Bul. Agron. (29) (3) 85 - 93 (2001)
~
; Kombinasi Optimal cara Olah Tanah daD Tingkat Pengapuran untuk Pola Tumpangsari Jagung di antara Karet pada Tanah Podzolik Marah Kuningl) TIle Optimal Combination of Soil Tillage System and Liming Dose for Multiple Cropping of Maize Grown under Rubber Trees at Ultisol Soil
fl ,:
Gede Wibawa2)daD Heru Suryaningtyas2)
ABSTRACT
-
Technicalm./ftijicationof rubber basedintercroppiv systemare still neededdue to the appearanceof vari!s problems,either bio-physical or socio-economie,factors.At different areas, where labour is limited; substitution of manualtillage and manual seedingwith mechanicalequipmentand manual weedcontrol with chemicalcontrol has to be takeninto account. Researchon rubber basedintercropping,commbiningtwo tillage systems..conventionalor full tillage, where soil was plowed and harrowed 2 and 2 times respectively,.and reducedtillage where soil tillage was done only oneplowing and one harrowing andfour liming levelsatintercrop' rows at 20 cm wJth(maize,variety ofC7) wascarried out in SembawaResedchInstitute since 1998. Thepresenteddata werecollectedtillage systemand liming dosewas observed,howev)r the grain yield differencewas reducedup to 22%. During dry seasoncowpea (Vigna anguikulata),planted after maize, produced 870 kg/ha. Thecost of production of cropping maizeas rubber' intercrop usingfull tillage systemat optimal liming level was about.'Rp. 2,1 million. If the grain price is Rp. 1200/kg,then the break-evenpoint will be reachedat grain yield of 1750kg/Ira. Rubbergro)/th of IRR 39 clone,a latex and timber clone, wasvery good. Until 13 months,stemdiameterwasnot affectedby tillage systemsand levelsof limingfor intercrop. Keywords..Intercropping, Rubber,Maize, Cowpea,Soil tillage, Liming,Ultisol , PENDAHULUAN
-
.
11 If
Secara konvensional, leguminous cover crops (LCC) digunakanoleh perkebunanbesar,daDberbagai pr.;?yekpengembangankaret yang lalu (NES, PRPTE) segai penutup tanah drntara tanaman perkebunan (Gret, kelapa sawit). Selain berfungsi positif penggunaan LCC pacta pengembanganperkebunan (Mainstone,r,1969), berbagai sisi negatif juga tidak jarang ditemukansepertitingginya tingkat kompetisiair yangmenyebabkanterhambatnyapertumbuhantanaman karet (Wibawah clan Thomas, 1997). TanamanLCC tidak adaptif bagi petani, karena tanaman ini tidak menghasilkannilai tambah bagi petani. Tanamansela produktif (pangan) lebih cocok untuk petani, d~ana telah terbukti pula usaha ini secara teknis dapat dilakukan daD secara ekonomis menguntungkanclan secara sosial lebih adaptif terhadap tradisi petani
(Wibawa, et al., 1985; Buranathan, et aI., 1992; Hendratnoet al., 1992; ZainoI, et al., 1993). Berdasarkanhipotesis bahwa dibutuhkan 3.3% dari luas areal total untuk peremajaan,maka terdapat lebih dari 115.000 ha/th areal karet yang harus diremajakan. peremajaan ini merupakan prioritas, karena produktivitas karet rakyat sudah lama dikenal sangatrendah,yaitu sekitar 650 kg/th atau kurang dari setengahproduktivitas perkebunan besar (Ditjenbun, 1996). Lahan terutama di Sumatera clan Kalimantan didominasi oleh jenis tanah Ultisol (Podsolik Merah Kuning) dengan ciri utama adalah kandunganunsurunsurharanyasangatrendahterutamaN, P, K, Mg; pH rendah clan kejenuhan AI tinggi, serta mempunyai tingkat pertukaran basa yang rendah (Wibawa clan Thomas,1997).
I) Merupakanprogress kerjasamapenelitianjangka panjangantaraPT. Monagro Kimia (MonsantoIndonesia)denganBalai PenelitianSembawa. Palembang,SumateraSelatan; disajikan pada Simposium dan SeminarPemuliaanTanamanbagi Lingkungan Spesifik, Cekaman Biotik dan Abiotik dalamrangkaPumaBhakti Prof. Amris Makmur, di Institut PertanianBogor,23 April 2001. 2)PenelitiPusatPenelitian~ret, Balai PenelitianSembawaPO Box 1127,Palembang
85
.
.A ',r
-
~u
~,! :1; '" :!1I
Bul. Agron. (29) (3) 85 - 93 (2001)
--. satunyakaret, dijadikaV"sebagai sumberandalanjangka
-
(Wibawa et al., 1985; Wibawa et al., 1997; osyid et al., 1998). Hasil kajian pengembangan tanaman pangan
,-
sebagai tumpangsari karetmenunjukkan, terutama untuk
I
perkebunan besar, bahwa di berbagai tempat yang
~
I
:
'Ii 1
II:
permukaan
di;eluruh
merata
tebar
;;:
Al
~ :"
dd
Al
50
1
dd
75
0
t
ara.
a.
se
tar
se
/h
a a
3
/h
3
CO
C
a
CO
C
Tanamankaret, Klon IRR39 yang tergolongdalam Klon penghasil lateks dan kayu, ditanam pada bekas karet lama,antaradua tunggul karet denganjarak tanam
3.5m x 7/n.Tanaman seta,jagungvarietasC7, ditanam sebrgaitanaman sela karet, pada dua musim hujan bulan
Nopember 1998 daD pada bulan Desember 1999. SetelahpaDenjagung bulan April tahun 2000, tanaman kacang tunggak (Pigna anguikulata) ditanam sebagai tanamansela karet musim kemarau, dengandua jenis jarak tanam yaitu 40 cm x 10 cm dan 8cf:m x l~m. Jarak tanam ini adaptif dengan alat tanam langsung (Direct Seeding)mekanisyang dipakai. Penanaman jagung dan kacangtunggak dilakukan secaramekanis denganalat mekanisNotillplanter daTi PT Monagro Kimia. Alat tanam ini secara otomatis dapat digunakanuntuk menan~m jagung atau kacang tunggak, pada empat barisan tanam secarabersamaan yang diatur sed~mikian rupa sehingga jarak tanam jagung menjadi 8~m x 20~m atau k~tan kerapatan
ton per ha. penuruXnanjumlah kapur/ha sehingga pengadaannyalebih murah bagi petani masih sangat dibutuhkan.
sekitar 60600 tanaman/ha daD jarak tanam kacang tunggak sesuai dengan di atas. Untuk mendapatkan jarak tanam 4ql:m x 1~m penanamandiatur pertama
penelitianadalahuntukmngetahui~efara - ~IahTujuan tanah minimal dan ol~ ta~ah sempuma,.dan Ic
3.. 165 tonCaCO3/ha set ara.2 25 Al dd
lokasinya terpencil faktor tenaga kerja merupakan -- hambatanuntan1untu~tpengembangannya, selainfaktor - tanah yang telah disel:?tkandi atas. Pengolahantanah maupum penanamanpangan secara mekanis dengan - tĀ„raktor + direct seed planter (Monagro Kimia, 1998), d~n pemeliharaantanaman secarakimia dalam suatu rangkaiansistem olah tanah konserpasi(Utomo, 1998) _merupakAltematifyang perlu dikaji. Perbaikankondisi tanah denganpengapuranagar sesuaidengan pertumbuhantanamanpanganterutama jagung, kedelai daD kacangan lainnya, yang peka terhadapkeracunanaluminium telah banyak dilakukan (Sujadi et al., 1991; Arya et al., 1992) kendala bagi petani adalah kebutuhankapuTsangattinggi sekitar 4 <..,.
'" ,
a
d
.
d
k
b
b
k
.
I
d
I
b
to
.)1:
(S
b
k
ah
1985)
satu omponen aamya
t
t
ema se agal1\sum er pan apatanjang a pen e an meneng urya a ., k t ak a etlab k, po a tanam erI aSIS
are, merupan sa
,
an on
pangan
,t apur
on
tanaman
--
k
anpa 55
engan
.
t
an
0 T
d
10
masl
d
1
. k
0
om
.
1
I
b
..
' k
2
d
panjang, t
-
.
Anak petakadalahempattakaran(dosis)kapur (kg CaCO3 per ha), yang dibe~an pada barisan tanam jagung selebar20 cm (setal"d~an 25% dosis yang tanah): , secara
dJrnana
ditemukan
banyak
telah
real~)
lebih
<-'"
-
yang
Permasalahil'kesuburan tanah merupakankendala <'"' utama pengembanganlahan p~ ini untuk pertanian berbasistanamanpangalloAltematif sistem usahatani konRditastanaman tahunan berorientasi ekspor, salah
diberikan
-
..
\~:
~ "c
:;
-
-.
..-
-
-
kali denganjarak 8
jangka panjang,pengaruhsistem olah tanah kons~si :
berikutoyapenanamandiatur agarbarisantanamberada
tmgkat pengapuran yang dibenkan pada barisan tanaman seta Gagung), terhadap pertumbuhan dan produ~sitanamantumpangsaridalam suatupola tanam berbaSlS karet.
bemh terdapat alat dIstrIbutor pt;5{ISIda/pupuk butiran sebanyakempatkotak. Jumlahbenih per lubang adalah satu dan. seti.apbaris tanaman jagung atau. kacang tunggakdiben carbopuran3G, untuk pengendallanlalat bibit. Alat ini dapat juga digunakan untuk menanam kedelaiataubijian lainnya. .. Pada semuaperlakuan, tanamanJagung dlPUpuk secaramanual sesuaidenganrekomendasiyaitu : Urea 100kg/ha, SP36125kg/ha dan KClI00 kg/ha diberikan pada saattanam,daDurea tambahanmasing-masing75 kg/ha diberikan pada p~ 4 dan 6 minggu setelah -tanam. Sedangkan tanaman kacang tunggak diberi
!~ji
.;~~i ! BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun PercobaanBalai --- PenelitianSembaw~ Palembang,mulai bulan Oktober 1998 sampai deng~ awal tahun 2000. Lahan yang ditanami berasaldari kebun karet tua (Klon GTl) yang diremajakan pada tahun 1998. Penelitian dirancang secara splitplot,
dengan tiga
d~~tarabarisan, tan~ ~erikutoya. .~i belakangk~tak --
pupuk 50 kg urea/ha. Luas setiap unit percobaan adalah 1000 m2, atau
ulangan.Petakutamaadalahdua macamsistemolah
300~2 /perlakuan sistemolahtanahdanseluas14mx
tanahsebagaiberikut : A. Olah tanah sempuma (OTS): tunggul karet dibongkar dengan buldoser dan tanah diolah dengantraktor (dua kali bajak dan duakali garuk) ; B. Olah tanah minimum (OTM): tunggul karet
7m untuk perlakuan pengapuransehingga luas total percobaanadalahsekitar 1.2ha. Pengamatandilakukan terhadap: sifat fisik daD kimia, profil tanahdan profil akarjagung, curahjagung, penUtupangulma awal, pertumbuhandan hasil tanaman
dibiarkan, tanahdiantaranya gawangan karetdiolah dengantraktor (satubajak dan satukali garuk).
86
-
sel~ pertumbuhan tanaman karel,potensikerjaalat -
tanam(notillplanter). GedeWibawadanHeruSuryaningtyas
.
-
, I
I
-
Bul. Agron. (29) (3) 85 93 (2001)
i
I
HASIL DAN PEMBAHASAN
minimal (OTM) kejenuhan AI hampir tidak berubah
darikondisisebelumpengolahan. Kadarbahanorganik
-"'"'.
..-
i ~
.' t
-
~.
-
..-
Kondlsi lk/im SelamaPenelitian Curah hujan selama penelitian berlangsungdari bulan Oesember 1998 sampai dengan MYet 2000, menunjukkan bahwa air bukan merupakan faktor pembataspertumbuhan,bahkanada petunjuk bahwaair pada kondisi berlebih. Kisaran konsumsi air untuk tanamanjagung adalah80-100mmlbulan (Kung, 1971). Fasepertumbuhanjagung yang paling kritis terhadap kekurangan air adalah awal pertumbuhan clan masa
tanah berkurang dengan pembongkarantunggul pada 'perklakuanolah tanah sempuma(Tabel I). Kedua hal ini dapat terjadi jika pembalikan tanah pada saat pembajakantidak terjadi secarasempuma. Padaakhir paDenjagung tahun kedua, Mei 2000, pada kedalaman 0-20 cm, pH tanah menurun pada kedua perlakuan, namun kejenuhan Aluminium menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sampaipada level yang dianggaptidak berbahayalagi
pembungaan, yaitu masing-masing pada bulan
bagijagungyaitudi bawah70%(SujadiclanEffendi,
Desember 1998 clan Maret 1999 untuk tahun I clan Desember1999clanMaret 2000 untuk tahunke II. Data kondisi tanah lokasi penelitian pada dua mu)(sim tanam berbeda disajikan pada Tabel 1.
1991). PerbedaankejenuhanAluminium yang cukuip tinggi antara OTS clan OTM pada awal penelitian munurunpadatahun kedua. Makin dalamtanah,makin rendah pH clan kadar hara, sebaiknya makin tin~i
Kandungan unsurharatanahbeberapa minggusetelah pengolahantanah menunjukkanbahwa pada semua
kandungan AI sehinggakejenuhan AI meningkat.Hal ini searahdenganapayangditemukandi lahanpodsolik
tanah sempuma(OTS) menaikkankejenuhanAI tanah lokasi
-
Tabel I.
kandungan
hara
rendah.
Pengolahan
merah
kunig
di
Sitiung
(Arya
et
al.,
1992).
Kadar hara tanah clanpH pada berbagaiperlakuanolah tanah ~da kedalaman0-20 cm, pada dua waktu pengamatan(Feb.99 clanMei 2000) clanpadakedalaman20-40 cm (Mei 2000)
SistemOlah Tanah
~
pH
Bahan Organik (%) C
Bay II Ppm N
P
K
Ca
1.35
0.12 0.23 0.22
0 4 0
0.30 0.59 0.64
0.06
0.10 0.10
9
7
0.06 0.06
Kation, Anion atauKTK (me/l00g)
Kejenuhan AI (%)
Mg
KTK
Aldd
0.17 0.05
0.04 0.14 . 0.06
3.7 9.4 10.8
2.60 2.38 2.38
0.11 0.10
0.14
0.10
7.3
1.64
54
0.06
0.06
7.0
1.43
47
6
0.08
0.19
0.04
6.6
2.27
81
6
0.06
0.05
0.04
6.3
2.69
91
Feb,
--
0-20cm
-
I
I
clan
padakedalaman20 cm, sedangkandenganpengolahan
-
-
pH
OTS OTM P-Olah*
5.70 5.16 5.34
3.35 2.08
0-20cm OTS
4.76
2.09
OTM
4.60
2.49
20-40cm OTS
4.60
1.41
OTM
4.49
1.30
87 73 76
* P-Olah: Sebelumpengolahantanah
.
.
~
I..
I f
KombinasiOptimal tara Olah Tanah...
87
i I !r
'
-
~~""~~
-
*'-~-
Bul. Agron. (29) (3) 85 - 93 (2001.)
Tabel 2. Hasil analisatanah padaperlakuanolah tanah,dosis kapur padakedalaman0-10 cm daD20-40 cm, setelah panenjagung tahunkedua(Mei 2000) '-'_"_1 ~ . -Bay .Kedalaman Bahan II SistemOlah Tanah DosisKpr 0-20 cm OTS 0
pH
Organik (%) C
Ppm
I
4.51
2.09
4.76
2.31
7
2.13
0.09 0.10 0.09 0.10
2
4.82
1.84
3
4.96
10
0.19 0.46 1.30 1.06
",.",,
Kation, Anion atauKTK (me/IOOg)
N
P
KTK
Kejenuhan AI (%)
K
Ca
Mg
8
0.08
0.14
0.05
7.2
2.44
87
10
0.10
0.83
0.11
6.8
2.16
63
0.14
1.45
0.11
7.6
1.14
37
0.10
1.79
0.12
7.7
0.83
29
0.03
6.7
2.56
86
0.06 0.07 0.06
6.6 8.6 6.8
1.60 0.70 0.87
48 28 25
g
~-~~-
Aldd ---uu
OTM
0
4.44
2.45
0.12
10
4.54 4.91 4.53
2.57 3.29 1.54
0.11 0.10 0.08
7 6 6
0.12 0.08 0.09 0.11
4.60 4.57 4.62 4.61
1.05
0.05
7
0.07
0.80
0.03
5.9
2.44
90
I 2 3
1.35 1.60 1.63
0.06 0.05 0.06
5 7 4
0.07 0.07 0.09
0.20 0.27 0.43
0.04 0.05 0.05
7.4 6.4 6.6
2.40 2.35 1.87
81 81 73
0 I
4.46 4.40
1.10 1.02
0.06 0.06 0.05 0.06
9 5
0.06 0.06
0.11
0.05 0.05
8.0 3.9
2.51 2.63
89 90
4 5
0.08 0.05
0.05 0.03
6.2 7.0
2.90 2.72
91 94 -.
I 2 3 0-20 cm OTS
0 ... , OTM
2 4.51 1.49 3 4.59 1.60 * P-Olah: Sebelumpengolahantanah
'. i : r
i'
0.12 016 0.11
~
Hasil analisatanahpadaberbagaiperlakuankapur, olah tanahdan padadua kedalamanberbeda(0 - 20 cm dan 20 - 40 cm), setelah paneDjagung tahun kedua (Mei 2000) menunjukkan bahwa peningkatan pemberian kapur hanya berpengaruh pada variabel kandunganCa, kandunganAl dan kejenuhanAl daD hanya nyata pada permukaantanah saja (0 - 20 cm). Padakedalam20 - 40 cm, tidak adapengaruhperlakuan
Sebaliknya, data berat jenis tanah pada kedua perlakuan,tahun kedua, ~unjukkan bahwa struktur tanah makin padat, terutama pada permukaan 10 cm pertama (Tabel 3). Pada kedalaman berikutnya, perubahanberatjenis tanahhanya sedikit. Profil tanah (Gambar tidak disajikan) menujukkan bahwa lapisan krokostanahterbentukpadakedalamanlebih dari 50 cm dlnana beratjenis tanahnyasangattinggi melebihi 1.7
kapur terhadap peningkatan kandungan hara. KejenuhanAI masih pada tingkat yang memungkinkan terjadinya keracunanbagi tanamanjagung yaitu lebih 70%. Jika dilihat dari kejenuhanAI maka pemberian kapur dengan dosis 0.75 x Aldd pada perlakuan olah tanahOTM dan 1.0 x Aldd padasistemolat tanahOTM
glcm3. Peningkatanberatjenis tanah yang hanya dialami oleh lapisan tanah teratas (0 - 10fm) terjadi karena penggunaantraktor dalam penanaman. Hal yang renting untuk menghindari pemadatantanah adalah pengembalianbahan organik yang berasal dari gulma
mampu menurunkan kejenuhan Al pada tingkat di bawah70%.
dan sisa-sisa tetap baik. panen ke dalam tanah agar struktur tanah
-
1 ' ---
-
,f I i
88
GedeWibawadaDHeroSuryaningtyas
.
-
-~~-~
~
,~:!tf"'"
Bul. Agron. (29) (3) 85 - 93 (2001)
Tabel3. Beratjenis tanahpadaberbagaiwaktu pengamatanclankedalaman . Uralan
0-10
Awal penelitian
Barisan
1.16
Tengah-tengah
I.I I
1.5m barisan
~
10-20
Kedalaman(cm) 20-30 30-40
40-50
60-80
1.21
-
-
1.4I
-
1.24
-
-
1.40
-
1.5I 1.49
1.64 1.55
I. I 9
1.23
1.25 1.26
1.28 1.27
-
-
1.46
-
Mei 2000
.)
OTS OTM
-
1.78 1.78
(-) : tidakdilakukanpengamatan
Tabel4. Beratkeringorgandiluar biji clanakarsertabasilbiji (kg.ha)tanaman jagungvarietasC7, padaberbagai perlakuankapur clansistemolah tanah
f
SistemOlah Tanah
PerlakuanKapur
OTS
0 I 2 3 0 I 2 3 Rata-rata Rata-rata
OTM
-
OTS OTM
, !
-
-
-
Berat organdiluar biji clanakar (kg.ha) TahunI TahunII
267, 1141" 2687 2809 793 2819 3321 3363 1726 2574
I
. .
i
TahunI
TahunII
263 1991 3818 3835 1383 4526 5793 5628 2502 4333
1421 3270 3881 4856 1980 3856 4948 5065 2945 3476
ResponHasil Jagung don KomponenNon Biji di Luar Akar terhadapPengapuran .. Sebagaimanayang ditemukan pada penelrtlan tahun pertama, pengapuran mempengaruhi jumlah tanamanyang tumbuh peftektar, teruta~a ant.ar~. plot
terhadap pengapuran. Keduanya meningkat secar~ nyata dengan meningkatnya takaran kapur sampal antara I. 10 clan 1.65 ton CaCO3/ha, tergantung perlakuanolah tanah. Takaranoptimal padaperlakuan OTS tahun I clan II adalahpada level antara I. 10 clan 1.65 ton CaCO3/ha atau setara dengan pemberian
yang dikapur clan tidak dikapur (Data tldak dlsaJlkan, li.hatWibawa at al.. 1999): .Hal ini terlihat pada~edua sls.temolah tanah. Hal Inl beralasankarena tlngk~t keJenuhanAI pada plot tanpa perlakuankapur masl~ ~uk.uptinggi ~aitu dfatas70% (T~b~1I clan2~: Sebagal
masing-masing1.5 clan 2.25 x Aldd, sedangkanpada perlakuan OTM, takaran tersebut berada pada level rendah yaitu antara0.55 clan 1.10 ton CaCO3/haatau setaradenganpemberianmasing-masing0.75 clan 1.5 x Aldd
mdl~ator, ~erllhat wama d~un blbrt merah Jlngga clan
f i I
1064 2280 2755 3595 1039 2381' 2854 3149 2424 2356
Hasil biji kering
ke~dll sehln~gatanaman tldak dapat tumbuh d.e~gan balk: Sampal ~ua tahu~ tan~m, o..ah ta~ah minImal maslh membenkan hasll.leblh baik d~n olah. tanah sempuma(Ta~el 4). Tldak terdapat l~teraksl y~g nyata antara slstem olah tanah daD dos~s~a~ur b~lk pactatahun I maupunpactatahun II. Hasll blbrt kenng dan biomassdi luar biji dan akar tanamanjagung C~, baik pactatahun I maupun tahun II, sangat responslf
Kombinasi OptimalcaraOlahTanah...
Hubungan antara basil biji jagung sangat-erat
dengankejenuhanAI. PenurunankejenuhanAl sangat: meningkatkanbasil jagung dengan persamaanregresl sbb: y = 52.7x + 6315.9, R2 = 0.96 dimana y dan x masing-masingadalahbasil bijijagung (kadar 14%)dan kejenuhanAl (%). Untuk mendapatkanbasil jagung setara 5000 kg/ha diperlukan kerjenuhan Al sekitar 25%.
89
.
--
--
Bul. Agron. (29) (3) 85 - 93 (2001)
..
6 5 tIS
"
~ ~
" 'ij
ro, '-'
~r
..
4
'-'
Z
""' ~
~o
;!
.
3
0
,:'j
Cj .=:
l~;
1;:t
f::,
':I:;i
< .-.
2
~ :t
1
...J -
"'.
~:
\:r: i.:' [" ,:, c,
. 20
,~;
"'~ i"
40
~1,
60 KEJENUHAN
11;
f;;
.
80
100
Al (%)
Gambar1. HubunganantarakejenuhanAI dan basil biji jagung, kadarair 14%di Sembawa.Nilai regreasiy = 52.7x + 6325.9,R2 = 0.96
I' l-
f
.;
r
'.
,
I
Sistem perakaranjagung pada kondisi penelitian ini sangat terbatas baik dari sisi sebaran horizontal maupunvertikal. Hal ini terlihat padatahun I mauipun tahun II. Kedalaman perakaran karet pada semua perlakuan tidak lebig dari 25 cm (Tabel 5). Hasil
menyebabkankandungan Ca tanah meningkat pada kedalamanlebih dari 20 cm. Dengan tewrbatasnya volume tanahyan~ dieksplorasioleh perakaranjagung, maka serapanhara terutama N yang sangat mobil di dalam tanah akan sangatterbatas. Penanaman jagung
penelitiasn (Arya at al., 1999) menunjukkan bahwa
dalam pola tanam jagung
berat kering akar per satuan volume tanah di lahan podsolik berkorelasi negatif terhadap kejenuhan AI. Ketersediaan Ca, juga sangan mempengaruhi perkembanganakartanaman. Data Tabel2 menujukkan bahwa pemberian kapur dipermukaan tanah tidak
tidak akanefisien,terutamamusim tanamjagung kedua, karena peluang terjadinya kekuranganair akan sangat besar. Pemanfaatan bahan-bahansisatananmansebagai mulsa mungkin akan dapat membantu mencegah kekuranganair tersebut.
-
jagung - kacang tunggak
Tabel5.LebardaDkedalaman maksimalakarjagungpadaberbagai perlakuan, TahunI daDII
:
,
Perauan I k
1
.
OTS 0 1 2 3 OTM 0 1 2 3
Lebar Maksimal(cm) TahunI TahunII
~
KadalamanMaksimal (cm) TahunI TahunII
29 39 47 40
28 30 58 45
12 11 19 23
18 18 18 19
50 55 54 85
32 48 51 62
17 23 21 25
18 22 21 20
90
GedeWibawadanHeroSuryaningtyas
.
Bul. Agron. (29) (3) 85 - 93 (2001)
Hasil Kacang Tunggak don Kapasitas Kerja Alat TanamNo Till Planter
PertumbuhanTanamanKaret
Hasil biji kacang tunggak yang ditanam setelah panenjagung pada dua jarak tanam yang berbedayaitu 40 cm x 10 cm dan 80 cm x ] 0 cm ada]ah masingmasing870 kg/ha dan 457 kg.ha. Umur panenkacang tunggaksekitar 65 hari. Alat tanam langssungno till planter dapatmenamanjagung dengantingkat ketepatan dan kecepatancukup tinggi yaitu lebih daTi90 % daTi populasi total yang diharapkan (60600 tanaman/ha),
Pertumbuhankaret (tinggi, jumlah payung dan diameter batang) baik. pada perlakuan OTS maupun OTM tidak mengal~elambatan oleh karenaadanya tanaman sela (Tabel 6). Bahkan dengan ukuran diameter batang yang melebihi 2.5 cm pada umur sekitasr ] tahun, maka dapat dikatakan pertumbuhan karetyang berasaldaTisturnmatatidur ini tumbuh lebih daTikondisi normal (Wibawa, 2000). BerdasarkanĀ«sil ini, sampai dengan awal tahun kedua kebun karet,
dengankecepatan] .25 ha/jampada]ahanyangdio]ah
penanaman tanamanse]ajagungdenganbantuanalat
denganolah tanah minima] (OTM) dimana masih ada bar~san tun~gu] karet. Kapasitaskerja ini lebih rendah daTIpotensmyapada lahan datar tanpa halanganyaitu sekitar ].5 ha/jam (Monagro Kimia, ] 998). Pada
mekanistidak berdampaknegatif terhadappertumbuhan karet thkan seba]~knya.Perkemba~gantajuk tan~ma karet yang maslh terbatas, maslh memungkmkan penanaman jagung musim hujan,untuk ketiga ka]inya.
tanamankacangtunggak,tingkat ketepatanpenanaman juga cukup baik, yaitu jarak rata-rata dalam baris tanamanadalah ]].4 cm daTiharapan] 0 cm dan rata-
Analisis Finansial Penanaman Jagung Diantara TanamanKaret.
rata.jumlahbenih per lubangada]ah] .33 daTiharapan1 bemhper lubang. Muncu]nyajum]ah benih melebihi 2 benih/lubang sangat kecil, yaitu kurang daTi 2%. B.erbagaikelemahandan potensi a]at tanam ini tekl]ah
Secarafinansia], penanamantanamanselajagung dfntara tanamankaret da]am dua tahun pertamadapat menghasilkanpendapatanyang sangatbaik petani atau pekebun,denganR/C menebihi 2 (Tabel 7). Dengan
,
dlbahas~alamterutamada]amhal pemadatan struktur
tingkatyangdicapai,hargajagungdipasaranRp. 1200
:
tanah(Wlbawaet al., ] 999).
dan biaya produksi sekitar Rp. 2 juta, maka break even point (BEP) produksi dapat dicapai pada sekitar ] 700 kgiha karet, atau dengankaidah yang sarnamaka BEP terjadi padahargajagung sebesarRp. 430 - Rp 500/kg.
! i
I
l I
Tabel6. Pertumbuhantanamankaretpadaperlakuanolah tanah
OTS
OTM
Variabel Tinggi (cm)
3 29
Jum]ahPayung DiameterBatang(cm)*
1.04 -
Umur (bu]an) 7 10 79
3.25 ].21
Tinggi (cm)
28
107
Jum]ahPayung DiameterBatang - (cm)*
1.16 -
3.83 1.26
-
13
-
5.6 2.05
3.06
6.5 3.01
3.48
-
-
* : diukur]0 cmdaTipertautan okulasi(-): tidakdiukur !
1 tj
i
",;,,:,-
"i"l';
;,c.."
.
KombinasiOptimal caraOlah Tanah...
91
,
--
J-
I
Perlakuan
.
-
CC~'~"::,-;-'
"~-~
~
-
,
Bul. Agron.(29)(3) 85- 93 (2001)
:~
-
; '#';'~:' '
Tabel 7. Analisis finansial tanaman sela jagung (Hibrida C7) yang ditanam menggunakan alat tanam 4 baris, di antara
karetdenganolah tanahkonservasi(OTK) padatahunpertamadaDkedua Uraian
-
Hasil Panenlkebutuhan input (unit'ha) TahunI TahunII
PenerimaanJagung(kg)*
4.600
4.000
Harga (Rp/unit)
Nilai (Rp) TahunI
1.200
Total Penerimaan
TahunII
5.520.000
4.800.000
5.5250.000
4.800.000
Penge,uaran Persiapanlahan**
,
1. Bajak 2. Garu 3. Penyemprotan (HOK)
, ;
Penanaman *** 1. Traktor + alat tanam (JKT + JKP)
c
Pemeliharaandan paneD (HOK) 1. Penyiangan 2. Pemupukan 3. PengendalianHamadaD Penyakit 4. Panen& Kupas 5. Perontokandenganmesin
2 kali 2 kali
5
96.000 32.500 7500
192.000 32.500
0,8
-
110.000
88.000
25 10 10
25 10 10
7.500 7.500 7.500
187.500 75.000 75.000
187.500 75.000 75.000
15 3
15 3
7.500 7.500
112.500 22.500
112.500 22.500
-
5
27.000
16 200 100 80 1000 1 paket
16 200 100 800 1000 1 paket
17.500 940 1.540 1.500 300 250.000
-
-
37.500 88.000
I
~, Bahan Herbisida (glyphosat)
(ltr)
BenihJagung(kg)
PupukUrea(kg) PupukSP36(kg) PupukKCI (kg) Kapur (kg) Obat-obatan
-
135.000
Total Pengeluaran
280.000 188.000 154.000 120.000 300.000 250.000 2.077.000
280.000 188.000 154.000 120.000 300.000 250.000 2.025.000
I
Total Pendapatan
3.443.000
2.775.000
,
(penerimaan-pengeluaran) 2,65
2,37
R/C
41"
Kterangan :
*
: Populasi tanamanjagung adalah 80% dari populasijagung secaramonokuIjt. Hasil yang dicapai secara
** ***
monokultur(varietasC7) adalah5z?50kg/hatahunI daD5000kg/hatahunII. : Traktor merupakanmilik sendiri,denganmemperhitungkanbiayaalat daDoperasional. : Jika penanamandilakukandengancaramanual,makadibutuhkan20 HOK (1 HOK = 7 jam kerja/hari). Hargainput dan output berdasarkanhargadi PalembangbulanJanuari2000.
,
. j
92
t c
GedeWibawadan Heru Suryaningtyas
,
~~~~~~
Bul. Agron. (29) (3) 85 - 93 (2001)
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Rastuti,mahasiswaPascaSarjanaUNSRI dan Sunarso dari Balit Sembawaatasbantuanteknis daDpengamatan selamapenelitianini.
DAFT AR PUSTAKA Arya, L. M., T. S. Dierolf, B. Rusman,A. Sofyan,1. P. G. Wijaya Adhi. 1992. Soil Structure Effects on Hydrologyc Processesand Crop Wter Availability in Ultisol and Oxisols of Sitiung, Indonesia.Soil managementBull. 92-03. 51pp. Buranatham,W; S.Kongsipun, S. Shugamert. 1992. Recent Advances in Multiple Cropping with Hevea in Southern Thailand. Makalah diajikan pada1h ANRPS Seminar.Hat Yai. Thailand. IIp. Ditjenbun. 1996. Statiatik PerkebunanIndonesia 19951997. Karet Rakyat di KPK Merluan Kabupaten TanjungJabukngJambi.Lateks7 (I) :34-39. ; ~
Mainstone,B.J. 1996. Residualeffect of GroundCover and Nitrogen Festilizatin of Heveapprior to Tropping. J. Rubb.res.Inst. Malaya. 21(2) 113125. MonagroKimia, PT. 1998.Aplikasi penanaman jagung pada;ahan tanpa olah tanah dengan alat tanam ototmatis(No Till Planter). Makalah disampaikan pada Seminar Budidaya Pertanian Olah Tanah Konservasidi Lahan Petani danP erkebunan,daD PengembanganAlat Tanam dengan Tanpa Olah Tanah, di Palembangtanggal 25 - 27 Aggustus 1998. Sujadi,M daDS. Effendi. 1991. Soil fertiliti Constraints in Indonesia and Methods of Improment. In. Agriculture reseach Series No. 24, p :69-78. tropical Agric. Res. Centre. Tsukuba,Ibaraki 305 Japan.
-
,
--
!
.
,~,::~;"~~
,-""
Suryatna,E., M.J. Rosyid, G. Wibawa, W. Sudana. 1985. Hasil-hasil Penelitian pola Usahatani terpadu Sumatera Selatan danProspek PengembanganUsahaLahanKering. Dok. Bpp. Sembawa. Utomo, M. 1998. Hasil-hasil Penelitian Budidaya Pertanian OTK Jangka Panjang. Makalah disampaikan pada Seminar Budidaya Pertanian Olah Tanah Konservasi di Lahan Petani dan Perkebunan, daD PengembanganAlat Tanam denganTanpa Olah Tanah,di Palembangtanggal 25 -27 Agustus 1989. Wibawa, G., M.J. Rosyid, SuryatnaEffeni, T. Subagio. 1985. Increasing of Land Productivity of Red yellow Podzolic Soil throught Rubber Based Farming System. Proceeding of International Workshop on Cropping/Farmingn System. Sukarame,Indonesia. Wibawa, G.,Thomas. 1997. Study of hevea based intercropping system functioning: A. Effect of i differnt intercrop on rubber grouth. Makalh 'disampaikan padaSeminar: Study of heveabased intercropping system fungtioning, di Sembawa, SouthSumatera,Indonesia,8-9 July 1997.25pp Wibawa, G.,., H. Suryaningtyas, W. Hermawan, E. Saragih.1999.Consevationtillage and application of maize seed planter (no till planter) on rubber based intercropping. International Seminar on Toward SustainableAgriculture in Humid Tropics Facingthe 21stCentury, Univ. Of Lampung26-28 September1999.p :600-606. Wibawa, G. 2000. Ribber basedagroforestryreseachin Indonesia. Makalah disampaikanpada indonesia Rubber Conference and IRRDB Symposium. Bogor, 12-14September2000.20pp. ZainoI, E, A. W. Mahmud, M.N. Sudin. 1993.effect of intercroppingSystemon SurfaceProcessedin an Acid Ultisol 2. Changesin Soil ChemicalPropertis and Their Influences on Crop Performance. J.Nat.Res.8(2): 124-136.
~~
t
Kombinasi OptimalcaraOlahTanah...
1
93
.