Kepentingan Formasi Rohani dalam Kehidupan Oleh Queency Christie Wauran
PENDAHULUAN Alkitab mencatat kisah yang luar biasa tentang diri Allah sendiri dan apa yang dilakukanNya.Dalam kitab Kejadian, Allah menciptakan manusia, yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sendiri.Namun, manusia jatuh dalam dosa. Allah tidak lalu membuang manusia, tetapi ada rancangan agung Allah untuk pada akhirnya menyelamatkan dan membawa manusia kembali kepada Allah. Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia. Namun kehidupan orang percaya tidak sampai di sini. Setelah meresponi karya keselamatan Yesus Kristus, ada tenggang waktu di mana orang percaya menantikan janji kedatangan-Nya kembali untuk menjemput kita dan hidup bersama-sama dengan Dia selama-lamanya. Dalam masa tenggang waktu ini orang-orang percaya mempersiapkan diri menantikan Yesus.Mempersiapkan diri yang dimaksud adalah termasuk mempersiapkan kehidupan rohani.Inilah mengapa ada pembentukan rohani. Manusia yang telah jatuh dalam dosa mempunyai kecenderungan hidup dalam dosa. Itulah mengapa semua disiplin rohani menjadi begitu penting bagi orang percaya untuk benar-benar siap bertemu muka dengan muka dengan Kristus. Saya kira ini adalah salah satu pendorong atau semangat orang percaya untuk berjuang dalam pembentukan rohaninya. Oleh karena itu, pelajaran mengenai pembentukan rohani ini menjadi PR seumur hidup setiap orang percaya sampai janji itu dinyatakan. Menarik bahwa pembentukan rohani diumpamakan seperti mendaki puncak gunung. Saat ini kita sementara mendaki puncak dengan menaruh kepercayaan dan harapan kepada Yesus Kristus, yang telah merintis jalan itu dan telah mencapai puncak. Itulah mengapa penulis senang dengan perkataan Paulus dalam Filipi 3:14, “dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Dalam tulisan ini, penulis akan menguraikan apa yang telah dipelajari tentang formasi rohani, lebih khusus dari pengajaran dan kehidupan Yesus, lewat pelajaran dalam kelas dan
juga melalui pembacaan buku-buku lainnya yang terkait dengan formasi rohani. Juga menguraikan rencana-rencana mengenai formasi rohani dan disiplin-disiplin rohani dalam kehidupan pribadi. Dan terakhir membahas bagaimana rencana mengenai formasi rohani bagi orang lain dalam konteks pelayanan. Penulis sadar bahwa pembelajaran mengenai formasi rohani sangat bergantung pada apa yang diwujudkan atau dipraktekkan dalam kehidupan pribadi sehari-hari. Oleh karena itu, penulis berharap bahwa ini bukan sekadar menjadi tulisan saja namun dihidupi dengan setia.
APA YANG DIPELAJARI DARI FORMASI ROHANI a. Arti Formasi Rohani Saya membaca beberapa buku yang berkaitan dengan formasi rohani. Ada beberapa pengertian tentang formasi rohani yang secara khususberfokus kepada satu pribadi: Yesus Kristus. Andrew Brake dalam buku Spiritual Formation menulis bahwa pembentukan rohani adalah seseorang yang menjadi semakin serupa dengan Yesus (I Yoh. 3:2-3).Seseorang yang menjalani kehidupan yang serupa dengan Yesus.Seseorang yangmenginginkan Roh Kudus memperbarui kehidupannya secara rohani.Dan seseorang yang hidup sesuai dengan harapan Yesus, Tuhan kita.1 Jadi setiap orang bertanggungjawab dalam proses pembentukan rohani, walaupun pada akhirnya semua itu bergantung pada karya Allah dalam kehidupan kita. Sinclair Ferguson membahasakannya dengan menuliskan, “Tidak ada yang lebih penting dalam mempelajari pertumbuhan Kristen selain bertumbuh dalam anugerah yang berarti menjadi serupa dengan Kristus.”2 Jadi, hal formasi rohani adalah bagaimana kehidupan orang percaya menjadi sama seperti Yesus. Maka Yesus menjadi motivasi dan tujuan utama dalam melakukan berbagai disiplin rohani. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa berhasil tidaknya kehidupan kekristenan tergantung pada bagaimana cara seseorang berpikir tentang Yesus karena Kristus merupakan pusat dari kehidupan orang percaya. Seorang Kristen yang sejati mencerminkan hakikat Allah.Kekristenan adalah kemuliaan Allah yang terpancar dalam jiwa manusia. Oleh karena itu orang Kristen yang sejati 1 2
Andrew Brake. Spiritual Formation Menjadi Serupa dengan Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 2014), 7. Sinclair Ferguson. Bertumbuh dalam Anugerah (Surabaya: Momentum, 2010), 8.
akanmerasakan Allah tetap di dalam mereka (I Yoh. 4:12) dan rupa Kristus menjadi nyata di dalam mereka (Gal. 4:19).Maka tujuan utama kita mendisiplin diri adalah hidup dalam kekudusan, hidup menurut kemauan Tuhan.3 b. Pentingnya Formasi Rohani Penjelasan Petrus mengenai kehidupan kekristenan menggambarkan tentang bagaimana peran formasi rohani dalam kehidupan seorang percaya.Sama halnya seseorang bertumbuh secara jasmani maka kehidupan rohani seseorang pun perlu bertumbuh. Menurut Donald S. Whitney, pentingnya memahami formasi rohani karena kita harus tahu dan mengerti bahwa kelak kita akan menjadi seperti apa yaitu menjadi serupa dengan Yesus (Rom. 8:29). Dan rencananya ialah membuat orang Kristen pada akhirnya akan diubah menjadi sama seperti Yesus (I Yoh. 3:2) sehingga Allah menghendaki kita bukan hanya menunggu tetapi berubah ke arah sama seperti Yesus dengan mengejar kekudusan (Ibr. 12:14).4 Kehidupan Kristen adalah peperangan.Itulah sebabnya mengapa kita perlu disiplin rohani.Peperangan rohani bukanlah tentang kerasukan setan dan pelepasan roh.Peperangan yang terbesar adalah dalam hati kita.Setiap hari kita berjuang memilih antara roh atau daging.Oleh sebab itu kita tidak dapat hidup dengan mentalitas waktu damai, mengejar istirahat, pengunduran diri, dan relaksasi rohani. Tidak ada seorang pun dari antara kita yang sudah mencapai tujuan kita, sehingga dengan harapan di dalam Kristus, kita mengikuti, berperang, berjaga-jaga dan berdoa, dengan mempercayai bahwa kita dapat menjadi lebih baik esok daripada hari ini.5 Donald
Whitney
mencatat
bahwa
disiplin
rohani
mewujudkan
kemerdekaan
rohani.Maksudnya ialah seseorang mempunyai kebebasan untuk hidup menurut kemauan Allah. Dan ini termasuk pada kemerdekaan untuk melakukan apa yang Tuhan kehendaki sesuai Alkitab dan kemerdekaan untuk memancarkan sifat-sifat Yesus melalui kepribadian kita.
3
Donald S. Whitney. Disiplin Rohani 10 Pilar Penopang Kehidupan Kristen (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1994),32. 4 Donald S. Whitney. Disiplin Rohani 10 Pilar Penopang Kehidupan Kristen (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1994), 13. 5 Timothy S, Lane & Paul D, Tripp. Bagaimana Orang Berubah (Surabaya: Momentum, 2011), 169.
Walaupun harus diakui bahwa hal semacam ini merupakan berkat atau akibat dari Allah bagi mereka yang menerapkan disiplin rohani dan kehidupannya.6 Sekilas mata, formasi rohani terkesan sungguh berat, dan memang berat.Perjuangan melakukan formasi rohani termasuk perjuangan dari dalam yaitu melawan hati yang tidak mau taat dan perjuangan dari luar bisa jadi keadaan, orang lain, ataupun kuasa gelap.Maka seseorang bisa jadi apatis terhadap hidup karena tidak berdaya oleh karena dosa. Namun Filipi 2:12-13 memberi penghiburan dan jaminan mengapa seorang Kristen perlu bertahan dalam formasi rohani. Kita punya tanggung jawab dalam pembentukan rohani, walaupun pada akhirnya semua bergantung pada karya Allah dalam hidup kita. Jadi, kehidupan rohani bukan semata-mata ditentukan oleh apa yang kita lakukan. Kehidupan rohani ditentukan oleh siapa yang kita kenal.Kita menjadi rohani karena kita menjalani kehidupan yang lebih mendalam di dalam Kristus. Pengajaran Yesus mengenai Formasi Rohani Saya setuju dengan alasan mengapa belajar formasi rohani dari pengajaran Yesus yaitu bahwa untuk memahami bagaimana kita dapat mengkomunikasikan Injil dengan baik, maka kita perlu melihat teladan Yesus.Jika kita ingin memahami bagaimana dapat memuridkan seorang Kristen baru, maka kita harus melihat kepada Yesus. Dan terakhir, jika kita ingin memahami bagaimana dapat menjadi serupa dengan Yesus, maka kita harus memperlajari dan menyelidiki kehidupan Yesus, apa yang Ia ajarkan tentang kehidupan rohani, karakter, pilihan, dan perbuatan-Nya.7 1) Pembentukan Rohani, Firman Allah dan Ibadah Disiplin firman Allah Salah satu hal terbaik yang Yesus lakukan bagi kita adalah Dia tidak hanya memberi perintah untuk melakukan ini dan itu, tetapi Yesus sendiri menjalaninya dan menunjukkan bagaimana caranya agar kita bisa menyenangkan Bapa.Demikian pula halnya dengan formasi rohani.Yesus menjalaninya dan menunjukkan bagaimana caranya.Yesus adalah teladan kita yang utama.Maka Yesus adalah segalanya.Bagi penulis, mempelajari Yesus adalah seperti kita
6 7
Ibid, 23-24. Andrew Brake. Spiritual Formation Menjadi Serupa dengan Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 2014), 9.
berjalan dan terantuk batu, hampir jatuh, dan kadang-kadang jatuh, namun Yesus telah berdiri di depan kita, dan siap untuk mengangkat kita. Dalam Matius 4:1-9 Yesus menunjukkan beberapa disiplin rohani melalui pencobaan yang di alaminya setelah Ia berpuasa empat puluh hari lamanya. Menarik karena di sini Yesus mengajarkan untuk fokus kepada firman Tuhan.Sebagaimana hidup jasmani itu tumbuh perlu makanan, demikian juga hidup rohani kita perlu makanan untuk bertumbuh.Dan Yesus berkata bahwa makanan-Ku ialah melakukan kehendak Bapa yang di Sorga. Menarik ketika Yesus dicobai oleh Iblis setelah Ia berpuasa, Yesus menjawab dengan frase “ada tertulis..”Mengapa Yesus tidak menggunakan kata-kata para tokoh dunia, tokoh politik tetapi menggunakan firman Allah untuk menghadapi Iblis karena keyakinan Yesus terhadap Alkitab bukan saja sebagai firman Allah namun juga mengandung kuasa.Itulah sebabnya kitab Ibrani mencatat bahwa firman Allah itu hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua manapun. Jadi firman Tuhan jauh lebih penting daripada makanan, oleh karena itu kita harus memberi perhatian yang lebih terhadap firman Tuhan.Donald Whitney menulis bahwa tidak ada yang lebih penting daripada pemahaman Alkitab.Tiada kehidupan Kristen yang sehat tanpa makanan rohani dari firman Tuhan.Alasannya adalah di dalam Alkitab, Allah berbicara kepada kita tentang diri-Nya, terutama tentang Yesus Kristus, penjelmaan pribadi Allah.Dari Alkitab kita belajar mengenal jalan dan kehendak Allah, juga mendapat petunjuk tentang bagaimana hidup menyenangkan hati Tuhan.8Ada banyak cara untuk mempelajari firman Allah yaitu: Mendengarkan firman Allah.Tuhan Yesus berkata dalam Lukas 11:28, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.” Mendengarkan firman Allah bukanlah sekadar mendengar secara kebetulan atau kadang-kadang saja, tetapi merupakan suatu disiplin rohani.Donald Whitney menulis bahwa mendengarkan firman Allah merupakan disiplin termudah dalam bergaul dengan Allah.Mendisiplin diri untuk mendengar firman berarti secara tetap menghadiri kebaktian.9 Selain mendengarkan firman Allah maka kita harus membacanya juga.Melalui perkataan Yesus bahwa manusia hidup bukan dari roti saja melainkan dari setiap firman yang keluar dari 8
Donald S. Whitney. Disiplin Rohani 10 Pilar Penopang Kehidupan Kristen (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1994), 26-27. 9 Ibid, 29.
mulut Allah (Mat. 4:4), maka Yesus juga mengharapkan agar kita membaca setiap firman dari Alkitab. Itulah sebabnya membaca Alkitab harus disiplin membaca Alkitab.Andrew Brake memberi catatan yaitu bahwa mendengarkan dan membaca firman Allah harus diikuti dengan mempraktikkannya. Jika tidak, firman Allah hanya akan menjadi gong yang berkumandang, dan bukan menjadi mata air yang memberi kehidupan.10 Berinteraksi dengan firman Allah.Pekataan Yesus dalam Yohanes 15:7 menunjukkan alasan untuk berinteraksi dengan firman Allah.Jerry Bridges sebagaimana dikutip Donald Whitney mengatakan, “Membaca Alkitab membuat kita melihat betapa luasnya isi Alkitab, sedangkan mempelajari Alkitab membuat kita melihat betapa dalam artinya.” 11 Dengan mempelajari firman Allah maka kita dapat membedakan antara pengajaran yang benar dan yang sesat.Juga supaya kita bisa mengenal Allah dengan lebih baik lagi. Selain itu, kita perlu merenungkan firman Allah yang berarti bahwa kita menguyah firman Alalh dan menikmatinya, sebagian demi sebagian.Itu berarti kita merenungkan kebenaran yang tersirat di dalamnya tentang karakter Allah.Dan itu juga berarti kita berpikir secara mendalam tentang makna setiap frase, menurut konteksnya, dan bagaimana frase itu digunakan dalam konteks lain.12 Tidak cukup sampai disitu, kita pun harus menghafal Alkitab.Bahkan secara disiplin menghafal firman Tuhan. Saya setuju dengan perkataan dosen di kelas bahwa mungkin akan ada waktu di mana tidak ada lagi Alkitab tetapi jika saudara sudah hafal Alkitab, tidak ada seorangpun yang dapat mencurinya dari saudara.Contoh terbaik yang bisa diteladani adalah Yesus sendiri. Dengan menghafal firman Tuhan akan memberikan kekuatan rohani. Roh Kudus akan mengingatkan kita akan ayat-ayat yang kita hafal. Ketika Yesus dicobai Iblis, maka Yesus menangkisnya dengan firman Allah yang adalah pedang Roh dan Ia menang. Menarik bahwa pertumbuhan rohani diukur dari berapa akrabnya kita bergaul dengan firman Allah karena memang pertumbuhan rohani banyak dipengaruhi oleh keakraban dengan firman Allah. Dalam doa Yesus, Yesus memohon kepada Bapa untuk menguduskan mereka
10
Andrew Brake. Spiritual Formation Menjadi Serupa dengan Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 2014), 16. Donald S. Whitney. Disiplin Rohani 10 Pilar Penopang Kehidupan Kristen (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1994), 37. 12 Andrew Brake. Spiritual Formation Menjadi Serupa dengan Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 2014), 18. 11
dalam kebenaran karena firman-Mu adalah kebenaran (Yoh. 17:7). Untuk dikuduskan dalam kebenaran maka itu akan terwujud melalui pemahaman kebenaran yaitu firman Allah. Dengan berfokus kepada firman Allah maka kita mengizinkan Allah melalui Alkitab membentuk kehidupan kita mengikuti pola Kristus.Yesus mengacu pada Kitab Suci ketika sedang menghadapi pencobaan, bukan karena tindakan itu merupakan kekuatan magis.Ia berpegang pada Kitab Suci sebagai pertahanan-Nya melawan pencobaan karena itu adalah kebenaran dan Ia memahaminya sebagai hal yang penting. Itulah sebabnya kita pun harus berpegang teguh pada kebenaran firman Allah untuk kebenaran, kekudusan, dan setiap prinsip hidup kita serta mempraktikkannya di dalam Kristus.13 Disiplin Ibadah Saya setuju dengan penjelasan dosen, mengapa disebut disiplin beribadah karena kecenderungan kita adalah memikirkan hal lain dan bukan Tuhan dalam ibadah. Itulah sebabnya ibadah yang benar berarti bahwa kita memfokuskan ibadah kita kepada Allah dan hanya Allah saja.14Ada beberapa kecenderungan seseorang datang beribadah yaitu sekadar rutinitas belaka. Kehidupan Kristen menjadi sebatas legalitas sama halnya dengan orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Juga, orang datang ke gereja hanya untuk menilai ibadah saja, apa yang kurang, apa yang salah dan tidak berfokus kepada Yesus. Menarik bahwa kehidupan rohani tidak bergantung sepenuhnya pada kehadiran di setiap ibadah Minggu namun kehidupan rohani itu bergantung pada hubungan kita dengan Allah dan seberapa baik kita mengikuti kehendak-Nya.Jadi untuk menjadi serupa dengan Yesus dalam beribadah, kita harus memfokuskan diri kita kepada Allah setiap kali kita menyembah Dia. Dijelaskan dalam kelas bahwa ibadah artinya kita mendekati Tuhan. Semakin kita dekat dengan Tuhan, semakin kita diterangi oleh Tuhan dan semakin kita sadar akan dosa dan semakin kita bisa dibaharui oleh Tuhan. Jika kita melihat Tuhan maka kita akan melihat kotoran kita oleh karena terang Tuhan dan kita pun akan meminta Allah untuk menolong kita. Jadi ada hubungan yang erat antara beribadah kepada Tuhan dengan hati yang tulus dan mengikut Yesus dengan semua yang kita miliki.Kita menyembah Allah dengan mengikut Yesus.Ada hubungan yang erat antara kehidupan ibadah yang sejati, murid yang menyembah, 13 14
Ibid, 20. Ibid, 22.
dan kehidupan mengikut Yesus Kristus dengan setia. Seorang pengikut Kristus yang menaati hukum Kristus akan menjadi penyembah Allah dengan standar tertinggi.15 2) Formasi rohani dan karakter anak-anak Kerajaan Surga Pelajaran dari Matius 5:1-12 Oleh karena pengorbanan Yesus maka kita menjadi milik kerajaan surga yang rohani.Maka terdapat ciri-ciri mereka yang mengikut Yesus dan hidup sesuai standar kerajaan surga.Memiliki hati yang hancur (Mat. 5:3).Miskin di hadapan Allah adalah bentuk terdalam dari pertobatan.Karena kerajaan surga merupakan milik mereka yang rendah hati.Oleh karena itu, kita perlu terus menerus menjadi miskin di hadapan Allah, tidak sombong melainkan rendah hati. Memiliki kesedihan pribadi akibat dosa sendiri (Mat. 5:4).Dibahas dalam kelas bahwa jika kita berdosa maka kita menyinggung kemuliaan Tuhan.Dan itu benar. Oleh karena itu orang yang miskin dihadapan Alalh adalah orang yang rendah hati dan yang mengakui ketidakberdayaannya untuk menyelamatkan dirinya juga adalah orang yang mampu melihat betapa berdosanya ia di hadapan Allah.16 Oswald Sanders menguraikan dari sisi lain bahwa sukacita yang diberikan Allah kepada jiwa yang menyesal atas dosanya merupakan sebuah unsur lain dari kehidupan yang amat bahagia.17 Kelemahlembutan (Mat.5:5). Kelemahlembutan adalah kerinduan hati yang terkendali untuk mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri. Menarik bahwa orang yang lemah lembut mengerti bahwa dia tidak perlu untuk mencapai kebanggan dunia, posisi, gengsi, mencari nama, atau mencari mimbar yang lebih baik. Karena ia sudah tahu upahnya. Kita hanya perlu memenuhi panggilan kita saja.Bagian ini sangat dalam dan berkesan. Lapar dan haus akan kebenaran (Mat. 5:6). Menarik janji Tuhan bahwa Allah memberi kepuasan akan firman Tuhan dengan kelaparan yang lebih lapar lagi akan firman Tuhan. Oswald Sanders menjelaskan bahwa orang yang sangat haus dan lapar akan suatu kehidupan yang
15
Ibid, 26. Ibid, 34. 17 Oswald J. Sanders. Kedewasaan Rohani (Bandung: Kalam Hidup, 1962), 108. 16
kudus adalah orang yang harus dicemburui. Sungguh suatu kelaparan dan kehausan yang membahagiakan.18 Belas kasih (Mat. 5:7). Belas kasih merupakan respons kasih yang muncul dari penderitaan dan ketidakberdayaan orang lain. Ketika kita menunjukkan belas kasih kepada orang lain, kita menerima banyak belas kasih dari Allah, yang juga memungkinkan kita berbelas kasih lebih banyak kepada orang lain. Hidup dalam kesucian (Mat. 5:8).Kemurnian hati merupakan kebutuhan mutlak dalam persekutuan dengan Allah.Itulah sebabnya formasi rohani merupakan pertentangan antara daging dan roh.Karena Yesus menghendaki kesucian yang lebih daripada kesucian lahiriah yang hanya merupakan tradisi belaka.Ia menekankan kesucian rohani. Ini berat namun Roh Kudus akan menolong kita. Sebagai pembawa damai (Mat. 5:9).Pembawa damai disebut sebagai anak-anak Allah karena sebagai pembawa damai mereka hidup sesuai dengan karakter Bapa.Itulah yang Yesus lakukan bagi kita, mendamaikan kita dengan Allah. Maka kita pun harus menjadi perantara, membawa orang lain ke dalam rekonsiliasi dengan Allah oleh firman Allah dan kesaksian Yesus. Berbahagia ketika dianiaya (Mat. 5:10).Kebahagiaan ada di dalam sukacita karena dekat dengan Kristus pada waktu pencobaan.Penjelasan dalam buku Spiritual Formation sangat menguatkan.Kita mungkin tidak diperlakukan dengan baik karena kita menjalani kehidupan yang saleh. Namun kita akan mewakili Allah dengan baik. Karena itulah panggilan kita, mewakili karakter yang baru dari kewarganegaraan kita yang baru.Itulah sebabnya hidup ini berharga untuk dijalani.19 Disiplin Kesaksian (Mat. 5:13-16) Sebagai anggota kerajaan Allah, panggilan kita dilakukan dengan cara bertahan dan menyerang. Bertahan maksudnya gereja dimaksudkan untukmengayomi dan melindungi masyarakat. Gereja tidak akan pernah melaksanakan tugas ini hanya dengan berjaga-jaga, atau berdoa saja namun gereja harus menjalani kehidupan yang kudus, yang adalah karateristik Bapa. Selain itu, kita perlu menyerang dengan menembus kegelapan itu melalui terang Kristus.Menarik bahwa pengudusan kita bukan untuk kita, tetapi untuk melindungi kita saat kita 18 19
Ibid, 110. Andrew Brake. Spiritual Formation Menjadi Serupa dengan Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 2014), 42.
diutus dalam dunia membawa berita Injil, menembus kegelapan dengan terang Kristus.20 Dengan cara menunjukkan perbuatan baik kita yang memuliakan Allah. Walaupun tugas ini berat tetapi terang Tuhan itu harus terus bercahaya sehingga ada banyak orang, wilayah, daerah lain lagi yang dibawa kepada Tuhan. 3) Pembentukan Rohani dan Hukum Kristus Hal lain yang penulis dapatkan dalam kelas adalah pengertian mengenai Hukum Taurat dan Yesus. Yesus menggenapi Hukum Taurat dan Ia memberi kasih karunia bagi kita. Formasi rohani dan emosi (Mat. 5:21-26) Yesus berbicara mengenai kemarahan.Ini hal yang lumrah dalam hidup kekristenan. Namun Yesus menjelaskan bahwa kemarahan berbahaya karena marah dan pembunuhan itu sama (ay. 21). Kemarahan menghalangi kita untuk menyembah Allah dengan benar.Itulah sebabnya kita perlu membereskan masalah sebelum datang pada Allah.Juga kemarahan menghalangi
adanya
rekonsiliasi.Dan
kita
harus
mengalahkan
kemarahan
dengan
pengampunan, kasih karunia, kasih, dan kebaikan. Formasi rohani dan hawa nafsu (Mat. 5:27-30) Pada bagian ini Yesus mengajarkan kita untuk berkomitmen memiliki penglihatan yang murni.Di tengah-tengah dunia yang sekarang menganggap perzinaan, percabulan, pornografi, dan segala hal yang terkait di dalamnya sebagai hal yang biasa dan bukan dosa.Dan juga kita perlu menghilangkan semua hambatan yang mungkin menyebabkan kita jatuh. Benar yang dijelaskan dosen bahwa jauh lebih baik kita menghilangkan penyebab dosa dan menahan diri dari kenikmatan karena mengetahui bahwa ada upah yang besar yang akan kita terima dari kemurnian hidup. Formasi rohani dan komitmen (Mat. 5:31-32) Pada bagian ini Yesus mengajarkan tentang bagaimana komitmen dalam hubungan itu sangat serius.Khususnya dalam hubungan pernikahan.Itulah sebabnya dikatakan pernikahan hanya berhasil bagi mereka yang memiliki tekad yang kuat dan komitmen yang serius.Dan itulah mengapa perceraian dilarang. Formasi rohani dan integritas (Mat. 5:33-37) 20
Ibid, 47.
Di sini Yesus mengajarkan kita untuk bertanggungjawab dengan kata-kata sendiri.Tidak memperdaya dengan permainan kata-kata.Tidak menipu melalui kata-kata karena Allah berdaulat. Pada dasarnya apa yang kita katakan itulah yang kita lakukan. Dalam buku Spiritual Formation ada saran yaitu berusaha untuk menepati janji, mengingat bahwa Allah mengetahui maksud hati kita yang kita ucapkan, dan terakhir kita harus berhati-hati dengan kata-kata kita. Formasi rohani dan kasih (Mat. 5:38-48) Menarik karena Yesus mengajak kita untuk mengasihi musuh kita.Saya teringat dengan penjelasan dosen dalam kelas, yang juga menguatkan saya dalam formasi rohani yaitu jika bahkan musuh Yesus bisa berubah, maka setiap orang dapat bertumbuh dalam formasi rohani.Yesus menggambarkan kasih itu sebagai kasih yang rela berkorban. 4) Pembentukan Rohani dan Disiplin Kehidupan Kristen Yang pertama yang berkesan adalah kita mengerjakan semua disiplin rohani bukan untuk dilihat orang melainkan agar kita semakin dekat dengan Allah.Jadi, prioritas kita adalah Yesus dan disiplin rohani membantu kita untuk mengenal Allah dengan lebih baik. Disiplin memberi (Mat. 6:1-4) Yesus mengajarkan bahwa hal memberi adalah bukan tentang jumlah tetapi motivasi dalam memberi, itulah yang penting.Yesus menekankan kerahasiaan (ay. 3) dengan maksud bahwa sikap hati dalam memberi adalah tidak pamer diri.Namun menarik pembahasan dalam kelas bahwa jangan pergi ke Tuhan dengan tangan kosong.Setiap orang Kristen harus menjadi lebih dewasa dalam memberi. Disiplin berdoa (Mat. 6:5-15) Dalam berdoa Yesus mengajarkan bahwa doa merupakan relasi dengan-Nya. Jadi kita tidak dapat memanjatkan doa dengan nyata tanpa memiliki hubungan dengan Yesus. Yang menarik adalah doa menjadi disiplin rohani yang paling sulit sekaligus penting bagi orang Kristen. Oleh sebab itu, entahkah kita merasa seperti tidak berdoa atau tidak tahu berdoa, seharusnya kita tetap berdoa.Bagian ini sederhana namun dalam artinya bagi penulis. Tentang menyediakan waktu untuk berdoa, saya diberkati dengan penjelasan dosen bahwa kita harus menjadwalkan prioritas bukan memprioritaskan jadwal. Disiplin berpuasa (Mat. 6:16-18)
Disiplin berpuasa berbicara tentang pengorbanan sebagai penyerahan diri kepada Allah. Yesus mengajarkan kita untuk berpuasa karena puasa menunjukkan keseriusan doa kita, menyatakan kebergantungan diri kepada Tuhan, juga untuk mencari kehendak Allah, mengekspresikan kasih dan penyembahan kita kepada Allah. Dan menarik bagi saya adalah puasa menunjukkan betapa sedikitnya kasih kita kepada Tuhan.Sadar atau tidak, kita mengalah terlalu banyak pada keinginan duniawi kita.Untuk inilah puasa penting bagi seorang percaya. Disiplin kekayaan (Mat. 6:19-24) Disiplin kekayaan maksudnya ialah menyadari bahwa Yesus adalah harta yang terbesar dengan melihat bahwa harta duniawi tidaklah lebih penting daripada Yesus. Juga dengan menjaga hati kita dari keserakahan. Dan mengakui Yesus sebagai tuan kita. Disiplin kekayaan sebenarnya menolong kita untuk selalu sadar tujuan dan maksud kita di dunia ini.Agar kita tidak terhanyut dengan pikiran duniawi yang menuntut kepuasan. Disiplin kepercayaan (Mat. 6: 25-34) Disiplin kepercayaan berbicara tentang kesetiaan dan komitmen kuat untuk bertumbuh di dalam Tuhan.Kita harus terus melatih hidup kita untuk berfokus kepada Tuhan.Karena kecenderungan manusia adalah menjadi khawatir dengan hidupnya.Sedangkan khawatir merupakan dosa di hadapan Allah. Itulah sebabnya ini menjadi disiplin rohani bagi orang percaya: berfokus dengan kepercayaan yang sungguh kepada Yesus. Disiplin tubuh Salah satu bagian lain yang dijelaskan dalam kelas adalah disiplin tubuh.Disiplin ini juga penting bagi umat Tuhan.Sebagaimana rohani perlu diperhatikan bukan berarti kehidupan jasmani seseorang dibiarkan. Kehidupan rohani yang sehat akan terlihat dalam kehidupan jasmani yang sehat pula. Seperti firman Tuhan Mazmur 127:2 secara tersirat menjelaskan bahwa perlu untuk tidur. Jadi, tubuh perlu istirahat. 5) Pembentukan Rohani, kepercayaan dan ketaatan Kepercayaan, ketaatan, dan menghakimi orang lain (Mat. 7:1-6) Dalam bagian ini Yesus mengajarkan agarkita sadar akan diri sendiri bahwa kita adalah orang yang sudah diampuni dan terbebas dari hukuman dosa oleh karena kasih karunia Allah.
Dengan cara begitu pula kita harus memandang orang di sekeliling kita yaitu tidak menghakimi melainkan melihat mereka dengan kasih dan rindu mereka untuk merasakan kasih Tuhan juga. Kepercayaan, ketaatan, dan ketekunan mencari (Mat. 7:7-12). Yang menarik dalam bagian ini adalah Yesus seharusnya menjadi fokus utama dari semua pencarian dalam hidup. Penulis mengutip dalam buku Spiritual Formation yang menjelaskan bahwa semakin kita mencari Dia, semakin kita serupa dengan Dia. Semakin kita serupa dengan Dia, semakin kita memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan, karena kita ingin lebih memahami karunia Allah kepada kita.21 Disiplin ketaatan dan jalan yang sempit (Mat. 7:13-14) Pada intinya, jalan menuju hidup itu sangat sulit.Ada banyak duri, godaan, pencobaan, peristiwa dan keadaan yang menyusahkan.Itulah mengapa kita perlu setia meminta, mencari dan mengetuk kepada Allah.Walaupun jalan hidup itu sulit namun itu adalah jalan yang terbaik untuk bersama dengan Yesus.Itulah mengapa kita perlu bertahan dalam pembentukan rohani. Disiplin ketaatan dan buah yang dihasilkan (Mat. 7:15-23) Yesus menunjukkan bahwa hidup yang dijalani sesuai dengan kehendak Allah akan menghasilkan buah yang baik dan merekalah yang dikenal Allah. Itulah sebabnya kita perlu berhati-hati dengan nabi-nabi palsu.Intinya adalah relasi kita dengan Tuhan. Disiplin ketaatan dan dasar yang kuat (Mat. 7:24-29) Disiplin ketaatan berkaitan dengan melakukan firman Tuhan.Karena tidak cukup kita hanya sampai di mengetahui firman Allah saja. Oleh karena itu, mengikut Allah termasuk dengan kita taat akan firman Tuhan sehingga kita bisa membuat perbedaan dalam hidup. Dengan demikian kita pun menjadi contoh bagi orang lain. 6) Pembentukan Rohani dan keagungan Yesus Dalam bagian ini, penulis banyak diteguhkan untuk berjuang dan bertahan dalam formasi rohani. Dijelaskan dalam buku bahwa salib merupakan proses pembentukan rohani kita, yang diperlukan bagi keselamatan, dan kesembuhan. Oleh karena itu, bagi orang yang benar-benar sadar ia berdosa dan mau bertobat akan mengerti arti kasih karunia Yesus. Dalam pembentukan rohani jelas berhubungan dengan bagaimana kita mengubah kebiasaan yang 21
Ibid, 179.
buruk dan membiasakan hal yang baik.Di halaman 210 buku Spiritual Formation, penulis sengaja melingkari pertanyaan, apakah kita sungguh-sungguh beriman bahwa Yesus dapat membuang kebiasaan buruk kita?Ya, benar.Kekuatan iman bergantung perspektif iman yang sungguh-sungguh kepada Yesus. Pada prinsipnya, harga yang harus dibayar sama besarnya bagi semua orang Kristen: mati terhadap kepentingan pribadi, “kematian” setiap hari yang bisa sangat menyakitkan.22 Pembentukan rohani pastinya akan sangat sulit dan menyakitkan karena kita terbiasa dalam kehidupan yang tidak benar, terbiasa dengan hal yang jahat. Itulah sebabnya kita harus berusaha untuk mematikan kepentingan pribadi dan sungguh mencari Allah dan kemuliaanNya.
RENCANA PRIBADI UNTUK FORMASI ROHANI DAN DISIPLIN ROHANI Mempelajari formasi rohani bagi penulis adalah seperti sedang memandang cermin dan menilai seberapa besar bagian hidup saya di mana Tuhan dimuliakan.Bentuk-bentuk disiplin rohani yang dijelaskan sudah dilakukan oleh penulis.Namun penulis sadar bahwa sebagiannya dilakukan bukan sebagai sebuah disiplin.Inilah yang menjadi tantangan bagi penulis. Disiplin firman Allah Rencana penulis untuk disiplin ini dalam hal mendengar firman Allah adalah penulis akan mengganti sebagian waktu untuk mendengar musik dengan mendengarkan Alkitab. Maka waktunya bisa dilakukan sambil bekerja.Untuk pembacaan Alkitab, penulis berkomitmen untuk melakukan pembacaan Alkitab secara teratur di malam hari.Untuk pembacaan Alkitab penulis tidak menggunakan satu model tetapi membaca berurutan dari Kejadian-Wahyu, seperti yang diajarkan orangtua penulis.Untuk merenungkan firman Allah setiap hari, penulis menggunakan renungan yang dimasukkan dalam handphone.Renungan ini adalah renungan singkat untuk pagi, siang, dan malam.Untuk perenungan secara pribadi dan interaksi firman Allah maka penulis menyiapkan waktu di akhir minggu (Sabtu-Minggu) untuk merenungkan menyelidiki Alkitab secara khusus.Untuk menghafal ayat Alkitab, memang penulis akui ini terhenti selama
22
Ibid, 237.
beberapa waktu. Jadi, penulis akan mulai lagi menghafal ayat satu ayat satu hari. Target selanjutnya adalah menghafal satu perikop. Disiplin beribadah J. I. Packer sebagaimana dikutip oleh Pactrik Morley menuliskan bahwa penyembahan adalah seluruh persekutuan langsung kita dengan Tuhan: seruan, pemujaan, meditasi, iman, pujian, doa, dan penerimaan petunjuk dari firman-Nya, baik secara berjamaah atau secara pribadi.23Jadi, beribadah termasuk seluruh tindakan kita setiap hari untuk memfokuskan hati kita kepada Tuhan. Beribadah termasuk apa yang kita lakukan secara bersama (ibadah Minggu rutin) dan secara pribadi (saat teduh, doa, pujian, penyembahan). Untuk saat teduh, penulis memilih malam hari sebelum beristirahat. Membaca buku menjadi salah satu carabagi penulis dalam disiplin beribadah. Seringkali membaca buku membuat penulis untuk berfokus kepada Tuhan dan apa yang dimaksudkanNya melalui buku yang penulis baca. Kesannya seperti berbicara langsung kepada Tuhan.Dan dalam banyak kesempatan dengan membaca buku menaikkan gairah untuk Tuhan karena buku tersebut menantang penulis.Tentunya hal ini disamping pembacaan Alkitab.Mengapa hal ini sekaligus menjadi disiplin rohani karena dalam kuliah ada banyak laporan bacaan sehingga mau tidak mau tetap harus dibaca.Jadi, pembacaan ini menolong supaya bukan hanya sekadar dibaca saja tetapi dibaca dengan sungguh-sungguh. Disiplin berdoa Menarik Charles Spurgeon menuliskan bahwa sebagaimana bulan mempengaruhi pasang surutnya air laut, demikian juga doa mempengaruhi pasang surutnya kerinduan Anda untuk hidup menurut kemauan-Nya.24 Untuk disiplin doa, penulis membuat bahan-bahan doa secara teratur yang didoakan setiap harinya. Jadi, ada fokus doa untuk hari itu. Selain itu,ada juga doa-doa spontan yang didoakan hari itu. Intinya tidak hanya terpaut pada jam doa yang ditentukan namun setiap waktu berusaha untuk selalu berkomunikasi dengan Tuhan. Berdoa juga termasuk berdoa dengan teman yang menjadi partner doa. Selain itu, penulis biasanya menuliskan doa-doa pada catatan. Ini sangat membantu karena di mana suara tidak bisa keluar, 23
Patrick, Morley. 12 Kebiasaan Agar Tumbuh Dalam Kristus (Malang: Gandum Mas, 2009), 69. Donald S. Whitney. Disiplin Rohani 10 Pilar Penopang Kehidupan Kristen (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1994), 92. 24
ada tangan dan hati yang sementara menuliskan doa.Dan ini merupakan salah satu waktu terbaik penulis. Disiplin berpuasa Richard Foster menuliskan bahwa lebih dari disiplin lainnya, berpuasa menyatakan halhal yang menguasai kita.Ini adalah keuntungan besar bagi murid sejati yang ingin sekali diubah menjadi serupa dengan gambar Yesus Kristus.25Untuk disiplin ini, di akhir-akhir ini menjadi sedikit sulit bagi penulis karena kebiasaan ini terhenti untuk beberapa waktu.Namun penulis sungguh sadar bahwa kurangnya berpuasa membuat penulis sulit mengendalikan diri terutama soal makan.Jadi, penulis berkomitmen untuk memulainya lagi dengan puasa seminggu sekali.Juga kedepannya satu kali sebulan untuk berpuasa penuh.Target penulis adalah mempersiapkan waktu di mana penulis akan berpuasa makan siang. Selain itu, penulis juga berkomitmen untuk puasa elektronik sebulan 2 kali, untuk belajar mengurangi ketergantungan terhadap handphone.Sehingga punya banyak waktu untuk berfokus kepada Tuhan. Disiplin memberi Dalam buku Spiritual Formation dijelaskan bahwa pemberian yang benar dan adil muncul dari rasa belas kasihan dan kebaikan, bukan dari keinginan untuk mencari upah apapun. 26 Motivasi memberi bukan untuk mendapat berkat.Tetapi memberi merupakan ungkapan syukur kepada Allah.Untuk disiplin memberi, penulis dengan teratur memberi persepuluhan.Penulis berkomitmen untuk membantu orang lain yang membutuhkan, sesuai keadaan dengan tuntunan Roh Kudus. Tentu saja, pemberian bukan hanya soal uang saja tetapi hal juga yang bisa dibagikan yang membantu orang lain. Disiplin kepercayaan, ketaatan Dalam disiplin ketaatan, dijelaskan agar kita tidak menghakimi, dan juga tidak khawatir melainkan berfokus kepada Yesus dengan menghasilkan buah yang baik sesuai kehendak Allah.Maka penulis berkomitmen untuk belajar tidak menghakimi orang lain. Seringkali hal itu alami terjadi, namun penulis akan mencoba untuk berfokus kepada Yesus baik dalam ibadah, pekerjaan, termasuk waktu istirahat, waktu santai. Dalam ibadah, kadang penulis tergoda untuk mulai menilai gereja dan jemaat yang ujungnya ada menghakimi juga.Selain itu, belajar untuk 25 26
Richard, Foster. Tertib Rohani, Sudahkah Anda Menapakinya?(Malang: Gandum Mas, 1990), 84. Andrew Brake. Spiritual Formation Menjadi Serupa dengan Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 2014), 116.
tidak khawatir.Walaupun itu adalah kecederungan manusia, tetapi penulis berkomitmen, setiap kali khawatir maka penulis harus berdoa.Itulah sebabnya disiplin ketaatan ini akan terus dilatih. Disiplin tubuh Untuk disiplin tubuh, penulis memasukkannya karena ini penting bagi penulis secara pribadi.Selain terkait dengan hal disiplin berpuasa, disiplin tubuh menunjukkan kesehatan rohani seseorang juga. Penulis berkomitmen untuk mengatur waktu tidur dengan baik, 7 jam sehari. Termasuk dengan waktu untuk makan.Hari Sabtu menjadi hari istirahat bagi penulis. Satu hal yang menjadi target dalam waktu dekat adalah penulis akan mengambil waktu untuk berolahraga. Saat ini pekerjaan dan tugas mengambil banyak waktu sehingga kurang waktu berolahraga.Penulis sadar bahwa olahraga penting bagi kesehatan.
RENCANA FORMASI ROHANI DALAM PELAYANAN UNTUK ORANG LAIN Allah membentuk kita menjadi serupa dengan Kristus, tetapi Ia juga membentuk kita sedemikian rupa, sehingga dapat menjadi cocok satu sama lain. Agar dapat merefleksikan Kristus
lebih
sempurna,
maka
relasi
kita
dengan
sesama
Kristen
haruslah
dipertumbuhkan.27Oleh karena itulah dalam kelas dijelaskan bahwa formasi rohani bukanlah dimaksudkan untuk diri sendiri saja tetapi formasi rohani juga untuk orang lain. Pertumbuhan rohani yang sejati, yang berpolakan kehidupan Kristus, berarti mencari kebutuhan dan kesenangan orang lain lebih daripada diri kita sendiri (Fil. 2:21-22).28 Disiplin beribadah Donald Whitney menjelaskan bahwa Tuhan menghendaki umat-Nya secara tetap dan teratur beribadah secara bersama-sama dalam kebaktian (Ibr. 10:25).Kekristenan bukanlah pengasingan diri.Gereja digambarkan sebagai tubuh (I Kor 12:12), bangunan (Ef. 2:21) dan anggota keluarga Allah (Ef. 2:19). Ada hal-hal tertentu dalam kebaktian bersama yang akan Anda alami hanya kalau Anda berbakti bersama. Ada berkat-berkat tertentu yang Tuhan curahkan hanya dalam ibadah bersama.29Oleh sebab itu kita harus mendisiplin diri untuk setia
27
Sinclair Ferguson. Bertumbuh dalam Anugerah (Surabaya: Momentum, 2010), 73. Ibid, 82. 29 Donald S. Whitney. Disiplin Rohani 10 Pilar Penopang Kehidupan Kristen (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1994), 106. 28
beribadah bersama orang-orang Kristen lainnya. Andrew Brake menuliskan bahwa kadangkadang mudah sekali kita bersikap seperti orang Farisi dalam hal pergi ke gereja, melihat gedung dan lupa untuk memperhatikan keperluan satu sama lain. Kita harus bersama-sama saling mendidik dan membangun, dan kadang-kadang hal itu mungkin berarti kurang melakukan pelayanan ibadah dan lebih banyak bersekutu yang tulus diluar konteks pertemuan ibadah.30Untuk disiplin beribadah tentunya penulis secara teratur beribadah di gereja.Dan beribadah di luar gereja, di tempat kerja, kampus, keluarga, dan lain-lain.Selalu berusaha menyadari bahwa seluruh hidup ini merupakan ibadah kepada Tuhan (Rom. 12:1-2). Disiplin berdoa Patrick Morley menulis dalam bukunya, kita semua pernah mengalami kehidupan yang tidak berjalan dengan baik. Jika itu terjadi maka kita harus percaya bahwa doa adalah penggunaan waktu yang paling ampuh dan efisien.31Seringkali yang menghalangi orang berdoa adalah terbatasnya waktu, apalagi berdoa secara kelompok. Padahal sebenarnya doa sangat efisien. Yang penulis lakukan dalam disiplin doa bersama adalah penulis berkomitmen untuk pertemuan belajar Alkitab setiap minggu dan juga berdoa bersama. Di sini penulis mendapat banyak pelajaran dan juga saling menguatkan melalui berdoa bersama.Selain itu, penulis bertemu dengan kelompok doa di kampus untuk berdoa bersama. Penulis menyadari bahwa penulis jarang mengikuti ibadah doa di gereja karena alasan waktu. Namun, penulis akan berusaha untuk mengikuti ibadah doa di gereja. Di mulai sebulan satu atau dua kali.Selain itu, penulis sangat tertolong dengan memiliki partner doa dengan teman sekamar di asrama. Jadi, penulis menjadwalkan berdoa bersama dengan mereka juga. Disiplin pelayanan Richard Foster menulis, tidak ada seorang pun yang bisa mendisiplinkan keinginan daging kecuali pelayanan, dan tak ada sesuatu pun yang mengubah keinginan daging itu selain siap melayani tanpa diperhatikan orang. 32 Untuk disiplin pelayanan, selain terlibat dalam pelayanan gereja secara aktif dan teratur maka target penulis akan mementori satu orang dan menolong dia bisa bertumbuh dalam formasi rohani. Sama halnya dengan penulis yang 30
Andrew Brake. Spiritual Formation Menjadi Serupa dengan Kristus (Bandung: Kalam Hidup, 2014), 26. Patrick, Morley. 12 Kebiasaan Agar Tumbuh Dalam Kristus (Malang: Gandum Mas, 2009), 65. 32 Richard, Foster. Tertib Rohani, Sudahkah Anda Menapakinya?(Malang: Gandum Mas, 1990), 198. 31
dimentori juga.Patrick Morley juga menjelaskan bahwa pelayanan muncul ketika ada kebutuhan untuk mengasihi sesama, maka ekspresinya tidak terbatas seperti khayalan kita.Melayani adalah sesuatu yang lumrah seperti kebutuhan-kebutuhan praktis, hal itu harus dipenuhi, itulah alasannya mengapa melayani harus menjadi satu disiplin dan itu harus dipelihara.33 Jadi, sebagian besar pelayanan dilakukan ketika orang diluar gereja, apakah ia bekerja, belajar, atau melakukan apa saja, dan tidak terfokus pada pelayanan di gereja saja. Maka penulis selalu berusaha untuk terus peka dengan keadaan di mana seseorang mungkin membutuhkan pelayanan. Disiplin kesaksian Tugas bersaksi merupakan tanggung jawab setiap orang Kristen. Itulah yang Tuhan lakukan ketika ia melihat orang banyak, dan berkata tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit (Mat. 9:37-38). Itulah sebabnya Ia memerintahkan setiap murid Kristus untuk bersaksi, melakukan tugas penginjilan (Mat. 28:18-20). Karena penulis menghabiskan sebagian besar waktu di kampus, maka penulis menjadi mentor untuk kelompok penginjilan yang terdiri dari beberapa mahasiswa baru di kampus. Ini akan penulis lakukan secara teratur untuk menolong orang belajar bersaksi sekaligus penulis juga akan bersaksi. Hal lain yang penulis lakukan adalah membuat catatan-catatan formasi rohani. Mengapa ini termasuk dalam formasi rohani bagi orang lain karena penulis rindu memberkati orang lain melalui tulisan juga.
PENUTUP Saya akan mengakhiri makalah ini dengan mengutip doa yang dituliskan oleh Henry Scougal yang diberi judul “Doa agar menjadi serupa dengan Kristus”. Selama kehidupannya, Scougal terfokus pada tujuan untuk menolong orang lain mengenal Kristus dan memperoleh kebahagiaan di dalam Dia. Tulisannya telah menginspirasikan banyak tokoh besar dalam sejarah gereja.Doa ini pun menginspirasikan penulis sekaligus menjadi doa pribadi untuk tetap setia dalam pembentukan rohani ini sampai menjadi serupa dengan Kristus. Bahkan doa ini mendorong penulis untuk menginspirasi banyak orang lain bertumbuh dalam formasi rohani.
33
Patrick, Morley. 12 Kebiasaan Agar Tumbuh Dalam Kristus (Malang: Gandum Mas, 2009), 174.
“Bapa, Engkau sungguh mulia dan tak terbatas.Engkau adalah Pencipta seluruh kehidupan dan Sumber segala sukacita. Tetapi kami orang berdosa hampir tidak mengenalMu dan tidak tahu bagaimana cara menyenangkan hati-Mu. Kami berbicara tentang kekristenan dan bersikap seolah-olah kami adalah orang Kristen, tetapi sangat sedikit dari kami yang sungguh-sungguh mengetahui apa arti semua itu. Kami mudah sekali melakukan kesalahan dan menganggap keinginan daging yang alam, serta perbuatan yang kami lakukan karena kasih pada diri sendiri, sebagai kehidupan rohani.Sesungguhnya, hanya anugerah-Mulah yang membuat kami layak dalam pandangan mata-Mu.Aku pantas mendapatkan penderitaan.Aku telah berkelana begitu lama di daratan yang penuh dengan bayangan kekudusan yang hampa dan gambaran iman yang palsu. Aku memuji-Mu karena kasih-Mu Engkau telah membuka mataku dan mengizinkanku untuk melihat bagaimana seharusnya aku bersikap.Aku bersukacita karena Engkau memiliki kuasa untuk mengubah hatiku.Dan aku bersukacita karena Engkau memberikan kebenaran pada orang-orang yang Kau pilih untuk Kau selamatkan. Sungguh indah kemurahan-Mu yang telah mengirimkan Kristus untuk mengajarkan kepada kami melalui teladan hidup-Nya bagaimana seharusnya kami bersikap! Oh, semoga kehidupan Yesus yang kudus selalu tertanam dalam pikiranku sampai aku menjadi serupa dengan Dia. Biarlah aku tidak berhenti mencari Dia sebelum kehidupan ilahi mengalir dalam jiwaku dan Kristus hidup di dalam diriku. Amin.”34 DAFTAR PUSTAKA Brake, Andrew. Spiritual Formation Menjadi Serupa dengan Kristus. Bandung: Kalam Hidup, 2014. Foster, Richard. Tertib Rohani, Sudahkah Anda Menapakinya?. Malang: Gandum Mas, 1990. Lane, Timothy S & Paul D, Tripp.Bagaimana Orang Berubah. Surabaya: Momentum, 2011. Morley, Patrick. 12 Kebiasaan Agar Tumbuh Dalam Kristus. Malang: Gandum Mas, 2009. Sanders, Oswald J.Kedewasaan Rohani.Bandung: Kalam Hidup, 1990. Sinclair Ferguson. Bertumbuh dalam Anugerah. Surabaya: Momentum, 2010. Scougal, Henry& Robert Leighton.God’s Abudant Life Hidup yang Berlimpah di dalam Allah. Surabaya: Momentum, 2005.
34
Henry Scougal & Robert Leighton.God’s Abudant Life Hidup yang Berlimpah di dalam Allah (Surabaya: Momentum, 2005), 30-31.
Whitney, Donald S. Disiplin Rohani 10 Pilar Penopang Kehidupan Kristen. Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1994.