eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2015, 3 (3) 795-808 ISSN 2477-2623, ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
KERJASAMA ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) – INDONESIA DALAM MENINGKATKAN INDUSTRI PARIWISATA DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2011-2015 Seply Arianty 1 Nim. 0902045 Abstract This research aim to to analyse and also describ of cooperation ASEAN Tourism Stratgic Plan (ATSP) Indonesia to Increase Tourism Industry in East Kalimantan Province at 2011-2015 use methodologies descriptive qualitative with gathering secondary technique. Pursuant to solution and research result show, that ASEAN Tourism Stratgic Plan (ATSP) Indonesia to Increase Tourism Industry in East Kalimantan Province at 2011-2015apllied and relate to policy, program, and project in marketing area, product development, standard, development SDM, investment, and communications of inter-states of member ASEAN. ATSP 2011-2015 representing advancing stroke for nations of ASEAN to increase sum up visit of tourist to area ASEAN. And the others Indonesia Tourism Industry is very potential in region Kalimantan East contributing area earnings and open work field. The province of Kalimantan East represent tourism target drawing like mountain, coastal, archipelago, creative industrial typically the area etcetera, but development not yet flattened to entire a potential tourism destination. Keywords : ATSP, Tourism in East Kalimantan Province Pendahuluan Pada era globalisasi sekarang ini hampir semua negara di dunia berupaya untuk membangun sistem pariwisata yang efektif karena sektor ini bukan hanya dapat memberikan pemasukan bagi perekonomian suatu negara, namun juga masyarakat dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya secara luas, antara lain sektor perhotelan, kuliner, penyedia jasa transportasi dan akomodasi, hingga industri kreatif. Keberadaan pariwisata sebagai isu low politic kemudian berkembang luas menjadi persoalan yang lebih formal. Hal ini disebabkan keberadaan pariwisata dari beberapa negara dunia menjadi penopang perekonomian nasional yang sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai salah satu sektor unggulan dalam perekonomian nasional. (Coleman, 2002 : 86-87)
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, Email :
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 795-808
Peran pariwisata menjadi begitu penting bagi kelompok negara-negara dunia ketiga untuk mendukung kemajuan pariwisata nasional. Selain itu, pariwisata memiliki sifat multiplier effect, sehingga bukan hanya para pemerintah saja yang ikut mendapatkan keuntungan atas eksistensi pariwisata, namun juga masyarakat, perhotelan dan transportasi dan lain-lainnya. Salah satu wilayah yang negara-negara di dalamnya berupaya mengembangkan sektor pariwisata secara serius adalah Asia-Pasifik dan mengarah neo-liberalisme internasional. (Coleman, 2002 : 86-87) Asia Pasifik menduduki peringkat ke dua pada tahun 2013 untuk jumlah kedatangan turis asing ke wilayah Asia Pasifik. China menduduki peringkat pertama untuk jumlah wisatawan terbanyak di kawasan Asia Pasifik. Tembok besar China, ibukota Beijing, tempat wisata alam Hangzhuo dan Lhasa merupakan obyek wisata di China yang menjadi tujuan utama wisatawan asing. Gambaran pariwisata Asia lihat tabel 1.1. sebagai berikut : Tabel 1.1. Perbandingan Pariwisata Asia Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Negara-negara Asia % Change % Change 2014 2013 Rank Country (2012 to (million) (million) (2013 to 2014) 2013) 1 China 129.1 116.9 0.90 3.50 2 Thailand 24.8 26.5 6.70 18.80 3 Malaysia 27.4 20.9 6.70 2.70 4 South Korea 13.98 11.8 17.20 9.30 5 Singapore 15.1 14.2 2.00 6 Japan 13.4 10.4 29.40 24.00 7 Indonesia 9.4 8.8 7.20 9.40 8 Taiwan 7.3 8 9.60 9.60 9 Vietnam 7.9 7.6 4.00 10.60 10 India 7.4 6.9 7.20 5.90 Sumber : UNWTO 2014, ASEAN Secretariat January 2015 Berdasarkan data asal negara turis yang berkunjung ke ASEAN, menunjukkan bahwa negara asal masih didominasi oleh turis-turis yang berasal dari internal ASEAN sendiri dalam kawasan ASEAN, Malaysia memiliki jumlah kunjungan turis yang paling besar. Pada tahun 2009, turis yang sudah berkunjung ke Malaysia sebanyak 23,646 juta orang. Dari total 23,646 juta orang yang berkunjung ke Malaysia, sebagian besar merupakan warga negara anggota ASEAN (Intra-ASEAN). Sedangkan Indonesia yang menempati peringkat ke-4 setelah Malaysia, Thailand, dan Singapura menunjukkan adanya peningkatan jumlah turis pada tahun 2009 yang berbeda sedikit dengan tahun 2008. Pada tahun 2009, total turis sebanyak 6,452 juta orang sedangkan pada tahun 2008 sebanyak 6,429 juta orang. Di Indonesia sendiri terdapat banyak wilayah pariwisata yang potensial. Sektor pariwisata di Indonesia saat ini telah memberikan sumbangan dalam meningkatkan devisa maupun lapangan kerja. Kegiatan pariwisata sangat berperan besar dalam memberikan sumbangan bagi pendapatan suatu daerah maupun masyarakat. Namun,
796
Peran ACWF Menghapus Diskriminasi Gender di China (Desy Ratna Sary)
dibalik potensi tersebut terdapat permasalahan-permasalahan yang dihadapi untuk pengembangan insdustri pariwisata di Indonesia. Berdasarkan analisis sektor pariwisata dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia, identifikasi masalah pada sektor pariwisata mencakup 3 hal, yaitu permasalahan aspek regulasi dan kebijakan, permasalahan infrasrtuktur, dan permasalahan aspek sumber daya , terutama sumber daya manusia. (kemenkeu.go.id) Contohnya adalah wisata bahari di Indonesia seperti di wilayah pesisir dan pulaupulau kecil. Wisata bahari di Indonesia dapat menjadi andalan pembangunan ekonomi kelautan. Berbagai keunggulan pariwisata bahari yang dimiliki Indonesia yakni kawasan pesisir dan laut Indonesia merupakan tempat ideal bagi seluruh jenis aktivitas pariwisata bahari (berjemur, berenang, snorkelling, memancing, surfing, boating, yatching, parasailing, cruising, marine parks, whale watching, dan sebagainya). Didukung pula oleh keanekaragaman hayati laut seperti 590 jenis karang, 2.057 jenis ikan karang, 34 jenis mangrove, 1.512 jenis krustasea, 6 jenis penyu, 850 jenis sponge, 24 jenis mamalia laut, dan lain sebagainya. (kompasiana.com) Namun, kinerja pariwisata bahari Indonesia belum optimal. Kinerja tersebut lebih rendah dibanding Negara-negara tetangga dengan potensi yang lebih kecil seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Kondisi tersebut disebabkan masih banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan dan pengelolaan wisata bahari, antara lain: (industry.bisnis.com) 1. Rendahnya aksebilitas ke lokasi (destinasi). 2. Jumlah dan variasi objek wisata (attractions) terbatas, kemasan dan perawatan kurang menarik dan inovatif. 3. Belum maksimalnya pembangunan infrastruktur dan sarana di lokasi wisata. 4. Kurangnya kenyamanan, keamanan dan ketentraman di lokasi wisata. 5. Pembangunan wilayah pariwisata bahari kurang mengindahkan daya dukung dan kualitas lingkungan, sehingga daya tariknya atau kualitasnya (seperti pantai, terumbu karang, mangroves dan lainnya) menurun, mengakibatkan pariwisata bahari kurang daya saing dan tidak berkelanjutan (unsuistainable). 6. Terbatasnya anggaran pemerintah untuk pembangunan pariwisata. 7. Lemahnya koordinasi dan sinkronasi antar instansi pemerintah, antara pemerintah, pengusaha (swasta) dan masyarakat. 8. Serta kurangnya promosi tentang pariwisata bahari baik di dalam negeri maupun secara global. Diluar dari permasalahan tersebut, beberapa destinasi pariwisata di Indonesia juga telah dikemas dengan baik dan menjadi tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Salah satu wilayah yang memiliki sumber daya pariwisata yang menarik, namun belum terkelola secara maksimal adalah pariwisata di wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Salah satunya tujuan wisata di Kalimantan Timur adalah adalah Pulau Derawan yang terletak di sebelah pulau timur Pulau Kalimantan dan termasuk dalam Kabupaten Berau. Kepulauan Derawan ini diberi nama objek wisata bahari Kawasan Taman Laut Derawan. Kepulauan Derawan merupakan salah satu multi countries feeding ground
797
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 795-808
terpenting di dunia. Terdapat fasilitas seperti Derawan Dive Resort yang berstandar internasional dengan fasilitas memadai. Selain itu, ada pula hotel-hotel serta homestay dengan biaya yang lebih murah dan fasilitas lainnya seperti rumah makan dan toko cinderamata. (beraukab.go.id) Kemudian terdapat juga tujuan wisata lainnya, diantaranya antara lain Wisata Alam, Wisata Sejarah, Wisata Budaya, Wisata Minat Khusus, Wisata Kuliner, Wisata Olah Raga, Wisata Belanja dari sekian banyak Obyek wisata Kalimantan Timur, diantaranya Bukit Bangkirai, Hutan Lindungan Sungai Wain, Kebun Raya Samarinda, Museum Mulawarman, serta masih banyak onyek wisata lainnya. Hampri semua obyek wisata tersebut potensial untuk dikembangkan lebih lanjut karena belum terkelola secara maksimal. (kaltimprov.go.id) Seiring dengan perkembangan di kawasan ASEAN yang telah mengalami perubahan dan perkembangan yang signifikan pada masing-masing Negara anggotanya. Bidang pariwisata menjadi salah satu perhatian untuk semakin dikembangkan terutama Negara-negara yang memiliki potensi besar dalam pariwisata. Pertumbuhan pariwisata di kawasan ASEAN mendorong Kementerian Pariwisata negara anggota ASEAN untuk meningkatkan kerjasama dalam hal pariwisata. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengadakan forum untuk membahas strategi peningkatan kinerja pariwisata di ASEAN. Pada bulan Januari 2011 diadakan ASEAN Tourism Forum bertempat di Pnomppenh, Kamboja, yang merupakan acara rutin tahunan yang digelar dalam rangka meningkatkan kerjasama pariwisata di kalangan negara ASEAN. (kemenkeu.go.id) ASEAN Tourism Forum (ATF) adalah kerjasama regional yang berupaya untuk mempromosikan wilayah ASEAN sebagai salah satu tujuan wisatawan. Tujuan dari ATF adalah untuk : 1. Mempromosikan ASEAN sebagai tujuan yang atraktif dan memiliki banyak sisi; 2. Menciptakan dan meningkatkan kesadaran bahwa ASEAN sebagai kawasan tujuan turis yang kompetitif di Asia Pasifik; 3. Menarik lebih banyak turis ke masing-masing negara anggota ASEAN atau kombinasi antar negara; 4. Mempromosikan perjalanan turis internal ASEAN; 5. Memperkuat kerjasama antar sektor dalam industri turis ASEAN. Selain itu, ATF mempromosikan pertukaran ide, review perkembangan industri, dan memberikan rekomendasi untuk mempercepat pertumbuhan turis ASEAN. ATF juga mempersiapkan dasar untuk melakukan transaksi jual beli produk dalam skala regional dan individu negara-negara anggota ASEAN. Salah satu rencana jangka panjang yang dihasilkan oleh ATF ke-10 di Brunei adalah ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP). ATSP secara umum bertujuan untuk membangun blueprint terkait dengan kebijakan, program, dan proyek dalam area pemasaran, pengembangan produk, standar, pengembangan SDM, investasi, dan komunikasi antar negara anggota ASEAN. ATSP 2011-2015 merupakan langkah maju bagi negara-negara ASEAN untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan ASEAN. Strategi pariwisata ASEAN mendorong kerjasama sinergis dalam pemasaran, produk maupun investasi di bidang pariwisata. Strategi ini juga
798
Peran ACWF Menghapus Diskriminasi Gender di China (Desy Ratna Sary)
mendorong peningkatan kualitas pelayanan pariwisata dan sumber daya manusianya dengan menetapkan standar serta sertifikasi yang berlaku untuk negara anggota ASEAN. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, kerjasama ini menarik untuk diangkat dalam penelitian tentang bagaimana posisi Indonesia dalam kepariwisataan ASEAN. Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar di kawasan Asia Tenggara berpotensi besar dalam bidang kepariwisataan dan perlu adanya pengembangan. Dengan adanya kerjasama dengan ASEAN dalam ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP) membuka peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan wilayah-wilayah pariwisata yang berpotensi untuk memperoleh keuntungan baik secara lokal maupun nasional. Kerangka Dasar Teori dan Konsep Teori Organisasi Internasional Organisasi internasional didefinisikan sebagai suatu struktur formal dan berkelanjutan yang dibentuk atas suatu kesepakatan antara anggota-anggota (pemerintah dan nonpemerintah) dari dua atau lebih negara berdaulat dengan tujuan untuk mengejar kepentingan bersama para anggotanya. (Archer, 1983 : 35) Secara sederhana, organisasi internasional dapat diartikan sebagai pengaturan bentuk kerjasama internasional yang melembaga antar Negara-negara, umumnya berlandaskan suatu persetujuan dasar untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang memberi manfaat timbal balik melalui pertemuan-pertemuan serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara berkala. Menurut definisi ini, organisasi internasional mencakup tiga unsur : 1. Keterlibatan Negara dalam suatu pola kerjasama. 2. Adanya pertemuan-pertemuan secara berkala. 3. Adanya staf yang bekerja sebagai “pegawai sipil internasional” (international civil servant). Menurut Clive Archer, peranan organisasi internasional dibagi menjadi dua kategori, yaitu : (Columbis, 1997:26) 1. Sebagai instrumen. Organisasi internasional digunakan oleh negara-negara anggotanya untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan tujuan politik luar negerinya. 2. Sebagai arena. Organisasi internasional merupakan tempat bertemu bagi anggotaanggotanya untuk membicarakan dan membahas masalah-masalah yang di hadapi. Tidak jarang organisasi internasional di gunakan oleh beberapa negara untuk mengangkat masalah dalam negerinya, ataupun masalah dalam negeri negara lain dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian internasional. Fungsi organisasi internasional menurut A. Le Roy Bennet adalah : 1. Menyediakan hal-hal yang dibutuhkan bagi kerjasama yang di lakukan antar negara dimana kerjasama itu menghasilkan keuntungan yang besar bagi seluruh bangsa. 2. Menyediakan banyak saluran-saluran komunikasi antar pemerintahan sehingga ide-ide dapat bersatu ketika masalah muncul ke permukaan.(Perwita, 2005 :97)
799
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 795-808
Konsep peran dikemukakan oleh Biddle and Biddle dalam bukunya yang berjudul Community Development bahwa peran suatu lembaga dalam bentuk bantuan kepada pihak lain dibedakan sebagai berikut: (Bidle, 1965:215) 1. Peran sebagai motivator, artinya bertindak untuk memberikan dorongan kepada orang lain untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan. 2. Peran sebagai komunikator, artinya menyampaikan segala informasi secara benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal yang umum dalam mengklasifikasikan organisasi internasional adalah berdasarkan apa yang dilakukan dan untuk apa hal tersebut dilakukan. Pada dasarnya tujuan telah ada sejak didirikannya organisasi internasional, namun memungkinkan pula apabila adanya tambahan-tambahan tujuan melalui program kerja atau kegiatan yang disepakati bersama. Hubungan yang terjadi antar anggotan dapat menciptakan suatu bentuk hubungan yang kooperatif antar anggota melalui berbagai aspek seperti perdagangan dan sosial. Selain itu juga untuk meminimalisir atau mencegah kemungkinan terjadinya konflik dengan adanya kerjasama sehingga akan menimbulkan rasa saling menghormati kepentingan nasional masing-masing Negara. ASEAN sebagai organisasi regional di Asia, secara langsung memberi pengaruh terhadap Negara-negara anggotanya dalam berbagai sektor. Potensi dalam berbagai sektor dimiliki negara-negara anggota ASEAN. Salah satunya adalah bidang pariwisata karena rata-rata Negara-negara di Asia memiliki iklim tropis dan banyak memiliki lokasi-lokasi pariwisata yang berpotensi untuk dikembangkan. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang juga memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan, sejauh ini permasalahan mendasar adalah akses ke lokasi yang masih minim. Dengan adanya kerjasama ini, dapat membantu Indonesia untuk mengembangkan sektor pariwisatanya agar dapat setara dengan Negara-negara anggota ASEAN yang bidang pariwisatanya sudah terkelola dengan baik dan maksimal. Teori Liberalisme Institutsional Liberalisme merupakan paham terhadap pandangan yang berbanding terbalik dengan realisme. Paham realisme yang lebih menekankan jika ingin melakukan perdamaian lebih memilih melalui jalan perang, namun berbeda dengan paham liberalisme yang lebih memilih untuk melakukan perdamaian dengan cara melakukan kerjasama. Menurut kaum liberal, perang itu tidak alami dan tidak masuk akal. Selain itu, perang merupakan alat buatan dan bukanlah hasil dari hubungan sosial atau keganjilan sifat manusia yang tak sempurna. Kaum liberal dengan kaum realis dalam memandang sifat manusia memiliki pandangan yang berbeda jauh karena kaum liberal lebih memandang sifat manusia dalam pandangan positif, sedangkan kaum realis memandang sifat manusia dalam pandangan negatif. Manusia dalam pandangan realis dianggap sebagai makhluk yang egois, emosional. Namun, dalam pandangan liberal menyakini bahwa setiap individu mampu terlibat dalam aksi sosial yang kolaboratif dan kooperatif. Manusia sendiri memiliki akal dan kemampuan. Hal itu diwujudkan dengan potensi diri mereka dan dengan menyakini bahwa perang dapat dialihkan (dihapuskan) dari kehidupan manusia. (Burchil, 2004:41)
800
Peran ACWF Menghapus Diskriminasi Gender di China (Desy Ratna Sary)
Dengan ini semua, paham liberalisme telah menyakini terhadap manusia bahwa memiliki sifat yang positif. Mungkin pada dasarnya memang sifat manusia ialah egois. Semua hal ini tidaklah mungkin karena dengan adanya keyakinan bahwa manusia memiliki sifat yang dapat memajukan perkembangan modernisasi. Modernisasi ini muncul karena adanya dorongan terhadap oleh revolusi intelektual kaum liberal Tak luput jauh dari pandangan paham realisme, liberalisme pun memiliki pandangan yang sama terhadap sifat manusia, yaitu mengakui individu selalu mementingkan diri sendiri dan bersaing terhadap sesuatu hal, namun, ini semua bukanlah hal yang menjadikan masalah dalam kaum liberalisme dalam menyakini bahwa manusia khususnya memiliki sifat positif juga yang dapat dipastikan dapat menjalankan perdamaian dunia yang selama ini diidamkan. Perdamaian yang dijalankan ini bisa melalui dengan cara melakukan kerjasama. Kerjasama sendiri pada dasarnya memiliki pengaruh yang positif diantara aktor-aktor yang menjalaninya. Terdapat asumsi-asumsi dasar liberal, antara lain pandangan positif tentang sifat manusia, keyakinan bahwa hubungan internasional dapat bersifat kooperatif daripada konfliktual, dan kepercayaan terhadap kemajuan. (Jackson, 2009:129) Dalam buku Jackson dan Sorensen (2009) menyebutkan bahwa liberalisme terdiri dari beberapa macam aliran, antara lain liberalisme sosiologis, liberalisme interdependensi, liberalisme institusional, dan liberalisme republikan. Liberalisme sosiologis merupakan paham liberalisme yang lebih menekankan hubungan transnasional diantara rakyat dari negara-negara yang berbeda membantu menciptakan bentuk baru masyarakat manusia yang hadir sepanjang atau bahkan dalam persaingan dengan negara-bangsa. Dalam liberalisme sosiologis memiliki analaogi yang dianalogikan seperti jaring labalaba karena dalam jaringan laba-laba ini menjelaskan jika dalam melakukan kerjasama dan itu merupakan sambungan antar satu dengan yang lain. Namun, jika dalam jaring tersebut mengalami perpatahan disatu titik dan titik tersebut memiliki pengaruh terhadap yang lainnya dan itu semua bukanlah hal yang tidak mungkin jika dalam melakukan hubungan kerjasama. Jika terjadi hal seperti ini dapat mengalami perpecahan dalam hubungan kerjasama tersebut. Liberalisme institusional merupakan paham liberalisme yang menekankan terhadap adanya institusi internasional karena hal ini adalah kepentingan yang independen dan dapat memajukan kerjasama antara negara-negara. Berakhirnya era developmentalism, suatu proses perubahan sosial pasca Perang Dunia II yang dibangun diatas landasan paham modernisasi. Namun di negara-negara pusat kapitalisme, jawaban untuk mempercepat laju kapitalisme telah lama disiapkan bahkan sejak krisis kapitalisme di tahun 1930-an. Jawaban itu adalah globalisasi kapitalisme (neoliberalisme). Negara yang menganut pemahaman neoliberalisme, daya tahan sebuah negara ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat pendapatan per kapita penduduk. Seperti yang telah menjadi perdebatan teori-teori pembangunan bahwa kemakmuran hanya dapat dicapai hanya jika membebaskan pasar dari intervensi negara sehingga tercipta kompetisi dan akhirnya akan menghasilkan efisiensi dan produktifitas ekonomi yang tinggi. Sehingga terciptanya masyarakat yang lebih terdiferensiasi, dan perluasan
801
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 795-808
kearah pluralisme sosial dan pluralisme politik. Oleh sebab itu menurut ideologi neoliberalisme, persamaan kebebasan ekonomi setara dengan kebebasan politik. Indonesia yang merupakan salah satu Negara anggota ASEAN sejak pertama kali terbentuknya ASEAN juga memiliki kepentingan nasional untuk mencapai tujuannya selayaknya Negara-negara lain. Bidang pariwisata Indonesia merupakan sektor yang sangat berpotensi khususnya untuk perekonomian, namun ada beberapa kendala dalam mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia yang beragam, yakni akses transportasi ke wilayah-wilayah pelosok yang justru memiliki potensi pariwisata yang besar. Adanya kerjasama ini dapat membantu Indonesia dalam mengambangkan sektor pariwisatanya sehingga kepentingan nasional Indonesia perlahan-lahan dapat tercapai melalui kerjasama-kerjasama bilateral, multilateral, regional, maupun internasional seperti salah satunya adalah kerjasama dengan ASEAN. Metode Penelitian Inti tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk menjelaskan bagaimana Bagaimana kerjasama ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP) dan Indonesia pada tahun 2011-2015 untuk meningkatkan industri pariwisata di Indonesia, khususnya dalam mengembangkan pariwisata di wilayah Kalimantan Timur. .Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, penulis menggunakan tipe penelitian deskiprtif kualitatif.Jenis data yang dipakai yaitu jenis data sekunder, yang merupakan data yang diperoleh dari buku-buku dan artikel-artikel di internet yang erat kaitannya dalam mengumpulkan data untuk mengetahui kasus yang sedang dibahas.Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah tinjauan pustaka dan online library research yang bersumber dari buku-buku dan internet yang relevan dengan penulisan ini.Sedangkan teknik analisa data dalam penelitian ini adalah teknik kualitatif yaitu dengan menganalisis data sekunder dan kemudian menggunakan teori sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan kejadian yang sedang diteliti. Hasil Penelitian Kerjasama ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP) tahun 2011-2015 dalam mengembangkan pariwisata di wilayah Kalimantan Timur diuraikan sebagai berikut. Promosi pariwisata memiliki peranan penting untuk mendukung popularitas suatu daerah. Untuk meningkatkan pertumbuhan di bidang pariwisata, sepuluh negara anggota ASEAN telah menyepakati sebuah upaya promosi bersama. Kampanye pariwisata tunggal yang baru pertama kali dilakukan ini akan mempromosikan 600 destinasi demi memacu angka kunjungan wisatawan dan pendapatan negara-negara anggota. Rencananya, kampanye ini sekaligus menandai hari jadi komunitas regional yang ke-50 tahun 2017. Menteri Pariwisata Arief Yahya yang turut hadir dalam ASEAN Tourism Forum 2016 di Manila, Filipina mengatakan, promosi pariwisata bersama ini akan menggunakan moto "ASEAN at 50". Para menteri pariwisata ASEAN mengumumkan kampanye pariwisata bersama pada pertemuan puncak ATF. Rencananya, promosi akan diluncurkan pada International Tourism Berse (ITB) di Berlin Jerman - pameran industri pariwisata terbesar sejagat - pada kuartal pertama tahun ini. ASEAN akan mempromosikan 600 atraksi di wilayah ini, dan akan dibagi menjadi 12 kategori berbeda dengan tema "50 Best..."
802
Peran ACWF Menghapus Diskriminasi Gender di China (Desy Ratna Sary)
Sebanyak 12 kategori itu mencakup 50 terbaik: kota, hotel, restoran, makanan, festival dan perayaan, pantai, belanja, situs bersejarah, wisata petualangan, desa dan kota kecil, pasar, dan tidak ketinggalan pengalaman tak terlupakan. Presiden Filipina Benigno S. Aquino III saat menghadiri pembukaan ASEAN Tourism Forum 2016 di Philippines International Convention Center, Manila, Dalam forum ini, Menteri Pariwisata Arief Yahya turut hadir sejumlah pertemuan tingkat menteri yang mengusung semangat destinasi tunggal ASEAN. (Malacanang Photo Berau) Setiap negara akan mengajukan produk dan atraksi unggulan kepada komite pusat dan harus sudah melengkapi prosedur seleksi sebelum pembukaan kampanye di ITB Jerman. Indonesia, kata Arief, di antaranya telah mengunggulkan Festival Dana Toba, Festival Bunga Banyuwangi, Festival Jember, Pesta Kesenian Bali, dan Festival Tari di Solo. Adanya kampanye bersama ini maka diharapkan akan ada pertumbuhan angka kunjungan wisatawan di tingkat regional sebesar 15 persen, dari 100 juta turis asing menjadi 115 juta orang. Berdasarkan catatan Badan Pariwisata PBB (UNWTO), angka total kunjungan wisatawan asing di wilayah ASEAN diperkirakan akan mencapai 123 juta pada 2020, 152 juta turis tahun 2025, dan 187 juta orang untuk tahun 2030. Menurut I Gde Pitana yang menjabat sebagai Deputi Pemasaran Mancanegara Kementerian Pariwisata Bagi Indonesia, menyatakan bahwa : “…ATSP dan ATF adalah tantangan dan sekaligus peluang. Kita harus menggeber promosi wisata," kata, di sela pertemuan ATF 2016. Indonesia telah menyiapkan strategi pemasaran pariwisata untuk menangkap peluang tadi. "Saya menyebutnya the power of focus. Jadi, kita akan memfokuskan, negara-negara mana yang akan kita tingkatkan sebagai promosi wisata kita," kata Pitana. Tentu, penentuan negara itu dilihat pada sumbangan angka kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia.” (nationalgeographic.co.id) Dari data kunjungan wisatawan mancanegara, negara yang paling banyak menyumbang turis ke Indonesia adalah Malaysia, Singapura, China, dan Australia. Pada tahun ini, jumlah turis asing yang berasal dari negara-negara itu ditargetkan mengalami pertumbuhan angka kunjungan. Komunikasi diantara Negara-negara ASEAN ATSP merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari ATF (ASEAN Tourism Forum) adalah upaya regional untuk mempromosikan wilayah ASEAN sebagai tujuan wisata. Acara tahunan ini melibatkan semua sektor industri pariwisata dari 10 negara anggota ASEAN, yaitu: Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Setiap tahun, setiap negara anggota bergantian menjadi tuan rumah. ATF 2016 menandai ulang tahunnya yang ke-35 sejak pertama kali diadakan di Malaysia pada 1981. ATSP bersama-sama dengan ATF bertujuan untuk menjadikan ASEAN sebagai tujuan wisata tunggal yang menarik, meningkatkan kesadaran ASEAN sebagai tujuan wisata yang sangat kompetitif di Asia Pasifik, menarik lebih banyak wisatawan ke
803
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 795-808
negara anggota ASEAN, mempromosikan wisata ASEAN, dan memperkuat kerjasama antarsektor industri pariwisata ASEAN. Sebagai konvensi tahunan industri pariwisata ASEAN, ATF mempromosikan pertukaran ide, mengulas perkembangan industri, merumuskan rekomendasi bersama untuk lebih mempercepat pertumbuhan pariwisata ASEAN. (bt.com) ATSP behasil menyediakan tempat untuk menjual dan membeli produk pariwisata regional dan individu negara anggota ASEAN melalui TRAVEX (Travel Exhibition) selama 3 hari. Para penyedia produk pariwisata ASEAN dan para pembeli internasional dapat langsung melakukan bisnis pada acara tersebut. Setiap tahun ATF TRAVEX dihadiri oleh 1.600 delegasi yang terdiri lebih dari 450 international buyers and 150 media internasional. ATSP bersama-sama dengan ATF pada tahun 2014 bertema One Community for Sustainability. Keindahan Asia Tenggara terletak pada orangnya yang hangat dan ramah, budaya, bahasa, agama, arsitektur, kuliner, dan geografi. ASEAN adalah destinasi bagi para pencari petualangan, backpackers, pengusaha, keluarga, penggemar fotografi, pecinta laut dan gunung, dan masih banyak lagi. Asia Tenggara akan meningkatkan kepuasan wisata, memastikan pengalaman yang baik bagi para wisatawan, meningkatkan kesadaran dan mempromosikan praktik pariwisata berkelanjutan. Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang didirikan di Bangkok, Thailand, pada 8 Agustus1967 berdasarkan Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Pembentukan Komunitas ASEAN diawali dengan komitmen para pemimpin ASEAN dengan ditandatanganinya ASEAN Vision 2020 di Kuala Lumpur pada tahun 1997 yang mencita-citakan ASEAN sebagai suatu komunitas yang berpandangan maju, hidup dalam lingkungan yang damai, stabil dan makmur, serta dipersatukan oleh hubungan kemitraan. Indonesia, termasuk Kalimantan Timur memiliki keunggulan yang dinilai spesial dalam hubungan bermasyarakat terkait keramahan kepada pendatang atau tamu. Keunggulan ini sebagai Indonesian Hospitality dan sangat terkenal di seluruh dunia. Meskipun demikian baik dari sisi infrastruktur maupun sumber daya manusia masih ada hal-hal yang harus ditingkatkan apabila Indonesia ingin memastikan kesuksesan sektor pariwisata yang berkesinambungan pada MEA mulai tahun 2015. Infrastruktur ke berbagai wilayah tujuan wisata di Tanah Air masih perlu untuk dibenahi menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015. Menurut Asnawi infrastruktur di Indonesia saat ini masih banyak yang belum memadai, bahkan di Pulau Jawa yang kondisi ekonomi paling mantap pun masih banyak ditemui kekurangan di sektor infrastruktur. Asnawi mencontohkan jalan darat menuju lokasi destinasi di Pantai Anyer, Provinsi Banten, masih rusak dan kondisi tersebut mempengaruhi tingkat kunjungan ke obyek wisata itu. Sementara itu untuk di luar Pulau Jawa, selain jalan, infrastruktur yang layak dikembangkan adalah pembangunan dermaga sehingga memungkinkan persinggahan kapal-kapal pesiar.
804
Peran ACWF Menghapus Diskriminasi Gender di China (Desy Ratna Sary)
Asnawi berpendapat bahwa masih banyak tujuan wisata baru yang potensial dikembangkan di luar Pulau Jawa. Dari sisi sumber daya manusia, usaha untuk melakukan sertifikasi terhadap SDM di sektor pariwisata terus digenjot. Noviendi mengklaim bahwa sertifikasi kompetensi tenaga kerja bidang pariwisata di Asean, hampir 80% di antaranya berasal dari Indonesia dan telah siap bekerja di negara-negara di Asia Tenggara. Setiap tahun, kementerian mampu melakukan sertifikasi bagi 5.000 tenaga kerja bidang pariwisata, selain sertifikasi yang dilakukan oleh pihak swasta. Akan tetapi kondisi ini tampaknya belum memastikan bahwa seluruh SDM di sektor pariwisata sudah tersertifikasi. Di Jawa Timur sendiri pelaku industri pariwisata yang bersertifikasi masih terbatas Dari 176.000 orang yang bergerak di bidang ini, baru sekitar 3.935 orang yang memegang sertifikat. (selasar.com) Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mengemukakan bahwa pelaku industri pariwisata bersertifikasi yang difasilitasi oleh DInas Kebudayaan dan Pariwisata memang masih minim. Dalam kurun waktu lima tahun baru 305 tenaga kerja saja yang difasilitasi. Oleh karenanya ia mendorong sertifikasi mandiri dilakukan oleh para pelaku indsutri pariwisata. Pasalnya jika mengantongi sertifikat, manfaat akan dirasakan oleh pekerja sendiri, terutama untuk meningkatkan level gaji. Pembangunan SDM pariwisata yang unggul juga membuat pemerintah berencana meninjau kembali dan merombak kurikulum sekolah pariwisata tingkat pendidikan tinggi, menjelang permberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, I Gede Pitana menginformasikan bahwa pihaknya telah mengumpulkan 24 lembaga pendidikan yang mempunyai program studi pariwisata di seluruh Indonesia di Bali belum lama ini untuk me-review kurikulum pendidikan pariwisata kita menjelang MEA. Tujuan dari perombakan tersebut agar lulusan sekolah tinggi pariwisata Indonesia sudah memiliki standar yang setara dengan lulusan dari negara lain, sehingga bisa segera terjun ke pasar kerja. Pemenuhan sarana akomodasi dan infrastruktur berperan penting untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata Kaltim. Dengan sarana akomodasi dan infrastuktur memadai dapat menjadi kebanggaan masyarakat daerah maupun para wisatawan nusantara dan mancanegara. Karena itu, peran pemerintah daerah untuk mendorong pemenuhan sarana akomodasi dan infrastruktur untuk dunia kepariwisataan menjadi salah satu kunci keberhasilan di daerah masing-masing.Hal itu sangat penting, karena lokasi pariwisata Kaltim umumnya adalah wisata alam, sehingga ketersediaan akomopdasi dan sarana infrastruktur sangat diperlukan untuk mempermudah mencapai sejumlah kawasan wisata setempat. Kondisi kepariwisataan Kaltim, 90 persen tersedia dari alam, sisanya adalah wisata buatan. Guna mendukung kepariwisataan alam di daerah ini, sarana akomodasi dan inrastuktur sangat diperlukan." kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kaltim, infrastruktur di Kaltim terus mengalami perkembangan yang signifikan. Bahkan, akses antar kabupaten dan kota sudah memadai. Tetapi, sarana penunjang dalam menyukseskan sektor pariwisata dinilai masih kurang.Karena
805
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 795-808
itu, diharapkan adanya kerjasama pemerintah dan swasta dalam mendukung pengembangan sektor pariwisata. Meskipun dunia kepariwisataan belum mendominasi kegiatan ekonomi masyarakat, tetapi prospek pengembangannya sangat baik, dengan menciptakan keterkaitan antar kepariwisataan nasional, pengembangan promosi wisata disertai penetapan dan pengembangan objek wisata unggulan.Dia menyebutkan, kajian di tiga kabupaten dan kota, yakni di Balikpapan, Kutai Kartanegara dan Berau. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kebijakan bagi Pemprov Kaltim dalam pembuatan berbagai kebijakan terkait dengan sektor pariwisata dan memudahkan pemerintah daerah mengembangan sektor pariwisata ditopang infrastruktur penunjang sesuai karakteristik daerah. Kesimpulan Keberadaan pariwisata di wilayah Provinsi Kalimantan Timur ternyata banyak mengandalkan wisata alam, baik hutan, taman nasional ataupun pantai yang semuanya masih asri. Meskipun demikian tingkat kunjungan wisatawan ternyata belum optimal, meskipun dari tahun ke tahun terus menunjukkan tren peningkatan. Dalam mendukung eksistensi pariwisata di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan lainnya berupaya mengembangkan pariwisata di Kalimantan Timur, diantaranya melalui upaya mewujudkan visi dan misi pariwisata. Pada tahun 2011 munculah agenda ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP) 20112015, yaitu strategi pariwisata ASEAN mendorong kerjasama sinergis dalam pemasaran, produk maupun investasi di bidang pariwisata. Strategi ini kemudian dipandang penting oleh para entitas pariwisata di wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Keberadaan ATSP ternyata dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan pariwisata di wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Hal ini dapat dilihat dari terbentuknya pariwisata di wilayah ini sebagai tujuan alternative bagi industry pariwisata ASEAN. Kemudian ATSP hingga tahun 2015 juga menjadi strategi untuk memperkenalkan pariwisata di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dalam konteks regional dan internasional, sehingga nantinya pariwisata di provinsi ini akan semakin populer, seperti halnya wilayah di Indonesia lainnya, di antaranya Bali, Lombok, Bunaken, Raja Ampat dan wilayah-wilayah lainnya yang terlebih dulu berhasil mempromosikan dan menjalankan kerjasama luar negeri, termasuk dengan ASEAN. Dalam perkembangannya terdapat hambatan yang dihadapi dalam kerjasama ini dalam mengembangkan pariwisata di wilayah Kalimantan Timur, terkait dengan agenda ATSP, diantaranya adalah belum terbentuknya pariwisata sebagai salah satu tujuan pembangunan ASEAN, dibandingkan dengan dengan human security ataupun kerjasama kebudayaan. Selain itu, hambatan lainnya juga berkaitan dengan belum maksimalnya kesiapan dari pihak pemerintah provinsi Kalimantan Timur itu sendiri, diantaranya ketersediaan infrastruktur yang belum memadai hingga akomodasi yang belum sepenuhnya tersedia. Referensi Buku
806
Peran ACWF Menghapus Diskriminasi Gender di China (Desy Ratna Sary)
Archer, Clive International Organization, London: Allen & Unwin Ltd, 1983. Biddle, Biddle, Community Development, New York: The Rediscovery of local initiative, Holt and Winston, 1965. Burchil, Scott and Andrew Linklater, “Liberalism VS Socialism The World Politic Disorder”, dalam M. Sobirin, 2004, Teori-teori Hubungan Internasional, Nusamedia, Bandung. Colerman, Simon and Mike Crang, 2002, Between Place and Performance, Barghahn Publishing, New York. Columbis, Theodore A. dan James H. Wolfe, Pengantar Hubungan Internasional, Bandung: Putra Abardin, 1997. Jackson, Robert and Goerge Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2009, Fakih, Mansour Jalan Lain : Manifesto Intelektual Organik, INSIST Press, Yogyakarta, 2008. Khudori, Neo-Liberalisme Menumpas Petani, Resist Book, Yogyakarta, 2004. Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani. 2005.Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Media Internet Analisis Sektor Pariwisata dan Dampaknya Terhadap Kemandirian Fiskal Daerah, diakses dari http://www.kemenkeu.go.id/Kajian/analisis-sektor-pariwisatadan-dampaknya-terhadap-kemandirian-fiskal-daerah pada tanggal 14 Februari 2016 Kinerja
Pariwisata Bahari Indonesia Belum Optimal, diakses dari http://www.kompasiana.com/lhapiye/kinerja-pariwisata-bahari-indonesiabelum-optimal_5641d9ead59273300674a2ea pada tanggal 28 Februari 2016.
Masalah Klasik yang Membelit Industri Pariwisata Nasional, diakses dari http://industri.bisnis.com/read/20150310/12/410409/ini-3-masalah-klasikmembelit-industri-pariwisata-nasional pada tanggal 14 Februari 2016 Sejarah Kalimantan Timur, diakses dari http://www.kaltimprov.go.id/hal-sejarahkaltim.html, pada tanggal 13 Mei 2016. Pantai
Pulau Derawan, diakses http://www.beraukab.go.id/potensi/view/5/pariwisata pada Februari 2016.
tanggal
dari 28
807
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 795-808
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, diakses dari http://www.kaltimprov.go.id/, pada tanggal 29 Mei 2016. Memanfaatkan Kerjasama Pariwisata ASEAN untuk Mendorong Industri Pariwisata Indonesia, diakses dari http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/Asean%20Tourism_Suska%2 0&%20Yuventus%20Effendi.pdf pada tanggal 28 Februari 2016. Definisi
Organisasi Internasional menurut Clive Archer, diakses dari http://www.kompasiana.com/definisi-organisasi-internasional-menurutclive-archer_550041f1a333115b7451011f pada tanggal 24 November 2015
“About The Event”, dalam http://www.atf-2015.com/abouttheevent.html, diakses pada tanggal 19 Juni 2016. “ASEAN Luncurkan Promosi Bersama Demi MEmacu Pertumbuhan Wisata”, dalam http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/01/asean-luncurkan-promosibersama-demi-memacu-pertumbuhan-wisata, diakses pada tanggal 20 Juni 2016. “ASEAN Adopt Single Destinations”, dalam http://www.bt.com.bn/businessnational/2016/01/26/asean-adopts-single-destination-tourism-strategy, diakses pada tanggal 20 Juni 2016. “Peluang dan Tantangan Indonesia Pada ASEAN Economic Community”, dalam http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=79 11, diakses pada tanggal 17 Juni 2016. “Apa
Kabar Pariwisata Jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN?”, dalam https://www.selasar.com/ekonomi/apa-kabar-sektor-pariwisata-jelangmasyarakat-ekonomi-asean, diakses pada tanggal 18 Juni 2016.
Akomodasi dan Infrastruktur Kaltim Dukung Pengembangan Pariwisata”, dalam http://www.kaltimprov.go.id/berita-akomodasi-dan-infrastruktur-kaltimdukung-pengembangan-pariwisata.html, diakses pada tanggal 18 Juni 2016.
.
808