IX,
KESIHPULAU
Studi gerak penduduk pada komunitas padi sawah, mengambil
kasus
pada tiga daerah pedesaan
asal dan serta daerah kota sebagai daerah dimaksudkan
untuk menarik generalisasi
dengan
sebagai tujuan,
mum.
daerah tidaklah
Kesimpulan-
kesimpulan yang diambil tetap berlaku bagi desa kasus,
baik
secara terpisah, yaitu pada masing-masing desa, maupun dalam konteks
kesatuan secara agregat yang
diperbandingkan
satu
same lain. Namun demikian, dari stddi ini diharapkan temuanyang diperoleh dapat berlaku bagi studi gerak pendu-
temuan duk
lainnya di daerah pedesaan dan komunitas yang
karakteristik dan kondisi yang sama ngan
demikian,
gerak
penduduk
analisis pula
pada
akhirnya semakin banyak
studi
gilirannya
generalisasi m u m menuju
berskala jarang annya
mikro
seperti ini pun tidak
Dekasus
membuat
memungkinkan
terciptanya
gerak penduduk yang lebih kmprehensif.
teori
sama.
yang mendalam semakin memungkinkan
perbandingan,' yang pada
menarik
atau hampir
memiliki
teori-
Studi-studi
mustahil
dan
tidak
menciptakan teori-teori penting setelah temuan-temudieebarluaskan.
Suatu tcsmuan kelak merupakan
suatu
ilmu jika hasilnya telah disebarluaskan. Akhir
dari thesis ini menampilkan beberapa
kesimpulan
sebagai krirtalisasi uraian-uraian sebelunnya. 1.
Pola Gerak Penduduk dan Implikasinya Salah
adalah
satu
tidak
masalah dalam
penelitian
gerak
penduduk
adanya suatu batasan yang baku tentang
gerak
penduduk sional ruang
dan jenis-jenisnya. dalam
banyak kasus
dan waktu.
Batasan-batasan yang konvensenantiasa
dimensi
Dimensi ruang melibatkan pengertian gerak
tempat yang satu ke tempat
dari
melibatkan
yang lain.
Dimensi
waktu
lebih membingungkan dalam menetapkan batasan penduduk karena lebih beragam, dari hanya beberapa jam sampai puluhan tahun. Masing-masing penulis menggunakan selang waktu yang berbeda, sesuai dengan kepentingan dan tujuan penulisannya. Dalam studi ini,
untuk d i m e n ~ iruang,
desa tempat kelahiran;
digunakan batas
aedangkan untuk dimensi waktu, digu-
nakan batas satu hari sampai satu tahun untuk gerak sementara (komutasi, dan sirkulasi: tersebut,
ulang-alik atau lao2fau: maksimum satu tahun).
maksimum satu hari i Selain kedua dimensi
diperhitungkan pula hasrat atau keinginan sebelum
perpindahan, yakni apakah pindah permanen atau pindah sementara.
Perpaduan
kelemahan-kelemahan
ketiga yang
dimensi itu
dapat
mungkin terjadi
mengeliminasi
kalau
digunakan
secara terpisah (cf. .Goldstein, 1 9 8 0 ) dan dapat berdayaguna bagi usaha pembakuan batasan gerak penduduk. Belum pentingnya
adanya
batasan yang baku itu
memberikan
perhatian
tidak
pada semua
meniadakan
bentuk
gerak
II
penduduk,
termasuk
yang tidak tercakup
dalam
pertanyaan sensus atau registrasi pbnduduk.
Jenis-jenis
Apalagi semakin
banyak bukti, bahwa gerak penduduk sementara ini sudah semakin
lazim terjadi,
tetapi
di
bukan hanya di negara yang lebih
negara yang kurang maju pun gejala
menonjol (Liu dan Speare,
ini
maju, semakin
1973 1; Hugo, 1975, 1978a; Mantra,
1978;
Effendi,
1986).
Hasil
studi ini pun yang diangkat
tiga desa kasus yang berbeda "setting*'~S~, dalam
dari
ini lingkungan fisik (sumberdaya lingkungan) dan sosial
persen).
kecende-
Dari ketiga desa kasus, gerak sementara lebih
(65 persen) dibanding dengan gerak
menonjol
antara
lingkungan
(kemajuan teknologi pertanian) menunjukkan
rungan aama.
ha1
Hasil
permanen
(35
uji statistika menunjukkan adanya asosiasi
pola gerak penduduk (permanen versus sementara)
ngan ketiga desa yang berbeda "setting",
de-
Di desa yang lebih
1
maju
dan
sumberdaya lingkungannya baik
untuk
usaha-usaha
pertanian padi sawah, yaitu desa Watangsidenreng, pola gerak sementara laolisu (ulang-alik) dan semi-permanen yang paling menonjol. annya
Di desa yang kurang maju dan sumberdaya lingkung-
terbatas,
terutama karena iklim kering,
yaitu
desa
Camba-Camba, pola gerak sementara: sirkular dan laolisu yang terpenting.
Di desa yang kurang maju lainnya,
berdaya lingkungan yang terbatas pula, tor yang
ketinggian dan paling
jayh
terutama karena fak-
kemiringan yang besar dan terpencil dari
dengan sum-
serta
lokasinya
puaat-pusat
pasaran
tenaga kerja, yaitu desa Tikala, pola gerak permanenlah yang paling utama, permanen. yang
kemudian gerak sementara:
Dapat
disimpulkan,
bahwa,
laolisu dan
semi-
pola gerak penduduk
terpenting di ketiga desa kasbs tersebut adalah
gerak
sementara.
36,
Istilah "setting" atau konteks di rnana gerak penduduk terjadi, berasal dari Mitchell (19781, kesnudian digunakan oleh Forbes ( 1981 1986 ) untuk mengeritik beberapa penelitian gerak penduduk di Indonesia.
,
Pengukuran berdasarkan dimensi ruang, yaitu batas desa, menunjukkan bahwa gerak penduduk dari ketiga desa nelitian terutama terjadi dalam batas
propinsi Sulawesi Se-
latan, yaitu bersifat intra-regional movement. persen dari semua "pal lao" (mover), ra,
Sekitar 81 , 5
permanen maupun sementa-
bergerak k e berbagai daerah tujuan dalam batas
Sulawesi Selatan.
Dari mereka itu,
bergerak k e ibukota propinsi, kan,
kasus pe-
bahwa
pola
gerak
wilayah
21 persen di antaranya
Ujungpandang. Dapat disimpul-
penduduk yang paling
penting
dan
1
dominan di Sulawesi Selatan adalah yang terjadi dalam propinsi
{intra-regional movement),
sementara. penelitian Barat
(
Temuan
terutama yang bersifat
konsisten dengan
gerak penduduk di Indonesia,
temuan
beberapa
khususnya di
Jawa
Hugo, 1978a; Effendi, 1986 1.
Implikasi wilayah
ini
batas
dari pentingnya gerak penduduk
propinsi
dan
dalam
yang bersifat sementara
itu
batas adalah
timbulnya kebutuhan akan data sensus yang menggunakan ukuran ruang pada
bukan lagi batas propinsi sebagaimana yang sensus tahun 1961
,
1971 dan 1980.
Untuk
dilakukan itu,
perlu
ditelaah kemungkinan penggunaan unit adrainistrasi yang lebih rendah, sekurang-kurangnya batas kabupaten, seandainya batas desa atau kecamatan belum memungkinkan wengingat pertimbangan-pertimbangan biaya
misalnya.
Penggunaan batas
adminis-
trasi yang lebih rendah daripada batas propinsi untuk studistudi
atau analisis gerak penduduk dapat mengeliminasi
lemahan-kelemahan batas
propinsi,
analisis gerak penduduk yang
ke-
menggunakan
sebagaimana diungkapkan oleh Speare (1975)
dan
Hugo (1982b).
Untuk dimensi
waktu,
seyogianya
pula
Hal ini pun
dapat mendeteksi gerak penduduk sementara.
un-
tuk
menghindari pemberian cap "fmmobfle" bagi penduduk dae-
rah
tertentu yang sebetulnya cukup "mobileD',
tetapi
telah
menjadi korban dari alat-alat ukur atau kriteria yang
digu-
nakan
2.
.
Determinan Gerak Penduduk dan Implikasinya Berbagai
konflik aosial yang terjadf di Sulawesi Sela-
tan (dari abad X V I I sampai
dengan Sekarang), konsep "beker-
jaw menurut pandangan etnik Bugia, lai budaya "sfri",
Makassar dan Toraja, ni-
sistem pelapisan sosial dan jiwa
pelaut
serta berwiraswasta (padangkang atau saudagara' pallopi) merupakan faktor-faktor sosial budaya yang telah melembaga dan arti yang sangat penting bagi kegiatan perantauan
mempunyai
penduduk Sulawesi Selatan.
Faktor-faktor sosial-budaya ter-
sebut, satu atau beberapa di antaranya bersama dengan faktor antara lain faktor ekonomi, dapat menjadi determi-
lainnya, nan
gerak penduduk di' Sulawesi Selatan.
ditegaskan, faktor
bahwa faktor-faktor sosial-budaya itu
penentu
berfungaai
bagi terjadinya gerak
penduduk,
sebagai faktor pelengkap yang
terjadinya gerak penduduk. merantau atau "laosampe", na
Akan tetapi perlu bukanlah melainkan
dapat
mempercepat
Walaupun dikatakan,
bahwa pergi
"male m m b e l a",
"maJe 1 oko tondok-
tau" atu "male sawpa*' telah berakar dan melembaga
sistem beberapa
sosial masyarakat Bugis, rbad
yang lampau,
Makassar dan Toraja
namun tidaklah
berarti
dalam sejak bahwa
kekuatan-kekuatan
tradisional itulah yang menentukan terja-
dinya perilaku perantauan.
Bahkan, pola-pola gerak pendud&
sudah mengalami perubahan dan masih tetap berlangsung karena merupakan komponen struktur sosial ekonomi masyarakat, yakni dalam rangka pengadaan tenaga kerja, nyak
ke kota-kota dapipada "leosampe"
bergerak
Henurut Forbes
pulau lain. buat
yaitu mulai lebih
(
1981 ,
ke
ba-
pulau-
1986 1, yang banyak memo
kritikan tajam atas penelitian-penelitian gerak pendu-
duk yang menekankan kekuatan-kekuatan tradisional dari
sis-
I
tem sosial sebagai penentu pola-pola perantauan,
gerak pen-
duduk
bukanlah produk kekuatan-kekuatan tradisional
dapat
dan
harus diungkapkan dengan kondisi
tetapi
istimewa
dari
"set ting". Selain perubahan pada pola gerak penduduk, struktur sosial tradisional yang mencakup segi-segi sosial budaya
yang
melekat dalam diri masyarakat Bugis, Hakassar dan Toraja itu tidaklah
atatis,
sosial
tidak
gerak
penduduk
tetapi terus
selalu
menerus
member1 sumbangan
keluar (arus
aman" 1986).
bagi
pascube'),
menahan (me-ran) terjadinya gejala itu. terjadi
berubah.
terjadinya
konflik arosial
kadangkala
Konflik sosial yang. "klep
berikutnya
. S e l m a fungsi itu masih berperan,
arus gerak keluar teredam.
meningkatnya
tetapi
pada suatu saat dapat menjadi lembaga bagi
Konflik
peng(Coser,
selama itu
pula
Konsep "bekerja" atau *'pal1aongw
dalam pandangan masyarakat setempat yang mengandung implikasi terjadinya gerak penduduk k e luar dari lingkungan komunitaanya, bangan
telah bergeser pula maknanya. raslonal mulai berpengaruh,
Pertimbangan-pertim-
apakah "laosampe"
atau
tetap bekerja di daerah asal aaja, sebab peluang bekerja dan Perwujudan nilai budaya **siriW
berusaha masih memungkinkan. tertentu
pun,
terutama
yang berakibat negatif
mengakibatkan gerak ke luar desa, dengan
meningkatnya
niagawan
perahu
dapat
semakin berkurang sejalan
pendidikan.
< "padangkang
dan
Demikian
pal l o p i
pula,
peranan
" atau ''saudagara * pal
-
l o p i " ) yang pernah terkenal dalam menyebarkan penduduk Sula-
wesi
Selatan ke berbagai wilayah kepulauan
mulai
berkurang
dengan berbagai kebijaksanaan
Kekuatan-kekuatan
tradisional
sosial-budaya
dalam
penduduknya
dapat
masyarakat
Nusantara
gerak penduduk keluar,
ini,
Pemerintah. yang
melekat
mempengaruhi
tingkat
namun harus selalu dikaitkan
dengan
kondisi-kondisi tertentu dari ' s e t t i n g " atau konteks di mana gerak penduduk terjadi pada kurun waktu tertentu. Tingkat gerak penduduk di ketiga desa kasus yang berbeda
sumberdaya lingkungan dan tingkat teknologi pertaniannya
itu ternyata berbeda pula: sumberdaya
(1)
Desa Watangsidenreng, dengan
lingkungan baik dan teknologi pertanian
tinggi,
memiliki tingkat gerak penduduk yang paling rendah; (2) Desa Camba-Camba, nologi
pertanian rendah,
yang sedang; relatif yang sosial
dengan sumberdaya lingkungan terbatas dan tekmemiliki tingkat
gerak
.
dan ' ( 3 ) Desa Tikala, dengan karakteristik yang
sama dengan desa Camba-Camba,
tetapi dengan lokasi
terpencil dan Jauh dari pusat-pusat kegiatan dan politik,
paling tinggi.
penduduk
memiliki tingkat gerak
ekonomi,
penduduk
yang
Dari aegi pendekatan "global variables" (istilah Freedman,
19741, yaitu dengan menganalisis karakteristik masing-
masing
desa
terutama
atau komunitas padi sawah secara berkaitan dengan motivasi
yang
keseluruhan,
terjadinya
gerak
penduduk, ternyata perbedaan tingkat gerak penduduk di ketiga
desa tersebut berkaitan erat dengan
ketimpangan
regional yang dialami oleh masing-masing desa.
sosial
Ketimpangan
yang paling besar dan menyumbang kepada tingkat gerak penduduk
tinggi terjadi di Tikala.
yang
Di desa
ini,
faktor
t
tekanan penduduk,
keselarasan lingkungan yang terganggu, di
mana stabilitas ekosistem mengalami kemunduran, faktor lokasi,
pendidikan
yang relatif lebih
maju,
dan
kelembagaan
sosial-budaya, sangat mendorong terjadinya gerak penduduk ke luar desa. tor
Sebaliknya, di desa Watangsidenreng, hanya fak-
kelembagaan
samping
faktor lokasi,
pendidikan dan
mungkin dapat ber-pengaruh, pada
berpengaruh,
sosial-budaya yang dapat
Adapun
"setting".
keresahan
nungkin pula
di
politik
tidak,
tegantung
desa Camba-Camba lebih
mendekati
profil desa Tikala. Ciri-ciri daerah "pinggiran"
dimiliki oleh desa
tingkat gerak penduduk yang paling tinggi, Camba-Camba; rah gerak
"pusat"
gerak
dimiliki oleh Watangsidenreng, yang
rendah.
paling
pertanian
benduduk,
mdgratf on 1
yaitu Tikala dan
sedangkan profil yang mendekati ciri-ciri dae-
penduduk
pembangunan
dengan
dengan
Keberhasilan
di desa ini menimbulkan
arus
yakni pola migrasi pulang kampung
men jadi
menon jol
.
tingkat
Bahkan dalam
musirn
dalam balik
(return panen,
~ e n d a t a n gsirkular dari kabupaten-kabupaten lain menyerbu ke desa ini. hasil
Nampaknya, pembangunan pertanian di desa ini ber-
mengurangi
kesenjangan antara desa dan
kota,
gaimana yang diharapkan oleh ahli-ahli ekonomi
seba-
pembangunan,
seperti Todaro (19781, sehingga dapat mengurangi arua keluar penduduk desa. Dari
segi
yaitu
19741,
sawah
padi
contextual dengan
variables
(
istilah
Freedman,
menganalisis karakteristik
yang dicerminkan
oleh
agregasi
komunitas
karakteristik
$
rumahtangga jenis duk
ternyata jumlah
rumahtangga pada masing-masing Hakin
berbeda.
komunitas
adalah
tinggi tingkat gerak penduduk makin
banyak
bebas yang berpengaruh (di Tikala ada tujuh
di Camba-Camba ada lima peubah dan di Watangsidenreng ada
tiga
tanpa
peubah yang berpengaruh).
Di ketiga desa
memperhatikan tingkat teknologi pertanian di
kaan sumberdaya lingkungan, gerak
dan
peubah yang berpengaruh terhadap tingkat gerak pendu-
per
peubah
dalam komunitas tersebut,
peubah, hanya kasus, kelang-
ada dua determinan penting bagi
penduduk dalam kurun waktu 1980-1985,
yaitu
tingkat
pendidikan yang diukur dengan tingkat melek huruf per rumahtangga
dan
(kota).
adanya
kerabat atau
teman
di
daerah
tujuan
Semakin tinggi tingkat melek huruf dan adanya kera-
bat di kota,
semakin tinggi pula t'lngkat gerak penduduk per
rumahtangga di ketiga komunitas padi sawah tersebut.
Di kedua desa yang relatif sama teknologi pertanian dan terbatas Camba-Camba,
sumberdaya lingkungannya, selain
kedua
yaitu desa Tikala dan
peubah yang
telah
disebutkan,
terdapat lagi dua peubah yang sama-sama berpengaruh terhadap
tingka*
gerak penduduk per rumahtangga.
adalah
Kedua peubah
itu
faktor budaya setempat berupa tanggapan dan partisi-
pasi rumahtangga terhadap upacara-upacara adat, kawinan, serta
per-
kematian, khitanan dan berbagai selamatan lainnya,
tingkat
Tikala,
yaitu
teknologi
perpaduan antara
pertanian
kimiawi-biologis.
tekanan penduduk,
Di
kemiskinan dan
adat untuk ikut berpartisipasi pada setiap upacara
tuntutan adat,
terutama
upacara
pemakaman,
mendorong
untuk
bergerak
keluar guna mencari nafkah
di
penduduknya mana
saja,
t
terutama di kota. nian
Sebaliknya,
mengurangi tingkat
kimiawi-biologis
Masih
ada
penggunaan teknologi perta-
tiga peubah yang berpengaruh
gerak
penduduk.
terhadap
tingkat
gerak penduduk di Tikala, .tetapi tidak berpengaruh terhadap penduduk di kedua desa
lainnya,
yaitu
tingkat
gerak
semakin
kecil tingkat partisipasi kerja rumahtangga di luar
sektor pertanian, rumahtangga;
(1)
semakin tinggi tingkat gerak penduduk per
(2) semakin tinggi pendapatan rumahtangga dari
sektor pertanian,
semakin tinggi tingkat gerak penduduk per
rumahtangga; dan (3) semakin tinggi tingkat teknologi pertanian mekanis yang digunakan oleh rumahtangga tinggi
pula
gerak penduduk per rumahtangga pada
padi sawah di Tikala.
akan
luas
semakin komunitas
Adapun d l Camba-Camba, masih ada satu
peubah yang berpengaruh, Meningkatnya
tani,
yaitu penguasaan tanah
pertanian.
tanah pertanian padi sawah yang
digarap
rnengakibatkan turunnya tingkat gerak penduduk per
ru-
mahtangga. Makna semuanya itu dapat lebih disimpulkan lagi, bahwa: ( 1 ) tanpa memandang perbedaan-perbedaan
desa asal dalam
ha1
41 6
tingkat
teknologi pertanian dan kelangkaan sumberdaya ling-
kungan,
determinan
tingkat
pendidikan (tingkat melek huruf) dan adanya kerabat
di
gerak penduduk per
daerah tujuan,
rumahtangga
adalah
( 2 ) desa yang
terutama di kota3
kurang
maju teknologi pertanian dan terbatas sumberdaya lingkungannya,
gerak
penduduknya
per rumahtangga
dipengaruhi
oleh
faktor kezembagaan sosial budaya yang masih kuat dan tingkat teknologi
kimiawi-biologis.
pertanian
Selain
itu,
masih
dapat pula dipengaruhi oleh tingkat partisipasi kerja rumahf
tangga
di sektor pertanian,
dari sektor pertanian,
tingkat pendapatan rumahtangga
tingkat teknologi pertanian
mekanis
dan luas penguasaan tanah pertanian.. I
Implikasi pada
dari determinan gerak penduduak itu terletals
kepekaan mengambil keputusan pada
(nasional dalam
sampai
keserasian dan
k e luar desa pun demikian,
meningkatkan
bangunan (desa,
tenaga
pertanian desa, kerja.
ke-
dengan
masyarakat.
Gerak
yaitu bertujuan
untuk
Dengan demikian, gerak penduduk seyogia-
dipandang sebagai sarana bagi tercapainya
semua
antara
pendapatan atau kesejahteraan rumahtangga yang
ditinggal di desa.
nologi
desa
Pembangunan pada dasarnya ber-
untuk meningkatkan kesejahteraan
penduduk
nya
keselarasan
pembanguanan pedesaan dan pertanian
gerak penduduk ke luar desa. tujuan
tingkatan
desa) dan koordinasi pembangunan di
menciptakan
giatan-kegjatan
berbagai
regional maupun nasional). kimiawi-biologis
dapat
tujuan
Peneraapan tekdilaksanakan
karena terbukti dapat meningkatkan daya Akan tetapi,
pem-
di
serap
penerapan teknologi pertanian
41 7
mekanis haruslah dilakaanqkan dengan hati-hati dan selektif. Kalau
tidak,
akan mengakibatkan lebih
kerja
pedesaan,
Camba-Camba. penduduk
terutama
Pembangunan
dan berusaha,
pertanian Jangan sampai karena
dan
memaksa
kehilangan
peluang
seperti terjadinya pergeseran tenaga
ker ja (labor dl splacing). pertanian
tenaga
di desa-desa seperti Tikala
meninggalkan desanya,
bekerja
terkurasnya
Akan tetapi ,
kalau
pembangunan
itu mengakibatkan pendapatan rumahtangga pedesaan
meningkat,
dan
karena itu berkemampuan
untuk
mengirimkan
I
anggotanya adalah
ha1 yang positif.
suatu
kegiatan arus
pergi mencari tambahan pendapatan di luar Demikian
pembangunan pedesaan lainnya,
gerak penduduk ke luar desa,
pula
dapat
kegiatan-
heningkatkan
walaupun pada tahap awal
memang dapat menahan arus keluar
pembangunan
desa,
itu.
Karena
itu, kebijakan-kebijakan yang langsung melarang gerak keluar penduduk pedesaan di daerah asal dengan yang
melarang
tertutup" sesuai
kebijakan-kebijakan
penduduk desa memasuki kota,
di daerah tujuan,
seperti
"kota
adalah kurang tepat dan
tidak
dengan hakekat pembangunan itu sendiri
serta
tidak
aesuai dengan hak azasi manusia. 3.
Dampak Cerak Penduduk dan Implikasinya Dampak
gerak penduduk terutama dirasakan oleh individu *
"pallao" sendiri,
rumahtangga dan komunitaanya.
analisis rumahtangga berdasarkan status desa
yang
komersial, penduduk
Pada unit
sosial-ekonomi,
paling maju teknologi pertaniannya dan
di
bersifat
selain memenuhi kebutuhan sendiri, tingkat gerak yang
paling tinggi terJadi
pada
lapisan
petani
luas.
Sebaliknya, tingkat gerak penduduk yang paling rendah
terjadi pada lapisan paling bawah, tak bertanah (tunakisma). taniannya status
itu,
Di desa yang maju teknologi per-
secara statistika terdapat asosiasi
antara
sosial-ekonomi rumahtangga dengan persentase
rumah-
tangga "pallaa". nya,
petani sempit dan petani
secara
disimpulkan, berhubungan
Adapun di desa yang kurang maju pertanian-
statistika
asosiasi itu tidak
nyata.
Dapat
bahwa modernisasi dan komersialisasi pertanian dengan rumahtangga "pallao" (tingkat gerak peni
duduk) berdasarkan status sosial-ekonomi rumahtangga. Dengan kata lain, rah
modernisasi dan komersialisasi pertanian di dae-
pedesaan dapat mondorong penduduk desa
keluar,
bergerak
ke daerah lain, terutama ke kota, dengan pola gerak
sementara "laolisu". sakan
untuk
Karena itu, yang paling banyak
mera-
dampak gerak penduduk pada komunitas yang maju tekno-
logi pertaniannya adalah rumahtangga "pallao" yang ada lapisan
paling
atas.
Di desa yang kurang maju
pertaniannya (tapi tergolong "sedang" kasus),
dampak
sirkular
gerak
dan "laolfsu",
pada
teknologi
di antara ketiga
penduduknya yang berpola lebih banyak terasakan
desa
sementara: Juga
oleh
rumahtangga "pallao" padd lapisan paling atas karena tingkat gerak
penduduk
yang tertinggi terdapat Juga
pada
lapisan
atas ini. Adapun di desa yang kurdng maju lainnya (tergolong paling
wrendah"
desa kasus), permanen
tekonologi pertaniannya di
antara
ketiga
dampak gerak penduduknya yang berpola mlgrasal
dan sementara:
"laolisu" terutama dirasakan
oleh
rumahtangga "pallaoP* yang ada pada lapisan petani sempit dan
sedang, sebab tingkat gerak penduduk tertinggi terdapat pada kedua 'lapisan sosial-ekonomi tersebut. Dampak gerak penduduk pada rumahtangga dan komunitasnya di daerah asal antara lain: menambah pendapatan rumahtanggas meningkatkan status sosial dan mutu hidup rumahtangga, dorong
usaha-usaha pembangunan di desa,
penerimaan ide-ide baru, ningkatnya
peranan
men-
mempercepat proses
berkurangnya tenaga kerja dan
wanita,
me-
migran di kota sebagai
temgat
penampungan keluarga dari desa yang akan melanJutkan
pendi-
I
dikan,
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis, partisi-
pasi media massa, laku
dengan
partisipasi ekonomi yang luas, pola peri-
empati yang tinggi,
dan pada
akhirnya
meng-
akibatkan perubahan sosial-ekonmi pada masyarakat pedesaan. Meningkatnya sawah
terutama
rumahtangga " p a l l a o w pada komunitas bersumber
dari
kiriman
uang
dan
padi barang
(ramittancea) dari anggota rumahtangga tersebut yang bergerak k e luar desa mencari nafkah di daerah lain, kota.
Hasil
sementara berdaya
survai: di kota menunjukkan,
terutama di
bahwa
pendatang
dari dua desa yang kurang maju dan terbatas lingkungannya,
mengirimkan
yaitu desa Camba-Camba dan
atau membawa uang pulang
ke
desanya,
sum-
Tikala, masing-
masing sebesar 43 persen dan 39 persen dari rataan pendapatan •
mereka
di kota.
Ini berarti' meningkatkan
pendapatan
rumahtangga mereka di masing-masing desa tersebut. Dalam ha1 kiriman tersebut, ruhan
lebih
pendatang permanen d i kota secara keselu-
kecil sumbangannya.
Hanya yang berasal
dari
Tikala mempunyai arti penting, sekitar 33 persen dari rataan
-
pendapatan
mereka d i k o t a .
pendapatan
rumahtangga
uang
Dengan
demikian
mereka d i d e s a .
meningkatkan
Besarnya
dan b a r a n g k e d e s a merupakan f u n g s i d a r i :
gerak
penduduk,
atau individual; terhadap
lao"
a p a k a h permanen a t a u
keluarga
(2) t i n g k a t d a n s i f a t t a n g g u n g j a w a b "pald e s a yang d i t i n g g a l k a n ;
(3) hubungan
"pallao" d e n g a n k e r a b a t n y a d i d e s a ;
pekerjaan,
bentuk
(1)
sementara,
t e r b i n a a n t a r a "pallao" d a n k e l u a r g a n y a ; ( 4 butuhan
kiriman
yang
t i ' n g k a t d a n kedan ( 5 )
jenis
p e n d a p a t a n d a n b i a y a h i d u p "pallao" d i k o t a .
Di
i
d a l a m semua d e t e r m i n a n i t u , sentral.
Sebaliknya,
rumahtangga
k e l u a r g a memiliki s u a t u peranan
Jumlah
k i r i m a n yang
diterima
*'pallao" d i d e s a d i t e n t u k a n p u l a o l e h
jumlah anggota rumahtangga yang b e r g e r a k k e l u a r , c a r i nafkah ke kota, dapatan
oleh
proporsi p e r g i pen-
y a n g p a d a g i l i r a n n y a mempengaruhi pen-
rumahtangga.
Semakin b e s a r p r o p o r s i j u m l a h a n g g o t a
rumahtangga yang p e r g i mencari nafkah k e k o t a , semakin b e s a r pendapatan rumahtangga. Hasil
survai d i ketiga desa kasus
menunjukkan,
bahwa
r a t a a n p e n d a p a t a n p e r t a h u n , b a l k p e r r u m a h t a n g g a maupun p e r anggota
rumahtangga,
hitungkan.
Sebaliknya,
miskin akan berkurang. miskin
akan meningkat kalau
kiriman
diper-
jwnlah a t a u p e r s e n t a s e rumahtangga Dengan k i r i m a n t e r s e b u t , r u m a h t a n g g a
d i Tikala akan berkurang l e b i h d a r i seperduanya,
Canba-Camba
di
b e r k u r a n g l e b i h d a r i s e p e r t i g a n y a d a n d i Watang-
s i d e n r e n g hanya berkurang s e k i t a r
sepersepuluhnya..
Hampir
p a d a semua l a p i s a n s o s i a l - e k o n o m i r u m a h t a n g g a d i k e t i g a d e s a kasus
m e m i l i k i t i n g k a t pendapatan p e r rumahtangga a t a u
per
k a p i t a a n g g o t a rumahtangga p e r t a h u n meningkat k a r e n a adanya
kiriman. lapisan
Dalam
ha1 ini,
sosial-ekonomi
rumahtangga DDpallao" pada setiap
rumahtangga ada dalam
posisi
yang
Dampak positif lainnya dari adanya kiriman karena
men-
lebih baik daripada rumahtangga "penetap**.
Jadi
unsur
lapisan tap"
penting bagi pemerataan pendapatan,
baik
pada
sosial ekonomi yang sama antara rumahtangga rumahtangga *'pellao",
dengan
sosial-ekonami memiliki
maupun
cenderung merata.
tingkat
Lapisan
"pene-
antara bawah
pertambahan pendapatan yang
lapisan cenderung
lebih
besar
t
daripada
pertambahan pendapatan pada lapisan atas.
Kenya-
taan in1 bertentangan dengan pandangan Lipton ( 1 9 8 0 ) , kiriman itu di desa.
terkonsentrasi pada rumahtangga yang lebih kaya
Hanya saja, karena tingkat pendapatan pada lapisan
yang paling bawah ini memang paling rendah, tingkat
bahwa
sehingga dengan
pertambahan yang lebih seratus persen
kiriman, belum berarti banyak.
pun,
Mereka tetap ada pada kelom-
pok pendapatan paling rendah dan belum banyak yang keluar
dari
dengan
tingkat
karena
kiriman,
karena
garis kemiskinan.
Sebaliknya,
pertambahan pendapatan
yang
berhasil
lapisan paling
atas kecil
Justru memiliki tingkat pengurangan rumah-
tangga miskin yang paling besar. Dari segi penggunaannya,
kipiman uang dan barang
pen-
ting
artinya bagi rumahtangga tani subsistensi untuk
meme-
nuhi
kebutuhan
yaitu
hidup
"cukupan".
pokoknya,
demi kelulusan
hidupnya,
Pengiriman anggota rumahtangga
ke
luar
desa untuk mencari nafkah merupakan *D8urvival strategy" bagi rumahtangga
*'pallaoP*yang bersangkutan.
Kiriman merupakan
Juga
mekanisme bagi perubahan sosial dan ekonomi
di
pede-
meningkatkan status sosial dan mutu hidup rumahtangga
saan,
"pallaow,
serta
memberi
petunJuk kuat atau tidak
kuatnya
ikatan-ikatan kekeluargaan antara kota dan desa. Menurut
Heeren (19551, migrasi dengan
tegas
kenaikan sosial bagi mereka yang bersangkutan. ini
ditemukan,
membawa
Dalam studi
bahwa kenaikkan status ini terasakan sekali
kalau "pa3laoW itu dapat berpartisipasi pada setiap kegiatan di mana mereka dapat memperlihatkan keberhasilannya di
ran-
f
tau yang
atau di kota. rendah,
Migran asal Tikala dari lapisan
kalau kembali ke desa sanggup
sosial
berpartisipasi
pada upacara kematian dengan menyumbangkan kerbau atau babi; yang
dalam ha1 ini akan meningkatkan derajatnya sendiri dan
keluargannya tangsidenreng
di desa.
dan Camba-Camba,
uang ("Solok")
bangkan
Demikian Juga bagi migran asal kalau mereka dapat
yang banyak dalam proses
Wa-
menyum-
perkawinan
kerabatnya di desa. Dari satu
segi kualitas
ukuran
rumah yang dimiliki sebagai
keberhasilan dalam
kehidupan
salah
sosial-ekonomi,
ternyata persentase rumahtangga "pallaow yang memiliki rumah berkualitas baik lebih besar daripada rumahtangga pada
masing-masing
desa kasus penelitian dan
"penetapW*
pada
setiap
lapisan sosial-ekonomi rumahtangga. Dari (durable
segi pemilikan barang rumahtangga yang tahan lama goods),
yang sering Juga dipakai
status sosial-ekonomi rumahtangga, gerak tangga
memiliki akses
mengukur
terdapat adanya pengaruh
penduduk terhadap pemilikan barang wpaf3ao"
untuk
tersebut.
yang lebih besar
Rumahterhadap
423
tigabelas
jenis
barang
daripada
Persentase
rumahtangga
barang
atas selalu lebih
ke
"penetap".
""pallaow*yang memil iki banyak
daripada
"penetap". 1 ima
Jenis
rumahtangga
Sebaliknya, yang tidak memiliki barang, atau yang
miskin
paling
rumahtangga
persentasenya lebih kecil
pada
"'pal lao" di banding rumahtangga ""penetap".
rumahtangga
Kecenderungan ini
berlaku pula pada setiap lapisan sosial-ekonomi rumahtangga. indikasi
Beberapa lainnya,
kemiskinan
dan ukuran
mutu
hidup
antara lain: luas lantai,rumah, penggunaan listrik
atau penerangan lainnya, air minum, WC, kecukupan pangan dan pola konaumsi, but,
menunjukkan pada masing-masing ukuran terse~"pallao'"-lah yang paling banyak
rumahtangga
atkannya, sosial
sehingga
dan
dapat
dikategorikan
memanfa-
mempunyai
status
daripada
rumah-
mutu hidup yang lebih tinggi
tangga penetap. !
Dapat
disimpulkan,
bahwa ada hubungan antara
tingkat
kesejahteraan atau mutu hidup rumahtangga di desa dengan ada atau tidak adanya anggota rumahtangga yang bergerak ke desa
luar
. Gerak
pedesaan Dengan
penduduk dapat mendorong usaha-usaha pembangunan dan
mempercepat proses penerimaan
Jumlah
Akibatnya
,
berguna
bagi
pajak
baru.
mengalirnya uang dari "psllao" di kota-kota ke
berarti
barang
ide-ide
uang yang beredar'di
desa
semakin
besar.
perekonomian desa meningkat , yang pada gilirannya pembangunan desa.
Apalagi kiriman uang
k e desa asal ada Juga yang digunakan untuk dan
desa
aumbangan bagi pembangunan
desa.
dan
membayar
Ekonomi
uang
telah meluas ke daerah pedesaan sebagai akibat gerak
pendu-
duk desa-kota. Dari segi sumberdaya manusia (human resources), pulang kampung,
migran
terutama pensiunan pegawai negeri, guru dan
militer, mempunyai andil yang besar dalam pembangunan ekon9mi desa. Ide-ide,
nilai-nilai,
sikap-sikap
dan
inovasi
baru
dapat disebarluaskan kepada masyarakat desa oleh para lao" yang kembali ke desa.
"pal-
Mereka menjadi pelopor perubahan I
(agent of change) ikasi di
bagi masyarakat desanya.
dalam bidang pertanian menjadi lebih cepat diteri-
ma oleh masyarakat petani, lao"
Usaha intensif-
karena adanya peranan dari "pal-
yang kembali ke desa sebagai "linker" atau
"conveyor"
"client-system*'.
Tentunya
tanpa melupakan peranan para penyuluh pertanian.
Penyebaran
antara
"source
system" dengan
dan penggunaan ide-ide baru, inovasi dan kebijaksanaan pemerintah pada masyarakat pedesaan akan semakin cepat dan
diterima
dilaksanakan apabila sebagaian besar masyarakatnya mem-
punyai pengalaman migrasi atau pernah bermigrasi ke kota. Salah
satu dampak negatlf dari gerak penduduk ke
adalah berkurangnya tenaga kerJa
desa
muda,
yang
relatif
berpendidikan dan kebanyakan dari jenis kelamin laki-
lebih
Bagi desa Tikala yang padat
laki. penduduk
penduduknya,
banyaknya
yang bergerak keluar justru menyebabkan terjadinya
keseimbangan baru dalam ha1 penyediaan tenaga kerja di tor
luar
pertanian.
babkan
Dengan kata lain,
gerak keluar itu
berkurangnya kompetisi pekerjaan di desa.
juga di Camba-Camba,
sek-
menyeDemikian
yang berpolakan gerak sirkular,
tidak
mengalami masalah kekurangan tenaga kerja.
Di
Watangsiden-
reng, kekurangan tenaga kerja diatasi dengan mekanisasi pertanian,
yaitu
dengan penggunaan traktor mini dan
masuknya
tenaga kerja dari daerah lain selama musim mengolah sauah. Selain itu, berkurangnya tenaga kerja pedesaan mengakipergeseran pola peranan anggota-anggota
batkan di
desa
asal,
ganda wanita
yang tercermin dari
rumahtangga
meningkatnya
peranan
di dalam rumahtangga maupun di luar rumahtang-
gaWdalam rangka pencarian nafkah.
Di bidang pencarian naff
kah, curahan tenaga kerja wanita cenderung meningkat sejalan dengan
meningkatnya gerak penduduk ke luar desa.
Kecende-
rungan adanya hubungan positif antara besarnya curahan tenaga
kerja wanita di bidang pencarian nafkah
gerak
penduduk
dengan
tingkat
berlaku pada masing-masing lapisan
sosial-
ekonomi rumahtangga.
Jadi, gerak penduduk ke luar desa memo
punyai dampak yang penting bagi wanita pedesaan, ranan
yakni
mereka di dalam pola pencarian nafkah d i S l u a r
pe-
rumah-
tangga adalah untuk meningkatkan pendapatan rumahtangga. Salah adalah
satu dampak penting lainnya dari gerak
migran
yang
datang lebih dulu
keluarganya dari desa mahtangga
"pallao"
ketidakadaan
tempat
ke
kota
penduduk menampung
yang akan melan jutkan *endidikan. Rudi
desa tidak akan
khawatir
tinggal bagi' anak-anaknya
mengenai yang
akan
melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi di kota. Biaya
hidup selama mengikuti pendidikan dl kota
ditanggung oleh migran yang ditempati mondok. peranan
kebanyakan Betapa besar
migran di kota dalam membantu kelanjutan pendidikan
keluarganya yang datang dari desa.
Cerak penduduk, khususnya yang taan,
dapat mengakibatkan
menuju k e daerah perko-
berkurangnya
buta huruf,
jumlah orang yang dapat membaca dan menulis semakin kat. an
yakni mening-
Di samping itu, jumlah orang yang mempunyai pengetahudan keterampilan menengah dan tinggi semakin
gerak penduduk berkorelasi dengan tingkat pendidik-
Tingkat an,
khususnya
tingkat melek huruf.
Meningkatnya
melek huruf atau kemampuan membaca dan menulis pula partisipasi media massa. keterbukaan sa,
tingkat
meningkatkan
Rumahtangga *'pallaow memiliki 1
yang lebih besar terhadap penggunaan media mas-
yaitu surat kabar,
ding
bertambah.
majalah, radio dan televisi, diban-
rumahtangga '*penetap*'.
Partisipasi media massa
tinggi di kalangan rumahtangga "pallao" mempengaruhi sipasi ekonomi,
parti-
politik dan sosial, serta terjadinya mobil-
itas kejiwaan. cenderung
yang
Bahkan, meningkatnya partisipasi media massa
untuk menambah partisipasi di dalam semua
sektor
dari sistem sosial, yang pada gilirannya meningkatkan kemampuan
ber-empati,
untuk
dalam Arah
Kemampuan
sendiri
ber-empati,
yaitu kesanggupan
dalam situasi orang lain,
sangat
proses pembaruan menuju masyarakat yang perubahan
adalah
berlalunyd tata
menuju kepada modernisasi. alnya
diperlukan
mencapai suatu masyarakat yang lebih maju atau
modern. diri
suatu mobilitas kejiwaan yang
merupakan
hidup
lebih
melihat
dibutuhkan lebih
maju.
tradisional
Adapun kecepatan perubahan sosi-
fungsi dari jumlah atau persentase
rumah-
tangga
petani sawah yang mencapai tingkat peralihan
(tran-
sisi),
dengan sifat-sifat antara lain: tingkat gerak pendu-
duk yang tinggi,
aktivisme yang
tinggi,
memiliki
harapan
masa
depan yang lebih baik,
pantD'),
sifat
menulis,
kekotaan (urbanism),
kemampuan membaca
dan
kemampuan ber-empati dan memiliki kepribadian yang
inovatif. mencapai
gaya keperansertaan ("partici-
Semakin tingkat
tersebut.
banyak
rumahtangga petani
peralihan,
Pengaruh
semakin maju
mimpinan desa,
pula
yang ditimbulkan antara
perubahan pada lembaga-lembaga pendidikan misalnya,
sauah
yang
yang
komunitas
lain
terJadi
kemasyarakatan, dalam bidang
mempengaruhi pula struktur kepe-
sistem pelapisan
gosial,
cayaan, perubahan-perubahan pada lembaga
peralihan
keper-
perkawinan, struk-
tur keluarga dan keterbukaan terhadap gagasan-gagasan baru. Perubahan kala,
yang
sosial.ini paling banyak terjadi di desa Ti-
ciri-ciri komunitasnya mulai menunjukkan
ciri masyarakat peralihan. ngaruhi
desa
cerminan
Tikala
terJadinya
nigrasi permanen
dan besarnya pengaruh perubahan sosial
dan
sangat ini
cirimempe-
merupakan
ekonomi
sel&a
sepuluh tahun terakhir. Beberapa
implikasi timbul sehubungan dengan dampak ge-
rak penduduk, di antaranya bahwa gerak penduduk selalu melibatkan perubahan-perubahan dalam beberapa subsistem lain dalam masyarakat. Karena itu, gerak penduduk hendaknya dilihat sebagai ekonomi
bagian integral dalam proses perubahan
.
dapatan, penduduk.
sosial
dan
Gerak penduduk dapat meigakibatkan perubahan pendan
perubahan pendapatan dapat menyebabkan
Gerak
penduduk
dapat
mengakibatkan
gerak
perubahan-,
perubahan d a l m kedudukan sosial seseorang, dan orang tersebut
mungkin
berpindah
karena
perubahan-perubahan
dalam
ksdudukan
Demikian pula, - komponen-kompoen
sosial mereka.
perubahan sosial dan ekonomi lainnya dalam hubungannya ngan
gerak
penduduk seyogianya dianalisis
de-
dalam
hubungan
bahwa bukan hanya daerah
pedesaan
sebab akibat yang berbalasan. Implikasi dan
lainnya,
komunitasnya yang mengalami perubahan karena adanya hu-
bungan dengan daerah kota melalui "pallaow, tetapi struktur dan
nilai-nilai perkotaan juga mengalami perubahan di
ping
"pa31ao"
sendiri berusaha
menyesuaikan
diri
sarn-
dengan
I
struktur dan nilai-nilai kehidupan di kota.
Hal ini dirang-
kum dan dianalisis dalam Bab VI thesis ini. 4.
Beberapa Implikasi Kebijaksanaan Gerak
penduduk
dalam batas propinsi Sulawesi
( f ntra-reg1 onal movment J , gerak "laolfsu" permanen,
terutama
atau ulang-alik,
maupun
dari desa ke kota, baik sirkulasi,
migrasi permanen,
migrasi
dalam melaksanakan
erat
Dengan adanya gerak pendu-
maka hubungan desa dengan kota dapat
dan diperlancar.
pertim-
kebi jaksanaan-kebi jaksanaan pem-
bangunan regional dan pedesaan. duk desa-kota,
semi
mengandung nilai-nilai
tertentu yang kiranya dapat dijadikan sebagai bahan bangan
$elatan
Orang-orang desa
banyak memperoleh pengalaman,
diper-
yang pergi ke kota
pengetahuan,
ide-ide dan si-
kap-sikap baru di k ~ t a , yang selanjutnya dapat dialihkan ke desa-desa.
Hal ini sangat penting dalam proses pembangunan
di desa. Kebijaksanaan duk
pemerintah daerah di bidang gerak pendu-
sudah perlu dipikirkan
sedini mungkin.
Hal ini
untuk
menghindari terjadinya konsentrasi arus migrasi permanen kota
Ujungpandang dan menghindari daya tampung yang
ke
berle-
bih, sebelum kota terbesar di Sulawesi Selatan itu mengalami proses
urbanisasi
city"
yang sangat
yang tidak wajar atau mengungguli
"prlmate
menjadi
kota-kota
lainnya.
Konsep
pusa-t pertumbuhan (growth c e n t e r ) sudah selayaknya disebarkan
dan dipencarkan ke kota-kota
kabupaten
lainnya,
agar
arus gerak penduduk, baik yang permanen maupun yang sementaakan memencar juga ke kota-kota kecil tersebut.
ra,
Seba-
f
liknya,
daerah-daerah
katan "agropolitan" bangunan
pedesaan dipacu pula melalui pende-
atau urbanisasi
sektor
pedesaan.
Pem-
industri dan pertanian dalam unit-unit "agropolit-
an" yang baru dapat mempercepat proses perkembangan perkotaan dan pedesaan secara bersama. Program-program pembangunan pedesaan di Daerah I1
yang
tenaga kerja
Tingkat
berorientasi kepada perluasan lapangan kerja kerja
pedesaan yang mengalami
kekurangan
lapangan
secara musiman oleh karena menunggu pekerjaan
Jutnya di bidang pertanian,
perlu dikembangkan
dan
berhasil meningkatkan pendapatan
dan
pemasaran yang dapat d,inikmati
oleh
pedesaan untuk mengembangkan perekonomiannya. patan yang meningkat, luar
kerja
mereka,
samping hasil-hasil nyata berupa prasarana perhubungan duksi
selan-
terus. Pro-
gram tersebut telah berhasil menyerap sejumlah tenaga pedesaan
bagi
di pro-
masyarakat
Dengan penda-
mereka berkemampuan untuk bergerak ke
desanya secara sirkular mencari
kesempatan-kesempatan
baru
yang dapat lebih meningkatkan pendapatan mereka.
ngan demikian,
di desa mereka tetap berproduksi dan dl kota
atau tempat lain memperoleh tambahan pendapatan berupa tunai yang dibawa masuk ke desa. mian desa
De-
semakin meningkat.
uang
~eng'andemikian, perekono-
Dalam ha1
ini, gerak ke luar
desa berjalan dengan kegiatan-kegiatan pembangunan pedesaan. Kedua-duanya dapat meningkatkan pendapatan rumahtangga **palleo" di desa.
Karenanya, kebijaksanaan yang bertujuan untuk 1
mencegah yang
arus gerak penduduk ke luar desa dan kebijaksanaan
mencegah masuknya penduduk
tertutup",
hendaknya
ditinjau kernbali.
sesungguhnya bukanlah gerak penduduk, naan
pasar
investasi
ke
pedesaan
kota,
"kota
Biang keladi
yang
tetapi ketidaksempur-
tenaga kerja atau kesalahan pertimbangan
dalam
sektor publik atau kebijaksanaan harga dan
upah.
Dengan demikian, kebijaksanaan yang tepat bukanlah membatasi tetapi, mendorong gerak penduduk atau mobilitas tenaga kerja pedesaan
.
Pendatang asal desa di kota, yang terutama berusaha dan bekerja
di
eektor informal atau "sistem
produksi
petani"
(peasent systerr, of productf on J , memerlukan kebi jaksanaan dan penanganan yang tepat dari pemerintah kota. jaksanaan perkotaan.
yang
Strategi
utama ada.lah mengembangkan sektor
Dalam ha1 ini,
kebi-
informal
bagaiamana memperbanyak
peluang
bekerja dan berusaha pada sektor informal tersebut,
di sam-
ping
menempatkannya
pada
bagian-bagian kota
yang
tepat,
yaitu dengan memperhitungkan kepentingan pemerintah kota dan kepentingan mereka dalam berusaha. rangi
atau menghancurkan sektor
Bukan sebaliknya, menguinformal
tersebut.
Sikap
pemerintah
kata yang dapat msnghargai usaha tersebut sangat
dianjurkan. 5.
Beberapa Saran Bagi Penelitlan yang Akan Datang Di bidang peneltian, sudah saatnya para peneliti di bi-
dang-gerak penduduk mengarahkan perhatiannya pada penelitian gerak penduduk sementara: komutasi (ulang-alik su"),
sirkulasi dan semi permanen.
atau "laolf-
Urgensi dari penelitian
gerak penduduk sementara ini terletak pada kemungkinan ditemukannya berbagai implikasi kebijagsanaan yang berguna
bagi
pembangunan regional dan pedesaan. Pendekatan
sosial-budaya
dalam menganalisis
perilaku
gerak penduduk kelompok etnik atau komunitas tertentu penting,
sepanjang
**kontekse* di
onal
dilihat kaitannya dengan " s e t t i n g " atau
mana gerak penduduk itu
waktu tertentu.
Dalam ha1 ini,
tidak
berubah
terjadi
pada
kurun
kekuatan-kekuatan tradisi-
dari aspek-aspek sosial-budaya
ha1 yang dinamis,
tetap
dilihat sebagai
dan berkembang.
suatu
Gerak penduduk
dapat dipandang sebagai produk dari kekuatan-kekuatan
tradipional, tetapi kekuatan-kekuatan tersebut dapat memperlancar gerak penduduk karena adanya determlnan penting
yang
lebih
berpengaruh.
kom-
pleks
dan tidak dapat dilihat dari
Determinan gerak penduduk sangat satu sisi saja.
Banyak
peubah yang perlu diperhitungkan. Hasil
penelitian
ini dan beberapa penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar pendatang dari desa rap
lainnya terse-
drlun "ristem produksi petani" ( p e e a e n t s y s t e m of
d u c t i o n ) atau urktor informal perkotaan.
Untuk itu,
pro-
perlu
diteliti ngan
lebih mendalam hubungan antara gerak penduduk
de-
pasokan dan permintaan akan tenaga kerja (labor supply
and demand) di kota. Dengan d m i k i a n , dapat
diketahui bera-
pa besar peranan pendatang terhadap pasokan
dan
akan tenaga kerja tersebut. an
pemintaan
Hal ini penting bagl pengambil-
kebijakan-kebijakan di bidang gerak penduduk dan ketena-
gakerjaan auntuk
kepentingan pasokan
dan
permintaan
akan
tenaga kerja dl kota-kota. Bidan$
penelitian gerak penduduk,
baik yang sementara
maupun yang permanen, terutama yang bersifat studi mikro pada
tingkat desa maupun pada komunitas tertentu
dan
dengan
penelitian yang mendalam, masih memerlukan keterbukaan semua pihak untuk melaksanakannya. dengan perlu
perubahan diteliti
Hubungan antara gerak penduduk
sosial dan kegiatan-kegiatan secara
"grounded resarch".
lebih
mendalam,
pembangunan
misalnya
dengan