ANALISIS ORIENTASI PASAR, KELENGKAPAN PRODUK DAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN PADA TOKO SEMBAKO DEVY DI DESA LOA ULUNG KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG Oleh: Debby Sarlita Hartanti, Heru Suprapto, Haidir Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kutai Kartanegara Tenggarong Abstract : Changing business environment required companies to be more increasingly oriented to the market (market orientation). Market-oriented companies will put the customer as a king. The companies that understand the desires of consumers and also be able to satisfy the consumers will win the competition. The more competitive an industry, the ability of the market orientation of the company will be more crucial. The importance of marketing concepts and market orientation as its implementation has been the subject of research experts. One of them Narver and Slater (1990), which argued that the market orientation, which involved three components of behavior, namely customer orientation, competitor orientation and two decision criteria, longterm focus interfunctional coordination and profitability, is a business philosophy that are considered effective and efficient to create behaviors needed to create superior value for buyers who ultimately will affect the sustainable business performance. The fact of pilot interviews' results with some consumers and owners showed that there are still many complaints of consumers and owners to researchers from the availability of products that are always exhausted, the incompatibility of the services provided, as well as owned capital is still lacking, so that competitors who has more product will be more earn the trust of consumers, and a common problem is a decreased product sales growth, which many customers switch to competitors, it makes a turnover Stores Devy decreased. Supposedly by applying proper marketing performance factors will increase sales turnover, increase customer. Keywords: Market Performance, Market Orientation PENDAHULUAN Pada era globalisasi sekarang ini, kondisi persaingan usaha, baik pasar domestik maupun pasar internasional sangat ketat. Perusahaan ingin berkembang atau sekedar bertahan dalam satu lingkungan bisnis, harus dapat memberikan sesuatu, baik barang maupun jasa, yang bernilai lebih tinggi dari pesaing. Nilai lebih ini tidak hanya diukur dengan moneter (misalnya Orintasi Pasar lebih murah), namun juga kualitas, pelayanan, dukungan, dan lain lain, sesuai dengan prinsip dasar pemasaran yang berorientasi kepada pelanggannya (customer oriented). Tujuannya adalah untuk mempertahankan kinerja pemasaran yang berkelanjutan (sustainable marketing). Dasar dari kesuksesan jangka panjang bisnis adalah sustainable competitive advantage yang terjadi ketika sebuah bisnis mampu memberikan superior value pada pelanggannya secara konsisten. Selain orientasi pasar dan kelengkapan produk, keberhasilan pemasaran perusahaan sebagian tergantung pada seberapa besar kekuatan yang dibentuk dan berkembang dalam model saluran penjualan yang dikembangkan dan digunakan (Ansary & Stern, 1972 dalam
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
Ferdinand 2004). Faktor lingkungan ini merupakan salah satu aspek yang cukup penting dalam manajemen pemasaran terutama karena tujuan pemasaran secara langsung maupun tidak langsung adalah untuk melancarkan arus perpindahan barang dari produsen ke konsumen. Orintasi Pasar, orientasi pasar merupakan upaya-upaya yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan dan menggunakan informasi dari pelanggan, membangun dan menerapkan strategi yang responsif terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan, memahami kekuatan dan kelemahan jangka pendek pesaing dan kapabilitas jangka panjang serta strategi yang dimiliki oleh pesaingnya, dan koordinasi dari seluruh karyawan dan sumber daya lain untuk menciptakan nilai pelanggan. (Never dan Slater 1990). Kelengkapan Produk adalah merupakan hal-hal yang menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana pendukung serta pelayanan komplementer lainnya Variabel kelengkapan produk merupakan unobserved variable, Keistimewaan Swatha dan Irawan (2002). Lingkungan diartikan sebagai derajad perubahan dan ketidak stabilan ling-
1
kungan dalam toko sembako yang sulit diprediksi. (Hadjimanolis 2000, p.238) Kinerja Pemasaran, kinerja pemasaran merupakan dampak dari tingkat orientasi pasar dan hubungan kerja sama dari perusahaan produsen dengan distributor dalam memasarkan produk. Variabel kinerja pemasaran merupakan unobserved variable, yang dijelaskan dalam 3 proksi, yaitu: (1) pertumbuhan penjualan Produk, (2) pertumbuhan pelanggan, (3) omzet penjualan (Narver dan Slater 1994). Toko Sembako Devy di Desa Loa Ulung Kecamatan Tenggarong Seberang merupakan sebuah usaha sembako yang didirikan pada tahun 2010 oleh bapak Subiantoro dan beralamatkan di Desa Loa Ulung Kecamatan Tenggarong Seberang. Dalam usaha untuk meningkatkan kinerja pemasaranya, langkah yang ditempuh adalah dengan menyesuaikan Orintasi Pasar antara jasa yang dijual dengan pelayaanan yang diberikan, melengkapi Kelengkapan Produk yang dimiliki seperti penambahan lemari produk, dan troli Lingkungan penyimpanan barang, selain itu langkah yang ditempuh dan Lingkungan seperti kebersihan Lingkungan usaha, Lingkungan parkir
Sumber :
yang cukup, penataam interior yang menarik dan sebagainya. Kenyataan dari hasil pra wawancara dengan beberapa konsumen dan pemilik menunjukan bahwa masih banyak keluhan – keluhan yang disampaikan konsumen dan pemilik kepada peneliti mulai dari ketersediaan produk yang selalu habis, tidak sesuainya pelayanan yang diberikan, serta modal yang dimiliki masih kurang, sehingga pesaing yang lebih banyak produk akan lebih mendapat kepercayaan dari konsumen, dan masalah yang sering terjadi yaitu partumbuhan penjualan produk yang menurun, Pelanggan yang banyak berpindah ke pesaing, hal tersebut membuat omzet Toko Devy menurun. Seharusnya dengan menerapkan faktor - faktor kinerja pemasaran yang tepat akan meningkatkan omzet penjualan, meningkatkan pelanggan. Kerangka Teori / Tinjuan Pustaka Kerangka pemikiran bertujuan untuk lebih memudahkan dalam pemahaman dan interpretasi dan penelitian, oleh karena itu kerang-ka pemikiran dalam penulisan ini adalah
Orintasi Pasar Oleh (Never dan Slater 1990) Kelengkapan Produk oleh Swatha dan Irawan (2002) Lingkungan, (Hadjimanolis 2000, p.238) Kinerja Pemasaran (Naver dan Slater 1994) Diolah oleh Peneliti 2014.
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
2
Berdasarkan pada permasalahan di pendahuluan yaitu menunjukan bahwa masih banyak keluhan – keluhan yang disampaikan konsumen kepada peneliti mulai dari ketersediaan produk yang selalu habis, tidak sesuainya pelayanan yang diberikan, serta modal yang dimiliki masih kurang. Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka penulis menarik suatu hipotesis sebagai berikut: 1. Bahwa orintasi pasar, kelengkapan produk, lingkungan berpengaruh terhadap kinerja pemasaran pada Toko Sembako Devy di Desa Loa Ulung Kecamatan Tenggarong Seberang. 2. Bahwa variabel kelengkapan produk mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap kinerja pemasaran pada Toko Sembako Devy di Desa Loa Ulung Kecamatan Tenggarong Seberang. BAHAN DAN METODE Tempat dan Populasi Sampel pada Penelitian ini akan dilaksanakan selama 10 hari yang datang pada Toko Sembako Devy di Desa Loa Ulung Kecamatan Tenggarong Seberang, dalam sehari peneilti melakukan penelitian terhadap 7 orang sehingga populasi dihitung berdasarkan konsumen yang datang selama periode tersebut sebanyak 70 orang. Karena Populasi sebanyak 70 orang maka sampel yang diambil seluruhnya adalah sebanyak 70 orang. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis Analisis data merupakan bagian yang penting dalam periode metode ilmiah, karena dengan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Secara umum data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan Analisis Regresi Berganda, menurut Sugiyono (2007:290) untuk menguji pengaruh beberapa variabel bebas dengan variabel terikat adalah: Y= a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e (Sugiyono, 2005;270) Dimana : Y = a = b1 b2 b3 = X1 = X2 = X3 = e =
Kinerja pemasaran Konstanta Koefisien regresi parsial Orintasi pasar Kelengkapan Produk Lingkungan Standar eror
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
Uji F dan Uji t Tujuan uji F untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas yang digunakan mampu menjelaskan variabel tidak bebasnya, atau dapat diartikan apakah model regresi berganda yang digunakan sesuai atau tidak. Syarat pengujiannya adalah : Jika F hitung > F tabel maka hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1) diterima, berarti dapat dikatakan bahwa variasi dan model regresi linier berganda mampu menjelaskan pengaruh variabel bebasnya secara keseluruhan terhadap variabel tidak bebasnya sebaliknya Jika F hitung < F tabel maka hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (H1) ditolak. Artinya variasi dari model regresi linier berganda tidak mampu menjelaskan pengaruh variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel tidak bebasnya. Untuk membuktikan kebenarannya hipotesis kedua digunakan uji t yaitu menguji kebenaran koefisien regresi partial. Syarat pengujian uji parsial : Jika t hitung < t tabel maka hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak dalam keadaan demikian ini berarti variabel bebasnya kurang dapat menjelaskan variabel tidak bebasnya. Jika t hitung > t tabel maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H0 diterima. Artinya variabel bebasnya mampu menjelaskan variabel tidak bebasnya. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur. Validitas ini menyangkut akurasi instrumen, untuk mengetahui kuisioner itu valid/sahih, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item pertanyaan dengan skor total kuisioner tersebut. Adapun teknik korelasi yang biasa dipakai adalah teknik korelasi product moment. Untuk item-item pertanyaan yang tidak valid harus dibuang atau tidak dipakai sebagai instrumen pertanyaan. Reliabilitas/keterendalan adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil penelitian tersebut konsisten jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama. Untuk diketahui bahwa perhitungan /uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan-pertanyaan
3
yang sudah memiliki atau memenuhi syarat uji validitas maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang telah disajikan sebelumnya dengan menggunakan alat – alat analisis yaitu regresi linier berganda, analisis korelasi berganda, uji hipotesis dengan menggunakan uji F (serentak) dan uji t (parsial) dengan menggunakan program bantu SPSS versi 17.0 dapat dikemukakan hasil analisis koefisien regresi berganda dengan persamaan : Y = 4,345 + 0,044 X1 + 0,173X2 + 0,288X3 Berdasarkan persamaan diatas, maka diartikan setiap perubahan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, jika meningkat sebesar satu satuan, maka setiap variabel akan meningkat demikian pula sebalik-nya, dengan asumsi variabel yang lainya konstan atau tetap. Nilai R menunjukan angka sebesar 0,764. Hal ini berarti ketiga variabel independen secara bersama – sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen sebesar 0,764 atau sebesar 76,40%. Pengaruh ini termasuk dalam kategori atau interpretasi yang kuat, Nilai R Square menunjukan angka sebesar 0,470. Hal ini berarti nilai rata – rata variabel Kinerja Pemasaran di pengaruhi oleh ketiga variabel bebas sebesar 0,470 sedangkan sisanya 0,470 (100 – 47 % = 53 %) dipengaruhi oleh variabel lain diluar ketiga variabel dalam penilitian ini. Adapun secara teoritis kemungkinan variabel lain yang mempengaruhi kinerja antara lain adalah Pesaing, Pelayanan, Promosi dan lain – lain. Uji F dan Uji t Hasil uji ANOVA yang dilakukan diperoleh F hitung sebesar 3,646 bila dibandingkan dengan nilai F tabel = 2,74 yang berasal dari df3 = 70. Dengan tingkat signifikan ,000 yang lebih kecil dari tingkat probabilitas (0,10). Berdasarkan uji Hipotesis jika F hitung > F tabel atau 3,646 > 2,74. Maka Hipotesis di terima. Atau dapat dikatakan bahwa faktor – faktor Orintasi Pasar, Kelengkapan Produk, Lingkungan secara bersama – sama berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran pada Toko Sembako Devy di Desa Loa Ulung Kecamatan Tenggarong Seberang Hasil perhitungan di peroleh nilai uji t hitung variabel Orintasi Pasar sebesar 1,453 dengan signifikan 0,104 > 0,10 (α = 10%), nilat t tabel
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
yang diperoleh 70 – 3 -1 = 66 maka angka t table adalah 1,669, maka t hitung < t tabel. Artinya variabel Orintasi Pasar berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Pemasaran. Hasil perhitungan di peroleh nilai uji t hitung variabel Kelengkapan Produk sebesar 1,760 dengan signifikan 0,145 > 0,10 (α = 10%), nilat t table yang diperoleh 70 – 3 -1 = 66 maka angka t table adalah 1,669, maka t hitung > t tabel. Artinya variabel kelengkapan produk berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Pemasaran. Hasil perhitungan di peroleh nilai uji t hitung variabel lingkungan sebesar 1,906 dengan signifikan 0,260 > 0,10 (α = 10%), nilat t table yang diperoleh 70 – 3 -1 = 66 maka angka t table adalah 1,669, maka t hitung > t tabel. Artinya variabel lingkungan berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Pemasaran. Dari pengujian secara parsial tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa variabel lingkungan berpengaruh dominan, hal ini dibuktikan oleh nilai t hitung terbesar 1,906 > t tabel 1,66, dan didukung nilai signifikan 0,260 > 0,10. Maka Hipotesis yang kedua Bahwa variabel Kelengkapan Produk mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap Kinerja Pemasaran pada Toko Sembako Devy di Desa Loa Ulung Kecamatan Tenggarong Seberang. Di Tolak karena tidak terbukti kebenarannya. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat diambil berdasarkan hasil analisis data tentang variable orintasi pasar, kelengkapan produk, lingkyngan terhadap kinerja pemasaran yaitu sebagai berikut 1. Variabel Orintasi Pasar X1 diperoleh nilai sebesar 1,453 menyatakan bahwa variabel orintasi pasar akan meningkatkan variabel Kinerja Pemasaran sebesar 1,453. Sehingga variable orintasi pasar mempunyai pengaruh yang signifikan karena tingkat signifikan yang dihasilkan sebesar 0,104 > α=0,10, pada variable ini menunjukkan bahwa orintasi pasar mempunyai pengaruh terhadap kinerja pemasaran 2. Variabel Kelengkapan Produk X2 diperoleh sebesar 1,760 menyatakan bahwa variabel kelengkapan produk akan meningkatkan variabel Kinerja Pemasaran sebesar 1,760. Sehingga variable kelengkapan produk mempunyai pengaruh yang signifikan karena tingkat signifikan yang dihasilkan sebesar 0,145 > α = 0,10, pada variable ini menunjukkan bahwa variable kelengkapan
4
produk mempunyai pengaruh terhadap kinerja pemasaran 3. Variabel Lingkungan X3 di peroleh angka sebesar 1,906 menyatakan bahwa variabel lingkungan akan meningkatkan variabel Kinerja Pemasaran sebesar 1,906. Sehingga variable lingkungan mempunyai pengaruh yang signifikan, Karena tingkat signifikan yang dihasikan sebesar 0,260 > α=0,10, sehingga variable ini mempunyai pengaruh terhadap kinerja pemasaran. 4. Hipotesis pertama menunjukkan hipotesis diterima karena variable orintasi pasar, kelengkapan produk, dan lingkungan yang digunakan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pemasaran. 5. Hipotesis kedua yang menduga kelengkapan produk mempunyai pengaruh paling dominan tidak terbukti kebenaranya/ditolak DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari, 2007, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edis Revisi, Cetakan Keempat, Alfabeta, Bandung Assauri, Sofjan, 1999, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep, dan Strategi, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. Astrid Orsini Depary, 2010, Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pemasaran di Stasiun Pengisian Bahan bakar Untuk Umum (SPBU) Semarang. Skripsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Diponogoro Semarang. Bangun, Wilson, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Erlangga Cravens, David. W, 1994, Pemasaran Strategi, Erlangga
JEMI Vol 14/No 1/Juni/2014
Day, G.S., 1994, The Capabilities of MarketDriven Organizations, Journal of Marketing, 58(4), 37-52 Eryanafita Ismawanti, SE NIM, 2008, Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pemasaran Dengan Faktor Lingkungan Sebagai Faktor Moderat. Skripsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas DiPonogoro Semarang Engel, James F.,et al,. 1995. Perilaku Konsumen, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ferdinand A, (2000). Structural Equation Modelling Dalam Peneltian Manajemen. Edisi 2, Seri Pustaka Kunci 03/BP UNDIP Frese, Brantjes dan Hoorn, 2002, “Psychological Success Factors of Small Scale Businesses in Namibia: The Roles of Strategy Process, Entrepreneurial Orientation and The Environment”,Journal of Developmental Entrepreneurship, Vol. 7, No. 3. Ferdinand A, Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2004 Gaspersz, V. 1997a. Manajemen Kualitas Dalam industry jasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hadjimanolis, Athanasios, 2000, “An Investigation of Innovation Antecedents in Small Firms in the Context of Small Developing Country”,R&DManagement, Vol. 30, p. 235-245.
5