KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
BAB III ISI PROSES PRODUKSI KAPAL COASTER
3.1
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Semua material beserta perlengkapan yang akan dipergunakan untuk pembuatan kapal adalah asli & baru,dengan jenis material yang khusus digunakan dikapal atau dilaut dan disetujui oleh Surveyor Klas dan OS/konsultan. Material baja yang dipakai untuk struktur lambung harus mempunyai kualitas pengelasan yang baik dan mendapat sertifikat dari klas. Semua sambungan struktur harus dilas dengan menggunakan las listrik.Tempattempat dimana pengelasan akan dilaksanakan,terlebih dahulu harus dipersiapkan dengan baik mendapat hasil yang baik/memuaskan.
3.2
Stabilitas Kapal direncanakan, dibangun dan dilengkapi agar laik untuk dioperasikan diperairan Indonesia di daerah pelayaran pantai, konstruksi kuat dan dengan kemampuan olah gerak yang baik dan dikelaskan kepada Biro Klasifikasi Indonesia (selanjutnya disebut Klasifikasi). Kapal dan semua perlengkapannya serta semua yang terpasang padanya dan mesinmesin didesain dan dikonstruksikan dibawah pengawasan klasifikasi dan BKI akan memberikan Notasi Klas :
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
22
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
A 100 () “KAPAL PENUMPANG” + SM
Kapal dibangun dari bahan baja biasa, konstruksi las penuh, berbaling baling dua yang digerakan oleh 2 (dua) mesin diesel, bentuk badannya dibuat sedemikian rupa sehingga visualitas dari rumah kemudi baik, mudah untuk dikendalikan serta mempunyai sudut trim yang baik. Perhitungan Trim dan Stabilitas akan dilakukan untuk kondisi sebagai berikut:
3.3
-
Kapal kosong
-
Pada saat persediaan 10%
-
Pada saat persediaan 50%
-
Pada saat kapal dengan muatan penuh dan sarat rata-rata
Tingkat kebisingan dan getaran Tingkat kebisingan dan getaran dalam kapal untuk ruangan-ruangan yang disebutkan berikut, dengan pintu dan jendela tertutup, ketika kapal berlayar dengan kecepatan penuh, dengan kecepatan angin yang lemah, dan system ventilasi dijalankan harus sesuai dengan persyaratan berikut : Tingkat Kebisingan yang diperkenankan adalah:
1.4
Ruang Mesin Kemudi
Max. 85 db (A)
Ruang Crew dan Penumpang
Max. 65 db (A)
Ruang Mesin
Max. 110 db (A)
Ruang Muat
Max. 75 db (A).
UKURAN UTAMA ,BOLLARD PULL,KECEPATAN DAN DAYA MESIN. Panjang seluruh
LOA : 51.00
M
Panjang Antara Garis Tegak
LBP : 46.50
M
Lebar (moulded)
B
: 9.00
M
Tinggi (moulded
D
: 4.50
M
Sarat air
d
: Maks.3.20
M
Kecepatan percobaan
: Min. 12 Knot (pada 95% MCR)
Daya Mesin Utama
: 2 x 620
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
HP
23
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Jarak Jelajah
: 3.500
NM
Ukuran utama dan tenaga mesin penggerak definitive yang akan dicantumkan dalam kontrak harus ditentukan dari perhitungan Kontraktor dengan perpedoman pada kecepatan percobaan minimum 12 Knot (pada 95% MCR) kecepatan ini harus dijamin oleh Kontraktor.
3.5
3.6
KAPASITAS TANGKI
-
Tangki bahan bakar (BJ = 0,890) : 81 Ton
-
Tangki air tawar (BJ = 1,000)
: 111.0 Ton
-
Tangki Ballas (BJ = 1.025)
: 126.0 Ton
-
Tangki Minyak Lumas
:
2,5 Ton
-
Tangki Kotoran (sewage tank)
:
5,0 M3
RUANG AWAK KAPAL Disediakan 6 (enam) ruang awak kapal dengan pengaturan ruang sesuai gambar rencana umum. 2 (dua) ruang masing-masing untuk 1 (satu) orang Nahkoda dan 1 (satu) KKM, 1 (satu) ruang untuk 2 (dua) orang perwira 3 (tiga) ruang untuk 12 (dua belas) orang kelasi
Pengaturan ruang awak kapal dan perlengkapannya disesuaikan untuk memenuhi persyaratan jumlah awak kapal.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
24
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
3.7 Klasifikasi dan Peraturan-peraturan Kapal dibangun sesuai dengan peraturan-peraturan Pemerintah (statutory authority) dan peraturan BKI : 1. Peraturan keselamatan kapal dalam negeri (Peraturan Nasional) 2. Peraturan garis muat kapal-kapal pelayaran dalam negeri Indonesia (PGMI 1986) 3. Solas 1974 besertya amandemen yang terakhir saat sebelum kontrak ditandatangani 4. Peraturan Pengukuran kapal TMS 1969. 5. Peraturan MARPOL. 6. COLREG 1972 beserta amendemenya. 7. IMO Resolution A.468(XII) 1982 “Code of Noise Level on Board Ships”. 8. Standard SNI, DIN, JIS. 9. STP 71/73. 10. STCW ’95. 11. Peraturan BKI. 12. Peraturan-peraturan lain yang berlaku dan aturan baru yang diberlakukan pada masa pembangunan kapal untuk kapal jenis ini.
3.8
PENGUJIAN DAN PERCOBAAN Seluruh kegiatan pengujian dan test fungsi untuk semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan peraturan Biro Klasifikasi Indonesia dan pihak berwenang lainnya. Pelaksanaannya harus dihadiri oleh pemberi tugas dan Biro Klasifikasi Indonesia serta dibuatkan Berita Acara.
1. Pengujian (Testing) a. Prosedure dan jadwal pengujian harus mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas. Pengujian untuk persyaratan klasifikasi harus pula mendapat persetujuan BKI. b. Pengujian kekedapan tangki – tangki dan instalasi pipa dengan hydrostatic test atau dengan tekanan udara. Pengujian kekedapan dengan hose test dan pengujian kampuh las dengan radiography.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
25
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
c. Mesin-mesin dan peralatan harus diperiksa kesempurnaan instalasinya dan memenuhi ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan. d. Test fungsi peralatan dan perlengkapan kapal.
2. Percobaan Dok (Dock Trial) a. Sebelum pelaksanaan percobaan berlayar (sea trial), percobaan dok harus dilaksanakan terlebih dahulu dan sesuai dengan persyaratan.
b. Percobaan dok meliputi:
-
3.8.1
-
Percobaan mesin Induk dan mesin Bantu
-
Pompa-pompa dan perlengkapan kamar mesin lainnya.
-
Kemudi dan mesin kemudi Load test, Crane (test beban Batang Muat)
Percobaan Kemiringan (Inclining test)
Percobaan kemiringan/inclining test harus dilakukan untuk mengetahui berat dan letak titik berat kapal kosong. Perhitungan stabilitas kapal harus dilakukan berdasarkan hasil percobaan kemiringan tersebut. Percobaan ini dilakukan menurut prosedur yang dibuat oleh Kontraktor dan disetujui oleh Pemberi Tugas. Pelaksanaan percobaan inclining test harus dihadiri oleh Petugas ADPEL setempat, Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas atau wakilnya yang ditunjuk. Hasil pelaksanaan Inclining Test dituangkan dalam Berita Acara.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
26
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
3.8.2 Pelayaran Percobaan
Sebelum melaksanakan pelayaran percobaan, kompas harus ditimbal (Compasseren) yang dilakukan oleh pihak yang berwenang. Pelayaran percobaan harus dilakukan berdasarkan suatu program yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan memenuhi persyaratan BKI. Pengukuran kecepatan percobaan dilakukan dengan kondisi sebagai berikut : -
Pada kondisi sarat air penuh
-
Perairan yang cukup dalam dan lebar
-
Kecepatan angin maksimum Beaufort 3
Apabila kondisi tersebut diatas tidak dapat dipenuhi, maka harus diadakan perhitungan koreksi kecepatan. Percobaan kapal harus dihadiri BKI, Pemberi Tugas/Pengawas dan pihak pembuat mesin utama atau wakilnya. Percobaan ini meliputi :
Percobaan kecepatan dengan beban mesin, 25%, 50%, 75%, 95%, 100% dan 110% MCR.
Hasil pengukuran kecepatan tersebut dibuat dalam kurva dan diserahkan kepada Pemberi Tugas.
Percobaan cikar kiri / kanan
Percobaan maju mundur dan crash stop
Percobaan Inersia
Percobaan/pengujian pengoperasian jangkar, dan peralatan-peralatan lain.
Percobaan ketahanan berlayar minimum 4 jam disertai dengan pengukuran pemakaian bahan bakar.
Percobaan spiral test dan reserve spiral test.
Manoeuvring test
Low speed rudder effective test
Vibration & Noise measurement.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
27
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Setelah pelayaran percobaan selesai harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh dari mesin–mesin Utama, mesin–mesin Bantu dan peralatan–peralatan bantu lainnya yang penting. Hasil pengujian dinyatakan dalam Berita Acara dan hasilnya dilampirkan.
3.9
KONDISI-KONDISI DAN PERSYARATAN TEKNIS Kondisi-kondisi yang berpengaruh Kondisi – Kondisi stabilitas yang harus dihitung : a. Muatan barang, penumpang dan Store 100% b. Muatan barang, penumpang 100% dan store 10% c. Muatan barang, penumpang 100% dan store 50% d. Penumpang dan store 100% tanpa muatan barang e. Penumpang 100%, store 10%, tanpa muatan barang f. Penumpang, store 100% dan muatan barang 50% g. Tanpa muatan barang, penumpang dan store 100% h. Tanpa muatan barang, penumpang dan store 10% i.
Kondisi kapal siap docking
j.
Kondisi kosong
Penentuan/penempatan garis muat harus memenuhi Peraturan Garis Muat kapalkapal pelayaran dalam negeri ( PGMI 1986 ).
3.10
STANDARD-STANDARD Standard-standard harus diterapkan dalam perencanaan dan pembangunan adalah : -
Standard-standard ISO
-
Standard-standard JIS atau yang setara
-
Standard JSQS
-
Standard AWS
-
Standard Galangan kapal
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
28
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Ukuran, pengukur tekanan, pengukur kehampaan dan thermometer dalam standar SI Berat Jenis yang dipakai dalam perhitungan adalah: -
Air laut
1,025 t/m3
-
Minyak Disel
0,84 – 0,86 t/m3
-
Minyak lumas
0,90 t/m3
-
Air tawar
1,00 t/m3
3.11 SUKU CADANG Suku cadang, accessories dan perkakas dari produk manufacture (utama maupun penunjang) yang dipersyaratkan atau sesuai yang tercantum dalam kontrak, wajib diadakan / disuplai oleh Kontraktor. Suku Cadang, perkakas dan inventory atau daftar inventaris ( standar pabrik dan tambahan) untuk masing-masing permesinan dan alat-alat penunjang, harus disimpan dalam kotak-kotak yang terpisah dan dikemas dengan bahan/material tahan korosi, diberi dan dilengkapi dengan daftar isi barang.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi produktivitas, effektivitas dan effisiensi kerja galangan adalah: •
Penataan galangan (Yard-Layout) Peralatan produksi
•
Sumber Daya Manusia (SDM)
•
Sistem Manajemen Penempatan bengkel-bengkel kerja (workshop) pada galangan harus dirancang sesuai
dengan tata urutan kerja dalam proses pembangungan kapal secara keseluruhan sehingga kontinuitas proses pembangunan suatu kapal dari satu bengkel kerja ke bengkel kerja yang lain dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. Bengkel-bengkel kerja utama pada suatu galangan pembangunan kapal secara umum adalah sebagai berikut: •
Bengkel rancangan (Designing Shop)
•
Bengkel lantai gading (Mould Lofting)
•
Bengkel fabrikasi (Fabrication Shop)
•
Bengkel perakitan (Assembling Shop)
•
Bengkel pembangunan (Erection Shop)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
29
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Di bengkel-bengkel tersebut ditempatkan SDM dan peralatan penunjang produksi dengan kuantitas yang efisien dan efektif untuk menghasilkan produktivitas yang optimum, yaitu dengan adanya pengontrolan kualitas (QC), perawatan serta perbaikan peralatan produksi secara terjadwal (Production tool refreshing and maintenance), regenerasi dan peningkatan SDM. Hal ini dapat dicapai dengan adanya aturan dan kebijakan yang kuat dari menajemen perusahaan.
3.12
Urutan kerja / tahapan pembangunan kapal dapat diilustrasikan dalam Flow Chart
sebagai berikut:
KONTRAK (Contract): Persyaratan Owner Spesifikasi Teknis GeneralArrangem ent Jadwal
PERSIAPAN GALANGAN: Penugasan; Pengadaan material, perlengkapan dan permesinan; Pembuatan Network Planning dan Time Schedule; Persiapan shop & building
berth
Penyelesaian
FABRIKASI : Mould Lofting; Marking; Cutting; Bending; Welding.
RANCANGAN (Design): Key Plan; Detail Plan; Production drawing.
ASSEMBLING : Sub-Assembling (Section); Assembling (Block); Out-fitting.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
30
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
OUTFITTING& FINISHING: Interior Accomodation & Insulation; Finishing Painting; Machineries Out fitting; Instalasi Listrik; Instalasi Perlengkapan; Finishing Hull Out fitting; PenyelesaianSistem Perpipaan
TEST: Pengujian Fungsi Peralatan (Function Test); Pengujian Stabilitas (Inclining Test); Pengujian di galangan (Dock Trial); Pengujian berlayar (Sea Trial) dll.
ERECTION: Penyambungan Blok/ Seksi; Hull Out-fitting; Sistem Perpipaan; Zinc Anodes Installation; Pengecatan (Primer, Anti Corrosion, Anti Fouling);
PELUNCURAN (LAUNCHING):
AS BUILT DRAWING, CERTIFICATION & CLASS APPROVAL
Serah Terima Kapal
Gambar .3.1 Flow Chart urutan kerja Pembangunan Kapal[2]
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
31
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
PENJELASAN FLOW CHART URUTAN KERJA PEMBANGUNAN KAPAL 3.13
A. KONTRAK Setelah ditandatangani kontrak kerja pengadaan / jasa pemborongan pembangunan
kapal,diperoleh:
Persyaratan – persyaratan umum yang ditentukan oleh pengguna jasa (owner’s requirements) yang bersifat mengikat pihak penyedia jasa pemborongan (galangan pembangunan) dalam hal ini PT. Daya Radar Utama dan pihak pengguna jasa dalam hal ini adalah Kuasa Pengguna Anggaran / Satuan Kerja Pengembangan Sarana Transportasi SDP.
Spesifikasi teknis kapal yang akan dibangun yang berisi penjelasan dan penjabaran yang lebih detail menyangkut karakteristik kapal yang meliputi ukuran utama kapal, aspek-aspek kelaikan kapal, keselamatan dan kenyamanan awak kapal, material dan perlengkapan kapal.
Gambar Rencana Umum (General Arrangement Plan) merupakan gambaran umum kapal yang akan dibangun.
Jadwal waktu penyelesaian pekerjaan yang terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) hingga serah-terima kepada pihak pengguna jasa.
3.14
B. PERSIAPAN GALANGAN Berdasarkan key points yang diperoleh dari Kontrak, maka selanjutnya penyedia jasa (galangan) melakukan langkah-langkah persiapan yang meliputi antara lain:
Pengorganisasian pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan dengan penugasan personil terutama pimpinan proyek (Project Engineer) atau Kepala Pelaksana Lapangan yang bertanggung jawab dalam pembangunan kapal, yang meliputi estimasi kebutuhan material dan peralatan berdasarkan Daftar Kuantitas, jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule) dan pengaturan jam orang (JO) dan personil lain yang dimiliki pihak galangan maupun diserahkan sebagaian pekerjaan kepada pihak lain (subkontraktor) sepanjang masih berada dalam koridor ikatan Kontrak.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
32
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Perhitungan kebutuhan material, perlengkapan dan permesinan kapal. Pengadaan material, perlengkapan dan permesinan baik untuk persiapan pembangunan maupun untuk kapal. Pengdaan material, perlengkapan serta permesinan untuk kapal selanjutnya sesuai persetujuan pengguna jasa dan disetujui oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
Persiapan bengkel kerja (shop), area kerja & perakitan (site) & building berth menyangkut penyiapan bengkel-bengkel kerja hingga building berth dimana konstruksi kapal akan di ereksi membentuk blok-blok.
Pembuatan Network Planning dan Time Schedule yang berkaitan dengan rencana kerja, pembidangan dan penugasan staff, serta penyusunan jadwal penyelesaian pekerjaan agar tidak melampaui batas waktu yang telah disepakati dalam Kontrak.
Spesifikasi urutan pengerjaan kapal tersebut dengan waktu penyelesaiannya masing-masing. Ini merupakan Main Schedule pembuatan yang meliputi:
Tahapan pemesanan dan penandatanganan kontrak pembangunan.
Tahapan fabrikasi.
Tahapan ereksi (keel laying dan seterusnya).
Tahapan Peluncuran dan pengapungan (launching & floating).
Penyerahan (delivery).
Berdasarkan Main Schedule tersebut, kemudian dibuatkan Time Schedule urutan pengerjaan secara lengkap yang dspesifikasikan sebagai berikut:
Umum (general), meliputi: Key Plan dan Basic Plan Production Drawing Pemesanan material Pemesanan material paket (Mesin induk, Mesin Bantu, dll)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
33
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Konstruksi baja lambung (hull part), meliputi: Mould Lofting Marking Fabrikasi Assembling Ereksi (block erection)
Konstruksi out-fitting lambung (hull out-fitting), meliputi: Pekerjaan perpipaan (hull piping) Pemasangan perlengkapan tambat (mooring equipment), jangkar (anchor), permesinan geladak (deck machineries). Perlengkapan geladak termasuk perlengkapan penyelamat (safety equipment : live saving & fire fighting system) Perlengkapan tangki muat (cargo tank fittings) Perlengkapan akomodasi (furniture schedule) Peralatan navigasi (navigation equipment)
Bagian Permesinan (Machinery Part), meliputi: Pemasangan mesin induk (main engine), poros (shaft) dan propeller Pemasangan generator (genset) dan mesin bantu (auxiliary engine) Pemasangan perpipaan untuk mesin Pemasangan perlengkapan untuk kamar mesin (engine room fitting)
Bagian Listrik (Electric Part), meliputi: Sistem pembangkit tenaga listrik (electric generating plant) Pembuatan rangkaian panel (MCB) Pemasangan kabel (cable wiring) Penyambungan kabel (connection) Perlengkapan penerangan (lighting) Perlengkapan radio dan sistem navigasi Sistem alarm dan komunikasi Suku cadang dan perlengkapannya
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
34
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Bagian finishing, pemeriksaan dan pengujian, meliputi: Pengecatan (cleaning, primer & schedule painting) Inspeksi (welding inspection & water tighness), test (ship equipments & research equipments), dock trial, inclining test dan sea trial
3.15 C. RANCANGAN Berdasarkan dokumen Kontrak yang termasuk didalamnya adalah Owner’dan Spesifikasi
Teknik serta General Arrangement Plan (GAP) selanjutnya dilakukan
pekerjaan rancangan yang meliputi:
Rancangan awal (Preliminary design) yang merupakan pekerjaan pengulangan (repeated order) dari kapal-kapal sejenis yang pernah dibangun. Rancangan pengulangan ini tidak mutlak mengikuti rancangan lama akan tetapi dilakukan modifikasi dan penyempurnaan-penyempurnaan sehingga dapat memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan oleh pengguna jasa. Pekerjaan ini meliputi penggambaran Key Plan yang merupakan gambar-gambar utama kapal. Key Plan merupakan output dari proses design kapal yang terdiri atas: Rencana Garis (Lines Plan) Rencana Umum (General Arrangement Plan) Rencana Irisan Melintang Gading Tengah (Midship Section Plan) Rencana Profil Konstruksi dan Geladak (Construction Profile and deck Plan) Sekat-sekat melintang (Transversal Bulkheads) Perencanaan dalam Kamar Mesin (Arrangement in Engine Room)
Dari Key Plan selanjutnya dikembangkan menjadi gambar-gambar detail (Detail Plan) yang meliputi: Rencana Konstruksi Body Plan (Landing Body Plan) Bukaan Kulit (Shell Expansion Plan) Konstruksi Gading Tengah (Midship Construction) Konstruksi Kamar Mesin (Engine Room Construction) Konstruksi Buritan (Stern Construction) Konstruksi Haluan (Bow Contruction) Konstruksi Rumah Geladak (Deck House Construction) Konstruksi Gading Buritan dan Kemudi (Rudder and Stren Frame Construction)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
35
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Perencanaan dan gambar kerja (Design/Production Drawing) ini merupakan tahap awal dalam jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan dan sudah dilakukan (sebagian gambar ; key plan) pada waktu perencanaan untuk tender.
Pekerjaan mould loft (gambar skala 1 : 1) untuk rencana garis sudah bisa dilaksanakan dari gambar rencana garis (lines plan) yang sudah disetujui klas. Gambar-gambar ini digunakan untuk disetujui oleh pihak pengguna jasa/pemilik kapal (ship’s owner) dan BKI.
Untuk melakukan fabrikasi material dibutuhkan gambar-gambar produksi yang merupakan pengembangan dari Key Plan dan Detail Plan. Gambar-gambar ini (Production Drawings) adalah gambar-gambar detail per sub-komponen yang merupakan kelanjutan dari Detail Plan setelah diberi informasi teknis untuk pengerjaan di lapangan (bengkel assembling). Gambar-gambar ini dibuat oleh divisi perencanaan (engineering). Di samping gambar-gambar produksi ini, juga dibuatkan Piece List (daftar komponen) lengkap dengan ukurannya masing-masing. Design / Production Drawing selain digunakan untuk pekerjaan praktis di lapangan, juga untuk mengontrol pekerjaan produksi kapal (production control). Setelah gambar-gambar produksi (production drawings) selesai dibuat, selanjutnya
diestimasikan jumlah material yang dibutuhkan untuk pembuatan kapal tersebut yang meliputi:
Pelat baja lembaran (steel sheet plate for marine use)
Profil (flat bar, angle section dan rolled section)
Expanded metal
Cat (primer, anti corrosion (AC), anti fouling (AF), coating)
Kayu, vinyl, plywood , dll
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
36
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Pimpro atau Kepala Pelaksana lapangan yang dibantu Wakil Kepala Pelaksana, membuat daftar kebutuhan material ini dan dikoordinasikan dengan bagian pengadaan material (logistik) dan bagian pembelian untuk pengelolaan dan penjadwalan pemakaian material tersebut. Penentuan kebutuhan material ini adalah dengan cara manual, yaitu dengan menghitung:
Untuk pelat, panjang dan lebar
Untuk profil, panjang
Cat, berdasarkan luas permukaan yang akan dicat dengan memperhitungkan jumlah cat yang digunakan satu satuan luas. Faktor pengalaman juga dikaitkan dengan estimasi jumlah cat yang dibutuhkan berdasarkan pemakaian cat pada kapal-kapal yang telah dibangun.
Jumlah mesin, pompa disesuaikan dengan yang dibutuhkan berdasarkan rancangan (gambar).
Jumlah kayu dan perlengkapan akomodasi disesuaikan dengan kebutuhan (dihitung dari gambar) Jenis dan dimensi teknis dari material yang digunakan dalam pembangunan kapal
harus memenuhi standar minimal sebagaimana yang disyaratkan oleh BKI. Dalam tahapan rancangan (designing stage), disamping dibuatkan gambar-gambar rancangan (key plan, detail plan dan production drawings), juga ditentukan metode pembangunan kapal.Pemilihan metode ini berdasarkan type kapal, ukuran pokok kapal, jumlah kapal yang akan dibangun (series) diatas building berth, program pada galangan kapal. Aspek-aspek ekonomis yang meliputi pembuatan kapal secara keseluruhan. Metode ini sangat tergantung pada: Tipe dan kapasitas perlengkapan dalam bengkel (shops) Ruang kerja yang tersedia (Dock space) Tipe, jumlah dan perlengkapan building berth serta ukuran basin peluncuran / pengapungan Tingkat kerjasama antara galangan ini dengan perusahaan lain (third party) atau institusi rancang bangun dalam meproduksikan bagian-bagian konstruksi kapal. Faktor ini perlu dipertimbangkan bila ada komponen lainnya dibangun di perusahaan lain.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
37
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Secara umum, ada 2 (dua) metode pembangunan lambung yang diterapkan d yaitu:
Metode seksi (section), yang dibedakan lagi atas: o Metode seksi “piramida” (pyramid section) o Metode seksi “pulau” (island section)
Metode blok (block) Dengan menerapkan kedua metode ini, maka deformasi akibat pengelasan total dapat
ditekan minimal, dan dapat dicapai waktu fabrikasi yang lebih cepat. Bila dipilih metode seksi “piramida”, maka pembangunan lambung diatas building berth dimulai dengan perakitan dan pengelasan piramida yang pertama (biasanya pada kompartemen yang berisi mesin induk, dan boiler), dan diurutkan selanjutnya ke arah haluan dan buritan kapal. Kelemahan utama penerapan metode ini adalah deformasi yang membujur (longitudinal deformation) yang besar namun prosesnya dapat diperlambat. Bila dipilih metode seksi “pulau”, maka pembentukan lambung kapal dimulai dengan ereksi seksi-seksi secara serempak pada beberapa tempat sepanjang kapal sehingga membentuk pulau-pulau. Jumlah pulau biasanya 3 buah, tetapi jumlah ini tergantung pada ukuran kapal yang akan dibangun. Pada dasarnya urutan pengelasan dan ereksi dengan penerapan metode ini sama seperti metode seksi piramida. Bila dipilih metode blok dalam pembentukan lambung, maka volume kerja diatas building berth adalah minimum. Demikian pula dengan deformasi membujur akibat pengelasan dapat diminimalkan. Dengan metode blok, lambung kapal dibagi atas beberapa blok besar, yang biasanya berbatasan pada setiap sekat
melintang kapal (transversal
bulkhead), atau pada jarak yang tak jauh dari sekat tersebut. Setiap blok terdiri atas komponen-komponen struktural (pelat kulit (shell), frame, bracket, girder, beam, floor, sekat (bulkhead), tanktop, deck, dll) yang sejajar dengan bidang midship.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
38
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Jumlah blok tergantung dari kapasitas angkut crane di galangan khususnya di building dock. Keuntungan utama pembentukan lambung dengan metode ini adalah: Periode assembling lambung dan siklus pembuatan kapal lebih singkat, karena lambung dan superstructure (bangunan atas) difabrikasi secara serempak, dan jumlah kerja perakitan yang besar dalam blok dapat dikurangi hingga minimum karena dilaksanakan dalam waktu yang sama. Lebih mudah untuk merakit (assembling) seksi-seksi blok dan menyelesaikannya, terlindung dari cuaca buruk karena diselesaikan dalam bengkel assembling, juga dapat dimekanisasikan pengerjaan blok tersebut. Dengan fitting-out berth yang sama, produksi kapal-kapal berseri dapat ditingkatkan hingga tidak kurang dari 50%. Sementara dalam pembuatan kapal, dikenal metode-metode sebagai berikut: Metode aliran posisional yang biasanya diterapkan untuk pembuatan kapal dalam jumlah besar (series), galangan kapal untuk penerapan metode ini biasanya dilengkapi dengan perlengkapan khusus untuk seluruh kapal yang dibangun secara serempak dari suatu posisi ke posisi berikutnya dalam rangkaian produksi. Bila diterapkan untuk pembuatan kapal – kapal kecil, maka metode ini biasanya dikenal dengan nama metode ban berjalan (conveyor belt method). Metode “Continuous Gang” digunakan bila galangan tidak dilengkapi dengan perlengkapan sebagaimana disebutkan dalam metode pertama. Metode ini biasanya diterapkan untuk pembuatan kapal berseri namun setiap kapal dibangun hingga diluncurkan baru dibangun kapal berikutnya hingga selesai.
Jumlah kapal yang akan dibangun merupakan faktor decisif dalam pemilihan metode pembuatan kapal, terutama untuk membangun kapal tunggal atau berseri.Dalam pelaksanaan pekerjaan ini pihak galangan menetapkan untuk menggunakan Metode Blok untuk pembangunan lambung dan Metode Continuous Gang untuk pelaksanaan kerja dengan pertimbangan kemampuan fasilitas yang dimiliki galangan serta keuntungankeuntungan teknis sebagaimana uraian diatas. Perencanaan pembagian blok-blok kapal adalah sebagai berikut:
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
39
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
3.16
D. FABRIKASI Fabrikasi merupakan tahapan awal dalam proses produksi konstruksi kapal (steel
construction), dan menghasilkan sebagian besar komponen yang membentuk struktur kapal tersebut. Jenis pengerjaan yang terjadi dalam proses fabrikasi adalah:
Mould lofting
Penandaan (marking);
Pemotongan (cutting);
Pembentukan (Roll, Press and bending);
Sub assembling.
D.1. Mould Lofting Karena struktur kapal yang komplek terutama konstruksi yang berada di bagian haluan dan buritan, maka sulit untuk memfabrikasi komponen konstruksi tersebut secara langsung dari gambar-gambar rancangan, kecuali dengan menerapkan teknologi yang sudah terkomputerisasi (CAD/CAM). Gambar – gambar rancangan (design plans) umumnya digambarkan dengan skala 1 : 50 hingga 1 : 100 sehingga kesalahan akan lebih mudah terjadi bila komponen kapal difabrikasikan secara langsung dalam ukuran sebenarnya. Oleh sebab itu diperlukan suatu tahapan pengerjaan yang merupakan media antara pekerjaan rancangan dan fabrikasi yang dalam istilah teknik perkapalan disebut sebagai proses mould lofting.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
40
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Gambar.3.2. Mould lofting.
Dalam proses mould lofting, konstruksi kapal digambarkan dengan metode skala 1 : 1 (full scale lofting), 1 : 10 sampai 1 : 25 (reduced scale lofting), di atas lantai gambar
yang terbuat dari papan atau plywood. Metode mould lofting lainnya adalah numerical lofting yang tidak menggunakan skala tertentu karena gambar lofting yang tidak menggunakan skala tertentu karena gambar lofting seluruhnya tersimpan dalam bentuk data numeric yang diolah dengan komputer. Hasilan (output) dari data numeric ini dikonversikan ke dalam bentuk pita berlubang (punched card) yang diproses dengan mesin Computerized Numerical Control (CNC) untuk pemotongan pelat dsb. Keuntungan penerapan numerical lofting adalah bahwa data mould lofting tersimpan dalam memori komputer untuk jangka waktu yang sangat lama selama tidak terjadi kerusakan pada data tersebut. Data ini sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan kembali bila dibutuhkan untuk membangun kapal dengan tipe dan ukuran yang sama.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
41
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Pelaksanaan mould lofting untuk konstruksi dapat dilakukan setelah ada gambar lines plan, data offset dan dimensi konstruksi dari bagian perencanaan (engineering) yang sudah disetujui oleh klas. Skedul utama (± 1 bulan) pada tahap ini adalah mendapatkan bentuk gading-gading tiap jarak gading dan selebihnya adalah perbaikan dan bentuk-bentuk lain konstruksi kapal.
D.2.
Penandaan (marking) Marking adalah proses penandaan komponen berdasarkan data dari bengkel Mould Loft, sebelum melakukan pemotongan (cutting) terhadap komponen. Berdasarkan peralatan yang digunakan, marking dibedakan atas:
Gambar. 3.3 Penandaan secara manual
Penandaan dengan metode proyeksi (projection marking)
Penandaan dengan menggunakan mesin electro photo
Penandaan secara numeric (numerical controlled marking) Dengan manual marking, seluruh penandaan penggambaran komponen diatas
permukaan material dilakukan secara manual dengan menggunakan peralatan sederhana. Pada projection marking, proses penandaan dibantu dengan peralatan optik sehingga gambar komponen dari bengkel mould loft dapat diskalakan.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
42
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Sementara Electro Photo Marking (EPM) merupakan pengembangan dari projection marking. Proses marking ini tidak membutuhkan pengerjaan awal (preprocessing) pada pelat baja yang akan di marking, karena sudah menggunakan photo conductive powder (EPM photoner) dan fixative. Sedangkan Numerically Controlled Marking dibantu dengan peralatan komputer (CNC) dimana data inputnya hanya merupakan data numeric. Selama penandaan pelat ini terlebih dahulu dicatat nomor pelat / identifikasi pelat dan dibuat daftar pemakaian dan penempatannya di kapal tersbut (cutting plan) untuk keperluan telusur material (traceability material).
D.3.
Pemotongan (cutting) Cutting merupakan tahapan fabrikasi setelah penandaan di mana pemotongan
dilakukan mengikuti kontur garis marking dengan toleransi sebagaimana yang ditetapkan di dalam rencana pemotongan pelat (cutting plan). Pemotongan dengan oxygen cutting dengan memperhatikan jarak dari nozzle ke pelat agar menghasilkan pemotongan yang efektif dan lose material yang kecil. Berdasarkan jenis peralatan yang digunakan untuk pemotongan pelat, maka pemotongan dibedakan atas:
Pemotongan manual dengan menggunakan gas
Gambar.3.4 Pemotongan manual dengan menggunakan gas
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
43
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Pemotongan otomatis dengan menggunakan gas
Gambar 3.5 Pemotongan otomatis dengan menggunakan gas
D.4.
Pembentukan (roll, press dan bending) Roll, Press dan bending merupakan kelanjutan proses fabrikasi dari marking dan cutting. Roll adalah proses pembentukan pelat dimana pelat akan berubah bentuk secara radial dengan tekanan dan gerakan antara dua die (round bar).
Gambar 3.6 Mesin Roll
Press adalah proses penekanan pelat untuk pelurusan dan perataan permukaan pelat yang mengalami waving. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
44
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Bending adalah proses pembentukan pelat atau profil hingga membentuk seksi tiga dimensi (frame / profil) sesuai yang dibutuhkan.
Gambar 3.7 Mesin Bending
Berdasarkan cara pengerjaannya, bending dispesifikasikan atas:
Pembentukan dingin (cold bending)
Pembentukan panas (hot bending)
Cold bending adalah proses pembentukan pelat atau profil dalam keadaan temperatur normal (suhu kamar) tanpa efek suhu dari luar. Hot bending adalah proses pembentukan pelat atau profil dengan bantuan pemanasan dari luar untuk memudahkan pengerjaan pembentukan.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
45
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
D.5.
Sub Assembling Sub Assembling merupakan tahapan perakitan awal yang fungsinya adalah untuk mengurangi volume kerja diatas assembling jig. Pekerjaan sub assembling meliputi antara lain penyambungan pelat, perakitan pelat dengan konstruksi penguat (stiffener, girder, dsb.), perakitan profil-profil I, T, siku (angle) dsb, yang akan membentuk panel-panel untuk posisi vertikal dan horizontal.
Gambar 3.8 Perakitan pelat dengan konstruksi penguat (stiffener, girder, dsb.),
Pelaksanaan pekerjaan pada tahap ini dilaksanakan setelah proses mould lofting, marking, cutting dan bending selesai.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
46
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
3.17
E. PERAKITAN (Assembling) Assembling merupakan tahapan lanjutan dari proses fabrikasi. Seluruh material yang telah difabrikasi, baik pelat baja maupun profil-profil (rolled shapes) digabungkan dan dirakit menjadi satu unit tiga dimensi yang lebih besar dan kompak (blok).
Gambar 3.9 Perakitan komponen-komponen Perakitan komponen dimaksudkan untuk: Meningkatkan produktivitas dan memperkecil volume kerja di atas building berth; Mempersingkat waktu kerja dengan mengurangi pekerjaan diatas building berth; Meningkatkan kemampuan kerja dan keselamatan kerja khususnya untuk pekerjaan out fitting dan pengecatan karena dapat dilaksanakan selama perakitan. Ukuran blok / seksi yang dirakit sepenuhnya tergantung kepada dimensi kapal yang dibangun serta kapasitas crane pada bengkel assembling. Selain perakitan pelat, dalam bengkel assembling juga dilakukan perakitan komponen out-fitting (perpipaan dan kelistrikan)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
47
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
3.18
F. EREKSI (Erection) Ereksi adalah proses penyambungan blok-blok / seksi konstruksi yang telah dirakit,
pada building berth dengan posisi tegak, dengan menggunakan crane. Urutan peletakan blok ditentukan dalam tahapan rancangan. Blok atau seksi pada kamar mesin (seperti Gb.E.1 pada blok BA 1) karena berhubungan dengan pekerjaan konstruksi tongkat kemudi (rudder stock), daun kemudi (rudder) dan poros baling-baling dan parameter untuk penyambungan blok-blok tersebut dipakai blok didaerah parallel midle body (bagian tengah kapal dengan lebar yang sama) sebagai master blok (blok BA 4), dilanjutkan dengan penyambungan blok-blok atau seksi ke arah haluan dan buritan kapal. Proses pekerjaan ereksi secara umum adalah:
Penyambungan Blok / Seksi.
Gbambar 3.10 Penyambungan Blok / Seksi.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
48
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Pemasangan perlengkapan lambung (Hull Out-fitting, yang terdiri dari penyambungan sebagian pipa-pipa, pemasangan pompa-pompa).
Gambar 3.11 Penyambungan pipa-pipa.
Pemasangan Mesin Induk, mesin-mesin bantu beserta instalasi perlengkapannya. Untuk mesin induk dan mesin bantu untuk saat sekarang ada waktu tenggang sejak pemesanan barang antara 5 – 8 bulan untuk ukuran tersebut, maka pemasangan mesin induk dilakukan setelah peluncuran (floating work).
Gambar 3.12 Pemasangan mesin induk.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
49
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Pemasangan generator listrik, penyambungan kabel, switch board.
Gambar 3.13 Pemasangan generator listrik, penyambungan kabel, switch board.
Pemasangan Zinc Anodes.
Gambar 3.14 Pemasangan Zinc Anodes.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
50
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Pengecatan (Primer, Anti Corrosion (AC), Anti Fouling (AF) dan coating).
Gambar 3.15 Pengecatan (Primer, Anti Corrosion (AC), Anti Fouling (AF) dan coating). Pemasangan Zinc Anodes dan pengecatan AC dimaksudkan untuk memproteksi kapal dari proses korosi, khususnya untuk kapal yang terbuat dari bahan baja (steel ship), sementara pengecatan AF adalah untuk melindungi lambung kapal terbenam dari penempelan biota laut. Pemilihan anoda yang terbuat dari material Zinc adalah karena disamping murah secara ekonomis, juga menghasilkan tingkat effisiensi yang tinggi (mencapai 95% pada air laut) dibandingkan dengan material anoda lainnya seperti alumunium (50%) dan magnesium (60%). Selain itu, masih dalam hubungannya dengan proses ereksi, satu hal yang perlu diperhatikan adalah terjadinya deformasi atau defleksi secara melintang maupun membujur, sebagai akibat dari pengelasan pada saat penyambungan blok atau seksi-seksi. Oleh sebab itu, pemantauan terhadap perubahan struktur kapal (dimension check) selama proses ereksi harus dilakukan secara kontinyu sebagai upaya untuk pengontrolan terhadap proses ereksi itu sendiri. Bila deformasi atau defleksi yang terjadi terlampau besar (diatas 30 mm), maka dilakukan pemanasan (heating) terhadap struktur tersebut hingga terjadi deformasi / defleksi arah balik sehingga deformasi / defleksi secara keseluruhan dapat diminimalkan. Disamping itu, sering terjadi cocking-up atau cocking down pada blok haluan dan buritan pada saat penyambungan. Untuk memperkecil hal tersebut maka biasanya penyambungan blok haluan dan blok buritan dilakukan dengan sudut kemiringan tertentu terhadap bidang dasar sehingga terjadinya cocking akan mengembalikan struktur ke posisi yang sesuai.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
51
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
3.19 G. KONSTRUKSI BURITAN Instalasi konstruksi bagian buritan (stern arrangement) meliputi; tongkat kemudi, daun kemudi, poros baling-baling (propeller shaft), penumpu poros (V bracket) dan baling-baling (propeller). Jadwal pelaksanaan dimulai setelah blok buritan (BA 1) dan blok kamar mesin (BA 2) terbentuk sampai di tempat ereksi. Pekerjaan ini meliputi: 3.19
Penyetelan (alignment) dan pengelasan bush tongkat kemudi,
Gambar 3.16 Penyetelan (alignment) bush tongkat kemudi.
3.20
Penyetelan dan pengelasan poros baling-baling dan V bracket.
Gambar 3.17 Penyetelan dan pengelasan poros baling-baling dan V bracket.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
52
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
3.21
Pemasangan as propeller
Gambar 3.18 Pemasangan as propeller
3.22
Pemasangan Propeller
Gambar 3.19 Pemasangan Propeller
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
53
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Gambar 3.20 Pemasangan Daun kemudi
Pada pengelasan antara flen dan tongkat kemudi dan V bracket dengan bush poros setelah di las dilakukan test kualitas las-lasan (Non Destructive Test) yaitu dengan penetran test (colour check) dan ultra sonic test (UT).
Gambar 3.21 Colour check / Penetrant test pada bush rudder stock
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
54
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Gambar 3.22 ultra sonic test (UT) pada bush rudder stock
3.20 H. PELUNCURAN (Launching) Proses peluncuran dilakukan setelah ereksi fisik kapal telah mencapai lambung dan bangunan atas (stern arrangement, zinc anode, sea chest), Radiographi Test (RT) atau XRay terhadap las-lasan yang lokasi dan jumlahnya ditentukan oleh BKI dan tes kebocoran (leak test). Sisa pekerjaan fisik pembangunan selanjutnya diselesaikan dalam keadaan terapung di atas permukaan air. Berdasarkan tipe bengkel ereksi (building berth), maka metode peluncuran kapal dibedakan atas:
Metode peluncuran membujur (end launching)
Metode peluncuran melintang (side launching)
Metode peluncuran dengan pengapungan (floating launching) Pada peluncuran membujur dan melintang, kapal biasanya dibangun diatas building
berth diatas slipway. Jika kapal dibangun dengan posisi membujur atau sejajar panjang slipway, maka peluncuran dilakukan dengan metode peluncuran melintang.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
55
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Sementara pada peluncuran dengan pengapungan, kapal dibangun di dalam dock gali (graving dock) atau galangan terapung (floating dock). Proses pengapungan dilakukan dengan memompa air ke dalam graving dock atau floating dock hingga konstruksi kapal akan terapung dengan sendirinya, selanjutnya pintu dock dibuka (pada graving dock) dan kapal ditarik keluar dari dock dengan bantuan kapal tarik (tug boat). Peluncuran kapal yang akan dibangun ditetapkan menggunakan metode peluncuran melintang (side launching) mengingat area air di depan building berth (water front area) dan fasilitas slipway yang tersedia di galangan untuk pembangunan ini adalah dari tipe side launching slipway.
Gambar 3.23 Peluncuran Kapal COASTER
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
56
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
3.21 I. SISTEM PERPIPAAN KAPAL Peralatan dalam sistem perpipaan terdiri dari pipa, katup (valve), flen, filter, fitting, pompa, dll. Jadwal pemasangan sistem perpipaan ini dimulai setelah penyambungan antar block. Sistem perpipaan ini dimulai setelah penyambungan antar block. Sistem perpipaan pertama yang dipasang adalah sistem bilga dan ballast, sea chest dan cross pipenya dan sistem ini terpusat di kamar mesin dan selanjutnya sistem pipa pendingin, pemadam kebakaran dll. Tahapan instalasi pipa mulai dari persiapan muka las, penyetelan (fit-up) dan pengelasan. Penyambungan antar pipa dengan flen harus memperhatikan perapihan laslasan di sekitar flen dan ujung pipa yang disambung, digerinda agar tidak menambah hambatan aliran fluida dan mengurai tingkat laju korosi di daerah tersebut. Fungsi dan kekedapan katup di tes secara individu sebelum disambung dengan sistem perpipaan. Untuk pompa dilakukan tes kapasitas dan head-nya sesuai dengan aturan pengujian tekanan.
Gambar 3.24 Pengujian pompa sebelum di pasang
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
57
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Gambar 3.25 Pemasangan saluran perpipaan
3.22
J. SISTEM LISTRIK DAN NAVIGASI Jaringan listrik dan panel-panelnya mulai dipasang setelah peluncuran kapal dan
bertahap mengikuti pemasangan blok rumah kemudi (Wheel House : BN). Instalasi peralatan dan perlengkapan navigasi mengikuti panduan teknisi dari pabrik pembuat / supplier dan dilaksanakan setelah instalasi blok rumah kemudi dan sebagaian interiornya. Penetrasi kabel-kabel yang menembus sekat dibuat rapih dan kedap.
Gambar 3.26 Pemasangan sistem Navigasi
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
58
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Gambar 3.27 MSB ( Mother Switch Board )
3.23 K. PERALATAN DAN PERMESINAN GELADAK Permesinan geladak (deck machinery) dipasang setelah peluncuran kapal seperti windlass
dan winch, ulup rantai jangkar, tiang radar, hydran, sekoci dan perlatan
keselamatan lainnya, steering gear, boat davit, sistem pengatur udara (AC) dan ventilasi mekanik.
Gambar 3.28 Pemasangan Winch Ramp Door
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
59
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
3.24
L. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN KAPAL Peralatan dan perlengkapan (others miscellanous & Equipment) ini mulai dipasang
pada saat blok sudah terbentuk sebelum di ereksi d building berth antara lain; peralatan tambat (bollard & fairlead), penetrasi, man hole, tiang radar dll. Tata letak bollard dan fairlead diatur dengan posisi winch supaya menghasilkan sistem penambatan yang efektif. Pengelasan peralatan tersebut ke badan kapal, terutama pelat kapal diberi pelat doubler dan bracket, ujung-ujung bukaan seperti man hole diberi round bar.
3.25
M. MESIN INDUK DAN MESIN BANTU Instalasi Mesin Induk dan Mesin Bantu (M/E dan A/E) dapat dilaksanakan setelah
blok-blok sampai geladak disambung dengan baik. Karena perkiraan kedatangan permesinan tersebut memerlukan waktu lama (melebihi jadwal peluncuran, maka instalasi permesinan tersebut dilaksanakan setelah peluncuran kapal (floating condition) dan setelah melalui prosedur pengujian seperti pengujian di pabrik pembuat (manufacturer shop test). Penyetelan mesin induk ini dengan mempertimbangkan sudut kemiringan poros propeller, persyaratan ketebalan bantalan dudukan mesin (chock fast).
Gambar 3.29 Penuangan Chock Fast
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
60
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
3.26
N.AKOMODASI DAN ISOLASI SEKAT-SEKAT Jadwal pelaksanaannya setelah instalasi saluran kabel (cable tray), perpipaan dan
saluran udara (ducting) selesai. Kriteria isolasi seka-sekat ini mengikuti spesifikasi material dari spesifikasi teknis dan peraturan yang berlaku. Pekerjaan pada tahap ini adalah pemasangan interior tiap ruangan akomodasi, pelapisan dinding (lining & ceilling) dan pelapisan geladak (deck covering).
Gambar 3.30 Pemasangan Cable Tray
3.27 O. PENYELESAIAN (Finishing) Finishing merupakan tahapan akhir pembangunan yang dilakukan
setelah kapal
dalam kondisi terapung diatas permukaan air. Pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah: Pengecatan (coating) interior kapal dan eksterior bangunan atas. Pemasangan perlengkapan interior (akomodasi, kursi-kursi penumpang, dsb)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
61
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Gambar 3.31 Pemasangan interior dalam kapal
3.28
PENGUJIAN (Function Test)
Selanjutnya, sebelum diserahkan kepada pemilik kapal (ship’s owner), kapal yang telah dibangun tersebut perlu mengalami proses pengujian antara lain Function Test yaitu, pengujian untuk menilai apakah seluruh perlengkapan dan permesinan kapal yang terpasang di kapal dapat berfungsi dengan baik Inclining Test yaitu, pengujian untuk memperoleh karakteristik stabilitas aktual kapal setelah dibangun. Stabilitas hasil inclining test ini yang dipergunakan sebagai data stabilitas akhir kapal tersebut. Dock Trial yaitu, pengoperasian kapal dan seluruh perlengkapannya di dalam areal dock antara lain: -
Mesin penggerak kapal dan mesin bantu
-
Sistem air minum dan sanitary
-
Pompa-pompa dan perlengkapan kamar mesin lainnya
-
Kemudi dan mesin kemudi
-
Uji mekanis pintu pendarat
-
Panel dan lampu penerangan – navigasi dan komunikasi
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
62
KERJA PRAKTEK PT. Daya Radar Utama
Sea trial yaitu, pengujian berlayar sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
sertifikasi kelaikan pelayaran. Pengujian ini meliputi antara lain: -
Pengujian kecepatan kapal serta daya dan putaran mesin induk kapal pada berbagai kondisi antara lain; 1/4, 2/4, 3/4, 4/4, dan 110% MCR.
-
Pengujian cikar kiri dan kanan.
-
Percobaan maju, mundur dan crash stop.
-
Pengujian fungsi operasional perlengkapan keselamatan, jangkar, dll.
-
Percobaan ketahanan berlayar minimum 4 jam dengan kecepatan 11 knot dan displacement 80% pada pengukuran pemakaian bahan bakar.
-
Percobaan spiral test dan reverse spiral test.
-
Percobaan olah gerak kapal (manoeuvring test).
-
Percobaan gerakan kemudi pada kecepatan rendah.
-
Pengukuran getaran dan kebisingan kapal.
3.29
Q. PENGGAMBARAN AKHIR, SERTIFIKASI DAN PERSETUJUAN KLAS (Class approval) Setelah dilakukan pengujian diatas dan kapal dinyatakan memenuhi seluruh
persyaratan sebagaimana ditetapkan dan disetujui oleh klas BKI, maka selanjutnya dibuatkan penggambaran akhir sesuai pembangunan (As Built Drawings) untuk memperoleh Sertifikasi Klas dan sebagainya serta memperoleh persetujuan klas BKI.
3.30
R. SERAH TERIMA (Delivery) Serah terima kapal dilakukan ditempat sesuai yang ditetapkan dalam Kontrak
(Pelabuhan Maluku). Serah terima dilaksanakan sesuai rencana dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule) dan direncanakan tidak lebih dari 450 hari kalender. Mobilisasi kapal ke tempat serah terima menjadi tangung jawab pihak galangan.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
63