KERAGAAN OLENG KAPAL ROUND BOTTOM (SKALA MODEL) DENGAN LUAS FREE SURFACE MUATAN CAIR YANG BERBEDA
ARIESTIO DWI RAMADHAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi “Keragaan Oleng Kapal Round Bottom (Skala Model) dengan Luas Free Surface Muatan Cair yang Berbeda” adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Oktober 2012 Ariestio Dwi Ramadhan C44080066
ABSTRAK
ARIESTIO DWI RAMADHAN, C44080066. Keragaan Oleng Kapal Round Bottom (Skala Model) dengan Luas Free Surface Muatan Cair yang Berbeda. Dibimbing oleh YOPI NOVITA dan MOHAMMAD IMRON. Kapal pengangkut ikan hidup adalah kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut ikan dalam kondisi hidup dengan muatan utamanya adalah air dan ikan. Jenis muatan kapal ini dikategorikan sebagai jenis muatan cair. Sifat muatan cair berubah bentuk sesuai wadahnya, sehingga titik beratnya selalu bergeser. Kondisi ini dikarenakan muatan cair memiliki free surface. Free surface berdampak terhadap kestabilan kapal. Pergeseran titik berat muatan menyebabkan kapal bermuatan cair menjadi berkurang kestabilannya dibandingkan kapal bermuatan padat. Tujuan penelitian ini adalah : 1) menentukan parameter keragaan oleng model kapal yang dipengaruhi luasan free surface, dan 2) menentukan pengaruh luas free surface terhadap keragaan oleng model kapal. Metode penelitian dilakukan dengan mengamati gerakan rolling model kapal sebagai efek dari keberadaan palka dengan beberapa perlakuan berbeda dan pergerakan free surface-nya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa luas free surface memberikan pengaruh terhadap keragaan oleng kapal, dimana semakin luas free surface maka nilai sudut kemiringan, nilai rolling period, dan nilai waktu redam semakin besar, sedangkan untuk nilai frekuensinya semakin mengecil. Kata kunci : free surface, rolling period, stabilitas
ABSTRACT
ARIESTIO DWI RAMADHAN, C44080066. Rolling Motion of a Round Bottom Ship (Scale Model) in Different Free Surfaces of a Liquid Cargo. Supervised by YOPI NOVITA and MOHAMMAD IMRON. Live fish carrier is a common termininology in a carrier or ship which is used to transport live fish from one place to another. The cargoes which mostly consists of water is classified as a liquid cargo. Based on its characteristic, a liquid cargo will always follow the shape of its containers and maintain its flat surface. As a result, position of the centre of gravity in the containers will change easily depending on their movements. Furthermore, it is known that a liquid cargo has free surface which may influences ship stability. Therefore, comparing to solid cargo, a liquid cargo has more negative effects on ship stability. The objectives of this research were, 1) to determine rolling performance parameter influenced by free surface, and 2) to determine the influence of free surface on rolling performance of a ship model. Experimental method was applied in this research by using a ship model. Observation was carried out in order to record the rolling performance of the model as an effect of some variations of fish hold condition and free surface. Based on the result, it can be concluded that the wide of free surface gives impact on ship motions, where the extending of free surface will be followed by the increasing of inclination angle, rolling period, and attenuation time. However, at the same time the frequency of rolling is getting smaller. Keywords: free surface, rolling period, stability
© Hak Cipta Milik IPB tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya.
Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa seizin IPB.
KERAGAAN OLENG KAPAL ROUND BOTTOM (SKALA MODEL) DENGAN LUAS FREE SURFACE MUATAN CAIR YANG BERBEDA
ARIESTIO DWI RAMADHAN
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Pemanfatan Sumberdaya Perikanan
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
Judul penelitian : Keragaan Oleng Kapal Round Bottom (Skala Model) dengan Luas Free Surface Muatan Cair yang Berbeda Nama
: Ariestio Dwi Ramadhan
NIM
: C44080066
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
Disetujui : Komisi Pembimbing,
Ketua,
Anggota,
Dr. Yopi Novita, S.Pi, M.Si NIP 19710916 200003 2 001
Dr. Ir. Mohammad Imron, M. Si NIP 19601213 198703 1 004
Diketahui : Ketua Departemen,
Dr.Ir. Budy Wiryawan, M.Sc. NIP 19621223 198703 1 001
Tanggal Ujian : 09 November 2012
Tanggal lulus :
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan sesuai rencana. Skripsi yang berjudul “Keragaan Oleng Kapal Round Bottom (Skala Model) dengan Luas Free Surface Muatan Cair yang Berbeda” sebagai salah satu syarat mendapatkan
gelar sarjana pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1) Dr. Yopi Novita, S.Pi, M.Si dan Dr. Ir. Mohammad Imron, M. Si selaku komisi pembimbing; 2) Vita Rumanti K, S.Pi, M T selaku komisi pendidikan Departemen PSP; 3) Fis Purwangka, SPi, MSi selaku penguji tamu; 4) Keluarga tercinta, Salmah (Nenek), Agus Budiono (Bapak), Sri Prijatmi (Ibu), Rininta dan Denny (Kakak), Saraswati (Adik), serta Rama dan Vj atas dukungan dan perhatian dalam bentuk moril material serta doanya selama ini; 5) Keluarga Lab. TLI (Pak Wazir, Eko Sulkhani), dan Keluarga Lab. TOBA (Pak Fis, Pak Deni, Pak Budi, Kak Kucing, Bang Bob, Kang Maman, dan Golo) yang selalu mendukung dan bantuan dalam menyediakan lapaknya sehingga penulis nyaman dalam menyelesaikan skripsinya; 6) Asmoro Crew (Uwox, Alfin, dan Bayu) serta penghuni gelapnya yang telah memberikan dukungan dan kenyamanan penulis dalam menyelesaikan skripsinya; 7) Semua civitas PSP, terutama PSP 45, PSP 46, dan PSP 47 yang selalu memberikan motivasi; 8) Serta pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca
Bogor, Oktober 2012 Ariestio Dwi Ramadhan
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 April 1990 dari Bapak Agus Budiono dan Ibu Sri Prijatmi. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis lulus dari SMA Negeri 46 Jakarta pada tahun 2008 dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur (SNMPTN). Penulis memilih Program Studi
Teknologi
dan
Manajemen
Perikanan
Tangkap,
Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan organisasi. Penulis
aktif
Sumberdaya
dalam Perikanan
organisasi
Himpunan
(Himafarin)
sebagai
Mahasiswa
Pemanfaatan
anggota
Departemen
Kewirausahaan periode 2010-2011 dan anggota Departemen Penelitian Pengembangan dan Keprofesian periode 2011-2012. Tahun 2009, penulis memenangkan lomba kewirausahaan di Koperasi Mahasiswa (KOPMA). Selain itu, penulis juga berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Tingkah Laku Ikan tahun ajaran 2010/2011, asisten mata kuliah Kapal Perikanan tahun ajaran 2011/2012 dan 2012/2013, serta mata kuliah Dinamika Kapal Perikanan tahun ajaran 2011/2012.
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir, penulis
melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul “Keragaan Oleng Kapal Round Bottom (Skala Model) dengan Luas Free Surface Muatan Cair yang Berbeda”.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiii 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1 1.2 Tujuan ............................................................................................................. 2 1.3 Manfaat ........................................................................................................... 2 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stabilitas .......................................................................................................... 3 2.2 Free Surface .................................................................................................... 5 2.3 Rolling Period ................................................................................................. 7 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................... 8 3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................ 8 3.3 Jenis Data ........................................................................................................ 11 3.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data ................................................................ 11 3.5 Analisis Data ................................................................................................... 15 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum ................................................................................................ 18 4.2 Sudut Kemiringan ........................................................................................... 18 4.2.1 Sudut kemiringan free surface .............................................................. 18 4.2.2 Sudut kemiringan model kapal.............................................................. 20 4.3 Rolling Period ................................................................................................. 24 4.4 Frekuensi Rolling ............................................................................................ 27 4.5 Waktu Redam .................................................................................................. 28
ix
5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...................................................................................................... 31 5.2 Saran ................................................................................................................ 31 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 32 LAMPIRAN ............................................................................................................... 33
x
DAFTAR TABEL Halaman 1 Perlakuan dalam penelitian .................................................................................... 11 2 Data hasil uji coba rolling period .......................................................................... 17 3 Nilai rata-rata rolling period ................................................................................. 26
xi
DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Posisi keseimbangan ............................................................................................. 4 2 Pergerakan air dalam tangki di permukaan air ..................................................... 5 3 Efek free surface terhadap stabilitas kapal ........................................................... 7 4 Model kapal .......................................................................................................... 8 5 Model palka .......................................................................................................... 9 6 Air untuk muatan di dalam palka .......................................................................... 9 7 Pewarna merah air................................................................................................. 9 8 Lines plan kapal round bottom ............................................................................. 10 9 Penempatan model palka di dalam model kapal ................................................... 12 10 Penekanan sheer disalah satu sisi kapal ................................................................ 12 11 Tahapan penelitian ................................................................................................ 14 12 Langkah pembuatan profile permukaan air .......................................................... 15 13 Penentuan sudut free surface ................................................................................ 16 14 Sudut kemiringan free surface .............................................................................. 18 15 Ilustrasi sudut kemiringan permukaan air terhadap dinding model palka ............ 19 16 Sudut kemiringan model kapal ............................................................................. 21 17 Sudut kemiringan model kapal dan model palka .................................................. 23 18 Rolling period model kapal pada perlakuan berbeda ............................................ 24 19 Frekuensi rolling model kapal .............................................................................. 27 20 Waktu redam gerak model kapal .......................................................................... 29
xii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
1 Dokumentasi penelitian .......................................................................................................................... 34 2 Uji statistik sudut kemiringan free surface A 1 vs A 2 ....................................................... 35 3 Uji statistik sudut kemiringan free surface A 1 vs A 3 ....................................................... 36 4 Uji statistik sudut kemiringan free surface A 1 vs A 4 ....................................................... 37 5 Uji statistik sudut kemiringan free surface A 2 vs A 3 ....................................................... 38 6 Uji statistik sudut kemiringan free surface A 2 vs A 4 ....................................................... 39 7 Uji statistik sudut kemiringan free surface A 3 vs A 4 ....................................................... 40 8 Uji statistik rolling period A 1 vs A 2 .............................................................................................. 41 9 Uji statistik rolling period A 1 vs A 3 .............................................................................................. 42 10 Uji statistik rolling period A 1 vs A 4 ............................................................................................ 43 11 Uji statistik rolling period A 2 vs A 3 .............................................................................................. 44 12 Uji statistik rolling period A 2 vs A 4 .............................................................................................. 45 13 Uji statistik rolling period A 3 vs A 4 .............................................................................................. 46 14 Uji statistik frekuensi rolling model kapal A 1 vs A 2 ......................................................... 47 15 Uji statistik frekuensi rolling model kapal A 1 vs A 3 ......................................................... 48 16 Uji statistik frekuensi rolling model kapal A 1 vs A 4 ......................................................... 49 17 Uji statistik frekuensi rolling model kapal A 2 vs A 3 ......................................................... 50 18 Uji statistik frekuensi rolling model kapal A 2 vs A 4 ......................................................... 51 19 Uji statistik frekuensi rolling model kapal A 3 vs A 4 ......................................................... 52 20 Uji statistik waktu redam model kapal A 1 vs A 2 .................................................................. 53 21 Uji statistik waktu redam model kapal A 1 vs A 3 .................................................................. 54 22 Uji statistik waktu redam model kapal A 1 vs A 4 .................................................................. 55 23 Uji statistik waktu redam model kapal A 2 vs A 3 .................................................................. 56 24 Uji statistik waktu redam model kapal A 2 vs A 4 .................................................................. 57 25 Uji statistik waktu redam model kapal A 3 vs A 4 .................................................................. 58
xiii
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kapal pengangkut ikan adalah kapal yang secara khusus dipergunakan untuk mengangkut ikan termasuk memuat, menampung, menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan (Peraturan Pemerintah No.54 Tahun 2002/ Pasal 1). Kapal pengangkut ikan hidup merupakan salah satu dari kapal perikanan yang jenis muatan utamanya berupa cairan. Sesuai dengan sifat anomali air, yaitu zat cair akan selalu mengikuti wadahnya, sehingga titik berat benda akan bergeser. Hal itu dikarenakan muatan cair memiliki permukaan bebas (free surface). Menurut Lewis (1988), free surface adalah permukaan bebas yang biasanya terdapat pada benda berbentuk cair yang menyebabkan benda cair tersebut mudah berubah bentuk sesuai dengan media yang ditempatinya. Efek free surface sangat berpengaruh pada stabilitas kapal, khususnya kapal yang bermuatan utama cair. Pergeseran titik berat benda yang berubah-ubah itu menyebabkan kapal yang bermuatan cair kurang stabil dibandingkan kapal yang bermuatan padat. Pernyataan ini diperkuat dari hasil kajian yang dilakukan oleh Novita (2011) yang menunjukkan bahwa kualitas stabilitas kapal yang bermuatan cair mengalami penurunan nilai parameter stabilitas jika dibandingkan dengan kapal bermuatan padat. Salah satu nilai parameter yang mudah diamati untuk uji stabilitas kapal adalah rolling period kapal. Kapal yang memiliki free surface mempunyai nilai rolling period lebih lama dibadingkan kapal yang tidak memiliki free surface.
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Liliana (2012) yang
menunjukkan bahwa nilai rolling period model kapal bermuatan padat lebih kecil daripada nilai rolling period model kapal bermuatan cair. Kondisi ini terjadi karena kapal yang dipengaruhi oleh free surface, pada saat oleng tertahan oleh efek sloshing dari massa air yang berpindah ke arah kemiringan kapal. Lee et al. (2005) mendefinisikan sloshing sebagai fenomena saat free surface membentur dinding palka ketika kapal oleng.
2
Kerugian dari efek free surface ini yang perlu dikurangi untuk meningkatkan stabilitas kapal bermuatan cair.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
mengkaji cara mengatasi efek free surface. Penelitian tersebut diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Novita et al. (2010).
Dalam kajian tersebut
diperoleh kesimpulan bahwa palka berbentuk kotak memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mengurangi efek free surface jika dibandingkan dengan palka berbentuk silinder. Selain itu, Lee et al. (2005) mengatakan bahwa efek free surface dapat diminimalisir dengan memberi baffle pada tangki. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dikaji pengaruh penyekatan palka bermuatan cair terhadap rolling period model kapal.
Penyekatan akan berdampak pada
pengurangan luas free surface pada palka. 1.2 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menentukan parameter keragaan oleng model kapal yang dipengaruhi oleh luasan free surface; dan 2. Menentukan pengaruh luas free surface terhadap keragaan oleng model kapal. 1.3 Manfaat Manfaat dilaksanakannya penelitian ini adalah memberikan informasi kepada para pemilik, nakhoda, atau desainer kapal yang muatan utamanya berupa zat cair bahwa dengan mereduksi efek free surface pada muatan cair yang terdapat di atas kapal dapat meningkatkan kualitas stabilitas kapal.
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stabilitas Nomura dan Yamazaki (1977) menjelaskan bahwa stabilitas merupakan kemampuan kapal untuk kembali ke posisi semula setelah miring akibat pengaruh gaya dari dalam maupun dari luar kapal. Selanjutnya, Fyson (1985) mendefinisikan stabilitas sebagai kemampuan kapal untuk kembali ke posisi semula setelah mengalami pergerakan sementara yang disebabkan oleh angin, gelombang, muatan di kapal, dan sebagainya. Stabilitas dipengaruhi oleh letak titik-titik utama dari gaya yang bekerja pada sebuah kapal. Titik-titik tersebut adalah (Taylor 1977) : 1) Titik B (center of buoyancy) merupakan titik khayal yang menjadi pusat seluruh gaya apung yang bekerja ke atas. 2) Titik G (center of gravity) merupakan titik khayal yang menjadi pusat seluruh gaya berat yang bekerja dengan arah vertikal. 3) Titik M (metacenter) merupakan titik khayal yang menjadi perpotongan dari garis khayal yang melalui titik B dan G saat kapal mengalami kemiringan akibat pengaruh gaya-gaya pada kapal. Keadaan yang stabil pada suatu kapal dapat dicapai dengan beberapa syarat. Hind (1982) menyebutkan bahwa syarat kondisi keseimbangan dapat dicapai apabila : 1) Titik B sama dengan titik W (gaya berat kapal). 2) Titik B dan titik G berada dalam satu garis vertikal. 3) Titik G di bawah titik M.
4
(1) Posisi keseimbangan
(3) Keseimbangan tidak stabil
(2) Keseimbangan stabil
(4) Keseimbangan netral
Keterangan : B G M w
: titik pusat apung : titik pusat gravitasi : titik metacenter : gaya yang bekerja
GZ K WL
: lengan pengembali : lunas : garis air
Sumber : Derret (1991)
Gambar 1 Posisi keseimbangan Muatan dalam kapal terdiri dari dua macam yaitu muatan padat dan muatan cair. Perbedaan jenis muatan ini akan mempengaruhi stabilitas kapal. Muatan cair akan mudah berubah bentuk sedangkan muatan padat akan cenderung tetap. Mudahnya muatan cair untuk berubah bentuk sesuai dengan wadahnya akan mempengaruhi pergerakan kapal. Pergerakan zat cair dalam sebuah tangki yang sebagian penuh dapat mengurangi stabilitas kapal. Hal ini disebabkan karena saat kapal mengalami kemiringan, pusat gravitasi (titik G) dari zat cair tersebut bergerak menuju sisi yang lebih rendah untuk mengurangi lengan pembalik (Lewis 1988).
5
2.2 Free Surface Lewis (1988) menjelaskan bahwa free surface merupakan permukaan bebas yang biasanya terdapat pada benda berbentuk cair yang mengakibatkan benda cair tersebut mudah berubah bentuk sesuai dengan media yang ditempatinya. Efek free surface akan dirasakan terutama pada saat kapal melakukan gerakan rolling. Semakin kecil efek free surface yang timbul saat kapal melakukan gerakan rolling maka peluang kapal untuk menjadi terbalik semakin kecil. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya efek permukaan bebas antara lain adalah ketinggian muatan cair dalam tangki, sudut oleng dan periode rolling kapal. Selain itu, Lewis (1988) menyebutkan bahwa dua cairan yang berbeda juga dapat mempengaruhi efek free surface yang terjadi. Praktik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi efek permukaan bebas dalam tangki kapal adalah dengan mengasumsikan penempatan yang paling buruk dari suatu benda cair yang mungkin terjadi.
Apabila tangki dalam keadaan
kosong atau penuh maka tidak ada efek yang terjadi. Efek maksimum akan terjadi apabila tangki dalam keadaan setengah penuh (Lewis 1988). Selanjutnya, Hind (1982) menambahkan bahwa tidak ada perpindahan cairan yang terjadi apabila tangki dalam keadaan penuh sehingga hal tersebut dapat dianggap memiliki pengaruh yang sama seperti pada muatan padat dimana pusat gravitasi juga merupakan pusat volume benda. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya oleng, salah satunya dapat dilakukan dengan cara sebisa mugkin mengurangi permukaan cairan bebas yang ada.
(a) Tangki pada umumnya
(b) Tangki yag disekat pada bagian tengah dan muatan berbeda ketinggian
Sumber : Hind (1982)
Gambar 2 Pergerakan air dalam tangki di permukaan air
6
Ketika sebuah kapal memiliki tangki yang penuh didalamnya, maka isi tangki tidak akan bergeser.
Pusat gravitasi tangki tidak berubah, sehingga tidak
mempengaruhi stabilitas kapal. Ketika sebuah kapal memiliki tangki yang terisi sebagian, isi akan bergeser mengikuti gerakan kapal. Efek free surface ini yang menjadikan kapal mudah terbalik. Pusat gravitasi akan bergerak ke samping, membuat kapal kurang stabil. Dengan demikian, untuk menghindari efek free surface ini perlu adanya pengurangan jumlah tangki yang hanya terisi sebagian atau memaksimalkan muatan dalam tangki. Selain itu, membagi tangki menjadi dua bagian yang sama dengan menggunakan pembatas dapat sangat mengurangi efek free surface tersebut.
(1) kapal bermuatan tangki penuh
(3) Kapal bermuatan tangki bersekat yang terisi sebagian
(2) Kapal bermuatan tangki terisi sebagian
(4) kapal yang menggunakan tangki bersekat
Sumber : http://www.tc.gc.ca/eng/marinesafety/tp-tp10038-27-stab-free-surface-effect-323.htm
Gambar 3 Efek free surface terhadap stabilitas kapal
7
2.3 Rolling Period Pergerakan kapal erat hubungannya dengan kenyamanan.
Hind (1982)
menyebutkan bahwa gerakan kapal yang terjadi di permukaan gelombang adalah rolling, pitching, yawing, heaving, surging dan swaying. Selanjutnya, Novita (2011) menambahkan bahwa keenam gerakan tersebut dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan, namun gerakan rolling dan pitching merupakan gerakan yang mendominasi. Rolling merupakan gerakan anguler kapal yang memutar ke kiri dan ke kanan terhadap sumber longitudinal kapal sepanjang sumbu x (Bhattacharyya, 1978). Dalam pergerakannya, kapal memerlukan waktu untuk kembali ke posisi semula yang disebut dengan periode. Marjoni (2009) menjelaskan bahwa periode oleng (rolling period) adalah sejumlah waktu yang dibutuhkan kapal untuk kembali tegak setelah kapal menjadi miring. Nilai periode oleng sangat tergantung dari tinggi metacenter (GM) dan radius girasi dari kapal tersebut.
Hind (1982)
menyatakan bahwa nilai GM berbanding terbalik dengan nilai periode oleng pada lebar kapal yang tetap. Marjoni (2009) menjelaskan bahwa nilai periode oleng yang kecil mengakibatkan keolengan kapal semakin cepat sehingga tegangan menjadi besar dan olengan menjadi kaku (stiff) dan menyentak. Keolengan kapal yang cepat dapat diperlambat dengan memperkecil tinggi metacenter (GM). Hal ini dapat dilakukan dengan pengaturan distribusi muatan yang baik di atas kapal. Pengaturan muatan yang baik merupakan hal penting yang mempengaruhi stabilitas dan kenyamanan kerja di atas kapal.
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012 di Laboratorium Desain dan Dinamika Kapal, Bagian Kapal dan Transportasi Perikanan, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Teaching Farm Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Model kapal round bottom berdimensi 60 cm x 14 cm x 9,5 cm. Model kapal dibuat dengan mengacu pada lines plan kapal round bottom yang diteliti oleh Saputra (2007). Lines plan tersebut disajikan pada Gambar 8;
Gambar 4 Model kapal 2) Digital camera; 3) Alat tulis; 4) Busur derajat; 5) Timbangan; 6) Pendulum; 7) Stopwatch; dan 8) Personal Computer (Pentium ® Dual-Core CPU 32 bit).
9
9) Model palka;
Gambar 5 Model palka Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Air (Gambar 6); dan 2) Pewarna berwarna merah (Gambar 7).
Gambar 6 Air untuk muatan di dalam palka
Gambar 7 Pewarna merah air
10
Sumber : Defa Saputra, 2007
Gambar 8 Lines plan kapal round bottom
Skala 1 : 1
11
3.3 Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data primer yang dimaksud adalah data yang dikumpulkan langsung selama eksperimen dilakukan. Data tersebut terdiri dari : 1. Data nilai kemiringan sudut permukaan air di dalam model palka; 2. Nilai rolling period model kapal; 3. Nilai frekuensi model kapal; dan 4. Nilai waktu redam model kapal. Keempat data tersebut dikumpulkan dengan cara eksperimental dengan perlakuan sebagaimana disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Perlakuan dalam penelitian Kondisi muatan cair di dalam sub-palka Perlakuan ke-
Kode perlakuan
Kondisi model palka
1
A1
Model palka utuh (Gambar 3a)
383,5
2.569,
2
A2
Model palka utuh dibagi dua secara longitudinal dengan menggunakan 1 unit baffle (Gambar 3b)
191,8
1.284,7
3
A3
Model palka utuh dibagi empat secara longitudinal dengan 1 unit baffle dan melintang dengan 1 unit baffle (Gambar 3c)
95,9
642,4
4
A4
Model palka utuh dibagi enam secara longitudinal dengan 1 unit baffle dan melintang dengan 2 unit baffle (Gambar 3d)
63,9
428,2
Luas free surface (cm2)
Volume muatan cair (cm3)
3.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental. Eksperimental dilakukan terhadap model kapal round bottom yang dilengkapi dengan palka yang bersekat (baffle) maupun tidak bersekat sebagai perlakuan. Ruangan yang dihasilkan dari penyekatan model palka dengan baffle, untuk
12
selanjutnya disebut sub palka. Khusus untuk perlakuan A 1 , volume model palka sama dengan volume sub palka. Hal ini dikarenakan model palka di bagian dalamnya tidak dibagi dengan baffle. Selama pengambilan data, model palka ditempatkan ke dalam model kapal. Selanjutnya, ke dalam model palka dimasukkan air yang telah diberi warna merah hingga ketinggian 6,7 cm dari dasar terendah model palka (Gambar 9).
Gambar 9 Penempatan model palka di dalam model kapal Ketinggian air di setiap sub palka untuk setiap perlakuan adalah sama. Ketinggian air di dalam model palka yang diimplementasikan dalam eksperimen ini adalah mengacu pada kebiasaan yang umum dilakukan para transportir ikan hidup yang mengisi tangki air hingga ketinggian kurang lebih 80 % dari tinggi tangki. Selanjutnya, model kapal diberi perlakuan berupa penekanan di salah satu sisi sheer model kapal hingga model kapal miring (Gambar 10).
Gambar 10 Penekanan sheer di salah satu sisi kapal
13
Kemudian tekanan pada salah satu sheer model kapal dilepaskan, dan model kapal akan melakukan gerakan rolling. Selama model kapal melakukan gerakan rolling, dilakukan pengambilan gambar dalam bentuk video dengan menggunakan alat bantu berupa digital camera. Tahapan eksperimen disajikan pada Gambar 11. Tiap perlakuan diulang sebanyak 10 kali ulangan. Pengolahan data dilakukan dengan mengubah file dalam format video menjadi format gambar dengan menggunakan software video movie maker 2.6. Pengalihan ke format gambar dimaksudkan untuk mendapatkan data profil permukaan air pada saat model kapal melakukan gerakan rolling. Adapun data rolling period diperoleh dengan menghitung lamanya waktu oleng model kapal mulai dari sisi kiri ke kanan hingga kembali ke sisi kiri atau sebaliknya. Data waktu redam diperoleh dengan menghitung lamanya waktu yang dibutuhkan oleh model kapal mulai saat terjadi rolling hingga model kapal relatif diam dan kembali tegak setelah terjadi gerakan rolling.
14
Mulai Membuat model kapal dan model palka Mempersiapkan kolam untuk pelaksanaan penelitian dengan dimensi luas kolam : 3x3 cm Mempersiapkan papan acuan yang telah diberikan garis saling tegak lurus dan meletakannya di salah satu sisi kolam (Lampiran 1) Pemuatan muatan cair ke dalam palka di model kapal
Volume muatan cair 80% dari volume model kapal dan telah diberi zat pewarna (berwarna merah)
Setiap pengujian digunakan camera digital untuk merekam olah gerak yang terjadi pada model kapal dan model palka
Meletakkan model kapal tepat di depan garis silang tegak lurus yang terdapat pada papan acuan dan posisi peletakan model kapal di dalam kolam disajikan pada (Lampiran 1) Uji rolling period model dengan cara menekan salah satu sisi pada sheer model kapal (dibagian tengah model kapal) hingga sheer kapal hampir menyentuh permukaan air (Gambar 10) Ulangan dilakukan sebanyak 10 kali untuk setiap model palka
Analisis dan Pengolahan (profile permukaan air) data
Selesai Gambar 11 Tahapan penelitian
Keterangan : Tahapan penelitian Informasi tambahan
15
3.5 Analisis Data Data yang diperoleh dalam bentuk video diolah dengan menggunakan software windows movie maker 2.6 untuk memperoleh waktu dan banyaknya jumlah rolling. Selanjutnya, video pengamatan free surface diolah menjadi grafik untuk dapat diukur sudut kemiringannya. Adapun video pengamatan permukaan muatan diubah menjadi gambar grafik untuk mendapatkan profile permukaan muatan. Langkah kerja untuk mendapatkan profile permukaan muatan disajikan pada Gambar 12 Mulai
Klik Windows Movie Maker 2.6
Pindahkan video ke show storyboard
Klik “tools”
Pilih “video effects”
Gunakan efek “slow down,half”
Klik “pause” untuk memotong video sesuai oleng kapal
Klik “tools”
Pilih “take picture from preview”
Selesai
Keterangan :
Langkah pembuatan Profile permukaan air
Gambar 12 Langkah pembuatan profile permukaan air
16
Pengolahan data untuk mendapatkan profil rolling dilakukan dengan cara menghitung lamanya rolling period yang terjadi pada setiap gerakan rolling model kapal. Hasilnya kemudian dimasukkan ke dalam grafik dengan urutan gerakan oleng model kapal sebagai sumbu x dan lamanya rolling period sebagai sumbu y. Pengolahan data untuk mendapatkan profil permukaan air dilakukan dengan cara mengukur sudut yang dibentuk oleh permukaan air terhadap garis horizontal pada whiteboard.
Pengukuran sudut tersebut dilakukan untuk setiap gambar
perlakuan. Selanjutnya, sudut yang didapat dimasukkan ke dalam grafik di mana sumbu x merupakan oleng model kapal dan sumbu y sebagai besarnya sudut kemiringan yang terbentuk. Contoh pengukuran sudut kemiringan free surface pada gambar disajikan dalam Gambar 13.
Gambar 13 Penentuan sudut free surface Hasil percobaan untuk selanjutnya ditabulasi dalam bentuk tabel sebagaimana tertera pada Tabel 2. Kemudian analisis data dilakukan dengan cara numericalcomparative dan rancangan acak lengkap (RAL), karena hanya menggunakan satu jenis muatan cair dengan beberapa perlakuan penyekatan dalam palka.
17
Tabel 2 Data hasil uji coba rolling period Perlakuan Ulangan keA1
A2
A3
A4
1 2 ... 10 Rataan
Data hasil percobaan dapat dimodelkan dalam rumus berikut. Y ij = μ + P i + ε ij Keterangan : Y ij μ Pi ε ij
: : : :
nilai pengamatan total rolling pada free surface-i dengan ulangan ke-j; nilai rataan rolling pada model kapal; pengaruh luas free surface pada taraf ke-i; dan pengaruh galat percobaan dari luas free surface ke-i dengan ulangan ke-j.
Hipotesis yang digunakan dalam analisis data adala : 1. H 0 a. H 0 = μ A = μ B = μ C = μ D , maka luas free surface yang berbeda tidak berpengaruh terhadap gerakan rolling pada model kapal. 2. H 1 a. H 0 ≠ μ A ≠ μ B ≠ μ C ≠ μ D , maka luas free surface yang berbeda berpengaruh terhadap gerakan rolling pada model kapal.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Umum Di awal eksperimen dilakukan penimbangan berat model kapal berikut model palka dan muatannya.
Penimbangan berat ini dilakukan terhadap setiap
perlakuan. Berdasarkan hasil penimbangan berat diketahui bahwa berat model kapal berikut model palka dan muatannya untuk keempat perlakuan A 1 , A 2 , A 3 , dan A 4, memiliki berat yang sama yaitu sebesar 3.410 gram. Selanjutnya pada saat ditempatkan di atas permukaan air, ketinggian draft model kapal untuk keempat perlakuan pun juga memiliki kesamaan, yaitu 5,5 cm.
Selanjutnya
pembahasan hasil penelitian akan dilakukan terhadap permukaan muatan cair saat model kapal tegak, profil rolling kapal, frekuensi, dan waktu redam. 4.2 Sudut Kemiringan 4.2.1 Sudut kemiringan free surface (Ө fs ) Sudut kemiringan adalah sudut yang terbentuk dari dua garis yang saling berpotongan, sedangkan sudut kemiringan free surface adalah sudut yang terbentuk dari kemiringan permukaan muatan cair saat terjadi rolling terhadap permukaan muatan cair saat model kapal masih dalam posisi tegak. Pada Gambar 14 disajikan perubahan sudut kemiringan permukaan air yang terjadi selama terjadi gerakan rolling pada masing-masing perlakuan.
Sudut Kemiringan
30 20 10 0 -10
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-20 -30 Oleng keA1
A2
A3
A4
Keterangan : A1 : Model kapal dengan model palka tanpa sekat A2 : Model kapal dengan model palka sekat setengah A3 : Model kapal dengan model palka sekat seperempat A4 : Model kapal dengan model palka sekat seperenam
Gambar 14 Sudut kemiringan free surface
19
Gambar 14 menunjukan bahwa selama model kapal melakukan gerakan rolling sampai kembali ke posisi tegak, sudut kemiringan free surface pada model palka semakin kecil. Fenomena ini terjadi baik pada perlakuan A 1 , A 2 , A 3 , dan A 4 . Perubahan besarnya sudut kemiringan yang terjadi pada masing-masing perlakuan tersebut dipengaruhi oleh gerakan rolling yang semakin kecil. Gambar 14 juga menunjukan bahwa selama terjadi gerakan rolling model kapal, perlakuan A 1 memiliki nilai sudut kemiringan permukaan air yang lebih besar jika dibandingkan dengan perlakuan A 2 , A 3 , dan A 4 . Pada perlakuan A 4 , terjadi sebaliknya dimana sudut kemiringan permukaan airnya (θ) lebih kecil jika dibandingkan dengan sudut θ pada ketiga perlakuan lainnya, yaitu A 1 , A 2 , dan A3. Besarnya sudut kemiringan permukaan air yang terjadi saat model kapal rolling mengindikasikan besarnya volume muatan cair yang dipindahkan ke sisi model kapal yang oleng. Semakin besar sudut permukaan air yang dibentuk saat model kapal oleng, maka luas dinding model palka yang akan terkena hempasan volume air yang dipindahkan akan semakin besar. Ilustrasi luas dinding model palka yang terkena hempasan volume air yang dpindahkan disajikan pada Gambar 15.
c A
θ M
d e
Keterangan:
B
volume air yang menumbuk dinding model palka M
moment tumbukan terhadap dinding model palka
Gambar 15 Ilustrasi sudut kemiringan permukaan air terhadap dinding model palka Gambar 15, garis ���� 𝐴𝐵 adalah dinding model palka, garis 𝑐𝑒 ��� adalah permukaan
air saat model kapal dalam posisi tegak, garis ��� 𝑐𝑑 adalah permukaan air saat model
kapal oleng, dan garis ��� 𝑑𝑒 adalah tinggi dinding palka yang terkena hempasan
volume air yang bergeser ke dinding model palka yang miring. Pada ilustrasi tersebut terlihat bahwa semakin besar sudut θ yang dibentuk oleh garis 𝑐𝑒 ��� dan ��� 𝑐𝑑 , maka panjang garis ��� 𝑑𝑒 akan semakin besar pula. Dikarenakan yang menghempas
20
adalah sejumlah volume air, maka dinding model palka yang terhempas pun adalah berupa luasan. Perbedaan besarnya sudut θ yang terjadi pada perlakuan A 1 , A 2 , A 3 dan A 4 disebabkan karena volume air yang tumpah atau menumbuk dinding model sub palka. Volume berbanding lurus dengan tinggi dan luas bidang. Dalam kasus pergerakan free surface di dalam sub model palka yang dikaji, ketinggian muatan cairnya adalah sama untuk di setiap perlakuan. Perbedaan terjadi pada luas free surface pada keempat perlakuan sebagaimana terlihat pada Tabel 1. Luas free surface pada model sub palka A 1 , A 2 , A 3 , dan A 4 masing-masing adalah sebanyak 383,5; 191,8; 91,0; dan 63,7 cm3. Disini terlihat bahwa free surface di dalam sub model palka pada perlakuan A 1 memiliki luas yang lebih besar. Adapun luas free surface untuk perlakuan A 2 , A 3 , dan A 4 masing-masing adalah setengah (1/2), seperempat (1/4) dan seperenam (1/6) dari luas free surface pada perlakuan A 1 . Semakin besar luas free surface dari muatan cair, maka pada saat model kapal oleng, volume air yang bergeserpun lebih banyak. Berdasarkan hasil uji statistik terhadap sudut kemiringan free surface antar perlakuan A 1 vs A 2 nilai P-value sebesar 0,001 (Lampiran 2); A 1 vs A 3 nilai P-value sebesar 0,001 (Lampiran 3); A 1 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,0005 (Lampiran 4); A 2 vs A 3 nilai P-value sebesar 0,01 (Lampiran 5); A 2 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,04 (Lampiran 6); dan A 3 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,04 (Lampiran 7); diketahui bahwa nilai Pvalue semua pengujian lebih kecil dari 0,05 (P-value < 0,05). Artinya adalah nilai sudut kemiringan free surface antar perlakuan berbeda nyata. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa luas free surface mempengaruhi besar-kecilnya nilai sudut kemiringan free surface. 4.2.2 Sudut kemiringan model kapal (Ө m ) Sudut kemiringan model kapal adalah sudut yang terbentuk dari kemiringan model kapal saat terjadi gerak rolling terhadap posisi model kapal yang masih dalam keadaan tegak. Berikut disajikan perubahan sudut kemiringan model kapal yang terjadi selama terjadi selama model kapal melakukan gerakan rolling pada masing-masing perlakuan (Gambar 16).
21
30
Sudut Kemiringan
20 10 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-10 -20 -30 Oleng keA1
A2
A3
A4
Keterangan : A1 : Model kapal dengan model palka tanpa sekat A2 : Model kapal dengan model palka sekat setengah A3 : Model kapal dengan model palka sekat seperempat A4 : Model kapal dengan model palka sekat seperenam
Gambar 16 Sudut kemiringan model kapal Gambar 16 menunjukan bahwa selama model kapal melakukan gerakan rolling sampai kembali ke posisi tegak, sudut kemiringan yang terjadi pada model kapal semakin kecil. Fenomena ini terjadi baik pada model kapal A 1 , A 2 , A 3 , dan A 4 . Perubahan besarnya sudut kemiringan model kapal berbanding lurus dengan perubahan besarnya sudut kemiringan permukaan air, dimana faktor yang mempengaruhinya adalah gerakan rolling yang semakin kecil. Gambar 16 juga menunjukan bahwa selama terjadi gerakan rolling model kapal, perlakuan A 1 memiliki nilai sudut kemiringan model kapal yang lebih besar jika dibandingkan dengan perlakuan A 2 , A 3 , dan A 4 . Pada perlakuan A 1 , memiliki luas free surface yang lebih besar jika dibandingkan dengan perlakuan A 2 , A 3 , dan A 4 . Demikian pula perlakuan A 2 lebih besar jika dibandingkan dengan perlakuan A 3 dan perlakuan A 3 lebih besar jika dibandingkan dengan perlakuan A 4. Pada saat kapal mulai oleng, maka free surface yaitu permukaan atas yang berada dilapisan atas akan bergerak terlebih dahulu ke arah olengnya kapal. Barulah kemudian diikuti dengan lapisan air dibawahnya dan seterusnya. Semakin besar free surface, maka semakin besar pula volume air yang
22
dipindahkan sesaat kapal mulai oleng. Volume air yang menimpa ke satu dinding model palka akan berbanding lurus dengan tekanan yang diberikan pada dinding model palka yang ditimpakannya. Untuk selanjutnya, tekanan yang besar pada dinding model palka pada akhirnya dapat menahan gerakan oleng balik kapal. Bahkan apabila tekanan yang disebabkan oleh volume air yang menimpa dinding model palka sangat besar, maka keolengan kapal akan semakin bertambah besar. Fenomena inilah yang diperkirakan sebagai penyebab perlakuan A 1 menghasilkan sudut oleng kapal yang lebih besar jika dibandingkan dengan perlakuan A 2 , A 3 , dan A 4 . Tekanan pada dinding model palka, menurut Lee (2005), merupakan dampak dari sloshing. Perbandingan antara sudut kemiringan permukaan air dengan kemiringan model kapal, walaupun tidak berbeda secara signifikan akan tetapi menunjukan perbedaan diantaranya. Perbandingan antara kedua sudut tersebut disajikan pada Gambar 17. Pada Gambar 17 terlihat bahwa sudut kemiringan permukaan air lebih besar jika dibandingkan dengan sudut kemiringan model kapal. Perbedaan besarnya sudut pada kedua sudut tersebut (Ө fs dan Ө m ), semakin mengecil mulai dari perlakuan A 1 , A 2 , A 3 , dan A 4 .
23
30
30
20
20
10
10
0 0
5
10
15
20
-10
0 0
5
10
15
20
-10
-20 -20
A2
A1
-30
-30 20 25
15
20 15
10
10
5
5
0
0 -5
0
5
10
-10
15
20
0
5
10
-5 -10
-15
-15
-20 -20
-25
A3
-30
-25
A4
Keterangan : A1 : Model kapal dengan model palka tanpa sekat A2 : Model kapal dengan model palka sekat setengah A3 : Model kapal dengan model palka sekat seperempat A4 : Model kapal dengan model palka sekat seperenam
Gambar 17 Sudut kemiringan model kapal dan model palka
15
24
4.3 Rolling Period Bhattacharyya (1978) mendefinisikan rolling sebagai gerakan anguler kapal ke kiri dan ke kanan sepanjang sumbu x. Adapun dalam pergerakan rolling tersebut, kapal memerlukan waktu untuk kembali ke posisi kemiringan awal yang disebut dengan periode rolling (rolling period). Pada Gambar 18 disajikan grafik profil rolling dari keempat perlakuan. Adapun nilai rolling period dari setiap perlakuan disajikan pada Tabel 3. 0.5 0.4
Rolling Periode
0.3 0.2 0.1 0 -0.1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-0.2 -0.3 -0.4 -0.5
Rolling keA1
A2
A3
A4
Keterangan : A1 : Model kapal dengan model palka tanpa sekat A2 : Model kapal dengan model palka sekat setengah A3 : Model kapal dengan model palka sekat seperempat A4 : Model kapal dengan model palka sekat seperenam
Gambar 18 Rolling period model kapal pada perlakuan berbeda Gambar 18, sumbu x menunjukkan jumlah gerakan oleng kapal mulai dari saat model kapal diolengkan hingga model kapal kembali relatif tegak. Adapun sumbu y menunjukkan lamanya waktu yang dibutuhkan oleh model kapal dari posisi oleng yang satu ke posisi oleng lainnya. Di dalam gambar tersebut dapat dilihat pola gerakan rolling dari model kapal pada keempat perlakuan. Terlihat bahwa rolling period model kapal semakin mengecil seiiring dengan berjalannya waktu. Kondisi ini disebabkan karena moment pengembali kapal semakin bertambah besar jika dibandingkan dengan moment
pembalik kapal.
Pengurangan nilai rolling period model kapal untuk keempat perlakuan dapat pula
25
dilihat pada Tabel 3. Jika dibandingkan antar besar rolling period pada keempat perlakuan, terlihat bahwa model kapal dengan perlakuan A 1 memiliki nilai rolling period yang lebih besar daripada perlakuan A 2 , A 3 , dan A 4 . Rolling period terkecil terjadi pada perlakuan A 4 .
Jika dikaitkan dengan sudut oleng yang
terbentuk, sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, diketahui bahwa sudut oleng terbesar terjadi pada perlakuan A 1 , dan semakin mengecil berturut-turut pada perlakuan A 2 , A 3 , dan A 4 . Dijelaskan sebelumnya bahwa semakin besar sudut oleng, maka akan semakin luas dinding model palka yang akan terkena hempasan volume air yang bergeser akibat gerakan rolling kapal. Kondisi ini mengakibatkan moment tumbukan antara volume air dengan dinding model palka akan semakin besar.
Fenomena inilah yang diduga sebagai penyebab besar-
kecilnya rolling period yang terjadi pada keempat perlakuan. Fenomena ini dapat disebut sebagai efek sloshing. Novita (2010) menjelaskan bahwa kapal yang memiliki free surface akan mempunyai nilai rolling period lebih lama dibadingkan kapal yang tidak memiliki free surface. Kondisi ini terjadi karena kapal yang memiliki free surface, pada saat free surface membentur sebuah benda, maka akan timbulah sloshing. Lee et al. (2005) mendefinisikan sloshing sebagai fenomena saat free surface membentur dinding palka ketika kapal oleng. Semakin besar volume air yang menumbuk dinding model kapal, maka akan semakin besar sloshing yang terjadi. Kondisi inilah yang mengakibatkan model kapal dengan luas free surface lebih kecil, yaitu A 4 , menghasilkan efek free surface yang lebih kecil.
26
Tabel 3 Nilai rata-rata rolling period Perlakuan (detik) Rolling keA1
A2
A3
A4
1
0,74
0,66
0,64
0,63
2
0,70
0,60
0,53
0,51
3
0,60
0,54
0,44
0,38
4
0,57
0,44
0,36
0,33
5
0,52
0,39
0,32
0,25
6
0,40
0,32
0,24
0,11
7
0,35
0,22
0,11
-
8
0,26
0,09
-
-
9
0,10
-
-
-
Rataan pengurangan
0,08
0,08
0,09
0,10
Terlihat pada Tabel 3, bahwa mulai saat model kapal diolengkan hingga model kapal kembali tegak ke posisi semula, mengalami pengurangan besaran rolling period.
Ditinjau dari nilai rata-rata pengurangan rolling period dari
keempat perlakuan, terlihat bahwa perlakuan A 4 , yaitu model palka dibagi menjadi 6 sub model palka oleh 3 unit baffle, mengalami pengurang nilai rolling period yang lebih besar jika dibandingkan dengan ketiga perlakuan lainnya. Terlihat pula bahwa nilai rolling period antar perlakuan pada setiap gerakan oleng memiliki perbedaan. Diurutkan dari penghasil nilai rolling period terbesar hingga terkecil, diperoleh urutan perlakuan sebagai berikut: A 1 < A 2 < A 3 < A 4 . Berdasarkan hasil uji statistik terhadap nilai rolling period antar perlakuan A 1 vs A 2 nilai P-value sebesar 0,0002 (Lampiran 8); A 1 vs A 3 nilai P-value sebesar 0,0002 (Lampiran 9); A 1 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,0002 (Lampiran 10); A 2 vs A 3 nilai P-value sebesar 0,01 (Lampiran 11); A 2 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,008 (Lampiran 12); dan A 3 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,04 (Lampiran 13); diketahui bahwa nilai P-value semua pengujian lebih kecil dari 0,05 (P-value < 0,05). Artinya adalah nilai rolling period antar perlakuan berbeda nyata. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa luas free surface mempengaruhi besar-kecilnya nilai rolling period.
Dimana dalam kajian ini, besar-kecilnya luas free surface
disebabkan karena adanya penyekatan model palka oleh baffle. Lee et.al (2005)
27
menyatakan bahwa kecilnya nilai rolling period sebuah kapal menunjukkan performance kapal terhadap gelombang yang lebih baik.
4.4 Frekuensi Rolling Frekuensi rolling menurut Bhattacharyya (1978) adalah banyaknya gerakan oleng kapal dalam satu satuan waktu. Gambar 19 disajikan perbandingan frekuensi rolling yang terjadi pada setiap model kapal pada keempat perlakuan.
3.00 2.50
Frekuensi
2.00 1.50 1.00 0.50 0.00
Perlakuan A1
A2
A3
A4
Keterangan : A1 : Model kapal dengan model palka tanpa sekat A2 : Model kapal dengan model palka sekat setengah A3 : Model kapal dengan model palka sekat seperempat A4 : Model kapal dengan model palka sekat seperenam
Gambar 19 Frekuensi rolling model kapal Gambar 19 menunjukan bahwa frekuensi rolling yang terjadi pada perlakuan A 1 sampai dengan A 4 semakin besar. Fenomena ini terjadi karena perlakuan A 1 memiliki nilai rolling period yang paling besar jika dibandingkan dengan perlakuan A 2 , A 3 , dan A 4 sesuai dengan pernyataan pada pembahasan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan hubungan periode dengan frekuensi di mana ketika makin lama periode yang dibutuhkan maka makin sedikit frekuensinya (𝑓 = 𝑇1).
28
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, rolling period menurut Bhattacharyya (1978) adalah waktu yang dibutuhkan kapal untuk kembali ke posisi kemiringan awal. Semakin besar nilai rolling period, maka akan semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh kapal kembali ke kemiringan awal.
Oleh karena itu, pada
perlakuan A 1 yang memiliki rolling period yang lebih besar memiliki waktu rolling yang lebih lama.
Sehingga model kapal pada perlakuan A 4 akan
menghasilkan jumlah rolling yang lebih sedikit hingga model kapal tersebut kembali relatif diam dan kembali tegak setelah diolengkan. Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata nilai frekuensi rolling model kapal pada perlakuan A 1 , A 2 , A 3 , dan A 4 masing-masing sebesar 2,10; 2,43; 2,67; dan 2,87. Perbedaan antara frekuensi rolling pada perlakuan A 1 , A 2 , A 3 , dan A 4 adalah sebesar 0,33 antara A 1 -A 2, 0,24 antara A 2 -A 3 , 0,2 antara A 3 -A 4 , 0,57 antara A 1 -A 3 , 0,77 antara A 1 -A 4 , 0,44 antara A 2 -A 4. Berdasarkan hasil uji statistik terhadap nilai frekuensi antar perlakuan A 1 vs A 2 nilai P-value sebesar 0,01 (Lampiran 14); A 1 vs A 3 nilai P-value sebesar 0,001 (Lampiran 15); A 1 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,04 (Lampiran 16); A 2 vs A 3 nilai P-value sebesar 0,01 (Lampiran 17); A 2 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,01 (Lampiran 18); dan A 3 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,001 (Lampiran 19); diketahui bahwa nilai P-value dari masing-masing pengujian lebih kecil dari 0,05 (P-value < 0,05). Artinya adalah nilai frekuensi antar perlakuan berbeda nyata. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa luas free surface mempengaruhi besar-kecilnya frekuensi yang dihasilkan.
4.5 Waktu Redam Novita et al. (2010) mendefinisikan waktu redam sebagai lamanya waktu yang diperlukan sebuah model kapal untuk melakukan olah gerak dari awal pergerakan sampai model kapal berhenti atau tidak bergerak lagi. Gambar 20 disajikan perbandingan waktu redam yang terjadi pada setiap model kapal pada keempat perlakuan.
29
4.5 4
Waktu Redam
3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
Perlakuan A1
A2
A3
A4
Keterangan : A1 : Model kapal dengan model palka tanpa sekat A2 : Model kapal dengan model palka sekat setengah A3 : Model kapal dengan model palka sekat seperempat A4 : Model kapal dengan model palka sekat seperenam
Gambar 20 Waktu redam gerak model kapal Gambar 20 menunjukan bahwa model kapal dengan perlakuan A 1 memiliki waktu redam yang paling besar yaitu rata-rata 4,101 detik. Adapun untuk model kapal dengan perlakuan A 2 , nilai waktu redam rata-rata mencapai 2,86 detik, model kapal dengan perlakuan A 3 memiliki waktu redam sebesar 2,46 detik, dan untuk model kapal A 4 memiliki waktu redam yang terkecil yaitu sebesar 2,14 detik. Terlihat bahwa model kapal dengan perlakuan A 1 memiliki nilai waktu redam yang lebih besar. Jika mengacu pada definisi waktu redam, maka dapat dikatakan bahwa model kapal dengan perlakuan A 4 memiliki waktu redam ratarata yang lebih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa stabilitas model kapal lebih baik pada perlakuan A 4 jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kondisi ini ditunjukkan dari lebih cepatnya model kapal dengan perlakuan A 4 kembali tegak ke posisi semula setelah diolengkan.
Dapat dikatakan pula bahwa efek free
surface pada model kapal dengan perlakuan A 4 sangat kecil terhadap waktu redam yang ditimbulkannya. Berdasarkan hasil uji statistik terhadap nilai waktu redam antar perlakuan A 1 vs A 2 nilai P-value sebesar 0,0006 (Lampiran 20); A 1 vs A 3 nilai P-value sebesar 0,001 (Lampiran 21); A 1 vs A 4 nilai P-value sebesar
30
0,0002 (Lampiran 22); A 2 vs A 3 nilai P-value sebesar 0,03 (Lampiran 23); A 2 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,05 (Lampiran 24); dan A 3 vs A 4 nilai P-value sebesar 0,0008 (Lampiran 25); diketahui bahwa nilai P-value dari semua pengujian lebih kecil dari 0,05 (P-value < 0,05).
Artinya adalah nilai waktu redam antar
perlakuan berbeda nyata. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa luas free surface mempengaruhi besar-kecilnya waktu redam yang dihasilkan. Berdasarkan hasil kajian secara keseluruhan, menunjukkan bahwa efek free surface yang ditimbulkan oleh free surface yang terdapat pada muatan cair, dapat dieliminir dengan mengurangi luas free surface. Pengurangan luas free surface dapat dilakukan dengan menyekat palka menjadi ruang-ruang yang lebih kecil lagi dengan menggunakan baffle (sekat).
Semakin kecil luas free surface yang
dimiliki oleh muatan cair, maka akan semakin kecil pula efek free surface yang akan dihasilkan.
31
5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang diperoleh adalah: 1. Parameter keragaan oleng model kapal yang dipengaruhi oleh luasan free surface adalah sudut kemiringan, rolling period, waktu redam, dan frekuensi rolling. 2. Luas free surface memberikan pengaruh terhadap keragaan oleng kapal, dimana semakin luas free surface maka nilai sudut kemiringan, nilai rolling period, dan nilai waktu redam semakin besar, sedangkan untuk nilai frekuensinya semakin mengecil
5.2 Saran Beberapa saran yang dapat diajukan diantaranya adalah: 1. Hindari pengaruh faktor eksternal pada saat melakukan pengujian terhadap olah gerak kapal statis. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai pengaruh luas free surface terhadap olah gerak kapal lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Bhattacharyya R. 1978. Dynamics of Marine Vehicles. John Wiley & Sons, Inc. New York. Fyson J. 1985. Design of Small Fishing Vessel. England: Fishing News Book Ltd. Hind J A. 1982. Stability and Trim of Fishing Vessels. Second edition. Fishing News Books Ltd. Farnham, England. Lee S K, Surenndran S and Lee G. 2005. Roll Performance of Small Fishing Vessel with Live Fish Tank. Ocean Engineering 32 (2005): 1873-1885. Lewis E V. 1988. Principles of Naval Architecture. Second Revision, Volume I Stability and Strength. Jersey City, New York: The Society of Naval Architects and Marine Engineers. Liliana N, Novita Y dan Purwangka F. 2012. Jenis Muatan dan Pengaruhnya terhadap Rolling Period Model Kapal. Buletin Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. XX No. 3 hal. 249-260. Marjoni. 2009. Stabilitas Statis dan Dinamis Kapal Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo Kota Banda Aceh Naggroe Aceh Darussalam [Tesis]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Nomura M. and Yamazaki T. 1977. Fishing Techniques I. Tokyo: Japan International Cooperation Agency. Novita Y, Iskandar BH, Murdiyanto B, Wiryawan B dan Hariyanto. 2010. Keragaan Free Surface pada Model Palka Berbentuk Kotak dan Silinder. Jurnal Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut. Vol. I No. 2 Edisi November 2010. Novita Y. 2011. Desain Palka Kapal Pegangkut Ikan Ditinjau dari Aspek Ketahanan Hidup dan Mitigasi Risiko [Disertasi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Instutut Pertanian Bogor. Novita Y. 2011. Pengaruh Free Surface terhadap Stabilitas Statis Kapal Pengangkut Ikan Hidup. Buletin Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Vol. XIX No. 2 Edisi Juli 2011. Saputra D. 2007. Kajian Ukuran dan Posisi Pemasangan Bilge Keel Pada Kasko Model Kapal Bentuk Round Bottom Terhadap Tahanan Gerak [Skripsi]. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Taylor LG. 1977. The Principels and Practices of Stability. Glasgow: Brow & Son Publisher Ltd., Nautical Publisher.
LAMPIRAN
34
Lampiran 1 Dokumentasi penelitian
Kolam percobaan
Pemasangan whiteboard di kolam
Penempatan muatan ke dalam model
Penempatan model kapal
Menggerakkan model kapal
Pergerakan muatan cair
35
Lampiran 2 Uji statistik sudut kemiringan free surface A 1 vs A 2
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.9714668
R Square
0.9437478
Adjusted R Square
0.9390601
Standard Error
1.8114582
Observations
14
ANOVA
df
SS
MS
F
1
660.62343
660.62343
201.32482
Residual
12
39.376571
3.2813809
Total
13
700
Regression
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
Intercept
3.5363254
0.8241621
4.2908127
0.0010488
X Variable 1
0.9168958
0.0646207
14.188898
7.326E-09
Significance F
7.326E-09
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
1.7406304
5.3320205
1.7406304
5.3320205
0.7760995
1.0576921
0.7760995
1.0576921
Lower 95%
36
Lampiran 3 Uji statistik sudut kemiringan free surface A1 vs A3
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.9651264
R Square
0.9314689
Adjusted R Square Standard Error
0.925758
1.9994115
Observations
14
ANOVA
df
SS
MS
F
1
652.02824
652.02824
163.10303
Residual
12
47.971757
3.9976464
Total
13
700
Regression
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
Intercept
2.8020213
0.9608186
2.9162854
0.0129292
X Variable 1
1.1241866
0.0880253
12.77118
2.409E-08
Significance F
2.409E-08
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
0.7085774
4.8954652
0.7085774
4.8954652
0.932396
1.3159772
0.932396
1.3159772
Lower 95%
37
Lampiran 4 Uji statistik sudut kemiringan free surface A1 vs A4
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.9820855
R Square
0.9644918
Adjusted R Square
0.9615328
Standard Error
1.4392045
Observations
14
ANOVA
df
SS
MS
F
1
675.14429
675.14429
325.95045
Residual
12
24.855715
2.0713096
Total
13
700
Regression
Intercept
X Variable 1
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
3.1399533
0.6679959
4.7005581
0.0005138
1.254915
0.0695086
18.054098
4.592E-10
Significance F
4.592E-10
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
1.6845154
4.5953913
1.6845154
4.5953913
1.1034688
1.4063613
1.1034688
1.4063613
Lower 95%
38
Lampiran 5 Uji statistik sudut kemiringan free surface A2 vs A3
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.9693687
R Square
0.9396756
Adjusted R Square
0.9346486
Standard Error
2.1948622
Observations
14
ANOVA
df
SS
MS
F
1
900.49453
900.49453
186.92464
Residual
12
57.809042
4.8174201
Total
13
958.30357
Regression
Intercept
X Variable 1
Significance F
1.116E-08
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
Lower 95%
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
-3.0335968
1.1082222
2.7373543
0.0180194
-5.4482057
0.618988
5.4482057
0.618988
1.3843874
0.1012568
13.672039
1.116E-08
1.1637677
1.605007
1.1637677
1.605007
39
Lampiran 6 Uji statistik sudut kemiringan free surface A2 vs A4
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.9387639
R Square
0.8812777
Adjusted R Square
0.8713841
Standard Error
3.3623878
Observations
14
ANOVA
df
SS
MS
F
1
1007.0643
1007.0643
89.076186
Residual
12
135.66782
11.305652
Total
13
1142.7321
Regression
Intercept
X Variable 1
Significance F
6.666E-07
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
Lower 95%
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
-3.5065811
1.5606268
2.2469056
0.0442432
-6.9068949
0.1062674
6.9068949
0.1062674
1.5326558
0.1623917
9.4380181
6.666E-07
1.1788347
1.8864769
1.1788347
1.8864769
40
Lampiran 7 Uji statistik sudut kemiringan free surface A3 vs A4
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.9719465
R Square
0.94468
Adjusted R Square
0.94007
Standard Error
1.7877716
Observations
14
ANOVA
df
SS
MS
F
1
654.95004
654.95004
204.91988
Residual
12
38.353528
3.1961273
Total
13
693.30357
Regression
Intercept
X Variable 1
Significance F
6.625E-09
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
Lower 95%
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
-1.8900367
0.8297807
2.2777546
0.0418477
-3.6979734
0.0820999
3.6979734
0.0820999
1.2360047
0.0863432
14.315023
6.625E-09
1.047879
1.4241303
1.047879
1.4241303
41
Lampiran 8 Uji statistik rolling period A1 vs A2 SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.9904776
R Square
0.9810459
Adjusted R Square
0.9783382
Standard Error
0.0310252
Observations
9
ANOVA
df
Significance F
SS
MS
F
362.314
2.749E-07
Regression
1
0.3487509
0.348751
Residual
7
0.006738
0.000963
Total
8
0.3554889
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
Lower 95%
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
Intercept
0.1374271
0.0203536
6.751992
0.00026
0.0892986
0.18555568
0.08929859
0.18555568
X Variable 1
0.9212134
0.0483969
19.03455
2.7E-07
0.8067729
1.03565393
0.80677293
1.03565393
42
Lampiran 9 Uji statistik rolling period A1 vs A3
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
R Square
0.9700402
0.940978
Adjusted R Square
0.9325463
Standard Error
0.0547484
Observations
9
ANOVA
df
SS
MS
Regression
1
0.3345072
0.334507
Residual
7
0.0209817
0.002997
Total
8
0.3554889
F
Significance F
111.6
1.488E-05
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
Lower 95%
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
Intercept
0.2066072
0.030983
6.668408
0.00029
0.1333441
0.27987039
0.13334411
0.27987039
X Variable 1
0.9017177
0.085357
10.56408
1.5E-05
0.6998806
1.10355484
0.69988059
1.10355484
43
Lampiran 10 Uji statistik rolling period A1 vs A4 SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
R Square Adjusted R Square Standard Error
0.938595
0.8809606
0.863955
0.0777516
Observations
9
ANOVA
df
Significance F
SS
MS
F
51.8041
0.0001778
Regression
1
0.3131717
0.313172
Residual
7
0.0423172
0.006045
Total
8
0.3554889
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
Lower 95%
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
Intercept
0.2644681
0.038678
6.83769
0.00024
0.1730092
0.355927
0.17300918
0.355927
X Variable 1
0.8415327
0.1169201
7.197504
0.00018
0.5650606
1.1180047
0.56506062
1.1180047
44
Lampiran 11 Uji statistik rolling period A2 vs A3
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.9872455
R Square
0.9746536
Adjusted R Square
0.9710327
Standard Error
0.0385751
Observations
9
ANOVA
df
SS
MS
F
269.17323
Regression
1
0.4005393
0.4005393
Residual
7
0.0104162
0.001488
Total
8
0.4109556
Intercept
X Variable 1
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
0.0727867
0.0218303
3.3342105
0.0125186
0.986712
0.0601415
16.4065
7.62E-07
Significance F
7.62E-07
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
0.0211663
0.1244071
0.0211663
0.1244071
0.8444999
1.1289242
0.8444999
1.1289242
Lower 95%
45
Lampiran 12 Uji statistik rolling period A2 vs A4
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.9485965
R Square
0.8998353
Adjusted R Square
Standard Error
0.885526
0.0766842
Observations
9
ANOVA
df
SS
MS
F
62.884876
Regression
1
0.3697923
0.3697923
Residual
7
0.0411633
0.0058805
Total
8
0.4109556
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
Intercept
0.1376746
0.038147
3.6090553
0.008635
X Variable 1
0.9144472
0.1153149
7.9299985
9.641E-05
Significance F
9.641E-05
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
0.0474713
0.2278779
0.0474713
0.2278779
0.6417708
1.1871237
0.6417708
1.1871237
Lower 95%
46
Lampiran 13 Uji statistik rolling period A3 vs A4
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
R Square
0.9791353
0.958706
Adjusted R Square
0.9528069
Standard Error
0.0492636
Observations
9
ANOVA
df
SS
MS
F
162.51628
Regression
1
0.3944117
0.3944117
Residual
7
0.0169883
0.0024269
Total
8
0.4114
Intercept
X Variable 1
Significance F
4.233E-06
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
0.0614314
0.0245065
2.5067411
0.0405899
0.0034828
0.11938
0.0034828
0.11938
0.944397
0.0740809
12.748187
4.233E-06
0.7692235
1.1195704
0.7692235
1.1195704
Lower 95%
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
47
Lampiran 14 Uji statistik frekuensi rolling model kapal A1 vs A2
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.440407
R Square
0.193959
Adjusted R Square
0.093203
Standard Error
0.223425
Observations
10
ANOVA
df
SS
F
1.925
0.2027
t Stat
Pvalue
Lower 95%
Regression
1
0.096096
0.0961
Residual
8
0.39935
0.0499
Total
9
0.495446
Coefficients
Standard Error
Significance F
MS
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
Intercept
3.644997
1.113935
3.2722
0.0113
1.0763
6.21374
1.07626
6.2137
X Variable 1
-0.63431
0.457174
1.3875
0.2027
-1.6886
0.41993
-1.6886
0.4199
48
Lampiran 15 Uji statistik frekuensi rolling model kapal A1 vs A3
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.127719
R Square
0.016312
Adjusted R Square
-0.10665
Standard Error
0.246821
Observations
10
ANOVA
df
SS
F
0.1327
0.7251
t Stat
Pvalue
Lower 95%
Regression
1
0.008082
0.0081
Residual
8
0.487364
0.0609
Total
9
0.495446
Coefficients
Standard Error
Significance F
MS
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
Intercept
1.999801
0.292746
6.8312
0.0001
1.3247
2.67487
1.32473
2.6749
X Variable 1
0.053055
0.145663
0.3642
0.7251
-0.2828
0.38895
-0.2828
0.389
49
Lampiran 16 Uji statistik frekuensi rolling model kapal A1 vs A4
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.213725
R Square
0.045678
Adjusted R Square
-0.07361
Standard Error
0.243109
Observations
10
ANOVA
df
SS
F
0.3829
0.5533
t Stat
Pvalue
Lower 95%
Regression
1
0.022631
0.0226
Residual
8
0.472815
0.0591
Total
9
0.495446
Coefficients
Intercept
X Variable 1
Standard Error
Significance F
MS
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
2.815757
1.15509
2.4377
0.0407
0.1521
5.4794
0.15211
5.4794
-0.2483
0.401261
0.6188
0.5533
-1.1736
0.67701
-1.1736
0.677
50
Lampiran 17 Uji statistik frekuensi rolling model kapal A2 vs A3
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.3997391
R Square
0.1597913
Adjusted R Square
0.0547652
Standard Error
0.1583794
Observations
10
ANOVA
df
SS
MS
F
1.5214442
Regression
1
0.0381639
0.0381639
Residual
8
0.2006722
0.025084
Total
9
0.2388361
Standard Error
t Stat
P-value
1.718202
0.5805791
2.9594622
0.0181611
0.2918582
0.2366159
1.2334684
0.2524104
Coefficients
Intercept
X Variable 1
Significance F
0.2524104
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
0.3793841
3.0570198
0.3793841
3.0570198
-0.253779
0.8374954
-0.253779
0.8374954
Lower 95%
51
Lampiran 18 Uji statistik frekuensi rolling model kapal A2 vs A4 SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.0462543
R Square
0.0021395
Adjusted R Square Standard Error
-0.1225931
0.1725997
Observations
10
ANOVA
df
SS
MS
F
0.0171524
Regression
1
0.000511
0.000511
Residual
8
0.2383251
0.0297906
Total
9
0.2388361
Intercept
X Variable 1
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
2.5388235
0.8200782
3.095831
0.0147586
-0.0373102
0.2848825
0.1309671
0.8990349
Significance F
0.8990349
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
0.6477198
4.4299272
0.6477198
4.4299272
-0.6942506
0.6196301
0.6942506
0.6196301
Lower 95%
52
Lampiran 19 Uji statistik frekuensi rolling model kapal A3 vs A4
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.1384466
R Square
0.0191675
Adjusted R Square Standard Error
-0.1034366
0.1314534
Observations
10
ANOVA
df
SS
MS
F
0.1563363
Regression
1
0.0027015
0.0027015
Residual
8
0.13824
0.01728
Total
9
0.1409415
Standard Error
t Stat
P-value
2.915071
0.6245789
4.6672584
0.0016082
-0.0857882
0.2169691
0.3953938
0.7028865
Coefficients
Intercept
X Variable 1
Significance F
0.7028865
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
1.4747895
4.3553524
1.4747895
4.3553524
-0.5861198
0.4145434
0.5861198
0.4145434
Lower 95%
53
Lampiran 20 Uji statistik waktu redam model kapal A1 vs A2
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.4309049
R Square
0.1856791
Adjusted R Square Standard Error
0.083889
0.3547997
Observations
10
ANOVA
df
SS
MS
F
1.8241365
Regression
1
0.2296274
0.2296274
Residual
8
1.0070626
0.1258828
Total
9
1.23669
Intercept
X Variable 1
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
5.4657134
1.0166552
5.376172
0.0006647
-0.4766725
0.3529323
-1.350606
0.2137807
Significance F
0.2137807
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
3.1213022
7.8101246
3.1213022
7.8101246
-1.2905359
0.3371909
1.2905359
0.3371909
Lower 95%
54
Lampiran 21 Uji statistik waktu redam model kapal A1 vs A3
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.3709388
R Square
0.1375956
Adjusted R Square Standard Error
0.029795
0.3651245
Observations
10
ANOVA
df
SS
MS
F
1.2763904
Regression
1
0.1701631
0.1701631
Residual
8
1.0665269
0.1333159
Total
9
1.23669
Standard Error
t Stat
P-value
5.4173711
1.1708697
4.6267926
0.0016951
-0.5362001
0.474608
1.1297745
0.2913049
Coefficients
Intercept
X Variable 1
Significance F
0.2913049
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
2.7173408
8.1174014
2.7173408
8.1174014
-1.6306482
0.558248
1.6306482
0.558248
Lower 95%
55
Lampiran 22 Uji statistik waktu redam model kapal A1 vs A4
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.3937676
R Square
0.1550529
Adjusted R Square
0.0494345
Standard Error
0.36141
Observations
10
ANOVA
df
SS
MS
F
1.4680484
Regression
1
0.1917524
0.1917524
Residual
8
1.0449376
0.1306172
Total
9
1.23669
Standard Error
t Stat
P-value
5.108586
0.8394118
6.0859117
0.000294
-0.471275
0.3889594
1.2116305
0.2602244
Coefficients
Intercept
X Variable 1
Significance F
0.2602244
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
3.1728989
7.044273
3.1728989
7.044273
-1.3682169
0.4256669
1.3682169
0.4256669
Lower 95%
56
Lampiran 23 Uji statistik waktu redam model kapal A2 vs A3
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.0144171
R Square
0.0002079
Adjusted R Square Standard Error
-0.1247662
0.3553871
Observations
10
ANOVA
df
SS
MS
F
0.0016632
Regression
1
0.0002101
0.0002101
Residual
8
1.0103999
0.1263
Total
9
1.01061
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
Intercept
2.8167497
1.1396442
2.4716043
0.0386137
X Variable 1
0.0188392
0.4619509
0.0407819
0.9684692
Significance F
0.9684692
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
0.1887253
5.444774
0.1887253
5.444774
-1.0464215
1.0841
1.0464215
1.0841
Lower 95%
57
Lampiran 24 Uji statistik waktu redam model kapal A2 vs A4
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.6598226
R Square
0.4353658
Adjusted R Square
0.3647866
Standard Error
0.2670732
Observations
10
ANOVA
df
SS
MS
F
6.1684662
Regression
1
0.4399851
0.4399851
Residual
8
0.5706249
0.0713281
Total
9
1.01061
Significance F
0.037896
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
Lower 95%
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
Intercept
1.3822476
0.6021547
2.2955023
0.0508264
-0.0063237
2.7708189
0.0063237
2.7708189
X Variable 1
0.6951889
0.2799073
2.4836397
0.037896
0.0497215
1.3406564
0.0497215
1.3406564
58
Lampiran 25 Uji statistik waktu redam model kapal A3 vs A4
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R
0.3561694
R Square
0.1268566
Adjusted R Square
0.0177137
Standard Error
0.2541579
Observations
10
ANOVA
df
SS
MS
F
1.1622984
Regression
1
0.0750801
0.0750801
Residual
8
0.5167699
0.0645962
Total
9
0.59185
Intercept
X Variable 1
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
3.0854842
0.5903077
5.2269078
0.0007959
-0.2948944
0.2735317
1.0780995
0.3124204
Significance F
0.3124204
Upper 95%
Lower 95.0%
Upper 95.0%
1.724232
4.4467363
1.724232
4.4467363
-0.9256596
0.3358708
0.9256596
0.3358708
Lower 95%