Kisah dibalik akuisisi Whatsaap terhadap Facebook Whatsapp baru saja dibeli oleh Facebook pada tanggal 14 Februari 2014 lalu dengan harga USD 19 Milliar. Berawal dari pembicaraan ringan anatara Mark Zuckerberg dan Jan Koum di salah satu kedai kopi di daerah Los Altos, California. Dimulai sejak tahun 2012 hingga pada akhirnya mereka menjadi sahabat karib. Seiring berjalannya waktu, pertemanan mereka bukan hanya sekedar teman atau sahabat biasa, pada akhirnya, bertepatan pada tanggal 9 Februari, Koum bertandang ke rumah Zuckerberg di Palo Alto, California. Saat itulah pembicaraan mulai mengarah pengakuisisian Whatsapp oleh Facebook. Melalui proposal yang dibuat, Zuckerberg menawarkan pula untuk koum masuk kedalam jajaran dewan Facebook, namun ia tidak menjawabnya dengan seketika. Pada akhirnya tanggal 14 Februari 2014 ia menyetujui pembelian Whatsapp oleh Facebook dengan harga USD 19 Milliar. Harga tersebut adalah akuisisi terbesar yang pernah dilakukan Facebook. Jan Koum Ia adalah CEO sekaligus Co-founder Whatsapp. Ia drop out dari San Jose University dan akhirnya ia menjadi tukang bersih-bersih di sebuah supermarket. Setelah melalui saat-saat sulit akhirnya ia bekerja di Yahoo bermodalkan keahliannya sebagai Programmer sebagai engineer selama 10 tahun. Disanalah ia berkenalan dengan Brian Acton sampai akhirnya mereka b2 memutuskan untuk resign dan mendirikan Whatsapp pada tahun 2009. Sebelum ia memutuskan untuk mendirikan whatsapp, ia sempat melamar ke Facebook dan Google, namun ia ditolak dari ke 2 perusahaan tersebut. Latar belakang pengakuisisian Ketika Mark Zuckerberg berkata ia ingin “menghubungkan dunia kepada semua orang,” itu bukanlah pernyataan humanis. Zuckerberg ingin memiliki semua lapisan komunikasi di dunia yang kita tempati – pengakuisisian Whatsapp senilai 16 miliar dolar lebih menjadi salah satu indikasinya. Facebook tumbuh dan merubah cara manusia terhubung dan berbagi dengan orang-orang di sekitarnya, dan sekarang ia menjadi pemilik dari jejaring sosial milik privat yang bisa dikatakan terbesar di dunia. Diantara kedua perusahaan ini, kira-kira 1 miliar foto dan 30 miliar pesan terkirim tiap harinya.
Ambisi dari zuckerberg yang berani mendorong keputusan pengakuisisian ini dan menciptakan keuntungan bagi ke2 perusahaan tersebut. Keuntungan perusahaan dan keuntungan bagi pribadi masing-masingnya. Di saat Facebook sibuk menciptakan alat yang dipakai 1,25 miliar orang, WhatsApp telah menggantikan alat esensial untuk banyak orang, SMS. Whatsapp digunakan oleh lebih dari 450 juta orang tiap bulan, dan seringkali dapat mencapai tempat-tempat yang bahkan sulit dimasuki Facebook dan aplikasi pesan instannya, seperti Spanyol dan Swiss. Dengan mengisi ruangan kosong itu bersama WhatsApp, jalur komunikasi Facebook menjadi lebih besar dan lebih tersebar jauh lebih luas daripada sebelumnya. Perusahaan ini memimpin porsi luar biasa dari pesan dan foto yang dikirimkan orang tiap harinya. Jangan lupa bahwa pengguna Whatsapp juga mengirimkan 200 juta pesan suara setiap hari; angka yang sangat menakjubkan. Untuk banyak orang, WhatsApp sepertinya juga telah menggantikan fungsi telepon tradisional. Ada indikasi bahwa facebook ingin melebarkan sayapnya ke negaranegara yang tidak tersebarnya facebook melalui whatsapp.
Akuisisi terbaru Facebook ini mungkin terlihat seperti pengambilalihan sederhana untuk aplikasi terpopuler di dunia, dengan beberapa efek samping yang menyenangkan, tetapi kenyataannya jauh lebih besari daripada itu. Tiap akuisisi yang dilakukan Facebook memunculkan batasan lain terhadap berbagai cara yang dapat dipilih orang untuk berbagi dan berkomunikasi secara privat maupun publik. Instagram memungkinkan orang untuk berbagi foto dalam cara yang tidak dapat dilakukan model pertemanan Facebook. WhatsApp memberi kesempatan bagi orang untuk berbagi pesan dengan cara yang familiar dengan telepon lama dan pengguna ponsel pintar – sesuatu yang tidak dapat dibanggakan oleh Facebook. Portfolio produk Facebook menjadi lebih luas, penuh dengan jasa dan aplikasi yang kompetitif, dan tidak ada masalah dengan hal tersebut. Facebook memiliki tujuan lain dibalik pengakuisisiannya terhadap beberapa perusahaan yang telah ia akuisisi. Dibawah bendera Facebook seperti Instagram menjadikan “service” yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut hak intelektualnya telah dimiliki oleh Facebook seutuhnya. Facebook sekarang layaknya seorang konglomerat seperti Disney, kata penulisRe/code Kara Swisher, memiliki semua merek terbaik dan melayani semua demografi secara simultan. Facebook berencana untuk menjalankan semuanya itu dan akuisisi lainnya di masa depan secara independen, untuk melihat siapa yang akan menjadi yang terbesar. Perusahaan ini tentunya tidak ingin bermain-main dengan formula yang sudah ada yang malah bisa berbalik membunuh, baik terhadap Instagram, WhatsApp, atau aplikasi komunikasi lainnya yang belum terjamah Facebook. Akuisisi terhadap beberapa perusahaan telah menjadikan Facebook menjadi perusahaan konglomerat. Timbul pertanyaan, apakah facebook berencana menjadikannya perusahaan yang global dan menjadikan sebuah “raksasa” di dunia maya? Atau apakah ini merupakan ambisi personal yang seperti dinyatakan di visi zuckerberg? Atau memang hanya mencari keuntungan dan pengalihan hak kekayaan intelektualnya? Tetapi Facebook tidak hanya memperkaya portfolio produk mereka, ia juga memperkaya model bisnis mereka. Facebook punya kesempatan untuk membuat WhatsApp menjadi gratis, seperti produk-produk lainnya, tapi tidak mengambil pilihan tersebut. CEO WhatsApp Jan Koum berjanji bahwa
servis mereka akan tetap bebas iklan dengan model pembayaran 1 dolar tiap tahunnya. Dengan bergabungnya Koum dalam direksi Facebook, mungkin saja perusahaan akan mengadopsi model revenue stream yang sama di masa depan. Kesuksesan WhatsApp dengan model bisnis tersendiri ini membuktikan bahwa masih ada banyak ruang bernafas bagi penyedia jasa esensial untuk menjadi komersil tanpa iklan atau in-app purchases (pembelian di dalam aplikasi). Apa maksud dan tujuan sebenarnya dari pengakuisisian dari facebook terhadap beberapa perusahaan karena tidak semua “cirikhas” atau produk yang ditawarkan oleh perusahaanperusahaan yang diakuisisi oleh Facebook digunakan dan diberi “label” facebook?
Masih tidak jelas seberapa besar pengaruh Koum terhadap produk-produk Facebook di masa depan, tetapi dengan mengikutkannya dalam jajaran direksi, Facebook telah memperkaya proses berpikir mereka. Slogan internal Facebook adalah “gerak cepat dan hancurkan mereka,” tetapi WhatsApp melakukan sebaliknya. Ketika para kompetitor, termasuk Facebook Messenger, menambah fitur-fitur, menghilangkannya, menghidupkan kemudian redup begitu saja, WhatsApp memegang teguh tujuan utama
mereka: untuk menggantikan model berkirim pesan tradisional. Dan seperti dinyatakan oleh Dan Frommer, kesempatan untuk menggantikan SMS masih sangat besar – SMS masih merupakan industri bernilai 100 miliar dolar per tahun – dan WhatsApp adalah perusahaan dengan posisi terbaik untuk merebut kesempatan tersebut. Kalau saja WhatsApp meninggalkan tujuan awal mereka dan menciptakan platform untuk permainan, atau mengikuti tren aplikasi berbagi foto, mungkin WhatsApp tidak akan berada di posisinya sekarang ini. Mempertaruhkan hampir sepersepuluh kapitalisasi pasar mereka pada sebuah aplikasi pesan adalah resiko besar bagi Facebook, tapi setidaknya Facebook meletakkan taruhannya pada satu-satunya aplikasi yang lebih sosial daripada dirinya sendiri. “WhatsApp adalah aplikasi satu-satunya yang kami lihat punya tingkat keterikatan lebih tinggi daripada Facebook,” kata Zuckerberg pada konferensi lewat telepon Jumat silam. Mungkin itu adalah satu-satunya alasan Facebook mengakuisisi WhatsApp. Atau mungkin sebuah tanda dari sesuatu yang lebih besar: diversifikasi Facebook sebagai sebuah perusahaan. Paling tidak nilai ideal dan lingkup ambisi yang dipunyai Zuckerberg sejak awal dengan slogan “menghubungkan dunia pada semua orang” sekarang jelas terlihat. Bagaimanapun cara berikutnya yang dipilih orang untuk terhubung dengan dunia, dapat dipastikan Zuckerberg berdiri tidak jauh dari sana, tersenyum lebar dengan dompet yang terbuka.
WhatsApp di Tangan Facebook Mesti Diawasi Dua kelompok peduli privasi meminta Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (FTC) agar segera menyelidiki keamanan pivasi pengguna terkait pengakuisisian WhatsApp oleh Facebook senilai US$ 19 miliar. Mereka mengkhawatirkan, Facebook akan menjual data pengguna WhatsApp untuk kepentingan bisnis iklannya. “Ketika WhatsApp telah menunjukan komitmen yang kuat untuk privasi pengguna, layanan pesan Facebook saat ini mengumpulkan dan menyimpan hampir semua data pengguna Facebook yang tersedia,” tulis Electronic Privacy Information Center (EPIC) dan the Center for Digital Democracy dalam laporannya ke FTC, seperti dilansir dari Computer World. Selama ini, pihak WhatsApp memang telah berjanji untuk mempertahankan informasi pribadi penggunanya. Sehingga, banyak pengguna memilih WhatsApp
lantaran pihaknya berani menjamin hal itu. Yang dikhawairkan kelompok peduli privasi tersebut ialah Facebook akan membuat WhatsApp melanggar janji tersebut karena urusan bisnis. “Jika FTC tidak memblokir akuisisi Facebook terhadap WhatsApp, maka setidaknya harus melindungi pengguna aplikasi dari pengumpulan data Facebook,” kata kelompok perlindungan privsi tersebut. Sementara itu, seorang juru bicara Facebook mengklaim, akuisisi tersebut tidak akan mengubah praktik perlindungan privasi yang dilakukan WhatsApp selama ini. “Seperti yang telah kami katakan berulang kali, WhatsApp akan beroperasi sebagai perusahaan yang terpisah dari Facebook dan akan menghormati komitmen untuk privasi dan keamanan,” imbuhnya. Ada indikasi yang dicurigai beberapa kelompok yang peduli akan sebuah privasi jejaring sosial di dunia maya bahwa Facebook akan menjual datadata privasi yang dimiliki oleh whatsapp apabila facebook membeli whatsapp. Namun juru bicara dari Facebook menjamin bahwa akuisisi tersebut tidak akan merusak kebijakan yang sudah dilakukan oleh perusahaan whatsapp selama ini dalam rangka perlindungan privasi.
Perusahaan yang diBeli Oleh Facebook Facebook sudah menjadi perusahaan besar dunia saat ini. Dari tahun ketahun fitur facebook juga terus bertambah. Fitur yang ditambahkan oleh Facebook tidak semuanya dibangun dari awal , namun dari 'membeli' produk atau layanan dan 'memboyong' para pembuatnya ke Facebook. Sampai saat ini, facebook sudah membeli lebih dari 30 perusahaan di bidang IT untuk meningkatkan atau menambahkan fitur di Facebook. Dari 30-an perusahaan yang diambil alih (bahasa kerennya di akuisisi) ada lima perusahaan yang cukup mencolok terutama bagi pengguna internet.
Friendfeed adalah layanan di internet yang menyatukan seluruh update dari teman teman kita. Sebagai contoh anda punya teman namanya ani dan buny. Si ani punya 3 blog, twitter akun dan Flickr, si buny punya facebook account dan twitter. Nah anda ingin melihat seluruh update teman anda tersebut dari satu tempat, entah teman anda ngetweet lah, posting artikel baru diblog, atau update status di facebook semuanya akan disajikan disatu tempat. Aplikasi yang dimiliki friendfeed ini dapat menyatukan seluruh update dari akun-akun jejaring sosial yang dimiliki oleh pengguna selain facebokk, seperti twitter, path, dll. Dan facebook berhasil dikarenakan aplikasi ini.
Sayangnya sejak FB membeli friendfeed, layanan ini sudah tidak dikembangkan lagi. Di Facebook, tim friendfeed bertugas membuat 'realtime search' dan 'realtime stream update'. Sekarang anda cukup mengetikan awalan nama teman anda, facebook langsung menunjukan hasilnya bukan? Nah itu kerja dari tim Friendfeed.
Snaptu adalah perusahaan yang membuat aplikasi mobile dengan nama yang sama. Dengan satu aplikasi ini, anda bisa mengakses twitter, facebook , newsfeed, picassa, flickr dan beberapa layanan social lainnya. Snaptu menjadi populer karena bisa berjalan di feature phone. Artinya anda tidak perlu beli HP mahal untuk mengakses layanannya.
Sejak diambil alih facebook, Snaptu sudah tidak dikembangkan lagi dan servernya pun ditutup. Sekarang tim snaptu bekerja untuk menangani Facebook Mobile.
Drop.io adalah layanan filesharing seperti rapidshare atau megaupload. Perbedaan mendasar dari layanan lain, untuk upload file drop IO, user tidak perlu mendaftar. Saat ini drop.io sudah tidak aktif lagi.
Sekarang, tim drop.io bekerja untuk membuat layanan upload file yang terintegrasi ke facebook. Hal yang paling nampak adalah di 'Message' dan file upload di Group. Anda bisa melampirkan sembarang file ke pesan yang akan anda kirim atau yang akan anda upload ke group anda.
Gowalla adalah layanan jejaring social yang fokus ke 'check in'. Setiap user melakukan Check in, Gowalla akan memberikan 'Award'. Konsep award di jejaring social atau
website sekarang sedang ngtrend dengan istilah gamifikasi. Dulu,
saingan gowalla adalah foursquare yang mempunyai fitur dasar yang sama.
Sejak diambil alih facebook, Gowalla sudah tidak bisa diakses lagi. Sekarang tim gowalla menangani fitur 'check in' di Facebook.
Instagram adalah jejaring social yang sifatnya ekslusif. Jejaring social hanya tersedia di iPhone dan Android. Instagram fokus ke sharing Gambar, namun berbeda dengan flickr atau picassa. Instagram menyediakan efek
foto yang sangat
mudah dipakai.
Saat ini, instagram tetap menjadi produk terpisah dan belum nampak integrasinya dengan facebook. Kemungkinan terbesar, fitur filter foto di instagram akan di implementasikan di 'Foto editor' di Facebook. Kita tunggu saja. Dibeli oleh facebook seharga 1 milliar dollar atau 9 triliun rupiah pada tanggal 9 april 2012
Kesimpulan Sejak era web 2.0 booming dan jejaring social dengan berbagai macam jenisnya muncul, intenet terlalu ramai
. Saya senang ketika sebuah perusahaan IT
memakan perusahaan yang lain. Dengan seperti ini, maka internet tidak dipenuhi dengan berbagai layanan yang mirip dan user tidak perlu mengingat banyak akun. Kita tunggu saja gebrakan Facebook berikutnya. Kira kira siapa ya yang mau dimakan? :)
Pengertian Merger dan Akuisisi, Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang dimerger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.640). Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Jenis-jenis Merger dan Akusisi Menurut Damodaran 2001, suatu perusahaan dapat diakuisisi perusahaan lain dengan beberapa cara, yaitu : a. Merger Pada merger, para direktur kedua pihak setuju untuk bergabung dengan persetujuan para pemegang saham. Pada umumnya, penggabungan ini disetujui oleh paling sedikit 50% shareholder dari target firm dan bidding firm. Pada akhirnya target firm akan menghilang (dengan atau tanpa proses likuidasi) dan menjadi bagian dari bidding firm. b. Konsolidasi Setelah proses merger selesai, sebuah perusahaan baru tercipta dan pemegang saham kedua belah pihak menerima saham baru di perusahaan ini. c. Tender offer Terjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar perusahaan lain tanpa persetujuan manajemen target firm, dan disebut tender offer karena merupakan hostile takeover. Target firm akan tetap bertahan selama tetap ada penolakan terhadap penawaran.
Banyak tender offer yang kemudian berubah menjadi merger karena bidding firm berhasil mengambil alih kontrol target firm. d. Acquisistion of assets Sebuah perusahaan membeli aset perusahaan lain melalui persetujuan pemegang saham target firm. (p.835). Pembagian akuisisi tersebut berbeda menurut Ross, Westerfield, dan Jaffe 2002. Menurut mereka hanya ada tiga cara untuk melakukan akuisisi, yaitu : a. Merger atau konsolidasi Merger adalah bergabungnya perusahaan dengan perusahaan lain. Bidding firm tetap berdiri dengan identitas dan namanya, dan memperoleh semua aset dan kewajiban milik target firm. Setelah merger target firm berhenti untuk menjadi bagian dari bidding firm. Konsolidasi sama dengan merger kecuali terbentuknya perusahaan baru. Kedua perusahaan sama-sama menghilangkan keberadaan perusahaan secara hukum dan menjadi bagian dari perusahaan baru itu, dan antara perusahaan yang di-merger atau yang me-merger tidak dibedakan. b. Acquisition of stock Akuisisi dapat juga dilakukan dengan cara membeli voting stock perusahaan, dapat dengan cara membeli sacara tunai, saham, atau surat berharga lain. Acquisition of stock dapat dilakukan dengan mengajukan penawaran dari suatu perusahaan terhadap perusahaan lain, dan pada beberapa kasus, penawaran diberikan langsung kepada pemilik perusahaan yang menjual. Hal ini dapat disesuaikan dengan melakukan tender offer. Tender offer adalah penawaran kepada publik untuk membeli saham target firm, diajukan dari sebuah perusahaan langsung kepada pemilik perusahaan lain. c. Acquisition of assets Perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan membeli semua asetnya. Pada jenis ini, dibutuhkan suara pemegang saham target firm sehingga tidak terdapat halangan dari pemegang saham minoritas, seperti yang terdapat pada acquisition of stock (p.817-818).
Sedangkan berdasarkan jenis perusahaan yang bergabung, merger atau akuisisi dapat dibedakan : a. Horizontal merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak di bidang industri yang sama bergabung. b. Vertical merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan supplier atau customernya. c. Congeneric merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak dalam garis bisnis yang sama dengan supplier atau customernya. Keuntungannya adalah perusahaan dapat menggunakan penjualan dan distribusi yang sama. d. Conglomerate merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan bisnis melakukan merger. Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko. (Gitman, 2003, p.717). Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger maupun akuisisi, yaitu : a. Pertumbuhan atau diversifikasi Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan. b. Sinergi Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi (economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan. c. Meningkatkan dana Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban
keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah. d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli. e. Pertimbangan pajak Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi.Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik. f. Meningkatkan likuiditas pemilik Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. g. Melindungi diri dari pengambilalihan Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat (Gitman, 2003, p.714-716). Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi. Kelebihan Merger Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641) Kekurangan Merger. Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642)
Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi. Kelebihan Akuisisi Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut: a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm. b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan. c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover). d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643-644). Kekurangan Akuisisi Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut : a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi. b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger. c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643)
KOMPAS.com — Facebook kembali membuat keputusan akuisisi yang mengejutkan. Setelah Instagram, kini jejaring sosial terbesar di dunia tersebut mencaplok aplikasi pesan instan WhatsApp, Rabu (19/2/2014).
Menurut laporan Reuters, Facebook harus merogoh kocek sangat dalam untuk mendapatkan WhatsApp, totalnya mencapai 19 miliar dollar AS (sekitar Rp 223 triliun). Pembayaran tersebut tidak sepenuhnya berupa uang tunai. Pada awalnya, Facebook akan menggelontorkan dana sebesar 16 miliar dollar AS, yang terdiri dari 12 miliar dollar AS saham Facebook dan 4 miliar dollar AS dalam bentuk uang tunai. Facebook juga memberi 3 miliar dollar AS saham terbatas untuk pendiri dan karyawan WhatsApp yang akan diberikan selama empat tahun setelah akuisisi tersebut selesai. Proses pengakuisisian WhatsApp oleh Facebook dibayarkan tidak sepenuhnya dengan uang cash. Facebook menyiapkan dana 16 M dollar yang terdiri dari 12 m dollar AS saham Facebook dan 4 m dollar AS dalam bentuk uang tunai. Jika proses akuisisi ini gagal, Facebook telah setuju membayar biaya "perpisahan" ke WhatsApp sejumlah 1 miliar dollar AS, ditambah saham kelas A dengan nilai setara 1 miliar dollar AS. "WhatsApp ada dalam jalur untuk menghubungkan 1 miliar orang. Layanan tersebut telah mendapatkan pencapaian yang luar biasa bernilai," kata Mark Zuckerberg, CEO Facebook. Salah satu tujuan utama pengakuisisian tersebut yang diutarakan oleh mark adalah untuk melancarkan ambisi dari mark zuckerberg yaitu untuk menghubungkan orang-orang yang ada diseluruh dunia, dan whatsapp adalah salah satu alatnya Nantinya, Jan Koum, pendiri dan CEO WhatsApp, akan bergabung ke Dewan Direksi Facebook. Namun, WhatsApp akan tetap bekerja secara mandiri, sama seperti Instagram.
WhatsApp saat ini memiliki 450 juta pengguna bulanan, 70 persennya merupakan pengguna aktif. Setiap harinya, ada 1 juta pengguna baru yang mendaftar. Zuckerberg, yang mendirikan Facebook pada 2004, tampaknya rela mengeluarkan banyak uang demi produk yang dianggapnya punya masa depan. Sebelumnya, Facebook mengakuisisi Instagram senilai 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 9,1 triliun) pada awal April 2012. Kala itu, banyak pihak terkejut dengan nilai akuisisi yang demikian tinggi. Facebook rela mengeluarkan uang sebanyak itu demi sebuah perusahaan rintisan berbasis teknologi informasi (startup) yang diasuh 13 karyawan dan belum bisa menghasilkan uang. Di bawah tangan dingin Facebook, Instagram menjajaki usaha menghasilkan uang dengan membuka lapak iklan mulai akhir 2013 lalu. Baik Facebook maupun Instagram masih harus terus putar otak agar layanan berbagi foto dan video ini bisa meraih lebih banyak uang.