PERSEPSI GURU SMP DAN SMA SE-KABUPATEN LAHAT TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU Oleh: Ferza Afriansyah Umi Chotimah Kurnisar (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru SMP dan SMA seKabupaten Lahat terhadap pelaksanaan uji kompetensi guru. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMP dan SMA yang mengikuti uji kompetensi guru tahun 2015 dengan jumlah 1694 orang. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel probabilitas yaitu cluster sampling dengan menjadikan kecamatan sampel kelas kemudian dilanjutkan dengan disproportionate stratified random sampling yang berjumlah 209 orang guru. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, angket dan wawancara. Untuk analisis data menggunakan statistic deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa persepsi guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat mempunyai persepsi yang positif terhadap pelaksanaan uji kompetensi guru dengan persentase skor rata-rata 77.4% dari persentase yang diharapkan (100%). Kata-kata kunci: Persepsi guru, SMP dan SMA, Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru, Kabupaten Lahat. Abstract: This study aimed to know the perception of teachers in junior high school and senior high school Lahat on the implementation of teacher competency tests. The population of this study was junior high school and senior high school teachers who did the competency test in 2015 with total number of 1694 people. The sampling technique was a probability sampling, a cluster sampling with sample districts make class followed by disproportionate stratifiet random sampling which totaled 209 teachers. The data were collected through documentation, questionnaires and interviews. For the data were analyzed using descriptive statistics. Based on the results of the data analysis, it can be conclueded that the perception of junior high school and senior high school teachers in Lahat regency responded positively to the
Page 1
implementation of teacher competency tests with total percentage score 77.4% out of the expected percentage (100%). Key words: Perception teacher, Junior high school and Senior high school, Implementation of the Teacher Competency Test, Lahat Regency.
PENDAHULUAN Uji Kompetensi Guru (UKG) merupakan sarana pembinaan bagi guru dalam meningkatkan kompetensi dan kualitas guru. Berkaitan dengan program tersebut, pemetaan kompetensi yang secara detail menggambarkan kondisi objektif guru dan merupakan informasi penting bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait dengan materi dan strategi pembinaan yang dibutuhkan oleh guru. Pemetaan kompetensi guru tersebut dapat diperoleh melalui UKG. Setiap guru profesional harus memenuhi syarat sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan, tetapi di pihak lain juga mengemban sejumlah tanggung jawab dalam bidang pendidikan. Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40 (Saufa, 2014:35) dinyatakan bahwa Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh : pembinaan karir sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;
kesempatan menggunakan sarana,
prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Pembinaan di atas sangat dibutuhkan oleh guru. Guru membutuhkan pelatihan profesional untuk menambah wawasan dan meningkatkan keterampilan mereka. Brand dalam Mulyasa (2009:9) mengungkapkan bahwa hampir semua usaha reformasi pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan penerapan metode pembelajaran tergantung pada guru. Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 (Sujanto, 2009:100) tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial dan profesional. Pelaksanaan UKG merupakan salah satu wujud implementasi dari
Page 2
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dalam mencapai keprofesionalannnya sebagai penyandang profesi guru. Kondisi dan situasi yang ada menjadi sebab masing-masing guru memiliki perbedaan kompetensi
yang
dalam
penguasaan
disyaratkan. Oleh karena itu, skema yang akan dilakukan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengukur profesionalisme guru dengan pengukuran akademis dilakukan secara rutin setiap tahun yaitu dengan menyelenggarakan UKG. UKG telah dilakukan sejak tahun 2012 bagi guru yang akan mengikuti sertifikasi guru. Mulai tahun 2015 ini UKG secara periodik akan dilakukan untuk mengukur dan pemetaan kompetensi guru. Tujuannya untuk mengetahui level kompetensi individu guru dan peta penguasaan
guru pada
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Pelaksanaan UKG difokuskan pada identifikasi kelemahan guru dalam penguasaan kompetensi pedagogik dan profesional. Pada pelaksanaan UKG 10 sampai 19 November 2015 lalu dengan jumlah peserta adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Data Peserta Uji Kompetensi Guru 10-19 November 2015 Kabupaten Lahat No 1 2
Guru SMP SMA
Jumlah Sumber : ICTDISDIKLAHAT diolah, tahun 2015.
Peserta 1046 648 1694
Penelitian ini memfokuskan pada pelaksanaan uji kompetensi untuk guru SMP dan SMA di Kabupaten Lahat dengan jumlah 1694 orang guru yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat tahun 2015. Dari hasil studi pendahuluan peneliti di Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat melalui wawancara pada tanggal 7 Desember 2015 terhadap panitia penyelenggara UKG dinas pendidikan diketahui bahwa masih terdapat kendala-kendala seperti masih terdapat guru yang belum memahami mengoprasikan komputer, terdapat juga ketidaksesuaian tes yang diujikan terhadap guru dan guru masih mengalami masalah dalam hal verifikasi data peserta UKG, sehingga mengakibatkan masih terdapat guru
Page 3
yang belum bisa mengikuti uji kompetensi tersebut dan akan mengikuti UKG susulan. Dari data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat bahwa guru yang mengikuti tes UKG pada tanggal 10 sampai dengan 19 November 2015 lalu masih banyak guru yang belum lulus uji kompetensi dari jumlah total seluruh peserta mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan SMK hanya 12.4 % saja yang lulus UKG artinya 87.6 % guru yang belum lulus tersebut akan mengikuti UKG periode selajutnya. Mengenai pelaksanaan UKG tersebut melalui wawancara tidak terstruktur peneliti mewawancarai beberapa guru SMP dan SMA di kabupaten Lahat dengan menanyakan beberapa pertanyaan terkait UKG dan mekanisme pelaksanaanya terdapat tanggapan yang beragam dari guru, setiap guru memiliki pandangan sendiri terhadap UKG tersebut yaitu masih terdapat peserta UKG yang tidak setuju, peserta UKG beranggapan UKG tidak bermanfaat bagi guru melainkan menambah beban bagi guru, menghabiskan waktu bagi guru yang dari daerah yang jauh dari tempat tes UKG dan tidak setuju karena tidak bisa mengoprasikan komputer. Sementara bagi peserta yang setuju dengan UKG beranggapan UKG baik bagi guru untuk meningkatan kemampuannya sebagai guru karena dengan UKG guru harus belajar lebih baik lagi agar dapat lulus UKG, ada guru yang setuju dengan UKG tapi tidak secara online karena guru masih banyak yang tidak bisa mengikuti UKG dengan baik disebabkan kurang memahami komputer dan ada juga guru yang beranggapan bahwa UKG penting bagi guru karena dapat menjadi bahan perbaikan dari guru itu sendiri. Fakta di atas membuktikan bahwa pelaksanaan UKG perlu mendapatkan perhatian serius serta kematangan pada pelaksanaan proses dan program yang telah disusun dan dirancang oleh pemerintah guna meningkatkan kualitas guru dan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan dari uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui Persepsi Guru SMP dan SMA Se-Kabupaten Lahat Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah persepsi guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat terhadap Page 4
pelaksanaan UKG ?”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat terhadap pelaksanaan UKG. Hasil penelitian ini diharapak dapat memberikan manfaat baik secara teoritis yaitu dapat mendukung teori-teori mengenai persepsi dan kompetensi profesi guru, maupun secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Lahat dan guru SMP dan SMA di Kabupaten Lahat.
METODELOGI PENELITIAN Pada penelitian ini terdapat satu variabel yaitu persepsi guru SMP dan SMA seKabupaten Lahat terhadap pelaksanaan UKG. Selanjutnya dalam penelitian ini terdapat empat indicator yaitu sosialisasi dan koordinasi UKG, konfirmasi dan validasi, pelaksanaan UKG dan fasilitas UKG. Adapun populasi pada penelitian ini berjumlah 1694 orang dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 209 orang guru berdasarkan keikutsertaan dalam pelaksanaan uji kompetensi guru tahun 2015. Sampel tersebut diperoleh dengan menggunakan teknik pengambilan sampel probabilitas yaitu cluster sampling dengan menjadikan sampel kelas adalah kecamatan, dan terdapat 21 kecamatan yang menjadi populasi penelitian,. Kemudian, dalam sampel kelas dilakukan pemilihan sampel berlapis berdasarkan kategori tertentu, dalam penelitian ini kategorinya adalah tingkatan sekolah yaitu SMP dan SMA. Untuk menentukan sekolah-sekolah yang akan menjadi sampel penelitian, peneliti melakukan pengambilan sampel secara acak dengan menggunakan undian setiap kecamatan mewakili satu SMP, dan satu SMA, sesuai dengan data populasi. Selanjutnya karena sampel dalam penelitian ini berstrata dan tidak proporsional maka dilanjutkan dengan teknik sampel dengan menggunakan disproportionate stratified random sampling. Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu teknik dokumentasi, teknik kuesioner atau angket dan teknik wawancara sebagai data pendukung, dua teknik
Page 5
analisis instrument yaitu validitas angket dan reliabilitas angket. Adapun uji instrument tersebut yaitu Uji validitas akan dianalisis dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 22.0. Jika Corrected Item-Total Correlation < nilai signifikansi, maka instrumen dinyatakan tidak valid. Jika Corrected Item-Total Correlation > nilai signifikansi, maka instrumen dinyatakan valid dan r product momen untuk taraf kesalahan
(α) = 5%. Jika diketahui N = 199, dengan nilai signifikansi (Sig) = 0.138
dan Corrected Item-Total Correlation > nilai signifikansi, maka item valid. Berdasarkan perhitungan dari 35 item didapatkan semua item valid sehingga instrument penelitian berupa angket dapat digunakan. Selanjutnya pada uji reliabilitas, koefisien reabilitas yang diperoleh Cronbach's Alpha = .751. Jadi reliabilitas data tes tersebut dengan koefisien alpha signifikan 5% dimana Cronbach's Alpha = .751 > nilai signifikansi .138. Ini berarti instrumen yang peneliti gunakan reliabel.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14 September 2016 sampai dengan 04 Oktober 2016 dilakukan di SMP dan SMA Se-Kabupaten Lahat. Dari hasil dokumentasi bahwa pada pelaksanaan UKG 10 sampai 19 November 2015 jumlah peserta guru SMP yaitu 1046 orang dan peserta guru SMA sebanyak 648 orang dari 105 sekolah SMP dan SMA dan 21 keccamatan. Hasil kuisioner yang diberikan kepada guru sebagai sampel, dimana pada awalnya sampel pada penelitian ini berjumlah 209 orang guru yang mengikuti UKG tahun 2015 di Kabupaten Lahat. Namun setelah dilkukan penelitian didapatkan data bahwa terdapat tiga orang guru yang sudah pindah, satu orang telah meninggal dunia,dua orang cuti melahirkan dan empat orang guru lagi dikarenakan sekolah telah berganti kecamatan yaitu SMPN 2 Pajar Bulan Menjadi SMP 1 Suka Merindu berdasarkan surat keputusan Bupati Lahat Nomor 364/KEP/PENDIK/2014 tentang penyesuaian penomoran pada SD dan SMP negeri di wilayah Kabupaten Lahat. Sehingga sampel guru dalam penelitian ini menjadi berjumlah 199 orang guru yang tersebar di 21 kecamatan. Page 6
Dalam penelitian ini angket yang digunakan peneliti berjumlah 35 item pernyataan yang disebarkan kepada 199 orang responden. Menurut Sugiyono (2015: 137) mengemukakan bahwa untuk keperluan analisis kuantitatif, alternatif jawaban pada angket dapat diberikan skor sebagai berikut: Tabel 1 Klasifikasi Pernyataan dan Skor Nilai Pernyataan Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Skor Positif 4 3 2 1
Skor Negatif 1 2 3 4
Sumber : Sugiyono (2015: 137), diolah tahun 2016.
Adapun tujuan dari penyebaran kuisioner ini adalah untuk mengetahui persepsi guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat terhadap pelasanaan UKG, yang diukur melalui empat indikator yaitu sosialisasi dan koordinasi UKG, konfirmasi dan validasi, pelaksanaan UKG dan fasilitas UKG. Pada pengolahan data kuisioner hasil penelitian ini menggunakan penghitungan pengolahan data melalui rumus frekuensi relatif (P = F/N x 100%). Setelah dilkukan pengolahan data angket, hal yang dilakukan peneliti selanjutnya analisis data hasil angket. Dalam penelitian ini analisis data menggunakan statistic deskriptif. Menurut Sugiyono (2015: 138) menyatakan analisis data interval juga dapat dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skor setiap jawaban dari responden. Selanjutnya digambarkan secara kontinum sehingga diketahui rata-rata jawaban responden dan diambil kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Selanjutnya untuk melihat persepsi guru SMP dan SMa se-Kabupaten Lahat terhadap pelaksanaan UKG dengan menggunakan empat indikator di dapatkan data sebagai berikut:
Page 7
Tabel 2 Rata-Rata Persepsi Guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat terhadap pelaksanaan UKG No Indikator Persentase Keterangan Skor (%) Persepsi 1 Sosialisasi dan Koordinasi UKG 81.4 Positif 2 Konfirmasi dan Validasi 74.7 Positif 3 Pelaksanaan UKG 75.2 Positif 4 Fasilitas UKG 78.3 Positif Rata-rata 77.4 Positif Sumber : data primer diolah, tahun 2016
Dalam penelitian ini penghitungan penentuan skor pada kriteria obyektif pada rekapitulasi persepsi guru SMP dan SMA Se-Kabupaten Lahat terhadap pelaksanaan UKG dengan tiga puluh lima pernyataan adalah sebagai berikut : Jumlah skor tertinggi
= skor tertinggi x jumlah pernyataan (4 x 35 = 140) = 140/140 x 100% =100%
Jumlah skor terendah
= skor terendah x jumlah pernyataan (1 x 35 = 35) = 35/140 x 100% = 25%
Range (R)
= skor tertinggi – skor terendah (100%-25% = 75%)
Kategori (K)
= 2 (kriteria yang disusun pada kriteria objektif suatu variabel yaitu positif dan negatif)
Interval (I)
= R / K (75%/2 = 37.5%)
Skor Penilaian
= skor tertinggi – Interval (100%-37.5% = 62.5%)
Dari penghitungan di atas, didapatkan kriteria interpretasi skor persentase sebagai berikut : persepsi positif jika nilai yang didapatkan ≥ 62.5% dan persepsi negatif jika nilai yang didapatkan ≤ 62.5%.
Skor terendah
25%
Skor penilaian
62,5%
77,4%
Skor teringgi
100%
Page 8
Berdasarkan tabel 3.2 di atas diketahui bahwa guru SMP dan SMA mempunyai persepsi positif terhadap pelaksanaan UKG, terlihat dari persentase skor yang didapat yaitu 77.4% (> 62.5%) dari persentase yang diharapkan (100%). Selanjutnya setelah melakukan wawancara tidak terstruktur terhadap staf Dinas Pendidikan bagian program di dapatkan hasil jawaban dari 12 pertanyaan terkait dengan pelaksanaan UKG tahun 2015 di Kabupaten Lahat dapat dilihat bahwa pelaksanaan UKG tahun 2015 di Kabupaten Lahat tersebut telah dilaksanakan dengan sebagimana pedoman pelaksanaa atau ketentuan yang ditetapkan mulai dari sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat telah dilakukan sosialisasi sesuai dengan prusedur pelaksanaan UKG 2015 ketika peneliti bertanya mengenai bagaimana sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat?, responden menjawab bahwa sosialisasi telah dilakukan sebagaimana dengan petunjuk teknis pelaksanaan sesuai dengan pedoman pelaksanaan UKG 2015, informasi terkait dengan pelaksanaan UKG telah disampaikan kepada guru baik melalui papan pengumuman, surat edaran maupun dengan melalui media lainnya seperti internet, konfirmasi dan validasi data telah dilakukan, data guru peserta telah dilakukan validasi dan dikonfirmasi untuk kesalahan data, data yang diberikan sebelum mengikuti UKG telah dilakukan validasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat. ketika peneliti bertanya mengenai teknis pelaksanaan UKG responden telah menyampaikan bahwa teknis pelaksanaan telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman pelaksanaan UKG 2015, misalnya pertanyaan yang berkaitan dengan pendampingan untuk peserta tuna netra, peneliti menanyakan apakah ada peserta yang berkebutuhan khusus atau tuna netra yang mengikuti UKG 2015?, kemudian dijawab tidak ada peserta yang berkebutuhan khusus mengikuti UKG 2015, selanjutnya untuk memastikan jawaban responden peneliti bertanya lagi dengan hal yang berkaitan, apakah dinas pendidikan Kabupaten Lahat memberikan pendampingan?, responden menjawab Dinas pendidikan memberikan pendampingan tapi untuk yang sakit dan untuk yang tuna netra tidak ada peserta, dari hal ini dapat disimpulkan bahwa peserta yang berkebutuhan khusus atau tuna netra memang benar tidak ada. Mengenai Page 9
fasilitas UKG 2015 responden menyatakan bahwa fasilitas mendukung pelaksanaan sebab sebelum menetapkan tempat telah dilakukan verifikasi terlebih dahulu. Dari hasil wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan UKG 2015 telah dilaksanakan dengan pedoman pelaksanaan.
Pembahasan Berdasarkan uraian dari data hasil penelitian, jika dilihat berdasarkan empat indikator yang digunakan sebagai tolak ukur peneliti dapat diketahui untuk indikator pertama yaitu sosialisasi dan koordinasi UKG memperoleh rata-rata persentase 81.4% memperlihatkan bahwa persepsi guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat terhadap sosialisasi dan koordinasi UKG adalah positif artinya dalam hal sosialisasi dan koordinasi UKG telah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat sebagaimana sejalan dengan Sani dan Kurniasi (2015: 103) mengemukakan bahwa Dinas Pendidikan Provinsi mengkoordinasikan pelaksanaan UKG dengan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota.
Sedangkan
Dinas
Pendidikan
Kabupaten/Kota
melakukan beberapa hal yaitu sebagai berikut: 1. Menjelaskan maksud dan tujuan UKG kepada para guru di wilayah masing-masing. 2. Menyusun daftar guru yang memenuhi persyaratan ikut UKG. 3. Bersama LPMP menetapkan sekolah yang memenuhi syarat sebagai tempat UKG online. 4. Bersama LPMP menetapkan lokasi UKG bagi guru peserta uji kompetensi online. Dari pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa dalam menyampaikan informasi tentang pelaksanaan UKG tersebut memerlukan sosialisasi dan koordinasi semua unit yang terkait dalam pelaksanaan UKG mulai dari koordinasi dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota hingga kesemua guru. Kedua yaitu konfirmasi dan validasi UKG memperoleh rata-rata persentase 74.7% memperlihatkan bahwa persepsi guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat terhadap konfirmasi dan validasi adalah positif artinya dalam hal konfirmasi dan validasi telah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat sebagaimana dinyatakan dalam
Page 10
Pedoman UKG (2015:14) menyatakan bahwa konfirmasi dan validasi data peserta UKG wajib dilakukan untuk memastikan kebenaran data. Validitas data peserta ini sangat diperlukan untuk menentukan mata uji masing-masing peserta. Konfirmasi dan validasi data peserta merupakan tanggung jawab PPPPTK/ LPPPTK
KPTK/ LPPKS/ LPMP
bekerja
sama
dengan
Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota. Indikator Ketiga yaitu Pelaksanaan UKG memperoleh rata-rata persentase 75.2% memperlihatkan bahwa persepsi guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat terhadap Pelaksanaan UKG adalah positif artinya dalam hal Pelaksanaan UKG telah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Lahat
sebagaimana
dikemukakan oleh Sani dan Kurniasih (2015: 95) menyatakan bahwa UKG dilaksanakan menggunakan dua sistem yaitu paper-pencil-test dan sistem ujian online. Selanjutnya indikator keempat yaitu fasilitas UKG memperoleh rata-rata persentase 78.3% memperlihatkan bahwa persepsi guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat terhadap fasilitas UKG adalah positif artinya dalam hal fasilitas UKG telah dipenuhi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat sebagaimana dikemukakan oleh Sani dan Kurniasi (2015: 96) tempat UKG dilakukan verifikasi untuk memastikan seluruh perangkat yang tersedia sesuai dengan ketentuan dan koneksi internet dapat berjalan dengan lancar. Melihat dari empat indikator yang menjadi tolak ukur peneliti dengan 35 pernyataan memperlihatkan bahwa persepsi guru SMP dan SMA seKabupaten Lahat terhadap pelaksanaan UKG memperoleh rata-rata persentase 77.4% dari persentase yang diharapkan (100%). Jika lihat dari rata-rata skor tersebut maka berarti guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat memberikan persepsi positif terhadap pelaksanaan UKG. Ini menunjukkan dari persepsi guru SMP dan SMA seKabupaten Lahat, menyatakan bahwa pelaksanaan UKG yang ditinjau dari indikator sosialisasi dan koordinasi UKG, konfirmasi dan validasi UKG, pelaksanaan UKG dan fasilitas UKG. Semakin positif persepsi guru SMP dan SMA yang terbentuk mengenai pelaksanaan UKG, maka akan semakin baik pula pelaksanaan program pemetaan kompetensi tersebut atau yang disebut UKG dalam menggambarkan
Page 11
kondisi objektif guru agar dapat pula mengambil kebijakan yang baik dan sesuai dengan materi dan strategi pembinaan yang dibutuhkan oleh guru. Melihat bahwa pentingnya pembinaan terhadap guru maka dibutuhkan cara atau strategi tertentu untuk meningkatkan kualitas guru. Hal ini sejalan dengan Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40 (Saufa, 2014:35) dinyatakan bahwa Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh : pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;
kesempatan
menggunakan sarana, prasarana, dan
menunjang
fasilitas
pendidikan
untuk
kelancaran pelaksanaan tugas. Pembinaan di atas sangat dibutuhkan oleh guru. Guru
membutuhkan pelatihan profesional untuk menambah wawasan dan
meningkatkan keterampilan mereka. Brand dalam Mulyasa (2009:9) mengungkapkan bahwa hampir semua usaha reformasi pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan penerapan metode pembelajaran tergantung pada guru. Pendapat yang disampaikan oleh Janawi (2011:10-11), menjelaskan bahwa salah satu komponen yang harus diperhatikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah guru, karena dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar. Hal tersebut dikarenakan guru adalah “garda terdepan” dalam pelaksanaan pendidikan. Sehubungan hal tersebut perlu diperhatikan upaya-upaya dalam memaksimalkan fungsi dan peran strategis guru yang meliputi hak dan kewajiban guru sebagai tenaga profesional, pembinaan dan pengembangan profesi guru. Dalam hal ini peningkatan kualitas guru dimulai dengan pemetaan kompetensi atau yang disebut dengan UKG dengan hasil tersebut dapat diketahui cara atau strategi yang bagaimana yang akan dilakukan untuk peningkatan kualitas guru tersebut, terkait dengan hal ini bukan hanya di Negara Indonesia saja hal semacam ini dilaksanakan misalnya di Negara lain juga di laksanakan hanya saja dalam sistem yang berbeda atau
cara
yang
berbeda
dengan
Indonesia
Sert,
C.
(2015)
http://www.sciencedirect.com/ dalam jurnal dengan judul “The role of teacher field knowledge test on teachers’ knowledge” uji bidang pengetahuan untuk guru sekolah negeri di Turki merupakan ujian untuk guru bidang pengetahuan sehingga sebelum Page 12
menjadi guru sekolah negeri harus mengikuti uji tersebut, dari ujian ini guru berpendapat bahwa itu adalah implementasi yang baik dari yang di nilai dari bidang mereka sendiri, namun harus di tingkatkan dan di perbaiki. Menanggapi pendapat di atas, maka dalam meningkatakan kualitas guru sangat penting untuk diketahui gambaran objektif kondisi guru tersebut untuk itu dalam memperoleh gambaran tersebut maka penting pelaksanaan UKG yang harus memperhatikan prisip-prinsip UKG sebagaiman terdapat dalam Pedoman UKG (2015:8) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan UKG harus diperhatikan prinsipprinsip UKG sebagai berikut: 1.
Objektif Pelaksanaan UKG dilakukan secara benar, jelas, dan menilai kompetensi sesuai dengan apa adanya. 2. Adil Dalam pelaksanaan uji kompetensi guru, peserta uji kompetensi guru harus diperlakukan sama dan tidak membeda-bedakan kultur, keyakinan, social budaya, senioritas, dan harus dilayani sesuai dengan kriteria dan mekanisme kerja secara adil dan tidak diskriminatif. 3. Transparan Data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan uji kompetensi seperti mekanisme kerja, sistem penilaian harus disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh yang memerlukan. 4. Akuntabel Pelaksaan uji kompetensi guru harus dapat dipertanggung-jawabkan baik dari sisi pelaksanaan maupun keputusan sesuai dengan aturan dan prosedur yang berlaku. Dalam hal pelaksanaannya UKG harus dilaksanakan dengan benar sesuai dengan standar yang telah ditentukan agar mendapatkan gambaran yang objektif sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas guru. UKG juga harus disesuikan dengan jenjang guru tersebut mengajar mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan menengaah, agar tidak terjadi kesalahan gambaran objektif terhadap kondisi guru yang sebenarnaya, misalnya berkaitan dengan hal ini berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yuswono, L. C. dkk., (2014) http: / / id.
Page 13
portalgaruda. Org / ? ref = browse & mod = viewarticle & article =158626 dengan judul “Profil Kompetensi Guru SMK Teknik Kendaraan Ringan di Daerah Istimewa Yogyakarta”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan jawaban dari guru, terdapat 5 orang guru (10 persen) peserta UKG yang lulus. Terdapat berbagai pendapat guru mengenai pelaksanaan UKG, yang dikelompokan ke dalam 12 butir, pendapat tersebut meliputi: tindak lanjut UKG, bentuk soal UKG, isi materi UKG, akses internet, waktu pelaksanaan UKG, dan kriteria penilaian UKG. Kendala dalam UKG adalah usia peserta dan kemampuan peserta dalam teknologi informasi, soalsoal pedagogik pada UKG terlalu teoritis, artinya tidak berkaitan langsung dengan tugas guru dalam mengelolah proses pembelajaran, masih ada soal UKG yang tidak lengkap, dan akses internet kurang baik. Dalam penelitian ini juga disebutkan untuk uji kompetensi guru SMK tidak hanya dengan uji teoritis sebab guru SMK juga membutuhkan laboratorium untuk uji kompetensi mereka pada prakteknya. Kedua penelitian yang dilakukan oleh Warganegara, N. S. dkk., (2013) http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=168217
dengan
judul penelitian “Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru di SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2012/2013”. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa persepsi guru terhadap pelaksanaan UKG dalam aspek pengalaman guru masuk kategori cukup baik, dalam aspek pendapat guru masuk kategori cukup baik dan dalam aspek pengetahuan guru masuk dalam kategori baik. Dalam penelitian ini masih terdapat berbagai kendala seperti redaksi soal misalnya pada soal kompetensi sosial terdapat ketidaksesuaian antara pertanyaan soal dan jawaban, dan juga kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh dinas pendidikan. Dengan demikian maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa persepsi guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat terhadap pelaksanaan UKG adalah positif. Hal ini juga menunjukkan dari pelaksanaan UKG yang dilaksanakan di Kabupaten Lahat sudah sesuai dengan standar pelaksanaan UKG yang telah ditetapkan.
Page 14
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa persepsi guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat mempunyai persepsi yang positif terhadap pelaksanaan UKG tahun 2015. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata skor yaitu 77.4% lebih dari nilai kriteria objektif suatu variabel (>62.5%), terbukti dari pernyataan guru peserta UKG dalam pembahasan hasil angket penelitian ( pernyataan dalam angket penelitian). Hal ini juga menunjukkan bahwa pelaksanaan UKG tahun 2015 yang dilaksanakan di Kabupaten Lahat sudah sesuai dengan standar pelaksanaan UKG yang telah ditetapkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan.
Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti menyarankan kepada beberapa pihak terkait sebagai berikut: 5.2.1
Kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lahat diharapkan untuk dapat lebih memperhatikan pelaksanaan UKG sebagai program pemetaan kompetensi guru tersebut agar dapat sesuai dengan tujuannya menggambarkan secara objektif kondisi guru, selain itu juga pihak penyelenggara diharapkan untuk dapat mensosialisasikan lebih jelas lagi apa saja terkait pelaksanaan UKG tersebut, mulai dari tujuan UKG, manfaat UKG sampai dengan mekanisme pelaksanaan UKG itu sendiri baik melalu pengumuman atau dengan media lainnya yang lebih dekat dengan guru agar guru sebagai peserta UKG dapat mengetahui dan mengikuti pelaksanaan UKG sebagai program pemetaan kompetensi guru secara objektif yang nanti akan digunakan sebagai program pembinaan guru yang akan dilakukan oleh pemerintah guna meningkatkan kualitas pendidikan.
Page 15
5.2.2
Kepada guru diharapkan dapat mengikuti pelaksanaan UKG lebih baik lagi agar dapat menggambarkan kondisi objektif untuk mendapatkan pembinaan sebagaimana
mestinya
sesuai
dengan
apa
yang
dibutuhkan
guna
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia lebih baik lagi. 5.2.3 Kepada mahasiswa terutama mahasiswa FKIP Unsri khususnya maupun seluruh mahasiswa Unsri pada umumnya dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dalam penelitian lanjutan dalam bidang kebijakan pemerintah tentang pendidikan terutama mengenai pelaksanaan UKG.
Page 16
DAFTAR PUSTAKA Hertanto, K, Akhmad. (2013) Persepsi Guru SMK N 2 Depok Terhadap Uji Kompetensi Awal (UKA). Skripsi Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Janawi. (2011). KOMPETENSI GURU Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta Kemdikbud, (2015) Uji Kompetensi Guru susulan diselenggarakan 11-14 desember 2015 http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/4883 diakses pada tanggal 4 Desember 2015,pukul 19.20 WIB Mulyasa. E. (2009). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Sani, B., dan Kurniasih, I. (2015). Sukses Uji Kompetensi Guru (UKG) Panduan Lengkap. Surabaya: Kata Pena Saufa. (2014). Himpunan Lengkap Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Saufa Sert, C., (2015). The role of teacher field knowledge test on teachers’ knowledge. Procedia-Social dan Behavioral Sciences (199): 801-805 http://www.sciencedirect.com/ diakses 18 juni 2015,pukul 12.01 Sudijono, A., (2008). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.Sujanto,B., (2009).Cara efektik menuju sertifikasi guru. Jakarta: Niaga Swadaya Sujanto,B., (2009).Cara efektik menuju sertifikasi guru. Jakarta: Niaga Swadaya Yuswono, L. C., Martubi., Sukaswanto., Budiman, A. (2014) Profil Kompetensi Guru SMK Teknik Kendaraan Ringan di Daerah Istimewah Yoyakarta. APTEKINDO, (7). Warganegara, N. S., Pitoewas, B., Yanzi, H. (2013) Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru Di SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Penelitian Pendidikan,. Page 17