KINERJA GURU DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI (TEACHER’S PERFORMANCE IN TERMS PERCEPTION OF COMPENSATION) Mu’allifah Fakultas Psikologi Universitas Semarang
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara persepsi terhadap kompensasi dengan kinerja guru.Hipotesis penelitianini adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap kompensasi dengan kinerja guru.Semakin positif persepsi terhadap kompensasi, maka semakin tinggi kinerja guru dan sebaliknya.Subyek penelitian ini berjumlah 38 guru. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah studi populasi. Pengambilan data menggunakan instrumen kinerja guru dan skala persepsi terhadap kompensasi.Jumlah item yang valid digunakan untuk analisis data final berjumlah 29 item untuk skala persepsi terhadap kompensasi, sedangkan instrumen kinerja guru tidak diuji validitas.Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment.Penghitungan analisa data menggunakan SPSS (Statistic Packages For Social Science)for windows versi 16. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara persepsi terhadap kompensasi dengan kinerja guru yang ditunjukkan hasil nilai rxy=-0,036 dan p=0,829 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi terhadap kompensasi dengan kinerja guru, sehingga hipotesis dalam penelitian ini ditolak Kata Kunci: Kinerja guru, persepsi terhadap kompensasi ABSTRACT This research purpose was to know relation between perception of teacher’s performance. Research hypothesis of study was positive relationship between perceptions of compensation and teacher’s performance. The more positive perceptions of compensation, the higher the performance of the teachers and vice versa. The subject of this study were consisted 38 teachers. Sample collection techniques used are population studies. The data of this study was collected by using the instrument's performance and teacher perceptions of the compensation scale. The number of valid items used for the final data analysis amounted to 29 items to the scale of perceptions of compensation, while the instrument was not tested for validity of teacher 308
performance. Data analysis was performed using Product Moment correlation. Calculation of data analysis using SPSS (Statistics Packages For Social Science) for Windows version 16. The results showed no association between perceptions of compensation and teacher‘s performance results shown the value of rxy =-0,036 and p=0,829 (p>0.05). This suggests that there is no relationship between perceptions of teacher compensation to performance, so this hypothesis was rejected. Keywords: teacher’s performance, perception, compensation
yang khusus diangkat dengan tugas
PENDAHULUAN Pendidikan adalah proses sosial di
mana
utama mengajar.
orang dihadapkan pada
Sopiatin
pengaruh lingkungan yang terpilih dan
menyatakan
terkontrol
mempunyai
(khususnya
datang dari
(2010:
seorang kinerja
guru tinggi
64) yang apabila
sekolah), sehingga dapat memperoleh
dapat melaksanakan proses belajar
atau
mengajar
mengalami
perkembangan
dengan
efektif
dan
kemampuan sosial dan kemampuan
mempunyai target pencapaian hasil
individu secara optimum (Sudharto
belajar
dkk, 2009: 4).
kompeten akan mempunyai tingkat
Guru yang merupakan salah
kinerja
yang
yang
tinggi.
Guru
tinggi
dan
dapat
satu unsur di bidang kependidikan
meningkatkan
harus
dan
terhadap masyarakat.Wujud perilaku
menempatkan kedudukannya sebagai
kinerja guru adalah kegiatan guru
tenaga professional, sesuai dengan
dalam
tuntutan masyarakat yang semakin
bagaimana
berkembang
merencanakan
berperan
serta
aktif
(Sardiman,
2011:
proses
tingkat
yang
kepercayaan
pembelajaran, seorang
yaitu guru
pembelajaran,
125).Menurut Undang-undang sistem
melaksanakan kegiatan pembelajaran
pendidikan Nasional UU No. 20 tahun
dan menilai hasil belajar (Rusman,
2003 guru adalah tenaga pendidik
2010: 50).
309
Kinerja terkesan
guru
tidak
selama
optimal.
ini Guru
melaksanakan tugasnya hanya sebagai
belum meningkat secara signifikan (Kompas, 6 oktober 2009). Berdasarkan
data
guru
pada
wawancara
bagi
tanggal 28 September 2013 belum
relatif
kreativitasnya bagian
tertutup
bukan
dari
merupakan
prestasi.
mengembangkan
dan
Guru
kreativitasnya
memiliki
kinerja
bahwasanya membuat
3
hasil
kegitan rutin, ruang kreativitas. Inovasi guru
dengan
dari
yang
guru
maksimal
terkadang tidak
Rencana
Pelaksanaan
cenderung dinilai membuang-buang
Pembelajaran (RPP) sebagai persiapan
waktu dan boros (Sagala, 2009: 38).
untuk mengajar, guru juga sering
Salah satu penyebab rendahnya
menunda
ulangan
harian
sebagai
mutu pendidikan di Indonesia adalah
evaluasi siswa, terkadang guru juga
komponen
meninggalkan
mutu
guru.Rendahnya
siswa
waktu
mengajar,
jarang
profesionalitas guru di Indonesia dapat
proses
dilihat dari kelayakan guru mengajar.
memanfaatkan media
Data
yang difasilitasi pihak sekolah seperti
dari
Direktorat
Tenaga
Kependidikan Dikdasmen Depdiknas
belajar
pada
pembelajaran
LCD
pada tahun 2004 menujukkan terdapat
Wirawan (2012: 7) menyatakan
9243 (45,96%) guru SD, SMP, dan
bahwa semakin tinggi faktor-faktor
SMA
kualifikasi
internal, maka semakin tinggi pula
pendidikan minimal (Muslich 2007:6).
kinerjanya. Dan sebaliknya, semakin
tidak
memiliki
Berdasarkan temuan sementara dari hasil survei
yang dilakukan
rendah
faktor-faktor internal, maka
semakin rendah pula kinerjanya.
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 16 dari 28 provinsi yang
KINERJA GURU
diteliti mengenai dampak sertifikasi
Wibowo (2007:7) menyatakan
profesi guru terhadap kinerja guru.
kinerja
berasal
dari
pengertian
Hasilnya sudah menunjukkan jika
performance.Menurut Sopiatin (2010:
kinerja guru yang sudah disertifikasi
63) pengertian kinerja jika dikaitkan 310
dengan
performance
sebagai
kata
keberhasilan
guru
dalam
benda yang salah satu keluarannya
melaksanakan tugas pendidikan sesuai
adalah hasil
dengan
kerja, maka
kinerja
tanggung
jawab
merupakan hasil kerja yang dicapai
wewenangnya
oleh
kinerja yang telah ditetapkan selama
seseorang
sesuai
dengan
berdasarkan
dan
wewenang dan tanggung jawabnya
periode
dalam
mencapai tujuan pendidikan.
upaya
pencapaian
tujuan
tertentu
perusahaan.
meliputi
pembelajaran, pembelajaran melakukan
kerangka
Kriteria-kriteria
Kinerja guru adalah kegiatan yang
dalam
standar
atau penilaian
guru
yang
kinerja
ditentukan
oleh
perencanaan
Departemen Pendidikan Nasional
pelaksanaan
(dalam Sopiatin, 2010: 62) adalah
KBM, hasil
dan belajar
sebagai berikut: a. Pengembangan
pribadi
yaitu
(Rusman, 2011: 95). Dalam Peraturan
indikator yang digunakan adalah
Manteri Pendidikan Nasional Nomor
aplikasi
35 Tahun 2010 kinerja guru adalah
ekstrakurikuler, kualitas pribadi
hasil penilaian terhadap proses dan
guru.
hasil kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan
tugasnya.
Menurut
pengajaran,
b. Pembelajaran yang
kegiatan
yaitu
indikator
digunakan
adalah
Mulyasa (2013:88) penilaian kinerja
perencanaan, pelaksanaan, dan
guru
evaluasi.
adalah
suatu
memperoleh
upaya
gambaran
untuk tentang
c. Sumber belajar yaitu indikator
pengetahuan, keterampilan, nilai dan
yang
sikap guru dalam melaksanakan tugas
ketersediaan
dan
ditunjukkan
pemanfaatan sumber belajar.
dalam penampilan, perbuatan, dan
Menurut Mulyasa (2013: 103)
prestasi kerjanya.Barnawi dan Arifin
terdapat tiga aspek yang dinilai
(2012:13) menyatakan kinerja guru
dalam penilaian kinerja guru yaitu
dapat
terdiri dari:
fungsinya,
diartikan
yang
sebagai
tingkat
digunakan bahan
adalah ajar
dan
311
a. Merencanakan Pembelajaran Perencanaan
tingkat serap dan kemampuan
pembelajaran
peserta
meliputi rumusan tentang apa
didik
serta
memperbaiki pembelajaran.
yang akan dilakukan dalam memfasilitasi
belajar peserta didik, dan bagaimana serta
melakukannya,
apa
yang
dapat
diperoleh dan diserap peserta didik setelah menyelesaikan pembelajaran. b. Melaksanakan Pembelajaran Dalam
melaksanakan
kegiatan pembelajaran ada lima yang harus diperhatikan oleh
guru
membangkitkan
yaitu motivasi
peserta didik, membangun komunikasi dengan
Barnawi
kegiatan
yang
efektif
peserta
didik,
(2012:43)
dan
Arifin
menyatakan
faktor-
faktor yang memengaruhi kinerja guru yaitu: a. Faktor internal Faktor
internal
meliputi:
kemampuan,
keterampilan,
kepribadian,
persepsi,
motivasi
menjadi
pengalaman
guru,
lapangan,
dan
latar belakang keluarga. b. Faktor eksternal Faktor eksternal meliputi: gaji, sarana
dan
lingkungan
prasarana, kerja
fisik,
kepemimpinan.
mendisiplinkan peserta didik, menggembangkan pembelajaran dan
strategi
yang efektif
mengembangkan
manajemen
kelas
yang
kondusif. c. mengevaluasi pembelajaran Mengevaluasi hasil belajar untuk
mengetahui
daya
PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI
Persepsi
merupakan
suatu
proses otomatis yang terjadi dengan sangat cepat dan kadang tidak disadari dimana seseorang dapat mengenali stimulus
yang
diterima.
Persepsi
merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
312
indra disebut proses sensori (Walgito,
b. Emosi
2004: 87)
proses kognitif yang dialami oleh orang
didalam
penglihatan,
pendengaran,
penghayatan, perasaan dan penciuman
Kompensasi
adalah
semua
pendapatan yang berbentuk uang, barang atau
tidak
langsung
yang
diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepaada perusahaan (Hasibuan, 2009: 118).Kompensasi adalah faktor
penting
yang
bekerja pada suatu organisasi dan bukan organisasi
lainnya
(Mathis,
menurut
berikut:
b. Proses menginterpretasikan atau menafsirkaninformasi
yang
diperoleh c. Melakukan
penyimpulan
membentuk
wujud
yang
persepsi
individu. Menurut (2004:442)
Simamora komponen-komponen
kompensasi ada dua yaitu terdiri dari: a. Finansial
2002:118). Aspek–aspek
persepsi
(Walgito 2004: 86) adalah efek atau akibat dari stimulus yang menimbulkan state atau keadaan yang terdapat dalam jiwa manusia
yang
a) Kompensasi langsung terdiri dari bayaran pokok, gaji, bonus
komisi,
pembagian
laba, pembagian keuntungan, pembagian saham. b) Kompensasi tidak langsung
yang mencakup : a. Kognisi
persepsi
Suharnan (2005: 24) adalah sebagai
memengaruhi
bagaimana dan mengapa orang-orang
pada
Aspek-aspek
a. Proses pengenalan
(Thoha 2009:141).
langsung
c. Konasi yang berhubungan dengan motif atau kehendak
memahami
informasi tentang lingkungannya, baik lewat
berhubungan
dengan perasaan
Persepsi pada hakikatnya adalah
setiap
yang
berhubungan
dengan pengenalan
terdiri dari progam-progam asuransi kesehatan, pensiun, asuransi
tenaga
kerja,
313
bayaran diluar jam
kerja
METODE PENELITIAN
seperti liburan, hari besar,
Subyek Penelitian
cuti tahunan, cuti hamil, dan
Populasi adalah semua bagian atau
fasilitas seperti kendaraan,
anggota dari objek yang akan diamati.
ruang kantor, tempat parker.
Populasi bisa berupa orang, benda,
b. Non finansial
objek, peristiwa, atau apa pun yang
a) Karakteristik
pekerjaan
menjadi
objek
survey
(Eriyanto,
meliputi: tugas-tugas yang
2007:61). Penelitian ini menggunakan
menarik,
tantangan,
studi populasi, karena semua elemen
tanggung
jawab,
yang ada di dalam populasi dijadikan
pengakuan,
rasa
sebagai subyek penelitian.
pencapaian. b) Lingkungan
pekerjaan
Metode Analisis Data
meliputi: kebijakan yang
Setelah data diperoleh maka peneliti
sehat,
yang
melakukan
kerja
menggunakan teknik Korelasi Product
yang menyenangkan dan
Moment, hasilnya digunakan untuk
lingkungan
membuktikan
supervisi
kompeten,
kerabat
kerja
yang
nyaman. Hipotesis Ada hubungan positif antara persepsi
penelitian
analisa
data
hipotesis
dan
akhirnya
dengan
daari dapat
dijadikan sebagai kesimpulan akhir dari penelitian. Data yang diperoleh diproses
dengan
menggunakan
terhadap kompensasi dengan kinerja
program SPSS (Statistical Program
guru.Semakin positif persepsi terhadap
For Social Science) for windos 17.
kompensasi, maka semakin tinggi kinerja guru dan sebaliknya.
314
HASIL PENELITIAN
ada hubungan yang bersifat linier
Uji Normalitas
antara data variabel kinerja guru dan
Uji Normalitas dilaksanakan terhadap
variabel persepsi terhadap kompensasi.
variabel kinerja guru dan variabel persepsi terhadap kompensasi untuk mengetahui variabel
normal
tidaknya
skor
Hasil
uji
penelitian.
Normalitas menunjukkan bahwa: 1. Variabel kinerja guru berdistribusi
Uji Hipotesis Setelah
dilakukan
uji
asumsi,
selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi Product
Moment
untuk
menguji
apakah
ada
hubungan
persepsi
normal dengan nilai Kolmogorov-
terhadap kompensasi dengan kinerja
Smirnov
guru dengan bantuan SPSS (Statistical
Z=1.339
p=0,056
Packages for Sosial Science) for
(p>0,05). terhadap
windows versi 16. Berdasarkan hasil
kompensasi berdistribusi normal
analisis data yang diperoleh rxy=-
dengan
nilai
Kolmogorov-
0.036 dan p=0,829 (p>0,05) sehingga
Smirnov
Z=1.184
p=0,121
hipotesis dalam penelitian ini ditolak.
2. Variabel
persepsi
Hal
(p<0,05).
ini
menunjukkan
tidak
ada
hubungan antara persepsi terhadap Uji Linearitas
kompensasi dengan kinerjan guru
Pengujian linieritas dilakukan terhadap variabel persepsi terhadap kompensasi dan
variabel
kinerja
guru
untuk
mengetahui hubungan keduanya. Hasil uji
linieritas
dilakukan
terhadap
variabel persepsi terhadap kompensasi dengan kinerja guru menunjukkan bahwa Flinier sebesar 0,290 dengan
PEMBAHASAN Hasil
pengujian
menunjukkan
bahwa
hipotesis tidak
ada
hubungan antara persepsi terhadap kompensasi sehingga
dengan
hipotesis
kinerja yang
guru
diajukan
peneliti ditolak.
p=0,602 (p > 0.05) menyatakan tidak
315
Kompensasi
adalah
faktor
Dengan ditolaknya hipotesis
penting yang memengaruhi bagaimana
ini, menimbulkan pemikiran penyebab
dan mengapa orang-orang bekerja
ditolaknya
pada suatu organisasi dan bukan pada
pertama karena penilaian kinerja guru
organisasi
(Mathis,
berasal dari penilaian kinerja yang
2002:118).Menurut Mulyasa (2007:
sudah ada dan merupakan hasil data
348)
sekunder yang tidak memakai cara-
lainnya
kompensasi
adalah
kontra
hipotesis
prestasi terhadap penggunaan tenaga
cara
atau jasa yang telah diberikan oleh
data.Berdasarkan data sekunder yang
tenaga kerja.Kompensasi merupakan
diperoleh peneliti bahwa kinerja guru
jumlah paket yang ditawarkan atas
berada
penggunaan tenaga kerjanya.
rendah.Kemungkinan kedua kinerja
Menurut Mulyasa (2013:88)
validitas
kemungkinan
dan
reliabilitas
pada
kategori
guru rendah, belum tentu hal ini
penilaian kinerja guru adalah suatu
disebabkan
upaya untuk memperoleh gambaran
terhadap
tentang pengetahuan, keterampilan,
dikarenakan persepsi merupakan hal
nilai
yang subyektif. Persepsi merupakan
dan
sikap
guru
dalam
karena
persepsi
kompensasi,
cara
yang ditunjukkan dalam penampilan,
kompensasi yang diterima, sehingga
perbuatan,
prestasi
tidak berarti menurunkan kinerja guru.
kerjanya.Barnawi dan Arifin (2012:13)
Berdasarkan dari hasil data
menyatakan
kinerja
guru
dapat
sekunder
yang
diartikan sebagai tingkat keberhasilan
disimpulkan
guru
dikategorikan
dalam
melaksanakan
tugas
guru
ini
melaksanakan tugas dan fungsinya,
dan
pandang
hal
guru
terhadap
diperoleh
bahwa
kinerja
“rendah”,
dapat guru
sedangkan
pendidikan sesuai dengan tanggung
persepsi terhadap kompensasi guru di
jawab dan wewenangnya berdaasarkan
kategorikan tinggi, sehingga kinerja
standar kinerja yang telah ditetapkan
guru dipengaruhi oleh faktor-faktor
selama
lainnya.
periode
tertentu
dalam
kerangka mencapai tujuan pendidikan.
Banyak
faktor
yang
memengaruhi kenerja guru. Menurut 316
Barnawi
dan
menyatakan
Arifin
(2012:43)
faktor-faktor
Simpulan
yang
Berdasarkan hasil penelitian dapat
memengaruhi kinerja guru yaitu faktor
diambil simpulan bahwa tidak ada
internalyang datang dari dalam diri
hubungan antara persepsi terhadap
guru
kompensasi
yang
meliputi:
kemampuan,
dengan
kinerja
guru,
keterampilan, kepribadian, persepsi,
sehingga hipotesis dalam penelitian ini
motivasi menjadi guru, pengalaman
ditolak.
lapangan, dan latar belakang keluarga. Faktor eksternal yang datang dari luar
DAFTAR PUSTAKA
guru yang meliputi: gaji, sarana dan
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
prasarana,
lingkungan
kerja
fisik,
kepemimpinan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Warmi
(2012:
8)
tentang
pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Rambag Kabupaten Rokan Hulu, menyebutkan bahwa kompensasi bukanlah faktor yang
utama
dalam
memengaruhi
kinerja guru, faktor yang memengaruhi kinerja lainnya adalah motivasi dan pendidikan.Hal penelitian Inayatullah
ini
yang (2011:
sesuai
dengan
dilakukan 67)
oleh tentang
kontribusi faktor-faktor internal dan eksternal terhadap peningkatan kinerja professional guru, menyebutkan bahwa kompensasi bukanlah faktor utama yang memengaruhi kinerja guru.
Barnawi dan Mohammad Arifin. 2012. Kinerja Guru Profesional. Jogjakarta: AR-Ruzz Media Hasibuan, Malayu S.P.2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Inayatullah. 2011. “Kontribusi Faktorfaktor Internal dan Eksternal terhadap Peningkatan Kinerja Profesional Guru”. Jurnal Edukasi. Vol.3 No. 1, Maret 2011:51-74 Kompas 06 oktober. 2009. “Kinerja Guru Bersertifikat Belum Memuaskan”. Online (http://edukasi.kompas.com/rea d/xml/2009/10/06/18242090/ki nerja.guru.bersertifikat.belum. memuaskan). Diunduh 1 Juni 2013 Mathis, Robert L dan John H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber
317
Daya Manusia.Alih Bahasa: Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira Hie. Jakarta: Salemba Empat
Walgito, Bimo. 2004.Pengantar Psikologi Umum., Edisi 4. Yogyakarta: Andi Warmi
Mulyasa, E. 2013.Uji Kompetensi dan Penilaian Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Muslich, Mansur. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta:Bumi Aksara. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press
Ayu. 2012. “Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Guru Di SMA Negeri 1 Rambah Kabupaten Rokan Hulu”.http://www.jurnal pendidikan.com. Diunduh 29 April 2013
Wirawan. 2012. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Press
Sadirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pres Sagala, Syaiful. 2009. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan:. Bandung: ALFABETA Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi III. Yogyakarta: STIE YKPN Sopiatin, Popi. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor: Ghalia Indonesia Sudharto, Tri Suyati, Agus Sudarno, Wiwik Kusdaryani, A. Y. Soegeng. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: FIP IKIP PGRI Semarang 318