan dan berbagai instansi yang concern terhadap madrasah. 5) Menyiasati kurikulum secara cermat dan akurat. Menempatkan tugas pendidik mengajar sesuai latar belakang disiplin keilmuannya dan meningkatkan profesionalisme melalui berbagai penataran, pembinaan dan pelatihan. 6) Menambah dan mengembangkan sarana pendukung pembelajaran. 7) Memotivasi semangat peserta didik, pendidik dan seluruh komponen madrasah lainnya untuk belajar dan kerja keras. 8) Mengembangkan madrasah sebagai wahana pengembangan potensi peserta didik. 9) Mengembangkan madrasah melalui penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. 3. Kebijakan Mutu 1) Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. 2) Meningkatkan kepuasan peserta didik dan orang tua/wali peserta didik melalui peningkatan prestasi peserta didik dan pelayanan prima. 3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan. 4) Memaksimalkan pemanfaatan dan pemantapan segenap sumber daya yang tersedia.
58
c) Keorganisasian, Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan Tabel 4.5 Keorganisasisasian MA Negeri 4 Jakarta TP.2014-2015 No
Jabatan
Nama
Jenis Kelamin L
P
1
Kepala Madrasah
Dra. Nurlaelah, M.Pd.
2
Waka. Kurikulum
Khairunas, S.Pd.
3
Waka. Kesiswaan
Nia Kurniasih, S.Pd.
P
4 5
Waka Humas Waka Sarana dan Prasarana Kepala Tata Usaha Pembina Osis
Hj. Yunarni Siregar, M.Pd. Drs. H.Ahmad Nawawi, MA. Saefudin, S.E.
P
6 4
Abd. Ghozi, S.Ag.
6
Ka. Prog. Bahasa dan Agama Ka. Prog. IPA
7
Ka. Prog. IPS
5
Drs. Suharto, M.Pd. Dra. Khodijah
Tabel 4.6 Data Tenaga Pendidik MA Negeri 4 Jakarta NO.
STATUS
JUMLAH
1
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
70
Kemenag Pegawai Negeri Sipil (PNS)
5
DPK 3
Honorer (Non PNS) Jumlah
L
L L L P
Endah Umayanah, S.Ag.
1) Tenaga Pendidik
2
P
10 85
L P
59
2) Tenaga Kependidikan Tabel 4.7 Data Tenaga Kependidikan SMAN 8 Jakarta NO.
STATUS
JUMLAH
1
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
18
2
Honorer (Non PNS)
21
Jumlah
39
d) Data Kelas, Prodi, dan Siswa
Kelas X X IPA 1 X IPA 2 X IPA 3 X IPA 4 X IPS 1 X IPS 2 X IPS 3 X BAHASA 1 X BAHASA 2 X AGAMA Jumlah/Genre Kls Jumlah/Angk atan Total
Tabel 4.8 Data kelas, Prodi, dan Siswa Tahun Pelajaran 2014-2015 L P Kelas XI L P 12 20 XI IPA 1 12 19 17 15 XI IPA 2 13 18 13 20 XI IPA 3 13 19 13 22 XI IPA 4 12 19 10 20 XI IPS 1 18 15 10 21 XI IPS 2 12 22 10 20 XI IPS 3 15 19 6 23 XI 12 27 BAHASA 8 17 XI 13 16 AGAMA 14 15 11 19 12 17 3 3 0 4 306 294
Kelas XII XII IPA 1 XII IPA 2 XII IPA 3 XII IPA 4 XII IPA 5 XII IPS 1 XII IPS 2 XII BAHASA
L 6 14 12 14 12 7 13 11
P 25 16 17 16 20 23 17 20
XII AGAMA
10
21
99
17 5 274
874 Siswa
60
e) Kegiatan Ekstrakurikuler Tabel 4.9 Daftar Nama Ekstrakurikuler MA Negeri 4 Jakarta NO.
NAMA EKSTRAKURIKULER
1
ECC (ENGLISH CLUB)
2
Naady Araby
3
KJS (KLUB JURNALISTIK )
4
Qiro'at
5
Kaligrafi,Qiroatul Kutub
6
FMIKA-Rohis
7
Tari Saman
8
KOLSTRA,Band Islami
9
Marawis
10
Paduan Suara MAN 4
11
Nihon Kurabu
12
Band Akustik
13
Taekwondo
14
Badminton
15
Basket
16
Futsal, Sepakbola
17
Palang Merah Remaja (PMR)
18
Paskibra
19
Gempala
20
Pramuka
21
Sains Fisika
22
Sains Kimia
23
Sains Kebumian
24
Sains Astronomi
25
Sains Ekonomi
61
26
Sains Biologi
27
Sains Matematika Basic
28
Sains Matematika Olimpiade
29
Sains TIK
30
KIR
f) Sarana dan Prasarana Di atas tanah seluas 2,2 hektar, berdiri kampus MAN 4 Jakarta yang memiliki sarana prasarana sesuai dengan Permendiknas No. 24 Tahun 2007. Sarana dan prasarana MAN 4 Jakarta sebagai berikut. 1) Hotspot area 2) Ruang belajar dilengkapi dengan LCD, AC, dan Sound System 3) Lab. IPA (Fisika, Kimia, dan Biologi) 4) Lab. IPS 5) Lab. Bahasa 6) Lab. Agama 7) Lab. Komputer 8) Ruang Multimedia dan Workshop 9) Ruang Bimbingan Konseling 10) Alat musik (Band, Kedaerahan dan Marawis) 11) PSBB (Pusat Sumber Belajar Bersama) 12) Asrama (daya tampung 80 siswa) 13) Kantin dan koperasi 14) Lapangan olah raga (Sepak bola, volly, futsal dan basket) 15) Masjid 16) Kebun apotik hidup 17) UKS dengan Dokter jaga 18) Lapangan parkir yang luas dan aman.
62
H. Deskripsi dan Analisa Data Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh melalui studi dokumen, wawancara, dan observasi, adapun hasil penelitian ini meliputi pengembangan prestasi, ujian nasional dalam kurun 5 tahun terakhir, partisipan olimpiade dan perlombaan bahasa-keagamaan, sebaran alumni, serta faktor pendukung dan penghambat pengembangan prestasi akademik di kedua sekolah (SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta). Data-data yang telah penulis temukan adalah sebagai berikut.
1. SMAN 8 Jakarta a. Pengembangan Prestasi SMAN 8 Jakarta Untuk mengembangkan prestasi siswa pada saat pembelajaran di sekolah, segenap pimpinan sekolah, para guru dan staf merumuskan suatu program/kegiatan. Program-program sekolah bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya-sumber daya yang ada di sekolah, terutama potensi siswa. Dalam upaya memaksimalkan perolehan prestasi akademik siswa, SMAN 8 Jakarta melaksanakan program yang berkaitan dengan pengembangan potensi siswa dilihat dari dimensi input, proses, dan output yakni sebagai berikut. 1) Input Siswa Penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMAN 8 Jakarta mengikuti petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan oleh Disdik DKI Jakarta. Hal ini sesuai dengan pendapat Roni Saputra, S.Pd., yaitu: “Penerimaan peserta didik baru di SMAN 8 Jakarta mengikuti petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah. Kami hanya menerima sistem perencanaan dari Disdik DKI Jakarta sebab kami sekolah negeri. Segala ketentuan seperti perencanaan dan penjadwalan ditetapkan oleh pusat.”73
73
Wawancara dengan Roni Saputra, Wakasek Kesiswaan SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta.
63
Dari pernyataan tersebut kita bisa melihat bahwa segala aturan tentang PPDB telah dirumuskan dengan baik oleh Disdik DKI Jakarta. Semua siswa yang akan masuk ke sekolah negeri di DKI Jakarta melalui sistem yang sama dan serentak. PPDB SMAN di DKI Jakarta tahun 2015 memperlihatkan para siswa yang ingin masuk ke sekolah ini saling berlomba dengan pertarungan nilai yang sengit. Hal ini dapat dibuktikan dengan gambar berikut. Gambar 4.1 Hasil Seleksi Sementara PPDB DKI Jakarta 2015 SMAN 8 Jakarta74
Dari gambar tersebut dapat dibuktikan bahwa seleksi siswa di sekolah ini saling bersaing untuk memperebutkan kursi di tahun pelajaran 2015/2016. Keterangan lebih lanjut, dijelaskan oleh Roni Saputra, S.Pd. terkait seleksi siswa di SMAN 8 Jakarta, yakni: “Ukuran siswa yang diterima sebagai siswa di SMAN 8 Jakarta adalah dengan keunggulan prestasi akademik dan nonakademiknya. Bila ia memiliki nilai UN tinggi, maka ia dapat masuk ke dalam kandidat calon siswa SMAN 8 Jakarta melalui Jalur Umum atau Jalur Lokal. Mekanisme calon siswa SMAN 8 Jakarta telah diatur secara otomatis di sistem PPDB online sesuai dengan jumlah nilai UN yang masuk dan 74
Hasil Seleksi Sementara PPDB SMA 2015, 2015, (http://sma.ppdbdki.org).
64
jumlah siswa yang mendaftar. Selain nilai UN, calon siswa dapat pula mengambil jalur prestasi yakni dengan melampirkan ketercapaian prestasi di SMP (misalnya Juara medali emas OSN tingkat SMP) maupun dari tingkat prestasi nonakademik yang pernah dicapai melalui jalur prestasi (5%).”75 Dari pernyataan tersebut kita bisa melihat bahwa dalam perekrutan siswa baru adalah siswa yang memiliki nilai UN tertinggi atau prestasi akademik dan non akademik yang membanggakan dengan sejumlah syarat tertentu. Mereka yang tidak lolos dalam seleksi jalur umum, maka dapat mencoba di jalur lokal atau melalui jalur prestasi (5%). Berkaitan dengan PPDB, Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga menyebarkan leaflet PPDB untuk SMA yakni sebagai berikut. Tabel 4.10 Kuota PPDB SMA Jalur Prestasi76
No. Domisili
Asal
Pra
Sekolah Pendaftaran
1.
DKI
DKI
Tidak
2.
DKI
Luar
Ya
PPDB
PPDB
Tahap I Jalur
Tahap II
Tahap
Umum
Jalur Lokal
III
35%
55%
Ikut
5%
Tidak
Tidak
DKI 3.
Luar
DKI
Tidak
Luar
Luar
Ya
DKI
DKI
DKI 4.
75
Wawancara dengan Roni Saputra, Wakasek Kesiswaan SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta. 76 Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran 2015/2016, Leaflet, Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
65
Dari keterangan di atas, disimpulkan bahwa peraturan PPDB DKI Jakarta memiliki 3 jalur, yakni jalur umum, jalur lokal, dan jalur prestasi. Adapun aturan tentang domisili yang berada di luar DKI Jakarta yakni hanya boleh mengikuti PPDB Tahap I Jalur Umum saja. Hal ini merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh dinas pendidikan DKI Jakarta dan bersifat mengikat dengan azas transparan, akuntabel, tidak membedakan/adil dan jujur.77
2) Sarana dan Prasarana Dalam mendukung kelancaran pembelajaran di sekolah, peran sarana dan prasarana sekolah sangat dibutuhkan. Menurut Roni Saputra, S.Pd., pemenuhan sarana dan prasarana SMAN 8 Jakarta sebagai berikut: “Kelengkapan sarana dan prasarana di SMAN 8 Jakarta sudah cukup memadai dengan kelengkapan media pembelajaran di kelas, laboratorium IPA, laboratorium komputer, masjid, kantin, perpustakaan, dan fasilitas lainnya.”78 Adapun dari sudut pandang siswa mengenai sarana dan prasarana di sekolah yang diungkapkan oleh Zachary Afif selaku siswa kelas XII IPA I yakni: “Kelengkapan sarana prasarana sudah cukup baik, namun terkadang masih terdapat AC yang rusak di kelas. Lalu, laboratorium IPA sudah baik, dan koleksi buku-buku perpustakaan sudah lengkap.”79 Selain itu, siswa kelas XI IPA E bernama Thalia Salsabila juga berkomentar: “Sarana prasarana di sekolah lengkap. Kalau di kelas, sarana untuk presentasi tersedia, namun sesekali LCD Projector 77
Ibid. Wawancara dengan Roni Saputra, Wakasek Kesiswaan SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta. 79 Wawancara dengan Zachary Afif, Siswa Kelas XII IPA I SMAN 8 Jakarta, (Selasa, 4 Agustus 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta. 78
66
mengalami kerusakan, tapi bisa diatasi dengan LCD Projector cadangan. “80 Dari pernyataan di atas, ditemukan bahwa kelengkapan sekolah dalam pemenuhan kebutuhan fisik maupun pembelajaran telah memadai walau sesekali terdapat peralatan yang rusak. Selain itu, penulis juga telah melakukan observasi sarana dan prasarana di sekolah ini dan menyimpulkan bahwa SMAN 8 Jakarta menyediakan segala kebutuhan pembelajaran siswa dengan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah.81
3) Kurikulum Kurikulum yang digunakan oleh SMAN 8 Jakarta yakni kurikulum 2013, hal ini senada dengan pernyataan Heri Budi Prasetya, S.Pd. sebagai berikut. “Kurikulum yang digunakan yakni Kurikulum 2013 dengan menggunakan sistem paket. “ 82 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang sarat dengan penilaian autentik, pembelajaran dengan berpusat ke siswa (student center), dan pendekatan belajar scientific 5 M (Mengamati, Menanya, Mencoba, Mengolah, Menyajikan dan Menyimpulkan). SMAN 8 Jakarta telah memfasilitasi dengan baik proses pembelajaran di kelas dengan terpenuhinya peralatan-peralatan pendukung Kurikulum 2013 seperti LCD Projector, laboratorium, dan perpustakaan yang nyaman.
80
Wawancara dengan Thalia Salsabila, Siswa Kelas XI IPA E SMAN 8 Jakarta, (Selasa, 4 Agustus 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta. 81
Dokumen terlampir. Wawancara dengan Heri Budi Prasetya, Wakasek Kurikulum SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta. 82
67
4) Tenaga Pendidik Tenaga pendidik merupakan pusat sumber belajar di kelas. Mereka menjadi pengajar sekaligus berperan sebagai pendidik. Menurut Heri Budi Prasetya, S.Pd. status para guru SMAN 8 Jakarta sebagai berikut. “Status guru di SMAN 8 Jakarta ada 3 kategori, yakni: PNS, K2, dan guru honorer. Jumlah untuk guru PNS ada 47 orang, dan guru honorer 29 orang. Untuk usia guru hampir berimbang.”83 Berdasarkan pernyataan di atas, kondisi guru berstatus PNS telah mendominasi dibanding guru honorer. Seluruh guru PNS telah memiliki sertifikasi pendidik.84 Walaupun demikian, guru honorer yang memiliki kompetensi, berdedikasi tinggi, dan profesional juga patut dipertimbangkan. Selain itu, terdapat sejumlah prestasi guru yang membanggakan yakni dengan ikut serta dalam olimpiade tingkat guru, serta membuat modul dan buku-buku. Hal ini disampaikan oleh Heri Budi Prasetya, S.Pd. yakni “Secara berkala, dinas pendidikan mengadakan olimpiade untuk guru. Guru matematika (Pak Iman Santoso, S.Pd.) menjadi wakil matpel Matematika dalam ajang tersebut, dan berhasil sampai ke tingkat provinsi.”85 “Prestasi guru ada yang membuat buku dan modul-modul.”86 Dari penjelasan di atas, maka penulis dapat memberi kesimpulan bahwa para guru di sekolah ini telah menjadi sosok yang berdedikasi terhadap pendidikan. Selain mereka mendapat kewajiban mendidik para siswa, mereka juga membawa harum nama sekolah di ajang
83 Wawancara dengan Heri Budi Prasetya, Wakasek Kurikulum SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta. 84 Wawancara dengan Heri Budi Prasetya, Wakasek Kurikulum SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta. 85 Wawancara dengan Heri Budi Prasetya, Wakasek Kurikulum SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta. 86 Wawancara dengan Heri Budi Prasetya, Wakasek Kurikulum SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta.
68
perlombaan yang diadakan oleh dinas pendidikan. Maka sudah sepatutnya guru yang dikategorikan sebagai pemberi pengaruh yang besar terhadap sekolah perlu mendapat penghargaan baik oleh sekolah maupun dinas pendidikan setempat. 5) Sumber Belajar Sumber belajar SMAN 8 Jakarta seperti perpustakaan terbilang baik. Siswa kelas XII IPA I yakni Zachary Afif, berpendapat sebagai berikut. “Perpustakaan sudah cukup bagus. Buku-buku dari luar negeri sudah ada. Buku-buku pengantar OSN juga sudah ada, jadi sudah terpenuhi sumber belajarnya. Selain itu, fasilitas internet sudah tersambung di SMAN 8 Jakarta.”87 Pendapat lain disampiakan oleh siswi kelas XI IPA E bernama Thalia Salsabila memberikan pernyataan sebagai berikut. “Perpustakaan SMAN 8 Jakarta bagus, nyaman, dan kondusif. Koleksi buku juga lumayan banyak. Ketersediaan kursi dan meja cukup. Jadi, bisa betah berlama-lama di perpustakaan sekolah.”88 Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar telah menjadi tempat yang nyaman dalam menambah wawasan. Fasilitas yang disediakan pun terbilang lengkap seperti koleksi buku yang variatif dan ruangan yang nyaman. Penulis telah melakukan observasi dan berpendapat bahwa perpustakaan sekolah ini memiliki layanan yang baik, koleksi buku yang lengkap, dan nyaman.
87
Wawancara dengan Zachary Afif, Siswa Kelas XII IPA I SMAN 8 Jakarta, (Selasa, 4 Agustus 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta. 88
Wawancara dengan Thalia Salsabila, Siswa Kelas XI IPA E SMAN 8 Jakarta, (Selasa, 4 Agustus 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta.
69
6) Dana Dana merupakan salah satu aspek penting dalam pemenuhan kebutuhan belanja sekolah. Dana yang dibutuhkan oleh SMAN 8 Jakarta berasal dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah) oleh Kemendiknas dan dari BOP (Bantuan Operasional Pendidikan) oleh Pemda DKI Jakarta. Seperti yang diungkapkan oleh Sunardi, MM., yakni: “Sumber dana oleh Pemprov DKI (BOP) dan dari Kemendikas (BOS). “89 Sedangkan untuk anggaran sekolah, maka yang menjadi pengelola adalah tata usaha. Sunardi, MM. menyatakan bahwa: “Anggaran pendidikan semua tertuang dalam RKAS yang diadaptasi dari 20 mata rekening anggaran. Kami melayani segala urusan keuangan dan menjaganya agar kegiatankegiatan sekolah tetap berjalan lancar.”90 Dari pernyataan tersebut, maka didapatkan kesimpulan bahwa adanya jaminan pelayanan tata usaha dalam mencapai kelancaran keorganisasian sekolah terutama dalam hal keuangan dan administratif. Adapun biaya-biaya yang yang diperlukan dalam setahun. Seperti yang diungkapkan oleh Sunardi, MM.: “Cara menghitung nominal yang masuk yakni dengan per siswa yakni Rp. 400.000 (BOP)= 1.035 siswa x Rp. 400.000= Rp. 414.000.000 x 12 bulan= Rp. 4.968.000.000 . Selain itu dari BOS yakni Rp. 500.000/ 6 bulan. Bila jumlah yakni 1.035 siswa x Rp. 500.000= Rp. 517.000.000 x 2= Rp. 1.035.000.000. Total dalam setahun yakni Rp. 6.003.000.000.”91
89
Wawancara dengan Sunardi, Kepala Sub Bagian Tata Usaha SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Tata Usaha. 90 Wawancara dengan Sunardi, Kepala Sub Bagian Tata Usaha SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Tata Usaha. 91 Wawancara dengan Sunardi, Kepala Sub Bagian Tata Usaha SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Tata Usaha.
70
Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa dalam pengelolaan mengenai anggaran tertuju pada tata usaha sekolah. Sedangkan pengambilan kebijakan anggaran sekolah (RKAS) diputuskan secara bersama di rapat kerja sekolah.
7) Dukungan Sekolah Sekolah sebagai tempat membentuk insan kamil memerlukan tenaga pendidikan yang berkompeten. Untuk itu, dukungan sekolah dibutuhkan dalam pemenuhan kegiatan belajar dan pembelajaran. Bapak Heri sebagai Waka Kurikulum mengintruksikan kepada para guru untuk menyiapkan segala hal tentang perangkat pembelajaran. Beliau mengatakan: “Langkah awal yaitu dengan membuat program tahunan, lalu diturunkan menjadi program semester, silabus dan RPP. RPP dikembangkan oleh guru masing-masing mata pelajaran. Kemudian dapat pula mereka (guru) saling berdiskusi di MGMP.”92 Dari intruksi tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa kebijakan Waka Kurikulum dalam pemenuhan dukungan sekolah yaitu dengan memberi intruksi dan pengembangan perangkat pembelajaran melalui forum MGMP. Di SMAN 8 Jakarta forum tersebut dilaksanakan seminggu sekali untuk membahas isu-isu pendidikan dan memecahkan masalah bersama. Selain
itu,
sekolah
juga
mendukung
program
pelatihan/pengembangan guru seperti yang disampaikan oleh Citra Rahmianti, S.Pd. sebagai berikut.
92
Wawancara dengan Heri Budi Prasetya, Wakasek Kurikulum SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta.
71
“SMAN 8 Jakarta pernah mengadakan seminar “Penggunaan Teknologi Informasi dalam Media Pembelajaran” diadakan oleh LPIA Microsoft.”93 Hal ini diperjelas oleh Iman Santoso, S.Pd. sebagai berikut. “Setiap tahun ada program tersebut, seperti pelatihan pembuatan perangkat pembelajaran. Pelatihan pembuatan perangkat ini sangat membantu guru dalam penyiapan perangkat pembelajaran. Pelatihan yang sifatnya intensif lebih sering dilakukan di saat pergantian kurikulum. Pergantian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke Kurikulum 2014 (K13) membutuhkan waktu bagi para guru untuk menerimanya. Hal ini diselenggarakan dengan banyaknya kegiatan workshop. Workshop diadakan setidaknya dua kali setahun, terlebih menjelang tahun ajaran baru. Pada workshop tersebut, para guru dibimbing oleh narasumber ahli dalam pembuatan perangkat pembelajaran kecuali silabus. Sedangkan metode pembelajaran didapat dari diklat-diklat yang diselenggarakan oleh Balai Diklat yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan guru.” 94 Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dinyatakan bahwa sekolah mengadakan program pengembangan kompetensi guru. Kegiatan ini dapat bersifat pelatihan, seminar, dan workshop/loka karya. Ini merupakan langkah sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru sekaligus memberikan sentimen positif terhadap prestasi siswa.
8) Strategi Pengembangan Perencanan program dilaksanakan sebelum tahun ajaran baru, yakni di dalam Rapat Kerja Sekolah (RKS). RKS bertujuan untuk mengevaluasi, memperbaiki, serta merencanakan program yang 93
Wawancara dengan Citra Rahmianti, Guru SMAN 8 Jakarta, (Selasa, 4 Agustus 2015), di Ruang Guru SMAN 8 Jakarta. 94
Wawancara dengan Iman Santoso, Guru SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta.
72
akan dijalankan. Pada rapat tersebut disusun program-program sekolah yang dapat memicu pembangunan iklim sekolah yang edukatif dan kompetitif. Selain itu, disusun pula anggaran biaya yang
diperlukan
dalam
menyukseskan
program
sekolah.
Penyusunan kegiatan dan anggaran sekolah ini disusun dalam Rencana
Kegiatan
Anggaran
Sekolah
(RKAS).
Adapun
perencanaan dalam pengembangan prestasi siswa SMAN 8 Jakarta yang diungkapkan Waridin, S.Pd., M.Hum. bahwa: “Salah satu wadah strategi pengembangan prestasi yakni melalui rapat kerja, di sana membahas kinerja yang lalu dan menyiapkan proker ke depan. Kami mengupayakan untuk minimal prestasi siswa tertahan, dan berharap semakin baik. Ada banyak komisi ketika raker, yakni komisi humas, komisi sarana prasarana, komisi TU, komisi kesiswaan, dan komisi kurikulum. Di sana semua komisi dapat menyampaikan aspirasi untuk masukan dan evaluasi untuk dibahas bersama. Kemudian, masukan-masukan berupa kritik dan saran tadi dicarikan solusinya berupa seberapa besar tingkat masalahnya, dan bagaimana tindak lanjutnya. Hingga tahap pleno, dibahas kembali sampai mencapai mufakat dan termuat dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).”95 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan oleh penulis bahwa dalam mengembangkan prestasi dibutuhkan perencanaan melalui rapat kerja. Mengingat program kerja yang dilaksanakan harus mengikutsertakan pemangku kepentingan tingkat puncak, tengah, dan bawah. Maka dari itu, Kepala Sekolah memimpin rapat secara demokratis
untuk
mencapai
kemufakatan
dan
mendorong
tercapainya sasaran program kerja bersama-sama.
9) Koordinasi Koordinasi sekolah dengan komite sekolah dilakukan setiap tahunnya melalui forum Rapat Kerja (Raker). Rapat kerja tidak 95
Wawancara dengan Waridin, Wakasek Humas SMAN 8 Jakarta, (Kamis, 25 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta.
73
hanya melibatkan para stakeholder internal sekolah, namun juga mengundang komite sekolah untuk berdialog dan merumuskan bersama tentang kemajuan sekolah. Selain itu, pihak sekolah selalu berkoordinasi dengan komite sekolah terkait kegiatan yang berhubungan dengan wali murid. Komite sekolah pun dapat menjadi rekan berdiskusi bila terdapat suatu hambatan/masalah yang dihadapi sekolah. Hal ini disampaikan oleh Waridin, M.Hum., sebagai berikut. “Kami menyelesaian masalah/hambatan sekolah dengan secara intensif berkomunikasi dengan komite berdasarkan laporan-laporan yang masuk, seperti dari BK, walikelas, maupun dari siswa.” Maka dari laporan-laporan itulah kami tindak lanjuti.“96 Dari pernyataan tersebut dapat ditemukan poin koordinasi yang tepat dalam menyelesaikan suatu masalah. Berdasarkan data yang penulis dapatkan mengenai koordinasi sekolah, SMAN 8 Jakarta melakukan rapat kerja setiap setahun sekali dan rapat koordinasi bersama guru-guru setiap sebulan dua kali.97 Rapat koordinasi ini membahas peristiwa pendidikan dan sebagai sarana evaluasi bagi pencapaian program pembelajaran. Koordinasi juga terlihat di tata usaha sekolah. Sunardi, MM. menyatakan bahwa: “Kami melayani segala urusan keuangan dan menjaganya agar kegiatan-kegiatan sekolah agar tetap lancar.”98 Berdasarkan dari pernyataan-pernyataan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa segala kendala yang muncul dapat diatasi dengan cara yang demokratis. Hal ini dapat ditunjukkan dengan koordinasi yang responsif di internal sekolah maupun eksternal sekolah (komite sekolah).
96
Wawancara dengan Waridin, Wakasek Humas SMAN 8 Jakarta, (Kamis, 25 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta. 97 Wawancara dengan Waridin, Wakasek Humas SMAN 8 Jakarta, (Kamis, 25 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta. 98 Wawancara dengan Sunardi, Kepala Sub Bagian Tata Usaha SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Tata Usaha.
74
10) Proses KBM Penulis telah melalukan observasi KBM di kelas untuk melihat kondisi yang sebenarnya. Kegiatan belajar mengajar di SMAN 8 Jakarta terpantau kondusif dan aktif. Pada aktivitas belajar, siswa memerhatikan dengan baik informasi-informasi yang diberikan oleh guru. Mereka siap untuk belajar, aktif dalam mengikuti pembelajaran, dan mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru. Adapun guru yang memberikan pengajaran, ia secara aktifkomunikatif menyampaikan materi pelajaran dengan baik, dan membuat suasana kelas menjadi hidup dalam pembelajaran di kelas.99 Selain itu, siswa sebagai penerima kegiatan KBM merasa nyaman ketika guru menyampaikan materi. Zachary Afif siswa kelas XII IPA I berpendapat sebagai berikut. “Penguasaan materi oleh guru-guru SMAN 8 Jakarta sudah cukup baik walaupun setiap guru memiliki karakternya masing-masing. Metode pengajaran oleh guru-guru SMAN 8 Jakarta santai namun serius, suka memotivasi kami di kelas, dan suka menegur bila ada teman saya yang tidak fokus mengikuti pelajaran. Selain itu, jika ada ulangan harian, soal-soal yang disajikan cukup menantang.”100 Dari pendapat siswa tersebut, penguasaan materi oleh guru-guru telah mampu membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Manajemen kelas oleh guru mampu mendukung suasana menjadi lebih aktif. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa soal yang diujikan ketika ulangan terbilang menantang. Pemberian soal yang menantang tersebut sesuai dengan pernyataan dari Waridin, M. Hum. sebagai berikut. 99
Dokumen terlampir. Wawancara dengan Zachary Afif, Siswa Kelas XII IPA I SMAN 8 Jakarta, (Selasa, 4 Agustus 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta. 100
75
“…guru-guru di sini memberikan stimulus yang lebih dari biasa, sebab bila siswa cerdas namun bila diberikan stimulus yang biasa, maka potensi mereka tidak optimal. Bukan kami mengada-ada memberikan soal berkategori sulit, tetapi untuk melatih kognitif siswa. Bila memiliki kemampuan lebih tapi tidak diasah dan tidak diberikan stimulus, maka sangat disayangkan potensi mereka.” Pada dua pernyataan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa para guru di SMAN 8 Jakarta telah menyajikan proses KBM yang baik, dan juga membuat siswa terlatih dengan soal-soal yang sulit. Hal ini dikarenakan agar mereka terbiasa dan tidak canggung ketika menghadapi soal-soal berkategori sulit.
11) Pengembangan Siswa Dalam hal pengembangan siswa, SMAN 8 Jakarta menyiapkan program untuk siswa berkompetisi ke kancah global. Berikut ini pernyataan dari Waridin, M.Hum: SMAN 8 Jakarta membuat program kerjasama dengan sekolah-sekolah di luar negeri dan homestay di luar negeri seperti Jepang, Australia, dan Amerika. Program homestay dilaksankan selama tiga minggu setiap tahunnya, rata-rata 20 orang per rombongan. Selain itu, ada pula program pertukaran pelajar selama satu tahun.101 Sekolah ini melakukan kegiatan seperti di atas dalam rangka membuka
wawasan
siswa
untuk
mengenalkan
lingkungan
pendidikan di negara lain, dan pembuktian bahwa kita mampu berkompetisi. Selain itu, dalam pengembangan siswa, guru-guru SMAN 8 Jakarta menyiapkan perangkat pembelajaran sebelum tahun ajaran dimulai. Berikut ini pernyataan dari Iman Santoso, S.Pd.: “Sebelum tahun ajaran baru, saya sudah menyiapkan perangkat pembelajaran, dan menyelesaikannya paling 101
Wawancara dengan Waridin, Wakasek Humas SMAN 8 Jakarta, (Kamis, 25 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta.
76
lambat seminggu sebelum tahun ajaran baru. Tetapi untuk silabus, sudah disediakan oleh pemerintah dengan strukur Kurikulum 2013.”102 Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Citra Rahmianti, S.Pd., sebagai berikut. “Saya menyusun perangkat pembelajaran sebelum Tahun Ajaran dimulai. …Saya menggunakan bahan ajar yang variatif, seperti games, youtube, powerpoint, buku, internet (boleh menggunakan smartphone).”103 Dari kedua pendapat di atas, diketahui bahwa kesiapan perangkat pembelajaran seperti Prota, Prosem, dan RPP telah siap sebelum diajarkan ke siswa. Pembelajaran yang kreatif juga digunakan oleh guru untuk mencegah kebosanan dalam belajar. Melalui strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa secara umum di kelas, membuat tujuan pembelajaran tercapai dan siswa dapat menyerap pembelajaran dengan baik. Keberhasilan sekolah dalam menyukseskan siswa lulus dengan grade A didahului oleh peran pendidik yang siap dan profesional. Capaian tersebut karena upaya SMAN 8 Jakarta mampu bersinergi dengan baik antar lini dan staf dan berupaya mewujudkan program kerja menuju visi sekolah, yakni menjadi SMA bertaraf internasional yang memiliki keseimbangan dalam pembinaan akademis dan kepribadian. Hasil program pengajaran terpantau baik sekali dengan hasil UN terbaik di Jakarta. SMAN 8 Jakarta telah menjadi peraih nilai UN tertinggi di DKI Jakarta dengan rata-rata perolehan nilai A di
102 Wawancara dengan Iman Santoso, Guru SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta. 103 Wawancara dengan Citra Rahmianti, Guru SMAN 8 Jakarta, (Selasa, 4 Agustus 2015), di Ruang Guru SMAN 8 Jakarta.
77
program studi IPA dan IPS. Waridin M. Hum, memberikan pernyataan sebagai berikut. “Prestasi akademik selama 5 tahun terakhir terbilang stabil di atas atau berhasil mempertahankan prestasi.”104 Penulis dapat menyimpulkan bahwa usaha maksimal dari para guru, staf, dan karyawan membuat SMAN 8 Jakarta berhasil mencatatkan keberhasilan yang gemilang.
12) Motivasi Siswa Berdasarkan pengamatan penulis, motivasi siswa dalam belajar di SMAN 8 Jakarta terpantau tinggi. Hal ini dapat dilihat dari antusisme dalam kegiatan belajar-mengajar.105 Selain itu, penerapan tata tertib sekolah berjalan dengan baik. Sistem penanganan siswa yang bermasalah yang sebelumnya berupa teguran-teguran, mulai tahun ini diubah menjadi
sistem poin. Sebagaimana hasil
wawancara dengan Roni Saputra, S.Pd. selaku Wakil Kesiswaan di SMAN 8 Jakarta menuturkan bahwa: “Kami memiliki tata tertib dan saat ini ingin diubah menjadi sistem poin. Sebelumnya bila ada pelanggaran, maka langsung ada sanksi.”106 Disiplin kehadiran siswa sejauh ini baik, karena kompetisi akademis antar mereka di sekolah menjadi acuan utamanya.”107 Dari pemaparan tersebut dapat dikatakan bahwa siswa SMAN 8 Jakarta dikenal sebagai siswa yang kompetitif dalam belajar. Mereka saling bersaing tidak hanya di luar sekolah, namun juga di dalam
104
Wawancara dengan Waridin, Wakasek Humas SMAN 8 Jakarta, (Kamis, 25 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta. 105 Dokumen terlampir. 106 Wawancara dengan Roni Saputra, Wakasek Kesiswaan SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta. 107 Wawancara dengan Roni Saputra, Wakasek Kesiswaan SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta.
78
kelas. Sifat kompetitif ini telah terjadi bahkan sebelum KBM berlangsung yakni pada penerimaan peserta didik baru (PPDB).
13) Bimbingan dan Konseling Layanan bimbingan dan konseling di SMAN 8 Jakarta dapat didapatkan di ruang bimbingan konseling. Gambar 4.2 Ruang bimbingan dan konseling SMAN 8 Jakarta
Pada ruangan ini siswa dapat memberikan bimbingan dan saransaran oleh guru yang bersangkutan. Di ruang ini terpantau juga ada buku khusus bimbingan dan konseling, seperti gambar berikut. Gambar 4.3 Buku bimbingan dan konseling SMAN 8 Jakarta
Berdasarkan hasil wawancara dengan Waka. Humas bahwa terdapat jadwal bimbingan khusus dengan para wali kelas masing-masing. Jadwal tersebut terdapat pada hari Senin yang dilaksanakan setiap
79
dua minggu sekali di setiap bulan. Di sana para wali kelas memberikan arahan dan pembinaan kepada siswa tentang peristiwaperistiwa pendidikan yang penting. Pembimbingan bagi para siswa study club dalam persiapan OSN dilaksanakan pada hari Jumat atau Sabtu di tiap pekan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Iman Santoso, S.Pd. sebagai berikut. “Kegiatan study club dilakukan di hari Jumat dan/ Sabtu setiap minggunya.”108 Penulis dapat menyimpulkan bahwa study club di SMAN 8 Jakarta merupakan langkah strategis sekolah dalam menyiapkan siswa yang akan diterjunkan pada perlombaan-perlombaan akademis, seperti olimpiade.
14) Kinerja Guru Dalam upaya memberikan layanan terbaik, sekolah mengadakan pengawasan/supervisi bagi para guru. Berikut ini pernyataan dari Heri Budi Santoso, S.Pd. selaku Waka Kurikulum SMAN 8 Jakarta: “Supervisi internal dari Kepsek, dan supervisi eksternal dari pengawas (pemerintah).” Berdasarkan pernyataan tersebut, sekolah ini menggunakan supervisi untuk mengukur kinerja guru dan melihat keefektifan belajar dalam mendukung program kerja sekolah. Pernyataan lain disampaikan pula tentang disiplin guru, beliau mengatakan: “Disiplin guru datang tepat waktu dan pulang tepat waktu. Masuk pukul 6.30 dan pulang pukul 15.15. Tunjangan akan dipotong bila guru telat absen. Guru menjadi panutan bagi para siswa, maka harus menegakkan disiplin.
108
Wawancara dengan Iman Santoso, Guru SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta.
80
Pemantauan guru di kelas dengan melihat jurnal kelas. Bila di kelas guru datang terlambat, maka itu menjadi resiko guru masing-masing. Secara umum kode etik guru berjalan dengan baik dan guruguru di sini menjalankannya dengan baik.”109 Penulis dapat menyimpulkan bahwa disiplin guru dalam mengajar merupakan contoh yang sangat baik untuk siswa. Siswa tidak hanya sebatas mendapat ceramah, namun dapat melihat secara langsung pemberian teladan berupa disiplin yang baik oleh gurunya. 15) Prestasi Prestasi akademik maupun non akademik terinformasikan melalui website sekolah. Hal ini diungkapkan oleh Sunardi, MM. bahwa: “Kami melaporkan hasil prestasi siswa dengan melalui website sekolah.” Prestasi siswa tingkat nasional hingga internasional menjadi bukti bahwa pembelajaran di SMAN 8 Jakarta telah berjalan dengan baik. Masyarakat tidak perlu datang ke sekolah untuk melihat prestasiprestasi SMAN 8 Jakarta, karena hanya dengan akses internet dan tersedianya komputer maka informasi prestasi siswa yang membanggakan dapat dilihat di website sekolah ini. Selain itu, Iman Santoso, S.Pd. memaparkan mengenai penghargaan ke siswa yang mengikuti perlombaan akademis, yakni sebagai berikut: “Reward yang diberikan sekolah yakni dengan penjaminan nilai kepada siswa yang menjadi duta sekolah dalam ajang akademis.”110
109
Wawancara dengan Heri Budi Prasetya, Wakasek Kurikulum SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta. 110
Wawancara dengan Iman Santoso, Guru SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta.
81
Pemberian reward merupakan bentuk kepedulian sekolah dalam mengapresiasi siswa yang menjadi duta di ajang perlombaan akademis. Maka dari itu, sudah selayaknya mereka mendapat pujian dan pengembangan lebih lanjut agar dapat mempertahankan prestasi. Tiada punishment bagi siswa yang mengikuti perlombaan baik akademis maupun non akademis, tetapi tetap ada evaluasi agar kekurangan-kekurangan yang ada dapat diatasi.
b. Keunggulan SMAN 8 Jakarta 1) Nilai-nilai/Materi Keunggulan SMAN 8 Jakarta menerapkan nilai-nilai keunggulan sesuai dengan kebijakan mutu SMANDEL, yaitu: Senantiasa sempurna dalam Input, Proses, Output dan Outcome; Memenuhi kebutuhan dan tuntutan stakeholder; Ajak semua bersinergi; Nilai-nilai profesionalisme dijunjung tinggi; Dapatkan keunggulan imtaq dan iptek; Efektif dan efesien dalam bekerja; dan Loyal pada sekolah. Ketujuh keunggulan tersebut diturunkan dalam indikator nilai-nilai yang sangat beragam sebagaimana pada visi dan misi sekolah. Untuk pencapaian karakter keunggulan tersebut, beragam upaya dilakukan oleh warga sekolah secara simultan. Di samping itu, sekolah ini telah tersertifikasi ISO 9001: 2008 yang berarti berstandar internasional untuk sistem manajemen mutu/kualitas. 2) Aplikasi Nilai a. Kurikulum Kurikulum harus sejalan dengan budaya dan karakter bangsa. SMAN 8 Jakarta menggunakan kurikulum 2013 bersistem paket dari pemerintah. Kurikulum di SMAN 8 Jakarta terintegrasi dengan kebijakan mutu SMANDEL. Strategi pembelajaran yang dilakukan dengan berbasis masalah, kerjasama, dan pemberian stimulus. Proses pembelajaran
82
dilakukan dengan menggunakan metode saintifik dan PAIKEM.
b. Pembiasaan Rutin 1. Disiplin waktu dan melaksanakan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun); 2. Berdoa bersama di awal belajar; 3. Salat Dzuhur berjamaah di masjid (bagi yang muslim); 4. Berbusana sesuai tata tertib di sekolah; 5. Piket kelas dan menjaga kebersihan lingkungan. 3) Manajemen SMAN 8 Jakarta memiliki sertifikasi ISO 9001:2008 oleh PSB Singapore. Manajemen mutu yang diterapkan telah memenuhi standar internasional dan berkategori akreditasi sangat baik dengan nilai 97,21 pada tahun 2014. 4) Proses Pembelajaran Kegiatan belajar mengajar yakni hari Senin hingga Jumat pukul 6.30-15.00. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di hari Sabtu. Di samping itu, terdapat pula ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester bagi siswa. 5) Siswa Siswa yang ada di SMAN 8 Jakarta merupakan siswa-siswa cerdas yang unggul di dalam prestasi akademik maupun non akademik. Sekolah ini menggunakan nilai UN sebagai standar calon siswa dan menerapkan sistem “passing grade” di penerimaan peserta didik baru. Maka dari itu, siswa yang terdaftar merupakan saringan siswa terbaik di kalangan SMA di Jakarta. 6) Tenaga Pendidik Para guru di SMAN 8 Jakarta berjumlah 78 orang dengan pendidikan ijazah S2 sebanyak 18 orang, dan S1 sebanyak 60
83
orang. Selain itu, seluruh guru mengampu bidang studi yang linier dengan latar belakang pendidikannya. 7) Ekstrakurikuler Akademik Beragam ekstrakurikuler diadakan di SMAN 8 Jakarta untuk pengembangan diri siswa, diantaranya: Dance (Cosmic), Tari Tradisional, dan Band. Namun, ada ekstrakurikuler khusus untuk mendukung ketercapaian unggul dalam bidang sains yakni study club. Keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekskul akademik ini akan mengembangkan nilai-nilai positif yang ada dalam dirinya, seperti: disiplin, tanggung jawab, dan menambah wawasan. Kegiatan ini dilakukan di luar jam pelajaran formal, dan terjadwal di setiap hari Jumat atau Sabtu. 8) Program Sekolah dalam Berdaya Saing SMAN 8 Jakarta memiliki program pembinaan siswa untuk berkompetisi global dengan homestay di luar negeri dan pertukaran pelajar. Sekolah ini telah bekerja sama dengan negara Jepang, Australia dan Amerika. Kegiatan homestay tersebut diselenggarakan dengan per rombongan sebanyak 20 orang siswa dan selama 3 pekan. Selain itu, adapula kegiatan pertukaran pelajar yang dilaksanakan selama satu tahun. Salah satu contoh kegiatan pertukaran pelajar yakni Jenesys Program. Di samping itu, SMAN 8 Jakarta juga menyiapkan program-program bahasa untuk menunjang kemampuan kompetisi dan komunikasi siswa di luar negeri. Kemudian, SMAN 8 Jakarta menjalin kerjasama dan kemitraan dengan Greenwood SHS, Perth, Monte Sant’ Angelo Mercy College, Sidney, Australia, Hendersonville HS, USA dan sekolah-sekolah di Malaysia dan Thailand. Menjalin sister school dengan sekolah-sekolah unggulan di Indonesia seperti SMAN 3 Bandung, SMAN 3 Malang, SMAN 5 Surabaya, dan SMAN 2 Palangkaraya.
84
Kerjasama dalam hal penyediaan informasi pendidikan tinggi atau beasiswa dengan Nanyang Technology University, National University of Singapore, Asia Pasific University, Monbusho Jepang, AMINEF, UI, ITB, Unpad, UGM dan ITS.
c. Prestasi Akademik Siswa SMAN 8 Jakarta 1) Ujian Nasional Presentase kelulusan siswa pada program studi IPA-SMAN 8 Jakarta sebesar 100% selama 5 tahun terakhir, dengan jumlah nilai rata-rata yang diperoleh adalah 8,67.111 Tampilan lebih lengkap dapat dilihat di tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11 Hasil Nilai Rata-rata UN Program Studi IPA SMAN 8 Jakarta Nilai UN
B. Indo
B. Ing.
Mat
Fisika
Kimia Biologi
Ratarata
2010/2011 8.53
8.87
9.20
8.49
8.47
8.26
8.64
50.56
2011/2012 8.49
8.71
9.24
8.71
8.83
8.29
8.71
52.27
2012/2013 8.45
9.29
9.04
9.01
8.90
8.10
8.8
52.79
2013/2014 8.64
8.51
8.69
9.02
7.86
8.48
8.53
51.2
2014/2015 8.72
8.54
8.54
9.00
8.64
8.44
8.65
51.88
8.67
51.74
Rata-rata
Berikut ini tampilan grafik mengenai pergerakan hasil UN Program Studi IPA dari tahun 2011 hingga tahun 2015:
111
Jml.
Kaleidoskop SMA Negeri 8 Jakarta Tahun 2013-2014.
85
Gambar 4.4 Pergerakan Hasil Nilai Rata-rata UN 2011-2015 Program Studi IPA SMAN 8 Jakarta 9.5
9
8.5
8
7.5
7 2010/2011 B. Indo
2011/2012 B. Ing.
2012/2013 Mat
Fisika
2013/2014 Kimia
2014/2015 Biologi
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa hasil UN dari tahun 2010/2011 hingga tahun 2011/2012 cenderung stabil dan menaik. Namun hasil UN di tahun 2012/2013 mata pelajaran (matpel) Biologi mengalami penurunan dan matpel Fisika mengalami sedikit penurunan. Sedangkan matpel lain mengalami kenaikan yang signifikan. Di tahun 2012/2013 hingga 2013/2014 matpel Kimia berada di posisi terendah hingga di tahun berikutnya berhasil berada di titik yang stabil. Penulis dapat menyimpulkan bahwa kenaikan/penuruan terjadi sebab pengaruh konsentrasi pada guru dan siswa. Motivasi belajar siswa perlu didorong agar mereka tetap belajar dengan optimal.
86
Berikut ini tampilan grafik mengenai nilai rata-rata hasil UN Program Studi IPA dari tahun 2011 hingga tahun 2015:
Gambar 4.5 Nilai Rata-rata Hasil UN Prodi IPA SMAN 8 Jakarta
2015
2014
2013
2012
2011 8.35
8.4
8.45
8.5
8.55
8.6
8.65
8.7
8.75
8.8
Nilai Rata-rata
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa presentase rata-rata terendah terjadi di tahun 2014 yakni 8,53 dan rata-rata tertinggi terjadi di tahun 2013. Perolehan hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) program studi IPA selama kurun waktu 5 tahun terakhir tergolong sangat baik, mengingat rata-rata yang diperoleh di atas angka 8 yaitu antara 8,0 – 8,67. Sedangkan, presentase kelulusan siswa pada program studi IPSSMAN 8 Jakarta sebesar 100% selama 5 tahun terakhir, dengan jumlah nilai rata-rata yang diperoleh adalah 8,22. Tampilan lebih lengkap dapat dilihat di tabel 4.12 berikut.
8.85
87
Tabel 4.12 Hasil Nilai Rata-rata UN Program Studi IPS SMAN 8 Jakarta Nilai UN
B. Indo
B. Ing.
Mat
Eko
Sos
Geo
Ratarata
Jml.
2010/2011 8.42
8.72
8.75
7.75
8.04
7.34
8.17
49.02
2011/2012 8.12
8.24
8.42
8.12
8.16
8.08
8.19
49.14
2012/2013 8.16
9.08
8.83
8.15
8.00
7.35
8.26
49.57
2013/2014 8.49
8.43
8.85
8.19
7.84
7.98
8.3
49.78
2014/2015 8.75
8.73
7.70
7.86
8.15
7.87
8.18
49.06
8.22
49.31
Rata-rata
Berikut ini tampilan grafik mengenai pergerakan hasil UN Program Studi IPS dari tahun 2011 hingga tahun 2015:
Gambar 4.6 Pergerakan Hasil Nilai Rata-rata UN 2011-2015 Program Studi IPS SMAN 8 Jakarta 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 2010/2011 B. Indo
2011/2012 B. Ing.
2012/2013 Mat
2013/2014 Eko
Sos
2014/2015 Geo
88
Berdasarkan grafik tersebut, nilai rata-rata hasil UN cenderung stabil di angka 7,0 hingga 9,10. Hal ini mengindikasikan bahwa program pengajaran di prodi IPS SMAN 8 Jakarta berhasil mempertahankan prestasi siswa baik di matpel Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ekonomi, Sosiologi dan Geografi. Berikut ini tampilan grafik mengenai nilai rata-rata hasil UN Program Studi IPS dari tahun 2011 hingga tahun 2015:
Gambar 4.7 Nilai Rata-rata Hasil UN Prodi IPS SMAN 8 Jakarta Selama 5 Tahun Terakhir
2015
2014
2013
2012
2011 8.35
8.4
8.45
8.5
8.55
8.6
8.65
8.7
8.75
8.8
Nilai Rata-rata
Grafik di atas menunjukkan performa terbaik hasil UN adalah di tahun 2013. Hal ini merupakan pencapaian rata-rata nilai UN tertinggi yang sama dengan prodi IPA. Sedangkan di tahun 2014, merupakan tahun rata-rata terendah. SMAN 8 Jakarta melakukan evaluasi pembelajaran, dan diketahui di tahun 2015 mengalami peningkatan kembali.
8.85
89
Perolehan hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) program studi IPS selama kurun waktu 5 tahun terakhir tergolong sangat baik, mengingat rata-rata yang diperoleh di atas angka 8 yaitu antara 8,0 – 8,22.
2) Prestasi Akademik (Olimpiade) Prestasi akademik berupa olimpiade pada SMAN 8 Jakarta memiliki prestasi yang sangat banyak. Prestasi tersebut diantaranya: Tabel 4.13 Prestasi Siswa pada Kegiatan Lomba Akademik112 No.
Nama
Nama Siswa
Prestasi
OSN
Bintang
Medali
Manado
Rahmat
Emas
2011
Wananda
Kebumian
Kegiatan
1.
OSN 2.
3.
Manado
Medali Muntaha Ilmi
2011
Komputer
OSN
Medali
Manado
Aufar Gilbran
2011 OSN 4.
Manado 2011
Manado 2011
112
Terlampir.
Perak Komputer
M. Rizki Rahmanda
OSN 5.
Perak
Medali
OSN Manado (Kemendiknas)
Waktu 11 s/d 16 September 2011 11 s/d 16
OSN Manado September (Kemendiknas) 2011 11 s/d 16 OSN Manado September (Kemendiknas) 2011 11 s/d 16
OSN Manado September (Kemendiknas) Matematika 2011 Perak
Medali Adrian Karim
Penyelenggara
Perak Ekonomi
11 s/d 16 OSN Manado September (Kemendiknas) 2011
90
Pencapaian prestasi akademik di SMAN 8 Jakarta berhasil sebab sistem penyelenggaraan organisasi pendidikan dan administrasi terbagi secara jelas, tugas masing-masing ketenagaan (pendidik dan kependidikan) melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya masingmasing, serta memiliki pedoman pengelolaan yang terstandar. Di samping itu, pengelolaan sumber daya manusia dan sumber lainnya berjalan dengan baik, monitoring serta evaluasi disusun secara objektif dan terkoreksi dengan akreditasi A. Selain itu, di dalam koordinasi, kepemimpinan oleh kepala sekolah mampu menunjang dan memahami visi, misi dan tujuan SMAN 8 Jakarta sehingga sinergi di semua lini dan staf saling berkohesif.
2. MAN 4 Jakarta a. Pengembangan Prestasi MAN 4 Jakarta Pengembangan prestasi siswa di MAN 4 Jakarta dimulai dengan mekanisme rapat kerja. Rapat kerja dilakukan setiap tahun dan melibatkan banyak pihak, diantaranya kepala madrasah, waka kurikulum, waka kesiswaan, waka humas, komite madrasah, BK, guru-guru, TU, dan para karyawan. Dalam upaya memberdayakan prestasi siswa yang unggul, penulis melihat dari dimensi input, proses, dan output madrasah ini yakni sebagai berikut. 1) Input Siswa Penerimaan peserta siswa baru (PPDB) sesuai dengan Panduan Akademik yang dibuat oleh MAN 4 Jakarta. Kebijakan PPDB dinyatakan oleh Nia Kurniasih, S.Pd. sebagai Waka. Kesiswaan MAN 4 Jakarta sebagai berikut. 1) 2) 3) 4)
Sesuai dengan sasaran mutu dan program kerja kesiswaan Sesuai dengan prosedur mutu PPDB Penunjukkan ketua pelaksana Penyusunan panitia lengkap
91
5) Persiapan pelaksanaan pendaftaran (rapat dengan komite) 6) Penyesuaian kegiatan dengan juknis dari Kemenag Provinsi DKI Jakarta.”113 Kebijakan di atas sesuai standar yang berlaku di MAN 4 Jakarta dan bersifat mengikat. Selain itu, rekrutmen dalam menjaring calon siswa, dilakukan dengan berbagai macam tes kompetensi. Seperti yang diungkapkan Nia Kurniasih, S.Pd. sebagai berikut. “Pertama, melalui tes psikologi (psikotes); kedua, tes akademik (Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan PAI, IPA terpadu, IPS terpadu); ketiga, wawancara; dan keempat yakni tes baca tulis Al-Qur’an.”114 Sedangkan untuk prosedur seleksi, calon siswa MAN 4 Jakarta harus melalui rangkaian tes seleksi masuk dengan syarat memiliki kartu peserta tes. Adapun pernyataan dari Nia Kurniasih, S.Pd., sebagai berikut. “Calon peserta didik mendaftar langsung di sekretariat PPDB dengan mengisi formulir yang disediakan atau telah men-download dari web MAN 4 Jakarta. Bagi calon peserta didik yang memenuhi kelengkapan persyaratan dapat langsung cetak kartu peserta tes.”115 Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa calon siswa MAN 4 Jakarta harus melalui prosedur yang panjang. Tampak bahwa prosedur seleksi yang dilalui untuk calon siswa MAN 4 Jakarta relatif lebih banyak dibandingkan dengan prosedur seleksi yang diterapkan pada sekolah negeri. Dapat dipahami mengapa penerimaan pada MAN 4 Jakarta lebih rumit dibandingkan
113
Wawancara dengan Nia Kurniasih, Wakasek Kesiswaan MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Wakasek MAN 4 Jakarta. 114 Wawancara dengan Nia Kurniasih, Wakasek Kesiswaan MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Wakasek MAN 4 Jakarta. 115
Wawancara dengan Nia Kurniasih, Wakasek Kesiswaan MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Wakasek MAN 4 Jakarta.
92
dengan SMA karena pada program madrasah aliyah benar-benar ingin menjaring kemampuan siswa yang terbaik dari yang baik.
2) Sarana dan Prasarana MAN
4
Jakarta
memiliki
sarana
dan
prasarana
untuk
melangsungkan pembelajaran yang efektif. Pentingnya sarana dan prasarana madrasah turut
memberikan andil
besar dalam
ketercapaian kompetensi dasar siswa. Adapun hasil wawancara dengan Nia Kurniasih, S.Pd. selaku waka kesiswaan MAN 4 Jakarta: “Kelengkapan sarana dalam meningkatkan prestasi peserta didik MAN 4 Jakarta sudah tersedia berbagai fasilitas, dan para pembina yang mendampingi/ membimbing para peserta didik.”116 Dari penjelasan di atas diketahui bahwa MAN 4 Jakarta telah memberikan kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai bagi siswa. Selain itu, para guru yang terkait juga mendampingi siswa dan memberikan arahan. Sedangkan mengenai sarana dan prasarana madrasah dari perspektif siswa, Awla Fajri Assalam siswa kelas XI IPA 1 berpendapat sebagai berikut: “Secara umum kelengkapan sarana dan prasarana di MAN 4 Jakarta ini sudah memadai. Perlengkapan belajar dari LCD Projector, perpustakaan, dan sarana lainnya sudah cukup.”117 Sedangkan menurut pendapat siswa yang lain, Zhafiri Fadli Jauhari siswa kelas XI IPA 1 menyatakan bahwa: “MAN 4 Jakarta memiliki banyak ruang kelas, namun kendala muncul ketika jumlah siswa tidak sebanding dengan sarana dan prasarana MA saat ini. Kelengkapan perpustakaan sudah bagus, tetapi saya tidak sering ke perpustakaan dan lebih memilih di kelas karena tugas-tugas yang diberikan guru cukup banyak. Selain ruang kelas dan perpustakaan, kantin sekolah kurang luas 116
Wawancara dengan Nia Kurniasih, Wakasek Kesiswaan MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Wakasek MAN 4 Jakarta. 117
Wawancara dengan Awla Fajri Assalam, Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 4 Jakarta, (Rabu, 12 Agustus 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta.
93
sehingga kami perlu mengantri ketika ingin membeli makanan/minuman.”118 Berdasarkan pendapat Awla Fajri Assalam bahwa sarana dan prasarana sekolah sudah cukup memadai. Perlengkapan belajar di kelas maupun di luar kelas telah terpenuhi dengan baik. Sedangkan menurut Zhafiri Fadli Jauhari, ia menyampaikan bahwa MAN 4 Jakarta kekurangan jumlah ruang kelas sehingga memerlukan ruang kelas tambahan karena jumlah siswa yang banyak dan ia juga menyatakan bahwa kantin madrasah kurang luas sehingga perlu adanya perbaikan/perluasan. Namun demikian, ia mengakui kelengkapan perpustakaan sudah memiliki standar yang baik. Penulis dapat menyimpulkan bahwa fasilitas yang terdapat di MAN 4 Jakarta sudah cukup memadai untuk siswa dapat belajar dengan optimal, namun perlu diperhatikan masalah perawatan dan kesediaan sarana dan prasarana madrasah.
3) Kurikulum MAN 4 Jakarta menggunakan kurikulum 2013 (K13). Jumlah mata pelajaran yang diajarkan mengikuti aturan yang ada pada K13. Hanya saja madrasah ini menekankan pada pembelajaran mata pelajaran Agama Islam yang terbagi atas Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Selain itu, keterampilan bahasa asing juga ditekankan, seperti bahasa Inggris, bahasa Arab, dan bahasa Jerman. Kurikulum yang digunakan pada madrasah ini memiliki sistem SKS. Proses pembelajaran pada sistem ini dijelaskan oleh Khairunnas, S.Pd., selaku Waka Kurikulum sebagai berikut. “Proses pembelajaran diubah dari sistem reguler jadi sistem SKS, agar dapat meningkatkan akademik. Sebab dengan sistem 118
Wawancara dengan Zhafiri Fadli Jauhari, Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 4 Jakarta, (Rabu, 12 Agustus 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta.
94
tersebut, siswa lebih menguasai materi pada perlombaan di luar MAN 4 Jakarta. Lomba KSM dan OSN kalau diujikan ke siswa MAN 4 Jakarta, mereka lebih menguasai, terlebih mengenai materi UN.”119 Berdasarkan pernyataan di atas, MAN 4 yang menerapkan kurikulum nasional, memiliki mata pelajaran dan alokasi waktu per SKS. Waktu telah membuktikan bahwa dengan sistem SKS ini, MAN 4 Jakarta telah berhasil memenangkan berbagai lomba akademik. Penulis menyimpulkan bahwa penentuan mata pelajaran di
kurikulum
nasional
(K13)
dipertimbangkan
dengan
memerhatikan bahwa mata pelajaran tersebut merupakan tuntutan kurikulum madrasah, kebutuhan orang tua dan siswa untuk dapat melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
4) Tenaga Pendidik Jumlah pendidik di MAN 4 Jakarta sejumlah 85 orang. Hampir seluruh tenaga pendidik tersebut mengajar bidang studi sesuai dengan bidang ilmu dan latar belakang pendidikannya. Berikut pernyataan Khairunnas, S.Pd. selaku Waka Kurikulum: “Kualifikasi dari sisi dasar pendidikan terpenuhi liniernya. Guru-guru di MAN 4 sudah 95% linier sesuai akademik mereka dan 5% tidak linier. Untuk yang tidak linier saat ini sedang mengejar liniernya dengan mengambil program sarjana.”120 Berdasarkan pernyataan di atas, diketahui bahwa para guru di MAN 4 Jakarta mayoritas telah mengajar sesuai latar belakang studinya dan tinggal 5% guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidang studi. Mereka yang belum linier antara latar belakang studi dengan
119
Wawancara dengan Khairunnas, Wakasek Kurikulum MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta. 120
Wawancara dengan Khairunnas, Wakasek Kurikulum MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta.
95
pengajaran yang diampunya, saat ini sedang dalam proses mengambil
program
sarjana
agar
sesuai
dengan
bidang
pengajarannya.
5) Sumber Belajar Terdapat berbagai sumber belajar di MAN 4 Jakarta. Menurut Awla Fajri Assalam siswa kelas XI IPA 1, ia berpendapat sebagai berikut. “Sumber belajar di MAN 4 Jakarta telah memiliki buku-buku referensi yang bagus di perpustakaan. … Alhamdulillah, saya termudahkan dengan perpustakaan karena buku-bukunya yang lengkap.”121 Pendapat lain disampaikan oleh Zhafiri Fadli Jauhari, sebagai berikut: “Cukup sekali. Kelengkapan sarana dan prasarana sudah cukup memadai. Hampir setiap hari saya menumpang koneksi WiFi di sini. Kecepatan internet juga cukup cepat. Kesan saya di MAN 4 Jakarta yakni saya lebih berkreasi, lebih banyak hal yang bisa di explore, dan murah biaya.”122 Dari pernyataan-pernyataan di atas, penulis menyimpulkan bahwa keberadaan sumber belajar di MAN 4 Jakarta seperti perpustakaan dan internet telah mampu menambah pengetahuan siswa. Selain itu, penulis telah melakukan observasi dan terlihat penilaian yang baik seperti laboratorium IPA, laboratorium IPS, laboratorium IPS, alatalat kesenian, dan alat-alat keterampilan. MAN 4 Jakarta telah menyediakan fasilitas yang memadai untuk menambah wawasan bagi siswa.
121
Wawancara dengan Awla Fajri Assalam, Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 4 Jakarta, (Rabu, 12 Agustus 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta. 122
Wawancara dengan Zhafiri Fadli Jauhari, Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 4 Jakarta, (Rabu, 12 Agustus 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta.
96
6) Dana Sumber dana yang digunakan untuk pelaksanaan dan pelayanan kegiatan belajar mengajar di MAN 4 Jakarta bersumber dari DIPA (BOS) dan BOP. Besaran dana dapat diketahui dari jumlah siswa penerima dikalikan dengan anggaran BOS dan BOP. Seperti yang disampaikan oleh Nurlaelah, M.Pd. sebagai berikut. Sumber dana investasi dari DIPA (Kemenag) dan BOP (Pemda). Dana DIPA= 80% gaji. Selain itu ada pula bangunan, pemeliharaan, listrik, telpon, air di dana tersebut. Di DIPA ada dana BOS, yakni untuk BOS Rp. 1.200.000 per siswa/tahun x banyaknya jumlah siswa, misalnya 850 siswa x Rp.1.200.000= Rp. 1.020.000.000 Biaya honorarium dari BOP. Dana BOP Rp.400.000 per siswa x jumlah siswa, misalnya 850 siswa x Rp.400.000 x 12 bulan = Rp. 4.080.000.000. Boarding= 74 siswa x Rp. 1.000.000 x 12 bulan = Rp. 888.000.000 (dikelola oleh Komite Madrasah). Biaya-biaya tersebut bila ditambah maka didapat Rp. 5.988.000.000 dalam setahun. Tidak ada biaya tidak terduga.123 Hal ini dipertegas oleh Muhammad Dodo Ridho, S.S selaku tata usaha MAN 4 Jakarta yakni sebagai berikut. “Ada 3 sumber dana, yakni APBN (Gaji, BOS, dll.), APBD (BOP, dll.), dan komite madrasah.”124 Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa MAN 4 Jakarta memiliki sumber dana yang jelas dan berasal dari pemerintah dan tidak boleh memungut biaya dari orang tua, kecuali boarding yang dikelola oleh Komite Madrasah. Pengelolaan keuangan madrasah dikelola oleh Kepala Madrasah yang berperan sebagai KPA/PPK dan ditindaklanjuti oleh tata usah madrasah.
123
Wawancara dengan Nurlaelah, Kepala Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta, (Senin, 18 Mei 2015), di Ruang Kepala Madrasah. 124
Wawancara dengan Muhammad Dodo Ridho, Staf Tata Usaha MAN 4 Jakarta, (Jumat, 15 Mei 2015), di Ruang Tata Usaha.
97
7) Dukungan Sekolah MAN 4 Jakarta selalu melakukan pengembangan kompetensi bagi para pendidik dan karyawannya. Berikut ini pernyataan dari Khairunnas, S.Pd.: “Pengembangan perangkat pembelajaran merupakan tupoksinya guru, 1 minggu sebelum KBM berlangsung seharusnya sudah disiapkan guru. Pengembangan tersebut mengandalkan sistem kemandirian/MGMP antar guru matpel yang serumpun. Tidak ada jadwal khusus dari madrasah untuk perangkat pembelajaran. Cara lain, dengan workshop. Ini dibimbing oleh lembaga luar biasanya dari tim Kemendiknas oleh Bapak Sucipto (Pembimbing penyusunan perangkat pembelajaran nasional). Selain itu, mereka (para guru) diskusi dengan saya (waka. Kurikulum), dengan sekolah lain, forum bedah SKL, atau dengan antar MGMP DKI Jakarta. “125 Femy Marlia Lestari, S.Pd. sebagai guru IPS juga menuturkan sebagai berikut: “Setiap tahun ada program tersebut, seperti pelatihan pembuatan perangkat pembelajaran. Pelatihan pembuatan perangkat ini sangat membantu guru dalam penyiapan pembelajaran. Pelatihan yang sifatnya intensif lebih sering dilakukan di saat pergantian kurikulum. Pergantian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke Kurikulum 2014 (K13) membutuhkan waktu bagi para guru untuk menerimanya. Hal ini diselenggarakan dengan banyaknya kegiatan workshop. Workshop diadakan setidaknya dua kali setahun, terlebih menjelang tahun ajaran baru. Pada workshop tersebut, para guru dibimbing dalam pembuatan perangkat pembelajaran kecuali silabus. Sedangkan metode pembelajaran didapat dari diklat-diklat yang diselenggarakan oleh Balai Diklat yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan guru.”126 125
Wawancara dengan Khairunnas, Wakasek Kurikulum MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta. 126
Wawancara dengan Femy Marlia Lestari, Guru MAN 4 Jakarta, (Jumat, 15 Mei 2015), di Ruang Guru MAN 4 Jakarta.
98
Hal senada juga dituturkan oleh guru matematika MAN 4 Jakarta yakni Elida Syarifah, S.Pd. sebagai berikut. “MAN 4 Jakarta menyediakan waktu untuk pelatihan/pengembangan guru dalam peningkatan kompetensi perangkat pembelajaran. Pelatihan terakhir yakni tentang kurikulum 2013. Di pelatihan tersebut, dibahas perihal perangkat pembelajaran (RPP, penilaian, media pembelajaran).”127 Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa peluang yang dimiliki para pendidik di MAN 3 Jakarta sangat didukung untuk mengembangkan kompetensinya, salah satu contohnya berupa pelatihan. Selain itu, ada juga program sekolah yang berupa kesempatan untuk melakukan studi banding ke luar kota ataupun ke luar negeri.
8) Strategi Pengembangan Pengembangan prestasi di MAN 4 Jakarta tidak terlepas dari komitmen
bersama
seluruh
stakeholder
madrasah.
Dalam
pengembangannya, madrasah aliyah ini memfungsikan seluruh pihak yang berkepentingan dalam peningkatan manajemen madrasah. Adapun pernyataan Nurlaelah, M.Pd. selaku Kepala Madrasah MAN 4 Jakarta yakni: “Perencanaan program madrasah melibatkan peran komite madrasah dan para guru serta karyawan. Setelah itu, melaksanakan program sesuai dengan tahapan manajerial yang benar. Bila pengelolaan madrasah terorganisasir dengan baik, maka program yang direncanakan turut berjalan baik pula.”128
127
Wawancara dengan Ibu Elida Syarifah, Guru MAN 4 Jakarta, (Rabu, 12 Agustus 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta. 128 Wawancara dengan Nurlaelah, Kepala Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta, (Senin, 18 Mei 2015), di Ruang Kepala Madrasah.
99
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan manajemen madrasah, diperlukan kerjasama dan musyawarah seluruh stakeholder pendidikan untuk melaksanakannya. Program madrasah yang didapatkan oleh siswa, salah satunya tertuang di dalam penyiapan siswa ke jenjang studi yang lebih tinggi. Adapun kebijakan Khairunnas, S.Pd. selaku Waka. Kurikulum MAN 4 Jakarta terkait dengan hal tersebut menyatakan bahwa: “Melakukan pembimbingan, kombinasi antara pembimbing UN dan pembimbing SNMPTN. …Kegiatan pembimbingan dilakukan selama 2 semester (semester 5 dan 6). Pembimbingan UN semester 5, pembimbingan SNMPTN semester 6. Setelah itu melakukan banyak tryout, internal (berdasarkan SKL) dan eksternal biasanya kerjasama dengan MGMP DKI tingkat SMA, atau kanwil atau lembaga luar (Perguruan Tinggi: STMIK, UHAMKA, lembaga lain).”129 Berdasarkan pernyataan waka kurikulum bahwa MAN 4 Jakarta sangat mendukung potensi siswa untuk berkembang. Hal ini merupakan upaya dalam menumbuhkan generasi-generasi yang mampu berkreasi dan menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Penulis juga telah mengamati program madrasah ketika menjadi mahasiswa PPKT di MAN 4 Jakarta. Di madrasah ini terdapat pembiasaan-pembiasaan seperti kegiatan ibadah pagi yang dikenal dengan TTD (Tadarus, Tahfiz, Duha) yang dilakukan setiap hari Selasa-Jumat dan program Tahfiz yang diterapkan pada Al-Qur’an Juz ke-30.
9) Koordinasi Dalam menciptakan prestasi unggul, MAN 4 Jakarta melakukan koordinasi baik internal maupun eksternal. Pengkoordinasian
129
Wawancara dengan Khairunnas, Wakasek Kurikulum MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta.
100
internal sekolah dengan melibatkan para guru, staf, karyawan dan perwakilan siswa. Sedangkan dari eksternal madrasah, komite madrasah
turut
mendukung
terwujudnya
program-program
madrasah. Biasanya pengkoordinasian tersebut terjadi bila ada perkara yang diputuskan dan memecahkan masalah bersama, terutama di rapat kerja. Dalam pengorganisasian tersebut, kepala madrasah bertindak sebagai pemimpin rapat, lalu memutuskan kesepakatan bersama, dan mensosialisasikannya ke seluruh warga madrasah. Sebagaimana hasil wawancara dengan Nurlaelah, M.Pd. selaku kepala madrasah MAN 4 Jakarta, beliau menuturkan bahwa: “…semua ikut terlibat dalam penyusunan program.”130 Selain di rapat kerja, pengkoordinasian juga dilakukan melalui kegiatan seperti rapat koordinasi tiap bulan dan forum MGMP. Hal ini bertujuan untuk dapat mengembangkan informasi-informasi yang berkaitan dengan siswa, program, dan peristiwa yang ada di MAN 4 Jakarta. Penulis menyimpulkan bahwa koordinasi pada MAN 4 Jakarta terlihat cukup demokratis, dimana ada usaha membuat suatu keputusan bersama di kalangan warga sekolah, lalu keputusan tersebut disebarluaskan.
10) Proses KBM Proses pembelajaran perlu direncanakan dengan baik oleh guru. Pelaksanaan proses pembelajaran harus diselenggarakan secara menyenangkan, memotivasi peserta didik supaya aktif, dan memerhatikan perbedaan karakteristik belajar peserta didik. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar siswa yang penulis lakukan, di empat kelas berbeda, diketahui bahwa siswa menunjukkan semangat belajar tinggi. Mereka antusias dalam
130
Wawancara dengan Nurlaelah, Kepala Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta, (Senin, 18 Mei 2015), di Ruang Kepala Madrasah.
101
belajar, memerhatikan guru ketika sedang dijelaskan, dan rajim dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.131 Selain itu, guru yang mengajar pun sangat memerhatikan kemampuan siswa, dengan sabar dan menggunakan metode belajar yang sesuai, membuat siswa semakin terpacu dalam berpikir dan mengasah kemampuan dirinya.132 Adapun hasil wawancara ke siswa bernama Awla Fajri Assalam kelas XI IPA 1 mengenai proses KBM yang mereka alami. Berikut pernyataannya: “Menurut saya rata-rata guru di MAN 4 Jakarta menguasai pelajaran. Mereka profesional dalam mengajar di kelas, dan menggunakan metode belajar yang menyenangkan.” Selain itu, siswa lain bernama Zhafiri Fadli Jauhari kelas XI IPA 1 yakni sebagai berikut. “Mereka (guru-guru MAN 4 Jakarta) sudah bagus dalam mengajar. Saya merasa belajar di MAN 4 Jakarta seperti belajar di lingkungan keluarga kedua. Guru-guru di sini mengajarkan perilaku-perilaku yang baik seperti pembiasaan disiplin masuk ke kelas, meneladankan sopan-santun, dan membimbing kesulitan-kesulitan dalam belajar.”133 Penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran yang baik akan menghasilkan pendidikan yang bermutu. Penilaian hasil belajar siswa pun harus memenuhi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Selain itu, penialian harus valid dan objektif sehingga antara proses pembelajaran dengan penilaian yang dilakukan dapat mengukur keterserapan pembelajaran.
131
Dokumen terlampir. Dokumen terlampir. 133 Wawancara dengan Zhafiri Fadli Jauhari, Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 4 Jakarta, (Rabu, 12 Agustus 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta. 132
102
11) Pengembangan Siswa MAN 4 Jakarta menyiapkan program unggulan untuk bersiap menghadapi era global. Pernyataan Nurlaelah, M.Pd. tentang hal ini sebagai berikut. “MAN 4 Jakarta menyiapkan program-program unggulan, seperti outing class ke Pare, homestay, TOEFL/TOAFL, Arabic days, English days, one day one statement.”134 Program-program tersebut di atas merupakan langkah strategis madrasah dalam memberi bekal kepada siswa penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Selain itu. para guru MAN 4 Jakarta mempersiapkan perencanaan pembelajaran sebelum tahun ajaran. Aspek-aspek yang perlu direncanakan seperti Prota, Promes, dan RPP. Dalam rangka merencanakan perangkat pembelajaran, terdapat aspek yang menjadi bahan pertimbangan yakni karakter siswa, kreativitas guru dalam merencakan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan Femy Marlia Lestari, S.Pd., beliau menyatakan bahwa: “Perangkat pembelajaran telah disiapkan di setiap semester. Perangkat pembelajaran tersebut disusun sesuai dengan karakter kelas. Perbedaan karakter siswa di tiap kelas membuat RPP tidak dapat diseragamkan. Oleh karena itu, guru membuat RPP di kelas A dan di kelas B berbeda. Sedangkan metode pembelajaran dapat disesuaikan guru dengan melihat kondisi tersebut.”135 Hal senada juga diungkapkan oleh Elida Syarifah sebagai berikut. “Sebelum tahun masuk ajaran baru, saya sudah menyiapkan perangkat pembelajaran. Namun untuk saat ini, persiapan perangkat pembelajaran (RPP) dibuat seminggu sekali. Hal tersebut karena setiap kelas memiliki karakter siswa yang
134
Wawancara dengan Nurlaelah, Kepala Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta, (Senin, 18 Mei 2015), di Ruang Kepala Madrasah. 135 Wawancara dengan Femy Marlia Lestari, Guru MAN 4 Jakarta, (Jumat, 15 Mei 2015), di Ruang Guru MAN 4 Jakarta.
103
berbeda-beda, maka RPP harus dibuat tidak bersamaan dengan perangkat pembelajaran yang lain.”136 Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, penulis menyimpulkan bahwa proses pembelajaran akan terjamin ketika para pendidik telah siap dengan perangkat pembelajaran yang disusunnya. Tujuan persiapan ini antara lain adalah untuk mencapai indikator-indikator di KD, terlebih hingga KI. Sebaran umumnya adalah keserasian ke output, outcome, visi, misi dan tujuan madrasah.
12) Motivasi Siswa Siswa MAN 4 Jakarta merupakan siswa pilihan dari sistem seleksi tes PPDB yang dilakukan setiap tahun. Mereka yang akan belajar di madrasah ini perlu memahami tata tertib di MAN 4 Jakarta. Terkait dengan hal tersebut, Nia Kurniasih, S.Pd., menerangkan bahwa: “Penerapan disiplin dimuat dalam panduan tata tertib peserta didik MAN 4 Jakarta.”137 Adapun pernyataan yang diungkapkan oleh Khairunnas, S.Pd. bahwa: “Siswa sangat antusias dalam melaksanakan suatu kegiatan. Semua kegiatan siswa yang atur sendiri, guru/karyawan hanya memfasiliasi dan mengizinkan/tidak mengizinkan, tidak ada intervensi dari madrasah. Setiap tahun kegiatan siswa banyak sekali, salah satunya adalah bulan bahasa. Kegiatan tersebut dilaksankaan dengan menampilkan budaya-budaya di nusantara dengan kreasi kelas. Selain itu, ada pula BOFMAN MAN 4 Jakarta. Kegiatan siswa sangat beragam dan padat, sampai saya bingung membagi waktu. Biasanya mereka akan menghubungi saya untuk minta izin pelaksanaan kegiatan. Bila kegiatan mereka terbentur dengan KBM efektif maka tidak saya izinkan. Seharusnya mereka tahu kapan
136 Wawancara dengan Ibu Elida Syarifah, Guru MAN 4 Jakarta, (Rabu, 12 Agustus 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta. 137 Wawancara dengan Nia Kurniasih, Wakasek Kesiswaan MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Wakasek MAN 4 Jakarta.
104
pembagian waktu yang tepat karena saya telah berikan kalender akademik.”138 Dari beberapa pendapat di atas, penulis simpukan bahwa antusisme siswa yang tinggi dalam menaati peraturan dan mereka berkreasi dengan mengadakan
kegiatan-kegiatan
sekolah.
Mereka
berupaya
menumbuhkan minat dan bakat dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif dan juga didukung oleh MAN 4 Jakarta sesuai peraturan dan tata tertib madrasah.
13) Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling di MAN 4 Jakarta mengedepankan pendampingan-pendampingan ke siswa seperti pembiasaan beribadah, pembiasaan bersikap sopan santun, dan pemberian arahan. Selain itu, para guru juga responsif terhadap pengembangan diri siswa dengan memberikan sejumlah metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas. Awla Fajari Assalam sebagai siswa kelas XI IPA 1 mengungkapkan penugasan yang ia sukai dalam belajar, yaitu: “Saya lebih suka penugasan praktik atau suatu pelajaran yang memberi tugas presentasi di kelas. Kegiatan praktik ataupun presentasi lebih mengedepankan kemampuan aplikasi dari teoriteori di buku. “139 Selain itu, adapula siswa bernama Zhafiri Fadli Jauhari yang mengungkapkan bahwa: “Saya suka praktik, tapi lebih suka penugasan tertulis.” Dari kedua pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa guru harus siap dengan bentuk penugasan baik tertulis maupun praktik. MAN 4 Jakarta
138
Wawancara dengan Khairunnas, Wakasek Kurikulum MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta. 139
Wawancara dengan Awla Fajri Assalam, Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 4 Jakarta, (Rabu, 12 Agustus 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta.
105
juga memiliki pembinaan ke siswa setiap hari Senin pagi yang dilaksanakan dua kali dalam sebulan dan secara bergantingan oleh guru BK ataupun wali kelas yang memberikan arahan. Selain itu, pembimbingan dan konseling dapat pula disandingkan dengan pembinaan ekskul akademik. Pendampingan guru dalam menyukseskan siswa OSN/OSM/KSM dinyatakan oleh Elida Syarifah, S.Pd., yakni sebagai berikut. “Saya membimbing siswa OSN/KSM. Saya mengajar tiap hari Jumat sore setiap minggu di study club matematika. Kami memiliki Sembilan study club (Matematika, Kimia, Fisika, Astronomi, Kebumian, TIK, Ekonomi, Biologi, dan Geografi) yang dimasukkan ke dalam ekskul akademik. Selain peran guru-guru MAN 4 Jakarta sebagai pembimbing, siswa senior (alumni) pun dianjurkan untuk mengajar para juniornya. Para alumni yang pernah merasakan OSN/KSM memberikan materi dan pengalaman kepada adik kelasnya, agar dapat memotivasi untuk bisa berhasil seperti mereka. Dosen-dosen dari perguruan tinggi terkemuka juga kami undang untuk mengajar para siswa yang mengikuti ajang OSN/OSM/KSM. Dosen tersebut diundang ketika penyisihan tingkat DKI Jakarta (provinsi).”140 Guru lain yang juga membimbing siswa OSN/OSM/KSM yakni Femy Marlia Lestari berpendapat bahwa: “Dalam persiapan OSN, saya mengajar Kebumian dan Geografi. Pada pelatihan awal, siswa/i yang terpilih ditugaskan untuk mempelajari buku-buku tingkat SMA/MA sederajat dan pengayaan. Bila siswa/i tersebut mengalami kesulitan pada materi tertentu, maka guru pembimbing OSN bersedia membantu dan mengarahkan siswa. Ketika siswa berhasil di tingkat Kabupaten/kota, maka pada proses selanjutnya, akan ada bimbingan dari para fasilitator yang ditunjuk oleh Sudin sesuai dengan mapel yang diampu. Selain OSN, perlombaan bergengsi lainnya yakni KSM. Proses yang ada dalam KSM tidak jauh berbeda dengan OSN, hanya saja bidang TIK, Astronomi dan Kebumian belum menjadi bidang yang diperlombakan.”141
140 Wawancara dengan Ibu Elida Syarifah, Guru MAN 4 Jakarta, (Rabu, 12 Agustus 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta. 141 Wawancara dengan Femy Marlia Lestari, Guru MAN 4 Jakarta, (Jumat, 15 Mei 2015), di Ruang Guru MAN 4 Jakarta.
106
Dari beberapa pendapat informan, bahwa pembimbingan siswa OSN/OSM/KSM di MAN 4 Jakarta berlangsung dengan baik. Madrasah ini memiliki ekskul akademik sesuai bidang olimpiade sebagai ajang pengembangan kemampuan untuk mengasah bidang studi yang dipilih. Perlombaan akademis OSN yang diikuti oleh siswa MAN 4 Jakarta sampai saat ini hingga tingkat Provinsi, namun untuk KSM madrasah ini telah mencapai prestasi nasional.
14) Kinerja Guru Para guru MAN 4 Jakarta berupaya memberikan pengajaran yang optimal. Pekerjaan mereka berkaitan erat dengan kinerja madrasah. Berkaitan dengan hal ini, Khairunnas, S.Pd., menyatakan sebagai berikut. “Belum semua guru memiliki sertifikasi pendidik, diantara yang paling lambat adalah matpel Agama Islam dan Bahasa Arab. Pemanggilan kuotanya lambat, guru-guru muda harus mengajar selama 5-7 tahun, baru ada pemanggilan kuota sertifikasi. Selain itu, supervisi madrasah diselenggarakan berdasarkan ISO MAN 4 Jakarta. Supervisi internal yang disusun oleh saya yakni dengan memberi informasi ke semua guru, membuat form supervisi, dan merekap/merangkum (supervisi terjadwal). Pelaksanaan supervisi dokumen/mutu yakni sebanyak 2x dalam setahun (internal). Selain itu, ada pula supervisi tidak terjadwal yakni dari pimpinan dan staf pimpinan suka memantau kondisi kelas.”142 Dari pernyataan di atas, diketahui bahwa belum semua guru tersertifikasi, terlebih bagi para guru bidang Agama Islam dan Bahasa Arab yang mengalami keterlambatan dalam persertifikasian. Hal ini disebabkan
lambatnya
proses
pemanggilan
dari
pemerintah.
Keterlambatan ini tentu memberikan efek terhadap kinerja dan kesejahteraan guru. Oleh karena itu, pihak yang terkait perlu 142
Wawancara dengan Khairunnas, Wakasek Kurikulum MAN 4 Jakarta, (Rabu, 20 Mei 2015), di Ruang Kelas MAN 4 Jakarta.
107
memperbaiki sistem sertifikasi agar pemanggilan tidak mengalami keterlambatan. Selain itu, MAN 4 Jakarta memiliki sistem supervisi internal dan eksternal. Supervisi ini menandakan bahwa pengukuran ketercapaian madrasah dapat dilihat dari kesiapan para guru dalam membelajarkan siswa di kelas.
15) Prestasi MAN 4 Jakarta yang menjadi sekolah unggulan tingkat aliyah memiliki sejumlah prestasi yang membanggakan. Maka dari itu, pelaporan ke pihak Kemenag maupun pengumuman umum perlu diketahui. Berikut ini pernyataan Muhammad Dodo Ridho, S.S. sebagai staf TU MAN 4 Jakarta: “Untuk publikasi biasanya ke website, seperti menjadi juara di perlombaan. Hasil atau laporan prestasi dilaporkan ke Kankemenag, Kanwil, dan Pusat.”143 Dari pernyataan di atas, diketahui bahwa MAN 4 Jakarta melaporkan hasil prestasi siswa ke melalui website madrasah. Selain untuk publikasi, ini juga dapat sebagai promo sekolah dengan segenap hasil yang telah dicapai dengan maksimal. Adapun penghargaan yang diberikan oleh sekolah. Hal ini disampaikan oleh Femy Marlia Lestari, S.Pd. sebagai berikut. “Siswa yang menjadi juara, namanya dimasukkan ke dalam rekap siswa berprestasi di arsip sekolah dan dipublikasikan di web MAN 4 Jakarta. Selain itu, MAN 4 Jakarta biasanya memberikan surat penghargaan kepada siswa yang berprestasi sebagai bukti pernah menjadi juara lomba dan berguna memudahkan untuk melanjutkan studi.”144
143
Wawancara dengan Muhammad Dodo Ridho, Staf Tata Usaha MAN 4 Jakarta, (Jumat, 15 Mei 2015), di Ruang Tata Usaha. 144
Wawancara dengan Femy Marlia Lestari, Guru MAN 4 Jakarta, (Jumat, 15 Mei 2015), di Ruang Guru MAN 4 Jakarta.
108
Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa penghargaan madrasah kepada siswa yang berprestasi merupakan suatu bentuk apresiasi sebab mereka telah berani action di kancah akademik maupun non akademik. Tiada punishment bagi mereka yang telah mengikuti lomba, hanya saja perlu ada evaluasi bagi para pendidik dan pembina ekskul akademik dan para guru.
b. Keunggulan MAN 4 Jakarta 1) Keunggulan Karakter Akademik MAN 4 Jakarta berawal dari PGAN yang berevolusi menjadi Madrasah Aliyah di tahun 1992. Pernah menjadi madrasah model di tahun 1998, Madrasah Standar Nasional di tahun 2008 dan RMBI di tahun 2010. Nilai-nilai keunggulan akademik MAN 4 Jakarta yang lebih banyak perhatian yakni pada kurikulum, manajemen, proses pembelajaran dan sarana dan prasarana. 2) Aplikasi Nilai a) Kurikulum MAN 4 Jakarta menerapkan kurikulum 2013 dengan sistem SKS. Beban belajar satu SKS meliputi satu jam kegiatan tatap muka, satu jam kegiatan tugas terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri tidak terstruktur. Sistem SKS menuntut manajemen kelas yang berbasis mata pelajaran, model ini disebut dengan moving class. Untuk itu, pembagian dan pengelolaan kelas berdasarkan mata pelajaran seperti kelas Fisika, kelas Kimia, kelas Biologi dan seterusnya yang sifatnya tetap. b) Pembiasaan rutin Siswa MAN 4 Jakarta memiliki kebiasaan sebagai berikut: 1. Kegiatan TTD (Tadarus, Tahfidz, Duha) di setiap Selasa-Jumat pagi sebelum KBM berlangsung; 2. Salat Dzuhur berjamaah di masjid MAN 4 Jakarta;
109
3. Wajib menghafal surat-surat di Al-Qur’an di Juz ke-30; 4. Berjabat tangan dan mengucapkan salam ketika bertemu; 5. Berbusana sesuai tata tertib yang berlaku di madrasah; dan 6. Pembinaan kedisiplinan. 3) Manajemen MAN 4 Jakarta telah
tersertifikasi ISO 9001:2008.
Sertifikasi ISO dari Sucofindo ini merupakan upaya pihak madrasah untuk terus meningkatkan mutu madrasah sebagai bentuk jaminan mutu kepada stakeholdernya. Di samping itu, MAN 4 Jakarta telah memiliki penilaian akreditasi A (sangat baik). 4) Proses Pembelajaran MAN 4 Jakarta menerapkan pembelajaran kolaborasi untuk mewujudkan pengintegrasian pengembangan
spiritual,
akhlak, sosial, dan kecakapan lainnya. Secara bertahap menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai landasan penyelenggaraan pendidikan secara menyeluruh, baik pada filosofis, teoritis, dan praktis. Maka saat ini para guru MAN 4 Jakarta berupaya menyediakan bahan ajar dengan mengaitkan pada ajaran yang bersumber dari ayat-ayat qauliyah (Al-Qur’an dan Hadits) dengan ayat-ayat kauniyah (pelajaran umum) secara terpadu. Hari belajar dari SeninJumat pukul 6.30-15.45. 5) Sarana dan Prasarana Kelengkapan sarana dan prasarana di MAN 4 Jakarta dalam menunjang prestasi akademik siswa telah optimal. Setiap ruang kelas MAN 4 Jakarta ber-AC, kegiatan belajar mengajar dilengkapi multimedia, laboratorium memadai,
110
PSBB (Pusat Sumber Belajar Bersama), masjid, dan asrama (boarding). 6) Ekstrakurikuler Akademik MAN 4 Jakarta memiliki science club terdiri atas 9 bidang, yakni sains Fisika, sains Kimia, sains Kebumian, sains Astronomi, sains Ekonomi,sains Biologi, sains Matematika Basic, sains Matematika Olimpiade, dan sains TIK. Sejumlah perlombaan ilmiah telah diikuti oleh MAN 4 Jakarta dan merebut juara tingkat nasional. 7) Siswa Penerimaan peserta didik baru di MAN 4 Jakarta dilakukan dengan tes. Sifat ini tidak menggunakan passing grade namun dari keunggulan siswa dalam menjawab rangkaian tes. Terdapat 4 tahapan seleksi, yakni (a). Psikotes; (b). Tes Akademik; (c). Wawancara; dan (d) Baca-Tulis Al-Qur’an. 8) Tenaga Pendidik Tenaga pendidik di MAN 4 Jakarta berjumlah 85 orang, dengan status PNS sebanyak 70 orang, PNS DPK 5 orang, dan honorer sebanyak 10 orang. Hanya 5% guru yang tidak linier dengan bidang pengajarannya, dan saat ini sedang melaksanakan studi (S1) yang sesuai dengan bidangnya. 9) Program Madrasah dalam Berdaya Saing MAN 4 Jakata memiliki program kecakapan berbahasa asing. Saat ini MAN 4 Jakarta sedang dikembangkan kecakapan bahasa Inggris. Muatan lokal TOEFL disiapkan madrasah untuk menyiapkan siswa berkompetisi di kancah global. Selain itu, terdapat program homestay berupa outing class ke Pare, Kediri, Jawa Timur untuk mendalami kecakapan bahasa Inggris. Sedangkan untuk kecakapan bahasa Arab masih di dalam persiapan. Kemudian, di bidang
111
TIK terdapat sertifikat Program Diploma I Akuntansi Komputer Terapan bekerja sama dengan Sentra Informatika. Kemudian, MAN 4 Jakarta menjalin sister school dengan Narrogin Senior High School, Australia. Di samping itu, adapula kerjasama dalam hal penyediaan informasi pendidikan tinggi dan pembinaan siswa dengan ITB, UI, IPB, AMINEF, dan Jepang.
c. Prestasi Akademik MAN 4 Jakarta 1) Ujian Nasional MAN 4 Jakarta memiliki mutu yang relatif baik. Hal ini terlihat dari jumlah lulusan dan rata-rata nilai UN yang diperoleh. Tabel 4. memperlihatkan bahwa nilai rata-rata program studi IPA yang diperoleh mencapai nilai 7,63. Selengkapnya, lihat tabel 4.14 berikut ini: Tabel 4.14 Hasil Nilai Rata-rata UN Program Studi IPA MAN 4 Jakarta Nilai UN
B. Indo
B. Ing.
Mat
Fisika Kimia Biologi
Ratarata
Jml.
2010/2011 8.72
8.01
9.34
8.59
8.72
8.09
8.58
51.47
2011/2012 7.45
7.00
8.61
7.82
8.50
7.99
7.9
47.37
2012/2013 7.65
7.70
6.54
6.62
7.28
6.66
7.08
42.45
2013/2014 8.16
7.20
6.25
6.63
6.26
6.83
6.89
41.33
2014/2015 8.30
7.63
7.21
8.15
7.50
7.40
7.7
46.19
7.63
45.76
Rata-rata
Berikut ini tampilan grafik pergerakan hasil UN Program Studi IPA dari tahun 2011 hingga tahun 2015:
112
Gambar 4.8 Pergerakan Hasil Nilai Rata-rata UN 2011-2015 Program Studi IPA MAN 4 Jakarta
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 2010/2011
B. Indo
2011/2012
B. Ing
2012/2013
Mat
2013/2014
Fisika
2014/2015
Kimia
Biologi
Berdasarkan tampilan grafik 4. diketahui bahwa di tahun 2010/2011 hasil UN prodi IPA MAN 4 Jakarta berada pada posisi tertinggi, dimana semua mata pelajaran (matpel) berada di level 8,0 - 9,34. Sedangkan di tiga tahun berikutnya yakni tahun 2011/20122013/2014, matpel Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi mengalami fluktuasi. Hanya matpel Bahasa Indonesia yang berhasil naik ke nilai 8,16. Evaluasi yang dilakukan oleh MAN 4 Jakarta terbilang cukup lambat karena selama tiga tahun belum berhasil menaikkan nilai rata-rata UN secara signifikan. Hingga di tahun 2014/2015, perbaikan pembelajaran terlihat dari rata-rata nilai UN di semua matpel naik signifikan. Berikut ini tampilan grafik mengenai nilai rata-rata hasil UN Program Studi IPA dari tahun 2011 hingga tahun 2015:
113
Gambar 4.9 Nilai Rata-rata Hasil UN Prodi IPA MAN 4 Jakarta Selama 5 Tahun Terakhir
2014/2015
2013/2014
2012/2013
2011/2012
2010/2011 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nilai Rata-rata
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa presentase rata-rata terendah terjadi di tahun 2014 yakni 6,89 dan rata-rata tertinggi terjadi di tahun 2013 yakni 8,58. Perolehan hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) program studi IPA selama kurun waktu 5 tahun terakhir tergolong baik, mengingat ratarata yang diperoleh di atas angka 8 yaitu antara 6,8 – 8,58. Angka tersebut memperlihatkan bahwa untuk standar nasional mutu madrasah relatif sudah baik.
Sedangkan di Prodi IPS, MAN 4 Jakarta memperlihatkan bahwa nilai rata-rata program studi IPS yang diperoleh mencapai nilai 7,36. Selengkapnya, lihat tabel 4.15 berikut ini:
10
114
Tabel 4.15 Hasil Nilai Rata-rata UN Program Studi IPS MAN 4 Jakarta Nilai UN
B. Indo
B. Ing.
Mat
Eko
Sos
Geo
Ratarata
Jml.
2010/2011 8.69
6.88
9.18
7.65
8.52
6.78
7.95
47.7
2011/2012 7.06
6.90
7.99
6.93
7.66
7.86
7.4
44.4
2012/2013 7.13
7.47
7.15
6.36
6.91
6.30
6.89
41.32
2013/2014 7.82
6.13
6.39
6.33
7.18
7.35
6.87
41.2
2014/2015 8.10
7.83
8.01
7.26
7.70
7.35
7.71
46.25
7.36
44.17
Rata-rata
Berikut ini tampilan grafik mengenai pergerakan hasil UN Program Studi IPS dari tahun 2011 hingga tahun 2015:
Gambar 4.10 Pergerakan Hasil Nilai Rata-rata UN 2011-2015 Program Studi IPS MAN 4 Jakarta 10 8 6 4 2 0 2010/2011 B. Indo
2011/2012 B. Ing
2012/2013 Mat
2013/2014 Eko
Sos
2014/2015 Geo
Berdasarkan tampilan grafik 4. diketahui bahwa di tahun 2010/2011 hasil UN prodi IPS MAN 4 Jakarta berada pada posisi tertinggi, dimana semua mata pelajaran (matpel) berada di level 6,78 - 9,18. Sedangkan di tiga tahun berikutnya yakni tahun 2011/2012-
115
2013/2014, semua matpel yang diujikan yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi cenderung fluktiatif. Hanya matpel Bahasa Indonesia, Geografi, dan Sosiologi yang berhasil naik signifikan. Evaluasi yang terbilang berpengaruh terjadi di tahun 2012/2013 dimana terjadi perbaikan di sektor matpel yang tiga tadi. Sedangkan Matematika dan Ekonomi belum terlihat perbaikan. Hingga di tahun 2014/2015, perbaikan pembelajaran terlihat dari rata-rata nilai UN di semua matpel naik signifikan walau belum dapat menyaingi rata-rata nilai UN di tahun 2011. Berikut ini tampilan grafik mengenai nilai rata-rata hasil UN Program Studi IPS dari tahun 2011 hingga tahun 2015:
Gambar 4.11 Nilai Rata-rata Hasil UN Prodi IPS MAN 4 Jakarta Selama 5 Tahun Terakhir
Nilai Rata-rata Hasil UN per 5 Tahun Terakhir 2014/2015 2013/2014 2012/2013 2011/2012 2010/2011 6.2
6.4
6.6
6.8
7
7.2
7.4
7.6
7.8
8
8.2
Nilai Rata-rata
Berdasarkan grafik di atas, angka tersebut memperlihatkan bahwa perolehan nilai paling tinggi berada di tahun 2011 dan terendah di tahun 2014. Hal untuk standar nasional mutu madrasah realtif sudah baik.
116
Perolehan hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) program studi IPS selama kurun waktu 5 tahun terakhir tergolong baik, mengingat ratarata yang diperoleh di atas angka 7 yaitu antara 6,87 – 7,95.
2) Prestasi Akademik Lainnya MAN 4 Jakarta memiliki prestasi akademik lainnya berupa olimpiade dan lomba pidato. Berikut ini beberapa prestasi yang berhasil diraih oleh siswa MAN 4 Jakarta: Tabel 4.16 Prestasi Siswa pada Kegiatan Lomba Akademik145 No. 1.
Nama Kegiatan OSM
Penyelengga
Peserta
Prestasi
Pahrul Rozi
Medali
KEMENAG
5
Perak
RI
November
ra
Biologi 2.
OSM
Dafiq
Medali
Azifurrahma Perak Fisika
2013 KEMENAG
5
RI
November
n 3.
OSM
2013
Arini
Medali
KEMENAG
5
Hikmah
Perunggu
RI
November
Kimia 4.
OSM
2013
Faris Adnan
Medali
KEMENAG
5
Padhila
Perak
RI
November
Matematika 5.
KSM
Terlampir.
2013
Dimas
Medali
KEMENAG
Wihandono
Emas
RI
Biologi
145
Waktu
2015
117
Keunggulan prestasi akademik di MAN 4 Jakarta telah diwariskan sejak bertahun-tahun. Maka hingga kini, MAN 4 Jakarta masih kokoh berada di tingkat paling atas pencapaian akademik tingkat madrasah Aliyah di DKI Jakarta. Beragam hal yang menyebabkan hal itu terjadi diantaranya tidak terlepas dari budaya madrasah. Budaya sekolah dengan madrasah berbeda satu dengan lainnya. Oleh sebab itu, tiap-tiap sekolah/madrasah memiliki budaya sendiri yang bersifat unik dan khas. MAN 4 Jakarta dikenal dengan budaya akademiknya yang berhasil mempertahankan juara KSM tingkat nasional
serta
juara
di
perlombaan
akademis
lainnya.
Pengembangan akademik dilakukan berdasarkan hasil evaluasi KBM dan analisis yang dilakukan terhadap KBM oleh masingmasing guru mata pelajaran, pertemuan guru (MGMP), serta pelatihan yang diperoleh guru.
3. Komparasi Prestasi Akademik Siswa SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta a. Komparasi Hasil Ujian Nasional Program Studi IPA 1) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia No./Tahun
Rata-rata Matpel Bahasa Indonesia SMAN 8 Jakarta
MAN 4 Jakarta
1/ 2011
8.53
8.72
2/ 2012
8.49
7.45
3/ 2013
8.45
7.65
4/ 2014
8.64
8.16
5/ 2015
8.72
8.30
Rata-rata
8.57
8.06
Tabel 4.17 Komparasi Hasil UN Matpel Bahasa Indonesia Prodi IPA antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta
118
Berdasarkan paparan tabel di atas terlihat bahwa Prodi IPA pada UN Matpel Bahasa Indonesia di SMAN 8 Jakarta lebih unggul dari MAN 4 Jakarta. SMAN 8 Jakarta memiliki enam orang guru yang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, yakni lima orang berijazah S1 dengan latar belakang pendidikan yang linier dengan matpel yang diampu, dan terdapat satu orang guru yang berijazah S2 dengan jurusan linguistik. Selain itu, lama mengajar para guru Bahasa Indonesia memiliki rentang 23-33 tahun. Hal ini turut menentukan pengalaman dan pengabdian dalam penguasaan materi dan siswa. Dari informasi ini diketahui bahwa besar kemungkinan para siswa dapat belajar dengan optimal dengan diajar oleh guru-guru yang kompeten. Sedangkan, MAN 4 Jakarta memiliki jumlah guru Bahasa Indonesia lebih banyak, yakni tujuh orang. Diantaranya terdapat tiga orang berijazah S2 dan empat orang berijazah S1 yang linier dengan matpel yang diampu. Meskipun dalam kuantitas jumlah guru lebih besar daripada SMAN 8 Jakarta, bermacam faktor dapat memengaruhi nilai siswa seperti konsentrasi siswa saat belajar di kelas, penguasaan materi guru, dan lingkungan madrasah. Maka dari itu, para guru sebaiknya perlu memperbaiki manajemen kelas agar nilai akademis siswa dapat ditingkatkan.
2) Mata Pelajaran Bahasa Inggris No./Tahun
Rata-rata Matpel Bahasa Inggris SMAN 8 Jakarta
MAN 4 Jakarta
1/ 2011
8.87
8.01
2/ 2012
8.71
7.00
3/ 2013
9.29
7.70
4/ 2014
8.51
7.20
119
5/ 2015
8.54
7.63
Rata-rata
8.78
7.51
Tabel 4.18 Komparasi Hasil UN Matpel Bahasa Inggris Prodi IPA antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Dari tabel di atas, nilai matpel UN Bahasa Inggris siswa SMAN 8 Jakarta tampil lebih unggul dengan nilai rata-rata lebih tinggi daripada MAN 4 Jakarta selama kurun waktu lima tahun terakhir. Guru pengajar Bahasa Inggris di SMAN 8 Jakarta berjumlah tujuh orang. Terdapat dua orang berijazah S2 masing-masing berasal dari jurusan Manajemen Sumber Daya dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Di samping itu, terdapat pula lima orang guru dengan ijazah S1 dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Sastra Inggris. Mereka telah mengabdi antara 15-23 tahun. Secara umum kuantitas dan pengalaman mereka memberikan hasil terbaik bagi prestasi akademik siswa. MAN 4 Jakarta memiliki delapan jumlah pengajar matpel Bahasa Inggris. Adapun dua orang tenaga pendidik yang berijazah S2 dan enam orang lainnya berijazah S1. Meskipun tenaga pengajar telah mencukupi, namun perlu ada perbaikan dalam hal pembinaan kepada siswa untuk dapat meningkatkan perolehan hasil UN di matpel Bahasa Inggris. Para guru sebaiknya secara bersama memecahkan masalah yang timbul dalam penerapan materi ke siswa, dan memberikan stimulus berupa motivasi belajar kepada siswa. 3) Mata Pelajaran Matematika Rata-rata Matpel Matematika No./Tahun SMAN 8 Jakarta MAN 4 Jakarta 1/ 2011
9.20
9.34
2/ 2012
9.24
8.61
120
3/ 2013
9.04
6.54
4/ 2014
8.69
6.25
5/ 2015
8.54
7.21
Rata-rata
8.94
7.59
Tabel 4.19 Komparasi Hasil UN Matpel Matematika Prodi IPA antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta
Dari data di atas, ditemukan bahwa SMAN 8 Jakarta memimpin dengan nilai UN Matematika yakni 8,94 (sangat baik) selama lima tahun terakhir, sedangkan MAN 4 Jakarta mencapai skor 7,59 (baik). Tenaga pendidik pada Matpel Matematika di SMAN 8 Jakarta berjumlah enam orang. Seorang pendidik berijazah S2 dan lainnya berijazah S1 pada bidang studi eksak (statistika, teknik fisika, dan pendidikan matematika). Perolehan nilai UN siswa tergolong stabil di atas dengan predikat sangat baik. Tenaga pendidik matpel Matematika di MAN 4 Jakarta berjumlah tujuh orang. Satu orang berijazah S2 dan enam lainnya berijazah S1. Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru matematika Ibu Elida Syarifah, dinyatakan bahwa dirinya telah berusaha mengajar dengan maksimal, namun karena kurangnya motivasi siswa untuk belajar yang menjadi permasalahan. Penulis menyimpulkan bahwa para guru sebaiknya menyediakan strategi mengajar yang tepat untuk konten ajar dapat diterima dengan baik oleh siswa.
4) Mata Pelajaran Fisika No./Tahun
Rata-rata Matpel Fisika SMAN 8 Jakarta
MAN 4 Jakarta
1/ 2011
8.49
8.59
2/ 2012
8.71
7.82
121
3/ 2013
9.01
6.62
4/ 2014
9.02
6.63
5/ 2015
9.00
8.15
Rata-rata
8.85
7.56
Tabel 4.20 Komparasi Hasil UN Matpel Fisika Prodi IPA antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Berdasarkan data di atas, prestasi UN Fisika siswa SMAN 8 Jakarta cenderung stabil di atas, sedangkan MAN 4 Jakarta terlihat fluktuatif. SMAN 8 Jakarta mempunyai tujuh orang guru pengampu matpel Fisika. Satu orang berijazah S2 dan enam orang lainnya berijazah S1. Mereka mengabdi antara 20-35 tahun. Sejumlah pengalaman mengajar selama itu menjadikan sekolah ini mampu membuktikan diri yang terbaik. MAN 4 Jakarta memiliki tujuh orang guru matpel Fisika. Tiga orang guru berijazah S2 dan lima orang lainnya berijazah S1. Pada tahun ajaran 2012/2013-2013/2014 terjadi kemerosotan nilai UN yang cukup tajam. Para guru Fisika melakukan langkah evaluasi pengajaran dan akhirnya terbukti di tahun 2015 yang berhasil naik signifikan. 5) Mata Pelajaran Kimia Rata-rata Matpel Kimia No./Tahun
SMAN 8 Jakarta
MAN 4 Jakarta
1/ 2011
8.47
8.72
2/ 2012
8.83
8.50
3/ 2013
8.90
7.28
4/ 2014
7.86
6.26
5/ 2015
8.64
7.50
Rata-rata
8.54
7.65
122
Tabel 4.21 Komparasi Hasil UN Matpel Kimia Prodi IPA antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Berdasarkan tabel di atas, SMAN 8 Jakarta lebih unggul daripada MAN 4 Jakarta. Personel guru Kimia di SMAN 8 Jakarta berjumlah lima orang. Terdapat dua orang yang memiliki ijazah S2 dari bidang Kimia dan Administrasi Pendidikan dan tiga orang lainnya berijazah S1 dari jurusan Kimia. Sinergi yang kuat antar guru Kimia membuat prestasi akadmik di matpel Kimia siswa terkoreksi amat baik dilihat dari hasil UN selama lima tahun terakhir. Jumlah guru matpel Kimia di MAN 4 Jakarta berjumlah lima orang. Dua diantaranya menyandang gelar S2 bidang Kimia, dan tiga orang guru lainnya bergelar S1 bidang Kimia. Berdasarkan data UN selama lima tahun terakhir, MAN 4 Jakarta belum optimal dalam mencapai prestasi akademik siswa di matpel Kimia. Oleh karena itu, para guru sebaiknya saling bertukar pikiran dan bersama membangun pembelajaran efektif dalam rangka mencapai nilai terbaik bagi siswa. 6) Mata Pelajaran Biologi Rata-rata Matpel Biologi No./Tahun SMAN 8 Jakarta MAN 4 Jakarta 1/ 2011
8.26
8.09
2/ 2012
8.29
7.99
3/ 2013
8.10
6.66
4/ 2014
8.48
6.83
5/ 2015
8.44
7.40
Rata-rata
8.31
7.39
Tabel 4.22 Komparasi Hasil UN Matpel Biologi Prodi IPA antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta
123
Berdasarkan tabel di atas, raihan Nilai UN siswa SMAN 8 Jakarta tergolong stabil, sedangkan MAN 4 Jakarta terbilang fluktuatif. Terdapat lima orang guru yang bertanggungjawab atas matpel Biologi. Adapun kelima guru tersebut, terdapat seorang lulusan S2 bidang Biologi dan empat lainnya lulusan S1 dari bidang Biologi dan Pendidikan Biologi. MAN 4 Jakarta tiga orang guru matpel Biologi. Berdasarkan data yang penulis peroleh, mereka berijazah S1 dari jurusan Biologi. Walaupun masih belum maksimal, namun pencapaian akademik matpel Biologi harus terus diupayakan dengan cara perbaikan di sektor perencanaan pembelajaran, pengelolaan kelas dan evaluasi belajar siswa. b. Komparasi Hasil Ujian Nasional Program Studi IPS 1)
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
No./Tahun
Rata-rata Matpel Bahasa Indonesia SMAN 8 Jakarta
MAN 4 Jakarta
1/ 2011
8.42
8.69
2/ 2012
8.12
7.06
3/ 2013
8.16
7.13
4/ 2014
8.49
7.82
5/ 2015
8.75
8.10
Rata-rata
8.39
7.76
Tabel 4.23 Komparasi Hasil UN Matpel Bahasa Indonesia Prodi IPS antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Pada tabel di atas, dinyatakan bahwa nilai rata-rata UN Bahasa Indonesia di SMAN 8 Jakarta selama kurun waktu lima tahun terakhir berkategori amat baik. Sedangkan MAN 4 Jakarta memiliki kategori baik.
124
SMAN 8 Jakarta memiliki enam orang guru yang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, yakni lima orang berijazah S1 dengan latar belakang pendidikan yang linier dengan matpel yang diampu, dan terdapat satu orang guru yang berijazah S2 dengan jurusan linguistik. Di samping itu, pangkat terendah adalah guru honor dan tertinggi yakni PNS golongan 4a. Hal ini turut mengindikasikan pengalaman dan profesionalitas mengajar ke siswa. Dari informasi ini diketahui bahwa besar kemungkinan para siswa dapat belajar dengan optimal oleh guruguru yang profesional. Sedangkan, MAN 4 Jakarta memiliki jumlah guru Bahasa Indonesia lebih banyak, yakni tujuh orang. Diantaranya terdapat tiga orang berijazah S2 dan empat orang berijazah S1 yang linier dengan matpel yang diampu. Terdapat tugas tambahan bagi para guru MAN 4 Jakarta seperti pembina ekstrakurikuler, pendalaman materi, dan penasihat akademik. Meskipun demikian, profesionalitas dalam mengajar perlu ditingkatkan agar para siswa mendapat nilai terbaik di matpel Bahasa Indonesia. 2)
Mata Pelajaran Bahasa Inggris No./Tahun
Rata-rata Matpel Bahasa Inggris SMAN 8 Jakarta
MAN 4 Jakarta
1/ 2011
8.72
6.88
2/ 2012
8.24
6.90
3/ 2013
9.08
7.47
4/ 2014
8.43
6.13
5/ 2015
8.73
7.83
Rata-rata
8.64
7.04
Tabel 4.24 Komparasi Hasil UN Matpel Bahasa Inggris Prodi IPS antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta
125
Berdasarkan tabel di atas, nilai rata-rata UN Bahasa Inggris SMAN 8 Jakarta lebih unggul ketimbang MAN 4 Jakarta. Guru pengajar Bahasa Inggris di SMAN 8 Jakarta berjumlah tujuh orang. Terdapat dua orang berijazah S2 masing-masing berasal dari jurusan Manajemen Sumber Daya dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Di samping itu, terdapat pula lima orang guru dengan ijazah S1 dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Sastra Inggris. Status guru Bahasa Inggris yakni tiga orang honorer, dua orang PNS berpangkat 3a, satu orang berpangkat 3d, serta satu orang berpangkat 4a. Performa guru dalam mengajar menunjukkan hasil yang konsisten dan stabil dalam kurun waktu lima tahun terakhir dan berhasil melakukan pengajaran efekftif. MAN 4 Jakarta memiliki delapan jumlah pengajar matpel Bahasa Inggris. Adapun dua orang tenaga pendidik yang berijazah S2 dan enam orang lainnya berijazah S1. Meskipun tenaga pengajar telah mencukupi, namun perlu ada perbaikan dalam hal pembinaan kepada siswa untuk dapat meningkatkan perolehan hasil UN di matpel Bahasa Inggris. Penulis menemukan bahwa ada guru yang mengajar di luar MAN 4 Jakarta. Guru tersebut perlu membagi waktu dengan baik karena dengan mengajar di luar memberi pengaruh terhadap efektivitas mengajar di kelas. Selain itu, para guru juga mendapat tugas tambahan seperti pendalaman materi, pembina ekskul dan penasihat akademik. Jadi, para guru diharapkan mampu membagi waktu dan sering memberikan stimulus berupa motivasi belajar kepada siswa.
3) Mata Pelajaran Matematika Rata-rata Matpel Matematika No./Tahun SMAN 8 Jakarta MAN 4 Jakarta 1/ 2011
8.75
9.18
126
2/ 2012
8.42
7.99
3/ 2013
8.83
7.15
4/ 2014
8.85
6.39
5/ 2015
7.70
8.01
Rata-rata
8.51
7.74
Tabel 4.25 Komparasi Hasil UN Matpel Matematika Prodi IPS antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Dari tabel di atas, diketahui bahwa SMAN 8 Jakarta cenderung stabil daripada MAN 4 Jakarta. Tenaga pendidik pada Matpel Matematika di SMAN 8 Jakarta berjumlah enam orang. Seorang pendidik berijazah S2 dan lainnya berijazah S1 pada bidang studi eksak (statistika, teknik fisika, dan pendidikan matematika). Sebanyak dua orang guru berstatus honorer dan empat lainnya berpangkat PNS golongan 4a. Perolehan nilai UN siswa cenderung stabil di atas dengan predikat sangat baik. Tenaga pendidik matpel Matematika di MAN 4 Jakarta berjumlah tujuh orang. Satu orang berijazah S2 dan enam lainnya berijazah S1. Motivasi belajar siswa ditentukan dari strategi mengajar para guru. Maka dari itu, para guru perlu meningkatkan strategi mengajar bersama-sama dan saling bersinergi untuk menciptakan pengajaran efektif sehingga berdampak pada prestasi akademik siswa di ujian nasional.
4) Mata Pelajaran Ekonomi No./Tahun
Rata-rata Matpel Ekonomi SMAN 8 Jakarta
MAN 4 Jakarta
1/ 2011
7.75
7.65
2/ 2012
8.12
6.93
3/ 2013
8.15
6.36
4/ 2014
8.19
6.33
127
5/ 2015
7.86
7.26
Rata-rata
8.01
6.91
Tabel 4.26 Komparasi Hasil UN Matpel Ekonomi Prodi IPS antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Berdasarkan tabel di atas, SMAN 8 Jakarta mendapat kategori baik, sedangkan MAN 4 Jakarta berkategori cukup. SMAN 8 Jakarta memiliki dua guru matpel Ekonomi. Seorang berasal dari jurusan Pendidikan Tata Niaga dan memiliki gelar S1. Sedangka satu orang lagi berlatar pendidikan jurusan Pendidikan Ekonomi dan bergelar S1. Data status/golongan mereka yakni PNS golongan 4a dan honorer. Hasil UN siswa selama lima tahun terakhir berhasil stabil dengan rata-rata amat baik. MAN 4 Jakarta memiliki enam orang guru yang mengampu matpel Ekonomi. Satu orang berijazah S2 dan lima orang lainnya berijazah S1. Selain mengajar, mereka juga mendapat tugas tambahan seperti pembina ekskul dan bertugas menjadi kepala laboratorium. Perolehan nilai UN Ekonomi siswa selama lima tahun terakhir terbilang cukup. Namun para guru sebaiknya melakukan langkah strategis dalam memperbaiki dan meningkatkan prestasi akademik siswa.
5) Mata Pelajaran Sosiologi Rata-rata Matpel Sosiologi No./Tahun SMAN 8 Jakarta MAN 4 Jakarta 1/ 2011
8.04
8.52
2/ 2012
8.16
7.66
3/ 2013
8.00
6.91
4/ 2014
7.84
7.18
5/ 2015
8.15
7.70
Rata-rata
8.04
7.59
128
Tabel 4.27 Komparasi Hasil UN Matpel Sosiologi Prodi IPS antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Berdasarkan data tabel di atas, diketahui bahwa SMAN 8 Jakarata lebih unggul daripada MAN 4 Jakarta. SMAN 8 Jakarta memiliki dua orang guru matpel Sosiologi. Para guru tersebut masing-masing menyandang gelar S1 dari jurusan Ilmu Sosial Politik dan Sejarah dan Antropologi. Hasil rata-rata UN Sosiologi menunjukkan hasil yang baik. Namun perlu terus dilakukan evaluasi dan peningkatan strategi mengajar guru. MAN 4 Jakarta memiliki tiga orang guru matpel Sosiologi. Masingmasing guru berijazah S1. Hasil rata-rata UN Sosiologi siswa selama lima tahun terakhir berkategori cukup dengan rata-rata skor 7,59. Perolehan ini perlu ada evaluasi dan tindak lanjut agar prestasi akademik siswa dapat terus ditingkatkan.
6) Mata Pelajaran Geografi Rata-rata Matpel Geografi No./Tahun SMAN 8 Jakarta MAN 4 Jakarta 1/ 2011
7.34
6.78
2/ 2012
8.08
7.86
3/ 2013
7.35
6.30
4/ 2014
7.98
7.35
5/ 2015
7.87
7.35
Rata-rata
7.72
7.13
Tabel 4.28 Komparasi Hasil UN Matpel Geografi Prodi IPS antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta
129
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa skor rata-rata UN Geografi siswa SMAN 8 Jakarta lebih tinggi dibandingkan MAN 4 Jakarta dan masing-masing berkategori baik. Guru yang mengampu matpel Geografi di SMAN 8 Jakarta berjumlah tiga orang. Mereka menyandang gelar S1 bidang Geografi. Mereka mengabdi di matpel ini antara 20-40 tahun. Bila dilihat dari skor ratarata yang berkategori baik, maka perlu ada peningkatan kemampuan para guru seperti dengan mengikuti pelatihan dan kompetisi bidang Geografi. MAN 4 Jakarta memiliki dua orang guru yang mengampu matpel Geografi. Mereka menyandang gelar S1 dari jurusan Geografi. Dengan fakta nilai UN selama lima tahun terakhir berkategori baik, namun sebaiknya para guru memiliki motivasi kuat untuk membuat para siswa mendapatkan hasil yang maksimal dalam belajar.
130
c. Komparasi Final UN IPA dan IPS antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Nama Sekolah No./Th.
SMAN 8 JAKARTA
MAN 4 JAKARTA
Rata-rata
Rata-rata
IPA
IPS
IPA
IPS
1/ 2011
8.64
8.17
8.58
7.95
2/ 2012
8.71
8.19
7.9
7.4
3/ 2013
8.8
8.26
7.08
6.89
4/ 2014
8.53
8.3
6.89
6.87
5/ 2015
8.65
8.18
7.7
7.71
8.67
8.22
7.63
7.36
Total Ratarata Tabel 4.29 Komparasi Hasil UN Antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta selama 5 Tahun Terakhir Berdasarakan tabel perbandingan di atas, diketahui bahwa SMAN 8 Jakarta lebih unggul dari MAN 4 Jakarta. Perolehan skor UN prodi IPA dan IPS di SMAN 8 Jakarta berkategori sangat baik. Sedangkan prodi IPA dan IPS di MAN 4 Jakrta berkategori baik. SMAN 8 Jakarta mampu mendapat hasil maksimal karena komitmen guru dalam mendukung setiap kegiatan sekolah/madrasah perlu dilakukan secara total. Selain itu, motivasi dari siswa adalah tolok ukur kuat dalam proses pembelajaran di sekolah. Siswa dengan semangat belajar yang tinggi turut membantu para guru untuk memberikan stimulus yang lebih tinggi. Untuk itu, guru perlu memberikan perhatian dengan memberi bimbingan-bimbingan. MAN 4 Jakarta perlu mensinergikan kembali semangat mencapai “pengembang pendidikan islami unggula dalam prestasi” sesuai visi dan misi madrasah. Pengelolaan dan proses pembelajaran
131
perlu terus ditingkatkan guna mencapai keunggulan prestasi sehingga menghasilkan siswa berinsan kamil. Walaupun demikian, bila dilihat dari tabel di atas, kedua satuan pendidikan ini sudah optimal dalam pengelolaan sekolah. Tidak ada nilai rata-rata yang di bawah NEM yang ditetapkan oleh pemerintah. Beragam faktor melatarbelakangi perolehan ini, mulai dari kesiapan dalam menghadapi UN, faktor motivasi siswa, proses pembelajaran, dan komitmen bersama dalam pencapaian target sekolah/madrasah. Ujian nasional merupakan salah satu kunci bagi siswa untuk dapat lulus dari sekolah. SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta saling melakukan persiapan menghadapi UN dengan beberapa kali melakukan uji coba (try out) pelaksanaan UN. Ketidakefektifan terjadi bila siswa tidak mendapat bimbingan optimal dari guru pendamping. Maka dari itu, dedikasi guru dalam membimbing siswa perlu diperhatikan. Selain itu, kesiapan guru dalam menyampaikan materi, latihan-latihan soal, dan pendalaman materi perlu ditingkatkan. Sedangkan siswa sebaiknya melakukan penambahan jam belajar seperti belajar mandiri dan mengikuti bimbel, yang turut menentukan prestasi akademik. Proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas memberikan implikasi terhadap hasil belajar. Manajemen kelas oleh guru perlu dievaluasi. Guru tidak hanya menjadi panutan di dalam kelas, namun di luar kelas pun tetap menjadi guru. Integritas yang tinggi dari guru, berbanding lurus pada kemajuan prestasi siswa. Laporan UN tersebut merupakan hasil yang maksimal dari proses KBM selama lima tahun di sekolah/madrasah masing-masing. Gejolak fluktuasi
hasil UN setiap tahun selalu terjadi
dan
mengindikasikan performa sekolah/madrasah selama tiap tahunnya. Adapun bila terdapat kelemahan pada suatu matpel tertentu, maka tindakan evaluasi harus dilaksanakan oleh sekolah/madrasah untuk adanya perbaikan dan tindak lanjut agar prestasi akademik siswa dapat meningkat.
132
SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta telah menuliskan visi untuk
mencapai
prestasi
yang
gemilang.
Peran
kepala
sekolah/madrasah sebagai leader perlu membawa organiasi sekolah ke arah pencapaian visi tersebut. Prestasi yang membanggakan didasarkan oleh koordinasi yang tepat di internal sekolah dan eksternal sekolah. Koordinasi yang efektif mampu menjadi kunci keberhasilan suatu program sekolah/madrasah. Maka dari itu, pengelolaan yang tepat oleh kepala sekolah/madrasah dengan kesadaran memberikan pendidikan terbaik perlu ada di komitmen guru-guru dan karyawan perlu dikelola dengan baik. Siswa sebagai objek program pengajaran perlu dibina dan dibekali ilmu pengetahuan dan karakter dalam rangka menghasilkan lulusan yang bermutu.
133
d. Komparasi Prestasi Kompetisi Ilmiah dan Kecakapan BahasaKeagamaan
Nama Sekolah No./Tahun 1/ 2011
SMAN 8 Jakarta OSN
MAN 4 Jakarta OSN
1 medali emas, 6 medali perak, -
KSM/OSM -
3 medali perunggu (10) 2/ 2012
3 medali emas, 2 medali perak, -
-
2 medali perunggu (7) 3/ 2013
4/ 2014
4 medali emas, 1 medali perak, -
OSM: 3 medali perak, 1
3 medali perunggu (8)
perunggu (4)
2 medali emas, 3 medali perak, -
-
1 medali perunggu (6) 5/ 2015
2 medali emas, 2 medali perak, -
KSM: 2 medali emas, 1
1 medali perunggu (5)
perak, 1 perunggu (4)
Tabel 4.30 Komparasi Prestasi Akademik Siswa di Olimpiade Nasional
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa SMAN 8 Jakarta selama 5 tahun terakhir (2011-2015) selalu ikut serta dalam kompetisi Olimpiade Sains Nasional (OSN). Di pihak lain, MAN 4 Jakarta tidak berpartisipasi aktif dalam OSN, namun aktif dalam kompetisi ilmiah yang diselenggarakan oleh Kemenag RI yakni OSM dan KSM. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru MAN 4 Jakarta, madrasah ini sudah mencapai tingkat provinsi di dalam kompetisi OSN. Dari keterangan tabel di atas, madrasah aliyah ini pernah menjadi juara pada tahun 2013 dan 2015.
134
Berikut
ini
komparasi
prestasi
siswa
di
olimpiade
internasional: Tabel 4.31 Komparasi Prestasi Siswa di Olimpiade Internasional Nama Sekolah No./Tahun 1/ 2011
1
SMAN 8 Jakarta
MAN 4 Jakarta
Olimpiade Internasional
Olimpiade Internasional
medali
perunggu -
(Matematika) 2/ 2012
2 medali perak (Geosains & Astronomi), 1 medali perunggu (Matematika)
3/ 2013
-
-
4/ 2014
-
-
5/ 2015
1 medali emas (Geografi), 1 medali perak (Kimia), 1 medali perak (Astronomi)
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa SMAN 8 Jakarta aktif mewakili Indonesia pada olimpiade internasional. Sedangkan, MAN 4 Jakarta masih belum mencapai itu, namun telah mampu berkompetisi hingga tingkat nasional. Setelah mengetahui komparasi dalam komparasi prestasi akademik di luar olimpiade nasional dan internasional, berikut ini disajikan tabel komparasi prestasi akademik di bidang bahasa dan keagamaan:
135
Tabel 4.32 Komparasi Prestasi Siswa di Bidang Bahasa-Keagamaan Nama
SMAN 8 Jakarta
Sekolah No./Tahun
KEAGA
BAHASA
1/ 2011
Debat Inggris
2/ 2012
-
MAN 4 Jakarta
BAHASA
MAAN B. -
-
Pidato B. Arab
1. 2. 3.
3/ 2013
4/ 2014
5/ 2015
1. Kompetisi Spelling Bee, 2. Pidato B. Inggris, 3. Debat B. Inggris Debat B. Inggris
-
-
KEAGAMAAN
1. 2.
1. Kaligrafi 2. Puitisasi Al-Qur’an 3. Ceramah Ramadan 4. Fahmil Qur’an Pidato B. 1. Kaligrafi Indonesia 2. Cerdas Cermat AlPidato B. Qur’an Arab 3. Hifzil Qur’an Debat B. Arab Pidato B. Cerdas Cermat AlInggris Qur’an Pidato B. Arab
1. Pidato Inggris 2. Puisi Arab 3. Pidato Arab -
B. 1. MTQ 2. MSQ B. B. 1. MSQ 2. MTQ
Dari pernyataan di atas, diketahui bahwa MAN 4 Jakarta aktif di dalam kompetisi bahasa dan keagamaan dibanding SMAN 8 Jakarta.
136
Di dalam madrasah aliyah, pola pendidikan dibagi menjadi dua yakni keagamaan dan ilmu umum. Porsi keagamaan tidak hanya pendidikan agama Islam, tetapi terbagi menjadi beberapa bagian yaitu akidah akhlak, Al-Qur’an-Hadits, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. MAN 4 Jakarta juga memiliki pengembangan dua bahasa yakni Arab dan Inggris, serta peminatan bahasa yakni Jepang dan Jerman. Oleh sebab itu, MAN 4 Jakarta lebih unggul di bidang keagamaan dan bahasa daripada SMAN 8 Jakarta. Penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi-prestasi akademik yang diraih SMAN 8 Jakarta telah melahirkan sebuah kepercayaan diri yang tinggi pada seluruh warga sekolah ini, baik kepala sekolah, para guru, staf, siswa, orang tua bahkan dinas pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Keunggulan di perlombaan ilmiah seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN) mendapat peringkat terbaik di tingkat kota/kabupaten, nasional, hingga internasional. Kemenangan yang berhasil diraih didasari oleh rasa ingin membuktikan diri (motivasi internal) antara guru dan siswa bahwa mereka bisa menjadi juara sebab berusaha dengan ketekunan. Warga di sekolah ini sudah terbentuk visi dan kesadaran yang kuat untuk menjaga dan mengembangan mutu pendidikan sekolah. Seluruh stakeholder sekolah sudah memiliki persepsi yang sama bahwa SMAN 8 Jakarta menjadi salah satu sekolah unggulan di DKI Jakarta dengan kedisiplinan komitmen untuk tetap unggul. Persepsi dan visi yang sama ini telah membangun budaya akademik kepada seluruh warga SMAN 8 Jakarta. Hal ini terlihat dari tingginya kesadaran dan tanggung jawab mereka untuk menjaga dan mengembangkan sekolah ini sebagai salah satu sekolah unggulan di DKI Jakarta. MAN 4 Jakarta unggul dalam olimpiade sains yang diadakan oleh Kemenag RI yang disebut KSM (Kompetisi Sains Madrasah) dan OSM (Olimpiade Sains Madrasah) serta di prestasi akademik bahasa dan keagamaan. Siswa yang menjadi duta madrasah di perlombaan
137
ilmiah sebagian besar berkegiatan di science club. Di dalam wadah ini para siswa berdiskusi dan mendalami materi di bawah bimbingan guruguru Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Hal ini dalam rangka penyiapan siswa untuk berkompetisi dan mengembangkan bakat para siswa. Dalam bidang sains, MAN 4 Jakarta secara bertahap sedang memperbaiki kinerja, meskipun prestasi siswa telah unggul di perlombaan ilmiah tingkat nasional. Selain itu, madrasah aliyah ini memiliki ciri khas yakni sering berpartisipasi dalam lomba kaligrafi, pidato bahasa Arab, debat bahasa Arab, dan pidato bahasa Inggris, Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), Musabaqah Syarhil Qur’an (MSQ), dan Musabaqah Hafizul Qur’an (MHQ). MAN 4 Jakarta secara terbuka memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengikuti setiap lomba baik tingkat kota/kabupaten, provinsi, maupun nasional. Kesiapan kedua sekolah ini dalam berlomba di bidang akademis terlihat dari ekstrakurikuler study club/ science club. Eksrakurikuler berbasis akademik ini memberi materi dan pemahaman yang lebih kepada siswa. Siswa dapat memilih bidang yang ia suka dengan pilihan bidang studi yang ada. Guru pembimbing berasal dari guru bidang studi dan dari alumni. Guru bidang studi yang mengajar siswa sudy club/science club disesuaikan dengan matpel yang ada di kategori OSN. Sedangkan para alumni mengajar siswa dari kategori/bidang kompetisi ilmiah yang pernah mereka ikuti. Hal ini dinyatakan oleh Iman Santoso, S.Pd. sebagai berikut. Kegiatan study club dioptimalkan dengan kegiatan pendampingan antara siswa senior ke junior. Pendampingan dilakukan oleh kelas XI dan XII yang pernah mengikuti lomba akademis dengan sharing pengetahuan dan pengalaman. Pada saat sebelum adanya kebijakan sekolah gratis, kami mengundang dosen-dosen yang berkompeten untuk mengajari siswa-siswa study club, tapi sekarang memanfaatkan alumni yang pernah menjadi utusan SMAN 8 di ajang olimpiade atau yang serupa. Kegiatan study club dilakukan di hari Jumat dan/ Sabtu setiap minggunya. Guru-guru pun dilibatkan sebagai
138
fasilitator dan bersedia menjadi tutor study club dan persiapan siswa OSN.146 Mata pelajaran di ekskul akademik ini sesuai dengan bidang yang ada di OSN yakni Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Komputer, Astronomi, Ekonomi, Geografi, dan Kebumian. Sedangkan di KSM, terdapat beberapa mata pelajaran yang belum ada di list perlombaan yakni TIK, Astronomi dan Kebumian. Pernyataan Femy Marlia Lestari, S.Pd. yakni: Proses yang ada dalam KSM tidak jauh berbeda dengan OSN, hanya saja bidang TIK, Astronomi dan Kebumian belum menjadi bidang yang diperlombakan.147 Pembelajaran yang dilakukan adalah penjelasan dari para guru, membahas soal-soal, dan sharing ilmu. Penilaian yang dilakukan adalah dengan soal latihan yang diberikan oleh guru secara periodik. Jumlah pengajar ekskul study club di SMAN 8 Jakarta yakni 9 orang guru SMAN 8 Jakarta dan para alumni. Terdapat 7 orang guru MAN 4 Jakarta dan alumni yang menjadi pengajar di ekskul science club. Bila mendekati waktu perlombaan, maka pembinaan oleh para pembimbing lebih sering dilakukan. Melalui ekskul study club/science club maka para siswa yang telah mendapat pendalaman materi, siap menghadapi persaingan dengan sekolah lain. Maka dari itu, sekolah mengadakan ekskul ini untuk mempersiapkan siswa yang terpilih untuk berkompetisi dengan sekolah lain. Ajang perlombaan ilmiah merupakan cara untuk mengetahui kemampuan siswa dibanding dengan siswa-siswa di sekolah lain. Dengan demikian, sekolah/madrasah bisa melakukan evaluasi dan
146
Wawancara dengan Iman Santoso, Guru SMAN 8 Jakarta, (Senin, 22 Juni 2015), di Ruang Wakasek SMAN 8 Jakarta. 147 Wawancara dengan Femy Marlia Lestari, Guru MAN 4 Jakarta, (Jumat, 15 Mei 2015), di Ruang Guru MAN 4 Jakarta.
139
pengembangan lebih lanjut dari kelemahan-kelemahan yang ada, dan berupaya untuk meningkatkan prestasi para siswa. Komparasi ini membuktikan bahwa kedua sekolah ini unggul dalam prestasi akademik siswa. Hal ini merupakan bentuk komitmen sekolah/madrasah dalam membentuk pribadi siswa yang kompetitif dan siap menghadapi persaingan baik di dalam maupun luar negeri. Di samping itu, sekolah/madrasah ini memiliki visi dan misi yang sangat baik dalam pemaknaan, yakni untuk mencapai prestasi unggulan dan memiliki nilai karakter.
e. Komparasi Sebaran Para Alumni SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta selama 5 Tahun Terakhir
Nama Sekolah No./Th.
SMAN 8 JAKARTA Jml. Swa.
1/ 2011
405
2/ 2012
419
3/ 2013
417
4/ 2014
357
5/ 2015 (Sementara)
344
Rata-rata
388
PTN/ PTS (%)
PTLN (%)
353 (87%)
38 (9%)
365 (87%) 350 (84%) 341 (96%) 308 (90%)
30 (7%) 31 (7%) 14 (4%)
89%
MAN 4 JAKARTA Total (%)
Jml. Swa.
97%
295
94%
289
91%
290
99%
311
7 (2%)
92%
275
6%
95%
292
Total (%)
PTN/ PTS (%)
PTLN (%)
114 (39%)
Tidak diketah ui
39%
6 (2%)
84%
3 (1%)
50%
3 (1%)
79%
9 (3%)
63%
2%
63%
238 (82%) 142 (49%) 242 (78%) 163 (59%) 61%
Tabel 4.33 Komparasi Sebaran Para Alumni SMAN Jakarta dan MAN 4 Jakarta selama 5 Tahun Terakhir
140
Berdasarkan tabel komparasi di atas, diketahui bahwa kedua sekolah memiliki keterserapan yang tinggi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Di samping itu, para alumni di kedua sekolah sudah mulai meningkatkan afiliasi ke Perguruan Tinggi Luar Negeri (PTLN) dilihat dari jumlah calon mahasiswa yang melanjutkan studi di luar negeri. Dalam penyiapan output siswa yang berkualitas, kedua satuan pendidikan ini memiliki program dan kebijakan sebagai berikut: 1. SMAN 8 Jakarta mengembangkan keunggulan pendidikan berbasis lokal
dan
global.
mengembangkan
Prinsip
pembelajaran
ini
dilakukan
dengan
dengan
cara
mempertimbangkan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan yang dilakukan difokuskan pada pembelajaran bahasa Inggris dan perkembangan TIK berupa akses internet dan layanan multimedia. Di samping itu, dalam menyiapkan para siswa mampu berkompetisi di kancah global, SMAN 8 Jakarta menyiapkan program kerjasama berupa homestay di luar negeri dengan negara Jepang, Australia, dan Amerika. Program ini berlangsung selama tiga minggu dan dilaksanakan setiap tahun. Selain itu, adapula program pertukaran pelajar selama satu tahun ke luar negeri. Ini merupakan dasar bagi siswa untuk menghadapi persaingan global di masa yang akan datang. Pada akhirnya, SMAN 8 Jakarta memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mengikuti
pendidikan berbasis lokal dan global tersebut. 2. MAN 4 Jakarta memiliki program kurikulum bersistem SKS dan kecakapan berbahasa asing yakni bahasa Inggris dan bahasa Arab. Melalui sistem SKS, siswa lebih cepat dalam memahami materi pelajaran. Materi pelajaran tersebut dapat selesai dalam waktu empat semester. Di samping itu, terdapat kecakapan bahasa Inggris salah satunya adalah TOEFL. Materi TOEFL diberikan kepada ssiwa dari kelas X sampai dengan kelas XII dengan target yang
141
berbeda-beda. Pencapaian di kelas X, skor yang diharapkan yakni 350, kelas XI 400 dan kelas XII 450. Skor TOEFL itu diperoleh siswa
setelah
mengikuti
ujian
predict
diselenggarakan atas kerjasama dengan
TOEFL
yang
Lembaga Bahasa
Universitas Indonesia. Selain itu, madrasah ini menyediakan program outing class kepada para siswa kelas X selama dua minggu ke Pare, Kediri, Jawa Timur. Sedangkan untuk kecakapan bahasa Arab, masih terselenggara hanya di dalam program kurikuler madrasah yakni di matpel Bahasa Arab. Pengembangan lanjut, madrasah akan melakukan kegiatan pembiasaan seperti one day one statement, English day dan Arabic day. Berdasarkan informasi dari kedua satuan pendidikan di atas, pengaruh terbesar para lulusan bermutu dan berdaya saing antara lain dari faktor pendidikan di sekolah/madrasah, program bahasa, dan sekolah/madrasah yang bermutu. Faktor keunggulan akademik dan non akademik siswa berimplikasi pada kelanjutan studi. Siswa yang berprestasi akan terbantu dengan raihan prestasi dan memudahkannya untuk dapat melanjutkan studi di perguruan tinggi terkemuka, baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, kecakapan berbahasa asing perlu dimulai karena mengingat akan terwujudnya era ekonomi bebas ASEAN di akhir tahun 2015. Program-program SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta dalam menyiapkan siswa bersaing di kancah global telah mewujudkan pendidikan berbasis lokal dan global, yakni dengan program kurikuler berupa pengajaran dan program bahasa. Perbandingan sebaran perbandingan sebaran para alumni di perguruan tinggi negeri dan swasta antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta terlampir. Sedangkan, perbandingan sebaran para alumni di perguruan tinggi luar negeri (PTLN) antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta yakni sebagai berikut.
142
Tabel 4.34 Perbandingan Sebaran Para Alumni di Perguruan Tinggi Luar Negeri antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta Daftar Perguruan Tinggi Luar Negeri oleh siswa SMAN 8 Jakarta
Daftar Perguruan Tinggi Luar Negeri oleh siswa MAN 4 Jakarta
1. Singapore (NTU; NUS; dll); 2. Jepang (APU; Tokyo University); 3. United States of America (MIT; Purdue; Boston; Virginia); 4. Belanda (The Hague); 5. Australia (Trinity College); 6. Inggris; 7. Jerman; 8. Rusia; 9. Perancis; 10. Malaysia.
1. Jepang (Osaka University); 2. Universiti Kebangsaan Malaysia; 3. Universiti Utara Malaysia; 4. Jerman; 5. Rusia; 6. Turki.
Berdasarkan daftar perbandingan sebaran para alumni di perguruan tinggi negeri dan swasta antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta diketahui bahwa antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta memiliki kesamaan sebaran alumnus di PTN. Selain itu, perbandingan sebaran para alumni di perguruan tinggi luar negeri antara SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta di tabel 4.34 dinyatakan bahwa keterserapan alumnus SMAN 8 Jakarta lebih banyak daripada MAN 4 Jakarta. Meskipun MAN 4 Jakarta masih kurang banyak keterserapan di PTLN, namun fakta ini membuktikan kedua sekolah ini memiliki mutu yang sangat baik dalam pembelajaran kepada siswa. Jadi, visi SMAN 8 Jakarta untuk menjadi SMA bertaraf internasional yang memiliki keseimbangan dalam pembinaan akademis dan kepribadian telah tercapai. Di samping itu, visi MAN 4 Jakarta yakni tampil sebagai pengembang pendidikan islami unggul dalam prestasi juga telah dicapai dengan baik.
143
C. TEMUAN PENELITIAN Hasil temuan yang didapatkan oleh peneliti setelah kegiatan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Perolehan prestasi akademik siswa dipengaruhi oleh kualitas input siswa. Input siswa di SMAN 8 Jakarta melalui mekanisme passing grade, sedangkan MAN 4 Jakarta melalui tes. Penetapan nilai passing grade ditentukan oleh sistem PPDB Online, sehingga siswa yang memiliki nilai UN terbaik dapat masuk di kategori calon peserta didik SMAN 8 Jakarta. Selain itu, ada pula sistem penerimaan siswa baru dengan jalur seleksi prestasi akademik selain hasil UN yakni dengan syarat dan ketentuan dari Disdik DKI Jakarta. Penerimaan peserta didik baru yang digunakan oleh MAN 4 Jakarta yakni dengan tes. Calon peserta didik harus melalui empat tahapan seleksi, dimulai dari psikotes, tes akademik, wawancara dan tes baca tulis Al-Qur’an. Kedua sekolah tersebut memiliki karakteristik dan aturan yang berbeda dalam penerimaan peserta didik baru. 2. Proses. Proses pembelajaran di sekolah dan madrasah memberikan dampak yang besar terhadap prestasi akademik siswa. Pelaksanaan KBM oleh guru SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta setidaknya dapat mengubah paradigma berpikir siswa ke arah yang lebih baik. Di samping itu, program kerja sekolah/madrasah turut menunjang prestasi akademik siswa. Program ini melalui rapat kerja bersama seluruh stakeholder dan melakukan koordinasi secara periodik. Dengan adanya manajerial yang baik dan disiplin dalam bekerja, maka sasaran program kerja sekolah/madrasah dapat tercapai. Kemudian, faktor yang menentukan adalah budaya untuk berprestasi. Budaya ini terbentuk karena dorongan yang kuat baik dari tenaga pendidik maupun siswa dalam mengemban amanah sekolah/madrasah mereka. Siswa senior (para alumni) yang berhasil di ajang kompetisi akademik membawa
pengaruh
yang
besar
terhadap
motivasi
siswa
di
sekolah/madrasah. 3. Peran kegiatan ekstrakurikuler akademik yakni study club/science club baik di SMAN 8 Jakarta maupun di MAN 4 Jakarta dijadikan sebagai salah satu
144
wadah yang menarik bagi siswa untuk menambah wawasan ilmiah dan eksak. Ekstrakurikuler tersebut juga dijadikan sebagai upaya pembibitan siswa dalam persiapan kompetisi/olimpiade yang diadakan baik oleh pemerintah maupun lembaga pendidikan. Oleh sebab itu, salah satu solusi dari sekolah/madrasah dengan cara pengembangan dan pembinaan peserta didik melalui ekskul study club. Kegiatan study club berperan penting dalam menumbuhkan wawasan siswa dikarenakan kegiatan ini mendorong siswa untuk belajar tambahan. Terdapat sembilan kategori bidang yang ada di study club, yakni Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Komputer, Astronomi, Ekonomi, Geografi, dan Kebumian. Dari berbagai bidang tersebut, siswa dilatih untuk mengasah kemampuan minat belajar, menumbuhkan disiplin, dan bersiap menghadapi kompetisi akademik baik nasional maupun global. 4. Output. Daya saing alumnus SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta di PTLN menunjukkan kestabilan selama kurun waktu lima tahun terakhir. Sebagian besar alumnus dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi terkemuka baik PTN, PTS, maupun PTLN. Selain itu, persiapan-persiapan sekolah dan madrasah seperti program bahasa, homestay, dan pertukaran pelajar turut membantu siswa berkompetisi ke kancah internasional. 5. Faktor pendukung dan penghambat siswa dalam mencapai keunggulan prestasi akademik di SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta: a. Faktor pendukung prestasi akademik siswa adalah ketersediaan sarana dan prasarana belajar seperti perpustakaan, ruang kelas, pengajar yang profesional, dan iklim belajar kondusif, dan lain sebagainya sudah baik. Dukungan dari para guru, orang tua, senior, dan teman sejawat juga turut memberikan pengaruh yang besar dalam mendukung prestasi siswa. Sedangkan faktor penghambat prestasi akademik siswa adalah dari segi pendanaan yang saat ini tidak diperbolehkan memungut biaya dari orang tua, sehingga terdapat fasilitas sekolah/madrasah yang kurang optimal dalam hal perawatan. Selain itu, program-program sekolah terdahulu
145
yang seharusnya ada, kini terdepresiasi atau ada pengurangan intensitas karena pembiayaan yang tidak fleksibel. b. Faktor pendukung prestasi akademik siswa yakni keberadaan komite sekolah/madrasah
dalam
mendukung
program-program
sekolah/madrasah. Sekolah/madrasah tidak boleh memungut biaya dari wali murid karena kebijakan pemerintah, namun tidak mengikat pada komite sekolah/madrasah.. Sedangkan faktor penghambatnya adalah meskipun fleksibel sebagai sumber pendanaan, akan tetapi tidak dapat selalu diandalkan. Sekolah/madrasah harus tetap melakukan efisiensi. c. Faktor pendukung dalam kompetisi/olimpiade siswa adalah SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta sudah memiliki ekskul akademik study club yang baik. Ekskul ini telah terjadwal secara rapi baik dari pengajar maupun waktu. Adapun para pengajar berasal dari guru-guru sekolah, para alumni, dan sewaktu-waktu mengundang dosen dari perguruan tinggi terkemuka untuk pengisi materi. Adapun faktor penghambatnya yaitu karena sifat study club di luar waktu KBM maka sifatnya agak sulit untuk mengikat siswa mengikuti kegiatan secara penuh, pendanaan memerlukan biaya yang banyak bila ingin mengundang dosen, dan kondisi siswa yang sudah lelah karena biasanya penjadwalan di waktu pulang sekolah di hari Jumat. d. Faktor pendukung dalam Ujian Nasional (UN) siswa di SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta adalah dari sponsorship. Biasanya menjelang UN terdapat banyak sekali uji coba UN/ tryout yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah maupun swasta dan kegiatan penumbuhan motivasi. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu kurangnya motivasi internal siswa untuk belajar mandiri sehingga ketika hasil UN diketahui nilainya tidak mencapai hasil maksimal.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang komparasi keunggulan prestasi akademik siswa di SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta diketahui bahwa jumlah prestasi akademik siswa SMAN 8 Jakarta tampak lebih banyak atas MAN 4 Jakarta dalam komitmen bersaing di kancah global. Indikatornya dapat dilihat dari dimensi input, proses, dan output kesiapan sekolah/madrasah dalam meningkatkan prestasi akademik siswa di kompetisi ilmiah internasional dan banyaknya jumlah siswa yang melanjutkan studi di perguruan tinggi luar negeri (PTLN). Sementara MAN 4 Jakarta masih berada di level nasional dalam jumlah prestasi akademik berupa kompetisi ilmiah dan alumnus yang diterima di PTN/PTAIN/PTS. Masih sedikit jumlah siswa yang melanjutkan studi di PTLN. MAN 4 Jakarta memiliki ciri khas berupa sekolah berbasis Islam, program bahasa (Bahasa Arab, Inggris, Jerman, Jepang), Musabaqah Syarhil Qur’an, Musabaqah Hifzul Qur’an, dan Musabaqah Tilawatil Qur’an. Di samping konten keagamaan, keberadaan ilmu umum juga diperhatikan di madrasah ini.
B. Saran Berdasarkan dari temuan-temuan hasil penelitian, penulis memberikan saran sebagai berikut. 1. Hendaknya, SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta perlu sering menampilkan nilai yang terkandung dalam visi dan misi sekolah/madrasah. Sosialisasi yang kuat dapat membuat warga sekolah/madrasah mendapatkan rasa memiliki dan bersama-sama mencapai visi.
146
147
2. Hendaknya, seluruh komponen sekolah meningkatkan koordinasi untuk mempermudah jalur komunikasi yang terbagi seimbang dan kemudahankemudahan mendapatkan informasi. 3. Hendaknya, pemerintah mengembalikan kebijakan pemungutan biaya dengan pengetatan pengawasan anggaran. Hal ini bertujuan untuk memperlancar kas sekolah/madrasah dan meminimalisir keterlambatan dana yang berkaitan dengan masalah pelayanan pendidikan. 4. Hendaknya, sekolah/madrasah menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih, sejuk, dan kondusif. Kenyamanan pelayanan pendidikan akan berjalan lurus dengan prestasi yang diperoleh kemudian. 5. Hendaknya, program pengajaran oleh para guru tetap diawasi dengan supervisi internal maupun eksternal untuk mencapai sasaran-sasaran kinerja yang tertuang dalam rapat kerja sekolah/madrasah. 6. Hendaknya fungsi bimbingan dan konseling (BK) di sekolah/madrasah diperhatikan dengan baik dalam menangani siswa di saat ada permasalahan personal maupun berkaitan dengan pembelajaran . 7. Hendaknya peran evaluasi dijadikan dijadikan standar pengukuran dalam mencapai keunggulan prestasi akademik siswa. 8. Hendaknya SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta meningkatkan profesionalisme para guru dan meningkatkan program bahasa bagi para siswa untuk bersiap menghadapi tantangan global. 9. Hendaknya apabila terdapat penelitian terkait dengan komparasi keunggulan prestasi siswa di SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta, baiknya menganalisis mengenai prestasi non akademik.
DAFTAR PUSTAKA Azra, Azyumardi. Sejarah Perkembangan Madrasah. Cet. 2. Jakarta: Departemen Agama RI, 2000. Allison Zmuda, et.al. Transforming Schools: Creating a Culture of Continuous Improvement. United States of America: ASCD, 2004. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Al-Jauhari, Abas. Buku Peningkatan Mutu Sekolah, Terj. dari Improving School Effectivenes oleh Jaap Schrens. United Nations, 2000. Basuni, Firdaus “Akreditasi terhadap Kinerja Pendidik dan Hasil Ujian Nasional Madrasah”. Jurnal Evaluasi. Vol.1. Bahri Djamarah, Syaiful. Psikologi Belajar. Cet. 3. Jakarta: Rineka Cipta, 2011. Beare, Hedley et.al. Creating an Excellent School; Some New Management Techniques. London: Routledge, 1989. Barlian, Ikbal. Manajemen Berbasis Sekolah; Menuju Sekolah Berprestasi. Cet. 1, Jakarta: Erlangga, 2012. An. Buku Menghadirkan Pemimpin Visioner. Terj. dari Leaders with Vision, The Quest for School Renewal oleh Robert J. Starratt. Jakarta: Kanisius, 2007. Chatib, Munif. Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia. Cet. 4. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2009. Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Cet. 3. Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006. Depdikbud dalam Suahartono dan Ngadirun, “Penyelenggaraan Program Kelaskelas Unggulan Di Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Purworejo”, Laporan Penelitian. Jakarta; Lembaga Penelitian Universitas Terbuka, 2003. Danim, Sudarwan. Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik. Cet. 3. Jakarta: Sinar Grafika Offset. _______________. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Ernawati, Fetty. “Keberbakatan Akademik dan Prestasi Akademik”. Jurnal AtTarbawi. Vol. 5. 2007. Fattah, Nanang. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan; Dalam Konteks Penerapan MBS. Cet. 1. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012. Hakim, Dhikrul. “Makna Strategi Pendidikan Unggul Menyongsong Pasar Tunggal ASEAN 2015”, literature review, Jawa Timur. Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar Dan Mengajar. Cet. 6. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009. Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2012. Hadeli. Metode Penelitian Kendidikan. Cet. 1. Tangerang Selatan: PT Ciputat Press, 2006. Hasanudin. “Sejarah Singkat MAN 4 Jakarta”, man4jkt.kemenag.go.id, 2 September 2015. An. “Hasil Seleksi Sementara PPDB SMA 2015”, sma.ppdbdki.org, 27 Juni 2015. Idris HM Noor. “Evaluasi Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 17, 2011. An. Indonesia HDI values and rank changes in the 2014 Human Development Report. UNDP, 2014. Koster, Wayan. “Analisis Komparatif Antara Sekolah Efektif dengan Sekolah Tidak Efektif”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 031, 2001. Khairu, Iif dan Sofyan. Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan Nasional, Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2010. Kadir, Abdul. Dasar-dasar Pendidikan. Cet. 1. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012. Khodayari, Faranak and Behnaz Khodayari. Service Quality in Higher Education. Interdisciplinary Journal of Research in Business,Vol. 1. 2011. Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. Tafsir Al-Qur’an Tematik. Cet. 1. Jakarta: Kamil Pustaka, 2014.
Mardhiyah, Khusna, “Studi Komparasi Kualitas Pelayanan Pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Rembang dan Madrasah Aliyah Negeri Rembang”, Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro, Jawa Tengah: 2012. Mahyuni, Siti. Buku Kualitas Kepala Sekolah yang Efektif. Terj. dari Qualities of Effective Principals oleh James H. Stronge et.al. Jakarta: Indeks, 2007. Munir, M. Madrasah@Indonesia, Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah – Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2014. Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Cet. 12. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Cet. 1. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2011. Musfah, Jejen (ed.). Pendidikan Holistik; Pendekatan Lintas Perspektif. Tangerang: FITK Press, 2011. An. “Madrasah Model Upaya Tingkatkan Kualitas Pendidikan Islam”. Kliping Masalah-Masalah Aktual Di Bidang Pendidikan. Jakarta: Subbag Humas UIN Syarif Hidayatullah, 2002. An. Nilai UN Tahun Pelajaran 2014/2015 MAN 4 Jakarta. Jakarta: MAN 4 Jakarta, 2015. Poster, Cyril. Gerakan Menciptakan Sekolah Unggul. Jakarta: Lembaga Indonesia Adidaya, 2000. An. “Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran 2015/2016”. Leaflet. Jakarta: Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Rachmi. “Nilai UN SMAN 8 Tertinggi se-Jakarta”, poskotanews.com, 20 Februari 2015. Rahmawati, Shinta (ed.). Mencetak Anak Cerdas dan Kreatif. Cet. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2001. Revaldi, Aischa. Memilih Sekolah untuk Anak. Cet. 1. Solo: Inti Medina, 2010. An.“Sejarah Singkat SMAN 8 Jakarta”, sman8jkt.sch.id, 2 September 2015. S. Arcaro, Jerome. Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan. Cet. 6. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Cet. 3. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001. Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Rineka Cipta. Soedijarto. Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu. Cet .4. Jakarta: Balai Pustaka, 1993. Sugiyono. Metodologi Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009. Suryadi. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah. Sarana Panca Karya Nusa, 2009. Schwab, Klaus. The Global Competitiveness Report 2013–2014 Full Data Edition, Geneva: World Economic Forum, 2013. An. Undang-undang tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaannya 20002004. Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. 4. Jakarta: Balai Pustaka, 2007. Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010. Yudhawati, Ratna dan Dany Haryanto. Teori-teori Dasar Psikologi Pendidikan. Cet. 1. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2011. Yunazwin Nazarudin, Yul, dkk. Final APK-APM Gab 1213. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan-Kemdikbud, 2013. Zahri Harun, Cut. “Sumber Daya Pendidikan Merupakan Penunjang Utama dalam Menghasilkan Manusia Unggul melalui Program Sekolah Binaan,” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No.73, 2008.
BIODATA PENULIS Nama
: Muhammad Yusuf Badrulael
Tempat/tanggal lahir
: Tangerang, 9 Februari 1994
Alamat
: Jl. H. Yusuf Rt.002/010 No.6, Kel. Paninggilan, Kec. Ciledug, Kota Tangerang, Banten. Kode pos: 15153
Email
:
[email protected]
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
2011-2015
: Prodi Manajemen Pendidikan (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
2008-2011
: Jurusan Multimedia (SMK An-Nurmaniyah)
2005-2008
: SMP An-Nurmaniyah
1999-2005
: SDN Paninggilan 01
LAMPIRAN INSTRUMEN WAWANCARA PRESTASI AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 8 JAKARTA DAN MA NEGERI 4 JAKARTA
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH 1. Bagaimana prestasi siswa secara akademik di sekolah? (Strategi, jenis prestasi, langkah-langkah menuju prestasi, mempertahankan prestasi) 2. Bagaimana strategi pengembangan prestasi secara akademik di sekolah? (Perencanaan, pengorganisasian, tindakan, evaluasi) 3. Bagaimana sekolah menjawab hambatan dan solusi agar siswanya berprestasi? (Jenis masalah, strategi penyelesaian, program tindak lanjut) 4. Berapakah biaya yang dibutuhkan untuk mengelola sekolah? (Biaya investasi, biaya operasional, biaya kontingensi (tidak terduga))
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN WAKA KESISWAAN 5. Bagaimana perencanaan penerimaan siswa baru di sekolah? (Perekrutan, target (misal:akselerasi), kategori)) 6. Bagaimana proses rekruitmen siswa dilakukan? (Aktif= melalui talkshow, booklet atau pasif= word of mouth) 7. Apa yang menjadi ukuran siswa yang diterima sebagai siswa didik? (Nilai akademik, non akademik, agama/membaca Al-quran) 8. Bagaimana persyaratan menjadi siswa didik? (Model tes atau model evaluasi, atau portofolio)
9. Bagaimana proses penyeleksian siswa baru di sekolah? (placement test meliputi portofolio atau talent scouting= mendatangi MTs/SMP) 10. Bagaimana penerapan disiplin bagi siswa? (Kehadiran, tugas, berpakaian) 11. Apa sajakah kelengkapan sarana prasarana sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa? (Laboratorium, perpustakaan, sarana lainnya)
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN WAKA KURIKULUM 12. Bagaimana proses pembelajaran untuk meningkatan prestasi akademik siswa di sekolah ? (Program kurikuler, intrakurikuler, ekstrakurikuler) 13. Bagaimana cara mengembangkan program sekolah? (Silabus, RPP, bahan ajar) 14. Bagaimana upaya pilar-pilar pengembangan sekolah ini? (Tradisi akademik (seperti kompetisi antar guru dan siswa), transparansi, akuntabilitas) 15. Bagaimana
antusiasme
siswa
dalam
memajukan
sekolah?
(Sikap,
persepsi/pandangan) 16. Bagaimana meningkatkan program/pembinaan siswa? (Tahfidz, tartil, tadarus, salat Jumat) 17. Bagaimana kondisi/status guru di sekolah? (Kualifikasi, usia guru, masa kerja guru, prestasi-prestasi guru) 18. Apakah semua guru memiliki sertifikasi pendidik? (Program pembinaan lanjut, supervisi, uji kompetensi oleh sekolah/sudin/Kandepag/Kanwil) 19. Bagaimana penerapan disiplin bagi guru? (Kehadiran, perangkat pengajaran, pelaksanaan evaluasi, tugas-tugas tambahan)
20. Bagaimana upaya madrasah dalam menyiapkan siswa ke perguruan tinggi/lanjutan? (Bahasa, potensi akademik, hubungan dudi)
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN SISWA 21. Bagaimana menurutmu proses KBM di sekolah? (Penguasaan materi guru, metode mengajar guru (menyenangkan/tidak), hubungan sosial guru-siswa, manajemen kelas) 22. Kegiatan penugasan apa yang disenangi di sekolah? (Tertulis, praktik, darmawisata) 23. Bagaimana kelengkapan sarana prasarana pembelajaran di sekolah? (LCD, laboratorium, perpustakaan, AC, meja, kursi) 24. Bagaimana menurutmu sumber belajar di sekolah? (Perpus, multimedia, internet, sanggar)
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN GURU 25. Bagaimana persiapan untuk kegiatan pembelajaran? (Perangkat pembelajaran, bahan ajar) 26. Apakah ada pelatihan/pengembangan kemampuan untuk para guru? (Perangkat pembelajaran, kurikulum, metode pembelajaran) 27. Bagaimana guru dalam membimbing siswa OSN? (Materi, penjadwalan, teknik pengajaran) 28. Bagaimana upaya sekolah dalam memberi reward/ menghargai prestasi siswa dan apa punishmentnya? (Beasiswa, uang tunai, trofi, teguran, evaluasi)
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN TATA USAHA 29. Bagaimana sekolah merencanakan anggaran pendidikan? (Rapat koordinasi, siapa yang terlibat, pengambil keputusan) 30. Apakah sekolah menyediakan anggaran/alokasi khusus pengembangan prestasi dalam RKTS? (Berapa nominalnya, sumber dana, audit, evaluasi) 31. Bagaimana TU mengatasi masalah keuangan sekolah? (Keterlambatan pencairan dana, cara lain) 32. Bagaimana peran TU dalam kesiapan menyukseskan OSN? (Kesiapan anggaran, prosedur) 33. Bagaimana TU melaporkan hasil prestasi siswa? (Buletin, surat pengumuman, laporan ke orang tua siswa, media sosial)
LAMPIRAN 21
Prestasi Akademik Siswa di Olimpiade Nasional SMAN 8 Jakarta
No.
6.
Nama Kegiatan
Nama Siswa
OSN
Bintang
Manado
Rahmat
2011
Wananda
OSN 7.
Manado
Muntaha Ilmi
2011 OSN 8.
Manado
Aufar Gilbran
2011 OSN 9.
Manado 2011
Manado
11.
Manado 2011 OSN
12.
Manado 2011
Medali Emas
OSN Manado
Kebumian
(Kemendiknas)
Medali Perak
OSN Manado (Kemendiknas)
Komputer
Medali Perak
Rahmanda
Matematika
Adrian Karim
Medali Perak
OSN Manado (Kemendiknas)
Medali Perak
Putri
Ekonomi
Sabrina Rizki
Medali Perak
Aulia
Astronomi
11 s/d 16 September 2011 11 s/d 16 September
11 s/d 16 September 2011
OSN Manado (Kemendiknas)
11 s/d 16 September 2011
OSN Manado (Kemendiknas)
Ekonomi
Tiara Amalia
Waktu
2011
Komputer
Medali Perak
2011 OSN
Penyelenggara
M. Rizki
OSN 10.
Prestasi
11 s/d 16 September 2011
OSN Manado (Kemendiknas)
11 s/d 16 September 2011
OSN Manado (Kemendiknas)
11 s/d 16 September 2011
OSN 13.
14.
Manado
Medali Rizka Risyad
2011
Astronomi
OSN
Medali
Manado
Tazkia Amani
2011 OSN 15.
Manado 2011
16.
17.
18.
19.
20.
Perunggu
Perunggu
Meutia Admiralda
Medali Perunggu
22.
OSN Manado (Kemendiknas)
OSN Manado (Kemendiknas)
Biologi Medali Emas
OSN Jakarta
2012
David Pradipta
Fisika
(Kemendiknas)
Tiara Amalia
Medali Emas
OSN Jakarta
Putri
Ekonomi
(Kemendiknas)
Rakina Zata
Medali Emas
OSN Jakarta
Amni
Komputer
(Kemendiknas)
Raditya
Medali Perak
OSN Jakarta
Dewangga
Astronomi
(Kemendiknas)
Adrian Karim
Medali Perak
OSN Jakarta
Januar
Ekonomi
(Kemendiknas)
OSN Jakarta 2012
OSN Jakarta 2012
OSN Jakarta 2012
OSN Jakarta 2012
Rudy Ong
Perunggu Astronomi
Donny Satrio Mahartha
Medali Perunggu Kebumian
11 s/d 16 September
11 s/d 16 September 2011
Yehezkiel
OSN Jakarta 2012
September
2011
OSN Jakarta
OSN Jakarta 2012
11 s/d 16
2011
Biologi
Medali 21.
OSN Manado (Kemendiknas)
OSN Jakarta (Kemendiknas)
OSN Jakarta (Kemendiknas)
2 s/d 7 September 2012 2 s/d 7 September 2012 2 s/d 7 September 2012 2 s/d 7 September 2012 2 s/d 7 September 2012 2 s/d 7 September 2012 2 s/d 7 September 2012
23.
OSN Bandung 2013
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
OSN Bandung 2013 OSN Bandung 2013 OSN Bandung 2013 OSN Bandung 2013 OSN Bandung 2013 OSN Bandung 2013 OSN Bandung 2013 OSN Lombok 2014 OSN Lombok 2014 OSN Lombok 2014
Noviandi
Medali Emas
OSN Jakarta
Darmawan
Geografi
(Kemendiknas)
Anindita Prima
Medali Emas
OSN Jakarta
Dewi Putri
Geografi
(Kemendiknas)
Medali Emas
OSN Jakarta
Ekonomi
(Kemendiknas)
Muhammad
Medali Emas
OSN Jakarta
Mufid Martami
Ekonomi
(Kemendiknas)
Medali Perak
OSN Jakarta
Kimia
(Kemendiknas)
Fandy Rahardi
Diastuti Utami
Medali Timothy Antoni
Perunggu Kimia
Ryorda Triaptahadi
Medali Perunggu Komputer Medali
Ryan Riyadi
Perunggu Astronomi
Timothy Anthony Fadhillah Harmen Andito Jeremia Adhyatma
OSN Jakarta (Kemendiknas)
OSN Jakarta (Kemendiknas)
OSN Jakarta (Kemendiknas)
2 s/d 7 September 2013 2 s/d 7 September 2013 2 s/d 7 September 2013 2 s/d 7 September 2013 2 s/d 7 September 2013 2 s/d 7 September 2013 2 s/d 7 September 2013 2 s/d 7 September 2013
-
Kemendiknas
Juni 2014
-
Kemendiknas
Juni 2014
-
Kemendiknas
Juni 2014
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
OSN Lombok 2014 OSN Lombok 2014 OSN Lombok 2014 OSN Yogyakarta 2015 OSN Yogyakarta 2015 OSN Yogyakarta 2015 OSN Yogyakarta 2015 OSN Yogyakarta 2015
Safira Andriani
-
Kemendiknas
Juni 2014
-
Kemendiknas
Juni 2014
Ryan Riyadi
-
Kemendiknas
Juni 2014
Daniera Nanda
Medali Emas
Ariefti
Ekonomi
Kemendiknas
Mei 2015
Kemendiknas
Mei 2015
Kemendiknas
Mei 2015
Kemendiknas
Mei 2015
Kemendiknas
Mei 2015
Hana Widiapsari Nuraini
Thalia Salsabila
Zachary Afif
Medali Emas Geografi Medali Perak Geografi
Elyada Eben
Medali Perak
Ezer
Astronomi
Amira Az Zahra
Medali Perunggu Kebumian
LAMPIRAN 22
Prestasi Akademik Siswa di Olimpiade Internasional SMAN 8 Jakarta
No. 1.
Nama Kegiatan IMO 2011
Peserta
Prestasi
Penyelenggara
Waktu
Ahmad Zaky
Medali Perunggu
IMO
18 s/d 23
Math 2.
Olimpiade
Ahmad Zaky
Matematika
Medali Perunggu
Juli 2011 -
Matematika
18 s/d 23 Juli 2012
Internasional 2012 3.
Olimpiade
Sabrina Rizki
Medali Perak
Matematika
Aulia
Astronomi
Olimpiade
Bintang
Medali Perak
Geosains
Rahmat
Geosains
Internasional
Wananda
-
18 s/d 23 Juli 2012
Astronomi 2012 4.
-
18 s/d 23 Juli 2012
2012 5.
6.
7.
IGeO
IOAA
ICHO
Andito Jeremia
Medali Emas
Adhyatma
Geografi
Hana
Medali Perak
Widiapsari
Astronomi
Timothy
Medali Perak
Antony
Kimia
IGeO
Agustus 2015
IOAA
Agustus 2015
ICHO
Agustus 2015
LAMPIRAN 23
Prestasi Siswa di Bidang Bahasa-Keagamaan SMAN 8 Jakarta
No. 1.
Nama Kegiatan English Debate Competition pada Thamrin Olympiad And Cup II
2.
Dashaputri 2. Andry Gracio
Juara 2
3. Nadiva Marsya
Competition
Nimpono
14 Januari 2012
Jakarta
2013
-
-
First Runer
SMAN 14
November
Up
Jakarta
2013
Binus
November
University
2014
2. Rizkina Aliya
Juara 3
Competition
3. Abi Rafdi
Juara 2
4. Safira Amanda
Juara 3
1. Brigita Gendis 2. Adrian Gifari 3. Nahla Adiba
Debat B.
1. Yasmine Syifa
Inggris
2. Amelia Dhiena
”Embracing
3. Tara Mecca
Diversity”
Unggulan
Januari
Spelling Bee
(Endeavor)
Waktu
SMA Kanisius
Juara 2 Juara 2
Competition
SMA
Husni Tamrin
1. Maulidianisa
English
Penyelenggara
Utami Girindra Chaska
Debating
5.
Prestasi
1. Chalida
Spelling Bee
3.
4.
Peserta
Luna
Juara 3
LAMPIRAN 24
Prestasi Akademik Siswa di Olimpiade Nasional MAN 4 Jakarta
No. 6.
Nama Kegiatan OSM
Peserta
Prestasi
Penyelenggara
Waktu
Pahrul Rozi
Medali Perak
KEMENAG RI
5
Biologi
November 2013
7.
OSM
Dafiq
Medali Perak
Azifurrahman
Fisika
KEMENAG RI
5 November 2013
8.
9.
OSM
OSM
Arini Hikmah
Medali
KEMENAG RI
5
Perunggu
November
Kimia
2013
Faris Adnan
Medali Perak
Padhila
Matematika
KEMENAG RI
5 November 2013
10.
11.
12.
13.
KSM
KSM
KSM
KSM
Dimas
Medali Emas
Wihandono
Biologi
Zhafiri Fadli
Medali Emas
Jauhari
Fisika
Almira Janissa
Medali Perak
Nerayani
Geografi
Febri Zainal
Medali
Arifin
Perunggu Ekonomi
KEMENAG RI
2015
KEMENAG RI
2015
KEMENAG RI
2015
KEMENAG RI
2015
LAMPIRAN 25
Prestasi Siswa di Bidang Bahasa-Keagamaan MAN 4 Jakarta No.
Nama
1.
Kaligrafi
2.
Puitisasi AlQur’an
3.
Peserta
Prestasi
Penyelenggara
Waktu
1. Gesang P.
Juara 1
Kwarcab
12 Agustus
2. Humam Al-Amin
Juara 2
Pramuka Jaksel
2011
Kegiatan
Kaligrafi
4.
Ceramah Ramadan
5. Fahmil Qur’an
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Ilham M. M. Fadhilah Humam Al-Amin Yoga S. Hasan el-Jabir Syifa Fauziah M. Ihsan Ismi Nurahmawati 9. Sumiriati 10. Badai A. 11. Mumtaz 12. Ashma H. 13. Almas Khairina 14. M. Savero 1. Mubarokah 2. Ummi Bunayatul A.
Juara 3 Juara 3 PKP DKI Jakarta & Disorda DKI Juara 3
Harapan 1
3. M. Nursyukran 6. Pidato B. Arab
7.
Pidato B. Indonesia
8.
Pidato B. Arab
Anis Uswatun Hasanah
Aqwam Assalafi Anis Uswatun Hasanah
Jakarta
18-19 Agustus 2011
DKM Masjid
15-20
Agung Sunda
Agustus
Kelapa
2011 28
Juara 1
UMJ
Desember 2011
Juara 3
Juara 1
Masjid Istiqlal
31 Januari
Jakarta
2012
Masjid Istiqlal
1 Februari
Jakarta
2012
9.
Cerdas Cermat Al-Qur’an
Juara 2 Ekskul FMIKA
10.
Hifdzil Qur’an
11.
Kaligrafi
Juara 1
12.
Pidato B. Arab
Juara 1
13. Debat B. Arab
Ekskul Naady Araby
Juara 2
Rohis SMAN
21 April
14 Jakarta
2012
MP UIN Jakarta &
Juara 3
Madrasah
4 Juni 2012
Malaysia 14.
Pidato B. Jepang
15.
Pidato B. Inggris
16.
Pidato B. Inggris
17.
Irfan Fahmi
Andam Sofi
Juara 2
Juara 1
Faqih
Harapan 1
6 siswa
18.
Juara 1 & 2
Juara 1 Pidato B. Inggris
Gundra Dewara
20.
21.
Pidato B. Inggris
22.
MTQ
14 September 2012
Kanwil Kemenag DKI
Dewan Masjid
15 Januari 2013
Istiqlal
Qur’an
19.
Persada
Jakarta dan
Cerdas Cermat Sains Al-
Univ. Dharma
Juara 1
FITK UIN
2 Februari
Jakarta
2013
@america
28 Agustus
Jakarta
2013
FISIP UIN
23 Oktober
Jakarta
2013
Juara 1
KEMENAG RI
Ikko
Juara 3
KEMENAG RI
Rayhan
Harapan 3
KEMENAG RI
17 Januari 2014 17 Januari 2014 17 Januari 2014
23.
24.
Puisi B. Arab
Vina Aldina
Juara 2
Pidato B. Arab
Ahsanti Bazlina
Juara 3
25.
2. Ridlo
Juara 1 & 2
3. Nailun Najla 26.
14 April
Indonesia
2014
Universitas
16 April
Indonesia
2014
Lembaga B.
1. Maulana Rasyid Puisi B. Arab
Universitas
Arab & Studi
23 April
Islam Dxin
2014
Nuarin
1. Ruhmina Ulfa MSQ
2. Anggit
Juara 3
UIN Jakarta
3. Rayhan 27.
28 April 2014 15-17
Pidato B. Arab
Indah
Juara 1
UIN Jakarta
Oktober 2014
28.
1. Indah N. MSQ
2. Ruhmina
Juara 1
UIN Jakarta
April 2015
Juara 2
UIN Jakarta
April 2015
3. Rayhan 29.
4. Arbar W. MSQ
5. Ahmad Hisyam 6. Istianah
30.
1. Indah N. MSQ
2. Rayhan
Juara 1
3. Istianah 31. MTQ
32. MHQ
Apip
Subhan Ahmad Libna
Juara 1
Juara 2
MAN 19 Jakarta
Sudin Wilayah 1 Jakarta
Sudin Wilayah 1 Jakarta
Mei 2015
9 September 2015 9 September 2015
LAMPIRAN 26
INDIKATOR KESIAPAN SEKOLAH DAN MADRASAH DARI PRESTASI* DIMENSI
INPUT
PROSES
OUTPUT
LAINNYA
SEKOLAH
MADRASAH
Best Raw Input
Best Raw Input
Laboratorium Memadai
Laboratorium Memadai
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
Status Pendidik S1 dan S2
Status Pendidik S1 dan S2
Perpustakaan Lengkap
Perpustakaan Lengkap
BOS & BOP
BOS & BOP
Pelatihan bagi Guru
Pelatihan bagi Guru
RAKER, RAKOR, RTM
RAKER, RAKOR, RTM
Study Club
Science Club
Sister School
Sister School
BK
BK
Kinerja Guru
Kinerja Guru
Kompetisi Ilmiah
Kompetisi Ilmiah
Ujian Nasional
Ujian Nasional
Diterima di PTN, PTS,
Diterima di PTN, PTS,
PTLN
PTLN
Visi untuk Prestasi
Visi untuk Prestasi
(Akademik)
(Akademik)
Sekolah Favorit
Sekolah Favorit
*Diolah dari hasil Wawancara dan Observasi