eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2016, 4 (1) 027-036 ISSN 2477-2623, ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
KERJASAMA MILITER INDONESIA-JERMAN DALAM BIDANG PERTAHANAN TAHUN 2012- 2014 Otnel1 Nim. 1102045139 Abstract The condition of Indonesian current military when compared with other countries still lagging because of Indonesia defense system from land, sea and air still has the limitation, in this case some of the important parts to be repaired by the Government such as military equipment which is not worthy to wear that owned Indonesian defence budget needs to be increased, as well as all other attempts to defend the sovereignty of the country. Indonesian in cooperation with Germany because of Germany military strength look better or more modern than Indonesian. Cooperation in the field of Defense by Indonesia and Germany provide advantages for both countries to further strengthen military cooperation relations and become an important part in strengthening the security of Indonesian and Germany at this time because over time certainly has challenges and threats come from both within the country and abroad. The results showed that of the defense cooperation Indonesian and Germany there are three types of partnership are implemented such as training, research and development and procurement of military logistics. Keywords :Indonesia-Germany, Military cooperation. Pendahuluan Pertahanan negara sejatinya elemen terpenting bagi kelangsungannegara. Terlebih lagi Indonesia sebagai negara dengan struktur geografis negara kepulauan, dan memiliki sumber daya alam serta manusia yang besar, tentu pertahanan negara menjadi hal yang mutlak untuk dijalankan dan harus diatur secara tepat. Pertahanan negara sendiri menurut Pasal 1 ayat 1 UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara kesatuan republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Indonesia yang berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga seperti Australia, Filipina, India, Papua Nugini, Malaysia, Singapura, Republik Palau, Vietnam, Timor Leste,dan Thailand. Serta mengakibatkan adanya ancaman-ancaman potensial yang bersifat laten terhadap kedaulatan negara, serta setiap saat dapat pula timbul ancaman faktual berupa pelanggaran wilayah, perompakan, penyelundupan, 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016: 027-036
illegal logging, illegal fishing, pencemaran laut, terorisme serta bentuk gangguan keamanan lainnya. Pertahanan dan keamanan negara di kawasan perbatasan saat ini perlu ditangani melalui penyediaan jumlah personil aparat keamanan dan kepolisian serta prasarana dan sarana pertahanan dan keamanan yang memadai. Terbatasnya prasarana, sarana dan sumberdaya manusia di bidang pertahanan dan keamanan, Seperti aparat kepolisian dan TNI-AL beserta kapal patrolinya, telah menyebabkan lemahnya pengawasan di sepanjang garis perbatasan di darat maupun perairan di sekitar pulaupulau terluar. Serta keterbatasan keuangan negara dan skala prioritas pembangunan telahberdampak pada masih rendahnya anggaran pertahanan. Pada awal RPJMN 2004–2009 alokasi anggaran pertahanansebesar 1,1% PDB, tetapi dalam pelaksanaannya justru menunjukkan penurunan. Dalamtiga tahun terakhir belanja pertahanan berturut-turut sebesar 0,92 % PDB tahun 2007;0,70 % PDB tahun 2008; dan 0,63 % PDB tahun 2009. Kondisi tersebut secara signifikanberpengaruh pada kemampuan pertahanan terutama dihadapkan pada berbagaiancaman dan gangguan kedaulatan NKRI. Di samping itu masih rendahnya kemampuanalutsista yang ada, rendahnya anggaran pertahanan juga berpengaruh pada kemampuanmengganti alutsista yang habis masa pakai dan kemampuan mengikuti teknologipertahanan. Sebagian besar alutsista TNI berusia lebih dari20 tahun dan sebagiandarinya memiliki sisa batas pakai antara 7–15 tahun.. Untuk mencegah ancaman yang ada diperlukan pengembangan dari pertahanan darat, laut dan udara yang mana dijelaskan sebagai berikut yaitu Pertahanan darat, diperlukan pengembangan sistem TNI-AD, pemeliharaan kekuatan materil yang meliputi, senjata, pesawat udara, alat penjinak bahan peledak, alat nuklir biologi dan kimia, kapal dan alat apung, alat perlengkapan khusus, alat komunikasi.Pertahananlaut,pengembangan sistem TNI-ALberupa pengembangan personil, pengembangan materil dan perbaikan atau pengadaan Alutsista, pesawat udara, senjata dan amunisi, kendaraan tempur, alat logistik, dan alat survey. Sedangkan pertahanan udara, diperlukan pengembangan sistem dan metode dalam rangka mendukung tugas pokok organisasi atau satuan, pengadaan pemeliharaan alat peralatan khusus TNI AU, senjata dan amunisi, alat radar, avionik, komunikasi dan alat bantu navigasi, serta pembangunan renovasi sarana prasarana fasilitas TNI AU. Stabilitas keamanan di Indonesia memasuki masa sulit ketika terjadi krisis keuangan yang melanda kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia pada 1997/1998. Krisis keuangan berdampak sistemik karena mempengaruhi kehidupan politik, ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia. Dinamika politik, ekonomi dan sosial yang terjadi di Indonesia secara berturut-turut tersebut ternyata tidak mengurangi minat pemerintah Jerman untuk tetap membina hubungan persahabatan dengan Indonesia. Meskipun pemerintah Jerman sempat mengeluarkan travel warning kepada warga negaranya untuk tidak melakukan perjalanan ke Indonesia karena situasi keamanan yang tidak kondusif, namun secara politik dan ekonomi, pemerintah Jerman tetap menunjukkan komitmennya untuk tetap berada di samping Indonesia dan untuk tidak meninggalkan Indonesia pada saat mengalami keterpurukan.
28
Kerjasama Militer Indonesia – Jerman dalam Bidang Pertahanan(Otnel)
Beragam permasalahan yang dihadapi suatu negara membuat adanya keinginan bekerjasama antara Indonesia dan Jerman, adapun kerjasama yang dilakukan seperti pengadaan logistik militer, latihan perang bersama, penelitian dan pengembangan, misi perdamaian serta kebijakan pertahanan.Alasan Indonesia bekerjasama dengan Jerman seperti yang dikatakan Presiden RI yang ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, bahwa Jerman adalah ekonomi terbesar di Eropa, ekonomi nomor keempat terbesar di dunia dan memiliki kekuatan militer yang baik. Kerangka Dasar Teori dan Konsep Teori Kepentingan Nasional Menurut Daniel S.Papp untuk mendefiniskan kepentingan nasional suatu negara beberapa kriteria dapat digunakan seperti 1.kriteria ekonomi :berbagai kebijakan ekonomi untuk meningkat posisi ekonomi negara dianggap sebagai kepentingan nasional. Misalnya memperbaiki neraca perdagangan, memperkuat basis industry, menjamin akses terhadap minyak, gas dan energi lain. 2.kriteria ideology : mempengaruhi negara untuk mengadopsi cara-cara tertentu untuk melihat dunia dan melihat kepentingan nasionalnya. 3.akumulasi power: melalui peningkatan kekuatan ekonomi, promosi ideology, meningkatkan kapabilitas militer. 4.keamanan militer :pada intinya, kepentingan suatu negara ada pada upaya untuk mempertahankan keberlangsungan hidup (survival) bangsa dan keamanan nasional.(Daniel S.papp, 1994:46) Menurut Jack C Plano, Roy Olton. Kepentingan nasional adalah tujuan mendasar dan penentu utama yang mendasari para pembuat keputusan dalam membuat sebuah kebijakan berupa politik luar negeri. Kepentingan nasional suatu negara khas dengan konsep umum yang di dalamnya terdapat bagian-bagian yang paling penting bagi sebuah negara Didalamnya terdapat penjagaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, integritas teritorial, keamanan militer dan kesejahteraan ekonomi. Dikarenakan tidak adanya kepentingan tunggal yang mendominasi pembuatan keputusan pemerintah, konsep tersebut mungkin lebih tepat disebut secara jamak sebagai kepentingan nasional. Kebijakan luar negeri sebagai dasar sebuah negara semata-mata berlandaskan kepentingan nasional dengan sedikit perhatian atau tidak sama sekali untuk prinsip-prinsip moral universal yang bisa digambarkan melalui keadaan dimana ada pertentangan antara kebijakan realis dan kebijakan idealis.(Jack C Plano dan Roy Olton,1997:7) Konsep Keamanan dan Ketahanan Nasional a. Konsep Keamanan Setiap negara menilai sebagai kepentingan nasional yang tertinggi, karena merupakan jumlah total dari semua kepentingan vital suatu negara untukkeamanan nasional, setiap negara yang mempunyai harga diri ,bersedia berperang. Masalah keamanan nasional berbeda untuk setiap negara. Bagi negara maju ancaman terhadap keamanan nasioanal pada dasarnya datang dari luar, berwujud kemampuan militer agresif. kemampuan militer meliputi tingkat kesiapan perang atau tempur yang ditentukan oleh angkatan perang dan kemampuan industri militer yang didukung oleh kemampuan ekonomi nasional. Dalam era perang dingin yang sudah berlalu, inti permasalahan keamanan nasional
29
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016: 027-036
ialah memelihara keseimbangan kesiapan militer antara dua blok yang bertentangan. Memelihara keseimbangan militer itu mencetuskan pelombaan senjata berkepanjangan, baik senjata konvensional maupun senjata nuklir.(A.HasnanHabib, 1997: 33) b. Konsep Ketahanan Nasional Doktrin ketahanan nasional mulai disusun secara sistematis pada permulaan orde baru. Mengacu kepada upaya membangun kemampuan nasional yang diharapkan dapat mengatasi segala macam dan bentuk tantangan (ancaman, hambatan, gangguan) eksternal dan internal,yang diperkirakan dapat dihadapi oleh negara dan bangsa dalam suatu kurun waktu tertentu. Kemampuan terdiri dari:Kemampuan negatif/destruktif yaitu bahwa kemampuan meniadakan atau menghancurkan atau mengatasi ancaman; titik berat upaya diletakan pada aspek keamanan. Kemampuan positif/konstruktif,yaitu kemampuan membangun dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat; titik berat upaya diletakkan pada aspek kesejahteraan. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan yaitu besifat deskriptif,dimana penulis memberikan gambaran secara umum tentang hubungan kerjasama militer Indonesia-Jerman dalam bidang pertahanan. Serta teknik analisis data kualitatif. Hasil Penelitian Sistem pertahanan dan keamanan seluruh negara akan mampu mensukseskan perjuangan nasional, keamanan nasional secara khusus dalam menghadapi ancaman–ancaman, sehingga usaha suatu bangsa dalam mencapai tujuan nasional dapat berlangsung dengan suasana damai, aman, tentram,tertib dan dinamis.Pertahanandan keamanan nasional ditingkatkan dari kekuatan di darat,laut, dan udara, sehingga mampu melaksanakan serta menghadapi tantangan yang ada di Indonesia. Kapabilitas pertahanan militer yang dibangun dimasa akan datang tidak diprioritaskan pada kapabilitas TNI selaku komponen utama pertahanan negara. Sasaran pembangunan diarahkan pada penataan organisasi dengan modernisasi Alutsista sesuai postur TNI dan tidak diarahkan pada penambahan personel. Penataan organisasi diarahkan untuk dapat mewujudkan strategi militer yang bersifat Tri-Matra terpadu. Pembentukan organisasi baru atau pengembangan organisasi tidak otomatis berimplikasi terhadap penambahan personel untuk memperbesar kekuatan tetapi lebih difokuskan pada efektivitas dan pemanfaatan teknologi. Setelah mengalami kekalahan pada Perang Dunia Kedua (PD II), Jermanmemandang dirinya perlu untuk membuka diri bagi bangsa lain. Pada tahun 50hingga 70an Jerman memilih politik terbuka yang berarti bahwa semua negaraadalah teman dan saudara. Hal tersebut juga dilatarbelakangi oleh rasakeingintahuan Jerman yang besar terhadap negara lain. Sejalan dengan politikterbuka itu, pemerintah Jerman menerapkan kebijakan memberikan pendidikantanpa biaya bagi seluruh warga negara Jerman dan warga negara asing yang inginmenempuh pendidikan di Jerman. Kebijakan tersebut rupanya menarik minatbanyak mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi di Jerman, terlebih setelahproklamasi republik Indonesia.
30
Kerjasama Militer Indonesia – Jerman dalam Bidang Pertahanan(Otnel)
Hubungan bilateral yang resmi antara republikfederal Jerman dan Indonesia yang sudah merdeka dibuka pada 1952. Kerjasama dalam bidang militer dan keamanan dijalankan selama bertahun-tahun yang menitikberatkan pada usaha-usaha untuk mendapatkan perlengkapan militer dan keamanan. Hubungan tersebut diperluas dengan mengikutsertakan kerjasama program pelatihan. Program lain tersebut mencapai puncaknya dengan pembelian 2 kapal selam, 4 korvet AL, 16 Parchim AL dan 6 pesawat Nomad N-22 AL Jerman Timur oleh pemerintah Indonesia. Kerjasama dalam program pelatihan militer antara Indonesia dan Jerman dimulai sejak Mei 1972 ketika kedua negara sepakat akan sebuah program dukungan pelatihan setiap tahun. Hubungan yang erat antara Jerman dan Indonesia juga tidak dapat dilepaskan dari peran BJ. Habibie yang memiliki kedekatan secara emosional dengan Jerman. BJ. Habibie merupakan alumni Universitas Aachen Jerman yang sejak 1970an diberi kewenangan untuk memimpin badan pengkajian dan penerapan teknologi (BPPT), di mana pada saat yang sama juga menduduki posisi sebagai menteri riset dan teknologi (Menristek). Kerjasama S&T antara Jerman dan Indonesia merupakan inisiasi dari BJ. Habibie, dimana kedua negara pada 1976 menandatangani perjanjian kerjasama dalam bidang pengembangan energi nuklir untuk perdamaian, yang pada 1979 dikembangkan perjanjian kerjasama yang lebih luas, yakni kerjasama S&T, di mana pengembangan energi nuklir sudah termasuk di dalamnya. Ruang lingkup kerjasama S&T antara Jerman dan Indonesia pada 1979-1999 meliputi riset dan teknologi kelautan, riset dan teknologi energi, riset dan teknologi kedirgantaraan dan antariksa, ilmu bumi, ilmu pengetahuan sosial dan humanitas, S&T yang tepat untuk menyediakan dasar bagi pengembangan industri serta informasi dan dokumentasi ilmiah. Pada tahun 2012 Indonesia-Jerman lebih mempererat hubungan kerjasama lagi dengan penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU) tentang kerjasama militer bidang pertahanan yang dimulai pada27 februari 2012 di Berlin. Kerjasama antara kedua belah pihak dilaksanakan pada bidang-bidangsebagai berikut:Kebijakan Pertahanan, Kebijakan Keamanan dan Militer, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan, Bidang-bidang lainnya yang telah disetujui seperti bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana, logistik militer dan pelayanan-pelayanan kesehatan serta misi perdamaian.Kerja sama diantara kedua belah pihak akan terselenggara sebagian besar dalam bentuk:Kunjungan-kunjungan resmi dari Para pejabat tinggi, perwakilan - perwakilan baik militer dan sipil dari Kementerian Pertahanan kedua Negara. Kunjungan-kunjungan kerja dan belajar. Menjadi peserta kursus dan pelatihan dan latihan bersama angkatan bersenjata antara kedua negara.Hubungan yang setara antara lembaga-lembaga militer keduanegara.Pembicaraan bilateral para ahli.Pertukaran informasi dan pengalaman, dan Bentuk kerja sama lainnya yang berdasarkan prinsip – prinsip timbal balik yang saling menguntungkan. Kerjasama pertahanan antara Indonesia-Jerman sesuai dengan memorandum of understanding (MoU) yang dimulai pada 2012, terdapat beberapa kegiatan yang
31
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016: 027-036
sudah dilakukan seperti dibawah ini: Penelitian dan pengembangan. Hasil kerjasama dalam hal penelitian dan pengembangan oleh kedua negara sepertiilmu pengetahuan dan teknologi sangat mendukung pembangunan nasional Indonesia. Hal tersebut disampaikan menteri riset dan teknologi, Gusti M. Hatta saat menerima kunjungan kehormatan Deputi Direktur Jenderal bidang kerjasama Internasional kementerian pendidikan dan riset Jerman pada 2 april 2014, Menristek Indonesia menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan oleh kementerian riset dan teknologi untuk memaksimalkan dukungan Iptek bagi pembangunan nasional melalui pengembangan pusat-pusat unggulan Iptek, saat ini sudah ada 17 buah pusat unggulan iptek tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Direktur Jendral Menristek Jerman merasa puas dengan kegiatan kerjasama Iptek selama ini. Harapan kerjasama Iptek ke depan akan semakin erat dan menguntungkan kedua belah pihak seperti dalam bidang biodiversitas, geothermal dan manajemen air sebagai bidang kerjasama yang punya prospek baik di masa mendatang. Dalam hal pendidikan,Mr, Metzger deputi direktur riset Jerman mengapresiasi minat mahasiswa Indonesia yang tetap tinggal untuk belajar di Jerman. Saat ini ada sekitar 2500 mahasiswa Indonesia belajar di Jerman. Pengembangan dan penelitian yang dilakukan kedua negara juga mengarah kepada alat militer dalam hal ini Indonesia yang membeli peralatan militer dari Jerman dijadikan program pengembangan dalam negeri. Pelatihan. Kerjasama yang dilakukan Indonesia-Jerman bidang pelatihan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk lebih mengeratkan hubungan dengan negara lain, seperti yang dilakukan pada tanggal 19 agustus 2014 Indonesia membuka latihan perang bersama dengan 26 negara didunia termasuk Jerman sebagai mitra kerjasama bidang pertahanan, pada kegiatan tersebut terdapat 3 tahap dalam latihan tersebut yaitu latihan senior trainning seminardengan tujuanmeningkatkan pemahaman tentang aspek multidimensi dari kemungkinan operasi perdamaian yang kompleks, membahas tantangan-tantangan utama dalam misi perdamaian guna meningkatkan kemampuan kontingen dalam setiap misi, selain itu juga memberikan saran serta tindakan nyata untuk mengatasi kendala dalam latihan. guna meningkatkan kemampuan dalam kesiapan operasional , tahap kedua yaitu staf trainning event dengan tujuan untuk meningkatkan kesiapan dan kemampuan personel dalam melaksanakan koordinasi pada operasi perdamaian multidimensi di markas - markas PBB, dan mengembangkan kemampuan staf markas dan tahap terakhir yaitu field training event bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan personel TNI dan negara lain yang terlibat dalam latihan untuk melaksanakan tugas sebagai troop contributing countries(TCC) dalam suatu misi PBB, dan meningkatnya interoperability personel TNI dan USPACOM dalam pelaksanaan tugas pokok operasi pemelihara perdamaian (OPP). Logistik militer. Hasil dari kerjasama ini dapat dilihat dengan adanya pemberian izin penjualan peralatan militer oleh pemerintah Jerman ke Indonesia pada tahun 2014. Perusahaan yang membuat peralatan militer tersebut adalah Rheinmetall AG, perusahaan Jerman ini bergerak dibidang produksi panser. Komisi keamanan Jerman memberikan izin penjualan 104 panser modern Leopard 2, 4 panser gunung, 3 panser
32
Kerjasama Militer Indonesia – Jerman dalam Bidang Pertahanan(Otnel)
pembuat jembatan, 3 panser pionier dan 50 panser model lama Marder ke Indonesia, Panser Leopard 2 adalah panser perang modern yang pertama kali dibuat tahun 1979 dan merupakan lanjutan seri Leopard 1, leopard 2 ini memiliki banyak tipe tergantung pemilihan spesifikasi,pertama kali digunakan pada perang Kosovo tahun 1998 dan 1999.Panser gunung digunakan untuk di gunung dan pengangkut peralatan berat, panser pembuat jembatan digunakan untuk membuka jalan penyebrangan peralatan berat, panser pionier fungsinya membebaskan jalan sedangkan panser tipe marder adalah panser pelindung, pertama dibuat tahun 1959. Pada proses pengiriman pertama yaitu52 tank leopard pada 2014 sedangkan sisanya akan menyusul pada tahap berikutnya. Dari kerjasama yang dilakukan kedua negara dalam hal pengadaan logistik militer menempuh jalan yang panjang karena ada pihak Jerman yang melarang penjualan alat militer tersebut kepada Indonesia karena terkait pelanggaran HAM di Indonesia. Analisis Kerjasama pertahanan Indonesia dan Jerman Tahun 2012-2014: Kerjasama militer Indonesia dan Jerman bidang pertahanan yang dimulai pada 2012 dapat dilihat bahwa dari kerjasama yang disepakati hanya sebagian terimplementasi seperti latihan perang bersama, penelitian dan pengembangan, dan pengadaan logistik militer. Kerjasama kedua negara ini bisa dikatakan tidak terlalu efektif karena dari 5 bidang kerjasama hanya 3 yang baru terealisasi sedangkan kerjasama yang terealisasi ini tidak dilakukan setiap tahun seperti latihan perang bersama dan pengadaan Alutsista, Tidak terlaksananya sebagian kerjasama tentunya memiliki alasan seperti adanya hambatan – hambatan baik dari Indonesia maupun Jerman bahkan dari jangka waktu yang di tentukan belum berjalan hingga 5 tahun. Adapun tindak lanjut yang diperlukan untuk mewujudkan postur dan struktur pertahanan yang kuat yaitu dengan memiliki efek penangkal dan fokus prioritas pada peningkatan profesionalisme personel, Pemodernan Alutsista yaitu dengan mengembangkan dan memantapkan kekuatan matra darat, laut dan udara. Sejatinya ketahanan nasional bisa terwujud dengan integrasi semua aspek yang menjadi unsur negara Indonesia dalam hal ini pemerintah serta rakyat. Untuk mewujudkan sistem ketahanan nasional tentu pertahanan negara menjadi elemen terpenting bagi kelangsungan negara. Terlebih lagi Indonesia sebagai negara dengan struktur geografis negara kepulauan, dan memiliki sumber daya alam serta manusia yang besar, tentu pertahanan negara menjadi hal yang mutlak untuk dijalankan dan harus diatur secara tepat. Kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Jerman memiliki hambatan yang mempengaruhi proses berjalannya kerjasama kedua negara, diantaranya yaitu: Perbedaan bahasa, perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagikelancaran kerjasama antar negara, halini disebabkan karena bahasa merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun tulis. Contohnya pada latihan perang bersama tentu bahasa menjadi hal penting. Hambatan operasional, peraturan negara, dalam bentuk pemberian izin dalam proses kerjasama yang dilakukan. Contohnya: Impor alat militer dari Jerman dalam hal ini terdapat kendala bahwa pemerintah jerman tidak mudah memberi izin karena
33
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016: 027-036
menyangkut aturan – aturan hukum dan pemerintah Jerman memandang Indonesia memiliki permasalahan HAM. Anggaran, dalam hal ini anggaran merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan peralatan militer. Bagi Indonesia anggaran menjadi salah satu hambatan karena dalam proses kerjasama yang dilakukan membutuhkan biaya yang besar seperti pengadaan logistik militer, pengembangan dan kerjasama lainnya yang membutuhkan biaya. Kebijakan impor suatu negara, setiap negara tentunya akan selalu melindungibarang hasil produksinya sendiri seperti negara Jerman. Mereka tidak ingin hasil produksinya tersaingi oleh barang dari luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk melindungi barang - barang dalam negeri. Bisa dengan menetapkan tarif impor. Apabila tarif impor tinggi maka barang impor tersebut akan menjadi lebih mahal daripada barang-barang dalam negeri sehingga mengakibatkan suatu negara menjadi kurang tertarik untuk membeli barang impor dan juga ada proteksi terhadap barang. Kesimpulan Kerjasama Indonesia-Jerman bidang pertahanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam mempertahankan dan menjaga kedaulatan suatu negara atas adanya ancaman-ancaman saat ini. Dengan adanya kerjasama pertahanan tentunya memberikan keuntungan bagi kedua negara, terlebih bagi Indonesia karena melihat wilayah Indonesia yang begitu luas perlu pertahanan yang lebih kuat baik dari wilayah darat, laut dan udara. Dari bentuk-bentuk kerjasama yang disepakati pada memorandum of understanding hanya tiga yang terimplementasi yaitu pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta pengadaan logistik militer, dalam hal ini bisa dilihat bahwa kerjasama IndonesiaJerman tidak terlalu efektif. Sebagian kerjasama tidak terealisasi tentu memiliki alasan dan hambatan bagi kedua negara. Indonesia melakukan kerjasama pertahanan dengan negara luar karena mengingat kondisi pertahanan Indonesia saat ini yang bisa dikatakan kurang baik, contohnya dari Alutsista militer Indonesia banyak yang sudah usang, dan perlunya peningkatan professional prajurit. Serta untuk meningkat pertahanan tentunya hal yang dibutuhkan seperti anggaran karena dengan adanya anggaran tentu Indonesia dapat menggantikan peralatan militer yang tidak layak pakai.
34
Kerjasama Militer Indonesia – Jerman dalam Bidang Pertahanan(Otnel)
Daftar Pustaka Buku Daniel S.papp, 1994. contemporary international relations :Framework understanding, US Macmilan college.
for
Jack C Plano, Roy Olton, 1999 : The International Relation Dictionary. A.HasnanHabib.1997.Kapita Selekta:Strategidan Hubungan internasional.Jakarta: Centre for strategic and international studies (CSIS). Internet “UU No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara” diakses di hukum ac.id pada tanggal 12 april 2015 ‘‘Letak geografis Indonesia dan pengaruhnya’’ diakses di belajar ilmu geografi.com pada tanggal 19 februari 2015 Ahmad Fajar Maulana, ‘‘Ancaman dari perkembangan dunia saat ini yang mempengaruhi aspek ipoloeksosbud dan hankam” diakses di Perkembanganit.com pada tanggal 12 desember 2014 Ardian Darma, “pembangunan pertahanan negara” diakses di www.academia.edu pada tanggal 15 februari 2015 Badan perencanaan pembangunan nasional (BAPPENAS) 2010,Peraturan presiden republik Indonesia no 5 tahun 2010 tentang rencana pembangunan jangka menegah nasional 2010-2014. Diakses pada 18 februari 2015 “kebijakan luar negeri Jerman untuk Indonesia” diakses di bkpm.org pada 15April 2015 Rian Azis, “makalah perjanjian kerjasama bidang pertahanan dan militer Indonesia dengan Jerman” diakses di azizsmansaka.com pada tanggal 17 April 2015 http://www.theglobalreview.com/content_detail.php?lang=id&id=16058&type=115#. Vkrwp09bzIVdiakses tanggal 12 Oktober 2015. http://www.artileri.org/2013/11/leopard-tni-ad-dan-misi-perdamaian-dunia.html diakses tanggal 15 Agustus 2015.
“Buku
putih pertahanan Indonesia 2008”. Hal 119 terdapat di www.dephan.go.Id/kemhan/04f92fd80ee3d01c8e5c5dc3f56b34e3.pdf. diakses tanggal 20 Agustus 2015
Kementrian Luar Negeri Indonesia di “Kerjasama Indonesia – Jerman”, terdapat di treaty.Kemlu.go.id diakses tanggal 12 Maret 2015.
35
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016: 027-036
“Media
36
IPTEK Indonesia terdapat di www.ristek.go.id/Media%20Iptek%20Indonesia,%20Edisi%2018.pdf diakses tanggal 20 oktober 2015