JRL
Vol. 4
No.3
Hal 131-140
Jakarta, September 2008
ISSN : 2085-3866
KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR DI PROVINSI JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR Setyawan Purnama, Noorhadi Rahardjo dan Budi Sulaswono Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Bulaksumur-Yogyakarta. Telp. 0272-6492332/Fax. 0274-589595 E-mail :
[email protected] Abstract There are two objectives of this research. First, to calculate water available and water need in the research area and second, to analysis the water balance. Water available cover rivers water and springs water, whereas water need cover domestic usage, industrial usage, rivers protect, cattle, fishery and irrigation. As a result, show that the biggest water available in Central Java is in Serayu River Basin namely 8615.33 million m3/year, whereas the smallest is in Juana River Basin namely 88.39 million m3/year. In East Java, the biggest water available is in Downstream Bengawan Solo River Basin namely 26149.38 million m3/year, whereas the smallest is in Luminu Penguluran River Basin namely 45.26 million m3/year. Base on the water balance, the water balance of both province are also variatifly. In Central Java, Serang-Lusi, Juana and Citanduy River Basin get water deficit along years, whereas in East Java, it is just Luminu Penguluran River Basin that get deficit along years. According the water surplus, Serayu River Basin in Central Java and Downstream Bengawan Solo River Basin in East Java get water surplus along years. Key words : water available, water need, water balance
1.
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Permasalahan air, terutama dari segi jumlah hampir selalu dihadapi di setiap wilayah. Upaya pelestarian sumberdaya air menjadi hal yang mutlak untuk segera dilaksanakan. Dalam kegiatan pelestarian dan pengelolaan sumberdaya air, diperlukan data yang akurat agar diperoleh kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan. Pada saat ini pemanfaatan sumberdaya air cenderung bersifat eksploitatif sehingga keberadaan sumberdaya air saat ini cenderung menurun jumlahnya dan telah mengalami degradasi. The Study of Formulation of Irrigation Development Programme in the Republic of Indonesia (FIDP) pada tahun 1993 yang dilakukan oleh Departemen PU dan Bappenas menghasilkan suatu prediksi bahwa pada tahun
131
2010 ketersediaan air di Pulau Jawa sebesar 122.699 juta m3, sedangkan kebutuhan airnya mencapai 72.775 juta m3. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 72,20 % kebutuhan air diserap sektor pertanian, 13,20% untuk kebutuhan domestik, 13,17% untuk pemeliharaan sungai, 1,11% untuk perikanan dan 0,33% untuk peternakan. Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Martopo pada Tahun 1991 untuk Pulau Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bila dibandingkan antara kebutuhan dan ketersediaan air per kapita penduduk Bali terdapat angka 0,529 (53%) dan dari sudut keseimbangan air telah menunjukkan angka mendekati titik kritis. Selanjutnya pada tahun 1997, Departemen Pekerjaan Umum juga mengadakan penelitian hampir serupa, dengan penekanan pada ketersediaan air permukaan dibandingkan
JRL Vol. 4 No. 3, September 2008 : 131-140
dengan kebutuhan airnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan air di Pulau Jawa dan Madura pada tahun 1995 sebesar 59.982,15 juta m3/tahun. Kebutuhan air ini diperkirakan akan semakin meningkat hingga mencapai 60.295 juta m3/tahun pada tahun 2010. Meskipun beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya permasalahan dalam sumberdaya air, namun inventarisasi potensi dan kondisi sumberdaya air dirasa belum berjalan secara optimal dan belum terkoordinasi dengan baik. Penerapan tata kelola yang baik (good governance) melalui prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas dan partisipatif masih belum berjalan sebagaimana mestinya. Dengan demikian inventarisasi sumberdaya air pada daerah-daerah yang dianggap sebagai daerah dengan pertumbuhan penduduk, dan ruang untuk industri yang besar serta daerah strategis sebagai penyangga pangan nasional seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan hal yang mutlak dilakukan. 1.2
Tujuan Penelitian a)
Menghitung ketersedian dan kebutuhan air di daerah penelitian.
b)
Menganalisis imbangan daerah penelitian.
2.
Metode Penelitian
2.1
Perhitungan Ketersediaan Air
air
di
Dalam penelitian ini perhitungan ketersediaan air hanya meliputi ketersediaan air dari air sungai dan dari mataair. Ketersediaan air sungai dihitung berdasarkan data debit sungai pada setiap DAS yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Demikian pula halnya dengan ketersediaan air mataair yang dihitung berdasarkan data debit seluruh mataair yang terdapat pada masing-masing DAS di kedua provinsi tersebut. 2.2
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air meliputi kebutuhan air untuk keperluan domestik, industri, pemeliharaan
132
sungai, ternak, perikanan dan irigasi. Kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan konsumsi air per kapita per hari, yang ditentukan sebesar 100 liter/orang/hari. Kebutuhan air untuk industri dihitung berdasarkan jumlah karyawan industri dan konsumsi pemakaian air per karyawan per hari. Data jumlah karyawan diperoleh dari Biro Pusat Statistik, sedangkan konsumsi pemakaian air per karyawan industri ditentukan menurut hasil dari studi FIDP (Nippon Koei, Co., Ltd, 1993), yaitu sebesar 500 liter/orang/hari. Perhitungan kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai, peternakan, perikanan dan irigasi juga mengacu dari hasil studi FIDP disertai dengan pengecekan data dan kondisi di lapangan. Menurut hasil studi tersebut, kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai merupakan perkalian antara jumlah penduduk perkotaan dengan kebutuhan air untuk pemeliharaan/penggelontoran per kapita, sedangkan kebutuhan air untuk peternakan dihitung berdasarkan jumlah ternak dan konsumsi air per kepala per hari, dimana jenis ternak yang diperhitungkan kebutuhan airnya adalah sapikerbau-kuda (40 liter/kepala/hari), kambingdomba (5 liter/kepala/hari), babi (6 liter/kepala/ hari) dan unggas (0,6 liter/kepala/hari). Kebutuhan air untuk perikanan dihitung berdasarkan luas kolam/tambak dan volume penggantian air per hari. Menurut hasil studi FIDP, penggantian air kolam adalah sebesar 7 m3/hari/ha. Kebutuhan air untuk pertanian dihitung dari perkalian antara luas lahan yang diairi dengan kebutuhan air irigasi. Kebutuhan air irigasi dihitung menurut persamaan : (Ep x Kc) – Inf + Peff Kebutuhan air irigasi = IR +
-----------------------Ef
dengan IR adalah kebutuhan air untuk penyiapan lahan, Ep adalah evaporasi potensial, Kc adalah koefisien tanaman yang tergantung dari jenis dan umur tanaman, Inf adalah infiltrasi/perkolasi, Peff adalah hujan efektif dan Ef adalah efisiensi irigasi.
JRL Vol. 4 No. 3, September 2008 : 131-140
3.
Hasil Penelitian
3.1
Ketersediaan Air Sungai
Gambar 1. Pembagian DAS di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 39 Tahun 1989, di Provinsi Jawa Tengah terdapat 9 Daerah Aliran Sungai (DAS), 4 DAS bermuara di pantai utara atau Laut Jawa, 4 DAS bermuara di pantai selatan atau Samudera Hindia dan 1 DAS bermuara di Selat Madura atau Provinsi Jawa Timur (Gambar 1). Daerah Aliran Sungai yang sungai utamanya bermuara
di Laut Jawa mulai dari barat ke timur adalah DAS Pemali Comal (Kode DAS 2080), DAS Buyaran (Kode DAS 2101), DAS Serang-Lusi (Kode DAS 2102) dan DAS Juana (Kode DAS 2103). Daerah Aliran Sungai yang bermuara di Samodera Hindia dari barat ke timur adalah DAS Citanduy (Kode DAS 2070), DAS Serayu (Kode DAS 2091), DAS Luk Ulo Dulang (Kode DAS 2092) dan DAS Progo (Kode DAS 2111), sedangkan Daerah Aliran Sungai yang bermura di Selat Madura adalah DAS Bengawan Solo Hulu (Kode DAS 2121).
133
JRL Vol. 4 No. 3, September 2008 : 131-140
Tabel 1. Ketersediaan Air Sungai di Provinsi Jawa Tengah DAS
Debit (juta m3/bulan) Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
1054,19
1173,24
465,11
759,87
465,11
308,84
212,47
151,92
136,88
303,73
Buyaran
74,13
75,95
71,07
57,28
36,11
28,07
20,97
15,32
15,34
24,34
37,76
53,58
Serang Lusi
9,79
11,92
11,59
8,94
7,26
6,64
5,59
5,31
4,89
5,52
6,76
8,22
Pemali Comal
Juana
Nov
Des
602,79 807,25
5,70
7,02
5,18
4,28
2,51
1,99
1,68
1,53
1,40
2,07
3,81
5,26
13,22
11,97
12,05
10,21
7,80
7,33
6,38
6,38
6,06
5,75
11,07
12,34
Serayu
913,29 1036,64
994,37
882,52 614,56
490,09
388,80
314,62
288,88
606,09
1055,25 856,34
Luk Ulo Dulang
111,09
106,06
128,77
107,41
46,94
30,38
21,67
20,11
16,64
24,70
101,76 158,66
Progo
292,61
337,87
327,96
232,89 141,39
104,66
83,77
58,50
51,86
77,99
187,45 258,73
Bengawan Solo Hulu
451,14
755,36
656,37
342,77 101,45
100,93
72,34
51,45
49,58
113,27
238,80 295,10
Citanduy
Tabel 2. Ketersediaan Air Sungai di Provinsi Jawa Timur DAS
Debit (juta m3/bulan) Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
3384,76
5417,07
5067,49
3130,38
1195,95
685,89
469,69
264,98
223,38
650,26
2399,91
2748,66
Grindulu Panggul
163,27
209,12
180,38
122,89
63,19
46,37
35,17
18,01
15,16
52,36
120,68
131,62
Brantas Hulu
302,54
393,13
412,46
372,60
235,15
178,54
143,23
112,08
101,61
141,60
228,41
223,40
Brantas Hilir
1082,44
1277,36
1511,11
1255,10
533,56
529,78
351,42
286,42
249,38
392,71
565,78
677,94
21,2
3,01
3,94
3,55
1,53
1,04
0,73
0,73
0,54
0,70
1,76
1,97
Pekalen Sampean
195,90
248,18
225,81
175,40
128,25
105,39
89,19
75,79
71,77
79,49
106,95
148,91
Bajul Putih
82,22
97,87
94,01
65,73
52,25
34,66
34,66
23,22
27,09
39,42
55,49
50,70
Bedadung
407,36
513,09
429,11
332,06
212,78
143,80
143,80
117,62
115,47
163,50
249,14
307,44
Madura
454,22
619,67
654,84
580,84
296,29
122,76
165,06
111,69
111,69
171,30
319,05
355,00
Bengawan Solo Hilir
Luminu Penguluran
Di Provinsi Jawa Timur terdapat 9 Daerah Aliran Sungai. Delapan DAS terdapat di Pulau Jawa yaitu DAS Bengawan Solo Hilir (Kode DAS 2122), DAS Grindulu Panggul (Kode DAS 2123), DAS Brantas Hilir (Kode DAS 2131), DAS Brantas Hulu (Kode DAS 2132), DAS Luminu Penguluran (Kode DAS 2133), DAS Pekalen Sampean (Kode DAS 2141), DAS Bedadung (Kode DAS 2142) dan DAS Bajul Putih (Kode DAS 2143), dan 1 DAS terdapat di Pulau Madura
134
yaitu DAS Madura (Kode DAS 2150). Berdasarkan pembagian DAS tersebut, dihitung total ketersediaan air sungai di kedua provinsi tersebut dalam juta m3/bulan. Pada Tabel 1 ditunjukkan ketersediaan air sungai per bulan untuk tiap DAS di Provinsi Jawa Tengah, sedangkan pada Tabel 2 ditunjukkan ketersediaan air sungai per bulan untuk tiap DAS di Provinsi Jawa Timur.
JRL Vol. 4 No. 3, September 2008 : 131-140
3.2
Ketersediaan Air Mataair
1. Mataair dengan debit < 10 liter/detik dikatakan mempunyai debit kecil
Mataair merupakan salah satu jenis sumberdaya air yang penting artinya terutama untuk keperluan air minum dan irigasi. Bahkan sebagian besar atau seluruh air minum kemasan yang kita konsumsi sumber airnya berasal dari mataair. Oleh karena itu inventarisasi sumberdaya ini menjadi penting artinya guna pengembangan penggunaannya di waktu mendatang. Untuk menyederhanakan pembahasan mengenai sub bab ini, mataair di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur digolongkan menjadi 4 kelompok berdasarkan debit airnya sebagai berikut :
2. Mataair dengan debit 10-100 liter/detik dikatakan mempunyai debit sedang 3. Mataair dengan debit 100-500 liter/detik dikatakan mempunyai debit besar 4. Mataair dengan debit > 500 liter/detik dikatakan mempunyai debit sangat besar Hasil penggolongan tersebut ditunjukkan pada Tabel 3 dan 4.
Tabel 3. Jumlah dan Debit Mataair di Provinsi Jawa Tengah Daerah Aliran Sungai
Debit Mataair (liter/detik) < 10
10-100
100-500
> 500
Jumlah Mataair
Pemali Comal
10
26
4
1
41
Buyaran
28
31
4
2
65
Serang Lusi
4
5
5
0
14
Juana
50
12
0
0
62
Citanduy
10
2
0
0
12
Serayu
26
19
8
3
56
Luk Ulo Dulang
5
5
0
0
10
Progo
5
19
1
1
26
Bengawan Solo Hulu
24
46
11
10
91
162
161
37
17
377
Tabel 4. Jumlah dan debit mataair di Provinsi Jawa Timur Daerah Aliran Sungai
Debit Mataair (liter/detik) < 10
10-100
100-500
> 500
Jumlah Mataair
Bengawan Solo Hilir
81
143
24
5
253
Grindulu Panggul
47
6
0
0
53
Brantas Hulu
65
116
13
0
194
Brantas Hilir
13
26
0
0
39
Luminu Penguluran
47
6
1
0
54
Pekalen Sampean
2
141
30
3
176
Bajul Putih
22
52
16
1
91
Bedadung
33
132
57
4
226
Madura
96
34
21
5
156
406
656
162
18
1242
135
JRL Vol. 4 No. 3, September 2008 : 131-140
Berdasarkan Tabel 3 dan 4 tersebut terlihat bahwa Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki cukup banyak mataair. Meskipun demikian, seperti di daerah-daerah lainnya mataair yang ada sebagian besar mempunyai potensi atau debit yang kecil. Di Provinsi Jawa Tengah terdapat 380 mataair, dengan 162 mataair mempunyai debit kurang dari 10 liter/detik, 161 mataair mempunyai debit antara 10-100 liter/ detik, 40 mataair mempunyai debit antara 100500 liter/detik dan 17 mataair mempunyai debit lebih dari 500 liter/detik. Di Provinsi Jawa Timur dijumpai 1242 mataair. Dari jumlah tersebut 18 mataair
mempunyai debit sangat besar atau lebih dari 500 liter/detik, 162 mataair mempunyai debit besar atau antara 100-500 liter/detik, 656 mataair mempunyai debit sedang atau antara 10-100 liter/detik dan 406 mataair mempunyai debit kecil atau kurang dari 10 liter/detik. Sebagai catatan, untuk mataair yang mempunyai debit kurang dari 10 liter/detik sebenarnya jumlahnya lebih banyak lagi. Tetapi sering tidak ditabulasi karena dianggap kurang berpotensi. Selanjutnya berdasarkan pembahasan tersebut, dapat dihitung total ketersediaan air dari mataair di kedua provinsi tersebut dalam juta m3/bulan seperti ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Ketersediaan Air dari Mataair di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur Provinsi Jawa Tengah
Jawa Timur
136
Daerah Pengaliran
Debit total mataair
Sungai (DAS)
(juta m3/bulan)
DAS. Pemali Comal
7,55
DAS. Buyaran
9,93
DAS. Serang Lusi
3,67
DAS. Juana
3,83
DAS. Citanduy
0,28
DAS. Serayu
14,49
DAS. Luk Ulo Dulang
0,96
DAS. Progo
5,90
DAS. Bengawan Solo Hulu
36,70
DAS. Bengawan Solo Hilir
42,58
DAS. Grindulu Panggul
1,31
DAS. Brantas Hulu
21,38
DAS. Brantas Hilir
2,96
DAS. Luminu Penguluran
1,97
DAS. Pekalen Sampean
62,35
DAS. Bajul Putih
21,75
DAS. Bedadung
3,79
DAS. Madura
33,55
JRL Vol. 4 No. 3, September 2008 : 131-140
Tabel 6. Kebutuhan Air untuk Keperluan Domestik masing-masing DAS di Provinsi Jawa Tengah Daerah Pengaliran Sungai (DAS)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kebutuhan Air (m3/bulan)
DAS. Pemali Comal
5.516.704
16.550.112
DAS. Buyaran
3.792.365
11.377.095
DAS. Serang Lusi
3.283.799
9.851.397
DAS. Juana
2.766.692
8.300.076
DAS. Citanduy
4.093.015
12.279.045
DAS. Serayu
3.362.356
10.087.068
DAS. Luk Ulo Dulang
3.155.804
9.467.412
DAS. Progo
2.566.277
7.698.831
DAS.Bengawan Solo Hulu
8.966.901
26.900.703
37.503.912
112.511.739
Jumlah
Tabel 7. Kebutuhan Air Untuk Keperluan Domestik Masing-masing DAS di Provinsi Jawa Timur Daerah Pengaliran Sungai (DAS) DAS. Bengawan Solo Hilir
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kebutuhan Air (m3/bulan)
5.574.980
16.724.940
713.28
2.139.840
DAS. Brantas Hulu
5.317.647
15.952.941
DAS. Brantas Hilir
7.015.295
21.045.885
DAS. Luminu Pengaluran
2.150.326
6.450.978
DAS. Pekalen Sampean
3.457.777
10.373.331
DAS. Bedadung
3.327.010
9.981.030
DAS. Bajul Putih
2.670.018
8.010.054
DAS. Madura
3.586.038
10.758.114
33.812.371
101.437.113
DAS. Grindulu Panggul
Jumlah
137
JRL Vol. 4 No. 3, September 2008 : 131-140
Tabel 8. Kebutuhan Air untuk Industri, Pemeliharaan Sungai, Ternak dan Perikanan pada masingmasing DAS di Provinsi Jawa Tengah (dalam juta m3/bulan) Daerah Pengaliran Sungai (DAS)
Pemeliharaan Sungai
Industri
Ternak
Perikanan
DAS. Pemali Comal
0,91
22,84
0,86
0,12
DAS. Buyaran
0,70
15,64
0,67
0,04
DAS. Serang Lusi
0,69
13,55
0,66
0,17
DAS Juana
0,63
11,41
0,61
0,09
DAS. Citanduy
1,99
20,00
0,64
8,27
DAS. Serayu
0,66
13,87
0,64
1,52
DAS. Luk Ulo Dulang
0,67
13,02
0,65
0,84
DAS. Progo
0,47
12,15
0,48
2,16
DAS Bengawan Solo Hulu
1,96
36,47
1,88
0,27
Tabel 9. Kebutuhan Air untuk Industri, Pemeliharaan Sungai, Ternak dan Perikanan pada masingmasing DAS di Provinsi Jawa Timur (dalam juta m3/bulan) Daerah Pengaliran Sungai (DAS)
Industri
Pemeliharaan Sungai
Ternak
Perikanan
DAS. Bengawan Solo Hilir
1,88
22,17
1,77
0,79
DAS.Grindulu Panggul
0,39
2,83
0,37
0,01
DAS. Brantas Hulu
1,43
20,96
1,35
0,16
DAS. Brantas Hilir
1,59
27,65
1,50
0,25
DAS.Luminu Pengaluran
0,76
8,48
0,71
0,07
DAS.Pekalen Sampean
1,16
13,63
1,09
0,02
DAS. Bedadung
1,26
13,11
1,18
0,17
DAS. Bajul Putih
1,25
10,52
1,18
0,07
DAS. Madura
1,35
14,14
1,27
0,61
3.3
Kebutuhan Air
Seperti telah disebutkan pada bab metode penelitian, yang dimaksud dengan dengan kebutuhan air dalam penelitian ini adalah kebutuhan air untuk keperluan domestik, industri, pemeliharan sungai, ternak, perikanan dan irigasi. Hasil perhitungan kebutuhan air untuk keperluan domestik ditunjukkan pada Tabel 6 dan 7, sedangkan pada Tabel 8 dan 9
138
ditunjukkan hasil perhitungan kebutuhan air untuk industri, pemeliharaan sungai, ternak dan perikanan tiap DAS di Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur. Selanjutnya pada Tabel 10 ditunjukkan hasil perhitungan kebutuhan air untuk irigasi pada masing-masing DAS di Provinsi Jawa Tengah, sedangkan pada Tabel 11 ditunjukkan hasil perhitungan kebutuhan air untuk sektor tersebut di Provinsi Jawa Timur.
JRL Vol. 4 No. 3, September 2008 : 131-140
Tabel 10. Kebutuhan Air untuk Irigasi pada Masing-masing DAS di Provinsi Jawa Tengah (dalam juta m3/bulan) Bulan
DAS
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
Pemali Comal
85,8
241,3
113,8
181,1
113,2
91,9
179,6
166,9
38,5
454,7
197,0
163,6
Buyaran
32,6
128,0
75,5
95,1
57,2
39,1
103,8
102,5
17,5
234,6
98,1
83,9
Serang Lusi
22,1
93,2
54,4
79,7
58,8
37,7
78,9
78,4
21,1
182,9
80,0
59,0
Juana
42,5
150,8
99,2
129,4
93,6
60,6
139,7
139,2
30,8
300,6
143,2
116,2
Citanduy
40,7
155,1
90,6
103,3
55,8
39,6
88,1
86,0
9,4
229,2
80,4
94,7
Serayu
30,3
100,2
54,9
55,0
23,0
29,2
55,9
53,6
7,1
146,0
48,8
53,1
Luk Ulo Dulang
34,8
141,5
79,6
92,2
53,5
29,7
79,0
82,3
15,3
200,7
71,2
86,8
Progo
60,4
258,2
148,0
182,6
119,5
84,0
205,7
202,8
49,8
332,7
172,8
167,8
131,8
518,9
291,3
377,8
259,6
176,7
395,2
393,5
90,9
894,8
380,9
315,0
Okt
Nov
Des
Bengawan Solo Hulu
Tabel 11. Kebutuhan Air untuk Irigasi pada Masing-masing DAS di Provinsi Jawa Timur (m3 bulan) DAS
Bulan Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
59,1
236,6
136,5
191,7
128,5
82,0
187,4
180,8
47,7
429,3
171,3
157,5
5,4
22,5
18,2
13,2
16,3
9,6
17,3
18,4
6,1
41,7
8,9
12,0
Brantas Hulu
54,6
199,8
113,2
147,8
98,9
63,5
142,0
147,5
35,4
343,4
145,8
126,4
Brantas Hilir
113,9
414,9
212,0
262,4
167,6
109,9
276,2
275,4
51,1
653,3
241,4
238,8
Luminu Pengaluran
23,9
86,5
46,4
63,8
45,1
29,9
67,1
66,3
10,6
158,2
66,7
52,4
Pekalen Sampean
80,0
239,9
161,9
221,7
161,0
104,7
195,9
198,0
63,9
470,0
237,0
194,8
Bedadung
79,4
244,8
154,0
209,1
132,3
79,9
182,0
196,72202,8
38,6
437,9
203,7
179,5
Bajul Putih
60,4
258,2
148,0
182,6
119,5
84,0
205,7
146,2
49,8
354,3
172,8
167,8
Madura
48,4
195,9
115,8
144,2
99,7
55,8
144,9
25,7
229,2
133,4
134,5
Bengawan Solo Hilir Grindulu Panggul
3.4
Jun
Ketersediaan dan Kebutuhan Air di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur
Perhitungan imbangan air diperlukan untuk mengetahui surplus dan defisit air per bulan tiap
139
Jul
Agt
Sep
DAS di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada Tabel 12 ditunjukkan hasil perhitungan imbangan air di Provinsi Jawa Tengah, sedangkan pada Tabel 13 ditunjukkan hasil perhitungan imbangan air di Provinsi Jawa Timur.
JRL Vol. 4 No. 3, September 2008 : 131-140
Di Tabel 12 terlihat bahwa kecuali DAS Serayu, semua DAS di Provinsi Jawa Tengah pernah mengalami defisit pada bulan-bulan tertentu. Di Provinsi Jawa Timur, dari Tabel 13 terlihat bahwa kecuali DAS Bengawan Solo Hilir, seluruh DAS pernah mengalami defisit air pada bulan-bulan tertentu. Bahkan di DAS Luminu Penguluran, defisit air terjadi di sepanjang tahun. Di DAS Bengawan Solo Hilir ini surplus air terbesar terjadi pada bulan Februari sebesar 5.179,72 juta m3/bulan, sedangkan surplus air terkecil terjadi pada bulan Agustus sebesar 83,43 juta m3/bulan. Kebalikannya, di DAS Luminu Penguluran defisit air terbesar terjadi pada bulan Oktober sebesar 172,00 juta m3/tahun, sedangkan defisit terkecil terjadi pada bulan September sebesar 24,56 juta m3/bulan. 4.
Kesimpulan dan Saran
4.1.
Kesimpulan
1.
Ketersediaan di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur cukup bervariasi. Di Provinsi Jawa Tengah, ketersediaan air tertinggi terdapat di DAS Serayu sebesar 8.615,33 juta m3/tahun, sedangkan potensi air terkecil terdapat di DAS Juana sebesar 88,39 juta m3/tahun.
2.
3.
140
Di Provinsi Jawa Timur, potensi air terbesar terdapat di DAS Bengawan Solo Hilir sebesar 26.149,38 juta m3/tahun, sedangkan potensi air terkecil terdapat di DAS Luminu Penguluran sebesar 45,26 juta m3/bulan. Ditinjau dari imbangan airnya, pola imbangan air di kedua provinsi ini juga bervariasi. Di Provinsi Jawa Tengah, DAS Serang Lusi, Juana dan Citanduy mengalami defisit air di sepanjang tahun, sedangkan di Propinsi Jawa Timur hanya DAS Luminu Penguluran yang mengalami defisit sepanjang tahun.
4.
Untuk surplus air, hanya DAS Serayu di Provinsi Jawa Tengah dan DAS Bengawan Solo Hilir di Provinsi Jawa Timur yang mengalami surplus air di sepanjang tahun.
4.2
Saran
1.
Perlunya perhatian yang lebih khusus pada DAS-DAS yang mengalami defisit air di sepanjang tahun. Pengelelolaan yang terencana perlu segera dilakukan untuk mencegah konflik kepentingan diantara berbagai sektor kegiatan.
2.
Penelitian ini hanya menekankan pada aspek air permukaan yaitu air sungai dan mataair, sehingga perhitungan potensi airnya juga hanya meliputi kedua aspek tersebut. Untuk memberikan data yang lebih akurat dalam perhitungan imbangan air, kiranya perlu dilakukan pula perhitungan potensi airtanahnya.
Daftar Pustaka 1.
Griend, A.A.V., 1979. Modelling Catchment Response and Runoff Analysis. Institute of Earth Sciences Free University, Amsterdam.
2.
Linsley, R.K., M.A. Kohler and Paulhus. 1980. Applied Hydrology. McGraw-Hill Publishing Company Ltd, New Delhi.
3.
Martopo, S., 1991. Keseimbangan Ketersediaan dan Kebutuhan Air di Pulau Bali. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup UGM, Yogyakarta.
4.
Nippon Koei, Co., Ltd., 1993. The Study for Formulation of Irrigation Development Programme of Indonesia (FIDP). Departemen PU dan BAPPENAS, Jakarta.
5.
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) UGM., 1990. Pengelolaan Terpadu Daerah Aliran Sungai. Kursus Hidrologi Air Permukaan, Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.
JRL Vol. 4 No. 3, September 2008 : 131-140