KOLEKSI HYMENOPTERA PARASITOID DENGAN KOMBINASI JARING SERANGGA DAN SEPARATOR
AGUSTIN IRIANI
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Koleksi Hymenoptera Parasitoid dengan Kombinasi Jaring Serangga dan Separator adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2014 Agustin Iriani NIM A34070010
ABSTRAK AGUSTIN IRIANI. Koleksi Hymenoptera Parasitoid dengan Kombinasi Jaring Serangga dan Separator. Dibimbing oleh NINA MARYANA. Ordo Hymenoptera memiliki peran penting di bidang pertanian sebagai musuh alami yaitu serangga parasitoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengoleksi Hymenoptera parasitoid dengan jaring serangga dan separator. Pengambilan serangga dilakukan di dua lokasi, yaitu areal tegakan kayu yang terdapat di lingkungan kampus IPB Dramaga dan areal sawah di daerah Cangkurawok, Kabupaten Bogor. Pada setiap lokasi diambil sampel sebanyak tiga kali, pada setiap pengambilan dilakukan sweeping pada tiga tempat yang berbeda. Pada masing-masing tempat dilakukan sweeping dengan jaring serangga sebanyak 360 ayunan ganda. Serangga yang tertangkap di jaring serangga dimasukkan ke dalam separator. Setiap serangga Ordo Hymenoptera diidentifikasi hingga tingkat famili. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Biositematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dua Ordo serangga yang dominan dikoleksi adalah Ordo Diptera dan Hymenoptera. Hasil koleksi serangga Hymenoptera di areal tegakan kayu dan sawah sebanyak 1 556 dan 2 133 individu, dengan total 21 famili serangga Hymenoptera parasitoid. Serangga parasitoid berukuran kecil seperti Mymarommatidae, Trichogrammatidae, Mymaridae, dan Scelionidae juga dapat dikoleksi dengan separator ini. Kata kunci: Hymenoptera, parasitoid, sawah, separator, tegakan kayu.
ABSTRACT AGUSTIN IRIANI. Collecting hymenopteran parasitoid with sweeping net and separator. Supervised by NINA MARYANA. Hymenoptera Order have an important role in agriculture as natural enemies or parasitoid insects. This study aims to collect hymenopteran parasitoid with insect net and separator. Insects were collected from two different sites, i.e. the forest stand area in IPB Dramaga campus and the rice field area at Cangkurawok, Bogor Regency. The sample was collected in three times-sampling at different spot. In each location, the insect were collected at three different site. At each site, 360 double sweep using sweep net were performed. The insects caught in the sweep net poured into the separator. Furthermore, each Hymenoptera Order insect was identified to family level in the Insects Biositematics Laboratory, Department of Plant Protection, Faculty of Agriculture, Bogor Agricultural University. Two dominant insect order collected were Diptera and Hymenoptera. The number of Hymenoptera insects collected in the forest stand area and rice field were 1 556 and 2 133 respectively with a total of 21 families of hymenopteran parasitoid insects. Small size parasitoid insects such as Mymarommatidae, Trichogrammatidae, Mymaridae, and Scelionidae were also collected.
Keywords: forest stand, Hymenoptera, parasitoids, rice field, separator.
KOLEKSI HYMENOPTERA PARASITOID DENGAN KOMBINASI JARING SERANGGA DAN SEPARATOR
AGUSTIN IRIANI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi Tanaman
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Koleksi Hymenoptera Parasitoid dengan Kombinasi Jaring Serangga dan Separator Nama : Agustin Iriani NIM : A34070010
Disetujui oleh
Dr. Ir. Nina Maryana, M.Si. Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Abdjad Asih Nawangsih, M.Si. Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan pada November 2012 sampai Juni 2013, dengan judul Koleksi Hymenoptera Parasitoid dengan kombinasi Jaring Serangga dan Separator. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Papa Mama tercinta yang dengan tulus dan penuh kasih sayang selalu mendoakan dan memberikan dukungan, Dr. Ir Nina Maryana, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik dan pembimbing tugas akhir atas bimbingan dan perhatiannya, Adikku tercinta Dwi Fitrianto yang selalu memberikan semangat selama ini, Oma terkasih yang selalu memberikan doa dan dukungan hingga saat terakhir, serta keluarga yang selalu mendoakan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan laboratorium Biosistematika Serangga yang tidak dapat disebutkan satu persatu serta Ibu Aisyah yang selalu membantu dan juga Mbak Atiek. Penghargaan penulis berikan kepada teman-teman HPT 44 yang selama ini berjuang bersama serta memberikan semangat dukungan dalam mengerjakan penelitian yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Kepada sahabat-sahabat yang selalu ada saat suka maupun duka, Heny, Yana, Annisa, Santi, Mia, Anik, Indah, Ana, Wulan, Kak Majek, Vivi, Risty, terimakasih untuk semuanya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2014 Agustin Iriani
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
BAHAN DAN METODE
3
Tempat dan Waktu
3
Jaring Serangga dan Separator
3
Metode Penelitian
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Keadaan Lahan Pengamatan
5
Serangga Hasil Koleksi
5
Serangga Ordo Hymenoptera
6
Kelebihan Alat Separator
9
SIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
14
RIWAYAT HIDUP
17
DAFTAR TABEL 1 2 3 4
Beberapa jenis tanaman yang ada di areal pengamatan Jumlah famili dan individu serangga yang dikoleksi selama penelitian Famili dalam ordo Hymenoptera yang dikoleksi selama penelitian Serangga yang masih keluar dari separator di laboratorium dari tegakan kayu dan sawah 5 Hymenoptera parasitoid yang masih keluar dari separator di laboratorium dari tegakan kayu dan sawah 6 Kelebihan penggunaan separator untuk membantu koleksi serangga dengan jaring serangga
5 6 7 8 9 10
DAFTAR GAMBAR 1 Separator yang digunakan dalam penelitian 2 Beberapa famili serangga Hymenoptera parasitoid yang ditemukan
3 7
PENDAHULUAN Latar Belakang Ordo Hymenoptera merupakan salah satu ordo serangga yang bermanfaat dalam polinasi tanaman, menghasilkan madu dan lilin, dan dapat membunuh serangga pengganggu tanaman (hama). Ordo Hymenoptera dibagi menjadi dua subordo, yaitu subordo Symphyta dan Apocrita (Pedigo & Rice 2006). Subordo Symphyta merupakan kerawai daun dan tidak banyak yang menjadi hama bagi tanaman di Indonesia. Subordo Apocrita sebagian besar merupakan jenis parasitoid (Kalshoven 1981). Tingkat parasitisasi oleh parasitoid dapat berpengaruh terhadap jumlah hama dan dapat menurunkan penurunan jumlah hama. Pelepasan parasitoid di lapang dapat menghilangkan jeda waktu yang dibutuhkan parasitoid di lapang untuk bertambah jumlahnya dan menurunkan jumlah hama, sehingga membuat parasitoid sebagai agen hayati lebih efektif (Heuppelsheuser 2000). Banyak studi dan penelitian telah dilakukan untuk mempelajari Hymenoptera parasitoid dan inangnya. Dalam teori, pola penyebaran inang dapat berguna dalam memprediksi habitat parasitoid (Ulyshen et al. 2011). Penelitian yang dilakukan antara lain dengan memperbanyak parasitoid di laboratorium atau mengoleksi langsung dari lapang (Rizali et al. 2002; Meilin et al. 2012). Alat koleksi yang sering digunakan untuk mengoleksi serangga ordo Hymenoptera adalah jaring serangga, nampan kuning, farmcop, dan perangkap malaise (Mazón & Bordera 2008; Yaherwandi 2009; Herlina et al. 2011). Perangkap Malaise juga digunakan untuk monitoring serangga parasitoid (Fraser et al. 2008). Selain metode tersebut alat separator juga dapat dimanfaatkan untuk membantu mengoleksi serangga Hymenoptera. Separator digunakan bersamaan dengan penggunaan jaring serangga sebagai alat koleksi. Pemilihan jaring serangga tergantung jenis serangga yang ingin dikoleksi. Cara menggunakan jaring adalah dengan cara mengayunkan jaring ke berbagai arah dengan kecepatan tertentu (Borror et al. 1996; Schauff 1997). Serangga yang tertangkap kemudian dimasukkan ke dalam separator yang sudah dipasang botol plastik berisi alkohol. Separator merupakan alat yang dirancang untuk memisahkan spesimen hidup dari bahan-bahan lain di tempat dimana spesimen tersebut ditemukan seperti daun, ranting, sisa-sisa bahan, dan kotoran hewan. Separator biasanya mengandalkan faktor lain seperti cahaya, panas, atau kekeringan yang mendorong serangga untuk keluar dan meninggalkan bahan-bahan lainnya, sehingga lebih mudah memisahkan serangga yang tertangkap. Contoh separator yang paling sederhana adalah sweeping separator. Sweeping separator merupakan kotak karton atau kayu yang rapat. Botol kaca ditempatkan pada salah satu sisi dekat bagian atas kotak. Material dan serangga dari dalam jaring serangga dimasukkan ke dalam kotak dan langsung ditutup rapat. Serangga yang berada di ruang yang gelap kemudian akan tertarik dengan cahaya yang berasal dari botol kaca. Saat semua serangga sudah masuk ke dalam botol, botol diambil dan serangga kemudian dipindahkan ke dalam botol pembunuh (Schauff 1997). Pemanfaatan separator untuk membantu mengoleksi serangga khususnya Hymenoptera masih belum banyak dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang memanfaatkan penggunaan separator ini.
2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil koleksi serangga Hymenoptera parasitoid dengan menggunakan jaring serangga dan separator.
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biositematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pengambilan sampel dilakukan di dua jenis areal, yaitu tegakan kayu dan persawahan. Pengamatan areal tegakan kayu dilakukan di Hutan Rektorat yang terletak di dalam kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor; dan areal sawah dilakukan di Desa Cangkurawok, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dimulai pada bulan November 2012 sampai Juni 2013.
Jaring Serangga dan Separator Jaring serangga yang digunakan pada saat sweeping dalam penelitian terbuat dari kain organdi dengan ukuran lubang 0.5 mm x 0.5 mm. Panjang tongkat jaring adalah 90 cm. Diameter jaring serangga 40 cm. Alat separator yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kotak persegi panjang yang dengan mudah dapat dibawa-bawa. Alat separator terdiri atas dua bahan yaitu kerangka besi dan kain hitam. Kerangka besi berbentuk kotak persegi panjang dengan ukuran panjang empat sisi samping 26.5 cm, tinggi dan lebar sisi bagian depan 17.5 cm dan 18 cm, serta tinggi dan lebar sisi belakang 16 cm dan 16.5 cm. Kerangka besi tersebut kemudian diberi kain hitam sebagai penutup (Gambar 1). Sisi depan kain hitam agak panjang untuk memasukan serangga hasil sweeping ke dalam separator. Sisi belakang tertutup kain hitam dan pada bagian tengahnya diberi lubang tempat meletakan botol plastik berisi alkohol 70%. Separator diberi tali sepanjang 65 cm untuk mempermudah saat dibawa.
Gambar 1 Separator yang digunakan dalam penelitian
Metode Penelitian Pengambilan Sampel Pengambilan serangga dilakukan di dua lokasi, yaitu tegakan kayu dan sawah. Pengambilan serangga pada dua lokasi tersebut masing-masing dilakukan
4 sebanyak tiga kali di spot yang berbeda dengan rentang waktu kurang lebih satu minggu. Dalam setiap pengambilan dilakukan sweeping sebanyak 360 ayunan ganda menggunakan jaring serangga pada tiga titik yang berbeda selama 1 jam. Oleh karena itu, satu pengambilan dilakukan sweeping sebanyak 3 x 360 ayunan ganda. Pada saat sweeping, jaring serangga diayunkan sambil berjalan dengan lebar langkah 30 cm. Sweeping di areal tegakan kayu dilakukan dengan masuk ke dalam hutan tempat pengambilan serangga lalu berjalan menyisir setiap titik. Di areal sawah sweeping dilakukan dengan berjalan pada pematang sawah dan mengayunkan jaring serangga pada tanaman padi di sawah. Serangga hasil sweeping dimasukkan ke dalam separator dengan bagian ujung diberi botol plastik berisi alkohol 70%. Serangga yang tertangkap akan menuju botol karena bagian botol terang sedangkan bagian kain hitam dan gelap. Selama pengambilan sampel di lapang, botol plastik yang berada pada ujung separator diganti sebanyak tiga kali sesuai pengambilan dengan sweeping. Hal ini dilakukan untuk mencegah serangga dan alkohol terguncang sehingga serangga tertuang ke dalam kain hitam selama melakukan sweeping. Serangga yang terkumpul di dalam botol dipindahkan ke botol lain kemudian diberi label dan dibawa ke laboratorium untuk disortir dan diidentifikasi. Untuk mengetahui berapa jumlah serangga yang mungkin masih berada di dalam separator, maka setelah kembali ke laboratorium pada separator dipasang satu botol berisi 70% alkohol dan didiamkan selama satu malam di laboratorium. Pada ujung seperator diberi lampu agar serangga keluar dari separator menuju botol. Pada keesokan hari botol kemudian dilepas dan serangga diambil. Pengamatan jumlah serangga yang masih keluar dari separator di laboratorium ini dilakukan pada pengambilan sampel ke-satu baik dari areal tegakan kayu maupun areal sawah. Identifikasi Serangga Serangga hasil koleksi dari lapang disortir berdasarkan ordo sesuai dengan waktu dan tempat pengambilan. Setiap serangga ordo Hymenoptera diidentifikasi hingga tingkat famili dengan acuan beberapa kunci identifikasi. Serangga selain ordo Hymenoptera diidentifikasi hingga tingkat ordo lalu dihitung jumlah familinya. Identifikasi serangga dilakukan dengan kunci identifikasi yang disusun oleh Finnamore dan Brothers (1993); Gibson (1993); Manser (1993 a, b, c); Ritchie (1993); Wahl dan Sharkey (1993); serta Borror et al. (1996).
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Lahan Pengamatan Pada areal tegakan kayu yang digunakan sebagai lahan pengamatan terdapat berbagai jenis tanaman (Tabel 1). Tanaman yang dominan adalah karet. Selain itu, ada beberapa tumbuhan seperti bambu dan alang-alang. Di antara pohon karet tersebut juga tumbuh bibit tanaman karet, tanaman kopi, dan petai cina. Tanaman yang ada di areal tegakan kayu lebih beragam dibandingkan dengan di areal sawah. Tanaman yang dominan di areal sawah adalah tanaman padi. Di sekitar sawah terdapat pohon pisang, singkong, dan pertanaman jagung. Pada kedua areal tersebut tumbuh berbagai jenis gulma. Tabel 1 Beberapa jenis tanaman yang ada di areal pengamatan Jenis lahan Famili Nama umum Tegakan kayu Euphorbiaceae Karet Euphorbiaceae Bibit tanaman karet Poaceae Bambu Poaceae Alang-alang Acanthaceae Pecah beling Arecaceae Salak Rubiaceae Kopi Oxalidaceae Belimbing Mimosaceae Petai cina Sapindaceae Rambutan Bombacaceae Durian Anacardiaceae Mangga Sawah Poaceae Padi Poaceae Jagung Musaceae Pisang Euphorbiaceae Singkong Serangga Hasil Koleksi Jumlah serangga yang dikoleksi selama penelitian sebanyak 12 529 individu yang terdiri atas 13 ordo (Tabel 2). Jumlah individu serangga yang banyak tertangkap berasal dari Ordo Diptera yaitu sebanyak 6 387 individu (50.98%), Ordo Hymenoptera sebanyak 3 689 individu (29.44%) dan Hemiptera sebanyak 1 374 individu (10.97%). Jumlah total serangga yang diperoleh di areal tegakan kayu dan sawah tidak banyak berbeda. Ordo dengan jumlah famili yang banyak tertangkap adalah Diptera, Coleoptera, Hemiptera, Lepidoptera, dan Hymenoptera. Jumlah famili yang diperoleh pada pengambilan di areal tegakan kayu lebih banyak dibandingkan dengan pengambilan di areal sawah. Akan tetapi, berbeda dengan ordo-ordo lainnya jumlah famili dari Ordo Hymenoptera yang diperoleh di areal tegakan kayu tidak berbeda jauh dengan yang diperoleh di areal sawah.
6 Tabel 2 Jumlah famili dan individu serangga yang dikoleksi selama penelitian Tegakan kayu Ordo Blattodea Coleoptera Collembola Diptera Ephemeroptera Hemiptera Hymenoptera Lepidoptera Mantodea Odonata Orthoptera Trichoptera Thysanoptera Total
Jumlah famili 1 28 1 31 0 23 21 23 1 1 5 3 3 141
Jumlah individu 1 233 1 3 125 0 817 1 556 94 1 3 405 6 10 6 252
Sawah Jumlah famili 0 6 0 35 1 10 20 4 0 2 6 0 3 87
Jumlah individu 0 103 0 3 262 1 557 2 133 5 0 43 154 0 19 6 277
Total individu 10 336 1 6 387 1 1 374 3 689 99 1 46 559 6 29 12 529
% 0.010 2.68 0.01 50.98 0.01 10.97 29.44 0.79 0.01 0.37 4.46 0.05 0.23 100
Di areal tegakan kayu jumlah ordo yang tertangkap sebanyak 12 ordo dan di areal sawah sebanyak 9 ordo serangga. Serangga yang dikoleksi dari areal tegakan kayu adalah 6 252 individu, setelah diidentifikasi serangga terdiri dari 141 famili. Serangga dari areal sawah terdiri atas 87 famili dan 6 277 individu. Jumlah individu serangga yang tertangkap di areal sawah lebih banyak dibandingkan dengan di areal tegakan kayu. Akan tetapi, jumlah ordo dan famili di areal sawah lebih sedikit. Hal ini disebabkan jenis tanaman di areal sawah lebih sedikit dari pada di areal tegakan kayu sehingga keanekaragaman famili di areal tegakan kayu lebih tinggi dibandingkan dengan di areal sawah.
Serangga Ordo Hymenoptera Serangga Ordo Hymenoptera yang dikoleksi selama penelitian (3 689 individu) terdiri atas 22 famili, masing-masing dari areal tegakan kayu sebanyak 1 556 individu dan areal sawah sebanyak 2 133 individu (Tabel 3). Peran Ordo Hymenoptera yang dikoleksi meliputi serangga parasitoid dan predator. Serangga Hymenoptera parasitoid jauh lebih banyak dibandingkan serangga lainnya, yaitu 21 famili. Serangga Hymenoptera predator hanya 1 famili yaitu Formicidae. Di areal tegakan kayu jumlah famili Ordo Hymenoptera parasitoid yang diperoleh sebanyak 20 famili dan di areal sawah sebanyak 19 famili. Contoh-contoh serangga Hymenoptera parasitoid yang dikoleksi selama penelitian dapat dilihat pada lampiran 1. Sebagian besar famili Ordo Hymenoptera yang dikoleksi selama penelitian, ditemukan baik di areal tegakan kayu maupun di areal sawah. Ada beberapa famili yang hanya ditemukan di areal tegakan kayu saja atau di areal sawah saja. Ada tiga famili yang hanya diperoleh pada saat pengambilan di areal tegakan kayu, yaitu Torymidae, Mymarommatidae, dan Eupelmidae (Gambar 2). Famili yang hanya diperoleh di areal sawah adalah famili Signiphoridae. Ovipositor pada serangga betina Famili Torymidae sangat panjang, bahkan melebihi panjang abdomen (Gambar 2 a). Sebagian besar famili Torymidae merupakan ektoparasitoid pada serangga pembuat puru atau merupakan fitofag di
7 Tabel 3 Famili dalam ordo Hymenoptera yang dikoleksi selama penelitian Famili Aphelinidae Bethylidae Braconidae Ceraphronidae Chalcididae Diapriidae Elasmidae Encyrtidae Eucoilidae Eulophidae Eupelmidae Eurytomidae Formicidae Ichneumonidae Mymaridae Mymarommatidae Platygastridae Pteromalidae Scelionidae Signiphoridae Torymidae Trichogrammatidae Total
Tegakan kayu Pengambilan keJumlah 1 2 3 1 0 0 1 6 2 4 12 54 46 32 132 28 27 34 89 2 1 9 12 13 33 15 61 0 0 2 2 12 20 22 54 16 29 35 80 67 52 45 164 3 0 1 4 6 10 25 41 78 321 51 450 20 23 4 47 11 9 18 38 0 0 1 1 33 52 48 133 10 1 1 12 81 50 62 193 0 0 0 0 4 1 2 7 4 17 2 23 449 694 413 1 556
% 0.06 0.77 8.48 5.72 0.77 3.92 0.13 3.47 5.14 10.54 0.26 2.64 28.92 3.02 2.44 0.06 8.55 0.77 12.40 0 0.45 1.48 100
Sawah Pengambilan keJumlah % 1 2 3 0 0 3 3 0.14 1 1 1 3 0.14 3 16 13 32 1.50 4 16 7 27 1.27 0 0 1 1 0.05 0 1 1 2 0.09 4 0 0 4 0.19 24 7 5 36 1.69 3 4 7 14 0.66 49 59 35 143 6.70 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0.09 4 16 2 22 1.03 2 12 7 21 0.99 23 31 18 72 3.38 0 0 0 0 0 14 25 20 59 2.77 1 2 8 11 0.51 259 897 179 1 335 62.59 2 0 0 2 0.09 0 0 0 0 0 70 158 116 344 16.13 463 1 247 423 2 133 100
Gambar 2 Beberapa famili serangga Hymenoptera parasitoid yang ditemukan, (a) Famili Torymidae, (b) Famili Mymarommatidae, (c) Famili Eupelmidae dalam puru. Beberapa Torymidae merupakan parasitoid atau hiperparasitoid pada beberapa jenis serangga holometabola atau Superfamili Coccoidea dalam Ordo Hemiptera (Gibson 1993). Oleh karena itu, famili Torymidae ditemukan di areal tegakan kayu dengan variasi tumbuhan dan pepohon yang lebih beragam dibandingkan dengan areal sawah. Selain Torymidae, famili Mymarommatidae juga hanya diperoleh pada pengambilan di areal tegakan kayu (Gambar 2 b). Jumlah serangga yang didapat hanya satu individu dari tiga kali pengambilan. Mymarommatidae sangat jarang dikoleksi, salah satu alasannya adalah karena ukurannya yang sangat kecil (Gibson et al. 2007). Ukuran tubuh serangga famili ini relatif kecil, panjangnya kurang dari 1 mm, berwarna kuning kecoklatan. Sayap depan berbentuk spatulate (bentuk sendok), dengan pola pada membran seperti jaring atau ruang dan seta marginal yang panjang muncul dari membran. Dengan ukuran tubuh yang sangat kecil, Mymarommatidae jarang dapat dikoleksi hanya dengan menggunakan jaring serangga saja. Jumlah famili Hymenoptera yang tertangkap di areal sawah sebanyak 19 famili, terdiri atas 18 famili serangga parasitoid dan 1 famili serangga predator.
8 Hymenoptera parasitoid yang banyak tertangkap di areal sawah yaitu Scelionidae sebanyak 1 335 individu, Trichogrammatidae sebanyak 344 individu, dan Eulophidae sebanyak 143 individu. Scelionidae merupakan endoparasitoid telur soliter pada serangga dan labalaba. Jumlah Scelionidae yang paling banyak tertangkap dari tiga kali pengambilan di sawah adalah pada pengambilan ke-dua, yaitu sebanyak 897 individu. Pada waktu pengambilan yang sama, jumlah laba-laba yang merupakan salah satu inang parasitoid ini juga cukup banyak, yaitu 434 individu. Dengan ketersediaan jumlah inang yang banyak, maka Scelionidae juga banyak jumlahnya. Selain itu, imago Scelionidae lebih banyak ditemukan di tempat terbuka dan habitat yang banyak terkena sinar matahari. Oleh karena itu, jumlah famili Scelionidae yang tertangkap di sawah relatif lebih banyak dari pada di tegakan kayu. Jumlah Hymenoptera di areal sawah pada pengambilan pertama sebanyak 463 individu, kedua sebanyak 1 247 individu, dan ketiga sebanyak 423 individu. Pada pengambilan pertama dan ketiga, tanaman padi yang ada di lahan tempat sweeping masih berada pada fase vegetatif. Pada pengambilan kedua, tanaman padi yang ada di lahan tempat sweeping sudah memasuki masa generatif dan menguning. Serangga yang ditemukan pada tanaman padi fase generatif tersebut relatif lebih banyak. Dengan banyaknya ketersediaan inang maka parasitoid juga akan berkembang dengan baik. Dari pengambilan ke-satu di areal tegakan kayu dan sawah, serangga yang keluar dari separator di laboratorium dari masing-masing areal adalah 6 ordo (Tabel 4). Untuk areal tegakan kayu sebanyak 57 famili dan 347 individu, sedangkan sawah sebanyak 25 famili dan 155 individu. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah serangga yang langsung keluar pada saat pengumpulan di lapangan. Untuk pengambilan di areal sawah hanya 9.59% serangga yang keluar di laboratorium dan dari tegakan kayu sebanyak 14.85%. Tabel 4 Serangga yang masih keluar dari separator di laboratorium dari tegakan kayu dan sawah Ordo Coleoptera Diptera Hemiptera Hymenoptera Lepidoptera Odonata Orthoptera Trichoptera Thysanoptera Total %
Tegakan kayu Lapangan Laboratorium Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah famili individu famili individu 6 16 17 54 27 1 237 11 83 23 132 11 92 19 449 14 108 8 19 3 8 1 3 0 0 4 132 0 0 1 1 0 0 0 0 1 2 89 1 989 57 347 85.15 14.85
Sawah Lapangan Laboratorium Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah famili individu famili individu 2 3 2 2 19 807 9 41 10 177 2 46 15 463 10 63 0 0 0 0 1 2 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 2 6 1 2 50 1 461 25 155 90.41 9.59
Ada sejumlah serangga Hymenoptera parasitoid yang masih keluar setelah separator didiamkan selama satu malam di laboratorium (Tabel 5). Akan tetapi parasitoid yang keluar di laboratorium jumlahnya tidak sebanyak parasitoid yang langsung keluar di lapangan. Pada pengambilan di areal tegakan kayu, parasitoid yang keluar selama satu malam sebanyak 108 individu atau 22.55% dari total yang dikoleksi. Pada areal sawah, jumlah parasitoid yang keluar di laboratorium
9 Tabel 5 Hymenoptera parasitoid yang masih keluar dari separator di laboratorium dari tegakan kayu dan sawah Famili Aphelinidae Bethylidae Braconidae Ceraphronidae Chalcididae Diapriidae Elasmidae Encyrtidae Eucoilidae Eulophidae Eupelmidae Eurytomidae Ichneumonidae Mymaridae Mymarommatidae Platygastridae Pteromalidae Scelionidae Signiphoridae Torymidae Trichogrammatidae Total %
Jumlah individu pada pengambilan ke-1 Tegakan kayu Sawah Lapangan Laboratorium Lapangan Laboratorium 1 0 0 0 6 3 1 0 54 5 3 0 28 19 4 2 2 0 0 0 13 15 0 1 0 1 4 0 12 5 24 11 16 7 3 1 67 17 49 9 3 0 0 0 6 0 0 0 20 3 2 0 11 4 23 5 0 0 0 0 33 10 14 4 10 3 1 2 81 8 259 25 0 0 2 0 4 0 0 0 4 8 70 3 371 108 459 63 77.45 22.55 87.93 12.07
adalah 63 individu atau hanya 12.07%. Serangga yang keluar dari separator selama di lapangan baik serangga secara umum (Tabel 4) maupun serangga parasitoid (Tabel 5), lebih banyak dari areal sawah. Diduga hal ini disebabkan oleh cahaya di luar separator di areal sawah jauh lebih banyak dari pada di areal tegakan kayu, sehingga serangga lebih cepat tertarik keluar dari separator. Di areal tegakan kayu cahaya jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan di areal sawah. Oleh karena itu, pengambilan serangga dengan separator di areal yang terang cukup dilakukan di lapangan saja tanpa harus melakukannya di laboratorium.
Kelebihan Alat Separator Koleksi serangga Hymenoptera parasitoid dengan menggunakan separator untuk mengumpulkan serangga yang tertangkap memiliki beberapa kelebihan (Tabel 6). Dengan menggunakan separator, koleksi serangga dapat dilakukan lebih mudah dan jumlah serangga yang tertangkap lebih banyak. Apabila mengoleksi serangga hanya menggunakan jaring serangga saja, maka akan lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih banyak karena serangga diambil satu persatu dari jaring serangga. Atau apabila serangga dimasukkan ke dalam kantung plastik atau kantung lain, maka sortasi akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Serangga-serangga yang ukurannya sangat kecil akan sulit diambil dan dibutuhkan ketelitian pada saat pengambilan dari jaring serangga. Dengan menggunakan separator, serangga yang tertangkap di jaring serangga dapat
10 Tabel 6 Kelebihan penggunaan separator untuk membantu koleksi serangga dengan jaring serangga Parameter Jaring serangga dan separator Jaring serangga Jumlah tangkapan lebih banyak lebih sedikit Waktu lebih cepat lebih lama Ukuran serangga kecil banyak tertangkap sedikit tertangkap Kebersihan tangkapan lebih bersih kurang bersih langsung dimasukkan ke dalam separator. Serangga-serangga tersebut kemudian akan bergerak ke arah cahaya di lubang pada salah satu sisi separator yang telah dipasang botol berisi alkohol untuk mengumpulkan serangga yang tertangkap. Dengan demikian serangga-serangga tersebut tidak perlu dikumpulkan satu persatu.
SIMPULAN Dua ordo serangga yang dominan dari hasil koleksi menggunakan jaring serangga dan separator adalah Ordo Diptera dan Ordo Hymenoptera. Jumlah serangga Hymenoptera di areal tegakan kayu dan sawah sebanyak 1 556 dan 2 133 individu, dengan total 21 famili serangga Hymenoptera parasitoid. Pemanfaatan alat separator dalam koleksi Hymenoptera parasitoid memiliki kelebihan, yaitu memudahkan dalam mengumpulkan serangga dan jumlah serangga yang tertangkap banyak. Serangga parasitoid yang berukuran relatif kecil seperti Mymarommatidae, Trichogrammatidae, Mymaridae, dan Scelionidae juga dapat dikoleksi dengan bantuan alat separator. Sebagian besar serangga yang tertangkap akan langsung keluar dari separator dan langsung masuk ke dalam botol berisi alkohol pada saat sweeping di lapangan. Pengambilan serangga dari separator di areal yang cukup terang dapat dilakukan selama di lapangan saja.
DAFTAR PUSTAKA Borror JD, Triplehorn CH, Johnson NF. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Ed ke-6. Soetiyono P, penerjemah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari: An introduction to The Study of Insects. Finnamore AT, Brothers DJ. 1993. Superfamily Chrysidoidea. Di dalam: Goulet H, Huber JT, editor. Hymenoptera of The World: An Identification Guide to Families. Ottawa (CA): Canada Communication Group Publishing. hlm 130-159. Fraser SEM, Dytham C, Mayhew PJ. 2008. The effectiveness and optimal use of malaise traps for monitoring parasitoid wasps. Insect Conserv Divers. [Internet] [diunduh 2014 April 15]; 1:22-31. doi:10.1111/j.17524598.2007.00003.x Gibson GAP. 1993. Superfamilies Mymarommatoidea and Chalcidoidea. Di dalam: Goulet H, Huber JT, editor. Hymenoptera of the World: An Identification Guide to Families. Ottawa (CA): Canada Communication Group Publishing. hlm 570-655. Gibson GAP, Read J, Huber JT. 2007. Diversity, classification and higher relationships of Mymarommatoidea (Hymenoptera). J Hymenopt Resear. [Internet] [diunduh 2014 Maret 17]; 16:51-146. Herlina N, Rizali A, Moerfiah, Sahari B, Buchori D. 2011. Pengaruh habitat sekitar lahan persawahan dan umur tanaman padi terhadap keanekaragaman hymenoptera parasitika. J Entomol Indones. 8(1):17-26. Hueppelsheuser TK. 2000. The use of Trichogramma, an egg parasitoid, as a biological control agent for management of oblique banded leafroller in raspberry [tesis]. Ottawa (CA): Simon Fraser University. Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. van der Laan PA, penerjemah. Jakarta (ID): PT Ichtiar Baru – van Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesië. Manser L. 1993a. Superfamily Proctotrupoidea. Di dalam: Goulet H, Huber JT, editor. Hymenoptera of the World: An Identification Guide to Families. Ottawa (CA): Canada Communication Group Publishing. hlm 537-557. Manser L. 1993b. Superfamily Platygastroidea. Di dalam Goulet: H, Huber JT, editor. Hymenoptera of the World: An Identification Guide to Families. Ottawa (CA): Canada Communication Group Publishing. hlm 558-565. Manser L. 1993c. Superfamily Ceraphronoidea. Di dalam: Goulet H, Huber JT, editor. Hymenoptera of The World: An Identification Guide to Families. Ottawa (CA): Canada Communication Group Publishing. hlm 566-569. Mazón M, Bordera S. 2008. Effectiveness of two sampling methods used for collecting Ichneumonidae (Hymenoptera) in Cabañeros National Park (Spain). Eur J Entomol. [Internet] [diunduh 2014 Maret 24]; 105:879–888. Meilin A, Trisyono YA, Martono E, Buchori D. 2012. Teknik perbanyakan massal parasitoid Anagrus nilaparvatae (Pang et Wang) (Hymenoptera: Mymaridae) dengan kotak plastik. J Entomol Indones. [Internet] [diunduh 2015 April 5] 9(1):7-3. doi: 10.5994/jei.9.1.7
13 Pedigo LP, Rice ME. 2006. Entomology and Pest Management. Ed ke-5. Ohio (US): Pearson Prentice Hall. Ritchie AJ. 1993. Superfamily Cynipoidea. Di dalam: Goulet H, Huber JT, editor. Hymenoptera of The World: An Identification Guide to Families. Ottawa (CA): Canada Communication Group Publishing. hlm 521-536. Rizali A, Buchori D, Triwidodo H. 2002. Keanekaragaman serangga pada lahan persawahan-tepian hutan: Indikator untuk kesehatan lingkungan. Hayati. 9(2):41-48. Schauff ME. 1997. Collecting and Preserving Insects and Mites: Techniques and Tools. Washington DC (US): USDA. Ulyshen MD, Pucci TM, Hanula JL. 2011. The importance of forest type, tree species and wood posture to saproxylic wasp (Hymenoptera) communities in the southeastern United States. J Insect Conserv. [Internet] [diunduh 2014 Maret 19]; 15:539-546. doi 10.1007/s10841-010-9348-5. Wahl DB, Sharkey MJ. 1993. Superfamily Ichneumonoidea. Di dalam: Goulet H, Huber JT, editor. Hymenoptera of the World: An Identification Guide to Families. Ottawa (CA): Canada Communication Group Publishing. hlm 358-509. Yaherwandi. 2009. Struktur komunitas Hymenoptera parasitoid pada berbagai lanskap pertanian di Sumatra Barat. J Entomol Indones. 6(1):1-14.
LAMPIRAN Lampiran 1 Famili Hymenoptera parasitoid yang dikoleksi selama penelitian, (a) Diapriidae, (b) Chalcididae, (c) Ceraphronidae, (d) Bethylidae, (e) Encyrtidae, (f) Elasmidae, (g) Eucoilidae, (h) Aphelinidae, (i) Eulophidae, (j) Ichneumonidaee, (k) Eurytomidae, (l) Mymaridae, (m) Scelionidae, (n) Pteromalidae, (o) Braconidae, (p) Platygastridae
a
b
d
c
e
f
g
h
15 Lampiran 1 Lanjutan
j
i
k
m
o
l
n
p
16
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Biak pada tanggal 13 Agustus 1990. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Suhada, S.ST dan Ibu M. Y. Diana Lekatompessy. Tahun 2001 penulis menamatkan sekolah di SD Inpres Dernafi, kemudian pada tahun 2004 penulis menamatkan sekolah di SMP Negeri 2 Biak Utara. Tahun 2007 penulis menamatkan Sekolah di SMA Negeri 1 Biak Kota dan pada tahun yang sama diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Penulis memilih Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.