LAPORAN AKEIR, IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
PENINI}KATAN DAYA SAING PELAKU USAHA MIKRO ROTAN DI SUMATERA UTARA
Oleh
:
Ketua: Dr. Elisabet Siahaan;SErM.Ec NrDN 0013037802
Anggota: Prof. Dr.Dra. Prihatin Lumbanraja, MSi
NrDN 0013105907 Dra.Asima Yanty Siahaan,M.A.'Ph.I)
NIDN 0026016404
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
NOYEMBER 2015
HALAMAN PENGESAHAN Peningkatan Daya Saing Pelaku Usaha
Judul
Peneliti/['elaksana
Mikro
Dr. ELISABET SIAHAAN SE., M-Ec' Universitas Stunatera Utara 00i 3037802 : Lektor : Manajemen
Narna LengkaP Perguruan Tinggi
NIDN Jabatan Fungsional
Program Studi Nomor HP Alamat surel (e-mail) Anggota (1) Nama Lengkap
'. 081260471617
:
[email protected] . PRTIIATIN LUMBANRAJA .0013i05907 : Universitas Sumatera Utara
NIDN Perguruan Tinggl
r\nggota (2) Nama Lengkap I.IIDN Perguman Tinggi Institusi Mitra (iika ada) i.{ama Institusi Mitra Alarnat
: Dra. ASIMA YANTi S SIAHAAN MA , Ph'D
:0026A$404 : Universitas Sumatera Utara
. Muhammad As'at : Jl.Titi Papan Gg.Pemuda No.12 Medan, Medan Petisah, Medan, Snmatera LItara
.-
Penanggung Jawab Tahun Pelaksanaan Biaya Tahun Berjalan
: Tahun ke 1 dari rencana : Rp 41.000.000,00 : Rp 4i.000.000,00
Biaya Keselumhan
1"y:16l';
1 tahun
Medan, 14 - 11 Ketua,
tll,
N SE., M.Ec.) 197803132A02122041
ion, SE, M.Acc" Ak) 04082002121002 ,{""q5Suad,O41y
76.\! 5UtfiA 16:, +tt.
{1r. Edison Pur 19590105 198601
2A$
i00l
DAFTAR ISI Halaman Pengesahan Daftar Isi
..--...-1l
Ringkasan Prakata B.A.B
""' iii
I.
PENDAHI]LUAN. .....
Situasi.... 1.2 Permasalahan Mitra 1.3 Solusi yangDitawarkan
1.1 Analisis
BABII.TARGETDANLUARAN.. . BAB III. TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi Laporan Keuangan
, .
..
- . .
3.1.1. SAKETAP 3.2. Perhitungan Laba. 3.2.l LabaEkonomi (Economic lncome)..... 3.2.2Laba,q.kuntansi atau LabaBisnis (Accountinglncome).... 3.3 Proses produksi yang Efektif dan Efisien...... 3.4. Pemasaran Produk 3.4.1 Defenisi Pemasaran Produk............,...
................:. 3.4.2Lin$
4.2 Rencana Kegiatan 4.3 Kontribusi Partisipasi Mitra... BAB V.ITASIL YANG DTCAPAI .,.............
BAB VI. KESIMPULANDAN DAT'TAR PUSTAKA Lampiran..
SARAN....
...., 1 ... ...... ..... ...1 .........4 .........5
..
. .
6
......... ......... 7 ......,.7 ... ...7 ....................8 .....,..-...,......,....9
,,....i0 ...... ....."..11 ....."......."...1 1 ....................12 .......14 ...................18 ........ ...........18 .........,.........19 ...........22 ......,,. ..22 ........ ......22 .............23 -..... ............24 .....................28
...34
RINGIGSAN Usaha Mikro mempunyai peran penting cialam pembangunan ekonomi. Disamping kemampuan usaha mikro dalam menyerap tenaga kerja dalam jurrllah yang besar dengan kebutuhan modal investasi yang kecil, usaha mikro juga dapat dengan lleksibel rlenyesuaikan dan menjarvab kondisj pasar yang terus berubah. Pelaku usaha rotan sangat memerlukan perhatian,pelatihan,dan bimbingan dari berbagai pihak, terutama dari akademisj, dalanr bentuk bantuan penyuiuhan dan pelatihan serta birnbingan yang berkelanjutan. Khususnya pada kondisi saat ini, banyak sekali kendala dan tantangan yang mereka hadapi seperti akan rnenyambut MEA ( Masyarakat Ekonomi {SEAN), yang menuntut keunggulan bersaing agar dapat menang bersaing dengan cengusaha lokal dan pengusaha asing. Setelah dilakukan beberapa kali wawancara terhadap para pelaku usaha banyak sekali hal yang perlu di bimbing dan dilatih dan mereka sangat senang dan bangga dengan pelatihan tersebut oleh karena kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi manajerial dan kompetensi kewirausahaan mereka dalam kondisi persaingan yang sangat kompleks. Sebelum dilaksanakan kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam pengabdian ini dilakukan, pelaku usaha belum mengetahui cara membuat pembukuan yang baik, sehingga iiigtgir.i -^.o1,^
ti.l-L LjLi
*-k',1,',^^,'^-^.i-r^*^ri. )ciii5 SiiauiiioLi5. iiuiiiijiji\ijliii
V^^):^: r\ur!urJt
*.-.I.,. i-; ilrl -.---.t-,!-..r!-^.^ ilrtilrE;
r:.'!^.!..
uuaIt
mengetahui besarnya biaya, modal, laba bisnis dan elaba ekonomi, dan bercampumya keuangan pribadi dengan keuangan usaha. Para pelaku usaha tidak mengetahui bagaimana melakukan proses produksi secara efisien dan efektif, sehingga melakukan kegiatan secara boros. Pelaku usaha masih memiliki mental pekerja bukan pengusaha, sehingga semua produk yang rnereka hasilkan mereka jual sebagian besar kepada rnitra usaha mereka seperti kepada perusahaan produksi rotan yang besar yang mensubkontrakkan pekerjaan kepada rnerska, menjual kepada agen-agen, menjual kepada toko-toko rotan, sehinggga margin keuntungan mereka sangat sedikit. Berdasarkan hal tersebut, maka dirasa perlu untuk memberikan pelatihan pernbukuan bagi usaha mikro, pelatihan kewirausahaan dan marketing, serta pelatihan ekonomi produksi. Pelatihan ini diberikan kepada pe)aku usaha yang ikut dalam KOPINKRA (Koperasi Pengusaha Kerajinan Rotan).Pendampingan secara khusus dilak-ukan pada dua mitra, dan akan diukur perubahan perilaku dan perubahan hasil pekerjaan setelah diberikan pelatihan. Alasan pemilihan kedua mitra pada kegiatan ini karena salah satu mitra adalah Ketua Koperasi Pengusaha Rotan Sumatera Utara II(OPINKRA) sedangkan mitra yang satu lagi sebagai pengrajin yang sangat laku tetapi masih belum memiliki kios, hanya beke4'a sesuai pesanan agen dan toko-toko. Kegiatan ini akan berupaya nremberi pendampingan agar rnemiliki pengetahuan pembukuan (laporan) keuangan, kemarnpuan kervirausahaan dan pemasaran rnenirrgkat, dan keahlian ekonomi manajerial pelaku usaha mikro rotan semakjn berdaya saing.
Setelah dilakukan pelatihan, pendampingan dan evaluasi teqadi perubahan cara pandang dan perilaku pua mitoa. Mjtra menjadi lebih berpengetahr:an, mampu mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam pekerjaan sehari-harinya dan menularkan pengetahuan tersebut kepada pelaku usaha mikro yang lain. Dengan demikian semua ,,elaku usaha akan lebih berkembang, daya saing meningkat, dan perekonomian bangsa akan menjadi lebih baik.
Kata kunci:Usaha Mikro,mitru,kompelensi manajerial, kornpetensi kev,irousahaan, tlava saing
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan berkatnya. sehingga kami mampu menyelesaikan pengabdian lpteks bagi masyarakat-
Karni menyadari bahwa penyelesaian penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada banyak pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penelitian ini, yaitu pihak Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Kementerian Pendidikan danKebudayaan yang telah membiayai penelitian ini, pihak LPM USU yang telah memfasilitasi dan membantu kami dalam rnelakukan pengabdian lpteks bagi masyaraka! pihak MONEV internal dan eksternal , Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU, pengusaha rotan serfa Mitra yang telah meluangkan waktu untuk memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan serta memberikan data melalui wawancara mendalam, dan pelatihan, serta semua pihak yang tidak kami sebutkan satu-persatu. Kami menyadari masih banyak kekurangan dari pengabdian lpteks bagi masyarakat ini, kami sangat mengharapkan berbagai masukan dan saran yang membangun da:'i ber-bagai pihak, derni
penyempurnaan hasil penelitian ini.
Akhirnya, kami sangat berharap hasil pengabdian lpteks bagi masyarakat bermanfaat bagi mitra kami, pengusaha rotan, setiap pembaca-
ini
Hormat kami,
Pengabdi,
Elisabet, Prihatin,Asima
ilt
dapat
BAB
L1
I.
PENDAHULUAN
Analisis Situasi
UMKM merupakan potensi bisnis yang sangat digalakkan oleh pemerintah; karena semakin banyak masyarakat benvirausaha maka serlakin baik dan kokoh perekonomian suatu daerah karena sumber daya lokal, pekerja lokal, dan pembiayaan lokal dapat terserap dan bermanfaat secara optimal. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai salah satu komponen
dalam industri nasional, mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional, penyerapan tenaga kerja, pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, dan penanggulangan kemiskinan. Oleh karena itu, pemerintah telah memiliki pilar-pilar kebrjakan strategis yang diimplementasikan melalui berbagai kebijakan, program dan kegiatan tahunan
untuk mendukung pengembaxgan dan penguatan
IIKM di Indonesia.
Usaha Mikro dan Kecil
(IIKM) umumnya memiliki keunggulan dalam bidang yang memanfaatkan sumber daya alam dan padat karya, misalnya pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, perdagangan dan restoran-
Berdasarkan data yang Ciperoleh, bahwa te{adi pertambahan jumlah UMKM dari 2.877.165 pelaku usaha pada tahun 2072 menjadi 3.065.731 usaha pada tahun 2A73 atau tumbuh sebesar 6,53Yo. Sementa:a itu keberadaan UMKM dj Indonesia berhasil menyerap
4.676.743 tenaga keija pada tahun 2012 dan meningkat sebesar 5,889/o pada tahun 2013 menjadi sebanyak 4.950.955 tenaga kerja, dan diharapkan setiap tahun semakin banyak
LIMKM yang menyerap tenaga kerja, dengan banyaknya masyarakat yang berkomitmen menjadi pengusaha (sumber:http://rvww.medanbisnisdarly.com/news/readl2014).
Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar bahan baku rotan
di dunia,
diperkirakan
80olo
di seluruh dunia dihasilkan oleh Indonesia, sisanya dihasilkan cleh rregara
lain seperti Philippina, Vietnam dan negara-negara Asia lainnya. Daerah penghasil rotan di Indonesia adaiah Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, Pu-lau Sularvesi dan Pulau Papua.
China yang tidak memiliki bahan baku rotan, akhirnya malah mampu menjadi negara
industri mebel rotan nomor satu di dunia. Negara-negara pesaing seperti China, Taiivan dan
Italia industri pengolahan rotannya bangkit kembali dan berkembang sangat
pesat.,AJ
maraknya mebel rotan China, industri mebel rotan domestik yang kebanyakan berada di
pesisir utara pulau Jawa terpukul dan gulung tikar. Sehingga, pemerintah melakukan pelarangan ekspor mentah rotan untuk melindungi peJaku usaha rotan Indonesia.Data yang
dikeluarkan oleh BPS, Kemendag dan Kemenperin mencatat, pasca ditutupnya keran ekspor rotan mentah, terjadi peningkatan produksi di dalam negeri dari USD 1E0 juta pada tahun
2011 menjadi dari
USD
128
Saat
USD 2A2 juta pada tahun 2012. Lonjakan terbesar terjadi untuk fi"rrniture rotan juta menjadi USD
151
juta-
ini kondisi industri pengolahan rotan nasional
perkembangannya mulai
pada terjadinya terhambat dan kegiatan usaha tersebut menjadi lesu, sehingga berdampak perolehan devisa dan alih prolesi dan alih ttsaha, menganggur, kreclit macet, berkurangnya PDB' menunlnltya kontribusi industri pengolaharl rotan nasronal dalam pembentukan karena Semakin lama jumlah pelaku usaha mikro rotan semakin berkurang diakibatkan pengalaman dan sudut pandang mereka yang menganggap secara ekonomis kehidupan pengrajin rotan tidak memberikan pendapatan ekonomis yang tinggi lagi. Setelah ke lapangan dan melvar,l,arrcarai p"rgusaho mikro rotan di kota Medan, ada masalah beberapa fenomena masalah yang ditemukan yaitu pertama, pemasalan merupakan terbesar yang dihadapi pelaku usaha rotan saat ini- Pelaku usaha rotan masih bermental pekerja bukan pengusaha, sehingga setelah selesai memproduksi rotan mereka hanya
mengandaikan produk tersebut di jualkan kepada mitra usaha mereka, seperti perusahaan rotan yang besar, agen-agen dan toko-toko bukan memasarkan langsung kepada konsumen akhir. Mereka kurang memiliki rnental dan pengetahuan dalam pemasaran- Masih lemahnya market intelligence, mengakibatkan terbatasnya informasi pasar ekspor Can ketidalonampuan mencari dan membuat jaringan ke daerah-daerah dan propinsi di seluruh Indonesia. Padahal banyak konsumen yang rflembutuhkan rotan, tetapi tidak mengetahui mendapatkan di mana, karena sedikitnya promosi yang dilakukan pengusaha rotan'
para pengusaha mengaku pada za{nanpemerintahan presiden Soeharto mereka sangat berjaya, presiden Soeharto memfasilitas dengan modal, mesin dan bahan baku- Sehingga mereka diminta untuk membuat sebanyak- banyak nya hasil rotan untuk kemudian dibeli oleh presiden soeharto untuk
di
pasarkan
di luar negeri. Tetapi
sayang nya kejayaan mereka
berganti pada zaman presiden Megawati Soekarno Putri dengan larangan boleh ada kapal di pelabuhan Belau,an yang mengangkut produksi rotan sehingga membuat usaha rotan ini mengalami kemunduran yang sangat pesat-
Di w-isatawan
susul dengan kejadian bom Bali 1 yang membuat para pembeli luar negeri
lari dari Indonesia
dan
dan memutuskan hubungan karena ketidakpercayaan sehingga
banyak dari pengrajin rotan yang mengalami gulung tikar dan berahh profesi.Menurut pelaku usaha rotan, kebijakan pemerintah saat ini justru rnenghambat dan sangat merugikan. Belum ada hasil nyata yang mereka rasakan seperti zaman Soeharto dulu.
para pelaku usaha rotan ini mengakui dari segi sumber daya manusia mereka sudah sangat berkualitas dan kreatif. Para pelaku usaha rotan
ini
clapat menghasilkan berbagai
:-rcanr hasil kerajinan dari rotan, mulai dan kursi, meja, tempat tidur, tas, keranjang, tempat .:rnpu, gantungan kunci,peci, topt. Mereka juga terbuka dan mampu membuat dan produk
:,ang
sesuai dengan pesanan dari konsumen dan agen-
Masalah kedua adalah terbatas dan cenderung mengarah ke kuralgnya modal ;ehingga mereka belurn berani untuk membuat hasil produksi rotan sebanyak-banyaknya karena terhambat dipermasalahan modal. Mereka mengakui tidak berani untuk meminjam uang dari bank manapun dikarenakan takut pada resiko untuk ke depannya tidak mampu melunasi hutang karena menglngat perputaran siklus keuangan mereka yang kurang pasti. Karena terbatasnya modal, pam pengusaha rotan hanya memproduksi produk-porduk yang biasanya
di pesan oleh konsumen
dan toko-toko serta memproduksi rotan yang
sesuai
memiliki
stock.
pesanan konsumen dan toko, sehingga umrxnnya para pengrajin rotan tidak
Hal ini mengakibatkan kesulitan dalam mengikuti pameran sehingga harus mengambil barang dari koperasi dengan pembayaran yang tunai, sedangkan mereka tidak memiliki uang tunai yang cukup.
Kendala pengusaha rotan yang ketiga adalah bahan baku utama yaitu adalah rotan
hanya di panen tahunan sehingga sulit mendapatan bahan baku rotan sehingga harganya menjadi mahal. Hal ini menyebabkan harga hasil produksi rotan mahal harganya. Sedangkan konsumen menginginkan harga produk rotan yang siap mereka gunakan bersaing dan tidak mahal, karela banyaknya produk substitusi (pengganti) rotan yang beredar di pasaran" Suiit mendapatkan bahan baku roian karena antara lain murahnya upah mencari bahan baku rotan
di hutan, banyaknya petani rotan yang beralih ke lahan pertanian lain yang bernilai lebih tinggi seperti karet, kelapa salit, mereka menggali lahan miliknya untuk mencari batubara dan tambang mineral dan adanya kebijakan melarang ekspor bahan baku rotan serta masih maraknya penyelundupan rotan ke luar negeri.Ini membuat pelaku usaha rotan dalam negeri
kalah bersaing dengan Cina yang daFat menjual dengan harga rendah.Sisa deLri hasil pembuatan rotan ini juga dapat di jual untuli pertumbuhan jamur sehingga dapat menjadi pemasukan bagi usaha rotan.
Permasalahan keempat, ketidakmampuan mereka dalam melakukan perhitungan laba ekonomi dan laba bisnis karena tidak mcngetahui cara mencatat laporan keuangan yang
baik, padahal mereka telah menjadi pengusaha rotan puluhan tahun, sehingga bercampumya
keuangan usaha
dengan keuangan pribadi (rumah tangga). Permasalahan
kelima,
ketida-kmampuan txemproduksi secara efisien, sehingga terjadi pernborosan dalam proses
produksi yang mengakibatkan biaya produksi meningkat, sehingga harga menjadi kurang bersaing.
Untuk membangkitkan kembali industri pengolahan rotan nasional
diperlukan
;-:Lrrngan dari semua pihak (pemangku kepentingan) untuk saling bekerjasama secara .-lrergis dengan mengutamakan kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi, kelompok r:aupun seirtoral Karni sebagai akademisi perlu melakukan pengabdian kepada pengusaha
r:lkro rotan dengan cara pertama, melatih mereka agar mampu membuat catatan keuangan membuat pencaiatan r pembukuan keuangan) yang baik dan rapi sehingga mervajibkan keuangan selama berusaha. Tujuannya agar mampu membedakan antara keuangan usaha dan
keuangan pribadi. Kedua, melatih mitra dalam melakukan perhitungan laba ekonomi dan Iaba bisnis, sehingga mitra
menjadi mengetahui berapa besar laba secara ekonomi atau laba
secara bisnis yang diperolehnya clalam satu bulan atau dalam satu tahun dan bisa mengetahui dan menghitung apabila
rugi, berapa besar kerugiannya. Ketiga, melatih pelaku usaha mikro
rotan agar mampu memproduksi secara efektif dan efisien, sehingga mampu perungkatan daya saing pengusaha mikro
rotan. Keempat, melatih
kompetensi kewirausahaan dan
memasarkan serta menjual (sale.sman.ship) produk sehingga mampu menciptakan dan
memiliki banyak jaringan di dalam negeri.
7.2
Permasalahan
Mitra
Setelah ke lapangan dan il1e\:rr&wsncarai pengusaha mikro rotan, ada beberapa fenomena rnasalah yang di temukan yaitu:
1.
PerLama, pengusaha tersebut tidak memiliki catatan keuangan yang baik, padahal
mereka telah menjadi pengusaha rotan puluhan tahun, sehingga bercampumya keuangan usaha dengan keuangan pribacii (rumah tangga) dan tidak mengetahui berapa pendapatan penjualan, biaya produksi total dan laba usaha.
2.
Kedua, ketidakmampun dan menghitung laba ekonomi dan laba bisnis, sehingga mitra
menjadi mengetahui berapa besar laba secara ekonomi atau laba diperolehnya dalam satu bulan atau dalam satu tahun
dan
secara bisrris yang
bisa mengetahui dan
menghitung apabila rugi, berapa besar kerugiarurya.
3.
Ketiga, ketidakmampuan memproduksi secara efisien, sehingga melakukan tindakan produksi secara tidak tepat dan boros sehingga membuat biaya produksi tinggr.
4.
Keempat, para mitra dan sebagian besar pelaku usaha masih rnemiliki mental sebagai pekerja bukan sebagai pengusaha. Mereka tidak memiliki kemampuan memasarkan,
rnenjual dan membangun jaringan ke konsumen akhjr dan luar kabupatenAota
propinsi
lain.
Mereka masjh kurang memiljki kemarr:puan enterpreneurhip
dan dan
pemasaran. Padahal banyak konsumen yang membutuhkan rotan, tetapi tidak
mengetahlli rnendapatkan
di
mana, karena sedikitnya promosi yang dilakukan
pengusaha rotan.
l-3
Solusi yang Ditarvarkan
Untuk membangkitkan kembali daya sairig pelaku usaha mikro rotan yang ada di daerah Gatot Subroto kota Medan, maka Kami, sebagai akademisi perlu melakukar pengabdian kepada pengusaha mikro rotan dengan cara:
l-
Pertama, melatih mereka agar mampu membuat catatan keuangan (pembukuan keuangan) yang baik dan rapi sehingga mewajibkan membuat pencatatan keuangan selama berusaha. Tujuairnya agar mampu membedakan anlara keuangan usaha dan keuangan pribadi.
2.
Kedua, melatih mitra dalam melalrukan perhitungan laba ekonomi dan laba bisnis, sehingga mitra menjadi mengetahui berapa besar laba secara ekonomi atau laba secara bisnis yang diperolehnya dalam satu bulan atau dalam satu tahun
dan
bisa
mengetahui dan menghitung apabila rugi, berapa besar kerugiannya.
3. Ketiga, melatih
pelalar usaha mikro rotan agar mampu memproduksi secara efektif
dan efisien, sehingga mampu peningkatan tlaya saing pengusaha mikro rotan.
4.
Keempat, melatih kompetensi kervirausahaan dan pemasaran serta penjualan produk sehingga mampu menciptak;ur dan memiliki banyak jaringan di dalam negeri.
5-
Kelima, memberikan mesin sehingga produksi dapatdiselesaikan dengan lebih cepat dan efisien
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Setelah dilaksanakan pelatihan, pendampingan, dan evaluasi kepada para mitra, maka
disimpulkan bahwa periiaku mitra telah menjadi lebih baik:
1.
Mitra telah rnampu membuat catatan keuangan (pembukuan keuangan) yang baik dan rapi serta mitra sudah mulai terbiasa mencatat laoran keuangan setiap hari sehingga setiap bulan diketahui dengan jelas total penjuaian dan pendapatan, total biaya, serta
total laba atau total kerugian. Mitra telah mampu rnembedakan antara keuangan usaha dan keuangan pribadi.
2.
Mitra telah mampu melakukan perhitungan laba ekonomi dan laba bisnis, sehingga mitra menjadi mengetahui berapa besar laba secara ekonomi atau laba secara bisnis
yang diperolehnya dalam satu bulan serta rnampu memutuskan apakah tetap membuka usaha atau langsung tutup usaha di saat menderita kerugian ataukan pada saat
laba melakukan pengembangan usaha atau tetap melaksanakan kegiatan seperti
biasa.
3.
Mitra telah mampu melakukan kegiatan produksi secara efektif dan efisien, dengan cara menggunakan semua bahan baku dengan seperlunya,menghindari pemborosan dan kelebihan, semua limba rotan yang tidak bisa diolah lagi dijual kepada pengrajin
rotan yang lain dan kepaCa petani jamur, pengawasan yang melekat kepada setiap
karyawan sehingga biaya produksi menjadi
rninimal,
sehingga daya saing
pengusaha mikro rotan meningkat.
4. Mitra telah memiliki kompetensi kewirausahaan
dan pemasaran serta penjualan
produk sehingga mampu menciptakan banyakjaringan di dalam negeri seperti dengan pengusaha swasta dan BUMN serta pemerintah.
Saran
l-
Masalah terbesar yang dihadapi pelaku usaha rotan saat inr ialah pemasaran, dimana
mereka sangat mengharapkan bantuan dari pemenntah seperti disediakannya suatu daerah yang
di lokalisasi dan lahan yang
disediakan pemerintah untuk diservakan,
sehingga apabila masyarakat kota medan, masyarakat SUMUT, dan masyarakat da;
kopinsi lain berkunjung ke kota Medan dan ingin melihat hasil produksi rotan pengusaha Medan, mereka akan rnendatangl daerah tersebut. Pengusaha juga menginginkan
adanya
reklame/iklan atau baliho KOPINf,RA di tempat-tempat 33
strategis yang menunjukkan bah'wa pengusaha rotan masih tetap ada dan perlu
rnembeli kerajinan rotan, dan perlunya dibangun jaringan kerja sama dengan luar negeri. 2. Para usahawan mengharapkan pernerintah agar lebih memperhatikan mereka dengan
memf-asilitasi modal, mesin, pelatihan manajemen dan bahan baku. Diharapkan juga
kebijakan pemerintah mampu memotivasi, mempermudah para pengusaha Mikro,
Kecil dan Menengah. Sehingga para pengrajin rotan tidak mengalami gulung tikar dan tidak beralih profesi. 3. Mahalnya harga bahan baku,
ini membuat pelaku usaha rotan dalam negeri kalah
bersaing dengan Cina yang dapat menjual dengan harga rendah. Sebaiknya pemerintah membuat peraturan yang mengatur tentangharga bahan baku rotan dan
membantu dalam memberikan modal dengan menciptakan kembali bapak angkat kepada para perusahzuln menengah dan besar swasta dan
BUMN yang
ada
di sekitar
kota Medan4. Kurangnya dukungan pemerintah baik dalam bentuk kebijakan maupun program dan
fasilitas pendukung, mengakibatkan pelaku usaha rotan dalarn negeri ini memiliki keterbatasan dalam memperluas jejaring pemasaran mereka baik
maupun
di luar negeri. Dengan demikian,
di dalanr negeri
peraxan pemerintah sebagai fasilitator
dalarrr meningkatkan ketrampilan dan akses pengusaha rotan ke pasar nasional,
regional maupun internasional sangat mendesak unn^rk dilaksanakan. Pemerintah sebaiknya memfasilitasi peran serta pengusaha rotan lokal dalam pameran-pameran
dan forum-forum yang berkaitan dengan peningkatan pemasaran giobal yang dilaksanakan secara rutin dan terprogram. Kapasitas dan kinerja asosiasi pelaku usaha rotan dalam negeri harus ditingkatkan agar mereka
memiliki 'bargaining position' dalam berkompetisi baik dengan
sesama
pelaku usaha rotan, dengan pengusaha2 lain yang terkait dengan usaha rotan dan produksinya baik pada tingkat lokal maupun global. Untuk
itu
disarank
an
agar
pernerintah memfasilitasi pelatihan2 yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas organisasi dan peningkatan pemahaman mengenai berbagai kebijakan dan peraturan
rrta
sarana finansial. Disamping
itu
pengurus dan anggota asosiasi harus
meningkatkan solidaritas dan budaya organisasi yang transparan dan adil sehingga
rluruh
anggota asosiasi memiliki rasa kebersamaan dan rasa kepemilikan yang
merupakan modal penting dalam merekatkan dan meningkatkan kapasitas dan daya saing pelaku usaha rotan. )h J{
DAFTAR PUSTAKA Buku
Alex S. Nitisemito,2003. Manajemen Personalia. Jakarta. Ghaha Indonesia. Brigham, Eugene F and Joel F Houston, 2004, Fundamentals of Financial Management, l0e, Internati onal Student Edi t i on, Thomson Learni ng,
Adisaputro, Gunar,van., dan Marwan Asri. (2003). Anggaran Perusahaan. Buku I. Penerbit BPFE, Yogyakarta. Assartri So{an,2008, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi, Jakarta,FE UI Press. Basu Swastha.2AA7. Manrsjernen Pemasaran. Edisi Kedelapan. Cetakan Kedelapan. Jakarta: Penerbit Liberty. Cravens, David W. (2009). Srrarcgic Marketing. Seventh Edition. Boston. Irwin McGraw-
Hill
Freddy Rangkuti, 2000, Business Plant: Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus, PT. Gramedia Jakarta.
Hisrich& Peters, 2002, Entrepreneurship, Fifth Edtion.New York:McGraw-Hill Higher Education
tan Akuntansi Indonesia (2009), Standar Akuntansi Keuangan: PSAK No.1 Laporan Keuangan: Jakarta: Penerbit Salemba Empat. er, Phillip, 2008, Marketing Management
-
-
Penyajian
The Millenium Edition, Prentice Hall.
tno, Duvri. 2AB. Mandiri Belajar SPSS untuk pemula. Cetakan Pertama. Jakafia
:
Mediakom.
,
Indah Hartatik. 2A74. Buku Praktis Mengembangkan SDM. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Laksana.
, Veithzal H. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Edisi ke-2. Cetakan ke-5. Jakarta: Rajawali pers.
, Achmad S. 2014- Menladi Eksekutf
Manajemen SDtvt Profesional. Edisi Pertama.
Yogyakarta; ANDI.
ore, Dominick. 2005, Managerial Economics. Edisi Kelima. Jilid Pertama dan Kedua .Jakarta- Salemba Empat.
Elisabet. 2al3.lv{atematika Ekonomi dan Bisnis. Medan:
usu
press.
Elisabet. 2AA. Ekonomi Manajerial. Medan: USU press. Siagian P.2000. iv{anajetnen Sumber Daya Manusia-Bumi Aksara. 2012 . Metode Penslitian Kuantitatif, Kuolitatif, dan R&D.Alfabeta . Bandung. 35
Sulistyio Joko. 2010. 6 Hari -rago S?SS 17. Cetakan Pertama. Jakarta: Cakrawala. Sunyoto, Danang. zAn. fuIanalemen Suntber Daya I'lurutsta. Cetakan Pertama. YogyakartaCAPS. Sumarwan, Ujang, Achmad Fahrod-1i, dkk. 20Li. l'emasoran Strategik : Perspektif Valne Based Marketing & Pengukttrctn Kinerla. Cetakan ke-3. Bogor: IPB Press.
Suryana, 20A6, Kewirausahaan Pedoman Praktis S ulcc e s,J
: Kiat dan Prctses Menulu
akarta : Salemba Empat
$utojo, Siswanto, 2A}3,Manajemen Penjualan yang Efek-tif, PT. Darma Mulia Pustaka Yan Horne, James and John M. Machowics, JR, 2001, Pinciple of Financial Management, Prentice Hall.
Jurnal lyq Kartika Megasari. 2A14. ldentifikasi Kesiapan Daya Saing Industri Kecil Menengah (II(M) Alas Kaki di Kota Mojokerto Menghadapi Pasar Bebas Asean (studi kasus Kota Mojokerto). Jurnal Ilmiah. Jurusan Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi Bisnis. Universitas Brawij aya. lvialang.
& Yasmin Chairunisa Muchtar. 20l3.Keberhasilan Usaha Kecil Rotan Di Kota Medan. Jurnal Ekonomi. Yol.16. No.4. Edisi Oktober.
, Inggrita Sari Nasution
Pengolahan Fakuitas Ekonomi- Universitas Sumatera Utara.
2012. Analisis faktor-faklor yang Mempengaruhi Daya Saing IIKM Berorierrtasi Ekspor
di Dki
Jakarta. Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi
Management, Universitas Gunadarma.
,8. 2005. Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi dan Orientasi Pembelajaran Terhadap Kinerja Perusahaan Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing (Studi Empiris Pada Industri lvlanufaktur di Semarang), Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, Vol.2, No.1.
i, Naniek Handayani, Haryo Santoso & Adithya Ichwal Pratama. 2An. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Daya Saing Klaster Mebel di Kabupaten Jepara. Jumal Teknik Industri. Vol.13. No.1- Edisi Pebruari. Hal: 2244. Cynthia Djojobo & Hendra N. Tarvas. 2Aru. Pengaruh Orientasi Kervirausahaan, Inovasi Produli, dan Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Pemasaran Usaha Nasi Kuning di Kota Manado. Jumal EMBA. Vol.2. No,3. Edisi September, Hal: 1214-1224. ISSN: 2303-1174.
ihatva.com ll852l 5. Pukul 12.01 PM.
oduk-menurut-narahli Diunduh tanesal 26-4-
l-sdm-blogspot. /20111061/Perminkan (dernand) dan Penawaran. Diunduh tanggal 2015. Pukul 12,31 PM.
36
Sumut
Jhon Tafbu. 03 }vlaret 2006 jam 22,41 pada Online. Jakarta
wIB.
Daya Saing produk