Khalifah Muhamad Ali | Etika Bisnis Islami Copyright Khalifah Ali
[email protected] https://khalifahma.staff.ipb.ac.id/2017/02/26/etika-bisnis-islami/
Etika Bisnis Islami 1. Agama Islam masuk ke Nusantara melalui pasar. Itu sebabnya kemudian pasar menjadi sumber kekuatan ekonomi ummat Islam, khususnya ulama dan santri. Namun demikian, agama Islam melemah seiring dengan direbutnya pasar di Malaka tahun 1511 oleh imperialis Katolik Portugis dan di Jayakarta tahun 1619 oleh imperialis Protestan Belanda. Maka, jika ingin Islam bangkit, diantara cara strategis yang harus dilakukan adalah dengan merebut kembali pasar.
2. Upaya membangkitkan agama Islam melalui penguasaan pasar telah dipelopori oleh Hadji Samanhudi dengan membangun Sjarikat Dagang Islam (SDI) pada 16 Oktober 1905 di Surakarta. [1] Tapi, meski telah merdeka lebih dari 70 tahun, pasar-pasar masih didominasi oleh non-muslim. 75% tanah di Indonesia dikuasai oleh hanya 0,2% orang yang kebanyakan bukan pribumi dan non-muslim. Mereka telah menguasai sebagian besar pertambangan mineral dan batu bara, migas, perkebunan, kehutanan, dan juga real estate.
3. Untuk dapat merebut pasar, salah satu cara yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran berniaga dan memperbanyak jumlah pengusaha muslim yang masuk ke pasar. Semakin banyak pengusaha muslim, semakin banyak pula harta yang beredar di tangan orang-orang Islam, sehingga akan semakin banyak pula harta yang dapat dimanfaatkan untuk kontinuitas dana dakwah.
4. Rasulullah ﷺbersabda, (“ )ِﺢِﺎﻟَّﺍﻟﺼ ِﺀْﺮَﻤْﻠِﻟ ُﺢِﺎﻟَّﺍﻟﺼ ُﺎﻝَﻤْﺍﻟ َﻢْﻌِﻧSebaik-baik harta adalah yang berada di tangan orang shalih” (HR. Ahmad). Orang yang salih tidak akan membelanjakan hartanya kecuali dalam rangka kebaikan. Dakwah Rasulullah ﷺ selalu diback-up oleh para taajir[2] yang tajir. Masa awal dakwah Rasulullah ﷺ dibiayai oleh Khadijah radhiyallahu ‘anha. Bilal radhiyallahu ‘anhu yang disiksa dibebaskan oleh Abu Bakr radhiyallahu ‘anha dengan 595 gram emas. Ketika kaum muslimin kesulitan air, Utsman radhiyallahu ‘anhu lah yang membeli sumur ‘ruumah’ dari seorang yahudi senilai 20 ribu dirham.
5. Lebih lanjut, sebuah kaidah fiqih mengatakan: ()ﻭﺍﺟﺐ ﻓﻬﻮ ﺑﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻮﺍﺟﺐ ﻳﺘﻢ ﻻ ﻣﺎ, artinya, “sesuatu yang menyebabkan tidak sempurnanya sebuah kewajiban, maka hukumnya menjadi wajib.” Oleh karena dakwah Islam tidak bisa berjalan dengan baik tanpa diback-up oleh pengusaha muslim, maka hukum menjadi pengusaha
page 1 / 5
Khalifah Muhamad Ali | Etika Bisnis Islami Copyright Khalifah Ali
[email protected] https://khalifahma.staff.ipb.ac.id/2017/02/26/etika-bisnis-islami/
adalah wajib.
6. Namun wajib di sini bukan wajib ‘ain, melainkan wajib kifayah. Berdasarkan riset, untuk menjadi negara maju, setidaknya harus ada 2 % warga yang menjadi pengusaha. Oleh sebab itu, harus ada minimal 2 % kaum muslimin yang menjadi entrepreneur. Saat ini Indonesia baru punya sekitar 1,65% pengusaha. Persentase tersebut jauh tertinggal dibandingkan Singapura, Malaysia, atau Thailand, yang masing-masing memiliki persentase pengusah sebanyak 7 persen, 5 persen dan 3 persen.[3] Rasulullah ﷺadalah seorang pengusaha, bahkan, beliau lebih lama menjadi pengusaha ketimbang menjadi rasul. Beliau menjadi pengusaha selama 25 tahun, adapun menjadi rasul hanya 23 tahun.
7. Untuk yang mau dan sudah menjadi pengusaha, Anda harus memahami etika bisnis dalam Islam. Mengapa? Kendati bisnis adalah profesi mulia, kebanyakan pengusaha tergelincir dalam maksiat (fujjar). Hal ini didasari hadits, Rasulullah ﷺ bersabda, (“ )ُﺠﺎﺭُﻔْﺍﻟ ُﻢُﻫ َﺍﻟﺘﺠﺎﺭ ﻥِﺇpara padagang adalah tukang berbuat maksiat” (HR Ahmad).
8. Diantara etika yang paling penting menurut Al Imam Al Ghazali adalah ﺍﻟﻨﻴﺔ ﺣﺴﻦ hukum merubah akan ikhlas yang Niat .benar yang aqidah dan niat yakni , ﻭﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ bisnis yang mubah menjadi ibadah. Sebuah kaidah mengatakan: (ِﺔَّﻴِّﺎﻟﻨِﺑ ُﺮْﻴِﺴَﺗ ُﺎﺕَﺎﺣَﺒُﻤْﺍﻟ “Niat karena Ketaatan Menjadi Berubah Bisa Mubah yang Hal-Hal” (ٍﻃَﺎﻋَﺖ
9. Meski niat adalah yang terpenting, niat yang ikhlas saja tidak cukup. Niat yang ikhlas harus diiringi dengan praktik bisnis yang bebas dari unsur riba, maisir, gharar, zalim, dsb. Oleh sebab itu, etika terpenting kedua adalah harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
10. Untuk bisa sesuai dengan prinsip syariah, maka seorang pengusaha mutlak harus mengetahui fiqih muamalah. Jika tidak, dia pasti akan makan riba, baik sengaja maupun tidak. Seorang pengusaha harus rajin menuntut ilmu, jika tidak, minimal harus bertanya kepada ahlinya. Itu sebabnya di zaman dahulu, di pasar di tempatkan seorang ahli ilmu yang berfungsi untuk tempat konsultasi syariah.
page 2 / 5
Khalifah Muhamad Ali | Etika Bisnis Islami Copyright Khalifah Ali
[email protected] https://khalifahma.staff.ipb.ac.id/2017/02/26/etika-bisnis-islami/
11. Etika terpenting ketiga, tidak tertipu dengan dunia. Harta adalah perhiasan dunia (al kahfi: 46). Al maal ( )ﺍﻟﻤﺎﻝberasal dari kata al mail ( )ﺍﻟﻤﻴﻞyang berarti ‘kecenderungan’. Manusia pada dasarnya amat cinta terhadap harta (Al Fajr: 20). Itu sebabnya banyak yang tertipu karena terlalu cenderung dengan harta. Diantara ciri pengusaha yang tidak lalai dengan dunia adalah yang bersegera shalat ketika azan memanggil (An Nur: 37).
12. Etika keempat adalah tidak hanya zakat, tapi juga infaq dan waqaf. Para sahabat Rasulullah ﷺadalah contoh terbaik dalam hal ini. Contoh: Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu pernah menginfaq-kan 700 ekor unta. Umar ibn Khattab radhiyallahu ‘anhu mewaqafkan harta terbaiknya di Khaibar. Seorang ulama mengatakan, tidak ditemukan seorang sahabat Nabi yang punya kelebihan harta melainkan pasti punya wakaf.
13. Pengusaha yang tidak mau membayar zakat adalah pengusaha yang zalim terhadap dirinya sendiri. Dia diancam oleh Allah ﷻdengan azab yang pedih (At Taubah: 34). Pertanyaannya, bagaimana menghitung zakat perdagangan?
14. Selain etika yang bersifat prinsip, ada juga etika yang bersifat teknis yang perlu diperhatikan. Diantaranya adalah: pertama, memulai dengan modal sendiri. Usahakan tidak memulai dengan hutang, baik hutang dari perorangan ataupun dari lembaga keuangan. Rasulullah ﷺpernah mengajarkan hal ini kepada seorang anshar (HR Abu Dawud)pengorbanan di saat memulai usaha akan menimbulkan semangat yang tinggi.
15. Kedua, pencatatan yang baik. Pisahkan uang pribadi dengan uang bisnis. Buat rekening yang berbeda. Bukukan dengan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi. Anda harus belajar apa itu neraca, laba rugi, dan arus kas. Anda juga harus paham apa itu aktiva dan pasiva, apa itu liabilitas dan ekuitas. Kebanyakan pengusaha gagal karena tidak paham akan hal ini. Uang pribadi tercampur dengan uang bisnis. Utang terpakai untuk belanja pribadi.
16. Ketiga, jadilah pedagang yang jujur. Perintah kejujuran yang digandengkan dengan perintah bertauhid dalam Al ‘Araf: 85 menunjukkan pentingnya sifat jujur bagi para pedagang. ( َﻴﻦِّﻴِﺒَّﺍﻟﻨ َﻊَﻣ ُﻴﻦِﻣَﺍﻷ ُﻭﻕُﺪَّﺍﻟﺼ ُﺮِﺎﺟَّﺍﻟﺘ، َﻴﻦِﻳﻘِّﺪِّﺍﻟﺼَﻭ، )ِﺍﺀَﺪَﻬُّﺍﻟﺸَﻭArtinya: Pedagang yang jujur lagi terpercaya akan bersama para nabi, kaum shiddiq dan
page 3 / 5
Khalifah Muhamad Ali | Etika Bisnis Islami Copyright Khalifah Ali
[email protected] https://khalifahma.staff.ipb.ac.id/2017/02/26/etika-bisnis-islami/
para syuhada. (HR. at-Tirmidzi)
17. Keempat, manfaatkan waktu pagi, karena ummatku, kata Rasullah, diberkahi di waktu pagi ()ﺎَﻫِﻮﺭُﻜُﺑ ﻲِﻓ ﻲِﺘَّﻣُﻷِ ْﻙِﺎﺭَﺑ َّﻢُﻬَّﺍﻟﻠ. Yang menarik adalah hadits ini diriwayatkan oleh Shakr Al Ghamidi yang merupakan seorang pedagang sukses. Sang perawi benar-benar mengamalkan hadits ini dengan mengirim barang dagangannya di awal pagi. Diriwayatkan dia menjadi benar-benar kaya sampai-sampai dia sendiri tidak tahu dimana dia menyimpan hartanya.[4]
18. Ekonomi tidak terlepas dari dua sayap, yakni penawaran dan permintaan. Ada yang jual, ada yang beli. Pihak konsumen adalah pihak yang sangat penting, sehingga ada ungkapan: pembeli adalah raja, karena sesengguhnya dalam bisnis, yang terpenting adalah ada yang beli. Penawaran pun muncul dari kebutuhan konsumen. Banyak perusahaan besar yang melalukan riset pemasaran sebelum produksi untuk memastikan produknya laku di pasar.
19. Pengusaha adalah pihak yang berada di sisi penawaran. Jika Anda tidak bisa berjihad di sayap itu, maka Anda harus berjihad di sayap permintaan atau konsumsi. Maka jika kita ingin ekonomi ummat bangkit, kita harus cinta produk pengusaha muslim. Kuras simpanan Anda di lembaga keuangan konvensional jika masih ada. Pindahkan ke lembaga keuangan syariah (LKS). Jangan lagi makan di KFC, McD, dsb. Sabarlah dengan produk pengusaha muslim yang masih banyak kekurangan. Beri mereka kesempatan untuk bisa eksis. Insya Allah lama-lama mereka bisa bersaing dengan produk-produk yang sekarang menjadi market leader di pasaran.
20. Mengkonsumsi produk non-muslim akan mematikan produk pengusaha muslim. Saat Anda mengkonsumsi sariroti, berapa banyak UMKM roti pribumi yang gulung tikar dan berubah profesi menjadi sales sariroti? Ketika kita belanja di alfa/indomart, sadarkah kita banyak minimarket pribumi yang tutup. Awalnya SBmart punya sekitar 170 gerai. Kepungan alfa/indomart yang begitu massif membuat SBmart kalah saing. Jumlahnya menyusut hingga sekitar 50 gerai saja.
21. Tapi alhamdulillah, kelihatannya kebangkitan ekonomi umat ini menemukan momentumnya. Aksi 212 yang awalnya hanya menyoroti penistaan agama, kini merembet ke arah kemandirian ekonomi. Koperasi syariah 212 pun didirikan.
page 4 / 5
Khalifah Muhamad Ali | Etika Bisnis Islami Copyright Khalifah Ali
[email protected] https://khalifahma.staff.ipb.ac.id/2017/02/26/etika-bisnis-islami/
Koperasi diharapkan dapat menjadi koperasi terbesar di dunia. Jika 7 juta peserta aksi 212 menjadi anggota dengan menyetorkan 332ribu (simpanan pokok dan simpanan wajib), maka 7 juta x 332ribu = 2,3 Triliun !
22. Uang sebesar itu dapat membeli perusahaan-perusahaan besar yang anjlok karena diboikot oleh kaum muslimin. Namun pada kenyataannya, realisasinya masih jauh dari yang diharapkan. Sejak launching bulan Januari 2017 hingga saat ini yang gabung baru sekitar 15ribu orang. Koperasi syariah 212 tidak akan memiliki dampak besar tanpa kekuatan berjama’ah dari seluruh kaum muslimin. Oleh sebab itu, yang belum gabung dalam koperasi 212, agar segera daftarkan diri dan keluarga. Semoga Allah ﷻmemberikan kekuatan kepada kita untuk kembali pasar dan sumberdaya alam. Semoga Allah ﷻmemberikan at-taufiq dan as-sadad. Wallahua’lam.
Bogor, 26 Februari 2017 / Jumadil Awal 1438 H Khalifah M Ali
➖➖➖➖➖➖
[1] Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah 1 edisi revisi hard cover, hal 322.
[2] dalam bahasa Arab taajir ( )ﺗﺎﺟﺮbermakna ‘pedagang’. Dalam bahasa Indonesia, orang kaya biasa disebut ‘tajir’, sebab orang kaya biasanya berasal dari kalangan pedagang/pengusaha, bukan dari karyawan atau pegawai.
[3] http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/15/08/27/ntpdoq334-rek tor-pengusaha-di-indonesia-165-persen-singapura-7-persen-penduduk
[4] http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=19276
page 5 / 5