UNTUK KEPENTINGAN DINAS TIDAK DIPERJUALBELIKAN
BIJAK
Orang Pribadi Pintar Pajak
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PERATURAN PERPAJAKAN II
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak Cetakan Pertama November 2015 Diterbitkan oleh Tim Penyusun Direktorat Peraturan Perpajakan II Direktorat Jenderal Pajak Gedung Utama Lt.11 Jl. Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta Selatan 12190 Telp. (021) 5250208, Fax. (021) 5732064 Website://www.pajak.go.id
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Puji syukur atas segala rahmat dan kemudahan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap proses pelaksanaan tugas Direktorat Jenderal Pajak untuk menghimpun penerimaan pajak. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang penting bagi pembangunan nasional. Dalam beberapa tahun terakhir, penerimaan pajak mempunyai kontribusi kurang lebih 70% dari jumlah penerimaan negara pada APBN Indonesia. Untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian bangsa, diharapkan agar penerimaan pajak dapat tercapai secara optimal. Pengertian penerimaan pajak yang optimal ini sejalan dengan apa yang dimaksud dalam Tri Darma Perpajakan, yaitu: pengenaan pajak meliputi semua subjek pajak yang seharusnya dikenai pajak, pengenaan pajak berdasarkan objek pajak yang sebenarnya dan pelunasan pajak tepat pada waktunya dengan tetap memperhatikan asas keadilan, kenyamanan, kepastian hukum dan ekonomis. Dalam rangka mewujudkan penerimaan pajak yang optimal, Direktorat Jenderal Pajak bertransformasi, mengalami perubahan dan pembaharuan serta melakukan perbaikan yang diantaranya bertujuan untuk menciptakan kesederhanaan dan kenyamanan dalam proses pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan. Kami menyambut dengan baik diterbitkannya buku Pedoman Pelaksanaan Kewajiban Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi ini sebagai salah satu sarana edukasi, dengan harapan bahwa buku ini dapat memberikan pemahaman yang cukup mengenai ketentuan perpajakan di bidang Pajak Penghasilan Orang Pribadi sehingga para Wajib Pajak Orang Pribadi dapat melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar. Kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada rekan-rekan di Direktorat Peraturan Perpajakan II yang telah memberikan peran dan kontribusinya dalam penyusunan buku ini. Semoga setiap upaya yang kami lakukan dapat memberikan manfaat yang positif dan menjadi bagian dari proses untuk mewujudkan rakyat Indonesia yang adil dan makmur. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Jakarta, November 2015 Direktur Jenderal Pajak,
Sigit Priadi Pramudito
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
iii
PENGANTAR DIREKTUR PERATURAN PERPAJAKAN II Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Puji syukur atas segala rahmat dan kemudahan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam proses penyusunan buku Pedoman Pelaksanaan Kewajiban Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi, hingga buku ini dapat diterima oleh para pembaca sekalian. Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan, semua Wajib Pajak, baik Orang Pribadi maupun Badan, yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif, wajib melaksanakan hak dan kewajiban untuk mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP, menghitung pajak yang terutang, membayar atau menyetorkan pajak ke kas negara dan melaporkan pelaksanaan kewajiban perpajakannya dalam Surat Pemberitahuan Tahunan, secara mandiri. Direktorat Jenderal Pajak senantiasa berupaya untuk meningkatkan kemudahan, kenyamanan dan kesederhanaan bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban pajaknya dengan berdasarkan prinsip keadilan dan kepastian hukum. Salah satu bentuknya adalah penyediaan berbagai macam sarana edukasi baik berupa diseminasi peraturan perpajakan, penerbitan leaflet perpajakan, penyusunan buku perpajakan dan pelaksanaan kelas pajak serta berbagai sarana komunikasi baik melalui surat menyurat atau secara langsung melalui Account Representative, Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan atau Kring Pajak 1500-200. Untuk menambah sarana yang dapat memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajibannya, Direktorat Peraturan Perpajakan II telah menerbitkan beberapa buku yang sebagian besar isi dan kegunaannya ditujukan bagi Wajib Pajak, diantaranya buku ‘Bendahara Mahir Pajak’ yang merupakan buku panduan perpajakan bagi bendahara pemerintah, buku ‘Media Informasi Perpajakan untuk Dokter’ yang merupakan buku panduan pajak penghasilan bagi profesi dokter, dan buku ‘Fasilitas dan Insentif Pajak Penghasilan di Indonesia’ yang menyajikan berbagai macam dan jenis fasilitas (keringanan) dan insentif yang disediakan oleh ketentuan perundang-undangan di bidang Pajak Penghasilan. Seiring dengan berjalannya waktu, disamping melakukan penyempurnaan atau revisi terhadap buku yang telah kami terbitkan, guna memberikan kemudahan pemahaman bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya secara mandiri sesuai sistem self assesment, dalam hal ini khusus bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, kami memandang perlu untuk menyusun sebuah buku yang bertujuan untuk memberikan penjelasan umum ketentuan Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, simulasi dan
iv
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
PENGANTAR DIREKTUR PERATURAN PERPAJAKAN II
contoh penghitungan Pajak Penghasilan yang terutang, dan penghitungan jumlah Pajak Penghasilan yang harus dibayar/disetor ke kas negara dan pengisian formulir yang diperlukan dalam proses pelaporan kewajiban pajak, kami mengharapkan agar buku ini dapat memberikan dasar pemahaman yang baik terhadap konsep dan ketentuan Pajak Penghasilan Orang Pribadi yang berdomisili di Indonesia sehingga memudahkan mereka dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya secara mandiri. Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kami sampaikan kepada rekan-rekan di Direktorat Peraturan Perpajakan II, khususnya rekan-rekan pada Subdirektorat Peraturan Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan dan Pajak Penghasilan Orang Pribadi yang telah memberikan peran dan kontribusinya dalam penyusunan buku ini. Semoga segala keikhlasan dan kerja keras yang telah dilakukan dapat memenuhi espektasi dalam penyusunan buku ini, yaitu untuk memberikan manfaat kepada semua pihak yang menggunakannya baik dari sisi pengetahuan maupun peningkatan kepatuhan dalam pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakannya. Manfaat ini yang pada muaranya akan berkontribusi positif terhadap peningkatan penerimaan pajak yang dapat digunakan untuk pembangunan nasional yang dapat memakmurkan rakyat Indonesia. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, November 2015 Direktur Peraturan Perpajakan II,
P.M. John L. Hutagaol
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
v
Pendahuluan Kewajiban dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Contoh Penghitungan dan Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi
Lampiran Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Questions and Answers Daftar Peraturan Terkait
BIJAK
ORANG PRIBADI PINTAR PAJAK
DAFTAR ISI Sambutan Direktur Jenderal Pajak iii Pengantar Direktur Peraturan Perpajakan II
iv
Daftar Isi vii 1 Pendahuluan 9 A. Penjelasan Umum 9 B. Ruang Lingkup 11 C. Sumber Penghasilan Orang Pribadi 11 D. Ilustrasi Tahapan Pengisian SPT Tahunan Orang Pribadi 13 2 Kewajiban dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi 15 A. Kewajiban Wajib Pajak Orang Pribadi 15 1. Mendaftarkan Diri 15 2. Pelunasan Pajak Penghasilan 17 3. Pelaporan Pajak Penghasilan 30 4. Pembukuan dan Pencatatan 31 B. Hak Wajib Pajak Orang Pribadi 33 C. Ketentuan Khusus 36 3 Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi 43 A. Formulir SPT Tahunan Orang Pribadi 43 B. Penghitungan Penghasilan Neto Dalam Negeri dari Usaha/ Pekerjaan Bebas 44 C. Penghitungan Penghasilan Neto Dalam Negeri Sehubungan dengan Pekerjaan 50 D. Penghitungan Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya 51 E. Penghitungan Penghasilan Neto Luar Negeri 53 F. Penghitungan PPh Terutang dan PPh Yang Kurang/Lebih Bayar 56 G. Pengisian Lampiran SPT Tahunan 60
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
vii
DAFTAR ISI 4 Contoh Penghitungan dan Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi 61 A. Orang Pribadi Menjalankan Usaha 61 B. Orang Pribadi Melakukan Pekerjaan Bebas 65 C. Orang Pribadi Melakukan Pekerjaan 72 D. Orang Pribadi Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan Bebas 86 E. Orang Pribadi Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan 91 F. Orang Pribadi Melakukan Pekerjaan Bebas Dan Melakukan Pekerjaan 97 G. Orang Pribadi Menjalankan Usaha, Melakukan Pekerjaan Bebas dan Melakukan Pekerjaan 104 Lampiran Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi 111 A. Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha 112 B. Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas 126 C. Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Pekerjaan 134 D. Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan Bebas 158 E. Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan 164 F. Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas dan Melakukan Pekerjaan 177 G. Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan Pekerjaan Bebas, dan Melakukan Pekerjaan 185 Questions and Answers 193 Daftar Peraturan Terkait 199 Tim Penyusun 205
viii
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
PENDAHULUAN A.
1
PENJELASAN UMUM
Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh), orang pribadi merupakan Subjek Pajak Penghasilan. Sebagai Subjek Pajak, setiap orang pribadi harus memiliki pengetahuan yang memadai terkait hak dan kewajiban perpajakannya. Kewajiban perpajakan orang pribadi antara lain kewajiban mendaftarkan diri, kewajiban pelunasan PPh, dan kewajiban pelaporan. Pada prinsipnya, kewajiban tersebut adalah dalam rangka menjalankan kewajiban orang pribadi untuk mempertanggungjawabkan seluruh penghasilan yang diterimanya dalam tahun pajak, beserta PPh yang telah dilunasi, ke dalam suatu formulir berbentuk Surat Pemberitahuan Tahunan orang pribadi. Undang-Undang Pajak Penghasilan menyebutkan bahwa penghasilan adalah objek pajak, dan mendefinisikan penghasilan sebagai setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dalam rangka mendapatkan penghasilan tersebut, orang pribadi dapat menjalankan atau membuka usaha sendiri, berinvestasi, bekerja sebagai pegawai, atau menjalankan profesi dan/atau kegiatan lainnya. Orang pribadi juga dapat memperoleh penghasilan tanpa harus menjalankan usaha atau bekerja, contohnya apabila mendapatkan hadiah atau hibah. Pajak yang diperkirakan akan terutang dalam suatu tahun pajak, dilunasi oleh Wajib Pajak dalam tahun pajak berjalan melalui pemotongan dan pemungutan pajak oleh pihak lain, serta pembayaran pajak oleh Wajib Pajak sendiri. Misalnya penghasilan dari gaji, pada umumnya pelunasan PPh-nya dilakukan dengan pemotongan oleh pemberi kerja, sedangkan penghasilan dari menjalankan usaha, PPh-nya dihitung dan disetorkan sendiri oleh Wajib Pajak orang pribadi. Pada akhir tahun pajak, Wajib Pajak menghitung jumlah PPh terutangnya untuk tahun pajak yang bersangkutan atas seluruh penghasilan yang diterima atau diperolehnya (tidak termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan penghasilan yang dikenai PPh yang bersifat final). Jumlah PPh terutang tersebut kemudian dibandingkan dengan jumlah PPh yang telah disetor sendiri atau dipotong/dipungut oleh pihak lain. Setelah jumlah PPh tersebut dibandingkan, akan didapatkan hasil akhir apakah terdapat jumlah PPh yang Kurang Bayar, atau terdapat jumlah PPh yang Lebih Bayar, atau jumlah PPh Nihil.
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
9
Pendahuluan Penghitungan yang telah dilakukan oleh Wajib Pajak seperti di atas, dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan orang pribadi. Penghasilan dikelompokkan dan dilaporkan sesuai dengan jenis penghasilan, termasuk jumlah PPhnya yang telah dipotong/dipungut atau disetor sendiri, penghasilan yang bukan objek pajak, serta penghasilan yang PPh-nya bersifat final. Dalam hal berdasarkan penghitungan PPh di atas terdapat jumlah PPh yang Kurang Bayar, Wajib Pajak menyetorkan jumlah PPh yang Kurang Bayar tersebut ke Kas Negara dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atau kode billing yang didapat dari sistem pembayaran pajak elektronik (e-billing). Penyetoran dapat dilakukan pada Kantor Pos, Bank Persepsi, atau melalui sarana pembayaran pajak secara elektronik lainnya (e-banking). Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh), orang pribadi merupakan Subjek Pajak Penghasilan. Sebagai Subjek Pajak, setiap orang pribadi harus memiliki pengetahuan yang memadai terkait hak dan kewajiban perpajakannya. Kewajiban perpajakan orang pribadi antara lain kewajiban mendaftarkan diri, kewajiban pelunasan PPh, dan kewajiban pelaporan. Pada prinsipnya, kewajiban-kewajiban tersebut adalah dalam rangka menjalankan kewajiban orang pribadi untuk mempertanggungjawabkan seluruh penghasilan yang diterimanya dalam tahun pajak, beserta PPh yang telah dilunasi, ke dalam suatu formulir berbentuk Surat Pemberitahuan Tahunan orang pribadi. Undang-Undang Pajak Penghasilan menyebutkan bahwa penghasilan adalah objek pajak, dan mendefinisikan penghasilan sebagai setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dalam rangka mendapatkan penghasilan tersebut, orang pribadi dapat menjalankan atau membuka usaha sendiri, berinvestasi, bekerja sebagai pegawai, atau menjalankan profesi dan/atau kegiatan lainnya. Orang pribadi juga dapat memperoleh penghasilan tanpa harus menjalankan usaha atau bekerja, contohnya apabila mendapatkan hadiah atau hibah. Pajak yang diperkirakan akan terutang dalam suatu tahun pajak, dilunasi oleh Wajib Pajak dalam tahun pajak berjalan melalui pemotongan dan pemungutan pajak oleh pihak lain, serta pembayaran pajak oleh Wajib Pajak sendiri. Misalnya penghasilan dari gaji, pada umumnya pelunasan PPh-nya dilakukan dengan pemotongan oleh pemberi kerja, sedangkan penghasilan dari menjalankan usaha, PPh-nya dihitung dan disetorkan sendiri oleh Wajib Pajak orang pribadi.
10
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Pendahuluan Pada akhir tahun pajak, Wajib Pajak menghitung jumlah PPh terutangnya untuk tahun pajak yang bersangkutan atas seluruh penghasilan yang diterima atau diperolehnya (tidak termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan penghasilan yang dikenai PPh yang bersifat final). Jumlah PPh terutang tersebut kemudian dibandingkan dengan jumlah PPh yang telah disetor sendiri atau dipotong dan/atau dipungut oleh pihak lain. Setelah jumlah PPh tersebut dibandingkan, akan didapatkan hasil akhir apakah terdapat jumlah PPh yang Kurang Bayar, atau terdapat jumlah PPh yang Lebih Bayar, atau jumlah PPh Nihil. Penghitungan yang telah dilakukan oleh Wajib Pajak seperti di atas, dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan orang pribadi. Penghasilan dikelompokkan dan dilaporkan sesuai dengan jenis penghasilan, termasuk jumlah PPhnya yang telah dipotong/dipungut atau disetor sendiri, penghasilan yang bukan objek pajak, serta penghasilan yang PPh-nya bersifat final. Dalam hal berdasarkan penghitungan PPh di atas terdapat jumlah PPh yang Kurang Bayar, Wajib Pajak menyetorkan jumlah PPh yang Kurang Bayar tersebut ke Kas Negara dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atau kode billing yang didapat dari sistem pembayaran pajak elektronik (e-billing). Penyetoran dapat dilakukan pada Kantor Pos, Bank Persepsi, atau melalui sarana pembayaran pajak secara elektronik lainnya (e-banking). B. RUANG LINGKUP Buku ini memfokuskan pembahasan pada kewajiban perpajakan Wajib Pajak orang pribadi meliputi pendaftaran, penghitungan, penyetoran, dan pelaporan terkait dengan SPT Tahunan Pajak Penghasilan. C. SUMBER PENGHASILAN ORANG PRIBADI Tahapan penting dalam proses pengisian SPT Tahunan orang pribadi adalah mengidentifikasi dan mengelompokkan jenis penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sesuai dengan kategori penghasilan. Secara umum, penghasilan Wajib Pajak orang pribadi dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Penghasilan dari usaha yaitu penghasilan yang diterima atau diperoleh dari kegiatan usaha Wajib Pajak, misalnya usaha toko atau berjualan online.
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
11
Pendahuluan 2.
Penghasilan dari pekerjaan bebas yaitu penghasilan yang diterima atau diperoleh dari pekerjaan bebas yang dilakukan Wajib Pajak, misalnya dokter, pengacara, atau notaris. 3. Penghasilan dari pekerjaan yaitu penghasilan yang diterima atau diperoleh dari pekerjaan Wajib Pajak sebagai pegawai (karyawan), misalnya sebagai direktur, komisaris, pegawai tetap, atau pegawai harian. 4. Penghasilan dari modal yaitu penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dari modal yang dimilikinya yang berupa harta gerak maupun harta tak gerak, misalnya bunga, dividen, royalti, sewa, dan keuntungan penjualan harta. 5. Penghasilan lainnya yaitu penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak selain dari kategori di atas, misalnya hadiah, hibah, warisan, atau pembebasan utang. Atas setiap kategori penghasilan tersebut, UU PPh memiliki aturan yang berbeda dalam perlakuan pajaknya. Lebih lanjut, atas penghasilan dari kategori yang sama dapat pula mendapat perlakuan perpajakan yang berbeda. Misalnya, penghasilan dividen dikenai PPh yang bersifat final, sedangkan penghasilan royalti dikenai PPh yang bersifat tidak final. Contoh lainnya yaitu penghasilan lain berupa hadiah merupakan objek PPh, sedangkan warisan bukan merupakan objek PPh. Berdasarkan penjelasan tersebut, kini diketahui bahwa kategori penghasilan dalam SPT Tahunan orang pribadi akan berbeda dengan kategori penghasilan secara umum di atas. Oleh karena itu, Wajib Pajak orang pribadi harus memahami benar ketentuan PPh yang berlaku, mulai dari apakah suatu penghasilan merupakan objek PPh, berapa tarif PPh yang berlaku, hingga bagaimana melaporkan penghasilan tersebut dalam SPT Tahunan sesuai dengan sumber penghasilan. Uraian dalam bab selanjutnya diharapkan dapat memberikan gambaran dan pemahaman yang cukup bagi Wajib Pajak orang pribadi dalam menjalankan kewajiban PPh-nya.
12
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Pendahuluan D.
ILUSTRASI TAHAPAN PENGISIAN SPT TAHUNAN ORANG PRIBADI
Berikut adalah ilustrasi sederhana proses pengisian SPT Tahunan bagi orang pribadi.
Pertama, Wajib Pajak mengidentifikasikan dan mengelompokkan jenis penghasilannya apakah merupakan objek PPh atau bukan objek PPh. Kemudian, atas seluruh penghasilannya yang merupakan objek PPh, ada yang dikenai PPh yang bersifat final dan PPh yang tidak bersifat final. Penghasilan yang merupakan objek PPh tersebut, baik dikenai PPh yang bersifat final maupun dikenai PPh yang tidak bersifat final, dapat dilakukan melalui penyetoran sendiri atau melalui pemotongan/pemungutan PPh oleh pihak lain. Pada akhir tahun pajak, Wajib Pajak melakukan penghitungan PPh atas seluruh penghasilan yang tidak dikenai PPh yang bersifat final, kemudian diperhitungkan dengan PPh yang telah dipotong/dipungut oleh pihak lain dan angsuran PPh yang telah dibayar sendiri oleh Wajib Pajak. BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
13
Pendahuluan Terakhir, Wajib Pajak melaporkan seluruh penghasilannya, baik yang merupakan objek PPh maupun bukan objek PPh serta melaporkan seluruh pemenuhan kewajiban PPh yang telah dilakukannya baik melalui setoran PPh sendiri ataupun melalui pemotongan/pemungutan pihak lain. Keseluruhan tahapan tersebut beserta contoh-contohnya akan dijelaskan dalam bab selanjutnya pada buku ini.
14
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
KEWAJIBAN DAN HAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
2
A. KEWAJIBAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 1. Mendaftarkan Diri Semua orang pribadi merupakan Subjek Pajak, namun bukan berarti semua Subjek Pajak merupakan Wajib Pajak yang menurut undang-undang memiliki kewajiban dan hak perpajakan. Setiap orang pribadi sebagai Subjek Pajak yang telah memiliki penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) wajib mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal orang pribadi, untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas yang memperoleh penghasilan di atas PTKP wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lama pada akhir bulan berikutnya setelah penghasilan Wajib Pajak tersebut pada suatu bulan yang disetahunkan telah melebihi PTKP. Mulai Tahun Pajak 2015, besarnya PTKP adalah sebesar: a. Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang pribadi; b. Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin; c. Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) tambahan untuk seorang istri yang penghasilan digabung dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) UU PPh; dan d. Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga. Besarnya PTKP tersebut dapat dievaluasi dan disesuaikan berdasarkan peraturan menteri keuangan setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lambat 1 (satu) bulan setelah saat usaha, atau pekerjaan bebas nyatanyata mulai dilakukan. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
15
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi (OPPT), yaitu Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha sebagai pedagang pengecer yang mempunyai 1 (satu) atau lebih tempat usaha, selain wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Wajib Pajak, juga wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha Wajib Pajak. Apabila orang pribadi menurut ketentuan di atas wajib untuk mendaftarkan diri, maka orang pribadi tersebut mengajukan permohonan pendaftaran untuk memperoleh NPWP dengan menggunakan Formulir Pendaftaran Wajib Pajak ke KPP. Permohonan pendaftaran NPWP juga dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi e-registration yang tersedia pada laman Direktorat Jenderal Pajak di www.pajak.go.id. Namun demikian, Wajib Pajak yang telah menyampaikan Formulir Pendaftaran Wajib Pajak melalui Aplikasi e-registration harus mengirimkan dokumen yang disyaratkan ke KPP dengan cara menggunggah (upload) salinan digital (softcopy) dokumen melalui Aplikasi e-registration atau mengirimkan dengan menggunakan Surat Pengiriman Dokumen yang telah ditandatangani. Dokumen yang disyaratkan sebagai kelengkapan permohonan NPWP yaitu: a. Untuk Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas: 1) fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi Warga Negara Indonesia; atau 2) fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP), bagi Warga Negara Asing. b. Untuk Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas: 1) fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi Warga Negara Indonesia; atau fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP), bagi Warga Negara Asing; dan 2) dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurangkurangnya Lurah atau Kepala Desa.
16
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi 2. Pelunasan Pajak Penghasilan Atas penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi yang merupakan objek pajak, wajib dikenai Pajak Penghasilan (PPh). Pelunasan PPh ini dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu dengan cara setor sendiri atau pemotongan/pemungutan oleh pihak lain. Dilihat dari waktu pembayarannya, terdapat pembayaran pajak dalam tahun berjalan dan pembayaran pada akhir tahun pajak. Untuk lebih memperjelas dapat dilihat dalam skema berikut ini: Pembayaran Angsuran PPh Pasal 25
Pemotongan PPh Pasal 21
Pembayaran pada Tahun Berjalan
Pemotongan/ Pemungutan oleh Pihak Lain
Pemotongan/ Pemungutan PPh Pasal 22
Pemotongan PPh Pasal 23
Antara lain: Pembayaran PPh yang Bersifat Final
Pembayaran PPh
Pembayaran pada Akhir Tahun Pajak (PPh Pasal 29)
Bunga deposito dan tabungan
Bunga obligasi dan SUN
Persewaan tanah dan/atau bangunan
Penghasilan atas usaha yang memiliki peredaran bruto tertentu
Hadiah undian Transaksi saham Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
a. Pembayaran pajak dalam tahun berjalan Pelunasan pajak dalam tahun berjalan merupakan angsuran pembayaran pajak yang nantinya boleh diperhitungkan dengan cara mengkreditkan terhadap Pajak Penghasilan yang terutang untuk tahun pajak yang bersangkutan, kecuali untuk penghasilan yang telah dikenai pajak bersifat final maka tidak dapat dikreditkan dengan Pajak Penghasilan yang terutang. Pembayaran pajak dalam tahun berjalan dapat dibagi menjadi tiga jenis pembayaran, yaitu:
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
17
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi 1) Pembayaran angsuran PPh Pasal 25 PPh Pasal 25 merupakan angsuran bulanan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dalam tahun berjalan. Tujuannya adalah untuk meringankan beban Wajib Pajak, mengingat pajak yang terutang harus dilunasi dalam waktu satu tahun. Besarnya angsuran PPh Pasal 25 didasarkan pada Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun yang lalu. Bagi Wajib Pajak OPPT, besarnya angsuran PPh Pasal 25 ditetapkan sebesar 0,75% (nol koma tujuh lima persen) dari jumlah peredaran bruto setiap bulan dari masing-masing tempat usaha. 2) Pemotongan dan/atau pemungutan PPh yang dilakukan oleh pihak lain yang merupakan kredit pajak, berupa: a) Pemotongan PPh Pasal 21 Merupakan cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan. Jumlah penghasilan neto sehubungan dengan pekerjaan ditentukan berdasarkan penghasilan neto yang tertera dalam bukti pemotongan PPh Pasal 21 yang diberikan oleh pemberi kerja. Penghasilan neto atas penghasilan dari pekerjaan sehubungan dengan pegawai tetap dihitung dengan cara penghasilan bruto (gaji, tunjangan, bonus, penghasilan lainnya), dikurangi dengan: o Biaya jabatan sebesar 5% dari penghasilan bruto dengan jumlah maksimum Rp6.000.000,00 setahun, atau biaya pensiun sebesar 5% dari penghasilan bruto dengan jumlah maksimum sebesar Rp2.400.000,00 setahun (bagi pensiunan); o Iuran pensiun yang dibayar oleh pegawai kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau badan penyelenggara tabungan hari tua atau jaminan hari tua yang dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan; o Zakat atau sumbangan keagamaan lainnya kepada lembaga/badan yang telah ditetapkan Pemerintah;
18
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi o Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang disesuaikan dengan status Wajib Pajak dan jumlah tanggungan. PPh Pasal 21 atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan dipotong oleh pemberi kerja sebagai pemotong pajak. b) Pemotongan atau pemungutan PPh Pasal 22 Merupakan cara pelunasan pembayaran pajak dalam tahun berjalan oleh Wajib Pajak atas penghasilan sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain, serta penghasilan sehubungan dengan pembelian barang sangat mewah. Jenis PPh Pasal 22 atas impor
Tarif - 10% x nilai impor (barang tertentu dalam lampiran I PMK 107/2015) - 7,5% x nilai impor (barang tertentu lainnya dalam lampiran II PMK 107/2015) - 2,5% x nilai impor (dengan API)
PPh Pasal 22 atas impor
- 7,5% x nilai impor (tanpa API) - 0,5% x nilai impor (kedelai, gandum, dan tepung terigu, dengan API)
- 7,5% x harga jual lelang (barang yang tidak dikuasai) PPh Pasal 22 atas ekspor 1,5% x nilai ekspor (batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam) PPh Pasal 22 atas 1,5% x harga pembelian tidak termasuk PPN pembelian oleh BUMN
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
19
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi Jenis PPh Pasal 22 atas penjualan bahan bakar
Tarif - Bahan bakar minyak : • 0,25% x penjualan tidak termasuk PPN (penjualan kepada SPBU Pertamina) • 0,3% x penjualan tidak termasuk PPN • (penjualan kepada SPBU bukan Pertamina) • 0,3% x penjualan tidak termasuk PPN (penjualan kepada SPBU selain Pertamina dan bukan Pertamina) - Bahan bakar gas : 0,3% x penjualan tidak termasuk PPN - Pelumas : 0,3% x penjualan tidak termasuk PPN
PPh Pasal 22 atas penjualan semen, kertas, baja, otomotif, farmasi
- Semen : 0,25% x DPP PPN - Kertas : 0,1% x DPP PPN - Baja : 0,3% x DPP PPN - Kendaraan bermotor roda 2 atau lebih: 0,45% x DPP PPN
PPh Pasal 22 atas penjualan kendaraan bermotor
20
- Obat : 0,3% x DPP PPN 0,45% x DPP PPN
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi Jenis PPh Pasal 22 atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspornya oleh industri atau eksportir dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, peternakan, dan perikanan PPh Pasal 22 atas pembelian batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam, dari orang pribadi pemegang IUP PPh Pasal 22 atas penjualan emas batangan oleh produsen emas batangan PPh Pasal 22 Barang Sangat Mewah
Tarif 0,25% x harga pembelian tidak termasuk PPN
1,5% x harga pembelian tidak termasuk PPN
0,45% x harga jual
5% dari harga jual
PPh Pasal 22 dipungut oleh:
Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atas impor
barang dan ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam yang dilakukan oleh eksportir, kecuali yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang terikat dalam perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan dan Kontrak Karya. Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang. Badan usaha tertentu, meliputi BUMN, BUMN yang dilakukan restrukturisasi, dan badan usaha tertentu yang dimiliki secara langsung oleh BUMN berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang/bahan untuk keperluan kegiatan usahanya.
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
21
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen,
industri kertas, industri baja, industri otomotif, dan industri farmasi, atas penjualan hasil produksinya kepada distributor dalam negeri. Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), dan importir umum kendaraan bermotor, atas penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri. Produsen atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas, atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan pelumas. Industri atau eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan, atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspornya. Industri atau badan usaha yang melakukan pembelian komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam, dari badan atau orang pribadi pemegang izin usaha pertambangan. Badan usaha yang memproduksi emas batangan, atas penjualan emas batangan di dalam negeri. Wajib Pajak Badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah. c) Pemotongan PPh Pasal 23 Merupakan cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan oleh pihak lain. Penghasilan yang dibayarkan tersebut antara lain: (1) bunga dan royalti, besarnya PPh Pasal 23 yang dipotong adalah:
15 % x jumlah bruto (2) sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali yang telah dikenai PPh Pasal 4 ayat (2), besarnya PPh Pasal 23 yang dipotong adalah:
2 % x jumlah bruto
22
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi d) Pembayaran PPh yang bersifat final Atas penghasilan tertentu yang diterima Wajib Pajak orang pribadi dapat dikenai PPh yang bersifat final antara lain: (1) Bunga Deposito dan Tabungan Lainnya. Yang menjadi objek PPh adalah bunga deposito, bunga
tabungan lainnya, dan diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atas deposito, tabungan, dan SBI yang ditempatkan pada atau diterbitkan oleh bank. Besarnya PPh Pasal 4 ayat (2) yang dipotong adalah:
20 % x jumlah bruto Pengecualian:
• jumlah deposito/tabungan/SBI yang jumlahnya tidak lebih dari Rp7.500.000,00 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah; • bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah dalam rangka pemilikan rumah sederhana dan sangat sederhana, kaveling siap bangun untuk rumah sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri. • PPh yang bersifat final atas bunga deposito dan tabungan lainnya dipotong oleh bank. (2) Bunga Obligasi dan Surat Utang Negara Yang menjadi Objek PPh adalah Bunga Obligasi, berupa imbalan yang diterima pemegang Obligasi dalam bentuk bunga dan/atau diskonto. Obligasi adalah surat utang dan surat utang negara, yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan. Besarnya PPh Pasal 4 ayat (2) yang dipotong atas bunga obligasi dengan kupon bagi WPDN adalah:
15 % x jumlah bruto
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
23
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi PPh yang bersifat final dipotong oleh:
• penerbit obligasi atau kustodian selaku agen pembayaran yang ditunjuk, atas bunga dan/atau diskonto yang diterima pemegang obligasi dengan kupon pada saat jatuh tempo bunga obligasi, dan diskonto yang diterima pemegang obligasi tanpa bunga pada saat jatuh tempo obligasi; dan/ atau • perusahaan efek, dealer, atau bank, selaku pedagang perantara dan/atau pembeli, atas bunga dan diskonto yang diterima penjual obligasi pada saat transaksi. (3) Bunga Simpanan Koperasi Atas penghasilan berupa bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi yang didirikan di Indonesia kepada anggota koperasi orang pribadi dikenai PPh yang bersifat final. Besarnya PPh final yaitu: (a) 0% (nol persen) untuk penghasilan berupa bunga simpanan sampai dengan Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan; atau (b) 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa bunga simpanan lebih dari Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan. (4) Hadiah Undian Yang menjadi objek PPh adalah hadiah undian, dengan nama dan dalam bentuk apa pun. Tarif pemotongan PPh yang bersifat final adalah 25% dari jumlah bruto hadiah undian dan dipotong oleh penyelenggara undian.
24
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi (5) Transaksi Saham Yang menjadi objek PPh adalah penghasilan dari penjualan saham di bursa. Tarif pemungutan PPh yang bersifat final adalah 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan saham. PPh Pasal 4 ayat (2) atas Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek • 0,1 % x nilai transaksi penjualan saham • tambahan 0,5% x nilai saham perusahaan pada saat penutupan bursa di akhir tahun 1996; atau • tambahan 0,5% x nilai saham pada saat penawaran umum perdana dalam hal saham perusahaan diperdagangkan di bursa efek setelah 1 Januari 1997 (6) Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Yang menjadi objek PPh adalah penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan meliputi penjualan, tukar-menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah, atau cara lain yang disepakati. Tarif PPh yang bersifat final atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan adalah sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan tersebut. Pembebasan PPh yang bersifat final dapat diberikan atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dengan cara: (a) Diberikan dengan penerbitan Surat Keterangan Bebas, kepada: i. orang pribadi yang mempunyai penghasilan di bawah PTKP, yang jumlah bruto pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunannya kurang dari Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah; ii. orang pribadi yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan sehubungan dengan hibah yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan kepada badan
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
25
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan; iii. pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan sehubungan dengan warisan, sepanjang tanah dan/ atau bangunan tersebut telah dilaporkan dalam SPT Tahunan pewaris. (b) diberikan secara langsung tanpa penerbitan Surat Keterangan Bebas, kepada: i. orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/ atau bangunan dari pemerintah guna pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus; ii. pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang dilakukan oleh orang pribadi yang tidak termasuk subjek pajak. Nilai pengalihan hak adalah nilai yang tertinggi antara nilai berdasarkan Akta Pengalihan Hak dengan Nilai Jual Objek Pajak tanah dan/atau bangunan yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pajak Bumi dan Bangunan. Dalam hal pengalihan hak kepada instansi pemerintah maka nilai pengalihan hak adalah nilai berdasarkan keputusan pejabat yang bersangkutan. PPh Pasal 4 ayat (2) atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
5% dari jumlah bruto nilai pengalihan PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dari pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan disetorkan sendiri oleh Wajib Pajak yang melakukan pengalihan.
26
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi (7) Persewaan Tanah dan/atau Bangunan Objek PPh yang bersifat final adalah penghasilan dari sewa
tanah dan/atau bangunan, termasuk bagian dari bangunan. Tarif PPh yang bersifat final: PPh Pasal 4 ayat (2) atas Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan
10% dari jumlah bruto nilai persewaan Jumlah bruto nilai persewaan adalah jumlah yang dibayarkan/
terutang oleh penyewa termasuk biaya perawatan, pemeliharaan, keamanan, fasilitas lainnya, dan service charge (baik perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun disatukan). PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dari persewaan tanah
dan/atau bangunan dipotong oleh penyewa. Apabila penyewa adalah orang pribadi atau bukan Subjek Pajak, maka wajib dibayar sendiri oleh pihak yang menyewakan. (8) Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Objek PPh yang bersifat final adalah dividen, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi. Tarif PPh yang bersifat final: PPh atas Dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
10% dari jumlah bruto dividen yang diterima PPh atas dividen yang diterima, dipotong oleh pihak yang
membayar atau pihak lain yang ditunjuk selaku pembayar dividen.
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
27
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi (9) Penghasilan atas Usaha Wajib Pajak dengan Peredaran Bruto Tertentu Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto di bawah Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah), dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013. Besarnya tarif PPh yang bersifat final adalah 1% (satu persen) dari jumlah peredaran bruto setiap bulan. b. Pembayaran PPh pada Akhir Tahun Pajak/PPh Kurang Bayar (PPh Pasal 29) Pembayaran PPh pada akhir tahun pajak dilakukan apabila jumlah pajak yang terutang untuk suatu tahun pajak lebih besar daripada jumlah kredit pajak. c. Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran PPh Pembayaran dan penyetoran PPh dilakukan ke Kas Negara melalui:
1) layanan pada loket/teller (over the counter); dan/atau 2) layanan dengan menggunakan sistem elektronik lainnya pada Bank Persepsi atau Pos Persepsi. Bank Persepsi adalah bank umum yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk menerima setoran penerimaan negara bukan dalam rangka impor, meliputi penerimaan pajak, cukai dalam negeri, dan penerimaan bukan pajak. Pos Persepsi adalah kantor pos yang ditunjuk Menteri Keuangan untuk menerima setoran penerimaan negara. Pembayaran dan penyetoran PPh dilakukan dengan Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP, yaitu dilakukan melalui sistem pembayaran secara elektronik dengan menggunakan Kode Billing di teller bank/pos persepsi, anjungan tunai mandiri (ATM), internet banking, atau EDC. Wajib Pajak dapat memperoleh Kode Billing dengan cara membuat sendiri pada Aplikasi Billing DJP yang dapat diakses melalui laman Direktorat Jenderal Pajak dan laman Kementerian Keuangan.
28
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi Satu formulir SSP hanya dapat digunakan untuk pembayaran satu jenis pajak, satu Masa Pajak atau Tahun Pajak, dengan menggunakan satu kode akun pajak dan satu kode jenis setoran. Wajib Pajak yang melakukan pembayaran dan penyetoran dengan sistem pembayaran pajak secara elektronik tersebut diberikan Bukti Penerimaan Negara (BPN) sebagai bukti setoran. BPN diterbitkan dalam bentuk: 1) dokumen bukti pembayaran yang diterbitkan Bank/Pos Persepsi, untuk pembayaran/penyetoran melalui teller dengan Kode Billing; 2) struk bukti transaksi, untuk pembayaran melalui ATM dan EDC; 3) dokumen elektronik, untuk pembayaran/penyetoran melalui internet banking; dan 4) teraan BPN pada SSP, untuk pembayaran melalui teller Bank/Pos Persepsi dengan menggunakan SSP. SSP atau sarana administrasi lain yang dipersamakan dengan SSP tersebut dinyatakan sah apabila telah divalidasi dengan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN). Berikut ketentuan terkait pembayaran dan penyetoran PPh yang dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi:
PPh Pasal 25
Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
411125
Kode Jenis Setoran 100
PPh Pasal 25 OPPT
Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
411125
101
PPh Pasal 4 ayat (2) Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
411128
402
Jenis PPh
Tanggal Penyetoran
Kode Akun Pajak
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
29
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi
Jenis PPh
Tanggal Penyetoran
PPh Pasal 4 ayat (2) Persewaan Tanah dan/atau Bangunan
Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
411128
Kode Jenis Setoran 403
PPh Pasal 4 ayat (2) PP 46/2013
Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
411128
420
PPh Pasal 29
Paling lama dilunasi sebelum SPT Tahunan disampaikan
411125
200
Kode Akun Pajak
3. Pelaporan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi wajib mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (SPT PPh) Masa dan Tahunan, dan menyampaikannya ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Khusus untuk SPT Tahunan, Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT Tahunan PPh orang pribadi dengan cara: • melaporkan secara langsung ke kantor pelayanan pajak (KPP) • drop box • e-filing • kantor pos, perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat ke KPP dimana Wajib Pajak terdaftar. Terdapat tiga jenis formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan orang pribadi: 1) Formulir 1770 Digunakan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas.
30
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi 2)
3)
Formulir 1770 S Digunakan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan sebagai karyawan dari satu atau lebih pemberi kerja, dan/atau penghasilan lainnya yang bukan dari usaha atau pekerjaan bebas. Formulir 1770 SS Digunakan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas dengan jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
Batas waktu pelaporan SPT PPh adalah sebagai berikut: Jenis SPT
Tanggal Pelaporan
PPh Pasal 25 PPh Pasal 25 OPPT PPh Pasal 4 ayat (2) PP 46/2013 SPT Tahunan PPh OP
Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir *) 3 bulan setelah akhir tahun pajak
*) SSP atas pembayaran PPh Pasal 25 dan PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dengan peredaran bruto tertentu (PP 46/2013) yang telah mendapat validasi NTPN, dianggap telah melaporkan SPT Masa. 4. Pembukuan dan Pencatatan a. Pembukuan Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas wajib menyelenggarakan pembukuan, kecuali Wajib Pajak orang pribadi yang peredaran brutonya dalam satu tahun kurang dari Rp4.800.000,000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah). Wajib Pajak orang pribadi yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan wajib melakukan pencatatan. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
31
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak yang bersangkutan. Syarat-syarat penyelenggaraan pembukuan: • sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang; • diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan yang sebenarnya atau kegiatan usaha yang sebenarnya; • diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan; • diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas. b. Pencatatan Pencatatan yaitu pengumpulan data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan/ atau yang dikenai pajak yang bersifat final. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha, yang peredaran brutonya dalam satu tahun kurang dari Rp4.800.000,000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) sehingga diperbolehkan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto (NPPN) untuk menghitung penghasilan netonya, wajib menyampaikan pemberitahuan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu tiga bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas wajib menyelenggarakan pencatatan. Syarat-syarat penyelenggaraan pencatatan: • harus menggambarkan antara lain peredaran atau penerimaan
32
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi bruto dan/atau jumlah penghasilan bruto yang diterima dan/ atau diperoleh, serta penghasilan yang bukan objek pajak dan/ atau penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final; • bagi Wajib Pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha dan/atau tempat usaha, pencatatan harus menggambarkan secara jelas untuk masing-masing jenis usaha dan/atau tempat usaha yang bersangkutan; dan • selain kewajiban untuk menyelenggarakan pencatatan atas penghasilan, Wajib Pajak orang pribadi juga harus menyelenggarakan pencatatan atas harta dan kewajiban. B. HAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Selain kewajiban yang telah dijelaskan di atas, Wajib Pajak orang pribadi juga memiliki hak perpajakan antara lain: 1. Perlindungan Kerahasiaan Atas semua informasi yang disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka menjalankan ketentuan perpajakan, antara lain SPT, laporan keuangan, dan dokumen lainnya, Wajib Pajak memiliki hak untuk mendapat perlindungan kerahasiaan. Namun dalam hal tertentu, misalnya penyidikan, data tersebut dapat diberikan dengan persetujuan Menteri Keuangan. 2. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Apabila dalam suatu tahun pajak ternyata PPh yang terutang dari jumlah kredit pajak (jumlah pembayaran PPh yang dibayar dan/atau PPh yang dipotong/dipungut lebih besar dari PPh yang terutang), maka Wajib Pajak berhak atas kelebihan PPh tersebut. Pengembalian kelebihan pembayaran PPh tersebut diberikan dalam jangka waktu dua belas bulan sejak permohonan diterima secara lengkap. 3. Memperoleh Surat Keterangan Bebas (SKB) Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki kriteria berikut dapat dibebaskan dari pemotongan dan/atau pemugutan PPh: a. Wajib Pajak yang dalam tahun berjalan dapat membuktikan tidak akan terutang Pajak Penghasilan karena: 1) mengalami kerugian fiskal; 2) berhak melakukan kompensasi kerugian; atau BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
33
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi 3) PPh yang telah dibayar lebih besar dari PPh yang akan terutang. b. Wajib Pajak yang atas penghasilannya hanya dikenai PPh yang bersifat final. Permohonan pembebasan dari pemotongan dan/atau pemungutan PPh diajukan secara tertulis kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak terdaftar dengan syarat telah menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak terakhir sebelum tahun pajak diajukan permohonan kecuali untuk Wajib Pajak yang baru berdiri dan masih dalam tahap investasi. Permohonan diajukan untuk setiap pemotongan dan/atau pemungutan PPh Pasal 21, Pasal 22, Pasal 22 impor, dan/atau Pasal 23. Permohonan harus dilampiri dengan penghitungan PPh yang diperkirakan akan terutang untuk tahun pajak diajukan permohonan. Permohonan pembebasan dari pemotongan dan/atau pemungutan PPh tersebut tidak berlaku untuk pemotongan dan/atau pemungutan PPh yang bersifat final. 4. Penundaan Pelaporan SPT Tahunan Apabila Wajib Pajak mengalami kesulitan untuk memenuhi batas waktu penyampaian SPT Tahunan, Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu (menunda) penyampaian SPT Tahunan PPh untuk paling lama dua bulan dengan cara menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain kepada Direktur Jenderal Pajak. Tata cara penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Penyampaian SPT Tahunan yaitu sebagai berikut: Pemberitahuan dibuat secara tertulis dan disampaikan ke KPP sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan berakhir. Pemberitahuan dilampiri dengan perhitungan sementara, laporan keuangan sementara dan Surat Setoran Pajak (SSP) sebagai bukti pelunasan. Pemberitahuan wajib ditandatangani oleh Wajib Pajak atau Kuasa Wajib Pajak. Dalam hal Pemberitahuan ditandatangani oleh Kuasa Wajib Pajak, Pemberitahuan harus dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus. Pemberitahuan disampaikan secara langsung, melalui pos dengan
34
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi
5.
bukti pengiriman surat atau cara lain melalui jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat, atau dengan cara e-filing melalui ASP diberikan Bukti Penerimaan Elektronik. Bukti pengiriman surat melalui pos, jasa ekspedisi atau jasa kurir atau tanda penerimaan surat serta Bukti Penerimaan Elektronik menjadi bukti penerimaan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan. Pengurangan PPh Pasal 25 Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengurangan PPh Pasal 25 apabila setelah tiga bulan atau lebih berjalannya suatu tahun pajak dapat membuktikan bahwa PPh yang akan terutang untuk tahun pajak tersebut kurang dari 75% (tujuh puluh lima persen) dari PPh yang terutang yang menjadi dasar penghitungan besarnya PPh Pasal 25. Pengajuan permohonan pengurangan besarnya PPh Pasal 25 tersebut harus disertai dengan penghitungan besarnya PPh yang akan terutang berdasarkan perkiraan penghasilan yang akan diterima atau diperoleh dan besarnya PPh Pasal 25 untuk bulanbulan yang tersisa dari tahun pajak yang bersangkutan.
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
35
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi
C. KETENTUAN KHUSUS 1. Ketentuan PPh atas Penghasilan Keluarga Sistem pengenaan pajak di Indonesia menempatkan keluarga sebagai satu kesatuan ekonomis, artinya penghasilan atau kerugian dari seluruh anggota keluarga (termasuk istri dan anggota keluarga lainnya), digabungkan sebagai satu kesatuan yang dikenai pajak, dan pemenuhan kewajiban pajaknya dilakukan oleh kepala keluarga. Penggabungan penghasilan dari seluruh anggota keluarga dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Penghasilan atau kerugian istri dianggap sebagai penghasilan atau kerugian suaminya dan dikenai pajak sebagai satu kesatuan, kecuali: • penghasilan tersebut semata-semata diterima/diperoleh dari satu pemberi kerja yang telah dipotong PPh Pasal 21; dan • pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas suaminya atau anggota keluarga lainnya. b. Penghasilan anak yang belum dewasa (belum berusia 18 tahun dan belum pernah menikah) digabung dengan penghasilan orang tuanya. Pada dasarnya, kewajiban PPh atas penghasilan keluarga merupakan tanggung jawab kepala keluarga (suami). Namun demikian, dalam hal tertentu pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan suami dan istri (wanita kawin) dilakukan secara terpisah, apabila: a. suami-istri telah hidup berpisah berdasarkan putusan hakim; b. dikehendaki secara tertulis oleh suami-istri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan; atau c. dikehendaki oleh istri yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri. Berikut kode status kewajiban perpajakan suami-istri sebagaimana isian dalam halaman identitas SPT Tahunan orang pribadi: a. KK = hak dan kewajiban perpajakan dilaksanakan oleh kepala keluarga; b. HB = suami-istri telah hidup berpisah berdasarkan putusan hakim; c. PH = suami-istri melaksanakan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan; atau d. MT = istri memilih menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri. Pelaksanaan kewajiban perpajakan bagi masing-masing jenis status tersebut berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut:
36
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Pemotongan/ Pemungutan oleh Pihak Lain
Penyampaian SPT
4
Konsep Penghasilan
2.
3
NPWP
Uraian
1
No
Suami
Menggunakan NPWP suami
Seluruh penghasilan/ kerugian istri dianggap penghasilan/ kerugian suami, kecuali penghasilan istri dari satu pemberi kerja dengan syarat sesuai Pasal 8 (1) UU PPh
NPWP suami (kepala keluarga)
KK
Masing-Masing
Menggunakan NPWP masingmasing
Seluruh penghasilan/ kerugian merupakan penghasilan atau kerugian masing-masing
NPWP masingmasing
HB
Masing-Masing
Menggunakan NPWP masing-masing
Namun demikian, dalam menghitung PPh yang terutang dilakukan berdasarkan penjumlahan penghasilan neto dan besarnya pajak yang harus dilunasi oleh masing-masing suami-istri dihitung sesuai dengan perbandingan penghasilan neto mereka
Seluruh penghasilan/ kerugian merupakan penghasilan atau kerugian masing-masing.
NPWP masing-masing
PH
Masing-Masing
Menggunakan NPWP masing-masing
Namun demikian, dalam menghitung PPh yang terutang dilakukan berdasarkan penjumlahan penghasilan neto dan besarnya pajak yang harus dilunasi oleh masing-masing suamiistri dihitung sesuai dengan perbandingan penghasilan neto mereka
Seluruh penghasilan/ kerugian merupakan penghasilan atau kerugian masingmasing.
NPWP masing-masing
MT
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
37
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi Contoh 1: Pengusaha, Zidan Arserio,mempunyai seorang istri Aqeela Maheswari yang bekerja sebagai karyawan suatu perusahaan swasta. Penghasilan selama tahun 2015: - Penghasilan neto Zidan Arserio dari kegiatan usahanya sebesar Rp500.000.000,00. - Penghasilan istri sebagai direktur perusahaan swasta dengan penghasilan neto sebesar Rp400.000.000,00. Mengingat penghasilan istri diperoleh dari satu pemberi kerja yang telah dipotong PPh Pasal 21 oleh pemberi kerja, dan pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha suami, penghasilan neto sebesar Rp400.000.000,00 tidak digabung dengan penghasilan Zidan Arserio. Pengenaan pajak atas penghasilan istri tersebut bersifat final.
Contoh 2: Apabila selain menjadi direktur perusahaan swasta, Aqeela Maheswari selama tahun 2015 juga memiliki penghasilan usaha apotek dengan penghasilan neto sebesar Rp3.000.000.000,00, maka penghasilan neto Zidan Arserio dihitung sebagai berikut: penghasilan neto Zidan Arserio dari usaha
Rp 500.000.000,00
penghasilan neto Aqeela Maheswari sebagai direktur perusahaan swasta
Rp 400.000.000,00
Penghasilan neto Aqeela Maheswari dari usaha apotek
Rp 3.000.000.000,00 +
Penghasilan neto yang dilaporkan dalam SPT Tahunan Zidan
Rp 3.900.000.000,00
Karena penghasilan istri tidak semata-mata diperoleh dari satu pemberi kerja, maka penghasilan neto istri sebesar Rp400.000.000,00 dan Rp3.000.000.000,00 digabung dengan penghasilan Zidan Arserio.
38
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi Contoh 3: Dalam hal setelah dilakukan penghitungan diketahui bahwa pajak yang terutang atas jumlah penghasilan tersebut adalah sebesar Rp1.092.500.000,00 (satu miliar sembilan puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) dan dalam hal dikehendaki secara tertulis oleh suami-istri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan (PH); atau istri memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri (MT), maka untuk masing-masing suami-istri pengenaan pajaknya dihitung sebagai berikut: Suami: Istri:
Rp500.000.000,00 Rp3.900.000.000,00 Rp3.400.000.000,00 Rp3.900.000.000,00
x
Rp1.092.500.000,00 = Rp140.064.102,56
x
Rp1.092.500.000,00 = Rp952.435.897,44
2. Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Di peroleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu Bagi Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dari usaha yang memiliki peredaran bruto tertentu, berlaku pengenaan Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 (PP 46/2013). Berikut ketentuan pengenaan PPh Final berdasarkan PP 46/2013 bagi Wajib Pajak orang pribadi: Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha apabila memiliki peredaran bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 dalam satu Tahun Pajak harus melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PP 46/2013. Yang dimaksud dengan peredaran bruto adalah peredaran bruto dari usaha, termasuk dari usaha cabang, tidak termasuk dari: a. jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas; b. penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri; c. usaha yang atas penghasilannya telah dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan tersendiri; dan d. penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak. BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
39
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi Jasa
sehubungan dengan pekerjaan bebas, yang atas penghasilannya tidak termasuk dalam peredaran bruto yang dikenai PP 46/2013, adalah: a. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris; b. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, dan penari; c. olahragawan; d. penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator; e. pengarang, peneliti, dan penerjemah; f. agen iklan; g. pengawas atau pengelola proyek; h. perantara; i. petugas penjaja barang dagangan; j. agen asuransi; dan k. distributor perusahaan pemasaran berjenjang (multilevel marketing) atau penjualan langsung (direct selling) dan kegiatan sejenis lainnya. Tidak termasuk dalam Wajib Pajak orang pribadi yang diwajibkan melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai PP 46/2013 adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan usaha perdagangan dan/ atau jasa dengan menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang dan menggunakan tempat umum yang tidak diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan. Wajib Pajak PP 46/2013 wajib mendaftarkan diri pada setiap KPP tempat kegiatan usaha dilakukan. Pajak Penghasilan terutang dihitung berdasarkan tarif 1% (satu persen) dikalikan dengan dasar pengenaan pajak berupa jumlah peredaran bruto setiap bulan, untuk setiap tempat kegiatan usaha. Wajib Pajak orang pribadi harus menyetorkan Pajak Penghasilan terutangnya paling lama tanggal lima belas bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir melalui: • kantor pos; • bank persepsi yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan; atau
40
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi • Anjungan Tunai Mandiri (ATM) pada bank persepsi yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Dalam hal penyetoran Pajak Penghasilan (PPh) terutang melalui kantor pos atau bank persepsi yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, Wajib Pajak orang pribadi menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang divalidasi dengan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) oleh kantor pos atau bank persepsi. SSP yang digunakan untuk penyetoran diisi dengan Kode Akun Pajak (KAP) 411128 dan Kode Jenis Setoran (KJS) 420. Apabila penyetoran PPh terutang melalui ATM, Wajib Pajak orang pribadi menerima Bukti Penerimaan Negara (BPN) dengan teraan NTPN dalam bentuk cetakan struk ATM. BPN dalam bentuk cetakan struk ATM tersebut kedudukannya disamakan dengan SSP. Wajib Pajak orang pribadi yang telah menyetor PPh terutang dengan menggunakan SSP atau ATM, yang telah mendapat validasi berupa NTPN, sudah dianggap melaporkan SPT Masa sesuai dengan tanggal validasi NTPN yang tercantum pada SSP atau struk ATM. Apabila Wajib Pajak orang pribadi yang menyetor PPh yang bersifat final tetapi SSPnya tidak mendapat validasi dengan NTPN, wajib menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) ke Kantor Pelayanan Pajak sesuai tempat kegiatan usaha Wajib Pajak orang pribadi terdaftar dengan mengisi baris pada angka 11 formulir SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2): • kolom Uraian diisi dengan “Penghasilan Usaha Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu”; dan • kolom KAP/KJS diisi dengan “411128/420”. Apabila dalam suatu Masa Pajak Wajib Pajak PP 46/2013 tidak memiliki
peredaran bruto, maka PPh Final PP 46/2013 yang terutang untuk Masa Pajak tersebut adalah nihil. Wajib Pajak tersebut tidak wajib menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2). Apabila atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi PP 46/2013 wajib dilakukan pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan yang tidak bersifat final, Wajib Pajak orang pribadi dapat dibebaskan dari pemotongan dan/atau pemungutan PPh oleh pihak lain dengan tata cara sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2013. Wajib Pajak orang pribadi yang hanya menerima atau memperoleh penghasilan yang dikenai PPh yang bersifat final, tidak diwajibkan
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
41
Kewajiban Dan Hak Wajib Pajak Orang Pribadi melakukan pembayaran angsuran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Penentuan apakah Wajib Pajak orang pribadi dikenai PPh Final berdasarkan PP 46/2013 pada suatu Tahun Pajak adalah berdasarkan peredaran bruto dari usaha dalam satu tahun dari Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun Pajak yang bersangkutan. Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang baru terdaftar penentuan pengenaan PPh Final berdasarkan PP 46/2013 adalah berdasarkan jumlah peredaran bruto bulan pertama yang disetahunkan. Wajib Pajak orang pribadi yang dikenai PPh Final berdasarkan PP 46/2013 tetap wajib menyampaikan SPT Tahunan orang pribadi berdasarkan ketentuan yang berlaku. Contoh: Adi Singodimejo belum menikah dengan dua tanggungan memiliki rincian penghasilan untuk tahun pajak 2015 sebagai berikut: a.
Penjualan baju dari butik “Adi Gaul” sebesar Rp3.000.000.000,00
b.
Penjualan baju dari butik “Adi Gaul” cabang Medan sebesar Rp150.000.000,00
c.
Penghasilan dari menyewakan ruangan untuk kantor sebesar Rp500.000.000,00
d.
Penjualan dari butik di Singapura sebesar Rp1.000.000.000,00
Selain penghasilan tersebut, Adi Singomejo juga memberikan jasa konsultansi pada tahun 2015 sebesar Rp250.000.000,00. Total peredaran bruto usaha tahun 2015 Adi Singodimejo adalah sebesar Rp3.150.000.000,00 (Rp3.000.000.000,00 + Rp150.000.000,00). Karena peredaran bruto usaha Adi Singodimejo masih di bawah Rp4,8 miliar, Adi Singodimejo harus menjalankan kewajiban perpajakannya untuk Tahun Pajak 2016 sesuai dengan ketentuan PP 46/2013
42
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
PENGHITUNGAN DAN PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN ORANG PRIBADI
3
Sebagai bagian utama dari kewajiban perpajakan Wajib Pajak orang pribadi, penghitungan PPh yang terutang dalam pelaporan SPT Tahunan menjadi sangat penting. Berikut akan dijelaskan tahap demi tahap pengisian SPT Tahunan orang pribadi hingga didapatkan jumlah PPh terutang dan PPh Kurang Bayar/Lebih Bayar pada akhir tahun pajak, serta pengisian lampiran dalam SPT. A. FORMULIR SPT TAHUNAN ORANG PRIBADI Sebagaimana telah disampaikan pada bagian sebelumnya. SPT Tahunan orang pribadi terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu 1770, 1770S, dan 1770SS. SPT Tahunan orang pribadi jenis 1770 merupakan SPT Tahunan yang paling lengkap karena mengakomodir semua jenis penghasilan, termasuk penghasilan dari usaha dan/atau pekerjaan bebas. Oleh karena itu, SPT Tahunan yang akan digunakan sebagai ilustrasi adalah SPT Tahunan orang pribadi 1770. 1. 1770 Induk Lampiran Induk berisi rangkuman jumlah penghasilan neto dari seluruh jenis penghasilan, penghitungan Penghasilan Kena Pajak, PPh terutang, Kredit Pajak, PPh Kurang/Lebih Bayar, Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Berikutnya, dan daftar Lampiran 2. 1770 Lampiran I Halaman 1 Lampiran I Halaman 1 berisi rincian penghitungan penghasilan neto dari usaha dan/atau pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak orang pribadi yang menyelenggarakan pembukuan. Pada bagian ini juga dilakukan koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal negatif atas penghasilan neto komersial Wajib Pajak untuk mendapatkan jumlah penghasilan neto fiskal berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan. 3. 1770 Lampiran I Halaman 2 Lampiran I Halaman 2 berisi penghitungan jumlah penghasilan neto dari usaha dan/atau pekerjaan bebas bagi Wajib Pajak orang pribadi yang menyelenggarakan pencatatan (menghitung penghasilan netonya dengan Norma Penghitungan Penghasilan Neto), penghitungan jumlah penghasilan neto dari pekerjaan, serta penghitungan jumlah penghasilan neto dalam negeri lainnya (yang tidak dikenai PPh bersifat final). BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
43
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan 4. 1770 Lampiran II Lampiran II berisi rincian pemotongan dan/atau pemotongan yang telah dilakukan oleh pihak lain serta data rincian bukti pemotongannya. 5. 1770 Lampiran III Lampiran III berisi rincian penghasilan yang dikenai PPh final, rincian penghasilan yang tidak termasuk objek pajak, dan jumlah penghasilan istri/suami yang dikenai PPh secara terpisah 6. 1770 Lampiran IV Lampiran IV berisi rincian harta pada akhir tahun pajak, rincian hutang/kewajiban pada akhir tahun pajak, dan daftar susunan anggota keluarga 7. Lampiran Penghitungan PPh PH-MT Lampiran ini berisi penghitungan PPh terutang bagi suami dan istri dengan status perpajakan PH atau MT. 8. Lampiran Daftar Pembayaran OPPT Lampiran ini berisi rincian jumlah penghasilan Wajib Pajak OPPT, beserta rincian PPh Pasal 25 yang telah disetorkan. 9. Lampiran Daftar Pembayaran PP 46 Lampiran ini berisi rincian peredaran bruto per Masa Pajak per tempat usaha bagi Wajib Pajak PP 46, beserta rincian PPh Final Pasal 4 ayat (2) yang telah dibayar B. PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS Wajib Pajak melakukan penghitungan penghasilan neto dalam negeri dari usaha dan/atau pekerjaan bebas pada Formulir 1770 lampiran I halaman 1 dan bagian atas lampiran I halaman 2. Wajib Pajak dapat menghitung penghasilan neto dari usaha dan/atau pekerjaan bebas dengan menggunakan pembukuan atau dengan menggunakan pencatatan. 1. Orang Pribadi yang Menyelenggarakan Pembukuan Penghasilan neto bagi Wajib Pajak yang menyelenggarakan pembukuan dihitung dengan cara:
Penghasilan Neto = Penghasilan Bruto/omzet - Biaya 3M
44
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Penjelasan mengenai Penghasilan Bruto/omzet dan Biaya 3M adalah sebagai berikut: Penghasilan Bruto/Omzet, adalah seluruh penghasilan yang diterima
Wajib Pajak sehubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak. Biaya 3M (Biaya untuk Mendapatkan, Menagih dan Memelihara), adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh, menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan obyek pajak yang tidak dikenai PPh bersifat final, yaitu antara lain: o Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha/pekerjaan bebas. o Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih 1 tahun. o Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan. o Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan. o Kerugian selisih kurs mata uang asing o Sumbangan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah, terdiri dari: - Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional; - Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia; - Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga; dan - Sumbangan fasilitas pendidikan. Selain dari biaya yang termasuk dalam biaya 3M sebagaimana diuraikan di
atas, terdapat biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan kena pajak. Biaya yang tidak boleh dikurangkan oleh Wajib Pajak meliputi biayabiaya yang dikurangkan bukan dalam rangka mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, antara lain: o premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan;
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
45
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan o penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; o harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b UU PPh kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat (1) huruf i sampai dengan huruf m UU PPh di atas serta zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah; o Pajak Penghasilan;
o Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya (misalnya biaya untuk pembayaran uang sekolah anak dari Wajib Pajak); o sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundangundangan di bidang perpajakan. Contoh: Ahmad Bustomi mempunyai usaha toko obat “TAHES” di Pasar Besar dengan peredaran usaha (omzet) dalam tahun 2015 sebesar Rp. 5.000.000.000,00. Ahmad Bustomi menyelenggarakan pembukuan atas usaha toko obatnya tersebut. Disamping pembelian barang dagangan yang sudah dikeluarkan sebesar Rp. Rp. 2.000.000.000,00, Ahmad Bustomi mengeluarkan biaya-biaya sebagai berikut: • Biaya Sewa Toko Sebesar Rp. 50.000.000,00 • Biaya Gaji pegawai Rp. 25.000.000,00 • Biaya Pembayaran Listrik dan Air sebesar Rp. 5.000.000,00 • Biaya Pengiriman kepada pelanggan sebesar Rp. 10.000.000,00 • Biaya Pribadi Ahmad Bustomi Rp. 20.000.000,00
46
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Perhitungan Penghasilan Neto Fiskal Ahmad Bustomi sehubungan dengan usaha toko obat “TAHES” untuk dilaporkan dalam SPT Tahunan Ahmad Bustomi adalah sebagai berikut: Peredaran usaha (omzet)
Rp
5.000.000.000,00
Pembelian Barang Dagangan Penghasilan Bruto
Rp Rp
2.000.000.000,00 3.000.000.000,00
Biaya-biaya yang dapat dikurangkan: Biaya Sewa Toko Rp 50.000.000,00 Biaya Gaji Pegawai Rp 25.000.000,00 Biaya Pembayaran Listrik dan Air Rp 5.000.000,00 Biaya Pengiriman kepada pelanggan Rp 10.000.000,00 + Rp Penghasilan Neto Rp Biaya yang tidak dapat dikurangkan: Biaya pribadi Ahmad Bustomi Rp.20.000.000,00
90.000.000,00 2.910.000.000,00
Penghitungan penghasilan neto beserta penyesuaian fiskal yang dilakukan tersebut diisikan dalam formulir 1770 Lampiran I halaman 1, sebagai berikut: Penghasilan dari Usaha dan/atau pekerjaan bebas berdasarkan laporan keuangan komersial Peredaran Usaha Harga Pokok Penjualan
Rp Rp
5.000.000.000,00 2.000.000.000,00 -
Laba/Rugi Bruto Usaha
Rp
3.000.000.000,00
Biaya Usaha
Rp
110.000.000,00 -
Penghasilan Neto Rp Penyesuaian Fiskal Positif: Biaya yang dibebankan/dikeuarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya Rp
2.890.000.000,00
Jumlah (Penghasilan Neto Fiskal)
2.910.000.000,00
Rp
20.000.000,00 +
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
47
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Kemudian, penghasilan neto fiskal dari usaha tersebut menjadi bagian dari penghasilan neto dalam negeri dari usaha dan/atau pekerjaan bebas yang jumlahnya dilaporkan pada Formulir 1770 Induk Bagian A Nomor 1. 2. Orang Pribadi yang Tidak Menyelenggarakan Pembukuan (Menggunakan Norma) Pada dasarnya penghitungan besaran penghasilan neto ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (biaya 3M) yang merupakan objek pajak yang tidak dikenai PPh Final. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dengan kondisi tertentu, Dirjen Pajak memperbolehkan WPOP yang menjalankan kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto (NPPN) untuk menghitung penghasilan neto. Penghitungan penghasilan neto Wajib Pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha atau pekerjaan bebas, dilakukan terhadap masing-masing jenis usaha dengan memperhatikan pengelompokan wilayah, yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak. Wajib Pajak dapat menghitung penghasilan neto dengan menggunakan NPPN dengan memperhatikan syarat- syarat berikut: • melakukan pekerjaan bebas, • peredaran brutonya dalam 1 (satu) tahun kurang dari Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah), dan • menyampaikan pemberitahuan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan. Wajib Pajak yang memilih menggunakan norma wajib menyelenggarakan pencatatan dalam suatu tahun Pajak, yaitu jangka waktu 1 (satu) tahun kalender mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Pencatatan yang harus diselenggarakan meliputi: • peredaran dan/atau penerimaan bruto yang diterima dari kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas yang penghasilannya merupakan objek pajak yang tidak dikenai pajak bersifat final; • penghasilan bruto yang diterima dari luar kegiatan usaha dan/ atau pekerjaan bebas yang penghasilannya merupakan objek pajak yang tidak dikenai pajak bersifat final, termasuk biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan tersebut;
48
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan • penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final, baik yang berasal dari kegiatan usaha dan/ atau pekerjaan bebas maupun dari luar kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas; • pencatatan atas harta dan kewajiban baik yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas maupun yang tidak digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha dan/ atau pekerjaan bebas. Bentuk pencatatan adalah seperti contoh berikut: Tanggal
Uraian
Jumlah Bruto (Rp)
Keterangan
(1) 1 Januari ............. ............. 31 Desember Jumlah
(2) ............. ............. ............. .............
(3) ............. ............. ............. ............. .............
(4) ............. ............. ............. .............
Perhitungan penghasilan neto bagi Wajib Pajak yang menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto dihitung dengan cara:
Penghasilan neto = Penghasilan bruto x % Norma Penghitungan
Contoh: Namira Raisha berprofesi sebagai pekerja seni dengan penghasilan bruto selama tahun 2015 sebesar Rp350.000.000,00. Namira Raisha memilih untuk menghitung penghasilan neto menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. Penghitungan Penghasilan Neto: NPPN untuk usaha jasa pekerja seni Namira Raisha di DKI Jakarta adalah 35%. Penghasilan Neto = Rp350.000.000,00 x 35% = Rp122.500.000,00
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
49
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Penghitungan penghasilan neto tersebut diisikan dalam formulir 1770 Lampiran I halaman 2 Bagian B Nomor 3. Kemudian, penghasilan neto tersebut menjadi bagian dari penghasilan neto dalam negeri dari usaha dan/ atau pekerjaan bebas yang jumlahnya dilaporkan pada Formulir 1770 Induk Bagian A Nomor 1. C. PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
DALAM
NEGERI
Yang dimaksud penghasilan sehubungan dengan pekerjaan adalah
penghasilan Wajib Pajak yang berasal dari pekerjaan Wajib Pajak sebagai pegawai, baik itu pegawai tetap, pegawai tidak tetap ataupun pegawai harian. Penghasilan ini wajib dipotong Pajak Penghasilan oleh pemberi kerja dan disetorkan oleh pemberi kerja yang bersangkutan. Sebagai bukti penghasilan Wajib Pajak telah dipotong pajaknya, Wajib Pajak akan diberikan bukti pemotongan pajak yang memuat jumlah penghasilan bruto, pengurangan penghasilan, penghasilan neto dan pajak terutangnya. Untuk penghasilan Neto sendiri dapat diketahui dari penghasilan bruto dikurangi oleh: • biaya jabatan sebesar 5% dari penghasilan bruto dengan jumlah maksimum Rp6.000.000,00 setahun atau Rp. 500.000,00 sebulan; • iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau badan penyelenggara Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua yang dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, maksimal Rp. 2.400.000,00 setahun atau Rp. 200.000,00 sebulan. Contoh: Raisha Almahira adalah pegawai di PT Singosari dengan penghasilan bruto tahun 2015 yang terdiri dari gaji pokok sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), honorarium dan bonus sebesar Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) setahun. Iuran BPJS Kesehatan sebesar 2% dipotong langsung dari gaji pokok yang diperoleh Raisha Almahira.
50
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan
Perhitungan penghasilan neto Raisha Almahira selama tahun 2015 yang bersumber dari pekerjaannya sebagai pegawai di PT Singosari adalah sebagai berikut: • Penghasilan bruto: Rp300.000.000,00 • Pengurangan: - Biaya jabatan: Rp6.000.000,00 (5% x Rp300.000.000,00 atau maksimum Rp6.000.000,00) - Iuran Jamsostek: Rp2.000.000,00 (2% x Rp100.000.000,00) • Jumlah pengurangan penghasilan bruto = Rp8.000.000,00 (Rp6.000.000,00+Rp2.000.000,00) • Penghasilan neto dari pekerjaan = Rp 292.000.000,00 (Rp300.000.000,00 -Rp 8.000.000,00)
Penghitungan penghasilan neto sehubungan dengan pekerjaan tersebut diisikan dalam formulir 1770 Lampiran I halaman 2 Bagian C. Kemudian, penghasilan neto tersebut menjadi bagian dari penghasilan neto dalam negeri dari usaha dan/atau pekerjaan bebas yang jumlahnya dilaporkan pada Formulir 1770 Induk Bagian A Nomor 2. D. PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA Penghasilan dalam negeri lainnya dalah penghasilan selain dari usaha dan pekerjaan serta penghasilan yang tidak dikenakan PPh Final. Penghasilan neto yang dilaporkan adalah sebesar pembayaran yang diterima dari pihak lain. Contoh: Penghasilan dalam negeri lainnya yang diperoleh Joko Susilo selama tahun 2015 selain dari gaji sebagai pegawai di PT Gajayana adalah sebagai berikut: • Bunga deposito Rp10.000.000,00 (neto sudah dipotong pajak oleh pihak Bank) • Penghasilan sewa atas satu unit ruko sebesar Rp 25.000.000,00 dari PT Kanjuruhan. • Royalti atas hak cipta komik “Leo Cartoon” dari penerbit buku PT. Brantas Printing sebesar Rp 50.000.000,00. • Menjual mobil dengan harga Rp. 150.000.000,00 yang sebelumnya dibeli dengan harga Rp. 130.000.000,00 BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
51
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan • Pengenaan pajak penghasilan terhadap penghasilan-penghasilan tersebut di atas diuraikan sebagai berikut: • Penghasilan bunga deposito merupakan objek PPh yang dikenakan pemotongan PPh yang bersifat final oleh bank sehingga Joko Susilo tidak perlu menggabungkan penghasilan bunga deposito dengan penghasilan lain yang tidak dikenai PPh final. • Penghasilan sewa ruko merupakan objek PPh yang dikenakan pemotongan PPh yang bersifat final oleh PT Kanjuruhan sebesar Rp2.500.000,00 (10% x Rp 25.000.000,00). Dalam hal penyewa ruko adalah orang pribadi yang tidak ditunjuk sebagai pemotong PPh, maka PPh sebesar Rp2.500.000,00 (10% x Rp 25.000.000,00) wajib disetorkan sendiri oleh Joko Susilo. • Penghasilan berupa pembayaran royalti dari penerbit PT Brantas Printing sebesar Rp 50.000.000,00 merupakan objek PPh Pasal 23 yang dikenai pemotongan PPh Pasal 23 oleh PT Brantas Printing sebesar Rp7.500.000,00,00 (15%x Rp50.000.000,00) dan harus dilaporkan dalam perhitungan PPh tahun 2015. • Keuntungan atas penjualan mobil sebesar Rp. 20.000.000,00 dilaporkan pada SPT Tahunan 2015 sebagai penghasilan lainnya. Karena penghasilan dalam negeri lainnya berupa bunga deposito, dan sewa ruko telah dikenai PPh Final, maka jumlah penghasilan neto lainnya yang dilaporkan dalam Formulir 1770 Lampiran I Halaman 2 Bagian D hanya royalti dan keuntungan penjualan harta. Untuk penghasilan yang dikenai PPh Final berupa bunga deposito dan sewa ruko, dilaporkan pada Formulir 1770 Lampiran III Bagian A. Bukti pemotongan PPh yang dapat dikreditkan (bukan PPh Final), yaitu bukti pemotongan PPh atas penghasilan berupa royalti, dilaporkan pada Formulir 1770 Lampiran II Bagian A. Penghasilan bruto serta PPh terutang untuk penghasilan yang dikenai PPh Final, yaitu penghasilan berupa bunga deposito dan sewa ruko dilaporkan pada Formulir 1770 Lampiran III Bagian A.
52
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan E. PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI Atas seluruh penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri, termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri, terutang Pajak Penghasilan. Untuk mengurangi efek pajak berganda, Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dapat dikreditkan terhadap Pajak Penghasilan yang terutang berdasarkan ketentuan UU PPh dan peraturan pelaksanaannya. Pelaporan dan perhitungan penghasilan neto dari luar negeri dilakukan sebagai berikut: • Untuk penghasilan dari usaha di luar negeri dilaporkan dalam tahun pajak diperolehnya penghasilan tersebut sebesar laba usaha yang diperoleh. • Untuk penghasilan selain dari usaha dilaporkan dalam tahun pajak diterimanya penghasilan tersebut sebesar penghasilan yang diterima. Ketentuan tentang besarnya kredit pajak luar negeri (KPLN) yang dapat dikreditkan sebagai berikut: • Pengkreditan pajak dilakukan dalam tahun pajak digabungkannya penghasilan dari luar negeri. • Jumlah pajak yang dapat dikreditkan paling tinggi sama dengan jumlah pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri, tetapi tidak boleh melebihi jumlah tertentu. • Jumlah tertentu tersebut dihitung menurut perbandingan antara penghasilan dari luar negeri terhadap Penghasilan Kena Pajak dikalikan dengan pajak yang terutang atas Penghasilan Kena Pajak, paling tinggi sama dengan pajak yang terutang atas Penghasilan Kena Pajak dalam hal penghasilan Kena Pajak lebih kecil dari penghasilan luar negeri. • Apabila penghasilan luar negeri berasal dari beberapa negara, maka penghitungan kredit pajak dilakukan untuk masing-masing negara.
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
53
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan • Apabila jumlah PPh yang dibayar atau terutang di luar negeri melebihi jumlah kredit pajak yang diperkenankan di atas, maka kelebihannya tidak dapat diperhitungkan dengan PPh yang terutang tahun berikutnya, tidak boleh dibebankan sebagai biaya atau pengurang penghasilan, dan tidak dapat dimintakan restitusi. Batas Maksimum KPLN =
Penghasilan di Luar Negeri Penghasilan Kena Pajak
x PPh Terutang
Untuk mengkreditkan pajak luar negeri, Wajib Pajak wajib
menyampaikan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak dengan melampirkan: • Laporan Keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeri; • Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan di luar negeri; dan • Dokumen pembayaran pajak di luar negeri. Penyampaian permohonan kredit pajak luar negeri dilakukan bersamaan dengan penyampaian SPT Tahunan PPh. Contoh: Usahawan, Budi Indrianto, (laki-laki, menikah, 2 anak) memperoleh penghasilan neto dalam negeri selama tahun 2015 sebesar Rp125.000.000,00 dan juga memperoleh penghasilan neto dari Singapura berupa dividen sebesar Rp25.000.000,00. Pajak yang telah dipotong di Singapura adalah sebesar Rp3.750.000,00. PPh Pasal 24 yang boleh dikreditkan dalam SPT Tahunan PPh Wajib Pajak orang pribadi tahun pajak 2015 adalah sebagai berikut : Jumlah penghasilan Neto PTKP (K/2) Penghasilan Kena Pajak
Rp150.000.000,00 Rp 45.000.000,00 Rp105.000.000,00
PPh terutang berdasarkan tarif Pasal 17 UU PPh : 5% x Rp50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00 15% x Rp55.000.000,00 = Rp 8.250.000,00 Jumlah = Rp10.750.000,00
54
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Pasal 24 yang boleh dikreditkan (maksimal) : Rp 25.000.000,00 x Rp 10.750.000,00 = Rp2.559.524,00 Rp105.000.000,00 Walaupun jumlah PPh yang dibayar di luar negeri adalah sebesar Rp3.750.000,00 namun jumlah PPh atas penghasilan yang diterima dari luar negeri yang dapat dikreditkan di SPT Tahunan Budi Indrianto hanya sebesar Rp2.559.524,00. Jumlah penghasilan neto dari luar negeri dilaporkan dalam Formulir 1770 Induk Bagian A Angka 4. Kredit Pajak Luar Negeri dilaporkan dalam Formulir 1770 Lampiran II Bagian A, dengan ketentuan jumlah maksimum sebagaimana dijelaskan di atas.
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
55
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan F. PENGHITUNGAN PPh TERUTANG DAN PPh YANG KURANG/LEBIH BAYAR Untuk menghitung jumlah PPh terutang, Wajib Pajak perlu menghitung
terlebih dahulu jumlah penghasilan neto dari masing-masing jenis penghasilan sebagaimana dijelaskan dan dicontohkan di atas. Penghitungan jumlah penghasilan neto, PPh terutang, dan PPh kurang/ lebih bayar dilakukan dalam Formulir 1770 Induk. Pada dasarnya tata cara penghitungan pajak terutang adalah sebagai berikut: 1. Penghasilan Neto dari: a. Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas b. Pekerjaan c. Dalam Negeri Lainnya d. Luar Negeri Jumlah penghasilan neto Dikurangi: 2. Zakat/sumbangan keagamaan yang wajib 3. Kompensasi kerugian 4. Penghasilan Tidak Kena Pajak Jumlah pengurangan 5. Penghasilan Kena Pajak
Rp. xxx,xx Rp. xxx,xx Rp. xxx,xx Rp. xxx,xx + Rp. xxx,xx Rp. xxx,xx Rp. xxx,xx Rp. xxx,xx + Rp. xxx,xx Rp. xxx,xx
6. PPh terutang (Penghasilan Kena Pajak x tarif pasal 17) 7. Kredit Pajak 8. PPh kurang/(lebih) bayar
Rp. xxx,xx Rp. xxx,xx Rp. xxx,xx
Jumlah penghasilan neto adalah jumlah seluruh penghasilan neto dari
kegiatan usaha dan pekerjaan bebas, penghasilan neto dari pekerjaan, penghasilan neto dalam negeri lainnya, dan penghasilan neto dari luar negeri. Jumlah penghasilan neto tersebut diisikan dalam Formulir 1770 Induk bagian A Angka 5.
56
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Setelah didapatkan jumlah penghasilan neto, kemudian dihitung
juga jumlah pengurangan-pengurangan yang diperkenankan sebagai pengurang penghasilan neto Wajib Pajak, yaitu: a. Zakat/sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib Yang diperkenankan sebagai pengurang penghasilan neto adalah pembayaran zakat melalui badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan pembayaran sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib melalui lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah. Pengurangan zakat/sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib tersebut harus dibuktikan dengan bukti setoran zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib. Daftar lembaga amil zakat atau lembaga keagamaan tersebut dapat dilihat pada Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER15/PJ/2012 tentang Perubahan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-33/PJ/2011 tentang Badan/Lembaga yang Dibentuk atau Disahkan oleh Pemerintah yang Ditetapkan Sebagai Penerima Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto. b. Kompensasi Kerugian Kompensasi kerugian hanya berlaku bagi Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan pembukuan (tidak menggunakan norma penghitungan penghasilan neto). Apabila pada suatu tahun pajak terdapat kerugian usaha, kerugian tersebut dapat dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun. c. Penghasilan Tidak Kena Pajak Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang berlaku mulai 1 Januari 2015 adalah sebagai berikut: 1) Rp36.000.000,00 untuk diri Wajib Pajak orang pribadi; 2) Rp3.000.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin; 3) Rp36.000.000,00 tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami ; dan
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
57
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan 4) Rp3.000.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga. Yang termasuk anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus antara lain orang tua, mertua, anak kandung, atau anak angkat. Yang dimaksud dengan “anggota keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya” adalah anggota keluarga yang tidak mempunyai penghasilan dan seluruh biaya hidupnya ditanggung oleh Wajib Pajak. Jumlah Penghasilan Kena Pajak (PKP) adalah jumlah penghasilan neto dikurangi pengurangan-pengurangan yang diperkenankan sebagaimana telah dijelaskan di atas. Besarnya PPh yang terutang pada akhir tahun pajak dihitung dengan mengalikan tarif PPh dengan Penghasilan Kena Pajak. Adapun tarif Pajak Penghasilan yang diterapkan atas penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut: Lapisan Penghasilan Kena Pajak sampai dengan Rp50.000.000,00 di atas Rp50.000.000,00 sampai dengan Rp250.000.000,00 di atas Rp250.000.000,00 sampai dengan Rp500.000.000,00 di atas Rp500.000.000,00
Tarif 5% 15% 25% 30%
Kredit Pajak, adalah PPh yang dilunasi dalam tahun berjalan baik yang
dipotong/dipungut oleh pihak lain maupun dibayar sendiri merupakan angsuran pajak yang dapat dikreditkan terhadap PPh yang terutang untuk tahun pajak yang bersangkutan kecuali PPh yang dilunasi tersebut bersifat final. Rincian kredit pajak adalah: a. Pemotongan dan/atau pemungutan PPh antara lain penghasilan dari pekerjaan, jasa atau kegiatan (PPh Pasal 21), impor atau transaksi tertentu lainnya (PPh Pasal 22), penghasilan dari persewaan harta (PPh Pasal 23). - PPh Pasal 21 dapat dikreditkan apabila ada bukti pemotongan berupa formulir 1721-A1 (Pegawai tetap non Pegawai Negeri) atau 1721-A2 (Pegawai Negeri) dan bukti pemotongan PPh Pasal 21 lainnya. Pemotongan PPh Pasal 21 antara lain dilakukan
58
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan oleh pemberi kerja, bendahara pemerintah, dana pensiun yang membayarkan uang pensiun, dan penyelenggara kegiatan. - PPh Pasal 22 dan Pasal 23 dapat dikreditkan apabila ada bukti pemungutan PPh atau bukti penyetoran dari pemotong dan/atau pemungut PPh. b. Pembayaran oleh Wajib Pajak sendiri berupa angsuran PPh Pasal 25. PPh yang dipotong atau dipungut maupun dibayar sendiri di atas merupakan pembayaran pajak yang nantinya dapat diperhitungkan dengan cara dikreditkan terhadap PPh yang terutang untuk tahun pajak yang bersangkutan dalam SPT Tahunan PPh dengan melampirkan bukti pemotongan atau pemungutan PPh dan/atau bukti penyetoran PPh yang dibayar sendiri. Besarnya PPh Pasal 25 yang dapat dikreditkan adalah sejumlah pembayaran PPh Pasal 25 yang telah dilakukan setiap bulan (masa pajak) sesuai dengan bukti penyetoran PPh sebagaimana yang tertulis di Surat Setoran Pajak (SSP) dan telah mendapat validasi dengan NTPN. c. PPh Pasal 24 (PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri) Besarnya PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan adalah sebesar: a. PPh yang dipotong/dibayarkan di luar negeri; atau b. batas maksimum kredit pajak luar negeri (KPLN), mana yang lebih kecil. PPh yang Kurang Dibayar/Lebih Dibayar didapatkan dengan mengurangkan Kredit Pajak dari Jumlah PPh Terutang.
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
59
Penghitungan dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan G. PENGISIAN LAMPIRAN SPT TAHUNAN Untuk pengisian Formulir 1770 Induk, 1770 Lampiran I, 1770 Lampiran II, dan 1770 Lampiran III Bagian A telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Berikut adalah penjelasan tentang pengisian Lampiran Formulir 1770 lainnya: 1. 1770 Lampiran III Bagian B Sebagaimana dicontohkan pada bagian awal buku ini, warisan adalah contoh penghasilan dalam negeri lainnya (selain dari usaha, pekerjaan bebas, atau pekerjaan). Namun, berdasarkan Undang-Undang, warisan bukan merupakan objek pajak. Dengan demikian, penghasilan Wajib Pajak berupa warisan tidak digabungkan dalam menghitung penghasilan neto Wajib Pajak, namun dilaporkan pada Formulir 1770 Lampiran III Bagian B. 2. 1770 Lampiran III Bagian C Apabila suami-istri menjalankan kewajiban perpajakannya secara terpisah, yaitu dengan status PH atau MT, maka dalam SPT Tahunan suami wajib dilaporkan jumlah penghasilan neto istri, dan dalam SPT Tahunan suami wajib dilaporkan jumlah penghasilan neto suami. 3. 1770 Lampiran IV Bagian A Wajib Pajak wajib menyampaikan informasi hartanya pada akhir tahun, yang terdiri dari kode dan nama harta, tahun perolehan, dan harta perolehan pada Formulir 1770 Lampiran IV Bagian A. 4. 1770 Lampiran IV Bagian B Wajib Pajak wajib menyampaikan informasi kewajiban/utangnya pada akhir tahun, yang terdiri dari kode utang, nama pemberi pinjaman, alamat pemberi pinjaman, tahun peminjaman, dan jumlah utang pada Formulir 1770 Lampiran IV Bagian B. 5. 1770 Lampiran IV Bagian C Wajib Pajak wajib menyampaikan informasi anggota keluarganya pada akhir tahun pajak, yang terdiri dari nama anggota keluarga, NIK, hubungan keluarga, dan pekerjaan pada Formulir 1770 Lampiran IV Bagian C.
60
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
CONTOH PENGHITUNGAN DAN PELAPORAN SPT ORANG PRIBADI
4
A. Contoh Penghitungan PPh Bagi Orang Pribadi atas Penghasilan Sehubungan dengan Usaha A.1 Pengusaha dengan Peredaran Bruto (Omzet) di atas Rp4,8 miliar dalam satu tahun pajak Andaliman Boraspati adalah seorang pengusaha yang terdaftar sebagai Wajib Pajak sejak tahun 2013. Dalam menghitung kewajiban perpajakannya, Andaliman menggunakan metode pembukuan dikarenakan peredaran bruto Andaliman telah mencapai lebih dari Rp4,8 miliar dalam satu tahun pajak. Data pribadi Andaliman per awal tahun 2015 adalah sebagai berikut: Status
:
Usaha Lokasi Usaha
: :
Kawin, istri tidak bekerja, 3 (tiga) orang tanggungan Minimarket 1. Minimarket A terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) X 2. Minimarket B terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Y
Selama tahun 2015, Andaliman Boraspati memiliki peredaran bruto sebagai berikut: Peredaran bruto Minimarket A Peredaran bruto Minimarket B Total Peredaran bruto
= = =
Rp2.800.000.000,00 Rp2.100.000.000,00 Rp4.900.000.000,00*)
Andaliman Boraspati termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (WP OPPT) karena melakukan kegiatan usaha yang mempunyai satu atau lebih tempat usaha. Angsuran PPh 25 dari usaha Andaliman Boraspati disetorkan dan dilaporkan secara terpisah di masing-masing KPP sesuai dengan tempat usaha tersebut terdaftar. Besarnya angsuran PPh 25 ditetapkan sebesar 0,75% dari jumlah peredaran bruto setiap bulan dari masing-masing tempat usaha tersebut.
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
61
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Angsuran PPh Pasal 25 (dalam Rp) Minimarket (KPP x) Bulan
Peredaran Bruto
Angsuran PPh 25
Minimarket (KPP Y) Peredaran Bruto
Angsuran PPh 25
1
200.000.000
1.500.000
150.000.000
1.125.000
2
100.000.000
750.000
50.000.000
375.000
3
200.000.000
1.500.000
150.000.000
1.125.000
4
200.000.000
1.500.000
150.000.000
1.125.000
5
250.000.000
1.875.000
200.000.000
1.500.000
6
175.000.000
1.312.500
125.000.000
937.500
7
300.000.000
2.250.000
250.000.000
1.875.000
8
450.000.000
3.375.000
300.000.000
2.250.000
9
175.000.000
1.312.500
125.000.000
937.500
10
150.000.000
1.125.000
100.000.000
750.000
11
200.000.000
1.500.000
150.000.000
1.125.000
12
400.000.000
3.000.000
350.000.000
2.625.000
2.800.000.000
21.000.000
2.100.000.000
15.750.000
Total
*) Dengan peredaran bruto selama tahun 2015 sebesar Rp4,9 miliar maka Andaliman Boraspati wajib menyelenggarakan pembukuan dan atas penghasilan yang diperoleh Andaliman Boraspati dikenai tarif Pajak Penghasilan berdasarkan ketentuan umum Undang-Undang Pajak Penghasilan. Berdasarkan laporan laba rugi tahun 2015 diketahui bahwa Andaliman Boraspati telah mengeluarkan biaya-biaya yang digunakan dalam rangka mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilannya yaitu sebagai berikut: Jenis Biaya terkait Usaha Harga Pokok Penjualan Gaji Pegawai Biaya sewa 2 toko Franchise Fee Sewa Peralatan Gerai (Cash register, Rak, AC, TV Display dll) Biaya Promosi
62
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Jumlah (Rp) 1.500.000.000 1.000.000.000 750.000.000 325.000.000 100.000.000 12.000.000
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Jumlah (Rp) 35.000.000 6.000.000 3.600.000 60.000.000 400.000.000 344.000.000 4.535.600.000
Jenis Biaya terkait Usaha Biaya Kebersihan Biaya Telepon Biaya PAM Biaya Listrik Training Pegawai Uang Makan Pegawai Total Biaya
Harta yang dimiliki oleh Andaliman Boraspati pada akhir tahun 2015: Jenis Harta
Tahun Perolehan
Nilai Perolehan (Rp)
Rumah
2008
2.000.000.000
Mobil
2013
150.000.000
Tabungan
2010
800.000.000
Penghasilan dari bunga tabungan yang diperoleh Andaliman Boraspati sebesar Rp60.000.000,00 dan dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final sebesar Rp12.000.000,00 oleh pihak bank. Andaliman Boraspati tidak memiliki kewajiban/utang pada akhir tahun 2015. Penghitungan PTKP Andaliman Boraspati, sebagai berikut: PTKP Andaliman Boraspati (dalam Rp) Wajib Pajak
36.000.000
Wajib Pajak Kawin
3.000.000
Tanggungan (3 orang x 3.000.000)
9.000.000
Total PTKP
48.000.000
Penghitungan PPh terutang Andaliman Boraspati adalah sebagai berikut: 1. Penghitungan PPh terutang Andaliman Boraspati (dalam Rp) Total Peredaran Bruto
4.900.000.000
Biaya sehubungan dengan usaha (3M) PTKP Penghasilan kena pajak
(4.535.600.000) (48.000.000) 316.400.000
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
63
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi PPh Terutang Andaliman Boraspati 5% x
50.000.000 =
2.500.000
15% x
200.000.000 =
30.000.000
25% x
66.400.000 =
16.600.000
PPh Terutang
49.100.000
2. PPh yang kurang dibayar dengan memperhitungkan pajak yang telah dibayar A
PPh yang terutang dari perhitungan sebelumnya
49.100.000
B
Kredit Pajak :
Pembayaran angsuran PPh 25 (Minimarket A)
21.000.000
Pembayaran angsuran PPh 25 (Minimarket B)
15.750.000
Jumlah Kredit Pajak
(36.750.000)
3. PPh yang kurang dibayar/PPh Pasal 29
12.350.000
PPh Pasal 29 yang harus dibayar dan dilaporkan pada SPT Andaliman Boraspati pada tahun pajak 2015 adalah sebesar Rp12.350.000,00. A.2 Pengusaha dengan Peredaran Bruto (Omzet) di bawah Rp4,8 miliar pada satu tahun pajak Anggara Pardomuan adalah seorang pengusaha yang terdaftar di KPP Medan sejak tahun 2013. Selama tahun 2015, Anggara Pardomuan melakukan penghitungan Pajak Penghasilan yang bersifat final sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013. Pengenaan PPh yang bersifat final tersebut didasarkan pada peredaran bruto tahun 2014 yang berjumlah kurang dari Rp4,8 miliar. Data pribadi Anggara Pardomuan per awal tahun 2015 adalah sebagai berikut:
64
Status Usaha
: :
Terdaftar di
:
Kawin, Istri tidak bekerja, 2 (dua) orang tanggungan Usaha pembuatan kue kering yang penjualannya secara online merk “Adinda” KPP Medan sejak 2013
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi ∗ Selama tahun 2015, Anggara Pardomuan memiliki peredaran bruto sebesar Rp307.850.000,00. ∗ PPh Pasal 4 ayat (2) Tahun 2015 yang harus dibayar setiap masa pajak adalah sebagai berikut: Bulan
Peredaran Bruto (Rp)
Tarif
PPh Final (Rp)
Januari
32.250.000
x
1%
=
322.500
Februari
18.500.000
x
1%
=
185.000
Maret
22.300.000
x
1%
=
223.000
April
17.800.000
x
1%
=
178.000
Mei
30.450.000
x
1%
=
304.500
Juni
35.250.000
x
1%
=
352.500
Juli
25.800.000
x
1%
=
258.000
Agustus
19.750.000
x
1%
=
197.500
September
21.800.000
x
1%
=
218.000
Oktober
20.450.000
x
1%
=
204.500
Nopember
28.500.000
x
1%
=
285.000
35.000.000
x
1%
=
Desember
Total PPh Final
350.000 3.078.500
Anggara Pardomuan mempunyai kewajiban melakukan pembayaran PPh Pasal 4 ayat (2) untuk setiap masa pajak dan menyampaikan SPT Tahunan PPh orang pribadi tahun pajak 2015. * Selama tahun 2015, Anggara Pardomuan juga memperoleh bunga tabungan sebesar Rp12.500.000,00 dan telah dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final sebesar Rp2.500.000,00 oleh pihak bank. Anggara Pardomuan mempunyai kewajiban melakukan pelaporan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final atas bunga tabungan dalam SPT Tahunan PPh orang pribadi tahun pajak 2015. A. B. Contoh Penghitungan PPh Bagi Orang Pribadi atas Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan Bebas Adi Putra Tarigan, S.T. melakukan pekerjaan bebas sebagai arsitek dengan status menikah, istri tidak bekerja, dan mempunyai 2 (dua) orang tanggungan. Selama tahun 2015, Adi Putra Tarigan memperoleh penghasilan dari beberapa pekerjaan sebagai berikut: BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
65
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Status Usaha/Pekerjaan
: :
Kawin, Istri tidak bekerja, 2 (dua) orang tanggungan Pekerjaan Bebas sebagai Arsitek
1. Memperoleh proyek dari PT.A, PT.B, dan PT.C. Penghasilan yang diperoleh dari PT.A, PT.B, dan PT.C dihitung berdasarkan per satuan pekerjaan/proyek sesuai Tabel 1; 2. Pada bulan Maret, mengajar mata kuliah desain interior sebagai dosen pengganti di Universitas Sebelas April dengan honor sebesar Rp5.000.000,00 sesuai Tabel 2; 3. Memberikan pelatihan desain interior sesuai Tabel 3: a. pada bulan Agustus kepada dinas PU Kabupaten Deli Serdang dengan honor Rp10.000.000; b. pada bulan September kepada dinas PU Kotamadya Binjai dengan honor Rp8.000.000; c. pada bulan Oktober kepada PT A dengan honor Rp7.000.000. 4. Sebagai pembicara sesuai Tabel 4: a. di acara Pengembangan desain interior yang diadakan oleh LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi) di bulan Maret dan mendapat honor Rp5.000.000,00; b. bulan Mei dalam seminar desain interior gedung bertingkat yang diadakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dengan honor Rp7.000.000,00; c. bulan Juli dalam seminar desain interior rumah hunian yang diadakan oleh IPK (Ikatan Pengusaha Konstruksi) dengan honor Rp8.000.000,00. 5. Menerima penghasilan atas persewaan mobil minibus dari PT B sebesar Rp3.000.000/bulan selama tahun 2015. 6. Untuk membiayai usaha, Adi Putra Tarigan mempunyai pinjaman ke bank karena dipakai untuk membeli peralatan yang dimilikinya. Daftar utang dan harta Adi Putra Tarigan pada akhir tahun 2015 adalah sebagai berikut:
66
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi DAFTAR UTANG
No
Pemberi Utang
T a h u n Utang
Sisa Utang (Rp)
1
Bank A
2009
560.000.000
2
Bank B
2010
60.000.000
3
Bank C
2011
28.000.000
Jumlah
648.000.000
DAFTAR HARTA Nilai Perolehan (Rp)
No
Harta
Tahun Perolehan
1
Peralatan Desain
2010
200.000.000
2
Mobil Minibus A
2010
140.000.000
3
Mobil Minibus B
2011
240.000.000
4
Sepeda Motor
2009
12.000.000
5
Rumah
2013
900.000.000
6
Rumah
2008
500.000.000
Jumlah
1.992.000.000
Penghitungan Pajak Penghasilan Adi Putra Tarigan adalah sebagai berikut : 1. Perolehan proyek dari PT.A, PT.B, dan PT.C ∗ Sesuai PER 32/PJ/2015, Dasar Pengenaan dan Pemotongan (DPP) PPh 21 adalah 50% (lima puluh persen) dari jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris, yang menerima imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan. ∗ Besarnya PPh Pasal 21 atas penghasilan yang dibayarkan kepada tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas dihitung dengan cara menerapkan tarif Pasal 17 ayat (1) atas DPP. Tabel 1 menjabarkan PPh Pasal 21 yang dipotong oleh PT. A, PT. B, dan PT. C. ∗ Adi Putra Tarigan wajib menyampaikan bukti potong PPh Pasal 21 yang telah diterbitkan oleh pemberi kerja sebelumnya kepada pemberi kerja berikutnya. BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
67
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Tabel 1. PPh Pasal 21 yang dipotong oleh PT.A, PT.B, dan PT. C (dalam ribuan rupiah)
Pemberi Kerja
Bulan
Penghasilan Bruto
Dasar Pemotongan (DPP)
Dasar Pemotongan PPh Ps.21 Kumulatif
Tarif Pasal 17 ayat (1)
PPh Pasal 21 Terutang
(4) = (3) x (7) = (4) 5 6 50% x (6) Februari 35.000 17.500 17.500 5% 875 Maret 23.000 11.500 29.000 5% 575 April 20.000 10.000 39.000 5% 500 PT A 11.000 50.000 5% 550 Mei*) 37.000 7.500 57.500 15% 1.125 Juni 45.000 22.500 72.500 15% 3.375 Juli 30.000 15.000 87.500 15% 2.250 PT B Agustus 40.000 20.000 107.500 15% 3.000 November 48.000 24.000 131.500 15% 3.600 PT C Desember 30.000 15.000 146.500 15% 2.250 Jumlah 308.000 154.000 738.500 18.100 ∗ Pada bulan Mei, terdapat bagian penghasilan sebesar Rp7.500.000 yang dikenai tarif 15%, dikarenakan jumlah kumulatif penghasilan bruto telah mencapai lebih dari Rp50 juta (kolom 5). 1
2
3
2. Pada bulan Maret, mengajar mata kuliah desain interior di Universitas Sebelas April dengan honor sebesar Rp5.000.000,00 sesuai Tabel 2;
68
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Tabel 2. Penghitungan PPh yang dipotong dari mengajar di Universitas (dalam ribuan rupiah) Universitas
Bulan
Penghasilan Bruto
Tarif DPP
DPP
Tarif PPh
PPh
Universitas Sebelas April
Maret
5.000
(50%xPenghasilan Bruto Kumulatif)
2.500
5%
Rp125
Jumlah Bruto
5.000
3. Memberikan pelatihan desain interior sesuai Tabel 3: Tabel 3. Penghitungan PPh yang Dipotong dari Memberikan Pelatihan Desain Interior (dalam ribuan rupiah) Tempat Pelatihan
Bulan
Penghasilan Bruto
Dinas PU Deli Serdang
Agustus
10.000
Dinas PU Kota Binjai
September
8.000
PT A
Oktober
7.000
Jumlah Bruto
DPP
Tarif PPh
PPh
5.000
5%
250
4.000
5%
200
3.500
5%
175
625
Tarif DPP
(50%xPenghasilan Bruto Kumulatif)
25.000
Tabel 4. Penghitungan PPh yang dipotong sebagai pembicara
(dalam ribuan rupiah) Lembaga/ Ikatan
Bulan
LPJK
Maret
5.000
IAI
Mei
7.000
IPK
Juli
8.000
Ph bruto
Jumlah
20.000
Tarif DPP
DPP
Tarif PPh
(50%xPenghasilan Bruto Kumulatif)
2.500
5%
125
3.500
5%
175
4.000
5%
200
500
PPh
Tabel 5. Penghitungan PPh yang dipotong atas Persewaan mobil minibus (dalam ribuan rupiah) Perusahaan
Bulan
Penghasilan
Tarif PPh
PPh
PT B
1 s.d. 12
Rp36.000
2%
720
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
69
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi 4. Penghitungan PPh terutang Adi Putra Tarigan Perhitungan Penghasilan Neto dari pekerjaan bebas (dalam Rp) No.
Jenis Pekerjaan Bebas
1.
Arsitek
2.
Dosen Pengganti
3. 4.
Penghasilan Bruto
Norma*)
Penghasilan Neto
308.000.000
50%
154.000.000
5.000.000
50%
2.500.000
Pelatihan desain interior
25.000.000
50%
12.500.000
Pembicara
20.000.000
50%
10.000.000
*) Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-536/ PJ/2000 1. PPh yang terutang pada Tahun Pajak 2015 (dalam Rp) Perhitungan Penghasilan Neto A. Penghasilan neto dari pekerjaan bebas: Penghasilan dari jasa arsitek
154.000.000
Penghasilan sebagai dosen pengganti
2.500.000
Penghasilan atas memberikan pelatihan
12.500.000
Penghasilan sebagai pembicara
10.000.000
Jumlah Penghasilan neto dari pekerjaan bebas
179.000.000
B. Penghasilan Neto Lainnya: Penghasilan atas persewaan minibus
36.000.000
Jumlah Penghasilan Neto (A+B)
215.000.000
Zakat
0
Jumlah Penghasilan Neto setelah Zakat PTKP: Wajib Pajak Sendiri
70
36.000.000
Tambahan Wajib Pajak kawin
3.000.000
Tanggungan 2
6.000.000
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
215.000.000
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi B. Jumlah PTKP
(45.000.000)
Penghasilan Kena Pajak
170.000.000
PPh Terutang: 5% x 50.000.000
2.500.000
15% x 120.000.000
18.000.000
PPh yang terutang
20.500.000
2. PPh yang Kurang dibayar dengan memperhitungkan pajak yang telah dipotong pihak lain A PPh yang terutang dari perhitungan sebelumnya 20.500.000 B Kredit Pajak : PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak lain:
1) PPh Pasal 21
a. Bukti potong PPh PT. A, PT.B, dan PT.C b. Bukti potong atas mengajar di Universitas c. Bukti potong atas pelatihan desain interior
18.100.000 125.000 625.000
500.000
d. Bukti potong atas penghasilan sebagai pembicara
2) PPh Pasal 23 Bukti potong atas persewaan mini bus Jumlah Kredit Pajak
720.000 (20.070.000)
3. PPh yang kurang dibayar/PPh Pasal 29
430.000
PPh Pasal 29 yang harus dibayar Adi Putra Tarigan adalah sebesar Rp430.000,00 BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
71
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi C.
C.1
Contoh Penghitungan PPh Bagi Orang Pribadi atas Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan Pegawai Tetap dan Istri Bekerja, kewajiban perpajakan digabung Onnur adalah pegawai tetap pada perusahaan konstruksi PT. Wibowo Karya yang bertempat tinggal di Jakarta. Status
:
Pekerjaan : Onnur
Kawin, Istri bekerja, 1 tanggungan PegawaiTetap di perusahaan konstruksi PT.Wibowo Karya, Gaji tetap per bulan Rp30.000.000,00 Iuran Pensiun per bulan Rp320.000,00
Penghasilan : Narasumber dalam berbagai seminar dan talkshow Lain - terkait peningkatan pengembangan properti di Indonesia - Persewaan tanah dan/atau bangunan atas ruko yang disewakan kepada rekan kerjanya untuk usaha salon kecantikan di daerah Kebon Jeruk - Royalti atas penerbitan buku bidang arsitektur dan konstruksi dari PT Yudistira Media - Bunga deposito dari Bank Merdeka - Keuntungan dari penjualan logam mulia Pekerjaan Istri Onnur (Shehrazaat)
:
Guru Musik Privat
Onnur membayar zakat melalui Badan Amil Zakat sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). Shehrazaat dalam menjalankan hak dan kewajibannya menggunakan NPWP suami. ∗ Data penghasilan Onnur dan Shehrazaat selama tahun 2015 dirinci sebagai berikut:
72
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Penghasilan Onnur (Rp) Penghasilan neto (gaji, tunjangan, bonus) sebagai pegawai tetap PT Wibowo Karya. (sesuai dengan bukti pemotongan PPh Pasal 21 formulir 1721 A1)
Gaji Setahun dikurangi: Biaya jabatan Iuran pensiun Penghasilan Neto
350.160.000
360.000.000 (6.000.000) (3.840.000) 350.160.000
Penghasilan bersifat final a. Persewaan tanah dan/atau bangunan b. Bunga deposito dari Bank Merdeka
200.000.000 5.000.000
Penghasilan lainnya a. Narasumber pada Seminar dan Talkshow terkait peningkatan pengembangan properti di Indonesia
6.000.000
b. Royalti atas penerbitan buku dari PT Yudistira Media c. Keuntungan dari penjualan logam mulia
15.000.000 10.000.000
Penghasilan Shehrazaat (Istri Onnur) Selama tahun 2015, Shehrazaat mendapatkan honor sebagai guru musik privat. Atas penghasilannya sebagai guru musik privat tersebut tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21 karena semua pemberi penghasilan merupakan orang pribadi yang tidak menyelenggarakan pembukuan.
200.000.000
Karena penghasilan Shehrazaat dari pekerjaan bebas bidang seni jumlahnya di bawah Rp4.800.000.000,00, maka Shehrazaat memilih untuk menghitung penghasilan netonya dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. Pada bulan Maret 2015 Shehrazaat telah menyampaikan surat pemberitahuan penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto ke KPP.
∗ PPh yang telah dipotong oleh pemotong pajak berdasarkan pada bukti potong yang diperoleh Onnur sebagai berikut: BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
73
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi
PPh yang telah dipotong pihak lain
PPh Pasal 21 Onnur sebagai narasumber pada seminar dan talkshow
150.000
PPh Pasal 21 Onnur atas penghasilan sebagai pegawai tetap di PT Wibowo Karya
47.040.000
PPh Pasal 23 atas royalti penerbitan buku
2.250.000
Pajak Penghasilan yang bersifat final a. Persewaan tanah dan/atau bangunan b. Bunga deposito
20.000.000 1.000.000
∗ Daftar harta sampai dengan akhir tahun 2015 adalah sebagai berikut: No 1 2
Jenis Harta Rumah di Jl. Pondok Jaya X/26, Mampang Prapatan Jakarta Selatan Ruko di Jalan Panjang, Kedoya Utara, Kebon Jeruk
Nilai Perolehan (Rp) 300.000.000
Tahun Perolehan 1999
400.000.000
2005
3
Mobil
200.000.000
2001
4
Sepeda motor
20.000.000
2003
5
Tabungan di Bank Merdeka
400.000.000
2012
6
Logam Mulia 75 gram
41.250.000
2014
Penghitungan PPh Onnur : ∗ Penghitungan PPh yang dipotong dari penghasilan lain (dalam Rp)
74
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi PPh 21 Sebagai Narasumber Penghasilan
6.000.000
PPh 21 atas penghasilan Narasumber
150.000
(5% x (6.000.000x50%))* *Sesuai KEP - 536/PJ./2000 PPh Pasal 23 atas Royalti : Penghasilan Penerbitan Buku
15.000.000
PPh Pasal 23 atas royalti
2.250.000
(15% x 15.000.000) PPh Pasal 4 ayat (2) atas Persewaan Tanah dan/atau bangunan Penghasilan Sewa
200.000.000
PPh Pasal 4 ayat (2)
20.000.000
(10% x 200.000.000) PPh Pasal 4 ayat (2) atas Bunga Deposito Penghasilan dari Bunga Deposito
5.000.000
PPh Pasal 4 ayat (2)
1.000.000
(20% x 5.000.000) ∗ Penghasilan Neto Shehrazaat sebagai guru musik privat Penghasilan Neto Shehrazaat Penghasilan bruto dari guru musik privat Penghasilan Neto Shehrazaat*)
200.000.000 70.000.000
(35% x 200.000.000) *) Sesuai KEP - 536/PJ./2000
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
75
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi ∗ Penghitungan PPh yang terutang selama tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1.
PPh yang terutang Tahun Pajak 2015 (dalam Rp) Perhitungan Penghasilan Neto: A. Penghasilan neto dari pekerjaan bebas
70.000.000
Penghasilan Onnur sebagai narasumber
3.000.000
B. Penghasilan neto dari pekerjaan (sesuai bukti potong 1721 A2):
76
Penghasilan Sherazaat (Istri Onnur) sebagai guru musik privat
Penghasilan Onnur sebagai pegawai tetap PT Wibowo Karya C. Penghasilan Neto Lainnya
Royalti buku dari PT Yudistira Media
15.000.000
Keuntungan dari penjualan logam mulia
10.000.000
Jumlah Penghasilan Neto (A+B+C)
448.160.000
Zakat
10.000.000
Jumlah Penghasilan Neto setelah Zakat
PTKP
350.160.000
438.160.000
Wajib Pajak Sendiri
36.000.000
Istri Bekerja
36.000.000
Tambahan wajib pajak kawin
3.000.000
Tanggungan
3.000.000
Jumlah PTKP
(78.000.000)
Penghasilan Kena Pajak
360.160.000
PPh Terutang 5% x 50.000.000 15% x 200.000.000
2.500.000 30.000.000
25% x 110.160.000
27.540.000
PPh yang terutang
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
60.040.000
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi 2. PPh yang kurang dibayar dengan memperhitungkan pajak-pajak yang telah dipotong atau dipungut pihak lain A PPh yang terutang dari perhitungan sebelumnya
60.040.000
B Kredit Pajak : PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak lain: a. Bukti potong PPh 1721 A1 dari PT. Wibowo Karya atas penghasilan Onnur b. PPh 23 atas royalti dari PT Yudistira Media c. PPh 21 atas penghasilan sebagai narasumber
47.040.000
2.250.000 150.000
Jumlah Kredit Pajak
49.440.000
3. PPh yang kurang dibayar/PPh Pasal 29
10.600.000
PPh Pasal 29 yang harus dibayar oleh Onnur sebesar Rp10.600.000,00 C.2 Pegawai Tetap dan Istri Bekerja, Pelaksanaan kewajiban perpajakan terpisah Danang bekerja sebagai supervisor di PT Bangun Maju, perusahaan konstruksi di Jakarta. Status
:
Pekerjaan Danang
: -
Kawin, Istri bekerja, kewajiban perpajakan terpisah, (Danang dan Salma masing-masing memiliki NPWP yang berbeda), belum mempunyai anak Supervisor di PT Bangun Maju di Jakarta
-
Gaji tetap perbulan Rp10.000.000,00
-
Membayar iuran perbulan Rp320.000,00
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
77
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Penghasilan Danang Lainnya
:-
Pekerjaan (Salma)
Istri :
Penghasilan Salma : Lainnya :Pembayaran zakat : melalui Badan Amil Zakat
Royalti atas penerbitan buku dari PT Airlangga Salemba Persewaan tanah dan/atau bangunan atas rumah yang disewakan kepada kerabatnya di daerah Tanjung Duren Bunga tabungan dari Bank Mandiri 25 Pegawai Tetap di perusahaan advertising PT Digital Kreativindo dengan gaji sebesar Rp7.000.000,00 per bulan Usaha di bidang katering dan selama tahun 2014 memiliki peredaran bruto Rp1 miliar dan tidak melebihi Rp4,8 miliar per tahun Bunga tabungan dari Bank Mandiri 25 Danang membayar zakat Rp3.000.000,00 Salma membayar zakat Rp2.100.000,00
Data penghasilan Danang dan Salma selama tahun 2015 dirinci sebagai berikut: Penghasilan Danang (Rp) Penghasilan neto (gaji, tunjangan, bonus) sebagai pegawai tetap PT Bangun Maju setelah dikurangi biaya jabatan sebesar Rp6.000.000,00 dan iuran pensiun sebesar Rp3.840.000,00
110.160.000
Penghasilan bersifat final: a. Persewaan tanah dan/atau bangunan
300.000.000
b. Bunga tabungan dari Bank Mandiri 25
6.000.000
Penghasilan lainnya: Royalti atas penerbitan buku dari PT Airlangga Salemba
78
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
25.000.000
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Penghasilan Salma (Rp) Penghasilan neto (gaji, tunjangan, bonus) sebagai pegawai tetap PT Digital Kreativindo setelah dikurangi biaya jabatan sebesar Rp4.200.000,00 dan iuran pensiun sebesar Rp2.400.000,00 (sesuai dengan bukti pemotongan PPh Pasal 21 formulir 1721 A1)
77.400.000
Penghasilan bersifat final: bunga tabungan dari Bank Mandiri 25
6.000.000
PPh yang telah dipotong oleh pemotong pajak berdasarkan pada bukti pemotongan dari pemotong sebagai berikut: PPh Pasal 21 Danang atas penghasilan sebagai pegawai tetap PT Bangun Maju
Rp5.674.000,00
PPh Pasal 21 Salma atas penghasilan sebagai pegawai tetap PT Digital Kreativindo
Rp2.070.000,00
PPh Pasal 23 atas royalti penerbitan buku
Rp3.750.000,00
Pajak Penghasilan yang bersifat final a. Persewaan tanah dan/atau bangunan
Rp30.000.000,00
b. Bunga tabungan Bank Mandiri 25 a.n. Danang
Rp1.200.000,00
c. Bunga tabungan Bank Mandiri 25 a.n. Salma
Rp1.200.000,00
Daftar harta Danang pada akhir tahun 2015 adalah sebagai berikut: No
Uraian Aset
Nilai Perolehan (Rp)
Tahun Perolehan
1
Rumah di Jalan Tanjung Duren Raya Nomor 4, Tanjung Duren Jakarta Barat
200.000.000
2000
2
Rumah di Taman Aries, Meruya Ilir Jakarta Barat
300.000.000
2003
3
Tanah seluas 600 m2 di Jalan Tomang Raya Nomor 45
400.000.000
2002
4
Mobil
250.000.000
2000
5
Sepeda motor
18.000.000
2014
6
Tabungan di Bank Mandiri 25
200.000.000
2013
7
Logam Mulia 50 gram
27.500.000
2014
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
79
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Daftar harta Salma pada akhir tahun 2015 adalah sebagai berikut: Uraian Aset
Nilai Perolehan (Rp)
Tahun Perolehan
Mobil
250.000.000
2004
Tabungan di Bank Mandiri 25
200.000.000
2010
27.500.000
2012
Logam Mulia 50 gram
Penghasilan dari usaha katering Salma Tahun 2015 dikenai PPh berdasarkan PP 46 Tahun 2013 karena peredaran bruto Tahun Pajak 2014 tidak melebihi Rp4.800.000.000,00. PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final yang harus disetor sendiri sebesar 1% dari peredaran usaha setiap bulan adalah sebagai berikut: Bulan
PPh Pasal 4 ayat (2) (Rp)
Januari
30.000.000
300.000
Februari
100.000.000
1.000.000
Maret
80.000.000
800.000
April
50.000.000
500.000
Mei
65.000.000
650.000
Juni
80.000.000
800.000
Juli
72.000.000
720.000
Agustus
69.000.000
690.000
September
84.000.000
840.000
Oktober
94.000.000
940.000
November
88.000.000
880.000
Desember
79.000.000
790.000
891.000.000
8.910.000
Jumlah
80
Peredaran Bruto (Rp)
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Penghitungan PPh yang harus dibayar Danang dan Salma dengan melaksanakan kewajiban perpajakan yang terpisah PPh yang terutang Tahun Pajak 2015 (Rp) 1.
A
Penghasilan neto dalam negeri dari usaha dan/atau pekerjaan bebas
B
Penghasilan neto dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan
C
Penghasilan neto dalam negeri lainnya
Jumlah Penghasilan Neto (A+B+C)
D Zakat
E
Jumlah Penghasilan Neto setelah Zakat
F
Jumlah Penghasilan Neto Danang dan Salma
G PTKP
Danang
Salma
Perhitungan Penghasilan Neto
110.160.000
77.400.000
25.000.000 135.160.000
77.400.000
(3.000.000)
2.100.000
132.160.000
75.300.000
207.460.000
Wajib Pajak Sendiri
36.000.000
Tambahan wajib pajak kawin
Tambahan penghasilan digabung
Jumlah PTKP
H Penghasilan Kena Pajak
3.000.000 36.000.000 (75.000.000) 132.460.000
I PPh Terutang
5% x 50.000.000
2.500.000
15% x 82.460.000
12.369.000
Jumlah Pajak Penghasilan terutang (Gabungan)
PPh yang terutang yang ditanggung Danang
PPh yang terutang yang ditanggung Salma
14.869.000 9.472.125
5.396.875
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
81
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Perhitungan Pajak yang ditanggung PPh yang ditanggung oleh masing-masing yaitu:
1. PPh terutang Danang
= (132.160.000 : 207.460.000) x 14.869.000 = Rp9.472.125
2. PPh terutang Salma
= (75.300.000 : 207.460.000) x 14.869.000 = Rp5.396.875
2 Danang PPh yang kurang dibayar dengan memperhitungkan pajak yang telah dipotong pihak lain: A PPh yang terutang dari perhitungan sebelumnya 9.472.125 B Kredit Pajak PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak lain: a. Bukti potong PPh 1721 A1 dari 5.674.000 PT Bangun Maju b. PPh Pasal 23 atas royalti dari PT 3.750.000 Airlangga Salemba ( 9.424.000) Jumlah Kredit Pajak (A+B) PPh yang kurang dibayar/PPh Pasal 29 (A-B) 48.125 3 Salma PPh yang kurang dibayar dengan memperhitungkan pajak yang telah dipotong pihak lain A PPh yang terutang dari perhitungan sebelumnya 5.396.875 B Kredit Pajak PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak lain: Bukti potong PPh 1721 A1 dari PT 2.070.000 Digital Kreativindo Jumlah Kredit Pajak (A+B) PPh yang kurang dibayar/PPh Pasal 29 (A-B)
( 2.070.000) 3.326.875
PPh terutang yang harus dibayar oleh Danang sebesar Rp48.125,00 sedangkan PPh yang harus dibayar Salma sebesar Rp3.326.875,00
82
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi C3. Pegawai Tetap dan pekerjaan bebas Palmira Vidya bekerja sebagai PNS di Kementerian Pertanian dan komisaris perusahaan sawit nasional. Status : Pekerjaan Palmira : Vidya Pekerjaan/Usaha : Lainnya : :
Belum Menikah PNS Kementerian Pertanian dengan penghasilan sebesar Rp7.000.000,00 per bulan; iuran pensiun yang dibayar Rp320.000,00 per bulan Komisaris di Perusahaan Kelapa Sawit PT Palm Indo Plantation, total honorarium selama tahun 2015 sebesar Rp150.000.000,00 Penghasilan dari dividen atas saham di PT Palm Indo Plantation Penghasilan dari bunga deposito dari Bank Mumpuni
Penghasilan yang diperoleh Palmira Vidya selama tahun 2015 adalah sebagai berikut: Penghasilan Palmira Vidya selama tahun 2015 (Rp) Penghasilan neto (gaji, tunjangan) sebagai PNS Kementerian Pertanian biaya jabatan sebesar Rp4.200.000,00 dan iuran pensiun sebesar Rp3.840.000,00 (sesuai dengan bukti pemotongan PPh Pasal 21 formulir 1721 A2) Penghasilan bersifat final: a. Penghasilan atas dividen
20.000.000,00
b. Bunga deposito dari Bank Mumpuni Honorarium sebagai Komisaris
75.960.000,00
5.000.000,00 150.000.000,00
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
83
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Tabel Pajak Penghasilan yang diperoleh Palmira Vidya berdasarkan bukti potong dari pemberi kerja sebagai berikut: PPh Pasal 21 Palmira Vidya atas penghasilan sebagai PNS Kementerian Pertanian PPh Pasal 21 atas honorarium sebesar Rp 150.000.000 sebagai Komisaris selama tahun 2015 5% x 50.000.000 =
2.500.000
15% x 100.000.000 =
15.000.000
Total
=
2.500.000 17.500.000
17.500.000
Pajak Penghasilan yang bersifat final a. atas penghasilan dari dividen
2.000.000
b. atas penghasilan dari Bunga deposito
1.000.000
Penghitungan PPh Palmira Vidya ∗ Penghasilan bersifat final PPh Pasal 4 ayat (2) atas dividen: Penghasilan atas dividen PPh Pasal 4 ayat (2) atas dividen
20.000.000 2.000.000
(10% x 20.000.000) PPh Pasal 4 ayat (2) atas bunga deposito Penghasilan dari bunga deposito
5.000.000
PPh Pasal 4 ayat (2)
1.000.000
(20% x 5.000.000)
84
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi ∗ Penghitungan PPh terutang Palmira Vidya pada tahun pajak 2015 1. PPh yang terutang Tahun Pajak 2015 (dalam Rp) Perhitungan Penghasilan Neto: A. Penghasilan neto dari pekerjaan bebas B. Penghasilan neto dari pekerjaan (sesuai bukti potong 1721 A2): Penghasilan sebagai PNS di Kementerian Pertanian C. Penghasilan neto lainnya: Honorarium sebagai Komisaris PT Palm Indo Plantation Jumlah Penghasilan Neto (A+B+C) Zakat Jumlah Penghasilan Neto setelah Zakat PTKP: Wajib Pajak Sendiri 36.000.000 Jumlah PTKP Penghasilan Kena Pajak PPh Terutang: 5% x 50.000.000 2.500.000 15% x 139.960.000 20.994.000 PPh yang terutang
0
75.960.000
150.000.000 225.960.000 0 225.960.000
(36.000.000) 189.960.000
23.494.000
2. PPh yang kurang dibayar dengan memperhitungkan pajak yang telah dipotong pihak lain dan PPh yang ditanggung pemerintah A PPh yang terutang dari perhitungan sebelumnya 23.494.000 B Kredit Pajak : PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak lain: PPh ditanggung pemerintah 2.500.000 (Bukti potong 1721 A2 dari Kementerian Pertanian) PPh atas Honorarium sebagai Komisaris 17.500.000 Jumlah Kredit Pajak 20.000.000 3.
PPh yang kurang dibayar/PPh Pasal 29
3.494.000
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
85
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi PPh yang kurang dibayar oleh Palmira Vidya pada tahun pajak 2015 adalah sebesar Rp3.494.000,00 D. Contoh Penghitungan PPh Bagi Orang Pribadi atas Penghasilan
Sehubungan dengan Usaha dan Pekerjaan Bebas
Bayu Sastro adalah seorang Notaris/PPAT. Status : Kawin, Istri tidak bekerja, 2 anak masih SD Pekerjaan Bayu Sastro : Jasa Notaris/PPAT wilayah kerja kota Semarang Penghasilan Bayu Lainnya : Bengkel Mobil “Supreme” di kota Semarang Bayu Sastro dan keluarga tinggal di rumah sekaligus kantor yang berada di Semarang dengan luas tanah 200m2 dan luas bangunan 250m2 yang dahulu merupakan warisan dari ayah Bayu Sastro. Semua aset di bengkel merupakan aset yang diperoleh Bayu Sastro dengan cara kredit dari pihak lain. Tabel 1. Harta Bayu Sastro (dalam Rp)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Harta Peralatan Bengkel Tabungan di Bank Kimun Mobil Minibus Mobil Truk Mobil Box Mobil Derek Sepeda Motor Persediaan Rumah Sedan
Tahun Perolehan 2009 2014 2010 2011 2011 2012 2012 2014 2005 2014
Nilai Perolehan Keterangan 1.400.000.000 12.150.000
Kredit
140.000.000 240.000.000 180.000.000 210.000.000 15.000.000 500.000.000 900.000.000 250.000.000
Kredit Kredit Kredit Kredit
Warisan Kredit
Jumlah 3.847.000.000 Untuk membiayai usaha bengkelnya Bayu Sastro mempunyai pinjaman ke bank yang digunakan untuk membeli peralatan yang dimilikinya
86
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Tabel 2. Pinjaman Bayu Sastro (dalam Rp) No
Pemberi Hutang
Tahun Hutang
1
Bank A
2009
1.400.000.000
560.000.000
2
Bank A
2009
300.000.000
60.000.000
3
Bank B
2010
140.000.000
28.000.000
4
Bank C
2011
240.000.000
96.000.000
5
Bank C
2011
180.000.000
72.000.000
6
Bank B
2012
210.000.000
126.000.000
7
Bank D
2014
250.000.000
200.000.000
2.720.000.000
1.142.000.000
Jumlah
Nilai Hutang
Sisa Hutang
Total penghasilan bruto yang diperoleh oleh Bayu Sastro dari usaha bengkel mobil dan jasa notaris/PPAT selama tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 3. Penghasilan bruto Bayu Sastro selama 2015 (dalam Rp)
∗
Bulan
Bengkel Mobil
Notaris
PPAT
Jumlah
1
465.005.000
40.000.000
21.000.000
526.005.000
2
450.000.000
35.000.000
24.000.000
509.000.000
3
470.000.000
45.000.000
18.000.000
533.000.000
4
360.000.000
40.000.000
20.000.000
420.000.000
5
380.000.000
30.000.000
15.000.000
425.000.000
6
375.000.000
20.000.000
20.000.000
415.000.000
7
350.000.000
25.000.000
15.000.000
390.000.000
8
480.000.000
35.000.000
20.000.000
535.000.000
9
390.000.000
30.000.000
25.000.000
445.000.000
10
450.000.000
25.000.000
22.000.000
497.000.000
11
380.000.000
40.000.000
20.000.000
440.000.000
12
450.000.000
30.000.000
25.000.000
505.000.000
Jumlah
5.000.005.000
395.000.000
245.000.000
5.640.005.000
Total penghasilan bruto Bayu : Rp5.000.005.000,00 + Rp640.000.000,00 = Rp5.640.005.000,oo BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
87
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Penghitungan PPh Bayu Sastro adalah sebagai berikut : 1. Pemotongan PPh 21 sehubungan dengan jasa notaris selama tahun 2015. ∗ Sesuai PER 32/PJ/2015, Dasar Pengenaan dan Pemotongan (DPP) PPh 21 adalah 50% (lima puluh persen) dari jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris, yang menerima imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan.1 ∗ Besarnya PPh Pasal 21 atas penghasilan yang dibayarkan kepada tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas dihitung dengan cara menerapkan tarif Pasal 17 ayat 1 atas DPP. Jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong pihak lain sehubungan dengan jasa notaris Bayu Sastro adalah sebesar Rp5.000.000,00 2. Pembukuan Tahun 2015 atas Usaha Bayu Sastro Berdasarkan Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Bayu Sastro wajib menyelenggarakan pembukuan karena peredaran usaha bruto Bayu sastro telah melebihi Rp4,8 miliar. Berdasarkan Laporan Laba Rugi Tahun 2015 diketahui rincian secara ringkas penghasilan dan beban usaha bengkel Bayu Sastro sebagaimana ditunjukkan pada tabel 5. Tabel 5. Ikhtisar Laporan Rugi Laba Tahun 2015 (dalam Rp)
Pendapatan Usaha: Pendapatan jasa servis bengkel mobil “Supreme” Pendapatan jasa notaris dan PPAT Total Pendapatan Beban Operasional: Biaya Sparepart dan bahan lainnya Beban Listrik, Air Beban Asuransi Kebakaran Beban Penyusutan Peralatan Beban Penyusutan Gedung Beban Pemeliharaan Peralatan Beban Promosi Jumlah
88
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
5.000.005.000 640.000.000 5.640.005.000
850.000.000 100.000.000 250.000.000 378.000.000 541.875.000 360.000.000 250.000.000 (2.729.875.000)
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Beban Administrasi dan Umum: Beban Gaji karyawan Bunga Beban Asuransi Kesehatan Karyawan Jumlah Laba Bersih Sebelum Pajak
900.000.000 250.000.000 90.000.000 (1.240.000.000) 1.670.130.000
3. Angsuran PPh Pasal 25 Berdasarkan Pasal 25 UU PPh, Bayu Sastro wajib melakukan penyetoran angsuran PPh sebesar Pajak Penghasilan yang terutang menurut SPT Tahunan Tahun Pajak 2014 dikurangi dengan PPh Pasal 21 dibagi 12 bulan. PPh terutang tahun pajak 2014 adalah sebesar Rp450.000.000,00 sedangkan PPh Pasal 21 yang telah dipotong oleh pihak ketiga sebesar Rp50.000.000,00 sehingga PPh Pasal 25 untuk tahun 2015 adalah sebesar Rp30.000.000,00 per bulan. Bayu Sastro menyampaikan SPT Tahunan pada tanggal 10 bulan Februari 2015, sehingga angsuran PPh Pasal 25 bulan Januari dan Februari tahun 2015 masih menggunakan jumlah angsuran PPh Pasal 25 tahun 2014 sebesar Rp20.000.000,00. Selain itu, Bayu Sastro juga melakukan penyetoran sendiri PPh Pasal 25 yang berasal dari usaha bengkelnya sebesar 0,75% dari peredaran brutonya setiap bulan sesuai ketentuan penyetoran Pasal 25 orang pribadi pengusaha tertentu. Tabel 6. Angsuran PPh Pasal 25 (dalam Rp) Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Jenis Angsuran Berdasarkan Usaha SPT Tahun Bengkel Pajak 2014 20.000.000 3.487.538 20.000.000 3.375.000 30.000.000 3.525.000 30.000.000 2.700.000 30.000.000 2.850.000 30.000.000 2.812.500 30.000.000 2.625.000 30.000.000 3.600.000
Jumlah 23.487.538 23.375.000 33.525.000 32.700.000 32.850.000 32.812.500 32.625.000 33.600.000
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
89
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Jenis Angsuran Berdasarkan Bulan Usaha SPT Tahun Bengkel Pajak 2014 September 30.000.000 2.925.000 Oktober 30.000.000 3.375.000 November 30.000.000 2.850.000 Desember 30.000.000 3.375.000 Total Penghasilan bruto bengkel mobil x 0,75%
Jumlah 32.925.000 33.375.000 32.850.000 33.375.000 377.500.038
4. Penghitungan PPh yang terutang (dalam Rp) PPh Pasal 29 tahun pajak 2015 yang harus dibayar Bayu Sastro adalah sebagai berikut: Penghasilan neto dari usaha
1.670.130.000
Jumlah penghasilan neto
1.670.130.000
PTKP
(45.000.000)
Penghasilan Kena Pajak
1.625.130.000
PPh Terutang: 5% x 50.000.000
2.500.000
15% x 200.000.000
30.000.000
25% x 250.000.000
62.500.000
30% x 1.125.130.000
337.539.000 + 432.539.000
PPh Pasal 25 yang telah disetor PPh Kurang Bayar
(377.500.038) 55.038.962
PPh Pasal 29 tahun pajak 2015 yang harus dibayar Bayu sastro sebesar Rp55.038.962,00
90
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi E. Contoh Penghitungan PPh Bagi Orang Pribadi atas Penghasilan Sehubungan dengan Usaha dan Pekerjaan E.1. Penghasilan dari usaha tidak melebihi Rp4,8 miliar Hisyam Faraz adalah seorang atlet bola basket profesional yang bermain untuk Klub Nombock Dhong. Selain sebagai atlet, Hisyam Faraz mempunyai usaha sampingan sebagai pemilik restoran. Data pribadi Hisyam Faraz per awal tahun 2015 sebagai berikut: Status Pekerjaan Hisyam Faraz Penghasilan Lainnya Peredaran Bruto 2014
: : : :
Kawin, Istri tidak bekerja, 1 tanggungan Atlet bola basket profesional Pemilik restoran Tidak melebihi Rp4,8 miliar
Berdasarkan bukti pemotongan PPh Pasal 21 Tahun 2015 (Formulir 1721-A1) yang dibuat klub Nombock Dhong, diperoleh data sebagai berikut (dalam Rp): Gaji dan Bonus Biaya jabatan Iuran pensiun PTKP (K/1) PPh Pasal 21 atas penghasilan yang dipotong bendahara klub
: : : : :
500.000.000 6.000.000 12.000.000 42.000.000 80.000.000
Selain menyediakan makanan dan minuman di tempat, restoran milik Hisyam Faraz juga menerima pesanan katering. Peredaran bruto yang diperoleh dari usaha restoran selama tahun 2015 adalah sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Peredaran Bruto Tahun 2015 (dalam Rp) Bulan
Penjualan di Tempat
Penghasilan dari Katering
Peredaran Bruto Keseluruhan
Januari
112.000.000
9.000.000
121.000.000
Februari Maret
100.000.000 95.000.000
7.750.000 2.150.000
107.750.000 97.150.000
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
91
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Penjualan di Tempat
Bulan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah
Penghasilan dari Katering
Peredaran Bruto Keseluruhan
3.500.000 4.525.000 12.350.000 5.790.000 6.450.000 1.125.000 11.370.000 4.675.000 7.850.000 76.535.000
102.500.000 179.525.000 136.350.000 135.790.000 95.450.000 114.125.000 102.370.000 91.675.000 162.850.000 1.446.535.000
99.000.000 175.000.000 124.000.000 130.000.000 89.000.000 113.000.000 91.000.000 87.000.000 155.000.000 1.370.000.000
Daftar harta dan utang yang dimiliki oleh Hisyam Faraz pada akhir tahun 2015 adalah sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Daftar Harta Akhir Tahun 2015 No
Harta
Tahun Perolehan
1
Tanah dengan luas 150 m2,
2009
2
Desa Rukun Makmur, Garut Rumah dengan luas 230 m2,
2010
Jl. Bangau 30, Jakarta
92
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Nilai Keterangan Perolehan (Rp) 100.000.000 NOP 10.31.230.032. 008.0165.0 1.500.000.000 NOP 09.56.070.032. 005.0265.0
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi No
Harta
Tahun Perolehan
3
Bangunan Restoran dengan luas 450 m2 yang berdiri di atas Tanah seluas 1000 m2,
2012
Nilai Keterangan Perolehan (Rp) 2.250.000.000 NOP 08.45.060.024. 010.0102.0
4
Jl Kemerdekaan 25, Jakarta Mobil Box
2012
175.000.000
5
Mobil Sedan
2012
210.000.000
6
Sepeda Motor
2012
15.000.000
7
Peralatan Restoran
2011
250.000.000
8
Furnitur
2011 Jumlah
75.000.000 Furnitur kayu 4.575.000.000
Tabel 3. Daftar Utang Akhir Tahun 2015 No.
Pemberi Hutang
1
Bank A
2
Bank B
Alamat Pemberi Pinjaman
Tahun Peminjaman
Jumlah Hutang (Rp)
Jl. Juanda no.45, Jakarta Selatan
2010
1.250.000.000
Jl. Swasembada no.34, Jakarta Timur
2009
2.250.000.000
Jumlah
3.500.000.000
a) Atas penghasilan Hisyam Faraz dari penjualan makanan dan minuman di tempat serta penyediaan jasa katering, Hisyam Faraz wajib membayar PPh Pasal 4 ayat (2) berdasarkan PP No. 46 Tahun 2013 dengan tarif PPh bersifat final sebesar 1% dari peredaran bruto kegiatan usaha tersebut setiap bulan. Perlakuan PPh tersebut karena jumlah peredaran bruto yang diperoleh Hisyam Faraz selama tahun 2015 tidak mencapai Rp4,8 miliar. Pembayaran pajak tersebut dilakukan paling lambat setiap tanggal 15 BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
93
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Rincian pembayaran PPh Pasal 4 ayat (2) selama Tahun Pajak 2015 adalah sebagai berikut: Tabel 4. Rincian Pembayaran PPh Pasal 4 ayat 2 Bulan
Peredaran Bruto Keseluruhan
PPh Pasal 4 ayat (2)
(Rp)
(Rp)
Januari
121.000.000
1.210.000
Februari
107.750.000
1.077.500
Maret
97.150.000
971.500
April
102.500.000
1.025.000
Mei
179.525.000
1.795.250
Juni
136.350.000
1.363.500
Juli
135.790.000
1.357.900
95.450.000
954.500
September
114.125.000
1.141.250
Oktober
102.370.000
1.023.700
Nopember
91.675.000
916.750
Desember
162.850.000
1.628.500
1.446.535.000
14.465.350
Agustus
Jumlah
Atas penghasilan yang telah dikenai PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final tersebut, tidak diperhitungkan dengan penghasilan Hisyam Faraz yang berasal dari Klub Nombock Dhong. Penghasilan bersifat final tetap dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Orang Pribadi pada jenis penghasilan yang dikenai PPh bersifat final, namun atas penghasilan tersebut tidak dimasukkan dalam penghitungan PPh kurang bayar pada akhir tahun pajak.
94
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi b) Atas penghasilan Hisyam Faraz yang berasal dari Klub Nombock Dhong dihitung berdasarkan formulir 1721 A1 yang telah disampaikan, sehingga penghitungannya adalah sebagai berikut: Penghasilan bruto Rp500.000.000,00 Pengurang Penghasilan: Biaya jabatan Rp 6.000.000,00 Iuran pensiun Rp12.000.000,00+ Rp 18.000.000,00- Penghasilan neto Rp482.000.000,00 Pengurang Penghasilan: PTKP (K/3) Wajib Pajak Rp36.000.000,00 Istri (Tidak Bekerja) Rp 3.000.000,00 1 Anak Rp 3.000.000,00+ Rp 42.000.000,00 Penghasilan kena pajak Rp440.000.000,00 PPh terutang: 5% x Rp50.000.000,00 Rp 2.500.000,00 15% x Rp200.000.000,00 Rp30.000.000,00 25% x Rp190.000.000,00 Rp47.500.000,00+ Rp80.000.000,00 PPh yang telah dipotong Rp80.000.000,00 PPh Kurang Bayar Nihil
E.2.Penghasilan dari usaha melebihi Rp4.800.000.000,00 Dengan menggunakan contoh yang sama pada huruf a, apabila berdasarkan SPT Tahunan Orang Pribadi Tahun 2014 yang disampaikan oleh Hisyam, diketahui bahwa peredaran bruto usaha restorannya selama tahun 2014 melebihi Rp4.800.000.000,00 (daftar penyusutan dalam Tabel 5 dan rincian ikhtisar Laporan Rugi Laba dalam Tabel 6). Selama tahun 2015, pembayaran angsuran PPh Pasal 25 Hisyam Faraz adalah sebesar Rp250.000.000.
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
95
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Tabel 5. Daftar Penyusutan Harta Tahun 2015 (dalam ribuan rupiah) No
Harta
Bulan Perolehan
Tahun Perolehan
Nilai Perolehan
Kelompok
Penyusutan
1
Bangunan Restoran Luas 450 m2, Jl Kemerdekaan, Jakarta
Januari
2012
1.000.000
Permanen
50.000
2
Mobil Box
Februari
2012
175.000
2
21.875
3
Peralatan Restoran
Maret
2011
250.000
1
62.500
4
Furnitur Kayu
Maret
2011
30.000
1
7.500
Jumlah
141.875
Tabel 6. Ikhtisar Laporan Rugi Laba Tahun 2015 (dalam Rp) (sudah dilakukan penyesuaian fiskal) Pendapatan: Penjualan Harga Pokok Penjualan
4.950.000.000
3.465.000.000
Laba Bruto
1.485.000.000
Pendapatan lainnya
15.000.000
Beban Operasional:
Beban Promosi
45.000.000
Beban Asuransi Kebakaran
30.000.000
Beban Pengiriman
124.000.000
Beban Penyusutan
141.875.000
53.000.000
Jumlah
(393.875.000)
Beban Administrasi dan Umum
125.000.000
15.000.000
Jumlah
(140.000.000)
Laba Bersih Sebelum Pajak
966.125.000
Beban Pemeliharaan Peralatan
Beban Gaji Beban Asuransi Kesehatan Karyawan
96
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi
Berdasarkan Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Hisyam Faraz wajib menyelenggarakan pembukuan. Dalam menghitung Pajak Penghasilan yang terutang, Hisyam Faraz tidak berhak lagi menggunakan norma penghitungan penghasilan neto dikarenakan jumlah penghasilan bruto Hisyam Faraz dalam satu tahun pajak telah melebihi 4,8 miliar. Dengan menggunakan asumsi jumlah PPh Pasal 25 yang telah dibayar oleh Hisyam Faraz dalam setahun adalah sebesar jumlah penghasilan dari klub Nombock Dhong yang sama seperti pada contoh soal huruf a, maka penghitungan Pajak Penghasilan Hisyam Faraz adalah sebagai berikut: Penghasilan neto dari usaha Penghasilan neto dari pekerjaan Jumlah penghasilan neto PTKP Penghasilan kena pajak
Rp 966.125.000,00 Rp 482.000.000,00 + Rp1.448.125.000,00 Rp 42.000.000,00 – Rp1.406.125.000,00
PPh terutang: 5% x Rp50.000.000,00 Rp 2.500.000,00 15% x Rp200.000.000,00 Rp 30.000.000,00 25% x Rp250.000.000,00 Rp 62.500.000,00 30% x Rp906.125.000,00 Rp 271.837.500,00 Rp 366.837.500,00 PPh yang telah dipotong Rp (80.000.000,00) PPh Pasal 25 yang telah disetor Rp (250.000.000,00) – PPh Kurang Bayar Rp 36.837.500,00
F. Contoh Penghitungan PPh Bagi Orang Pribadi atas Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan Bebas dan Pekerjaan Ghifari Fadhia adalah seorang pengacara yang bekerja pada Firma Hukum Saul Goodman. Di luar jam kerja kantornya, Ghifari Fadhia juga membuka praktek konsultasi hukum di rumahnya. Ghifari Fadhia telah menikah dan mempunyai dua orang anak, anak pertamanya berstatus sebagai pelajar sekolah dasar dan anak keduanya berusia 4 tahun. Istri Ghifari Fadhia adalah seorang dokter gigi yang membuka praktik pada kliniknya sendiri. Selain berpraktik sendiri, dia juga menyewakan sebagian ruang kliniknya kepada koleganya untuk berpraktik. Istri Ghifari Fadhia tidak memiliki NPWP karena memilih untuk melaksanakan kewajiban dan hak di bidang perpajakan sebagai satu kesatuan dengan suaminya. BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
97
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Dokter yang berpraktik di klinik milik istri Ghifari Fadhia tidak ditetapkan sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) oleh Direktur Jenderal Pajak. Pada tahun 2015 anak kedua Ghifari Fadhia dikontrak sebagai bintang iklan susu balita yang diproduksi oleh PT Susu Segar. Pembayaran kontrak sebagai bintang iklan dilakukan sekaligus pada awal penayangan iklan, baik di media cetak maupun elektronik. Status Pekerjaan Ghifari Fadhia
: :
Kawin, Istri bekerja, 2 anak (9 dan 2 tahun) Pengacara di Firma Hukum Saul Goodman dan membuka praktek konsultan hukum di rumah
Pekerjaan Istri
:
Dokter gigi yang membuka praktek di klinik sendiri Satu kesatuan dengan suami
Kewajiban Perpajakan : Istri Penghasilan Lainnya : : Angsuran PPh Pasal 25 : tahun pajak 2015
Penghasilan anak dari kontrak bintang iklan sebesar Rp150.000.000,00 dan telah dipotong PPh Pasal sebesar Rp3.750.000,00 Penghasilan dari sewa sebagian ruangan klinik* Rp20.000.000,00 per tahun
*Dokter yang berpraktik di klinik milik istri Ghifari Fadhia tidak ditetapkan sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) oleh Direktur Jenderal Pajak.
98
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Berdasarkan bukti potong PPh Pasal 21 Tahun 2015 (Formulir 1721-A1) yang dibuat Firma Hukum Saul Goodman, diperoleh data sebagai berikut: Gaji, tunjangan, uang lembur, premi asuransi, : 650.000.000 dan bonus Biaya jabatan : 6.000.000 Iuran pensiun : 20.000.000 Penghasilan Neto dari pekerjaan : 624.000.000 PTKP (K/I/2) : 81.000.000 Penghasilan Kena Pajak : 543.000.000 PPh 21 yang telah dipotong Firma Hukum Saul : 107.900.000 Goodman Selama tahun 2015, penghasilan Ghifari Fadhia yang diperoleh dari praktik konsultan hukum yang dilakukannya di rumah, penghasilan istrinya dari praktik dokter gigi dan usaha penyewaan kliniknya adalah sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 1.
Januari
Tabel 1. Peredaran Bruto Tahun 2015 (dalam Rp) Praktik Praktik Persewaan Penghasilan Konsultan Dokter Gigi Ruangan Keseluruhan Hukum Klinik 6.500.000 4.500.000 5.000.000 16.000.000
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah
5.400.000 7.300.000 10.500.000 12.000.000 6.700.000 7.400.000 3.200.000 15.000.000 7.500.000 8.900.000 11.450.000 101.850.000
Bulan
2.750.000 3.500.000 7.500.000 4.350.000 2.150.000 4.750.000 5.115.000 3.240.000 5.250.000 7.300.000 6.320.000 56.725.000
7.500.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 7.500.000 77.500.000
15.650.000 15.800.000 23.000.000 21.350.000 13.850.000 19.650.000 15.815.000 25.740.000 20.250.000 23.700.000 25.270.000 236.075.000
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
99
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Daftar harta dan utang yang dimiliki oleh Ghifari Fadhia pada akhir tahun 2015 adalah sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Daftar Harta Akhir Tahun 2015 Tahun Nilai Perolehan Perolehan (Rp)
No
Harta
1
Rumah Luas 150 m², Jl. Jalan 450, Jakarta Tanah Luas 100 m², Jl Kemerdekaan, Jakarta Mobil MPV Mobil Sedan Sepeda Motor Furnitur Jumlah
2
3 4 5 8
Keterangan
2013
775.000.000
NOP 10.32.232.320. 071.0164.2
2014
525.000.000
NOP 10.31.230.032. 008.0165.1
2012 2015 2012 2011
350.000.000 275.000.000 162.500.000 50.000.000 2.137.500.000
Tabel 3. Daftar Utang Akhir Tahun 2015 No
Pemberi Hutang
Alamat Pemberi Pinjaman
Tahun Peminjaman
1
Bank A
Jl. Jend. Sudirman no.12, Jakarta Selatan
2010
Jumlah
Jumlah Hutang (Rp) 275.000.000 275.000.000
Penghitungan PPh Ghifari Fadhia Tahun Pajak 2015 1) Atas penghasilan yang diperoleh dari persewaan ruangan klinik, Ghifari Fadhia wajib melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) dengan tarif sebesar 10% dan bersifat final, dengan rincian pembayaran sebagaimana sebagai berikut:
100
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Sewa Ruangan Klinik (Rp)
PPh Pasal 4 ayat (2) (Rp)
Januari
5.000.000
500.000
Februari
7.500.000
750.000
Maret
5.000.000
500.000
April
5.000.000
500.000
Mei
5.000.000
500.000
Juni
5.000.000
500.000
Juli
7.500.000
750.000
Agustus
7.500.000
750.000
September
7.500.000
750.000
Oktober
7.500.000
750.000
Nopember
7.500.000
750.000
Desember
7.500.000
750.000
Jumlah
77.500.000
7.750.000
Bulan
1) Atas penghasilan Ghifari Fadhia sebagai konsultan hukum dan penghasilan istrinya dari praktik dokter gigi, Ghifari Fadhia dapat menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. Berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP - 536/PJ./2000, Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk konsultan hukum di kota Jakarta adalah 51% dari penghasilan bruto sedangkan untuk dokter adalah 45% dari penghasilan bruto. Penghitungan penghasilan neto dari kedua jenis penghasilan tersebut adalah sebagai berikut:
Bulan Januari Februari Maret
Praktik Konsultan Hukum (Rp) 6.500.000 5.400.000 7.300.000
Penghasilan Penghasilan Neto Neto Dokter Gigi Konsultan Hukum (Rp) (Rp) (Rp) 4.500.000 3.315.000 2.025.000 2.750.000 2.754.000 1.237.500 3.500.000 3.723.000 1.575.000
Praktik Dokter Gigi
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
101
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi
Bulan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah
Praktik Konsultan Hukum (Rp)
Praktik Dokter Gigi (Rp)
Penghasilan Penghasilan Neto Neto Dokter Gigi Konsultan Hukum (Rp) (Rp) 5.355.000 3.375.000 6.120.000 1.957.500 3.417.000 967.500 3.774.000 2.137.500 1.632.000 2.301.750
10.500.000 12.000.000 6.700.000 7.400.000 3.200.000
7.500.000 4.350.000 2.150.000 4.750.000 5.115.000
15.000.000
3.240.000
7.650.000
1.458.000
7.500.000
5.250.000
3.825.000
2.362.500
8.900.000
7.300.000
4.539.000
3.285.000
11.450.000
6.320.000
5.839.500
2.844.000
101.850.000
56.725.000
51.943.500
25.526.250
Sedangkan penghasilan neto yang diperoleh oleh anak Ghifari Fadhia sebagai bintang iklan akan digabung dengan penghasilan orang tuanya. Berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP - 536/PJ./2000, Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pekerjaan bebas bidang seni adalah sebesar 35% dari penghasilan bruto. Penghasilan Bruto anak Ghifari Fadhia Norma Penghitungan Penghasilan Neto (35% x 150.000.000)
=
Rp
150.000.000
=
Rp
52.500.000
Berdasarkan hasil penghitungan penghasilan neto dari pekerjaan, dan penghasilan neto dari pekerjaan bebas sebagaimana tercantum dalam tabel di atas, maka penghitungan Pajak Penghasilan tahun 2015 Ghifari Fadhia adalah sebagai berikut:
102
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi 1
PPh yang terutang Tahun Pajak 2015 (dalam Rp) Perhitungan Penghasilan Neto A. Penghasilan neto dari pekerjaan bebas: Penghasilan Ghifari Fadhia sebagai konsultan 51.943.500 hukum Penghasilan istri Ghifari Fadhia sebagai doker gigi 25.526.250 Penghasilan anak Ghifari Fadhia sebagai bintang 52.500.000 iklan B. Penghasilan neto dari pekerjaan (sesuai bukti potong 1721 A2):
C.
Penghasilan Ghifari Fadhia sebagai pegawai di Firma Hukum Saul Goodman Penghasilan Neto Lainnya: Jumlah Penghasilan Neto (A+B+C) Zakat Jumlah Penghasilan Neto setelah Zakat PTKP: Wajib Pajak Sendiri 36.000.000 Istri Bekerja 36.000.000 Tambahan wajib pajak kawin 3.000.000 Tanggungan 2 6.000.000 Jumlah PTKP Penghasilan Kena Pajak PPh Terutang: 5% x 50.000.000 2.500.000 15% x 200.000.000 30.000.000 25% x 250.000.000 62.500.000 30% x 172.969.000 51.890.700 PPh yang terutang
624.000.000 0 753.969.750 0 753.969.750 (81.000.000) 672.969.000 146.890.700
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
103
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi 2. PPh yang Kurang dibayar dengan memperhitungkan pajak-pajak yang telah dipotong atau dipungut dan dipotong pihak lain dan PPh ditanggung pemerintah A PPh yang terutang dari perhitungan sebelumnya 146.890.700 B Kredit Pajak : PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak lain: 1) PPh 21 (sesuai bukti potong) a. Bukti potong PPh 1721 A1 dari 107.900.000 Firma Hukum Saul Goodman b. Bukti potong PT Susu Segar atas 3.750.000 bintang iklan anak Ghifari Fadhia c. Pembayaran angsuran Pasal 25 20.000.000 Jumlah Kredit Pajak (131.650.000 ) 3. PPh yang kurang dibayar/PPh Pasal 29 15.240.700 PPh Pasal 29 yang harus dibayar Ghifari Fadhia sebesar Rp15.240.700,00 G. Contoh Penghitungan PPh Bagi Orang Pribadi atas Penghasilan Sehubungan dengan Usaha, Pekerjaan Bebas, Pekerjaan, dan/atau Penghasilan Lainnya Mika Khairani, direktur perusahaan alat telekomunikasi yang juga berprofesi sebagai artis. Status Pekerjaan Khairani
Belum Menikah (Usia 23 Tahun) Direktur Perusahaan Alat Telekomunikasi dengan Gaji Rp75.000.000 perbulan * Pada bulan Juli 2015 mendapat bonus Rp300.000.000 Pekerjaan/Usaha : Artis dan usaha toko spare part mobil “Kumplit” Lain Atas penghasilan gaji dan/atau bonus sebagai direktur tersebut telah dilakukan pemotongan PPh Pasal 21 oleh perusahaan tempat dia bekerja.
104
: Mika :
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi ∗ Harta yang dimiliki Mika pada akhir tahun 2015 yaitu sebagai berikut (dalam ribuan): No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Harta Rumah Apartemen Mobil sedan Mobil sedan Motor Motor Deposito di Bank ABC Tabungan di Bank ABC Peralatan Usaha Mobil box persediaan spare part Jumlah
Tahun Perolehan 2011 2010 2011 2011 2010 2014 2012 2014 2012 2012 2015
Nilai Perolehan (Rp) 2.000.000 500.000 3.000.000 360.000 11.000 16.000 2.000.000 200.000 50.000 290.000 500.000 8.927.000
Keterangan hibah
Kredit
∗ Dari data harta yang dimiliki Mika, mobil box yang digunakan untuk usaha tokonya diperoleh dengan cara kredit dari perusahaan leasing Tiara Finance dengan data sebagai berikut: Pemberi Tahun Nilai Hutang Sisa Hutang Hutang Hutang (Rp) (Rp) 1 Tiara Finance 2012 150.000.000 50.000.000 Selain hutang pada perusahaan leasing tersebut, Mika tidak memiliki hutang lainnya. No
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
105
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Penghitungan PPh yang terutang 1. Bintang iklan dan penyanyi Selama Tahun 2015, Mika beberapa kali mendapat tawaran pekerjaan sebagai presenter dan penyanyi dengan penghasilan sebagaimana ditunjukkan dalam tabel dibawah ini. Bulan
Jumlah Honor (Rp) Bintang Iklan Penyanyi
Jumlah (Rp)
1 2 3 40.000.000 40.000.000 4 5 30.000.000 50.000.000 80.000.000 6 7 8 30.000.000 30.000.000 9 50.000.000 50.000.000 10 11 12 Jumlah 110.000.000 90.000.000 200.000.000 ∗ Atas penghasilannya sebagai bintang iklan dan penyanyi tersebut juga telah dilakukan pemotongan PPh Pasal 21.
106
2. Usaha toko spare part mobil “Kumplit“ Berdasarkan jumlah penghasilan dari usaha toko spare part mobil yang diterima atau diperoleh Mika selama tahun 2014, penghasilan dari usaha toko spare part mobil Mika di tahun 2015 tidak dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Oleh karena itu, Mika wajib menyelenggarakan pembukuan. Peredaran usaha toko spare part mobil selama tahun 2015 yaitu sebagai berikut:
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah
Peredaran Usaha (Rp) 400.000.000 500.000.000 550.000.000 450.000.000 600.000.000 400.000.000 300.000.000 750.000.000 800.000.000 650.000.000 500.000.000 550.000.000 6.250.000.000
Laporan Laba/Rugi Mika tahun pajak 2015 sebagaimana ditunjukkan dalam tabel dibawah ini: Laporan Laba/Rugi Mika (dalam Rupiah)
Peredaran Usaha Harga Pokok Penjualan Persediaan Awal Pembelian Persediaan Akhir Laba Bruto Usaha Biaya-Biaya Biaya Gaji Biaya Listrik Biaya Bunga
6.250.000.000 750.000.000 4.500.000.000 (500.000.000) (4.750.000.000) 1. 500.000.000 120.000.000 54.000.000 28.000.000 BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
107
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi Biaya Gas dan Air 60.000.000 Biaya Transportasi 48.000.000 Biaya Penyusutan 42.500.000 Jumlah Biaya (352.500.000) Penghasilan Neto 1.147.500.000 ∗ Atas penghasilan Mika dari menjalankan usaha toko spare part mobil, penghasilan neto dihitung dengan mengurangkan biaya-biaya yang digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (biaya 3M) dari penghasilan bruto usaha. ∗ Mika tidak ditunjuk oleh KPP tempat terdaftar sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat (2) dan PPh Pasal 23. Sesuai ketentuan PPh Pasal 21, Mika Wajib melakukan pemotongan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang dibayarkannya kepada karyawan sepanjang telah melebihi PTKP ∗ Atas penghasilan Mika dari pekerjaan bebas sebagai artis selama tahun 2015 telah dipotong PPh Pasal 21 oleh pemberi kerja/penyelenggara dan diberikan bukti potong PPh Pasal 21 setiap penghasilan diterima. 1. Pemotongan PPh dan Penyetoran PPh a
Pemotongan PPh (Rp) b c
d
PPh Pasal PPh Pasal 4 ayat (2) PPh Pasal 21 21 atas PPh Pasal atas Bunga atas Gaji dan Penghasilan 22 Tabungan Bonus Artis dan Deposito 96.800.000
292.400.000
10.000.000
Setor Sendiri (Rp) e f PPh Pasal 25
4.500.000 360.000.000
PPh Pasal 4 ayat (2) atas Persewaan Tanah dan Bangunan 2.500.000
Berikut keterangan dari tabel diatas: 1. Pada bulan Agustus 2015, usaha toko spare part mobil “Kumplit” menjual spare part mobil kepada suatu instansi pemerintahan dengan nilai kontrak sebesar Rp300.000.000,00, sehingga dipotong PPh Pasal 22 sebesar 1,5% yaitu Rp4.500.000,001; 2. Selama tahun 2015, Mika memperoleh penghasilan berupa bunga deposito dan obligasi dan atas penghasilan tersebut telah dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) final dengan tarif PPh sebesar 20%. Jumlah PPh yang dipotong oleh Bank ABC sebesar Rp96.800.000,00;
108
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi 3. Apartemen yang dia peroleh tahun 2010 disewakan secara tahunan dengan harga Rp25.000.000,00 yang pembayarannya diterima pada bulan April 2015. Karena penghasilan dari sewa apartemen tersebut diterima dari orang pribadi yang bukan merupakan pemotong PPh, Mika menyetor sendiri PPh Pasal 4 ayat (2) dengan tarif 10% yang bersifat final atas penghasilan dari persewaan apartemen tersebut. Mika telah menyetorkan PPh sebesar Ro2.500.000,00 atas penghasilan dari sewa apartemen dengan menggunakan SSP ke Kas Negara; 4. Selain itu, pada bulan September 2015, Mika menjual koleksi lukisan yang dia punya kepada temannya seharga Rp100.000.000,00. Lukisan tersebut dia beli pada tahun 2010 dengan harga Rp75.000.000,00. Selisih atas harga penjualan dibanding dengan harga pembelian lukisan tersebut dilaporkan oleh Mika sebagai penghasilan lain-lain dalam SPT Tahunan 2015. Atas penghasilannya lainnya berupa keuntungan penjualan lukisan tidak dilakukan pemotongan Pajak Penghasilan, namun penghasilan tersebut wajib dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dan dibayar Pajak Penghasilannya. 5. Selama tahun 2015 Mika melakukan penyetoran PPh Pasal 25 setiap bulan yang jumlahnya berdasarkan perhitungan dalam SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun 2014. Total angsuran PPh Pasal 25 yang sudah disetor oleh Mika selama 2015 sebesar Rp360.000.000. PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG (Rupiah) Penghasilan Neto dari Usaha 1.147.500.000 Penghasilan Neto dari Pekerjaan Bebas 200.000.000 Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya 25.000.000 Penghasilan Neto dari Pekerjaan 1.200.000.000 Jumlah Penghasilan Neto 2.572.500.000 PTKP (36.000.000) Penghasilan Kena Pajak 2.536.500.000
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
109
Contoh Penghitungan dan Pengisian SPT Orang Pribadi PPh Terutang 5% x 50.000.000 15% x 200.000.000 25% x 250.000.000 30% x 2.036.500.000 Kredit Pajak PPh Pasal 21 PPh Pasal 23 PPh Pasal 25 PPh Kurang Bayar
= = = =
2.500.000 30.000.000 62.500.000 610.950.000
+
302.400.000 4.500.000 360.000.000 +
705.950.000 666.900.000 39.050.000
PPh Pasal 29 tahun pajak 2015 yang harus dibayar oleh Mika sebesar Rp39.050.000
110
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Lampiran Pengisian Surat Pemberitahunan Tahunan Orang Pribadi
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
111
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha Pengusaha dengan Peredaran Bruto (Omzet) di atas Rp4,8 miliar setahun 1770
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
IDENTITAS
PERHATIAN
•
TAHUN PAJAK
FORMULIR
A1
• • • •
DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS; DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
1
5
2
2
3
3
NAMA WAJIB PAJAK
:
A N D A
L
I
M A N
JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS
:
P E D A G A N G
NO. TELEPON/FAKSIMILI
:
0
2
STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI
:
X
KK
NPWP ISTERI/SUAMI
:
1
2
2
3
4
HB
2
1
1
8
4
BL
1 5
s.d
5 1
TH
2
1
BL
X PEMBUKUAN
5 TH
PENCATATAN
9
9
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
0
B O R A S P A T
I
4
PH
1
BERI TANDA " X " DALAM
E C E R A N 3
0 1
SPT PEMBETULAN KE - …….
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 0
KLU :
4
0 7
1
1
1
/ MT
Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.
C. PPh TERUTANG
B. PENGHASILAN KENA PAJAK
A. PENGHASILAN NETO
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
2.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
D. KREDIT PAJAK
2
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]
364.400.000 0 0 0 364.400.000 0 364.400.000
3.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
4.
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI
5.
JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)
6.
………………………………………………………………………………………………………………………….. ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB
7.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)
7
8.
KOMPENSASI KERUGIAN
8
9.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)
3
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]
4
[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]
5 6
9
10.
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
11.
PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)
12.
PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)
13.
PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN
14.
TK /
K/
3
10
K/I/
11
[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]
16. 17.
19.
14
PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]
X
a.
PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI
b.
PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT
PPh YANG DIBAYAR SENDIRI
(14-15)
a.
PPh PASAL 25 BULANAN
b.
STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)
X
b.
PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)
(16-18)
PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)
TGL LUNAS
20.
PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon
21.
ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR
2
4
0
tgl
3
1
bln
6 thn
0 364.400.000 48.000.000 316.400.000 49.100.000 0 49.100.000
15
0
16
49.100.000
17b
36.750.000 0
18
36.750.000
19
12.350.000
17a
JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)
a.
12 13
JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)
18. E. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR
1
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]
15.
F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
RUPIAH *)
1.
a.
DIRESTITUSIKAN
c.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP dengan Kriteria Tertentu)
b.
DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
d.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)
21
DIHITUNG BERDASARKAN :
a. b.
c.
1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16
X
PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU
G. LAMPIRAN
SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA : SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)
g.
PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
b.
X
SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29
h.
............................................................................................................................
c.
X
NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN LAIN DAN BIAYA
i.
PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL
j.
a.
d.
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI
e.
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU) DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA
k. l.
FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 (............LEMBAR)
f.
PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN PH ATAU MT
X
............................................................................................................................
PERNYATAAN Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
X
WAJIB PAJAK
KUASA
NAMA LENGKAP :
A N D A L
I
M A N
NPWP
1
3
3
:
5
2 2
1
TANGGAL:
2
5
0
2
B O R A S P A T 1
8
0
9
F.1.1.32.16
112
3
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
9
0
0
I 0
0
1
6
TANDA TANGAN
HALAMAN 1
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN:
•
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
1 5
NAMA WAJIB PAJAK
:
A N D A L
BAGIAN A:
:
NAMA AKUNTAN PUBLIK
:
NPWP AKUNTAN PUBLIK NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK NAMA KONSULTAN PAJAK NPWP KONSULTAN PAJAK NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK
2.
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 2 3
3 1 1
I M A N
8
DIAUDIT
1
0 1 1 5 BL
X
5 1 2 1 5
s.d
TH
BL
PEMBUKUAN
A1
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0 A
T
x
OPINI AKUNTAN :
I
TIDAK DIAUDIT
: : : : :
: :
RUPIAH
PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL : a. PEREDARAN USAHA
1a
4.900.000.000
b. HARGA POKOK PENJUALAN
1b
1.500.000.000
c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)
1c
3.400.000.000
d. BIAYA USAHA
1d
3.035.600.000
e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)
1e
364.400.000
PENYESUAIAN FISKAL POSITIF 2a
0
2b
0
2c
0
2d
0
2e
0
2f
0
g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
2g
0
h. SANKSI ADMINISTRASI
2h
0
ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK
c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN
d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN
e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN f.
PAJAK PENGHASILAN
i.
SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI FISKAL
2i
0
j.
BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
2j
0
2k
0
2l
0
3a
0
3b
0
c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA
3c
0
d. JUMLAH (3a s.d. 3c)
3d
0
4
364.400.000
k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA l.
JUMLAH (2a s.d. 2k)
PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF: a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA
b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL
4
0
BERI TANDA " X " DALAM
4 9 9
B O R A S P
a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU
3.
•
2
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)
PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN
1.
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha
JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)
Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
113
HALAMAN 2
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
•
PERHATIAN :
• • PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN • PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA • • PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
:
1 5
NAMA WAJIB PAJAK
:
A N D A L
2 2 3
3 1 1
I M A N
8
0
4 9 9
1
0 1 1 5 BL
X
5 1 2 1 5
s.d
TH
BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
NPWP
2
TAHUN PAJAK
A1
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
B O R A S P A T
I
BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN) NO.
JENIS USAHA
PEREDARAN USAHA (Rupiah)
NORMA (%)
PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
DAGANG
0
0
2
INDUSTRI
0
0
3
JASA
0
0
4
PEKERJAAN BEBAS
0
0
5
USAHA LAINNYA
0
0
JUMLAH BAGIAN B
0
JBB Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1
BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO. (1)
NAMA DAN NPWP PEMBERI KERJA
PENGHASILAN BRUTO
PENGURANGAN PENGHASILAN BRUTO/BIAYA
PENGHASILAN NETO
(Rupiah)
(Rupiah)
(Rupiah)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
0
0
0
2
0
0
0
3
0
0
0
4
0
0
0
5
0
0
0
6
0
0
0 0
JBC
JUMLAH BAGIAN C
Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2
BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO.
JENIS PENGHASILAN
JUMLAH PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
1
BUNGA
0
2
ROYALTI
0
3
SEWA
0
4
PENGHARGAAN DAN HADIAH
0
5
KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA
0
6
PENGHASILAN LAINNYA
0 JUMLAH BAGIAN D
0
JBD Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
114
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke -
1
dari
1
halaman Lampiran -II
1770 - II
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN :
•
LAMPIRAN - II
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
•
NPWP
:
1 5
NAMA WAJIB PAJAK
:
A N D A L
BAGIAN A :
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 2 3 I
3 1 1 M A N
8
•
2 0
0 1 1 5
BL
X
PEMBUKUAN
4 9 9
0
5 1 2 1 5
s.d
TH
BERI TANDA " X " DALAM
B O R A S P A T
1 BL
TH
A1
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 I
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
NO
NAMA PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK
(1)
(2)
NPWP PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK (3)
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN NOMOR
TANGGAL
(4)
(5)
JENIS PAJAK : PPh PASAL 21/ 22/23/24/26/DTP *)
JUMLAH PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT (Rupiah)
(6)
(7)
0
1
0 2
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
0 10
0 11
0 12
0 13
0 14
0
15 dst
JUMLAH BAGIAN A
0
JBA Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15
*)
- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah - Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP) - Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri (lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke -
1
dari
1 halaman Lampiran-II
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
115
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :
•
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL BERSIFAT FINAL PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
DAN/ATAU
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
•
NPWP
:
1 5
NAMA WAJIB PAJAK
:
A N D A L
BAGIAN A :
TAHUN PAJAK
FORMULIR
A1
LAMPIRAN - III
1770 - III
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 2 3
3 1 1
I M A N
8
4 9 9
•
2
0
1
0 1 1 5 X
s.d
TH
BL
5 1 2 1 5 BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
TH
PENCATATAN (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
B O R A S P A T
I
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL JENIS PENGHASILAN
NO
DASAR PENGENAAN PAJAK/PENGHASILAN BRUTO
PPh TERUTANG (Rupiah)
(3)
(4)
(2)
(1)
1.
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA NEGARA
2.
60.000.000
12.000.000
BUNGA/DISKONTO OBLIGASI
0
0
3.
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK
0
0
4.
HADIAH UNDIAN
0
0
5.
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS
0
0
6.
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD
0
0
7.
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
8.
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA SERAH
0
0
9.
SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
10. USAHA JASA KONSTRUKSI
0
0
11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM
0
0
0
0
14. DIVIDEN
0
0
15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA
0
0
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL 16. DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
0
12.
BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI
13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF
0 12.000.000
17. JUMLAH (1 s.d. 16)
BAGIAN B :
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
NO
SUMBER/JENIS PENGHASILAN
PENGHASILAN BRUTO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
1.
BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH
0
2.
WARISAN
0
3.
BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI
0
4.
KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA
0
5.
BEASISWA
0
6.
PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
0 0
JBB
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH (Rupiah)
PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
116
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
0
LAMPIRAN - IV
1770 - IV
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN
•
HARTA PADA AKHIR TAHUN KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP NAMA WAJIB PAJAK
BAGIAN A :
:
1 5
:
A N D A L
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 2 3
3 1 1
8
I M A N
2
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha 0 X
BL
0 1
1
5
PEMBUKUAN
5 1
BL
2
1 5 TH
PENCATATAN
A1
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
BERI TANDA " X " DALAM
4 9 9
TH
1 s.d
0 0 0
B O R A S P A T
I
HARTA PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE HARTA
NAMA HARTA
TAHUN PEROLEHAN
HARGA PEROLEHAN (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
061
2
043
3
012
KETERANGAN (6)
RUMAH TINGGAL, JALAN MOH. TOHA NO.225, KARAWACI, TANGERANG MOBIL
2008
2.000.000.000
2013
150.000.000
NO.BPKB: TNG-131415
TABUNGAN BANK MASYARAKAT INDONESIA
2010
800.000.000
NO.REK: 445-00976.9
4
0
5
0
6
0
7
0
8
0
9
0 0 2.950.000.000
10 dst
JUMLAH BAGIAN A
BAGIAN B :
NOP:36.75.040.002.020.02526.0
JBA
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE UTANG
(1)
(2)
NAMA PEMBERI PINJAMAN
ALAMAT PEMBERI PINJAMAN
TAHUN PEMINJAMAN
JUMLAH (Rupiah)
(4)
(5)
(6)
(3)
1
0
2
0
3
0
4
0
5
0
6
0
7
0
8
0
9
0 0
10 dst
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
0
JBB
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NO.
NAMA ANGGOTA KELUARGA
NIK
HUBUNGAN KELUARGA
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
IBU RUMAH TANGGA
1
NADHA
3675024506750006
ISTRI
2
ADI BORASPATI
3675021107050001
ANAK
3
IDA BORASPATI
3675026302080002
ANAK
4
ANDI BORASPATI
3675023012110001
ANAK
PEKERJAAN
5 dst JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke-
1
dari
1
halaman Lampiran-IV
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
117
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha Daftar Jumlah Penghasilan dan Pembayaran PPh Pasal 25 Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu
A1 Nama NPWP Alamat NPWP Tempat Usaha KPP Lokasi
Alamat
15.223.311.8-499.001
JALAN PERKUTUT RAYA NO.14, KARAWACI, TANGERANG
No.
1.
: ANDALIMAN BORASPATI : 15.223.311.8-499.000 : JALAN MOH TOHA NO.225, KARAWACI, TANGERANG Peredaran Bruto Pedagang Pengecer
PPh Pasal 25 Dibayar
JANUARI
200.000.000
FEBRUARI
100.000.000
750.000
MARET
200.000.000
1.500.000
APRIL
200.000.000
1.500.000
MEI
250.000.000
1.875.000
JUNI
175.000.000
1.312.500
JULI
300.000.000
2.250.000
AGUSTUS
450.000.000
3.375.000
SEPTEMBER
175.000.000
1.312.500
OKTOBER
150.000.000
1.125.000
NOPEMBER
200.000.000
1.500.000
DESEMBER
400.000.000
3.000.000
2.800.000.000
21.000.000
JANUARI
150.000.000
1.125.000
FEBRUARI
50.000.000
375.000
MARET
150.000.000
1.125.000
APRIL
150.000.000
1.125.000
MEI
200.000.000
1.500.000
JUNI
125.000.000
937.500
JULI
250.000.000
1.875.000
AGUSTUS
300.000.000
2.250.000
SEPTEMBER
125.000.000
937.500
OKTOBER
100.000.000
750.000
NOPEMBER
150.000.000
1.125.000
SUBJUMLAH 2.
15.223.311.8-469.001
1.500.000
JALAN INTAN NO.44, BEKASI TIMUR, BEKASI
DESEMBER SUBJUMLAH Jumlah
350.000.000
2.625.000
2.100.000.000
15.750.000
4.900.000.000
36.750.000
Tanda Tangan, Nama dan Cap
ANDALIMAN BORASPATI Jika formulir ini tidak mencukupi, dapat dibuat sendiri sesuai dengan bentuk ini
Halaman ke- 1 dari 1 halaman
118
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha Pengusaha dengan Peredaran Bruto (Omzet) di bawah Rp4,8 miliar setahun SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
IDENTITAS
PERHATIAN
•
TAHUN PAJAK
FORMULIR
1770
• • • •
DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS; DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU
2 0
•
NPWP
:
2
2
9
NAMA WAJIB PAJAK
:
A N G G A R A
JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS
:
P E D A G A N G
NO. TELEPON/FAKSIMILI
:
0
6
STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI
:
X
KK
NPWP ISTERI/SUAMI
:
1
8
8
7
8
3
1
3
s.d
5 1
TH
2
1
BL
5 TH
X PENCATATAN
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
5
2
9
9
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
0
0
4
7
P A R D O M U A N
4
HB
2
1 5
SPT PEMBETULAN KE - …….
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
1
BL
DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
0 1
A2
2
E C E R A N 3
4
PH
KLU :
9
1
1
/ MT
Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.
D. KREDIT PAJAK
C. PPh TERUTANG
B. PENGHASILAN KENA PAJAK
A. PENGHASILAN NETO
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
2.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
E. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR
1
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]
2
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]
3.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
4.
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI
5.
JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)
6.
………………………………………………………………………………………………………………………….. ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB
7.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)
7
8.
KOMPENSASI KERUGIAN
8
9.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)
3
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]
4
[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]
5 6
10.
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
11.
PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)
12.
TK /
K/
10
K/I/
11
PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)
[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]
PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN
14.
JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)
15.
PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]
16. 17.
19.
a.
PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI
b.
PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT
PPh YANG DIBAYAR SENDIRI
a.
PPh PASAL 25 BULANAN
b.
STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)
PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)
b.
PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)
15
0
16
0
17b
0 0
18
0
19
0
17a
JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)
a.
14
0 0 0
12 13
(14-15)
(16-18)
TGL LUNAS
20.
PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon
21.
ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR
tgl
bln
thn
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9
13.
18.
F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
RUPIAH *)
1.
a.
DIRESTITUSIKAN
c.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP dengan Kriteria Tertentu)
b.
DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
d.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)
21
DIHITUNG BERDASARKAN :
a.
c.
1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16
b.
PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU
G. LAMPIRAN
SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA :
a. b.
X
c. d.
SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)
g.
PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29
h.
............................................................................................................................
NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN LAIN DAN BIAYA
i.
PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN PH ATAU MT
PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL
j.
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI
e.
k.
f.
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)
X
l.
FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 (............LEMBAR)
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA ............................................................................................................................
PERNYATAAN Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
X
WAJIB PAJAK
KUASA
NAMA LENGKAP :
A N G G A R A
NPWP
2
:
2
9 8
7
TANGGAL:
2
5
0
3
2
0
0
0
1
TANDA TANGAN
6
P A R D O M U A N 1
2
3
5
2
9
9
0
F.1.1.32.16
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
119
HALAMAN 1
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN:
•
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
NPWP
:
2 2
NAMA WAJIB PAJAK
:
A N G G A R A
BAGIAN A:
PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN
: :
NPWP AKUNTAN PUBLIK NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK NAMA KONSULTAN PAJAK NPWP KONSULTAN PAJAK NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK
2.
9 8 7
1 2 3
5
P A R D O M U A
DIAUDIT
OPINI AKUNTAN :
1
0 1 1 5 BL
1 2 1 5
s.d
TH
BL
PEMBUKUAN
X
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0 N
: : : : :
: :
RUPIAH
PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL : a. PEREDARAN USAHA
1a
0
b. HARGA POKOK PENJUALAN
1b
0
c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)
1c
0
d. BIAYA USAHA
1d
0
e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)
1e
0
PENYESUAIAN FISKAL POSITIF 2a
0
2b
0
2c
0
2d
0
2e
0
2f
0
g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
2g
0
h. SANKSI ADMINISTRASI
2h
0
ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK
c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN
d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN
e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN f.
PAJAK PENGHASILAN
i.
SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI FISKAL
2i
0
j.
BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
2j
0
2k
0
2l
0
3a
0
3b
0
c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA
3c
0
d. JUMLAH (3a s.d. 3c)
3d
0
4
0
k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA l.
JUMLAH (2a s.d. 2k)
PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF: a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA
b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL
JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)
Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1
120
5
TIDAK DIAUDIT
b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI
4
0
BERI TANDA " X " DALAM
2 9 9
a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU
3.
•
2
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)
NAMA AKUNTAN PUBLIK
1.
TAHUN PAJAK
A2
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
HALAMAN 2
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
•
PERHATIAN :
• • PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN • PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA • • PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
:
2 2
NAMA WAJIB PAJAK
:
A N G G A R A
9 8 7
1 2 3
5
0
2 9 9
1
0 1 1 5 BL
5 1 2 1 5
s.d
TH
BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
NPWP
2
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha
X
TH
A2
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
P A R D O M U A N
BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN) NO.
JENIS USAHA
PEREDARAN USAHA (Rupiah)
NORMA (%)
PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
DAGANG
0
0
2
INDUSTRI
0
0
3
JASA
0
0
4
PEKERJAAN BEBAS
0
0
5
USAHA LAINNYA
0
0
JUMLAH BAGIAN B
0
JBB Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1
BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO. (1)
NAMA DAN NPWP PEMBERI KERJA
PENGHASILAN BRUTO
PENGURANGAN PENGHASILAN BRUTO/BIAYA
PENGHASILAN NETO
(Rupiah)
(Rupiah)
(Rupiah)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
0
0
0
2
0
0
0
3
0
0
0
4
0
0
0
5
0
0
0
6
0
0
0 0
JBC
JUMLAH BAGIAN C
Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2
BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO.
JENIS PENGHASILAN
JUMLAH PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
1
BUNGA
0
2
ROYALTI
0
3
SEWA
0
4
PENGHARGAAN DAN HADIAH
0
5
KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA
0
6
PENGHASILAN LAINNYA
0 JUMLAH BAGIAN D
0
JBD Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke -
1
dari
1
halaman Lampiran -II
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
121
1770 - II
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN :
•
LAMPIRAN - II
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
NPWP
:
2 2
NAMA WAJIB PAJAK
:
A N G G A R A
BAGIAN A :
NO
9 8 7
1 2 3
5
•
2
0
0 1 1 5 BL
BERI TANDA " X " DALAM
0
5 1 2 1 5
s.d
TH
PEMBUKUAN
2 9 9
1 BL
X
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0
P A R D O M U A N
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
NAMA PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK
(1)
TAHUN PAJAK
A2
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha
(2)
NPWP PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK (3)
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN NOMOR
TANGGAL
(4)
(5)
JENIS PAJAK : PPh PASAL 21/ 22/23/24/26/DTP *)
JUMLAH PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT (Rupiah)
(6)
(7)
0
1
0 2
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
0 10
0 11
0 12
0 13
0 14
0
15 dst
JUMLAH BAGIAN A
0
JBA Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15
*)
- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah - Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP) - Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri (lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
122
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke -
1
dari
1 halaman Lampiran-II
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha FORMULIR
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :
•
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL BERSIFAT FINAL PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
DAN/ATAU
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
NPWP
:
2 2
NAMA WAJIB PAJAK
:
A N G G A R A
BAGIAN A :
TAHUN PAJAK
LAMPIRAN - III
1770 - III
9 8 7
1 2 3
5
0
1
0 1 1 5
s.d
5 1 2 1 5
TH
BL
BL
X
PEMBUKUAN
•
2 9 9
2
BERI TANDA " X " DALAM
TH
A2
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
P A R D O M U A N
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL JENIS PENGHASILAN
NO
DASAR PENGENAAN PAJAK/PENGHASILAN BRUTO
PPh TERUTANG (Rupiah)
(3)
(4)
(2)
(1)
1.
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA NEGARA
2.
12.500.000
2.500.000
BUNGA/DISKONTO OBLIGASI
0
0
3.
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK
0
0
4.
HADIAH UNDIAN
0
0
5.
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS
0
0
6.
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD
0
0
7.
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
8.
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA SERAH
0
0
9.
SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
10. USAHA JASA KONSTRUKSI
0
0
11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM
0
0
BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA 12. ANGGOTA KOPERASI
0
0
0
0
13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF 14. DIVIDEN
0
0
307.850.000
3.078.500
15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA 16.
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
5.578.500
17. JUMLAH (1 s.d. 16)
BAGIAN B :
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
NO
SUMBER/JENIS PENGHASILAN
PENGHASILAN BRUTO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
1.
BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH
0
2.
WARISAN
0
3.
BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI
0
4.
KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA
0
5.
BEASISWA
0
6.
PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
0
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
0
JBB
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH (Rupiah)
PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
0
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
123
LAMPIRAN - IV
1770 - IV
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN
•
HARTA PADA AKHIR TAHUN KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
:
2 2
NAMA WAJIB PAJAK
:
A N G G A R A
BAGIAN A :
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
NPWP
9 8 7
1 2 3
5
2
TAHUN PAJAK
A2
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha 0 X
BL
0 1
1
5
PEMBUKUAN
5 1
s.d
BL
2 1 5 TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
BERI TANDA " X " DALAM
2 9 9
TH
1
0 0 0
P A R D O M U A N
HARTA PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE HARTA
NAMA HARTA
TAHUN PEROLEHAN
HARGA PEROLEHAN (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
061
2
043
3
KETERANGAN (6)
RUMAH TINGGAL, JALAN KEMERDEKAAN I NO.3, MEDAN MOBIL
2009
750.000.000
NOP:22.32.002.032.001.01110.0
2013
150.000.000
NO.BPKB: MDN-000645
042
SEPEDA MOTOR
2014
13.750.000
NO.BPKB: MDN-102685
4
011
KAS
2015
50.000.000
5
012
TABUNGAN BANK BANGSA INDONESIA
2015
250.000.000
6
0
7
0
8
0
9
0 0 1.213.750.000
10 dst
JUMLAH BAGIAN A
BAGIAN B :
NO.REK: 01.113.004012.6
JBA
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE UTANG
(1)
(2)
NAMA PEMBERI PINJAMAN
ALAMAT PEMBERI PINJAMAN
TAHUN PEMINJAMAN
JUMLAH (Rupiah)
(4)
(5)
(6)
(3)
1
0
2
0
3
0
4
0
5
0
6
0
7
0
8
0
9
0 0
10 dst
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
0
JBB
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NO.
NAMA ANGGOTA KELUARGA
NIK
HUBUNGAN KELUARGA
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
IBU RUMAH TANGGA
1
TATI SINAGA
2245024008760001
ISTRI
2
ARA PUTRA
2245020410050001
ANAK
3
IRA PUTRI
2245026611100002
ANAK
PEKERJAAN
4 5 dst JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
124
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke-
1 dari
1 halaman Lampiran-IV
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha Daftar Jumlah Penghasilan Bruto dan Pembayaran PPh Final berdasarkan PP 46 Tahun 2013 Per Masa Pajak Serta Dari Masing-Masing Tempat Usaha
Nama NPWP Alamat
A2
: ANGGARA PARDOMUAN : 22.987.123.5-299.000 : Jalan Kemerdekaan I No.3, Medan
No.
NPWP Tempat Usaha KPP Lokasi
Alamat
1
26.327.978.8-031.000
Jalan Kemerdekaan I No.3, Medan
Peredaran Bruto
PPh Final 1% Dibayar
Januari
32.250.000
322.500
Februari
18.500.000
185.000
Maret
22.300.000
223.000
April
17.800.000
178.000
Mei
30.450.000
304.500
Juni
35.250.000
352.500
Juli
25.800.000
258.000
Agustus
19.750.000
197.500
September
21.800.000
218.000
Oktober
20.450.000
204.500
November
28.500.000
285.000
Desember
35.000.000
350.000
307.850.000
3.078.500
Jumlah
Tanda Tangan, Nama dan Cap
ANGGARA PARDOMUAN Jika formulir ini tidak mencukupi, dapat dibuat sendiri sesuai dengan bentuk ini
Halaman ke- 1 dari 1 halaman
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
125
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha Dan Melakukan Pekerjaan Bebas 1770
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
IDENTITAS
PERHATIAN
•
TAHUN PAJAK
FORMULIR
B
• • • •
DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS; DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU
2 0
1
•
NPWP
:
2
0
9
NAMA WAJIB PAJAK
:
A D
JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS
:
J
A S A
NO. TELEPON/FAKSIMILI
:
0
6
STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI
:
X
KK
NPWP ISTERI/SUAMI
:
I 1
8
7
6
5
4
P U T R A 8
8
0
2
9
T A R
I
G A N
I
T E K T U R
8
0
8
HB
0 PH
5
5 1
TH
2
1
BL
5 TH
X PENCATATAN
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
A R S 0
1 s.d
SPT PEMBETULAN KE - …….
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
1
BL
DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
0
9 KLU :
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
0
0
7
1
1
0
0
/ MT
Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.
D. KREDIT PAJAK
C. PPh TERUTANG
B. PENGHASILAN KENA PAJAK
A. PENGHASILAN NETO
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
2.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
E. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR
1
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]
2
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]
179.000.000 0 36.000.000 0 215.000.000 0 215.000.000
3.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
4.
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI
5.
JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)
6.
………………………………………………………………………………………………………………………….. ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB
7.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)
7
8.
KOMPENSASI KERUGIAN
8
9.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)
3
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]
4
[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]
5 6
9
10.
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
11.
PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)
12.
PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)
13.
PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN
14.
JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)
15.
PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]
16. 17.
18.
F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
RUPIAH *)
1.
19.
TK /
K/
2
10
K/I/
11
[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]
X
a.
PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI
b.
PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT
PPh YANG DIBAYAR SENDIRI
a.
PPh PASAL 25 BULANAN
X
b.
STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)
b.
PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)
(16-18)
PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)
15
20.070.000
16
430.000
17b
0 0
18
0
19
430.000
17a
JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)
a.
14
20.500.000 0 20.500.000
12 13
(14-15)
0 215.000.000 45.000.000 170.000.000
TGL LUNAS
20.
PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon
21.
ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR
tgl
bln
thn
a.
DIRESTITUSIKAN
c.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP dengan Kriteria Tertentu)
b.
DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
d.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)
35.833
21
DIHITUNG BERDASARKAN :
a.
X
b.
c.
1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16
PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU
G. LAMPIRAN
SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA : SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)
g.
PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
X
SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29
h.
............................................................................................................................
X
NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN LAIN DAN BIAYA
i.
PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN PH ATAU MT
PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL
j.
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)
a. b. c. d.
X
e.
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI
l.
FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 (............LEMBAR)
f.
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA
k.
............................................................................................................................
PERNYATAAN Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
X
WAJIB PAJAK
NAMA LENGKAP :
A D
NPWP
2
:
0
I
KUASA
P U T R A 9 8
7
6
5
5
0
T A R
I
G A N
0
2
9
TANGGAL:
4
2
F.1.1.32.16
126
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
9
3 0
2
0
0
0
1
6
TANDA TANGAN
HALAMAN 1
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN:
•
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
:
2 0
NAMA WAJIB PAJAK
:
A D
PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN
: :
NPWP AKUNTAN PUBLIK NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK NAMA KONSULTAN PAJAK NPWP KONSULTAN PAJAK NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK
2.
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
9 8 7 I
6 5 4
P U T R A
0
2 9 9
T A R
I G A
DIAUDIT
OPINI AKUNTAN :
1
0 1 1 5 BL
1 2 1 5
s.d
TH
BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
5
X
B
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0 N
: : : : :
: :
RUPIAH
PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL : a. PEREDARAN USAHA
1a
0
b. HARGA POKOK PENJUALAN
1b
0
c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)
1c
0
d. BIAYA USAHA
1d
0
e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)
1e
0
PENYESUAIAN FISKAL POSITIF 2a
0
2b
0
2c
0
2d
0
2e
0
2f
0
g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
2g
0
h. SANKSI ADMINISTRASI
2h
0
ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK
c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN
d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN
e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN f.
PAJAK PENGHASILAN
i.
SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI FISKAL
2i
0
j.
BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
2j
0
2k
0
2l
0
3a
0
3b
0
c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA
3c
0
d. JUMLAH (3a s.d. 3c)
3d
0
4
0
k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA l.
JUMLAH (2a s.d. 2k)
PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF: a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA
b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL
4
0
TIDAK DIAUDIT
a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU
3.
•
2
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)
NAMA AKUNTAN PUBLIK
1.
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
BAGIAN A:
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha Dan Melakukan Pekerjaan Bebas
JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)
Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
127
HALAMAN 2
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
•
PERHATIAN :
• • PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN • PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA • • PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
2 0
NAMA WAJIB PAJAK
:
A D I
6 5 4
P U T R A
0
0
2 9 9
1
0 1 1 5 BL
5 1 2 1 5
s.d
TH
BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
9 8 7
2
TAHUN PAJAK
B
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha Dan Melakukan Pekerjaan Bebas
X
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
T A R I G A N
BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN) NO.
JENIS USAHA
PEREDARAN USAHA (Rupiah)
NORMA (%)
PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
DAGANG
0
0
2
INDUSTRI
0
0
3
JASA
0
4
PEKERJAAN BEBAS
5
USAHA LAINNYA
358.000.000
0 Lihat Lampiran
179.000.000 0
0
JUMLAH BAGIAN B
179.000.000
JBB
Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1
BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO. (1)
NAMA DAN NPWP PEMBERI KERJA
PENGHASILAN BRUTO
PENGURANGAN PENGHASILAN BRUTO/BIAYA
PENGHASILAN NETO
(Rupiah)
(Rupiah)
(Rupiah)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
0
0
0
2
0
0
0
3
0
0
0
4
0
0
0
5
0
0
0
6
0
0
0 0
JBC
JUMLAH BAGIAN C
Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2
BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO.
JENIS PENGHASILAN
JUMLAH PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
0
1
BUNGA
2
ROYALTI
3
SEWA
4
PENGHARGAAN DAN HADIAH
0
5
KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA
0
6
PENGHASILAN LAINNYA
0 36.000.000
0 JUMLAH BAGIAN D
36.000.000
JBD
Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3 JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
128 BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke -
1
dari
1
halaman Lampiran -II
1770 - II
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN :
•
LAMPIRAN - II
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
2 0
NAMA WAJIB PAJAK
:
A D I
BAGIAN A :
NO
(1)
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
9 8 7
6 5 4
P U T R A
0
•
2
0
0 1 1 5 BL
BERI TANDA " X " DALAM
0
5 1 2 1 5
TH
PEMBUKUAN
2 9 9
1 s.d
BL
X
TH
B
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0
T A R I G A N
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
NAMA PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK
PT A
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha Dan Melakukan Pekerjaan Bebas
(2)
NPWP PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK (3)
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN NOMOR
JENIS PAJAK : PPh PASAL 21/ 22/23/24/26/DTP *)
JUMLAH PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT (Rupiah)
(6)
(7)
TANGGAL
(4)
(5)
01.999.888.0-299.000
06/III/2015
02/03/2015
21
875.000
PT A
01.999.888.0-299.000
08/IV/2015
04/04/2015
21
575.000
PT A
01.999.888.0-299.000
13/V/2015
09/05/2015
21
500.000
PT A
01.999.888.0-299.000
03/VI/2015
02/06/2015
21
1.675.000
PT A
01.999.888.0-299.000
22/VII/2015
10/07/2015
21
3.375.000
PT B
08.554.433.9-299.000
56/VIII/2015
08/08/2015
21
2.250.000
PT B
08.554.433.9-299.000
37/IX/2015
37/IX/2015
21
3.000.000
PT C
04.656.656.7-289.000
76/XII/2015
04/12/2015
21
3.600.000
PT C
04.656.656.7-289.000
124/XII/2015
10/12/2015
21
2.250.000
UNIVERSITAS BERSAMA
02.543.765.9-299.000
08/III/2015
09/03/2015
21
125.000
10
DINAS PU DELI SERDANG
00.769.337.0-299.000
23/IX/2015
09/09/2015
21
250.000
11
DINAS PU KOTA BINJAI
00.363.933.3-289.000
76/X/2015
10/10/2015
21
200.000
PT A
01.999.888.0-299.000
65/XI/2015
08/11/2015
21
175.000
PT B
03.444.555.0-289.000
23/II/2015
02/02/2015
23
60.000
LPJK
09.777.999.0-299.000
09/IV/2015
10/04/2015
21
125.000
1
2
3
4
5
6
7
8
9
12
13
14
15 dst
JUMLAH BAGIAN A
19.035.000
JBA
Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15
*)
- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah - Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP) - Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri (lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke -
1
dari
2 halaman Lampiran-II
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
129
1770 - II
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN :
•
LAMPIRAN - II
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
2 0
NAMA WAJIB PAJAK
:
A D
BAGIAN A :
NO
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
9 8 7 I
6 5 4
P U T R A
0
•
0 1 1 5
BL
BERI TANDA " X " DALAM
0
1
5 1 2 1 5
s.d
TH
PEMBUKUAN
2 9 9
T A R
2 0
BL
X
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0
I G A N
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
NAMA PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK
(1)
TAHUN PAJAK
B
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha Dan Melakukan Pekerjaan Bebas
(2)
NPWP PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK (3)
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
JENIS PAJAK : PPh PASAL 21/ 22/23/24/26/DTP *)
JUMLAH PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT (Rupiah)
(5)
(6)
(7)
NOMOR
TANGGAL
(4)
19.035.000
1
IAI
08.888.777.0-299.000
06/VI/2015
09/06/2015
21
175.000
IPK
09.999.888.0-289.000
07/VIII/2015
08/08/2015
21
200.000
PT B
03.444.555.0-289.000
123/III/2015
09/03/2015
23
60.000
PT B
03.444.555.0-289.000
43/IV/2015
03/04/2015
23
60.000
PT B
03.444.555.0-289.000
15/V/2015
02/05/2015
23
60.000
PT B
03.444.555.0-289.000
23/VI/2015
12/06/2015
23
60.000
PT B
03.444.555.0-289.000
100/VII/2015
07/07/2015
23
60.000
PT B
03.444.555.0-289.000
53/VIII/2015
04/08/2015
23
60.000
PT B
03.444.555.0-289.000
76/IX/2015
05/09/2015
23
60.000
PT B
03.444.555.0-289.000
70/X/2015
04/10/2015
23
60.000
PT B
03.444.555.0-289.000
53/XI/2015
13/11/2015
23
60.000
PT B
03.444.555.0-289.000
5/XII/2015
01/12/2015
23
60.000
PT B
03.444.555.0-289.000
202/XII/2015
10/12/2015
23
60.000
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
0
15 dst
JUMLAH BAGIAN A
20.070.000
JBA
Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15
*)
- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah - Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP) - Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri (lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
130 BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke -
2
dari
2 halaman Lampiran-II
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha Dan Melakukan Pekerjaan Bebas FORMULIR
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :
•
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL BERSIFAT FINAL PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
DAN/ATAU
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
2 0
NAMA WAJIB PAJAK
:
A D I
BAGIAN A :
TAHUN PAJAK
LAMPIRAN - III
1770 - III
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
9 8 7
6 5 4
P U T R A
0
0
1
0 1 1 5
s.d
5 1 2 1 5
TH
BL
BL
X
PEMBUKUAN
•
2 9 9
2
BERI TANDA " X " DALAM
TH
B
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
T A R I G A N
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL DASAR PENGENAAN PAJAK/PENGHASILAN BRUTO
JENIS PENGHASILAN
NO
(2)
(1)
PPh TERUTANG (Rupiah) (4)
(3)
1.
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA NEGARA
0
0
2.
BUNGA/DISKONTO OBLIGASI
0
0
3.
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK
0
0
4.
HADIAH UNDIAN
0
0
5.
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS
0
0
6.
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD
0
0
7.
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
8.
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA SERAH
0
0
9.
SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
10. USAHA JASA KONSTRUKSI
0
0
11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM
0
0
BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA 12. ANGGOTA KOPERASI
0
0
14. DIVIDEN
0
0
15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA
0
0
0
0
13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF
16.
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
0
17. JUMLAH (1 s.d. 16)
BAGIAN B :
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
NO
SUMBER/JENIS PENGHASILAN
PENGHASILAN BRUTO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
1.
BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH
0
2.
WARISAN
0
3.
BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI
0
4.
KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA
0
5.
BEASISWA
0
6.
PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
0
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
0
JBB
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH (Rupiah)
PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
0
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
131
LAMPIRAN - IV
1770 - IV
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN
•
HARTA PADA AKHIR TAHUN KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP NAMA WAJIB PAJAK
BAGIAN A :
TAHUN PAJAK
B
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha Dan Melakukan Pekerjaan Bebas
:
2 0
:
A D
I
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
9 8 7
6 5 4
0
P U T R A
0 1
1 5
s.d
PEMBUKUAN
X
BL
1
TH
5 1
BL
2
1 5 TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
BERI TANDA " X " DALAM
2 9 9
T A R
2 0
0 0 0
I G A N
HARTA PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE HARTA
NAMA HARTA
TAHUN PEROLEHAN
HARGA PEROLEHAN (Rupiah)
KETERANGAN
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
059
PERALATAN DESIGN
2010
200.000.000
2
043
MOBIL MINIBUS A
2010
140.000.000
NO.BPKB: MDN-001542
3
043
MOBIL MINIBUS B
2011
240.000.000
NO.BPKB: MDN-008768
4
042
SEPEDA MOTOR
2009
12.000.000
5
061
2013
900.000.000
NOP:22.32.041.008.055.00078.0
6
061
RUMAH TINGGAL, JALAN BERINGIN IX, BLOK C NO.115, MEDAN RUMAH UNTUK USAHA, JALAN SUDIRMAN NO.56, MEDAN
2008
500.000.000
NOP:22.32.005.010.004.00234.0
NO.BPKB: MDN-100976
7 8 9 10 dst
JUMLAH BAGIAN A
BAGIAN B :
1.992.000.000
JBA
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE UTANG
(1)
(2)
1
101
2 3
ALAMAT PEMBERI PINJAMAN
TAHUN PEMINJAMAN
(4)
(5)
BANK A
JALAN KOPI NO.20, JAKARTA BARAT
2009
560.000.000
101
BANK B
60.000.000
BANK C
JALAN PAHLAWAN NO.101, JAKARTA PUSAT JALAN BUNGA MAWAR NO.54, JAKARTA PUSAT
2010
101
2011
28.000.000
NAMA PEMBERI PINJAMAN (3)
JUMLAH (Rupiah) (6)
4 5 6 7 8 9 10 dst
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
648.000.000
JBB
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NO.
NAMA ANGGOTA KELUARGA
NIK
HUBUNGAN KELUARGA
(1)
(2)
(3)
(4)
PEKERJAAN (5)
1
CARLA BR SINAGA
2101254003850003
ISTRI
IBU RUMAH TANGGA
2
MELATI PUTRI TARIGAN
2101254511050001
ANAK
PELAJAR
3
NAGA PUTRA TARIGAN
2101252202090002
ANAK
PELAJAR
4 5 dst JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
132 BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke-
1
dari
1
halaman Lampiran-IV
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha Dan Melakukan Pekerjaan Bebas
B
LAMPIRAN PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO BERDASARKAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO Nama NPWP Alamat No.
: ADI PUTRA TARIGAN : 20.987.654.0-299.000 : JALAN BERINGIN IX, BLOK C NO.115, MEDAN Jenis Pekerjaan Bebas
1 ARSITEK 2 DOSEN PENGGANTI 3 PELATIH DESAIN INTERIOR 4 PEMBICARA Jumlah
Penghasilan Bruto
Norma
Penghasilan Neto
308.000.000
50%
5.000.000
50%
154.000.000 2.500.000
25.000.000
50%
12.500.000
20.000.000
50%
10.000.000
358.000.000
179.000.000
Tanda Tangan, Nama dan Cap
ADI PUTRA TARIGAN
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
133
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan Pegawai Tetap dan Istri Bekerja, C1 Suami kewajiban perpajakan digabung SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
IDENTITAS
PERHATIAN
•
TAHUN PAJAK
FORMULIR
1770
• • • •
DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS; DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU
2 0
•
NPWP
:
0
9
2
3
NAMA WAJIB PAJAK
:
O N N U R
JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS
:
NO. TELEPON/FAKSIMILI
4
4
P E G A W A
I
:
0
2
4
STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI
:
X
KK
NPWP ISTERI/SUAMI
:
1
3
3
4
HB
5
6
5
7
0
6
PH
s.d
5 1
TH
2
1
BL
5 TH
X PENCATATAN
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
9
S W A S T A 5
1 5
SPT PEMBETULAN KE - …….
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
1
BL
DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
0 1
2 KLU :
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
0
0
9
6
3
0
4
/ MT
Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.
C. PPh TERUTANG
B. PENGHASILAN KENA PAJAK
A. PENGHASILAN NETO
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
2.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
D. KREDIT PAJAK
2
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]
73.000.000 350.160.000 25.000.000 0 448.160.000 10.000.000 438.160.000
3.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
4.
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI
5.
JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)
6.
………………………………………………………………………………………………………………………….. ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB
7.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)
7
8.
KOMPENSASI KERUGIAN
8
9.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)
3
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]
4
[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]
5 6
9
10.
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
11.
PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)
12.
PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)
13.
PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN
14.
TK /
K/
K/I/
1
10 11
[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]
16. 17.
19.
PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]
X
21.
PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI
b.
PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT
PPh YANG DIBAYAR SENDIRI
(14-15)
a.
PPh PASAL 25 BULANAN
a.
X
b.
STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)
PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)
(16-18)
PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)
PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon
14 15
49.440.000
16
10.600.000 0 0
17a 17b
JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)
b. 20.
a.
0 438.160.000 78.000.000 360.160.000 60.040.000 0 60.040.000
12 13
JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)
18. E. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR
1
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]
15.
F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
RUPIAH *)
1.
TGL LUNAS
2
9
0
tgl
3
1
bln
6 thn
18
0
19
10.600.000
a.
DIRESTITUSIKAN
c.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP dengan Kriteria Tertentu)
b.
DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
d.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)
ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR
625.000
21
DIHITUNG BERDASARKAN :
a.
c.
1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16
b.
X
PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU
G. LAMPIRAN
SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA :
b. c.
X
SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)
g.
X
SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29
h.
............................................................................................................................
X
NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN LAIN DAN BIAYA
i.
PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN PH ATAU MT
PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL
j.
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)
a.
d. e.
X
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI
f.
X
FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 (
1
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA
k. l.
LEMBAR)
PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
............................................................................................................................
PERNYATAAN Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
X
WAJIB PAJAK
NAMA LENGKAP :
O N N U R
NPWP
0
:
9
2 3
KUASA
4
4
5
TANGGAL:
6
7
3
0 0
0 9
F.1.1.32.16
134
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
2
3 0
2
0
0
0
1
6
TANDA TANGAN
HALAMAN 1
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN:
•
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
0 9
NAMA WAJIB PAJAK
:
O N N U R
BAGIAN A:
PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN
: :
NPWP AKUNTAN PUBLIK NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK NAMA KONSULTAN PAJAK NPWP KONSULTAN PAJAK NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK
2.
4 5 6
7
DIAUDIT
OPINI AKUNTAN :
1
0 1 1 5 BL
1 2 1 5
s.d
TH
BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
5
X
TH
PENCATATAN
C1
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
: : : : :
: :
RUPIAH
PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL : a. PEREDARAN USAHA
1a
0
b. HARGA POKOK PENJUALAN
1b
0
c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)
1c
0
d. BIAYA USAHA
1d
0
e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)
1e
0
PENYESUAIAN FISKAL POSITIF 2a
0
2b
0
2c
0
2d
0
2e
0
2f
0
g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
2g
0
h. SANKSI ADMINISTRASI
2h
0
ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK
c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN
d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN
e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN f.
PAJAK PENGHASILAN
i.
SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI FISKAL
2i
0
j.
BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
2j
0
2k
0
2l
0
3a
0
3b
0
c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA
3c
0
d. JUMLAH (3a s.d. 3c)
3d
0
4
0
k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA l.
JUMLAH (2a s.d. 2k)
PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF: a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA
b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL
4
0
TIDAK DIAUDIT
a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU
3.
•
0 9 2
2
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)
NAMA AKUNTAN PUBLIK
1.
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 3 4
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan
JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)
Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
135
HALAMAN 2
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
•
PERHATIAN :
• • PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN • PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA • • PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
:
0 9
NAMA WAJIB PAJAK
:
O N N U R
2 3 4
4 5 6
7
0
0 9 2
1
0 1 1 5 BL
5 1 2 1 5
s.d
TH
BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
NPWP
2
TAHUN PAJAK
C1
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan
X
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN) NO.
JENIS USAHA
PEREDARAN USAHA (Rupiah)
NORMA (%)
PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
DAGANG
0
0
2
INDUSTRI
0
0
3
JASA
0
4
PEKERJAAN BEBAS
5
USAHA LAINNYA
206.000.000
0 Lihat Lampiran
73.000.000
0
0
JUMLAH BAGIAN B
73.000.000
JBB
Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1
BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NAMA DAN NPWP PEMBERI KERJA
PENGHASILAN BRUTO
PENGURANGAN PENGHASILAN BRUTO/BIAYA
PENGHASILAN NETO
(Rupiah)
(Rupiah)
(Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
PT WIBOWO KARYA 02.009.010.4-089.000
NO.
360.000.000
9.840.000
350.160.000
2
0
0
0
3
0
0
0
4
0
0
0
5
0
0
0
6
0
0
0 350.160.000
JBC
JUMLAH BAGIAN C
Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2
BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO.
JENIS PENGHASILAN
JUMLAH PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
0
1
BUNGA
2
ROYALTI
3
SEWA
0
4
PENGHARGAAN DAN HADIAH
0
5
KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA
6
PENGHASILAN LAINNYA
15.000.000
10.000.000 0
JUMLAH BAGIAN D
25.000.000
JBD
Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3 JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
136
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke -
1
dari
1
halaman Lampiran -II
1770 - II
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN :
•
LAMPIRAN - II
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
•
NPWP
:
0 9
NAMA WAJIB PAJAK
:
O N N U R
BAGIAN A :
NO
(1)
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 3 4
4 5 6
7
•
2 0
0 1 1 5
BL
BERI TANDA " X " DALAM
0
5 1 2 1 5
TH
PEMBUKUAN
0 9 2
1 s.d
BL
X
TH
C1
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
NAMA PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK (2)
NPWP PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK (3)
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN NOMOR (4)
JENIS PAJAK : PPh PASAL 21/ 22/23/24/26/DTP *)
JUMLAH PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT (Rupiah)
(6)
(7)
TANGGAL (5)
PT WIBOWO KARYA
02.009.010.4-089.000
1233/XII/2015
31/12/2015
21
47.040.000
PT AB PROPERTY
09.001.002.2-079.000
213/VIII/2015
08/08/2015
21
150.000
PT YUDISTIRA MEDIA
07.070.070.8-069.000
77/XI/2015
13/11/2015
23
2.250.000
1
2
3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
0 10
0 11
0 12
0 13
0 14
0
15 dst
JUMLAH BAGIAN A
49.440.000
JBA
Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15
*)
- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah - Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP) - Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri (lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke -
1
dari
1 halaman Lampiran-II
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
137
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :
•
PENGHASILAN YANG BERSIFAT FINAL
DIKENAKAN
PAJAK
FINAL
DAN/ATAU
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
•
NPWP
:
0 9
NAMA WAJIB PAJAK
:
O N N U R
BAGIAN A :
TAHUN PAJAK
FORMULIR
C1
LAMPIRAN - III
1770 - III
4 5 6
7
0 9 2
0
1
0 1 1 5 BL
s.d
5 1 2 1 5
TH
BL
X
PEMBUKUAN
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 3 4
2
BERI TANDA " X " DALAM
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL JENIS PENGHASILAN
NO
DASAR PENGENAAN PAJAK/PENGHASILAN BRUTO
PPh TERUTANG (Rupiah)
(3)
(4)
(2)
(1)
1.
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA NEGARA
2.
5.000.000
1.000.000
BUNGA/DISKONTO OBLIGASI
0
0
3.
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK
0
0
4.
HADIAH UNDIAN
0
0
5.
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS
0
0
6.
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD
0
0
7.
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
8.
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA SERAH
9.
SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
200.000.000
20.000.000
10. USAHA JASA KONSTRUKSI
0
0
11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM
0
0
0
0
14. DIVIDEN
0
0
15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA
0
0
0
0
12.
BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI
13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF
16.
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
21.000.000
17. JUMLAH (1 s.d. 16)
BAGIAN B :
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
NO
SUMBER/JENIS PENGHASILAN
PENGHASILAN BRUTO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
1.
BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH
0
2.
WARISAN
0
3.
BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI
0
4.
KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA
0
5.
BEASISWA
0
6.
PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
0 0
JBB
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH (Rupiah)
PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
138
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
0
LAMPIRAN - IV
1770 - IV
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN
•
HARTA PADA AKHIR TAHUN KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP NAMA WAJIB PAJAK
BAGIAN A :
:
0 9
:
O N N U R
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 3 4
4 5 6
7
2
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan 0
0 1
s.d
PEMBUKUAN
X
TH
5 1
BL
2
1 5 TH
PENCATATAN
C1
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
BERI TANDA " X " DALAM
0 9 2
1 5
BL
1
0 0 0
HARTA PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE HARTA
NAMA HARTA
TAHUN PEROLEHAN
HARGA PEROLEHAN (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
061
2
062
3
043
4
KETERANGAN (6)
RUMAH JALAN PONDOK JAYA X/26, MAMPANG PRAPATAN, JAKARTA RUKO JALAN PANJANG, KEDOYA UTARA, KEBON JERUK, JAKARTA MOBIL
1999
300.000.000
NOP:31.09.008.008.011.01001.0
2005
400.000.000
NOP:28.12.021.010.010.00222.0
2001
200.000.000
NO.BPKB: JKT-025687
042
SEPEDA MOTOR
2003
20.000.000
5
014
DEPOSITO BANK MERDEKA
2012
400.000.000
6
051
LOGAM MULIA 75 GRAM
2014
41.250.000
7
0
8
0
9
0 0 1.361.250.000
10 dst
JUMLAH BAGIAN A
BAGIAN B :
NO.BPKB: JKT-134455 NO.REK: 655.00054876.9
JBA
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE UTANG
(1)
(2)
NAMA PEMBERI PINJAMAN
ALAMAT PEMBERI PINJAMAN
TAHUN PEMINJAMAN
JUMLAH (Rupiah)
(4)
(5)
(6)
(3)
1
0
2
0
3
0
4
0
5
0
6
0
7
0
8
0
9
0 0
10 dst
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
0
JBB
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NO.
NAMA ANGGOTA KELUARGA
NIK
HUBUNGAN KELUARGA
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
PEGAWAI SWASTA
1
SHEHRAZAAT
4102112202750002
ISTRI
2
IIS KURNIASIH
4102114403000002
ANAK
PEKERJAAN
3 4 5 dst JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke-
1
dari
1
halaman Lampiran-IV
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
139
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan
C1
LAMPIRAN PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO BERDASARKAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO Nama NPWP Alamat No.
: ONNUR : 09.234.456.7-092.000 : JALAN PONDOK JAYA X/26, MAMPANG PRAPATAN, JAKARTA Jenis Pekerjaan Bebas
1 PEMBICARA
Penghasilan Bruto
Norma
Penghasilan Neto
6.000.000
50%
3.000.000
2 GURU MUSIK PRIVAT
200.000.000
35%
70.000.000
Jumlah
206.000.000
73.000.000
Tanda Tangan, Nama dan Cap
ONNUR
140
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan
C1
LAMPIRAN PENGHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA No.
Uraian
Penghasilan Neto
(1)
(2)
(3)
A
PENGHASILAN NETO 1
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
2
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
3
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
4
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI
5
ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB
6
JUMLAH ( 1 + 2 + 3 + 4 - 5 )
7
KOMPENSASI KERUGIAN
8
JUMLAH PENGHASILAN NETO ( 6 - 7 )
B
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
C
PENGHASILAN KENA PAJAK [ A8 - C ]
D
PAJAK PENGHASILAN TERUTANG
E
PPh YANG DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN 1
PPh PASAL 21
2
PPh PASAL 23
3
JUMLAH (1 + 2)
70.000.000 350.160.000 15.000.000 10.000.000 425.160.000 425.160.000 78.000.000 347.160.000 56.790.000 47.040.000 2.250.000 49.290.000 7.500.000
F
PPH YANG DIBAYAR SENDIRI (D - E3)
G
ANGSURAN PPh PASAL 25 UNTUK TAHUN PAJAK 2016 (F DIBAGI 12)
625.000
ONNUR
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
141
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan Suami Pegawai Tetap, Istri Bekerja, kewajiban perpajakan terpisah - SPT Danang PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :
• DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; • DALAM NEGERI LAINNYA; DAN/ATAU • YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL.
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
IDENTITAS
PERHATIAN
•
•
SEBELUM MENGISI BACA DAHULU PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
0 7
NAMA WAJIB PAJAK
:
D A N A N G
PEKERJAAN
:
P E G AW A I
NO. TELEPON
:
0 2 1
STATUS KEWAJIBAN : PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI
KK
:
2 6
NPWP ISTERI / SUAMI
-
0 0 7
7
0 3 3
BERI TANDA "X" PADA
X
PH
3 2 7
SPT PEMBETULAN KE - …
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
SW A S T A
6 6 0 1 2 3 4
HB
•
ISI DENGAN HURUF CETAK /DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
0 0 2
2 0 1 5
TAHUN PAJAK
SPT TAHUNAN
1770 S
FORMULIR
C2a
9 6 3 0 4
KLU :
-
NO. FAKS
:
0 3 3
0 0 0
MT
9 7 8
8
Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan. RUPIAH *)
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)
1
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
110.160.000
…….…………………………………………….. 1
C. PPh TERUTANG
B.PENGHASILAN KENA PAJAK
A. PENGHASILAN NETO
[Diisi akumulasi jumlah penghasilan neto pada setiap Formulir 1721-A1 dan/atau 1721-A2 yang dilampirkan atau Bukti Potong Lain]
2
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA [Diisi sesuai dengan Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian A ]
3
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI
25.000.000
…………………………………………………………………………………………………………………………. 2
…………………………………………………………………………………………………………………………. 3
[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]
………………………………………………………………………………………
JUMLAH PENGHASILAN NETO (1+2+3)
5
ZAKAT/SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB
6
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB (4-5)
7
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
7
0
8
PENGHASILAN KENA PAJAK (6-7)
……………………………………………………………………………………………. 8
0
9
…………………………………………………………………… PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh x ANGKA 8) 9 [Bagi Wajib Pajak dengan status PH atau MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G:
9.472.125
TK /
K/
Lampiran huruf d]
11 JUMLAH PPh TERUTANG (9+10)
D. KREDIT PAJAK
x
13 a.
……………………………………… 10
0
…………………………………………………………………………………………… 11
9.472.125
b.
PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT
14 PPh YANG DIBAYAR SENDIRI
E. PPh KURANG/LEBIH BAYAR F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
(11-12) ……………………………………………………..
12
9.424.000
13
48.125 0
…………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… 14a
a.
PPh PASAL 25
b.
STP PPh Pasal 25 (Hanya Pokok Pajak)
……………………………………………………… 14b
0 0
………………………………………………………………………………………… 15 TGL LUNAS
x
16
a. PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29) b. PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)
(13-15)
2
0
TGL
0
3
BLN
1
6
THN
48.125
16
17 PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 16b mohon : a.
DIRESTITUSIKAN
c.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP dengan Kriteria Tertentu)
b.
DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
d.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKKPP PASAL 17D (WP yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)
18 18 ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA …………………………………………………………………………………………………………………….. SEBESAR
4.010
DIHITUNG BERDASARKAN : X 1/12 x JUMLAH PADA ANGKA 13
a.
PENGHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI
b. a.
X Fotokopi Formulir 1721-A1 atau 1721-A2 atau Bukti Potong PPh Pasal 21
d.
Perhitungan PPh Terutang bagi Wajib Pajak dengan status perpajakan PH atau MT
b.
X Surat Setoran Pajak Lembar Ke-3 PPh Pasal 29
e.
…………………………………………………………..
c.
Surat Kuasa Khusus (Bila dikuasakan)
PERNYATAAN Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa yang telah beritahukan diatas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
WAJIB PAJAK
KUASA
NAMA LENGKAP
:
D A N A N G
NPWP
:
0 7
0 0 2
TANGGAL
0 0 7
2 5
0 3
2 0 1 6
TGL
BLN
THN
7
0 3 3
F.1.1.32.18
142
3.000.000 132.160.000
……………………………………………………………………………………… 6
K/I/
10 PENGEMBALIAN / PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN
15 JUMLAH KREDIT PAJAK (14a + 14b)
G. LAMPIRAN
4
…………………………………………………………………………… 5
12 PPh YANG DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN/ATAU KREDIT PAJAK LUAR NEGERI DAN/ATAU TERUTANG DI LUAR NEGERI [Diisi dari Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian C Kolom (7)]
X
0 135.160.000
4
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
0 0 0
TANDA TANGAN
LAMPIRAN - I
1770 S - I KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
• • •
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN DAN PPh YANG DITANGGUNG PEMERINTAH
NPWP
:
0 7
NAMA WAJIB PAJAK
:
D A N A N G
BAGIAN A
:
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan
0 0 2
0 0 7
7
0 3 3
2 0 1 5
C2a
0 0 0
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL)
NO.
JENIS PENGHASILAN
(1)
(2)
JUMLAH PENGHASILAN (Rupiah)
(3)
0
1. BUNGA
25.000.000
2. ROYALTI 3. SEWA
0
4. PENGHARGAAN DAN HADIAH
0
5. KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA
0 0
6. PENGHASILAN LAINNYA JUMLAH BAGIAN A
25.000.000
JBA
Pindahkan Jumlah Bagian A ke Formulir Induk 1770 S Bagian A angka (2)
BAGIAN B
:
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
NO.
JENIS PENGHASILAN
(1)
(2)
JUMLAH PENGHASILAN (Rupiah)
(3)
1. BANTUAN/SUMBANGAN/HIBAH
0
2. WARISAN
0
3. BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI
0
4. KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA
0
5. BEASISWA
0
6. PENGHASILAN LAINNYA YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
0
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C NO (1) 1. 2.
:
0
JBB
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN DAN PPh YANG DITANGGUNG PEMERINTAH NAMA PEMOTONG/
NPWP PEMOTONG/
PEMUNGUT PAJAK
PEMUNGUT PAJAK
(2)
(3)
BUKTI PEMOTONGAN/ PEMUNGUTAN NOMOR TANGGAL (4) (5)
JENIS PAJAK : PPh PASAL 21/ 22/23/24/26/DTP*
JUMLAH PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT
(6)
(7)
PT AIRLANGGA SALEMBA
02.022.110.0-098.000
7684/XII/2015
10/12/2015
23
3.750.000
PT BANGUN MAJU
04.998.008.1-089.000
6365/XII/2015
09/12/2015
21
5.674.000 0
3.
0
4.
0
5. dst JUMLAH BAGIAN C
9.424.000
JBC
Pindahkan Jumlah Bagian C ke Formulir Induk 1770 S Bagian D angka 12
Catatan : - DTP : Ditanggung Pemerintah *) - Kolom (6) diisi dengan pilihan PPh Pasal 21/22/23/24/26/DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP) - Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri (lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran I Bagian C dan Induk SPT angka 3)
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke-
1 dari
1 halaman Lampiran-I
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
143
LAMPIRAN - II
1770 S - II
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL HARTA PADA AKHIR TAHUN KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NPWP
:
0 7
NAMA WAJIB PAJAK
:
D A N A N G
BAGIAN A
:
TAHUN PAJAK
C2a
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan
0 0 2
0 0 7
7
0 3 3
2
PPh TERUTANG (Rupiah)
(Rupiah)
(2)
(1)
(3)
1.
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA NEGARA
2.
5
0 0 0
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL DASAR PENGENAAN PAJAK/ SUMBER/JENIS PENGHASILAN PENGHASILAN BRUTO
NO.
1
0
(4)
6.000.000
1.200.000
BUNGA/DISKONTO OBLIGASI
0
0
3.
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK
0
0
4.
HADIAH UNDIAN
0
0
5.
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS
0
0
6.
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN/APBD
0
0
7.
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
8.
SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGGUNAN
300.000.000
30.000.000
9.
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUN GUNA SERAH BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI
0
0
0
0
10. 11.
PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF
12.
DIVIDEN
0
0
13.
PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA
0
0
14.
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
0
JUMLAH BAGIAN A BAGIAN B
0 31.200.000
JBA
HARTA PADA AKHIR TAHUN
:
NO.
KODE HARTA
NAMA HARTA
TAHUN PEROLEHAN
HARGA PEROLEHAN
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
KETERANGAN
(Rupiah)
(6)
1.
061
RUMAH, JALAN TANJUNG DUREN NO.4, JAKARTA BARAT
2.
061
RUMAH, JALAN TAMAN ARIES, JAKARTA BARAT
2003
300.000.000
NOP:30.11.007.013.002.00251.0
3.
061
TANAH 600M2, JALAN TOMANG RAYA NO.45, JAKARTA BARAT
2002
400.000.000
NOP:30.09.004.002.011.00311.0
4.
043
MOBIL
2000
250.000.000
NO BPKB: JKT-025677
5. dst
042
SEPEDA MOTOR
2014
18.000.000
NO BPKB: JKT-114236
2000
200.000.000
NOP:30.01.020.002.014.00137.0
JUMLAH BAGIAN B BAGIAN C KODE NO. UTANG (1)
:
1.168.000.000
JBB
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN ALAMAT PEMBERI PINJAMAN (4)
NAMA PEMBERI PINJAMAN
(2)
(3)
TAHUN PEMINJAMAN (5)
JUMLAH (6)
1
0
2
0
3
0
4
0
5 dst
0 JUMLAH BAGIAN C
BAGIAN D
:
0
JBC
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NO.
NAMA
NIK
HUBUNGAN KELUARGA
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
3405124509800001
ISTRI
PEGAWAI SWASTA
1
SALMA
PEKERJAAN
2 3 4 5 JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
144
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke-
1
dari
2
halaman Lampiran-II
LAMPIRAN - II
1770 S - II
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL HARTA PADA AKHIR TAHUN KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NPWP
:
0 7
NAMA WAJIB PAJAK
:
D A N A N G
BAGIAN A
:
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan
0 0 2
0 0 7
7
0 3 3
2
(2)
5
(Rupiah)
(3)
(4)
1.
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA NEGARA
0
0
2.
BUNGA/DISKONTO OBLIGASI
0
0
3.
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK
0
0
4.
HADIAH UNDIAN
0
0
5.
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS
0
0
6.
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN/APBD
0
0
7.
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
8.
SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGGUNAN
0
0
9.
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUN GUNA SERAH BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI
0
0
0
0
10. 11.
PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF
12.
DIVIDEN
0
0
13.
PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA
0
0
14.
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
0
0
JUMLAH BAGIAN A BAGIAN B
C2a
PPh TERUTANG
(Rupiah)
(1)
1
0 0 0
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL DASAR PENGENAAN PAJAK/ SUMBER/JENIS PENGHASILAN PENGHASILAN BRUTO
NO.
0
0
JBA
HARTA PADA AKHIR TAHUN
:
NO.
KODE HARTA
NAMA HARTA
TAHUN PEROLEHAN
HARGA PEROLEHAN
KETERANGAN
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(Rupiah)
1.168.000.000
1. 2.
012
TABUNGAN BANK MANDIRI 25
2013
200.000.000
3.
051
LOGAM MULIA 50 GRAM
2014
27.500.000
NO REK: 609.000544.986.1
4. 5. dst JUMLAH BAGIAN B BAGIAN C KODE NO. UTANG (1)
:
1.395.500.000
JBB
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN NAMA PEMBERI PINJAMAN
(2)
(3)
ALAMAT PEMBERI PINJAMAN (4)
TAHUN PEMINJAMAN (5)
JUMLAH (6)
1 2 3 4 5 dst JUMLAH BAGIAN C BAGIAN D
:
JBC
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NO.
NAMA
NIK
HUBUNGAN KELUARGA
PEKERJAAN
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 2 3 4 5 JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke-
2
dari
2
halaman Lampiran-II
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
145
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan
C2a
LEMBAR PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK YANG KAWIN DENGAN STATUS PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI PISAH HARTA DAN PENGHASILAN (PH) ATAU ISTERI YANG MENGHENDAKI UNTUK MENJALANKAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKANNYA SENDIRI (MT) No.
Uraian
Penghasilan Neto Suami
Penghasilan Neto Isteri
(1)
(2)
(3)
(4)
A
PENGHASILAN NETO 1
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
-
-
110.160.000
77.400.000
25.000.000
-
-
-
[Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 1]
2
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN [Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 2 atau Formulir 1770 S Bagian A angka 1]
3
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA [Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 3 atau Formulir 1770 S Bagian A angka 2]
4
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI [Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 4 atau Formulir 1770 S Bagian A angka 3]
5
ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB [Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 6 atau Formulir 1770 S Bagian A angka 5]
6 7
JUMLAH ( 1 + 2 + 3 + 4 - 5 )
3.000.000
2.100.000
132.160.000
75.300.000
KOMPENSASI KERUGIAN
-
-
132.160.000
75.300.000
[Khusus Bagi WP OP yang menyelenggarakan pembukuan. Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 8]
8
JUMLAH PENGHASILAN NETO ( 6 - 7 )
No
Uraian
(1)
(2)
Nilai (3)
B
JUMLAH PENGHASILAN NETO SUAMI DAN ISTERI [ A.8.(3) + A.8.(4) ]
C
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
D
PENGHASILAN KENA PAJAK [ B - C ]
E
PAJAK PENGHASILAN TERUTANG (GABUNGAN)
207.460.000 75.000.000
[K/I/0]
132.460.000 2.500.000
1
5% x 50.000.000
2
15% x 82.460.000
3
25% x …………………………….
0
4
30% x …………………………….
0
12.369.000
14.869.000
JUMLAH PAJAK PENGHASILAN TERUTANG (GABUNGAN) F
PPh TERUTANG YANG DITANGGUNG SUAMI [ (A.8.(3) / B) x E ]
9.472.125
[Pindahkan nilai pada bagian ini ke SPT Suami bagian C angka 12 Formulir 1770 atau ke bagian C angka 9 Formulir 1770 S]
G PPh TERUTANG YANG DITANGGUNG ISTERI [ (A.8.(4) / B) x E ]
5.396.875
[Pindahkan nilai pada bagian ini ke SPT Isteri bagian C angka 12 Formulir 1770 atau ke bagian C angka 9 Formulir 1770 S]
Jakarta, 25 Maret 2016
SUAMI Nama
: DANANG
NPWP
: 07.002.007.7-402.000
Tanda Tangan
ISTERI Nama
: SALMA
NPWP
: 26.327.978.0-031.000
Tanda Tangan
146
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan Suami Pegawai Tetap, Istri Bekerja, kewajiban perpajakan terpisah - SPT Salma SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
IDENTITAS
PERHATIAN
•
TAHUN PAJAK
FORMULIR
1770
• • • •
DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS; DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
2
NAMA WAJIB PAJAK
:
S A L M A
JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS
:
P E G A W A
I
NO. TELEPON/FAKSIMILI
:
0
1
STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI
:
NPWP ISTERI/SUAMI
:
6
2
3
1
6
KK
0
7
2
7
6
0
9
HB
0
7
8
3
8
0
4
x
PH
0
2
0
0
BL
1 5
5 1 2
s.d
TH
1
BL
5 TH
X PENCATATAN
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
3
S W A S T A 2
0 1
SPT PEMBETULAN KE - …….
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 0 1
C2b
1
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
KLU :
0
0
9
6
0
0
3
0
4
/ MT
7
7
0
3
3
0
Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.
D. KREDIT PAJAK
C. PPh TERUTANG
B. PENGHASILAN KENA PAJAK
A. PENGHASILAN NETO
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
2.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
E. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR
1
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]
2
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]
3.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
4.
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI
5.
JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)
3
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]
4
[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]
5
0 77.400.000 0 0 77.400.000 2.100.000 75.300.000
…………………………………………………………………………………………………………………………..
6.
ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB
7.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)
7
8.
KOMPENSASI KERUGIAN
8
9.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)
6
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
11.
PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)
12.
PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)
13.
PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN
14.
JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)
15.
PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]
16. 17.
19.
K/
11
X
a.
PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI
b.
PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT
PPh YANG DIBAYAR SENDIRI
a.
PPh PASAL 25 BULANAN
X
b.
STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)
PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)
(16-18)
PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)
PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon
15
2.070.000
16
3.326.875
17b
0 0
18
0
19
3.326.875
17a
JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)
a.
14
5.396.875 0 5.396.875
12 13
(14-15)
TGL LUNAS
a.
2
0
0
tgl
3
1
bln
6 thn
DIRESTITUSIKAN DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
b. 21.
10
K/I/
[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]
b. 20.
TK /
0 0 0 0
9
10.
18.
F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
RUPIAH *)
1.
c.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP dengan Kriteria Tertentu)
d.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)
ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR
21
DIHITUNG BERDASARKAN :
a.
c.
1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16
b.
PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU
G. LAMPIRAN
SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA :
a.
X
b. c. d.
SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)
g.
PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29
h.
............................................................................................................................
NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN LAIN DAN BIAYA
i.
PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN PH ATAU MT
PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL
j.
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI
e.
X
f.
k.
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)
X
l.
FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 ( 1 LEMBAR)
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA ............................................................................................................................
PERNYATAAN Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
X
WAJIB PAJAK
NAMA LENGKAP :
S A
NPWP
2
:
6
KUASA
TANGGAL:
2
5
0
3
2
0
0
0
1
TANDA TANGAN
6
L M A 3 2
7
9
7
8
8
0
3
1
0
F.1.1.32.16
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
147
HALAMAN 1
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN:
•
NAMA WAJIB PAJAK
:
2 6
:
S A L M A
PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN
: :
NPWP AKUNTAN PUBLIK NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK NAMA KONSULTAN PAJAK NPWP KONSULTAN PAJAK NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK
2.
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
3 2 7
9 7 8
8
DIAUDIT
OPINI AKUNTAN :
1
0 1 1 5 BL
1 2 1 5
s.d
TH
BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
X
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
: : : :
: :
RUPIAH
PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL : a. PEREDARAN USAHA
1a
0
b. HARGA POKOK PENJUALAN
1b
0
c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)
1c
0
d. BIAYA USAHA
1d
0
e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)
1e
0
PENYESUAIAN FISKAL POSITIF 2a
0
2b
0
2c
0
2d
0
2e
0
2f
0
g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
2g
0
h. SANKSI ADMINISTRASI
2h
0
ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK
c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN
d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN
e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN f.
PAJAK PENGHASILAN
i.
SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI FISKAL
2i
0
j.
BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
2j
0
2k
0
2l
0
3a
0
3b
0
c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA
3c
0
d. JUMLAH (3a s.d. 3c)
3d
0
4
0
k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA l.
JUMLAH (2a s.d. 2k)
PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF: a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA
b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL
JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)
Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1
148
5
:
b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI
4
0
TIDAK DIAUDIT
a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU
3.
•
0 3 1
2
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)
NAMA AKUNTAN PUBLIK
1.
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
BAGIAN A:
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
TAHUN PAJAK
C2b
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
HALAMAN 2
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
•
PERHATIAN :
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN • PENGHITUNGAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN • PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN • PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA • •
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
:
2 6
NAMA WAJIB PAJAK
:
S A L M A
3 2 7
9 7 8
8
0
0 3 1
1
0 1 1 5 BL
5 1 2 1 5
s.d
TH
BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
NPWP
2
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan
X
C2b
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN) NO.
JENIS USAHA
PEREDARAN USAHA (Rupiah)
NORMA (%)
PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
DAGANG
0
0
2
INDUSTRI
0
0
3
JASA
0
0
4
PEKERJAAN BEBAS
0
0
5
USAHA LAINNYA
0
0
JUMLAH BAGIAN B
0
JBB Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1
BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO. (1)
NAMA DAN NPWP PEMBERI KERJA
PENGHASILAN BRUTO
PENGURANGAN PENGHASILAN BRUTO/BIAYA
PENGHASILAN NETO
(Rupiah)
(Rupiah)
(Rupiah)
(2)
(3)
(4)
(5)
PT DIGITAL KREATIVINDO 04.000.054.6-089.000
84.000.000
6.600.000
77.400.000
2
0
0
0
3
0
0
0
4
0
0
0
5
0
0
0
6
0
0
1
0 77.400.000
JBC
JUMLAH BAGIAN C
Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2
BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO.
JENIS PENGHASILAN
JUMLAH PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
1
BUNGA
0
2
ROYALTI
0
3
SEWA
0
4
PENGHARGAAN DAN HADIAH
0
5
KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA
0
6
PENGHASILAN LAINNYA
0 JUMLAH BAGIAN D
0
JBD Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke -
1
dari
1
halaman Lampiran -II
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
149
1770 - II
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN :
•
LAMPIRAN - II
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
•
NPWP
:
2 6
NAMA WAJIB PAJAK
:
S A L M A
BAGIAN A :
NO
(1)
1
TAHUN PAJAK
C2b
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
3 2 7
9 7 8
8
•
2 0
0 1 1 5
BL
BERI TANDA " X " DALAM
0
0
5 1 2 1 5
s.d
TH
PEMBUKUAN
0 3 1
1 BL
X
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
NAMA PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK (2)
PT DIGITAL KREATIVINDO
NPWP PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK (3)
04.000.054.6-089.000
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN NOMOR (4)
663/XII/2015
JENIS PAJAK : PPh PASAL 21/ 22/23/24/26/DTP *)
JUMLAH PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT (Rupiah)
(6)
(7)
TANGGAL (5)
10/12/2015
21
2.070.000
0 2
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
0 10
0 11
0 12
0 13
0 14
0
15 dst
JUMLAH BAGIAN A
2.070.000
JBA
Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15
*)
- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah - Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP) - Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri (lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
150
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke -
1
dari
1 halaman Lampiran-II
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan FORMULIR
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :
•
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL BERSIFAT FINAL PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
DAN/ATAU
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
•
NPWP
:
2 6
NAMA WAJIB PAJAK
:
S A L M A
BAGIAN A :
TAHUN PAJAK
LAMPIRAN - III
1770 - III
3 2 7
9 7 8
8
0 3 1
0
1
0 1 1 5
s.d
5 1 2 1 5
TH
BL
BL
X
PEMBUKUAN
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2
BERI TANDA " X " DALAM
C2b
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL JENIS PENGHASILAN
NO
DASAR PENGENAAN PAJAK/PENGHASILAN BRUTO
PPh TERUTANG (Rupiah)
(3)
(4)
(2)
(1)
1.
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA NEGARA
2.
6.000.000
1.200.000
BUNGA/DISKONTO OBLIGASI
0
0
3.
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK
0
0
4.
HADIAH UNDIAN
0
0
5.
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS
0
0
6.
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD
0
0
7.
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
8.
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA SERAH
0
0
9.
SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
10. USAHA JASA KONSTRUKSI
0
0
11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM
0
0
BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA 12. ANGGOTA KOPERASI
0
0
14. DIVIDEN
0
0
15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA
0
0
13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL 16. DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
891.000.000
8.910.000 10.110.000
17. JUMLAH (1 s.d. 16)
BAGIAN B :
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
NO
SUMBER/JENIS PENGHASILAN
PENGHASILAN BRUTO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
1.
BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH
0
2.
WARISAN
0
3.
BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI
0
4.
KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA
0
5.
BEASISWA
0
6.
PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
0
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
0
JBB
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH (Rupiah)
PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
132.160.000
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
151
LAMPIRAN - IV
1770 - IV
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN
•
HARTA PADA AKHIR TAHUN KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
2 6
NAMA WAJIB PAJAK
:
S A L M A
BAGIAN A :
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
3 2 7
9 7 8
8
2
TAHUN PAJAK
C2b
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan 0
0 5
s.d
PEMBUKUAN
X
BL
1
1
TH
5 1
BL
2 1 5 TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
BERI TANDA " X " DALAM
0 3 1
1
0 0 0
HARTA PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE HARTA
NAMA HARTA
TAHUN PEROLEHAN
HARGA PEROLEHAN (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
043
MOBIL
2004
250.000.000
NO BPKP: JKT-015487
2
012
TABUNGAN BANK MANDIRI 25
2010
200.000.000
NO REK: 007.008757.7
3
051
LOGAM MULIA 50 GRAM
2012
27.500.000
KETERANGAN (6)
4
0
5
0
6
0
7
0
8
0
9
0 0 477.500.000
10 dst
JUMLAH BAGIAN A
BAGIAN B :
JBA
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE UTANG
(1)
(2)
NAMA PEMBERI PINJAMAN
ALAMAT PEMBERI PINJAMAN
TAHUN PEMINJAMAN
JUMLAH (Rupiah)
(4)
(5)
(6)
(3)
1
0
2
0
3
0
4
0
5
0
6
0
7
0
8
0
9
0 0
10 dst
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
0
JBB
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NO.
NAMA ANGGOTA KELUARGA
NIK
HUBUNGAN KELUARGA
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
3405120909770005
SUAMI
PEGAWAI SWASTA
1
DANANG
PEKERJAAN
2 3 4 5 dst JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
152
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke-
1 dari
1 halaman Lampiran-IV
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan
C2b
LEMBAR PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK YANG KAWIN DENGAN STATUS PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI PISAH HARTA DAN PENGHASILAN (PH) ATAU ISTERI YANG MENGHENDAKI UNTUK MENJALANKAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKANNYA SENDIRI (MT) No.
Uraian
Penghasilan Neto Suami
Penghasilan Neto Isteri
(1)
(2)
(3)
(4)
A PENGHASILAN NETO 1 PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
-
-
110.160.000
77.400.000
25.000.000
-
-
-
[Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 1]
2 PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN [Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 2 atau Formulir 1770 S Bagian A angka 1]
3 PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA [Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 3 atau Formulir 1770 S Bagian A angka 2]
4 PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI [Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 4 atau Formulir 1770 S Bagian A angka 3]
5 ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB [Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 6 atau Formulir 1770 S Bagian A angka 5]
6 JUMLAH ( 1 + 2 + 3 + 4 - 5 )
3.000.000
2.100.000
132.160.000
75.300.000
-
-
7 KOMPENSASI KERUGIAN [Khusus Bagi WP OP yang menyelenggarakan pembukuan. Diisi dari Formulir 1770 Bagian A angka 8]
75.300.000
132.160.000
8 JUMLAH PENGHASILAN NETO ( 6 - 7 ) No
Uraian
(1)
(2)
Nilai (3)
207.460.000
B JUMLAH PENGHASILAN NETO SUAMI DAN ISTERI [ A.8.(3) + A.8.(4) ] C PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
75.000.000
[K/I/0]
132.460.000
D PENGHASILAN KENA PAJAK [ B - C ] E PAJAK PENGHASILAN TERUTANG (GABUNGAN) 1 5% x ………………………………
2.500.000
2 15% x …………………………….
12.369.000
3 25% x …………………………….
0
4 30% x …………………………….
0 14.869.000
JUMLAH PAJAK PENGHASILAN TERUTANG (GABUNGAN) F
PPh TERUTANG YANG DITANGGUNG SUAMI [ (A.8.(3) / B) x E ]
9.472.125
[Pindahkan nilai pada bagian ini ke SPT Suami bagian C angka 12 Formulir 1770 atau ke bagian C angka 9 Formulir 1770 S]
G PPh TERUTANG YANG DITANGGUNG ISTERI [ (A.8.(4) / B) x E ]
5.396.875
[Pindahkan nilai pada bagian ini ke SPT Isteri bagian C angka 12 Formulir 1770 atau ke bagian C angka 9 Formulir 1770 S]
Jakarta, 25 Maret 2016
SUAMI Nama
: DANANG
NPWP
: 07.002.007.7-402.000
Tanda Tangan
ISTERI Nama
: SALMA
NPWP
: 26.327.978.0-031.000
Tanda Tangan
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
153
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan
C2b
Daftar Jumlah Penghasilan Bruto dan Pembayaran PPh Final berdasarkan PP 46 Tahun 2013 Per Masa Pajak Serta Dari Masing-Masing Tempat Usaha
Nama NPWP Alamat
: SALMA : 26.327.978.8-031.000 : Jalan Tanjung Duren Raya No.4, Jakarta Barat
No.
NPWP Tempat Usaha KPP Lokasi
Alamat
1
26.327.978.8-031.000
Jalan Tanjung Duren Raya No.4, Jakarta Barat
Januari Februari
Peredaran Bruto
PPh Final 1% Dibayar
30.000.000
300.000
100.000.000
1.000.000
Maret
80.000.000
800.000
April
50.000.000
500.000
Mei
65.000.000
650.000
Juni
80.000.000
800.000
Juli
72.000.000
720.000
Agustus
69.000.000
690.000
September
84.000.000
840.000
Oktober
94.000.000
940.000
November
88.000.000
880.000
Desember
79.000.000
790.000
891.000.000
8.910.000
Jumlah
Tanda Tangan, Nama dan Cap
SALMA Jika formulir ini tidak mencukupi, dapat dibuat sendiri sesuai dengan bentuk ini
Halaman ke- 1 dari 1 halaman
154
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan FORMULIR
PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :
• DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; • DALAM NEGERI LAINNYA; DAN/ATAU • YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL.
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
IDENTITAS
PERHATIAN
•
•
SEBELUM MENGISI BACA DAHULU PETUNJUK PENGISIAN
:
1 2
NAMA WAJIB PAJAK
:
P A L M I R A
V I D Y A
PEKERJAAN
:
P E G AWA I
N E G E R I
NO. TELEPON
:
STATUS KEWAJIBAN : PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI
3 1 2
0 2 1 KK
-
8 9 7
0
0 9 9
8 8 3 3 2 3 4 5
HB
•
ISI DENGAN HURUF CETAK /DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
NPWP
PH
2 0 1 5
TAHUN PAJAK
SPT TAHUNAN
1770 S
BERI TANDA "X" PADA
SPT PEMBETULAN KE - …
C3
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0 9 6 3 0 1
KLU :
-
:
NO. FAKS
MT
:
NPWP ISTERI / SUAMI
Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan. RUPIAH *)
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)
1
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
225.960.000
…….…………………………………………….. 1
C. PPh TERUTANG
B.PENGHASILAN KENA PAJAK
A. PENGHASILAN NETO
[Diisi akumulasi jumlah penghasilan neto pada setiap Formulir 1721-A1 dan/atau 1721-A2 yang dilampirkan atau Bukti Potong Lain]
2
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA [Diisi sesuai dengan Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian A ]
3
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI
…………………………………………………………………………………………………………………………. 2
…………………………………………………………………………………………………………………………. 3
[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]
………………………………………………………………………………………
JUMLAH PENGHASILAN NETO (1+2+3)
5
ZAKAT/SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB
6
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB (4-5)
7
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
7
36.000.000
8
PENGHASILAN KENA PAJAK (6-7)
……………………………………………………………………………………………. 8
189.960.000
9
…………………………………………………………………… PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh x ANGKA 8) 9 [Bagi Wajib Pajak dengan status PH atau MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G:
23.494.000
TK /
0
K/
D. KREDIT PAJAK E. PPh KURANG/LEBIH BAYAR
4
…………………………………………………………………………… 5
Lampiran huruf d]
11 JUMLAH PPh TERUTANG (9+10)
x
13 a.
……………………………………… 10
0
…………………………………………………………………………………………… 11
23.494.000
b.
PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT
14 PPh YANG DIBAYAR SENDIRI
0 225.960.000
……………………………………………………………………………………… 6
K/I/
10 PENGEMBALIAN / PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN
(11-12) ……………………………………………………..
12
20.000.000
13
3.494.000 0
…………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… 14a
a.
PPh PASAL 25
b.
STP PPh Pasal 25 (Hanya Pokok Pajak)
15 JUMLAH KREDIT PAJAK (14a + 14b)
F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
0 225.960.000
4
12 PPh YANG DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN/ATAU KREDIT PAJAK LUAR NEGERI DAN/ATAU TERUTANG DI LUAR NEGERI [Diisi dari Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian C Kolom (7)]
G. LAMPIRAN
0
……………………………………………………… 14b
0 0
………………………………………………………………………………………… 15 TGL LUNAS
x
16
a. PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29) b. PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)
(13-15)
2
0
TGL
0
3
BLN
1
6
THN
3.494.000
16
17 PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 16b mohon : a.
DIRESTITUSIKAN
c.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP dengan Kriteria Tertentu)
b.
DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
d.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKKPP PASAL 17D (WP yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)
18 18 ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA …………………………………………………………………………………………………………………….. SEBESAR DIHITUNG BERDASARKAN : a.
1/12 x JUMLAH PADA ANGKA 13
b.
PENGHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI
a.
X Fotokopi Formulir 1721-A1 atau 1721-A2 atau Bukti Potong PPh Pasal 21
d.
Perhitungan PPh Terutang bagi Wajib Pajak dengan status perpajakan PH atau MT
b.
X Surat Setoran Pajak Lembar Ke-3 PPh Pasal 29
e.
…………………………………………………………..
c.
Surat Kuasa Khusus (Bila dikuasakan)
PERNYATAAN Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa yang telah beritahukan diatas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
X
WAJIB PAJAK
KUASA
TANGGAL
NAMA LENGKAP
:
P A L M I R A
NPWP
:
1 2
3 1 2
2 5
0 3
2 0 1 6
TGL
BLN
THN
TANDA TANGAN
V I D Y A 8 9 7
0
0 9 9
0 0 0
F.1.1.32.18
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
155
LAMPIRAN - I
1770 S - I KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
• • •
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN DAN PPh YANG DITANGGUNG PEMERINTAH
NPWP
:
1 2
NAMA WAJIB PAJAK
:
P A L M I R A
BAGIAN A
:
TAHUN PAJAK
C3
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan
3 1 2
8 9 7
0
0 9 9
2 0 1 5
0 0 0
V I D Y A
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL)
NO.
JENIS PENGHASILAN
(1)
(2)
JUMLAH PENGHASILAN (Rupiah)
(3)
1. BUNGA
0
2. ROYALTI
0
3. SEWA
0
4. PENGHARGAAN DAN HADIAH
0
5. KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA
0 0
6. PENGHASILAN LAINNYA JUMLAH BAGIAN A
0
JBA Pindahkan Jumlah Bagian A ke Formulir Induk 1770 S Bagian A angka (2)
BAGIAN B
:
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
NO.
JENIS PENGHASILAN
(1)
(2)
JUMLAH PENGHASILAN (Rupiah)
(3)
1. BANTUAN/SUMBANGAN/HIBAH
0
2. WARISAN
0
3. BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI
0
4. KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA
0
5. BEASISWA
0 0
6. PENGHASILAN LAINNYA YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C NO (1) 1. 2.
:
0
JBB
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN DAN PPh YANG DITANGGUNG PEMERINTAH NAMA PEMOTONG/
NPWP PEMOTONG/
PEMUNGUT PAJAK
PEMUNGUT PAJAK
(2)
(3)
BUKTI PEMOTONGAN/ PEMUNGUTAN NOMOR TANGGAL (4) (5)
JENIS PAJAK : PPh PASAL 21/ 22/23/24/26/DTP*
JUMLAH PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT
(6)
(7)
KEMENTERIAN PERTANIAN
00.022.101.4-098.000
542/XII/2015
10/12/2015
21
2.500.000
PT PALM INDO PLANTATION
02.462.053.2-089.000
3615/XII/2015
09/12/2015
21
17.500.000 0
3.
0
4.
0
5. dst JUMLAH BAGIAN C
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
156
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
20.000.000
JBC
Pindahkan Jumlah Bagian C ke Formulir Induk 1770 S Bagian D angka 12
Catatan : - DTP : Ditanggung Pemerintah *) - Kolom (6) diisi dengan pilihan PPh Pasal 21/22/23/24/26/DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP) - Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri (lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran I Bagian C dan Induk SPT angka 3)
Halaman ke-
1 dari
1 halaman Lampiran-I
LAMPIRAN - II
1770 S - II
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
NPWP NAMA WAJIB PAJAK BAGIAN A
:
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL HARTA PADA AKHIR TAHUN KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
:
1 2
3 1 2
:
P A L M I
8 9 7
0
V
D Y A
R A
I
0 9 9
2
(2)
1. 2.
(4)
5.000.000
1.000.000
BUNGA/DISKONTO OBLIGASI
0
0
3.
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK
0
0
4.
HADIAH UNDIAN
0
0
5.
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS
0
0
6.
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN/APBD
0
0
7.
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
8.
SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGGUNAN
0
0
9.
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUN GUNA SERAH BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI
0
0
0
0
10. 11.
PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF
12.
DIVIDEN
20.000.000
2.000.000
13.
PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA
0
0
14.
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
0
JUMLAH BAGIAN A BAGIAN B
0 3.000.000
JBA
HARTA PADA AKHIR TAHUN
:
NO.
KODE HARTA
NAMA HARTA
TAHUN PEROLEHAN
HARGA PEROLEHAN
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
KETERANGAN
(Rupiah)
(6)
1.
061
RUMAH, JALAN ASIA SELATAN IV NO.4, BEKASI BARAT, BEKASI
2.
063
TANAH 1500M2, DESA SUKAMANDI RT.09/RW.13, KARAWANG
2012
600.000.000
3.
043
MOBIL
2010
150.000.000
NO BPKB: BKS-008876
4.
014
DEPOSITO BANK MUMPUNI
2013
150.000.000
NO REK: 7.007.000768-7
5. dst
032
SAHAM PT PALM INDO PLANTATION
2012
2009
275.000.000
NOP:42.01.018.012.010.00187.0 NOP:44.12.027.006.001.00261.0
JUMLAH BAGIAN B BAGIAN C KODE NO. UTANG (1)
C3
(Rupiah)
(3)
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA NEGARA
5
PPh TERUTANG
(Rupiah)
(1)
1
0 0 0
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL DASAR PENGENAAN PAJAK/ SUMBER/JENIS PENGHASILAN PENGHASILAN BRUTO
NO.
0
:
750.000.000 1.925.000.000
JBB
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN NAMA PEMBERI PINJAMAN
(2)
(3)
ALAMAT PEMBERI PINJAMAN (4)
TAHUN PEMINJAMAN (5)
JUMLAH (6)
1
0
2
0
3
0
4
0
5 dst
0 JUMLAH BAGIAN C
BAGIAN D
:
0
JBC
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NO.
NAMA
NIK
HUBUNGAN KELUARGA
PEKERJAAN
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 2 3 4 5 JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke-
1
dari
1
halaman Lampiran-II
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
157
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan Bebas SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
•
IDENTITAS
PERHATIAN
TAHUN PAJAK
FORMULIR
D
1770
• • • •
DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS; DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.
2 0 1
0 1
BL
1 5
s.d
5 1 2
TH
1
BL
X PEMBUKUAN
5 TH
PENCATATAN
SPT PEMBETULAN KE - …….
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
NPWP
:
0
8
2
NAMA WAJIB PAJAK
:
B A Y U
JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS
:
N O T A R
I
S
NO. TELEPON/FAKSIMILI
:
0
2
4
4
STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI
:
X
KK
NPWP ISTERI/SUAMI
:
1
3
3
4
0
0
0
BERI TANDA " X " DALAM
1
5
9
9
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
0
0
9
6
S A S T R O 3 HB
KLU :
5
5
6
PH
3
0
4
/ MT
Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan. *) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)
D. KREDIT PAJAK
C. PPh TERUTANG
B. PENGHASILAN KENA PAJAK
A. PENGHASILAN NETO
1.
E. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR
1
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]
1.670.130.000 0
2.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
3.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
4.
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI
5.
JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)
6.
………………………………………………………………………………………………………………………….. ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB
7.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)
8.
KOMPENSASI KERUGIAN
9.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)
2
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
12.
PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)
13.
PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN
14.
JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)
15.
PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]
19.
21.
K/
2
a.
PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI
b.
PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT
(14-15)
a.
PPh PASAL 25 BULANAN
b.
STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)
X
PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)
(16-18)
PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)
PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon
TGL LUNAS
2
7
0
tgl
3 bln
1
6
X
0
14
432.539.000
15
0
16
432.539.000
17b
377.500.038 0
18
377.500.038
19
thn
55.038.962
DIRESTITUSIKAN
c.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP dengan Kriteria Tertentu)
b.
DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
d.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)
21
DIHITUNG BERDASARKAN :
a.
432.539.000
13
a.
ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR
b.
12
17a
JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)
a.
11
10
K/I/
[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]
b. 20.
TK /
1.670.130.000 45.000.000 1.625.130.000
9
PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)
PPh YANG DIBAYAR SENDIRI
0
8
11.
17.
1.670.130.000
5
10.
X
7
4
[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]
16.
6
0 0 1.670.130.000 0
3
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]
18.
F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
RUPIAH *)
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
c.
1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16
36.044.916
PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU
G. LAMPIRAN
SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA : SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)
g.
PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
X
SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29
h.
............................................................................................................................
X
NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN LAIN DAN BIAYA
i.
PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN PH ATAU MT
PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL
j.
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI
k.
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA
FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 ( 1 LEMBAR)
l.
............................................................................................................................
a. b. c. d. e. f.
PERNYATAAN Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
X
WAJIB PAJAK
KUASA
TANGGAL:
NAMA LENGKAP :
B A Y U
S A S T R O
NPWP
0
4
:
8
2 3
0
0
0
1
3
0 5
0 9
F.1.1.32.16
158
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
9
3 0
2
0
0
0
1
6
TANDA TANGAN
HALAMAN 1
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN:
•
NAMA WAJIB PAJAK
:
0 8
:
B A Y U
PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN
: :
NPWP AKUNTAN PUBLIK NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK NAMA KONSULTAN PAJAK NPWP KONSULTAN PAJAK NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK
2.
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 3 4
0 0 0
1
DIAUDIT
OPINI AKUNTAN :
1
0 1 1 5 BL
X
5 1 2 1 5
s.d
TH
BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
TH
PENCATATAN
D
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
X
TIDAK DIAUDIT
: : : : :
: :
RUPIAH
PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL : a. PEREDARAN USAHA
1a
b. HARGA POKOK PENJUALAN
1b
0
c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)
1c
5.640.005.000
d. BIAYA USAHA
1d
3.969.875.000
e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)
1e
1.670.130.000
5.640.005.000
PENYESUAIAN FISKAL POSITIF 2a
0
2b
0
2c
0
2d
0
2e
0
2f
0
g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
2g
0
h. SANKSI ADMINISTRASI
2h
0
ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK
c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN
d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN
e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN f.
PAJAK PENGHASILAN
i.
SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI FISKAL
2i
0
j.
BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
2j
0
2k
0
2l
0
3a
0
3b
0
c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA
3c
0
d. JUMLAH (3a s.d. 3c)
3d
0
4
1.670.130.000
k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA l.
JUMLAH (2a s.d. 2k)
PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF: a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA
b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL
4
0
S A S T R O
a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU
3.
•
5 9 9
2
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)
NAMA AKUNTAN PUBLIK
1.
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
BAGIAN A:
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan Bebas
JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)
Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
159
HALAMAN 2
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
•
PERHATIAN :
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN • PENGHITUNGAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN • PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN • PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA • •
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
0 8
NAMA WAJIB PAJAK
:
B A Y U
0 0 0
1
0
5 9 9
1
0 1 1 5 BL
X
5 1 2 1 5
s.d
TH
BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 3 4
2
TAHUN PAJAK
D
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan Bebas
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
S A S T R O
BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN) NO.
JENIS USAHA
PEREDARAN USAHA (Rupiah)
NORMA (%)
PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
DAGANG
0
0
2
INDUSTRI
0
0
3
JASA
0
0
4
PEKERJAAN BEBAS
0
0
5
USAHA LAINNYA
0
0
JUMLAH BAGIAN B
0
JBB Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1
BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO. (1)
NAMA DAN NPWP PEMBERI KERJA
PENGHASILAN BRUTO
PENGURANGAN PENGHASILAN BRUTO/BIAYA
PENGHASILAN NETO
(Rupiah)
(Rupiah)
(Rupiah)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
0
0
0
2
0
0
0
3
0
0
0
4
0
0
0
5
0
0
0
6
0
0
0 0
JBC
JUMLAH BAGIAN C
Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2
BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO.
JENIS PENGHASILAN
JUMLAH PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
1
BUNGA
0
2
ROYALTI
0
3
SEWA
0
4
PENGHARGAAN DAN HADIAH
0
5
KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA
0
6
PENGHASILAN LAINNYA
0 JUMLAH BAGIAN D
0
JBD Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
160
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke -
1
dari
1
halaman Lampiran -II
1770 - II
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN :
•
NAMA WAJIB PAJAK
NO
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
:
0 8
:
B A Y U
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 3 4
0 0 0
1
•
2 0
0 1 1 5
BL
X
PEMBUKUAN
0
0
5 1 2 1 5
s.d
TH
BERI TANDA " X " DALAM
5 9 9
1 BL
TH
PENCATATAN
D
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
S A S T R O
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
NAMA PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK
(1)
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
BAGIAN A :
LAMPIRAN - II
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan Bebas
(2)
NPWP PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK (3)
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN NOMOR
TANGGAL
(4)
(5)
JENIS PAJAK : PPh PASAL 21/ 22/23/24/26/DTP *)
JUMLAH PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT (Rupiah)
(6)
(7)
0
1
0 2
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
0 10
0 11
0 12
0 13
0 14
0
15 dst
JUMLAH BAGIAN A
0
JBA Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15
*)
- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah - Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP) - Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri (lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke -
1
dari
1 halaman Lampiran-II
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
161
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan Bebas SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :
•
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL BERSIFAT FINAL PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
DAN/ATAU
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
0 8
NAMA WAJIB PAJAK
:
B A Y U
BAGIAN A :
TAHUN PAJAK
FORMULIR
D
LAMPIRAN - III
1770 - III
•
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 3 4
0 0 0
1
5 9 9
2
0
1
0 1 1 5 X
s.d
TH
BL
5 1 2 1 5 BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
TH
PENCATATAN (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
S A S T R O
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL JENIS PENGHASILAN
NO
DASAR PENGENAAN PAJAK/PENGHASILAN BRUTO
PPh TERUTANG (Rupiah)
(3)
(4)
(2)
(1)
1.
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA NEGARA
2.
182.250
36.450
BUNGA/DISKONTO OBLIGASI
0
0
3.
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK
0
0
4.
HADIAH UNDIAN
0
0
5.
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS
0
0
6.
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD
0
0
7.
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
8.
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA SERAH
0
0
9.
SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
10. USAHA JASA KONSTRUKSI
0
0
11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM
0
0
0
0
14. DIVIDEN
0
0
15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA
0
0
12.
BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI
13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF
16.
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
0
0 36.450
17. JUMLAH (1 s.d. 16)
BAGIAN B :
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
NO
SUMBER/JENIS PENGHASILAN
PENGHASILAN BRUTO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
1.
BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH
0
2.
WARISAN
0
3.
BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI
0
4.
KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA
0
5.
BEASISWA
0
6.
PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
0 0
JBB
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH (Rupiah)
PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
162
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
0
LAMPIRAN - IV
1770 - IV
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN
•
HARTA PADA AKHIR TAHUN KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP NAMA WAJIB PAJAK
BAGIAN A :
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan Bebas
:
0 8
:
B A Y U
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 3 4
0 0 0
1
2 0 X
BL
0 1
1
PEMBUKUAN
5 1
s.d
BL
2
1 5 TH
PENCATATAN
D
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
BERI TANDA " X " DALAM
5 9 9
TH
1 5
0 0 0
S A S T R O
HARTA PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE HARTA
NAMA HARTA
TAHUN PEROLEHAN
HARGA PEROLEHAN (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
061
2
059
3
KETERANGAN (6)
RUMAH, JALAN TEUKU UMAR NO.134, SEMARANG SELATAN, SEMARANG PERSEDIAAN
2005 2014
500.000.000
055
PERALATAN BENGKEL
2009
1.400.000.000
4
043
MOBIL MINIBUS
2010
140.000.000
NO BPKB: SMG-007673
5
043
MOBIL TRUK
2011
240.000.000
NO BPKB: SMG-003543
6
043
MOBIL BOX
2011
180.000.000
NO BPKB: SMG-007743
7
043
MOBIL DEREK
2012
210.000.000
NO BPKB: SMG-001428
8
043
MOBIL SEDAN
2014
250.000.000
NO BPKB: SMG-003653
9
042
SEPEDA MOTOR
2012
15.000.000
10 dst
012
TABUNGAN BANK KIMUN
2014
12.150.000 3.847.150.000
NO REK: 1090.0007748.776.9
ALAMAT PEMBERI PINJAMAN
TAHUN PEMINJAMAN
JUMLAH (Rupiah)
(4)
(5)
JALAN BOROBUDUR NO.65, SEMARANG TENGAH JALAN BOROBUDUR NO.65, SEMARANG TENGAH JALAN MENJANGAN I NO.24, SEMARANG SELATAN JALAN RAMBUTAN BLOK D IX NO.54, SEMARANG TENGAH JALAN CUT NYAK DIN NO.2, SEMARANG TENGAH JALAN MENJANGAN I NO.24, SEMARANG SELATAN JALAN SAMUDRA HINDIA NO.116, SEMARANG TIMUR
2009
560.000.000
2009
60.000.000
2010
28.000.000
2011
96.000.000
JUMLAH BAGIAN A
BAGIAN B :
900.000.000
JBA
NOP:51.01.008.002.010.00809.0
NO BPKB: SMG-106554
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE UTANG
(1)
(2)
1
101
BANK A
NAMA PEMBERI PINJAMAN (3)
2
101
BANK A
3
101
BANK B
4
101
BANK C
5
101
BANK C
6
101
BANK B
7
101
BANK D
(6)
2011
72.000.000
2012
126.000.000
2014
200.000.000
8
0
9
0 0
10 dst
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
1.142.000.000
JBB
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NO.
NAMA ANGGOTA KELUARGA
NIK
HUBUNGAN KELUARGA
(1)
(2)
(3)
(4)
PEKERJAAN (5)
1
AGNI WALUYO
5401016507830002
ISTERI
IBU RUMAH TANGGA
2
ARDHI SASTRO
5401011311050001
ANAK
PELAJAR
3
BANYU SASTRO
5401012006100001
ANAK
PELAJAR
4 5 dst JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke-
1
dari
1
halaman Lampiran-IV
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
163
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
IDENTITAS
PERHATIAN
•
TAHUN PAJAK
FORMULIR
E1
1770
• • • •
DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS; DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
0
9
6
6
NAMA WAJIB PAJAK
:
H
I
JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS
:
A T L E T
NO. TELEPON/FAKSIMILI
:
0
2
STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI
:
X
KK
NPWP ISTERI/SUAMI
:
6
3
S Y A M 1
6
3
3
6
BL
1 5
s.d
5 1 2
TH
1
BL
5 TH
X PENCATATAN
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
4
0
9
8
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
0
0
7
4
F A R A Z K L U B
7
0 1
SPT PEMBETULAN KE - …….
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 0 1
7
HB
1
0
KLU :
1
PH
9
0
9
/ MT
Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.
D. KREDIT PAJAK
C. PPh TERUTANG
B. PENGHASILAN KENA PAJAK
A. PENGHASILAN NETO
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
2.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
E. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR
1
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]
2
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]
0 482.000.000 0 0 482.000.000 0 482.000.000
3.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
4.
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI
5.
JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)
6.
………………………………………………………………………………………………………………………….. ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB
7.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)
7
8.
KOMPENSASI KERUGIAN
8
9.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)
3
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]
4
[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]
5 6
9
10.
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
11.
PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)
12.
PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)
13.
PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN
14.
JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)
15.
PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]
16. 17.
18.
F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
RUPIAH *)
1.
19.
TK /
K/
1
10
K/I/
11
[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]
X
a.
PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI
b.
PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT
PPh YANG DIBAYAR SENDIRI
a.
PPh PASAL 25 BULANAN
X
b.
STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)
b.
PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)
(16-18)
PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)
15
80.000.000
16
0
17b
0 0
18
0
19
0
17a
JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)
a.
14
80.000.000 0 80.000.000
12 13
(14-15)
0 482.000.000 42.000.000 440.000.000
TGL LUNAS
20.
PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon
21.
ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR
tgl
bln
thn
a.
DIRESTITUSIKAN
c.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP dengan Kriteria Tertentu)
b.
DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
d.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)
21
DIHITUNG BERDASARKAN :
a.
1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16
b.
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU
c.
PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI
G. LAMPIRAN
SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA :
a.
SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)
g.
PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
b.
SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29
h.
............................................................................................................................
NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN LAIN DAN BIAYA
i.
PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN PH ATAU MT
PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL
j.
X
c. d.
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI
e.
X
f.
k.
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)
X
l.
FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 (............LEMBAR)
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA ............................................................................................................................
PERNYATAAN Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
X
WAJIB PAJAK
KUASA
NAMA LENGKAP :
H
I
S Y A M
NPWP
0
9
6 6
:
6
TANGGAL:
2
5
0
2
0
0
0
F A R A Z 3
3
3
4
0
9
F.1.1.32.16
164
3
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
8
0
1
6
TANDA TANGAN
HALAMAN 1
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN:
•
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
:
0 9
NAMA WAJIB PAJAK
:
H
BAGIAN A:
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
6 6 6
I
S Y A M
3 3 3
4
:
NAMA AKUNTAN PUBLIK
:
NPWP AKUNTAN PUBLIK NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK NAMA KONSULTAN PAJAK NPWP KONSULTAN PAJAK NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK
0 1 1 5 BL
1 2 1 5
s.d
TH
BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
5
X
TH
PENCATATAN
E1
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
DIAUDIT
OPINI AKUNTAN :
TIDAK DIAUDIT
: : : : :
: :
RUPIAH
1a
0
b. HARGA POKOK PENJUALAN
1b
0
1c
0
1d
0
1e
0
e.
LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)
PENGHASILAN NETO (1c - 1d)
PENYESUAIAN FISKAL POSITIF a.
BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
2a
0
DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK
2b
0
PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN
2c
0
2d
0
2e
0
2f
0
g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
2g
0
h. SANKSI ADMINISTRASI
2h
0
b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI c.
d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN
e.
HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN
f.
PAJAK PENGHASILAN
i.
SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI FISKAL
2i
0
j.
BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
2j
0
k.
PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA
2k
0
l.
JUMLAH (2a s.d. 2k)
2l
0
3a
0
3b
0
3c
0
3d
0
4
0
PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF: a.
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA
b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL c.
PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA
d. JUMLAH (3a s.d. 3c) 4
1
F A R A Z
d. BIAYA USAHA
3.
0
PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL : a. PEREDARAN USAHA
c.
2.
•
0 9 8
2
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)
PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN
1.
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan
JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)
Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
165
HALAMAN 2
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
•
PERHATIAN :
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN • PENGHITUNGAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN • PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN • PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA • •
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
0 9
NAMA WAJIB PAJAK
:
H
I
6 6 6
3 3 3
4
0
0 9 8
1
0 1 1 5 BL
5 1 2 1 5
s.d
TH
BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
S Y A M
2
TAHUN PAJAK
E1
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan
X
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
F A R A Z
BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN) NO.
JENIS USAHA
PEREDARAN USAHA (Rupiah)
NORMA (%)
PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
DAGANG
0
0
2
INDUSTRI
0
0
3
JASA
0
0
4
PEKERJAAN BEBAS
0
0
5
USAHA LAINNYA
0
0
JUMLAH BAGIAN B
0
JBB Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1
BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO. (1)
NAMA DAN NPWP PEMBERI KERJA
PENGHASILAN BRUTO
PENGURANGAN PENGHASILAN BRUTO/BIAYA
PENGHASILAN NETO
(Rupiah)
(Rupiah)
(Rupiah)
(2)
(3)
(4)
(5)
KLUB BASKET NOMBOCK DHONG 02.002.003.0-098.000
500.000.000
18.000.000
482.000.000
2
0
0
0
3
0
0
0
4
0
0
0
5
0
0
0
6
0
0
1
0 482.000.000
JBC
JUMLAH BAGIAN C
Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2
BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO.
JENIS PENGHASILAN
JUMLAH PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
1
BUNGA
0
2
ROYALTI
0
3
SEWA
0
4
PENGHARGAAN DAN HADIAH
0
5
KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA
0
6
PENGHASILAN LAINNYA
0 JUMLAH BAGIAN D
0
JBD Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
166
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke -
1
dari
1
halaman Lampiran -II
1770 - II
LAMPIRAN - II
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN :
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP NAMA WAJIB PAJAK BAGIAN A :
NO
(1)
1
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan
:
0 9
:
H
I
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
6 6 6 S Y A M
3 3 3
4
•
2 0
0 1 1 5
BL
BERI TANDA " X " DALAM
0
0
5 1 2 1 5
s.d
TH
PEMBUKUAN
0 9 8
1 BL
X
TH
PENCATATAN
E1
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
F A R A Z
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
NAMA PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK (2)
KLUB BASKET NOMBOCK DHONG
NPWP PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK (3)
02.002.003.0-098.000
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN NOMOR (4)
86/XII/2015
JENIS PAJAK : PPh PASAL 21/ 22/23/24/26/DTP *)
JUMLAH PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT (Rupiah)
(6)
(7)
TANGGAL (5)
09/12/2015
21
80.000.000
0 2
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
0 10
0 11
0 12
0 13
0 14
0
15 dst
JUMLAH BAGIAN A
80.000.000
JBA
Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15
*)
- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah - Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP) - Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri (lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke -
1
dari
1 halaman Lampiran-II
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
167
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :
•
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL BERSIFAT FINAL PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
DAN/ATAU
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
NPWP
:
0 9
NAMA WAJIB PAJAK
:
H I S Y A M
BAGIAN A :
TAHUN PAJAK
FORMULIR
E1
LAMPIRAN - III
1770 - III
6 6 6
3 3 3
4
0 9 8
2
0
1
0 1 1 5
s.d
1 2 1 5
TH
BL
BL
X
PEMBUKUAN
•
5
BERI TANDA " X " DALAM
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
F A R A Z
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL DASAR PENGENAAN PAJAK/PENGHASILAN BRUTO
JENIS PENGHASILAN
NO
(2)
(1)
PPh TERUTANG (Rupiah) (4)
(3)
1.
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA NEGARA
0
0
2.
BUNGA/DISKONTO OBLIGASI
0
0
3.
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK
0
0
4.
HADIAH UNDIAN
0
0
5.
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS
0
0
6.
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD
0
0
7.
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
8.
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA SERAH
0
0
9.
SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
10. USAHA JASA KONSTRUKSI
0
0
11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM
0
0
0
0
0
0
12.
BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI
13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF 14. DIVIDEN
0
0
1.446.535.000
14.465.350
15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA 16.
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
14.465.350
17. JUMLAH (1 s.d. 16)
BAGIAN B :
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
NO
SUMBER/JENIS PENGHASILAN
PENGHASILAN BRUTO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
1.
BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH
0
2.
WARISAN
0
3.
BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI
0
4.
KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA
0
5.
BEASISWA
0
6.
PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
0 0
JBB
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH (Rupiah)
PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
168
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
0
LAMPIRAN - IV
1770 - IV
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN
•
HARTA PADA AKHIR TAHUN KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
0 9
NAMA WAJIB PAJAK
:
H
BAGIAN A :
I
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
6 6 6
3 3 3
S Y A M
4
2
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan 0
0 5
s.d
PEMBUKUAN
X
BL
1
1
TH
5 1
BL
2
1 5
E1
0 0 0
F A R A Z
HARTA PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE HARTA
NAMA HARTA
TAHUN PEROLEHAN
HARGA PEROLEHAN (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
KETERANGAN (6)
TANAH, 150M2, DESA RUKUN MAKMUR, GARUT RUMAH, 230M2, JALAN BANGAU 30, JAKARTA BANGUNAN RESTORAN 450M2 DAN TANAH, 1000M2, JL.KEMERDEKAAN 25 MOBIL BOX
2009
100.000.000
NOP 10.31.230.032.008.0165.0
2010
1.500.000.000
NOP 09.56.070.032.005.0265.0
2012
2.250.000.000
NOP 08.45.060.024.010.0102.0
2012
175.000.000
NO BPKB: JKT-055393
1
063
2
061
3
062
4
043
5
043
MOBIL SEDAN
2012
210.000.000
NO BPKB: JKT-097763
6
042
SEPEDA MOTOR
2012
15.000.000
NO BPKB: JKT-083683
7
055
PERALATAN RESTORAN
2011
250.000.000
8
055
FURNITUR
2011
75.000.000 0
9
0 4.575.000.000
10 dst
JUMLAH BAGIAN A
BAGIAN B :
JBA
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE UTANG
(1)
(2)
1
101 101
2
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
BERI TANDA " X " DALAM
0 9 8
1
ALAMAT PEMBERI PINJAMAN
TAHUN PEMINJAMAN
(4)
(5)
BANK A
JALAN JUANDA 45, JAKARTA SELATAN
2010
1.250.000.000
BANK B
JALAN SWASEMBADA 34, JAKARTA TIMUR
2009
2.250.000.000
NAMA PEMBERI PINJAMAN (3)
JUMLAH (Rupiah) (6)
3 4 5 6 7 8 9 10 dst
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
3.500.000.000
JBB
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NO.
NAMA ANGGOTA KELUARGA
NIK
HUBUNGAN KELUARGA
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
IBU RUMAH TANGGA
1
RAHAYU
2201082202780002
ISTRI
2
LUCKY FARAZ
2201080711130001
ANAK
PEKERJAAN
3 4 5 dst JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke-
1
dari
1
halaman Lampiran-IV
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
169
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan
E1
Daftar Jumlah Penghasilan Bruto dan Pembayaran PPh Final berdasarkan PP 46 Tahun 2013 Per Masa Pajak Serta Dari Masing-Masing Tempat Usaha
Nama NPWP Alamat
: HISYAM FARAZ : 09.666.333.4-098.000 : JALAN BANGAU NO.30, JAKARTA NPWP Tempat Usaha KPP Lokasi
No.
Alamat
Peredaran Bruto
PPh Final 1% Dibayar
Jalan Bangau No.30, Jakarta
09.666.333.4-098.000 Januari
121.000.000
1.210.000
Februari
107.750.000
1.077.500
97.150.000
971.500
April
102.500.000
1.025.000
Mei
179.525.000
1.795.250
Juni
136.350.000
1.363.500
Juli
135.790.000
1.357.900
95.450.000
954.500
September
114.125.000
1.141.250
Oktober
102.370.000
1.023.700
Maret
Agustus
November
91.675.000
916.750
Desember
162.850.000
1.628.500
1.446.535.000
14.465.350
Jumlah
Tanda Tangan, Nama dan Cap
HISYAM FARAZ Jika formulir ini tidak mencukupi, dapat dibuat sendiri sesuai dengan bentuk ini
Halaman ke- 1 dari 1 halaman
170
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
IDENTITAS
PERHATIAN
•
TAHUN PAJAK
FORMULIR
1770
• • • •
DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS; DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
0
9
6
6
NAMA WAJIB PAJAK
:
H
I
JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS
:
A T
L E T
NO. TELEPON/FAKSIMILI
:
0
2
1
STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI
:
X
KK
NPWP ISTERI/SUAMI
:
6
3
S Y A M 6
3
3
6
BL
1 5
s.d
5 1 2
TH
1
BL
X PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
4
0
9
5 TH
PENCATATAN
E2
8
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
0
0
7
4
F A R A Z K L U B
7
0 1
SPT PEMBETULAN KE - …….
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 0 1
7
HB
1
0
KLU :
1
PH
9
0
9
/ MT
Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.
D. KREDIT PAJAK
C. PPh TERUTANG
B. PENGHASILAN KENA PAJAK
A. PENGHASILAN NETO
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
2.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
E. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR
1
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]
2
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]
966.125.000 482.000.000 0 0 1.448.125.000 0 1.448.125.000
3.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
4.
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI
5.
JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)
6.
………………………………………………………………………………………………………………………….. ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB
7.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)
7
8.
KOMPENSASI KERUGIAN
8
9.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)
3
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]
4
[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]
5 6
9
10.
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
11.
PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)
12.
PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)
13.
PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN
14.
JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)
15.
PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]
16. 17.
18.
F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
RUPIAH *)
1.
19.
TK /
K/
1
10
K/I/
11
[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]
X
13 14
a.
PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI
b.
PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT
PPh YANG DIBAYAR SENDIRI
(14-15)
a.
PPh PASAL 25 BULANAN
b.
STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)
X
b.
PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)
(16-18)
PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)
TGL LUNAS
20.
PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon
21.
ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR
2
3
0
tgl
3
1
bln
6 thn
X
b.
80.000.000
16
286.837.500
17b
250.000.000 0
18
250.000.000
19
36.837.500
a.
DIRESTITUSIKAN
c.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP dengan Kriteria Tertentu)
b.
DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
d.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)
21
DIHITUNG BERDASARKAN :
a.
366.837.500 0 366.837.500
15
17a
JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)
a.
12
0 1.448.125.000 42.000.000 1.406.125.000
c.
1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16
23.903.125
PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU
G. LAMPIRAN
SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA : SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)
g.
PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
X
SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29
h.
............................................................................................................................
X
NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN LAIN DAN BIAYA
i.
PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN PH ATAU MT
PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL
j.
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)
a. b. c. d.
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI
e.
X
f.
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA
k. l.
FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 ( 1 LEMBAR)
............................................................................................................................
PERNYATAAN Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
X
WAJIB PAJAK
KUASA
NAMA LENGKAP :
H
I
S Y A M
NPWP
0
9
6 6
:
6
TANGGAL:
2
5
0
3
2
0
0
0
1
TANDA TANGAN
6
F A R A Z 3
3
3
4
0
9
8
0
F.1.1.32.16
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
171
HALAMAN 1
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN:
•
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
NPWP
:
0 9
NAMA WAJIB PAJAK
:
H
BAGIAN A:
PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN
: :
NPWP AKUNTAN PUBLIK NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK NAMA KONSULTAN PAJAK NPWP KONSULTAN PAJAK NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK
2.
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
6 6 6
I
S Y A M
3 3 3
4
DIAUDIT
OPINI AKUNTAN :
1
0 1 1 5 BL
X
BL
PEMBUKUAN
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
TIDAK DIAUDIT
: : : : :
: :
RUPIAH
PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL : a. PEREDARAN USAHA
1a
4.950.000.000
b. HARGA POKOK PENJUALAN
1b
3.465.000.000
c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)
1c
1.485.000.000
d. BIAYA USAHA
1d
533.875.000
e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)
1e
951.125.000
PENYESUAIAN FISKAL POSITIF 2a
0
2b
0
2c
0
2d
0
2e
0
2f
0
g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
2g
0
h. SANKSI ADMINISTRASI
2h
0 0
ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK
c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN
d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN
e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN f.
PAJAK PENGHASILAN
i.
SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI FISKAL
2i
j.
BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
2j
0
2k
15.000.000
2l
15.000.000
3a
0
3b
0
c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA
3c
0
d. JUMLAH (3a s.d. 3c)
3d
0
4
966.125.000
k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA l.
JUMLAH (2a s.d. 2k)
PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF: a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA
b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL
JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)
Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1
172
5 1 2 1 5
s.d
TH
BERI TANDA " X " DALAM
X
b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI
4
0
F A R A Z
a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU
3.
•
0 9 8
2
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)
NAMA AKUNTAN PUBLIK
1.
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
TAHUN PAJAK
E2
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
•
• • PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN • PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA • •
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
0
9
NAMA WAJIB PAJAK
:
H
I
6
6
3
S Y A M
3
3
4
0
0
0 1
1
BL
X
9
8
0
0
1 5
5 1
s.d
TH
2 1 5 BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
6
TAHUN PAJAK
FORMULIR
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN :
2
LAMPIRAN - I
HALAMAN 2
1770 - I
TH
PENCATATAN
E2
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
F A R A Z
BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN) NO.
JENIS USAHA
PEREDARAN USAHA (Rupiah)
NORMA (%)
PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
DAGANG
0
0
2
INDUSTRI
0
0
3
JASA
0
0
4
PEKERJAAN BEBAS
0
0
5
USAHA LAINNYA
0
0
JUMLAH BAGIAN B
0
JBB Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1
BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO. (1)
NAMA DAN NPWP PEMBERI KERJA
PENGHASILAN BRUTO
PENGURANGAN PENGHASILAN BRUTO/BIAYA
PENGHASILAN NETO
(Rupiah)
(Rupiah)
(Rupiah)
(2)
(3)
(4)
(5)
KLUB BASKET NOMBOCK DHONG 02.002.003.0-098.000
500.000.000
18.000.000
482.000.000
2
0
0
0
3
0
0
0
4
0
0
0
5
0
0
0
6
0
0
1
0 482.000.000
JBC
JUMLAH BAGIAN C
Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2
BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO.
JENIS PENGHASILAN
JUMLAH PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
1
BUNGA
0
2
ROYALTI
0
3
SEWA
0
4
PENGHARGAAN DAN HADIAH
0
5
KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA
0
6
PENGHASILAN LAINNYA
0 JUMLAH BAGIAN D
0
JBD Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke -
1
dari
1
halaman Lampiran -II
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
173
1770 - II
LAMPIRAN - II
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN :
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
0 9
NAMA WAJIB PAJAK
:
H
BAGIAN A :
NO
(1)
1
TAHUN PAJAK
E2
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan
I
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
6 6 6 S Y A M
3 3 3
4
•
2 0
0 1 1 5
BL
X
0
0
5 1 2 1 5
TH
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
0 9 8
1 s.d
BL
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
F A R A Z
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
NAMA PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK (2)
KLUB BASKET NOMBOCK DHONG
NPWP PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK (3)
02.002.003.0-098.000
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN NOMOR (4)
86/XII/2015
JENIS PAJAK : PPh PASAL 21/ 22/23/24/26/DTP *)
JUMLAH PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT (Rupiah)
(6)
(7)
TANGGAL (5)
09/12/2015
21
80.000.000
0 2
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
0 10
0 11
0 12
0 13
0 14
0
15 dst
JUMLAH BAGIAN A
80.000.000
JBA
Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15
*)
- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah - Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP) - Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri (lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
174
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke -
1
dari
1 halaman Lampiran-II
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan FORMULIR
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :
•
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL BERSIFAT FINAL PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
DAN/ATAU
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
0 9
NAMA WAJIB PAJAK
:
H
BAGIAN A :
TAHUN PAJAK
LAMPIRAN - III
1770 - III
I
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
6 6 6 S Y A M
3 3 3
4
0 9 8
•
2
0
1
0 1 1 5 TH
BL
X
s.d
1 2 1 5 BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
0 0
5 TH
PENCATATAN (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
F A R A Z
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL DASAR PENGENAAN PAJAK/PENGHASILAN BRUTO
JENIS PENGHASILAN
NO
(2)
(1)
PPh TERUTANG (Rupiah) (4)
(3)
1.
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA NEGARA
0
0
2.
BUNGA/DISKONTO OBLIGASI
0
0
3.
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK
0
0
4.
HADIAH UNDIAN
0
0
5.
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS
0
0
6.
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD
0
0
7.
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
8.
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA SERAH
0
0
9.
SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
10. USAHA JASA KONSTRUKSI
0
0
11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM
0
0
0
0
14. DIVIDEN
0
0
15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA
0
0
0
0
12.
E2
BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI
13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF
16.
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
0
17. JUMLAH (1 s.d. 16)
BAGIAN B :
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
NO
SUMBER/JENIS PENGHASILAN
PENGHASILAN BRUTO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
1.
BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH
0
2.
WARISAN
0
3.
BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI
0
4.
KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA
0
5.
BEASISWA
0
6.
PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
0
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
0
JBB
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH (Rupiah)
PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
0
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
175
LAMPIRAN - IV
1770 - IV
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN
•
HARTA PADA AKHIR TAHUN KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
:
0 9
6 6 6
NAMA WAJIB PAJAK
:
H I
S Y A M
BAGIAN A :
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
NPWP
3 3 3
4
2
TAHUN PAJAK
E2
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha dan Melakukan Pekerjaan 0 X
BL
0 1
1
5
PEMBUKUAN
5 1
s.d
BL
2
1 5 TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
BERI TANDA " X " DALAM
0 9 8
TH
1
0 0 0
F A R A Z
HARTA PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE HARTA
NAMA HARTA
TAHUN PEROLEHAN
HARGA PEROLEHAN (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
063
2
061
3
062
4
043
5
KETERANGAN (6)
TANAH, 150M2, DESA RUKUN MAKMUR, GARUT RUMAH, 230M2, JALAN BANGAU 30, JAKARTA BANGUNAN RESTORAN 450M2 DAN TANAH, 1000M2, JL.KEMERDEKAAN 25 MOBIL BOX
2009
100.000.000
NOP 10.31.230.032.008.0165.0
2010
1.500.000.000
NOP 09.56.070.032.005.0265.0
2012
2.250.000.000
NOP 08.45.060.024.010.0102.0
2012
175.000.000
NO BPKB: JKT-055393
043
MOBIL SEDAN
2012
210.000.000
NO BPKB: JKT-097763
6
042
SEPEDA MOTOR
2012
15.000.000
NO BPKB: JKT-083683
7
055
PERALATAN RESTORAN
2011
250.000.000
8
055
FURNITUR
2011
75.000.000 0
9
0 4.575.000.000
10 dst
JUMLAH BAGIAN A
BAGIAN B :
JBA
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE UTANG
(1)
(2)
1
101
2
101
ALAMAT PEMBERI PINJAMAN
TAHUN PEMINJAMAN
(4)
(5)
BANK A
JALAN JUANDA 45, JAKARTA SELATAN
2010
1.250.000.000
BANK B
JALAN SWASEMBADA 34, JAKARTA TIMUR
2009
2.250.000.000
NAMA PEMBERI PINJAMAN (3)
JUMLAH (Rupiah) (6)
3 4 5 6 7 8 9 10 dst
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
3.500.000.000
JBB
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NO.
NAMA ANGGOTA KELUARGA
NIK
HUBUNGAN KELUARGA
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
IBU RUMAH TANGGA
1
RAHAYU
2201082202780002
ISTRI
2
LUCKY FARAZ
2201080711130001
ANAK
PEKERJAAN
3 4 5 dst JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
176
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke-
1
dari
1
halaman Lampiran-IV
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas dan Melakukan Pekerjaan SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
IDENTITAS
PERHATIAN
•
TAHUN PAJAK
FORMULIR
1770
• • • •
DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS; DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
0
7
9
NAMA WAJIB PAJAK
:
G H
JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS
:
K O N S U L
T A N
NO. TELEPON/FAKSIMILI
:
0
2
0
STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI
:
X
KK
NPWP ISTERI/SUAMI
:
I 1
9
9
F A R 7
7
7
0 I
HB
0
0
0
BL
1 5
5 1 2
s.d
TH
1
BL
5 TH
X PENCATATAN
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
2
0
F A D H
0 1
F
SPT PEMBETULAN KE - …….
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 0 1
I
9
7
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
0
0
6
9
A
H U K U M
7
KLU :
1
0
0
/
PH
MT
Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan.
D. KREDIT PAJAK
C. PPh TERUTANG
B. PENGHASILAN KENA PAJAK
A. PENGHASILAN NETO
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
2.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
E. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR
1
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]
2
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]
129.969.750 624.000.000 0 0 753.969.750 0 753.969.750
3.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
4.
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI
5.
JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)
6.
………………………………………………………………………………………………………………………….. ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB
7.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)
7
8.
KOMPENSASI KERUGIAN
8
9.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)
3
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]
4
[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]
5 6
9
10.
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
11.
PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)
12.
PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)
13.
PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN
14.
JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)
15.
PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]
16. 17.
18.
F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
RUPIAH *)
1.
19.
TK /
K/
K/I/
2
10 11
[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]
X
a.
PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI
b.
PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT
PPh YANG DIBAYAR SENDIRI
a.
PPh PASAL 25 BULANAN
X
b.
STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)
b.
PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)
(16-18)
PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)
TGL LUNAS
20.
PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon
21.
ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR
2
4
0
tgl
3
1
bln
6
35.240.700
17b
20.000.000 0
18
20.000.000
19
thn
15.240.700
DIRESTITUSIKAN
c.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP dengan Kriteria Tertentu)
b.
DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
d.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)
21 c.
1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16
b.
111.650.000
16
a.
DIHITUNG BERDASARKAN :
a.
15
17a
JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)
a.
14
146.890.700 0 146.890.700
12 13
(14-15)
0 753.969.750 81.000.000 672.969.000
X
1.434.771
PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU
G. LAMPIRAN
SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA :
g.
X
SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29
h.
............................................................................................................................
X
NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN LAIN DAN BIAYA
i.
PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN PH ATAU MT
PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL
j.
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)
a. b. c. d.
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI
e.
X
f.
X
SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA
k. l.
FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 ( 1 .LEMBAR)
PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
............................................................................................................................
PERNYATAAN Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
X
WAJIB PAJAK
NAMA LENGKAP :
G H
NPWP
0
:
7
I F A R 9 9
TANGGAL:
2
5
F A D H
I
A
KUASA
9
I 0
0
0
2
0
0 9
7
3 0
2
0
0
0
1
TANDA TANGAN
6
F.1.1.32.16
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
177
HALAMAN 1
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN:
•
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
NPWP
:
0 7
NAMA WAJIB PAJAK
:
G H
BAGIAN A:
PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN
: :
NPWP AKUNTAN PUBLIK NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK NAMA KONSULTAN PAJAK NPWP KONSULTAN PAJAK NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK
2.
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
9 9 9 I
F A R
0 0 0 I
2
F A D H
I
DIAUDIT
OPINI AKUNTAN :
1
0 1 1 5 BL
1 2 1 5
s.d
TH
BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
X
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
: : : : :
: :
RUPIAH
PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL : a. PEREDARAN USAHA
1a
0
b. HARGA POKOK PENJUALAN
1b
0
c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)
1c
0
d. BIAYA USAHA
1d
0
e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)
1e
0
PENYESUAIAN FISKAL POSITIF 2a
0
2b
0
2c
0
2d
0
2e
0
2f
0
g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
2g
0
h. SANKSI ADMINISTRASI
2h
0
ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK
c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN
d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN
e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN f.
PAJAK PENGHASILAN
i.
SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI FISKAL
2i
0
j.
BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
2j
0
2k
0
2l
0
3a
0
3b
0
c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA
3c
0
d. JUMLAH (3a s.d. 3c)
3d
0
4
0
k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA l.
JUMLAH (2a s.d. 2k)
PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF: a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA
b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL
JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)
Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1
178
5
TIDAK DIAUDIT
b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI
4
0
A
a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU
3.
•
0 9 7
2
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)
NAMA AKUNTAN PUBLIK
1.
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
TAHUN PAJAK
F
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas dan Melakukan Pekerjaan
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
HALAMAN 2
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN • PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA • • PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
•
PERHATIAN :
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
0 7
NAMA WAJIB PAJAK
:
G H
BAGIAN B:
F A R
0 0 0 I
2
F A D H
0 9 7 I
0
1
0 1 1 5 BL
5 1 2 1 5
s.d
TH
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
9 9 9 I
2
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas dan Melakukan Pekerjaan
BL
X
TH
F
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
A
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN)
NO.
JENIS USAHA
PEREDARAN USAHA (Rupiah)
NORMA (%)
PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
DAGANG
0
0
2
INDUSTRI
0
0
3
JASA
4
PEKERJAAN BEBAS
5
USAHA LAINNYA
0
0 308.575.000
LIHAT LAMPIRAN
129.969.750
0
0
JUMLAH BAGIAN B
129.969.750
JBB
Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1
BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO. (1)
NAMA DAN NPWP PEMBERI KERJA
PENGHASILAN BRUTO
PENGURANGAN PENGHASILAN BRUTO/BIAYA
PENGHASILAN NETO
(Rupiah)
(Rupiah)
(Rupiah)
(2)
(3)
(4)
(5)
FIRMA HUKUM SAUL GOODMAN 01.011.202.8-098.000
650.000.000
26.000.000
624.000.000
2
0
0
0
3
0
0
0
4
0
0
0
5
0
0
0
6
0
0
1
0 624.000.000
JBC
JUMLAH BAGIAN C
Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2
BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO.
JENIS PENGHASILAN
JUMLAH PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
0
1
BUNGA
2
ROYALTI
0
3
SEWA
0
4
PENGHARGAAN DAN HADIAH
0
5
KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA
0
6
PENGHASILAN LAINNYA
0 JUMLAH BAGIAN D
0
JBD Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke -
1
dari
1
halaman Lampiran -II
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
179
1770 - II
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN :
•
NAMA WAJIB PAJAK
NO
(1)
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
BAGIAN A :
LAMPIRAN - II
TAHUN PAJAK
F
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas dan Melakukan Pekerjaan
:
0 7
:
G H
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
9 9 9 I
F A R
0 0 0 I
2
•
I
0
0 1 1 5
BL
BERI TANDA " X " DALAM
0
0
1
5 1 2 1 5
s.d
TH
PEMBUKUAN
0 9 7
F A D H
2
BL
X
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
A
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
NAMA PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK (2)
NPWP PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK (3)
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN NOMOR (4)
JENIS PAJAK : PPh PASAL 21/ 22/23/24/26/DTP *)
JUMLAH PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT (Rupiah)
(6)
(7)
TANGGAL (5)
PT SUSU SEGAR
01.001.002.7-098.000
76/XII/2015
10/12/2015
21
FIRMA HUKUM SAUL GOODMAN
01.011.202.8-098.000
45/XII/2015
09/12/2015
21
3.750.000
1
2
107.900.000
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
0 10
0 11
0 12
0 13
0 14
0
15 dst
JUMLAH BAGIAN A
111.650.000
JBA
Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15
*)
- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah - Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP) - Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri (lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
180
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke -
1
dari
1 halaman Lampiran-II
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas dan Melakukan Pekerjaan FORMULIR
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :
•
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL BERSIFAT FINAL PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
DAN/ATAU
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
NPWP
:
0 7
NAMA WAJIB PAJAK
:
G H I F A R I
BAGIAN A :
TAHUN PAJAK
LAMPIRAN - III
1770 - III
9 9 9
0 0 0
2
0 9 7
2
0
1
0 1 1 5
s.d
1 2 1 5
TH
BL
BL
X
PEMBUKUAN
•
5
BERI TANDA " X " DALAM
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
F A D H I A
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL DASAR PENGENAAN PAJAK/PENGHASILAN BRUTO
JENIS PENGHASILAN
NO
(2)
(1)
PPh TERUTANG (Rupiah) (4)
(3)
1.
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA NEGARA
0
0
2.
BUNGA/DISKONTO OBLIGASI
0
0
3.
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK
0
0
4.
HADIAH UNDIAN
0
0
5.
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS
0
0
6.
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD
0
0
7.
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
8.
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA SERAH
0
0
9.
SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
77.500.000
7.750.000
10. USAHA JASA KONSTRUKSI
0
0
11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM
0
0
0
0
14. DIVIDEN
0
0
15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA
0
0
12.
F
BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI
13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF
16.
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
0
0 7.750.000
17. JUMLAH (1 s.d. 16)
BAGIAN B :
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
NO
SUMBER/JENIS PENGHASILAN
PENGHASILAN BRUTO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
1.
BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH
0
2.
WARISAN
0
3.
BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI
0
4.
KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA
0
5.
BEASISWA
0
6.
PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
0
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
0
JBB
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH (Rupiah)
PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
0
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
181
LAMPIRAN - IV
1770 - IV
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN
•
HARTA PADA AKHIR TAHUN KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
:
0 7
9 9 9
NAMA WAJIB PAJAK
:
G H I
F A R I
BAGIAN A :
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
NPWP
0 0 0
2
0
0 1
1
1 5
s.d
PEMBUKUAN
X
BL
TH
5 1
BL
2
1 5 TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
BERI TANDA " X " DALAM
0 9 7
F A D H I
2
TAHUN PAJAK
F
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas dan Melakukan Pekerjaan
0 0 0
A
HARTA PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE HARTA
NAMA HARTA
TAHUN PEROLEHAN
HARGA PEROLEHAN (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
061
Rumah Luas 150 m², Jl. Jalan 450, Jakarta
2013
775.000.000
NOP 10.32.232.320.071.0164.2
2
062
525.000.000
NOP 10.31.230.032.008.0165.1
043
Tanah Luas 100 m², Jl Kemerdekaan, Jakarta Mobil MPV
2014
3
2012
350.000.000
NO BPKB: JKT-075533
4
043
Mobil Sedan
2015
275.000.000
NO BPKB: JKT-086626
5
042
Sepeda Motor
2012
162.500.000
NO BPKB: JKT-176635
6
055
Furnitur
2011
50.000.000
KETERANGAN (6)
7
0
8
0
9
0 0 2.137.500.000
10 dst
JUMLAH BAGIAN A
BAGIAN B :
JBA
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE UTANG
(1)
(2)
1
101
NAMA PEMBERI PINJAMAN
ALAMAT PEMBERI PINJAMAN
TAHUN PEMINJAMAN
(4)
(5)
JALAN JENDERAL SUDIRMAN NO.12, JAKARTA SELATAN
2010
(3)
BANK A
JUMLAH (Rupiah) (6)
275.000.000
2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
275.000.000
JBB
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NO.
NAMA ANGGOTA KELUARGA
NIK
HUBUNGAN KELUARGA
(1)
(2)
(3)
(4)
PEKERJAAN (5)
1
INDAH KIRANI
6203076606800001
ISTRI
DOKTER GIGI
2
ANANDA FADHIA
6203071311060001
ANAK
PELAJAR
3
ADINDA FADHIA
6203074312130001
ANAK
4 5 dst JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
182
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke-
1
dari
1
halaman Lampiran-IV
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas dan Melakukan Pekerjaan
F
LAMPIRAN PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO BERDASARKAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO Nama NPWP Alamat No.
: GHIFARI FADHIA : 07.999.000.2-097.000 : JL. JALAN NO.450, JAKARTA Jenis Pekerjaan Bebas
1 KONSULTAN HUKUM 2 DOKTER GIGI 3 BINTANG IKLAN Jumlah
Penghasilan Bruto
Norma
Penghasilan Neto
101.850.000
51%
56.725.000
45%
51.943.500 25.526.250
150.000.000
35%
52.500.000
308.575.000
129.969.750
Tanda Tangan, Nama dan Cap
GHIFARI FADHIA
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
183
Pengisian Formulir 1770 WP OP Melakukan Pekerjaan Bebas dan Melakukan Pekerjaan Bebas
F
LAMPIRAN PENGHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA No.
Uraian
Penghasilan Neto
(1)
(2)
(3)
A
PENGHASILAN NETO 1
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS A. KONSULTAN HUKUM B. DOKTER GIGI
51.943.500 25.526.250 624.000.000
2
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
3
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
-
4
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI
-
5
ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB
6
JUMLAH ( 1 + 2 + 3 + 4 - 5 )
7
KOMPENSASI KERUGIAN
8
JUMLAH PENGHASILAN NETO ( 6 - 7 )
701.469.750 701.469.750 81.000.000
B
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
C
PENGHASILAN KENA PAJAK [ A8 - C ]
620.469.750
D
PAJAK PENGHASILAN TERUTANG
125.117.250
E
PPh YANG DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN 1
PPh PASAL 21
2
PPh PASAL 23
3
JUMLAH (1 + 2)
F
PPH YANG DIBAYAR SENDIRI (D - E3)
G
ANGSURAN PPh PASAL 25 UNTUK TAHUN PAJAK 2016 (F DIBAGI 12)
107.900.000 107.900.000 17.217.250 1.434.771
GHIFARI FADHIA
184
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan Pekerjaan Bebas , dan Melakukan Pekerjaan SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN :
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
IDENTITAS
PERHATIAN
•
TAHUN PAJAK
FORMULIR
1770
• • • •
DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS; DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
1
0
8
NAMA WAJIB PAJAK
:
M
I
K A
JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS
:
P E G A W A
I
NO. TELEPON/FAKSIMILI
:
0
0
STATUS KEWAJIBAN PERPAJAKAN SUAMI-ISTERI
:
NPWP ISTERI/SUAMI
:
2
5
1
KK
8
8
4
1
1
1
K H A
I
R A N
7
HB
7
2
PH
BL
1 5
s.d
5 1 2
TH
1
BL
X PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
4
0
9
5 TH
G
PENCATATAN
7
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
0
0
9
6
I
S W A S T A 0
0 1
SPT PEMBETULAN KE - …….
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
2 0 1
2
KLU :
3
0
4
/
MT
Permohonan perubahan data disampaikan terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ini, dengan menggunakan Formulir Perubahan Data Wajib Pajak dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan. *) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat petunjuk pengisian halaman 3)
A. PENGHASILAN NETO B. PENGHASILAN KENA PAJAK C. PPh TERUTANG D. KREDIT PAJAK E. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR
1
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]
1.347.500.000 1.200.000.000 25.000.000 0 2.572.500.000 0 2.572.500.000
2.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
3.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
4.
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI
5.
JUMLAH PENGHASILAN NETO (1 + 2 + 3 + 4)
6.
………………………………………………………………………………………………………………………….. ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB
7.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB ( 5- 6)
7
8.
KOMPENSASI KERUGIAN
8
9.
JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH KOMPENSASI KERUGIAN (7 - 8)
2
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]
3
[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian D Kolom 3]
4
[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat petunjuk pengisian]
5 6
9
10.
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
11.
PENGHASILAN KENA PAJAK (9 -10)
12.
PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh X ANGKA 11)
13.
PENGEMBALIAN/PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN
14.
JUMLAH PPh TERUTANG ( 12 + 13)
15.
PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH [Diisi dari formulir 1770 -II Jumlah Bagian A Kolom 7]
16. 17.
18.
F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
RUPIAH *)
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
1.
19.
21.
0
K/
10
K/I/
11
[Bagi Wajib Pajak dengan status PH / MT diisi dari Lampiran Perhitungan PPh Terutang sebagaimana dimaksud dalam bagian G: Lampiran huruf i]
X
a.
PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI
b.
PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT
PPh YANG DIBAYAR SENDIRI
a.
X
(14-15)
a.
PPh PASAL 25 BULANAN
b.
STP PPh PASAL 25 (HANYA POKOK PAJAK)
PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29) PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)
15
306.900.000
16
399.050.000
17b
360.000.000 0
18
360.000.000
19
39.050.000
17a
(16-18)
PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 19.b mohon
14
705.950.000 0 705.950.000
12 13
JUMLAH KREDIT PAJAK (17a+17b)
b. 20.
TK /
TGL LUNAS
2
4
0
tgl
3
1
bln
6 thn
0 2.572.500.000 36.000.000 2.536.499.250
a.
DIRESTITUSIKAN
c.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17C (WP dengan Kriteria Tertentu)
b.
DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
d.
DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17D (WP yang Memenuhi Persyaratan Tertentu)
ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA DIHITUNG SEBESAR
21
DIHITUNG BERDASARKAN :
a.
1/12 X JUMLAH PADA ANGKA 16
c.
b.
PERHITUNGAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU
X
32.629.167
PERHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI
G. LAMPIRAN
SELAIN FORMULIR 1770 - I SAMPAI DENGAN 1770 - IV (BAIK YANG DIISI MAUPUN YANG TIDAK DIISI) HARUS DILAMPIRKAN PULA :
X
SURAT KUASA KHUSUS (BILA DIKUASAKAN)
g.
b.
X
SSP LEMBAR KE-3 PPh PASAL 29
h.
............................................................................................................................
c.
X
NERACA DAN LAP. LABA RUGI / REKAPITULASI BULANAN PEREDARAN BRUTO DAN/ATAU PENGHASILAN LAIN DAN BIAYA
i.
PERHITUNGAN PPh TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK DENGAN STATUS PERPAJAKAN PH ATAU MT
PERHITUNGAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL
j.
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN DAN PEMBAYARAN PPh PASAL 25 (KHUSUS UNTUK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU)
a.
d. e.
X
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN OLEH PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI
f.
X
FOTOKOPI FORMULIR 1721-A1 DAN/ATAU 1721-A2 ( 1 .LEMBAR)
PERHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA
DAFTAR JUMLAH PENGHASILAN BRUTO DAN PEMBAYARAN PPh FINAL BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PER MASA PAJAK DAN PER TEMPAT USAHA
k. l.
............................................................................................................................
PERNYATAAN Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
X
WAJIB PAJAK
NAMA LENGKAP :
M
I
NPWP
1
0
:
K A 8 8
KUASA
TANGGAL:
2 I
K H A
I
R A N
8
1
1
1
4
5 0
0 9
7
3 0
2
0
0
0
1
TANDA TANGAN
6
F.1.1.32.16
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
185
HALAMAN 1
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN:
•
PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
NPWP
:
1 0
NAMA WAJIB PAJAK
:
M I
BAGIAN A:
PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN
: :
NPWP AKUNTAN PUBLIK NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK NPWP KANTOR AKUNTAN PUBLIK NAMA KONSULTAN PAJAK NPWP KONSULTAN PAJAK NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK NPWP KANTOR KONSULTAN PAJAK
2.
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
8 8 8 K A
1 1 1
K H A
4
I R A N
DIAUDIT
OPINI AKUNTAN :
1
0 1 1 5 BL
X
BL
PEMBUKUAN
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
TIDAK DIAUDIT
: : : : :
: :
RUPIAH
PENGHASILAN DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL : a. PEREDARAN USAHA
1a
6.250.000.000
b. HARGA POKOK PENJUALAN
1b
4.750.000.000
c. LABA/RUGI BRUTO USAHA (1a - 1b)
1c
1.500.000.000
d. BIAYA USAHA
1d
352.500.000
e. PENGHASILAN NETO (1c - 1d)
1e
1.147.500.000
PENYESUAIAN FISKAL POSITIF 2a
0
2b
0
2c
0
2d
0
2e
0
2f
0
g. GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMILIK / ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
2g
0
h. SANKSI ADMINISTRASI
2h
0 0
ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANNYA
DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA YANG DIBAYAR OLEH WAJIB PAJAK
c. PENGGANTIAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ATAU JASA YANG DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA ATAU KENIKMATAN
d. JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN
e. HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN f.
PAJAK PENGHASILAN
i.
SELISIH PENYUSUTAN/AMORTISASI KOMERSIAL DIATAS PENYUSUTAN/ AMORTISASI FISKAL
2i
j.
BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
2j
0
2k
200.000.000
2l
200.000.000
3a
0
3b
0
c. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA
3c
0
d. JUMLAH (3a s.d. 3c)
3d
0
4
1.347.500.000
k. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA l.
JUMLAH (2a s.d. 2k)
PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF: a. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK TETAPI TERMASUK DALAM PEREDARAN USAHA
b. SELISIH PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN AMORTISASI FISKAL
JUMLAH BAGIAN A (1e + 2l - 3d)
Pindahkan Jumlah Bagian A (angka 4) ke Formulir 1770 Angka 1
186
5 1 2 1 5
s.d
TH
BERI TANDA " X " DALAM
X
b. PREMI ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA, ASURANSI
4
0
I
a. BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WAJIB PAJAK ATAU
3.
•
0 9 7
2
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN)
NAMA AKUNTAN PUBLIK
1.
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
TAHUN PAJAK
G
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan Pekerjaan Bebas, dan Melakukan Pekerjaan
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
HALAMAN 2
LAMPIRAN - I
1770 - I
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
•
PERHATIAN :
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN • PENGHITUNGAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN • PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN • PENGHITUNGAN PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA • •
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
1 0
NAMA WAJIB PAJAK
:
M I
8 8 8
1 1 1
K H A
I
4
R A N
0
0 9 7
1
0 1 1 5 BL
X
5 1 2 1 5
s.d
TH
BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
K A
2
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan Pekerjaan Bebas ,dan Melakukan Pekerjaan
TH
G
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
I
BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS (BAGI WAJIB PAJAK YANG MENYELENGGARAKAN PENCATATAN) NO.
JENIS USAHA
PEREDARAN USAHA (Rupiah)
NORMA (%)
PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
DAGANG
0
0
2
INDUSTRI
0
0
3
JASA
0
0
4
PEKERJAAN BEBAS
0
0
5
USAHA LAINNYA
0
0
JUMLAH BAGIAN B
0
JBB Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1
BAGIAN C : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NAMA DAN NPWP PEMBERI KERJA
PENGHASILAN BRUTO
PENGURANGAN PENGHASILAN BRUTO/BIAYA
PENGHASILAN NETO
(Rupiah)
(Rupiah)
(Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
1
PT TELE RAKINDO 04.562.888.0-099.000
NO.
(5)
1.206.000.000
6.000.000
1.200.000.000
2
0
0
0
3
0
0
0
4
0
0
0
5
0
0
0
6
0
0
0 1.200.000.000
JBC
JUMLAH BAGIAN C
Pindahkan Jumlah Bagian C Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 2
BAGIAN D : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA (TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL) NO.
JENIS PENGHASILAN
JUMLAH PENGHASILAN NETO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
1
BUNGA
0
2
ROYALTI
0
3
SEWA
0
4
PENGHARGAAN DAN HADIAH
0
5
KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA
6
PENGHASILAN LAINNYA
25.000.000 0
JUMLAH BAGIAN D
25.000.000
JBD
Pindahkan Jumlah Bagian D ke Formulir 1770 Angka 3 JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke -
1
dari
1
halaman Lampiran -II
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
187
1770 - II
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN :
•
LAMPIRAN - II
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
1 0
NAMA WAJIB PAJAK
:
M I
BAGIAN A :
NO
(1)
TAHUN PAJAK
G
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan Pekerjaan Bebas ,dan Melakukan Pekerjaan
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
8 8 8 K A
1 1 1
K H A
4
•
0 1 1 5
BL
X
0
0
1
5 1 2 1 5
s.d
TH
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
0 9 7
I R A N
2 0
BL
TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0
I
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh DITANGGUNG PEMERINTAH
NAMA PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK (2)
NPWP PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK (3)
BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN NOMOR (4)
JENIS PAJAK : PPh PASAL 21/ 22/23/24/26/DTP *)
JUMLAH PPh YANG DIPOTONG / DIPUNGUT (Rupiah)
(6)
(7)
TANGGAL (5)
PT TELE RAKINDO
04.562.888.0-099.000
376/XII/2015
10/12/2015
21
292.400.000
PT KAKATUA SINEMA
01.111.202.8-098.000
145/XII/2015
09/12/2015
21
10.000.000
DINAS PERHUBUNGAN KOTA BOGOR
00.765.755.4-491.000
656/XI/2015
13/11/2015
22
4.500.000
1
2
3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
0 10
0 11
0 12
0 13
0 14
0
15 dst
JUMLAH BAGIAN A
306.900.000
JBA
Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15
*)
- DTP = PPh Ditanggung Pemerintah - Kolom (6) diisi dengan pilihan sebagai berikut : 21 / 22 / 23 / 24 /26/ DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP) - Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri (lihat petunjuk pengisian tentang Lampiran II Bagian A dan Induk SPT angka 4)
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
188
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke -
1
dari
1 halaman Lampiran-II
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan Pekerjaan Bebas ,dan Melakukan Pekerjaan FORMULIR
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :
•
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL BERSIFAT FINAL PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
DAN/ATAU
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
1 0
NAMA WAJIB PAJAK
:
M I
BAGIAN A :
TAHUN PAJAK
LAMPIRAN - III
1770 - III
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
8 8 8 K A
1 1 1
4
0 9 7
•
2
0
1
0 1 1 5 X
s.d
TH
BL
5 1 2 1 5 BL
PEMBUKUAN
BERI TANDA " X " DALAM
TH
PENCATATAN (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
0 0 0
K H A I R A N I
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL JENIS PENGHASILAN
NO
DASAR PENGENAAN PAJAK/PENGHASILAN BRUTO
PPh TERUTANG (Rupiah)
(3)
(4)
(2)
(1)
1.
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT BERHARGA NEGARA
2.
484.000.000
96.800.000
BUNGA/DISKONTO OBLIGASI
0
0
3.
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK
0
0
4.
HADIAH UNDIAN
0
0
5.
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN YANG DIBAYAR SEKALIGUS
0
0
6.
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD
0
0
7.
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
0
0
8.
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUNAN GUNA SERAH
0
0
9.
SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
25.000.000
2.500.000
10. USAHA JASA KONSTRUKSI
0
0
11. PENYALUR/DEALER/AGEN PRODUK BBM
0
0
0
0
14. DIVIDEN
0
0
15. PENGHASILAN ISTERI DARI SATU PEMBERI KERJA
0
0
12.
G
BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI
13. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF
16.
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
0
0 99.300.000
17. JUMLAH (1 s.d. 16)
BAGIAN B :
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
NO
SUMBER/JENIS PENGHASILAN
PENGHASILAN BRUTO (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
1.
BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH
0
2.
WARISAN
0
3.
BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI
0
4.
KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA
0
5.
BEASISWA
0
6.
PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
0
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
0
JBB
PENGHASILAN ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH (Rupiah)
PENGHASILAN NETO ISTERI/SUAMI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
0
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
189
LAMPIRAN - IV
1770 - IV
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN
•
HARTA PADA AKHIR TAHUN KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP
:
1 0
NAMA WAJIB PAJAK
:
M I
BAGIAN A :
TAHUN PAJAK
G
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan Pekerjaan Bebas ,dan Melakukan Pekerjaan
K A
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
8 8 8
1 1 1
K H A
I
4
2 0 X
BL
0 1
1
5
PEMBUKUAN
5 1
s.d
BL
2
1 5 TH
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
BERI TANDA " X " DALAM
0 9 7
TH
1
0 0 0
R A N I
HARTA PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE HARTA
NAMA HARTA
TAHUN PEROLEHAN
HARGA PEROLEHAN (Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
061
2011
2
061
3
043
Rumah, Jalan Jalak Harupat XII No.4A, Bogor Apartemen Taman Gatot Subroto A11-1116, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Mobil Sedan
4
043
5
KETERANGAN (6)
2.000.000.000
NOP 47.32.109.250.046.0654.2
2010
500.000.000
NOP 09.31.230.032.008.0165.1
2011
3.000.000.000
NO BPKB: JKT-075522
Mobil Sedan
2010
360.000.000
NO BPKB: JKT-086699
042
Sepeda Motor
2010
11.000.000
NO BPKB: JKT-176676
6
042
Sepeda Motor
2014
16.000.000
NO BPKB: JKT-176786
7
014
Deposito Bank ABC
2012
2.000.000.000
NO REK: 76.000.9767.4
8
012
Tabungan Bank ABC
2014
200.000.000
NO REK: 76.000.7876.6
9
055
Peralatan Usaha
2012
50.000.000
10 dst
043
Mobil Box
2012
290.000.000 8.427.000.000
NO BPKB: JKT-076746
ALAMAT PEMBERI PINJAMAN
TAHUN PEMINJAMAN
JUMLAH (Rupiah)
(4)
(5)
(6)
JALAN JENDERAL SUDIRMAN NO.44, JAKARTA SELATAN
2012
JUMLAH BAGIAN A
BAGIAN B :
JBA
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE UTANG
(1)
(2)
1
101
NAMA PEMBERI PINJAMAN (3)
Tiara Finance
50.000.000
2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
50.000.000
JBB
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NO.
NAMA ANGGOTA KELUARGA
NIK
HUBUNGAN KELUARGA
PEKERJAAN
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 2 3 4 5 dst JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
190
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Halaman ke-
1
dari
2
halaman Lampiran-IV
LAMPIRAN - IV
1770 - IV
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• • •
KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN
•
HARTA PADA AKHIR TAHUN KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
•
SEBELUM MENGISI BACALAH PETUNJUK PENGISIAN
NPWP NAMA WAJIB PAJAK
BAGIAN A :
:
1 0
:
M I
K A
•
ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
8 8 8
1 1 1
K H A
I
4
R A N
2
TAHUN PAJAK
FORMULIR
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan Pekerjaan Bebas ,dan Melakukan Pekerjaan 0 X
BL
0 1
1
5
PEMBUKUAN
5 1
s.d
BL
2
TH
G
0 0 0
I
HARTA PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE HARTA
NAMA HARTA
TAHUN PEROLEHAN
HARGA PEROLEHAN (Rupiah)
KETERANGAN
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
8.427.000.000
1 2
1 5
PENCATATAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
BERI TANDA " X " DALAM
0 9 7
TH
1
Persediaan Sparepart
059
2015
500.000.000
3
0
4
0
5
0
6
0
7
0
8
0
9
0 0 8.927.000.000
10 dst
JUMLAH BAGIAN A
BAGIAN B :
JBA
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
NO.
KODE UTANG
(1)
(2)
NAMA PEMBERI PINJAMAN
ALAMAT PEMBERI PINJAMAN
TAHUN PEMINJAMAN
JUMLAH (Rupiah)
(4)
(5)
(6)
(3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst
JUMLAH BAGIAN B
BAGIAN C :
-
JBB
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA
NO.
NAMA ANGGOTA KELUARGA
NIK
HUBUNGAN KELUARGA
PEKERJAAN
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 2 3 4 5 dst JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Halaman ke-
2
dari
2
halaman Lampiran-IV
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
191
Pengisian Formulir 1770 WP OP Menjalankan Usaha, Melakukan Pekerjaan Bebas ,dan Melakukan Pekerjaan
G
LAMPIRAN PENGHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA No.
Uraian
Penghasilan Neto
(1)
(2)
(3)
A
PENGHASILAN NETO 1
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS A. USAHA SPAREPART B. ARTIS
1.147.500.000 200.000.000 1.200.000.000
2
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
3
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
-
4
PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI
-
5
ZAKAT / SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG BERSIFAT WAJIB
6
JUMLAH ( 1 + 2 + 3 + 4 - 5 )
7
KOMPENSASI KERUGIAN
8
JUMLAH PENGHASILAN NETO ( 6 - 7 )
B
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
C
PENGHASILAN KENA PAJAK [ A8 - C ]
D
PAJAK PENGHASILAN TERUTANG
E
PPh YANG DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN 1
PPh PASAL 21
2
PPh PASAL 23
3
JUMLAH (1 + 2)
F
PPH YANG DIBAYAR SENDIRI (D - E3)
G
ANGSURAN PPh PASAL 25 UNTUK TAHUN PAJAK 2016 (F DIBAGI 12)
2.547.500.000 2.547.500.000 36.000.000 2.511.500.000 698.450.000 302.400.000 4.500.000 306.900.000 391.550.000 32.629.167
MIKA KHAIRANI
192
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
QUESTIONS AND ANSWERS
5
1. Kapan Wajib Pajak orang pribadi wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP? Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lama pada akhir bulan berikutnya setelah penghasilan Wajib Pajak tersebut pada suatu bulan yang disetahunkan telah melebihi PTKP. Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lambat satu bulan setelah saat usaha, atau pekerjaan bebas nyata-nyata mulai dilakukan. 2. Jika Wajib Pajak orang pribadi memiliki usaha toko di beberapa kota yang berbeda, ke KPP mana orang pribadi tersebut mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP? Wajib Pajak OPPT atau orang pribadi lainnya yang menjalankan usaha, selain wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, juga wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha tersebut, untuk memperoleh NPWP Cabang bagi setiap tempat usaha. 3. Jika dalam satu wilayah kerja KPP terdapat dua tempat kegiatan usaha, apakah Wajib Pajak OPPT atau orang pribadi lainnya yang menjalankan usaha tersebut harus mendaftarkan kedua tempat usaha tersebut untuk mendapatkan dua NPWP? Ya. Wajib Pajak orang pribadi tersebut wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP Cabang bagi setiap tempat usaha, termasuk jika kedua tempat usaha tersebut berada di wilayah kerja KPP yang sama. 4. Apakah artis cilik yang menerima atau memperoleh penghasilan harus memiliki NPWP sendiri? Anak yang belum dewasa harus melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak Kepala Keluarga. 5. Siapa saja kah yang dikategorikan sebagai anak yang belum dewasa? Anak yang belum dewasa adalah anak yang belum berumur delapan belas tahun dan belum pernah menikah.
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
193
Questions and Answers 6. Untuk wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP, kemudian menikah tanpa membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan, serta tidak ingin melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari suaminya, bagaimana dengan NPWP yang telah dimilikinya? Wanita kawin tersebut wajib mengajukan permohonan penghapusan NPWP yang dimilikinya sebelum menikah. Wanita kawin yang tidak menghendaki untuk melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan terpisah dari suaminya, harus melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya menggunakan NPWP suami atau kepala keluarga. 7. Bagaimana ketentuan pengurangan pembayaran zakat pada penghasilan neto? Pengurangan zakat/sumbangan wajib agama dari penghasilan neto pada SPT Tahunan orang pribadi harus dibuktikan dengan dokumen pembayaran kepada lembaga amil zakat atau lembaga keagamaan yang disahkan oleh Pemerintah. Daftar lembaga amil zakat atau lembaga keagamaan tersebut dapat dilihat pada Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2012 tentang Perubahan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-33/PJ/2011 tentang Badan/Lembaga yang Dibentuk atau Disahkan oleh Pemerintah yang Ditetapkan Sebagai Penerima Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto. 8. Bagaimana mengetahui besaran persentase norma penghitungan penghasilan neto yang sesuai dengan pekerjaan/profesi yang saya lakukan? Besaran persentase norma penghitungan penghasilan neto didasarkan kepada Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-536/PJ./2000 tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto. Mulai 1 Januari 2016, ketentuan yang berlaku yaitu Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2015 tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto. 9. Bagaimana pengenaan PPh atas transaksi saham yang dilakukan di luar bursa? Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1997 hanya mengatur tentang pengenaan PPh atas transaksi saham yang dilakukan di Bursa Efek. Untuk transaksi penjualan saham yang dilakukan di luar bursa berlaku ketentuan umum UU PPh, yaitu atas keuntungan penjualan harta berupa saham (capital gain) wajib dikenai tarif umum Pasal 17 UU PPh dan wajib dilaporkan dalam SPT Tahunan orang pribadi yang bersangkutan.
194
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Questions and Answers 10. Bagaimanakah penerapan PTKP bagi warisan yang belum terbagi? Tidak ada PTKP untuk warisan yang belum terbagi. PTKP melekat pada masing-masing ahli waris yang telah melaporkan SPT Tahunan. 11. Bagaimana jika Wajib Pajak orang pribadi yang dikenai PPh berdasarkan PP 46 Tahun 2013, di tahun berjalan ternyata omzetnya melebihi Rp4,8 miliar? Wajib Pajak orang pribadi tersebut tetap dikenai PPh berdasarkan PP 46/2013 sampai dengan akhir tahun pajak, namun di tahun berikutnya dikenai PPh berdasarkan ketentuan tarif umum Pasal 17 UU PPh. 12. Bagaimana pelaksanaan kewajiban PPh Wajib Pajak orang pribadi karyawan yang bekerja sebagai karyawan pada badan yang tidak wajib melakukan pemotongan PPh, misalnya kantor perwakilan negara asing? Orang pribadi dalam negeri yang menerima atau memperoleh penghasilan di atas PTKP sehubungan dengan pekerjaan dari badan-badan yang tidak wajib melakukan pemotongan PPh Pasal 21 wajib memiliki NPWP, melaksanakan sendiri penghitungan dan pembayaran PPh yang terutang dalam tahun berjalan, dan melaporkan penghitungan dan pembayaran PPh yang terutang dalam tahun berjalan dalam SPT Tahunan. 13. Bagaimana ketentuan biaya jabatan bagi karyawan yang mendapatkan atau memperoleh penghasilan dari dua pemberi kerja? Jumlah biaya jabatan untuk penghasilan dari setiap pemberi kerja adalah sebesar 5% dari penghasilan bruto dengan jumlah setinggi-tingginya Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah) atau Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) dalam sebulan, yang dihitung menurut banyaknya bulan perolehan dalam tahun yang bersangkutan. Apabila Wajib Pajak menerima penghasilan dari dua pemberi kerja, maka jumlah biaya jabatan yang dapat dikurangkan adalah penjumlahan biaya jabatan dari setiap Formulir 1721-A1 atau 1721-A2. 14. Bagaimana jika tanggal jatuh tempo pembayaran pajak jatuh pada hari libur? Jika tanggal jatuh tempo pembayaran pajak jatuh pada hari libur atau hari libur Nasional, pembayaran atau penyetoran dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak 195
Questions and Answers 15. Apakah pembayaran pajak dengan menggunakan Billing System merupakan pembayaran pajak yang sah? Pembayaran pajak dengan cara elektronik menggunakan Billing System merupakan bukti pembayaran pajak yang sah yang dipersamakan dengan SSP, sepanjang didapatkan kode Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN). 16. Bagaimanakah cara pembayaran PPh final berdasarkan PP 46/2013 melalui ATM? Masuk ke menu bayar -> pajak -> PPh Final bruto tertentu -> masukkan NPWP -> konfirmasi NPWP -> masukkan masa pajak -> masukkan PPh terutang -> konfirmasi pembayaran. 17. Jika Wajib Pajak orang pribadi yang dikenai PPh berdasarkan PP 46/2013, memiliki beberapa tempat usaha yang terdaftar di KPP yang berbeda, bagaimana ketentuan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2)nya? Wajib Pajak orang pribadi tersebut wajib melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 1% (satu persen) dari jumlah peredaran bruto untuk masingmasing tempat kegiatan usaha. 18. Apakah mengisi SPT Tahunan selalu berarti membayar Pajak Penghasilan? Orang pribadi yang mengisi SPT Tahunan tidak selalu membayar PPh. Orang pribadi yang diwajibkan membayar PPh nya apabila yang bersangkutan dalam perhitungan pada formulir induknya dinyatakan "PPh kurang bayar". 19. Bagaimanakah cara pelaporan SPT Tahunan WP OP melalui e-filing? Dan bagaimanakah cara permintaan e-fin? a. mengajukan permohonan e-fin ke KPP terdekat yang merupakan nomor identitas WP bagi pengguna e-filing. b. mendaftarkan diri sebagai WP e-filing di situs DJP paling lama 30 hari kalender sejak diterbitkannya e-fin. c. cara melaporkan SPT Tahunan melalui e-filing hanya dengan 4 (empat) prosedur saja yaitu: Mengisi e-SPT pada aplikasi e-filing pada situs DJP. Meminta kode verifikasi untuk pengiriman e-SPT, yang akan dikirimkan melalui email atau SMS. Mengirim SPT secara online dengan mengisikan kode verifikasi Notifikasi status e-SPT dan bukti penerimaan elektronik akan diberikan kepada WP melalui email.
196
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Questions and Answers 20.Apakah sebagai suami yang membelikan rumah dengan sertifikat hak milik atas nama isteri harus melaporkan harta tersebut di SPT orang pribadi (suami)? Jika status perpajakannya adalah KK, maka harta tersebut tetap dilaporkan dalam SPT Tahunan suami. 21. Bagaimana pengenaan PPh bersifat final? Pengenaan PPh bersifat final berarti bahwa atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dikenai PPh dengan tarif tertentu berdasarkan Peraturan Pemerintah, dan penghasilan yang dikenai PPh bersifat final ini tidak perlu dihitung lagi PPh-nya di SPT Tahunan untuk dikenai tarif umum bersamasama dengan penghasilan lainnya. PPh bersifat final yang sudah dipotong atau dibayar tersebut juga bukan merupakan kredit pajak di SPT Tahunan. 22.Apa perbedaan kewajiban PPh Pasal 4 ayat (2) final dengan kewajiban BPHTB pada saat transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan? PPh Pasal 4 ayat (2) final dikenakan kepada penerima penghasilan dari transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, sedangkan BPHTB dikenakan terhadap penerima hak atas tanah dan/atau bangunan. Dalam kasus jual beli rumah, PPh Pasal 4 ayat (2) dikenakan terhadap penjual dan BPHTB dikenakan terhadap pembeli. 23. Apa maksud dari frase "kegiatan sejenis lainnya" di PP 46 Tahun 2013? Frase "kegiatan sejenis lainnya" hanya mengacu ke penjelasan pasal 2 ayat (2) huruf k PP 46 tahun 2013 dan pasal 2 ayat (3) huruf k PMK-107/PMK.011/2013. Ini untuk mengantisipasi jika nantinya terdapat kegiatan yang sejenis dengan MLM dan direct selling. 24.Bagaimana perlakuan Pajak Penghasilan atas sumbangan? a. jika sumbangan tersebut masuk kategori bukan objek pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3) UU PPh maka bagi pihak yang menerima bukan merupakan penghasilan, sehingga bagi pihak yang memberi tidak dapat dibiayakan. b. jika sumbangan tersebut tidak termasuk kategori bukan objek pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3) UU PPh atau jika ada hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, ataupun penguasaan, maka bagi pihak yang menerima merupakan penghasilan sehingga bagi pihak yang memberikan dapat diakui sebagai biaya.
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak 197
Questions and Answers
25.Apakah yang dimaksud dengan warisan yang belum terbagi? Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subjek pajak pengganti, menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris. Penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajak pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan. Misalnya, seorang Bapak memiliki toko yang omzet setahunnya Rp4M meninggal dunia pada Mei 2015, dan sampai dengan akhir 2015, toko tersebut belum diwariskan ke ahli warisnya. maka di sini warisan yang berupa toko tersebut masuk dalam kategori warisan yg belum terbagi dan menurut UU menjadi subjek pajak. Atas penghasilan dari toko tersebut yang omzetnya Rp4M masih dapat dikenakan pajak karena syarat subjek pajak dan objek pajak terpenuhi. Tapi bila toko tersebut diwariskan ke ahli waris, warisan berupa toko tersebut bukan objek pajak. tapi penghasilan yang dihasilkan oleh toko tersebut (omzet Rp4M) merupakan objek pajak. 26.Apakah pengenaan PPh Pasal 4 ayat (2) dan Pajak Daerah terhadap usaha koskosan dapat berarti telah terjadi pengenaan pajak ganda? Tidak, karena PPh Pasal 4 ayat (2) dikenakan terhadap pemilik kos-kosan sebagai penerima penghasilan, sedangkan Pajak Daerah dikenakan terhadap penyewa kos-kosan atas konsumsi yang dilakukannya.
198
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
DAFTAR PERATURAN TERKAIT
4
1. UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2008 2. UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2009 3. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1994 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI TRANSAKSI PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 14 TAHUN 1997 4. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 1994 TENTANG PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2008 5. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 131 TAHUN 2000 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN SERTA DISKONTO SERTIFIKAT BANK INDONESIA 6. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 132 TAHUN 2000 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS HADIAH UNDIAN 7. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN PEMERINTAH NOMOR 29 TAHUN 1996 TENTANG PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN 8. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI KEPADA ANGGOTA KOPERASI ORANG PRIBADI 9. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN BERUPA BUNGA OBLIGASI SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN PEMERITAH NOMOR 100 TAHUN 2013
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
199
Daftar DaftarPeraturan PeraturanTerkait Terkait
4
10. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS DIVIDEN YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM NEGERI 11. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG ZAKAT ATAU SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
12. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU. 13. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/PMK.03/2007 TENTANG BENTUK DAN ISI SURAT PEMBERITAHUAN, SERTA TATA CARA PENGAMBILAN PENGISIAN, PENANDATANGANAN, DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/PMK.03/2014 14. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 184/PMK.03/2007 TENTANG PENENTUAN TANGGAL JATUH TEMPO PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK, PENENTUAN TEMPAT PEMBAYARAN PAJAK, DAN TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK, SERTA TATA CARA PENGANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 242/PMK.03/2014 15. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 253/PMK.03/2008 TENTANG WAJIB PAJAK BADAN TERTENTU SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DARI PEMBELI ATAS PENJUALAN BARANG YANG TERGOLONG SANGAT MEWAH SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 90/PMK.03/2015 16. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 255/PMK.03/2008 TENTANG PENGHITUNGAN BESARNYA ANGSURAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN PAJAK BERJALAN YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI OLEH WAJIB PAJAK BARU, BANK, SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI, BADAN USAHA MILIK NEGARA, BADAN USAHA MILIK DAERAH, WAJIB PAJAK MASUK BURSA DAN WAJIB PAJAK LAINNYA YANG BERDASARKAN KETENTUAN DIHARUSKAN MEMBUAT LAPORAN KEUANGAN BERKALA TERMASUK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGUSAHA TERTENTU
200
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Daftar Peraturan Terkait 17. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 154/PMK.03/2010 TENTANG PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG DAN KEGIATAN DI BIDANG IMPOR ATAU KEGIATAN USAHA DI BIDANG LAIN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 107/PMK.010/2015 18. PERATURAN MENTERI KEUANGAN MOMOR 254/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMBEBANAN ZAKAT ATAU SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATYA WAJIB YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO 19. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 107/PMK.011/2013TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU 20. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK 21. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.010/2015 TENTANG PENETAPAN BAGIAN PENGHASILAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN DARI PEGAWAI HARIAN DAN MINGGUAN SERTA PEGAWAI TIDAK TETAP LAINNYA YANG TIDAK DIKENAKAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN 22. KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 635/KMK.04/1994 TENTANG PELAKSANAAN PEMBAYARAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 243/ PMK.03/2008 23. KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 394/KMK.04/1996 TENTANG PELAKSANAAN PEMBAYARAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/KMK.03/2002.
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
201
4
Daftar DaftarPeraturan PeraturanTerkait Terkait
24. KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG KREDIT PAJAK LUAR NEGERI
NOMOR
164/KMK.03/2002
25. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-4/PJ/2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENCATATAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 26. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-38/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-30/PJ/2015 27. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-34/PJ/2010 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN WAJIB PAJAK BADAN BESERTA PETUNJUK PENGISIANNYA SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-19/PJ/2014 28. P ERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-33/PJ/2011 TENTANG BADAN/LEMBAGA YANG DIBENTUK ATAU DISAHKAN OLEH PEMERINTAH YANG DITETAPKAN SEBAGAI PENERIMA ZAKAT ATAU SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PER-15/PJ/2012 29. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-1/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PEMBEBASAN DARI PEMOTONGAN DAN/ATAU PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN OLEH PIHAK LAIN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-21/PJ/2014 30. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-6/PJ/2011 TENTANG PELAKSANAAN PEMBAYARAN DAN PEMBUATAN BUKTI PEMBAYARAN ATAS ZAKAT ATAU SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
202
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
Daftar Peraturan Terkait
31. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-33/PJ/2011 TENTANG BADAN/LEMBAGA YANG DIBENTUK ATAU DISAHKAN OLEH PEMERINTAH YANG DITETAPKAN SEBAGAI PENERIMA ZAKAT ATAU SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-15/PJ/2012 32. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PEMBEBASAN DARI PEMOTONGAN DAN/ATAU PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB PAJAK YANG DIKENAI PAJAK PENGHASILAN BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 20133 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU 33. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, PELAPORAN USAHA DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK, PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK, SERTA PERUBAHAN DATA DAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK 34. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-37/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENYETORAN PAJAK PENGHASILAN DARI USAHAYANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAKYANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU 35. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2014 TENTANG SISTEM PEMBAYARAN SECARA ELEKTRONIK 36. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-17/PJ/2015 TENTANG NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO 37. PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/ PJ/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN/ATAU PAJAK PENGHASILAN PASAL 26 SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN, JASA, DAN KEGIATAN ORANG PRIBADI
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
203
Daftar DaftarPeraturan PeraturanTerkait Terkait 38. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-536/ PJ./2000TENTANG NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO BAGI WAJIB PAJAK YANG DAPAT MENGHITUNG PENGHASILAN NETO DENGAN MENGGUNAKAN NORMA PENGHITUNGAN 39. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-537/PJ./2000 TENTANG PENGHITUNGAN BESARNYA ANGSURAN PAJAK DALAM TAHUN BERJALAN DALAM HAL-HAL TERTENTU 40. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-227/PJ./2002 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN DAN PEMBAYARAN, SERTA PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/ ATAU BANGUNAN
204
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
TIM PENYUSUN BUKU PEDOMAN PELAKSANAAN KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (BIJAK - ORANG PRIBADI PINTAR PAJAK) Cetakan I - Jakarta 2015 Pengarah: Poltak Maruli John Liberty Hutagaol Penanggung Jawab: Sulistiyo Wibowo Redaktur: Anggrainy Editor: Sudiro Sekretaris: Bambang Eko Nugroho Anis Ria Susanti Desain Grafis dan Fotografi: Samuel Nugroho Tri Utomo Tim Artikel: Sri Indriyanta
Wahyudi
Waskito Eko Nugroho
Abdul Gafur
Aulia Rais
Ikha Yuni Hapsari
Raisita Agus Edward Parulian D.T.I.S Muhammad Shodiq M. Hidayat Taufik Oka Wina Pebrina Sagala Indradi
Irine Diani Tyasnita Daniar Azis Teguh Rulianto Tanti Agustin Ety Rahmawati Adi Putra Tarigan
BIJAK - Orang Pribadi Pintar Pajak
205
PERINGATAN Buku ini merupakan buku panduan yang dipersiapkan DJP bagi Wajib Pajak Orang Pribadi untuk dapat melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar. Buku panduan ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Direktorat Peraturan Perpajakan II. Buku ini senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian antara materi dalam buku ini dengan peraturan perpajakan, maka pelaksanaannya mengacu pada peraturan perpajakan yang berlaku.