KOKSIVET SUPRA '95 Vaksin Koksidiosis Poliphalent Iradiasi Aktif
PENDAHULUAN Bertepatan dengan ulang tahun ke 50 Kemerdekaan Indonesia, atau Tahun Indonesia Emas 1995, satu lagi karya monumental bangsa Indonesia di bidang peternakan telah diluncurkan. Hasil penelitian yang sangat penting artinya bagi peternak ini adalah salah satu karya kepentingan dan kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Hasil penelitian ini diberi nama Vaksin Supra '95. vaksin Koksivet Supra '95 adalah vaksin untuk penyakit koksidiosis pada anak ayam yang dibuat dengan teknik radiasi dan merupakan hasil kegiatan penelitian bersama antara Pusat Veterinaria Farma Surabaya, Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) – BATAN, dan Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Vaksin ini merupakan vaksin koksivet kedua dari hasil kerjasama penelitian Pusvetma Surabaya dengan PATIR – BATAN. VAKSIN koksivet pertama telah diluncurkan pada tahun 1992. Kegiatan penelitian bersama ini didasari oleh kesadaran bahwa masih banyak masalah – masalah yang dihadapi oleh para peternak yang belum terpecahkan, terutama dalam menanggulangi penyakit ternak unggas. Berdasarkan Buku Tahunan Kesehatan Dunia (Annual Health Year Book) yang diterbitkan oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia, tercatat di dunia terdapat 226 jenis penyakit hewan menular penting. Dari jumlah tersebut,
87 jenis diantaranya terdapat di Indonesia, dimana sebanyak 11 jenis telah berhasil diberantas tuntas secara nasional pada tahun 1993. Pada saat ini tinggal 76 jenis penyakit yang masih ada di wilayah Indonesia, yaitu 33 jenis dikelompokkan sebagai penyakit potensial dan 43 jenis sebagai penyakit ekonomis. Diantara penyakit ekonomis terdapat 14 jenis yang secara khusus dikelompokkan sebagai penyakit strategis. Salah satu penyakit ekonomis yang cukup banyak merugikan adalah koksidiosis yang disebabkan oleh endoparasit koksidia. Kerugian ekonomis oleh parasit ini berdasarkan perhitunga economic veteriner (1998) setiap tahunnya rata – rata mencapai 9 milyar rupiah. Penyakit ini menyerang hampir pada semua jenis ternak, sehingga sering menimbulkan gangguan terhadap upaya pengembangan ternak, terutama terhadap pengembangan peternakan unggas khususnya ayam ras. Upaya pengendalian dan pemberantasan koksidiosis dilakukan dengan pemberian obat – obatan farmasetik yang disebut dengan koksidiostat. Namun penggunaan obat tersebut belum memberikan hasil optimal, bahkan bila penggunaanya tidak tepat dapat menimbulkan efek samping seperti terjadinya resistansi dan timbulnya keracunan, yang akibatnya hampir sama dengan kerugian yang ditimbulkan oleh serangan parasitnya sendiri.
Dengan seringnya kejadian timbulnya efek samping, timbul pemikiran untuk mencari alternatif lain dalam upaya pencegahan dan pemberantasan koksidiosis, yaitu dengan jalan vaksinasi. Akan tetapi vaksin untuk koksidiosisbelum ada dan umumnya vaksin untuk parasit sangat sulit pembuatannya bila dengan metoda dan teknologi konvensional. Sampai saat ini di dunia baru ada 1 – 2 jenis vaksin untuk parasit seperti intuk Babesiosis dan Theleriasis, inipun umurnya atau masa kadaluarsa sangat pendek yaitu hanya 1 – 2 minggu. Untuk pembuatan vaksin parasit, perlu dicari metoda yang lebih maju antara lain dengan pemanfaatan penyinaran radioisotop. Maka atas kerjasama antara Direktorat Jenderal Peternakan dan Badan Tenaga Nuklir Nasional, pada tahun 1992 telah berhasil
meluncurkan Vaksin Koksivet. Vaksin ini berisi bahan aktif parasit protozoa Eimeria tenella, dan penggunaannya di lapangan telah memberikan hasil cukup baik yaitu memberikan daya kekebalan pada anak ayam selama 6 bulan. Selanjutnya, dalam mengikuti perkembangan di lapangan penyakit koksidiosis tidak hanya disebabkan oleh salah satu jenis spesies koksidia, tetapi terdiri dari dari beberapa spesies. Oleh karena itu untuk peningkatan mutu dan efektivitas vaksin koksivet, bahan aktifnya perlu disesuaikan dengan kebutuhan lapangan, yaitu terdiri dari beberapa spesies koksidia, sehingga vaksin yang dihasilkan merupakan vaksin polyphanet. Untuk itu vaksin koksivet dikembangkan menjadi Vaksin Koksivet '95 yang di dalamnya berisi bahan aktif 5 jenis spesies koksidia (Eimeria), yaitu Eimeria tennela, Eimeria mitis, Eimeria nicatrix, Eimeria praecox dan Eimeria acervulina. Vaksin ini diluncurkan pada tanggal 15 Agustus 1995 bersamaan dengan ulang tahun Indonesia Emas dengan nomor registrasi DPS.D.9508115. Proses Pembuatan Vaksin Koksivet Iradiasi Penyakit koksidiosis adalah suatu penyakit berak darah pada ayam yang disebabkan oleh bakteri Eimeria tennela atau Eimeria spesies yang lain. Pembuatan vaksis koksidiosis ini bertujuan untuk melemahkan spesies Eimeria dengan radiasi gamma. Proses pembuatan vaksin koksivet adalah sebagai berikut : 1 Galur murni ookista diinokulasikan pada anak ayam secara oral. Setelah 9 hari, anak ayam diambil ookistanya dari usus buntu dengan cara mengerok lapisan epithel. Ookista tersebut diblender/dihancurkan dengan hati – hati agar tidak rusak, selanjutnya dimasukkan ke dalam larutan K2Cr2O7 selama 48 jam pada suhu 270 -29 0 C. Setelah bersporolasi mencapai bentuk merozoit, kemudian diblender lagi untuk membebaskan ookista yang masih menempel di epithel/tinja, dicuci dengan NaCl 0,85%, dan selanjutnya diputar/dipusingkan sebanyak 3 kali. 2 Ookista diradiasi dengan radiasi gamma dosis 125 Gy dengan pelindung timah hitam 10% pada laju dosis 962.334 Gy/jam. Ookista yang telah diradiasi diinokulasikan pada anak ayam umur 10 – 12 hari dengan dosis 1 x 105 ookista. 3 Proses selanjutnya sampai dengan proses pencucian ookista sama dengan proses tersebut di atas (nomor 1). Produksi ookista dihitung secara mikroskopik, ookista lewatan kedua ini diberikan media alhidrogel atau Al (OH3). Suspensi ookista tersebut diformulasikan dengan alhidrogel 2% dalam perbandingan 1 : 1 sehingga setiap 0,2 ml vaksin berisi 1 x 105 ookista. Vaksin ini deikemas dalam botol 20 ml dan diberi etiket (label).
Penelitian & Penerapan di Lapangan 1 Radiovaksin Koksiodiosis selanjutnya diadakan pengujian dan evaluasi yaitu ,meliputi : 2 Uji efek radiasi gamma terhadap produksi immurespons Eimeria tenella dilakukan oleh PATIR – BATAN. 3 Uji Immunogenik Radiovaksin Koksidia dilakukan oleh Balai Penelitian Veteriner (Balitvet). 4 Evaluasi immunogenik substans dari sera ayam yang divaksin dengan Radiovaksin Koksidia dilakukan oleh Balitvet. 5 Penelitian efek Radiovaksin Koksidia dalam media Alhidrogel dan Lanolin dilakukan
oleh PATIR – BATAN. Kemudian dilakukan pengujian bersama di laboratorium Balai Penelitian Veteriner, Direktorat Jenderal Peternakan. Uji lapangan dilaksanakn di Propinsi Jawa Timur, Bali, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Setelah melalui pengujuan yang mendalam oleh Komisi Obat Hewan, khususnya aspek keamanan maka disetujui untuk diedarkan dan dapat diproduksi secara komersial untuk dipasarkan.
Vaksin Koksivet Supra '95 Vaksin Koksivet Supra '95 merupakan hasil penyempurnaan dari Vaksin Koksivet yang telah diproduksi secara komersial sejak tahun 1992. Vaksin Koksivet Supra '95 ini bersifat aktif dan dapat memberikan kekebalan pada anak ayam terhadap penyakit koksidiosis yang disebabkan oleh beberapa spesies parasit protozoa. Proses pembuatan Vaksi Koksivet Supra '95 ini sama dengan pembuatan Vaksin Koksivet sebelumnya, bedanya adalah Vaksin Koksivet Supra '95 berisi bahan akyif 5% jenis spesies koksidia yaitu Eimeria tennela, Eimeria mitis, Eimeria nicatrix, Eimeria praecox dan Eimeria acervulina. Sedangkan Vaksin Koksivet hanya berisi 1 spesies parasit yaitu Eimeria tennela. Selain dapat menimbulkan kekebalan pada anak ayam terhadap 5 spesies parasit protozoa tersebut, vaksin ini juga sekaligus dapat menimbulkan kekebalan terhadap penyakit koksidiosis yang disebabkan oleh parasit Eimeria tennela. Komposisi Vaksin Koksivet Supra '95 adalah setiap dosis mengandung 46,8 x 10
ookista bersepora dari spesies – spesies di atas, yang telah dilemahkan dengan radiasi gamma dosis 125 Gy dan suspensi dalam alhidrogel. Vaksin Koksivet Supra '95 dikemas dalam botol/vial yang setiap vial berisi 20 ml vaksin. Satu botol vaksin ini bisa digunakan untuk vaksinasi terhadap kurang lebih 100 ekor anak ayam. Cara pemberian vaksin ini adalah terlebih dahulu melarutkan 20 ml (1 botol) dengan 250 ml air minum. Cara penyimpanan dan pengangkutan vaksin koksivet supra 95 harus berada dalam wadah yang bertemperatur 20 – 80 C. Cara Penggunaan Vaksin program pemberantasan koksidiosis dilaksanakan dengan cara melakukan Vaksinasi pada anak ayam berumur 7 – 10 hari, setelah terlebih dahulu dipuasakan selama 3 – 4 jam. Vaksin dicampurkan ke dalam air minum dan diberikan dalam dosis yang disesuaikan dengan jumlah anak aya. Apabila air minum yang mengandung vaksin habis, dapat ditambahkan air minum biasa. Satu kali vaksinasi dapat melindungi anak ayam sampai umur 6 bulan dan diaatas umur tersebut, anak ayam tidak lagi rawan terhadap koksidiosis. Dibandingkan dengan pemberian obat sulva, vaksinasi dengan vaksin ini lebih praktis dan biayanya lebih murah. Pengobatan dengan obat sulva pada ayam yang terlanjur mengidap koksidiosis harus dilakukan tiap hari selama kurang lebih 1 minggu. Baik uji di laboratorium maupun uji lapangan menunjukkan bahwa ayam yang telah mendapat vaksin tampak lebih sehat, berat badannya bertambah, tidak ada kematian dan produksi ookistanya jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan ayam kontrol, sedangkan keadaan ayam kontrol itu sendiri menderita sakit, mengalami berak darah hebat, dan biasanya diakhiri dengan kematian. Hasil uji lapangan yang dilakukan di beberapa daerah memperlihatkan bahwa perlakuan dengan Vaksin Koksivet cukup efektif dan hanya menghasilkan 0,66% kematian. Pusat Diseminasi Iptek Nuklir Gedung Perasten : Jl. Lebak Bulus Raya No. 49, Pasar Jum'at, Jakarta 12440 Kotak Pos : 4390, Jakarta 12043, Indonesia, telp : (021) 7659401, 7659402 Fax (021) 75913833, Email :
[email protected],
[email protected] www.batan.go.id, www.infonuklir.com