KOMPARASI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DENGAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR
COMPARISON BETWEEN MODIFIED FREE INQUIRY AND PROBLEM SOLVING LEARNING MODELS ON SCIENTIFIC ATTITUDES AND RESULT OF LEARNING
Deti Suwanti, Endang Widjajanti LFX Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta e-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (IBT) dengan Pemecahan Masalah (PM) dalam meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik, jika pengetahuan awal dikendalikan secara statistik, (2) kualitas pembelajaran kimia yang lebih baik antara model Inkuiri Bebas Termodifikasi (IBT) dan Pemecahan Masalah (PM) dalam meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik pada materi Laju Reaksi. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan nonequivalent groups design. Penelitian ini didesain dengan satu faktor, dua sampel, tiga variabel, dan satu kovariat. Populasi penelitian ini adalah sebanyak empat kelas XI MIPA SMAN 1 Godean dengan jumlah 124 peserta didik. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas, yaitu kelas IBT sebanyak 32 peserta didik dan kelas PM sebanyak 32 peserta didik. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Data penelitian dianalisis dengan uji Multivariate Analysis of Covariance (MANCOVA) dan uji analisis regresi. Hasil uji MANCOVA menunjukkan bahwa F = 0,617 dan p = 0,543 artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (IBT) dengan Pemecahan Masalah (PM)dalam meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik, jika pengetahuan awal dikendalikan secara statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi (IBT) mempunyai kualitas pembelajaran yang lebih baik daripada model pembelajaran Pemecahan Masalah (PM) dalam meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik pada materi Laju Reaksi. Kata kunci:
hasil belajar, Inkuiri Bebas Termodifikasi (IBT), Pemecahan Masalah (PM), sikap ilmiah
Abstract The objectives of this research were to determine: (1) whether there was significantly difference betweeen Modified Free Inquiry (MFI) and Problem Solving (PS) learning models to improve scientific attitudes and result of learning, if prior knowledge was controlled statistically, (2) the better qualities of learning between Modified Free Inquiry (MFI) and Problem Solving (PS) models to scientific attitudes and result of learning on Rate Reaction. This research was a quasi experiment with nonequivalent groups design. The design of this research were one factorial, two samples, three variables, and one covariate. The population was four classes of MIPA’s 11th grade of SMAN 1 Godean as many as 124 students. The samples were two classes, namely MFI class as many as 32 students and PS class as many as 32 students. The samples choosen by random sampling technique. The data were analyzed by Multivariate Analysis of Covariance (MANCOVA) and regression tests. The result of MANCOVA test showed that F = 0.617 and p = 0.543 means that there was not significantly difference between Modified Free Inquiry (MFI) and Problem Solving (PS) learning models to improve scientific attitudes and result of learning, if prior knowledge was controlled statistically. The result of this research showed that the qualities of Modified Free Inquiry (MFI) learning model was better than Problem Solving (PS) learning model to improve scientific attitudes and result of learning on Rate Reaction. Keywords:
result of learning, Modified Free Inquiry (MFI), Problem Solving (PS), scientific attitudes didik
PENDAHULUAN Proses yang
pembelajaran
dilakukan
rencanakan
pendidik
dengan
sebagai
subjek
dan
guru
kimia
sebagai fasilitator dan motivator.
di-
Banyak model pembelajaran yang
melibatkan
diterapkan
dalam
pembelajaran
peserta didik secara aktif, tidak
kimia, tetapi tidak semua model
hanya berpusat pada guru. Confucius
pembelajaran
memberikan pernyataan mengenai
mengaktivkan
tingkat pemahaman ketika peserta
sikap ilmiah dan hasil belajar peserta
didik dilibatkan dalam pembelajaran
didik. Model pembelajaran yang
sebagai berikut :“Apa yang saya
dapat diterapkan dalam pembelajaran
dengar, saya lupa. Apa yang saya
kimia sesuai metode ilmiah dalam
lihat, saya ingat. Apa yang saya
pendekatan saintifik yaitu model
lakukan, saya paham.”[1]. Peserta
tersebut dan
mampu
meningkatkan
Inkuiri Bebas Termodifikasi (IBT)
gunakan sebagai sarana pembelajar-
dan Pemecahan Masalah (PM).
an berbasis pemecahan masalah [6].
Pada model memberi
IBT,
pendidik
permasalahan
tugas
peserta
solusi
atau
didik
Menurut
Wankat
dan
Oreovocz
kemudian
(1995) dalam Made Wena tahap
menemukan
pembelajaran PM mengikuti langkah
jawaban
melalui
pemecahan solso, meliputi identi-
pengamatan, eksplorasi dan prosedur
fikasi
penelitian.
permasalahan,
Pembelajaran
secara
permasalahan,
penyajian
perencanaan
pe-
inkuiri bertujuan untuk membimbing
mecahan, menerapkan perencanaan,
peserta didik ke arah mandiri atas
menilai perencanaan, dan menilai
tanggung
hasil pemecahan [7].
jawab
sendiri,
penuh
inisiatif, kreatif, berpikir kritis [2] dan
dilatih
menggunakan
Pembelajaran
kimia
dapat
ke-
dikatakan memunculkan sikap ilmiah
mampuan menemukan [3]. Langkah-
ketika peserta didik menerapkan
langkah pembelajaran
IBT yang
metode ilmiah dalam pembelajaran
dimaksud seperti disebutkan oleh
[8]. Dalam peneitian ini, proses
Wina Sanjaya meliputi orientasi,
pembelajaran menggunakan model
merumuskan masalah, merumuskan
pembelajaran IBT dan PM. Peserta
hipotesis,
data,
didik diarahkan untuk aktif menemu-
menguji hipotesis, dan merumuskan
kan dan memperdalam konsep secara
kesimpulan [4].
mandiri
mengumpulkan
Model
PMditerapkan
agar
sehingga
melalui
metode
diharapkan
ilmiah,
dapat
me-
peserta didik terasah kemampuan
ningkatkan sikap ilmiah dan hasil
berpikirnya
dengan
belajar peserta didik pada materi
pemecahan
dari
diberikan diarahkan
masalah
pendidik. agar
menemukan yang
Pembelajaran peserta
didik
memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan
Laju Reaksi.
pengetahuan
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
merupakan
yang
penelitian quasi experiment dengan
dimilikinya untuk memecahkan suatu
nonequivalent groups design [9].
permasalahan
Penelitian
[5].Soal
dapat
di-
dilakukan
dengan
rancangan satu faktor (model pem-
Rahmawati
belajaran yaitu IBT dan PM), dua
sebesar 0,74 [11] dan 4 soal uraian
sampel (kelas IBT dan kelas PM),
buatan sendiri yang divalidasi secara
dan satu kovariabel (pengetahuan
empiris.
awal kimia peserta didik).
dengan
reliabilitas
Data sikap ilmiah peserta didik
Populasi dalam penelitian ini
diukur melalui angket sikap ilmiah
adalah sebanyak empat kelas XI
yang terdiri dari 12 pertanyaan dan
MIPA di SMAN 1 Godean dengan
lembar
observasi
sikap
ilmiah.
jumlah 124 peserta didik.Sampel
Indikator-indikator
sikap
ilmiah
yang diambil secara acak yaitu kelas
mencakup sikap rasa ingin tahu,
XI MIPA 1 sebagai kelas IBT dan XI
berpikir
kritis,
MIPA sebagai kelas PM. Peserta
Angket
sikap
didik pada kedua kelas masing-
sebelum
masing berjumlah 32 peserta didik.
model pembelajaran IBT dan PM.
Teknik
sampel
Lembar observasi sikap ilmiah diisi
sampling
oleh observer selama proses pem-
pengambilan
menggunakan
random
technique. Instrumen
dan
kerjasama.
ilmiah
diberikan
dan sesudah
penerapan
belajaran. penelitian
berupa
Peneliti memberikan perlakuan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
pada
kedua
kelas
(RPP) beserta Lembar Kerja Peserta
pertemuan
Didik (LKPD), data dokumentasi
Reaksi.Peserta
pengetahuan awal berdasarkan nilai
pembelajaran
murni ulangan tengah semester gasal,
LKPD
lembar angket sikap ilmiah diadopsi
kelompok. LKPD pada kelas IBT
dari Rina Rahayu dengan reliabilitas
diarahkan
sebesar 0,88 [10], lembar observasi
menemukan
sikap ilmiah diadaptasi dari Rina
Reaksi, sedangkan pada kelas PM
Rahayu yang divalidasi logis [10],
diarahkan
dan soal tes hasil belajar kimia
masalah yang dapat menguatkan
peserta didik berupa 20 soal pilihan
pemahaman peserta didik terhadap
ganda yang diadopsi dari Fitria
materi Laju Reaksi.
dengan
pada
setiap
materi
Laju
didik dan
secara
mengikuti
menyelesaikan
individu
agar
maupun
peserta
konsep-konsep
untuk
didik Laju
memecahkan
Selanjutnya, data yang ter-
bandingkan dengan Ftabel menunjuk-
kumpul yaitu data pengetahuan awal,
kan Fhitung < Ftabel dengan p > 0,05
sikap
belajar
maka H0 diterima atau Ha ditolak.
peserta didik dianalisis melalui uji
Hal ini berarti tidak ada perbedaan
prasyarat, analisis deskriptif dan uji
yang signifikan pada sikap ilmiah
hipotesis. Uji prasyarat berupa uji
dan hasil belajar kimia antara peserta
normalitas dan uji homogenitas,
didik dengan model pembelajaran
analisis deskriptif berupa persentase
IBT dengan PM. Hasil uji Analisis
sikap ilmiah dari hasil observasi,
Regresi untuk mengetahui besarnya
sedangkan uji hipotesis berupa uji
pengaruh pengetahuan awal terhadap
Multivariate Analysis of Covariance
hasil belajar yang diperoleh sebesar
(MANCOVA)
13%.
ilmiah,
dan
hasil
[12]
dilanjutkan
dengan analisis regresi. Hipotesis pada penelitian ini adalah tidak ada perbedaan yang signifikan antara
Tabel 1. Ringkasan Uji MANCOVA Variabel Nilai F hitung Terikat Pengaruh secara bersama-sama No
model pembelajaran IBT dengan PM dalam meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik, jika pengetahuan
awal
dikendalikan
secara statistik.
HASIL DAN DISKUSI Komparasi
model
pem-
1
Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Kimia
Pillai’s Trace Wilks’ Lambda Hotelling’s Trace Roy’s Largest Root
p
0,617a
0,543
0,617a
0,543
0,617a
0,543
0,617a
0,543
Pengaruh secara masing-masing Sikap 2 0,869 Ilmiah Hasil 3 0,585 Belajar
0,355 0,447
belajaran IBT dan PM terhadap sikap
Pada kelas IBT maupun PM,
ilmiah dan hasil belajar peserta didik
keduanya menunjukkan sikap ilmiah
dapat
Tabel
yang diharapkan yaitu rasa ingin
1.Berdasarkan hasil uji MANCOVA
tahu, berpikir kritis, dan kerjasama.
pada Tabel 1, diperoleh Fhitung se-
Perbandingan sikap ilmiah yang
besar 0,617 dengan nilai p sebesar
muncul
0,543. Nilai Ftabel 4,00 pada taraf
dasarkan
signifikan
Tabel 2.
dilihat
5%.
pada
Nilai
Fhitung
di-
pada
kedua
observasi
kelas
ber-
terlihat pada
Tabel 2. Perbandingan Sikap Ilmiah
Hal ini dapat ditelusuri dari jawaban
Aspek
soal uraian tes hasil belajar peserta
Rasa Ingin Tahu Berpikir Kritis Kerjasama
Kelas IBT
Kelas PM
72,75 %
Baik
81,75 %
Baik Sekali
71,25 %
Baik
98%
Baik Sekali
94,75 %
Baik Sekali
65%
Cukup
adanya perbedaan. Jawaban peserta
Berdasarkan Tabel 2, terlihat secara
umum
menunjukkan
didik pada kedua kelas menunjukkan
kelas
IBT
sikap ilmiah
yang
lebih tinggi daripada kelas PM. Hal tersebut disebabkan desain model IBT cenderung membuat peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran dan melakukan metode ilmiah yang akhirnya akan memunculkan sikap
didik pada kelas IBT lebih rinci daripada kelas PM walaupun dengan sumber belajar yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa model IBT mampu membuat peserta didik lebih berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan bandingkan
didik kelas IBT lebih tinggi daripada
Pada materi Laju Reaksi, hasil belajar tidak hanya dilihat pada aspek kognitif saja, melainkan afektif dan psikomotorik juga diperhatikan. IBT
dan
PM
mampu
meningkatkan kemampuan peserta didik pada ketiga aspek tersebut. Rata-rata hasil belajar peserta didik kelas IBT sebesar 69,11 lebih tinggi daripada kelas PM sebesar 64,18.
model
diPM.
belajaran IBT dan PM terhadap sikap ilmiah sebesar 27 % dan hasil belajar sebesar 14,2 %. Pada model IBT, peserta didik diarahkan untuk menemukan konsep Laju Reaksi secara mandiri. Pada model
kelas PM.
Model
dengan
jika
Pengaruh penerapan model pem-
ilmiah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sikap ilmiah peserta
masalah
PM,
peserta didik
menyelesaikan masalah yang diberikan oleh peneliti. Kendala yang terjadi dalam penerapan kedua model tersebut yaitu peserta didik yang tidak terbiasa melakukan
proses
inkuiri dan memecahkan masalah, sehingga untuk
diperlukan mengikuti
penyesuaian pembelajaran.
Dalam hal ini, guru mempunyai peran besar untuk menjadikan peserta didik siap menerima pem-
belajaran
kimia
melalui
metode
pengetahuan awal dikendalikan
ilmiah sesuai kurikulum 2013. Berdasarkan
secara statistik.
pemaparan
2. Model
pembelajaran
Inkuiri
mengenai sikap ilmiah dan hasil
Bebas
Termodifikasi
(IBT)
belajar kimia tersebut maka dapat
mempunyai
dikatakan bahwa penerapan model
belajaran
yang
pembelajaran
daripada
model
IBT
mempunyai
kualitas lebih
pembaik
pembelajaran
kualitas lebih baik dibandingkan PM.
Pemecahan Masalah (PM) dalam
Hasil penelitian ini menunjukkan
meningkatkan sikap ilmiah dan
kedua
hasil belajar peserta didik pada
model
setara
dalam
meningkatkan sikap ilmiah dan hasil
materi Laju Reaksi.
belajar peserta didik. Sikap ilmiah yang merupakan ciri khas dari
UCAPAN TERIMAKASIH
metode ilmiah muncul dalam pem-
Penulis mengucapkan terima-
belajaran kimia menggunakan model
kasih kepada Prof. Dr. Endang
IBT dan PM. Metode ilmiah dalam
Widjajanti
pembelajaran
pembimbing yang telah membimbing
kimia
yang
dapat
LFX
selaku
dosen
dilihat pada tahapan pembelajaran
penelitian ini,
model IBT dan PM menunjukkan
S.Pd. selaku guru mata pelajaran
bahwa
kimia SMAN 1 Godean yang telah
penerapan
kedua
model
sesuai dengan kurikulum 2013.
Siti Martiningsih,
memfasilitasi peneliti untuk mengadakan penelitian dan peserta didik kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 2
SIMPULAN 1. Tidak
ada
signifikan
perbedaan antara
yang
atas kerjasamanya.
model
pembelajaran
Inkuiri
Bebas
Termodifikasi
(IBT)
dengan
Pemecahan Masalah (PM) dalam meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik, jika
DAFTAR PUSTAKA [1]
Silberman, Mel. (2009). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani dan YAPPENDIS.
[2]
Sardiman A.M. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Gravindo Persada.
[3]
Oemar Hamalik. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
[4]
Wina Sanjaya. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
[5]
Janawi. (2013). Metodologi dan Pendekatan Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak (Anggota IKAPI).
[6]
Aris Shoimin. (2016). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
[7]
Made Wena. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
[8]
Herson Anwar. (2009). Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Pelangi Ilmu Volume Nomor 5. Hlm. 106-108. Diakses dari http://ejurnal.ung.ac.id/index.p hp/JPI/article/view/593 pada
tanggal 29 Februari pukul 14.34 WIB. [9]
2016,
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
[10] Rina Rahayu. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Scientific Attitude dan Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa SMPN 1 Sleman. Tesis. UNY: Pascasarjana. [11] Fitria Rahmawati. (2014). Komparasi Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) dengan Lecture Bingo (LB) pada Materi Laju Reaksi terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik SMA Muhammadiyah 3Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Jurdik Kimia FMIPA UNY. [12] Bilson Simamora. (2005). Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.