Kholid Fathoni, S.Kom., M.T.
Perkembangan teknologi yang pesat. Penerapan multimedia dalam berbagai bidang. Pertumbuhan Iklan atau promosi yang meningkat pesat Augmented Reality sebagai aplikasi multimedia yang masih belum banyak digunakan Pemanfaatan Depth Camera dalam berbagai aplikasi multimedia
Bagaimana membangun aplikasi multimedia berbasis Augmented Reality untuk promosi Bagaimana membangun aplikasi Augmented Reality berbasis Depth Camera
Dapat melakukan visualisasi promosi interaktif. Dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi Mixed Reality. Dapat menghasilkan suatu metode yang dapat digunakan untuk media visualisasi promosi interaktif.
Menghasilkan suatu metode atau cara sebagai media pembelajaran yang menarik. Mengoptimasikan penggunaan teknologi baru mixed reality dalam ruang entertainment.
Multimedia dalam konteks komputer adalah: pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. (Hofstetter, 2001) Pemanfaatan multimedia sangatlah banyak diantaranya untuk: media pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis, desain, arsitektur, olahraga, hobi, iklan/promosi, dll. (Wahono, 2007). Bila pengguna mendapatkan keleluasaan dalam mengontrol multimedia tersebut, maka hal ini disebut multimedia interaktif. interaktif
Interaktivitas adalah rancangan dibalik suatu program multimedia. Interaktivitas memungkinkan seseorang untuk mengakses berbagai macam bentuk media atau jalur didalam suatu program multimedia sehingga program tersebut dapat lebih berarti dan lebih memberikan kepuasan bagi pengguna. Interaktivitas dapat disebut juga sebagai interface design atau human factor design. Interaktivitas dapat dibagi menjadi dua macam struktur, yakni struktur linear dan struktur non linear. Struktur linear menyediakan satu pilihan situasi saja kepada pengguna sedangkan struktur nonlinear terdiri dari berbagai macam pilihan kepada pengguna.
(1) Kriteria pertama adalah kemudahan navigasi, (2) Kriteria kedua adalah kandungan kognisi. (3) Kriteria ketiga adalah presentasi informasi, (4) Kriteria keempat adalah integrasi media, (5) Kriteria kelima adalah artistik dan estetika dan (6) Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan.
Obyek 3D adalah sekumpulan titiktitik-titik 3D (x,y,z) yang membentuk luasanluasan-luasan (face) yang digabungkan menjadi satu kesatuan. kesatuan. Face adalah gabungan titiktitik-titik yang membentuk luasan tertentu atau sering dinamakan dengan sisi. sisi.
Penggambaran obyek 3D dilakukan pada setiap face menggunakan polygon. Polygon dibentuk dari titik-titik yang terdapat pada sebuah face. Titik-titik dinyatakan dalam struktur 3D, sedangkan layar komputer dalam struktur 2D. Sehingga diperlukan konversi dari 3D menjadi 2D.
Untuk menggambar obyek 3D, untuk setiap face perlu dilakukan pengubahan titik 3D menjadi vektor 3D, agar mudah dilakukan transformasi. Setelah proses pengolahan vektor, maka bentuk vektor 3D menjadi 2D.
Transformasi 3 dimensi merupakan proses pengolahan matrik A=B*C. Hanya saja karena ukuran vektor 3 dimensi adalah 4, maka ukuran matrik transformasi 3 dimensi adalah 4x4.
Proses proyeksi pada dasarnya dapat dipandang sebagai penarikan garis cahaya dari primitif-primitif obyek ke suatu titik pusat proyeksi (COP=Center of Projection) menembus suatu bidang dua dimensi. Citra primitif-primitif yang terbentuk pada bidang proyeksi ini setelah tertembus garis-garis cahayanya merupakan hasil proses proyeksi ini
Video Masking merupakan salah satu metode untuk menandai bagian-bagian video terlacak yang ditampilkan dan bagian-bagian yang tidak ditampilkan.[1] Ada 2 image diblending, pixel warna yang sama dihilangkan, yang tidak sama dibiarkan.
Deteksi Obyek Nyata
Tracking Skeleton Obyek Nyata
Tracking Posisi
Video Masking dengan Constraint (Augmented Virtuality)
3D Mixed Reality
Analisa kedalaman dapat diterapkan pada skenario sistem 3D Mixed Reality. Warna piksel yang hilang pada saat video masking disebabkan interaksi antara lingkungan 2 dimensi dengan obyek nyata 3 dimensi. Pada saat video masking, semakin jauh obyek nyata dari kamera, jumlah piksel yang rusak/hilang semakin sedikit. Perbedaan posisi antara koodinat skeleton dan obyek virtual 3 Dimensi disebabkan karena pengaturan koordinat kamera Model 3D yang tidak optimal.
Menambah skenario sistem 3D Mixed Reality berbasis Depth Analysis dari kamera stereo Menggunakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengoptimasi kualitas hasil penelitian.